perpindahan kalor atau alih barangh
TRANSCRIPT
PERPINDAHAN PANAS DAN NERACA ENERGI
Perpindahan kalor atau alih barang (heat transfer) ialah ilmu untuk
meramalkan perpindahan energy yang teradi kerena adanya perbedaan suhu
diantara benda atau material. Dari termodinamika telah kita ketahui bahwa energy
yang pindah itu dinamakan kalor atau bahang atau panas (heat). Ilmu perpindahan
kalor tidak hanya mencoba menelaskan bagaimana energy itu berpindah dari satu
benda kebenda lain, tetapi juga dapat meramalkan laju perpindahan yang terjadi
pada kondisi-kondisi tertentu. Kenyataan bahwa disini terjadi sasaran analisis ialah
masalah laju perpindahan, inilah yang membedakan ilmu perpindahan kalor dari ilmu
termodinamika.
Jenis – jenis perpindahan panas yaitu:
1. Perpindahan Panas Secara Konduksi
Hukum Fourier
Hubungan dasar yang menguasai aliran kalor melalui konduksi ialah berupa
kesebandingan yang ada antara laju aliran kalor melintas permukaan isothermal dan
gradient suhu yang terdapat pada permukaan itu. Hukum itu dapat ditulis sebagai
berikut:
dq/dA=-k
Dimana : A=Luas permukaan isothermal
n = Jarak,di ukur tegk lurus terhadap permukaan itu
q = Laju aliran kalor melintas permukaan itu pada arah normal
terhadap
permukaan
T = suhu
1
K= konstanta
Tanda negative menunjukkan bahwa kenyataan fisik bahwa kalor mengalir
dari yang panas ke yang dingin.Hukum fourier menyatakn bahwa k tidak bergantung
pada gradient suhu tetapi tidak selalu demikian halnya terhadap suhu itu sendiri.
Zat padatyang nilai k nya rendah di manfaatkan sebagai isolator kalor untuk
membuat aliran kalor minimum.
Bahan – bahan isolasi berpori seperti busa polistirena, berfungsi menangkap
udara,sehinnga dengan demikian meniadakan konveksi.
Perpindahan panas secara konduksi dapat di bagi menjadi dua :
1. Konduksi keadaan steady
2. Konduksi keadaan unsteady
Konduktivitas termal
Mekanisme konduksi termal pada gas cukup sederhana. Energi kinetic
molekul di tunukkan oleh suhunya, jadi pada bagian bersuhu tinggi molekul –
molekul mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dari pada yang berada pada bagian
yang bersuhu rendah. Jika suatu molekul bergerak dari daerah bersuh tinggike
daerah bersuhu rendah, maka molekul itu menyangkut energy kinetic ke bagian
system yang suhunya lebih rendah.
Nilai konduktivitas termal beberapa bahan di berikan dalam daftar yaitu,
Bahan w/m 0 c Btu / h .ft. 0 F
Logam
Perak 410 237
Tembaga 385 223
Aluminium 202 117
Nikel 93 54
Besi 73 42
Baja karbon 1% 43 25
Timbale 35 20,3
Baja krom/nikel (18 16,3 9,4
2
Cr,8% Ni)
Bukan logam
Kuarsa (sejajar sumbu) 41,6 24
Magnesit 4,15 2,4
Marmer 2,08 – 2,94 1,2 -1,7
Batu pasir 1,83 1,06
Kaca, jendela 0,78 0,45
Kayu maple/ek 0,17 0,096
Serbuk gergaji 0,059 0,034
Wol kaca 0,038 0,022
Zat cair
Air-raksa 8,21 4,74
Air 0,556 0,327
Amonia 0,540 0,312
Minyak lumas 0,147 0,085
Freon 12,ccl2 F2 0,073 0,042
Gas
Hidrogen 0,175 0,101
Helium 0,141 0,081
Udara 0,024 0,0139
Uap air (jenuh) 0,0206 0,0119
Karbon dioksida 0,0146 0,00844
Satuan untuk konduktivitas termal ialah watt per meter per derajat celcius.
Energi termal dihantarkan dalam zat padat menurut salah satu dari 2 modus berikut :
melalui gateran kisi atau dengan angkutan melalui elektron bebas.
2. Perpindahan Panas Secara Konveksi
Bila arus atau partikel – partikel makroskopik fluida melintas suatu permukaan
tertentu,seperti umpamanya, bidang batas suatu volume kendali arus itu akan ikut
membawa serta seumlah tertentu entalpi. Aliran entalpi demikian disebut aliran
3
konveksi kalor/singkatnya konveksi. Oleh karena konveksi itu konveksi merupakan
suatu fenomena makroskopik yang hanya berlangsung bila haya ada gaya yang
bekerja pada partikel / ada arus fluida yang dapat membuat gerakan melawan gaya
gesekan konveksi sangat erat kaitannya dengan mekanika fliuda. Bahkan, secara
termodinamik, konveksi itu dianggap bukan sebagai aliran kalor, tetapi sebagai aliran
kalor luksentalpi. Pengidentifikasian konveksi dengan aliran kalor hanyalah untuk
memudahkan saja, karena dalam prakteknya sulit untuk membedakan antara
konveksi dengan konduksi yang sebenarnya apabila keduanya di gabungkan
dibawah satu nama konveksi saja. Contoh konveksi adalah perpindahan entalpi oleh
pusaran- pusaran (eddy) aliran turbulen dan oleh arus udara panas yang mengalir
melintas dan menjauhi radiator ( pemanas) biasa.
3. Perpindahan Panas Secara Radiasi
Radiasi ialah istilah yang yang digunakan untuk perpindahan energy melalui
ruang oleh gelombang – gelombang elektro magnetic. Jika radiasi berlangsung
melalui ruang kosong, ia tidak di transformasikan menjadi kalor atau bentuk – bentuk
lain energy, dan ia tidak pula akan berbelok dari lintasannya. Tetapi, sebaliknya bila
terdapat zat apda lintasannya, radiasi itu akan mengalami transmisi (di teruskan),
refleksi(di pantulkan),dan absorpsi(di serap) hanya energy yang di serap itu saja
yang muncul sebagai kalor dan transformasi ini bersifat kuantitatif. Sebagai contoh,
kuarsa lebur akan hampir semua radiasi yang menyimpannya; permukaan
buram,mengkilap/ cermin memantulkan sebagian besar radiasi yang jatuh padanya.
Sedang permukaan hitam / yang tidak mengkilap akan menyerap kebnyakan radiasi
yang di terimanya dan mengubah energy yang di serapnya itu menjadi kalor.
Gas – gas beratom satu (mono atom) dan beratom 2(di atom)bersifat
transparan / cerah terhadap radiasi termal, dan tidak jarang di temukan bahwa kalor
mengalir melalui gas itu dengan cara radiasi,serta konduksi/konveksi bersama –
sama. Contohnya ialah proses hilangya kalor dari radiator atau pipa uap tanpa isolasi
ke udara ruang sekitar, dan perpindahan kalor di dalam tungku dan alat – alat
pemanas gas suhu tinggi lainnya. Kedua mekanisme itu tidak saling bergantung satu
sama lainnya, dan berlangsung secara paralel, sehingga masing – masing ragam
aliran kalor itu dapat dikendalikan dan di ubah tanpa memoengaruhi ragam yang lain. 4
Konduksi konveksi dan radiasi dapat di kai secara terpisah dan pengaruhnya masing
– masing lalu di jumlahkan bila mana keduanya sama –sama penting Secara sangat
umum, radiasi mejadi penting pada suhu tinggi, dan tidak bergantung pada situasi
aliran fluida. Konduksi konveksi sangat peka terhadao aliran dan kurang terpengaruh
oleh tingginya suhu.
PERSAMAAN – PERSAMAAN PERPINDAHAN PANAS SECARA
KONDUKSI, KONVEKSI ,DAN RADIASI
a. Persamaan Perpindahan Panas Secara Konduksi
Konduksi keadaan steady
q/A = - k dT / dx
dT = - q/Ka dx
q/A = k T1 – T2/ x2-X1 = k
dimana ; X2 – X1 = B= Tebal lempeng
T1 – T2 = = Penurunan suhu(beda suhu) melintas lempeng.
Contoh:
Sebuah lapisan serbuk gabus,tebal 6”(152mm) di gunakan sebagai lapisan
isolasi termal pada sebuah dinding rata.Suhu pada sisi gabus yang dingin
ialah 400F(4,40C) Dan pada sisi panas 1800F(82,20C).Konduktivitas termal
gabus pada 320F(00c) ialah 0,021Btu/ft/jam/0F(0,036W/m/0C) Dan pada 2000F
(93,30c) ialah 0,032(0,05). Luas dinding ialah 25ft2(2,32m2). Berapakah lau
aliran kalor melalui dinding it dalam Btu/jam?(Watt)
Penyelesaian:
Rata- rata aritmetik suhu lapisan gabus itu ialah = (40 + 180)/2 = 110 .
Dengan interpolasi linear, konduktivitas termal pada 1100F ialah :
5
K= 0,021 + (110-32)(0,032-0,021)/ 200-32
= 0,021 + 0,005
= 0,026 Btu/ft/jam/0F
Demikian pula:
A= 25 ft2
180-40
=1400F
B = 6/12
=0,5 ft
Substitusi kedalam persamaan:
q=
=0,026 X 25 X 140/0,5
=182 Btu/jam( 53,3 watt)
Konduksi keadaan Unsteady
Ts-TB/ TS – Ta = 8/phi2(e-a1N
F0 + 1/9 e -9a1NF0 + 1/25 e-25a1Nfo +…)
Dimana :
Ts = suhu tetap rata- rata permukan lempeng
Ta = suhu awal lempeng
6
Tb = suhu rata –rata lempeng pada waktu tT
Nfo = angka fourier yang defenisinya ialah αtT/S2
α= Difusivitas termal
tT= Waktu pemanasan / pendinginan
S = ½ tebal lempeng
a=(phi/2)2
Kalor total :
QT/A = sρcp(Tb – Ta)
Contoh:
Sebuah lempeng plastic yang pada mulanya berada pada suhu 700F
Ditempatkan diantara 2 plat yang suhunya 2500F. Lempeng itu tebalnya 1,0”
(2,54cm) berapa lama waktu diperlukan untuk menaikkan suhu lempeng itu
menjadi suhu rata – rata 2100F. Berapa banyak kalor dalam Btu, yang di
pindahkan dalam lempeng itu selama waktu itu/ft/m3? Densitas zat padat ialah
56,2 lb/ft3(900 kg/m3) Konduktivitasnya 0,075 btu/ft/jam/0F(0,13 w/m/0c) kalor
speSIFIK 0,40 Btu/LB/0f (1,67 j/g/0c.)
Penyelesaian :
(a) besaran yang diperlukan untuk digunakan ialah
K = 0.075 Btu/ft-jam0f ρ = 56.2 lb/ft3 cp = 0.40 Btu/lb-0f
S = 0.5/12 = 0.0417 ft Ts = 2500f Ta = 700f Tb = 2100f
Jadi Ts – Tb / Ts - Ta = 250 – 210 / 250 -70 = 0.222
α = k/ρcp = 0.075 / 56.2 x 0.40 = 0.00335
NFo = 0.52 = 0.00335 tT / 0.04172
tT = 0.27 jam = 16 min
7
(b) subtitusi kebersamaan QT /a = 0,0417 x 56.2 x 0.40 (210 – 70) = 131
Btu/ft2 (1487kJ/m2)
b. Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dan Konveksi Paksa
Gaya –gaya yang menggerakan arus konveksi didalam fluida terdiri dari dua
macam. Jika arus itu terjadi sebagai akibat gaya apung yang disebabkan oleh
perbedaan densitas, dan perpedaan den sitas ini adalah akibat dari adanya gradient
suhu didalam masa fluida itu, maka peristiwa itu disebut konpeksi alamiah. Contoh
konveksi alamiah ialah aliran udara melintas radiator panas. Ika arus itu digerakkan
oleh suatu peranti makanik, seperti pompa dan agitator (pengaduk), aliran itu tidak
bergantung kepada gradient densitas, dan disebut konveksi paksa contoh konveksi
paksa ialah aliran kalor melalui pipa panas. Kedu macam gaya ini mingkun pula
bekerja bersama-sama didalam fluida yang sama, sehingga konveksi alamiah dan
konveksi paksa berlangsung bersama-sama.
1. Perpindhan kalor konveksi bebas pada Plat – Rak pertikal
Sebuah plat pertikal apabila dipanaskan, terbentuklah suatu lapisan-lapisan
konveksi bebas. Kecepatan adalah 0, Karen terdapat kondisi tanpa gelincir,
kecepatan itu bertambah terus sampai mencapai suatu nilai maksimum, dan
kemudian menurun lagi hingga nol pada tepi lapisan batas kar ena kondisi
arus bebas, tidak ada pada system konveksi bebas. Perkembangan awal
lapisan batas adalah laminar, tetapi pada suatu jarak tertentu dari tepi depan,
bergantung pada sifat-sifat fluida dan beda suhu antara dinding dan
lingkungan, terbentuklah pusaran-pusaran dan transisi kelapisan batas
turbulen. Pada arak lebih jauh pada plat itu lapisan batas mungkin sudah
menjadi turbulen sepenuhnya.
Rumus empiris untuk konversi bebas
8
Merupaka produk perkalian antara angka 6 rashof dan angka prandti disebut
angka Rayleigh :
Ra = Gr x Pr
2. Konveksi bebas dari bidang silinder vertical
Silinder vertical dapat ditangani :
D/L 35/GrL1/4
Dimana : D = Diameter Silinder
L = Panjang
G = Kecepatan Masa
3. Konveksi bebas dari plat horizontal
L = A/P
Dimana : A = Luas
P = Perimeter Basah
L = Panjang
4. Konveksi bebas dari permukaan miring
Untuk plat yang dipanaskan dalam air pada berbagai sudut kemiringan sudut
yang dibuat plat itu dengan bidang vertical itu ditandai dengan V, dengan
tanda Positif untuk menunjukan bahwa permikaan pemanas menghadap
kebawah. Dalam peramalan konveksi bebas dari permukaan miring masih
terdapat berbagai ketidak pastian.
5.konveksi bebas dari bola
Yuge menyarankan rumus empiris untuk perpindahan kalor konveksi bebas
dari bola ke udara.
NuF= + 0,43 (Grf Prf)1/4
Persamaan ini diharapkan terutama berlaku untuk perhitungan konveksi
bebas pada gas, akan tetapi dapat pula digunakan untuk zat cair. Hasil
perkalian angka Grashof dan Pranditi yang rendah, angka Nusselt mendekati
9
2,0. Nilai – nilai yang di dapatkan pada konduksi murni melalui fluida stagnan
tak terhingga yang mengelilingi bola itu.
6.Konveksi bebas dalam ruangan tertutup
Perpindahan kalor pada ruang tertutup horizontal menyangkut dua situasi
yang berbeda. Jika plat berada pada suhu yang lebih tinggi dari plat bawah
fluida yang densitasnya lebih rendah berada di atas fluida yang densitasnya
lebih tinggi dan tidak terjadi arus konveksi.
konveksi bebas dalam ruang tertutup tidak selalu cocok satu sama lain, tetapi
semuanya itu dapat dinyatakan dalam bentuk umum sebagai berikut:
ke/k = C (Gr Pr)n (L/ )m
Apabila tidak ada informasi khusus,maka dalam perancangan perpindahan
kalor untuk ruang tertutup miring dapat di hitung dengan mensubtitusikan g’
sebagai pengganti g dalam angka Grashof dimana :
g’ = g cos
c. Neraca Energy
dalam menggunakan neraca energy perlu dibedakan pengertian antara
proses alir dimana bahan masuk dan keluar system secara kontinu, dengan
prose bukan alir (batch) dimana bahan masuk dan keluar system tidak secara
kontinu. Energy dapat berada dalam beberapa bentuk yakni :
1. Energy dalam : dinyatakan dengan U persatuan masa atau mU untuk
masa m. karena tidak ada instrument yang dapat mengukur energy dalam
ini. Energy dalam dapat dinyatakan atau diukur dalam variable lainnya
misalnya tekanan, volume suhu atau komposisi.
2. Energy yang berupa kerja untuk memasukan bahan kedalam system kerja
ini dinyatakan dengan :
m2v(p2v2) – m1( p1v1)
dimana p = tekanan system
v = volum persatuan masa
10
bentuk energy ini hanya ada pada proses alir.
3. Energy potensial dari system = mz gL/gc dimana z beda tinggi terhadap
bidang refrns; gL harga gravitas iditempat ketinggian L dan gc konstanta
garvitasi (factor konversi) SI : = mz g: P = zg.
4. Tenaga kinetic dari bahan yang masuk dan keluar system, dinyatakan
dengan ½ mv2.
K= mv2/2gc: k= v2/2gc
Daftar notasi yang digunakan dalam neraca enegri
Jenis energy Pada saat t1 Pada saat t2
1. Yang menyangkut akumulasi :
Energy dalam Ut1 Ut2
Energy kinetik Kt1 Kt2
Energy potensial Pt1 Pt2
2. Energy yang menyertai transport massa: Masuk system Keluar system
Energy dalam U1 U2
Energy kinetik K1 K2
Energy potensial P1 P2
massa m1 m2
3. Panas (net heat) masuk kedalam sistem Q
4. Kerjayang dilakukan oleh system
terhadap keliling
W
5. Kerja pada saat bahan masuk kedalam
sistem
(p2v2) m2 – (p1v1) m1
Persamaan neraca energy ini pada proses-proses industry, umumnya dapat
disederhanakan yaitu :
1. Proses tidak mengalami akumulasi ( keadaan mantap – steady), E = 0
11
2. Proses batch tanpa transper massa ( m1 = m2 = 0 ) E = Q – W
3. Proses batch tanpa transper massa ( m1 = m2 = 0 ) dan tanpa akumulasi ( E =
0 ), Q = W
4. Proses alir tanpa akumulasi Q –W = ( H + K + P )m
5. Proses alir tanpa akumulasi Q = 0, W = 0, K = 0, P = 0, H = 0. Persamaan ini
merupakan persamaan neraca entalpi.
6. Tanpa akumulasi ( E = 0 ), tanpa transper massa (m1 = m2 = 0) Q = W
Contoh :
Udara ditekan dari 100kPa dan 255k ( H = 509kj/kg). Tentukan daya compressor
yang di butuhkan jika kecepatan udara keluar compressor 60m/detik dan udara yang
di tekan 100kg/jam?
Jawab:
Analisa: U1 = 0 w U2 =
100kPa 1000kPa
255k batas sistem 278k
H = 509 kj/kg H = 489 kj/kg
m = 200 kg/jam
Penyelesaian:
W= -
12
2/(det)2]1kj/1000(kg)(m)2/(detik)2
=1,80 kj/kg
W= -(20 + 1,8) = -21,8 kj/kg
Kw= [21,8 kj/kg 1kw/1kg/detik
Kapasitas panas
Kapasitas panas adalah energy panas yang dioerlukan untuk menaikan suhu
sejumlah tertentu zat sebesar satu derajat (0c 0f 0k) dimana energy dapat diberikan
dengan cara perpindahan panas dalam suatu proses yang tertentu untuk
menentukan harga Cp atau Cv secara eksperimen, harus dihitung dari neraca
energy dan ditentukan panas untuk perubahan entalpi yang kecil.
Ada dua jenis harga kapasitas panas yaitu :
Cp = ( )p
Cv = ( )v
Pendekatan atau estimasi dari kapasitas panas jika dat percobaan tidak ada,
dapat digunakan rumus pendekatan.
a. Untuk cairan padat
Salah satu cara untuk pendekatan dapat dilakukan dengan aturan kopp,
meskipun cara pendeketan ini amat kasar. Kapasitas panas suatu zat cair
atau padat pada suhu kamar adalah sama dengan jumlah kapasitas unsur-
unsur atau atom yang menyusunnya.
b. Cairan
1. Larutan
13
Jika tidak ada data percobaan, kapasitas panas larutandalam air dapat di
anggap mendekati kapasitas panas pelarutnya.
Contoh : larutan NaCl 21.6% dalam air diperkirakan mempunyai kapasitas
panas 0.784 kal/(g)(0C) : hasil percobaan memberikan harga 0.806 kal/(g)
(0C) pada 250C.
Panas Reaksi
Semua reaksi kimia selalu disertai pengeluaran atau penyerapan energy
berupa panas. Termokimia merupakan ilmu yang mempelajari perubahan energy
dalam reaksi kimia. Unutuk reaksi alir atau flow reaction, jika tenaga kinetic potensial
dan tenaga mekanik dapat diabaikan, maka panas yang ditambahkan sama dengan
perubahan entalpi system.
q=
Untuk reaksi bukan alir ( non flow reaction) pada tekanan tetap energy yang
ditambahkan sama dengan kenaikan entalpi.
q =
untuk reaksi bukan alir pada volume tetap, panas yang ditambahkan sama dengan
kenaikan energy dalam dari system.
q =
Panas Reaksi Standart
Panas reaksi standart didefinisikan sebagai perubahan entalpi dari suatu
reaksi pada tekanan satu atm dimana bahan masuk dan bahan yang diahsilkan pada
suhu konstan (250C)
Data untuk menghitung panas reaksi standart, biasanya diberikan dalam bentuk :
a. Panas pembentukan standart
14
b. Panas pembakaran standart
Satuan untuk kedua besaran ini, adalah energy/mol : misalnya kkal/mol, Btu/lb mol.
Panas Pembentukan Standart
Panas pembentukan standart merupakan panas reaksi yang khusus, yaitu
panas pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya, dimana suhu reaktan dan produk
25oC dengan tekanan 1 atm. Panas pembentukan dapat digunakan untuk
menghitung panas reaksi.
Panas Pembakaran Setandart
Metode yang kedua untuk menyatakan data termokimia, dinyatakan dalam
panas pembakaran standart. Panas pembakaran standart tidak mempunyai keadaan
standart yang sama dengan panas pembentukan standart.
Panas pembakaran standart selalu negative. Harga yang positif menunjukan
bahwa zat tidak terbakar atau tidak teroksidasi. Panas reaksi standart dapat dihitung
dari panas pembakaran standart dengan persamaan :
H0 = - ( 0c produk - 0
c pereaksi)
= - ( prod.0c prod. - pereaksi
0c pereaksi )
Entalpi dalam neraca energy.
Entalpi merupakan umlah energy dalam dan perkalian pV. Meskipun entalpi
mempunyai satuan energy, tapi pada umumnya tidak dapat dianggap seluruhnya
energy.
Entalpi dapat dimasukkan dalam neraca energy dengan 2 kondisi :
1. Dalam proses alir reversible : entalpi merupakan jumlah energy dalam dan
kera alir ( flow work)
2. Dalam proses bukan alir pada tekanan tetap, dimana kejra hanya dalam
bentuk ekspansi
Suhu Reaksi Adiabad15
Jika reaksi berjalan tanpa kehilangan atau penambahan panas dari
lingkungannya dan tidak ada pengaruh lain, misalnya kerja, ionisasi, pembentukan
radikal bebas dan lain sebagainya. Entalpi produk, dari ni mol produk pada T0k,
relatif terhadap 2980k :
= ni Cpid T + I i
16