eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id...

159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi Analisis Isi Perbandingan Pemberitaan Presiden RI Periode Pra Reformasi, Reformasi, dan Paska Reformasi pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari - Maret Tahun 1995, 1999 dan 2005) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: Kurnia Yuniarwan D1208581 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 03-Jun-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI

LEMBAGA KEPRESIDENAN

(Studi Analisis Isi Perbandingan Pemberitaan Presiden RI Periode Pra Reformasi,

Reformasi, dan Paska Reformasi pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode

Januari - Maret Tahun 1995, 1999 dan 2005)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan

Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh:

Kurnia Yuniarwan

D1208581

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN

(STUDI ANALISIS ISI PERBANDINGAN PEMBERITAAN PRESIDEN RI

PERIODE PRA REFORMASI, REFORMASI, DAN PASKA REFORMASI PADA

HALAMAN DEPAN SURAT KABAR KOMPAS PERIODE JANUARI - MARET

TAHUN 1995, 1999 DAN 2005)

Karya :

Nama : Kurnia Yuniarwan

NIM : D1208581

Konsentrasi : Ilmu Komunikasi

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi pada jurusan

Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D. Drs. Kandyawan

NIP. 19540805 198503 1 002 NIP. 196 10413 199003 1 002

Page 3: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh panitia penguji skripsi progran Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Hari :

Tanggal :

Tim penguji Skripsi :

Ketua : Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D ( )

196 00813 198702 2 001

Sekretaris : Mahfud Anshori, S.Sos.MSi ( )

19790908 200312 1 001

Penguji I : Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D. ( )

19540805 198503 1 002

Penguji II : Drs. Kandyawan ( )

19610413 199003 1 002

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D.

NIP. 19540805 198503 1 002

Page 4: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Ilmu Komunikasi Swadana Transfer

PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN

(Studi Analisis Isi Perbandingan Pemberitaan Presiden RI Periode Pra Reformasi,

Reformasi, dan Paska Reformasi pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode

Januari - Maret Tahun 1995, 1999 dan 2005)

Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian, serta belum

pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Hal-hal yang

bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam

daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta, Agustus 2011

Kurnia Yuniarwan

D1208581

Page 5: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

(Thomas Alva Edison)

Page 6: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini bagi :

Kedua orang tuaku tercinta

Saudara-saudaraku terkasih

Orang-orang didekatku

Atas kasih semangat yang diberikan padaku, hingga bisa membuatku berdiri tegak

menghadapi tantangan hidup ini

Page 7: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

KURNIA YUNIARWAN, D1208581. PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi Analisis Isi Perbandingan Pemberitaan Presiden RI Periode Pra Reformasi, Reformasi, dan Paska Reformasi Pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari - Maret Tahun 1995, 1999 dan 2005). Skripsi. Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Kompas adalah surat kabar nasional yang mempunyai jangkauan diseluruh wilayah Indonesia. Kompas menempatkan dirinya sebagai forum dialog, yang merupakan tempat meleburnya perbedaan dengan cara memberi ruang seluas-luasnya untuk kelebihan dan meminimalisir kekurangan orang perorang.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode analisa isi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan isi pesan komunikasi atau mengungkap kecenderungan yang ada pada isi pesan komunikasi yaitu isi berita tentang Presiden di halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, 2005. Dilihat dari tema berita, sumber berita, arah berita, dan jenis isi berita. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan tersebut, data dianalisis dengan menggunakan test uji beda chi square.

Dengan tes uji beda chi square, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara isi berita tentang Presiden di surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, 2005. Dalam kategori tema berita tentang Presiden, hasil perhitungan memperlihatkan 2X hitung lebih besar dari 2X tabel (19,37>9,49). Perbedaannya terletak pada jumlah berita pada masing-masing tema yang tidak sama, dimana pada tahun 1995 beritanya banyak memuat tema politik dan pemerintahan, konflik dan bencana, perekonomian. Pada tahun 1999 berita dengan tema politik dan pemerintahan sangat menonjol, disusul oleh konflik dan bencana, perekonomian. Untuk tahun 2005 berita yang menonjol masih tentang politik dan pemerintahan, konflik dan bencana, serta masalah kesehatan dan kesejahteraan. Untuk kategori sumber berita, hasil analisis berita menunjukan bahwa 2X hitung lebih besar dari

2X tabel (26,75>7,81), dimana pada tahun 1995 sumber dari Presiden lebih menonjol dari pada sumber-sumber yang lainnya. Tahun 1999 sumber dari Presiden banyak diimbangi oleh sumber dari tokoh politik dan pemerintah. Sedangkan tahun 2005 sumber dari Presiden hanya diimbangi dari sumber yang berasal dari pemerintah saja. Pada kategori arah berita, pada tahun 1995 mengarah pada berita positif, tahun 1999 beritanya mengarah pada berita negatif, sedangkan tahun 2005 beritanya mengarah pada berita netral, hal ini dapat dilihat dari perhitungan analisis data menggunakan chi square dimana 2X hitung lebih besar dari 2X tabel (23,44>5,99). Sedangkan untuk kategori jenis pemberitaan, pada tahun 1995 berita yang ada lebih bersifat informatif, untuk tahun 1999 beritanya lebih bersifat argumentatif, dan tahun 2005 beritanya bersifat informatif. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan analisis data menggunakan chi square dimana 2X hitung lebih besar dari 2X tabel (6,81>5,99).

Page 8: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

KURNIA YUNIARWAN, D1208581. MASS MEDIA NEWS RELEASE ABOUT PRESIDENTIL INSTITUTION (Analysis Study for News Release Ratio from Republic Indinesia President during Pre-Reformation, Reformation, and Pasca-Reformation Era at Ahead of Kompas during January-March 1995, 1999, and 2005). Script. Faculty of Social and Political Science. Sebelas March University. 2011.

Kompas is a national newsaper with scope troughout Indonesia. Kompas serves as dialog forum where differences integrated by provides far-ranging medium for advantages and minimize disadvantages of person.

It is a descriptive research with method of content analyze. The aim of this research is to consider communication order or reveal propensity of news about president at ahead of Kompas during January-March 1995, 1999, and 2005 based on the theme, source, direction, and type of news release. To know whether difference among them; data is analyzed with chi square test.

Chi square test shows any significant difference about news content especially about president at Kompas during January-March 1995, 199, and 2005. In news category about president, result test shows 2X count greater than 2X table (19,37>9,49). The difference find in amount of news in each different theme. In 1995, majority news told about politic and goverment, conflict and disaster, and economic. In 1999, news about politic and goverment is most prominent, followed by conflict and disaster, and economy. Politic and goverment still be the most prominent in 2005, followed by health and welfare issues. In news source category; analysis result show that 2X count greater than 2X table (26,75>7,81); where news source from presiden more prominent than others. In 1995, news source from president is balanced by news source from other figures. Where as, news category; news in 1995, 1999, and 2005 are included in positive, negative, and neutral news, respectively. It based on chi square data analysis which is 2X count greater than 2X table (23,44>5,99). In news release category, news in 1995, 1999, and 2005 are included in informative, argumentative, and respectively. It based on chi square data analysis which is 2X count greater than 2X table (6,81>5,99).

Page 9: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan

berkah dan karuniaNya sehingga penulis dapat berkarya dan pada akhirnya skripsi

dengan judul PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA

KEPRESIDENAN (STUDI PERBANDINGAN PEMBERITAAN PRESIDEN RI

PERIODE PRA REFORMASI, REFORMASI, DAN PASKA REFORMASI DI

SURAT KABAR KOMPAS PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 1995, 1999

DAN 2005) dapat selesai dengan segala usaha dan bantuan banyak pihak. Penulis

juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Nabi Muhammad SAW penuntun umat manusia di muka bumi.

2. Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si., Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Surisno Satrio Utomo, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta,

terima kasih atas segala bantuannya.

5. Prof. Pawito Ph.D selaku Pembimbing I, dari beliau, penulis belajar bahwa

“kesabaran dan ketekunan adalah kunci dari keberhasilan yang akan diraih”.

6. Drs. Kandyawan selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih atas

bimbingan dan kesabaran yang diberikan selama ini.

7. Dra. H. Sofiah, M.Si selaku pembimbing akademik selama mahasiswa

melaksanakan studinya.

8. Sahabatku: para pecinta UNS sebelas Januari bertemu, khususnya teman-

teman Komunikasi Swadana Transfer 2008 FISIP UNS, Pupud, Icha, Irin,

Era, Alit, Fera, Ronny, Ezi, Abung, Diky, Iswan, Juno, Gunawan, Adit,

Page 10: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Fuad, Memed, Om Mimi, dan khususnya Dana Christianti. Terima kasih

untuk kebersamaannya selama ini.

9. eSpecially… thank’s for enlight me in my decisive moment.

Segala kesempurnaan bersumber pada satu yang kekal yaitu Illahi Robbi.

Manusia merupakan pangkal dari segala kekurangan sehingga penulisan ini tidak

luput dari berbagai kesalahan. Setiap saran dan kritik penulis harapkan untuk kemajun

dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga yang dihadirkan oleh penulis dapat

bermanfaat bagi setiap kalangan yang membutuhkan.

Surakarta, Juni 2011

penulis

Page 11: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..…….……………………….…..................................

HALAMAN PERSETUJUAN .. ……………………………………...........

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...

MOTTO ...…………………..……………………..……...............................

HALAMAN PERSEMBAHAN ..………………….............…...…..............

KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI .....………...…………........…………………………...….......

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR ………………………………………

ABSTRAK ......................................................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

viii

xi

xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..…………………………………………....................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...…………………………………………………... 11

1.3 Tujuan Penelitian...............……………………..………....................... 12

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 13

1.5 Kerangka Teori ..…..……………………..…………………………..... 14

1.6 Definisi Konsepsional ...…………………………………………….... 39

1.7 Definisi Operasional ............................................................................... 40

1.8 Hipotesis ................................................................................................ 45

1.9 Metode Penelitian ................................................................................. 45

1.9.1 Jenis dan Sumber Data ………………………………………… 47

1.9.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 48

1.9.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 48

1.9.4 Unit Analisis ……………………………………………………49

1.9.5 Teknik Pengukuran …………………………………………… 49

1.9.6 Teknik Analisa Data ………..………………………………… 50

1.9.7 Pengkodingan dan Realibilitas ………………………..……… 52

Page 13: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II GAMBARAN UMUM SURAT KABAR KOMPAS

2.1 Sejarah dan Perkembangan Surat Kabar Kompas ………………..….. 55

2.2 Visi dan Misi Surat Kabar Kompas ………….....….............................. 60

2.3 Motto Kompas ……….…………………………………………......... 62

2.4 Sasaran Operasional ………………………………………………...... 63

2.5 Kebijakan Redaksional ……………………………………………..... 64

2.6 Rubrik Surat Kabar Kompas ……………………………………….... 65

2.7 Susunan Redaksi Kompas ………………………………………........ 66

BAB III PENYAJIAN DATA

Penyajian Data Halaman Depan Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret

1995 Tentang Pemberitaan Presiden

3.1.1 Sajian Data Kategori Tema Berita ..............................………............ 69

3.1.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita ..............................………........ 75

3.1.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan ..........................………....... 80

3.1.4 Sajian Data Jenis Isi berita …. ……………………………………... 84

Penyajian Data Halaman Depan Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret

1999 Tentang Pemberitaan Presiden

3.2.1 Sajian data Kategori Tema Berita ..............................………............ 87

3.2.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita ..............................………........ 91

3.2.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan ..........................………....... 94

3.2.4 Sajian Data Jenis Isi berita …..……………………………………... 97

Penyajian Data Halaman Depan Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret

2005 Tentang Pemberitaan Presiden

3.3.1 Sajian data Kategori Tema Berita ...........................…………............ 99

3.3.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita ...........................…..…............. 103

3.3.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan ...........................…..…....... 106

3.3.4 Sajian Data Jenis Isi berita ….………………………………..…... 108

BAB IV ANALISIS DATA

Analisis Statistik Uji Beda Isi Berita Tentang Presiden Dalam Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret Tahun 1995, 1999, 2005 .................................. 111

4.1.1 Analisis Statistik Uji Beda Kategori Tema Berita Tentang

Presiden Pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode

Page 14: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Januari-Maret 1995, 1999, 2005…………………………………..………… 113

4.1.2 Analisis Statistik Uji Beda Kategori Sumber Berita Tentang

Presiden Pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode

Januari-Maret 1995, 1999, 2005………………………........................…… 117

4.1.3 Analisis Statistik Uji Beda Kategori Arah Pemberitaan

Tentang Presiden Pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas

Periode Januari-Maret 1995, 1999, 2005……….…………………..……… 119

4.1.4 Analisis Statistik Uji Beda Kategori Jenis Isi berita

Tentang Presiden Pada Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret 1995, 1999, 2005………………...……… 123

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.1 Kesimpulan ....................................................................................... 126

5.1.2 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................. 132

5.1.3 Saran ................................................................................................. 134

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 136

LAMPIRAN

Page 15: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.1 Distribusi Frekuensi Kaetgori Tema

Tahun 1995 Tentang Presiden............................................................................. 69

Tabel 3.1.2 Distribusi Frekuensi Kaetgori Sumber Berita

Tahun 1995 Tentang Presiden ………………………………...………………. 76

Tabel 3.1.3 Distribusi Frekuensi Kaetgori Arah Pemberitaan

Tahun 1995 Tentang Presiden …………………………………….…………... 81

Tabel 3.1.4 Distribusi Frekuensi Kaetgori Jenis Isi Berita

Tahun 1995 Tentang Presiden............................................................................. 84

Tabel 3.2.1 Distribusi Frekuensi Kaetgori Tema

Tahun 1999 Tentang Presiden.............................................................................. 88

Tabel 3.2.2 Distribusi Frekuensi Kaetgori Sumber Berita

Tahun 1999 Tentang Presiden.............................................................................. 91

Tabel 3.2.3 Distribusi Frekuensi Kaetgori Arah Pemberitaan

Tahun 1999 Tentang Presiden ………………………………………………… 94

Tabel 3.2.4 Distribusi Frekuensi Kaetgori Jenis Isi Berita

Tahun 1999 Tentang Presiden............................................................................. 97

Tabel 3.3.1 Distribusi Frekuensi Kaetgori Tema

Tahun 2005 Tentang Presiden............................................................................ 100

Tabel 3.3.2 Distribusi Frekuensi Kaetgori Sumber Berita

Tahun 2005 Tentang Presiden............................................................................ 104

Tabel 3.3.3 Distribusi Frekuensi Kaetgori Arah Pemberitaan

Tahun 2005 Tentang Presiden............................................................................ 106

Tabel 3.3.4 Distribusi Frekuensi Kaetgori Jenis Isi Berita

Tahun 2005 Tentang Presiden............................................................................ 109

Tabel 4.4 Perbedaan Distribusi Frekuensi berita Tentang Presiden

Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995, 1999, 2005……….... 112

Tabel 4.4.1 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Tema Berita Tentang

Presiden Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995, 1999, 2005… 113

Tabel 4.4.2 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Sumber Berita Tentang

Presiden Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995, 1999, 2005… 117

Page 16: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.4.3 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Arah Pemberitaan

Tentang Presiden Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995,

1999, 2005............................................................................................................ 120

Tabel 4.4.4 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Jenis Isi Berita

Tentang Presiden Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995,

1999, 2005……………………………………………………………………... 123

Page 17: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era teknologi awal abad ini, media massa menjadi sebuah mesin raksasa

yang mendefinisikan masyarakat sebagai penonton, objek pasif yang menerima apa

yang disampaikannya. Pesan dan makna yang dimuat oleh media massa pun

cenderung dikendalikan oleh budaya mainstream demi menyesuaikan dengan tuntutan

pasar yang berarti keuntungan bagi penguasa media tersebut. Media massa telah

menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan

citra realitas sosial, tetapi juga untuk masyarakat dan kelompok secara kolektif.

Peran media massa sangatlah penting dalam membentuk opini, memberi

definisi terhadap suatu objek, bahkan mengarahkan persepsi masyarakat terhadap

perubahan. Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan

kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga dalam

pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Media

massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola tingkah laku

dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa dalam masyarakat

sangatlah penting. Dengan adanya media massa, masyarakat yang tadinya dapat

dikatakan tidak beradab dapat menjadi masyarakat yang beradab. Hal itu disebabkan,

oleh karena media massa mempunyai jaringan yang luas dan bersifat massal sehingga

masyarakat yang membaca tidak hanya orang-perorang tapi sudah mencakup jumlah

puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga pengaruh media massa akan

sangat terlihat di permukaan masyarakat.

Page 18: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mengingat kedudukan media massa dalam perkembangan masyarakat

sangatlah penting, maka industri media massa pun berkembang pesat saat ini. Hal ini

dapat dilihat dari banyaknya stasiun televisi, stasiun radio, perusahaan media cetak,

baik itu surat kabar, majalah, dan media cetak lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh

Lerner dan Schramm yang mengunggapkan adanya korelasi yang tinggi antara indeks

modernitas dan ketersediaan media. Dalam argumen mereka, semakin maju suatu

bangsa maka semakin tinggi ketersediaan outlet media massa dan sebaliknya1.

Dengan semakin banyaknya persaingan tersebut mendorong media berkompetisi

menyajikan berita-berita yang tajam dan akurat terkait berbagai realitas peristiwa

yang terjadi dalam masyarakat. Para pengusaha merasa diuntungkan dengan

mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang media massa seperti itu. Hal itu

disebabkan karena mengelola perusahaan dengan jenis spesifikasi mengelola media

massa adalah usaha yang akan selalu digemari masyarakat sepanjang masa, karena

sampai kapanpun manusia akan selalu membutuhkan informasi. Oleh karena itu, demi

untuk menarik lebih banyak pembaca dan karena pada dasarnya adalah juga

merupakan lembaga sosial, maka surat kabar harus melakukan seleksi dan

menentukan berita mana yang layak ditampilkan pada hari ini dan mana yang tidak.2

Semakin banyaknya media massa cetak yang hadir dalam menyajikan berita

untuk khalayak tidak membuat eksistensi dari surat kabar di indonesia surut.

Perkembangan teknologi yang pesat membuat khalayak semakin mudah mendapatkan

informasi terbaru yang terjadi didalam maupun luar negeri. Saat ini tidak ada hal

apapun yang luput dari pemberitaan surat kabar karena sifatnya yang kritis. Kemajuan

teknologi dan sumber daya manusia menjadikan surat kabar sangat dibutuhkan,

1 Tran, Hai, Linking Measures of Global Press Freedom to Developtment and Culture: Implications from a Comparative Analysis, International Journal of Communication, 2011, 2 Suwardi, Harsono, Peranan Pers Dalam Politik Di Indonesia, PT. Midas Surya Grafindo, tahun 1993, hlm. 17

Page 19: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terutama yang berkaitan dengan informasi yang disampaikan. Bila dibandingkan

antara televisi, radio, dan surat kabar terlihat jelas surat kabar menempati urutan

terakhir dalam hal penyebaran beritanya. Hal ini disebabkan surat kabar di sebarkan

pada khalayak dalam bentuk cetak. Namun dilain hal surat kabar lebih unggul

dibandingkan televisi dan radio, yaitu dalam hal publikasi surat kabar dapat

dilipatgandakan, informasinya dapat di simpan karena bentuknya yang berupa

cetakan, surat kabar menyuguhkan uraian berita yang lebih detail dan dikupas secara

mendalam, surat kabar bisa dibaca kapan dan dimana saja tidak terikat oleh waktu.

Beragam informasi disajikan surat kabar mulai dari informasi yang berat seperti

politik, berita luar negeri, ekonomi, sosial budaya, sampai dengan berita ringan

tentang teknologi, human interest, dll.

Proses konstruksi realitas yang dilakukan oleh media merupakan usaha

”menceritakan” (konseptualisasi) sebuah peristwa atau keadaan. Realitas tersebut

tidak serta merta melahirkan berita, melainkan melalui proses interaksi antara penulis

berita, wartawan, dengan fakta yang ada. Peristiwa politik menjadi salah satu

perhatian besar bagi institusi media. Perbedaan dalam merespon realitas yang

sebenarnya menjadi realitas media, menjadi sebuah fenomena yang lazim dalam

setiap institusi pers. Realitas yang ditampilkan mencerminkan realitas yang

sesungguhnya sangat tergantung pada kebijakan redaksional masing-masing media

yang bersangkutan.

Banyak peristiwa masih akan terjadi dan bisa dicatat dalam perkembangan

surat kabar di indonesia. Negara kita yang menganut demokrasi sudah seharusnya

menghormati adanya kebebasan berpendapat dan memperoleh informasi seluas-

luasnya, namun kebebasan tersebut masih jauh untuk dijamah pada masa lalu

khususnya dikalangan pers.

Page 20: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sejarah kelam peristiwa pemutarbalikan kebebasan pers pernah menghampiri

praktisi pers di Indonesia. Dalam sidang gabungan Komisi Umum dan Komisi Khusus

di Solo mengambil keputusan untuk merevisi UU No. 11 Tahun 66 mengenai

ketentuan Pokok Pers, sebagaimana telah diubah dengan UU No. 4 Tahun 1967.

Kontroversi mulai muncul saat pemerintah berencana memasukkan klausul perlu

dibuat Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) dalam UU Pokok Pers Terbaru No.

21 Tahun 1982.3 Undang-undang tersebut dibuat sebagai suatu usaha pemerintah

untuk mengadakan pembinaan yang lebih mantap terhadap pers. Alih-alih menapak

lebih kokoh pers Indonesia, melainkan kamuflase dari pemerintah untuk membatasi

ruang gerak pers dalam melakukan pemberitaan yang berhubungan dengan

pemerintahan saat itu. Pada massa pemberlakuan UU tersebut, semua penerbitan di

media massa berada dalam pengawasan pemerintahan yaitu melalui departemen

penerangan. Pada waktu itu media massa yang ingin tetap terbit harus memberikan

informasi yang berisikan kebaikan pemerintah atau keberhasilan yang dicapai

pemerintah serta menyiratkan himbauan kepada masyarakat untuk berperan serta

dalam program yang akan dilaksanakan. Jadi tidak berlebihan bila dikatakan, pers

Indonesia yang terpasung saat itu juga berperan serta dalam melanggengkan

kekuasaan rezim yang menindasnya.

Media massa elektronik dan cetak yang merupakan saluran penyampaian

pesan komunikasi biasa disebut sebagai pers. Sementara dalam arti yang sempit pers

sering diidentifikasikan dengan media cetak atau penerbitan. Pers atau media massa

sering juga disebut sebagai lembaga sosial. Dalam UU No. 40 tahun 1999 tentang

pers, mendefinisikan pers sebagai

Lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,

3 Nurudin, Jurnalisme Masa kini, Rajawali Pers, Jakarta, tahun 2009, hlm. 289

Page 21: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.4

Dalam riwayatnya, pers menjadi saksi bisu dalam perjalanan demokrasi dan

kebebasan pers yang terjadi di indonesia, yaitu saat rezim Soeharto yang berkuasa

selama 32 tahun. Kebebasan pers yang terdapat dalam suatu Negara tidak boleh

dihambat oleh siapapun, hal ini dikarenakan pers mempunyai fungsi sebagai anjing

penjaga (watch dog). Analoginya, anjing akan ikut mengawasi keadaan yang terjadi

disekelilingnya bila ada yang mencurigakan maka anjing itu akan menggonggong

untuk memberitahukan kepada masyarakat agar waspada.

Pada masa Orde Baru tersebut pemerintahan Soeharto secara cerdik berhasil

merumuskan system pers baru yang “orisinil” yakni Pers Pembangunan, satu

labelisasi dari negara dunia ketiga. Gagasan utama dari Pers Pembangunan adalah

bahwa pemberitaan mengenai peristiwa-peristiwa nasional maupun internasional

haruslah memberikan kontribusi yang positif kepada pembangunan Negeri

bersngkutan5. Pers Pembangunan atau Pancasila pertama kali diperkenalkan dalam

sidang Pleno Dewan Pers ke-25 di Solo pada pertengahan 1980 oleh Soeharto,

rumusan tersebut berbunyi: Pers Pembangunan adalah Pers Pancasila, dalam pers

yang orientasi sikap dan tingkah lakunya berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD

45. Adapun prinsip-prinsip yang diterapkan sebagai dalil adalah:

a. Pers melaksanakan tugas-tugas pembangunan yang positif sesuai dengan kebijakan

pemerintah.

b. Kebebasan pers harus terbuka bagi pembatasan sesuai dengan prioritas-prioritas

ekonomi dan kebutuhan pembangunan bagi rakyat.

4 Yustisia Seri Pustaka, Hukum Jurnalistik, Pustaka Widyagama, Yogyakarta, tahun 2005, hlm 8 5 Kusumaningrat Hikmat dan Kusumaningrat Purnama, Jurnalistik; Teori dan Praktik, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, tahun 2009, hlm. 271

Page 22: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Pers harus memberikan prioritas dalam isinya kepada budaya dan bahasa nasional.

d. Pers memberikan prioritas dalam pemberitaan mengenai Negara-negara lain yang

berdekatan secara geografi, budaya, dan politis.

e. Para pekerja pers mempunyai tanggungjawab dan kebebasan dalam menghimpun dan

menyebarkan informasi mereka.

f. Demi kepentingan tujuan pembangunan, negara mempunyai hak untuk ikut campur

dalam, atau membatasi, operasi-operasi media pers, serta penyelenggaraan sensor,

pemberian subsidi dan kontrol langsung dapat dibenarkan.6

Dalam surat kabar yang terbit pada masa pemerintahan Soeharto, frekuensi

pemberitaan mengenai pemerintahan amatlah tinggi. Sistem politik yang dianut oleh

Indonesia mempunyai kekuasaan sentral berpusat pada kepresidenan. Bila

diperhatikan segala keputusan yang diambil oleh pemerintah segala sesuatunya atas

restu presiden, dan biasanya berita mengenai presiden lebih banyak menempati

halaman muka surat kabar yang ada saat itu. Sebagaimana kita ketahui, meskipun

semua halaman surat kabar mempunyai halaman yang sama, namun secara organis

dan psikologis halaman satu tetap diterima oleh semua pihak sebagai halaman

terpenting.7 Berita dalam surat kabar saat itu posisi pemerintah sangat dominan dalam

mengisi halaman surat kabar. Tiada hari tanpa berita tentang presiden soeharto,

kekuasaan yang Soeharto miliki telah membuat pers ataupun surat kabar yang ada

menjadikannya sebagai sumber pokok pemberitaan pers. Selain pemberitaan

mengenai Presiden Soeharto yang hampir separuhnya berada di halaman muka. Hal

itu mempertegas, bahwa Kompas yang saat itu menjadi surat kabar Nasional yang

paling tinggi oplah nya, menjadikan dirinya sebagai corong pemerintah sebagai media

propaganda pihak yang sedang berkuasa. Hal ini karena pers berperan sebagai

6 Ibid hlm. 25-26 7 Jakob Oetama, Pers Indonesia: Berkomunikasi Dalam Masyarakat Tidak Tulus, Kompas, Jakarta, tahun 2001, hlm. 248

Page 23: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

komunikator, yakni sebagai penghubung antara pemerintah dengan rakyat. Upaya

campur tangan Soeharto untuk membengkokkan suatu peristiwa menjadi momok

tersendiri bagi per-suratkabar-an di Indonesia. Menghadapi kondisi yang demikian,

kebanyakan surat kabar melakukan sensor sukarela (self censorship).8 Pada masa orde

baru setiap orang boleh bicara sekeras-kerasnya, mengkritik bahkan menghujat

terhadap rezim yang berkuasa, tetapi itu tidak akan pernah sampai menjadi berita,

wartawan akan “melindungi” anda dengan menghilangkan kata-kata keras.

Mundurnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 dijadikan tanda

berakhirnya orde baru. Hal ini dipicu akibat krisis ekonomi dan karena arus informasi

yang mengungkapkan kebobrokan pemerintahannya mengalir tanpa bisa dibendung.

Pada saat yang bersamaan lahirlah apa yang disebut dengan era reformasi. Posisi

presiden saat itu diambil alih oleh B.J. Habibie, yang sebelumnya menjadi wakil

presiden Soeharto. Otomatis pandangan mengenai peranan pers turut mengalami

perubahan. Presiden Habibie berusaha mengambil beberapa langkah untuk

mengembalikan kebebasan pers Indonesia, salah satunya dengan mencabut apa saja

yang menghambat kebebasan berpendapat dicabut. Namun langkah yang diambil

ternyata tidak sepenuhnya mebuahkan hasil sebagaiman diharapkan.

Pada era transisi ini, pers Indonesia lebih longgar menyampaikan informasi.

Pers mengalami kebebasan yang fantastis, surat kabar saat itu mencapai 5.000 buah,

dengan tanpa peizinan. Disamping itu, negara tidak lagi dijadikan pembina pers

secara formal kecuali sebagai pengawal jalannya pembangunan. Materi yang paling

banyak beredar adalah menyangkut kekayaan Soeharto, disamping juga mengenai

demokrasi, dan hak asasi manusia.

8 Penerbit buku Kompas, Humanisme Dan Kebebasan Pers, Jakarta, September 2001, hlm. 96

Page 24: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Terkait dengan pemberitaan mengenai presiden maka tidak akan lepas dari

sejarah pemilihan umum (pemilu) di Indonesia. Pemilihan umum di indonesia pada

awalnya ditujukan untuk memilih anggota perwakilan, yaitu DPR dan konstituante.

Peilihan ini sering kali di sebut dengan pemilu 1955, dan dipersiapkan di bawah

pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Lima tahun setelah pemilu 1955

kemudian di lakukan lagi pemilihan umum pada tahun 1971. Pemilihan umum ini

merupakan pemilihan umum pertama setelah orde baru, dan diikuti oleh 10 partai

politik. Selanjutnya pemilihan umum pada rentang waktu 1977-1997 (1977, 1982,

2987, 1992, 1997) yang diselenggarakan dibawah pemerintahan Soeharto. Pemilu-

pemilu tersebut seringkali disebut dengan pemilu “Orde Baru”, saat pemilu yang

diselenggarakan pada rezim Soeharto hanya diikuti oleh dua partai politik dan satu

Golongan Karya sesuai dengan fusi (penggabungan) partai-partai politik pada tahun

1975. Pemilihan umum tersebut kesemuanya dimenangkan oleh Golongan Karya.

Pada tahun 1998 rakyat melakukan gerakan untuk melengserkan jabatan

Soeharto sebagai persiden. Penyebab desakan untuk lengser tersebut karena tekanan

yang dirasakan oleh rakyat sudah sangat besar terutama tekanan pada stabilitas

ekonomi dan keamanan Negara. Akhirnya banyak terjadi penjarahan, tindakan

kekerasan dan demonstrasi besar-besaran, puncak demonstrasi tersebut adalah saat

mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR. Kemudian pada tanggal 21 Mei 1998,

tepat pukul 09.05 Soeharto mengundurkan diri dari kursi presiden. Setelah itu

lengsernya Soeharto kemudian dibawah kepemimpinan Habibie diselenggarakan

pemilihan umum yang tujuannya untuk memilih MPR, DPR, dan DPRD. Sedangkan

pemilihan presiden dilakukan oleh MPR yang kemudian Abdurahman Wahid yang

terpilih sebagai presiden, dan Megawati sebagai wakilnya. Pemilihan umum 2004

merupakan pemilu pertama dimana rakyat bisa secara langsung memilih presiden dan

Page 25: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

wakil presiden. Pemilihan umum ini dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono,

pemilihan presiden ini dilakukan dalam dua putaran karena tidak ada pasangan calon

yang berhasil mendapatkan suara lebih dari 50%. Pemilihan umum terakhir yang

dilakukan bangsa indonesia pada saat ini yaitu pada tahun 2009, dan dimenangkan

oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono hanya dalam satu putaran.

Dalam penelitian ini diambil bulan Januari, Februari, dan Maret sebagai

objeknya, dikarenakan peneliti ingin mendapatkan gambaran pemberitaan media

cetak mengenai kinerja pemerintahan khususnya presiden di tahun sebelumnya. Di

setiap awal tahun baru, banyak dilakukan evaluasi dan refleksi kritis terhadap kinerja

pemerintahan oleh media khususnya di surat kabar. Diantara ketiga periode tersebut

mempunyai banyak informasi dan karakteristik yang berbeda, misalkan pada kategori

berita politik dan ekonomi yang dominan pada surat kabar Kompas. Sedangkan

peneliti mengkushuskan meneliti pemberitaan surat kabar terhadap presiden karena

presiden merupakan tokoh penting dalam suatu negara, sehingga layak untuk

diberitakan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latarbelakang diatas, maka penulis merumuskan

permasalahan yang akan dibahas dalam bab selanjutnya. Permasalahan tersebut

adalah sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pemberitaan tentang lembaga

kepresiden dalam halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun

Page 26: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1995, 1999, dan 2005 dilihat dari urutan atau prioritas tema berita, sumber berita, arah

pemberitaan, dan jenis isi berita?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

ada perbedaan yang signifikan mengenai pemberitaan presiden dalam halaman depan

surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995, 1999, dan 2005 dilihat dari urutan

atau prioritas tema berita, sumber berita, arah pemberitaan,dan jenis pemberitaan.

Dimana pada tahun-tahun tersebut mewakili pra-reformasi, transisi dan paska

reformasi yang berpengaruh besar terhadap image atau citra kepemimpinan presiden.

Page 27: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan tentang

fenomena-fenomena berita yang berkembang dewasa ini khususnya tentang porsi

pemberitaan dalam media cetak.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan gambaran megenai perkembangan surat kabar indonesia dalam

ranah politik Indonesia. Secara tidak langsung penelitian ini dapat memberikan

masukan kepada perusahaan media cetak mengenai kecenderungan pemberitaannya.

Khusunya pada ranah pemerintahan dan politik. Penelitian ini juga diharapkan

Page 28: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjadi dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai korelasi media

massa cetak terhadap pemberitaan presiden di surat kabar Indonesia.

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Komunikasi Massa

Media massa cetak yang sering disebut dengan surat kabar, berfungsi sebagai

penyampai pesan-pesan komunikasi termasuk dalam komunikasi massa. Dan Nimmo

dalam bukunya “Komunikasi Politik, komunikator, pesan, dan media” mengatakan

komunikasi adalah:

Proses interaksi sosial yang dilakukan orang untuk menyusun makna yang merupkan citra mereka mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol.

Pentingnya komunikasi massa dalam kehidupan manusia modern dewasa ini,

terutama kemampuannya untuk menciptakan publik, menentukan issue, memberikan

kesamaan kerangka berpikir, dan menyusun perhatian publik, pada gilirannya telah

mengundang berbagai sumbangan teoritis terhadap kajian tentang komunikasi massa.

Seperti jurnal internasional yang berjudul Communication, Power and Counter-Power

Page 29: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

in the Network Society. Dijelaskan bahwa saluran komunikasi massa antara sistem

politik dan masyarakat bisa berasal dari televisi, radio, dan media cetak. Pada

dasarnya media-media tersebut digunakan untuk mempengaruhi pemikiran khalayak,

dan saat ini media cetak menjadi penghasil informasi yang asli. Informasi-informasi

tadi kemudian disebarluaskan lagi oleh televisi dan radio sehingga menjadi interaktif.9

Ilmuwan politik Harold Lasswell mengemukakan bahwa cara yang mudah

untuk melukiskan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab pertannyaan-

pertanyaan berikut:

a. Who? (Communicator, Source, Sender), adalah pelaku utama atau pihak yang

mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu

komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu

Negara sebagai komunikator.

b. Says what? (Message, adalah apa yang akan dikomunikasikan kepada

komunikan dari komunikator.

c. In which chanel? (Channel, Media, adalah alat untuk menyampaikan pesan

dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung (dengan tatp muka)

maupun tidak langsung (dengan media cetak/ elektronik)

d. To whom? (Communicant, Communicatee, Receiver, Recipient, adalah orang/

kelompok/ suatu Negara yang menerima pesan dari sumber.

9 Castells, Manuel, Communication, Power and Counter-Power in the Network Society, Annenberg School for Communication University of Southern California,2007, http://ijoc.org/ojs/index.php/ijoc/article/view/46,2007

Page 30: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. With what effect? (Effect, Impact, Influence, adalah dampak yang terjadi pada

komunikan setelah menerima pesan dari komunikator, seperti perubahan

sikap, bertambahnya pengetahuan, dll.10

Komunikasi massa menurut Pawito dalam buku yang berjudul “Metode

Penelitian Kualitatif”, disebutkan bahwa komunikasi massa merupakan suatu bentuk

komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi

media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi.11 Hal tersebut

dikarenakan media massa seperti yang telah disebutkan diatas mempunyai peran yang

begitu kuat dalam menguasai ruang publik, yang artinya dengan berita atau informasi

yang disebarluaskan dengan medianya bisa menggerakkan opini masyarakat.

Arti komunikasi massa yang hampir sama juga dikemukakan oleh Onong

dalam bukunya berjudul “Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktik” mengatakan para ahli

koomunikasi berpendapat yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass

communication) adalah komunikasi dengan menggunakan media massa. Selain itu

komunikasi massa ditujukan kepada massa, yang luar biasa banyaknya. Littlejohn

menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima sub bidang dalam kajian komunikasi

massa yang berkaitan dengan media massa, yaitu:

a. Media (isi dan struktur)

b. Hubungan-hubungan institusional media dengan struktur-struktur

kemasyarakatan dan kebudayaan

c. Hubungan personal individu khalayak dengan media

d. Dampak (impact) media terhadap masyarakat (pengaruh media secara makro)

10 Onong Effendy Uchjana. Dinamika Komunikasi, Remaja Karya Bandung, tahun 1986, Hlm 10 11 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT. LkiS, Yogyakarta, tahun 2007, hlm. 16

Page 31: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Pengaruh (effect) media terhadap individu-individu (pengaruh media secara

makro)

Hubungan antara komunikasi massa dengan media massa bertujuan untuk

melanggengkan pesan-pesan yang ingin disampaikan komunikator terhadap

komunikan. Namun, media massa baru bisa dikatakan efektif dalam membentuk

pendapat menenai isu-isu baru bila individu dan kelompoknya belum mempunyai

pendapat mengenai isi-isu tersebut.12

Dalam komunikasi massa terdapat beberapa fungsi bagi masyarakat. Menurut

Dennis McQuail bahwa fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi:

a. Informasi

- Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat

dan dunia.

- Menunjuk hubungan kekuasaan.

- Memudahkan inovasi.

b. Korelasi

- Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi.

- Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.

- Melakukan sosialisasi.

- Mengkoordinasi beberapa kegiatan, membentuk kesepakatan.

- Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relative.

c. Kesinambungan

- Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan

khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.

- Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

12 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1999, hlm 94

Page 32: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Hiburan

- Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.

- Meredakan keteganangan sosial.

e. Mobilisasi

- Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,

pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadang kala juga dalam bidang

agama.

Dalam menjalankan fungsi komunikasi massa, institusi media massa

menjalankan peran mediasi (penengah atau penghubung). Dalam hal ini yang

dimaksud sebagai penengah adalah pihak yang berada ditengah, yang tujuannya

menjembatani hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Kemudian sejalan

dengan itu, Dennis McQuail menyebutkan peran media massa sebagai berikut:

a. Media massa sebagai jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan

memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi di sekitar diri kita,

tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak.

b. Media massa sebagai juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna

terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.

c. Media massa sebagai pembawa atau penghantar informasi dan pendapat.

d. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui

berbagai macam umpan balik.

e. Sebagai penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan

bimbingan atau intruksi.

Page 33: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian

khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya, baik secara sadar dan

sistematis atau tidak.

g. Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri;

biasanya pantulan citra itu mengalami perubahan (distorsi) karena adanya

penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat oleh para anggota masyarakat,

atau seringkali pula segi yang ingin mereka hakimi atau cela.

h. Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapai tujuan

propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan (escapism) 13.

Bertolak dari uraian mengenai peran media massa diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa banyak aspek yang membentuk dan menentukan jalannya sebuah

komunikasi massa, dan antara satu dengan yang lain memiliki keterkaitan yang erat.

Media massa secara langsung berinteraksi dengan institusi-institusi lain yang ada

dalam masyarakat sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi

yang dibutuhkan.

Kemudian, Marhaeni Fajar menambahkan setidaknya terdapat lima ciri dari

komunikasi massa, kelima ciri tersebut adalah komunikasi massa berlangsung satu

arah kalaupun berlangsung dua arah umpan baliknya tertunda atau tidak langsung,

komunikator yang ada pada komunikasi massa melembaga sebab media massa adalah

lembaga sosial bukan orang per orang, pesan pada komunikasi massa bersifat umum

dan ditujukan pada orang banyak, media komunikasi massa menimbulkan

keserempakan, dan yang terakhir komunikan pada komunikasi massa bersifat

heterogen yaitu, tidak saling kenal dan terdiri dari individu-individu dengan dengan

9 Dennis, McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga, 1987, hlm 45

Page 34: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berbagai karakter, beragam latar belakang sosial, budaya, agama, usia, dan

pendidikan.14

1.5.2 Surat Kabar

Media massa yang pertama kali ditemukan adalah media cetak dalam hal ini,

berupa surat kabar atau majalah. Surat kabar adalah barang cetakan yang berisi

informasi, penyajian informasi dan pendidikan yang terbit secara kontinyu yang

biasanya harian. Sedangkan dalam buku “Jurnalisme Masa Kini” karangan Dja’far

Assegaf, surat kabar adalah penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-

berita, karangan-karangan, dan iklan yang dicetak dan secara tetap atau periodik dan

dijual umum.

Awalnya, surat kabar digunakan sebagai alat propaganda politik, kemudian

surat kabar perlahan-lahan menjadi perusahaan perorangan yang menjadikan berita

dan hiburan sebagai komoditinya. Dalam perkembangannya sekarang, surat kabar

mencakup fungsi mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Berikut ini beberapa

karakteristik surat kabar yaitu :

a. Publisitas, bahwa isi pesan harus bersifat umum dalam arti semua dapat

membacanya. Dapat diartikan semua aktivitas manusia yang menyangkut

kepentingan umum dan menarik untuk umum adalah layak untuk

disebarluaskan.

b. Periodesitas, bahwa surat kabar diterbitkan secara periodik dan teratur.

Menunjukan pada leteraturan terbitannya, bisa harian, mingguan, atau dwi

mingguan.

14 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, Yogyakarta, tahun 2009, Hlm 226

Page 35: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Universalitas, keserempakan isi, beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Hal

inilah yang membuat hampir semua media cetak baik lokal, regional, ataupun

nasional selalu menambahkan kolom internasional pada media mereka.

d. Aktualitas, bahwa isi pesan harus sesuatu yang baru atau hangat. Tidak

dipungkiri saat ini khlayak memerlukan informasi yang paling baru, hal ini

menunjuk pada kebaruan.

e. Kontinuitas, bahwa isi pesan harus berkesinambungan dan terus– menerus

selama masih menjadi perhatian khalayak luas.15

Dalam setiap terbitannya, surat kabar nasional Kompas mempunyai kewajiban

untuk menyampaikan informasi sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Perubahan

dalam pemberitaan mengenai kegiatan pemerintahan membuat pemerintah yang

bertindak sebagai pengontrol surat kabar yang terbit saat itu juga melakukan persuasi

dengan menggunakan media surat kabar. Banyak definisi yang bisa dikemukakan dari

definisi persuasi tersebut, yaitu mengubah sikap dan perilaku orang dengan

menggunakan kata-kata dan tertulis, menanamkan opini baru, dan usaha yang disadari

untuk mengubah sikap, kepercayaan atau perilaku orang melalui transmisi pesan.16

Menyambung uraian diatas, menurut Dennis McQuail surat kabar memiliki

enam fungsi utama,yaitu: Berguna untuk menginformasikan kepada pembaca secara

objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia. Kedua,

mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam fokus

berita. Kemudian yang ketiga adalah berfungsi untuk menyediakan keperluan

informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan

iklan dan media dengan mengutamakan fakta dan kebenaran.17

15 Efendy Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi. Remaja Karya, Bandung, 1981, hlm. 198-199 16 Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komuikator, pesan, dan Media, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, tahun 2004, hlm. 119 17 Ibid Hal. 232

Page 36: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perusahaan pers adalah perusahaan yang bergerak dibidang media komunikasi

massa. Merujuk pada ciri media massa, maka yang disebut perusahaan pers adalah

surat kabar, majalah, perusahaan radio, perusahaan kantor berita dan perusahaan TV.

Bertolak dari ketiga fungsi surat kabar diatas, salah satu produk dari

perusahaan pers yang ada di Indonesia adalah surat kabar Kompas. Kompas

menawarkan jurnalisme damai. Visi dari Kompas menjadi institusi yang memberikan

pencerahan bagi perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan

bermartabat, seta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan. Kompas tidak

melibatkan diri dalam kelompok yang bersifat membatasi dalam kecenderungan

pengelompokan politik, agama, sosial dan ekonomi.18

Peran surat kabar saat ini sudah mengalami banyak perubahan, tidak hanya

sekedar menyampaikan informasi tetapi juga menyampaikan berbagai materi menarik

lainnya yang dikemas dalam informasi yang menghibur.

Sementara Sumadiria mengklasifikasikan pers dalam lima bentuk kelompok

berdasarkan jenis dan wilayah sirkulasinya serta segmentasi pasarnya, yaitu pers

komunitas (comunity newspaper), pers lokal (local newspaper), pers regional

(regional newspaper), pers nasional (national newspaper), dan pers internasional

(international pers)19. Sumadiria menjelaskan bahwa pers nasional yang kebanyakan

berkedudukan di ibukota. Wilayah sirkulasinya meliputi seluruh provinsi, kebijakan

redaksional lebih banyak menekankan kepada masalah isu, aspirasi, tuntutan dan

kepentingan nasional secara keseluruhan tanpa memandang sekat-sekat geografis atau

ikatan primordial seperti agama, budaya, dan suku bangsa. Dari sisi isi, isu-isu yang

dimunculkan adalah isu yang tidak hanya berlaku secara nasional tetapi juga

menjangkau wilayah serta kepentingan masyarakat global secara universal. 18 www.kompas.co.id 19 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Panduan Praktis Jurnalistik Profesional. Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Tahun 2006, hlm 41

Page 37: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Daripada itu daalam sejarah jurnalistik yang ada, terdapat beberapa teori pers

yang dianut oleh negara-negara di dunia, diantaranya yang pernah ada adalah:

a. Teori Pers Authoritarian (Authoritarian Press Theory), Konsep dasar dari teori pers ini

adalah masyarakat tidak mempunyai kewenangan untuk mempertanyakan kebijakan

pemerintah dan hanya dalam posisi menjalankan apa yang sudah ditetapkan pemerintah.

Sebaliknya pemerintah mempunyai hak untuk mengatur kehidupan pers dan menegaskan

bahwa semua keputusan pemerintah harus ditaati oleh masyarakat.

b. Teori Pers Libertarian (Libertarian Press Theory), Konsep dasarnya adalah masyarakat

termasuk kehidupan persnya diberi kekuasaan yang luar biasa dan berada pada posisi pers

sulit atau tidak dikendalikan pemerintah.

c. Teori Pers Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility Press Theory), Konsep

dasarnya adalah bahwa pers mempunyai kebebasan dan kewenangan yang disertai

tanggung jawab sosial. Didalamnya terdapat makna bahwa pemberitaan pers harus

diarahkan pada kesejahteraan masyarakat.

d. Teori Pers Soviet Komunis (Communist Soviet Press Theory), Konsep dasarnya adalah

informasi yang disebarluaskan kepada masyarakat haruslah sesuai dengan keinginan

Negara atau keinginan pemerintah yang berkuasa.20

Pada masa Orde Baru, negara indonesia tidak menggunakan salah satu dari

teori pers diatas, melainkan pada zaman pemerintahan Orde Baru Soeharto berhasil

merumuskan sisitem pers yang baru yakni pers pancasila. Satu liberalisasi gaya

Indonesia dari konsep development journalism. Konsep pers pembangunan atau pers

pancasila sering didefinisikan sebagai bukan pers liberal atau pers komunis. Pers

pembangunan dalam arti luas yang orientasi sikap dan tingkah lakunya bedasarkan

nilai-nilai Pancasila dan UUD 45. Hakekat pers pembangunan adalah pers yang sehat,

yakni pers yang bebas dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai

20 Jani Yosef, To Be A Journalsit: Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat Kabar yang Profesional, Graha Ilmu, tahun 2009, Hlm 16

Page 38: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penyebar informasi yang benar dan objektif, penyalur aspirasi rakyat , dan kontrol

sosial yang konstruktif.

Seperti yang terdapat pada buku “The Pressidency and The Media” karya

Amy Mckay dan David L. Paletz, dasarnya surat kabar merupakan salah satu media

yang digunakan oleh para penguasa sebagai alat eksploitasi diri dan memaksimalkan

kekuasaan mereka. Artinya siapapun orang berkuasa di suatu negeri dan mereka juga

mempunyai akses yang luas terhadap media massa maka bisa dipastikan orang

tersebut akan mudah dalam mempengaruhi banyak orang dengan media massa, baik

surat kabar, radio, atau televisi.

1.5.3 Berita

Definisi berita secara umum ada laporan peristiwa atau fakta yang berkaitan

dengan kepentingan publik yang harus segera disampaikan. Berita menurut Prof.

Mitchel V. Charnley daalam bukunya Reporting, berita merupakan laporan tercepat

mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat bagi sejumlah

besar penduduk.21

Sedangkan Dja’far H. Assegaff mendefinisikan berita sebagai laporan tentang

fakta atau ide yang dipilih oleh staff redaksi surat kabar harian untuk disiarkan yang

dapat menarik perhatian pembaca. Sedangkan menurut Haris Sumadiria dalam

bukunya yang berjudul “Jurnalistik Indonesia”, berita adalah laporan tercepat

mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting bagi sebagian

besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media

21 Effendy Onong U, Ilmu, Teori, dan Filsafat komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, tahun 2001. Hlm 131

Page 39: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

online internet22. Menurut The GrolierWebster International Dictionary, yang dikutip

oleh Hikmat Kusumaningrat dalam Jurnalistik Teori dan Praktek23. Berita adalah:

“(1) Current information about something that has taken place, or about something not known before; (2)News is information as presented by a media such as papers, radio, or television; (3) news is anything or anyone regarded by a news media as a subject worthy of treatment.”

Berita yang baik adalah berita yang mengacu kepada nilai-nilai berita yang

kemudian dipadukan dengan unsur-unsur berita sebagai rumus umum penulisan

berita. Fakta dan data yang dikumpulkan harus memenuhi unsure berita 5W + 1H.

Menyambung dari kalimat diatas, maka suatu peristiwa bisa dianggap mempunyai

nilai berita apabila didalamnya mengandung satu atau beberapa unsur nilai berita

yang disebut dibawah ini:

a. Significance (seberapa penting), yaitu kejadian yang bisa mempengaruhi orang

banyak atau pembacanya.

b. Magnitude (besaran), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka yang

berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang

dijumlahkan dalam angka menarik buat penikmat berita.

c. Timeliness (waktu), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi

atau baru ditemukan.

d. Proximity (dekat), yaitu kedekatan disini berarti maknanya sangat bervariasi,

yakni dapat berarti dekat dalam arti lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan,

kebudayaan, mupun kepentingan yang terkait dengan yang lain.

e. Prominance (tenar), yaitu menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat

dikenal oleh orang banyak, seperti orang, benda, atau tempat.

22 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, tahun 2006, Hlm 65 23 Hikmat Kusumaningrat dan PurnamaKusumaningrat. Jurnalistik Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, tahun2005. Hlm 39

Page 40: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Human interest (manusiawi), yaitu kejadian yang memberikan sentuhan

perasaan bagi orang banyak,kejadian yang menyangkut orang biasa dalam

situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa.24

Bila dikaji lebih dalam apa itu nilai berita, patut untuk diketahui bahwa nilai

berita itu lebih penting daripada definisi berita. Bahkan tak sedikit definisi berita

disusun berdasarkan nilai-nilai berita.

Format yang dipakai dalam penulisan berita mengenai presiden dalam surat

kabar nasional Kompas bulan januari-Maret tahun 1995, 1999, 2005. Kategori ini

dibagi dalam beberapa sub kategori, antara lain:

a. Hard News adalah Berita yang mengungkapkan fakta mengutamakan pada

aktualitas, signifikan, dan magnitude yang menjadi cirri khas berita ini.

b. Soft News adalah berita yang mengungkapkan fakta hal yang mengandung

unsur kemanusiaan dan sesuatu yang tidak biasa.

Berita yang terdapat ada di halaman depan, termasuk dalam berita hard news.

Berita ini biasanya ditulis dengan piramida terbalik, tulisan yang memakai piramida

terbalik akan menggunakan pilihan kata-kata tepat, singkat, dan hanyalah berupa

daftar fakta-fakta. Urut-urutannya, bagian awal adalah bagian yang paling penting ,

kurang penting, dan tidak penting.

Dalam kebijakan setiap perusahaan surat kabar, mereka mempunyai

kewenangan dalam menempatkan berita di sebuah halaman. penempatan halaman ini

dibagi dalam beberapa kategori, antara lain:

a. Halaman depan, yaitu penempatan berita mengenai preisden yang dimuat pada

halaman muka. Biasanya berita yang ditempatkan dihalaman depan adalah

berita-berita terbaru yang sedang hangat dibicarakan khalayak.

24 Mursito BM. Penulisan Jurnalistik: Konsep dan Teknik Penulisan Berita, Studi Pemberdayaan Komunikasi, tahun1999, hlm 38

Page 41: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Halaman dalam yaitu, penempatan berita mengenai presiden yang dimuat pada

halaman dalam atau halaman belakang. Berita yang ditempatkan pada halaman

dalam merupakan berita yang kurang bila dilihat dari aspek kebaruannya.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan meneliti halaman depan dari surat

kabar Kompas. Pada dasarnya halaman depan sebuah surat kabar merupakan bagian

terpenting, sebab halaman depan tersebut banyak memuat berita yang aktual disekitar

pembaca. Disamping itu, halaman depan sebuah surat kabar juga sebuah maghnet

yang bisa menarik pembaca untuk membaca lebih banyak berita yang disuguhkan

dihalaman-halaman selanjutnya.

Pada umumnya setiap orang mengharapkan berita yang diperoleh dapat

memenuhi atau membantunya mencapai tujuan dalam kehidupannya. Berita-berita

yang diinginkan pembaca tersebut antara lain:

a. Berita yang memberitahukan adanya bahaya yang mengancam kehidupannya,

bahaya fisik, semacam tindak kekerasan, bahaya alam, penyakit, dan

sebagainya.

b. Mengungkapkan ancaman atau tekanan terhadap kebebasan seseorang:

semacam panahanan tidak melalui prosedur hukum, penggusuran, kesenjangan

ekonomi, dan sebagainya.

c. Membantu memperbaiki kedudukan ekonomi atau sosial; semacam berita

mengenai perkembangan perdagangan, situasi lapangan dan kesempatan kerja,

petunjuk-petunjuk untuk menambah pendapatan, dan sebaginya.

d. Mengungkapkan perkembangan atau penghambat dalam peningkatan

kehidupan semacam kemerosotan kehidupan perkotaan (gelandangan,

Page 42: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perumahan kumuh), kemajuan dalam perumahan dan dunia hiburan , mode,

dan sebagainya.25

Pada dasarnya berita lahir dari rekonstruksi atas realita ke dalam bentuk

tertulis, dimana nilai yang terkandung dalam penulisan berita adalah melaporkan atau

menginformasikan seluk-beluk suatu peristiwa yang telah, atau sedang terjadi.

Konstruksi realitas menjadi aspek yang sangat penting bagi sebuah media. Meskipun

berita sendiri bukanlah realitas, melainkan penafsiran atas realitas yang dilakukan

media massa.

Dalam posisi ini media dengan wartawan sebagai ujung tombaknya

melakukan interpretasi dengan menggunakan perangkat pengetahuan dan

keterampilannya. Pengetahuan, keterampilan, serta latar belakang seorang wartawan

inilah yang nantinya akan banyak memberikan pengaruh pada hasil pemberitaan.

Berita yang diangkat oleh kompas sewaktu ketiga presiden menjabat yakni

pada tahun 1995, 1999, dan 2005 dapat dikatakan mempunyai empat pengaruh surat

kabar dalam politik bagi masyarakat, yaitu penambahan informasi, kognitif, perilaku

memilih, sitem politik. Berita yang diinformasikan oleh media lebih banyak berupa

himbauan dari presiden kepada masyarakat guna bersama membangun negara. Namun

dalam isinya yang berhubungan dengan presiden, setiap media mempunyai ciri

tersendiri. Hal ini terbentuk, bergantung pada visi, misi, dan sifat media yang

bersangkutan. Dalam surat kabar nasional Kompas pemberitaan mengenai presiden

cukup mempunyai porsi yang lebih dibandingkan dengan pemberitaan lainnya,

terlebih pada saat zaman orde baru masih berkuasa. Dalam pemberitaan peristiwa

yang menyangkut lembaga atau tokoh tertentu, disadari atau tidak akan membentuk

sebuah opini dan akhirnya menjadi citra yang bakal disandang, baik itu negatif

25 Opcit 40

Page 43: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

maupun positif. Sejalan dengan itu, Aceng Abdullah mengatakan, citra positif muncul

karena isi pesan yang positif, dan orang atau lembaganya tentu lebih senang jika diri

atau lembaganya muncul dalam media massa dalam citra positif. Sedangkan citra

negatif muncul karena isi pesan yang diberitakan adalaha negatif, dan tentu saja setiap

orang orang enggan untuk diberitakan secara negatif26. Terlebih bagi seorang

presiden, pembentukan citra positif pada jabatannya tentu secara terus menerus agar

dapat meraih simpati masyarakat, karena hal tersebut merupakan pendukung

eksistensi sebuah jabatan tetinggi dalam sebuah negara.

Dalam penulisan berita, setiap surat kabar yang ada biasanya menggunakan

format piramida terbalik yang sekurang-kurangnya menggunakan 3 bagian, yaitu:

pembukaan (lead), tubuh (body), dan penutup.

Dalam sebuah susunan berita yang ada dalam surat kabar, lead merupakan

bagian terpenting dan bertugas untuk merayu pembaca untuk membaca berita tersebut

hingga selesai. Lead merupakan “etalase” wajah depan dari sebuah berita yang dimuat

dalam surat kabar. Terkadang dalam sebuah berita lead yang dipakai hanya memuat

unsur apa dan siapa, didalamnya memuat pernyataan tokoh penting yang dianggap

dapat diperhitungkan dan berpengaruh.

Bagian kedua dalam surat kabar adalah tubuh (body), yaitu bagian yang

membahas lebih lanjut pokok-pokok fakta yang terdapat pada lead. Unsur

“bagaimana” dan “mengapa” biasanya mengambil banyak uraian dalam tubuh. Bagian

terakhir dalam surat kabar yaitu lebih pada akhir dari berita yang berupa kesimpulan

ataupun review dari pemaparan berita yang ada pada tubuh berita.

26 Aceng, Abdullah. Press Relations; Kiat Berhubungan dengan media massa, Remaja Rosdakarya,

Bandung, tahun 2004, hlm 5

Page 44: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sejalan dengan hal diatas, bahwa isi berita dalam surat kabar haruslah

mempunyai bobot nilai yang dapat dipertanggungjawabkan namun seringkali ditemui

sebuah berita yang memihak atau memojokkan suatu kelompok. Hal tersebut

merupakan salah satu musuh dari suatu perusahaan media, karena dibalik pemberitaan

tersebut pasti ada suatu kepentingan yang menguntungkan salah satu pihak. Surat

kabar juga merupakan salah satu alat yang terlibat secara tidak langsung dalam

pengambilan kebijakan publik, artinya surat kabar bisa menjadi alat sosialisasi

program pemerintah sebelum program tersebut disahkan. Dari sosialisasi lewat surat

kabar tersebut nantinya bisa diketahui reaksi masyarakat terhadap program

pemerintah tersebut, baik yang pro maupun kontra.

1.5.4 Agenda Media

Dalam surat kabar Kompas, pengaturan agenda media adalah upaya media

massa dalam mengatur suatu topik menjadi topik penting dengan lebih menonjolkan

topik tersebut dalam penyampaian informasi kepada masyarakat luas atau

publik. Media senantiasa dijadikan sebagai rujukan untuk melihat penting dan

tidaknya suatu hal dan mengarahkan persepsi masyarakat dalam menilai suatu kasus

yang diberitakan oleh media massa.

Perkembangan dan kebebesan surat kabar menjadikan media lebih peka

terhadap berbagai isu-isu politik, ekonomi, sosial dan budaya yang seakan tak pernah

luput dari jangkauan pemberitaan media. contohnya berbagai kasus politik yang

berkembang seperti kasus-kasus korupsi, persidangan para elit pejabat dan politik

hingga penderitaan masyarakat miskin setiap saat menghiasi media massa. Salah satu

cara yang digunakan dalam mempengaruhi dan menyampaikan informasi kepada

masyarakat luas dalam upaya menarik perhatian dan menggiring publik untuk

Page 45: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengukuti keinginan dan isu-isu yang ditampilkan, maka media massa mengatur

agenda pemberitaannya. Perkembangan media massa semakin menjadikan masyarakat

sangat terikat dengan apa yang disajikan dan seakan menjadikan mereka menjadi

pasif.

Sejumlah pemberitaan media massa khususnya media cetak di Indonesia yang

menyampaikan mengenai suatu topik tertentu yang dianggap penting dan kemudian

menjadikannya sebagai pemberitaan utama dengan menambah durasi tentang hal

tersebut semakin tinggi dan menyampaikan setiap perkembangan topik tersebut secara

terus- menurus ternyata mengakibatkan terpengaruh kepada agenda masyarakat.

Topik yang dianggap penting oleh media massa tersebut juga menjadi topik penting

bagi publik dengan menjadikannya sebagai topik utama dalam perbincangan

keseharian masyarakat. Dalam penelitian ini topic yang diangkat banyak dibagi

menjadi beberapa topic dianataranya adalah politik dan pemerintah, konflik dan

bencana, perekonomian, kesehatan dan kesejahteraan, serta masalah moral dan

agama. Untuk mendukung tujuan media cetak menggiring publik pada isu-isu yang

diberitakan maka berita tersebut lebih banyak menempati halaman muka pada surat

kabar. Hal itu dimaksudkan agar para pembaca termakan oleh berita yang memang

dibuat menonjol untuk menarik perhatian.

Agenda media juga bisa sengaja dimunculkan, contoh yang bisa diamati

adalah kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang melibatkan mantan pejabat

orde baru sudah banyak yang dilupakan. Secara tiba-tiba media massa mengekspos

keterlibatan KKn seorang mantan pejabat orde baru. Kemudian, berita tersebut

menjadi perhatian utama media massa. Agenda yang dilakukan media massa ini

akhirnya akan menjadi agenda pembicaraan publik, meskipun kasusnya sudah lama

Page 46: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilupakan. Semakin gencar media massa memberitakan, semakin hangat dan ramai

topic tersebut dibicarakan masyarakat.27

1.5.5 Pendekatan Lingkungan, Komunikasi Politik, dan Pemerintahan

Pengertian pendekatan lingkungan menurut Pawito dalam bukunya yang

berjudul “komunikasi politik media massa dan kampanye pemilihan” menyebutkan

bahwa pada pendekatan ini lingkungan sosial-politik yang sampai tingkat tertentu,

berpengaruh terhadap komunikasi28. Artinya antara sistem politik dan komunikasi

politik terdapat hubungan timbal balik. Perubahan yang terjadi dalam sebuah sistem

politik cenderung diikuti oleh perubahan kondisi komunikasi politik termasuk kondisi

media. Dalam penelitian ini, pendekatan lingkungan dimaksudkan untuk menelti

bagaimana perubahan kondisi politik yang terjadi di Indonesia apakah juga

berpengaruh pada media massa yang ada pada waktu itu, khususnya dengan surat

kabar Kompas. Pengaruh kuat yang berasal dari lingkungan sosial-politik dapat

dicontohkan pada kasus kebebasan pers yang terjadi saat masa Orde Baru

dibandingkan dengan saat setelah Orde Baru atau sebelum Orde Baru. Dapat dilihat

jelas perbedaannnya, dimana saat Orde Baru kebebasan gerak pers selalu diawasi oleh

pemerintah yang berkuasa sehingga apa yang ditulis oleh surat kabar merupakan

kehendak dari pemerintah. Sedangkan pada masa setelah Orde Baru, kebebasan pers

dibuka selebar-lebarnya, waktu itu pers boleh menyuarakan apa saja termasuk

mengkritik jalannya pemerintahan saat itu.

Sedangkan Pamela J. Shoemaker dan stephen D. Resse dalam bukunya

Mediating the Message Theories of Influences on Mass Media Content mengatakan

27 Nurudin,Pengantar Komuikasi Massa, PT. Raja Grafindo Persada, hal. 196 th. 2007 28 Pawito, Komunikasi Politik: Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Jalasutra, tahun 2009. Hlm 35

Page 47: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

apa yang disajikan oleh media pada dasarnya adalah akumulasi dari pengaruh yang

beragam. Mereka menuliskan ada beberapa faktor lingkungan diluar media yang bisa

mempengaruhi pemberitaannya. Seperti yang dijelaskan sebagai berikut:

“In this chapter, we shift our attention to factor extrinsic to (outside of) the media organization. They concluded the source of the information that becomes media contents, such us special interest group, public relation campaigns, and even the news organzation themselves; revenue source, such as advertisers and audiences; other social intitutions, such us business and goverment; economic environment; and technology.”

Dalam bagian ini, kami memindahkan perhatian kami pada faktor ekstrinsik dari organisasi media. Faktor tersebut disimpulkan ssebagai sumber informasi media yang menjadi isi media, seperti kelompok penekan, kampanye politik, dan bukan organisasi berita itu sendiri; sumber pendapatan, seperti iklan dan penonton; institusi sosial yang lain, seperti saingan bisnis dan pemerintah; lingkungan ekonomi, dan teknologi.29

Sejalan dengan itu dalam bukunya Pamela J. Shoemaker dan stephen D. Resse

menjelaskan lagi mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi media tersebut,

yaitu:

a. Sumber berita, sumber berita disini dipandang bukanlah sebagai pihak yang

netral yang memberikan informasi apa adanya, ia juga mempunyai

kepentingan untuk mempengaruhi media dengan berbagai alasan:

memenangkan opini publik, atau memberi citra tertentu pada khalayak, dan

seterusnya. Sebagai pihak yang mempunyai kepentingan, sumber berita tentu

memberlakukan politik pemberitaan. Ia akan memberikan informasi yang

tidak baik bagi dirinya, dan mengembargo informasi yang tidak baik bagi

dirinya. Kepentingan sumber berita ini sering kali tidak disadari oleh media.

b. Sumber penghasilan media, berupa iklan, atau bisa juga berupa

pelanggan/pembeli media. Media harus bertahan, dan bertahan hidup

29 Pamela J. Shoemaker dan stephen D. Resse, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, (2nd Edition. NY. Longman Publisher. 1996.Hlm 175

Page 48: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kadangkala media harus berkompromi dengan sumber daya yang membiayai

mereka. Misalnya media tertentu tidak memberitakan kasus tertentu yang

berhubungan dengan pengiklan. Pihak pengiklan juga mempunyai strategi

untuk memaksakan versinya pada media. Tentu saja ingin kepentingannya

dipenuhi, itu dilakukan di antaranya dilakukan dengan cara memaksa media

mengembargo berita yang buruk bagi mereka. Pelanggan dalam banyak hal

juga ikut mewarnai pemberitaan media. Tema tertentu yang menarik dan

terbukti mendongkrak penjualan akan terus-menerus diliput oleh media.

Media tidak akan mensia-siakan momentum peristiwa yang disenagi oleh

khalayak.

c. Pihak-pihak eksternal yang lain, seperti pemerintah, persaingan bisnis,

lingkungan ekonomi, dan teknologi yang berkembang saat ini. Pengaruh ini

sangat ditentukan oleh corak dari masing-masing lingkungan eksternal media.

Dalam negara yang otoriter misalnya, pengaruh pemerintah menjadi faktor

yang dominan dalam menentuka berita apa yang disajikan. Keadaan ini tentu

saja berbeda di negara yang demokratis dan menganut liberalisme. Campur

tangan negara praktis tidak ada, justru pengaruh yang besar terletak pada

lingkungan pasar dan bisnis. Persaingan bisnis dan lingkungan ekonomi

mempengaruhi strategi dan kebijakan yang diambil oleh media. Sedangkan

perkembangan teknologi informasi yang cepat menuntut media untuk selalu

aktif mengikuti perkembangannya.

Sejalan dengan asumsi dari pendekatan lingkungan diatas, kaitannya dengan

komunikasi politik. Bahwasannya terdapat berbagai macam definisi tentang politik,

pada umumnya politik bisa dimaknai sebagai bermacam kegiatan dalam suatu sistem

Page 49: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(atau negara) yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem itu dan

melaksanakan tujuan-tujuan itu. Dengan mengutip pandangan dari Lasswell yang

menyatakan bahwa politik tidak hanya membahas mengenai persoalan who, gets,

what, when, and how (siapa memperoleh apa, kapan, dan bagaimana), melainkan juga

who, says, what, in which, channel, to whom, with what effect (siapa menyatakan apa

melalui sarana mana, kepada siapa, dengan pengaruh apa) serta tindakan yang

diarahkan untuk mempertahankan dan atau memperluas tindakan lainnya.30 Sejalan

dengan uraian definisi diatas dapat disimpulkan konsep pokok dari politik adalah:

a. Negara (state)

b. Kekuasaan (power)

c. Pengambilan keputusan (decisionmaking)

d. Kebijaksanaan (policy, beleid)

e. Pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).31

Dalam kajian ini yang paling menjadi persoalan adalah mengenai kekuasaan

dari pemimpin negara ataupun pemerintah, dan setiap pemimpin negara mempunyai

pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang menguntungkan atau merugikan bagi

pelaku persuratkabaran dan masyarakat. Pada dasarnya surat kabar yang merupakan

media publik yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan pemerintah, maka

dari itu surat kabar tidak hanya menyuarakan kepetingan dari pemerintah saja tetapi

juga menampung dan mempertimbangkan masukan dari masyarakat yang

disampaikan melalui media publik tersebut. Interaksi antara pemerintah dan

masyarakat, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang

mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat dalam wilayah tertentu. Bahwa

proses politik dapat diasosiasikan dengan komunikasi massa, dan karenanya juga 30 ibid, hlm. 8 31 Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, tahun 2002, Hlm. 9

Page 50: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat dikaitkan dengan media massa sehingga media massa tampak sangat berperan

dalam mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap pemerintah.

Semua yang dilakukan oleh lembaga dan elit pemerintahan dapat

dikategorikan sebagai politik, tetapi politik tidak terbatas pada kegiatan lembaga

pemerintahan, dengan kata lain pemerintah hanya salah satu unsur dalam proses

politik.

1.6 Definisi Konsepsional

Defenisi konsepsional merupakan istilah yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

1.6.1 Surat Kabar

Surat kabar merupakan salah satu bentuk penerbitan yang tergolong tua.

Menurut Wilbur Schramm surat kabar merupakan buku harian tercetak bagi manusia.

Meski pada awalnya hanya berfungsi sebagai media informasi. Dalam

perkembangannya mencakup fungsi mendidik, menghibur, mempengaruhi. Dalam

penelitian ini yang dimaksud surat kabar adalah surat kabar Kompas.

1.6.2 Berita

Dikatakan oleh Dan Nimmo, dimana definisi berita adalah sebagai laporan

yang bermakna tentang peristiwa, laporan yang menyangkut pilihan beberapa orang

(terutama wartawan) yang melakukan pilihan dan memberi nama,

Page 51: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengintrepretasikan dan memberi bentuk pada kejadian yang diketahui. Bertolak

dengan Nimmo, Dja’far H Assegaf mengartikan berita dalam arti teknik jurnalistik,

berita adalah laporan tentang fakta atau ide terbaru yang terpilih oleh suatu harian

untuk disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa,

entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi

human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan.

Berita bukanlah kejadiannya sendiri, melainkan laporan tentang sesuatu

kejadian yang aktual dan bermakna. Kejadiannya sendiri merupakan seuatu yang

objektif. Sedangkan bagaimana kejadian itu dipilih menajdi berita atau dialporkan

sebagai berita, jelas sesuatu yang objektif.

Berita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berita dengan fokus

mengenai pemberitaan presiden dalam surat kabar naisonal Kompas periode Januari-

Maret 1995, 1999, dan 2005.

1.7 Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan operasionalisasi konsep-konsep yang sudah

ditentukan sebelumnya. Berikut operasionalisasi konsep-konsep dalam penelitian ini:

1.7.1 Halaman depan surat kabar

Dalam kebijakan setiap perusahaan surat kabar, mereka mempunyai

kewenangan dalam menempatkan berita di sebuah halaman. Halaman depan surat

kabar adalah penempatan berita mengenai presiden yang dimuat pada halaman muka.

Biasanya berita yang ditempatkan pada halaman depan adalah berita-berita terbaru

yang sedang hangat dibicarakan khalayak, khususnya yang menyangkut tentang

presiden.

Page 52: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1.7.2 Pemberitaan Presiden

Selanjutnya halaman depan surat kabar yang berisi tema pemberitaan tentang

presiden pada tahun 1995, 1999, 2005 dihitung berdasarkan frekuensi. Frekunsi disini

diartikan diartikan sebagai berapa kali muncul di halaman depan tema mengenai

presiden dimuat. Adapun pemberitaan presiden dioperasionalisasikan berdasarkan

kategori:

Kategori frekuensi pemuatan tema presiden tahun 1995, 1999, dan 2005

periode Januari-Maret. Adapun tema-tema seputar pemberitaan presiden

dikategorikan sebagai berikut:

a. Politik dan pemerintahan, setiap persoalan yang berhubungan dengan

kegiatan dari pelbagai badan-badan pemerintah. Apakah pada tingkat

daerah, nasional, ataupun luar negeri dimasukan ke dalam kelompok ini.

Selain itu hal-hal yang menyangkut persoalan-persoalan kebijakan politik

atau pengangkatan seseorang calon atau pejabat untuk suatu kedudukan

penting termasuk kegiatan-kegiatan resmi dari para duta besar dan pejabat

diplomatik lainnya masuk dalam kategori ini. Pembahasan konsep-konsep

pemerintah seperti kasus hukum, kebebasan politik atau kebebasan

berbicara dimasukkan dalam kelompok ini juga.

b. Konflik, dan bencana, kategori ini terdiri dari hal-hal yang menyangkut

pemusnahan secara alamiah atau tidak dari hidup dan/ atau harta manusia

seperti banjir, topan atau konstruksi bangunan yang salah. Selain itu

bentrok anatara dua kelompok yang berbeda yang berujung pada

kerusuhan juga masuk dalam kategori ini.

Page 53: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Perekonomian, apabila menyangkut kegiatan perekonomian umum,

masalah tenaga kerja dan upah, kegiatan perbankan, permasalahan sarana

kegiatan ekonomi.pembahasan perpajakan juga masuk dalam kategori ini.

d. Kesehatan dan kesejahteraan, berita-berita yang menyangkut masalah-

masalah tentang penyakit-penyakit tertentu yang mempunyai dampak

tertentu. Berita tentang peningkatan kesehatan masyarakat, kegiatan-

kegiatan badan kesehatan masyarakat dan badan sosial juga masuk dalam

kategori ini.

e. Masalah moral masyarakat, berita-berita yang menyangkut kemunduran

nilai-nilai dan norma masyarakat, perilaku seks menyimpang, masalah

kesukuuan dan ras. Selain itu berita-berita yang menyangkut

tanggungjawab organisasi keagamaan kepada masyarakat juga dimasukkan

kedalam kategori ini.

1.7.3 Sumber berita

Sumber berita adalah dimana sebuah informasi atau berita didapat. Kategori

ini dibagi menjadi beberapa sub kategori, antara lain:

1) Presiden yaitu setiap keterangan yang diberikan oleh Presiden dan Wakil

Presiden. Pidato atau pernyataan kepala Negara dalam menjalankan tugasnya

bisa berupa pernyataan yang diberikan pada waktu rapat, seminar atau

pertemuan serta konferensi pers. Dalam sub kategori ini Presiden dan Wakil

Presiden merupakan suatu lembaga eksekutif, maksudnya segala sesuatu

kegiatan yang dilakukan oleh Presiden dan Wakil Presiden dimasukkan dalam

kategori ini.

Page 54: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Pemerintah, yaitu sumber yang berasal dari lembaga yang menentukan

berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat

Negara, memperkirakan arah perkembangan masyarakat pada masa datang,

dan mempersiapkan langkah-langkah kebijakan untuk menyongsong

perkembangan masyarakat serta mengelola dan mengarahkan masyarakat ke

tujuan yang ditetapkan.

3) Tokoh politik, yaitu orang atau aktivis yang berkecimpung dalam dunia

politik, bercita-cita untuk dan memegang jabatan pemerintah. Baik orang yang

berasal dari partai atau organisasi yang berkaitan dengan politik.

4) Lainnya yaitu sumber berita yang dipakai wartawan untuk menunjang isi

berita. Misalkan pejabat luar negeri, bisa presiden, perdana mentri ataupun

duta besar Negara luar. Sumber lainnya yaitu profesi atau kelompok

masyarakat yang terdapat dalam lingkungan negara. Serta sumber-sumber

lainnya yang terdapat dalam berita.

1.7.4 Arah Pemberitaan

Dalam kategori ini frekuensi arah atau sifat berita, mengikuti seperti yang

dikembangkan Lasswell yaitu favourable (mendukung atau positif), netral, dan

unfavourable (tidak mendukung atau negatif).

a. Favourable (mendukung atau positif)

Jika isi berita pada halaman depan surat kabar Kompas yang membahas

mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit mendukung yaitu dengan

memuji, menyanjung, menyetujui.

b. Netral

Page 55: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Arah pemberitaan netral adalah apabila berita yang dimuat secara eksplisit

atau implisit tidak bersikap memihak atau netral.

c. unfavourable (tidak mendukung atau negatif)

Apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit isi beritanya tidak

mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak, memojokkan.

1.7.5 Jenis pemberitaan

Kategori ini terdiri dari jenis isi argumentatif, informatif, dan aneka rupa

tentang pemberitaan yang berhubungan dengan Presiden.

a. Argumentatif

Berita yang bersifat argumentatif apabila berita berisi pembelaan terhadap

suatu pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa

baik buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan.

b. Informatif

Berita dikatakan informatif apabila berita tersebut berisi sebuah keadaan atau

keterangan latar belakang tentang sesuatu hal atau masalah tertentu. Kemudian fakta-

fakta yang disajikan tidak dimaksudkan untuk memaksakan suatu pandangan.

c. Eksplanatif

Page 56: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berita yang dikategorikan dalam jenis ini adalah berita yang isinya

menjelaskan atau menerangka suatu tema. Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya

adalah agar pembaca dapat memahami duduk perkara suatu topik tertentu yang

disajikan dalam berita tersebut.

1.8 Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau suatu pernyataan prediktif, yang

kebenarannya diuji melalui metode ilmiah. Berdasarkan dari teori, maka hipotesis

pada penelitian ini adalah adanya perbedaan yang signifikan antara berita presiden

pada halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999,

dan 2005.

1.9 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis isi media massa

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, karena berorientasi pada hasil yang

bersifat pasti, dan jelas. Sedangkan jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian

deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan mendiskripsikan sesuatu, akan tetapi dalam

bentuk yang sudah terstruktur. Aspek metodologis ini digunakan untuk

membandingkan temuan data yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan

temuan baru. Menurut Berelson “Content Analysis is a research technique for the

objective, systematic and quantitative description of the manifest content of

communication”.32

Obyektifitas menurut suatu cara yang memungkinkan bila dilaksanakan oleh

orang lain akan menghasilkan hasil yang sama. Sistematisasi menghendaki penerapan 32 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. PT. RajaGrafindo, Jakarta. tahun2010. hlm. 220

Page 57: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang taat azas (konsisten) dalam pembuatan kategori-kategori isi. Cara ini menjamin

penyeleksian data lebih tepat sehingga pengambilan kesimpulan yang berat sebelah

dapat dihindarkan.

Dalam bukunya Kerlinger “Foundations of Behavioural Research” oleh Don

Michael Flourney, dikatakan bahwa analisa isi adalah suatu metode untuk mengamati

dan mengukur isi komunikasi. “tidak seperti mengamati secara langsung perilaku

orang atau meminta orang untuk menjawab skala-skala atau mewawancarai orang,

sang peneliti mengambil komunikasi-komunikasi yang telah dihasilkan oleh orang

dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang komunikasi tersebut”.33

1.9.1 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, jenis data dapat dibedakan menjadi data primer dan

sekunder. Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung

dari sumbernya. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data.

Sedangkan, data sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan pihak lain. Jadi,

peneliti tidak langsung memperoleh data dari sumbernya. Peneliti bertindak sebagai

pemakai data34.

Berkaitan dengan hal itu, jenis dan sumber data penelitian ini sebagai berikut:

1. Data primer

- Teks berita

33 Don Michael Flurnoy, AnalisaIsi: Surat Kabar-Surat Kabar Indonesia (ed), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, tahun 1989, hlm.13 34 Susanto, Metode Penelitian Sosial,Surakarta, tahun 2006, hal. 125-126.

Page 58: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berita yang sesuai dengan persoalan yang diangkat penulis, yaitu teks berita

yang berkaitan dengan pemberitaan presiden dan lembaga kepresidenan dalam surat

kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005.

2. Data Sekunder

- Sumber-sumber lain

Sumber-sumber lain untuk melengkapi data penelitian dapat berwujud buku-

buku referensi, majalah ilmiah, catatan-catatan, dokumen-dokumen resmi, makalah,

laporan/jurnal yang relevan dengan objek kajian, sumber berita lain di berbagai

media, sumber internet.

1.9.2 Populasi Dan Sampel

Pengertian dari populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat

terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test

atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam

penelitian.35 Populasi dalam penelititan ini adalah seluruh berita yang ada dalam surat

kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005. Berita yang

dimaksud adalah berita yang menyangkut pemberitaan tentang presiden atau pun hal-

hal yang berhubungan dengan lembaga kepresidenan.

Sedangkan sampel adalah bagian yang diamati dan merupakan sebagian yang

diambil dari populasi. Cara mendapatkan sampel pada penelitian ini adalah dengan

memasukkan sema anggota populasi sebagai sampel atau sampel total. Hal ini berarti

seluruh berita tentang presiden periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005

35 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang sosial, Gadjah mada University Press, tahun 2007, hlm. 150

Page 59: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pada surat kabar Kompas adalah sebagai populasi sekaligus sampel. Metode ini sering

disebut juga dengan sensus.

1.9.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan datanya

dengan jalan mendokumentasikan semua berita yang menyangkut presiden dan

lembaga presiden yang menjadi headline di surat kabar Kompas. Kemudian

digunakan lembar koding untuk memasukkan data-data yang telah terkumpul dengan

memisahkannya dengan kategori yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tahapan

terakhir adalah setelah data terkumpul dalam bentuk koding, maka dilakukan proses

perhitungan dan analisis.

1.9.4 Unit Analisis

Unit analisis adalah upaya untuk menetapkan gambaran sosok peran yang

akan diteliti. Unit ini dapat berupa kata, ungkapan, kalimat, atau tema. Pemberitaan

presiden adalah berita yang dimuat oleh surat kabar Kompas yang menyangkut

presiden dan lembaga presiden. Berita yang akan dipakai adalah berita yang berada di

halaman muka surat kabar atau yang menjadi headline.

1.9.5 Teknik Pengukuran

Untuk mengukur perbedaan pemberitaan presiden periode Januari-Maret tahun

1995, 1999, dan 2005 pada surat kabar Kompas, peneliti menggunakan pengukuran

dengan frekuensi terhadap kategori-kategori yang telah ditetapkan. Digunakannya

frekuensi untuk menunjukan seberapa sering komponen-komponen sestem terjadi.

Page 60: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Inti dan peranti utama analisis isi adalah sistem kategorinya, dimana setiap

unit analisis harus dikodekan atau dengan kata lain, dialokasikan pada satu atau lebih

kategori. Kategori itu sendiri diartikan sebagai definisi operasional atas variable-

variabel. Jadi kategori yang dibuat dalam penelitian analisis isi ini adalah berfungsi

memilah isi pesan yang tersurat menjadi gambaran (berupa data) yang dapat dianalisa

untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Kategori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Kategori tema pemberitaan presiden periode Januari-Maret tahun 1995, 1999,

2005 pada surat kabar Kompas, yaitu tema politik dan pemerintahan, konflik

dan bencana, perekonomian, kesehatan dan kesejahteraan kecelakan, masalah

moral masyarakat.

2. Kategori jenis sumber berita yaitu presiden, pemerintahan, tokoh politik, dan

lainnya.

3. Kategori ketiga adalah arah pemberitaan yaitu, Favourable (mendukung atau

positip) atau Unfavourable (tidak mendukung atau negatif), serta netral atau

tidak memihak.

1.9.6 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan isi pesan tersebut maka

dillakukan analisis data dengan uji chi square. Dalam chi square tidak

memperhitungkan jumlah sampel tetapi yang diperhitungkan hanyalahjumlah

frekuensi yang diperoleh pada tiap kategori yang telah ditemukan.

Frekuensi yang diharapkan dihitung berdasarkan peluan yang diramalkan,

yaitu membagi muatan yang didapat menjadi bagian-bagian yang sama. Adapun

rumus chi square sebagai berikut:

Page 61: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

χ2=________ Hij

Keterangan:

Aij : nilai Observasi (nilai pengamatan)

Hij : nilai Expexted (nilai diharapkan)

å : penyajian terakhir seluruh kategori yang kita ukur

Untuk dapat melakukan uji beda dengan rumus diatas, berikut langkah-

langkah dalam analisis uji beda dengan chi square sampai dengan tahap interpretasi

data:

Cari frekuensi yang diharapkan (Hij) dengn rumus: jumlah baris kali jumlah kolom

dibagi jumlah total baris kali kolom atau

Frekuensi yang diharapkan (Hij) = Jumlah baris x jumlah kolom Jumlah total Lalu masukkan angka-angka kedalam rumus chi square: χ2=________ Hij Kedua tentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus (R-1)(C-1), dimana R adalah

jumlah baris dan C adalah jumlah kolom.

Tentukan level signifikan pada table critical values for 2X . Dalam hal ini peneliti

memilih level signivikan 5% (0,005). Ini berarti tingkat kemungkinan terjadinya

kesalahan yang kecil adalah 5%, sedangkan yang benar 95%36.

Masukkan nilai chi square atau disebut 2X hitung kedalam table nilai kritis ( 2X tabel)

untuk chi square pada level signifikan 0,005 (dalam table critical values for 2X ).

36 Hamidi. Etode Penelitian dan Teori Komunikasi Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. UMM press, Malang, tahun 2007, hlm.87

(Aij-Hij)2

(Aij-Hij)2

Page 62: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Interpretasi jika 2X hitung > dari 2X tabel maka ada perbedaan signifikan, hipotese

diterima, tetapi jika 2X hitung < dari 2X tabel maka tidak ada perbedaan signifikan,

hipotesis ditolak.

1.9.7 Pengkodingan dan Realibilitas

Pengkodingan dalam penelitian ini digunakan untuk menjaga kepercayaan dan

objektifitas, untuk kebutuhan pengkodingan digunakan dua orang mahasiswa

komunikasi FISIP UNS dengan pertimbangan relatif lebih memahami persoalan

dibandingkan dengan mahasiswa jurusan lain.

Untuk menghindari bias pengkodingan dan tetap memiliki kredibilitas dan

objektivits maka dilakukan uji realibilitas terhadap hasil pengkodingan yang

dilakukan peneliti. Tujuan digunakannya dua orang sebagai pengkoder adalah untuk

memperoleh kesepakatan atau tujuan bersama sehingga diharapkan realibilitas tinggi.

Realibilitas

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pretest dengan melakukan koding

sampel kedalam kategorisasi.kegiatan ini selain dilakukan oleh peneliti juga dilakukan

oleh orang lain yang ditunjuk periset sebagai pembanding. Uji ini dikenal dengan uji

antar kode. Kemudian hasil pengkodingan dibandingkan dengan menggunakan:

Uji Realibilitas

Keterangan:

CR = Coefisien Realibility

2 1

2

N N

M CR

+ =

Page 63: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

M = Jumlah pernyataan yang disetujui oleh pengkoding (hakim) dan periset;

21 NN + = Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkoding (hakim) dan periset

Hasil dari penghitungan diatas disebut observed agreement (persetujuan yang

diperoleh dari penelitian). Selanjutnya untuk memperkuat hasil uji realibilitas diatas,

digunakan rumus Scoot Karen ketika hanya menggunakan rumus Holsty diatas, kita

dianggap mengabaikan atau tidak memperhitungkan tingkat persetujuan antar

intercoder (pengkoding).

Adapun langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:

Menentukan presentase persetujuan yang diharapkan, yaitu proporsi dari jumlah pesan

yang dikadratkan.

Memasukkan kedalam rumus Scoot sebagai berikut:

Persetujuan yang nyata – Persetujuan yang diharapkan Pi =

1 – Persetujuan yang diharapkan

Keterangan:

Pi : nilai keterandalan

Observed agreement / persetujuan nyata: presentase yang diharapkan dari pernyataan

yang disetujui antar pengkode (yaitu nilai CR);

Expected agreement / persetujuan yang diharapkan: presentase persetujuan yang

diharapkan, yaitu proporsi dari jumlah pesan yang dikuadratkan.

Ambang batas penerimaan yang sering dipakai untuk uji realibilitas kategorisasi

adalah 0,75. Jadi jika persetujuan antar pengkoding (periset dan pengkoding) sudah

Page 64: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mencapai tingkat keterandalan atau kepercayaan37. Bahkan Lasswell dalam Flourney

mengatakan bahwa nilai-nilai yang menunjukan 70 sampai 80 persen kesamaan antara

atau dikalangan para pengkoding independen dapat diterima baik sebagai

keterpercayaan yang memadai38.

37 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, KOmunikasi Pemasaran. Kencana, Jakarta, tahun 2007 hlm. 236 38 ibid hlm 192-193

Page 65: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

GAMBARAN UMUM SURAT KABAR KOMPAS

2.1 Sejarah dan Perkembangan Surat Kabar Kompas

Surat kabar harian Kompas merupakan surat kabar yang didirikan oleh Jacob

Oetama dan Auwjong Peng Koen (lebih dikenal dengan PK Ojong) serta wartawan

lainnya sepert Thedorus Purba dan Tinon Prabawa di Jakarta. Kantor redaksi terletak

di jalan Palmerah selatan 26-28 Jakarta 10270. Surat kabar Kompas diterbitkan oleh

PT. Kompas Media Nusantara dengan Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) SK

Menteri Penerangan RI Nomor0130/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19

November 1985 dan keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 130/PC/1969 tanggal

12 Januari 1969 dan terdaftar di ISSN dengan nmr 0215-207 X. Surat kabar ini

dicetak oleh PT. Gramedia Kompas terbit 7 kali dalam seminggu, dengan halaman

regular sebanyak 36 lembar.

Surat kabar Kompas saat didirikan bersamaan dengan panasnya suhu

perpolitikan di Indonesia karena Negara dalam kondisi tidak menentu oleh sebab

adanya PKI (Partai Komunis indonesia) yang terlanjur mendominasi. Pada awalnya

PK jong dan Jacob Oetama berniat menggunakan nama Bentara Rakyat yang artinya

adalah pengawal rakyat karena diharapkan surat kabar ini dapat berperan sebagai

pengawal kepentingan rakyat. Namun, usul tersebut ditolak oleh presiden Soekarno

dan nama itu diganti dengan nama Kompas yang bermakna sebagai petunjuk arah,

sedangkan nama Bentara Rakyat tetap dpakai, tetapi digunakan sebagai nama

Yayasan Kompas. Maka sejak 28 Juni 1965, surat kabar Kompas secara resmi

menjadi salah satu surat kabar yang terbit secara teratur mengimbangi surat kabar

Page 66: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bermisi komunis, yaitu Harian Rakyat. Dalam hal ini PK Ojong sebagai pemimpin

umum dan Jacob Oetama sebagai pemimpin redaksi.

Pada awal kemunculannya, Kompas mendapatkan reaksi negatif dari masa pro

komunis. Kompas dituduh sebagai corong umat Katholik masa dengan kependekan

Kompas yaitu “Komando Pastur” tuduhan itu sebenarnya tidak memiliki dasar yang

kuat39. Pada dasarnya memang benar bila Kompas didirikan oleh mayoritas orang-

orang Katholik dan bernaung dibawah yayasan Bentara Rakyat yang notabene

mayoritas orang-orang Katholik dan pernah berafiliasi dengan partai Katholik. Akan

tetapi tujuan Kompas sejak pertama berdiri adalah untuk menyelamatkan rakyat

Indonesia dari penyimpangan opini dan hasutan komunis dan demi menegakkan Orde

Baru. Kompas untuk pertama kali terbit dengan empat halaman dan hanya mencetak

sebanyak 4800 eksemplar di percetakan masa Eka Grafika. Kompas pada edisi

perdana memasang 11 berita luar negeri dan 7 berita dalam negeri dihalaman pertama.

Berita utama di halaman pertama saat itu berjudul “KAA II Ditunda Empat Bulan”.

Sedangkan pojok Kompas dikanan bawah berjudul “ Mari Ikat Hati, Mulai Hari Ini,

Dengan Mang Usil”

Pada edisi perdananya, penampilan Kompas tidak begitu meyakinkan bila

dibandingkan dengan surat kabar lain yang berdar waktu itu. Kompas saat itu dirasa

kurang bisa bersaing, apalagi saat Kompas belum mempunyai percetakan dan kantor

sendiri. Sebelum mempunyai kantor sendiri, Kompas berkantor di kantor redaksi Inti

Sari yang bertempat di kantor percetakan PT. Kinta, jl. Pintu Besar Selatan No. 86-88

Jakarta. Sedangkan redaksi malam juga menumpang di redaksi majalah Penabur, di jl.

Keramat Jakarta. Pelaksana Keredaksian dilakukan di salah satu ruangan percetakan

P.N Eka Grafika.

39 Oetama, Jakob, Pers Indonesia: Berkomunikasi Dalam Masyarakat Tidak Tulus, Kompas, Jakarta, tahun 2001, hlm. 33

Page 67: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kompas pada tanggal 1 Oktober 1965 oleh penguasa pelaksana perang daerah

(Papelrada) sempat dilarang terbit, meskipun Kompas telah ikut mengecam

pemberontakan G 30S/PKI. Pada tanggal 6 Oktober 1965 Kompas diperbolehkan

terbit lagi. Dalam rentang waktu itu memang Papelrada tidak memperbolehkan Koran

yang dicetak oleh PT. Kinta untuk terbit seterusnya. Oleh karena itu ada kesempatan

lagi bagi Kompas untuk kemudian pindah ke percetakan PT. Kinta yang merupakan

percetakan terbaik di Jakarta saat itu. Perkembangan Kompas dari tahun ke tahun

semakin pesat. Pada tahun 1971, untuk menuju manajemen pers yang professional,

Kompas telah melakukan audit sirkulasi oleh akuntan publik. Untuk memantapkan

data audit sirkulasi maka sejak desember 1987 Kompas resmi menjadi anggota Bureu

of Circulation Sydney, Australia. Badan audit tersebut merupakan badan internasional

yang dibentuk bersama oleh penerbit surat kabar dan pemasang iklan untuk

menyediakan angka-angka sirkulasi yang benar (valid) dari para anggotanya.

Dalam perjalanannya Kompas sempat dibreidel oleh pemerintah pada tanggal

1966, bersama dengan surat kabar-surat kabar lainnya. Saat itu hanya ada 3 surat

kabar yang diijinkan beredar, yaitu Berita Yudha, Pemberitaan Angkatan Bersenjata

(PAB), dan LKBN Antara. Seminggu kemudian, 6 Oktober 1966 Kompas sudah bisa

beroperasi lagi. Usai pembreidelan oplah kompas menjadi membumbung, ini terjadi

karena saat itu media massa terbatas jumlahnya. Sedangkan masyarakat sangat

membutuhkan informasi berkaitan dengan kondisi politik Negara yang tidak menentu.

Perkembangan yang sangat cepat ini lah yang menjadi salah satu alasan mengapa

Kompas membeli mesin cetak sendiri.

Oplah Kompas dari tahun ke tahun semakin meningkat, pada tahun 1972

oplahnya berhasil menembus angka 100.000 eksemplar. Di pertengahan tahun itu juga

kompas mendirikan percetakan sendiri yaitu PT. Gramedia. Selanjutnya memasuki

Page 68: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tahun 1975 oplah Kompas mencapai 200.000 eksemplar, dan sampai tahun 1986

oplah Kompas menembus sampai 500.000 eksemplar yang bertahan hingga sekarang

dengan daerah penyebaran secara nasional. Distribusi Kompas paling banyak berada

di wilayah Jabodetabek, jawa tengah diikuti Sumatera dan wilayah-wilayah lainnya.

Di tahun 1972 itu juga, Kompas yang bergabung dengan PT. Gramedia Kompas

mengalami beberapa peristiwa yang berkaitan dengan fluktuasi penjualan surat

kabarnya. Misalnya, pada bulan bulan Januari 1974, sehubungan dengan peristiwa

Malari oplah penjualan sempat naik menjadi 276.000 eksemplar menjadi 293.000

eksemplar. Pada September 1987, Kompas terbit dengan format baru yaitu terbit 7

kali dalam seminggu, dengan Kompas Minggunya. Pada saat itu surat kabar yang

beredar kebanyakan hanya terbit enam kali dalam seminggu dan libur pada hari

Minggunya.

Meningkatnya oplah dan sirkulasi Kompas setiap tahun juga disebabkan

karena Kompas telah mengembangkan sistem jarak jauh yang memungkinkan

pembaca didaerah dapat menikmati Kompas sedini mungkin seperti pembaca di

Jakarta. Sebelumnya distribusi Kompas dilakukan dengan perjalanan darat untuk

wilayah Jawa, sedang daerah lain diangkut dengan jasa angkutan kargo. Tak

ketinggalan Kompas juga beredar sampai ke luar negeri antara lain sampai Singapura,

Hongkong, dan Malaysia. Peningkatan oplah ini mengindikasikan bahwa Kompas

semakin dipercaya oleh masyarakat Indonesia. Kepercayaan terhadap Kompas tidak

lepas dari kekritisan Kompas dalam mengkritisi berita sosial. Hingga kini bila dilihat

dari tampilannya semakin baik mutunya dan muatan beritanya. Selain itu Kompas

selalu mengikuti kemajuan teknologi cyber media dengan Kompas On-line nya

(www.kompas.com) yang memungkinkan beritanya dapat diakses setiap saat dan

dapat cepat di dapatkan oleh masyarakat.

Page 69: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam kiprahnya, Kompas bergerak ala kepiting, kompas yang digawangi

oleh Jakob Oetama menjadi media cetak yang paling berkompeten dalam hal

pemberitaan. Jurnalisme kepiting maksudnya adalah kepribadian Kompas bergerak

ala kepiting, mencoba melangkah setapak demi setapak untuk mengetes seberapa jauh

kekuasaan memberikan toleransi kebebasan pers yang ada40. Akibat tidak adanya

kejelasan batas-batas dan pengertian pers yang bebas dan bertanggung jawab,

seringkali penerbitan pers “tersandung” dan dipandang melakukan pemberitaan yang

bertentangan dengan konsepsi pers bebas dan bertanggung jawab41. Dalam

praktiknya, pers yang melakukan pemberitaan semacam itu akan sanksi dari

pemerintah sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Jika kondisi tak memungkinkan, kaki kepiting pun bisa mundur beberapa

langkah. Jurnalisme kepiting diperkenalkan oleh Rosihan Anwar. Seseorang yang

menganut paham jurnalisme kepiting akan mementingkan keselamatan sendiri

terlebih dahulu daripada mengambil risiko-risiko yang besar. Ibaratnya, seseorang

pergi ke sungai, ketika melangkahkan kakinya, dan kebetulan dia digigit kepiting ia

akan mengangkat kakinya terlebih dahulu, baru kemudian ketika sudah tidak ada

kepiting dia akan berjalan lagi. Analogi mengangkat kaki adalah perilaku mencari

selamat42.

Jurnalisme ini bisa jadi sangat mementingkan sisi-sisi kemanusiaan. Artinya

mendasarkan jurnalismenya pada kepentingan manusia, tetapi kepentingan tersebut

sangat tergantung pada kekuasaan politik. Jika peliputannya tidak mengancam

kekuasaan, jurnalisme tersebut akan memposisikan diri di tengah masyarakat, tetapi

40 Penerbit buku Kompas, Humanisme Dan Kebebasan Pers, Jakarta, September 2001, hlm. 39 41 Penerbit buku Kompas, Humanisme Dan Kebebasan Pers, Jakarta, September 2001, hlm. 96 42 Kompas, Kompas Menulis dari Dalam, Penerbit buku Kompas, hal.85. th. 2007

Page 70: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

manakala dianggap mengancam kekuasaan ia akan cenderung membela kekuasaan

politik yang sedang berkuasa. Nilai-nilai yang dibangun dalam hal ini adalah nilai-

nilai kemanusiaan atas kepentingan politik.

2.2 Visi dan Misi Surat Kabar Kompas

Setiap media pasti memiliki visi yaitu dasar, pedoman, dan ukuran penentuan

kebikajakan editorial dalam menentukan kajadian atau peristiwa yang dianggap

penting oleh surat kabar untuk dipilih menjadi sebuah berita maupun bahan komentar.

Visi surat kabar Kompas adalah “menjadi institusi yang memberikan

pencerahan bagi perkembangannya masyarakat indonesia yang demokartis dan

bermartabat serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan”. Visi Kompas

adalah manusia dan kemanusiaan, oleh karena itu manusia dan kemanusiaan

senantiasa diusahakan menjadi nafas pemberitaan dan komentarnya. Hal ini

mendorong Kompas selalu berusaha peka terhadap nasib manusia dan berkeyakinan.

Apabila manusia dan kemanusiaan menjadi faktor sentral dalam pemberitaan maupun

komentar, nilai-nilai itu akan memberi makna, kekayaan dan warna lebih dalam

produk jurnalistik.

Visi surat kabar Kompas juga ikut berpartisipasi dalam membangun

masyarakat indonesia baru berdasarkan Pancasila melalui prinsip “humanisme

transedental” (persatuan dan perbedaan) dengan menghormati individu dan

masyarakat adil dan makmur. Secara spesifik dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kompas merupakan lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka

2. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok politik tertentu baik

politik, agama sosial, atau golongan ekonomi.

3. Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif dengan berbagai

kelompok.

Page 71: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Kompas adalah surat kabar nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi dan

cita-cita bangsa.

5. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan tetapi

selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan pemerintahan

yang menjadi lingkungan43.

Sedangkan misi dari surat kabar Kompas adalah: “mengantisipasi dan

merespon dinamika masyarakat secara professional, sekaligus memberi arah

perubahan dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi yang terpercaya”44.

Dalam misi tersebut surat kabar Kompas mempunyai tugas untuk mengasah nurani

dan membuat cerdas. Artinya pemberitaan Kompas selalu mementingkan dimensi

kemanusiaan, hak asasi manusia, keadilan, kesetaraan anti diskriminasi, dan

perlawanan terhadap penindasan. Sesuai misinya Kompas akan selalu membuat

pembacanya tidak hanya cerdas secara kognitif, tapi lebih dari itu. Setelah mencapai

tahap pengetahuan yang cukup pembaca Kompas diharapkan dapat memiliki

kepekaan terhadap lingkungan disekitarnya.

2.3 Motto Kompas

Selama ini Kompas menjalankan perusahaannya berpegang pada motto

“Amanah Hati Nurani Rakyat”. Dari buku yang berjudul Kompas Menulis dari

Dalam, Jakob Oetama menguraikan hati nurani yang menghasratkan kesejahteraan,

sesuai dengan martabat pribadi dan sosialnya sesuai dengan kesatuan badani dan

rohaninya. Kesejahteraan itulah panggilan yang diamanatkan Tuhan. Tetapi

realisasinya harus disertai dengan perjuangan, oleh karena manusia juga dikaruniai

kemauan bebas. Ada syarat-syarat objektif yang dibutuhkan untuk mewujudkan

43 Kompas, Kompas Menulis dari Dalam, Penerbit buku Kompas, hal.34. th. 2007 44 Ibid 36

Page 72: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tuntutan hati nurani, yaitu: kebebasan, keadilan, dan rahmat Tuhan. Oleh karena

setiap bentuk penindasan dan penghisapan memungkinkan syarat-syarat objektif,

maka hati nurani akan menentang segala bentuk penindasan.

Kompas yang merupakan gambaran sebuah Indonesia mini, menempatkan

dirinya sebagai forum dialog, yang merupakan tempat meleburnya perbedaan dengan

cara memberi ruang seluas-luasnya untuk kelebihan dan meminimalisir kekurangan

orang perorang.45 Sinergi menjadi bagian integral dari cara kerja dan system serta

mekanisme pekerjaan. Tanpa sengaja selain sebagai perantara atau jembatan

(mediator) sejak awal Kompas telah menempatkan diri sebagai pendidik (educator)

bagi masasyarakat Indonesia.

2.4 Sasaran Operasional

Kompas berperan serta ikut mencerdaskan bangsa, selain itu Kompas juga

menjadi salah satu surat kabar harian terbaik yang ada di Indonesia. Hal tersebut dapat

diraih Kompas melalui ke uletan usaha dan menjalin kerja sama yang baik dengan

perusahaan-perusahaan lain. Bila dijelaskan maka ada lima sasaran operasional yang

di jalankan oleh Kompas, yaitu: Kompas memberikan informasi yang berkualitas

dengan mengedepankan kecepatan, kecermatan, dan selalu mengandung makna.

Kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus dikembangkan untuk

mewujudkan aspirasi dan selera terhormat yang dicerminkan dalam gaya kompak,

komunikatif, kaya nuansa kehidupan dan kemanusiaan. Kualitas informasi dan bobot

jurnalistik dapat dicapai melalui upaya intelektual yang penuh empati dengan

pendekatan rasional, memahami jalan pikiran dan argumentasi pihak lain, selalu

berusaha menundukan persoalan dengan penuh pertimbangan tetapi tetap kritis dan

45 Sularto, Kompas Menulis dari Dalam, Kompas Gramedia,Jakarta,2007, hlm.

Page 73: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tetap teguh pada prinsip. Berusaha menyebarkan informasi seluas-luasnya demi

meningkatkan tiras. Untuk dapat merealisasikan Visi dan Misi, Kompas harus

berusaha memperoleh keuntungan dari usaha. Namun keuntungan yang dicari bukan

sekedar demi keuntungan itu sendiri tetapi menunjang kehidupan bagi banyak

karyawan dan pengembangan usaha sehingga mampu melaksanakan tanggung jawab

sosialnya sebagai perusahaan.

2.5 Kebijakan Redaksional

Kebijakan redaksional merupakan unit pelaksana teknis yang menjalankan visi

dan misi surat kabar. Komitmen Kompas adalah untuk berpartisipasi dalam

membangun masyarakat Indonesia baru, yaitu masyarakat dengan kemanusiaan yang

transedental, persatuan dalam perbedaan, menghormati individu dan masyarakat yang

adil dan makmur. Dalam membawakan komitmen itu Kompas mempunyai sisi

mengasah nurani membuat cerdas.

Kebijakan redaksional bisa di jabarkan untuk menyeimbangkan pendekatan-

pendekatan yang ada dalam menyiarkan berita. Sampai saat ini Kompas sering

menjadi kekuatan kontrol dalam masyarakat, yang tidak memihak pada suatu

golongan tertentu. Dalam pola peliputannya Kmpas menggunakan sistem check and

recheck berita. Dalam pemberitaannya Kompas juga menggunakan ungkapan yang

bunyinya “liput dua belah pihak, dengarkan pihak lain, jangan-jangan masih ada

kemungkinan lain”.

Secara garis besar kekuatan redaksi meliputi penentuan materi yang akan

ditulis, pencarian dan pengumpulannya, hingga pemuatan dan pencetakan. Pola

liputan yang disajikan sewaktu-waktu dapat berubah ketika adasuatu event yang

memang dipandang redaksi perlu untuk menyajikan dengan porsi khusus.

2.6 Rubrik Surat Kabar Kompas

Halaman 1 : Headline

Page 74: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Halaman 2-5 : Politik dan Hukum

Halaman 6-7 : Opini

Halaman 8-11 : Internasional

Halaman 12-13 : Pendidikan

Halaman 14 : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Halaman 15 : Umum

Halaman 16 : Sosok

Halaman 17-21 : Bisnis dan Keuangan

Halaman 22-24 : Nusantara

Halaman 25-27 : Metropolitan

Halaman 28-31 : Olahraga

Halaman 32 : Nama dan Peristiwa

Halaman 33-36 : Teropong

Dalam setiap terbitannya Kompas menambahkan halaman tambahan sebanyak

8 lembar di setiap daerah distribusinya, misalkan daeran Jawa Tengah, Yogyakarta,

Jawa Timur dan menyusul yang terakhir di daerah Sumatra bagian Utara dan

Sumatera bagian Selatan sebanyak 2 lembar.46

2.7 Susunan Redaksi Kompas

Pemimpin Umum : Jcob Oetama

Wakil Pemimpin umum : St. Soelarto, Agung Adi Prasetyo

Pimpinan redaksi/

Penaggung jawab : Suryopratomo

Wakil pimpinan redaksi : Bambang Sukartiono, Richard Bangun

Redaktur pelaksana : Trias Kuncahyo

Wakil redaktur pelaksana : Taufik H. Miharja

Sekretaris redaksi ` : Retno Bintari

Wakil sekretaris redaksi : Oemar Samsuri

46 www.kompas.com/cetak

Page 75: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

PENYAJIAN DATA

Pada penelitian ini sebelum menyajikan data hasil penelitian, hal yang pertama

dilakukan adalah menguji keterandalan atau tingkat kepercayaan data penelitian, yaitu

dengan melakukan uji realibilitas. Uji realibiitas yang dilakuakan adalah untuk

menguji seperangkat teori yang dibuat oleh peneliti. Peneliti dalam menguji

keterandalan data penelitian dibantu oleh seorang rekan yang berperan sebagai

pembanding atau hakim yang dalam penelitian ini disebut pengkoding II. Tes

delakukan dengan mengkode 89 item berita yang membahas mengenai presiden di

surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005.

Hasil uji realibilitas untuk tiap kategori surat pembaca yang telah dikoding

oleh peneliti dan pengkoding satu adalah sebagai berikut, pada surat kabar Kompas

untuk kategori tema pemberitaan tentang Presiden periode Januari-Maret tahun 1995

tingkat realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai kesepakatan antara peneliti dan

pengkoding satu sebesar 83%. Untuk kategori jenis sumber berita tingkat

realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai kesepakatan antar pengkoding adalah 87%.

Sedangkan pada kategori arah pemberitaan tingkat realibilitasnya adalah 0,81%,

dengan nilai kesepakatan antar pengkoding adalah 0,86%. Untuk kategori jenis isi

berita tingkat realibiltasnya adalah 0,87%, sedangkan nilai kesepakatan antar

pengkoding adalah 0,78%.

Pada surat kabar Kompas untuk kategori tema pemberitaan tentang Presiden

periode Januari-Maret 1999 tingkat realibilitasnya adalah sebesar 0,93%, dengan nilai

keterandalannya adalah 0,85%. Untuk kategori jenis sumber berita untuk tahun yang

sama tingkat realibilitasnya adalah 0,93%, dengan tingkat keterandalannya sebesar

0,90%. Sedangkan pada kategori jenis arah pemberitaan tingkat realibilitasnya adalah

Page 76: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0,93%, dengan nilai keterandalannya sebesar 0,89%. Kemudian pada kategori jenis isi

berita tingkat realibilitasnya adalah 0,82%, sedangkan nilai keterandalannya sebesar

0,75%

Sedangkan untuk Pada surat kabar Kompas untuk kategori tema pemberitaan

tentang Presiden periode Januari-Maret 2005, tingkat realibilitasnya adalah 0,90%,

dengan nilai antar pengkoding 0,85%. Untuk kategori jenis sumber berita, tingkat

realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai keterandalan antar pengkodingnya sebesar

0,81%. Selanjutnya untuk kategori jenis arah pemberitaan tingkat realibilitasnya

adalah 0,93%, dengan kesepakatan antar pengkoding 0,89%. Untuk kategori jenis isi

berita tingkat realibilitasnya sebesar 0,86%, untuk kesepakatan antar pengkoding

adalah 0,79%

Hasil pengkodingan yang telah dilakukan oleh peneliti dan pengkoding satu

diatas dianggap telah memenuhi syarat keterandalan atau kepercayaan data penelitian

antar pengkoding, menurut Kriyantono apabila ambang batas penerimaan yang sering

digunakan untuk uji realibilitas kategorisasi adalah 0,75 atau 75%. Maka peneliti

yakin bahwa realibilitas tiap kategori dalam penelitian ini adalah reliable atau

memiliki tingkat kepercayaan tinggi, karena hasil realibilitas kategori menunjukan

prosentase diatas 70%.

Setelah melakukan uji realibilitas, kemudian data hasil pengkodingan

disajikan dalam bentuk tabel. Tabel disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dengan tujuan untuk menggambarkan distribusi frekuensi untuk tiap kategori.

Kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori tema berita, jenis

sumber berita,jenis arah pemberitaan, dan jenis isi berita pada periode yang telah

ditentukan. Kategori-kategori ini akan diukur dari frekuensi pemuatan berita.

Page 77: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Frekuensi adalah tingkat keseringan munculnya berita tentang Presiden pada surat

kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005.

3.1 Penyajian Data Halaman Depan Pada Surat Kabar Kompas Periode

Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

Pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995, halaman depan yang

berisikan pemberitaan tentang presiden berjumlah 31 item. Sajian data ini akan

terbagi dalam kategori-kategori yang telah dibuat sebelumnya, yitu berdasarkan

kategori tema berita, sumber berita, arah berita, dan jenis pemberitaan.

3.1.1 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode

Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

Tabel 3.1.1

Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas

Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

No Tema Frekuensi Presentase (%)

1 Politik dan pemerintahan 12 38,7%

2 Konflik dan bencana 6 19,35%

3 Perekonomian 6 19,35%

4 Kesehatan dan kesejahteraan 3 9,67%

5 Masalah moral dan agama 4 12,90%

Jumlah 31 100%

Sumber data : Hasil koding data primer

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tema yang paling banyak diberitakan

surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 adalah berita tentang politik dan

pemerintahan. Hal tersebut dapat dilihat dari frekuensi yang muncul sebanyak 12 kali

atau 38,7% dari total berita yang dimuat sebanyak 31 item. Pada tema tentang politik

Page 78: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan pemerintahan ini, berita yang sering dimuat membicarakan tentang instruksi-

instruksi yang diberikan oleh presiden Soeharto kepada para Mentri-mentri serta

jajarannya yang kebanyakan menyangkut persoalan mengenai peningkatan kinerja

pemerintahan terutama pada sektor yang berhubungan dengan lembaga pemeritahan.

Selain itu ada juga berita yang membahas masalah politik dalam dan luar negeri. Hal

ini menunjukan bahwa sorotan dalam halaman depan surat kabar Kompas banyak

tertuju pada masalah internal pemerintah yang sedang bergulir.

Berita edisi 22 Februari 1995 yang dimuat pada halaman depan surat kabar

Kompas merupakan contoh dimana berita tentang Presiden banyak menyoroti tentang

lembaganya. Pada halaman depan edisi tersebut judul besarnya bertuliskan “Presiden

Instruksikan LIPI Teliti Sistem Pemilu Terbaik” di dalamnya memberitakan instruksi

Presiden Soeharto kepada LIPI untuk meneliti atau sistem pemilihan umum yang

terbaik yang mungkin untuk dilaksanakan di In donesia di masa mendatang.

Dalam halaman depan edisi lain yaitu 16 Maret 1995, berita tersebut

menyoroti tentang politik luar negeri Indonesia untuk menjajaki penyelesaian konflik

di kawasan bekas Yugoslavia dengan mengirimkan utusan ke bekas Republik

Federasi Yugoslavia. Dalam berita tersebut menyoroti tentang pembicaraan Soeharto

dengan Presiden Kroasia Franjo Tudjman dan Presiden Bosnia-Herzegovina Alija

Izetbegovic di Sarajevo, dimana kedua pemimpin itu setuju atas gagasan Indonesia

tentang perlunya penyelesaian damai itu oleh para pemimpin serta rakyatnya sendiri,

dan jika diminta, Indonesia juga bersedia menjadi fasilitator.

Berita edisi diatas merupakan kelanjutan berita pada edisi sebelumnya yaitu 15

Maret 1995 yang menyoroti berita tentang RI yang bersedia menjadi fasilitator

sekaligus tuan rumah bagi perundingan damai Bosnia. Hal ini dilakukan sebagai salah

Page 79: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

satu tindak lanjut dari kunjungan politik Presiden Soeharto di kawasan bekas

Yugoslavia.

Kompas yang merupakan surat kabar yang beredar setiap hari dan merupakan

surat kabar Nasional, tentunya mempunyai jangkauan yang luas pada sirkulasi

tirasnya. Karena itu beritanya pun haruslah mencakup semua peristiwa yang terjadi

diseluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali peristiwa yang terjadi di belahan bumi

lain. Peristiwa yang berkaitan dengan peristiwa politik dan pemerintahan banyak

menyita perhatian masyarakat, sehingga layak ditempatkan di halaman utama dan

merupakan tema yang paling banyak muncul pada periode Januari hingga Maret tahun

1995.

Sedangkan untuk tema yang lain yang banyak muncul di halaman depan surat

kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 adalah berita tentang konflik dan bencana,

dan berita mengenai perekonomian, dimana kedua tema tersebut frekuensi

kemunculannya masing-masing sebanyak 6 item berita atau 19,35%. Berita tentang

konflik dan bencana banyak menyoroti peristiwa yang bersangkutan dengan konflik

yang terjadi di luar negeri yaitu kemelut Bosnia-Herzegovina yang sedang menjadi

topik utama di dunia internasional.

Seperti pada Kompas edisi 13 Maret hingga 20 Maret berita yang disajikan

menyoroti perjalanan Presiden Soeharto yang berkunjung ke Sarajevo ibukota Bosnia-

Herzegovina guna meninjau langsung daerah konflik yang masih bergejolak itu.

Dalam perjalanannya Presiden Soeharto bertemu dengan presiden Bosnia-

Herzegovina Alija Izetbegovic. Dalam pertemuan tersebut Presiden Soeharto

mengungkapkan bahwa suatu penyelesaian langgeng hanya bisa tercapai jika

penyelesaian itu dirundingkan secara langsung oleh pemimpin-pemimpin atau pihak-

pihak yang langsung bertikai. Diakhir kunjungannya, Presiden Soeharto juga

Page 80: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menawarkan kesediaannya untuk menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah

digelarnya perundingan damai Bosnia-Herzegovina. Berita yang hampir menjadi

headline selama kurun seminggu ini berakhir dengan pujian yang didapat Presiden

Soeharto oleh para Da’I ketika kembalinya ke tanah air.

Sedangkan tema perekonomian yang juga mempunyai frekuensi muncul

sebanyak 6 kali banyak menyoroti tentang peningkatan berbagai barang komoditi

negeri seperti peningkatan ekspor tekstil, peningkatan bahan makanan, serta tentang

inflasi dan UMR perusahaan. Berita yang dimuat menonjolkan bahwa tidak ada

masalah yang berat yang dihadapi bangsa seperti adanya krisis moneter atau

sejenisnya, yang dibahas masih sekitar keutuhan pokok masyarakat terutama yang

berkaitan dengan pangan.

Halaman depan Kompas edisi selasa, 21 Februari 1995 adalah contoh dimana

beritanya berisikan tentang instruksi Presiden Soeharto untuk meningkatkan produksi

bahan makanan. Berita ini berisikan agar bahan makanan ditingkatkan untuk masa-

masa mendatang. Sebab kekurangan produksi akibat musim kering berkepanjangan

ternyata telah menyebabkan inflasi yang tinggi pada bulan Januari 1995. Sedangkan

berita sejenis yang muncul mengenai instruksi Presiden Soeharto untuk meningkatkan

ada di edisi Selasa, 14 Februari 1995.

Tema lain yang sering muncul dalam surat kabar Kompas periode Januari-

Maret 1995 yaitu tema yang menyoroti masalah moral dan agama. Hal yang paling

banyak dibahas adalah mengenai nilai-nilai kemanusiaan dikalangan remaja,

pemahaman pancasila, serta mengenai penambahan kuota haji. Kategori masalah

moral dan agama menempati porsi sebesar 12,90% dengan frekuensi kemunculan

sebanyak 4 item berita. Sedangkan tema yang paling sedikit muncul adalah berita

Page 81: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang menyoroti mengenai kesehatan dan kesejahteraan dengan porsi sebesar 9,67%

dengan jumlah berita yang muncul dihalaman depan Kompas sebanyak 3 item berita.

Dalam kategori tema kesehatan dan kesejahteraan dapat dilihat pada Kompas

edisi Jumat, 27 Januari 1995 yang menyoroti tentang Presiden Soeharto yang

menekankan pembangunan pertanian tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi,

tetapi juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya.

Dari tema-tema yang muncul pada halaman depan surat kabar Kompas periode

Januari-Maret 1995, tema pemerintahan dan politik adalah tema yang sering muncul.

Hal ini dikarenakan tema tersebut adalah tema yang banyak menyoroti kinerja

pemerintah dalam menjalankan program-programnya, sehingga oleh redaksi surat

kabar Kompas dianggap penting untuk diberitakan. Berita-berita tentang politik luar

negeri banyak dibahas dalam kategori ini, hal ini disebabkan karena posisi indonesia

saat itu sebagai ketua Gerakan Non Blok (GNB), anggota OKI, dan sebagai anggota

Dewan Keamanan PBB. Sehingga Indonesia aktif dalam kegiatan internasional

terutama yang ada kaitannya dengan konflik antara dua kubu.

3.1.2 Sajian Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995

Sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah

kategori jenis sumber berita halaman depan yaitu, Presiden, pemerintahan, tokoh

politik, lainnya. Sumber berita yang berasal dari Presiden adalah jika berita yang

disajikan keterangannya berasal dari Presiden atau wakil Presiden yang notabene

merupakan kepanjangan tangan dari seorang Presiden. Presiden dalam kategori ini

Page 82: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adalah Presiden Indonesia, apabila yang memberi keterangan berita tersebut adalah

Presiden luar negeri maka itu tidak dimasukkan dalam kategori ini. Keterangan yang

diberikan oleh Presiden bisa berupa pidato, pers rilis ataupun wawancara.

Sedangkan isi halaman depan yang sumber beritanya dari pemerintah adalah

berita yang keterangannya berasal dari lembaga Negara yang menentukan berbagai

kebijakan. Dalam kategori ini yang dimaksud dengan lembaga Negara adalah seperti

DPR dan DPR, dimana didalamnya terdapat berbagai komisi yang mengurusi

berbagai kegiatan pemerintahan.

Kategori yang lain adalah tokoh politik, yaitu orang yang berkecimpung dalam

dunia politik. Tokoh politik yang dimaksud bisa orang yang berprofesi aktif dalam

sebuah partai politik ataupun seorang yang berprofesi sebagai pengamat politik.

Keterangan yang diberikan biasanya berupa saran atau kritik untuk Presiden,

pemerintah dan jajarannya dalam menjankan roda pemerintahan. Sekaligus tokoh

politik sebagai pengawas, apakah keadaan politik yang ada sudah berjalan dengan

benar dan tidak melenceng dari tujuan utamanya.

Kategori sumber berita yang terakhir adalah lainnya yaitu, keterangan yang

terdapat dalam berita itu berasal dari sumber yang dapat menunjang isi berita.

Misalkan pejabat luar negeri, presiden, perdana mentri ataupun duta besar Negara

luar. Sumber lainnya yaitu profesi atau kelompok masyarakat yang terdapat dalam

lingkungan Negara. Serta sumber-sumber lainnya yang terdapat dalam berita.

Keempat kategori jenis sumber berita tersebut dapat dilihat frekuensi

kemunculannya selama periode Januari-Maret 1995. Berikut sajian data dalam tabel

distribusi frekuensi.

Page 83: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3.1.2

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)

1 Presiden 16 51,61%

2 Pemerintah 10 32,25%

3 Tokoh Politik 1 3,22%

4 Lainnya 4 12,90%

Jumlah 31 100%

Sumber data : Hasil koding data primer

Tabel diatas memperlihatkan kecenderungan isi berita dihalaman depan surat

kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 lebih banyak di dominasi oleh presiden,

yaitu berita yang ada menyajikan berita yang sumbernya berasal dari Presiden

Soeharto selaku kepala Negara. Hal itu bisa dilihat dari prosentase yang ada yakni

sebesar 51,61% atau 16 item dari keseluruhan berita yang berada dihalaman depan

pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995. Berita yang bersumber dari

Presiden banyak berisikan instruksi-instruksi untuk memperbaiki atau meningkatkan

kinerja pada sektor-sektor vital Negara.

Seperti pada halaman depan Kompas edisi 4 Januari 1995. Halaman depan

yang berjudul “Tak Ada Sistem “Backing” Untuk Melindungi Bandung Utara”, berisi

tentang instruksi Presiden bahwa Presiden meminta aparat berwajib untuk segera

mengambil tindakan andai kata ada usaha yang menyalahi aturan terkait kasus

pengusaha real estate yang melanggar ketentuan di wilayah Bandung utara. Dalam

berita tersebut tertulis Presiden Soeharto penegasan perintah presiden dalam kasus

Bandung Utara seperti dalam kalimat:

Page 84: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“Kepala Negara menegaskan sistem backing-backingan itu tidak ada, Presiden mengahrapkan agar departemen terkai dan pihak berwajib segera mengambil tindakan adaikata ada usaha apapun yang melanggar hukum dan melanggar tata ruang”

Berita lainnya yang bersumber dari Presiden adalah edisi 2 Maret 1995, hal ini

dapat dilihat dari penggaalan kalimat berikut yang teradat instruksi dari presiden

dalam siding cabinet terbatas Bidang Ekku/ Wasbang dan Indag:

“Presiden Soeharto sekali lag menginstruksikan semua pihak terkait untuk memperhatikan stok beras nasional dan menekan lagi angka inflasi yang mencapai angka cukup tinggi pada bulan Februari 1995 ini, yakni 1,31 persen, naik dari1,16 persen pada bulan Januari 1995”.

Kategori jenis sumber berita yang berasal dari pemerintah dihalaman depan

surat kabar Kompas adalah berita yang keterangan didalamnya sumbernya berasal

dari lembaga yang menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk

mencapai tujuan masyarakat Negara. Menempati urutan kedua dari jenis sumber

berita dengan prosentase sebesar 32,25% atau sebanyak 10 item dari keseluruhan

berita sebanyak 31 kali yang memberitakan tentang presiden di surat kabar Kompas.

Ciri berita yang sumber beritanya berasal dari kategori pemerintah yaitu

disebutkan bahwa keterangan tersebut berasal dari lembaga pemerintah seperti DPR/

MPR ataupun menteri yang menjabat, serta aparatur Negara. Berita yang disajikan

biasanya bersumber dari presiden namun dalam keterangannya disampaikan oleh

jajaran mentri atau lembaga Negara. Hal ini seperti pada halaman depan edisi 12

Maret 1995 dengan judul “Presiden Soeharto Tentang Pergantian Pemimpin”. Berita

ini menyoroti tentang persoalan pemimpin, yaitu tiap Negara sudah mempunyai

mekanisme kepemimpinan nasional.

“…Mensesneg Moerdiono menjelaskan hal itu kepada wartawan usai mendampingi pertemuan bilateral antara Presiden Soeharto dengan PM Cina, Li Peng di Bella Center, Copenhagen, Denmark. Selain dengan PM Li Peng, Presiden Soeharto juga bertemu secara bilateral dengan Perdana Menetri Madagaskar Francique Ravony dan Presiden Letjen Omar Hassan Ahmed El Bashir. Sementara Jumat malam, Presiden Soeharto juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Aljazair, Liamine Zeroual.”

Page 85: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Cuplikan berita diatas merupakan contoh berita yang sumbernya dari

pemerintah, hal itu jelas disebutkan berasal dari mana berita itu bersumber, dimana

Mensesneg. Pemerintah yang juga “kepanjangan tangan” dari presiden juga

mempunyai cukup porsi untuk berbicara pada periode penelitian Januari-Maret 1995.

Selanjutnya, kategori jenis sumber berita yang sering muncul setelah Presiden

dan pemerintahan yaitu lainnya. Kategori lainnya ini adalah sumber berita yang

dipakai wartawan untuk menunjang isi berita. Misalkan pejabat luar negeri, bisa

presiden, perdana mentri ataupun duta besar Negara luar. Sumber lainnya yaitu

profesi atau kelompok masyarakat yang terdapat dalam lingkungan Negara. Serta

sumber-sumber lainnya yang terdapat dalam berita. Kategori ini mempunyai

prosentase sebesar 12,90% dengan kemunculan item sebanyak 4 item. Berita yang

menggunakan kategori lainnya ini banyak terdapat pada saat terjadinya konflik

Bosnia-Herzegovina, dalam kasus tersebut banyak tokoh luar negeri yang menjadi

sumber berita tersebut.

Seperti pada Kompas edisi 16 Maret 1995, dengan judulnya “Akan Dikirim,

Utusan ke Bekas Republik Federasi Yugoslavia” . Dalam berita itu menyoroti

permasalahan yang terjadi di luar negeri maka selain sumber beritanya berasal dari

Presiden Soeharto, juga berasal dari Presiden Bosnia dan Presiden Kroasia. Kedua

Negara itu meminta Indonesia khususnya Presiden Soeharto untuk turun langsung

guna mendamaikan wilayah yang sedang dilanda konflik melalui perundingan damai.

Sedangkan untuk kategori jenis tokoh politik muncul sebanyak 1 kali atau

sebesar 3,22% selama periode penelitian Januari-Maret 1995. Dalam hal ini, surat

kabar Kompas memberikan porsi kepada tokoh politik untuk menjadi sumber berita

pada edisi 22 Januari 1995 dengan judul “Presiden Soeharto Pada Pembukaan Munas

XX HMI, Aktivis HMI agar Menangkap Semangat Fastaiqu Khairat”.

Page 86: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari prosentase diatas, kategori jenis sumber berita pada surat kabar Kompas

didominasi oleh sumber berita yang berasal dari Presiden. Hal ini merupakan salah

satu faktor yang menyebabkan kenapa presiden mempunyai porsi banyak dalam

periode penelitian, hal ini karena presiden dianggap tokoh penting yang bisa

mempengaruhi banyak sektor dengan langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yang

diambilnya. Dalam Periode Januari-Maret 1995 dalam Kompas, sumber berita yang

berasal dari Presiden banyak muncul dalam bidang politik luar negeri dan bidang

perekonomian.

3.1.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995

Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini adalah positif, negatif, dan

netral. Berita tentang Presiden dikatakan positif Jika isi berita pada halaman depan

surat kabar Kompas yang membahas mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit

mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui. Sedangkan dikatakan

negatif sesuai apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit isi beritanya

tidak mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak, memojokkan.

Terakhir, dikatakan netral apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit

tidak bersikap memihak atau netral. Berikut sajian data dalam tabel distribusi

frekuensi.

Tabel 3.1.3

Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

Page 87: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 Positif 17 50,83%

2 Negatif 5 16,12%

3 Netral 9 29,03%

Jumlah 31 100%

Tabel data: Hasil koding data primer

Untuk kategori arah pemberitaan dari pemberitaan tentang presiden di

halaman depan surat kabar Kompas dengan jenis positif sebesar 50,83% atau 17 item

berita. Hal ini disebabkan karena berita yang diteliti pada periode ini banyak

menyororti tentang kiprah Presiden Soeharto yang banyak memberikan solusi ataupun

perhatian yang lebih pada masyarakat. Terutama disaat-saat Presiden melakukan

kunjungan keluar negeri untuk mendamaikan dua negara yang sedang terlibat perang

saudara. Disana berita yang diketengahkan lebih pada keberaniaan Presiden Soeharto

berkunjung kedaerah konflik, kemudian juga mengajukan diri sebagai fasilitator

perdamaiaan, dan setelah kembalinya ke tanah air mendapat pujian yang tinggi dari

lapisan masyarakat terutama dari para Da’i.

Menyambung paragraf diatas, bahwa pada masa itu Presiden merupakan tokoh

yang paling paling banyak menjadi pusat berita yang arahnya positif. Dimana Kompas

yang merupakan surat kabar nasional menjadi sentral penyebaran informasi yang

berkedudukan di pusat, yaitu sebagai saluran informasi ke berbagai pelosok negeri

pada waktu itu.

Halaman depan surat kabar Kompas edisi 17 Januari 1995 dengan judul

“Presiden Diminta Bantu Seleseikan Kemelut Bosnia” adalah contoh berita dengan

arah berita spositif. Hal ini jelas terlihat maupun tersirat dalam kalimat berikut:

Perdana Menteri Kroasia Nikica Valentic sangat mengharapkan agar Presiden Soeharto secara pribadi membantu menyelesaikan kemelut Bosnia-Herzegovina yang berkepanjangan. Bahkan sebagai dukungan

Page 88: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

moral bagi perjuangan rakyat Bosnia, Presiden Soeharto diharapkan dapat berkunjung ke Bosnia.

Dalam pragraf tersebut secara terseirat memposisikan Presiden Soeharto

sebagai tokoh yang mempunyai peran yang penting dalam masalah tersebut, dan

disebutkan diatas bahwa Perdana Menteri Kroasia secara langsung mengharapkan

Presiden Soeharto untuk datang ke Bosnia guna menyelesaikan kemelut di daerah

tersebut. Arah berita positif yang banyak muncul pada periode ini merupakan refleksi

dari ketatnya pengawasan dari pemerintah mengenai berita yang dimuat, terutama

yang berhubungan dengan seorang Presiden.

Sedangkan untuk kategori yang sering muncul kedua adalah arah berita jenis

netral frekuensinya sebesar 29,03% atau 9 item berita. Dari sebanyak 9 berita yang

termasuk dalam jenis netral kebanyakan membahas mengenai hal-hal yang isinya

berkaitan dengan anjuran presiden baik dibidang moral, agama, ataupun konflik. Di

edisi 19 Januari 1995 dapat dilihat petikan kalimat yang nada beritanya netral:

...Kepala Negara mengingatkan agar kesadaran dan kegairahan beragama diarahkan dengan tepat, yaitu selalu menuju ke kebaikan. Sebab kalau tidak, kata Kepala Negara, bukan mustahil kesadaran dan kegairahan beragama menimbulkan masalah bagi masyarakat yang sangat majemuk ini, dan bagi agama yang dipeluk masyarakat.

Dalam cuplikan paragraf diatas menunjukan sifat netral berita yang

didalamnya statement Presiden menganjurkan untuk meningkatkan kesadaran dan

kegairahan beragama, karena itu semua pihak dianjurkan terus memelihara dan

meningkatkan kesadaran dan kegairahan sesuai dengan ajaran agama yang di peluk

masing-masing. Isi berita tersebut tidak mendukung ataupun memojokkan Presiden

Soeharto, sehingga masuk dalam kategori netral.

Kemudian untuk arah pemberitaan negatif, seperti mencela, meremehkan,

menolak, memojokkan frekuensi kemunculannya sebanyak 5 item atau sebesar

Page 89: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16,12%. Seperti pada berita edisi 14 Februari 1995, berita yang berjudul “Presiden

Minta Ekspor Tekstil Ditingkatkan” tersebut secara tersirat maupun tersurat

mengetengahkan masalah tentang adanya penurunan eksport tekstil yaitu dari 6,1

Milyar dollar Amerika Serikat (AS) tahun 1993 menjadi 5,6 milyar dollar AS tahun

1994 lalu.

3.1.4 Sajian Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995

Sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah

kategori jenis pemberitaan yaitu argumentatif, informatif, dan eksplanatif. Berita yang

argumentatif adalah apabila berita berisi pembelaan terhadap suatu pandangan

tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa baik buruknya

sesuatu dampak atau suatu kebijakan. Sedangkan berita yang bersifat informatif

adalah berita tersebut berisi sebuah keadaan atau keterangan latar belakang tentang

sesuatu hal atau masalah tertentu. Kemudian fakta-fakta yang disajikan tidak

dimaksudkan untuk memaksakan suatu pandangan. Untuk berita yang masuk kategori

eksplanatif adalah berita yang isinya menjelaskan atau menerangka suatu tema.

Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya adalah agar pembaca dapat memahami duduk

perkara suatu topik tertentu yang disajikan dalam berita tersebut.

Tabel 3.1.4

Page 90: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

1 Argumentatif 8 25,80%

2 Informatif 21 67,74%

3 Eksplanatif 2 6,45%

Jumlah 31 100%

Tabel koding diatas menunjukkan bahwa jenis berita yang dimuat di surat

kabar Kompas bersifat informatif, dengan prosentase sebesar 67,74% atau 21 item

dari keseluruhan pemberitaan selama periode penelitian. Berita yang banyak disajikan

adalah berita mengenai himbauan presiden untuk menuju kearah kehidupan yang

lebih baik, dan mengenai pembahasan latarbelakang penyelesaian konflik.

Berikut potongan isi berita informatif dalam surat kabar Kompas edisi 8

Januari 1995 dengan judul “Kembangkan Terus Nilai-Nilai Kemanusiaan di Kalangan

Remaja” berisi tentang himbauan Presiden untuk meningkatkan rasa kemanusiaan

remaja bangsa. Berita ini berlatarbelakangkan PMI yang harus diperkuat

organisasinya guna mandiri dalam melaksanakan palang merah.

Presiden Soeharto mengharapkan agar nilai-nilai kemanusiaan, kebersihan dan kesehatan terus menerus dikembangkan dikalangan remaja. “kesadaran untuk menyalurkan rasa kemanusiaan remaja bangsa kita perlu dipupuk bersama, sehingga mereka siap siaga setiap waktu untuk membaktikan diri bagi tugas-tugas kemanusiaan”.

Kategori isi pemberitaan yang bersifat argumentatif pada surat kabar Kompas

pada periode penelitian menempati prosentase sebesar 25,80% atau 8 item berita. Ciri

Page 91: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari jenis isi berita argumentatif apabila isi beritanya mengajak pembaca untuk

menganalisis suatu fakta, mengenai dampak yang akan ditimbulkannya.

Hal ini seperti pada berita Kompas edisi 16 Januari 1995 dengan judul

“Presiden: Pahami Pancasila Jangan Setenga-setengah”. Berita ini berisikan tentang

penegasan Presiden Soeharto mengenai apa yang terkandung dalam Pancasila.

…Presiden Soeharto menekankan bahwa upaya penghayatan dan pengalaman Pancasila akan lebih banyak tergantung kepada faktor penegndalian diri manusia yang bersangkutan untuk mau mengamalkan nilai luhur Pancasila.

Sedangkan untuk kategori jenis isi eksplanatif hanya muncul 2 kali yaitu

diantaranya pada edisi jumat, 10 Februari 1995 den judul “Pers Nasional Berperan

Penting Menjaga Semangat Kebangsaan” berita ini masuk dalam kategori eksplanasi

karena isinya berupa paparan bahasan suatu topik masalah yang sedang terjadi.

Dalam berita tersebut mengupas mengenai pers nasional yang masa kini dan

masa mendatang bereran dalam merakit, memelihara, dan menggerakkan kesatuan

dan persatuan bangsa menuju cita-cita nasional. Oleh sebab itu presiden Soeharto

mengharapkan pers dapat menjadi industri modern yang tidak hanya mementingkan

tiras berita sehingga mengabaikan ketepatan dan kepantasan berita.

Dari tabel distribusi frekuensi diatas, berita pada surat kabar Kompas

didominasi oleh berita jenis informatif. Hal ini tidak lepas dari fungsi utama surat

kabar, yaitu sebagai penyalur informasi kepada khalayak. Banyaknya berita yang

berjenis informatif juga disebabkan oleh tidak diperbolehkannya suatu surat kabar

untuk memuat berita-berita yang bersifat argumentatif, karena diindikasikan bisa

membuat reputasi seorang Presiden menjadi tidak baik.

Page 92: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan berita yang paling sedikit muncul dalam kategori jenis isi berita ini

adalah eksplanatif. Berita tersebut jarang ditemui karena isinya yang mengupas duduk

perkara suatu peritiwa dan biasanya disajikan dalam bentuk narasi atau eksposisi.

3.2 Penyajian data Halaman Depan Tentang Pemberitaan Presiden Pada Surat

Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999

Dalam kurun waktu 3 bulan (1 Januari-31 Maret 1999) surat kabar Kompas ini

memuat berita tentang presiden sebanyak 29 item. Peneliti membagi kategori-kategori

yang telah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan tema berita, jenis sumber berita,

arah pemberitaan, dan jenis pemberitaan.

3.2.1 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas

Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999

Pada periode Januari-Maret 1999, surat kabar Kompas memuat sebanyak 29

item berita. Dari jumlah tersebut tema dari berita yang frekuensi kemunculannya

paling banyak, adalah tema politik dan pemerintahan (75,86%), konflik dan bencana

(13,79%), dan perekonomian (10,34%), sedangkan tema berita lain tidak muncul pada

periode penelitian ini.

Pada berita di halaman depan Kompas tema politik dan pemerintahan, topik-

topik yang disorot paling banyak adalah yang berkaitan dengan masalah percakapan

antara presiden Habibie dengan Ghalib, kemudian diikuti dengan topik yang

menyoroti masalah pemilihan umum untuk Presiden. Topik yang menyoroti tentang

pembicaraan Habibie-Ghalib muncul sebanyak 7 kali dalam kemunculan berita politik

Page 93: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan pemerintahan sebanyak 22 kali. Sementara Topik yang berkaitan dengan

pemilihan umum muncul sebanyak 6 kali dari 22 jumlah kemunculan berita politik.

Tabel 3.2.1

Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden

No Tema Frekuensi Presentase (%)

1 Politik dan pemerintahan 21 72,41%

2 Konflik dan bencana 5 17,24%

3 Perekonomian 3 10,34%

4 Kesehatan dan kesejahteraan 0 0%

5 Masalah moral dan agama 0 0%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Dalam berita yang dimuat pada edisi Februari 1999 yang menyoroti tentang

kasus percakapan antara Habibie-Ghalib yang bocor merupakan berita yang paling

banyak muncul. Dimana selama seminggu penuh berita yang membahas kasus

tersebut muncul di halaman depan Kompas mulai dari tanggal 19 Februari-26

Februari. Contoh beritanya ada pada Kompas edisi 19 Februari 1999, diamana

Presiden Habibie menginstruksikan kepada Menhankam yaitu Jedral TNI Wiranto

untuk menyelidiki kasus penyadapan Presiden dengan jaksa agung AM Ghalib.

Dalam perkembangannya berita tersebut dapat menurunkan citra Habibie yang akan

mencalonkan diri lagi sebagai Presiden pada pemilu 1999.

Sedangkan dalam periode itu berita yang menyoroti tentang pemilihan umum muncul

sebanyak 6 kali, kebanyakan membahas mengenai pelaksanaan pemilu dan kandidat

presiden yang akan menjabat.

Page 94: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Seperti dalam Kompas edisi Minggu, 3 Januari 1999. Dengan judul “BJ

Habibie Harus Jamin Pemilu 1999 Jurdil” berita tersebut menyoroti mengenai pemilu

yag akan segera dilaksanakan guna mendapatkan pemerintahan yang sah. Hal itu

disebabkan karena Habibie merupakan pengganti sementara sebagai Presiden setelah

sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden menggantikan Presiden Soeharto yang

lengser karena tekanan oleh publik untuk turun. Hal itu dapat dilihat dari petikan

kalimat yang ada dalam berita tersebut:

Cendekiawan Nurcholis Madjid menegaskan Pemilihan Umum (pemilu) 1999 merupakan satu-satunya jalan untuk memperoleh pemerintahan yang sah dan diakui. Gagalnya pemilu akan mengakibatkan konsekuensi besar, yakni tidak menentunya nasib bangsa Indonesia di masa mendatang. Untuk itu, Presiden BJ Habibie harus menjamin pemilu 1999 berjalan secara jujur dan adil (jurdil)…

Adapun tema konflik dan bencana, hal yang dibicarakan adalah menyangkut

bagaimana penyelesaian masalah Timor-timur yang ingin melepaskan diri dari

Indonesia. Dari keseluruhan berita yang ada, masalah Timor-timur ini muncul

sebanyak 6 kali. Hal tersebut seperti pada Kompas edisi Jumat, 12 Februari 1999.

Halaman depan edisi tersebut tercetak dengan judul “Presiden Habibie: 1 Januari

2000, Timtim tak jadi beban lagi”. Berita tersebut memaparkan bahwa Presiden BJ

Habibie lebih memilih Timtim diberi kemerdekaan dan lepas dari Indonesia. dan

berharap mulai tanggal 1 Januari 2000 pemerintah Indonesia tak lagi terbebani oleh

wilayah Timtim.

Tema tentang perekonomian menempati urutan ketiga dalam keseringan topik

yang muncul pada periode itu. Dengan item sebanyak 3 item, dan prosentasenya

sebesar 10,34%. Ketiga item tersebut membahas masalah kemerosotan RAPBN tahun

1999/2000 yang telah dianggarkan, lalu berita tentang bank-bank yang akan

dilikuidasi oleh Presiden Habibie, serta berita mengenai kesenjangan perekonomian

masyarakat yang terjadi akibat ketimpangan dalam berbagai aspek kehidupan

Page 95: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga perlunya ke transparanan dan keadilan. Sedangkan tema lain seperti

kesehatan dan kesejahteraan, masalah moral dan agama tidak muncul dihalaman

depan Kompas pada periode tersebut.

Sedangkan dari jumlah 29 berita yang di teliti pada periode tersebut, untuk

kategori kesehatan dan kesejahteraan, serta masalah moral dan agama tidak muncul

sama sekali pada periode penelitian.

3.2.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999

sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah

kategori sumber berita halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret

1999, yaitu Presiden, pemerintahan, tokoh politik, dan lainnya. Tabel dibawah ini

memperlihatkan kecenderungan isi berita yang dimuat di surat kabar Kompas berasal

dari Presiden bila berita tersebut sumbernya berasal dari statemen Presiden ataupun

wakilnya yang membahas sesuatu hal atau masalah tertentu. Dalam tabel berikut

kategori tokoh politik juga mempunyai frekuensi kemunculan yang sama dengan

kategori sumber berita yang berasal dari Presiden. Sumber berita tokoh politik

merupakan sumber berita yang bersal dari elit yang berkecimpung dalam dunia politik

Indonesia, misalkan seperti para politikus ataupun orang yang mempunyai kedudukan

dan porsi dalam sebuah partai politik.

Tabel 3.2.2

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)

1 Presiden 11 37,93%

Page 96: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 Pemerintah 7 24,13%

3 Tokoh Politik 9 31,03%

4 Lainnya 2 6,89%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Hal itu dilihat dari prosentase yang ada yakni sebesar 37,93% atau 11 item

dari keseluruhan berita tentang Presiden yang dimuat selama periode penelitian.

Berita yang sumbernya dari Presiden seperti yang dimuat dalam Kompas edisi 1

Maret 1999, “Presiden Habibie: Perekonomian Perlu Lebih Transparan dan Adil”.

Berikut kata-kata yang bersumber dari presiden:

Krisis ekonomi telah menumbuhkan kesadaran bahwa perekonomian perlu lebih transparan dan memberikan yang lebih luas kepada rakyat banyak dalam pembangunan nasional, “kata Habibie yang dalam membacakan sambutan itu menggunakan bahasa Jerman

Sumber berita yang lain yang mempunyai frekuensi yang sama yaitu tokoh

politik dengan jumlah prosentase sebesar 31,03% atau 9 item dari jumlah keseluruhan

berita yang diteliti sebanyak 29 berita. Berita yang terdapat pada Kompas edisi 12

Maret 1999, “Pemerintahan Habibie Didemisionerkan”.

“Saya gembira dengan adanya langkah maju setahap dari PAN untuk bersama PKB mendesakkan agar pemerintahan Habibie didemisionerkan. Sejak awal, PKB mendesak agar pemerintahan transisional yang hanya bertugas menyelenggarakan pemilu yang jurdil, sehingga terbentuk pemerintahan yang legimtimate,” kata Matori.

Jenis sumber berita lain pada surat kabar Kompas adalah pemerintah. Jenis ini

berasal sumbernya berasal dari mentri-mentri, anggota MPR/DPR, ataupun pejabat

yang menduduki kursi pemerintahan seperti gubernur atau walikota. Didalamnya

pihak pemerintah banyak menyoroti kasus mengenai konflik yang terjadi di beberapa

daerah di Indonesia. Dengan frekuensi sebesar 7 item berita atau 24,13% menempati

Page 97: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

urutan ketiga kemunculan terbanyak. Seperti dalam Kompas edisi 16 Februari 1999,

dengan judul “Presiden Tugaskan Tim Khusus ke Maluku”.

Tim Khusus itu tiba di Ambon hari Minggu, diketahui Mayjen TNI (Purn) Jos Muskitta dengan anggota Des Alwi, dan K Kaplale, dan esoknya menemui Wagub Maluku, Paula Renyan. Tim ini bertugas mencari solusi untuk perbaikan Maluku. “Masalahnya terlalu kompleks untuk dijelaskan terlalu dini. Jadi belum bisa dijelaskan, apalagi tim ini baru berada di Ambon dua hari, sehingga perlu mengumpulkan informasi akurat,” kata Muskitta.

Sedangkan untuk kategori sumber berita yang berasal dari lainnya hanya

terdapat 2 item berita atau sebesar 6,89%. Dalam kategori ini smbernya berasal dari

pihak-pihak yang tidak termasuk dalam kategori sumber berita Presiden,

Pemerintahan, tokoh politik. Contoh yang bisa dimasukkan dalam kategori ini adalah

pihak yang berasal dari akademisi pendidikan ataupun praktisi hukum. Berita pada

tanggal 13 Maret 1999 adalah salah satu berita yang masuk dalam kategori ini. Berita

dengan judul “Soeharto Tetap Harus Diadili” yang dimuat 13 Maret 1999.

“Perlu ada langkah pengentar agar orang tidak berani, yaitu pengadilan. Bahwa nanti Soeharto diberi grasi, itu soal lain. Yang penting sudah terjadi penghukuman. Pengadilan itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ini semua demi kebaikan bangsa agar tidak sakit,” kata Nurcholis Madjid, akrab dipanggil Cak Nur, seusai peresmian Komite pemberdayaan Pemilihan di Jakarta. Kamis.

Dari hasil tersebut diatas, kita ketahui bahwa jenis sumber berita pada surat

kabar Kompas periode Januari-Maret 1999 didominasi berita yang bersumber dari

Presiden dan tokoh politik, yaitu masing-masin sebanyak 10 item berita atau

34,48%.

3.2.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999

Page 98: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini adalah positif, negatif, dan

netral. Berita dikatakan arahnya positif Jika isi berita pada halaman depan surat kabar

Kompas yang membahas mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit mendukung

yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui. Negatif Apabila berita yang dimuat

secara eksplisit atau implisit isi beritanya tidak mendukung, yaitu seperti mencela,

meremehkan, menolak, memojokkan. Kemudian dikategorikan netral apabila apabila

berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak atau netral.

Berikut sajian data dalam tabel distribusi frekuensi.

Tabel 3.2.3

Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

1 Positif 6 20,67%

2 Negatif 17 58,62%

3 Netral 6 20,67%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Untuk kategori arah pemberitaan berita tentang Presiden surat kabar Kompas

periode Januari-Maret 1999 dengan kategori negatif sebesar 58,62% atau 17 item

berita. Seperti pada Kompas edisi 23 Februari 1999, dengan judul “DPR Bisa Selidiki

Habibie.” Berita ini berisi tentang kasus percakapan antaraPresiden Habibie dengan

Jaksa Agung Andi Ghalib, kedua tokoh tersebut dalam percakapannya membicarakan

mengenai pemeriksaan Arifin Panigoro dan pemeriksaan mantan Presiden Soeharto.

Didalam derita tersebut disebutkan bahwa Presiden Habibie dianggap tidak

bersungguh-sungguh dalam menjalankan pemeriksaan terhadap mantan Presiden

Page 99: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Soeharto dan kroninya tersebut. Berikut kalimat berita yang mengarah kea rah

negative.

Sementara Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP) DPR Zarkasih Nur mengatakan Dewan Perwakilan Rakyat berhak memanggil Presiden Habibie untuk meminta keterangannya dan melakukan penyelidikan, dengan anggapan Presiden tidak bersungguh-sungguh menjalankan pemeriksaan terhadap mantan Presiden Soeharto dan kroninya. Itu berarti, Habibie menginggkari ketetapan MPR No XI/MPR/1998.

Sedangkan untuk kategori positif mempunyai frekuensi kemunculan sebesar

20,67% atau 6 item berita. Berita-berita yang mempunyai kategori positif mempunyai

frekuensi kemunculan yang sama dengan kategori netral pada surat kabar Kompas

periode Januari-Maret 1999. Kategori positif paling banyak terdapat pada bulan

Januari, yaitu berita-berita yang menyoroti tentang penanganan kasus Ambon, kasus

Timor-timur, kasus likuidasi bank, serta tentang pencalonan Presiden. Seperti pada

Kompas edisi 16 Fabruari 1999, yang berjudul “Calon Presiden 1999-2004 Versi

Kalangan Golkar, Habibie dan Tandjung”. Berita tersebut menyoroti tentang siapa

yang akan dicalonkan oleh kalangan Golkar untuk menjadi Presiden periode 1999-

2004.

“Kita tidak bisa menolak realita bahwa Habibie yang paling layak untuk dicalonkan Golkar,” kata Marzuki. Alasannya, pertama Golkar harus mencalonkan seseorang yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik. Kedua, berdasarkan pemantauan dilapangan, partai-partai tertentu, terutama yang memiliki afiliasi kepdaa kelompok islam, kemungkinan akan mencalonkan Habibie.

Dalam petikan kalimat diatas menunjukkan bahwa Habibie merupakan orang

yang paling besar kemungkinannya untuk dicalonkan sebagai Presiden periode 1999-

2004, dan Golkar juga beranggapan ini bukan desakan dari Habibie untuk dicalonkan

sebagai Presiden, melainkan ini merupakan keputusan dan yang harus diambil oleh

Golkar.

Sedangkan untuk kategori Netral, frekuensi kemunculannya sebesar 20,67%

atau 6 item berita. Berita yang bernada netral dapat dilihat untuk tema-tema seputar

Page 100: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemilu, penanganan kasus-kasus seperti kasus penembakan misterius, kasus Timor-

timur, kasus Maluku dan Irian Jaya. Isi beritanya berisi solusi ataupun himbauan

untuk tetap menjaga keamanan, kerukunan, kedamaian dan tidak ada perpecahan

bangsa, sebab perpecahan hanya akan merugikan bangsa.

Dijelaskan, memang ada permintaan agar Irja diberi kemerdekaan, lepas dari Republik Indonesia. Namun ada pula yang menginginkan agar diberi otonomi luas. Menanggapi itu, katanya, Presiden minta agar hal itu direnungkan.

3.2.4 Sajian Data Kategori Jenis Isi berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999

Pada penelitian periode Januari-Maret 1999 surat kabar Kompas hanya

memuat 29 berita. Dari jumlah tersebut, kategori jenis argumentatif adalah yang

paling banyak frekuensi kemunculannya yakni sebesar 55,17% atau 16 item berita.

Sedangkan jenis isi informatif muncul sebanyak 13 item berita atau 44,82%. Untuk

jenis isi eksplanatif muncul sebanyak 3 kali dalam periode penelitian ini.

Tabel 3.2.4

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

1 Argumentatif 14 48,27%

2 Informatif 12 38,70%

3 Eksplanatif 3 10,34%

Jumlah 29 100%

Tabel data: Hasil koding data primer

Page 101: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari keseluruhan yang ada, jenis isi berita argumentatif yang muncul

sebanyak 14 kali merupakan yang terbanyak. Berita yang berjenis argumentatif

terlihat pada Kompas edisi 10 Februari dengan judul “Presden: Negarawan Sejati

takkan Mengorbankan Bangsa” berisikan seruan dari Presiden Habibie untuk

bertindak dan berpikir sebagai seorang negarawan. Karena negarawan sejati, tidak

akan mengorbankan kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar, hanya demi

meraih ataupun mempertahankan kekuasaan.

“Saya menyerukan kepada semua pihak, marilah kita berpikir dan bersikap lebih jauh dari sekedar pemimpin politik” seru Presiden BJ Habibie ketika membacakan sambutan pada puncak peringantan Hari Pers Nasional (HPN) di Istana Negara Jenis isi berita lainnya pada surat kabar Kompas adalah informatif. Berita jenis

ini berusaha untuk menyampaikan informasi yang berupa fakta-fakta latar belakang

suatu permasalahan atau pemaparannya. Berita pada surat Kompas edisi 6 Januari

1999 dengan judul “RAPBN Merosot 17,31 Persen”

…penurunan jumlah anggaran ini disebabkan antara lain berkurangnya penerimaan dalam rupiah dari bantuan luar negeri, selain jumlah yang dianggarkan lebih kecil disbanding tahun lalu. Juga karena menguatnya nilai tukar rupiah. Sedangkan pada berita jenis isi eksplanatif di surat kabar Kompas muncul

sebanyak 3 kali. Salah satu jenis isi eksplanatif ini terdapat pada Kompas edisi 20

Februari 1999 dengan judulnya “Kasus penyadapan telepon Habibie-Ghalib, Cermin

Politik Sangat Kisruh”. Dalam berita yang dimuat tersebut dipaparkan mengenai

kasus yang menimpa Presiden Habibie dengan Jaksa Agung Ghalib dalam percakapan

yang membicarakan mengenai kelanjutan nasib mantan Presiden Soeharto yang akan

diadili.

Dari hasil tersebut diatas, kita ketahui bahwa jenis isi berita pada surat kabar

Kompas didominasi berita yang bersifat argumentatif dibandingkan dengan yang

informatif. Bisa dikatakan pada periode tersebut pembaca diharapkan untuk ikut

Page 102: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menelaah peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi sehingga tidak pasif menerima

berita yang disajikan oleh media massa.

3.3 Penyajian data Halaman Depan Tentang Pemberitaan Presiden Pada Surat

Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005

Pada periode Januari-Maret 2005 surat kabar Kompas memuat berita yang

berkaitan dengan presiden sebanyak 29 item berita. Peneliti membagi kategori-

kategori yang telah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan tema, jenis sumber

berita, arah pemberitaan, dan jenis pemberitaan.

3.3.1 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas

Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005

Pada periode Januari-Maret 2005 Presiden yang menjabat saat itu adalah

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berita yang ada banyak menyoroti tentang

masalah-masalah yang berkaitan dengan politik dan pemerintahan. Berita politik dan

pemerintahan ini diantaranya berisikan kebijakan-kebijakan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono guna menagatasi paska bencana tsunami yang terjadi di Aceh, serta

konflik yang terjadi antara Indonesia-Malaysia terkait kasus batas kedua negara.

Pada berita-berita tersebut, yang frekuensi kemunculannya paling banyak

adalah berita tentang Politik dan pemerintahan (48,27%), konflik dan bencana

(24,13%), kesehatan dan kesejahteraan (20,68%), adapun tema tentang perekonomian

(6,89%), dan Masalah moral dan agama tidak muncul sama sekali alam periode

penelitian (0%).

Tabel 3.3.1

Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden

Page 103: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No Tema Frekuensi Presentase (%)

1 Politik dan pemerintahan 14 48,27%

2 Konflik dan bencana 7 24,13%

3 Perekonomian 2 6,89%

4 Kesehatan dan kesejahteraan 6 20,68%

5 Masalah moral dan agama 0 0%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Berita politik dan pemerintahan banyak menyoroti masalah tentang

penanganan paska bencana tsunami Aceh pada bulan Januari, sedangkan untuk bulan

Februari tentang penindaktegasan penyeludup kayu, dan di bulan Maret banyak

menyoroti tentang kenaikan harga BBM. Seperti contohnya pada Kompas periode 15

Maret 2005 yang berjudul “Presiden Belum Bisa Yakinkan DPR”, berita tersebut

berisikan kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menaikkan BBM,

namun Presiden belum bisa meyakinkan DPR dan fraksi-fraksinya bahwa kenaikan

tersebut bukan keputusan yang salah ditengah naiknya harga minyak dunia saat itu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rapat konsultasi yang berlangsung lebih dari tiga jam, senin (14/3)malam, belum mampu meyakinkan pimpinan DPR, pimpinan fraksi, dan pimpinan komisi-komisi DPR tentang kebijakannya menaikkan harga BBM dalam rapat konsultasi tersebut beberapa fraksi dengan tegas menyatakan menolak kenaikan harga BBM. Pimpinan F-PDIP memutuskan walk out karena rapat konsultasi berlangsung tertutup.

Adapun tema konflik dan bencana, masalah yang disoroti masih menyangkut

konflik yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia, baik mengenai kasus perbatasan

kedua Negara ataupun kasus pelanggaran terhadap TKI yang dilakukan oleh majikan

di Malaysia. Hal tersebut seperti pada surat kabar Kompas edisi Rabu, 8 Maret 2005

dengan judul “Presiden Tinjau Perbatasan RI-Malaysia” ini berisi tentang Presiden

Page 104: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Susilo Bambang Yudhoyono dan staff nya meninjau kawasan perbatasan RI-Malaysia

yang saat itu sedang tegang karena adanya klaim Malaysia atas wilayah Ambalat di

laut Sulawesi, Kalimantan Tmur.

Berita lain muncul dengan judul “Presiden: Ada Pelanggaran Serius Soal TKI

di Malaysia” yang membahas mengenai pelanggaran serius yang dilakukan oleh

pihak-pihak Malaysia terkait dengan pemulangan tenaga kerja Indonesia illegal.

Pelanggaran yang dimaksud antara lain banyak TKI hingga kini gajinya belum

dibayarkan oleh majikan mereka di Malaysia.

Tema tentang kesehatan dan kesejahteraan memperoleh prosentase sebesar

20,68% berisi tentang masalah penyakit yang menjangkit di beberapa daerah, serta

langkah penanganan yang dilakukan pemerintah. Berita dengan judul “korban DBD

terus berjatuhan, Presiden: Segera Laksanakan Gerakan Nasional PSN ” ini tentang

penderita demam berdarah dungue semakin bertambah banyak hingga melebihi daya

tampung rumah sakit. Demikian juga dengan korban meninggal pun semakin

bertambah, dalam kaitan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghimbau agar

masyarakat segera melaksanakan gerakan nasional membasmi nyamuk Aedes aegypti

yang lebih dikenal dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN.

Sedangkan tema lain yang frekuensinya dibawah tema pemerintahan dan

politik, konflik dan bencana, kesehatan dan kesejahteraan adalah tema perekonomian

dengan prosentase sebesar 6,89% atau 2 item berita. Berita yang ada tersebut

menyoroti penggunaan program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk

menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, seperti berita yan dimuat

di Kompas edisi 27 Februari 2005 yang berjudul ”Presiden Canangkan Aksi

Penggulangan Kemiskinan”. Untuk tema masalah moral dan agama tidak muncul

sama sekali pada periode penelitian ini.

Page 105: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan penyajian data tentang kategori tema pemberitaan tentang

presiden di surat kabar Kompas periode Januari-Maret 2005 diatas, berita tentang

pemerintahan dan politik banyak mendapat sorotan. Hal-hal yang menyangkut

kebijakan pemerintah, khusunya dari Presiden banyak mendapat perhatian khusus dari

redaktur Kompas. Kemudian tema konflik dan bencana, yang menyoroti tentang

rehabilitasi Aceh pasca tsunami dan konflik dua negara antara RI-Malaysia mengenai

batas wilayah di sekitar laut Ambalat. Disusul tema kesehatan dan kesejahteraan

dengan 4 item berita, menyoroti tentang penyakit DBD yang banyak mewabah

dibeberapa wilayah Indonesia. Lalu berita yang bertemakan perekonomian dengan 2

item berita yang diantaranya menyoroti pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) guna menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di

Indonesia. Tema berita tentang masalah moral dan agama menempati urutan terbawah

dalam frekuensi kemunculannya dengan tidak muncul sama sekali.

3.3.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005

Kategori jenis sumber berita pada penelitian ini berjumlah empat jenis, yaitu

Presiden, Pemerintah, tokoh politik dan lainnya. Berita dikatakan sumbernya berasal

dari Presiden apabila didalamnya terdapat keterangan diberikan oleh Presiden dan

Wakil Presiden. Pidato atau pernyataan kepala Negara dalam menjalankan tugasnya

bisa berupa pernyataan yang diberikan pada waktu rapat, seminar atau pertemuan

serta konferensi pers. Sedangkan jenis sumber berita pemerintah adalah setiap

keterangan yang berasal dari lembaga yang menentukan berbagai kebijakan yang

diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat Negara, memperkirakan arah

perkembangan masyarakat pada masa datang, dan mempersiapkan langkah-langkah

Page 106: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kebijakan untuk menyongsong perkembangan masyarakat serta mengelola dan

mengarahkan masyarakat ke tujuan yang ditetapkan. Berita dimasukkan kedalam

kategori tokoh politik apabila keterangan yang ada dalam berita diberikan oleh orang

yang berkecimpung dalam dunia politik, bercita-cita untuk dan memegang jabatan

pemerintah.Untuk yang terakhir jenis berita kategori lainnya apabila keterangannya

berasal dari tokoh atau lembaga yang tidak termasuk dalam tiga kategori sumber

berita diatas. Berikut sajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Tabel 3.3.2

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)

1 Presiden 14 48,27%

2 Pemerintah 10 34,48%

3 Tokoh Politik 1 3,44%

4 Lainnya 4 13,79%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Kategori jenis sumber berita yang berasal dari Presiden, jumlahnya sebesar

48,27% atau 14 item berita. Berita yang bersumber dari Presiden dapat dilihat pada

Kompas edisi 7 Februari 2005 yang berjudul “Presiden: Ada Pelanggaran Serius soal

TKI di Malaysia”. Berita tersebut berisikan statement Presiden yang menyoroti

tentang pelanggaran terhadapa para TKI di Malaysia, khususnya dalam hal

pemulangan tenaga kerja Indonesia illegal. Dalam pernyataannya Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa tenaga kerja yang dipulangkan tidak

diberikan haknya berupa gaji selama mereka bekerja di Malaysia.

“Kalau saya membaca dan mendengar, dan ini yang sedang kami cek kebenarannya, banyak TKI kita yang belum menerima gaji mereka. Itu

Page 107: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berarti pula ada pelanggaran yang serius dari pihak mereka yang ada di Malaysia, kaya Yudhoyono.”

Berita yang masuk kategoeri jenis sumber beritanya berasal dari pemerintah

jumlahnya sebesar 34,48% atau 10 item berita menempati urutan kedua terbanyak

dalam frekuensi kemunculannya. Dalam Kompas edisi 9 Maret 2005 berjudul “Ketua

MPR Desak Presiden Kaji Ulang Harga BBM” berisikan seruan dari ketua MPR

Hidayat Nur Wahid yang intinya mendesak Presiden untuk mengoreksi penetapan

kenaikan harga bahan baker minyak. Hidayat Nur Wahid mengatakan bila perbedaan

pendapat soal kenaikan harga BBM diantara para wakil rakyat adalah hal biasa yang

tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.

Sedangkan sumber berita yang berasal dari lainnya besarnya adalah 13,79%

atau 4 item berita. Keempat item berita tersebut diantaranya menyoroti mengenai

kasus pelanggaran yang dilakukan majikan di Malaysia terhadap tenaga kerja

Indonesia pada bulan Februari 2005, dan berita tersebut keterangannya didapat dari

Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi. Dalam keterangannya, PM

Malaysia memberikan statemen bahwa pemerintah Malaysia melalui Kementrian Hal

Ehwal Dalam Negeri akan mendesak majikan agar membayar gaji tenaga kerja

Indonesia, baik yang legal maupun ilegal.

Adapun sumber berita yang berasal dari tokoh politik hanya muncul sebanyak

1 kali, prosentasenya sebesar 3,44%. Hal yang dibicarakan adalah menyangkut

kenaikan BBM yang dilakukan Presiden, dimana sebanyak enam fraksi yang

menyatakan menolak kenaikan harga BBM saat itu meminta pemerintah meninjau

peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2005 melalui pembahasan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara Perubahan 2005. Dalam berita tersebut tokoh politik yang banyak

memberikan statement adalah Megawati Soekarnoputri yang menegaskan bahwa PDI-

P tetap menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM. Selain itu ada juga

Page 108: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tokoh politik Frans Seda yang mengatakan bahwa pada masa Presiden Soeharto juga

terjadi kenaikan harga BBM. “Tapi, itu dikonsultasikan dulu dengan DPR,” ujarnya.

3.3.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005

Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini terdapat 3 jenis yaitu positif,

negatif, dan netral. Berita yang dimasukkan dalam kategori positif jika isi berita pada

halaman depan surat kabar Kompas yang membahas mengenai Presiden secara

eksplisit atau implisit mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui.

Berita dimasukkan dalam kategori negatif jika berita yang dimuat secara eksplisit atau

implisit isi beritanya tidak mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak,

memojokkan. Sedangkan yang dimasukkan dalam kategori netral berita yang dimuat

secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak.

Tabel 3.3.3

Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Berita Halaman Depan Surat

Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

1 Positif 11 37,93%

2 Negatif 3 10,34%

3 Netral 15 51,72%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Untuk kategori arah pemberitaan jenis kategori yang dominan adalah netral,

dengan prosentasinya sebesar 51,72% atau muncul sebanyak 15 berita dari total 29

berita yang ada dalam surat kabar Kompas periode Januari-Maret 2005. Seperti pada

Kompas edisi 8 Maret 2005, dengan judul “Presiden Tinjau Perbatasan RI-Malaysia”,

Page 109: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berita ini berisi tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau perbatasan

Indonesia dengan Malaysia yang tengah bersitegang karena adanya klaim Malaysia

atas wilayah Ambalat di Laut Sulawesi, Kalimantan Timur.

Sebelum naik ke kapal perang, Presiden mengatakan, sebelum berangkat ke Kalimantan Timur, dia ditelepon PM Malaysia Abdullah Badawi. Dalam pembicaraan melalui telepon itu, PM Malaysia menginginkan menyelesaikan masalah Ambalat dengan baik tanpa konfrontasi.

Sedangkan untuk kategori positif dalam penelitian periode ini muncul

sebanyak 11 kali atau sebesar 37,93%. Seperti dalam Kompas edisi 26 Februari 2005,

dengan judul “Presiden Siap Tidak Popular Dengan Kenaikan Harga BBM”. Berita ini

menyoroti kasus tentang Presiden Yudhoyono yang siap tidak popular lagi

sehubungan dengan rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan baker minyak.

“Saya harus menomordua-tigakan popularitas pribadi saya. Subsidi yang begitu besar untuk siapa, apakah untuk rakyat kecil, apakah untuk kelompok menengah ke atas yang sebaiknya tidak harus mendapatkan subsidi? Ini keadilan. Salah kalau saya ingin populer, tetapi ekonomi kita ambruk, pilar ekonomi nasional keropos dan jatuh. Saya berusaha berbuat sekuat tenaga untuk melindungi si kecil,” ujar Presiden Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam seminar dan pameran pasar modal di Jakarta.

Cuplikan berita diatas merupakan contoh dari berita yang mempunyai nada

positif, dimana beritanya tidak memojokkan Presiden. Malah dalam potongan berita

diatas, Presiden yang berbicara dalam sambutan seminar tersebut seperti mendapat

pembelaan dari ucapannya sendiri.

Adapun berita dengan nada negatif hanya sebagian kecil saja yaitu sebesar

10,34% atau 3 item berita. Berita yang bernada negatif dapat dilihat untuk tema-tema

tentang kasus TKI di Malaysia, serta desakan Ketua MPR kepada Presiden untuk

meninjau kembali rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Berita ini baik secara

eksplisit maupun implisit memojokkan Presiden dimasukkan dalam kategori negatif.

Page 110: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.3.4 Sajian Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005

Kategori jenis isi berita ini adalah argumentatif, informatif, dan eksplanatif.

Isinya dikatakan argumentatif apabila berita berisi pembelaan terhadap suatu

pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa baik

buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan. Jenis isi informatif apabila berita

tersebut berisi sebuah keadaan atau keterangan latar belakang tentang sesuatu hal atau

masalah tertentu. Kemudian fakta-fakta yang disajikan tidak dimaksudkan untuk

memaksakan suatu pandangan. Sedangkan eksplanatif apabila berita yang isinya

menjelaskan atau menerangka suatu tema. Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya

adalah agar pembaca dapat memahami duduk perkara suatu topik tertentu yang

disajikan dalam berita tersebut.

Tabel 3.3.4

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

1 Argumentatif 14 48,27%

2 Informatif 13 44,82%

3 Aneka rupa 2 6,89%

Jumlah 29 100%

Tabel data: Hasil koding data primer

Tabel koding diatas memperlihatkan bahwa jenis isi berita mengenai Presiden

lebih pada berita berjenis informatif dengan prosentase sebesar 48,27% atau 14

itemdari keseluruhan pemberitaan selama periode penelitian. Kemudian disusul oleh

Page 111: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berita argumentatif dengan prosentase sebesar 44,82% atau 13 item, dan yang terakhir

adalah jenis aneka rupa dengan prosentase sebesar 6,89% atau 2 item berita.

Pada surat kabar Kompas edisi 12 Februari 2005 dnegan judul “Gerakan

Nsional PSN Baru Siap Pekan Depan”. Berikut bagian berita yang bersifat informatif

dalam berita tersebut.

Program yang akan dilakukan dalam gerakan nasional PSN di antaranya adalah pembersihan lingkungan perumahan dan lingkungan kerja secara serentak, agar tidak ada lagi jentik-jentik nyamuk yang dapat berkembang hidup.

Kategori berita jenis argumentatif pada surat kabar Kompas menempati

prosentase sebesar 34,48% atau 10 item. Ciri berita argumentatif adalah apabila berita

berisi pembelaan terhadap suatu pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca,

membahas dan menganalisa baik buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan.

Hal ini seperti pada berita edisi 26 Februari 2005 dengan judul”Presiden Siap

Tidak Populer Dengan Kenaikan Harga BBM” . berita ini membahas mengenai

rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak.

Dia menegaskan bahwa kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang rasional dilangsungkan setelah pemerintah memperhitungkan hal itu dengan matang dan hati-hati. “sian dan malam saya sendiri menelaah, menguji apakah kebijakan ini tepat untuk kepentingan besar dan kepentingan jangka panjangdi Indonesia,” ucapnya.

Pemerintah, menurut presiden, berkomitmen penuh untuk membela rakyat kecil. Sebab, disamping tidak menaikkan harga BBM yang banyak dibutuhkan (minyak tanh), pemerintah juga memberikan kompensasi.

Sedangkan untuk kategori jenis eksplanasi hanya muncul sebanyak dua kali

dengan prosentase sebesar 6,89%, yaitu pada edisi Sabtu, 12 Februari 2005 dengan

judul “Gerakan PSN baru siap pekan depan”. Dalam berita tersebut dijelaskan latar

belakang diadakannya progra Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dimana saat itu

banyak jatuh korban akibat wbah nyamuk demam berdarah dengue. Maka dari itu

Page 112: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemerintah segera melaksanakan PSN guna mengantisipasi jatuhnya korban akibat

nyamuk demam berdarah dengue yang lebih banyak.

Page 113: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

PENYAJIAN DATA

Pada penelitian ini sebelum menyajikan data hasil penelitian, hal yang pertama

dilakukan adalah menguji keterandalan atau tingkat kepercayaan data penelitian, yaitu

dengan melakukan uji realibilitas. Uji realibiitas yang dilakuakan adalah untuk

menguji seperangkat teori yang dibuat oleh peneliti. Peneliti dalam menguji

keterandalan data penelitian dibantu oleh seorang rekan yang berperan sebagai

pembanding atau hakim yang dalam penelitian ini disebut pengkoding II. Tes

delakukan dengan mengkode 89 item berita yang membahas mengenai presiden di

surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005.

Hasil uji realibilitas untuk tiap kategori surat pembaca yang telah dikoding

oleh peneliti dan pengkoding satu adalah sebagai berikut, pada surat kabar Kompas

untuk kategori tema pemberitaan tentang Presiden periode Januari-Maret tahun 1995

tingkat realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai kesepakatan antara peneliti dan

pengkoding satu sebesar 83%. Untuk kategori jenis sumber berita tingkat

realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai kesepakatan antar pengkoding adalah 87%.

Sedangkan pada kategori arah pemberitaan tingkat realibilitasnya adalah 0,81%,

dengan nilai kesepakatan antar pengkoding adalah 0,86%. Untuk kategori jenis isi

berita tingkat realibiltasnya adalah 0,87%, sedangkan nilai kesepakatan antar

pengkoding adalah 0,78%.

Pada surat kabar Kompas untuk kategori tema pemberitaan tentang Presiden

periode Januari-Maret 1999 tingkat realibilitasnya adalah sebesar 0,93%, dengan nilai

keterandalannya adalah 0,85%. Untuk kategori jenis sumber berita untuk tahun yang

sama tingkat realibilitasnya adalah 0,93%, dengan tingkat keterandalannya sebesar

0,90%. Sedangkan pada kategori jenis arah pemberitaan tingkat realibilitasnya adalah

Page 114: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0,93%, dengan nilai keterandalannya sebesar 0,89%. Kemudian pada kategori jenis isi

berita tingkat realibilitasnya adalah 0,82%, sedangkan nilai keterandalannya sebesar

0,75%

Sedangkan untuk Pada surat kabar Kompas untuk kategori tema pemberitaan

tentang Presiden periode Januari-Maret 2005, tingkat realibilitasnya adalah 0,90%,

dengan nilai antar pengkoding 0,85%. Untuk kategori jenis sumber berita, tingkat

realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai keterandalan antar pengkodingnya sebesar

0,81%. Selanjutnya untuk kategori jenis arah pemberitaan tingkat realibilitasnya

adalah 0,93%, dengan kesepakatan antar pengkoding 0,89%. Untuk kategori jenis isi

berita tingkat realibilitasnya sebesar 0,86%, untuk kesepakatan antar pengkoding

adalah 0,79%

Hasil pengkodingan yang telah dilakukan oleh peneliti dan pengkoding satu

diatas dianggap telah memenuhi syarat keterandalan atau kepercayaan data penelitian

antar pengkoding, menurut Kriyantono apabila ambang batas penerimaan yang sering

digunakan untuk uji realibilitas kategorisasi adalah 0,75 atau 75%. Maka peneliti

yakin bahwa realibilitas tiap kategori dalam penelitian ini adalah reliable atau

memiliki tingkat kepercayaan tinggi, karena hasil realibilitas kategori menunjukan

prosentase diatas 70%.

Setelah melakukan uji realibilitas, kemudian data hasil pengkodingan

disajikan dalam bentuk tabel. Tabel disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dengan tujuan untuk menggambarkan distribusi frekuensi untuk tiap kategori.

Kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori tema berita, jenis

sumber berita,jenis arah pemberitaan, dan jenis isi berita pada periode yang telah

ditentukan. Kategori-kategori ini akan diukur dari frekuensi pemuatan berita.

Page 115: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Frekuensi adalah tingkat keseringan munculnya berita tentang Presiden pada surat

kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005.

3.1 Penyajian Data Halaman Depan Pada Surat Kabar Kompas Periode

Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

Pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995, halaman depan yang

berisikan pemberitaan tentang presiden berjumlah 31 item. Sajian data ini akan

terbagi dalam kategori-kategori yang telah dibuat sebelumnya, yitu berdasarkan

kategori tema berita, sumber berita, arah berita, dan jenis pemberitaan.

3.1.1 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode

Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

Tabel 3.1.1

Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas

Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

No Tema Frekuensi Presentase (%)

1 Politik dan pemerintahan 12 38,7%

2 Konflik dan bencana 6 19,35%

3 Perekonomian 6 19,35%

4 Kesehatan dan kesejahteraan 3 9,67%

5 Masalah moral dan agama 4 12,90%

Jumlah 31 100%

Sumber data : Hasil koding data primer

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tema yang paling banyak diberitakan

surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 adalah berita tentang politik dan

pemerintahan. Hal tersebut dapat dilihat dari frekuensi yang muncul sebanyak 12 kali

atau 38,7% dari total berita yang dimuat sebanyak 31 item. Pada tema tentang politik

Page 116: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan pemerintahan ini, berita yang sering dimuat membicarakan tentang instruksi-

instruksi yang diberikan oleh presiden Soeharto kepada para Mentri-mentri serta

jajarannya yang kebanyakan menyangkut persoalan mengenai peningkatan kinerja

pemerintahan terutama pada sektor yang berhubungan dengan lembaga pemeritahan.

Selain itu ada juga berita yang membahas masalah politik dalam dan luar negeri. Hal

ini menunjukan bahwa sorotan dalam halaman depan surat kabar Kompas banyak

tertuju pada masalah internal pemerintah yang sedang bergulir.

Berita edisi 22 Februari 1995 yang dimuat pada halaman depan surat kabar

Kompas merupakan contoh dimana berita tentang Presiden banyak menyoroti tentang

lembaganya. Pada halaman depan edisi tersebut judul besarnya bertuliskan “Presiden

Instruksikan LIPI Teliti Sistem Pemilu Terbaik” di dalamnya memberitakan instruksi

Presiden Soeharto kepada LIPI untuk meneliti atau sistem pemilihan umum yang

terbaik yang mungkin untuk dilaksanakan di In donesia di masa mendatang.

Dalam halaman depan edisi lain yaitu 16 Maret 1995, berita tersebut

menyoroti tentang politik luar negeri Indonesia untuk menjajaki penyelesaian konflik

di kawasan bekas Yugoslavia dengan mengirimkan utusan ke bekas Republik

Federasi Yugoslavia. Dalam berita tersebut menyoroti tentang pembicaraan Soeharto

dengan Presiden Kroasia Franjo Tudjman dan Presiden Bosnia-Herzegovina Alija

Izetbegovic di Sarajevo, dimana kedua pemimpin itu setuju atas gagasan Indonesia

tentang perlunya penyelesaian damai itu oleh para pemimpin serta rakyatnya sendiri,

dan jika diminta, Indonesia juga bersedia menjadi fasilitator.

Berita edisi diatas merupakan kelanjutan berita pada edisi sebelumnya yaitu 15

Maret 1995 yang menyoroti berita tentang RI yang bersedia menjadi fasilitator

sekaligus tuan rumah bagi perundingan damai Bosnia. Hal ini dilakukan sebagai salah

Page 117: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

satu tindak lanjut dari kunjungan politik Presiden Soeharto di kawasan bekas

Yugoslavia.

Kompas yang merupakan surat kabar yang beredar setiap hari dan merupakan

surat kabar Nasional, tentunya mempunyai jangkauan yang luas pada sirkulasi

tirasnya. Karena itu beritanya pun haruslah mencakup semua peristiwa yang terjadi

diseluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali peristiwa yang terjadi di belahan bumi

lain. Peristiwa yang berkaitan dengan peristiwa politik dan pemerintahan banyak

menyita perhatian masyarakat, sehingga layak ditempatkan di halaman utama dan

merupakan tema yang paling banyak muncul pada periode Januari hingga Maret tahun

1995.

Sedangkan untuk tema yang lain yang banyak muncul di halaman depan surat

kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 adalah berita tentang konflik dan bencana,

dan berita mengenai perekonomian, dimana kedua tema tersebut frekuensi

kemunculannya masing-masing sebanyak 6 item berita atau 19,35%. Berita tentang

konflik dan bencana banyak menyoroti peristiwa yang bersangkutan dengan konflik

yang terjadi di luar negeri yaitu kemelut Bosnia-Herzegovina yang sedang menjadi

topik utama di dunia internasional.

Seperti pada Kompas edisi 13 Maret hingga 20 Maret berita yang disajikan

menyoroti perjalanan Presiden Soeharto yang berkunjung ke Sarajevo ibukota Bosnia-

Herzegovina guna meninjau langsung daerah konflik yang masih bergejolak itu.

Dalam perjalanannya Presiden Soeharto bertemu dengan presiden Bosnia-

Herzegovina Alija Izetbegovic. Dalam pertemuan tersebut Presiden Soeharto

mengungkapkan bahwa suatu penyelesaian langgeng hanya bisa tercapai jika

penyelesaian itu dirundingkan secara langsung oleh pemimpin-pemimpin atau pihak-

pihak yang langsung bertikai. Diakhir kunjungannya, Presiden Soeharto juga

Page 118: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menawarkan kesediaannya untuk menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah

digelarnya perundingan damai Bosnia-Herzegovina. Berita yang hampir menjadi

headline selama kurun seminggu ini berakhir dengan pujian yang didapat Presiden

Soeharto oleh para Da’I ketika kembalinya ke tanah air.

Sedangkan tema perekonomian yang juga mempunyai frekuensi muncul

sebanyak 6 kali banyak menyoroti tentang peningkatan berbagai barang komoditi

negeri seperti peningkatan ekspor tekstil, peningkatan bahan makanan, serta tentang

inflasi dan UMR perusahaan. Berita yang dimuat menonjolkan bahwa tidak ada

masalah yang berat yang dihadapi bangsa seperti adanya krisis moneter atau

sejenisnya, yang dibahas masih sekitar keutuhan pokok masyarakat terutama yang

berkaitan dengan pangan.

Halaman depan Kompas edisi selasa, 21 Februari 1995 adalah contoh dimana

beritanya berisikan tentang instruksi Presiden Soeharto untuk meningkatkan produksi

bahan makanan. Berita ini berisikan agar bahan makanan ditingkatkan untuk masa-

masa mendatang. Sebab kekurangan produksi akibat musim kering berkepanjangan

ternyata telah menyebabkan inflasi yang tinggi pada bulan Januari 1995. Sedangkan

berita sejenis yang muncul mengenai instruksi Presiden Soeharto untuk meningkatkan

ada di edisi Selasa, 14 Februari 1995.

Tema lain yang sering muncul dalam surat kabar Kompas periode Januari-

Maret 1995 yaitu tema yang menyoroti masalah moral dan agama. Hal yang paling

banyak dibahas adalah mengenai nilai-nilai kemanusiaan dikalangan remaja,

pemahaman pancasila, serta mengenai penambahan kuota haji. Kategori masalah

moral dan agama menempati porsi sebesar 12,90% dengan frekuensi kemunculan

sebanyak 4 item berita. Sedangkan tema yang paling sedikit muncul adalah berita

Page 119: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang menyoroti mengenai kesehatan dan kesejahteraan dengan porsi sebesar 9,67%

dengan jumlah berita yang muncul dihalaman depan Kompas sebanyak 3 item berita.

Dalam kategori tema kesehatan dan kesejahteraan dapat dilihat pada Kompas

edisi Jumat, 27 Januari 1995 yang menyoroti tentang Presiden Soeharto yang

menekankan pembangunan pertanian tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi,

tetapi juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya.

Dari tema-tema yang muncul pada halaman depan surat kabar Kompas periode

Januari-Maret 1995, tema pemerintahan dan politik adalah tema yang sering muncul.

Hal ini dikarenakan tema tersebut adalah tema yang banyak menyoroti kinerja

pemerintah dalam menjalankan program-programnya, sehingga oleh redaksi surat

kabar Kompas dianggap penting untuk diberitakan. Berita-berita tentang politik luar

negeri banyak dibahas dalam kategori ini, hal ini disebabkan karena posisi indonesia

saat itu sebagai ketua Gerakan Non Blok (GNB), anggota OKI, dan sebagai anggota

Dewan Keamanan PBB. Sehingga Indonesia aktif dalam kegiatan internasional

terutama yang ada kaitannya dengan konflik antara dua kubu.

3.1.2 Sajian Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995

Sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah

kategori jenis sumber berita halaman depan yaitu, Presiden, pemerintahan, tokoh

politik, lainnya. Sumber berita yang berasal dari Presiden adalah jika berita yang

disajikan keterangannya berasal dari Presiden atau wakil Presiden yang notabene

merupakan kepanjangan tangan dari seorang Presiden. Presiden dalam kategori ini

Page 120: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

adalah Presiden Indonesia, apabila yang memberi keterangan berita tersebut adalah

Presiden luar negeri maka itu tidak dimasukkan dalam kategori ini. Keterangan yang

diberikan oleh Presiden bisa berupa pidato, pers rilis ataupun wawancara.

Sedangkan isi halaman depan yang sumber beritanya dari pemerintah adalah

berita yang keterangannya berasal dari lembaga Negara yang menentukan berbagai

kebijakan. Dalam kategori ini yang dimaksud dengan lembaga Negara adalah seperti

DPR dan DPR, dimana didalamnya terdapat berbagai komisi yang mengurusi

berbagai kegiatan pemerintahan.

Kategori yang lain adalah tokoh politik, yaitu orang yang berkecimpung dalam

dunia politik. Tokoh politik yang dimaksud bisa orang yang berprofesi aktif dalam

sebuah partai politik ataupun seorang yang berprofesi sebagai pengamat politik.

Keterangan yang diberikan biasanya berupa saran atau kritik untuk Presiden,

pemerintah dan jajarannya dalam menjankan roda pemerintahan. Sekaligus tokoh

politik sebagai pengawas, apakah keadaan politik yang ada sudah berjalan dengan

benar dan tidak melenceng dari tujuan utamanya.

Kategori sumber berita yang terakhir adalah lainnya yaitu, keterangan yang

terdapat dalam berita itu berasal dari sumber yang dapat menunjang isi berita.

Misalkan pejabat luar negeri, presiden, perdana mentri ataupun duta besar Negara

luar. Sumber lainnya yaitu profesi atau kelompok masyarakat yang terdapat dalam

lingkungan Negara. Serta sumber-sumber lainnya yang terdapat dalam berita.

Keempat kategori jenis sumber berita tersebut dapat dilihat frekuensi

kemunculannya selama periode Januari-Maret 1995. Berikut sajian data dalam tabel

distribusi frekuensi.

Page 121: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3.1.2

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)

1 Presiden 16 51,61%

2 Pemerintah 10 32,25%

3 Tokoh Politik 1 3,22%

4 Lainnya 4 12,90%

Jumlah 31 100%

Sumber data : Hasil koding data primer

Tabel diatas memperlihatkan kecenderungan isi berita dihalaman depan surat

kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 lebih banyak di dominasi oleh presiden,

yaitu berita yang ada menyajikan berita yang sumbernya berasal dari Presiden

Soeharto selaku kepala Negara. Hal itu bisa dilihat dari prosentase yang ada yakni

sebesar 51,61% atau 16 item dari keseluruhan berita yang berada dihalaman depan

pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995. Berita yang bersumber dari

Presiden banyak berisikan instruksi-instruksi untuk memperbaiki atau meningkatkan

kinerja pada sektor-sektor vital Negara.

Seperti pada halaman depan Kompas edisi 4 Januari 1995. Halaman depan

yang berjudul “Tak Ada Sistem “Backing” Untuk Melindungi Bandung Utara”, berisi

tentang instruksi Presiden bahwa Presiden meminta aparat berwajib untuk segera

mengambil tindakan andai kata ada usaha yang menyalahi aturan terkait kasus

pengusaha real estate yang melanggar ketentuan di wilayah Bandung utara. Dalam

berita tersebut tertulis Presiden Soeharto penegasan perintah presiden dalam kasus

Bandung Utara seperti dalam kalimat:

Page 122: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“Kepala Negara menegaskan sistem backing-backingan itu tidak ada, Presiden mengahrapkan agar departemen terkai dan pihak berwajib segera mengambil tindakan adaikata ada usaha apapun yang melanggar hukum dan melanggar tata ruang”

Berita lainnya yang bersumber dari Presiden adalah edisi 2 Maret 1995, hal ini

dapat dilihat dari penggaalan kalimat berikut yang teradat instruksi dari presiden

dalam siding cabinet terbatas Bidang Ekku/ Wasbang dan Indag:

“Presiden Soeharto sekali lag menginstruksikan semua pihak terkait untuk memperhatikan stok beras nasional dan menekan lagi angka inflasi yang mencapai angka cukup tinggi pada bulan Februari 1995 ini, yakni 1,31 persen, naik dari1,16 persen pada bulan Januari 1995”.

Kategori jenis sumber berita yang berasal dari pemerintah dihalaman depan

surat kabar Kompas adalah berita yang keterangan didalamnya sumbernya berasal

dari lembaga yang menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk

mencapai tujuan masyarakat Negara. Menempati urutan kedua dari jenis sumber

berita dengan prosentase sebesar 32,25% atau sebanyak 10 item dari keseluruhan

berita sebanyak 31 kali yang memberitakan tentang presiden di surat kabar Kompas.

Ciri berita yang sumber beritanya berasal dari kategori pemerintah yaitu

disebutkan bahwa keterangan tersebut berasal dari lembaga pemerintah seperti DPR/

MPR ataupun menteri yang menjabat, serta aparatur Negara. Berita yang disajikan

biasanya bersumber dari presiden namun dalam keterangannya disampaikan oleh

jajaran mentri atau lembaga Negara. Hal ini seperti pada halaman depan edisi 12

Maret 1995 dengan judul “Presiden Soeharto Tentang Pergantian Pemimpin”. Berita

ini menyoroti tentang persoalan pemimpin, yaitu tiap Negara sudah mempunyai

mekanisme kepemimpinan nasional.

“…Mensesneg Moerdiono menjelaskan hal itu kepada wartawan usai mendampingi pertemuan bilateral antara Presiden Soeharto dengan PM Cina, Li Peng di Bella Center, Copenhagen, Denmark. Selain dengan PM Li Peng, Presiden Soeharto juga bertemu secara bilateral dengan Perdana Menetri Madagaskar Francique Ravony dan Presiden Letjen Omar Hassan Ahmed El Bashir. Sementara Jumat malam, Presiden Soeharto juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Aljazair, Liamine Zeroual.”

Page 123: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Cuplikan berita diatas merupakan contoh berita yang sumbernya dari

pemerintah, hal itu jelas disebutkan berasal dari mana berita itu bersumber, dimana

Mensesneg. Pemerintah yang juga “kepanjangan tangan” dari presiden juga

mempunyai cukup porsi untuk berbicara pada periode penelitian Januari-Maret 1995.

Selanjutnya, kategori jenis sumber berita yang sering muncul setelah Presiden

dan pemerintahan yaitu lainnya. Kategori lainnya ini adalah sumber berita yang

dipakai wartawan untuk menunjang isi berita. Misalkan pejabat luar negeri, bisa

presiden, perdana mentri ataupun duta besar Negara luar. Sumber lainnya yaitu

profesi atau kelompok masyarakat yang terdapat dalam lingkungan Negara. Serta

sumber-sumber lainnya yang terdapat dalam berita. Kategori ini mempunyai

prosentase sebesar 12,90% dengan kemunculan item sebanyak 4 item. Berita yang

menggunakan kategori lainnya ini banyak terdapat pada saat terjadinya konflik

Bosnia-Herzegovina, dalam kasus tersebut banyak tokoh luar negeri yang menjadi

sumber berita tersebut.

Seperti pada Kompas edisi 16 Maret 1995, dengan judulnya “Akan Dikirim,

Utusan ke Bekas Republik Federasi Yugoslavia” . Dalam berita itu menyoroti

permasalahan yang terjadi di luar negeri maka selain sumber beritanya berasal dari

Presiden Soeharto, juga berasal dari Presiden Bosnia dan Presiden Kroasia. Kedua

Negara itu meminta Indonesia khususnya Presiden Soeharto untuk turun langsung

guna mendamaikan wilayah yang sedang dilanda konflik melalui perundingan damai.

Sedangkan untuk kategori jenis tokoh politik muncul sebanyak 1 kali atau

sebesar 3,22% selama periode penelitian Januari-Maret 1995. Dalam hal ini, surat

kabar Kompas memberikan porsi kepada tokoh politik untuk menjadi sumber berita

pada edisi 22 Januari 1995 dengan judul “Presiden Soeharto Pada Pembukaan Munas

XX HMI, Aktivis HMI agar Menangkap Semangat Fastaiqu Khairat”.

Page 124: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari prosentase diatas, kategori jenis sumber berita pada surat kabar Kompas

didominasi oleh sumber berita yang berasal dari Presiden. Hal ini merupakan salah

satu faktor yang menyebabkan kenapa presiden mempunyai porsi banyak dalam

periode penelitian, hal ini karena presiden dianggap tokoh penting yang bisa

mempengaruhi banyak sektor dengan langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yang

diambilnya. Dalam Periode Januari-Maret 1995 dalam Kompas, sumber berita yang

berasal dari Presiden banyak muncul dalam bidang politik luar negeri dan bidang

perekonomian.

3.1.5 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995

Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini adalah positif, negatif, dan

netral. Berita tentang Presiden dikatakan positif Jika isi berita pada halaman depan

surat kabar Kompas yang membahas mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit

mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui. Sedangkan dikatakan

negatif sesuai apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit isi beritanya

tidak mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak, memojokkan.

Terakhir, dikatakan netral apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit

tidak bersikap memihak atau netral. Berikut sajian data dalam tabel distribusi

frekuensi.

Tabel 3.1.3

Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

Page 125: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 Positif 17 50,83%

2 Negatif 5 16,12%

3 Netral 9 29,03%

Jumlah 31 100%

Tabel data: Hasil koding data primer

Untuk kategori arah pemberitaan dari pemberitaan tentang presiden di

halaman depan surat kabar Kompas dengan jenis positif sebesar 50,83% atau 17 item

berita. Hal ini disebabkan karena berita yang diteliti pada periode ini banyak

menyororti tentang kiprah Presiden Soeharto yang banyak memberikan solusi ataupun

perhatian yang lebih pada masyarakat. Terutama disaat-saat Presiden melakukan

kunjungan keluar negeri untuk mendamaikan dua negara yang sedang terlibat perang

saudara. Disana berita yang diketengahkan lebih pada keberaniaan Presiden Soeharto

berkunjung kedaerah konflik, kemudian juga mengajukan diri sebagai fasilitator

perdamaiaan, dan setelah kembalinya ke tanah air mendapat pujian yang tinggi dari

lapisan masyarakat terutama dari para Da’i.

Menyambung paragraf diatas, bahwa pada masa itu Presiden merupakan tokoh

yang paling paling banyak menjadi pusat berita yang arahnya positif. Dimana Kompas

yang merupakan surat kabar nasional menjadi sentral penyebaran informasi yang

berkedudukan di pusat, yaitu sebagai saluran informasi ke berbagai pelosok negeri

pada waktu itu.

Halaman depan surat kabar Kompas edisi 17 Januari 1995 dengan judul

“Presiden Diminta Bantu Seleseikan Kemelut Bosnia” adalah contoh berita dengan

arah berita spositif. Hal ini jelas terlihat maupun tersirat dalam kalimat berikut:

Perdana Menteri Kroasia Nikica Valentic sangat mengharapkan agar Presiden Soeharto secara pribadi membantu menyelesaikan kemelut Bosnia-Herzegovina yang berkepanjangan. Bahkan sebagai dukungan

Page 126: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

moral bagi perjuangan rakyat Bosnia, Presiden Soeharto diharapkan dapat berkunjung ke Bosnia.

Dalam pragraf tersebut secara terseirat memposisikan Presiden Soeharto

sebagai tokoh yang mempunyai peran yang penting dalam masalah tersebut, dan

disebutkan diatas bahwa Perdana Menteri Kroasia secara langsung mengharapkan

Presiden Soeharto untuk datang ke Bosnia guna menyelesaikan kemelut di daerah

tersebut. Arah berita positif yang banyak muncul pada periode ini merupakan refleksi

dari ketatnya pengawasan dari pemerintah mengenai berita yang dimuat, terutama

yang berhubungan dengan seorang Presiden.

Sedangkan untuk kategori yang sering muncul kedua adalah arah berita jenis

netral frekuensinya sebesar 29,03% atau 9 item berita. Dari sebanyak 9 berita yang

termasuk dalam jenis netral kebanyakan membahas mengenai hal-hal yang isinya

berkaitan dengan anjuran presiden baik dibidang moral, agama, ataupun konflik. Di

edisi 19 Januari 1995 dapat dilihat petikan kalimat yang nada beritanya netral:

...Kepala Negara mengingatkan agar kesadaran dan kegairahan beragama diarahkan dengan tepat, yaitu selalu menuju ke kebaikan. Sebab kalau tidak, kata Kepala Negara, bukan mustahil kesadaran dan kegairahan beragama menimbulkan masalah bagi masyarakat yang sangat majemuk ini, dan bagi agama yang dipeluk masyarakat.

Dalam cuplikan paragraf diatas menunjukan sifat netral berita yang

didalamnya statement Presiden menganjurkan untuk meningkatkan kesadaran dan

kegairahan beragama, karena itu semua pihak dianjurkan terus memelihara dan

meningkatkan kesadaran dan kegairahan sesuai dengan ajaran agama yang di peluk

masing-masing. Isi berita tersebut tidak mendukung ataupun memojokkan Presiden

Soeharto, sehingga masuk dalam kategori netral.

Kemudian untuk arah pemberitaan negatif, seperti mencela, meremehkan,

menolak, memojokkan frekuensi kemunculannya sebanyak 5 item atau sebesar

Page 127: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16,12%. Seperti pada berita edisi 14 Februari 1995, berita yang berjudul “Presiden

Minta Ekspor Tekstil Ditingkatkan” tersebut secara tersirat maupun tersurat

mengetengahkan masalah tentang adanya penurunan eksport tekstil yaitu dari 6,1

Milyar dollar Amerika Serikat (AS) tahun 1993 menjadi 5,6 milyar dollar AS tahun

1994 lalu.

3.1.6 Sajian Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995

Sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah

kategori jenis pemberitaan yaitu argumentatif, informatif, dan eksplanatif. Berita yang

argumentatif adalah apabila berita berisi pembelaan terhadap suatu pandangan

tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa baik buruknya

sesuatu dampak atau suatu kebijakan. Sedangkan berita yang bersifat informatif

adalah berita tersebut berisi sebuah keadaan atau keterangan latar belakang tentang

sesuatu hal atau masalah tertentu. Kemudian fakta-fakta yang disajikan tidak

dimaksudkan untuk memaksakan suatu pandangan. Untuk berita yang masuk kategori

eksplanatif adalah berita yang isinya menjelaskan atau menerangka suatu tema.

Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya adalah agar pembaca dapat memahami duduk

perkara suatu topik tertentu yang disajikan dalam berita tersebut.

Tabel 3.1.4

Page 128: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

1 Argumentatif 8 25,80%

2 Informatif 21 67,74%

3 Eksplanatif 2 6,45%

Jumlah 31 100%

Tabel koding diatas menunjukkan bahwa jenis berita yang dimuat di surat

kabar Kompas bersifat informatif, dengan prosentase sebesar 67,74% atau 21 item

dari keseluruhan pemberitaan selama periode penelitian. Berita yang banyak disajikan

adalah berita mengenai himbauan presiden untuk menuju kearah kehidupan yang

lebih baik, dan mengenai pembahasan latarbelakang penyelesaian konflik.

Berikut potongan isi berita informatif dalam surat kabar Kompas edisi 8

Januari 1995 dengan judul “Kembangkan Terus Nilai-Nilai Kemanusiaan di Kalangan

Remaja” berisi tentang himbauan Presiden untuk meningkatkan rasa kemanusiaan

remaja bangsa. Berita ini berlatarbelakangkan PMI yang harus diperkuat

organisasinya guna mandiri dalam melaksanakan palang merah.

Presiden Soeharto mengharapkan agar nilai-nilai kemanusiaan, kebersihan dan kesehatan terus menerus dikembangkan dikalangan remaja. “kesadaran untuk menyalurkan rasa kemanusiaan remaja bangsa kita perlu dipupuk bersama, sehingga mereka siap siaga setiap waktu untuk membaktikan diri bagi tugas-tugas kemanusiaan”.

Kategori isi pemberitaan yang bersifat argumentatif pada surat kabar Kompas

pada periode penelitian menempati prosentase sebesar 25,80% atau 8 item berita. Ciri

Page 129: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari jenis isi berita argumentatif apabila isi beritanya mengajak pembaca untuk

menganalisis suatu fakta, mengenai dampak yang akan ditimbulkannya.

Hal ini seperti pada berita Kompas edisi 16 Januari 1995 dengan judul

“Presiden: Pahami Pancasila Jangan Setenga-setengah”. Berita ini berisikan tentang

penegasan Presiden Soeharto mengenai apa yang terkandung dalam Pancasila.

…Presiden Soeharto menekankan bahwa upaya penghayatan dan pengalaman Pancasila akan lebih banyak tergantung kepada faktor penegndalian diri manusia yang bersangkutan untuk mau mengamalkan nilai luhur Pancasila.

Sedangkan untuk kategori jenis isi eksplanatif hanya muncul 2 kali yaitu

diantaranya pada edisi jumat, 10 Februari 1995 den judul “Pers Nasional Berperan

Penting Menjaga Semangat Kebangsaan” berita ini masuk dalam kategori eksplanasi

karena isinya berupa paparan bahasan suatu topik masalah yang sedang terjadi.

Dalam berita tersebut mengupas mengenai pers nasional yang masa kini dan

masa mendatang bereran dalam merakit, memelihara, dan menggerakkan kesatuan

dan persatuan bangsa menuju cita-cita nasional. Oleh sebab itu presiden Soeharto

mengharapkan pers dapat menjadi industri modern yang tidak hanya mementingkan

tiras berita sehingga mengabaikan ketepatan dan kepantasan berita.

Dari tabel distribusi frekuensi diatas, berita pada surat kabar Kompas

didominasi oleh berita jenis informatif. Hal ini tidak lepas dari fungsi utama surat

kabar, yaitu sebagai penyalur informasi kepada khalayak. Banyaknya berita yang

berjenis informatif juga disebabkan oleh tidak diperbolehkannya suatu surat kabar

untuk memuat berita-berita yang bersifat argumentatif, karena diindikasikan bisa

membuat reputasi seorang Presiden menjadi tidak baik.

Page 130: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan berita yang paling sedikit muncul dalam kategori jenis isi berita ini

adalah eksplanatif. Berita tersebut jarang ditemui karena isinya yang mengupas duduk

perkara suatu peritiwa dan biasanya disajikan dalam bentuk narasi atau eksposisi.

3.2 Penyajian data Halaman Depan Tentang Pemberitaan Presiden Pada Surat

Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999

Dalam kurun waktu 3 bulan (1 Januari-31 Maret 1999) surat kabar Kompas ini

memuat berita tentang presiden sebanyak 29 item. Peneliti membagi kategori-kategori

yang telah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan tema berita, jenis sumber berita,

arah pemberitaan, dan jenis pemberitaan.

3.2.5 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas

Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999

Pada periode Januari-Maret 1999, surat kabar Kompas memuat sebanyak 29

item berita. Dari jumlah tersebut tema dari berita yang frekuensi kemunculannya

paling banyak, adalah tema politik dan pemerintahan (75,86%), konflik dan bencana

(13,79%), dan perekonomian (10,34%), sedangkan tema berita lain tidak muncul pada

periode penelitian ini.

Pada berita di halaman depan Kompas tema politik dan pemerintahan, topik-

topik yang disorot paling banyak adalah yang berkaitan dengan masalah percakapan

antara presiden Habibie dengan Ghalib, kemudian diikuti dengan topik yang

menyoroti masalah pemilihan umum untuk Presiden. Topik yang menyoroti tentang

pembicaraan Habibie-Ghalib muncul sebanyak 7 kali dalam kemunculan berita politik

Page 131: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan pemerintahan sebanyak 22 kali. Sementara Topik yang berkaitan dengan

pemilihan umum muncul sebanyak 6 kali dari 22 jumlah kemunculan berita politik.

Tabel 3.2.1

Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden

No Tema Frekuensi Presentase (%)

1 Politik dan pemerintahan 21 72,41%

2 Konflik dan bencana 5 17,24%

3 Perekonomian 3 10,34%

4 Kesehatan dan kesejahteraan 0 0%

5 Masalah moral dan agama 0 0%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Dalam berita yang dimuat pada edisi Februari 1999 yang menyoroti tentang

kasus percakapan antara Habibie-Ghalib yang bocor merupakan berita yang paling

banyak muncul. Dimana selama seminggu penuh berita yang membahas kasus

tersebut muncul di halaman depan Kompas mulai dari tanggal 19 Februari-26

Februari. Contoh beritanya ada pada Kompas edisi 19 Februari 1999, diamana

Presiden Habibie menginstruksikan kepada Menhankam yaitu Jedral TNI Wiranto

untuk menyelidiki kasus penyadapan Presiden dengan jaksa agung AM Ghalib.

Dalam perkembangannya berita tersebut dapat menurunkan citra Habibie yang akan

mencalonkan diri lagi sebagai Presiden pada pemilu 1999.

Sedangkan dalam periode itu berita yang menyoroti tentang pemilihan umum muncul

sebanyak 6 kali, kebanyakan membahas mengenai pelaksanaan pemilu dan kandidat

presiden yang akan menjabat.

Page 132: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Seperti dalam Kompas edisi Minggu, 3 Januari 1999. Dengan judul “BJ

Habibie Harus Jamin Pemilu 1999 Jurdil” berita tersebut menyoroti mengenai pemilu

yag akan segera dilaksanakan guna mendapatkan pemerintahan yang sah. Hal itu

disebabkan karena Habibie merupakan pengganti sementara sebagai Presiden setelah

sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden menggantikan Presiden Soeharto yang

lengser karena tekanan oleh publik untuk turun. Hal itu dapat dilihat dari petikan

kalimat yang ada dalam berita tersebut:

Cendekiawan Nurcholis Madjid menegaskan Pemilihan Umum (pemilu) 1999 merupakan satu-satunya jalan untuk memperoleh pemerintahan yang sah dan diakui. Gagalnya pemilu akan mengakibatkan konsekuensi besar, yakni tidak menentunya nasib bangsa Indonesia di masa mendatang. Untuk itu, Presiden BJ Habibie harus menjamin pemilu 1999 berjalan secara jujur dan adil (jurdil)…

Adapun tema konflik dan bencana, hal yang dibicarakan adalah menyangkut

bagaimana penyelesaian masalah Timor-timur yang ingin melepaskan diri dari

Indonesia. Dari keseluruhan berita yang ada, masalah Timor-timur ini muncul

sebanyak 6 kali. Hal tersebut seperti pada Kompas edisi Jumat, 12 Februari 1999.

Halaman depan edisi tersebut tercetak dengan judul “Presiden Habibie: 1 Januari

2000, Timtim tak jadi beban lagi”. Berita tersebut memaparkan bahwa Presiden BJ

Habibie lebih memilih Timtim diberi kemerdekaan dan lepas dari Indonesia. dan

berharap mulai tanggal 1 Januari 2000 pemerintah Indonesia tak lagi terbebani oleh

wilayah Timtim.

Tema tentang perekonomian menempati urutan ketiga dalam keseringan topik

yang muncul pada periode itu. Dengan item sebanyak 3 item, dan prosentasenya

sebesar 10,34%. Ketiga item tersebut membahas masalah kemerosotan RAPBN tahun

1999/2000 yang telah dianggarkan, lalu berita tentang bank-bank yang akan

dilikuidasi oleh Presiden Habibie, serta berita mengenai kesenjangan perekonomian

masyarakat yang terjadi akibat ketimpangan dalam berbagai aspek kehidupan

Page 133: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sehingga perlunya ke transparanan dan keadilan. Sedangkan tema lain seperti

kesehatan dan kesejahteraan, masalah moral dan agama tidak muncul dihalaman

depan Kompas pada periode tersebut.

Sedangkan dari jumlah 29 berita yang di teliti pada periode tersebut, untuk

kategori kesehatan dan kesejahteraan, serta masalah moral dan agama tidak muncul

sama sekali pada periode penelitian.

3.2.6 Sajian Data Kategori Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999

sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah

kategori sumber berita halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret

1999, yaitu Presiden, pemerintahan, tokoh politik, dan lainnya. Tabel dibawah ini

memperlihatkan kecenderungan isi berita yang dimuat di surat kabar Kompas berasal

dari Presiden bila berita tersebut sumbernya berasal dari statemen Presiden ataupun

wakilnya yang membahas sesuatu hal atau masalah tertentu. Dalam tabel berikut

kategori tokoh politik juga mempunyai frekuensi kemunculan yang sama dengan

kategori sumber berita yang berasal dari Presiden. Sumber berita tokoh politik

merupakan sumber berita yang bersal dari elit yang berkecimpung dalam dunia politik

Indonesia, misalkan seperti para politikus ataupun orang yang mempunyai kedudukan

dan porsi dalam sebuah partai politik.

Tabel 3.2.2

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)

1 Presiden 11 37,93%

Page 134: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 Pemerintah 7 24,13%

3 Tokoh Politik 9 31,03%

4 Lainnya 2 6,89%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Hal itu dilihat dari prosentase yang ada yakni sebesar 37,93% atau 11 item

dari keseluruhan berita tentang Presiden yang dimuat selama periode penelitian.

Berita yang sumbernya dari Presiden seperti yang dimuat dalam Kompas edisi 1

Maret 1999, “Presiden Habibie: Perekonomian Perlu Lebih Transparan dan Adil”.

Berikut kata-kata yang bersumber dari presiden:

Krisis ekonomi telah menumbuhkan kesadaran bahwa perekonomian perlu lebih transparan dan memberikan yang lebih luas kepada rakyat banyak dalam pembangunan nasional, “kata Habibie yang dalam membacakan sambutan itu menggunakan bahasa Jerman

Sumber berita yang lain yang mempunyai frekuensi yang sama yaitu tokoh

politik dengan jumlah prosentase sebesar 31,03% atau 9 item dari jumlah keseluruhan

berita yang diteliti sebanyak 29 berita. Berita yang terdapat pada Kompas edisi 12

Maret 1999, “Pemerintahan Habibie Didemisionerkan”.

“Saya gembira dengan adanya langkah maju setahap dari PAN untuk bersama PKB mendesakkan agar pemerintahan Habibie didemisionerkan. Sejak awal, PKB mendesak agar pemerintahan transisional yang hanya bertugas menyelenggarakan pemilu yang jurdil, sehingga terbentuk pemerintahan yang legimtimate,” kata Matori.

Jenis sumber berita lain pada surat kabar Kompas adalah pemerintah. Jenis ini

berasal sumbernya berasal dari mentri-mentri, anggota MPR/DPR, ataupun pejabat

yang menduduki kursi pemerintahan seperti gubernur atau walikota. Didalamnya

pihak pemerintah banyak menyoroti kasus mengenai konflik yang terjadi di beberapa

daerah di Indonesia. Dengan frekuensi sebesar 7 item berita atau 24,13% menempati

Page 135: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

urutan ketiga kemunculan terbanyak. Seperti dalam Kompas edisi 16 Februari 1999,

dengan judul “Presiden Tugaskan Tim Khusus ke Maluku”.

Tim Khusus itu tiba di Ambon hari Minggu, diketahui Mayjen TNI (Purn) Jos Muskitta dengan anggota Des Alwi, dan K Kaplale, dan esoknya menemui Wagub Maluku, Paula Renyan. Tim ini bertugas mencari solusi untuk perbaikan Maluku. “Masalahnya terlalu kompleks untuk dijelaskan terlalu dini. Jadi belum bisa dijelaskan, apalagi tim ini baru berada di Ambon dua hari, sehingga perlu mengumpulkan informasi akurat,” kata Muskitta.

Sedangkan untuk kategori sumber berita yang berasal dari lainnya hanya

terdapat 2 item berita atau sebesar 6,89%. Dalam kategori ini smbernya berasal dari

pihak-pihak yang tidak termasuk dalam kategori sumber berita Presiden,

Pemerintahan, tokoh politik. Contoh yang bisa dimasukkan dalam kategori ini adalah

pihak yang berasal dari akademisi pendidikan ataupun praktisi hukum. Berita pada

tanggal 13 Maret 1999 adalah salah satu berita yang masuk dalam kategori ini. Berita

dengan judul “Soeharto Tetap Harus Diadili” yang dimuat 13 Maret 1999.

“Perlu ada langkah pengentar agar orang tidak berani, yaitu pengadilan. Bahwa nanti Soeharto diberi grasi, itu soal lain. Yang penting sudah terjadi penghukuman. Pengadilan itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ini semua demi kebaikan bangsa agar tidak sakit,” kata Nurcholis Madjid, akrab dipanggil Cak Nur, seusai peresmian Komite pemberdayaan Pemilihan di Jakarta. Kamis.

Dari hasil tersebut diatas, kita ketahui bahwa jenis sumber berita pada surat

kabar Kompas periode Januari-Maret 1999 didominasi berita yang bersumber dari

Presiden dan tokoh politik, yaitu masing-masin sebanyak 10 item berita atau

34,48%.

3.2.7 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999

Page 136: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini adalah positif, negatif, dan

netral. Berita dikatakan arahnya positif Jika isi berita pada halaman depan surat kabar

Kompas yang membahas mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit mendukung

yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui. Negatif Apabila berita yang dimuat

secara eksplisit atau implisit isi beritanya tidak mendukung, yaitu seperti mencela,

meremehkan, menolak, memojokkan. Kemudian dikategorikan netral apabila apabila

berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak atau netral.

Berikut sajian data dalam tabel distribusi frekuensi.

Tabel 3.2.3

Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

1 Positif 6 20,67%

2 Negatif 17 58,62%

3 Netral 6 20,67%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Untuk kategori arah pemberitaan berita tentang Presiden surat kabar Kompas

periode Januari-Maret 1999 dengan kategori negatif sebesar 58,62% atau 17 item

berita. Seperti pada Kompas edisi 23 Februari 1999, dengan judul “DPR Bisa Selidiki

Habibie.” Berita ini berisi tentang kasus percakapan antaraPresiden Habibie dengan

Jaksa Agung Andi Ghalib, kedua tokoh tersebut dalam percakapannya membicarakan

mengenai pemeriksaan Arifin Panigoro dan pemeriksaan mantan Presiden Soeharto.

Didalam derita tersebut disebutkan bahwa Presiden Habibie dianggap tidak

bersungguh-sungguh dalam menjalankan pemeriksaan terhadap mantan Presiden

Page 137: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Soeharto dan kroninya tersebut. Berikut kalimat berita yang mengarah kea rah

negative.

Sementara Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP) DPR Zarkasih Nur mengatakan Dewan Perwakilan Rakyat berhak memanggil Presiden Habibie untuk meminta keterangannya dan melakukan penyelidikan, dengan anggapan Presiden tidak bersungguh-sungguh menjalankan pemeriksaan terhadap mantan Presiden Soeharto dan kroninya. Itu berarti, Habibie menginggkari ketetapan MPR No XI/MPR/1998.

Sedangkan untuk kategori positif mempunyai frekuensi kemunculan sebesar

20,67% atau 6 item berita. Berita-berita yang mempunyai kategori positif mempunyai

frekuensi kemunculan yang sama dengan kategori netral pada surat kabar Kompas

periode Januari-Maret 1999. Kategori positif paling banyak terdapat pada bulan

Januari, yaitu berita-berita yang menyoroti tentang penanganan kasus Ambon, kasus

Timor-timur, kasus likuidasi bank, serta tentang pencalonan Presiden. Seperti pada

Kompas edisi 16 Fabruari 1999, yang berjudul “Calon Presiden 1999-2004 Versi

Kalangan Golkar, Habibie dan Tandjung”. Berita tersebut menyoroti tentang siapa

yang akan dicalonkan oleh kalangan Golkar untuk menjadi Presiden periode 1999-

2004.

“Kita tidak bisa menolak realita bahwa Habibie yang paling layak untuk dicalonkan Golkar,” kata Marzuki. Alasannya, pertama Golkar harus mencalonkan seseorang yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik. Kedua, berdasarkan pemantauan dilapangan, partai-partai tertentu, terutama yang memiliki afiliasi kepdaa kelompok islam, kemungkinan akan mencalonkan Habibie.

Dalam petikan kalimat diatas menunjukkan bahwa Habibie merupakan orang

yang paling besar kemungkinannya untuk dicalonkan sebagai Presiden periode 1999-

2004, dan Golkar juga beranggapan ini bukan desakan dari Habibie untuk dicalonkan

sebagai Presiden, melainkan ini merupakan keputusan dan yang harus diambil oleh

Golkar.

Sedangkan untuk kategori Netral, frekuensi kemunculannya sebesar 20,67%

atau 6 item berita. Berita yang bernada netral dapat dilihat untuk tema-tema seputar

Page 138: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemilu, penanganan kasus-kasus seperti kasus penembakan misterius, kasus Timor-

timur, kasus Maluku dan Irian Jaya. Isi beritanya berisi solusi ataupun himbauan

untuk tetap menjaga keamanan, kerukunan, kedamaian dan tidak ada perpecahan

bangsa, sebab perpecahan hanya akan merugikan bangsa.

Dijelaskan, memang ada permintaan agar Irja diberi kemerdekaan, lepas dari Republik Indonesia. Namun ada pula yang menginginkan agar diberi otonomi luas. Menanggapi itu, katanya, Presiden minta agar hal itu direnungkan.

3.2.8 Sajian Data Kategori Jenis Isi berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999

Pada penelitian periode Januari-Maret 1999 surat kabar Kompas hanya

memuat 29 berita. Dari jumlah tersebut, kategori jenis argumentatif adalah yang

paling banyak frekuensi kemunculannya yakni sebesar 55,17% atau 16 item berita.

Sedangkan jenis isi informatif muncul sebanyak 13 item berita atau 44,82%. Untuk

jenis isi eksplanatif muncul sebanyak 3 kali dalam periode penelitian ini.

Tabel 3.2.4

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

1 Argumentatif 14 48,27%

2 Informatif 12 38,70%

3 Eksplanatif 3 10,34%

Jumlah 29 100%

Tabel data: Hasil koding data primer

Page 139: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari keseluruhan yang ada, jenis isi berita argumentatif yang muncul

sebanyak 14 kali merupakan yang terbanyak. Berita yang berjenis argumentatif

terlihat pada Kompas edisi 10 Februari dengan judul “Presden: Negarawan Sejati

takkan Mengorbankan Bangsa” berisikan seruan dari Presiden Habibie untuk

bertindak dan berpikir sebagai seorang negarawan. Karena negarawan sejati, tidak

akan mengorbankan kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar, hanya demi

meraih ataupun mempertahankan kekuasaan.

“Saya menyerukan kepada semua pihak, marilah kita berpikir dan bersikap lebih jauh dari sekedar pemimpin politik” seru Presiden BJ Habibie ketika membacakan sambutan pada puncak peringantan Hari Pers Nasional (HPN) di Istana Negara Jenis isi berita lainnya pada surat kabar Kompas adalah informatif. Berita jenis

ini berusaha untuk menyampaikan informasi yang berupa fakta-fakta latar belakang

suatu permasalahan atau pemaparannya. Berita pada surat Kompas edisi 6 Januari

1999 dengan judul “RAPBN Merosot 17,31 Persen”

…penurunan jumlah anggaran ini disebabkan antara lain berkurangnya penerimaan dalam rupiah dari bantuan luar negeri, selain jumlah yang dianggarkan lebih kecil disbanding tahun lalu. Juga karena menguatnya nilai tukar rupiah. Sedangkan pada berita jenis isi eksplanatif di surat kabar Kompas muncul

sebanyak 3 kali. Salah satu jenis isi eksplanatif ini terdapat pada Kompas edisi 20

Februari 1999 dengan judulnya “Kasus penyadapan telepon Habibie-Ghalib, Cermin

Politik Sangat Kisruh”. Dalam berita yang dimuat tersebut dipaparkan mengenai

kasus yang menimpa Presiden Habibie dengan Jaksa Agung Ghalib dalam percakapan

yang membicarakan mengenai kelanjutan nasib mantan Presiden Soeharto yang akan

diadili.

Dari hasil tersebut diatas, kita ketahui bahwa jenis isi berita pada surat kabar

Kompas didominasi berita yang bersifat argumentatif dibandingkan dengan yang

informatif. Bisa dikatakan pada periode tersebut pembaca diharapkan untuk ikut

Page 140: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menelaah peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi sehingga tidak pasif menerima

berita yang disajikan oleh media massa.

3.3 Penyajian data Halaman Depan Tentang Pemberitaan Presiden Pada Surat

Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005

Pada periode Januari-Maret 2005 surat kabar Kompas memuat berita yang

berkaitan dengan presiden sebanyak 29 item berita. Peneliti membagi kategori-

kategori yang telah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan tema, jenis sumber

berita, arah pemberitaan, dan jenis pemberitaan.

3.3.5 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas

Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005

Pada periode Januari-Maret 2005 Presiden yang menjabat saat itu adalah

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berita yang ada banyak menyoroti tentang

masalah-masalah yang berkaitan dengan politik dan pemerintahan. Berita politik dan

pemerintahan ini diantaranya berisikan kebijakan-kebijakan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono guna menagatasi paska bencana tsunami yang terjadi di Aceh, serta

konflik yang terjadi antara Indonesia-Malaysia terkait kasus batas kedua negara.

Pada berita-berita tersebut, yang frekuensi kemunculannya paling banyak

adalah berita tentang Politik dan pemerintahan (48,27%), konflik dan bencana

(24,13%), kesehatan dan kesejahteraan (20,68%), adapun tema tentang perekonomian

(6,89%), dan Masalah moral dan agama tidak muncul sama sekali alam periode

penelitian (0%).

Tabel 3.3.1

Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden

Page 141: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No Tema Frekuensi Presentase (%)

1 Politik dan pemerintahan 14 48,27%

2 Konflik dan bencana 7 24,13%

3 Perekonomian 2 6,89%

4 Kesehatan dan kesejahteraan 6 20,68%

5 Masalah moral dan agama 0 0%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Berita politik dan pemerintahan banyak menyoroti masalah tentang

penanganan paska bencana tsunami Aceh pada bulan Januari, sedangkan untuk bulan

Februari tentang penindaktegasan penyeludup kayu, dan di bulan Maret banyak

menyoroti tentang kenaikan harga BBM. Seperti contohnya pada Kompas periode 15

Maret 2005 yang berjudul “Presiden Belum Bisa Yakinkan DPR”, berita tersebut

berisikan kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menaikkan BBM,

namun Presiden belum bisa meyakinkan DPR dan fraksi-fraksinya bahwa kenaikan

tersebut bukan keputusan yang salah ditengah naiknya harga minyak dunia saat itu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rapat konsultasi yang berlangsung lebih dari tiga jam, senin (14/3)malam, belum mampu meyakinkan pimpinan DPR, pimpinan fraksi, dan pimpinan komisi-komisi DPR tentang kebijakannya menaikkan harga BBM dalam rapat konsultasi tersebut beberapa fraksi dengan tegas menyatakan menolak kenaikan harga BBM. Pimpinan F-PDIP memutuskan walk out karena rapat konsultasi berlangsung tertutup.

Adapun tema konflik dan bencana, masalah yang disoroti masih menyangkut

konflik yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia, baik mengenai kasus perbatasan

kedua Negara ataupun kasus pelanggaran terhadap TKI yang dilakukan oleh majikan

di Malaysia. Hal tersebut seperti pada surat kabar Kompas edisi Rabu, 8 Maret 2005

dengan judul “Presiden Tinjau Perbatasan RI-Malaysia” ini berisi tentang Presiden

Page 142: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Susilo Bambang Yudhoyono dan staff nya meninjau kawasan perbatasan RI-Malaysia

yang saat itu sedang tegang karena adanya klaim Malaysia atas wilayah Ambalat di

laut Sulawesi, Kalimantan Tmur.

Berita lain muncul dengan judul “Presiden: Ada Pelanggaran Serius Soal TKI

di Malaysia” yang membahas mengenai pelanggaran serius yang dilakukan oleh

pihak-pihak Malaysia terkait dengan pemulangan tenaga kerja Indonesia illegal.

Pelanggaran yang dimaksud antara lain banyak TKI hingga kini gajinya belum

dibayarkan oleh majikan mereka di Malaysia.

Tema tentang kesehatan dan kesejahteraan memperoleh prosentase sebesar

20,68% berisi tentang masalah penyakit yang menjangkit di beberapa daerah, serta

langkah penanganan yang dilakukan pemerintah. Berita dengan judul “korban DBD

terus berjatuhan, Presiden: Segera Laksanakan Gerakan Nasional PSN ” ini tentang

penderita demam berdarah dungue semakin bertambah banyak hingga melebihi daya

tampung rumah sakit. Demikian juga dengan korban meninggal pun semakin

bertambah, dalam kaitan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghimbau agar

masyarakat segera melaksanakan gerakan nasional membasmi nyamuk Aedes aegypti

yang lebih dikenal dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN.

Sedangkan tema lain yang frekuensinya dibawah tema pemerintahan dan

politik, konflik dan bencana, kesehatan dan kesejahteraan adalah tema perekonomian

dengan prosentase sebesar 6,89% atau 2 item berita. Berita yang ada tersebut

menyoroti penggunaan program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk

menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, seperti berita yan dimuat

di Kompas edisi 27 Februari 2005 yang berjudul ”Presiden Canangkan Aksi

Penggulangan Kemiskinan”. Untuk tema masalah moral dan agama tidak muncul

sama sekali pada periode penelitian ini.

Page 143: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan penyajian data tentang kategori tema pemberitaan tentang

presiden di surat kabar Kompas periode Januari-Maret 2005 diatas, berita tentang

pemerintahan dan politik banyak mendapat sorotan. Hal-hal yang menyangkut

kebijakan pemerintah, khusunya dari Presiden banyak mendapat perhatian khusus dari

redaktur Kompas. Kemudian tema konflik dan bencana, yang menyoroti tentang

rehabilitasi Aceh pasca tsunami dan konflik dua negara antara RI-Malaysia mengenai

batas wilayah di sekitar laut Ambalat. Disusul tema kesehatan dan kesejahteraan

dengan 4 item berita, menyoroti tentang penyakit DBD yang banyak mewabah

dibeberapa wilayah Indonesia. Lalu berita yang bertemakan perekonomian dengan 2

item berita yang diantaranya menyoroti pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) guna menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di

Indonesia. Tema berita tentang masalah moral dan agama menempati urutan terbawah

dalam frekuensi kemunculannya dengan tidak muncul sama sekali.

3.3.6 Sajian Data Kategori Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005

Kategori jenis sumber berita pada penelitian ini berjumlah empat jenis, yaitu

Presiden, Pemerintah, tokoh politik dan lainnya. Berita dikatakan sumbernya berasal

dari Presiden apabila didalamnya terdapat keterangan diberikan oleh Presiden dan

Wakil Presiden. Pidato atau pernyataan kepala Negara dalam menjalankan tugasnya

bisa berupa pernyataan yang diberikan pada waktu rapat, seminar atau pertemuan

serta konferensi pers. Sedangkan jenis sumber berita pemerintah adalah setiap

keterangan yang berasal dari lembaga yang menentukan berbagai kebijakan yang

diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat Negara, memperkirakan arah

perkembangan masyarakat pada masa datang, dan mempersiapkan langkah-langkah

Page 144: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kebijakan untuk menyongsong perkembangan masyarakat serta mengelola dan

mengarahkan masyarakat ke tujuan yang ditetapkan. Berita dimasukkan kedalam

kategori tokoh politik apabila keterangan yang ada dalam berita diberikan oleh orang

yang berkecimpung dalam dunia politik, bercita-cita untuk dan memegang jabatan

pemerintah.Untuk yang terakhir jenis berita kategori lainnya apabila keterangannya

berasal dari tokoh atau lembaga yang tidak termasuk dalam tiga kategori sumber

berita diatas. Berikut sajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Tabel 3.3.2

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)

1 Presiden 14 48,27%

2 Pemerintah 10 34,48%

3 Tokoh Politik 1 3,44%

4 Lainnya 4 13,79%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Kategori jenis sumber berita yang berasal dari Presiden, jumlahnya sebesar

48,27% atau 14 item berita. Berita yang bersumber dari Presiden dapat dilihat pada

Kompas edisi 7 Februari 2005 yang berjudul “Presiden: Ada Pelanggaran Serius soal

TKI di Malaysia”. Berita tersebut berisikan statement Presiden yang menyoroti

tentang pelanggaran terhadapa para TKI di Malaysia, khususnya dalam hal

pemulangan tenaga kerja Indonesia illegal. Dalam pernyataannya Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa tenaga kerja yang dipulangkan tidak

diberikan haknya berupa gaji selama mereka bekerja di Malaysia.

“Kalau saya membaca dan mendengar, dan ini yang sedang kami cek kebenarannya, banyak TKI kita yang belum menerima gaji mereka. Itu

Page 145: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berarti pula ada pelanggaran yang serius dari pihak mereka yang ada di Malaysia, kaya Yudhoyono.”

Berita yang masuk kategoeri jenis sumber beritanya berasal dari pemerintah

jumlahnya sebesar 34,48% atau 10 item berita menempati urutan kedua terbanyak

dalam frekuensi kemunculannya. Dalam Kompas edisi 9 Maret 2005 berjudul “Ketua

MPR Desak Presiden Kaji Ulang Harga BBM” berisikan seruan dari ketua MPR

Hidayat Nur Wahid yang intinya mendesak Presiden untuk mengoreksi penetapan

kenaikan harga bahan baker minyak. Hidayat Nur Wahid mengatakan bila perbedaan

pendapat soal kenaikan harga BBM diantara para wakil rakyat adalah hal biasa yang

tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.

Sedangkan sumber berita yang berasal dari lainnya besarnya adalah 13,79%

atau 4 item berita. Keempat item berita tersebut diantaranya menyoroti mengenai

kasus pelanggaran yang dilakukan majikan di Malaysia terhadap tenaga kerja

Indonesia pada bulan Februari 2005, dan berita tersebut keterangannya didapat dari

Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi. Dalam keterangannya, PM

Malaysia memberikan statemen bahwa pemerintah Malaysia melalui Kementrian Hal

Ehwal Dalam Negeri akan mendesak majikan agar membayar gaji tenaga kerja

Indonesia, baik yang legal maupun ilegal.

Adapun sumber berita yang berasal dari tokoh politik hanya muncul sebanyak

1 kali, prosentasenya sebesar 3,44%. Hal yang dibicarakan adalah menyangkut

kenaikan BBM yang dilakukan Presiden, dimana sebanyak enam fraksi yang

menyatakan menolak kenaikan harga BBM saat itu meminta pemerintah meninjau

peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2005 melalui pembahasan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara Perubahan 2005. Dalam berita tersebut tokoh politik yang banyak

memberikan statement adalah Megawati Soekarnoputri yang menegaskan bahwa PDI-

P tetap menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM. Selain itu ada juga

Page 146: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tokoh politik Frans Seda yang mengatakan bahwa pada masa Presiden Soeharto juga

terjadi kenaikan harga BBM. “Tapi, itu dikonsultasikan dulu dengan DPR,” ujarnya.

3.3.7 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005

Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini terdapat 3 jenis yaitu positif,

negatif, dan netral. Berita yang dimasukkan dalam kategori positif jika isi berita pada

halaman depan surat kabar Kompas yang membahas mengenai Presiden secara

eksplisit atau implisit mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui.

Berita dimasukkan dalam kategori negatif jika berita yang dimuat secara eksplisit atau

implisit isi beritanya tidak mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak,

memojokkan. Sedangkan yang dimasukkan dalam kategori netral berita yang dimuat

secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak.

Tabel 3.3.3

Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Berita Halaman Depan Surat

Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

1 Positif 11 37,93%

2 Negatif 3 10,34%

3 Netral 15 51,72%

Jumlah 29 100%

Sumber data: Hasil koding data primer

Untuk kategori arah pemberitaan jenis kategori yang dominan adalah netral,

dengan prosentasinya sebesar 51,72% atau muncul sebanyak 15 berita dari total 29

berita yang ada dalam surat kabar Kompas periode Januari-Maret 2005. Seperti pada

Kompas edisi 8 Maret 2005, dengan judul “Presiden Tinjau Perbatasan RI-Malaysia”,

Page 147: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berita ini berisi tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau perbatasan

Indonesia dengan Malaysia yang tengah bersitegang karena adanya klaim Malaysia

atas wilayah Ambalat di Laut Sulawesi, Kalimantan Timur.

Sebelum naik ke kapal perang, Presiden mengatakan, sebelum berangkat ke Kalimantan Timur, dia ditelepon PM Malaysia Abdullah Badawi. Dalam pembicaraan melalui telepon itu, PM Malaysia menginginkan menyelesaikan masalah Ambalat dengan baik tanpa konfrontasi.

Sedangkan untuk kategori positif dalam penelitian periode ini muncul

sebanyak 11 kali atau sebesar 37,93%. Seperti dalam Kompas edisi 26 Februari 2005,

dengan judul “Presiden Siap Tidak Popular Dengan Kenaikan Harga BBM”. Berita ini

menyoroti kasus tentang Presiden Yudhoyono yang siap tidak popular lagi

sehubungan dengan rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan baker minyak.

“Saya harus menomordua-tigakan popularitas pribadi saya. Subsidi yang begitu besar untuk siapa, apakah untuk rakyat kecil, apakah untuk kelompok menengah ke atas yang sebaiknya tidak harus mendapatkan subsidi? Ini keadilan. Salah kalau saya ingin populer, tetapi ekonomi kita ambruk, pilar ekonomi nasional keropos dan jatuh. Saya berusaha berbuat sekuat tenaga untuk melindungi si kecil,” ujar Presiden Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam seminar dan pameran pasar modal di Jakarta.

Cuplikan berita diatas merupakan contoh dari berita yang mempunyai nada

positif, dimana beritanya tidak memojokkan Presiden. Malah dalam potongan berita

diatas, Presiden yang berbicara dalam sambutan seminar tersebut seperti mendapat

pembelaan dari ucapannya sendiri.

Adapun berita dengan nada negatif hanya sebagian kecil saja yaitu sebesar

10,34% atau 3 item berita. Berita yang bernada negatif dapat dilihat untuk tema-tema

tentang kasus TKI di Malaysia, serta desakan Ketua MPR kepada Presiden untuk

meninjau kembali rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Berita ini baik secara

eksplisit maupun implisit memojokkan Presiden dimasukkan dalam kategori negatif.

Page 148: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.3.8 Sajian Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005

Kategori jenis isi berita ini adalah argumentatif, informatif, dan eksplanatif.

Isinya dikatakan argumentatif apabila berita berisi pembelaan terhadap suatu

pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa baik

buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan. Jenis isi informatif apabila berita

tersebut berisi sebuah keadaan atau keterangan latar belakang tentang sesuatu hal atau

masalah tertentu. Kemudian fakta-fakta yang disajikan tidak dimaksudkan untuk

memaksakan suatu pandangan. Sedangkan eksplanatif apabila berita yang isinya

menjelaskan atau menerangka suatu tema. Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya

adalah agar pembaca dapat memahami duduk perkara suatu topik tertentu yang

disajikan dalam berita tersebut.

Tabel 3.3.4

Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar

Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden

No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)

1 Argumentatif 14 48,27%

2 Informatif 13 44,82%

3 Aneka rupa 2 6,89%

Jumlah 29 100%

Tabel data: Hasil koding data primer

Tabel koding diatas memperlihatkan bahwa jenis isi berita mengenai Presiden

lebih pada berita berjenis informatif dengan prosentase sebesar 48,27% atau 14

itemdari keseluruhan pemberitaan selama periode penelitian. Kemudian disusul oleh

Page 149: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berita argumentatif dengan prosentase sebesar 44,82% atau 13 item, dan yang terakhir

adalah jenis aneka rupa dengan prosentase sebesar 6,89% atau 2 item berita.

Pada surat kabar Kompas edisi 12 Februari 2005 dnegan judul “Gerakan

Nsional PSN Baru Siap Pekan Depan”. Berikut bagian berita yang bersifat informatif

dalam berita tersebut.

Program yang akan dilakukan dalam gerakan nasional PSN di antaranya adalah pembersihan lingkungan perumahan dan lingkungan kerja secara serentak, agar tidak ada lagi jentik-jentik nyamuk yang dapat berkembang hidup.

Kategori berita jenis argumentatif pada surat kabar Kompas menempati

prosentase sebesar 34,48% atau 10 item. Ciri berita argumentatif adalah apabila berita

berisi pembelaan terhadap suatu pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca,

membahas dan menganalisa baik buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan.

Hal ini seperti pada berita edisi 26 Februari 2005 dengan judul”Presiden Siap

Tidak Populer Dengan Kenaikan Harga BBM” . berita ini membahas mengenai

rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak.

Dia menegaskan bahwa kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang rasional dilangsungkan setelah pemerintah memperhitungkan hal itu dengan matang dan hati-hati. “sian dan malam saya sendiri menelaah, menguji apakah kebijakan ini tepat untuk kepentingan besar dan kepentingan jangka panjangdi Indonesia,” ucapnya.

Pemerintah, menurut presiden, berkomitmen penuh untuk membela rakyat kecil. Sebab, disamping tidak menaikkan harga BBM yang banyak dibutuhkan (minyak tanh), pemerintah juga memberikan kompensasi.

Sedangkan untuk kategori jenis eksplanasi hanya muncul sebanyak dua kali

dengan prosentase sebesar 6,89%, yaitu pada edisi Sabtu, 12 Februari 2005 dengan

judul “Gerakan PSN baru siap pekan depan”. Dalam berita tersebut dijelaskan latar

belakang diadakannya progra Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dimana saat itu

banyak jatuh korban akibat wbah nyamuk demam berdarah dengue. Maka dari itu

Page 150: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemerintah segera melaksanakan PSN guna mengantisipasi jatuhnya korban akibat

nyamuk demam berdarah dengue yang lebih banyak.

Page 151: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian awal, penelitian ini bermaksud

hendak mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pemberitaan tentang

lembaga kepresiden dalam surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995,

1999, dan 2005 dilihat dari urutan atau prioritas tema berita, sumber berita, arah

pemberitaan, dan jenis pemberitaan pada halaman depan. Penelitian ini berkesimpulan

sebagai berikut:

Pemberitaan mengenai Presiden oleh surat kabar Kompas periode Januari-

Maret 1995, 1999, dan 2005 mempunyai perbedaan yang signifikan dilihat dari

frekuensi kemunculan berita tentang Presiden pada masing-masing kategori, dan

urutan prioritas pemberitaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai chi square ( 2X hitung)

untuk frekuensi kemunculan berita tentang Presiden pada ketiga periode penelitian

tersebut adalah 11,21, sedangkan nilai 2X tabel adalah 5,99. jadi nilai 2X hitung lebih

besar dari nilai 2X tabel (11,21>5,99).

Penelitian ini mendapati kenyataan bahwa hipotesis pada penelitian ini

terbukti, yaitu ada perbedaan yang signifikan antara berita Presiden pada surat kabar

Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005. Perbedaan yang

dimaksud disini adalah perbedaan pada setiap kategori yang telah ditentukan

berdasarkan dari frekuensi kemunculan, dan prioritas atau urutan. Kategori yang telah

ditentukan pada penelitian ini adalah kategori tema berita, sumber berita, arah berita,

dan jenis pemberitaan. Berikut perbedaan-perbedaan yang dihasilkan untuk tiap-tiap

kategori pada penelitian ini:

Page 152: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Berkaitan pada kategori tema berita, Kompas pada periode penelitan Januari-

Maret 1995 lebih banyak menyajikan tema tentang politik dan pemerintahan,

konflik dan bencana, serta perekonomian. Berita yang banyak disajikan

temanya banyak membahas mengenai Preisden Soeharto yang berandil besar

dalam perdamaian dunia. Sedangkan untuk tema berita yang disajikan Kompas

pada periode penelitian tahun 1999 masih sama dengan tema yang diusung

pada tahun 1995 yaitu politik dan pemerintahan, konflik dan bencana, serta

perekonomian. Namun berbeda dengan masa pemerintahan Presiden Soeharto,

pada masa pemerintahan BJ Habibie banyak mengangkat masalah mengenai

konflik yang banyak menerpa Indonesia diantaranya konflik Ambon ataupun

tentang disintegrasi yang terjadi di Timor-timur. Selanjutnya, tema berita

untuk tahun penelitian 2005 mengusung tema tentang politik dan

pemerintahan, konflik dan bencana, dan kesehatan dan kesejahteraan.. Hal ini

berarti bahwa surat kabar pada tahun 1995 dan 1999 mempunyai kemiripan

dalam tema meskipun ada perbedaan dalam urutan atau prioritasnya dan

jumlah kemunculan berita, semua itu dikarenakan fokus Kompas sebagai surat

kabar nasional untuk memberikan informasi yang berkembang pada waktu itu.

Pada masa Orde Baru permasalahan yang diangkat kebanyakan adalah

masalah mengenai politik kekuasaan Soeharto, serta berita yang intinya

menarik perhatian pembaca agar mengapresiasi kebijakan-kebijakan yang

dijalankan Soeharto.

Sedangkan pada masa transisi pada tahun 1999, berita yang banyak menjadi

topik perbincangan adalah mengenai Presiden BJ Habibie yang melakukan

jalan untuk melepaskan Timor-timur dari negara Kesatuan Republik

Indonesia, serta banyak kasus yang menyangkut Prsiden Habibie saat

Page 153: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjabat sebagai Presiden. Seperti halnya masalah penyadapan percakapan

dengan Jaksa Agung Andi Ghalib, penyelesaian kasus dugaan KKN Soeharto,

serta wacana pelaksanaan pemilu tahun 1999.

Pada berita tahun 2005 tema berita yang diusung masih sama, tetapi yang

membedakan adalah bilamana pada tahun-tahun sebelumnya temanya politik

dan pemerintahan, konflik dan bencana, serta perekonomian. Tetapi di tahun

2005 tema berita perekonomian hanya muncul 2 item saja, sedangkan tema

kesejahteraan dan kesehatan muncul sebanyak 6 item. Ini menandakan bahwa

pada masa itu perekonomian sudah dianggap mapan sehingga Kompas lebih

mengetengahkan berita-berita tentang kesehatan dan kesejahteraan. Pada masa

kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono banyak kesejahteraan rakyat yang

diabaikan, misalkan masalah Tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia,

serta bagaimana nasib rakyat msikin ketika BBM akan dinaikkan.

Perbedaan pada kategori ini secara khusus dapat dilihat dari hasil analisis dan

interpretasi data dengan menggunakan uji chi square, diamana untuk kategori

frekuensi tema berita surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995, 1999,

2005. Nilai 2X hitung lebih besar dari 2X tabel, yaitu 11,21>5,99, jadi ketiga

tahun penelitian tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan dalam

kategori tema berita tentang Presiden.

2) Pada sajian kategori sumber berita, dengan sub kategori yang terdapat di

dalamnya yakni berupa Presiden, pemerintah, tokoh politik dan lainnya. Pada

surat kabar Kompas tahun 1995, isi beritanya lebih dominan berasal dari

Presiden dengan hasil frekuensi kemunculan sebanyak 16 item berita atau

51,61%. Selain itu terdapat sumber berita terbanyak berasal dari pihak

pemerintah yaitu sebanyak 10 item berita atau 32,25%. Untuk sumber berita

Page 154: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lainnya masing-masing muncul sebanyak 4 item berita atau 12,90% dan 1 item

berita atau 3,22%.

Pada tahun 1999 berita yang sumbernya berasal dari Presiden muncul

sebanyak 11 item atau 37,93%, kemudian tokoh politik muncul sebanyak 9

item atau 31,03%, pemerintah sebanyak 7 item atau 24,13%. Terakhir adalah

lainnya muncul sebanyak 2 item berita atau 6,89%.

Sedangkan pada tahun penelitian 2005, berita yang menggunakan sumber

terbanyak adalah Presiden dengan frekuensi sebanyak 14 item atau 48,27%,

kemudian disusul oleh pemerintah sebanyak 10 item atau 34,48%, untuk

sumber lainnya dan tokoh politik masing-masing sebanyak 4 item atau 13,79%

dan 1 item berita atau 3,44%.

Hasil sajian diatas membuktikan bahwa Presiden masih dominan dalam

kategori sumber berita disetiap tahun penelitian, setelah itu terdapat

pemerintah, lainnya, dan tokoh politik sebagai sumber berita terbanyak.

Dengan demikian secara keseluruhan, surat kabar Kompas menganggap

Presiden sebagai pusat sumber berita pada berita yang diterbitkannya.

Kemudian tidak jauh dari Presiden ada sumber dari pemerintah yang notabene

bisa diibaratkan sebagai pembantu Presiden, dimana pemerintah dalam

kategori ini bisa berupa lembaga pemerintah yaitu DPR/MPR ataupun

lembaga-lembaga dibawahnya. Selanjutnya diikuti oleh sumber berita yang

berasal dari lainnya dan tokoh politik. Dengan kata lain keberimbangan

sumber berita masih jauh dari kata seimbang, karena adanya dominasi dari

Presiden dan pemerintah terutama pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

3) Setelah dilakukan penelitian dalam hal kategori arah berita, berita kompas

tahun 1995 lebih bernada positif dibandingkan dengan tahun yang lainnya. Hal

Page 155: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa prosentase berita kompas

tahun 1995 yang bernada positif lebih besar dibandingkan dengan berita

Kompas di tahun yang lain. Jika dibandingkan, berita Kompas tahun 1995

berjumlah 17 item atau 50,83%. Sedangkan berita positif ditahun 1999

berjumlah 6 item atau 20,67%, dan berita positif tahun 2005 berjumlah 11

item atau 37, 93%.

Untuk penelitian tentang arah nada pada tahun 1999 berita negatif lebih sering

muncul daripada tahun 1995 dan 2005. berita negatif ditahun 1999 muncul

sebanyak 17 item atau 50,83%. Sedangkan untuk berita dengan nada arah

negatif pada tahun 1995 hanya muncul sebanyak 5 item berita atau 16,12%,

dan pada tahun 2005 muncul sebanyak 3 item berita atau 10,34%. Dapat

disimpulkan bahwa pada tahun 1999, berita di Kompas lebih banyak

memojokkan atau menkritik Presiden Habibie. Hal ini desebabkan karena

keran kebebasan pers pada waktu itu dibuka lebar-lebar, sehingga setiap media

bisa mengeluarkan pandangannya sendiri-sendiri tidak terkecuali

pandangannya terhadap Presiden.

Sedangkan untuk kategori arah nada berita netral, tahun yang sering muncul

arah nada ini adalah tahun 2005. Dimana pada tahun itu muncul sebanyak 15

item atau 51,72%, lebih banyak dari pada nada berita netral yang sama di

tahun penelitian yang berbeda. Karena pada masa itu, pmerintahannya sudah

mapan dan kebebasan untuk berpendapat sudah tidak seperti masa-masa

sebelumnya, dimana semuanya masih terkungkung oleh peraturan-peraturan

pemerintah yang bila dilanggar akan mendapatkan sanksi yang tidak ringan.

Hal ini terbukti melalui hasil analisis uji hasil beda menggunakan chi squre,

hasil 2X hitung adalah 23,44, sedangkan 2X tabel adalah 5,99, maka dapat

Page 156: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara surat kabar Kompas

tahun 1995,1999, dan 2005 dalam hal arah berita tentang presiden karena

2X hitung > 2X tabel (23,44>5,99).

Dalam hal kategori jenis pemberitaan, tahun 1995 dan 2005 mempunyai

jumlah berita informatif yang sama yaitu 18 item, dalam hal ini karena berita

pada periode tersebut lebih banyak berisi informasi atau pemberitahuan

tentang sebuah keadaan atau keterangan latar belakang atau masalah yang

berkaitan dengan Presiden, sedangkan untuk tahun 1999 jenis isi berita lebih

banyak argumentatif dari pada informatif dengan perbandingan 16 dan 13.

jenis berita Aneka rupa tidak banyak muncul pada periode penelitian ini,

adapun yang muncul pada tahun 1995 sebanyak 3 item berita atau 9,67% dan

tahun 2005 sebanyak 1 item atau 4,44%.

Sehingga Perbedaan dalam kategori jenis pemberitaan pada ketiga periode

penelitian pada surat kabar Kompas melalui analisis chi square, diperoleh hasil

untuk 2X hitung adalah 6,81, sedangkan 2X tabel adalah 5,99. Jadi ketiga tahun

penelitian tentang berita Presiden di surat kabar Kompas memiliki perbedaan

yang signifikan (6,81>5,99).

4.2 Implikasi Hasil Penelitian

1) Secara garis besar terbukti bahwa pada surat kabar Kompas, berita yang

dimuat pada setiap periode kepemimpinan yang berbeda maka akan berbeda

pula frekuensi di setiap kategori yang ada. Hal ini terlihat jelas dari perbedaan

antara periode 1995 masa kepemimpinan Presiden Soeharto dengan periode

1999 masa kepemimpinan Presiden BJ. Habibie dan periode 2005 masa

kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Keadaan seperti ini

Page 157: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sama seperti yang dikatakan oleh Pawito dalam bukunya yang berjudul

“komunikasi politik media massa dan kampanye pemilihan” menyebutkan

bahwa pada pendekatan ini lingkungan sosial-politik yang sampai tingkat

tertentu, berpengruh terhadap komunikasi. Artinya antara sistem politik dan

komunikasi politik terdapat hubungan timbal balik. Perubahan yang terjadi

dalam sebuah sistem politik cenderung diikuti oleh perubahan kondisi

komunikasi politik termasuk kondisi media. Dalam penelitian ini, pendekatan

lingkungan dimaksudkan untuk meneliti bagaimana perubahan kondisi politik

yang terjadi di Indonesia apakah juga berpengaruh pada media massa yang ada

pada waktu itu, khususnya dengan surat kabar Kompas.

2) Hal ini jelas terlihat pada berita-berita yang dimuat, pada masa Presiden

Soeharto tema yang banyak dimuat adalah tentang keberhasilan-keberhasilan

pemerintah baik itu dalam bidang politik, ekonomi, ataupun kesejahteraan.

Kemudian, berita-berita tersebut juga kebanyakan bersumber dari Presiden

sebagai pusatnya. Lain halnya pada saat pemerintahan Presiden BJ Habibie,

pada waktu itu tema yang diangkat malah lebih banyak memojokkan

kedudukan Presiden terutama yang berkaitan dengan penanganan dugaan

adanya praktek KKN oleh Presiden sebelumnya yang menjabat yaitu Presiden

Soeharto. Sedangkan pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono, Kompas banyak menyoroti kinerja pemerintah dalam

menanggulangi bencana yang melanda Indonesia serta masalah-masalah

pertikaian antara Indonesia dengan Malaysia, baik mengenai soal TKI atau

batas wilayah negara.

3) Surat kabar Kompas dalam penelitian ini, terbukti lebih selektif dalam

menyajikan berita dihalaman depannya. Hal ini terlihat dari hasil penelitian

Page 158: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahwa untuk kategori jenis pemberitaan, berita Kompas di setiap tahunnya

banyak menyajikan berita-berita informatif dari pada yang bersjenis

argumentatif, ataupun aneka rupa.

4) Pada penelitian ini Kompas pada tahun 1995 menunjukkan arah nada berita

yang positif, dimana berita yang dimuat tidak terlalu kritis terhadap apa yang

dilakukan pemerintah saat itu, yang ada hanya apresiasi terhadap kinerja

pemerintah yang selalu apik. Berbeda dengan Kompas tahun 1999, dimana

berita yang muncul kebanyakan bernada negatif. Berita-berita yang

kebanyakan muncul adalah berita yang mengkritik tentang kinerja Presiden

dan pemerintah. Sedangkan pada tahun 2005, Kompas banyak menyajikan

berita yang bernada netral, dimana berita yang ada tidak semuanya berupa

pujian ataupun kritikan.

4.3 Saran

Setelah menjabarkan hasil kesimpulan penelitian, maka peneliti mencoba

untuk memberikan saran secara keseluruhan yang ditujukan kepada penelitian

selanjutnya, terutama bagi yang ingin melakukan penelitian analisis isi pemberitaan

Presiden dan melibatkan surat kabar nasional. Namun tidak sekedar hanya

membadingkan isi berita, penelitian berikutnya dapat juga diterapkan dengan

mempertimbangkan lagi lebih dalam mengenai sisi kebijakan redaksional dan

ideologi berita yang diteliti. Hal ini penting, mengingat bahwa berita tidak dapat lepas

dari kebijakan redaksional surat kabar yang bersangkutan.

Bahwa fenomena yang ada dan banyak dibicarakan pada berita di surat kabar

Kompas pastinya mengalami suatu penyuntingan dan berkaitan dengan ideologi surat

kabar, sebelum akhirnya dimuat dalam halaman depan surat kabar Kompas. Hal ini

Page 159: eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kiranya yang tidak dapat digali dari penelitian ini. Sehingga kita tidak dapat melihat

apakah tema yang banyak dibicarakan pada berita halaman depan sesungguhnya

mewakili fenomena yang sedang terjadi di masyarakat.

Pada penelitian ini tidak dapat menggali kebijakan redaksional seperti apa

yang diberlakukan berkaitan dengan pemberitaan tentang Presiden periode Januari-

Maret 1995, 1999, dan 2005. Sehingga hal yang didapat hanya berupa perbedaan-

perbedaan frekuensi dilihat dari tema berita, sumber berita, arah berita,dan jenis

pemberitaan, tanpa melihat kebijakan redaksional surat kabar yang bersangkutan.

Selain itu, untuk mendapatkan gambaran yang sesungguhnya diharapkan pada

penelitian berikutnya para peneliti dapat lebih intens dalam melakukan pendekatan

terlebih dahulu dengan media bersangkutan, sehingga dapat memudahkan dalam

memperoleh data yang dibutuhkan, mengingat tema yang diangkat mengenai Presiden

sangat sensitif.