persaingan usaha dan jasa konstruksi oleh kppuinvestasiinfrastruktur.net/file/1328011238persaingan...
TRANSCRIPT
1
PERSAINGAN USAHA
dan
JASA KONSTRUKSI
2011
Cakupan Presentasi
1. Persaingan Usaha yang Sehat Dan
KPPU
2. Persaingan Pasar Jasa Konstruksi
3. Masalah Umum Persaingan Usaha
Dalam Sektor Jasa Konstruksi
4. Persaingan Usaha dan Pengadaan
Barang dan Jasa
Report Tahun 2010-2011
World Global
Competitiveness Report
Ranking Indonesia
Faktor-Faktor yang masih dipresesipkan bermasalah
Ketersediaan Infrastruktur masih menjadi No. 3 yang dianggap bermasalah
Infrastruktur apa?2008/09
2009/10
2010/11
Persaingan Usaha
UU No.5/1999 dan KPPU
9
Undang-Undang Persaingan Usaha
Persaingan usaha yang sehat diatur menurut
ketentuan:
UNDANG – UNDANG NO. 5 TAHUN 1999 TENTANG
LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN
PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT
yang bertujuan untuk memelihara pasar kompetitif dari
pengaruh kesepakatan dan konspirasi yang cenderung
mengurangi dan atau menghilangkan persaingan.
10
Latar Belakang
Terbitnya UU No. 5 Th. 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat:
1. Masyarakat belum mampu berpartisipasi dalam peluangusaha yang ada;
2. Perkembangan usaha swasta diwarnai oleh berbagaibentuk kebijakan pemerintah yang kurang tepat;
3. Adanya hubungan antara pengambil keputusan denganpara pelaku usaha;
4. Para pengusaha yang dekat dengan elit kekuasaanmendapatkan kemudahan yang berlebihan;
5. Kurangnya daya saing pelaku usaha di pasaran dalam danluar negeri;
6. Kebutuhan akan adanya Peraturan mengenai PersainganUsaha yang Sehat;
7. Diajukan oleh DPR dengan menggunakan Hak Inisiatif.
11
Tujuan Pembentukan UU No. 5 Th. 1999
Tujuan UU No. 5 Tahun 1999 (Pasal 3):
1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;
2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil;
3. Mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha;
4. Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
UU No. 5/1999 adalah persaingan UU No. 5/1999 adalah persaingan ssehat bukan persaingan bebasehat bukan persaingan bebas
Membenarkan perlindungan kepentingan Membenarkan perlindungan kepentingan nasionalnasional (n(national interestational interest))
sebagaimana diatursebagaimana diatur pasal 33 (2) jis Pasal 3 (1) dan pasal 51 dengan pasal 33 (2) jis Pasal 3 (1) dan pasal 51 dengan
kebijakankebijakan persainganpersaingan ((competition policycompetition policy)) berupa :berupa :
membolehkanmembolehkan negaranegara menunjukmenunjuk lembaga/institusilembaga/institusi tertentutertentu (khususnya(khususnyaBUMN)BUMN) untukuntuk memonopolimemonopoli sektorsektor tertentutertentu sepanjangsepanjang ttidakidakmengeksploitasimengeksploitasi konsumekonsumenn;; mmengecualikanengecualikan UsahaUsaha KecilKecil dandanKoperasiKoperasi
National Interest versus Persaingan Bebas
13
MANFAATMANFAATMANFAATMANFAATMANFAATMANFAATMANFAATMANFAAT
UU NO. 5/1999UU NO. 5/1999UU NO. 5/1999UU NO. 5/1999UU NO. 5/1999UU NO. 5/1999UU NO. 5/1999UU NO. 5/1999
Efisiensi
alokasi sumber
daya
Membuka pasar
sehingga kesempatan
bagi pelaku usaha
menjadi lebih banyak
Menciptakan inovasi dalam
perusahaan
Menjadikan harga barang dan
jasa ideal, secara kualitas
maupun biaya produksi
Konsumen tidak lagi
diperdaya dengan
harga tinggi tetapi
kualitas seadanya,
yang lazim ditemui
pada pasar monopoli
Keragaman produk dan harga
dapat memudahkan konsumen
menentukan pilihan
Konsumen tidak lagi menjadi
korban posisi produsen
sebagai “price taker
Kebutuhan
konsumen dapat
dipenuhi karena
produsen telah
meningkatkan
kualitas dan
layanannya
Manfaat UU No. 5/1999
14
Substansi UU No. 5/1999
KETENTUAN UMUM Pasal 1
ASAS DAN TUJUAN Pasal 2-3
PERJANJIAN YANG DILARANG Pasal 4-16
KEGIATAN YANG DILARANG Pasal 17-24
POSISI DOMINAN Pasal 25-29
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Pasal 30-37
TATA CARA PENANGANAN PERKARA Pasal 38-49
PENGECUALIAN Pasal 50-51
15
KPPU sebagai Instrumen Ekonomi
Pemerintah/Regulat
or:
Hapus ekonomi
biaya tinggi
Reformasi Regulasi
Implementasi
Kebijakan
Persaingan
Percepatan
pembangunan
infrastruktur
Pembangunan
ekonomi dan
pencapaian target
pertumbuhan
ekonomi yang
seimbang berkeadilan
dan berkelanjutan
Pelaku Usaha :
Tingkatkan
efisiensi,
produktifitas dan
daya saing;
Bersaing secara
sehat;
Good Corporate
Governance
KPPU:
Monitoring Pelaku Usaha
Kajian Industri dan Perdagangan
Evaluasi Kebijakan Pemerintah
Sosialisasi UU No 5 Tahun 1999
Advokasi
Penanganan Perkara
16
Tugas KPPU
a.Melakukan penegakan hukum persaingan
a.Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan
pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat;
17
• Kebijakan hakekatnya merupakan domain kerja Pemerintah melalui berbagai instansinya dan badan regulator.– Departemen-Departemen Sektor Teknis
– Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi
– Komisi Penyiaran Indonesia
– Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia
– Pemerintah Daerah
• Tugas KPPU Agar kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan
badan regulator tidak mendistorsi nilai-nilai persaingan
usaha yang sehat dalam setiap sektor
KEBIJAKAN PERSAINGAN
Persaingan Pasar Jasa Konstruksi
19
- Didominasi pelaku usaha besar
Dikarenakan adanya kebutuhan pendanaan yang relatif besar dan juga pool of resources yang memungkinkan tercapainya skala ekonomis.
- Lokal vs Asing
Keduanya memiliki segmen pasarnya masing-masing terutama berkaitan dengan infrastruktur di sektor migas
-Hambatan untuk masuk ke pasar cukup besar bagi pelaku usaha baru sehingga pertambahan pelaku usaha di sektor jasa konstruksi cenderung sangat minim
- Reputasi yang dimiliki oleh pelaku usaha memainkan peran yang sangat penting
Karakteristik Pangsa Pasar Jasa Konstruksi
Masalah Umum Persaingan Usaha Dalam Sektor Jasa Konstruksi
21
� Masalah Perilaku Pelaku Usaha
Hasil kajian KPPU memperlihatkan bahwa dalam industri jasa konstruksi pelaku usaha berpotensi untuk melakukan pelanggaran terhadap UU No.5/1999 dalam beberapa bentuk
� Kolusi Tender;
� Kartel;
� Pemboikotan;
� Menciptakan entry barrier melalui proses sertifikasi;
� Menjadikan keanggotaan asosiasi sebagai entry barrier
Masalah Umum Persaingan Usaha Dalam Sektor Jasa Konstruksi
22
Beberapa potensi penyalahgunaan kewenangan
Lembaga dalam Persaingan di Industri Jasa
Konstruksi:
a) Kewenangan Asosiasi mengeluarkan sertifikat
digunakan sebagai alat untuk mendiskriminasi
Pelaku Usaha pesaing, dengan cara:
• Sertifikat hanya diberikan kepada pelaku
usaha yang berada di kelompok tertentu.
• Persyaratan sertifikat menjadi Entry Barrier
bagi pelaku usaha pesaing
Masalah Umum Persaingan Usaha Dalam Sektor JasaKonstruksi
23
b) Kecenderungan untuk membentuk asosiasi
tertentu dengan ruang lingkup pekerjaan yang
semakin spesifik:
• Dorongan kehadiran asosiasi untuk
menciptakan peluang memenangkan tender
• Asosiasi baru dimanfaatkan untuk tujuan
tertentu: Asosiasi Perawatan Bangunan
Indonesia, Asosiasi Kontraktor Air Indonesia,
Asosiasi Aspal Beton Indonesia
• Bahkan AABI telah mempraktekkan diri
menjadi kartel (Medan). Perkara ini pernah
ditangani oleh KPPU.
Masalah Umum Persaingan Usaha Dalam SektorJasa Konstruksi
PERSAINGAN SEHAT DALAM PERSAINGAN SEHAT DALAM PENGADAAN BARANG/JASAPENGADAAN BARANG/JASA
Prinsip Dalam TenderPrinsip Dalam Tender
PrinsipPrinsip--prinsip dalam tender:prinsip dalam tender:
Bersifat terbuka atau transparan dan diumumkan secara Bersifat terbuka atau transparan dan diumumkan secara luasluas
Bersifat nonBersifat non--diskriminatif dan dapat diikuti oleh semua diskriminatif dan dapat diikuti oleh semua pelaku usaha dengan kompetensi yang samapelaku usaha dengan kompetensi yang sama
Tidak memuat persyaratan dan spesifikasi teknis atau Tidak memuat persyaratan dan spesifikasi teknis atau merek yang mengarah kepada pelaku usaha tertentumerek yang mengarah kepada pelaku usaha tertentu
DefinisiDefinisi TenderTender
Tender adalah:Tender adalah:
Tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu Tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan barangpekerjaan, untuk mengadakan barang--barang, atau barang, atau untuk menyediakan jasa.untuk menyediakan jasa.
Pengertian tender tersebut mencakup tawaran Pengertian tender tersebut mencakup tawaran mengajukan harga untuk memborong atau mengajukan harga untuk memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan, mengadakan barang melaksanakan suatu pekerjaan, mengadakan barang dan atau jasa, membeli barang dan atau jasa serta dan atau jasa, membeli barang dan atau jasa serta menjual suatu barang dan atau jasamenjual suatu barang dan atau jasa
PersekongkolanPersekongkolan atauatau konspirasikonspirasi usahausaha adalahadalah bentukbentuk kerjasamakerjasamayangyang dilakukandilakukan oleholeh pelakupelaku usahausaha dengandengan pelakupelaku usahausaha lainlaindengandengan maksudmaksud untukuntuk menguasaimenguasai pasarpasar bersangkutanbersangkutan bagibagikepentingankepentingan pelakupelaku usahausaha yangyang bersekongkolbersekongkol..
PersekongkolanPersekongkolan yangyang dimaksuddimaksud berupaberupa ::mengaturmengatur dandan atauatau menentukanmenentukan pemenangpemenang tendertender;;bbersekongkolersekongkol untukuntuk mendapatkanmendapatkan informasiinformasi kegiatankegiatan usahausaha
pesaingpesaing yangyang dikladiklasifikasikansifikasikan sebagaisebagai rahasiarahasia perusahaanperusahaan;;bersekongkolbersekongkol untukuntuk mendapatkanmendapatkan informasiinformasi kegiatankegiatan usahausaha
pesaingnyapesaingnya yangyang diklasifikasikandiklasifikasikan sebagaisebagai rahasiarahasiaperusahaanperusahaan;;
menghambatmenghambat produksiproduksi dandan atauatau pemasaranpemasaran barangbarang dandan atauataujasajasa pelakupelaku usahausaha pesaingpesaing dengandengan maksudmaksud agaragar barangbarang dandanatauatau jasajasa yangyang ditawarkanditawarkan atauatau dipasokdipasok didi pasarpasarbersangkutanbersangkutan menjadimenjadi berkurangberkurang baikbaik daridari jumlah,jumlah, kualitas,kualitas,maupunmaupun ketepatanketepatan waktuwaktu yangyang dipersyaratkandipersyaratkan..
Definisi Persekongkolan
Tender Tender PengadaanPengadaan BarangBarang//JasaJasa
TenderTender pengadaanpengadaan BarangBarang // jasajasa dapatdapat dilakukandilakukan
melaluimelalui::
TenderTender terbukaterbuka;;
TenderTender terbatasterbatas;;
PelelanganPelelangan UmumUmum
PelelanganPelelangan TerbatasTerbatas
PersekongkolanPersekongkolan TenderTender
PersekongkolanPersekongkolan TenderTender pengadaanpengadaan barang/jasabarang/jasa
diaturdiatur dalamdalam PasalPasal 2222 UUUU NoNo.. 55 TahunTahun 19991999 yaituyaitu::
“Pelaku“Pelaku usahausaha dilarangdilarang bersekongkolbersekongkol dengandengan pihakpihak
lainlain untukuntuk mengaturmengatur dandan atauatau menentukanmenentukan pemenangpemenang
tendertender sehinggasehingga dapatdapat mengakibatkanmengakibatkan terjadinyaterjadinya
persainganpersaingan usahausaha tidaktidak sehat”sehat”
PersekongkolanPersekongkolan TenderTender
PersekongkolanPersekongkolan dapatdapat dilakukandilakukan berupaberupa::
•• KerjasamaKerjasama antaraantara duadua pihakpihak atauatau lebihlebih;;
•• SecaraSecara terangterang--teranganterangan maupunmaupun diamdiam--diamdiam melakukanmelakukan
tindakantindakan penyesuaianpenyesuaian dokumendokumen dengandengan pesertapeserta lainnyalainnya;;
•• MembandingkanMembandingkan dokumendokumen tendertender sebelumsebelum penyerahanpenyerahan;;
•• MenciptakanMenciptakan persainganpersaingan semusemu;;
•• MenyetujuiMenyetujui atauatau memfasilitasimemfasilitasi terjadinyaterjadinya persekongkolanpersekongkolan;;
•• TidakTidak menolakmenolak melakukanmelakukan suatusuatu tindakantindakan meskipunmeskipun
mengetahuimengetahui atauatau sepatutnyasepatutnya mengetahuimengetahui bahwabahwa tindakantindakan
tersebuttersebut dilakukandilakukan dilakukandilakukan untukuntuk mengaturmengatur dalamdalam rangkarangka
memenangkanmemenangkan pesertapeserta tendertender tertentutertentu;;
•• PemberianPemberian kesempatankesempatan eksklusifeksklusif oleholeh penyelenggarapenyelenggara
tendertender atauatau pihakpihak terkaitterkait secarasecara langsunglangsung maupunmaupun tidaktidak
langsunglangsung kepadakepada pelakupelaku usahausaha yangyang mengikutimengikuti tender,tender,
dengandengan caracara melawanmelawan hukumhukum
Unsur mengatur dan atau menetukan pemenang tender Unsur mengatur dan atau menetukan pemenang tender
dengan cara:dengan cara:
“ suatu perbuatan para pihak yang terlibat dalam proses “ suatu perbuatan para pihak yang terlibat dalam proses
tender secara bersekongkol yang bertujuan untuk tender secara bersekongkol yang bertujuan untuk
menyingkirkan pelaku usaha lain sebagai pesaingnya menyingkirkan pelaku usaha lain sebagai pesaingnya
dan/atau untuk memenangkan peserta tender tertentu dan/atau untuk memenangkan peserta tender tertentu
dengan berbagai cara”. Pengaturan dan atau penentuan dengan berbagai cara”. Pengaturan dan atau penentuan
pemenang tender tersebut antara lain dilakukan dalam pemenang tender tersebut antara lain dilakukan dalam
hal penetapan kriteria pemenang, persyaratan teknik, hal penetapan kriteria pemenang, persyaratan teknik,
keuangan, spesifikasi, proses tender, dan sebagainyakeuangan, spesifikasi, proses tender, dan sebagainya
PersekongkolanPersekongkolan TenderTender
Ada 3 bentuk persekongkolan tender:
Persekongkolan horisontal;
Persekongkolan vertikal;
Persekongkolan horishontal dan vertikal
Bentuk Persekongkolan
Bentuk Persekongkolan
Persekongkolan horisontal adalah persekongkolan yang terjadi antara pelaku usaha
atau penyedia barang dan jasa dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang
dan jasa pesaingnya
Bentuk Persekongkolan
Persekongkolan vertikal adalah persekongkolan yang terjadi antara salah satu
atau beberapa pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan panitia tender
atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemberi pekerjaan
Bentuk Persekongkolan
Gabungan persekongkolan horisontal dan vertikal adalah persekongkolan antara
panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik atau
pemberi pekerjaan dengan pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa
Tender Yang Berpotensi Melanggar Menurut UU No. 5 Tahun 1999
Tender yang berpotensi menciptakan persaingan usaha tidak
sehat atau menghambat persaingan usaha:
• Tender yang bersifat tertutup atau tidak transparan dan tidak diumumkan secara luas, sehingga mengakibatkan para pelaku usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi tidak dapat mengikuti;
• Tender bersifat diskriminatif dan tidak dapat diikuti oleh semua pelaku usaha dengan kompentensi yang sama;
• Tender dengan persyaratan dan spesifikasi teknis atau merek yang mengarah kepada pelaku usaha tertentu sehingga menghambat pelaku usaha lain untuk ikut.
Indikasi Persekongkolan Tender
Ada 14 (empat belas) indikasi persekongkolan tender yaitu:
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat perencanaan;
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat pembentukan Panitia;
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat prakualifikasi perusahaan
atau pra lelang
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat pembuatan persyaratan
untuk mengikuti tender/lelang maupun pada saat penyusunan
dokumen tender/lelang yang mengarah kepada pelaku usaha tertentu
terkait dengan spesifikasi barang, mutu, kapasitas dan waktu
penyerahan yang harus dipenuhi;
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat pengumuman
tender/lelang;
Indikasi Persekongkolan Tender
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat pengambilan dokumen
tender/lelang;
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat penentuan harga
perkiraan sendiri atau harga dasar lelang;
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat penjelasan tender atau
open house lelang;
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat penyerahan dan
pembukaan dokumen atau kotak penawaran tender/lelang;
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat evaluasi dan penetapan
pemenang tender/lelang;
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat pengumuman calon
pemenang;
Indikasi Persekongkolan Tender
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat pengajuan sanggahan;
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat penunjukkan pemenang
tender/lelang dan penandatanganan kontrak;
• Persekongkolan tender dilakukan pada saat pelaksanaan dan
evaluasi pelaksanaan
Dampak Persekongkolan
KPPU menemukan pelanggaran
pasal 22
UU No.5 Tahun 1999
Jangka Panjang :
Menimbulkan kerugian pada
negara (dalam tender pemerintah)
karena praktek persekongkolan
tender pada umumnya berujung
pada penggembungan (mark up)
anggaran sehingga dapat
mengakibatkan biaya ekonomi
tinggi
Jangka Pendek :
Menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan
bertentangan dengan tujuan dilaksanakannya tender
yaitu untuk memberikan kesempatan yang sama
kepada pelaku usaha dalam menawarkan barang dan
atau jasa pada harga dan kualitas yang bersaing
Dampak Persekongkolan
Dampak persekongkolan tender adalah:Dampak persekongkolan tender adalah:
•• Konsumen atau pemberi kerja membayar harga yang lebih mahal Konsumen atau pemberi kerja membayar harga yang lebih mahal
daripada yang sesungguhnya;daripada yang sesungguhnya;
•• Barang atau jasa yang diperoleh (baik dari sisi mutu, jumlah, Barang atau jasa yang diperoleh (baik dari sisi mutu, jumlah,
waktu, maupun nilai) seringkali lebih rendah dari yang akan waktu, maupun nilai) seringkali lebih rendah dari yang akan
diperoleh apabila tender dilakukan secara jujur;diperoleh apabila tender dilakukan secara jujur;
•• Terjadi hambatan pasar bagi peserta potensial yang tidak Terjadi hambatan pasar bagi peserta potensial yang tidak
memperoleh kesempatan untuk mengikuti dan memenangkan memperoleh kesempatan untuk mengikuti dan memenangkan
tender;tender;
•• Nilai proyek (untuk tender pengadaan jasa) menjadi lebih tinggi Nilai proyek (untuk tender pengadaan jasa) menjadi lebih tinggi
akibat mark up yang dilakukan oleh pihakakibat mark up yang dilakukan oleh pihak--pihak yang pihak yang
bersekongkol.bersekongkol.
42
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHAJl. Ir. H. Juanda No. 36, Jakarta Pusat, 10120
Tel. +62-21-3519144, Fax. +62-21-3507008 http://www.kppu.go.id , e-mail : [email protected]
TERIMA KASIHTERIMA KASIH
PersainganPersainganPersainganPersainganPersainganPersainganPersainganPersaingan SehatSehatSehatSehatSehatSehatSehatSehat SejahterakanSejahterakanSejahterakanSejahterakanSejahterakanSejahterakanSejahterakanSejahterakan RakyatRakyatRakyatRakyatRakyatRakyatRakyatRakyat