eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/7565/1/197551811201112481.pdf · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI
LEMBAGA KEPRESIDENAN
(Studi Analisis Isi Perbandingan Pemberitaan Presiden RI Periode Pra Reformasi,
Reformasi, dan Paska Reformasi pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode
Januari - Maret Tahun 1995, 1999 dan 2005)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh:
Kurnia Yuniarwan
D1208581
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN
(STUDI ANALISIS ISI PERBANDINGAN PEMBERITAAN PRESIDEN RI
PERIODE PRA REFORMASI, REFORMASI, DAN PASKA REFORMASI PADA
HALAMAN DEPAN SURAT KABAR KOMPAS PERIODE JANUARI - MARET
TAHUN 1995, 1999 DAN 2005)
Karya :
Nama : Kurnia Yuniarwan
NIM : D1208581
Konsentrasi : Ilmu Komunikasi
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi pada jurusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D. Drs. Kandyawan
NIP. 19540805 198503 1 002 NIP. 196 10413 199003 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh panitia penguji skripsi progran Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Hari :
Tanggal :
Tim penguji Skripsi :
Ketua : Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D ( )
196 00813 198702 2 001
Sekretaris : Mahfud Anshori, S.Sos.MSi ( )
19790908 200312 1 001
Penguji I : Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D. ( )
19540805 198503 1 002
Penguji II : Drs. Kandyawan ( )
19610413 199003 1 002
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D.
NIP. 19540805 198503 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Ilmu Komunikasi Swadana Transfer
PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN
(Studi Analisis Isi Perbandingan Pemberitaan Presiden RI Periode Pra Reformasi,
Reformasi, dan Paska Reformasi pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode
Januari - Maret Tahun 1995, 1999 dan 2005)
Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian, serta belum
pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Hal-hal yang
bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam
daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh
dari skripsi tersebut.
Surakarta, Agustus 2011
Kurnia Yuniarwan
D1208581
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
(Thomas Alva Edison)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini bagi :
Kedua orang tuaku tercinta
Saudara-saudaraku terkasih
Orang-orang didekatku
Atas kasih semangat yang diberikan padaku, hingga bisa membuatku berdiri tegak
menghadapi tantangan hidup ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
KURNIA YUNIARWAN, D1208581. PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA KEPRESIDENAN (Studi Analisis Isi Perbandingan Pemberitaan Presiden RI Periode Pra Reformasi, Reformasi, dan Paska Reformasi Pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari - Maret Tahun 1995, 1999 dan 2005). Skripsi. Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Kompas adalah surat kabar nasional yang mempunyai jangkauan diseluruh wilayah Indonesia. Kompas menempatkan dirinya sebagai forum dialog, yang merupakan tempat meleburnya perbedaan dengan cara memberi ruang seluas-luasnya untuk kelebihan dan meminimalisir kekurangan orang perorang.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode analisa isi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan isi pesan komunikasi atau mengungkap kecenderungan yang ada pada isi pesan komunikasi yaitu isi berita tentang Presiden di halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, 2005. Dilihat dari tema berita, sumber berita, arah berita, dan jenis isi berita. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan tersebut, data dianalisis dengan menggunakan test uji beda chi square.
Dengan tes uji beda chi square, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara isi berita tentang Presiden di surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, 2005. Dalam kategori tema berita tentang Presiden, hasil perhitungan memperlihatkan 2X hitung lebih besar dari 2X tabel (19,37>9,49). Perbedaannya terletak pada jumlah berita pada masing-masing tema yang tidak sama, dimana pada tahun 1995 beritanya banyak memuat tema politik dan pemerintahan, konflik dan bencana, perekonomian. Pada tahun 1999 berita dengan tema politik dan pemerintahan sangat menonjol, disusul oleh konflik dan bencana, perekonomian. Untuk tahun 2005 berita yang menonjol masih tentang politik dan pemerintahan, konflik dan bencana, serta masalah kesehatan dan kesejahteraan. Untuk kategori sumber berita, hasil analisis berita menunjukan bahwa 2X hitung lebih besar dari
2X tabel (26,75>7,81), dimana pada tahun 1995 sumber dari Presiden lebih menonjol dari pada sumber-sumber yang lainnya. Tahun 1999 sumber dari Presiden banyak diimbangi oleh sumber dari tokoh politik dan pemerintah. Sedangkan tahun 2005 sumber dari Presiden hanya diimbangi dari sumber yang berasal dari pemerintah saja. Pada kategori arah berita, pada tahun 1995 mengarah pada berita positif, tahun 1999 beritanya mengarah pada berita negatif, sedangkan tahun 2005 beritanya mengarah pada berita netral, hal ini dapat dilihat dari perhitungan analisis data menggunakan chi square dimana 2X hitung lebih besar dari 2X tabel (23,44>5,99). Sedangkan untuk kategori jenis pemberitaan, pada tahun 1995 berita yang ada lebih bersifat informatif, untuk tahun 1999 beritanya lebih bersifat argumentatif, dan tahun 2005 beritanya bersifat informatif. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan analisis data menggunakan chi square dimana 2X hitung lebih besar dari 2X tabel (6,81>5,99).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
KURNIA YUNIARWAN, D1208581. MASS MEDIA NEWS RELEASE ABOUT PRESIDENTIL INSTITUTION (Analysis Study for News Release Ratio from Republic Indinesia President during Pre-Reformation, Reformation, and Pasca-Reformation Era at Ahead of Kompas during January-March 1995, 1999, and 2005). Script. Faculty of Social and Political Science. Sebelas March University. 2011.
Kompas is a national newsaper with scope troughout Indonesia. Kompas serves as dialog forum where differences integrated by provides far-ranging medium for advantages and minimize disadvantages of person.
It is a descriptive research with method of content analyze. The aim of this research is to consider communication order or reveal propensity of news about president at ahead of Kompas during January-March 1995, 1999, and 2005 based on the theme, source, direction, and type of news release. To know whether difference among them; data is analyzed with chi square test.
Chi square test shows any significant difference about news content especially about president at Kompas during January-March 1995, 199, and 2005. In news category about president, result test shows 2X count greater than 2X table (19,37>9,49). The difference find in amount of news in each different theme. In 1995, majority news told about politic and goverment, conflict and disaster, and economic. In 1999, news about politic and goverment is most prominent, followed by conflict and disaster, and economy. Politic and goverment still be the most prominent in 2005, followed by health and welfare issues. In news source category; analysis result show that 2X count greater than 2X table (26,75>7,81); where news source from presiden more prominent than others. In 1995, news source from president is balanced by news source from other figures. Where as, news category; news in 1995, 1999, and 2005 are included in positive, negative, and neutral news, respectively. It based on chi square data analysis which is 2X count greater than 2X table (23,44>5,99). In news release category, news in 1995, 1999, and 2005 are included in informative, argumentative, and respectively. It based on chi square data analysis which is 2X count greater than 2X table (6,81>5,99).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan
berkah dan karuniaNya sehingga penulis dapat berkarya dan pada akhirnya skripsi
dengan judul PEMBERITAAN MEDIA MASSA MENGENAI LEMBAGA
KEPRESIDENAN (STUDI PERBANDINGAN PEMBERITAAN PRESIDEN RI
PERIODE PRA REFORMASI, REFORMASI, DAN PASKA REFORMASI DI
SURAT KABAR KOMPAS PERIODE JANUARI - MARET TAHUN 1995, 1999
DAN 2005) dapat selesai dengan segala usaha dan bantuan banyak pihak. Penulis
juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Nabi Muhammad SAW penuntun umat manusia di muka bumi.
2. Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si., Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Surisno Satrio Utomo, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta,
terima kasih atas segala bantuannya.
5. Prof. Pawito Ph.D selaku Pembimbing I, dari beliau, penulis belajar bahwa
“kesabaran dan ketekunan adalah kunci dari keberhasilan yang akan diraih”.
6. Drs. Kandyawan selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih atas
bimbingan dan kesabaran yang diberikan selama ini.
7. Dra. H. Sofiah, M.Si selaku pembimbing akademik selama mahasiswa
melaksanakan studinya.
8. Sahabatku: para pecinta UNS sebelas Januari bertemu, khususnya teman-
teman Komunikasi Swadana Transfer 2008 FISIP UNS, Pupud, Icha, Irin,
Era, Alit, Fera, Ronny, Ezi, Abung, Diky, Iswan, Juno, Gunawan, Adit,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Fuad, Memed, Om Mimi, dan khususnya Dana Christianti. Terima kasih
untuk kebersamaannya selama ini.
9. eSpecially… thank’s for enlight me in my decisive moment.
Segala kesempurnaan bersumber pada satu yang kekal yaitu Illahi Robbi.
Manusia merupakan pangkal dari segala kekurangan sehingga penulisan ini tidak
luput dari berbagai kesalahan. Setiap saran dan kritik penulis harapkan untuk kemajun
dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga yang dihadirkan oleh penulis dapat
bermanfaat bagi setiap kalangan yang membutuhkan.
Surakarta, Juni 2011
penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..…….……………………….…..................................
HALAMAN PERSETUJUAN .. ……………………………………...........
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...
MOTTO ...…………………..……………………..……...............................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..………………….............…...…..............
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI .....………...…………........…………………………...….......
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR ………………………………………
ABSTRAK ......................................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
xi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..…………………………………………....................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...…………………………………………………... 11
1.3 Tujuan Penelitian...............……………………..………....................... 12
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 13
1.5 Kerangka Teori ..…..……………………..…………………………..... 14
1.6 Definisi Konsepsional ...…………………………………………….... 39
1.7 Definisi Operasional ............................................................................... 40
1.8 Hipotesis ................................................................................................ 45
1.9 Metode Penelitian ................................................................................. 45
1.9.1 Jenis dan Sumber Data ………………………………………… 47
1.9.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 48
1.9.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 48
1.9.4 Unit Analisis ……………………………………………………49
1.9.5 Teknik Pengukuran …………………………………………… 49
1.9.6 Teknik Analisa Data ………..………………………………… 50
1.9.7 Pengkodingan dan Realibilitas ………………………..……… 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II GAMBARAN UMUM SURAT KABAR KOMPAS
2.1 Sejarah dan Perkembangan Surat Kabar Kompas ………………..….. 55
2.2 Visi dan Misi Surat Kabar Kompas ………….....….............................. 60
2.3 Motto Kompas ……….…………………………………………......... 62
2.4 Sasaran Operasional ………………………………………………...... 63
2.5 Kebijakan Redaksional ……………………………………………..... 64
2.6 Rubrik Surat Kabar Kompas ……………………………………….... 65
2.7 Susunan Redaksi Kompas ………………………………………........ 66
BAB III PENYAJIAN DATA
Penyajian Data Halaman Depan Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret
1995 Tentang Pemberitaan Presiden
3.1.1 Sajian Data Kategori Tema Berita ..............................………............ 69
3.1.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita ..............................………........ 75
3.1.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan ..........................………....... 80
3.1.4 Sajian Data Jenis Isi berita …. ……………………………………... 84
Penyajian Data Halaman Depan Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret
1999 Tentang Pemberitaan Presiden
3.2.1 Sajian data Kategori Tema Berita ..............................………............ 87
3.2.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita ..............................………........ 91
3.2.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan ..........................………....... 94
3.2.4 Sajian Data Jenis Isi berita …..……………………………………... 97
Penyajian Data Halaman Depan Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret
2005 Tentang Pemberitaan Presiden
3.3.1 Sajian data Kategori Tema Berita ...........................…………............ 99
3.3.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita ...........................…..…............. 103
3.3.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan ...........................…..…....... 106
3.3.4 Sajian Data Jenis Isi berita ….………………………………..…... 108
BAB IV ANALISIS DATA
Analisis Statistik Uji Beda Isi Berita Tentang Presiden Dalam Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret Tahun 1995, 1999, 2005 .................................. 111
4.1.1 Analisis Statistik Uji Beda Kategori Tema Berita Tentang
Presiden Pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Januari-Maret 1995, 1999, 2005…………………………………..………… 113
4.1.2 Analisis Statistik Uji Beda Kategori Sumber Berita Tentang
Presiden Pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode
Januari-Maret 1995, 1999, 2005………………………........................…… 117
4.1.3 Analisis Statistik Uji Beda Kategori Arah Pemberitaan
Tentang Presiden Pada Halaman Depan Surat Kabar Kompas
Periode Januari-Maret 1995, 1999, 2005……….…………………..……… 119
4.1.4 Analisis Statistik Uji Beda Kategori Jenis Isi berita
Tentang Presiden Pada Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret 1995, 1999, 2005………………...……… 123
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.1 Kesimpulan ....................................................................................... 126
5.1.2 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................. 132
5.1.3 Saran ................................................................................................. 134
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 136
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.1 Distribusi Frekuensi Kaetgori Tema
Tahun 1995 Tentang Presiden............................................................................. 69
Tabel 3.1.2 Distribusi Frekuensi Kaetgori Sumber Berita
Tahun 1995 Tentang Presiden ………………………………...………………. 76
Tabel 3.1.3 Distribusi Frekuensi Kaetgori Arah Pemberitaan
Tahun 1995 Tentang Presiden …………………………………….…………... 81
Tabel 3.1.4 Distribusi Frekuensi Kaetgori Jenis Isi Berita
Tahun 1995 Tentang Presiden............................................................................. 84
Tabel 3.2.1 Distribusi Frekuensi Kaetgori Tema
Tahun 1999 Tentang Presiden.............................................................................. 88
Tabel 3.2.2 Distribusi Frekuensi Kaetgori Sumber Berita
Tahun 1999 Tentang Presiden.............................................................................. 91
Tabel 3.2.3 Distribusi Frekuensi Kaetgori Arah Pemberitaan
Tahun 1999 Tentang Presiden ………………………………………………… 94
Tabel 3.2.4 Distribusi Frekuensi Kaetgori Jenis Isi Berita
Tahun 1999 Tentang Presiden............................................................................. 97
Tabel 3.3.1 Distribusi Frekuensi Kaetgori Tema
Tahun 2005 Tentang Presiden............................................................................ 100
Tabel 3.3.2 Distribusi Frekuensi Kaetgori Sumber Berita
Tahun 2005 Tentang Presiden............................................................................ 104
Tabel 3.3.3 Distribusi Frekuensi Kaetgori Arah Pemberitaan
Tahun 2005 Tentang Presiden............................................................................ 106
Tabel 3.3.4 Distribusi Frekuensi Kaetgori Jenis Isi Berita
Tahun 2005 Tentang Presiden............................................................................ 109
Tabel 4.4 Perbedaan Distribusi Frekuensi berita Tentang Presiden
Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995, 1999, 2005……….... 112
Tabel 4.4.1 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Tema Berita Tentang
Presiden Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995, 1999, 2005… 113
Tabel 4.4.2 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Sumber Berita Tentang
Presiden Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995, 1999, 2005… 117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.4.3 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Arah Pemberitaan
Tentang Presiden Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995,
1999, 2005............................................................................................................ 120
Tabel 4.4.4 Perbedaan Distribusi Frekuensi Kategori Jenis Isi Berita
Tentang Presiden Pada Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1995,
1999, 2005……………………………………………………………………... 123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era teknologi awal abad ini, media massa menjadi sebuah mesin raksasa
yang mendefinisikan masyarakat sebagai penonton, objek pasif yang menerima apa
yang disampaikannya. Pesan dan makna yang dimuat oleh media massa pun
cenderung dikendalikan oleh budaya mainstream demi menyesuaikan dengan tuntutan
pasar yang berarti keuntungan bagi penguasa media tersebut. Media massa telah
menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan
citra realitas sosial, tetapi juga untuk masyarakat dan kelompok secara kolektif.
Peran media massa sangatlah penting dalam membentuk opini, memberi
definisi terhadap suatu objek, bahkan mengarahkan persepsi masyarakat terhadap
perubahan. Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan
kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga dalam
pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Media
massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola tingkah laku
dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa dalam masyarakat
sangatlah penting. Dengan adanya media massa, masyarakat yang tadinya dapat
dikatakan tidak beradab dapat menjadi masyarakat yang beradab. Hal itu disebabkan,
oleh karena media massa mempunyai jaringan yang luas dan bersifat massal sehingga
masyarakat yang membaca tidak hanya orang-perorang tapi sudah mencakup jumlah
puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga pengaruh media massa akan
sangat terlihat di permukaan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Mengingat kedudukan media massa dalam perkembangan masyarakat
sangatlah penting, maka industri media massa pun berkembang pesat saat ini. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya stasiun televisi, stasiun radio, perusahaan media cetak,
baik itu surat kabar, majalah, dan media cetak lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh
Lerner dan Schramm yang mengunggapkan adanya korelasi yang tinggi antara indeks
modernitas dan ketersediaan media. Dalam argumen mereka, semakin maju suatu
bangsa maka semakin tinggi ketersediaan outlet media massa dan sebaliknya1.
Dengan semakin banyaknya persaingan tersebut mendorong media berkompetisi
menyajikan berita-berita yang tajam dan akurat terkait berbagai realitas peristiwa
yang terjadi dalam masyarakat. Para pengusaha merasa diuntungkan dengan
mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang media massa seperti itu. Hal itu
disebabkan karena mengelola perusahaan dengan jenis spesifikasi mengelola media
massa adalah usaha yang akan selalu digemari masyarakat sepanjang masa, karena
sampai kapanpun manusia akan selalu membutuhkan informasi. Oleh karena itu, demi
untuk menarik lebih banyak pembaca dan karena pada dasarnya adalah juga
merupakan lembaga sosial, maka surat kabar harus melakukan seleksi dan
menentukan berita mana yang layak ditampilkan pada hari ini dan mana yang tidak.2
Semakin banyaknya media massa cetak yang hadir dalam menyajikan berita
untuk khalayak tidak membuat eksistensi dari surat kabar di indonesia surut.
Perkembangan teknologi yang pesat membuat khalayak semakin mudah mendapatkan
informasi terbaru yang terjadi didalam maupun luar negeri. Saat ini tidak ada hal
apapun yang luput dari pemberitaan surat kabar karena sifatnya yang kritis. Kemajuan
teknologi dan sumber daya manusia menjadikan surat kabar sangat dibutuhkan,
1 Tran, Hai, Linking Measures of Global Press Freedom to Developtment and Culture: Implications from a Comparative Analysis, International Journal of Communication, 2011, 2 Suwardi, Harsono, Peranan Pers Dalam Politik Di Indonesia, PT. Midas Surya Grafindo, tahun 1993, hlm. 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terutama yang berkaitan dengan informasi yang disampaikan. Bila dibandingkan
antara televisi, radio, dan surat kabar terlihat jelas surat kabar menempati urutan
terakhir dalam hal penyebaran beritanya. Hal ini disebabkan surat kabar di sebarkan
pada khalayak dalam bentuk cetak. Namun dilain hal surat kabar lebih unggul
dibandingkan televisi dan radio, yaitu dalam hal publikasi surat kabar dapat
dilipatgandakan, informasinya dapat di simpan karena bentuknya yang berupa
cetakan, surat kabar menyuguhkan uraian berita yang lebih detail dan dikupas secara
mendalam, surat kabar bisa dibaca kapan dan dimana saja tidak terikat oleh waktu.
Beragam informasi disajikan surat kabar mulai dari informasi yang berat seperti
politik, berita luar negeri, ekonomi, sosial budaya, sampai dengan berita ringan
tentang teknologi, human interest, dll.
Proses konstruksi realitas yang dilakukan oleh media merupakan usaha
”menceritakan” (konseptualisasi) sebuah peristwa atau keadaan. Realitas tersebut
tidak serta merta melahirkan berita, melainkan melalui proses interaksi antara penulis
berita, wartawan, dengan fakta yang ada. Peristiwa politik menjadi salah satu
perhatian besar bagi institusi media. Perbedaan dalam merespon realitas yang
sebenarnya menjadi realitas media, menjadi sebuah fenomena yang lazim dalam
setiap institusi pers. Realitas yang ditampilkan mencerminkan realitas yang
sesungguhnya sangat tergantung pada kebijakan redaksional masing-masing media
yang bersangkutan.
Banyak peristiwa masih akan terjadi dan bisa dicatat dalam perkembangan
surat kabar di indonesia. Negara kita yang menganut demokrasi sudah seharusnya
menghormati adanya kebebasan berpendapat dan memperoleh informasi seluas-
luasnya, namun kebebasan tersebut masih jauh untuk dijamah pada masa lalu
khususnya dikalangan pers.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sejarah kelam peristiwa pemutarbalikan kebebasan pers pernah menghampiri
praktisi pers di Indonesia. Dalam sidang gabungan Komisi Umum dan Komisi Khusus
di Solo mengambil keputusan untuk merevisi UU No. 11 Tahun 66 mengenai
ketentuan Pokok Pers, sebagaimana telah diubah dengan UU No. 4 Tahun 1967.
Kontroversi mulai muncul saat pemerintah berencana memasukkan klausul perlu
dibuat Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) dalam UU Pokok Pers Terbaru No.
21 Tahun 1982.3 Undang-undang tersebut dibuat sebagai suatu usaha pemerintah
untuk mengadakan pembinaan yang lebih mantap terhadap pers. Alih-alih menapak
lebih kokoh pers Indonesia, melainkan kamuflase dari pemerintah untuk membatasi
ruang gerak pers dalam melakukan pemberitaan yang berhubungan dengan
pemerintahan saat itu. Pada massa pemberlakuan UU tersebut, semua penerbitan di
media massa berada dalam pengawasan pemerintahan yaitu melalui departemen
penerangan. Pada waktu itu media massa yang ingin tetap terbit harus memberikan
informasi yang berisikan kebaikan pemerintah atau keberhasilan yang dicapai
pemerintah serta menyiratkan himbauan kepada masyarakat untuk berperan serta
dalam program yang akan dilaksanakan. Jadi tidak berlebihan bila dikatakan, pers
Indonesia yang terpasung saat itu juga berperan serta dalam melanggengkan
kekuasaan rezim yang menindasnya.
Media massa elektronik dan cetak yang merupakan saluran penyampaian
pesan komunikasi biasa disebut sebagai pers. Sementara dalam arti yang sempit pers
sering diidentifikasikan dengan media cetak atau penerbitan. Pers atau media massa
sering juga disebut sebagai lembaga sosial. Dalam UU No. 40 tahun 1999 tentang
pers, mendefinisikan pers sebagai
Lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
3 Nurudin, Jurnalisme Masa kini, Rajawali Pers, Jakarta, tahun 2009, hlm. 289
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.4
Dalam riwayatnya, pers menjadi saksi bisu dalam perjalanan demokrasi dan
kebebasan pers yang terjadi di indonesia, yaitu saat rezim Soeharto yang berkuasa
selama 32 tahun. Kebebasan pers yang terdapat dalam suatu Negara tidak boleh
dihambat oleh siapapun, hal ini dikarenakan pers mempunyai fungsi sebagai anjing
penjaga (watch dog). Analoginya, anjing akan ikut mengawasi keadaan yang terjadi
disekelilingnya bila ada yang mencurigakan maka anjing itu akan menggonggong
untuk memberitahukan kepada masyarakat agar waspada.
Pada masa Orde Baru tersebut pemerintahan Soeharto secara cerdik berhasil
merumuskan system pers baru yang “orisinil” yakni Pers Pembangunan, satu
labelisasi dari negara dunia ketiga. Gagasan utama dari Pers Pembangunan adalah
bahwa pemberitaan mengenai peristiwa-peristiwa nasional maupun internasional
haruslah memberikan kontribusi yang positif kepada pembangunan Negeri
bersngkutan5. Pers Pembangunan atau Pancasila pertama kali diperkenalkan dalam
sidang Pleno Dewan Pers ke-25 di Solo pada pertengahan 1980 oleh Soeharto,
rumusan tersebut berbunyi: Pers Pembangunan adalah Pers Pancasila, dalam pers
yang orientasi sikap dan tingkah lakunya berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD
45. Adapun prinsip-prinsip yang diterapkan sebagai dalil adalah:
a. Pers melaksanakan tugas-tugas pembangunan yang positif sesuai dengan kebijakan
pemerintah.
b. Kebebasan pers harus terbuka bagi pembatasan sesuai dengan prioritas-prioritas
ekonomi dan kebutuhan pembangunan bagi rakyat.
4 Yustisia Seri Pustaka, Hukum Jurnalistik, Pustaka Widyagama, Yogyakarta, tahun 2005, hlm 8 5 Kusumaningrat Hikmat dan Kusumaningrat Purnama, Jurnalistik; Teori dan Praktik, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, tahun 2009, hlm. 271
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Pers harus memberikan prioritas dalam isinya kepada budaya dan bahasa nasional.
d. Pers memberikan prioritas dalam pemberitaan mengenai Negara-negara lain yang
berdekatan secara geografi, budaya, dan politis.
e. Para pekerja pers mempunyai tanggungjawab dan kebebasan dalam menghimpun dan
menyebarkan informasi mereka.
f. Demi kepentingan tujuan pembangunan, negara mempunyai hak untuk ikut campur
dalam, atau membatasi, operasi-operasi media pers, serta penyelenggaraan sensor,
pemberian subsidi dan kontrol langsung dapat dibenarkan.6
Dalam surat kabar yang terbit pada masa pemerintahan Soeharto, frekuensi
pemberitaan mengenai pemerintahan amatlah tinggi. Sistem politik yang dianut oleh
Indonesia mempunyai kekuasaan sentral berpusat pada kepresidenan. Bila
diperhatikan segala keputusan yang diambil oleh pemerintah segala sesuatunya atas
restu presiden, dan biasanya berita mengenai presiden lebih banyak menempati
halaman muka surat kabar yang ada saat itu. Sebagaimana kita ketahui, meskipun
semua halaman surat kabar mempunyai halaman yang sama, namun secara organis
dan psikologis halaman satu tetap diterima oleh semua pihak sebagai halaman
terpenting.7 Berita dalam surat kabar saat itu posisi pemerintah sangat dominan dalam
mengisi halaman surat kabar. Tiada hari tanpa berita tentang presiden soeharto,
kekuasaan yang Soeharto miliki telah membuat pers ataupun surat kabar yang ada
menjadikannya sebagai sumber pokok pemberitaan pers. Selain pemberitaan
mengenai Presiden Soeharto yang hampir separuhnya berada di halaman muka. Hal
itu mempertegas, bahwa Kompas yang saat itu menjadi surat kabar Nasional yang
paling tinggi oplah nya, menjadikan dirinya sebagai corong pemerintah sebagai media
propaganda pihak yang sedang berkuasa. Hal ini karena pers berperan sebagai
6 Ibid hlm. 25-26 7 Jakob Oetama, Pers Indonesia: Berkomunikasi Dalam Masyarakat Tidak Tulus, Kompas, Jakarta, tahun 2001, hlm. 248
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
komunikator, yakni sebagai penghubung antara pemerintah dengan rakyat. Upaya
campur tangan Soeharto untuk membengkokkan suatu peristiwa menjadi momok
tersendiri bagi per-suratkabar-an di Indonesia. Menghadapi kondisi yang demikian,
kebanyakan surat kabar melakukan sensor sukarela (self censorship).8 Pada masa orde
baru setiap orang boleh bicara sekeras-kerasnya, mengkritik bahkan menghujat
terhadap rezim yang berkuasa, tetapi itu tidak akan pernah sampai menjadi berita,
wartawan akan “melindungi” anda dengan menghilangkan kata-kata keras.
Mundurnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 dijadikan tanda
berakhirnya orde baru. Hal ini dipicu akibat krisis ekonomi dan karena arus informasi
yang mengungkapkan kebobrokan pemerintahannya mengalir tanpa bisa dibendung.
Pada saat yang bersamaan lahirlah apa yang disebut dengan era reformasi. Posisi
presiden saat itu diambil alih oleh B.J. Habibie, yang sebelumnya menjadi wakil
presiden Soeharto. Otomatis pandangan mengenai peranan pers turut mengalami
perubahan. Presiden Habibie berusaha mengambil beberapa langkah untuk
mengembalikan kebebasan pers Indonesia, salah satunya dengan mencabut apa saja
yang menghambat kebebasan berpendapat dicabut. Namun langkah yang diambil
ternyata tidak sepenuhnya mebuahkan hasil sebagaiman diharapkan.
Pada era transisi ini, pers Indonesia lebih longgar menyampaikan informasi.
Pers mengalami kebebasan yang fantastis, surat kabar saat itu mencapai 5.000 buah,
dengan tanpa peizinan. Disamping itu, negara tidak lagi dijadikan pembina pers
secara formal kecuali sebagai pengawal jalannya pembangunan. Materi yang paling
banyak beredar adalah menyangkut kekayaan Soeharto, disamping juga mengenai
demokrasi, dan hak asasi manusia.
8 Penerbit buku Kompas, Humanisme Dan Kebebasan Pers, Jakarta, September 2001, hlm. 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Terkait dengan pemberitaan mengenai presiden maka tidak akan lepas dari
sejarah pemilihan umum (pemilu) di Indonesia. Pemilihan umum di indonesia pada
awalnya ditujukan untuk memilih anggota perwakilan, yaitu DPR dan konstituante.
Peilihan ini sering kali di sebut dengan pemilu 1955, dan dipersiapkan di bawah
pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Lima tahun setelah pemilu 1955
kemudian di lakukan lagi pemilihan umum pada tahun 1971. Pemilihan umum ini
merupakan pemilihan umum pertama setelah orde baru, dan diikuti oleh 10 partai
politik. Selanjutnya pemilihan umum pada rentang waktu 1977-1997 (1977, 1982,
2987, 1992, 1997) yang diselenggarakan dibawah pemerintahan Soeharto. Pemilu-
pemilu tersebut seringkali disebut dengan pemilu “Orde Baru”, saat pemilu yang
diselenggarakan pada rezim Soeharto hanya diikuti oleh dua partai politik dan satu
Golongan Karya sesuai dengan fusi (penggabungan) partai-partai politik pada tahun
1975. Pemilihan umum tersebut kesemuanya dimenangkan oleh Golongan Karya.
Pada tahun 1998 rakyat melakukan gerakan untuk melengserkan jabatan
Soeharto sebagai persiden. Penyebab desakan untuk lengser tersebut karena tekanan
yang dirasakan oleh rakyat sudah sangat besar terutama tekanan pada stabilitas
ekonomi dan keamanan Negara. Akhirnya banyak terjadi penjarahan, tindakan
kekerasan dan demonstrasi besar-besaran, puncak demonstrasi tersebut adalah saat
mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR. Kemudian pada tanggal 21 Mei 1998,
tepat pukul 09.05 Soeharto mengundurkan diri dari kursi presiden. Setelah itu
lengsernya Soeharto kemudian dibawah kepemimpinan Habibie diselenggarakan
pemilihan umum yang tujuannya untuk memilih MPR, DPR, dan DPRD. Sedangkan
pemilihan presiden dilakukan oleh MPR yang kemudian Abdurahman Wahid yang
terpilih sebagai presiden, dan Megawati sebagai wakilnya. Pemilihan umum 2004
merupakan pemilu pertama dimana rakyat bisa secara langsung memilih presiden dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
wakil presiden. Pemilihan umum ini dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono,
pemilihan presiden ini dilakukan dalam dua putaran karena tidak ada pasangan calon
yang berhasil mendapatkan suara lebih dari 50%. Pemilihan umum terakhir yang
dilakukan bangsa indonesia pada saat ini yaitu pada tahun 2009, dan dimenangkan
oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono hanya dalam satu putaran.
Dalam penelitian ini diambil bulan Januari, Februari, dan Maret sebagai
objeknya, dikarenakan peneliti ingin mendapatkan gambaran pemberitaan media
cetak mengenai kinerja pemerintahan khususnya presiden di tahun sebelumnya. Di
setiap awal tahun baru, banyak dilakukan evaluasi dan refleksi kritis terhadap kinerja
pemerintahan oleh media khususnya di surat kabar. Diantara ketiga periode tersebut
mempunyai banyak informasi dan karakteristik yang berbeda, misalkan pada kategori
berita politik dan ekonomi yang dominan pada surat kabar Kompas. Sedangkan
peneliti mengkushuskan meneliti pemberitaan surat kabar terhadap presiden karena
presiden merupakan tokoh penting dalam suatu negara, sehingga layak untuk
diberitakan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latarbelakang diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan yang akan dibahas dalam bab selanjutnya. Permasalahan tersebut
adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pemberitaan tentang lembaga
kepresiden dalam halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1995, 1999, dan 2005 dilihat dari urutan atau prioritas tema berita, sumber berita, arah
pemberitaan, dan jenis isi berita?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
ada perbedaan yang signifikan mengenai pemberitaan presiden dalam halaman depan
surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995, 1999, dan 2005 dilihat dari urutan
atau prioritas tema berita, sumber berita, arah pemberitaan,dan jenis pemberitaan.
Dimana pada tahun-tahun tersebut mewakili pra-reformasi, transisi dan paska
reformasi yang berpengaruh besar terhadap image atau citra kepemimpinan presiden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan tentang
fenomena-fenomena berita yang berkembang dewasa ini khususnya tentang porsi
pemberitaan dalam media cetak.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan gambaran megenai perkembangan surat kabar indonesia dalam
ranah politik Indonesia. Secara tidak langsung penelitian ini dapat memberikan
masukan kepada perusahaan media cetak mengenai kecenderungan pemberitaannya.
Khusunya pada ranah pemerintahan dan politik. Penelitian ini juga diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menjadi dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai korelasi media
massa cetak terhadap pemberitaan presiden di surat kabar Indonesia.
1.5 Kerangka Teori
1.5.1 Komunikasi Massa
Media massa cetak yang sering disebut dengan surat kabar, berfungsi sebagai
penyampai pesan-pesan komunikasi termasuk dalam komunikasi massa. Dan Nimmo
dalam bukunya “Komunikasi Politik, komunikator, pesan, dan media” mengatakan
komunikasi adalah:
Proses interaksi sosial yang dilakukan orang untuk menyusun makna yang merupkan citra mereka mengenai dunia (yang berdasarkan itu mereka bertindak) dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol.
Pentingnya komunikasi massa dalam kehidupan manusia modern dewasa ini,
terutama kemampuannya untuk menciptakan publik, menentukan issue, memberikan
kesamaan kerangka berpikir, dan menyusun perhatian publik, pada gilirannya telah
mengundang berbagai sumbangan teoritis terhadap kajian tentang komunikasi massa.
Seperti jurnal internasional yang berjudul Communication, Power and Counter-Power
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
in the Network Society. Dijelaskan bahwa saluran komunikasi massa antara sistem
politik dan masyarakat bisa berasal dari televisi, radio, dan media cetak. Pada
dasarnya media-media tersebut digunakan untuk mempengaruhi pemikiran khalayak,
dan saat ini media cetak menjadi penghasil informasi yang asli. Informasi-informasi
tadi kemudian disebarluaskan lagi oleh televisi dan radio sehingga menjadi interaktif.9
Ilmuwan politik Harold Lasswell mengemukakan bahwa cara yang mudah
untuk melukiskan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab pertannyaan-
pertanyaan berikut:
a. Who? (Communicator, Source, Sender), adalah pelaku utama atau pihak yang
mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu
komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu
Negara sebagai komunikator.
b. Says what? (Message, adalah apa yang akan dikomunikasikan kepada
komunikan dari komunikator.
c. In which chanel? (Channel, Media, adalah alat untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung (dengan tatp muka)
maupun tidak langsung (dengan media cetak/ elektronik)
d. To whom? (Communicant, Communicatee, Receiver, Recipient, adalah orang/
kelompok/ suatu Negara yang menerima pesan dari sumber.
9 Castells, Manuel, Communication, Power and Counter-Power in the Network Society, Annenberg School for Communication University of Southern California,2007, http://ijoc.org/ojs/index.php/ijoc/article/view/46,2007
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. With what effect? (Effect, Impact, Influence, adalah dampak yang terjadi pada
komunikan setelah menerima pesan dari komunikator, seperti perubahan
sikap, bertambahnya pengetahuan, dll.10
Komunikasi massa menurut Pawito dalam buku yang berjudul “Metode
Penelitian Kualitatif”, disebutkan bahwa komunikasi massa merupakan suatu bentuk
komunikasi dengan melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi
media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi.11 Hal tersebut
dikarenakan media massa seperti yang telah disebutkan diatas mempunyai peran yang
begitu kuat dalam menguasai ruang publik, yang artinya dengan berita atau informasi
yang disebarluaskan dengan medianya bisa menggerakkan opini masyarakat.
Arti komunikasi massa yang hampir sama juga dikemukakan oleh Onong
dalam bukunya berjudul “Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktik” mengatakan para ahli
koomunikasi berpendapat yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass
communication) adalah komunikasi dengan menggunakan media massa. Selain itu
komunikasi massa ditujukan kepada massa, yang luar biasa banyaknya. Littlejohn
menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima sub bidang dalam kajian komunikasi
massa yang berkaitan dengan media massa, yaitu:
a. Media (isi dan struktur)
b. Hubungan-hubungan institusional media dengan struktur-struktur
kemasyarakatan dan kebudayaan
c. Hubungan personal individu khalayak dengan media
d. Dampak (impact) media terhadap masyarakat (pengaruh media secara makro)
10 Onong Effendy Uchjana. Dinamika Komunikasi, Remaja Karya Bandung, tahun 1986, Hlm 10 11 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT. LkiS, Yogyakarta, tahun 2007, hlm. 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Pengaruh (effect) media terhadap individu-individu (pengaruh media secara
makro)
Hubungan antara komunikasi massa dengan media massa bertujuan untuk
melanggengkan pesan-pesan yang ingin disampaikan komunikator terhadap
komunikan. Namun, media massa baru bisa dikatakan efektif dalam membentuk
pendapat menenai isu-isu baru bila individu dan kelompoknya belum mempunyai
pendapat mengenai isi-isu tersebut.12
Dalam komunikasi massa terdapat beberapa fungsi bagi masyarakat. Menurut
Dennis McQuail bahwa fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi:
a. Informasi
- Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat
dan dunia.
- Menunjuk hubungan kekuasaan.
- Memudahkan inovasi.
b. Korelasi
- Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi.
- Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.
- Melakukan sosialisasi.
- Mengkoordinasi beberapa kegiatan, membentuk kesepakatan.
- Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relative.
c. Kesinambungan
- Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan
khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru.
- Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
12 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1999, hlm 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Hiburan
- Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.
- Meredakan keteganangan sosial.
e. Mobilisasi
- Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,
pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadang kala juga dalam bidang
agama.
Dalam menjalankan fungsi komunikasi massa, institusi media massa
menjalankan peran mediasi (penengah atau penghubung). Dalam hal ini yang
dimaksud sebagai penengah adalah pihak yang berada ditengah, yang tujuannya
menjembatani hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Kemudian sejalan
dengan itu, Dennis McQuail menyebutkan peran media massa sebagai berikut:
a. Media massa sebagai jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan
memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi di sekitar diri kita,
tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak.
b. Media massa sebagai juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna
terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.
c. Media massa sebagai pembawa atau penghantar informasi dan pendapat.
d. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui
berbagai macam umpan balik.
e. Sebagai penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan
bimbingan atau intruksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian
khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya, baik secara sadar dan
sistematis atau tidak.
g. Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri;
biasanya pantulan citra itu mengalami perubahan (distorsi) karena adanya
penonjolan terhadap segi yang ingin dilihat oleh para anggota masyarakat,
atau seringkali pula segi yang ingin mereka hakimi atau cela.
h. Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapai tujuan
propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan (escapism) 13.
Bertolak dari uraian mengenai peran media massa diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa banyak aspek yang membentuk dan menentukan jalannya sebuah
komunikasi massa, dan antara satu dengan yang lain memiliki keterkaitan yang erat.
Media massa secara langsung berinteraksi dengan institusi-institusi lain yang ada
dalam masyarakat sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi
yang dibutuhkan.
Kemudian, Marhaeni Fajar menambahkan setidaknya terdapat lima ciri dari
komunikasi massa, kelima ciri tersebut adalah komunikasi massa berlangsung satu
arah kalaupun berlangsung dua arah umpan baliknya tertunda atau tidak langsung,
komunikator yang ada pada komunikasi massa melembaga sebab media massa adalah
lembaga sosial bukan orang per orang, pesan pada komunikasi massa bersifat umum
dan ditujukan pada orang banyak, media komunikasi massa menimbulkan
keserempakan, dan yang terakhir komunikan pada komunikasi massa bersifat
heterogen yaitu, tidak saling kenal dan terdiri dari individu-individu dengan dengan
9 Dennis, McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga, 1987, hlm 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berbagai karakter, beragam latar belakang sosial, budaya, agama, usia, dan
pendidikan.14
1.5.2 Surat Kabar
Media massa yang pertama kali ditemukan adalah media cetak dalam hal ini,
berupa surat kabar atau majalah. Surat kabar adalah barang cetakan yang berisi
informasi, penyajian informasi dan pendidikan yang terbit secara kontinyu yang
biasanya harian. Sedangkan dalam buku “Jurnalisme Masa Kini” karangan Dja’far
Assegaf, surat kabar adalah penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-
berita, karangan-karangan, dan iklan yang dicetak dan secara tetap atau periodik dan
dijual umum.
Awalnya, surat kabar digunakan sebagai alat propaganda politik, kemudian
surat kabar perlahan-lahan menjadi perusahaan perorangan yang menjadikan berita
dan hiburan sebagai komoditinya. Dalam perkembangannya sekarang, surat kabar
mencakup fungsi mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Berikut ini beberapa
karakteristik surat kabar yaitu :
a. Publisitas, bahwa isi pesan harus bersifat umum dalam arti semua dapat
membacanya. Dapat diartikan semua aktivitas manusia yang menyangkut
kepentingan umum dan menarik untuk umum adalah layak untuk
disebarluaskan.
b. Periodesitas, bahwa surat kabar diterbitkan secara periodik dan teratur.
Menunjukan pada leteraturan terbitannya, bisa harian, mingguan, atau dwi
mingguan.
14 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik, Yogyakarta, tahun 2009, Hlm 226
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Universalitas, keserempakan isi, beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Hal
inilah yang membuat hampir semua media cetak baik lokal, regional, ataupun
nasional selalu menambahkan kolom internasional pada media mereka.
d. Aktualitas, bahwa isi pesan harus sesuatu yang baru atau hangat. Tidak
dipungkiri saat ini khlayak memerlukan informasi yang paling baru, hal ini
menunjuk pada kebaruan.
e. Kontinuitas, bahwa isi pesan harus berkesinambungan dan terus– menerus
selama masih menjadi perhatian khalayak luas.15
Dalam setiap terbitannya, surat kabar nasional Kompas mempunyai kewajiban
untuk menyampaikan informasi sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Perubahan
dalam pemberitaan mengenai kegiatan pemerintahan membuat pemerintah yang
bertindak sebagai pengontrol surat kabar yang terbit saat itu juga melakukan persuasi
dengan menggunakan media surat kabar. Banyak definisi yang bisa dikemukakan dari
definisi persuasi tersebut, yaitu mengubah sikap dan perilaku orang dengan
menggunakan kata-kata dan tertulis, menanamkan opini baru, dan usaha yang disadari
untuk mengubah sikap, kepercayaan atau perilaku orang melalui transmisi pesan.16
Menyambung uraian diatas, menurut Dennis McQuail surat kabar memiliki
enam fungsi utama,yaitu: Berguna untuk menginformasikan kepada pembaca secara
objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia. Kedua,
mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam fokus
berita. Kemudian yang ketiga adalah berfungsi untuk menyediakan keperluan
informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan
iklan dan media dengan mengutamakan fakta dan kebenaran.17
15 Efendy Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi. Remaja Karya, Bandung, 1981, hlm. 198-199 16 Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komuikator, pesan, dan Media, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, tahun 2004, hlm. 119 17 Ibid Hal. 232
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perusahaan pers adalah perusahaan yang bergerak dibidang media komunikasi
massa. Merujuk pada ciri media massa, maka yang disebut perusahaan pers adalah
surat kabar, majalah, perusahaan radio, perusahaan kantor berita dan perusahaan TV.
Bertolak dari ketiga fungsi surat kabar diatas, salah satu produk dari
perusahaan pers yang ada di Indonesia adalah surat kabar Kompas. Kompas
menawarkan jurnalisme damai. Visi dari Kompas menjadi institusi yang memberikan
pencerahan bagi perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan
bermartabat, seta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan. Kompas tidak
melibatkan diri dalam kelompok yang bersifat membatasi dalam kecenderungan
pengelompokan politik, agama, sosial dan ekonomi.18
Peran surat kabar saat ini sudah mengalami banyak perubahan, tidak hanya
sekedar menyampaikan informasi tetapi juga menyampaikan berbagai materi menarik
lainnya yang dikemas dalam informasi yang menghibur.
Sementara Sumadiria mengklasifikasikan pers dalam lima bentuk kelompok
berdasarkan jenis dan wilayah sirkulasinya serta segmentasi pasarnya, yaitu pers
komunitas (comunity newspaper), pers lokal (local newspaper), pers regional
(regional newspaper), pers nasional (national newspaper), dan pers internasional
(international pers)19. Sumadiria menjelaskan bahwa pers nasional yang kebanyakan
berkedudukan di ibukota. Wilayah sirkulasinya meliputi seluruh provinsi, kebijakan
redaksional lebih banyak menekankan kepada masalah isu, aspirasi, tuntutan dan
kepentingan nasional secara keseluruhan tanpa memandang sekat-sekat geografis atau
ikatan primordial seperti agama, budaya, dan suku bangsa. Dari sisi isi, isu-isu yang
dimunculkan adalah isu yang tidak hanya berlaku secara nasional tetapi juga
menjangkau wilayah serta kepentingan masyarakat global secara universal. 18 www.kompas.co.id 19 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Panduan Praktis Jurnalistik Profesional. Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Tahun 2006, hlm 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Daripada itu daalam sejarah jurnalistik yang ada, terdapat beberapa teori pers
yang dianut oleh negara-negara di dunia, diantaranya yang pernah ada adalah:
a. Teori Pers Authoritarian (Authoritarian Press Theory), Konsep dasar dari teori pers ini
adalah masyarakat tidak mempunyai kewenangan untuk mempertanyakan kebijakan
pemerintah dan hanya dalam posisi menjalankan apa yang sudah ditetapkan pemerintah.
Sebaliknya pemerintah mempunyai hak untuk mengatur kehidupan pers dan menegaskan
bahwa semua keputusan pemerintah harus ditaati oleh masyarakat.
b. Teori Pers Libertarian (Libertarian Press Theory), Konsep dasarnya adalah masyarakat
termasuk kehidupan persnya diberi kekuasaan yang luar biasa dan berada pada posisi pers
sulit atau tidak dikendalikan pemerintah.
c. Teori Pers Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility Press Theory), Konsep
dasarnya adalah bahwa pers mempunyai kebebasan dan kewenangan yang disertai
tanggung jawab sosial. Didalamnya terdapat makna bahwa pemberitaan pers harus
diarahkan pada kesejahteraan masyarakat.
d. Teori Pers Soviet Komunis (Communist Soviet Press Theory), Konsep dasarnya adalah
informasi yang disebarluaskan kepada masyarakat haruslah sesuai dengan keinginan
Negara atau keinginan pemerintah yang berkuasa.20
Pada masa Orde Baru, negara indonesia tidak menggunakan salah satu dari
teori pers diatas, melainkan pada zaman pemerintahan Orde Baru Soeharto berhasil
merumuskan sisitem pers yang baru yakni pers pancasila. Satu liberalisasi gaya
Indonesia dari konsep development journalism. Konsep pers pembangunan atau pers
pancasila sering didefinisikan sebagai bukan pers liberal atau pers komunis. Pers
pembangunan dalam arti luas yang orientasi sikap dan tingkah lakunya bedasarkan
nilai-nilai Pancasila dan UUD 45. Hakekat pers pembangunan adalah pers yang sehat,
yakni pers yang bebas dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai
20 Jani Yosef, To Be A Journalsit: Menjadi Jurnalis TV, Radio, dan Surat Kabar yang Profesional, Graha Ilmu, tahun 2009, Hlm 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penyebar informasi yang benar dan objektif, penyalur aspirasi rakyat , dan kontrol
sosial yang konstruktif.
Seperti yang terdapat pada buku “The Pressidency and The Media” karya
Amy Mckay dan David L. Paletz, dasarnya surat kabar merupakan salah satu media
yang digunakan oleh para penguasa sebagai alat eksploitasi diri dan memaksimalkan
kekuasaan mereka. Artinya siapapun orang berkuasa di suatu negeri dan mereka juga
mempunyai akses yang luas terhadap media massa maka bisa dipastikan orang
tersebut akan mudah dalam mempengaruhi banyak orang dengan media massa, baik
surat kabar, radio, atau televisi.
1.5.3 Berita
Definisi berita secara umum ada laporan peristiwa atau fakta yang berkaitan
dengan kepentingan publik yang harus segera disampaikan. Berita menurut Prof.
Mitchel V. Charnley daalam bukunya Reporting, berita merupakan laporan tercepat
mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat bagi sejumlah
besar penduduk.21
Sedangkan Dja’far H. Assegaff mendefinisikan berita sebagai laporan tentang
fakta atau ide yang dipilih oleh staff redaksi surat kabar harian untuk disiarkan yang
dapat menarik perhatian pembaca. Sedangkan menurut Haris Sumadiria dalam
bukunya yang berjudul “Jurnalistik Indonesia”, berita adalah laporan tercepat
mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting bagi sebagian
besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media
21 Effendy Onong U, Ilmu, Teori, dan Filsafat komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, tahun 2001. Hlm 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
online internet22. Menurut The GrolierWebster International Dictionary, yang dikutip
oleh Hikmat Kusumaningrat dalam Jurnalistik Teori dan Praktek23. Berita adalah:
“(1) Current information about something that has taken place, or about something not known before; (2)News is information as presented by a media such as papers, radio, or television; (3) news is anything or anyone regarded by a news media as a subject worthy of treatment.”
Berita yang baik adalah berita yang mengacu kepada nilai-nilai berita yang
kemudian dipadukan dengan unsur-unsur berita sebagai rumus umum penulisan
berita. Fakta dan data yang dikumpulkan harus memenuhi unsure berita 5W + 1H.
Menyambung dari kalimat diatas, maka suatu peristiwa bisa dianggap mempunyai
nilai berita apabila didalamnya mengandung satu atau beberapa unsur nilai berita
yang disebut dibawah ini:
a. Significance (seberapa penting), yaitu kejadian yang bisa mempengaruhi orang
banyak atau pembacanya.
b. Magnitude (besaran), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka yang
berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang
dijumlahkan dalam angka menarik buat penikmat berita.
c. Timeliness (waktu), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi
atau baru ditemukan.
d. Proximity (dekat), yaitu kedekatan disini berarti maknanya sangat bervariasi,
yakni dapat berarti dekat dalam arti lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan,
kebudayaan, mupun kepentingan yang terkait dengan yang lain.
e. Prominance (tenar), yaitu menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat
dikenal oleh orang banyak, seperti orang, benda, atau tempat.
22 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, tahun 2006, Hlm 65 23 Hikmat Kusumaningrat dan PurnamaKusumaningrat. Jurnalistik Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, tahun2005. Hlm 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. Human interest (manusiawi), yaitu kejadian yang memberikan sentuhan
perasaan bagi orang banyak,kejadian yang menyangkut orang biasa dalam
situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa.24
Bila dikaji lebih dalam apa itu nilai berita, patut untuk diketahui bahwa nilai
berita itu lebih penting daripada definisi berita. Bahkan tak sedikit definisi berita
disusun berdasarkan nilai-nilai berita.
Format yang dipakai dalam penulisan berita mengenai presiden dalam surat
kabar nasional Kompas bulan januari-Maret tahun 1995, 1999, 2005. Kategori ini
dibagi dalam beberapa sub kategori, antara lain:
a. Hard News adalah Berita yang mengungkapkan fakta mengutamakan pada
aktualitas, signifikan, dan magnitude yang menjadi cirri khas berita ini.
b. Soft News adalah berita yang mengungkapkan fakta hal yang mengandung
unsur kemanusiaan dan sesuatu yang tidak biasa.
Berita yang terdapat ada di halaman depan, termasuk dalam berita hard news.
Berita ini biasanya ditulis dengan piramida terbalik, tulisan yang memakai piramida
terbalik akan menggunakan pilihan kata-kata tepat, singkat, dan hanyalah berupa
daftar fakta-fakta. Urut-urutannya, bagian awal adalah bagian yang paling penting ,
kurang penting, dan tidak penting.
Dalam kebijakan setiap perusahaan surat kabar, mereka mempunyai
kewenangan dalam menempatkan berita di sebuah halaman. penempatan halaman ini
dibagi dalam beberapa kategori, antara lain:
a. Halaman depan, yaitu penempatan berita mengenai preisden yang dimuat pada
halaman muka. Biasanya berita yang ditempatkan dihalaman depan adalah
berita-berita terbaru yang sedang hangat dibicarakan khalayak.
24 Mursito BM. Penulisan Jurnalistik: Konsep dan Teknik Penulisan Berita, Studi Pemberdayaan Komunikasi, tahun1999, hlm 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Halaman dalam yaitu, penempatan berita mengenai presiden yang dimuat pada
halaman dalam atau halaman belakang. Berita yang ditempatkan pada halaman
dalam merupakan berita yang kurang bila dilihat dari aspek kebaruannya.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan meneliti halaman depan dari surat
kabar Kompas. Pada dasarnya halaman depan sebuah surat kabar merupakan bagian
terpenting, sebab halaman depan tersebut banyak memuat berita yang aktual disekitar
pembaca. Disamping itu, halaman depan sebuah surat kabar juga sebuah maghnet
yang bisa menarik pembaca untuk membaca lebih banyak berita yang disuguhkan
dihalaman-halaman selanjutnya.
Pada umumnya setiap orang mengharapkan berita yang diperoleh dapat
memenuhi atau membantunya mencapai tujuan dalam kehidupannya. Berita-berita
yang diinginkan pembaca tersebut antara lain:
a. Berita yang memberitahukan adanya bahaya yang mengancam kehidupannya,
bahaya fisik, semacam tindak kekerasan, bahaya alam, penyakit, dan
sebagainya.
b. Mengungkapkan ancaman atau tekanan terhadap kebebasan seseorang:
semacam panahanan tidak melalui prosedur hukum, penggusuran, kesenjangan
ekonomi, dan sebagainya.
c. Membantu memperbaiki kedudukan ekonomi atau sosial; semacam berita
mengenai perkembangan perdagangan, situasi lapangan dan kesempatan kerja,
petunjuk-petunjuk untuk menambah pendapatan, dan sebaginya.
d. Mengungkapkan perkembangan atau penghambat dalam peningkatan
kehidupan semacam kemerosotan kehidupan perkotaan (gelandangan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perumahan kumuh), kemajuan dalam perumahan dan dunia hiburan , mode,
dan sebagainya.25
Pada dasarnya berita lahir dari rekonstruksi atas realita ke dalam bentuk
tertulis, dimana nilai yang terkandung dalam penulisan berita adalah melaporkan atau
menginformasikan seluk-beluk suatu peristiwa yang telah, atau sedang terjadi.
Konstruksi realitas menjadi aspek yang sangat penting bagi sebuah media. Meskipun
berita sendiri bukanlah realitas, melainkan penafsiran atas realitas yang dilakukan
media massa.
Dalam posisi ini media dengan wartawan sebagai ujung tombaknya
melakukan interpretasi dengan menggunakan perangkat pengetahuan dan
keterampilannya. Pengetahuan, keterampilan, serta latar belakang seorang wartawan
inilah yang nantinya akan banyak memberikan pengaruh pada hasil pemberitaan.
Berita yang diangkat oleh kompas sewaktu ketiga presiden menjabat yakni
pada tahun 1995, 1999, dan 2005 dapat dikatakan mempunyai empat pengaruh surat
kabar dalam politik bagi masyarakat, yaitu penambahan informasi, kognitif, perilaku
memilih, sitem politik. Berita yang diinformasikan oleh media lebih banyak berupa
himbauan dari presiden kepada masyarakat guna bersama membangun negara. Namun
dalam isinya yang berhubungan dengan presiden, setiap media mempunyai ciri
tersendiri. Hal ini terbentuk, bergantung pada visi, misi, dan sifat media yang
bersangkutan. Dalam surat kabar nasional Kompas pemberitaan mengenai presiden
cukup mempunyai porsi yang lebih dibandingkan dengan pemberitaan lainnya,
terlebih pada saat zaman orde baru masih berkuasa. Dalam pemberitaan peristiwa
yang menyangkut lembaga atau tokoh tertentu, disadari atau tidak akan membentuk
sebuah opini dan akhirnya menjadi citra yang bakal disandang, baik itu negatif
25 Opcit 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
maupun positif. Sejalan dengan itu, Aceng Abdullah mengatakan, citra positif muncul
karena isi pesan yang positif, dan orang atau lembaganya tentu lebih senang jika diri
atau lembaganya muncul dalam media massa dalam citra positif. Sedangkan citra
negatif muncul karena isi pesan yang diberitakan adalaha negatif, dan tentu saja setiap
orang orang enggan untuk diberitakan secara negatif26. Terlebih bagi seorang
presiden, pembentukan citra positif pada jabatannya tentu secara terus menerus agar
dapat meraih simpati masyarakat, karena hal tersebut merupakan pendukung
eksistensi sebuah jabatan tetinggi dalam sebuah negara.
Dalam penulisan berita, setiap surat kabar yang ada biasanya menggunakan
format piramida terbalik yang sekurang-kurangnya menggunakan 3 bagian, yaitu:
pembukaan (lead), tubuh (body), dan penutup.
Dalam sebuah susunan berita yang ada dalam surat kabar, lead merupakan
bagian terpenting dan bertugas untuk merayu pembaca untuk membaca berita tersebut
hingga selesai. Lead merupakan “etalase” wajah depan dari sebuah berita yang dimuat
dalam surat kabar. Terkadang dalam sebuah berita lead yang dipakai hanya memuat
unsur apa dan siapa, didalamnya memuat pernyataan tokoh penting yang dianggap
dapat diperhitungkan dan berpengaruh.
Bagian kedua dalam surat kabar adalah tubuh (body), yaitu bagian yang
membahas lebih lanjut pokok-pokok fakta yang terdapat pada lead. Unsur
“bagaimana” dan “mengapa” biasanya mengambil banyak uraian dalam tubuh. Bagian
terakhir dalam surat kabar yaitu lebih pada akhir dari berita yang berupa kesimpulan
ataupun review dari pemaparan berita yang ada pada tubuh berita.
26 Aceng, Abdullah. Press Relations; Kiat Berhubungan dengan media massa, Remaja Rosdakarya,
Bandung, tahun 2004, hlm 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sejalan dengan hal diatas, bahwa isi berita dalam surat kabar haruslah
mempunyai bobot nilai yang dapat dipertanggungjawabkan namun seringkali ditemui
sebuah berita yang memihak atau memojokkan suatu kelompok. Hal tersebut
merupakan salah satu musuh dari suatu perusahaan media, karena dibalik pemberitaan
tersebut pasti ada suatu kepentingan yang menguntungkan salah satu pihak. Surat
kabar juga merupakan salah satu alat yang terlibat secara tidak langsung dalam
pengambilan kebijakan publik, artinya surat kabar bisa menjadi alat sosialisasi
program pemerintah sebelum program tersebut disahkan. Dari sosialisasi lewat surat
kabar tersebut nantinya bisa diketahui reaksi masyarakat terhadap program
pemerintah tersebut, baik yang pro maupun kontra.
1.5.4 Agenda Media
Dalam surat kabar Kompas, pengaturan agenda media adalah upaya media
massa dalam mengatur suatu topik menjadi topik penting dengan lebih menonjolkan
topik tersebut dalam penyampaian informasi kepada masyarakat luas atau
publik. Media senantiasa dijadikan sebagai rujukan untuk melihat penting dan
tidaknya suatu hal dan mengarahkan persepsi masyarakat dalam menilai suatu kasus
yang diberitakan oleh media massa.
Perkembangan dan kebebesan surat kabar menjadikan media lebih peka
terhadap berbagai isu-isu politik, ekonomi, sosial dan budaya yang seakan tak pernah
luput dari jangkauan pemberitaan media. contohnya berbagai kasus politik yang
berkembang seperti kasus-kasus korupsi, persidangan para elit pejabat dan politik
hingga penderitaan masyarakat miskin setiap saat menghiasi media massa. Salah satu
cara yang digunakan dalam mempengaruhi dan menyampaikan informasi kepada
masyarakat luas dalam upaya menarik perhatian dan menggiring publik untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengukuti keinginan dan isu-isu yang ditampilkan, maka media massa mengatur
agenda pemberitaannya. Perkembangan media massa semakin menjadikan masyarakat
sangat terikat dengan apa yang disajikan dan seakan menjadikan mereka menjadi
pasif.
Sejumlah pemberitaan media massa khususnya media cetak di Indonesia yang
menyampaikan mengenai suatu topik tertentu yang dianggap penting dan kemudian
menjadikannya sebagai pemberitaan utama dengan menambah durasi tentang hal
tersebut semakin tinggi dan menyampaikan setiap perkembangan topik tersebut secara
terus- menurus ternyata mengakibatkan terpengaruh kepada agenda masyarakat.
Topik yang dianggap penting oleh media massa tersebut juga menjadi topik penting
bagi publik dengan menjadikannya sebagai topik utama dalam perbincangan
keseharian masyarakat. Dalam penelitian ini topic yang diangkat banyak dibagi
menjadi beberapa topic dianataranya adalah politik dan pemerintah, konflik dan
bencana, perekonomian, kesehatan dan kesejahteraan, serta masalah moral dan
agama. Untuk mendukung tujuan media cetak menggiring publik pada isu-isu yang
diberitakan maka berita tersebut lebih banyak menempati halaman muka pada surat
kabar. Hal itu dimaksudkan agar para pembaca termakan oleh berita yang memang
dibuat menonjol untuk menarik perhatian.
Agenda media juga bisa sengaja dimunculkan, contoh yang bisa diamati
adalah kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang melibatkan mantan pejabat
orde baru sudah banyak yang dilupakan. Secara tiba-tiba media massa mengekspos
keterlibatan KKn seorang mantan pejabat orde baru. Kemudian, berita tersebut
menjadi perhatian utama media massa. Agenda yang dilakukan media massa ini
akhirnya akan menjadi agenda pembicaraan publik, meskipun kasusnya sudah lama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dilupakan. Semakin gencar media massa memberitakan, semakin hangat dan ramai
topic tersebut dibicarakan masyarakat.27
1.5.5 Pendekatan Lingkungan, Komunikasi Politik, dan Pemerintahan
Pengertian pendekatan lingkungan menurut Pawito dalam bukunya yang
berjudul “komunikasi politik media massa dan kampanye pemilihan” menyebutkan
bahwa pada pendekatan ini lingkungan sosial-politik yang sampai tingkat tertentu,
berpengaruh terhadap komunikasi28. Artinya antara sistem politik dan komunikasi
politik terdapat hubungan timbal balik. Perubahan yang terjadi dalam sebuah sistem
politik cenderung diikuti oleh perubahan kondisi komunikasi politik termasuk kondisi
media. Dalam penelitian ini, pendekatan lingkungan dimaksudkan untuk menelti
bagaimana perubahan kondisi politik yang terjadi di Indonesia apakah juga
berpengaruh pada media massa yang ada pada waktu itu, khususnya dengan surat
kabar Kompas. Pengaruh kuat yang berasal dari lingkungan sosial-politik dapat
dicontohkan pada kasus kebebasan pers yang terjadi saat masa Orde Baru
dibandingkan dengan saat setelah Orde Baru atau sebelum Orde Baru. Dapat dilihat
jelas perbedaannnya, dimana saat Orde Baru kebebasan gerak pers selalu diawasi oleh
pemerintah yang berkuasa sehingga apa yang ditulis oleh surat kabar merupakan
kehendak dari pemerintah. Sedangkan pada masa setelah Orde Baru, kebebasan pers
dibuka selebar-lebarnya, waktu itu pers boleh menyuarakan apa saja termasuk
mengkritik jalannya pemerintahan saat itu.
Sedangkan Pamela J. Shoemaker dan stephen D. Resse dalam bukunya
Mediating the Message Theories of Influences on Mass Media Content mengatakan
27 Nurudin,Pengantar Komuikasi Massa, PT. Raja Grafindo Persada, hal. 196 th. 2007 28 Pawito, Komunikasi Politik: Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Jalasutra, tahun 2009. Hlm 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
apa yang disajikan oleh media pada dasarnya adalah akumulasi dari pengaruh yang
beragam. Mereka menuliskan ada beberapa faktor lingkungan diluar media yang bisa
mempengaruhi pemberitaannya. Seperti yang dijelaskan sebagai berikut:
“In this chapter, we shift our attention to factor extrinsic to (outside of) the media organization. They concluded the source of the information that becomes media contents, such us special interest group, public relation campaigns, and even the news organzation themselves; revenue source, such as advertisers and audiences; other social intitutions, such us business and goverment; economic environment; and technology.”
Dalam bagian ini, kami memindahkan perhatian kami pada faktor ekstrinsik dari organisasi media. Faktor tersebut disimpulkan ssebagai sumber informasi media yang menjadi isi media, seperti kelompok penekan, kampanye politik, dan bukan organisasi berita itu sendiri; sumber pendapatan, seperti iklan dan penonton; institusi sosial yang lain, seperti saingan bisnis dan pemerintah; lingkungan ekonomi, dan teknologi.29
Sejalan dengan itu dalam bukunya Pamela J. Shoemaker dan stephen D. Resse
menjelaskan lagi mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi media tersebut,
yaitu:
a. Sumber berita, sumber berita disini dipandang bukanlah sebagai pihak yang
netral yang memberikan informasi apa adanya, ia juga mempunyai
kepentingan untuk mempengaruhi media dengan berbagai alasan:
memenangkan opini publik, atau memberi citra tertentu pada khalayak, dan
seterusnya. Sebagai pihak yang mempunyai kepentingan, sumber berita tentu
memberlakukan politik pemberitaan. Ia akan memberikan informasi yang
tidak baik bagi dirinya, dan mengembargo informasi yang tidak baik bagi
dirinya. Kepentingan sumber berita ini sering kali tidak disadari oleh media.
b. Sumber penghasilan media, berupa iklan, atau bisa juga berupa
pelanggan/pembeli media. Media harus bertahan, dan bertahan hidup
29 Pamela J. Shoemaker dan stephen D. Resse, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, (2nd Edition. NY. Longman Publisher. 1996.Hlm 175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kadangkala media harus berkompromi dengan sumber daya yang membiayai
mereka. Misalnya media tertentu tidak memberitakan kasus tertentu yang
berhubungan dengan pengiklan. Pihak pengiklan juga mempunyai strategi
untuk memaksakan versinya pada media. Tentu saja ingin kepentingannya
dipenuhi, itu dilakukan di antaranya dilakukan dengan cara memaksa media
mengembargo berita yang buruk bagi mereka. Pelanggan dalam banyak hal
juga ikut mewarnai pemberitaan media. Tema tertentu yang menarik dan
terbukti mendongkrak penjualan akan terus-menerus diliput oleh media.
Media tidak akan mensia-siakan momentum peristiwa yang disenagi oleh
khalayak.
c. Pihak-pihak eksternal yang lain, seperti pemerintah, persaingan bisnis,
lingkungan ekonomi, dan teknologi yang berkembang saat ini. Pengaruh ini
sangat ditentukan oleh corak dari masing-masing lingkungan eksternal media.
Dalam negara yang otoriter misalnya, pengaruh pemerintah menjadi faktor
yang dominan dalam menentuka berita apa yang disajikan. Keadaan ini tentu
saja berbeda di negara yang demokratis dan menganut liberalisme. Campur
tangan negara praktis tidak ada, justru pengaruh yang besar terletak pada
lingkungan pasar dan bisnis. Persaingan bisnis dan lingkungan ekonomi
mempengaruhi strategi dan kebijakan yang diambil oleh media. Sedangkan
perkembangan teknologi informasi yang cepat menuntut media untuk selalu
aktif mengikuti perkembangannya.
Sejalan dengan asumsi dari pendekatan lingkungan diatas, kaitannya dengan
komunikasi politik. Bahwasannya terdapat berbagai macam definisi tentang politik,
pada umumnya politik bisa dimaknai sebagai bermacam kegiatan dalam suatu sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(atau negara) yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan itu. Dengan mengutip pandangan dari Lasswell yang
menyatakan bahwa politik tidak hanya membahas mengenai persoalan who, gets,
what, when, and how (siapa memperoleh apa, kapan, dan bagaimana), melainkan juga
who, says, what, in which, channel, to whom, with what effect (siapa menyatakan apa
melalui sarana mana, kepada siapa, dengan pengaruh apa) serta tindakan yang
diarahkan untuk mempertahankan dan atau memperluas tindakan lainnya.30 Sejalan
dengan uraian definisi diatas dapat disimpulkan konsep pokok dari politik adalah:
a. Negara (state)
b. Kekuasaan (power)
c. Pengambilan keputusan (decisionmaking)
d. Kebijaksanaan (policy, beleid)
e. Pembagian (distribution) atau alokasi (allocation).31
Dalam kajian ini yang paling menjadi persoalan adalah mengenai kekuasaan
dari pemimpin negara ataupun pemerintah, dan setiap pemimpin negara mempunyai
pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang menguntungkan atau merugikan bagi
pelaku persuratkabaran dan masyarakat. Pada dasarnya surat kabar yang merupakan
media publik yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan pemerintah, maka
dari itu surat kabar tidak hanya menyuarakan kepetingan dari pemerintah saja tetapi
juga menampung dan mempertimbangkan masukan dari masyarakat yang
disampaikan melalui media publik tersebut. Interaksi antara pemerintah dan
masyarakat, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang
mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat dalam wilayah tertentu. Bahwa
proses politik dapat diasosiasikan dengan komunikasi massa, dan karenanya juga 30 ibid, hlm. 8 31 Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, tahun 2002, Hlm. 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat dikaitkan dengan media massa sehingga media massa tampak sangat berperan
dalam mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap pemerintah.
Semua yang dilakukan oleh lembaga dan elit pemerintahan dapat
dikategorikan sebagai politik, tetapi politik tidak terbatas pada kegiatan lembaga
pemerintahan, dengan kata lain pemerintah hanya salah satu unsur dalam proses
politik.
1.6 Definisi Konsepsional
Defenisi konsepsional merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
1.6.1 Surat Kabar
Surat kabar merupakan salah satu bentuk penerbitan yang tergolong tua.
Menurut Wilbur Schramm surat kabar merupakan buku harian tercetak bagi manusia.
Meski pada awalnya hanya berfungsi sebagai media informasi. Dalam
perkembangannya mencakup fungsi mendidik, menghibur, mempengaruhi. Dalam
penelitian ini yang dimaksud surat kabar adalah surat kabar Kompas.
1.6.2 Berita
Dikatakan oleh Dan Nimmo, dimana definisi berita adalah sebagai laporan
yang bermakna tentang peristiwa, laporan yang menyangkut pilihan beberapa orang
(terutama wartawan) yang melakukan pilihan dan memberi nama,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengintrepretasikan dan memberi bentuk pada kejadian yang diketahui. Bertolak
dengan Nimmo, Dja’far H Assegaf mengartikan berita dalam arti teknik jurnalistik,
berita adalah laporan tentang fakta atau ide terbaru yang terpilih oleh suatu harian
untuk disiarkan yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa,
entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi
human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan.
Berita bukanlah kejadiannya sendiri, melainkan laporan tentang sesuatu
kejadian yang aktual dan bermakna. Kejadiannya sendiri merupakan seuatu yang
objektif. Sedangkan bagaimana kejadian itu dipilih menajdi berita atau dialporkan
sebagai berita, jelas sesuatu yang objektif.
Berita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berita dengan fokus
mengenai pemberitaan presiden dalam surat kabar naisonal Kompas periode Januari-
Maret 1995, 1999, dan 2005.
1.7 Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan operasionalisasi konsep-konsep yang sudah
ditentukan sebelumnya. Berikut operasionalisasi konsep-konsep dalam penelitian ini:
1.7.1 Halaman depan surat kabar
Dalam kebijakan setiap perusahaan surat kabar, mereka mempunyai
kewenangan dalam menempatkan berita di sebuah halaman. Halaman depan surat
kabar adalah penempatan berita mengenai presiden yang dimuat pada halaman muka.
Biasanya berita yang ditempatkan pada halaman depan adalah berita-berita terbaru
yang sedang hangat dibicarakan khalayak, khususnya yang menyangkut tentang
presiden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1.7.2 Pemberitaan Presiden
Selanjutnya halaman depan surat kabar yang berisi tema pemberitaan tentang
presiden pada tahun 1995, 1999, 2005 dihitung berdasarkan frekuensi. Frekunsi disini
diartikan diartikan sebagai berapa kali muncul di halaman depan tema mengenai
presiden dimuat. Adapun pemberitaan presiden dioperasionalisasikan berdasarkan
kategori:
Kategori frekuensi pemuatan tema presiden tahun 1995, 1999, dan 2005
periode Januari-Maret. Adapun tema-tema seputar pemberitaan presiden
dikategorikan sebagai berikut:
a. Politik dan pemerintahan, setiap persoalan yang berhubungan dengan
kegiatan dari pelbagai badan-badan pemerintah. Apakah pada tingkat
daerah, nasional, ataupun luar negeri dimasukan ke dalam kelompok ini.
Selain itu hal-hal yang menyangkut persoalan-persoalan kebijakan politik
atau pengangkatan seseorang calon atau pejabat untuk suatu kedudukan
penting termasuk kegiatan-kegiatan resmi dari para duta besar dan pejabat
diplomatik lainnya masuk dalam kategori ini. Pembahasan konsep-konsep
pemerintah seperti kasus hukum, kebebasan politik atau kebebasan
berbicara dimasukkan dalam kelompok ini juga.
b. Konflik, dan bencana, kategori ini terdiri dari hal-hal yang menyangkut
pemusnahan secara alamiah atau tidak dari hidup dan/ atau harta manusia
seperti banjir, topan atau konstruksi bangunan yang salah. Selain itu
bentrok anatara dua kelompok yang berbeda yang berujung pada
kerusuhan juga masuk dalam kategori ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Perekonomian, apabila menyangkut kegiatan perekonomian umum,
masalah tenaga kerja dan upah, kegiatan perbankan, permasalahan sarana
kegiatan ekonomi.pembahasan perpajakan juga masuk dalam kategori ini.
d. Kesehatan dan kesejahteraan, berita-berita yang menyangkut masalah-
masalah tentang penyakit-penyakit tertentu yang mempunyai dampak
tertentu. Berita tentang peningkatan kesehatan masyarakat, kegiatan-
kegiatan badan kesehatan masyarakat dan badan sosial juga masuk dalam
kategori ini.
e. Masalah moral masyarakat, berita-berita yang menyangkut kemunduran
nilai-nilai dan norma masyarakat, perilaku seks menyimpang, masalah
kesukuuan dan ras. Selain itu berita-berita yang menyangkut
tanggungjawab organisasi keagamaan kepada masyarakat juga dimasukkan
kedalam kategori ini.
1.7.3 Sumber berita
Sumber berita adalah dimana sebuah informasi atau berita didapat. Kategori
ini dibagi menjadi beberapa sub kategori, antara lain:
1) Presiden yaitu setiap keterangan yang diberikan oleh Presiden dan Wakil
Presiden. Pidato atau pernyataan kepala Negara dalam menjalankan tugasnya
bisa berupa pernyataan yang diberikan pada waktu rapat, seminar atau
pertemuan serta konferensi pers. Dalam sub kategori ini Presiden dan Wakil
Presiden merupakan suatu lembaga eksekutif, maksudnya segala sesuatu
kegiatan yang dilakukan oleh Presiden dan Wakil Presiden dimasukkan dalam
kategori ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Pemerintah, yaitu sumber yang berasal dari lembaga yang menentukan
berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat
Negara, memperkirakan arah perkembangan masyarakat pada masa datang,
dan mempersiapkan langkah-langkah kebijakan untuk menyongsong
perkembangan masyarakat serta mengelola dan mengarahkan masyarakat ke
tujuan yang ditetapkan.
3) Tokoh politik, yaitu orang atau aktivis yang berkecimpung dalam dunia
politik, bercita-cita untuk dan memegang jabatan pemerintah. Baik orang yang
berasal dari partai atau organisasi yang berkaitan dengan politik.
4) Lainnya yaitu sumber berita yang dipakai wartawan untuk menunjang isi
berita. Misalkan pejabat luar negeri, bisa presiden, perdana mentri ataupun
duta besar Negara luar. Sumber lainnya yaitu profesi atau kelompok
masyarakat yang terdapat dalam lingkungan negara. Serta sumber-sumber
lainnya yang terdapat dalam berita.
1.7.4 Arah Pemberitaan
Dalam kategori ini frekuensi arah atau sifat berita, mengikuti seperti yang
dikembangkan Lasswell yaitu favourable (mendukung atau positif), netral, dan
unfavourable (tidak mendukung atau negatif).
a. Favourable (mendukung atau positif)
Jika isi berita pada halaman depan surat kabar Kompas yang membahas
mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit mendukung yaitu dengan
memuji, menyanjung, menyetujui.
b. Netral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Arah pemberitaan netral adalah apabila berita yang dimuat secara eksplisit
atau implisit tidak bersikap memihak atau netral.
c. unfavourable (tidak mendukung atau negatif)
Apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit isi beritanya tidak
mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak, memojokkan.
1.7.5 Jenis pemberitaan
Kategori ini terdiri dari jenis isi argumentatif, informatif, dan aneka rupa
tentang pemberitaan yang berhubungan dengan Presiden.
a. Argumentatif
Berita yang bersifat argumentatif apabila berita berisi pembelaan terhadap
suatu pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa
baik buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan.
b. Informatif
Berita dikatakan informatif apabila berita tersebut berisi sebuah keadaan atau
keterangan latar belakang tentang sesuatu hal atau masalah tertentu. Kemudian fakta-
fakta yang disajikan tidak dimaksudkan untuk memaksakan suatu pandangan.
c. Eksplanatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berita yang dikategorikan dalam jenis ini adalah berita yang isinya
menjelaskan atau menerangka suatu tema. Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya
adalah agar pembaca dapat memahami duduk perkara suatu topik tertentu yang
disajikan dalam berita tersebut.
1.8 Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau suatu pernyataan prediktif, yang
kebenarannya diuji melalui metode ilmiah. Berdasarkan dari teori, maka hipotesis
pada penelitian ini adalah adanya perbedaan yang signifikan antara berita presiden
pada halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999,
dan 2005.
1.9 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis isi media massa
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, karena berorientasi pada hasil yang
bersifat pasti, dan jelas. Sedangkan jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian
deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan mendiskripsikan sesuatu, akan tetapi dalam
bentuk yang sudah terstruktur. Aspek metodologis ini digunakan untuk
membandingkan temuan data yang satu dengan yang lainnya untuk mendapatkan
temuan baru. Menurut Berelson “Content Analysis is a research technique for the
objective, systematic and quantitative description of the manifest content of
communication”.32
Obyektifitas menurut suatu cara yang memungkinkan bila dilaksanakan oleh
orang lain akan menghasilkan hasil yang sama. Sistematisasi menghendaki penerapan 32 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. PT. RajaGrafindo, Jakarta. tahun2010. hlm. 220
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang taat azas (konsisten) dalam pembuatan kategori-kategori isi. Cara ini menjamin
penyeleksian data lebih tepat sehingga pengambilan kesimpulan yang berat sebelah
dapat dihindarkan.
Dalam bukunya Kerlinger “Foundations of Behavioural Research” oleh Don
Michael Flourney, dikatakan bahwa analisa isi adalah suatu metode untuk mengamati
dan mengukur isi komunikasi. “tidak seperti mengamati secara langsung perilaku
orang atau meminta orang untuk menjawab skala-skala atau mewawancarai orang,
sang peneliti mengambil komunikasi-komunikasi yang telah dihasilkan oleh orang
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang komunikasi tersebut”.33
1.9.1 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, jenis data dapat dibedakan menjadi data primer dan
sekunder. Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung
dari sumbernya. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data.
Sedangkan, data sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan pihak lain. Jadi,
peneliti tidak langsung memperoleh data dari sumbernya. Peneliti bertindak sebagai
pemakai data34.
Berkaitan dengan hal itu, jenis dan sumber data penelitian ini sebagai berikut:
1. Data primer
- Teks berita
33 Don Michael Flurnoy, AnalisaIsi: Surat Kabar-Surat Kabar Indonesia (ed), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, tahun 1989, hlm.13 34 Susanto, Metode Penelitian Sosial,Surakarta, tahun 2006, hal. 125-126.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berita yang sesuai dengan persoalan yang diangkat penulis, yaitu teks berita
yang berkaitan dengan pemberitaan presiden dan lembaga kepresidenan dalam surat
kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005.
2. Data Sekunder
- Sumber-sumber lain
Sumber-sumber lain untuk melengkapi data penelitian dapat berwujud buku-
buku referensi, majalah ilmiah, catatan-catatan, dokumen-dokumen resmi, makalah,
laporan/jurnal yang relevan dengan objek kajian, sumber berita lain di berbagai
media, sumber internet.
1.9.2 Populasi Dan Sampel
Pengertian dari populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat
terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test
atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
penelitian.35 Populasi dalam penelititan ini adalah seluruh berita yang ada dalam surat
kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005. Berita yang
dimaksud adalah berita yang menyangkut pemberitaan tentang presiden atau pun hal-
hal yang berhubungan dengan lembaga kepresidenan.
Sedangkan sampel adalah bagian yang diamati dan merupakan sebagian yang
diambil dari populasi. Cara mendapatkan sampel pada penelitian ini adalah dengan
memasukkan sema anggota populasi sebagai sampel atau sampel total. Hal ini berarti
seluruh berita tentang presiden periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005
35 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang sosial, Gadjah mada University Press, tahun 2007, hlm. 150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada surat kabar Kompas adalah sebagai populasi sekaligus sampel. Metode ini sering
disebut juga dengan sensus.
1.9.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan datanya
dengan jalan mendokumentasikan semua berita yang menyangkut presiden dan
lembaga presiden yang menjadi headline di surat kabar Kompas. Kemudian
digunakan lembar koding untuk memasukkan data-data yang telah terkumpul dengan
memisahkannya dengan kategori yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tahapan
terakhir adalah setelah data terkumpul dalam bentuk koding, maka dilakukan proses
perhitungan dan analisis.
1.9.4 Unit Analisis
Unit analisis adalah upaya untuk menetapkan gambaran sosok peran yang
akan diteliti. Unit ini dapat berupa kata, ungkapan, kalimat, atau tema. Pemberitaan
presiden adalah berita yang dimuat oleh surat kabar Kompas yang menyangkut
presiden dan lembaga presiden. Berita yang akan dipakai adalah berita yang berada di
halaman muka surat kabar atau yang menjadi headline.
1.9.5 Teknik Pengukuran
Untuk mengukur perbedaan pemberitaan presiden periode Januari-Maret tahun
1995, 1999, dan 2005 pada surat kabar Kompas, peneliti menggunakan pengukuran
dengan frekuensi terhadap kategori-kategori yang telah ditetapkan. Digunakannya
frekuensi untuk menunjukan seberapa sering komponen-komponen sestem terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Inti dan peranti utama analisis isi adalah sistem kategorinya, dimana setiap
unit analisis harus dikodekan atau dengan kata lain, dialokasikan pada satu atau lebih
kategori. Kategori itu sendiri diartikan sebagai definisi operasional atas variable-
variabel. Jadi kategori yang dibuat dalam penelitian analisis isi ini adalah berfungsi
memilah isi pesan yang tersurat menjadi gambaran (berupa data) yang dapat dianalisa
untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Kategori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Kategori tema pemberitaan presiden periode Januari-Maret tahun 1995, 1999,
2005 pada surat kabar Kompas, yaitu tema politik dan pemerintahan, konflik
dan bencana, perekonomian, kesehatan dan kesejahteraan kecelakan, masalah
moral masyarakat.
2. Kategori jenis sumber berita yaitu presiden, pemerintahan, tokoh politik, dan
lainnya.
3. Kategori ketiga adalah arah pemberitaan yaitu, Favourable (mendukung atau
positip) atau Unfavourable (tidak mendukung atau negatif), serta netral atau
tidak memihak.
1.9.6 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan isi pesan tersebut maka
dillakukan analisis data dengan uji chi square. Dalam chi square tidak
memperhitungkan jumlah sampel tetapi yang diperhitungkan hanyalahjumlah
frekuensi yang diperoleh pada tiap kategori yang telah ditemukan.
Frekuensi yang diharapkan dihitung berdasarkan peluan yang diramalkan,
yaitu membagi muatan yang didapat menjadi bagian-bagian yang sama. Adapun
rumus chi square sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
χ2=________ Hij
Keterangan:
Aij : nilai Observasi (nilai pengamatan)
Hij : nilai Expexted (nilai diharapkan)
å : penyajian terakhir seluruh kategori yang kita ukur
Untuk dapat melakukan uji beda dengan rumus diatas, berikut langkah-
langkah dalam analisis uji beda dengan chi square sampai dengan tahap interpretasi
data:
Cari frekuensi yang diharapkan (Hij) dengn rumus: jumlah baris kali jumlah kolom
dibagi jumlah total baris kali kolom atau
Frekuensi yang diharapkan (Hij) = Jumlah baris x jumlah kolom Jumlah total Lalu masukkan angka-angka kedalam rumus chi square: χ2=________ Hij Kedua tentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus (R-1)(C-1), dimana R adalah
jumlah baris dan C adalah jumlah kolom.
Tentukan level signifikan pada table critical values for 2X . Dalam hal ini peneliti
memilih level signivikan 5% (0,005). Ini berarti tingkat kemungkinan terjadinya
kesalahan yang kecil adalah 5%, sedangkan yang benar 95%36.
Masukkan nilai chi square atau disebut 2X hitung kedalam table nilai kritis ( 2X tabel)
untuk chi square pada level signifikan 0,005 (dalam table critical values for 2X ).
36 Hamidi. Etode Penelitian dan Teori Komunikasi Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. UMM press, Malang, tahun 2007, hlm.87
(Aij-Hij)2
(Aij-Hij)2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Interpretasi jika 2X hitung > dari 2X tabel maka ada perbedaan signifikan, hipotese
diterima, tetapi jika 2X hitung < dari 2X tabel maka tidak ada perbedaan signifikan,
hipotesis ditolak.
1.9.7 Pengkodingan dan Realibilitas
Pengkodingan dalam penelitian ini digunakan untuk menjaga kepercayaan dan
objektifitas, untuk kebutuhan pengkodingan digunakan dua orang mahasiswa
komunikasi FISIP UNS dengan pertimbangan relatif lebih memahami persoalan
dibandingkan dengan mahasiswa jurusan lain.
Untuk menghindari bias pengkodingan dan tetap memiliki kredibilitas dan
objektivits maka dilakukan uji realibilitas terhadap hasil pengkodingan yang
dilakukan peneliti. Tujuan digunakannya dua orang sebagai pengkoder adalah untuk
memperoleh kesepakatan atau tujuan bersama sehingga diharapkan realibilitas tinggi.
Realibilitas
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pretest dengan melakukan koding
sampel kedalam kategorisasi.kegiatan ini selain dilakukan oleh peneliti juga dilakukan
oleh orang lain yang ditunjuk periset sebagai pembanding. Uji ini dikenal dengan uji
antar kode. Kemudian hasil pengkodingan dibandingkan dengan menggunakan:
Uji Realibilitas
Keterangan:
CR = Coefisien Realibility
2 1
2
N N
M CR
+ =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
M = Jumlah pernyataan yang disetujui oleh pengkoding (hakim) dan periset;
21 NN + = Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkoding (hakim) dan periset
Hasil dari penghitungan diatas disebut observed agreement (persetujuan yang
diperoleh dari penelitian). Selanjutnya untuk memperkuat hasil uji realibilitas diatas,
digunakan rumus Scoot Karen ketika hanya menggunakan rumus Holsty diatas, kita
dianggap mengabaikan atau tidak memperhitungkan tingkat persetujuan antar
intercoder (pengkoding).
Adapun langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:
Menentukan presentase persetujuan yang diharapkan, yaitu proporsi dari jumlah pesan
yang dikadratkan.
Memasukkan kedalam rumus Scoot sebagai berikut:
Persetujuan yang nyata – Persetujuan yang diharapkan Pi =
1 – Persetujuan yang diharapkan
Keterangan:
Pi : nilai keterandalan
Observed agreement / persetujuan nyata: presentase yang diharapkan dari pernyataan
yang disetujui antar pengkode (yaitu nilai CR);
Expected agreement / persetujuan yang diharapkan: presentase persetujuan yang
diharapkan, yaitu proporsi dari jumlah pesan yang dikuadratkan.
Ambang batas penerimaan yang sering dipakai untuk uji realibilitas kategorisasi
adalah 0,75. Jadi jika persetujuan antar pengkoding (periset dan pengkoding) sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mencapai tingkat keterandalan atau kepercayaan37. Bahkan Lasswell dalam Flourney
mengatakan bahwa nilai-nilai yang menunjukan 70 sampai 80 persen kesamaan antara
atau dikalangan para pengkoding independen dapat diterima baik sebagai
keterpercayaan yang memadai38.
37 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, KOmunikasi Pemasaran. Kencana, Jakarta, tahun 2007 hlm. 236 38 ibid hlm 192-193
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
GAMBARAN UMUM SURAT KABAR KOMPAS
2.1 Sejarah dan Perkembangan Surat Kabar Kompas
Surat kabar harian Kompas merupakan surat kabar yang didirikan oleh Jacob
Oetama dan Auwjong Peng Koen (lebih dikenal dengan PK Ojong) serta wartawan
lainnya sepert Thedorus Purba dan Tinon Prabawa di Jakarta. Kantor redaksi terletak
di jalan Palmerah selatan 26-28 Jakarta 10270. Surat kabar Kompas diterbitkan oleh
PT. Kompas Media Nusantara dengan Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) SK
Menteri Penerangan RI Nomor0130/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19
November 1985 dan keputusan Laksus Pangkopkamtibda No. 130/PC/1969 tanggal
12 Januari 1969 dan terdaftar di ISSN dengan nmr 0215-207 X. Surat kabar ini
dicetak oleh PT. Gramedia Kompas terbit 7 kali dalam seminggu, dengan halaman
regular sebanyak 36 lembar.
Surat kabar Kompas saat didirikan bersamaan dengan panasnya suhu
perpolitikan di Indonesia karena Negara dalam kondisi tidak menentu oleh sebab
adanya PKI (Partai Komunis indonesia) yang terlanjur mendominasi. Pada awalnya
PK jong dan Jacob Oetama berniat menggunakan nama Bentara Rakyat yang artinya
adalah pengawal rakyat karena diharapkan surat kabar ini dapat berperan sebagai
pengawal kepentingan rakyat. Namun, usul tersebut ditolak oleh presiden Soekarno
dan nama itu diganti dengan nama Kompas yang bermakna sebagai petunjuk arah,
sedangkan nama Bentara Rakyat tetap dpakai, tetapi digunakan sebagai nama
Yayasan Kompas. Maka sejak 28 Juni 1965, surat kabar Kompas secara resmi
menjadi salah satu surat kabar yang terbit secara teratur mengimbangi surat kabar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bermisi komunis, yaitu Harian Rakyat. Dalam hal ini PK Ojong sebagai pemimpin
umum dan Jacob Oetama sebagai pemimpin redaksi.
Pada awal kemunculannya, Kompas mendapatkan reaksi negatif dari masa pro
komunis. Kompas dituduh sebagai corong umat Katholik masa dengan kependekan
Kompas yaitu “Komando Pastur” tuduhan itu sebenarnya tidak memiliki dasar yang
kuat39. Pada dasarnya memang benar bila Kompas didirikan oleh mayoritas orang-
orang Katholik dan bernaung dibawah yayasan Bentara Rakyat yang notabene
mayoritas orang-orang Katholik dan pernah berafiliasi dengan partai Katholik. Akan
tetapi tujuan Kompas sejak pertama berdiri adalah untuk menyelamatkan rakyat
Indonesia dari penyimpangan opini dan hasutan komunis dan demi menegakkan Orde
Baru. Kompas untuk pertama kali terbit dengan empat halaman dan hanya mencetak
sebanyak 4800 eksemplar di percetakan masa Eka Grafika. Kompas pada edisi
perdana memasang 11 berita luar negeri dan 7 berita dalam negeri dihalaman pertama.
Berita utama di halaman pertama saat itu berjudul “KAA II Ditunda Empat Bulan”.
Sedangkan pojok Kompas dikanan bawah berjudul “ Mari Ikat Hati, Mulai Hari Ini,
Dengan Mang Usil”
Pada edisi perdananya, penampilan Kompas tidak begitu meyakinkan bila
dibandingkan dengan surat kabar lain yang berdar waktu itu. Kompas saat itu dirasa
kurang bisa bersaing, apalagi saat Kompas belum mempunyai percetakan dan kantor
sendiri. Sebelum mempunyai kantor sendiri, Kompas berkantor di kantor redaksi Inti
Sari yang bertempat di kantor percetakan PT. Kinta, jl. Pintu Besar Selatan No. 86-88
Jakarta. Sedangkan redaksi malam juga menumpang di redaksi majalah Penabur, di jl.
Keramat Jakarta. Pelaksana Keredaksian dilakukan di salah satu ruangan percetakan
P.N Eka Grafika.
39 Oetama, Jakob, Pers Indonesia: Berkomunikasi Dalam Masyarakat Tidak Tulus, Kompas, Jakarta, tahun 2001, hlm. 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kompas pada tanggal 1 Oktober 1965 oleh penguasa pelaksana perang daerah
(Papelrada) sempat dilarang terbit, meskipun Kompas telah ikut mengecam
pemberontakan G 30S/PKI. Pada tanggal 6 Oktober 1965 Kompas diperbolehkan
terbit lagi. Dalam rentang waktu itu memang Papelrada tidak memperbolehkan Koran
yang dicetak oleh PT. Kinta untuk terbit seterusnya. Oleh karena itu ada kesempatan
lagi bagi Kompas untuk kemudian pindah ke percetakan PT. Kinta yang merupakan
percetakan terbaik di Jakarta saat itu. Perkembangan Kompas dari tahun ke tahun
semakin pesat. Pada tahun 1971, untuk menuju manajemen pers yang professional,
Kompas telah melakukan audit sirkulasi oleh akuntan publik. Untuk memantapkan
data audit sirkulasi maka sejak desember 1987 Kompas resmi menjadi anggota Bureu
of Circulation Sydney, Australia. Badan audit tersebut merupakan badan internasional
yang dibentuk bersama oleh penerbit surat kabar dan pemasang iklan untuk
menyediakan angka-angka sirkulasi yang benar (valid) dari para anggotanya.
Dalam perjalanannya Kompas sempat dibreidel oleh pemerintah pada tanggal
1966, bersama dengan surat kabar-surat kabar lainnya. Saat itu hanya ada 3 surat
kabar yang diijinkan beredar, yaitu Berita Yudha, Pemberitaan Angkatan Bersenjata
(PAB), dan LKBN Antara. Seminggu kemudian, 6 Oktober 1966 Kompas sudah bisa
beroperasi lagi. Usai pembreidelan oplah kompas menjadi membumbung, ini terjadi
karena saat itu media massa terbatas jumlahnya. Sedangkan masyarakat sangat
membutuhkan informasi berkaitan dengan kondisi politik Negara yang tidak menentu.
Perkembangan yang sangat cepat ini lah yang menjadi salah satu alasan mengapa
Kompas membeli mesin cetak sendiri.
Oplah Kompas dari tahun ke tahun semakin meningkat, pada tahun 1972
oplahnya berhasil menembus angka 100.000 eksemplar. Di pertengahan tahun itu juga
kompas mendirikan percetakan sendiri yaitu PT. Gramedia. Selanjutnya memasuki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tahun 1975 oplah Kompas mencapai 200.000 eksemplar, dan sampai tahun 1986
oplah Kompas menembus sampai 500.000 eksemplar yang bertahan hingga sekarang
dengan daerah penyebaran secara nasional. Distribusi Kompas paling banyak berada
di wilayah Jabodetabek, jawa tengah diikuti Sumatera dan wilayah-wilayah lainnya.
Di tahun 1972 itu juga, Kompas yang bergabung dengan PT. Gramedia Kompas
mengalami beberapa peristiwa yang berkaitan dengan fluktuasi penjualan surat
kabarnya. Misalnya, pada bulan bulan Januari 1974, sehubungan dengan peristiwa
Malari oplah penjualan sempat naik menjadi 276.000 eksemplar menjadi 293.000
eksemplar. Pada September 1987, Kompas terbit dengan format baru yaitu terbit 7
kali dalam seminggu, dengan Kompas Minggunya. Pada saat itu surat kabar yang
beredar kebanyakan hanya terbit enam kali dalam seminggu dan libur pada hari
Minggunya.
Meningkatnya oplah dan sirkulasi Kompas setiap tahun juga disebabkan
karena Kompas telah mengembangkan sistem jarak jauh yang memungkinkan
pembaca didaerah dapat menikmati Kompas sedini mungkin seperti pembaca di
Jakarta. Sebelumnya distribusi Kompas dilakukan dengan perjalanan darat untuk
wilayah Jawa, sedang daerah lain diangkut dengan jasa angkutan kargo. Tak
ketinggalan Kompas juga beredar sampai ke luar negeri antara lain sampai Singapura,
Hongkong, dan Malaysia. Peningkatan oplah ini mengindikasikan bahwa Kompas
semakin dipercaya oleh masyarakat Indonesia. Kepercayaan terhadap Kompas tidak
lepas dari kekritisan Kompas dalam mengkritisi berita sosial. Hingga kini bila dilihat
dari tampilannya semakin baik mutunya dan muatan beritanya. Selain itu Kompas
selalu mengikuti kemajuan teknologi cyber media dengan Kompas On-line nya
(www.kompas.com) yang memungkinkan beritanya dapat diakses setiap saat dan
dapat cepat di dapatkan oleh masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam kiprahnya, Kompas bergerak ala kepiting, kompas yang digawangi
oleh Jakob Oetama menjadi media cetak yang paling berkompeten dalam hal
pemberitaan. Jurnalisme kepiting maksudnya adalah kepribadian Kompas bergerak
ala kepiting, mencoba melangkah setapak demi setapak untuk mengetes seberapa jauh
kekuasaan memberikan toleransi kebebasan pers yang ada40. Akibat tidak adanya
kejelasan batas-batas dan pengertian pers yang bebas dan bertanggung jawab,
seringkali penerbitan pers “tersandung” dan dipandang melakukan pemberitaan yang
bertentangan dengan konsepsi pers bebas dan bertanggung jawab41. Dalam
praktiknya, pers yang melakukan pemberitaan semacam itu akan sanksi dari
pemerintah sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
Jika kondisi tak memungkinkan, kaki kepiting pun bisa mundur beberapa
langkah. Jurnalisme kepiting diperkenalkan oleh Rosihan Anwar. Seseorang yang
menganut paham jurnalisme kepiting akan mementingkan keselamatan sendiri
terlebih dahulu daripada mengambil risiko-risiko yang besar. Ibaratnya, seseorang
pergi ke sungai, ketika melangkahkan kakinya, dan kebetulan dia digigit kepiting ia
akan mengangkat kakinya terlebih dahulu, baru kemudian ketika sudah tidak ada
kepiting dia akan berjalan lagi. Analogi mengangkat kaki adalah perilaku mencari
selamat42.
Jurnalisme ini bisa jadi sangat mementingkan sisi-sisi kemanusiaan. Artinya
mendasarkan jurnalismenya pada kepentingan manusia, tetapi kepentingan tersebut
sangat tergantung pada kekuasaan politik. Jika peliputannya tidak mengancam
kekuasaan, jurnalisme tersebut akan memposisikan diri di tengah masyarakat, tetapi
40 Penerbit buku Kompas, Humanisme Dan Kebebasan Pers, Jakarta, September 2001, hlm. 39 41 Penerbit buku Kompas, Humanisme Dan Kebebasan Pers, Jakarta, September 2001, hlm. 96 42 Kompas, Kompas Menulis dari Dalam, Penerbit buku Kompas, hal.85. th. 2007
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
manakala dianggap mengancam kekuasaan ia akan cenderung membela kekuasaan
politik yang sedang berkuasa. Nilai-nilai yang dibangun dalam hal ini adalah nilai-
nilai kemanusiaan atas kepentingan politik.
2.2 Visi dan Misi Surat Kabar Kompas
Setiap media pasti memiliki visi yaitu dasar, pedoman, dan ukuran penentuan
kebikajakan editorial dalam menentukan kajadian atau peristiwa yang dianggap
penting oleh surat kabar untuk dipilih menjadi sebuah berita maupun bahan komentar.
Visi surat kabar Kompas adalah “menjadi institusi yang memberikan
pencerahan bagi perkembangannya masyarakat indonesia yang demokartis dan
bermartabat serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan”. Visi Kompas
adalah manusia dan kemanusiaan, oleh karena itu manusia dan kemanusiaan
senantiasa diusahakan menjadi nafas pemberitaan dan komentarnya. Hal ini
mendorong Kompas selalu berusaha peka terhadap nasib manusia dan berkeyakinan.
Apabila manusia dan kemanusiaan menjadi faktor sentral dalam pemberitaan maupun
komentar, nilai-nilai itu akan memberi makna, kekayaan dan warna lebih dalam
produk jurnalistik.
Visi surat kabar Kompas juga ikut berpartisipasi dalam membangun
masyarakat indonesia baru berdasarkan Pancasila melalui prinsip “humanisme
transedental” (persatuan dan perbedaan) dengan menghormati individu dan
masyarakat adil dan makmur. Secara spesifik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kompas merupakan lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka
2. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok politik tertentu baik
politik, agama sosial, atau golongan ekonomi.
3. Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif dengan berbagai
kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Kompas adalah surat kabar nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi dan
cita-cita bangsa.
5. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan tetapi
selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan pemerintahan
yang menjadi lingkungan43.
Sedangkan misi dari surat kabar Kompas adalah: “mengantisipasi dan
merespon dinamika masyarakat secara professional, sekaligus memberi arah
perubahan dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi yang terpercaya”44.
Dalam misi tersebut surat kabar Kompas mempunyai tugas untuk mengasah nurani
dan membuat cerdas. Artinya pemberitaan Kompas selalu mementingkan dimensi
kemanusiaan, hak asasi manusia, keadilan, kesetaraan anti diskriminasi, dan
perlawanan terhadap penindasan. Sesuai misinya Kompas akan selalu membuat
pembacanya tidak hanya cerdas secara kognitif, tapi lebih dari itu. Setelah mencapai
tahap pengetahuan yang cukup pembaca Kompas diharapkan dapat memiliki
kepekaan terhadap lingkungan disekitarnya.
2.3 Motto Kompas
Selama ini Kompas menjalankan perusahaannya berpegang pada motto
“Amanah Hati Nurani Rakyat”. Dari buku yang berjudul Kompas Menulis dari
Dalam, Jakob Oetama menguraikan hati nurani yang menghasratkan kesejahteraan,
sesuai dengan martabat pribadi dan sosialnya sesuai dengan kesatuan badani dan
rohaninya. Kesejahteraan itulah panggilan yang diamanatkan Tuhan. Tetapi
realisasinya harus disertai dengan perjuangan, oleh karena manusia juga dikaruniai
kemauan bebas. Ada syarat-syarat objektif yang dibutuhkan untuk mewujudkan
43 Kompas, Kompas Menulis dari Dalam, Penerbit buku Kompas, hal.34. th. 2007 44 Ibid 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tuntutan hati nurani, yaitu: kebebasan, keadilan, dan rahmat Tuhan. Oleh karena
setiap bentuk penindasan dan penghisapan memungkinkan syarat-syarat objektif,
maka hati nurani akan menentang segala bentuk penindasan.
Kompas yang merupakan gambaran sebuah Indonesia mini, menempatkan
dirinya sebagai forum dialog, yang merupakan tempat meleburnya perbedaan dengan
cara memberi ruang seluas-luasnya untuk kelebihan dan meminimalisir kekurangan
orang perorang.45 Sinergi menjadi bagian integral dari cara kerja dan system serta
mekanisme pekerjaan. Tanpa sengaja selain sebagai perantara atau jembatan
(mediator) sejak awal Kompas telah menempatkan diri sebagai pendidik (educator)
bagi masasyarakat Indonesia.
2.4 Sasaran Operasional
Kompas berperan serta ikut mencerdaskan bangsa, selain itu Kompas juga
menjadi salah satu surat kabar harian terbaik yang ada di Indonesia. Hal tersebut dapat
diraih Kompas melalui ke uletan usaha dan menjalin kerja sama yang baik dengan
perusahaan-perusahaan lain. Bila dijelaskan maka ada lima sasaran operasional yang
di jalankan oleh Kompas, yaitu: Kompas memberikan informasi yang berkualitas
dengan mengedepankan kecepatan, kecermatan, dan selalu mengandung makna.
Kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus dikembangkan untuk
mewujudkan aspirasi dan selera terhormat yang dicerminkan dalam gaya kompak,
komunikatif, kaya nuansa kehidupan dan kemanusiaan. Kualitas informasi dan bobot
jurnalistik dapat dicapai melalui upaya intelektual yang penuh empati dengan
pendekatan rasional, memahami jalan pikiran dan argumentasi pihak lain, selalu
berusaha menundukan persoalan dengan penuh pertimbangan tetapi tetap kritis dan
45 Sularto, Kompas Menulis dari Dalam, Kompas Gramedia,Jakarta,2007, hlm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tetap teguh pada prinsip. Berusaha menyebarkan informasi seluas-luasnya demi
meningkatkan tiras. Untuk dapat merealisasikan Visi dan Misi, Kompas harus
berusaha memperoleh keuntungan dari usaha. Namun keuntungan yang dicari bukan
sekedar demi keuntungan itu sendiri tetapi menunjang kehidupan bagi banyak
karyawan dan pengembangan usaha sehingga mampu melaksanakan tanggung jawab
sosialnya sebagai perusahaan.
2.5 Kebijakan Redaksional
Kebijakan redaksional merupakan unit pelaksana teknis yang menjalankan visi
dan misi surat kabar. Komitmen Kompas adalah untuk berpartisipasi dalam
membangun masyarakat Indonesia baru, yaitu masyarakat dengan kemanusiaan yang
transedental, persatuan dalam perbedaan, menghormati individu dan masyarakat yang
adil dan makmur. Dalam membawakan komitmen itu Kompas mempunyai sisi
mengasah nurani membuat cerdas.
Kebijakan redaksional bisa di jabarkan untuk menyeimbangkan pendekatan-
pendekatan yang ada dalam menyiarkan berita. Sampai saat ini Kompas sering
menjadi kekuatan kontrol dalam masyarakat, yang tidak memihak pada suatu
golongan tertentu. Dalam pola peliputannya Kmpas menggunakan sistem check and
recheck berita. Dalam pemberitaannya Kompas juga menggunakan ungkapan yang
bunyinya “liput dua belah pihak, dengarkan pihak lain, jangan-jangan masih ada
kemungkinan lain”.
Secara garis besar kekuatan redaksi meliputi penentuan materi yang akan
ditulis, pencarian dan pengumpulannya, hingga pemuatan dan pencetakan. Pola
liputan yang disajikan sewaktu-waktu dapat berubah ketika adasuatu event yang
memang dipandang redaksi perlu untuk menyajikan dengan porsi khusus.
2.6 Rubrik Surat Kabar Kompas
Halaman 1 : Headline
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Halaman 2-5 : Politik dan Hukum
Halaman 6-7 : Opini
Halaman 8-11 : Internasional
Halaman 12-13 : Pendidikan
Halaman 14 : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Halaman 15 : Umum
Halaman 16 : Sosok
Halaman 17-21 : Bisnis dan Keuangan
Halaman 22-24 : Nusantara
Halaman 25-27 : Metropolitan
Halaman 28-31 : Olahraga
Halaman 32 : Nama dan Peristiwa
Halaman 33-36 : Teropong
Dalam setiap terbitannya Kompas menambahkan halaman tambahan sebanyak
8 lembar di setiap daerah distribusinya, misalkan daeran Jawa Tengah, Yogyakarta,
Jawa Timur dan menyusul yang terakhir di daerah Sumatra bagian Utara dan
Sumatera bagian Selatan sebanyak 2 lembar.46
2.7 Susunan Redaksi Kompas
Pemimpin Umum : Jcob Oetama
Wakil Pemimpin umum : St. Soelarto, Agung Adi Prasetyo
Pimpinan redaksi/
Penaggung jawab : Suryopratomo
Wakil pimpinan redaksi : Bambang Sukartiono, Richard Bangun
Redaktur pelaksana : Trias Kuncahyo
Wakil redaktur pelaksana : Taufik H. Miharja
Sekretaris redaksi ` : Retno Bintari
Wakil sekretaris redaksi : Oemar Samsuri
46 www.kompas.com/cetak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
PENYAJIAN DATA
Pada penelitian ini sebelum menyajikan data hasil penelitian, hal yang pertama
dilakukan adalah menguji keterandalan atau tingkat kepercayaan data penelitian, yaitu
dengan melakukan uji realibilitas. Uji realibiitas yang dilakuakan adalah untuk
menguji seperangkat teori yang dibuat oleh peneliti. Peneliti dalam menguji
keterandalan data penelitian dibantu oleh seorang rekan yang berperan sebagai
pembanding atau hakim yang dalam penelitian ini disebut pengkoding II. Tes
delakukan dengan mengkode 89 item berita yang membahas mengenai presiden di
surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005.
Hasil uji realibilitas untuk tiap kategori surat pembaca yang telah dikoding
oleh peneliti dan pengkoding satu adalah sebagai berikut, pada surat kabar Kompas
untuk kategori tema pemberitaan tentang Presiden periode Januari-Maret tahun 1995
tingkat realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai kesepakatan antara peneliti dan
pengkoding satu sebesar 83%. Untuk kategori jenis sumber berita tingkat
realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai kesepakatan antar pengkoding adalah 87%.
Sedangkan pada kategori arah pemberitaan tingkat realibilitasnya adalah 0,81%,
dengan nilai kesepakatan antar pengkoding adalah 0,86%. Untuk kategori jenis isi
berita tingkat realibiltasnya adalah 0,87%, sedangkan nilai kesepakatan antar
pengkoding adalah 0,78%.
Pada surat kabar Kompas untuk kategori tema pemberitaan tentang Presiden
periode Januari-Maret 1999 tingkat realibilitasnya adalah sebesar 0,93%, dengan nilai
keterandalannya adalah 0,85%. Untuk kategori jenis sumber berita untuk tahun yang
sama tingkat realibilitasnya adalah 0,93%, dengan tingkat keterandalannya sebesar
0,90%. Sedangkan pada kategori jenis arah pemberitaan tingkat realibilitasnya adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0,93%, dengan nilai keterandalannya sebesar 0,89%. Kemudian pada kategori jenis isi
berita tingkat realibilitasnya adalah 0,82%, sedangkan nilai keterandalannya sebesar
0,75%
Sedangkan untuk Pada surat kabar Kompas untuk kategori tema pemberitaan
tentang Presiden periode Januari-Maret 2005, tingkat realibilitasnya adalah 0,90%,
dengan nilai antar pengkoding 0,85%. Untuk kategori jenis sumber berita, tingkat
realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai keterandalan antar pengkodingnya sebesar
0,81%. Selanjutnya untuk kategori jenis arah pemberitaan tingkat realibilitasnya
adalah 0,93%, dengan kesepakatan antar pengkoding 0,89%. Untuk kategori jenis isi
berita tingkat realibilitasnya sebesar 0,86%, untuk kesepakatan antar pengkoding
adalah 0,79%
Hasil pengkodingan yang telah dilakukan oleh peneliti dan pengkoding satu
diatas dianggap telah memenuhi syarat keterandalan atau kepercayaan data penelitian
antar pengkoding, menurut Kriyantono apabila ambang batas penerimaan yang sering
digunakan untuk uji realibilitas kategorisasi adalah 0,75 atau 75%. Maka peneliti
yakin bahwa realibilitas tiap kategori dalam penelitian ini adalah reliable atau
memiliki tingkat kepercayaan tinggi, karena hasil realibilitas kategori menunjukan
prosentase diatas 70%.
Setelah melakukan uji realibilitas, kemudian data hasil pengkodingan
disajikan dalam bentuk tabel. Tabel disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dengan tujuan untuk menggambarkan distribusi frekuensi untuk tiap kategori.
Kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori tema berita, jenis
sumber berita,jenis arah pemberitaan, dan jenis isi berita pada periode yang telah
ditentukan. Kategori-kategori ini akan diukur dari frekuensi pemuatan berita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Frekuensi adalah tingkat keseringan munculnya berita tentang Presiden pada surat
kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005.
3.1 Penyajian Data Halaman Depan Pada Surat Kabar Kompas Periode
Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
Pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995, halaman depan yang
berisikan pemberitaan tentang presiden berjumlah 31 item. Sajian data ini akan
terbagi dalam kategori-kategori yang telah dibuat sebelumnya, yitu berdasarkan
kategori tema berita, sumber berita, arah berita, dan jenis pemberitaan.
3.1.1 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode
Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
Tabel 3.1.1
Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas
Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
No Tema Frekuensi Presentase (%)
1 Politik dan pemerintahan 12 38,7%
2 Konflik dan bencana 6 19,35%
3 Perekonomian 6 19,35%
4 Kesehatan dan kesejahteraan 3 9,67%
5 Masalah moral dan agama 4 12,90%
Jumlah 31 100%
Sumber data : Hasil koding data primer
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tema yang paling banyak diberitakan
surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 adalah berita tentang politik dan
pemerintahan. Hal tersebut dapat dilihat dari frekuensi yang muncul sebanyak 12 kali
atau 38,7% dari total berita yang dimuat sebanyak 31 item. Pada tema tentang politik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan pemerintahan ini, berita yang sering dimuat membicarakan tentang instruksi-
instruksi yang diberikan oleh presiden Soeharto kepada para Mentri-mentri serta
jajarannya yang kebanyakan menyangkut persoalan mengenai peningkatan kinerja
pemerintahan terutama pada sektor yang berhubungan dengan lembaga pemeritahan.
Selain itu ada juga berita yang membahas masalah politik dalam dan luar negeri. Hal
ini menunjukan bahwa sorotan dalam halaman depan surat kabar Kompas banyak
tertuju pada masalah internal pemerintah yang sedang bergulir.
Berita edisi 22 Februari 1995 yang dimuat pada halaman depan surat kabar
Kompas merupakan contoh dimana berita tentang Presiden banyak menyoroti tentang
lembaganya. Pada halaman depan edisi tersebut judul besarnya bertuliskan “Presiden
Instruksikan LIPI Teliti Sistem Pemilu Terbaik” di dalamnya memberitakan instruksi
Presiden Soeharto kepada LIPI untuk meneliti atau sistem pemilihan umum yang
terbaik yang mungkin untuk dilaksanakan di In donesia di masa mendatang.
Dalam halaman depan edisi lain yaitu 16 Maret 1995, berita tersebut
menyoroti tentang politik luar negeri Indonesia untuk menjajaki penyelesaian konflik
di kawasan bekas Yugoslavia dengan mengirimkan utusan ke bekas Republik
Federasi Yugoslavia. Dalam berita tersebut menyoroti tentang pembicaraan Soeharto
dengan Presiden Kroasia Franjo Tudjman dan Presiden Bosnia-Herzegovina Alija
Izetbegovic di Sarajevo, dimana kedua pemimpin itu setuju atas gagasan Indonesia
tentang perlunya penyelesaian damai itu oleh para pemimpin serta rakyatnya sendiri,
dan jika diminta, Indonesia juga bersedia menjadi fasilitator.
Berita edisi diatas merupakan kelanjutan berita pada edisi sebelumnya yaitu 15
Maret 1995 yang menyoroti berita tentang RI yang bersedia menjadi fasilitator
sekaligus tuan rumah bagi perundingan damai Bosnia. Hal ini dilakukan sebagai salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
satu tindak lanjut dari kunjungan politik Presiden Soeharto di kawasan bekas
Yugoslavia.
Kompas yang merupakan surat kabar yang beredar setiap hari dan merupakan
surat kabar Nasional, tentunya mempunyai jangkauan yang luas pada sirkulasi
tirasnya. Karena itu beritanya pun haruslah mencakup semua peristiwa yang terjadi
diseluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali peristiwa yang terjadi di belahan bumi
lain. Peristiwa yang berkaitan dengan peristiwa politik dan pemerintahan banyak
menyita perhatian masyarakat, sehingga layak ditempatkan di halaman utama dan
merupakan tema yang paling banyak muncul pada periode Januari hingga Maret tahun
1995.
Sedangkan untuk tema yang lain yang banyak muncul di halaman depan surat
kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 adalah berita tentang konflik dan bencana,
dan berita mengenai perekonomian, dimana kedua tema tersebut frekuensi
kemunculannya masing-masing sebanyak 6 item berita atau 19,35%. Berita tentang
konflik dan bencana banyak menyoroti peristiwa yang bersangkutan dengan konflik
yang terjadi di luar negeri yaitu kemelut Bosnia-Herzegovina yang sedang menjadi
topik utama di dunia internasional.
Seperti pada Kompas edisi 13 Maret hingga 20 Maret berita yang disajikan
menyoroti perjalanan Presiden Soeharto yang berkunjung ke Sarajevo ibukota Bosnia-
Herzegovina guna meninjau langsung daerah konflik yang masih bergejolak itu.
Dalam perjalanannya Presiden Soeharto bertemu dengan presiden Bosnia-
Herzegovina Alija Izetbegovic. Dalam pertemuan tersebut Presiden Soeharto
mengungkapkan bahwa suatu penyelesaian langgeng hanya bisa tercapai jika
penyelesaian itu dirundingkan secara langsung oleh pemimpin-pemimpin atau pihak-
pihak yang langsung bertikai. Diakhir kunjungannya, Presiden Soeharto juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menawarkan kesediaannya untuk menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah
digelarnya perundingan damai Bosnia-Herzegovina. Berita yang hampir menjadi
headline selama kurun seminggu ini berakhir dengan pujian yang didapat Presiden
Soeharto oleh para Da’I ketika kembalinya ke tanah air.
Sedangkan tema perekonomian yang juga mempunyai frekuensi muncul
sebanyak 6 kali banyak menyoroti tentang peningkatan berbagai barang komoditi
negeri seperti peningkatan ekspor tekstil, peningkatan bahan makanan, serta tentang
inflasi dan UMR perusahaan. Berita yang dimuat menonjolkan bahwa tidak ada
masalah yang berat yang dihadapi bangsa seperti adanya krisis moneter atau
sejenisnya, yang dibahas masih sekitar keutuhan pokok masyarakat terutama yang
berkaitan dengan pangan.
Halaman depan Kompas edisi selasa, 21 Februari 1995 adalah contoh dimana
beritanya berisikan tentang instruksi Presiden Soeharto untuk meningkatkan produksi
bahan makanan. Berita ini berisikan agar bahan makanan ditingkatkan untuk masa-
masa mendatang. Sebab kekurangan produksi akibat musim kering berkepanjangan
ternyata telah menyebabkan inflasi yang tinggi pada bulan Januari 1995. Sedangkan
berita sejenis yang muncul mengenai instruksi Presiden Soeharto untuk meningkatkan
ada di edisi Selasa, 14 Februari 1995.
Tema lain yang sering muncul dalam surat kabar Kompas periode Januari-
Maret 1995 yaitu tema yang menyoroti masalah moral dan agama. Hal yang paling
banyak dibahas adalah mengenai nilai-nilai kemanusiaan dikalangan remaja,
pemahaman pancasila, serta mengenai penambahan kuota haji. Kategori masalah
moral dan agama menempati porsi sebesar 12,90% dengan frekuensi kemunculan
sebanyak 4 item berita. Sedangkan tema yang paling sedikit muncul adalah berita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang menyoroti mengenai kesehatan dan kesejahteraan dengan porsi sebesar 9,67%
dengan jumlah berita yang muncul dihalaman depan Kompas sebanyak 3 item berita.
Dalam kategori tema kesehatan dan kesejahteraan dapat dilihat pada Kompas
edisi Jumat, 27 Januari 1995 yang menyoroti tentang Presiden Soeharto yang
menekankan pembangunan pertanian tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi,
tetapi juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya.
Dari tema-tema yang muncul pada halaman depan surat kabar Kompas periode
Januari-Maret 1995, tema pemerintahan dan politik adalah tema yang sering muncul.
Hal ini dikarenakan tema tersebut adalah tema yang banyak menyoroti kinerja
pemerintah dalam menjalankan program-programnya, sehingga oleh redaksi surat
kabar Kompas dianggap penting untuk diberitakan. Berita-berita tentang politik luar
negeri banyak dibahas dalam kategori ini, hal ini disebabkan karena posisi indonesia
saat itu sebagai ketua Gerakan Non Blok (GNB), anggota OKI, dan sebagai anggota
Dewan Keamanan PBB. Sehingga Indonesia aktif dalam kegiatan internasional
terutama yang ada kaitannya dengan konflik antara dua kubu.
3.1.2 Sajian Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995
Sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah
kategori jenis sumber berita halaman depan yaitu, Presiden, pemerintahan, tokoh
politik, lainnya. Sumber berita yang berasal dari Presiden adalah jika berita yang
disajikan keterangannya berasal dari Presiden atau wakil Presiden yang notabene
merupakan kepanjangan tangan dari seorang Presiden. Presiden dalam kategori ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
adalah Presiden Indonesia, apabila yang memberi keterangan berita tersebut adalah
Presiden luar negeri maka itu tidak dimasukkan dalam kategori ini. Keterangan yang
diberikan oleh Presiden bisa berupa pidato, pers rilis ataupun wawancara.
Sedangkan isi halaman depan yang sumber beritanya dari pemerintah adalah
berita yang keterangannya berasal dari lembaga Negara yang menentukan berbagai
kebijakan. Dalam kategori ini yang dimaksud dengan lembaga Negara adalah seperti
DPR dan DPR, dimana didalamnya terdapat berbagai komisi yang mengurusi
berbagai kegiatan pemerintahan.
Kategori yang lain adalah tokoh politik, yaitu orang yang berkecimpung dalam
dunia politik. Tokoh politik yang dimaksud bisa orang yang berprofesi aktif dalam
sebuah partai politik ataupun seorang yang berprofesi sebagai pengamat politik.
Keterangan yang diberikan biasanya berupa saran atau kritik untuk Presiden,
pemerintah dan jajarannya dalam menjankan roda pemerintahan. Sekaligus tokoh
politik sebagai pengawas, apakah keadaan politik yang ada sudah berjalan dengan
benar dan tidak melenceng dari tujuan utamanya.
Kategori sumber berita yang terakhir adalah lainnya yaitu, keterangan yang
terdapat dalam berita itu berasal dari sumber yang dapat menunjang isi berita.
Misalkan pejabat luar negeri, presiden, perdana mentri ataupun duta besar Negara
luar. Sumber lainnya yaitu profesi atau kelompok masyarakat yang terdapat dalam
lingkungan Negara. Serta sumber-sumber lainnya yang terdapat dalam berita.
Keempat kategori jenis sumber berita tersebut dapat dilihat frekuensi
kemunculannya selama periode Januari-Maret 1995. Berikut sajian data dalam tabel
distribusi frekuensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 3.1.2
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)
1 Presiden 16 51,61%
2 Pemerintah 10 32,25%
3 Tokoh Politik 1 3,22%
4 Lainnya 4 12,90%
Jumlah 31 100%
Sumber data : Hasil koding data primer
Tabel diatas memperlihatkan kecenderungan isi berita dihalaman depan surat
kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 lebih banyak di dominasi oleh presiden,
yaitu berita yang ada menyajikan berita yang sumbernya berasal dari Presiden
Soeharto selaku kepala Negara. Hal itu bisa dilihat dari prosentase yang ada yakni
sebesar 51,61% atau 16 item dari keseluruhan berita yang berada dihalaman depan
pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995. Berita yang bersumber dari
Presiden banyak berisikan instruksi-instruksi untuk memperbaiki atau meningkatkan
kinerja pada sektor-sektor vital Negara.
Seperti pada halaman depan Kompas edisi 4 Januari 1995. Halaman depan
yang berjudul “Tak Ada Sistem “Backing” Untuk Melindungi Bandung Utara”, berisi
tentang instruksi Presiden bahwa Presiden meminta aparat berwajib untuk segera
mengambil tindakan andai kata ada usaha yang menyalahi aturan terkait kasus
pengusaha real estate yang melanggar ketentuan di wilayah Bandung utara. Dalam
berita tersebut tertulis Presiden Soeharto penegasan perintah presiden dalam kasus
Bandung Utara seperti dalam kalimat:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
“Kepala Negara menegaskan sistem backing-backingan itu tidak ada, Presiden mengahrapkan agar departemen terkai dan pihak berwajib segera mengambil tindakan adaikata ada usaha apapun yang melanggar hukum dan melanggar tata ruang”
Berita lainnya yang bersumber dari Presiden adalah edisi 2 Maret 1995, hal ini
dapat dilihat dari penggaalan kalimat berikut yang teradat instruksi dari presiden
dalam siding cabinet terbatas Bidang Ekku/ Wasbang dan Indag:
“Presiden Soeharto sekali lag menginstruksikan semua pihak terkait untuk memperhatikan stok beras nasional dan menekan lagi angka inflasi yang mencapai angka cukup tinggi pada bulan Februari 1995 ini, yakni 1,31 persen, naik dari1,16 persen pada bulan Januari 1995”.
Kategori jenis sumber berita yang berasal dari pemerintah dihalaman depan
surat kabar Kompas adalah berita yang keterangan didalamnya sumbernya berasal
dari lembaga yang menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk
mencapai tujuan masyarakat Negara. Menempati urutan kedua dari jenis sumber
berita dengan prosentase sebesar 32,25% atau sebanyak 10 item dari keseluruhan
berita sebanyak 31 kali yang memberitakan tentang presiden di surat kabar Kompas.
Ciri berita yang sumber beritanya berasal dari kategori pemerintah yaitu
disebutkan bahwa keterangan tersebut berasal dari lembaga pemerintah seperti DPR/
MPR ataupun menteri yang menjabat, serta aparatur Negara. Berita yang disajikan
biasanya bersumber dari presiden namun dalam keterangannya disampaikan oleh
jajaran mentri atau lembaga Negara. Hal ini seperti pada halaman depan edisi 12
Maret 1995 dengan judul “Presiden Soeharto Tentang Pergantian Pemimpin”. Berita
ini menyoroti tentang persoalan pemimpin, yaitu tiap Negara sudah mempunyai
mekanisme kepemimpinan nasional.
“…Mensesneg Moerdiono menjelaskan hal itu kepada wartawan usai mendampingi pertemuan bilateral antara Presiden Soeharto dengan PM Cina, Li Peng di Bella Center, Copenhagen, Denmark. Selain dengan PM Li Peng, Presiden Soeharto juga bertemu secara bilateral dengan Perdana Menetri Madagaskar Francique Ravony dan Presiden Letjen Omar Hassan Ahmed El Bashir. Sementara Jumat malam, Presiden Soeharto juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Aljazair, Liamine Zeroual.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Cuplikan berita diatas merupakan contoh berita yang sumbernya dari
pemerintah, hal itu jelas disebutkan berasal dari mana berita itu bersumber, dimana
Mensesneg. Pemerintah yang juga “kepanjangan tangan” dari presiden juga
mempunyai cukup porsi untuk berbicara pada periode penelitian Januari-Maret 1995.
Selanjutnya, kategori jenis sumber berita yang sering muncul setelah Presiden
dan pemerintahan yaitu lainnya. Kategori lainnya ini adalah sumber berita yang
dipakai wartawan untuk menunjang isi berita. Misalkan pejabat luar negeri, bisa
presiden, perdana mentri ataupun duta besar Negara luar. Sumber lainnya yaitu
profesi atau kelompok masyarakat yang terdapat dalam lingkungan Negara. Serta
sumber-sumber lainnya yang terdapat dalam berita. Kategori ini mempunyai
prosentase sebesar 12,90% dengan kemunculan item sebanyak 4 item. Berita yang
menggunakan kategori lainnya ini banyak terdapat pada saat terjadinya konflik
Bosnia-Herzegovina, dalam kasus tersebut banyak tokoh luar negeri yang menjadi
sumber berita tersebut.
Seperti pada Kompas edisi 16 Maret 1995, dengan judulnya “Akan Dikirim,
Utusan ke Bekas Republik Federasi Yugoslavia” . Dalam berita itu menyoroti
permasalahan yang terjadi di luar negeri maka selain sumber beritanya berasal dari
Presiden Soeharto, juga berasal dari Presiden Bosnia dan Presiden Kroasia. Kedua
Negara itu meminta Indonesia khususnya Presiden Soeharto untuk turun langsung
guna mendamaikan wilayah yang sedang dilanda konflik melalui perundingan damai.
Sedangkan untuk kategori jenis tokoh politik muncul sebanyak 1 kali atau
sebesar 3,22% selama periode penelitian Januari-Maret 1995. Dalam hal ini, surat
kabar Kompas memberikan porsi kepada tokoh politik untuk menjadi sumber berita
pada edisi 22 Januari 1995 dengan judul “Presiden Soeharto Pada Pembukaan Munas
XX HMI, Aktivis HMI agar Menangkap Semangat Fastaiqu Khairat”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari prosentase diatas, kategori jenis sumber berita pada surat kabar Kompas
didominasi oleh sumber berita yang berasal dari Presiden. Hal ini merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan kenapa presiden mempunyai porsi banyak dalam
periode penelitian, hal ini karena presiden dianggap tokoh penting yang bisa
mempengaruhi banyak sektor dengan langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yang
diambilnya. Dalam Periode Januari-Maret 1995 dalam Kompas, sumber berita yang
berasal dari Presiden banyak muncul dalam bidang politik luar negeri dan bidang
perekonomian.
3.1.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995
Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini adalah positif, negatif, dan
netral. Berita tentang Presiden dikatakan positif Jika isi berita pada halaman depan
surat kabar Kompas yang membahas mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit
mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui. Sedangkan dikatakan
negatif sesuai apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit isi beritanya
tidak mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak, memojokkan.
Terakhir, dikatakan netral apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit
tidak bersikap memihak atau netral. Berikut sajian data dalam tabel distribusi
frekuensi.
Tabel 3.1.3
Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 Positif 17 50,83%
2 Negatif 5 16,12%
3 Netral 9 29,03%
Jumlah 31 100%
Tabel data: Hasil koding data primer
Untuk kategori arah pemberitaan dari pemberitaan tentang presiden di
halaman depan surat kabar Kompas dengan jenis positif sebesar 50,83% atau 17 item
berita. Hal ini disebabkan karena berita yang diteliti pada periode ini banyak
menyororti tentang kiprah Presiden Soeharto yang banyak memberikan solusi ataupun
perhatian yang lebih pada masyarakat. Terutama disaat-saat Presiden melakukan
kunjungan keluar negeri untuk mendamaikan dua negara yang sedang terlibat perang
saudara. Disana berita yang diketengahkan lebih pada keberaniaan Presiden Soeharto
berkunjung kedaerah konflik, kemudian juga mengajukan diri sebagai fasilitator
perdamaiaan, dan setelah kembalinya ke tanah air mendapat pujian yang tinggi dari
lapisan masyarakat terutama dari para Da’i.
Menyambung paragraf diatas, bahwa pada masa itu Presiden merupakan tokoh
yang paling paling banyak menjadi pusat berita yang arahnya positif. Dimana Kompas
yang merupakan surat kabar nasional menjadi sentral penyebaran informasi yang
berkedudukan di pusat, yaitu sebagai saluran informasi ke berbagai pelosok negeri
pada waktu itu.
Halaman depan surat kabar Kompas edisi 17 Januari 1995 dengan judul
“Presiden Diminta Bantu Seleseikan Kemelut Bosnia” adalah contoh berita dengan
arah berita spositif. Hal ini jelas terlihat maupun tersirat dalam kalimat berikut:
Perdana Menteri Kroasia Nikica Valentic sangat mengharapkan agar Presiden Soeharto secara pribadi membantu menyelesaikan kemelut Bosnia-Herzegovina yang berkepanjangan. Bahkan sebagai dukungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
moral bagi perjuangan rakyat Bosnia, Presiden Soeharto diharapkan dapat berkunjung ke Bosnia.
Dalam pragraf tersebut secara terseirat memposisikan Presiden Soeharto
sebagai tokoh yang mempunyai peran yang penting dalam masalah tersebut, dan
disebutkan diatas bahwa Perdana Menteri Kroasia secara langsung mengharapkan
Presiden Soeharto untuk datang ke Bosnia guna menyelesaikan kemelut di daerah
tersebut. Arah berita positif yang banyak muncul pada periode ini merupakan refleksi
dari ketatnya pengawasan dari pemerintah mengenai berita yang dimuat, terutama
yang berhubungan dengan seorang Presiden.
Sedangkan untuk kategori yang sering muncul kedua adalah arah berita jenis
netral frekuensinya sebesar 29,03% atau 9 item berita. Dari sebanyak 9 berita yang
termasuk dalam jenis netral kebanyakan membahas mengenai hal-hal yang isinya
berkaitan dengan anjuran presiden baik dibidang moral, agama, ataupun konflik. Di
edisi 19 Januari 1995 dapat dilihat petikan kalimat yang nada beritanya netral:
...Kepala Negara mengingatkan agar kesadaran dan kegairahan beragama diarahkan dengan tepat, yaitu selalu menuju ke kebaikan. Sebab kalau tidak, kata Kepala Negara, bukan mustahil kesadaran dan kegairahan beragama menimbulkan masalah bagi masyarakat yang sangat majemuk ini, dan bagi agama yang dipeluk masyarakat.
Dalam cuplikan paragraf diatas menunjukan sifat netral berita yang
didalamnya statement Presiden menganjurkan untuk meningkatkan kesadaran dan
kegairahan beragama, karena itu semua pihak dianjurkan terus memelihara dan
meningkatkan kesadaran dan kegairahan sesuai dengan ajaran agama yang di peluk
masing-masing. Isi berita tersebut tidak mendukung ataupun memojokkan Presiden
Soeharto, sehingga masuk dalam kategori netral.
Kemudian untuk arah pemberitaan negatif, seperti mencela, meremehkan,
menolak, memojokkan frekuensi kemunculannya sebanyak 5 item atau sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16,12%. Seperti pada berita edisi 14 Februari 1995, berita yang berjudul “Presiden
Minta Ekspor Tekstil Ditingkatkan” tersebut secara tersirat maupun tersurat
mengetengahkan masalah tentang adanya penurunan eksport tekstil yaitu dari 6,1
Milyar dollar Amerika Serikat (AS) tahun 1993 menjadi 5,6 milyar dollar AS tahun
1994 lalu.
3.1.4 Sajian Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995
Sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah
kategori jenis pemberitaan yaitu argumentatif, informatif, dan eksplanatif. Berita yang
argumentatif adalah apabila berita berisi pembelaan terhadap suatu pandangan
tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa baik buruknya
sesuatu dampak atau suatu kebijakan. Sedangkan berita yang bersifat informatif
adalah berita tersebut berisi sebuah keadaan atau keterangan latar belakang tentang
sesuatu hal atau masalah tertentu. Kemudian fakta-fakta yang disajikan tidak
dimaksudkan untuk memaksakan suatu pandangan. Untuk berita yang masuk kategori
eksplanatif adalah berita yang isinya menjelaskan atau menerangka suatu tema.
Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya adalah agar pembaca dapat memahami duduk
perkara suatu topik tertentu yang disajikan dalam berita tersebut.
Tabel 3.1.4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
1 Argumentatif 8 25,80%
2 Informatif 21 67,74%
3 Eksplanatif 2 6,45%
Jumlah 31 100%
Tabel koding diatas menunjukkan bahwa jenis berita yang dimuat di surat
kabar Kompas bersifat informatif, dengan prosentase sebesar 67,74% atau 21 item
dari keseluruhan pemberitaan selama periode penelitian. Berita yang banyak disajikan
adalah berita mengenai himbauan presiden untuk menuju kearah kehidupan yang
lebih baik, dan mengenai pembahasan latarbelakang penyelesaian konflik.
Berikut potongan isi berita informatif dalam surat kabar Kompas edisi 8
Januari 1995 dengan judul “Kembangkan Terus Nilai-Nilai Kemanusiaan di Kalangan
Remaja” berisi tentang himbauan Presiden untuk meningkatkan rasa kemanusiaan
remaja bangsa. Berita ini berlatarbelakangkan PMI yang harus diperkuat
organisasinya guna mandiri dalam melaksanakan palang merah.
Presiden Soeharto mengharapkan agar nilai-nilai kemanusiaan, kebersihan dan kesehatan terus menerus dikembangkan dikalangan remaja. “kesadaran untuk menyalurkan rasa kemanusiaan remaja bangsa kita perlu dipupuk bersama, sehingga mereka siap siaga setiap waktu untuk membaktikan diri bagi tugas-tugas kemanusiaan”.
Kategori isi pemberitaan yang bersifat argumentatif pada surat kabar Kompas
pada periode penelitian menempati prosentase sebesar 25,80% atau 8 item berita. Ciri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari jenis isi berita argumentatif apabila isi beritanya mengajak pembaca untuk
menganalisis suatu fakta, mengenai dampak yang akan ditimbulkannya.
Hal ini seperti pada berita Kompas edisi 16 Januari 1995 dengan judul
“Presiden: Pahami Pancasila Jangan Setenga-setengah”. Berita ini berisikan tentang
penegasan Presiden Soeharto mengenai apa yang terkandung dalam Pancasila.
…Presiden Soeharto menekankan bahwa upaya penghayatan dan pengalaman Pancasila akan lebih banyak tergantung kepada faktor penegndalian diri manusia yang bersangkutan untuk mau mengamalkan nilai luhur Pancasila.
Sedangkan untuk kategori jenis isi eksplanatif hanya muncul 2 kali yaitu
diantaranya pada edisi jumat, 10 Februari 1995 den judul “Pers Nasional Berperan
Penting Menjaga Semangat Kebangsaan” berita ini masuk dalam kategori eksplanasi
karena isinya berupa paparan bahasan suatu topik masalah yang sedang terjadi.
Dalam berita tersebut mengupas mengenai pers nasional yang masa kini dan
masa mendatang bereran dalam merakit, memelihara, dan menggerakkan kesatuan
dan persatuan bangsa menuju cita-cita nasional. Oleh sebab itu presiden Soeharto
mengharapkan pers dapat menjadi industri modern yang tidak hanya mementingkan
tiras berita sehingga mengabaikan ketepatan dan kepantasan berita.
Dari tabel distribusi frekuensi diatas, berita pada surat kabar Kompas
didominasi oleh berita jenis informatif. Hal ini tidak lepas dari fungsi utama surat
kabar, yaitu sebagai penyalur informasi kepada khalayak. Banyaknya berita yang
berjenis informatif juga disebabkan oleh tidak diperbolehkannya suatu surat kabar
untuk memuat berita-berita yang bersifat argumentatif, karena diindikasikan bisa
membuat reputasi seorang Presiden menjadi tidak baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan berita yang paling sedikit muncul dalam kategori jenis isi berita ini
adalah eksplanatif. Berita tersebut jarang ditemui karena isinya yang mengupas duduk
perkara suatu peritiwa dan biasanya disajikan dalam bentuk narasi atau eksposisi.
3.2 Penyajian data Halaman Depan Tentang Pemberitaan Presiden Pada Surat
Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999
Dalam kurun waktu 3 bulan (1 Januari-31 Maret 1999) surat kabar Kompas ini
memuat berita tentang presiden sebanyak 29 item. Peneliti membagi kategori-kategori
yang telah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan tema berita, jenis sumber berita,
arah pemberitaan, dan jenis pemberitaan.
3.2.1 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas
Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999
Pada periode Januari-Maret 1999, surat kabar Kompas memuat sebanyak 29
item berita. Dari jumlah tersebut tema dari berita yang frekuensi kemunculannya
paling banyak, adalah tema politik dan pemerintahan (75,86%), konflik dan bencana
(13,79%), dan perekonomian (10,34%), sedangkan tema berita lain tidak muncul pada
periode penelitian ini.
Pada berita di halaman depan Kompas tema politik dan pemerintahan, topik-
topik yang disorot paling banyak adalah yang berkaitan dengan masalah percakapan
antara presiden Habibie dengan Ghalib, kemudian diikuti dengan topik yang
menyoroti masalah pemilihan umum untuk Presiden. Topik yang menyoroti tentang
pembicaraan Habibie-Ghalib muncul sebanyak 7 kali dalam kemunculan berita politik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan pemerintahan sebanyak 22 kali. Sementara Topik yang berkaitan dengan
pemilihan umum muncul sebanyak 6 kali dari 22 jumlah kemunculan berita politik.
Tabel 3.2.1
Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden
No Tema Frekuensi Presentase (%)
1 Politik dan pemerintahan 21 72,41%
2 Konflik dan bencana 5 17,24%
3 Perekonomian 3 10,34%
4 Kesehatan dan kesejahteraan 0 0%
5 Masalah moral dan agama 0 0%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Dalam berita yang dimuat pada edisi Februari 1999 yang menyoroti tentang
kasus percakapan antara Habibie-Ghalib yang bocor merupakan berita yang paling
banyak muncul. Dimana selama seminggu penuh berita yang membahas kasus
tersebut muncul di halaman depan Kompas mulai dari tanggal 19 Februari-26
Februari. Contoh beritanya ada pada Kompas edisi 19 Februari 1999, diamana
Presiden Habibie menginstruksikan kepada Menhankam yaitu Jedral TNI Wiranto
untuk menyelidiki kasus penyadapan Presiden dengan jaksa agung AM Ghalib.
Dalam perkembangannya berita tersebut dapat menurunkan citra Habibie yang akan
mencalonkan diri lagi sebagai Presiden pada pemilu 1999.
Sedangkan dalam periode itu berita yang menyoroti tentang pemilihan umum muncul
sebanyak 6 kali, kebanyakan membahas mengenai pelaksanaan pemilu dan kandidat
presiden yang akan menjabat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Seperti dalam Kompas edisi Minggu, 3 Januari 1999. Dengan judul “BJ
Habibie Harus Jamin Pemilu 1999 Jurdil” berita tersebut menyoroti mengenai pemilu
yag akan segera dilaksanakan guna mendapatkan pemerintahan yang sah. Hal itu
disebabkan karena Habibie merupakan pengganti sementara sebagai Presiden setelah
sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden menggantikan Presiden Soeharto yang
lengser karena tekanan oleh publik untuk turun. Hal itu dapat dilihat dari petikan
kalimat yang ada dalam berita tersebut:
Cendekiawan Nurcholis Madjid menegaskan Pemilihan Umum (pemilu) 1999 merupakan satu-satunya jalan untuk memperoleh pemerintahan yang sah dan diakui. Gagalnya pemilu akan mengakibatkan konsekuensi besar, yakni tidak menentunya nasib bangsa Indonesia di masa mendatang. Untuk itu, Presiden BJ Habibie harus menjamin pemilu 1999 berjalan secara jujur dan adil (jurdil)…
Adapun tema konflik dan bencana, hal yang dibicarakan adalah menyangkut
bagaimana penyelesaian masalah Timor-timur yang ingin melepaskan diri dari
Indonesia. Dari keseluruhan berita yang ada, masalah Timor-timur ini muncul
sebanyak 6 kali. Hal tersebut seperti pada Kompas edisi Jumat, 12 Februari 1999.
Halaman depan edisi tersebut tercetak dengan judul “Presiden Habibie: 1 Januari
2000, Timtim tak jadi beban lagi”. Berita tersebut memaparkan bahwa Presiden BJ
Habibie lebih memilih Timtim diberi kemerdekaan dan lepas dari Indonesia. dan
berharap mulai tanggal 1 Januari 2000 pemerintah Indonesia tak lagi terbebani oleh
wilayah Timtim.
Tema tentang perekonomian menempati urutan ketiga dalam keseringan topik
yang muncul pada periode itu. Dengan item sebanyak 3 item, dan prosentasenya
sebesar 10,34%. Ketiga item tersebut membahas masalah kemerosotan RAPBN tahun
1999/2000 yang telah dianggarkan, lalu berita tentang bank-bank yang akan
dilikuidasi oleh Presiden Habibie, serta berita mengenai kesenjangan perekonomian
masyarakat yang terjadi akibat ketimpangan dalam berbagai aspek kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sehingga perlunya ke transparanan dan keadilan. Sedangkan tema lain seperti
kesehatan dan kesejahteraan, masalah moral dan agama tidak muncul dihalaman
depan Kompas pada periode tersebut.
Sedangkan dari jumlah 29 berita yang di teliti pada periode tersebut, untuk
kategori kesehatan dan kesejahteraan, serta masalah moral dan agama tidak muncul
sama sekali pada periode penelitian.
3.2.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999
sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah
kategori sumber berita halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret
1999, yaitu Presiden, pemerintahan, tokoh politik, dan lainnya. Tabel dibawah ini
memperlihatkan kecenderungan isi berita yang dimuat di surat kabar Kompas berasal
dari Presiden bila berita tersebut sumbernya berasal dari statemen Presiden ataupun
wakilnya yang membahas sesuatu hal atau masalah tertentu. Dalam tabel berikut
kategori tokoh politik juga mempunyai frekuensi kemunculan yang sama dengan
kategori sumber berita yang berasal dari Presiden. Sumber berita tokoh politik
merupakan sumber berita yang bersal dari elit yang berkecimpung dalam dunia politik
Indonesia, misalkan seperti para politikus ataupun orang yang mempunyai kedudukan
dan porsi dalam sebuah partai politik.
Tabel 3.2.2
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)
1 Presiden 11 37,93%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 Pemerintah 7 24,13%
3 Tokoh Politik 9 31,03%
4 Lainnya 2 6,89%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Hal itu dilihat dari prosentase yang ada yakni sebesar 37,93% atau 11 item
dari keseluruhan berita tentang Presiden yang dimuat selama periode penelitian.
Berita yang sumbernya dari Presiden seperti yang dimuat dalam Kompas edisi 1
Maret 1999, “Presiden Habibie: Perekonomian Perlu Lebih Transparan dan Adil”.
Berikut kata-kata yang bersumber dari presiden:
Krisis ekonomi telah menumbuhkan kesadaran bahwa perekonomian perlu lebih transparan dan memberikan yang lebih luas kepada rakyat banyak dalam pembangunan nasional, “kata Habibie yang dalam membacakan sambutan itu menggunakan bahasa Jerman
Sumber berita yang lain yang mempunyai frekuensi yang sama yaitu tokoh
politik dengan jumlah prosentase sebesar 31,03% atau 9 item dari jumlah keseluruhan
berita yang diteliti sebanyak 29 berita. Berita yang terdapat pada Kompas edisi 12
Maret 1999, “Pemerintahan Habibie Didemisionerkan”.
“Saya gembira dengan adanya langkah maju setahap dari PAN untuk bersama PKB mendesakkan agar pemerintahan Habibie didemisionerkan. Sejak awal, PKB mendesak agar pemerintahan transisional yang hanya bertugas menyelenggarakan pemilu yang jurdil, sehingga terbentuk pemerintahan yang legimtimate,” kata Matori.
Jenis sumber berita lain pada surat kabar Kompas adalah pemerintah. Jenis ini
berasal sumbernya berasal dari mentri-mentri, anggota MPR/DPR, ataupun pejabat
yang menduduki kursi pemerintahan seperti gubernur atau walikota. Didalamnya
pihak pemerintah banyak menyoroti kasus mengenai konflik yang terjadi di beberapa
daerah di Indonesia. Dengan frekuensi sebesar 7 item berita atau 24,13% menempati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
urutan ketiga kemunculan terbanyak. Seperti dalam Kompas edisi 16 Februari 1999,
dengan judul “Presiden Tugaskan Tim Khusus ke Maluku”.
Tim Khusus itu tiba di Ambon hari Minggu, diketahui Mayjen TNI (Purn) Jos Muskitta dengan anggota Des Alwi, dan K Kaplale, dan esoknya menemui Wagub Maluku, Paula Renyan. Tim ini bertugas mencari solusi untuk perbaikan Maluku. “Masalahnya terlalu kompleks untuk dijelaskan terlalu dini. Jadi belum bisa dijelaskan, apalagi tim ini baru berada di Ambon dua hari, sehingga perlu mengumpulkan informasi akurat,” kata Muskitta.
Sedangkan untuk kategori sumber berita yang berasal dari lainnya hanya
terdapat 2 item berita atau sebesar 6,89%. Dalam kategori ini smbernya berasal dari
pihak-pihak yang tidak termasuk dalam kategori sumber berita Presiden,
Pemerintahan, tokoh politik. Contoh yang bisa dimasukkan dalam kategori ini adalah
pihak yang berasal dari akademisi pendidikan ataupun praktisi hukum. Berita pada
tanggal 13 Maret 1999 adalah salah satu berita yang masuk dalam kategori ini. Berita
dengan judul “Soeharto Tetap Harus Diadili” yang dimuat 13 Maret 1999.
“Perlu ada langkah pengentar agar orang tidak berani, yaitu pengadilan. Bahwa nanti Soeharto diberi grasi, itu soal lain. Yang penting sudah terjadi penghukuman. Pengadilan itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ini semua demi kebaikan bangsa agar tidak sakit,” kata Nurcholis Madjid, akrab dipanggil Cak Nur, seusai peresmian Komite pemberdayaan Pemilihan di Jakarta. Kamis.
Dari hasil tersebut diatas, kita ketahui bahwa jenis sumber berita pada surat
kabar Kompas periode Januari-Maret 1999 didominasi berita yang bersumber dari
Presiden dan tokoh politik, yaitu masing-masin sebanyak 10 item berita atau
34,48%.
3.2.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini adalah positif, negatif, dan
netral. Berita dikatakan arahnya positif Jika isi berita pada halaman depan surat kabar
Kompas yang membahas mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit mendukung
yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui. Negatif Apabila berita yang dimuat
secara eksplisit atau implisit isi beritanya tidak mendukung, yaitu seperti mencela,
meremehkan, menolak, memojokkan. Kemudian dikategorikan netral apabila apabila
berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak atau netral.
Berikut sajian data dalam tabel distribusi frekuensi.
Tabel 3.2.3
Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
1 Positif 6 20,67%
2 Negatif 17 58,62%
3 Netral 6 20,67%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Untuk kategori arah pemberitaan berita tentang Presiden surat kabar Kompas
periode Januari-Maret 1999 dengan kategori negatif sebesar 58,62% atau 17 item
berita. Seperti pada Kompas edisi 23 Februari 1999, dengan judul “DPR Bisa Selidiki
Habibie.” Berita ini berisi tentang kasus percakapan antaraPresiden Habibie dengan
Jaksa Agung Andi Ghalib, kedua tokoh tersebut dalam percakapannya membicarakan
mengenai pemeriksaan Arifin Panigoro dan pemeriksaan mantan Presiden Soeharto.
Didalam derita tersebut disebutkan bahwa Presiden Habibie dianggap tidak
bersungguh-sungguh dalam menjalankan pemeriksaan terhadap mantan Presiden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Soeharto dan kroninya tersebut. Berikut kalimat berita yang mengarah kea rah
negative.
Sementara Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP) DPR Zarkasih Nur mengatakan Dewan Perwakilan Rakyat berhak memanggil Presiden Habibie untuk meminta keterangannya dan melakukan penyelidikan, dengan anggapan Presiden tidak bersungguh-sungguh menjalankan pemeriksaan terhadap mantan Presiden Soeharto dan kroninya. Itu berarti, Habibie menginggkari ketetapan MPR No XI/MPR/1998.
Sedangkan untuk kategori positif mempunyai frekuensi kemunculan sebesar
20,67% atau 6 item berita. Berita-berita yang mempunyai kategori positif mempunyai
frekuensi kemunculan yang sama dengan kategori netral pada surat kabar Kompas
periode Januari-Maret 1999. Kategori positif paling banyak terdapat pada bulan
Januari, yaitu berita-berita yang menyoroti tentang penanganan kasus Ambon, kasus
Timor-timur, kasus likuidasi bank, serta tentang pencalonan Presiden. Seperti pada
Kompas edisi 16 Fabruari 1999, yang berjudul “Calon Presiden 1999-2004 Versi
Kalangan Golkar, Habibie dan Tandjung”. Berita tersebut menyoroti tentang siapa
yang akan dicalonkan oleh kalangan Golkar untuk menjadi Presiden periode 1999-
2004.
“Kita tidak bisa menolak realita bahwa Habibie yang paling layak untuk dicalonkan Golkar,” kata Marzuki. Alasannya, pertama Golkar harus mencalonkan seseorang yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik. Kedua, berdasarkan pemantauan dilapangan, partai-partai tertentu, terutama yang memiliki afiliasi kepdaa kelompok islam, kemungkinan akan mencalonkan Habibie.
Dalam petikan kalimat diatas menunjukkan bahwa Habibie merupakan orang
yang paling besar kemungkinannya untuk dicalonkan sebagai Presiden periode 1999-
2004, dan Golkar juga beranggapan ini bukan desakan dari Habibie untuk dicalonkan
sebagai Presiden, melainkan ini merupakan keputusan dan yang harus diambil oleh
Golkar.
Sedangkan untuk kategori Netral, frekuensi kemunculannya sebesar 20,67%
atau 6 item berita. Berita yang bernada netral dapat dilihat untuk tema-tema seputar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemilu, penanganan kasus-kasus seperti kasus penembakan misterius, kasus Timor-
timur, kasus Maluku dan Irian Jaya. Isi beritanya berisi solusi ataupun himbauan
untuk tetap menjaga keamanan, kerukunan, kedamaian dan tidak ada perpecahan
bangsa, sebab perpecahan hanya akan merugikan bangsa.
Dijelaskan, memang ada permintaan agar Irja diberi kemerdekaan, lepas dari Republik Indonesia. Namun ada pula yang menginginkan agar diberi otonomi luas. Menanggapi itu, katanya, Presiden minta agar hal itu direnungkan.
3.2.4 Sajian Data Kategori Jenis Isi berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999
Pada penelitian periode Januari-Maret 1999 surat kabar Kompas hanya
memuat 29 berita. Dari jumlah tersebut, kategori jenis argumentatif adalah yang
paling banyak frekuensi kemunculannya yakni sebesar 55,17% atau 16 item berita.
Sedangkan jenis isi informatif muncul sebanyak 13 item berita atau 44,82%. Untuk
jenis isi eksplanatif muncul sebanyak 3 kali dalam periode penelitian ini.
Tabel 3.2.4
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
1 Argumentatif 14 48,27%
2 Informatif 12 38,70%
3 Eksplanatif 3 10,34%
Jumlah 29 100%
Tabel data: Hasil koding data primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari keseluruhan yang ada, jenis isi berita argumentatif yang muncul
sebanyak 14 kali merupakan yang terbanyak. Berita yang berjenis argumentatif
terlihat pada Kompas edisi 10 Februari dengan judul “Presden: Negarawan Sejati
takkan Mengorbankan Bangsa” berisikan seruan dari Presiden Habibie untuk
bertindak dan berpikir sebagai seorang negarawan. Karena negarawan sejati, tidak
akan mengorbankan kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar, hanya demi
meraih ataupun mempertahankan kekuasaan.
“Saya menyerukan kepada semua pihak, marilah kita berpikir dan bersikap lebih jauh dari sekedar pemimpin politik” seru Presiden BJ Habibie ketika membacakan sambutan pada puncak peringantan Hari Pers Nasional (HPN) di Istana Negara Jenis isi berita lainnya pada surat kabar Kompas adalah informatif. Berita jenis
ini berusaha untuk menyampaikan informasi yang berupa fakta-fakta latar belakang
suatu permasalahan atau pemaparannya. Berita pada surat Kompas edisi 6 Januari
1999 dengan judul “RAPBN Merosot 17,31 Persen”
…penurunan jumlah anggaran ini disebabkan antara lain berkurangnya penerimaan dalam rupiah dari bantuan luar negeri, selain jumlah yang dianggarkan lebih kecil disbanding tahun lalu. Juga karena menguatnya nilai tukar rupiah. Sedangkan pada berita jenis isi eksplanatif di surat kabar Kompas muncul
sebanyak 3 kali. Salah satu jenis isi eksplanatif ini terdapat pada Kompas edisi 20
Februari 1999 dengan judulnya “Kasus penyadapan telepon Habibie-Ghalib, Cermin
Politik Sangat Kisruh”. Dalam berita yang dimuat tersebut dipaparkan mengenai
kasus yang menimpa Presiden Habibie dengan Jaksa Agung Ghalib dalam percakapan
yang membicarakan mengenai kelanjutan nasib mantan Presiden Soeharto yang akan
diadili.
Dari hasil tersebut diatas, kita ketahui bahwa jenis isi berita pada surat kabar
Kompas didominasi berita yang bersifat argumentatif dibandingkan dengan yang
informatif. Bisa dikatakan pada periode tersebut pembaca diharapkan untuk ikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menelaah peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi sehingga tidak pasif menerima
berita yang disajikan oleh media massa.
3.3 Penyajian data Halaman Depan Tentang Pemberitaan Presiden Pada Surat
Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005
Pada periode Januari-Maret 2005 surat kabar Kompas memuat berita yang
berkaitan dengan presiden sebanyak 29 item berita. Peneliti membagi kategori-
kategori yang telah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan tema, jenis sumber
berita, arah pemberitaan, dan jenis pemberitaan.
3.3.1 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas
Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005
Pada periode Januari-Maret 2005 Presiden yang menjabat saat itu adalah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berita yang ada banyak menyoroti tentang
masalah-masalah yang berkaitan dengan politik dan pemerintahan. Berita politik dan
pemerintahan ini diantaranya berisikan kebijakan-kebijakan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono guna menagatasi paska bencana tsunami yang terjadi di Aceh, serta
konflik yang terjadi antara Indonesia-Malaysia terkait kasus batas kedua negara.
Pada berita-berita tersebut, yang frekuensi kemunculannya paling banyak
adalah berita tentang Politik dan pemerintahan (48,27%), konflik dan bencana
(24,13%), kesehatan dan kesejahteraan (20,68%), adapun tema tentang perekonomian
(6,89%), dan Masalah moral dan agama tidak muncul sama sekali alam periode
penelitian (0%).
Tabel 3.3.1
Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Tema Frekuensi Presentase (%)
1 Politik dan pemerintahan 14 48,27%
2 Konflik dan bencana 7 24,13%
3 Perekonomian 2 6,89%
4 Kesehatan dan kesejahteraan 6 20,68%
5 Masalah moral dan agama 0 0%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Berita politik dan pemerintahan banyak menyoroti masalah tentang
penanganan paska bencana tsunami Aceh pada bulan Januari, sedangkan untuk bulan
Februari tentang penindaktegasan penyeludup kayu, dan di bulan Maret banyak
menyoroti tentang kenaikan harga BBM. Seperti contohnya pada Kompas periode 15
Maret 2005 yang berjudul “Presiden Belum Bisa Yakinkan DPR”, berita tersebut
berisikan kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menaikkan BBM,
namun Presiden belum bisa meyakinkan DPR dan fraksi-fraksinya bahwa kenaikan
tersebut bukan keputusan yang salah ditengah naiknya harga minyak dunia saat itu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rapat konsultasi yang berlangsung lebih dari tiga jam, senin (14/3)malam, belum mampu meyakinkan pimpinan DPR, pimpinan fraksi, dan pimpinan komisi-komisi DPR tentang kebijakannya menaikkan harga BBM dalam rapat konsultasi tersebut beberapa fraksi dengan tegas menyatakan menolak kenaikan harga BBM. Pimpinan F-PDIP memutuskan walk out karena rapat konsultasi berlangsung tertutup.
Adapun tema konflik dan bencana, masalah yang disoroti masih menyangkut
konflik yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia, baik mengenai kasus perbatasan
kedua Negara ataupun kasus pelanggaran terhadap TKI yang dilakukan oleh majikan
di Malaysia. Hal tersebut seperti pada surat kabar Kompas edisi Rabu, 8 Maret 2005
dengan judul “Presiden Tinjau Perbatasan RI-Malaysia” ini berisi tentang Presiden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Susilo Bambang Yudhoyono dan staff nya meninjau kawasan perbatasan RI-Malaysia
yang saat itu sedang tegang karena adanya klaim Malaysia atas wilayah Ambalat di
laut Sulawesi, Kalimantan Tmur.
Berita lain muncul dengan judul “Presiden: Ada Pelanggaran Serius Soal TKI
di Malaysia” yang membahas mengenai pelanggaran serius yang dilakukan oleh
pihak-pihak Malaysia terkait dengan pemulangan tenaga kerja Indonesia illegal.
Pelanggaran yang dimaksud antara lain banyak TKI hingga kini gajinya belum
dibayarkan oleh majikan mereka di Malaysia.
Tema tentang kesehatan dan kesejahteraan memperoleh prosentase sebesar
20,68% berisi tentang masalah penyakit yang menjangkit di beberapa daerah, serta
langkah penanganan yang dilakukan pemerintah. Berita dengan judul “korban DBD
terus berjatuhan, Presiden: Segera Laksanakan Gerakan Nasional PSN ” ini tentang
penderita demam berdarah dungue semakin bertambah banyak hingga melebihi daya
tampung rumah sakit. Demikian juga dengan korban meninggal pun semakin
bertambah, dalam kaitan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghimbau agar
masyarakat segera melaksanakan gerakan nasional membasmi nyamuk Aedes aegypti
yang lebih dikenal dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN.
Sedangkan tema lain yang frekuensinya dibawah tema pemerintahan dan
politik, konflik dan bencana, kesehatan dan kesejahteraan adalah tema perekonomian
dengan prosentase sebesar 6,89% atau 2 item berita. Berita yang ada tersebut
menyoroti penggunaan program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, seperti berita yan dimuat
di Kompas edisi 27 Februari 2005 yang berjudul ”Presiden Canangkan Aksi
Penggulangan Kemiskinan”. Untuk tema masalah moral dan agama tidak muncul
sama sekali pada periode penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan penyajian data tentang kategori tema pemberitaan tentang
presiden di surat kabar Kompas periode Januari-Maret 2005 diatas, berita tentang
pemerintahan dan politik banyak mendapat sorotan. Hal-hal yang menyangkut
kebijakan pemerintah, khusunya dari Presiden banyak mendapat perhatian khusus dari
redaktur Kompas. Kemudian tema konflik dan bencana, yang menyoroti tentang
rehabilitasi Aceh pasca tsunami dan konflik dua negara antara RI-Malaysia mengenai
batas wilayah di sekitar laut Ambalat. Disusul tema kesehatan dan kesejahteraan
dengan 4 item berita, menyoroti tentang penyakit DBD yang banyak mewabah
dibeberapa wilayah Indonesia. Lalu berita yang bertemakan perekonomian dengan 2
item berita yang diantaranya menyoroti pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) guna menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di
Indonesia. Tema berita tentang masalah moral dan agama menempati urutan terbawah
dalam frekuensi kemunculannya dengan tidak muncul sama sekali.
3.3.2 Sajian Data Kategori Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005
Kategori jenis sumber berita pada penelitian ini berjumlah empat jenis, yaitu
Presiden, Pemerintah, tokoh politik dan lainnya. Berita dikatakan sumbernya berasal
dari Presiden apabila didalamnya terdapat keterangan diberikan oleh Presiden dan
Wakil Presiden. Pidato atau pernyataan kepala Negara dalam menjalankan tugasnya
bisa berupa pernyataan yang diberikan pada waktu rapat, seminar atau pertemuan
serta konferensi pers. Sedangkan jenis sumber berita pemerintah adalah setiap
keterangan yang berasal dari lembaga yang menentukan berbagai kebijakan yang
diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat Negara, memperkirakan arah
perkembangan masyarakat pada masa datang, dan mempersiapkan langkah-langkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kebijakan untuk menyongsong perkembangan masyarakat serta mengelola dan
mengarahkan masyarakat ke tujuan yang ditetapkan. Berita dimasukkan kedalam
kategori tokoh politik apabila keterangan yang ada dalam berita diberikan oleh orang
yang berkecimpung dalam dunia politik, bercita-cita untuk dan memegang jabatan
pemerintah.Untuk yang terakhir jenis berita kategori lainnya apabila keterangannya
berasal dari tokoh atau lembaga yang tidak termasuk dalam tiga kategori sumber
berita diatas. Berikut sajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Tabel 3.3.2
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)
1 Presiden 14 48,27%
2 Pemerintah 10 34,48%
3 Tokoh Politik 1 3,44%
4 Lainnya 4 13,79%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Kategori jenis sumber berita yang berasal dari Presiden, jumlahnya sebesar
48,27% atau 14 item berita. Berita yang bersumber dari Presiden dapat dilihat pada
Kompas edisi 7 Februari 2005 yang berjudul “Presiden: Ada Pelanggaran Serius soal
TKI di Malaysia”. Berita tersebut berisikan statement Presiden yang menyoroti
tentang pelanggaran terhadapa para TKI di Malaysia, khususnya dalam hal
pemulangan tenaga kerja Indonesia illegal. Dalam pernyataannya Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa tenaga kerja yang dipulangkan tidak
diberikan haknya berupa gaji selama mereka bekerja di Malaysia.
“Kalau saya membaca dan mendengar, dan ini yang sedang kami cek kebenarannya, banyak TKI kita yang belum menerima gaji mereka. Itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berarti pula ada pelanggaran yang serius dari pihak mereka yang ada di Malaysia, kaya Yudhoyono.”
Berita yang masuk kategoeri jenis sumber beritanya berasal dari pemerintah
jumlahnya sebesar 34,48% atau 10 item berita menempati urutan kedua terbanyak
dalam frekuensi kemunculannya. Dalam Kompas edisi 9 Maret 2005 berjudul “Ketua
MPR Desak Presiden Kaji Ulang Harga BBM” berisikan seruan dari ketua MPR
Hidayat Nur Wahid yang intinya mendesak Presiden untuk mengoreksi penetapan
kenaikan harga bahan baker minyak. Hidayat Nur Wahid mengatakan bila perbedaan
pendapat soal kenaikan harga BBM diantara para wakil rakyat adalah hal biasa yang
tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.
Sedangkan sumber berita yang berasal dari lainnya besarnya adalah 13,79%
atau 4 item berita. Keempat item berita tersebut diantaranya menyoroti mengenai
kasus pelanggaran yang dilakukan majikan di Malaysia terhadap tenaga kerja
Indonesia pada bulan Februari 2005, dan berita tersebut keterangannya didapat dari
Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi. Dalam keterangannya, PM
Malaysia memberikan statemen bahwa pemerintah Malaysia melalui Kementrian Hal
Ehwal Dalam Negeri akan mendesak majikan agar membayar gaji tenaga kerja
Indonesia, baik yang legal maupun ilegal.
Adapun sumber berita yang berasal dari tokoh politik hanya muncul sebanyak
1 kali, prosentasenya sebesar 3,44%. Hal yang dibicarakan adalah menyangkut
kenaikan BBM yang dilakukan Presiden, dimana sebanyak enam fraksi yang
menyatakan menolak kenaikan harga BBM saat itu meminta pemerintah meninjau
peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2005 melalui pembahasan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Perubahan 2005. Dalam berita tersebut tokoh politik yang banyak
memberikan statement adalah Megawati Soekarnoputri yang menegaskan bahwa PDI-
P tetap menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM. Selain itu ada juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tokoh politik Frans Seda yang mengatakan bahwa pada masa Presiden Soeharto juga
terjadi kenaikan harga BBM. “Tapi, itu dikonsultasikan dulu dengan DPR,” ujarnya.
3.3.3 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005
Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini terdapat 3 jenis yaitu positif,
negatif, dan netral. Berita yang dimasukkan dalam kategori positif jika isi berita pada
halaman depan surat kabar Kompas yang membahas mengenai Presiden secara
eksplisit atau implisit mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui.
Berita dimasukkan dalam kategori negatif jika berita yang dimuat secara eksplisit atau
implisit isi beritanya tidak mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak,
memojokkan. Sedangkan yang dimasukkan dalam kategori netral berita yang dimuat
secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak.
Tabel 3.3.3
Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Berita Halaman Depan Surat
Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
1 Positif 11 37,93%
2 Negatif 3 10,34%
3 Netral 15 51,72%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Untuk kategori arah pemberitaan jenis kategori yang dominan adalah netral,
dengan prosentasinya sebesar 51,72% atau muncul sebanyak 15 berita dari total 29
berita yang ada dalam surat kabar Kompas periode Januari-Maret 2005. Seperti pada
Kompas edisi 8 Maret 2005, dengan judul “Presiden Tinjau Perbatasan RI-Malaysia”,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berita ini berisi tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau perbatasan
Indonesia dengan Malaysia yang tengah bersitegang karena adanya klaim Malaysia
atas wilayah Ambalat di Laut Sulawesi, Kalimantan Timur.
Sebelum naik ke kapal perang, Presiden mengatakan, sebelum berangkat ke Kalimantan Timur, dia ditelepon PM Malaysia Abdullah Badawi. Dalam pembicaraan melalui telepon itu, PM Malaysia menginginkan menyelesaikan masalah Ambalat dengan baik tanpa konfrontasi.
Sedangkan untuk kategori positif dalam penelitian periode ini muncul
sebanyak 11 kali atau sebesar 37,93%. Seperti dalam Kompas edisi 26 Februari 2005,
dengan judul “Presiden Siap Tidak Popular Dengan Kenaikan Harga BBM”. Berita ini
menyoroti kasus tentang Presiden Yudhoyono yang siap tidak popular lagi
sehubungan dengan rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan baker minyak.
“Saya harus menomordua-tigakan popularitas pribadi saya. Subsidi yang begitu besar untuk siapa, apakah untuk rakyat kecil, apakah untuk kelompok menengah ke atas yang sebaiknya tidak harus mendapatkan subsidi? Ini keadilan. Salah kalau saya ingin populer, tetapi ekonomi kita ambruk, pilar ekonomi nasional keropos dan jatuh. Saya berusaha berbuat sekuat tenaga untuk melindungi si kecil,” ujar Presiden Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam seminar dan pameran pasar modal di Jakarta.
Cuplikan berita diatas merupakan contoh dari berita yang mempunyai nada
positif, dimana beritanya tidak memojokkan Presiden. Malah dalam potongan berita
diatas, Presiden yang berbicara dalam sambutan seminar tersebut seperti mendapat
pembelaan dari ucapannya sendiri.
Adapun berita dengan nada negatif hanya sebagian kecil saja yaitu sebesar
10,34% atau 3 item berita. Berita yang bernada negatif dapat dilihat untuk tema-tema
tentang kasus TKI di Malaysia, serta desakan Ketua MPR kepada Presiden untuk
meninjau kembali rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Berita ini baik secara
eksplisit maupun implisit memojokkan Presiden dimasukkan dalam kategori negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3.3.4 Sajian Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005
Kategori jenis isi berita ini adalah argumentatif, informatif, dan eksplanatif.
Isinya dikatakan argumentatif apabila berita berisi pembelaan terhadap suatu
pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa baik
buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan. Jenis isi informatif apabila berita
tersebut berisi sebuah keadaan atau keterangan latar belakang tentang sesuatu hal atau
masalah tertentu. Kemudian fakta-fakta yang disajikan tidak dimaksudkan untuk
memaksakan suatu pandangan. Sedangkan eksplanatif apabila berita yang isinya
menjelaskan atau menerangka suatu tema. Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya
adalah agar pembaca dapat memahami duduk perkara suatu topik tertentu yang
disajikan dalam berita tersebut.
Tabel 3.3.4
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
1 Argumentatif 14 48,27%
2 Informatif 13 44,82%
3 Aneka rupa 2 6,89%
Jumlah 29 100%
Tabel data: Hasil koding data primer
Tabel koding diatas memperlihatkan bahwa jenis isi berita mengenai Presiden
lebih pada berita berjenis informatif dengan prosentase sebesar 48,27% atau 14
itemdari keseluruhan pemberitaan selama periode penelitian. Kemudian disusul oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berita argumentatif dengan prosentase sebesar 44,82% atau 13 item, dan yang terakhir
adalah jenis aneka rupa dengan prosentase sebesar 6,89% atau 2 item berita.
Pada surat kabar Kompas edisi 12 Februari 2005 dnegan judul “Gerakan
Nsional PSN Baru Siap Pekan Depan”. Berikut bagian berita yang bersifat informatif
dalam berita tersebut.
Program yang akan dilakukan dalam gerakan nasional PSN di antaranya adalah pembersihan lingkungan perumahan dan lingkungan kerja secara serentak, agar tidak ada lagi jentik-jentik nyamuk yang dapat berkembang hidup.
Kategori berita jenis argumentatif pada surat kabar Kompas menempati
prosentase sebesar 34,48% atau 10 item. Ciri berita argumentatif adalah apabila berita
berisi pembelaan terhadap suatu pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca,
membahas dan menganalisa baik buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan.
Hal ini seperti pada berita edisi 26 Februari 2005 dengan judul”Presiden Siap
Tidak Populer Dengan Kenaikan Harga BBM” . berita ini membahas mengenai
rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak.
Dia menegaskan bahwa kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang rasional dilangsungkan setelah pemerintah memperhitungkan hal itu dengan matang dan hati-hati. “sian dan malam saya sendiri menelaah, menguji apakah kebijakan ini tepat untuk kepentingan besar dan kepentingan jangka panjangdi Indonesia,” ucapnya.
Pemerintah, menurut presiden, berkomitmen penuh untuk membela rakyat kecil. Sebab, disamping tidak menaikkan harga BBM yang banyak dibutuhkan (minyak tanh), pemerintah juga memberikan kompensasi.
Sedangkan untuk kategori jenis eksplanasi hanya muncul sebanyak dua kali
dengan prosentase sebesar 6,89%, yaitu pada edisi Sabtu, 12 Februari 2005 dengan
judul “Gerakan PSN baru siap pekan depan”. Dalam berita tersebut dijelaskan latar
belakang diadakannya progra Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dimana saat itu
banyak jatuh korban akibat wbah nyamuk demam berdarah dengue. Maka dari itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemerintah segera melaksanakan PSN guna mengantisipasi jatuhnya korban akibat
nyamuk demam berdarah dengue yang lebih banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
PENYAJIAN DATA
Pada penelitian ini sebelum menyajikan data hasil penelitian, hal yang pertama
dilakukan adalah menguji keterandalan atau tingkat kepercayaan data penelitian, yaitu
dengan melakukan uji realibilitas. Uji realibiitas yang dilakuakan adalah untuk
menguji seperangkat teori yang dibuat oleh peneliti. Peneliti dalam menguji
keterandalan data penelitian dibantu oleh seorang rekan yang berperan sebagai
pembanding atau hakim yang dalam penelitian ini disebut pengkoding II. Tes
delakukan dengan mengkode 89 item berita yang membahas mengenai presiden di
surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005.
Hasil uji realibilitas untuk tiap kategori surat pembaca yang telah dikoding
oleh peneliti dan pengkoding satu adalah sebagai berikut, pada surat kabar Kompas
untuk kategori tema pemberitaan tentang Presiden periode Januari-Maret tahun 1995
tingkat realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai kesepakatan antara peneliti dan
pengkoding satu sebesar 83%. Untuk kategori jenis sumber berita tingkat
realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai kesepakatan antar pengkoding adalah 87%.
Sedangkan pada kategori arah pemberitaan tingkat realibilitasnya adalah 0,81%,
dengan nilai kesepakatan antar pengkoding adalah 0,86%. Untuk kategori jenis isi
berita tingkat realibiltasnya adalah 0,87%, sedangkan nilai kesepakatan antar
pengkoding adalah 0,78%.
Pada surat kabar Kompas untuk kategori tema pemberitaan tentang Presiden
periode Januari-Maret 1999 tingkat realibilitasnya adalah sebesar 0,93%, dengan nilai
keterandalannya adalah 0,85%. Untuk kategori jenis sumber berita untuk tahun yang
sama tingkat realibilitasnya adalah 0,93%, dengan tingkat keterandalannya sebesar
0,90%. Sedangkan pada kategori jenis arah pemberitaan tingkat realibilitasnya adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0,93%, dengan nilai keterandalannya sebesar 0,89%. Kemudian pada kategori jenis isi
berita tingkat realibilitasnya adalah 0,82%, sedangkan nilai keterandalannya sebesar
0,75%
Sedangkan untuk Pada surat kabar Kompas untuk kategori tema pemberitaan
tentang Presiden periode Januari-Maret 2005, tingkat realibilitasnya adalah 0,90%,
dengan nilai antar pengkoding 0,85%. Untuk kategori jenis sumber berita, tingkat
realibilitasnya adalah 0,87%, dengan nilai keterandalan antar pengkodingnya sebesar
0,81%. Selanjutnya untuk kategori jenis arah pemberitaan tingkat realibilitasnya
adalah 0,93%, dengan kesepakatan antar pengkoding 0,89%. Untuk kategori jenis isi
berita tingkat realibilitasnya sebesar 0,86%, untuk kesepakatan antar pengkoding
adalah 0,79%
Hasil pengkodingan yang telah dilakukan oleh peneliti dan pengkoding satu
diatas dianggap telah memenuhi syarat keterandalan atau kepercayaan data penelitian
antar pengkoding, menurut Kriyantono apabila ambang batas penerimaan yang sering
digunakan untuk uji realibilitas kategorisasi adalah 0,75 atau 75%. Maka peneliti
yakin bahwa realibilitas tiap kategori dalam penelitian ini adalah reliable atau
memiliki tingkat kepercayaan tinggi, karena hasil realibilitas kategori menunjukan
prosentase diatas 70%.
Setelah melakukan uji realibilitas, kemudian data hasil pengkodingan
disajikan dalam bentuk tabel. Tabel disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dengan tujuan untuk menggambarkan distribusi frekuensi untuk tiap kategori.
Kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori tema berita, jenis
sumber berita,jenis arah pemberitaan, dan jenis isi berita pada periode yang telah
ditentukan. Kategori-kategori ini akan diukur dari frekuensi pemuatan berita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Frekuensi adalah tingkat keseringan munculnya berita tentang Presiden pada surat
kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005.
3.1 Penyajian Data Halaman Depan Pada Surat Kabar Kompas Periode
Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
Pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995, halaman depan yang
berisikan pemberitaan tentang presiden berjumlah 31 item. Sajian data ini akan
terbagi dalam kategori-kategori yang telah dibuat sebelumnya, yitu berdasarkan
kategori tema berita, sumber berita, arah berita, dan jenis pemberitaan.
3.1.1 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode
Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
Tabel 3.1.1
Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas
Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
No Tema Frekuensi Presentase (%)
1 Politik dan pemerintahan 12 38,7%
2 Konflik dan bencana 6 19,35%
3 Perekonomian 6 19,35%
4 Kesehatan dan kesejahteraan 3 9,67%
5 Masalah moral dan agama 4 12,90%
Jumlah 31 100%
Sumber data : Hasil koding data primer
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tema yang paling banyak diberitakan
surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 adalah berita tentang politik dan
pemerintahan. Hal tersebut dapat dilihat dari frekuensi yang muncul sebanyak 12 kali
atau 38,7% dari total berita yang dimuat sebanyak 31 item. Pada tema tentang politik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan pemerintahan ini, berita yang sering dimuat membicarakan tentang instruksi-
instruksi yang diberikan oleh presiden Soeharto kepada para Mentri-mentri serta
jajarannya yang kebanyakan menyangkut persoalan mengenai peningkatan kinerja
pemerintahan terutama pada sektor yang berhubungan dengan lembaga pemeritahan.
Selain itu ada juga berita yang membahas masalah politik dalam dan luar negeri. Hal
ini menunjukan bahwa sorotan dalam halaman depan surat kabar Kompas banyak
tertuju pada masalah internal pemerintah yang sedang bergulir.
Berita edisi 22 Februari 1995 yang dimuat pada halaman depan surat kabar
Kompas merupakan contoh dimana berita tentang Presiden banyak menyoroti tentang
lembaganya. Pada halaman depan edisi tersebut judul besarnya bertuliskan “Presiden
Instruksikan LIPI Teliti Sistem Pemilu Terbaik” di dalamnya memberitakan instruksi
Presiden Soeharto kepada LIPI untuk meneliti atau sistem pemilihan umum yang
terbaik yang mungkin untuk dilaksanakan di In donesia di masa mendatang.
Dalam halaman depan edisi lain yaitu 16 Maret 1995, berita tersebut
menyoroti tentang politik luar negeri Indonesia untuk menjajaki penyelesaian konflik
di kawasan bekas Yugoslavia dengan mengirimkan utusan ke bekas Republik
Federasi Yugoslavia. Dalam berita tersebut menyoroti tentang pembicaraan Soeharto
dengan Presiden Kroasia Franjo Tudjman dan Presiden Bosnia-Herzegovina Alija
Izetbegovic di Sarajevo, dimana kedua pemimpin itu setuju atas gagasan Indonesia
tentang perlunya penyelesaian damai itu oleh para pemimpin serta rakyatnya sendiri,
dan jika diminta, Indonesia juga bersedia menjadi fasilitator.
Berita edisi diatas merupakan kelanjutan berita pada edisi sebelumnya yaitu 15
Maret 1995 yang menyoroti berita tentang RI yang bersedia menjadi fasilitator
sekaligus tuan rumah bagi perundingan damai Bosnia. Hal ini dilakukan sebagai salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
satu tindak lanjut dari kunjungan politik Presiden Soeharto di kawasan bekas
Yugoslavia.
Kompas yang merupakan surat kabar yang beredar setiap hari dan merupakan
surat kabar Nasional, tentunya mempunyai jangkauan yang luas pada sirkulasi
tirasnya. Karena itu beritanya pun haruslah mencakup semua peristiwa yang terjadi
diseluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali peristiwa yang terjadi di belahan bumi
lain. Peristiwa yang berkaitan dengan peristiwa politik dan pemerintahan banyak
menyita perhatian masyarakat, sehingga layak ditempatkan di halaman utama dan
merupakan tema yang paling banyak muncul pada periode Januari hingga Maret tahun
1995.
Sedangkan untuk tema yang lain yang banyak muncul di halaman depan surat
kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 adalah berita tentang konflik dan bencana,
dan berita mengenai perekonomian, dimana kedua tema tersebut frekuensi
kemunculannya masing-masing sebanyak 6 item berita atau 19,35%. Berita tentang
konflik dan bencana banyak menyoroti peristiwa yang bersangkutan dengan konflik
yang terjadi di luar negeri yaitu kemelut Bosnia-Herzegovina yang sedang menjadi
topik utama di dunia internasional.
Seperti pada Kompas edisi 13 Maret hingga 20 Maret berita yang disajikan
menyoroti perjalanan Presiden Soeharto yang berkunjung ke Sarajevo ibukota Bosnia-
Herzegovina guna meninjau langsung daerah konflik yang masih bergejolak itu.
Dalam perjalanannya Presiden Soeharto bertemu dengan presiden Bosnia-
Herzegovina Alija Izetbegovic. Dalam pertemuan tersebut Presiden Soeharto
mengungkapkan bahwa suatu penyelesaian langgeng hanya bisa tercapai jika
penyelesaian itu dirundingkan secara langsung oleh pemimpin-pemimpin atau pihak-
pihak yang langsung bertikai. Diakhir kunjungannya, Presiden Soeharto juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menawarkan kesediaannya untuk menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah
digelarnya perundingan damai Bosnia-Herzegovina. Berita yang hampir menjadi
headline selama kurun seminggu ini berakhir dengan pujian yang didapat Presiden
Soeharto oleh para Da’I ketika kembalinya ke tanah air.
Sedangkan tema perekonomian yang juga mempunyai frekuensi muncul
sebanyak 6 kali banyak menyoroti tentang peningkatan berbagai barang komoditi
negeri seperti peningkatan ekspor tekstil, peningkatan bahan makanan, serta tentang
inflasi dan UMR perusahaan. Berita yang dimuat menonjolkan bahwa tidak ada
masalah yang berat yang dihadapi bangsa seperti adanya krisis moneter atau
sejenisnya, yang dibahas masih sekitar keutuhan pokok masyarakat terutama yang
berkaitan dengan pangan.
Halaman depan Kompas edisi selasa, 21 Februari 1995 adalah contoh dimana
beritanya berisikan tentang instruksi Presiden Soeharto untuk meningkatkan produksi
bahan makanan. Berita ini berisikan agar bahan makanan ditingkatkan untuk masa-
masa mendatang. Sebab kekurangan produksi akibat musim kering berkepanjangan
ternyata telah menyebabkan inflasi yang tinggi pada bulan Januari 1995. Sedangkan
berita sejenis yang muncul mengenai instruksi Presiden Soeharto untuk meningkatkan
ada di edisi Selasa, 14 Februari 1995.
Tema lain yang sering muncul dalam surat kabar Kompas periode Januari-
Maret 1995 yaitu tema yang menyoroti masalah moral dan agama. Hal yang paling
banyak dibahas adalah mengenai nilai-nilai kemanusiaan dikalangan remaja,
pemahaman pancasila, serta mengenai penambahan kuota haji. Kategori masalah
moral dan agama menempati porsi sebesar 12,90% dengan frekuensi kemunculan
sebanyak 4 item berita. Sedangkan tema yang paling sedikit muncul adalah berita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang menyoroti mengenai kesehatan dan kesejahteraan dengan porsi sebesar 9,67%
dengan jumlah berita yang muncul dihalaman depan Kompas sebanyak 3 item berita.
Dalam kategori tema kesehatan dan kesejahteraan dapat dilihat pada Kompas
edisi Jumat, 27 Januari 1995 yang menyoroti tentang Presiden Soeharto yang
menekankan pembangunan pertanian tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi,
tetapi juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya.
Dari tema-tema yang muncul pada halaman depan surat kabar Kompas periode
Januari-Maret 1995, tema pemerintahan dan politik adalah tema yang sering muncul.
Hal ini dikarenakan tema tersebut adalah tema yang banyak menyoroti kinerja
pemerintah dalam menjalankan program-programnya, sehingga oleh redaksi surat
kabar Kompas dianggap penting untuk diberitakan. Berita-berita tentang politik luar
negeri banyak dibahas dalam kategori ini, hal ini disebabkan karena posisi indonesia
saat itu sebagai ketua Gerakan Non Blok (GNB), anggota OKI, dan sebagai anggota
Dewan Keamanan PBB. Sehingga Indonesia aktif dalam kegiatan internasional
terutama yang ada kaitannya dengan konflik antara dua kubu.
3.1.2 Sajian Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995
Sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah
kategori jenis sumber berita halaman depan yaitu, Presiden, pemerintahan, tokoh
politik, lainnya. Sumber berita yang berasal dari Presiden adalah jika berita yang
disajikan keterangannya berasal dari Presiden atau wakil Presiden yang notabene
merupakan kepanjangan tangan dari seorang Presiden. Presiden dalam kategori ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
adalah Presiden Indonesia, apabila yang memberi keterangan berita tersebut adalah
Presiden luar negeri maka itu tidak dimasukkan dalam kategori ini. Keterangan yang
diberikan oleh Presiden bisa berupa pidato, pers rilis ataupun wawancara.
Sedangkan isi halaman depan yang sumber beritanya dari pemerintah adalah
berita yang keterangannya berasal dari lembaga Negara yang menentukan berbagai
kebijakan. Dalam kategori ini yang dimaksud dengan lembaga Negara adalah seperti
DPR dan DPR, dimana didalamnya terdapat berbagai komisi yang mengurusi
berbagai kegiatan pemerintahan.
Kategori yang lain adalah tokoh politik, yaitu orang yang berkecimpung dalam
dunia politik. Tokoh politik yang dimaksud bisa orang yang berprofesi aktif dalam
sebuah partai politik ataupun seorang yang berprofesi sebagai pengamat politik.
Keterangan yang diberikan biasanya berupa saran atau kritik untuk Presiden,
pemerintah dan jajarannya dalam menjankan roda pemerintahan. Sekaligus tokoh
politik sebagai pengawas, apakah keadaan politik yang ada sudah berjalan dengan
benar dan tidak melenceng dari tujuan utamanya.
Kategori sumber berita yang terakhir adalah lainnya yaitu, keterangan yang
terdapat dalam berita itu berasal dari sumber yang dapat menunjang isi berita.
Misalkan pejabat luar negeri, presiden, perdana mentri ataupun duta besar Negara
luar. Sumber lainnya yaitu profesi atau kelompok masyarakat yang terdapat dalam
lingkungan Negara. Serta sumber-sumber lainnya yang terdapat dalam berita.
Keempat kategori jenis sumber berita tersebut dapat dilihat frekuensi
kemunculannya selama periode Januari-Maret 1995. Berikut sajian data dalam tabel
distribusi frekuensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 3.1.2
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)
1 Presiden 16 51,61%
2 Pemerintah 10 32,25%
3 Tokoh Politik 1 3,22%
4 Lainnya 4 12,90%
Jumlah 31 100%
Sumber data : Hasil koding data primer
Tabel diatas memperlihatkan kecenderungan isi berita dihalaman depan surat
kabar Kompas periode Januari-Maret 1995 lebih banyak di dominasi oleh presiden,
yaitu berita yang ada menyajikan berita yang sumbernya berasal dari Presiden
Soeharto selaku kepala Negara. Hal itu bisa dilihat dari prosentase yang ada yakni
sebesar 51,61% atau 16 item dari keseluruhan berita yang berada dihalaman depan
pada surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995. Berita yang bersumber dari
Presiden banyak berisikan instruksi-instruksi untuk memperbaiki atau meningkatkan
kinerja pada sektor-sektor vital Negara.
Seperti pada halaman depan Kompas edisi 4 Januari 1995. Halaman depan
yang berjudul “Tak Ada Sistem “Backing” Untuk Melindungi Bandung Utara”, berisi
tentang instruksi Presiden bahwa Presiden meminta aparat berwajib untuk segera
mengambil tindakan andai kata ada usaha yang menyalahi aturan terkait kasus
pengusaha real estate yang melanggar ketentuan di wilayah Bandung utara. Dalam
berita tersebut tertulis Presiden Soeharto penegasan perintah presiden dalam kasus
Bandung Utara seperti dalam kalimat:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
“Kepala Negara menegaskan sistem backing-backingan itu tidak ada, Presiden mengahrapkan agar departemen terkai dan pihak berwajib segera mengambil tindakan adaikata ada usaha apapun yang melanggar hukum dan melanggar tata ruang”
Berita lainnya yang bersumber dari Presiden adalah edisi 2 Maret 1995, hal ini
dapat dilihat dari penggaalan kalimat berikut yang teradat instruksi dari presiden
dalam siding cabinet terbatas Bidang Ekku/ Wasbang dan Indag:
“Presiden Soeharto sekali lag menginstruksikan semua pihak terkait untuk memperhatikan stok beras nasional dan menekan lagi angka inflasi yang mencapai angka cukup tinggi pada bulan Februari 1995 ini, yakni 1,31 persen, naik dari1,16 persen pada bulan Januari 1995”.
Kategori jenis sumber berita yang berasal dari pemerintah dihalaman depan
surat kabar Kompas adalah berita yang keterangan didalamnya sumbernya berasal
dari lembaga yang menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk
mencapai tujuan masyarakat Negara. Menempati urutan kedua dari jenis sumber
berita dengan prosentase sebesar 32,25% atau sebanyak 10 item dari keseluruhan
berita sebanyak 31 kali yang memberitakan tentang presiden di surat kabar Kompas.
Ciri berita yang sumber beritanya berasal dari kategori pemerintah yaitu
disebutkan bahwa keterangan tersebut berasal dari lembaga pemerintah seperti DPR/
MPR ataupun menteri yang menjabat, serta aparatur Negara. Berita yang disajikan
biasanya bersumber dari presiden namun dalam keterangannya disampaikan oleh
jajaran mentri atau lembaga Negara. Hal ini seperti pada halaman depan edisi 12
Maret 1995 dengan judul “Presiden Soeharto Tentang Pergantian Pemimpin”. Berita
ini menyoroti tentang persoalan pemimpin, yaitu tiap Negara sudah mempunyai
mekanisme kepemimpinan nasional.
“…Mensesneg Moerdiono menjelaskan hal itu kepada wartawan usai mendampingi pertemuan bilateral antara Presiden Soeharto dengan PM Cina, Li Peng di Bella Center, Copenhagen, Denmark. Selain dengan PM Li Peng, Presiden Soeharto juga bertemu secara bilateral dengan Perdana Menetri Madagaskar Francique Ravony dan Presiden Letjen Omar Hassan Ahmed El Bashir. Sementara Jumat malam, Presiden Soeharto juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Aljazair, Liamine Zeroual.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Cuplikan berita diatas merupakan contoh berita yang sumbernya dari
pemerintah, hal itu jelas disebutkan berasal dari mana berita itu bersumber, dimana
Mensesneg. Pemerintah yang juga “kepanjangan tangan” dari presiden juga
mempunyai cukup porsi untuk berbicara pada periode penelitian Januari-Maret 1995.
Selanjutnya, kategori jenis sumber berita yang sering muncul setelah Presiden
dan pemerintahan yaitu lainnya. Kategori lainnya ini adalah sumber berita yang
dipakai wartawan untuk menunjang isi berita. Misalkan pejabat luar negeri, bisa
presiden, perdana mentri ataupun duta besar Negara luar. Sumber lainnya yaitu
profesi atau kelompok masyarakat yang terdapat dalam lingkungan Negara. Serta
sumber-sumber lainnya yang terdapat dalam berita. Kategori ini mempunyai
prosentase sebesar 12,90% dengan kemunculan item sebanyak 4 item. Berita yang
menggunakan kategori lainnya ini banyak terdapat pada saat terjadinya konflik
Bosnia-Herzegovina, dalam kasus tersebut banyak tokoh luar negeri yang menjadi
sumber berita tersebut.
Seperti pada Kompas edisi 16 Maret 1995, dengan judulnya “Akan Dikirim,
Utusan ke Bekas Republik Federasi Yugoslavia” . Dalam berita itu menyoroti
permasalahan yang terjadi di luar negeri maka selain sumber beritanya berasal dari
Presiden Soeharto, juga berasal dari Presiden Bosnia dan Presiden Kroasia. Kedua
Negara itu meminta Indonesia khususnya Presiden Soeharto untuk turun langsung
guna mendamaikan wilayah yang sedang dilanda konflik melalui perundingan damai.
Sedangkan untuk kategori jenis tokoh politik muncul sebanyak 1 kali atau
sebesar 3,22% selama periode penelitian Januari-Maret 1995. Dalam hal ini, surat
kabar Kompas memberikan porsi kepada tokoh politik untuk menjadi sumber berita
pada edisi 22 Januari 1995 dengan judul “Presiden Soeharto Pada Pembukaan Munas
XX HMI, Aktivis HMI agar Menangkap Semangat Fastaiqu Khairat”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari prosentase diatas, kategori jenis sumber berita pada surat kabar Kompas
didominasi oleh sumber berita yang berasal dari Presiden. Hal ini merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan kenapa presiden mempunyai porsi banyak dalam
periode penelitian, hal ini karena presiden dianggap tokoh penting yang bisa
mempengaruhi banyak sektor dengan langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan yang
diambilnya. Dalam Periode Januari-Maret 1995 dalam Kompas, sumber berita yang
berasal dari Presiden banyak muncul dalam bidang politik luar negeri dan bidang
perekonomian.
3.1.5 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995
Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini adalah positif, negatif, dan
netral. Berita tentang Presiden dikatakan positif Jika isi berita pada halaman depan
surat kabar Kompas yang membahas mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit
mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui. Sedangkan dikatakan
negatif sesuai apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit isi beritanya
tidak mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak, memojokkan.
Terakhir, dikatakan netral apabila berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit
tidak bersikap memihak atau netral. Berikut sajian data dalam tabel distribusi
frekuensi.
Tabel 3.1.3
Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 Positif 17 50,83%
2 Negatif 5 16,12%
3 Netral 9 29,03%
Jumlah 31 100%
Tabel data: Hasil koding data primer
Untuk kategori arah pemberitaan dari pemberitaan tentang presiden di
halaman depan surat kabar Kompas dengan jenis positif sebesar 50,83% atau 17 item
berita. Hal ini disebabkan karena berita yang diteliti pada periode ini banyak
menyororti tentang kiprah Presiden Soeharto yang banyak memberikan solusi ataupun
perhatian yang lebih pada masyarakat. Terutama disaat-saat Presiden melakukan
kunjungan keluar negeri untuk mendamaikan dua negara yang sedang terlibat perang
saudara. Disana berita yang diketengahkan lebih pada keberaniaan Presiden Soeharto
berkunjung kedaerah konflik, kemudian juga mengajukan diri sebagai fasilitator
perdamaiaan, dan setelah kembalinya ke tanah air mendapat pujian yang tinggi dari
lapisan masyarakat terutama dari para Da’i.
Menyambung paragraf diatas, bahwa pada masa itu Presiden merupakan tokoh
yang paling paling banyak menjadi pusat berita yang arahnya positif. Dimana Kompas
yang merupakan surat kabar nasional menjadi sentral penyebaran informasi yang
berkedudukan di pusat, yaitu sebagai saluran informasi ke berbagai pelosok negeri
pada waktu itu.
Halaman depan surat kabar Kompas edisi 17 Januari 1995 dengan judul
“Presiden Diminta Bantu Seleseikan Kemelut Bosnia” adalah contoh berita dengan
arah berita spositif. Hal ini jelas terlihat maupun tersirat dalam kalimat berikut:
Perdana Menteri Kroasia Nikica Valentic sangat mengharapkan agar Presiden Soeharto secara pribadi membantu menyelesaikan kemelut Bosnia-Herzegovina yang berkepanjangan. Bahkan sebagai dukungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
moral bagi perjuangan rakyat Bosnia, Presiden Soeharto diharapkan dapat berkunjung ke Bosnia.
Dalam pragraf tersebut secara terseirat memposisikan Presiden Soeharto
sebagai tokoh yang mempunyai peran yang penting dalam masalah tersebut, dan
disebutkan diatas bahwa Perdana Menteri Kroasia secara langsung mengharapkan
Presiden Soeharto untuk datang ke Bosnia guna menyelesaikan kemelut di daerah
tersebut. Arah berita positif yang banyak muncul pada periode ini merupakan refleksi
dari ketatnya pengawasan dari pemerintah mengenai berita yang dimuat, terutama
yang berhubungan dengan seorang Presiden.
Sedangkan untuk kategori yang sering muncul kedua adalah arah berita jenis
netral frekuensinya sebesar 29,03% atau 9 item berita. Dari sebanyak 9 berita yang
termasuk dalam jenis netral kebanyakan membahas mengenai hal-hal yang isinya
berkaitan dengan anjuran presiden baik dibidang moral, agama, ataupun konflik. Di
edisi 19 Januari 1995 dapat dilihat petikan kalimat yang nada beritanya netral:
...Kepala Negara mengingatkan agar kesadaran dan kegairahan beragama diarahkan dengan tepat, yaitu selalu menuju ke kebaikan. Sebab kalau tidak, kata Kepala Negara, bukan mustahil kesadaran dan kegairahan beragama menimbulkan masalah bagi masyarakat yang sangat majemuk ini, dan bagi agama yang dipeluk masyarakat.
Dalam cuplikan paragraf diatas menunjukan sifat netral berita yang
didalamnya statement Presiden menganjurkan untuk meningkatkan kesadaran dan
kegairahan beragama, karena itu semua pihak dianjurkan terus memelihara dan
meningkatkan kesadaran dan kegairahan sesuai dengan ajaran agama yang di peluk
masing-masing. Isi berita tersebut tidak mendukung ataupun memojokkan Presiden
Soeharto, sehingga masuk dalam kategori netral.
Kemudian untuk arah pemberitaan negatif, seperti mencela, meremehkan,
menolak, memojokkan frekuensi kemunculannya sebanyak 5 item atau sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16,12%. Seperti pada berita edisi 14 Februari 1995, berita yang berjudul “Presiden
Minta Ekspor Tekstil Ditingkatkan” tersebut secara tersirat maupun tersurat
mengetengahkan masalah tentang adanya penurunan eksport tekstil yaitu dari 6,1
Milyar dollar Amerika Serikat (AS) tahun 1993 menjadi 5,6 milyar dollar AS tahun
1994 lalu.
3.1.6 Sajian Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1995
Sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah
kategori jenis pemberitaan yaitu argumentatif, informatif, dan eksplanatif. Berita yang
argumentatif adalah apabila berita berisi pembelaan terhadap suatu pandangan
tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa baik buruknya
sesuatu dampak atau suatu kebijakan. Sedangkan berita yang bersifat informatif
adalah berita tersebut berisi sebuah keadaan atau keterangan latar belakang tentang
sesuatu hal atau masalah tertentu. Kemudian fakta-fakta yang disajikan tidak
dimaksudkan untuk memaksakan suatu pandangan. Untuk berita yang masuk kategori
eksplanatif adalah berita yang isinya menjelaskan atau menerangka suatu tema.
Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya adalah agar pembaca dapat memahami duduk
perkara suatu topik tertentu yang disajikan dalam berita tersebut.
Tabel 3.1.4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret 1995 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
1 Argumentatif 8 25,80%
2 Informatif 21 67,74%
3 Eksplanatif 2 6,45%
Jumlah 31 100%
Tabel koding diatas menunjukkan bahwa jenis berita yang dimuat di surat
kabar Kompas bersifat informatif, dengan prosentase sebesar 67,74% atau 21 item
dari keseluruhan pemberitaan selama periode penelitian. Berita yang banyak disajikan
adalah berita mengenai himbauan presiden untuk menuju kearah kehidupan yang
lebih baik, dan mengenai pembahasan latarbelakang penyelesaian konflik.
Berikut potongan isi berita informatif dalam surat kabar Kompas edisi 8
Januari 1995 dengan judul “Kembangkan Terus Nilai-Nilai Kemanusiaan di Kalangan
Remaja” berisi tentang himbauan Presiden untuk meningkatkan rasa kemanusiaan
remaja bangsa. Berita ini berlatarbelakangkan PMI yang harus diperkuat
organisasinya guna mandiri dalam melaksanakan palang merah.
Presiden Soeharto mengharapkan agar nilai-nilai kemanusiaan, kebersihan dan kesehatan terus menerus dikembangkan dikalangan remaja. “kesadaran untuk menyalurkan rasa kemanusiaan remaja bangsa kita perlu dipupuk bersama, sehingga mereka siap siaga setiap waktu untuk membaktikan diri bagi tugas-tugas kemanusiaan”.
Kategori isi pemberitaan yang bersifat argumentatif pada surat kabar Kompas
pada periode penelitian menempati prosentase sebesar 25,80% atau 8 item berita. Ciri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari jenis isi berita argumentatif apabila isi beritanya mengajak pembaca untuk
menganalisis suatu fakta, mengenai dampak yang akan ditimbulkannya.
Hal ini seperti pada berita Kompas edisi 16 Januari 1995 dengan judul
“Presiden: Pahami Pancasila Jangan Setenga-setengah”. Berita ini berisikan tentang
penegasan Presiden Soeharto mengenai apa yang terkandung dalam Pancasila.
…Presiden Soeharto menekankan bahwa upaya penghayatan dan pengalaman Pancasila akan lebih banyak tergantung kepada faktor penegndalian diri manusia yang bersangkutan untuk mau mengamalkan nilai luhur Pancasila.
Sedangkan untuk kategori jenis isi eksplanatif hanya muncul 2 kali yaitu
diantaranya pada edisi jumat, 10 Februari 1995 den judul “Pers Nasional Berperan
Penting Menjaga Semangat Kebangsaan” berita ini masuk dalam kategori eksplanasi
karena isinya berupa paparan bahasan suatu topik masalah yang sedang terjadi.
Dalam berita tersebut mengupas mengenai pers nasional yang masa kini dan
masa mendatang bereran dalam merakit, memelihara, dan menggerakkan kesatuan
dan persatuan bangsa menuju cita-cita nasional. Oleh sebab itu presiden Soeharto
mengharapkan pers dapat menjadi industri modern yang tidak hanya mementingkan
tiras berita sehingga mengabaikan ketepatan dan kepantasan berita.
Dari tabel distribusi frekuensi diatas, berita pada surat kabar Kompas
didominasi oleh berita jenis informatif. Hal ini tidak lepas dari fungsi utama surat
kabar, yaitu sebagai penyalur informasi kepada khalayak. Banyaknya berita yang
berjenis informatif juga disebabkan oleh tidak diperbolehkannya suatu surat kabar
untuk memuat berita-berita yang bersifat argumentatif, karena diindikasikan bisa
membuat reputasi seorang Presiden menjadi tidak baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan berita yang paling sedikit muncul dalam kategori jenis isi berita ini
adalah eksplanatif. Berita tersebut jarang ditemui karena isinya yang mengupas duduk
perkara suatu peritiwa dan biasanya disajikan dalam bentuk narasi atau eksposisi.
3.2 Penyajian data Halaman Depan Tentang Pemberitaan Presiden Pada Surat
Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999
Dalam kurun waktu 3 bulan (1 Januari-31 Maret 1999) surat kabar Kompas ini
memuat berita tentang presiden sebanyak 29 item. Peneliti membagi kategori-kategori
yang telah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan tema berita, jenis sumber berita,
arah pemberitaan, dan jenis pemberitaan.
3.2.5 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas
Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999
Pada periode Januari-Maret 1999, surat kabar Kompas memuat sebanyak 29
item berita. Dari jumlah tersebut tema dari berita yang frekuensi kemunculannya
paling banyak, adalah tema politik dan pemerintahan (75,86%), konflik dan bencana
(13,79%), dan perekonomian (10,34%), sedangkan tema berita lain tidak muncul pada
periode penelitian ini.
Pada berita di halaman depan Kompas tema politik dan pemerintahan, topik-
topik yang disorot paling banyak adalah yang berkaitan dengan masalah percakapan
antara presiden Habibie dengan Ghalib, kemudian diikuti dengan topik yang
menyoroti masalah pemilihan umum untuk Presiden. Topik yang menyoroti tentang
pembicaraan Habibie-Ghalib muncul sebanyak 7 kali dalam kemunculan berita politik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan pemerintahan sebanyak 22 kali. Sementara Topik yang berkaitan dengan
pemilihan umum muncul sebanyak 6 kali dari 22 jumlah kemunculan berita politik.
Tabel 3.2.1
Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden
No Tema Frekuensi Presentase (%)
1 Politik dan pemerintahan 21 72,41%
2 Konflik dan bencana 5 17,24%
3 Perekonomian 3 10,34%
4 Kesehatan dan kesejahteraan 0 0%
5 Masalah moral dan agama 0 0%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Dalam berita yang dimuat pada edisi Februari 1999 yang menyoroti tentang
kasus percakapan antara Habibie-Ghalib yang bocor merupakan berita yang paling
banyak muncul. Dimana selama seminggu penuh berita yang membahas kasus
tersebut muncul di halaman depan Kompas mulai dari tanggal 19 Februari-26
Februari. Contoh beritanya ada pada Kompas edisi 19 Februari 1999, diamana
Presiden Habibie menginstruksikan kepada Menhankam yaitu Jedral TNI Wiranto
untuk menyelidiki kasus penyadapan Presiden dengan jaksa agung AM Ghalib.
Dalam perkembangannya berita tersebut dapat menurunkan citra Habibie yang akan
mencalonkan diri lagi sebagai Presiden pada pemilu 1999.
Sedangkan dalam periode itu berita yang menyoroti tentang pemilihan umum muncul
sebanyak 6 kali, kebanyakan membahas mengenai pelaksanaan pemilu dan kandidat
presiden yang akan menjabat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Seperti dalam Kompas edisi Minggu, 3 Januari 1999. Dengan judul “BJ
Habibie Harus Jamin Pemilu 1999 Jurdil” berita tersebut menyoroti mengenai pemilu
yag akan segera dilaksanakan guna mendapatkan pemerintahan yang sah. Hal itu
disebabkan karena Habibie merupakan pengganti sementara sebagai Presiden setelah
sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden menggantikan Presiden Soeharto yang
lengser karena tekanan oleh publik untuk turun. Hal itu dapat dilihat dari petikan
kalimat yang ada dalam berita tersebut:
Cendekiawan Nurcholis Madjid menegaskan Pemilihan Umum (pemilu) 1999 merupakan satu-satunya jalan untuk memperoleh pemerintahan yang sah dan diakui. Gagalnya pemilu akan mengakibatkan konsekuensi besar, yakni tidak menentunya nasib bangsa Indonesia di masa mendatang. Untuk itu, Presiden BJ Habibie harus menjamin pemilu 1999 berjalan secara jujur dan adil (jurdil)…
Adapun tema konflik dan bencana, hal yang dibicarakan adalah menyangkut
bagaimana penyelesaian masalah Timor-timur yang ingin melepaskan diri dari
Indonesia. Dari keseluruhan berita yang ada, masalah Timor-timur ini muncul
sebanyak 6 kali. Hal tersebut seperti pada Kompas edisi Jumat, 12 Februari 1999.
Halaman depan edisi tersebut tercetak dengan judul “Presiden Habibie: 1 Januari
2000, Timtim tak jadi beban lagi”. Berita tersebut memaparkan bahwa Presiden BJ
Habibie lebih memilih Timtim diberi kemerdekaan dan lepas dari Indonesia. dan
berharap mulai tanggal 1 Januari 2000 pemerintah Indonesia tak lagi terbebani oleh
wilayah Timtim.
Tema tentang perekonomian menempati urutan ketiga dalam keseringan topik
yang muncul pada periode itu. Dengan item sebanyak 3 item, dan prosentasenya
sebesar 10,34%. Ketiga item tersebut membahas masalah kemerosotan RAPBN tahun
1999/2000 yang telah dianggarkan, lalu berita tentang bank-bank yang akan
dilikuidasi oleh Presiden Habibie, serta berita mengenai kesenjangan perekonomian
masyarakat yang terjadi akibat ketimpangan dalam berbagai aspek kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sehingga perlunya ke transparanan dan keadilan. Sedangkan tema lain seperti
kesehatan dan kesejahteraan, masalah moral dan agama tidak muncul dihalaman
depan Kompas pada periode tersebut.
Sedangkan dari jumlah 29 berita yang di teliti pada periode tersebut, untuk
kategori kesehatan dan kesejahteraan, serta masalah moral dan agama tidak muncul
sama sekali pada periode penelitian.
3.2.6 Sajian Data Kategori Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999
sajian data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini adalah
kategori sumber berita halaman depan surat kabar Kompas periode Januari-Maret
1999, yaitu Presiden, pemerintahan, tokoh politik, dan lainnya. Tabel dibawah ini
memperlihatkan kecenderungan isi berita yang dimuat di surat kabar Kompas berasal
dari Presiden bila berita tersebut sumbernya berasal dari statemen Presiden ataupun
wakilnya yang membahas sesuatu hal atau masalah tertentu. Dalam tabel berikut
kategori tokoh politik juga mempunyai frekuensi kemunculan yang sama dengan
kategori sumber berita yang berasal dari Presiden. Sumber berita tokoh politik
merupakan sumber berita yang bersal dari elit yang berkecimpung dalam dunia politik
Indonesia, misalkan seperti para politikus ataupun orang yang mempunyai kedudukan
dan porsi dalam sebuah partai politik.
Tabel 3.2.2
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)
1 Presiden 11 37,93%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 Pemerintah 7 24,13%
3 Tokoh Politik 9 31,03%
4 Lainnya 2 6,89%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Hal itu dilihat dari prosentase yang ada yakni sebesar 37,93% atau 11 item
dari keseluruhan berita tentang Presiden yang dimuat selama periode penelitian.
Berita yang sumbernya dari Presiden seperti yang dimuat dalam Kompas edisi 1
Maret 1999, “Presiden Habibie: Perekonomian Perlu Lebih Transparan dan Adil”.
Berikut kata-kata yang bersumber dari presiden:
Krisis ekonomi telah menumbuhkan kesadaran bahwa perekonomian perlu lebih transparan dan memberikan yang lebih luas kepada rakyat banyak dalam pembangunan nasional, “kata Habibie yang dalam membacakan sambutan itu menggunakan bahasa Jerman
Sumber berita yang lain yang mempunyai frekuensi yang sama yaitu tokoh
politik dengan jumlah prosentase sebesar 31,03% atau 9 item dari jumlah keseluruhan
berita yang diteliti sebanyak 29 berita. Berita yang terdapat pada Kompas edisi 12
Maret 1999, “Pemerintahan Habibie Didemisionerkan”.
“Saya gembira dengan adanya langkah maju setahap dari PAN untuk bersama PKB mendesakkan agar pemerintahan Habibie didemisionerkan. Sejak awal, PKB mendesak agar pemerintahan transisional yang hanya bertugas menyelenggarakan pemilu yang jurdil, sehingga terbentuk pemerintahan yang legimtimate,” kata Matori.
Jenis sumber berita lain pada surat kabar Kompas adalah pemerintah. Jenis ini
berasal sumbernya berasal dari mentri-mentri, anggota MPR/DPR, ataupun pejabat
yang menduduki kursi pemerintahan seperti gubernur atau walikota. Didalamnya
pihak pemerintah banyak menyoroti kasus mengenai konflik yang terjadi di beberapa
daerah di Indonesia. Dengan frekuensi sebesar 7 item berita atau 24,13% menempati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
urutan ketiga kemunculan terbanyak. Seperti dalam Kompas edisi 16 Februari 1999,
dengan judul “Presiden Tugaskan Tim Khusus ke Maluku”.
Tim Khusus itu tiba di Ambon hari Minggu, diketahui Mayjen TNI (Purn) Jos Muskitta dengan anggota Des Alwi, dan K Kaplale, dan esoknya menemui Wagub Maluku, Paula Renyan. Tim ini bertugas mencari solusi untuk perbaikan Maluku. “Masalahnya terlalu kompleks untuk dijelaskan terlalu dini. Jadi belum bisa dijelaskan, apalagi tim ini baru berada di Ambon dua hari, sehingga perlu mengumpulkan informasi akurat,” kata Muskitta.
Sedangkan untuk kategori sumber berita yang berasal dari lainnya hanya
terdapat 2 item berita atau sebesar 6,89%. Dalam kategori ini smbernya berasal dari
pihak-pihak yang tidak termasuk dalam kategori sumber berita Presiden,
Pemerintahan, tokoh politik. Contoh yang bisa dimasukkan dalam kategori ini adalah
pihak yang berasal dari akademisi pendidikan ataupun praktisi hukum. Berita pada
tanggal 13 Maret 1999 adalah salah satu berita yang masuk dalam kategori ini. Berita
dengan judul “Soeharto Tetap Harus Diadili” yang dimuat 13 Maret 1999.
“Perlu ada langkah pengentar agar orang tidak berani, yaitu pengadilan. Bahwa nanti Soeharto diberi grasi, itu soal lain. Yang penting sudah terjadi penghukuman. Pengadilan itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ini semua demi kebaikan bangsa agar tidak sakit,” kata Nurcholis Madjid, akrab dipanggil Cak Nur, seusai peresmian Komite pemberdayaan Pemilihan di Jakarta. Kamis.
Dari hasil tersebut diatas, kita ketahui bahwa jenis sumber berita pada surat
kabar Kompas periode Januari-Maret 1999 didominasi berita yang bersumber dari
Presiden dan tokoh politik, yaitu masing-masin sebanyak 10 item berita atau
34,48%.
3.2.7 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini adalah positif, negatif, dan
netral. Berita dikatakan arahnya positif Jika isi berita pada halaman depan surat kabar
Kompas yang membahas mengenai Presiden secara eksplisit atau implisit mendukung
yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui. Negatif Apabila berita yang dimuat
secara eksplisit atau implisit isi beritanya tidak mendukung, yaitu seperti mencela,
meremehkan, menolak, memojokkan. Kemudian dikategorikan netral apabila apabila
berita yang dimuat secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak atau netral.
Berikut sajian data dalam tabel distribusi frekuensi.
Tabel 3.2.3
Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
1 Positif 6 20,67%
2 Negatif 17 58,62%
3 Netral 6 20,67%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Untuk kategori arah pemberitaan berita tentang Presiden surat kabar Kompas
periode Januari-Maret 1999 dengan kategori negatif sebesar 58,62% atau 17 item
berita. Seperti pada Kompas edisi 23 Februari 1999, dengan judul “DPR Bisa Selidiki
Habibie.” Berita ini berisi tentang kasus percakapan antaraPresiden Habibie dengan
Jaksa Agung Andi Ghalib, kedua tokoh tersebut dalam percakapannya membicarakan
mengenai pemeriksaan Arifin Panigoro dan pemeriksaan mantan Presiden Soeharto.
Didalam derita tersebut disebutkan bahwa Presiden Habibie dianggap tidak
bersungguh-sungguh dalam menjalankan pemeriksaan terhadap mantan Presiden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Soeharto dan kroninya tersebut. Berikut kalimat berita yang mengarah kea rah
negative.
Sementara Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP) DPR Zarkasih Nur mengatakan Dewan Perwakilan Rakyat berhak memanggil Presiden Habibie untuk meminta keterangannya dan melakukan penyelidikan, dengan anggapan Presiden tidak bersungguh-sungguh menjalankan pemeriksaan terhadap mantan Presiden Soeharto dan kroninya. Itu berarti, Habibie menginggkari ketetapan MPR No XI/MPR/1998.
Sedangkan untuk kategori positif mempunyai frekuensi kemunculan sebesar
20,67% atau 6 item berita. Berita-berita yang mempunyai kategori positif mempunyai
frekuensi kemunculan yang sama dengan kategori netral pada surat kabar Kompas
periode Januari-Maret 1999. Kategori positif paling banyak terdapat pada bulan
Januari, yaitu berita-berita yang menyoroti tentang penanganan kasus Ambon, kasus
Timor-timur, kasus likuidasi bank, serta tentang pencalonan Presiden. Seperti pada
Kompas edisi 16 Fabruari 1999, yang berjudul “Calon Presiden 1999-2004 Versi
Kalangan Golkar, Habibie dan Tandjung”. Berita tersebut menyoroti tentang siapa
yang akan dicalonkan oleh kalangan Golkar untuk menjadi Presiden periode 1999-
2004.
“Kita tidak bisa menolak realita bahwa Habibie yang paling layak untuk dicalonkan Golkar,” kata Marzuki. Alasannya, pertama Golkar harus mencalonkan seseorang yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik. Kedua, berdasarkan pemantauan dilapangan, partai-partai tertentu, terutama yang memiliki afiliasi kepdaa kelompok islam, kemungkinan akan mencalonkan Habibie.
Dalam petikan kalimat diatas menunjukkan bahwa Habibie merupakan orang
yang paling besar kemungkinannya untuk dicalonkan sebagai Presiden periode 1999-
2004, dan Golkar juga beranggapan ini bukan desakan dari Habibie untuk dicalonkan
sebagai Presiden, melainkan ini merupakan keputusan dan yang harus diambil oleh
Golkar.
Sedangkan untuk kategori Netral, frekuensi kemunculannya sebesar 20,67%
atau 6 item berita. Berita yang bernada netral dapat dilihat untuk tema-tema seputar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemilu, penanganan kasus-kasus seperti kasus penembakan misterius, kasus Timor-
timur, kasus Maluku dan Irian Jaya. Isi beritanya berisi solusi ataupun himbauan
untuk tetap menjaga keamanan, kerukunan, kedamaian dan tidak ada perpecahan
bangsa, sebab perpecahan hanya akan merugikan bangsa.
Dijelaskan, memang ada permintaan agar Irja diberi kemerdekaan, lepas dari Republik Indonesia. Namun ada pula yang menginginkan agar diberi otonomi luas. Menanggapi itu, katanya, Presiden minta agar hal itu direnungkan.
3.2.8 Sajian Data Kategori Jenis Isi berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 1999
Pada penelitian periode Januari-Maret 1999 surat kabar Kompas hanya
memuat 29 berita. Dari jumlah tersebut, kategori jenis argumentatif adalah yang
paling banyak frekuensi kemunculannya yakni sebesar 55,17% atau 16 item berita.
Sedangkan jenis isi informatif muncul sebanyak 13 item berita atau 44,82%. Untuk
jenis isi eksplanatif muncul sebanyak 3 kali dalam periode penelitian ini.
Tabel 3.2.4
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret 1999 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
1 Argumentatif 14 48,27%
2 Informatif 12 38,70%
3 Eksplanatif 3 10,34%
Jumlah 29 100%
Tabel data: Hasil koding data primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari keseluruhan yang ada, jenis isi berita argumentatif yang muncul
sebanyak 14 kali merupakan yang terbanyak. Berita yang berjenis argumentatif
terlihat pada Kompas edisi 10 Februari dengan judul “Presden: Negarawan Sejati
takkan Mengorbankan Bangsa” berisikan seruan dari Presiden Habibie untuk
bertindak dan berpikir sebagai seorang negarawan. Karena negarawan sejati, tidak
akan mengorbankan kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar, hanya demi
meraih ataupun mempertahankan kekuasaan.
“Saya menyerukan kepada semua pihak, marilah kita berpikir dan bersikap lebih jauh dari sekedar pemimpin politik” seru Presiden BJ Habibie ketika membacakan sambutan pada puncak peringantan Hari Pers Nasional (HPN) di Istana Negara Jenis isi berita lainnya pada surat kabar Kompas adalah informatif. Berita jenis
ini berusaha untuk menyampaikan informasi yang berupa fakta-fakta latar belakang
suatu permasalahan atau pemaparannya. Berita pada surat Kompas edisi 6 Januari
1999 dengan judul “RAPBN Merosot 17,31 Persen”
…penurunan jumlah anggaran ini disebabkan antara lain berkurangnya penerimaan dalam rupiah dari bantuan luar negeri, selain jumlah yang dianggarkan lebih kecil disbanding tahun lalu. Juga karena menguatnya nilai tukar rupiah. Sedangkan pada berita jenis isi eksplanatif di surat kabar Kompas muncul
sebanyak 3 kali. Salah satu jenis isi eksplanatif ini terdapat pada Kompas edisi 20
Februari 1999 dengan judulnya “Kasus penyadapan telepon Habibie-Ghalib, Cermin
Politik Sangat Kisruh”. Dalam berita yang dimuat tersebut dipaparkan mengenai
kasus yang menimpa Presiden Habibie dengan Jaksa Agung Ghalib dalam percakapan
yang membicarakan mengenai kelanjutan nasib mantan Presiden Soeharto yang akan
diadili.
Dari hasil tersebut diatas, kita ketahui bahwa jenis isi berita pada surat kabar
Kompas didominasi berita yang bersifat argumentatif dibandingkan dengan yang
informatif. Bisa dikatakan pada periode tersebut pembaca diharapkan untuk ikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menelaah peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi sehingga tidak pasif menerima
berita yang disajikan oleh media massa.
3.3 Penyajian data Halaman Depan Tentang Pemberitaan Presiden Pada Surat
Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005
Pada periode Januari-Maret 2005 surat kabar Kompas memuat berita yang
berkaitan dengan presiden sebanyak 29 item berita. Peneliti membagi kategori-
kategori yang telah ditentukan sebelumnya yaitu berdasarkan tema, jenis sumber
berita, arah pemberitaan, dan jenis pemberitaan.
3.3.5 Sajian Data Kategori Tema Halaman Depan Surat Kabar Kompas
Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005
Pada periode Januari-Maret 2005 Presiden yang menjabat saat itu adalah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berita yang ada banyak menyoroti tentang
masalah-masalah yang berkaitan dengan politik dan pemerintahan. Berita politik dan
pemerintahan ini diantaranya berisikan kebijakan-kebijakan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono guna menagatasi paska bencana tsunami yang terjadi di Aceh, serta
konflik yang terjadi antara Indonesia-Malaysia terkait kasus batas kedua negara.
Pada berita-berita tersebut, yang frekuensi kemunculannya paling banyak
adalah berita tentang Politik dan pemerintahan (48,27%), konflik dan bencana
(24,13%), kesehatan dan kesejahteraan (20,68%), adapun tema tentang perekonomian
(6,89%), dan Masalah moral dan agama tidak muncul sama sekali alam periode
penelitian (0%).
Tabel 3.3.1
Distribusi Frekuensi Data Kategori Tema Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Tema Frekuensi Presentase (%)
1 Politik dan pemerintahan 14 48,27%
2 Konflik dan bencana 7 24,13%
3 Perekonomian 2 6,89%
4 Kesehatan dan kesejahteraan 6 20,68%
5 Masalah moral dan agama 0 0%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Berita politik dan pemerintahan banyak menyoroti masalah tentang
penanganan paska bencana tsunami Aceh pada bulan Januari, sedangkan untuk bulan
Februari tentang penindaktegasan penyeludup kayu, dan di bulan Maret banyak
menyoroti tentang kenaikan harga BBM. Seperti contohnya pada Kompas periode 15
Maret 2005 yang berjudul “Presiden Belum Bisa Yakinkan DPR”, berita tersebut
berisikan kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menaikkan BBM,
namun Presiden belum bisa meyakinkan DPR dan fraksi-fraksinya bahwa kenaikan
tersebut bukan keputusan yang salah ditengah naiknya harga minyak dunia saat itu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rapat konsultasi yang berlangsung lebih dari tiga jam, senin (14/3)malam, belum mampu meyakinkan pimpinan DPR, pimpinan fraksi, dan pimpinan komisi-komisi DPR tentang kebijakannya menaikkan harga BBM dalam rapat konsultasi tersebut beberapa fraksi dengan tegas menyatakan menolak kenaikan harga BBM. Pimpinan F-PDIP memutuskan walk out karena rapat konsultasi berlangsung tertutup.
Adapun tema konflik dan bencana, masalah yang disoroti masih menyangkut
konflik yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia, baik mengenai kasus perbatasan
kedua Negara ataupun kasus pelanggaran terhadap TKI yang dilakukan oleh majikan
di Malaysia. Hal tersebut seperti pada surat kabar Kompas edisi Rabu, 8 Maret 2005
dengan judul “Presiden Tinjau Perbatasan RI-Malaysia” ini berisi tentang Presiden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Susilo Bambang Yudhoyono dan staff nya meninjau kawasan perbatasan RI-Malaysia
yang saat itu sedang tegang karena adanya klaim Malaysia atas wilayah Ambalat di
laut Sulawesi, Kalimantan Tmur.
Berita lain muncul dengan judul “Presiden: Ada Pelanggaran Serius Soal TKI
di Malaysia” yang membahas mengenai pelanggaran serius yang dilakukan oleh
pihak-pihak Malaysia terkait dengan pemulangan tenaga kerja Indonesia illegal.
Pelanggaran yang dimaksud antara lain banyak TKI hingga kini gajinya belum
dibayarkan oleh majikan mereka di Malaysia.
Tema tentang kesehatan dan kesejahteraan memperoleh prosentase sebesar
20,68% berisi tentang masalah penyakit yang menjangkit di beberapa daerah, serta
langkah penanganan yang dilakukan pemerintah. Berita dengan judul “korban DBD
terus berjatuhan, Presiden: Segera Laksanakan Gerakan Nasional PSN ” ini tentang
penderita demam berdarah dungue semakin bertambah banyak hingga melebihi daya
tampung rumah sakit. Demikian juga dengan korban meninggal pun semakin
bertambah, dalam kaitan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghimbau agar
masyarakat segera melaksanakan gerakan nasional membasmi nyamuk Aedes aegypti
yang lebih dikenal dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN.
Sedangkan tema lain yang frekuensinya dibawah tema pemerintahan dan
politik, konflik dan bencana, kesehatan dan kesejahteraan adalah tema perekonomian
dengan prosentase sebesar 6,89% atau 2 item berita. Berita yang ada tersebut
menyoroti penggunaan program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, seperti berita yan dimuat
di Kompas edisi 27 Februari 2005 yang berjudul ”Presiden Canangkan Aksi
Penggulangan Kemiskinan”. Untuk tema masalah moral dan agama tidak muncul
sama sekali pada periode penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan penyajian data tentang kategori tema pemberitaan tentang
presiden di surat kabar Kompas periode Januari-Maret 2005 diatas, berita tentang
pemerintahan dan politik banyak mendapat sorotan. Hal-hal yang menyangkut
kebijakan pemerintah, khusunya dari Presiden banyak mendapat perhatian khusus dari
redaktur Kompas. Kemudian tema konflik dan bencana, yang menyoroti tentang
rehabilitasi Aceh pasca tsunami dan konflik dua negara antara RI-Malaysia mengenai
batas wilayah di sekitar laut Ambalat. Disusul tema kesehatan dan kesejahteraan
dengan 4 item berita, menyoroti tentang penyakit DBD yang banyak mewabah
dibeberapa wilayah Indonesia. Lalu berita yang bertemakan perekonomian dengan 2
item berita yang diantaranya menyoroti pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) guna menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di
Indonesia. Tema berita tentang masalah moral dan agama menempati urutan terbawah
dalam frekuensi kemunculannya dengan tidak muncul sama sekali.
3.3.6 Sajian Data Kategori Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005
Kategori jenis sumber berita pada penelitian ini berjumlah empat jenis, yaitu
Presiden, Pemerintah, tokoh politik dan lainnya. Berita dikatakan sumbernya berasal
dari Presiden apabila didalamnya terdapat keterangan diberikan oleh Presiden dan
Wakil Presiden. Pidato atau pernyataan kepala Negara dalam menjalankan tugasnya
bisa berupa pernyataan yang diberikan pada waktu rapat, seminar atau pertemuan
serta konferensi pers. Sedangkan jenis sumber berita pemerintah adalah setiap
keterangan yang berasal dari lembaga yang menentukan berbagai kebijakan yang
diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat Negara, memperkirakan arah
perkembangan masyarakat pada masa datang, dan mempersiapkan langkah-langkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kebijakan untuk menyongsong perkembangan masyarakat serta mengelola dan
mengarahkan masyarakat ke tujuan yang ditetapkan. Berita dimasukkan kedalam
kategori tokoh politik apabila keterangan yang ada dalam berita diberikan oleh orang
yang berkecimpung dalam dunia politik, bercita-cita untuk dan memegang jabatan
pemerintah.Untuk yang terakhir jenis berita kategori lainnya apabila keterangannya
berasal dari tokoh atau lembaga yang tidak termasuk dalam tiga kategori sumber
berita diatas. Berikut sajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Tabel 3.3.2
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Sumber Berita Halaman Depan Surat Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Sumber Berita Frekuensi Presentase (%)
1 Presiden 14 48,27%
2 Pemerintah 10 34,48%
3 Tokoh Politik 1 3,44%
4 Lainnya 4 13,79%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Kategori jenis sumber berita yang berasal dari Presiden, jumlahnya sebesar
48,27% atau 14 item berita. Berita yang bersumber dari Presiden dapat dilihat pada
Kompas edisi 7 Februari 2005 yang berjudul “Presiden: Ada Pelanggaran Serius soal
TKI di Malaysia”. Berita tersebut berisikan statement Presiden yang menyoroti
tentang pelanggaran terhadapa para TKI di Malaysia, khususnya dalam hal
pemulangan tenaga kerja Indonesia illegal. Dalam pernyataannya Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa tenaga kerja yang dipulangkan tidak
diberikan haknya berupa gaji selama mereka bekerja di Malaysia.
“Kalau saya membaca dan mendengar, dan ini yang sedang kami cek kebenarannya, banyak TKI kita yang belum menerima gaji mereka. Itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berarti pula ada pelanggaran yang serius dari pihak mereka yang ada di Malaysia, kaya Yudhoyono.”
Berita yang masuk kategoeri jenis sumber beritanya berasal dari pemerintah
jumlahnya sebesar 34,48% atau 10 item berita menempati urutan kedua terbanyak
dalam frekuensi kemunculannya. Dalam Kompas edisi 9 Maret 2005 berjudul “Ketua
MPR Desak Presiden Kaji Ulang Harga BBM” berisikan seruan dari ketua MPR
Hidayat Nur Wahid yang intinya mendesak Presiden untuk mengoreksi penetapan
kenaikan harga bahan baker minyak. Hidayat Nur Wahid mengatakan bila perbedaan
pendapat soal kenaikan harga BBM diantara para wakil rakyat adalah hal biasa yang
tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.
Sedangkan sumber berita yang berasal dari lainnya besarnya adalah 13,79%
atau 4 item berita. Keempat item berita tersebut diantaranya menyoroti mengenai
kasus pelanggaran yang dilakukan majikan di Malaysia terhadap tenaga kerja
Indonesia pada bulan Februari 2005, dan berita tersebut keterangannya didapat dari
Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi. Dalam keterangannya, PM
Malaysia memberikan statemen bahwa pemerintah Malaysia melalui Kementrian Hal
Ehwal Dalam Negeri akan mendesak majikan agar membayar gaji tenaga kerja
Indonesia, baik yang legal maupun ilegal.
Adapun sumber berita yang berasal dari tokoh politik hanya muncul sebanyak
1 kali, prosentasenya sebesar 3,44%. Hal yang dibicarakan adalah menyangkut
kenaikan BBM yang dilakukan Presiden, dimana sebanyak enam fraksi yang
menyatakan menolak kenaikan harga BBM saat itu meminta pemerintah meninjau
peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2005 melalui pembahasan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Perubahan 2005. Dalam berita tersebut tokoh politik yang banyak
memberikan statement adalah Megawati Soekarnoputri yang menegaskan bahwa PDI-
P tetap menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM. Selain itu ada juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tokoh politik Frans Seda yang mengatakan bahwa pada masa Presiden Soeharto juga
terjadi kenaikan harga BBM. “Tapi, itu dikonsultasikan dulu dengan DPR,” ujarnya.
3.3.7 Sajian Data Kategori Arah Pemberitaan Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005
Kategori arah pemberitaan pada penelitian ini terdapat 3 jenis yaitu positif,
negatif, dan netral. Berita yang dimasukkan dalam kategori positif jika isi berita pada
halaman depan surat kabar Kompas yang membahas mengenai Presiden secara
eksplisit atau implisit mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui.
Berita dimasukkan dalam kategori negatif jika berita yang dimuat secara eksplisit atau
implisit isi beritanya tidak mendukung, yaitu seperti mencela, meremehkan, menolak,
memojokkan. Sedangkan yang dimasukkan dalam kategori netral berita yang dimuat
secara eksplisit atau implisit tidak bersikap memihak.
Tabel 3.3.3
Distribusi Frekuensi Data Kategori Arah Pemberitaan Berita Halaman Depan Surat
Kabar Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Arah Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
1 Positif 11 37,93%
2 Negatif 3 10,34%
3 Netral 15 51,72%
Jumlah 29 100%
Sumber data: Hasil koding data primer
Untuk kategori arah pemberitaan jenis kategori yang dominan adalah netral,
dengan prosentasinya sebesar 51,72% atau muncul sebanyak 15 berita dari total 29
berita yang ada dalam surat kabar Kompas periode Januari-Maret 2005. Seperti pada
Kompas edisi 8 Maret 2005, dengan judul “Presiden Tinjau Perbatasan RI-Malaysia”,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berita ini berisi tentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau perbatasan
Indonesia dengan Malaysia yang tengah bersitegang karena adanya klaim Malaysia
atas wilayah Ambalat di Laut Sulawesi, Kalimantan Timur.
Sebelum naik ke kapal perang, Presiden mengatakan, sebelum berangkat ke Kalimantan Timur, dia ditelepon PM Malaysia Abdullah Badawi. Dalam pembicaraan melalui telepon itu, PM Malaysia menginginkan menyelesaikan masalah Ambalat dengan baik tanpa konfrontasi.
Sedangkan untuk kategori positif dalam penelitian periode ini muncul
sebanyak 11 kali atau sebesar 37,93%. Seperti dalam Kompas edisi 26 Februari 2005,
dengan judul “Presiden Siap Tidak Popular Dengan Kenaikan Harga BBM”. Berita ini
menyoroti kasus tentang Presiden Yudhoyono yang siap tidak popular lagi
sehubungan dengan rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan baker minyak.
“Saya harus menomordua-tigakan popularitas pribadi saya. Subsidi yang begitu besar untuk siapa, apakah untuk rakyat kecil, apakah untuk kelompok menengah ke atas yang sebaiknya tidak harus mendapatkan subsidi? Ini keadilan. Salah kalau saya ingin populer, tetapi ekonomi kita ambruk, pilar ekonomi nasional keropos dan jatuh. Saya berusaha berbuat sekuat tenaga untuk melindungi si kecil,” ujar Presiden Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam seminar dan pameran pasar modal di Jakarta.
Cuplikan berita diatas merupakan contoh dari berita yang mempunyai nada
positif, dimana beritanya tidak memojokkan Presiden. Malah dalam potongan berita
diatas, Presiden yang berbicara dalam sambutan seminar tersebut seperti mendapat
pembelaan dari ucapannya sendiri.
Adapun berita dengan nada negatif hanya sebagian kecil saja yaitu sebesar
10,34% atau 3 item berita. Berita yang bernada negatif dapat dilihat untuk tema-tema
tentang kasus TKI di Malaysia, serta desakan Ketua MPR kepada Presiden untuk
meninjau kembali rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Berita ini baik secara
eksplisit maupun implisit memojokkan Presiden dimasukkan dalam kategori negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3.3.8 Sajian Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Tentang Pemberitaan Presiden Periode Januari-Maret 2005
Kategori jenis isi berita ini adalah argumentatif, informatif, dan eksplanatif.
Isinya dikatakan argumentatif apabila berita berisi pembelaan terhadap suatu
pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca, membahas dan menganalisa baik
buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan. Jenis isi informatif apabila berita
tersebut berisi sebuah keadaan atau keterangan latar belakang tentang sesuatu hal atau
masalah tertentu. Kemudian fakta-fakta yang disajikan tidak dimaksudkan untuk
memaksakan suatu pandangan. Sedangkan eksplanatif apabila berita yang isinya
menjelaskan atau menerangka suatu tema. Bentuk tulisannya narasi. Tujuannya
adalah agar pembaca dapat memahami duduk perkara suatu topik tertentu yang
disajikan dalam berita tersebut.
Tabel 3.3.4
Distribusi Frekuensi Data Kategori Jenis Isi Berita Halaman Depan Surat Kabar
Kompas Periode Januari-Maret 2005 Tentang Pemberitaan Presiden
No Jenis Pemberitaan Frekuensi Presentase (%)
1 Argumentatif 14 48,27%
2 Informatif 13 44,82%
3 Aneka rupa 2 6,89%
Jumlah 29 100%
Tabel data: Hasil koding data primer
Tabel koding diatas memperlihatkan bahwa jenis isi berita mengenai Presiden
lebih pada berita berjenis informatif dengan prosentase sebesar 48,27% atau 14
itemdari keseluruhan pemberitaan selama periode penelitian. Kemudian disusul oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berita argumentatif dengan prosentase sebesar 44,82% atau 13 item, dan yang terakhir
adalah jenis aneka rupa dengan prosentase sebesar 6,89% atau 2 item berita.
Pada surat kabar Kompas edisi 12 Februari 2005 dnegan judul “Gerakan
Nsional PSN Baru Siap Pekan Depan”. Berikut bagian berita yang bersifat informatif
dalam berita tersebut.
Program yang akan dilakukan dalam gerakan nasional PSN di antaranya adalah pembersihan lingkungan perumahan dan lingkungan kerja secara serentak, agar tidak ada lagi jentik-jentik nyamuk yang dapat berkembang hidup.
Kategori berita jenis argumentatif pada surat kabar Kompas menempati
prosentase sebesar 34,48% atau 10 item. Ciri berita argumentatif adalah apabila berita
berisi pembelaan terhadap suatu pandangan tertentu, bersifat mengajak pembaca,
membahas dan menganalisa baik buruknya sesuatu dampak atau suatu kebijakan.
Hal ini seperti pada berita edisi 26 Februari 2005 dengan judul”Presiden Siap
Tidak Populer Dengan Kenaikan Harga BBM” . berita ini membahas mengenai
rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak.
Dia menegaskan bahwa kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang rasional dilangsungkan setelah pemerintah memperhitungkan hal itu dengan matang dan hati-hati. “sian dan malam saya sendiri menelaah, menguji apakah kebijakan ini tepat untuk kepentingan besar dan kepentingan jangka panjangdi Indonesia,” ucapnya.
Pemerintah, menurut presiden, berkomitmen penuh untuk membela rakyat kecil. Sebab, disamping tidak menaikkan harga BBM yang banyak dibutuhkan (minyak tanh), pemerintah juga memberikan kompensasi.
Sedangkan untuk kategori jenis eksplanasi hanya muncul sebanyak dua kali
dengan prosentase sebesar 6,89%, yaitu pada edisi Sabtu, 12 Februari 2005 dengan
judul “Gerakan PSN baru siap pekan depan”. Dalam berita tersebut dijelaskan latar
belakang diadakannya progra Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dimana saat itu
banyak jatuh korban akibat wbah nyamuk demam berdarah dengue. Maka dari itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemerintah segera melaksanakan PSN guna mengantisipasi jatuhnya korban akibat
nyamuk demam berdarah dengue yang lebih banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian awal, penelitian ini bermaksud
hendak mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pemberitaan tentang
lembaga kepresiden dalam surat kabar Kompas periode Januari-Maret tahun 1995,
1999, dan 2005 dilihat dari urutan atau prioritas tema berita, sumber berita, arah
pemberitaan, dan jenis pemberitaan pada halaman depan. Penelitian ini berkesimpulan
sebagai berikut:
Pemberitaan mengenai Presiden oleh surat kabar Kompas periode Januari-
Maret 1995, 1999, dan 2005 mempunyai perbedaan yang signifikan dilihat dari
frekuensi kemunculan berita tentang Presiden pada masing-masing kategori, dan
urutan prioritas pemberitaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai chi square ( 2X hitung)
untuk frekuensi kemunculan berita tentang Presiden pada ketiga periode penelitian
tersebut adalah 11,21, sedangkan nilai 2X tabel adalah 5,99. jadi nilai 2X hitung lebih
besar dari nilai 2X tabel (11,21>5,99).
Penelitian ini mendapati kenyataan bahwa hipotesis pada penelitian ini
terbukti, yaitu ada perbedaan yang signifikan antara berita Presiden pada surat kabar
Kompas periode Januari-Maret tahun 1995, 1999, dan 2005. Perbedaan yang
dimaksud disini adalah perbedaan pada setiap kategori yang telah ditentukan
berdasarkan dari frekuensi kemunculan, dan prioritas atau urutan. Kategori yang telah
ditentukan pada penelitian ini adalah kategori tema berita, sumber berita, arah berita,
dan jenis pemberitaan. Berikut perbedaan-perbedaan yang dihasilkan untuk tiap-tiap
kategori pada penelitian ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Berkaitan pada kategori tema berita, Kompas pada periode penelitan Januari-
Maret 1995 lebih banyak menyajikan tema tentang politik dan pemerintahan,
konflik dan bencana, serta perekonomian. Berita yang banyak disajikan
temanya banyak membahas mengenai Preisden Soeharto yang berandil besar
dalam perdamaian dunia. Sedangkan untuk tema berita yang disajikan Kompas
pada periode penelitian tahun 1999 masih sama dengan tema yang diusung
pada tahun 1995 yaitu politik dan pemerintahan, konflik dan bencana, serta
perekonomian. Namun berbeda dengan masa pemerintahan Presiden Soeharto,
pada masa pemerintahan BJ Habibie banyak mengangkat masalah mengenai
konflik yang banyak menerpa Indonesia diantaranya konflik Ambon ataupun
tentang disintegrasi yang terjadi di Timor-timur. Selanjutnya, tema berita
untuk tahun penelitian 2005 mengusung tema tentang politik dan
pemerintahan, konflik dan bencana, dan kesehatan dan kesejahteraan.. Hal ini
berarti bahwa surat kabar pada tahun 1995 dan 1999 mempunyai kemiripan
dalam tema meskipun ada perbedaan dalam urutan atau prioritasnya dan
jumlah kemunculan berita, semua itu dikarenakan fokus Kompas sebagai surat
kabar nasional untuk memberikan informasi yang berkembang pada waktu itu.
Pada masa Orde Baru permasalahan yang diangkat kebanyakan adalah
masalah mengenai politik kekuasaan Soeharto, serta berita yang intinya
menarik perhatian pembaca agar mengapresiasi kebijakan-kebijakan yang
dijalankan Soeharto.
Sedangkan pada masa transisi pada tahun 1999, berita yang banyak menjadi
topik perbincangan adalah mengenai Presiden BJ Habibie yang melakukan
jalan untuk melepaskan Timor-timur dari negara Kesatuan Republik
Indonesia, serta banyak kasus yang menyangkut Prsiden Habibie saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menjabat sebagai Presiden. Seperti halnya masalah penyadapan percakapan
dengan Jaksa Agung Andi Ghalib, penyelesaian kasus dugaan KKN Soeharto,
serta wacana pelaksanaan pemilu tahun 1999.
Pada berita tahun 2005 tema berita yang diusung masih sama, tetapi yang
membedakan adalah bilamana pada tahun-tahun sebelumnya temanya politik
dan pemerintahan, konflik dan bencana, serta perekonomian. Tetapi di tahun
2005 tema berita perekonomian hanya muncul 2 item saja, sedangkan tema
kesejahteraan dan kesehatan muncul sebanyak 6 item. Ini menandakan bahwa
pada masa itu perekonomian sudah dianggap mapan sehingga Kompas lebih
mengetengahkan berita-berita tentang kesehatan dan kesejahteraan. Pada masa
kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono banyak kesejahteraan rakyat yang
diabaikan, misalkan masalah Tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia,
serta bagaimana nasib rakyat msikin ketika BBM akan dinaikkan.
Perbedaan pada kategori ini secara khusus dapat dilihat dari hasil analisis dan
interpretasi data dengan menggunakan uji chi square, diamana untuk kategori
frekuensi tema berita surat kabar Kompas periode Januari-Maret 1995, 1999,
2005. Nilai 2X hitung lebih besar dari 2X tabel, yaitu 11,21>5,99, jadi ketiga
tahun penelitian tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan dalam
kategori tema berita tentang Presiden.
2) Pada sajian kategori sumber berita, dengan sub kategori yang terdapat di
dalamnya yakni berupa Presiden, pemerintah, tokoh politik dan lainnya. Pada
surat kabar Kompas tahun 1995, isi beritanya lebih dominan berasal dari
Presiden dengan hasil frekuensi kemunculan sebanyak 16 item berita atau
51,61%. Selain itu terdapat sumber berita terbanyak berasal dari pihak
pemerintah yaitu sebanyak 10 item berita atau 32,25%. Untuk sumber berita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lainnya masing-masing muncul sebanyak 4 item berita atau 12,90% dan 1 item
berita atau 3,22%.
Pada tahun 1999 berita yang sumbernya berasal dari Presiden muncul
sebanyak 11 item atau 37,93%, kemudian tokoh politik muncul sebanyak 9
item atau 31,03%, pemerintah sebanyak 7 item atau 24,13%. Terakhir adalah
lainnya muncul sebanyak 2 item berita atau 6,89%.
Sedangkan pada tahun penelitian 2005, berita yang menggunakan sumber
terbanyak adalah Presiden dengan frekuensi sebanyak 14 item atau 48,27%,
kemudian disusul oleh pemerintah sebanyak 10 item atau 34,48%, untuk
sumber lainnya dan tokoh politik masing-masing sebanyak 4 item atau 13,79%
dan 1 item berita atau 3,44%.
Hasil sajian diatas membuktikan bahwa Presiden masih dominan dalam
kategori sumber berita disetiap tahun penelitian, setelah itu terdapat
pemerintah, lainnya, dan tokoh politik sebagai sumber berita terbanyak.
Dengan demikian secara keseluruhan, surat kabar Kompas menganggap
Presiden sebagai pusat sumber berita pada berita yang diterbitkannya.
Kemudian tidak jauh dari Presiden ada sumber dari pemerintah yang notabene
bisa diibaratkan sebagai pembantu Presiden, dimana pemerintah dalam
kategori ini bisa berupa lembaga pemerintah yaitu DPR/MPR ataupun
lembaga-lembaga dibawahnya. Selanjutnya diikuti oleh sumber berita yang
berasal dari lainnya dan tokoh politik. Dengan kata lain keberimbangan
sumber berita masih jauh dari kata seimbang, karena adanya dominasi dari
Presiden dan pemerintah terutama pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
3) Setelah dilakukan penelitian dalam hal kategori arah berita, berita kompas
tahun 1995 lebih bernada positif dibandingkan dengan tahun yang lainnya. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa prosentase berita kompas
tahun 1995 yang bernada positif lebih besar dibandingkan dengan berita
Kompas di tahun yang lain. Jika dibandingkan, berita Kompas tahun 1995
berjumlah 17 item atau 50,83%. Sedangkan berita positif ditahun 1999
berjumlah 6 item atau 20,67%, dan berita positif tahun 2005 berjumlah 11
item atau 37, 93%.
Untuk penelitian tentang arah nada pada tahun 1999 berita negatif lebih sering
muncul daripada tahun 1995 dan 2005. berita negatif ditahun 1999 muncul
sebanyak 17 item atau 50,83%. Sedangkan untuk berita dengan nada arah
negatif pada tahun 1995 hanya muncul sebanyak 5 item berita atau 16,12%,
dan pada tahun 2005 muncul sebanyak 3 item berita atau 10,34%. Dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 1999, berita di Kompas lebih banyak
memojokkan atau menkritik Presiden Habibie. Hal ini desebabkan karena
keran kebebasan pers pada waktu itu dibuka lebar-lebar, sehingga setiap media
bisa mengeluarkan pandangannya sendiri-sendiri tidak terkecuali
pandangannya terhadap Presiden.
Sedangkan untuk kategori arah nada berita netral, tahun yang sering muncul
arah nada ini adalah tahun 2005. Dimana pada tahun itu muncul sebanyak 15
item atau 51,72%, lebih banyak dari pada nada berita netral yang sama di
tahun penelitian yang berbeda. Karena pada masa itu, pmerintahannya sudah
mapan dan kebebasan untuk berpendapat sudah tidak seperti masa-masa
sebelumnya, dimana semuanya masih terkungkung oleh peraturan-peraturan
pemerintah yang bila dilanggar akan mendapatkan sanksi yang tidak ringan.
Hal ini terbukti melalui hasil analisis uji hasil beda menggunakan chi squre,
hasil 2X hitung adalah 23,44, sedangkan 2X tabel adalah 5,99, maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara surat kabar Kompas
tahun 1995,1999, dan 2005 dalam hal arah berita tentang presiden karena
2X hitung > 2X tabel (23,44>5,99).
Dalam hal kategori jenis pemberitaan, tahun 1995 dan 2005 mempunyai
jumlah berita informatif yang sama yaitu 18 item, dalam hal ini karena berita
pada periode tersebut lebih banyak berisi informasi atau pemberitahuan
tentang sebuah keadaan atau keterangan latar belakang atau masalah yang
berkaitan dengan Presiden, sedangkan untuk tahun 1999 jenis isi berita lebih
banyak argumentatif dari pada informatif dengan perbandingan 16 dan 13.
jenis berita Aneka rupa tidak banyak muncul pada periode penelitian ini,
adapun yang muncul pada tahun 1995 sebanyak 3 item berita atau 9,67% dan
tahun 2005 sebanyak 1 item atau 4,44%.
Sehingga Perbedaan dalam kategori jenis pemberitaan pada ketiga periode
penelitian pada surat kabar Kompas melalui analisis chi square, diperoleh hasil
untuk 2X hitung adalah 6,81, sedangkan 2X tabel adalah 5,99. Jadi ketiga tahun
penelitian tentang berita Presiden di surat kabar Kompas memiliki perbedaan
yang signifikan (6,81>5,99).
4.2 Implikasi Hasil Penelitian
1) Secara garis besar terbukti bahwa pada surat kabar Kompas, berita yang
dimuat pada setiap periode kepemimpinan yang berbeda maka akan berbeda
pula frekuensi di setiap kategori yang ada. Hal ini terlihat jelas dari perbedaan
antara periode 1995 masa kepemimpinan Presiden Soeharto dengan periode
1999 masa kepemimpinan Presiden BJ. Habibie dan periode 2005 masa
kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Keadaan seperti ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sama seperti yang dikatakan oleh Pawito dalam bukunya yang berjudul
“komunikasi politik media massa dan kampanye pemilihan” menyebutkan
bahwa pada pendekatan ini lingkungan sosial-politik yang sampai tingkat
tertentu, berpengruh terhadap komunikasi. Artinya antara sistem politik dan
komunikasi politik terdapat hubungan timbal balik. Perubahan yang terjadi
dalam sebuah sistem politik cenderung diikuti oleh perubahan kondisi
komunikasi politik termasuk kondisi media. Dalam penelitian ini, pendekatan
lingkungan dimaksudkan untuk meneliti bagaimana perubahan kondisi politik
yang terjadi di Indonesia apakah juga berpengaruh pada media massa yang ada
pada waktu itu, khususnya dengan surat kabar Kompas.
2) Hal ini jelas terlihat pada berita-berita yang dimuat, pada masa Presiden
Soeharto tema yang banyak dimuat adalah tentang keberhasilan-keberhasilan
pemerintah baik itu dalam bidang politik, ekonomi, ataupun kesejahteraan.
Kemudian, berita-berita tersebut juga kebanyakan bersumber dari Presiden
sebagai pusatnya. Lain halnya pada saat pemerintahan Presiden BJ Habibie,
pada waktu itu tema yang diangkat malah lebih banyak memojokkan
kedudukan Presiden terutama yang berkaitan dengan penanganan dugaan
adanya praktek KKN oleh Presiden sebelumnya yang menjabat yaitu Presiden
Soeharto. Sedangkan pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Kompas banyak menyoroti kinerja pemerintah dalam
menanggulangi bencana yang melanda Indonesia serta masalah-masalah
pertikaian antara Indonesia dengan Malaysia, baik mengenai soal TKI atau
batas wilayah negara.
3) Surat kabar Kompas dalam penelitian ini, terbukti lebih selektif dalam
menyajikan berita dihalaman depannya. Hal ini terlihat dari hasil penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bahwa untuk kategori jenis pemberitaan, berita Kompas di setiap tahunnya
banyak menyajikan berita-berita informatif dari pada yang bersjenis
argumentatif, ataupun aneka rupa.
4) Pada penelitian ini Kompas pada tahun 1995 menunjukkan arah nada berita
yang positif, dimana berita yang dimuat tidak terlalu kritis terhadap apa yang
dilakukan pemerintah saat itu, yang ada hanya apresiasi terhadap kinerja
pemerintah yang selalu apik. Berbeda dengan Kompas tahun 1999, dimana
berita yang muncul kebanyakan bernada negatif. Berita-berita yang
kebanyakan muncul adalah berita yang mengkritik tentang kinerja Presiden
dan pemerintah. Sedangkan pada tahun 2005, Kompas banyak menyajikan
berita yang bernada netral, dimana berita yang ada tidak semuanya berupa
pujian ataupun kritikan.
4.3 Saran
Setelah menjabarkan hasil kesimpulan penelitian, maka peneliti mencoba
untuk memberikan saran secara keseluruhan yang ditujukan kepada penelitian
selanjutnya, terutama bagi yang ingin melakukan penelitian analisis isi pemberitaan
Presiden dan melibatkan surat kabar nasional. Namun tidak sekedar hanya
membadingkan isi berita, penelitian berikutnya dapat juga diterapkan dengan
mempertimbangkan lagi lebih dalam mengenai sisi kebijakan redaksional dan
ideologi berita yang diteliti. Hal ini penting, mengingat bahwa berita tidak dapat lepas
dari kebijakan redaksional surat kabar yang bersangkutan.
Bahwa fenomena yang ada dan banyak dibicarakan pada berita di surat kabar
Kompas pastinya mengalami suatu penyuntingan dan berkaitan dengan ideologi surat
kabar, sebelum akhirnya dimuat dalam halaman depan surat kabar Kompas. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kiranya yang tidak dapat digali dari penelitian ini. Sehingga kita tidak dapat melihat
apakah tema yang banyak dibicarakan pada berita halaman depan sesungguhnya
mewakili fenomena yang sedang terjadi di masyarakat.
Pada penelitian ini tidak dapat menggali kebijakan redaksional seperti apa
yang diberlakukan berkaitan dengan pemberitaan tentang Presiden periode Januari-
Maret 1995, 1999, dan 2005. Sehingga hal yang didapat hanya berupa perbedaan-
perbedaan frekuensi dilihat dari tema berita, sumber berita, arah berita,dan jenis
pemberitaan, tanpa melihat kebijakan redaksional surat kabar yang bersangkutan.
Selain itu, untuk mendapatkan gambaran yang sesungguhnya diharapkan pada
penelitian berikutnya para peneliti dapat lebih intens dalam melakukan pendekatan
terlebih dahulu dengan media bersangkutan, sehingga dapat memudahkan dalam
memperoleh data yang dibutuhkan, mengingat tema yang diangkat mengenai Presiden
sangat sensitif.