perlindungan hukum terhadap pekerja pada pt....

19
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PADA PT. INDOMARCO ADI PRIMA ABSTRAK Oleh: ANTONY JAYADI Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan masyarakat pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus di jamin haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya. Dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-04/MEN/1994 pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang bekerja pada perusahaan yang belum wajib mengikuti program jaminan social tenaga kerja karena adanya pentahapan kepesertaan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diambil dua pokok masalah, yaitu: a. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Indomarco Adi Prima?. b. Apakah faktor penghambat dalam perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Indomarco Adi Prima? Penulis di dalam melakukan penelitian, menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan cara menelaah dan menginterpretasikan hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi-konsepsi, doktrin-doktrin hukum dan norma-norma hukum yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Pada PT. Indomarco Adi Prima. Berdasarkan penjelasan bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi 3 (tiga ) pada PT. Indomarko Adi Prima macam, yaitu: a. Perlindungan ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar kehendaknya. b. Perlindungan sosial, yaitu : perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan kerja, dan kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi. c. perlindungan teknis, yaitu : perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja. Secara yuridis Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan memberikan perlindungan bahwa setiap tenaga kerja berhak dan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat. Sedangkan Pasal 6 mewajibkan kepada pengusaha untuk memberikan hak dan kewajiban pekerja/buruh tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, warna kulit, dan aliran politik. 2. Faktor-faktor yang menghambat melaksanakan perlindungan hukum bagi pekerja di antaranya yaitu faktor substansi, sturktuk dan kultur. Dapat disimpulkan bahwa ada faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan

Upload: truonghanh

Post on 16-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PADA

PT. INDOMARCO ADI PRIMA

ABSTRAK

Oleh:

ANTONY JAYADI

Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan

masyarakat pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut

adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja sebagai pelaksana

pembangunan harus di jamin haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya

gunanya. Dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-04/MEN/1994

pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang bekerja pada perusahaan yang

belum wajib mengikuti program jaminan social tenaga kerja karena adanya

pentahapan kepesertaan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan

sebelumnya, dapat diambil dua pokok masalah, yaitu: a. Bagaimanakah

perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Indomarco Adi Prima?. b. Apakah

faktor penghambat dalam perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Indomarco

Adi Prima?

Penulis di dalam melakukan penelitian, menggunakan dua pendekatan, yaitu

pendekatan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif dilakukan

dengan cara menelaah dan menginterpretasikan hal-hal yang bersifat teoritis yang

menyangkut asas-asas hukum, konsepsi-konsepsi, doktrin-doktrin hukum dan

norma-norma hukum yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja

Pada PT. Indomarco Adi Prima.

Berdasarkan penjelasan bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan

kesimpulan sebagai berikut: 1. Perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi 3 (tiga )

pada PT. Indomarko Adi Prima macam, yaitu: a. Perlindungan ekonomis, yaitu

perlindungan tenaga kerja dalam bentuk penghasilan yang cukup, termasuk bila

tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar kehendaknya. b. Perlindungan sosial,

yaitu : perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan kerja, dan

kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi. c. perlindungan

teknis, yaitu : perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan

kerja. Secara yuridis Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan memberikan perlindungan bahwa setiap tenaga kerja berhak dan

mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan

yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik

sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk

perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat. Sedangkan Pasal 6

mewajibkan kepada pengusaha untuk memberikan hak dan kewajiban

pekerja/buruh tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, warna kulit, dan

aliran politik. 2. Faktor-faktor yang menghambat melaksanakan perlindungan

hukum bagi pekerja di antaranya yaitu faktor substansi, sturktuk dan kultur. Dapat

disimpulkan bahwa ada faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan

perlindungan terhadap pekerja Program Kesehatan melalui BPJS yang kurang

efektif, karena dalam prakteknya pelayanan yang menggunakan BPJS sangat

kurang apabila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan BPJS atau yang

umum. Belum adanya kesadaran dari pihak pekerja mengenai resiko-resiko yang

terjadi apabila bekerja.

Berdasarkan penjelasan bab-bab sebelumnya maka penulis dapat memberikan saran

sebagai berikut: 1. Hendaknya PT. Indomarco Adi Memperpanjang perjanjian kerja

atau membuat pembaharuan perjanjian kerja saat masa kontrak sudah habis. 2.

Hendaknya para pekerja yang bekerja perlu menyadari arti pentingnya perlindungan

hak-hak yang sudah semestinya menjadi miliknya dalam rangka bekerja.

Pemerintah sebagai pembuat peraturan perundang-undangan, perlu

lebih memperhatikan lagi mengenai perlindungan hukum bagi pekerja.

LEGAL PROTECTION OF WORKERS IN

PT. ADI INDOMARCO PRIMA

ABSTRACT

By:

ANTONY JAYADI

Labor is the main capital and the implementation of community development

Pancasila. The most important goal of the community is the development of public

welfare including labor. Labor as development practitioners should be guaranteed

their rights, obligations and developed power set point. In the regulation of the

Minister of Manpower No. PER-04 / MEN / 1994 definition of labor is any person

who works at a company that is not required to follow the program of social

security workforce due to the phasing of participation Based on the background

described above, can be taken two principal problems , namely: a. How is legal

protection of workers at the PT. Indomarco Adi Prima ?. b. Is the limiting factor in

the legal protection of workers at the PT. Indomarco Adi Prima?

Author in conducting research, using two approaches, namely empirical juridical

approach. Normative juridical done by examining and interpreting the things that

are theoretical concerns legal principles, concepts, doctrines of law and legal norms

relating to Legal Protection Against Workers at PT. Indomarco Adi Prima.

Based on the explanation of the previous chapters, the authors can provide the

following conclusions: 1. Protection of labor is divided into 3 (three) on PT.

Indomarko Adi Prima types, namely: a. Economical protection, namely the

protection of labor in the form of an adequate income, including when labor is not

able to work out his will. b. Social protection, namely: labor protection in the form

of health insurance work, and freedom of association and protection of the right to

organize. c. technical protection, namely: labor protection in the form of security

and safety. Legally Article 5 of Law No. 13 of 2003 on Manpower provides

protection that all workers are entitled to and have equal opportunities to obtain

employment and decent living regardless of gender, ethnicity, race, religion, and

political orientation in accordance with the interests and the ability of workers

concerned, including equal treatment for the disabled. While Article 6 obliges the

employer to provide the rights and obligations of workers / laborers regardless of

gender, ethnicity, race, religion, skin color, and political orientation. 2. Factors that

inhibit implement legal protections for workers in the substance of which is a factor,

sturktuk and culture. It can be concluded that there are factors that become an

obstacle in the implementation of the protection of workers' health program through

BPJS less effective, because in practice BPJS service uses very less when compared

with those not using BPJS or common. The lack of awareness on the part of

workers about the risks that occur when working.

Based on the explanation of the previous chapters, the author can provide advice as

follows: 1. Should PT. Indomarco Adi Extend employment agreement or making

the renewal of the current labor agreement contract period is up. 2. Should the

workers need to be aware of the importance of the protection of the rights that it

should be hers in order to work. Government as legislation, need more attention and

more about legal protections for workers.

LATAR BELAKANG

Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan

masyarakat pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut

adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja sebagai pelaksana

pembangunan harus di jamin haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya

gunanya. Dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-04/MEN/1994

pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang bekerja pada perusahaan yang

belum wajib mengikuti program jaminan social tenaga kerja karena adanya

pentahapan kepesertaan.

Bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib di laksanakan oleh setiap

pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja pada

perusahaan tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan dan

peningkatan kesejahteraan di maksud diselenggarakan dalam bentuk jaminan social

tenaga kerja yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifat dasar, dengan

bersaskan usaha bersama, kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai mana yang

tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Jaminan pemeliharaan kesehatan merupakan jaminan sebagai upaya

penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan

pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga

kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya

kesehatan dibidang penyembuhan. Oleh karena itu upaya penyembuhan

memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada

perorangan, maka sudah selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan

masyarakat melalui program jaminan social tenaga kerja. Para pekerja dalam

pembangunan nasional semakin meningkat, dengan resiko dan tanggung jawab serta

tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu kepada mereka dirasakan perlu untuk

diberikan perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraannya sehingga

menimbulkan rasa aman dalam bekerja.

Adapun syarat-syarat keselamatan kerja antara lain :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

4. Memberikan kesempatan atau jalan penyelamatan diri waktu kebakaran atau

kejadian-kejadian lain yang berbahaya

5. Memberikan pertolongan pada kecelakaan

6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja

7. Memperoleh penerangan yang cukp dan sesuai

8. Menyelanggarakan suhu dan lembab udara yang baik

9. Memeliharaan kebersihan, kesehatan dan ketertiban

Pekerjaan mempunyai makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia

Sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan. Namun pada kenyataannya,

keterbatasan akan lowongan kerja di dalam negeri menyebabkan banyaknya warga

negara Indonesia/ TKI mencari pekerjaan ke luar negeri. Kepergian para tenaga

kerja baik laki-laki maupun wanita ke luar negeri menunjukkan adanya suatu

perbaikan dari segi tingkat perekonomian keluarga, namun kondisi yang baik ini

juga dibarengi dengan kondisi yang tidak mengenakkan dimana diantara para

tenaga kerja tersebut terancam baik secara fisik maupun psikologis ditempat ia

bekerja. Pasal 5 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

menentukan bahwa “Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa

diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.” Ketentuan Pasal 5 ini membuka

peluang kepada perempuan untuk memasuki semua sektor pekerjaan, dengan

catatan bahwa perempuan itu mau dan mampu melakukan pekerjaan tersebut. Jenis-

jenis jaminan social tenaga kerja yaitu:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan Kerja maupun penyakit akibat kerja maerupakan resiko yang dihadapi

oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk menanggulangi hilangnya

sebagian atau seluruh penghasilannya yang diakibatkan oleh kematian atau cacat

karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka perlu adanya jaminan

kecelakaan kerja.

2. Jaminan Kematian

Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan

mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan

sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan

jaminan kematian dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk

biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.

3. Jaminan Hari Tua

Hari tua dapat mengkibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mapu bekerja.

Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja

dan mempengaruhi ketenaga kerjaan sewaktu masih bekerja, teruma bagi mereka

yang penghasilannya rendah. Jaminan hari tua memberikan kepastian penerimaan

yang dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia

55 ( lima puluh lima ) tahun atau memnuhi persyaratan tersebut.

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan unutk meningkatkan produktivitas tenaga

kerja sehingga dapat melaksankan rugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya

kesehatan dibidang penyembuhan ( kuratif ).

Oleh karena, upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan

memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah selayaknya

diupayakan penggulangan kemampuan masyarakat melalui program jaminan sosial

tenaga kerja. Selanjutnya di dalam Pasal 6 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003

ditentukan bahwa “Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang

sama tanpa diskriminasi dari pengusaha.” Ketentuan Pasal 6 Undang-undang

Nomor 13 Tahun 2003 ini semakin memperjelas ketentuan Pasal 5 Undang-undang

Nomor 13 Tahun 2003 bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan

dalam dunia kerja. Secara yuridis Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan memberikan perlindungan bahwa setiap tenaga kerja

berhak dan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan

penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan

aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang

bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat.

Sedangkan Pasal 6 mewajibkan kepada pengusaha untuk memberikan hak dan

kewajiban pekerja/buruh tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama,

warna kulit, dan aliran politik.

Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis dapat mengetahui lebih jelas

mengenai perlindungan hukum bagi tenaga kerja. Karena itu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk penelitian dengan judul;

”Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Pada PT. Indomarko Adi Prima.”

PERMASALAHAN DAN RUANG LINGKUP

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diambil dua

pokok masalah, yaitu:

a. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Indomarko Adi

Prima?

b. Apakah faktor penghambat dalam perlindungan hukum terhadap pekerja pada

PT. Indomarko Adi Prima?

RUANG LINGKUP

Mengingat banyaknya perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai perlindungan

hukum bagi tenaga kerja, maka dalam rangka efektifitas dan efisiensi penelitian,

maka penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian. Dalam hal ini ruang

lingkup substansi ilmu hukum dibatasi pada Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja

Pada PT. Indomarko Adi Prima, data penelitian pada tahun 2014 s.d. 2015 dan lokasi

penelitian pada PT. Indomarko Adi Prima.

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah yang akan dibahas, maka tujuan penelitian

ditentukan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap pekerja pada PT. Indomarko

Adi Prima.

b. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam perlindungan hukum terhadap

pekerja pada PT. Indomarko Adi Prima.

KEGUNAAN PENELITIAN

Sejalan dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan mengandung dua

kegunaan sebagai berikut:

a. Kegunaan yang bersifat teoritis, sebagai sumbangan pemikiran bagi PT.

Indomarko Adi Prima terhadap perlindungan hukum terhadap pekerja.

b. Kegunaan yang bersifat praktis, sebagai bahan pertimbangan bagi PT. Indomarko

Adi Prima dalam perlindungan hukum terhadap pekerja.

KERANGKA TEORITIS DAN KONSEPTUAL

KERANGKA TEORITIS

Kerangka teoritis adalah konsep yang merupakan abstraksi dari hasil-hasil

pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan

identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan. (Soerjono

Soekanto, 2005:125)

Kamus besar Bahas Indonesia Perlindungan berasal dari kata lindung yang memiliki

arti mengayomi, mencegah, mempertahankan, dan membentengi. Sedangkan

Perlindungan berarti konservasi, pemeliharaan, penjagaan, asilun, dan bunker.

Beberapa unsur kata Perlindungan.

1. Melindungi: menutupi supaya tidak terlihat/tampak, menjaga, memelihara,

merawat, menyelamatkan.

2. Perlindungan; proses, cara, perbuatan tempat berlindung, hal (perbuatan)

memperlindungi (menjadikan atau menyebabkan berlindung).

3. Pelindung: orang yang melindungi , alat untuk melindungi.

4. Terlindung: tertutup oleh sesuatu hingga tidak kelihatan.

5. Lindungan : yang dilindungi, cak tempat berlindung, cak perbuatan.

6. Memperlindungi: menjadikan atau menyebabkan berlindung.

7. Melindungkan: membuat diri terlindungi

Pengertian perlindungan dalam ilmu hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang

wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk

memberikan rasa aman, baik fisik maupun mental, kepada korban dan sanksi dari

ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun yang diberikan pada

tahap penyelidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan di sidang pengadilan. Aturan

hukum tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek saja,akan tetapi harus

berdasarkan kepentingan jangka panjang. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah

konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat

lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan

masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu

masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian

sebagai pihak yang memberdayakan. Perlindungan yang tertuang dalam Peraturan

Pemerintah No.2 Tahun 2002 Tentang Tatacara Perlindungan Korban dan Saksi

Dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia Yang Berat adalah suatu bentuk pelayanan

yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk

memberikan rasa aman baik fisik maupun mental, kepada korban dan saksi, dari

ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak manapun, yang diberikan pada

tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan atau pemeriksaan di sidang

pengadilan. Peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah

laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi

yang berwajib.

Hukum adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan tujuan

untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah

dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi

hukuman bagi yang melanggarnya. Pengertian hukum yang memadai harus tidak

hanya memandang hukum itu sebagai suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang

mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tapi harus pula mencakup lembaga

(institusi) dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam

kenyataan. Hubungan hukum (rechtsbetrekkingen) diartikan sebagai hubungan

antara dua atau lebih subyek hukum, hubungan mana terdiri atas ikatan antara

individu dengan individu, antara individu dengan masyarakat atau antara

masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Dalam hubungan hukum ini

hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak

yang lain” .

Tiap hubungan hukum tentu menimbulkan hak dan kewajiban, selain itu masing-

masing anggota masyarakat tentu mempunyai hubungan kepentingan yang berbeda-

beda dan saling berhadapan atau berlawanan, untuk mengurangi ketegangan dan

konflik maka hukum yang mengatur dan melindungi kepentingan tersebut yang

dinamakan perlindungan hukum. Pengertian perlindungan hukum adalah suatu

perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat

hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis

maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu

gambaran dari fungsi hukum., yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu

keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Perlindungan hukum

adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum dalam bentuk

perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik

yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai

suatu gambaran dari fungsi hukum. yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan

suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.

KONSEPTUAL

Kerangka konseptual adalah kerangka yang mengambarkan hubungan antara

konsep khusus yang merupakan kumpulan dari istilah yang teliti. Batasan

pengertian istilah yang digunakan dalam penulisan penelitian adalah :

1. Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian

kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang

politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai

perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi

dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat

menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi

penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan

politik serta cara perwakilan mereka yang akan dipilih.

2. Perlindungan Hukum adalah memberikan pengayoman kepada hak asasi

manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada

masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh

hukum.

3. Pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada

pengusaha dengan menerima upah.

SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bagian yang memuat latar belakang masalah,

kemudian permasalahan dan ruang lingkup, selanjutnya juga memuat tujuan

dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual sebagai acuan dalam

membahas penelitian serta sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan bagian yang menguraikan pengertian-pengertian

umum tentang pokok-pokok bahasan dalam penelitian ini, yang terdiri dari

Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Pada PT. Indomarko Adi Prima.

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan bagian yang menguraikan tentang langkah yang

akan ditempuh dalam pendekatan masalah, sumber data, jenis data, cara

pengumpulan dan pengolahan data serta analisis data (yuridis dan empiris).

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian dalam bagian ini terdiri dari tiga sub bagian, yaitu sub bagian yang

menguraikan tentang karakteristik responden, sub bagian yang menguraikan

tentang Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Pada PT. Indomarko Adi Prima.

V. PENUTUP

Merupakan bab penutup dari penulisan penelitian yang berisikan secara singkat

hasil pembahasan dari penelitian dan beberapa saran dari penulisan sehubungan

dengan masalah yang dibahas serta memuat lampiran-lampiran yang

berhubungan dengan penulisan.

METODELOGI PENELITIAN

Penulis di dalam melakukan penelitian, menggunakan dua pendekatan, yaitu

pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis

normatif dilakukan dengan cara menelaah dan menginterpretasikan hal-hal yang

bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi-konsepsi, doktrin-

doktrin hukum dan norma-norma hukum yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum

Terhadap Pekerja Pada PT. Indomarko Adi Prima. Adapun pendekatan yuridis empiris

digunakan dalam penelitian lapangan yang ditujukan pada penerapan hukum,

khususnya pada PT. Indomarko Adi Prima.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PT. Indomarko Adi Prima Pertama didirikan pada tahun 1964 oleh PT. Indofood yang

bertujuan untuk meluaskan distribusi dan import produk-produk yang di hasilkan

oleh PT. Indofood yang pada saat itu hanya dapat didistribusi hanya di sekitar

Jabodetabek dan dengan didirikannya PT. Indomarko Adi Prima Pertama ini PT.

Indofood berharap dapat memperluas pendistribusian ke seluruh Indonesia dan

Asia.

Perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi 3 (tiga ) pada PT. Indomarko Adi Prima

macam, yaitu :

1. Perlindungan ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk

penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar

kehendaknya.

2. Perlindungan sosial, yaitu : perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan

kesehatan kerja, dan kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk

berorganisasi.

3. perlindungan teknis, yaitu : perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan

dan keselamatan kerja.

Secara yuridis Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan memberikan perlindungan bahwa setiap tenaga kerja berhak dan

mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan

yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik

sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk

perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat. Sedangkan Pasal 6

mewajibkan kepada pengusaha untuk memberikan hak dan kewajiban pekerja/buruh

tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, warna kulit, dan aliran politik

(Khakim, 2003:60).

Faktor-faktor yang menghambat melaksanakan perlindungan hukum bagi pekerja di

antaranya yaitu faktor substansi, struktur dan kultur. Dapat disimpulkan bahwa ada

faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan perlindungan terhadap

pekerja, yaitu:

1. Faktor tempat yang lokasinya jauh dari kota atau kabupaten, sehingga untuk

mendapatkan laporan tentang keadaan para pekerja sering terlambat.

2. Pekerja kurang komunikatif dan tidak melaporkan permasalahan yang

dihadapinya, sehingga perusahaan tidak mengetahui apabila telah terjadi sesuatu

pada pekerja tersebut.

3. Program Kesehatan melalui BPJS yang kurang efektif, karena dalam prakteknya

pelayanan yang menggunakan BPJS sangat kurang apabila dibandingkan dengan

yang tidak menggunakan BPJS atau yang umum.

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan dari bab sebelumnya maka penulis dapat menarik suatu

kesimpulan sebagai berikut :

1. Perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi 3 (tiga ) pada PT. Indomarko Adi Prima

macam, yaitu :

a. Perlindungan ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk

penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja di

luar kehendaknya.

b. Perlindungan sosial, yaitu : perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan

kesehatan kerja, dan kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk

berorganisasi.

c. perlindungan teknis, yaitu : perlindungan tenaga kerja dalam bentuk

keamanan dan keselamatan kerja.

Secara yuridis Pasal 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan memberikan perlindungan bahwa setiap tenaga kerja berhak dan

mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan

yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik

sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk

perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat. Sedangkan Pasal 6

mewajibkan kepada pengusaha untuk memberikan hak dan kewajiban pekerja/buruh

tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, warna kulit, dan aliran politik.

2. Faktor-faktor yang menghambat melaksanakan perlindungan hukum bagi pekerja

diantaranya yaitu faktor substansi, sturktuk dan kultur. Dapat disimpulkan

bahwa ada faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan

perlindungan terhadap pekerja Program Kesehatan melalui BPJS yang kurang

efektif, karena dalam prakteknya pelayanan yang menggunakan BPJS sangat

kurang apabila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan BPJS atau yang

umum. Belum adanya kesadaran dari pihak pekerja mengenai resiko-

resiko yang terjadi apabila bekerja.

SARAN

Berdasarkan penjelasan dari bab sebelumnya maka penulis dapat memberikan suatu

saran sebagai berikut :

1. Hendaknya PT. Indomarko Adi menyediakan kamar mandi/ wc terpisah antara

pekerja perempuan dengan pekerja laki-laki. Memperpenjang perjanjian kerja

atau membuat pembaharuan perjanjian kerja saat masa kontrak sudah habis.

2. Hendaknya para pekerja yang bekerja perlu menyadari arti pentingnya

perlindungan hak-hak yang sudah semestinya menjadi miliknya dalam rangka

bekerja. Pemerintah sebagai pembuat peraturan perundang-undangan, perlu

lebih memperhatikan lagi mengenai perlindungan hukum bagi pekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Khakim, 2003. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

Bambang Dwiloka, 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah , Jakarta : PT. Rineka

Cipta

Benoe Satrio, 2003, Himpunan Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan,

Yogyakarta : Andi Yogyakarta

Citra Umbara. 2008. Kamus Hukum, Citra Umbara, Bandung

Djumadi, 2004, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, Jakarta : PT. RajaGrafindo

Persada

F.X. Djumialdji, 2005, Perjanjian Kerja, Jakarta: Penerbit Sinar Grafika

Lalu Husni, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada

Soerjono Soekanto,2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,

PT.Raja Grafindo Persada: Jakarta