perlindungan hukum konsumen dalam penggunaan …secure site...

24
PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN VAKSINASI CAMPAK RUBELLA BERDASARKAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA JURNAL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat S-1 pada Program Studi Ilmu Hukum Oleh : IDZHOM UMMY ATTYYAH MARANTI D1A113109 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2019

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

1

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN

VAKSINASI CAMPAK RUBELLA BERDASARKAN HUKUM POSITIF

DI INDONESIA

JURNAL ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

untuk mencapai derajat S-1 pada

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh :

IDZHOM UMMY ATTYYAH MARANTI

D1A113109

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2019

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

2

HALAMAN PENGESAHAN

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN

VAKSINASI CAMPAK RUBELLA BERDASARKAN HUKUM POSITIF DI

INDONESIA

Oleh :

IDZHOM UMMY ATTYYAH MARANTI

D1A113109

Menyetujui :

Pembimbing Pertama,

(Dr. Kurniawan., SH., M.Hum)

NIP. 197703032003121001

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

3

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN

VAKSINASI CAMPAK RUBELLA BERDASARKAN HUKUM POSITIF DI

INDONESIA

Idzhom Ummy Attyyah Maranti

D1A 113 109

Fakultas Hukum Universitas Mataram

Abstrak

Adapun tujuan dalam penyusunan ini yang dapat penyusun kemukakan

berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas yaitu Untuk mengetahui

pengaturan peredaran campak rubella oleh pelaku usaha terhadap konsumen di

Indonesia.Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap konsumen dalam

penggunaan vaksin campak rubella menurut hukum positif di Indonesia. Metode

penelitian yang digunakan adalah normatif dan empiris. Pengaturan peredaran campak

vaksinasi rubella berdasarkan hukum positif di Indonesia adalah di atur dalam UUD

1945 Amandemen terakhir (dalam alinea 4 pembukaan UUD 1945, Undang-Undang

Nomor 33 tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal, Undang-Undang Nomor 23

tahun 1992 Tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam pengunaan vaksin

campak rubella yaitu upaya perlindungan hukum dapat diberikan melalui dua

perlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif dan perlindungan hukum

Represif. Perlindungan hukum Preventif yaitu perlindungan terhadap konsumen yang

diselenggarakan oleh dinas kesehatan Kota Mataram

Kata Kunci : Perlindungan, Hukum, Vaksin, Rubella

PROTECTION OF CONSUMER LAW IN THE USE OF MIXED RUBELLA

VACCINATION BASED ON POSITIVE LAW IN INDONESIA

ABSTRACT

The purpose of this compilation is that the authors can propose based on the

background and the formulation of the problem above, namely to determine the

regulation of circulation of rubella measles by businesses to consumers in Indonesia. To

find out the legal protection of consumers in the use of the rubella measles vaccine

according to positive law in Indonesia. The research methods used are normative and

empirical. The regulation of circulation of rubella vaccination measles based on

positive law in Indonesia is regulated in the last Amendment 1945 Constitution (in

paragraph 4 of the opening of the 1945 Constitution, Law Number 33 of 2014

concerning Guaranteed Halal Products, Law Number 23 of 1992 concerning Health,

Law Law Number 23 of 2002 concerning Child Protection Legal protection against

consumers in the use of the rubella measles vaccine, namely legal protection efforts can

be provided through two legal safeguards namely Preventive legal protection and

Repressive legal protection Preventive legal protection namely protection of consumers

held by the health office of the City of Mataram

Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

i

I. PENDAHULUAN

Perlindungan konsumen merupakan masalah kepentingan manusia, oleh

karenanya menjadi harapan bagi semua bangsa di dunia untuk dapat mewujudkan

hubungan dan saling ketergantungan antara konsumen, pengusaha maupun

pemerintah. Setiap orang berkeinginan untuk selalu aman dan nyaman dalam

menggunakan barang dan jasa.Sejalan dengan itu, setiap orang berkeinginan untuk

selalu aman dan nyaman dalammengeluarkan barang dan jasa yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan, bahwa tujuan penyelenggaraan,

pengembangan dan pengaturan perlindungan konsumen yang direncanakan adalah

untuk meningkatkan martabat dan kesadaran konsumen yang secara tidak langsung

mendorong pelaku usaha di dalam penyelenggaraan kegiatan usahanya di lakukan

dengan penuh rasa tanggung jawab.1

Adanya hukum untuk memberikan perlindungan konsumen dewasa ini

mendapat cukup perhatian karena menyangkut aturan-aturan guna mensejahterakan

masyarakat, bukan saja masyarakat selaku konsumen saja yang mendapat

perlindungan, tetapi pelaku usaha juga mempunyai hak yang sama untuk mendapat

perlindungan, masing-masing mempunyai hak dan kewajiban.

Vaksin MMR bertujuan untuk melindungi tubuh dan beragam virus yang dapat

menyebabkan penyakit.Namun, beragam kontroversi atau kasus yang muncul di

permukaan terkadang dapat membuat konsumen ragu.Tapi, konsumen harus

mempertimbangkan pula manfaat penting vaksinasi untuk anak-anak.Penelitian

1Husni Syawali dan Nemi Sri Imaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju,Bandung,

2000, hlm 7

Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

ii

tentang kaitan vaksin MMR dan autisme masih terus dilakukan, jadi orang tua harus

tetap aktif bertanya dan mencari informasinya terbaru dari dokter yang terpercaya.

Campak dan Rubella merupakan penyakit infeksi menular melalui saluran

nafas yang disebabkan oleh Virus Campak dan Rubella2.Batuk dan bersin dapat

menjadi jalur masuknya virus campak maupun rubella.Campak merupakan penyakit

menular yang disebabkan oleh virus genus Morbillivirus.Gejala campak muncul

sekitar 14 hari setelah infeksi.Gejala penyakit campak diantaranya demam tinggi,

bercak kemerahan pada kulit (rash) dapat disertai batuk atau pilek maupun

konjungtiviti serta dapat mengakibatkan kematian apabila terdapat komplikasi

penyerta seperti pneumonia, diare, dan miningitis.

Penyakit campak dan rubella dapat memberikan dampak buruk terhadap

kesehatan anak di Indonesia, sehingga pemerintah melaksanakan kampanye

vaksinasi MR. Vaksin MR (Measles Rubella) memberikan manfaat seperti dapat

melindungi anak dari kecacatan dan kematian akibat komplikasi pneumonia, diare,

kerusakan otak, ketulian, kebutaan dan penyakit jantung bawaan. Terdapat 83 kasus

pasti CRS pada tahun 2015-2016 diantaranya 77% menderita kelainan jantung,

67,5% menderita katarak dan 47% menderita ketulian.

Vaksin MR merupakan vaksin hidup yang sudah dilemahkan dalam bentuk serbuk

dan pelarutnya. Vaksin MR diberikn pada anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun.

Millenium development goal 4 mempunyai tujuan khusus yaitu mengurangi angka

kematian bayi dibawah usia 5 tahun. Terdapat beberapa kelompok yang termasuk

antivaksin, umumnya mengabaikan pencegahan penyakit dan hanya mengutamakan

kuratif. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan adanya kelompok.

Mengalami autisme. Pada dasarnya, vaksin MMR tergolong gabungan vaksin

yang cukup efektif dan aman dalam melawan gondong, campak, dan rubella

2 Ahmad Ridwan, http:///penyakitcampak dan rubella, (Ditjen P2P, 2016)

Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

iii

sekaligus. Vaksin ini diberikan hanya dalam dua kali sesi penyuntikan untuk dosis

penuh. Suntikan ini mengandung virus dari ketiga penyakit tersebut yang sudah

dilemahkan terlebih dahulu.

Vaksin MMR bertujuan untuk melindungi tubuh dan beragam virus yang dapat

menyebabkan penyakit. Namun, beragam kontroversi atau kasus yang muncul di

permukaan terkadang dapat membuat konsumen ragu. Tapi, konsumen harus

mempertimbangkan pula manfaat penting vaksinasi untuk anak-anak. Penelitian

tentang kaitan vaksin MMR dan autisme masih terus dilakukan, jadi orang tua harus

tetap aktif bertanya dan mencari informasinya terbaru dari dokter yang terpercaya.

Campak dan Rubella merupakan penyakit infeksi menular melalui saluran

nafas yang disebabkan oleh Virus Campak dan Rubella3. Batuk dan bersin dapat

menjadi jalur masuknya virus campak maupun rubella. Campak merupakan penyakit

menular yang disebabkan oleh virus genus Morbillivirus. Gejala campak muncul

sekitar 14 hari setelah infeksi. Gejala penyakit campak diantaranya demam tinggi,

bercak kemerahan pada kulit (rash) dapat disertai batuk atau pilek maupun

konjungtiviti serta dapat mengakibatkan kematian apabila terdapat komplikasi

penyerta seperti pneumonia, diare, dan miningitis.

3 Ahmad Ridwan, http:///penyakit campak dan rubella, (Ditjen P2P, 2016)

Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

iv

II. PEMBAHASAN

Pengaturan Peredaran Campak Vaksinasi Rubella Berdasarkan Hukum Positif di

Indonesia.

Kampanye imunisasi MR yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia pada

bulan Agustus dan September 2017 telah menimbulkan reaksi yang luar biasa dari

masyarakat. Banyak rakyat yang menyambut gembira adanya program ini, tetapi

ternyata tidak sedikit pula yang menolak imunisasi MR karena berbagai isu yang

beredar. Salah satu yang diangkat adalah mengenai “kehalalan” vaksin MR, dikaitkan

dengan hak orangtua untuk menolak imunisasi karena dianggap sebagai hak asasi

orangtua atas kesehatan anaknya. Mari kita telaah dasar hukum yang dijadikan acuan

oleh tulisan tersebut.

1. UUD 1945 Amandemen terakhir

Aturan tertinggi di Negara ini adalah UUD 1945 (dengan amandemen

terakhir yang telah ditetapkan oleh MPR). Selanjutnya diuraikan satu persatu

aturan yang berhubungan dengan kesehatan ini.

Dalam alinea 4 pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: ”Kemudian daripada

itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang

melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia

itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan yang Maha Esa,

Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

v

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, serta

dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Bagian kalimat yang dicetak tebal merupakan perhatian penulis. Bahwa salah

satu tujuan pembentukan pemerintah Indonesia adalah untuk melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Apa hubungannya dengan

imunisasi? Imunisasi sudah terbukti secara ilmiah dapat memberikan

perlindungan terhadap penyakit yang spesifik. Perlindungan terhadap penyakit ini

sangat sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia. Selanjutnya, dalam Pasal 28A

UUD 1945 Bab XA Tentang Hak Asasi Manusia, diatur bahwa :“Setiap orang

berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”

Sedangkan dalam Pasal 28B ayat 2 yang berbunyi :”Setiap anak berhak atas

kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari

kekerasan dan diskriminasi.”

Aturan di atas menjelaskan bahwa hak untuk hidup merupakan hak asasi

setiap manusia. Dengan demikian, imunisasi merupakan hak anak untuk dapat

hidup dengan baik, terhindar dari penyakit yang dapat dicegah dan menikmati

kesehatan sebagai hak asasinya. Janin yang belum lahir pun telah memiliki hak

untuk hidup dan terhindar dari kemungkinan keguguran atau lahir dengan sindrom

rubella kongenital akibat ibunya tertular virus rubella ketika hamil muda. Dalam

aturan Pasal 28G ayat 1 yang berbunyi; “Setiap orang berhak atas perlindungan

diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah

kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman

ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

Dan pada ”Pasal 28J ayat 1 yang mengatakan :“Setiap orang wajib menghormati

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

vi

hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. ”Pasal 28J ayat2 :“Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,

setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-

undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta

penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan

yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan

ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”

Apabila masyarakat memilih untuk tidak memberikan imunisasi kepada anak,

kemudian seorang anak sakit dan menulari ibu hamil muda, sehingga terjadi

keguguran atau sindrom rubella kongenital pada bayi yang dilahirkannya,

sejatinya telah melanggar hak orang lain untuk hidup, masyarakat ( konsumen )

juga dilindungi UUD 1945 Pasal 29 yang berbunyi: Tentang Kebebasan

Beragama dan kebebasan setiap penduduknya untuk menjalankan ibadahnya.

Imunisasi juga merupakan amal sholeh yang dapat diniatkan untuk beribadah,

maka aturan ini tidak dapat dijadikan acuan untuk menolak imunisasi.

2. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

Dalam Pasal 1 ayat 2 disebutkan, “Produk halal adalah produk yang telah

dinyatakan halal sesuai dengan syariat Islam. ”Dalam Ayat 5 yang berbunyi;

“Jaminan produk halal yang selanjutnya disingkat JPH adalah kepastian hukum

terhadap kehalalan suatu Produk yang dibuktikan dengan Sertifikat Halal.

Sedangkan ketentuan ”Ayat 10; “Sertifikat Halal adalah pengakuan kehalalan

suatu Produk yang dikeluarkan oleh BPJPH berdasarkan fatwa halal tertulis

yang dikeluarkan MUI. Pasal 4 menentukan bahwa :” Produk yang masuk,

beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal.”

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

vii

Untuk definisi tersebut di atas, sudah cukup jelas pengertiannya. pasal selanjutnya

mengenai bahan dan proses produk halal ini dapat dilihat dalam ketentuan Pasal

17 sampai dengan 20.

Pasal 20, ayat 2 yang berbunyi bahwa; “Bahan yang berasal dari mikroba dan

bahan yang dihasilkan melalui proses kimiawi, proses biologi, atau proses

rekayasa genetik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c dan

huruf d diharamkan jika proses pertumbuhan dan/atau pembuatannya tercampur,

terkandung, dan/atau terkontaminasi dengan bahan yang diharamkan.”

Pasal 33 ayat 1; “Penetapan kehalalan Produk dilakukan oleh MUI. Dan itu dalam

sidang Fatwa.” Kami sepakat bahwa sertifikasi halal akan vaksin MR ini

merupakan hal yang penting dan pokok untuk dilakukan mengingat mayoritas

warga Negara Indonesia merupakan umat Islam yang membutuhkan kepastian

tersebut.

Namun, untuk dapat memperoleh sertifikat halal dari MUI, diperlukan

dokumen administrasi, dan pemeriksaan langsung ke produsen vaksin ini untuk

menilai dengan teliti mulai dari bahan, zat yang digunakan, proses pembuatan

hingga produk akhir yang diluncurkan. Proses pengajuan hingga didapatkannya

sertifikat halal untuk produk vaksin MR dapat memakan waktu bulanan hingga

tahunan.

Lantas, apakah masyarakat (konsumen) harus menunda pemberian vaksinasi

MR sampai sertifikat halal dikeluarkan? Tentu tidak, ada prioritas yang harus di

lakukan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit campak,

dan angka kecacatan pada bayi baru lahir akibat penyakit rubella pada ibu hamil.

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

viii

Ketiadaan sertifikat halal untuk saat ini, tidak berarti vaksin menjadi haram,

karena pada hakikatnya seluruh zat yang ada di alam dan dapat digunakan oleh

manusia adalah halal, kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Lalu mengapa

pemerintah seperti terkesan terburu-buru dan mendadak sekali memberikan vaksin

MR dengan kisaran usia yang begitu lebar dan jumlah sasaran yang mencapai

total 70 juta anak dalam waktu 1 tahun? Ini karena sebenarnya Indonesia sudah

sangat terlambat ikut serta rencana strategis WHO yang eliminasi kasus campak

pada tahun 2020. Indonesia seharusnya sudah dapat mencapai target ini di tahun

2015.

Vaksin rubella yang kemudian dimasukkan kedalam kampanye MR ini juga

bukan hal yang baru, karena adanya WHO Position Paper on Rubella Vaccines

sejak tahun 2011 merekomendasikan semua Negara yang belum memasukkan

vaksin rubella dan telah menggunakan 2 dosis vaksin campak untuk memasukkan

vaksin rubella dalam imunisasi rutin.

Daripada memasukkannya ke dalam program imunisasi rutin, pemerintah

memilih untuk melakukan kampanye imunisasi MR dengan tujuan mencapai

cakupan imunisasi yang tinggi dapat tercapai dalam waktu yang singkat. Apabila

program MR langsung masuk ke dalam imunisasi rutin, akan banyak terjadi

“kehilangan” sasaran karena rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai

imunisasi ini selain target usia yang sudah tidak pernah lagi datang ke layanan

kesehatan untuk imunisasi.

Dikhawatirkan dapat terjadi outbreak (kejadian luar biasa/KLB) campak dan

sindrom rubella kongenital pada kantong-kantong daerah yang cakupan

imunisasinya rendah.

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

ix

1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan

Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 : “Setiap

tindakan kesehatan harus persetujuan keluarga.” UU yang sama tentang kesehatan

telah diterbitkan oleh pemerintah bersama DPR yaitu UU Nomor 36 tahun 2009,

otomatis UU Nomor 23 tahun 1992 sudah dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 1 (1) menentukan bahwa :“Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara

fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.

Pasal 1 (13) yang menentukan bahwa : “Pelayanan kesehatan preventif adalah

suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.” Imunisasi

telah terbukti merupakan satu-satunya upaya kesehatan preventif yang spesifik

terhadap suatu penyakit. Kemudian ketentuan dalam Pasal 4 : “ Setiap orang

berhak atas kesehatan.”

Adapun ketentuan selanjutnya dalam Pasal 7:“Setiap orang berhak untuk

mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan

bertanggung jawab.” Patut digarisbawahi mengenai informasi dan edukasi yang

seimbang dan bertanggung jawab. Banyaknya hoax tentang kesehatan, khususnya

fitnah terhadap vaksin dan imunisasi membuat kalangan masyarakat menjadi

galau dan meragukan program imunisasi.

Selanjutnya mengenai hak kewajiban ini dapat ditulis dalam ketentuan Pasal 9

ayat (1) : “Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.”

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

x

Pasal 9 (2): “Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya

meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan

pembangunan berwawasan kesehatan.”

Pada Bab hak dan kewajiban, jelaslah bahwa setiap orang memiliki hak atas

kesehatan, dan disisi lain juga harus melaksanakan kewajiban untuk menghormati

hak orang lain. Imunisasi bukanlah program egois, yang manfaatnya hanya

dirasakan oleh orang yang menerima vaksin, tetapi juga turut memenuhi

kewajibannya untuk ikut mewujudkan dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dengan adanya herd immunity. Istilah yang disebutkan terakhir bisa

berarti "imunitas atau kekebalan lingkungan". Yaitu ketika jumlah anak yang

diimunisasi di satu wilayah cukup banyak, maka kekebalan terhadap penyakit

spesifik yang ditimbulkannya pun mampu melindungi anak-anak lain yang belum

atau tidak diimunisasi.

Pasal 19 : “Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya

kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.” Dibandingkan dengan

biaya pengobatan melalui jaminan sosial yang harus ditanggung pemerintah untuk

penyakit menular, berbahaya dan mematikan, imunisasi merupakan metode yang

jauh lebih murah, mudah dan efisien.

Mengenai perlindungan pasien, UU ini pun mengaturnya, yaitu dalam Pasal

56 ayat 1 yang berbunyi : “Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian

atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah

menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara

lengkap.”

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

xi

Bagian kalimat yang dicetak tebal menjadi penting karena ternyata banyak

masyarakat yang menolak tindakan imunisasi karena menerima informasi yang

tidak benar dan belum memahami manfaat imunisasi dengan baik. Namun dalam

keadaan tertentu, hak untuk menolak ini tidak berlaku, sebagaimana bunyi ayat 2

Pasal 56 yaitu : “Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) tidak berlaku pada: a. penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat

menular ke dalam masyarakat yang lebih luas.” Penyakit campak dapat menyebar

secara cepat sehingga menimbulkan kejadian luar biasa yang selalu berulang di

beberapa daerah di Indonesia. Infeksi rubella yang secara diam-diam menyerang

ibu hamil telah menyebabkan tingginya kasus Sindrom Rubella Kongenital pada

bayi-bayi yang tidak berdosa. Secara khusus mengenai imunisasi dapat kita lihat

pada Pasal 132 (3) yaitu : “Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai

dengan ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat

dihindari melalui imunisasi.”

Hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah, seperti yang tertulis pada Pasal

130 : “Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan

anak.” Mengenai aspek keamanan vaksin pun telah tercantum dalam Pasal 153:

“Pemerintah menjamin ketersediaan bahan imunisasi yang aman, bermutu, efektif,

terjangkau, dan merata bagi masyarakat untuk upaya pengendalian penyakit

menular melalui imunisasi.”

4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juga

berkaitan dengan imunisasi

Pasal 4 : “Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang serta

mendapat perlindungan.”

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

xii

Pasal 8 : “Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”

Kedua pasal ini secara khusus membahas kesehatan pada anak, hal ini sejalan

dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 yang telah dijelaskan pada bagian

sebelumnya.

Pasal 77: “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan: (b)

penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami

sakit/penderitaan baik fisik, mental maupun sosial (c) dipidana dengan pidana

penjara paling lama 5 tahun dan atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,-

(Seratus Juta Rupiah).

5. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah,

Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Pasal 5 ayat (1) yaitu

berbunyi : “ Upaya penanggulangan wabah meliputi: pencegahan dan pengebalan.

”Satu-satunya yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah

dengan imunisasi. Dalam Pasal 14 tentang ketentuan pidana disebutkan bahwa,

(1) :“Barang siapa dengan sengaja menghalangi pelaksanaan penanggulangan

wabah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, diancam dengan pidana

penjara selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp

1.000.000,- (satu juta rupiah).”

(2): “Barang siapa karena kealpaannya mengakibatkan terhalangnya pelaksanaan

penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, diancam

dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan dan/atau denda setinggi-

tingginya Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah). Ternyata ada banyak sekali

payung hukum yang melandasi program imunisasi yang dilaksanakan oleh

pemerintah. Sebagai warga Negara yang baik, tentu kita ingin mendukung

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

xiii

pemerintah mewujudkan masyarakat yang sehat. Vaksin yang digunakan oleh

pemerintah telah terstandar secara internasional, dibawah pengawasan ketat oleh

WHO dan telah teruji keamanan, efektivitas serta manfaatnya. Berdayakan diri

kita menjadi masyarakat dengan kecerdasan literasi yang tinggi dengan

kemampuan untuk memilih dan memilah informasi yang benar, dapat dipercaya,

ilmiah dan sesuai dengan bukti yang telah ada dalam penelitian. Jangan mudah

termakan isu yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Penggunaan vaksin Campak

Rubella Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia.

1. Bentuk Perlindungan Hukum Bagi Konsumen

Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang bahwa perlindungan

terhadap konsumen sangat penting dalam peredaran barang dan/atau jasa dalam

lintas perdagangan. Perlindungan konsumen haruslah menjadi perhatian serius

dari pemerintah khususnya di dalam peredaran produk obat-obatan yang beredar

kepada konsumen atau masyarakat yang menjadi korban dari para pihak

produsen yang tidak bertanggung jawab. Selama masih banyak konsumen yang

dirugikan, masalahnya tidak akan pernah tuntas. Oleh karena itu, masalah

perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian

hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Konsumen sebagai

pemakai barang atau jasa memerlukan suatu perlindungan hukum yang jelas

dalam mendapatkan kepuasan serta kelayakan dalam mengkonsumsi barang atau

jasa. Perlindungan konsumen menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999,

Pasal 1 butir 1 adalah “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum

untuk memberi perlindungan kepada konsumen”. Dalam hal ini maka dalam

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

xiv

segala pemakaian produk atau jasa oleh konsumen, konsumen berhak

mendapatkan suatu kepastian hukum. Perlindungan bagi konsumen banyak

macamnya, seperti perlindungan kesehatan dan keselamatan konsumen, hak atas

kenyamanan, hak dilayani dengan baik oleh produsen maupun pasar, hak untuk

mendapatkan barang atau jasa yang layak dan lain sebagainya. Banyaknya hak

dalam perlindungan konsumen disebabkan oleh faktor bahwa konsumen adalah

pelaku ekonomi yang penting, karena tanpa adanya konsumen dalam produksi

brang atau jasa, maka suatu perekonomian tidak akan berjalan.

Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 berisi tentang asas

perlindungan konsumen dimana dalam pasal tersebut menyatakan bahwa

“Perlindungan konsumen berdasarkan manfaat, keadilan, keseimbangan,

keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum”. Oleh karena itu,

dalam perlindungan konsumen, seharusnya setiap aspek baik produsen maupun

pasar serta peran pemerintah sangat diperlukan dan selalu mengacu kepada asas

tersebut. Selain harus mengacu pada asas, perlindungan konsumen dilaksanakan

unruk berbagai macam tujuan. Tujuan perlindungan konsumen menurut Pasal 3

Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 yaitu :

a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk

melindungi diri ;

b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya

dari akses negatif pemakai barang dan/atau jasa;

c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan

menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

xv

d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur

kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan

informasi;

e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan

konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam

berusaha;

f. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan

usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan

keselamatan konsumen.

Dengan diberikan hak-hak dalam perlindungan hukum diharapkan konsumen

dapat berperilaku yang baik serta dapat memilih pemakaian barang/jasa dengan

bijak.

Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang

disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit

campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai

dengan batu dan/atau pilek dan/atau konjungtivitas akan tetapi sangat berbahaya

apabia disertai dengan komplikai pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat

menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila

cakuan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok/herd immunity tidak

terbentuk. Ketika seseorang terkena campak, 90% orang yang berinteraksi erat

dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap campak.

Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.

Pada tahun 2000, lebih dari 562.000 anak per tahun meninggal di seluruh

dunia karena komplikasi penyakit campak. Dengan pemberian imunisasi campak

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

xvi

dan berbagai upaya yang telah dilakukan, maka pada tahun 2014 kematian

akibat campak menurun menjadi 115.000 pertahun, dengan perkiraan 314 anak

per hari atau 13 kematian setiap jamnya.

Imunisasi atau vaksinasi merupakan satu-satunya upaya pencegahan untuk

mengurangi angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat berbagai penyakit.

Namun, tidak semua masyarakat Indonesia menyadari hal ini, bahkan

sekelompok orang menolak dengan beragam alasan. Mungkin sebagian besar

masyarakat pun belum tahu bahwa mereka yang menolak mengimunisasi

anaknya ternyata bisa dipidana. Karena imunisasi bukan hanya sebuah program

pemerintah, tetapi merupakan hak seluruh anak di Indonesia.

Direktur Surveilens dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan

(Kemkes), dr Elisabeth Jane Soepardi, mengatakan, hak anak untuk memperoleh

layanan kesehatan, termasuk imunisasi ini dilindungi dalam UUD 1945, UU

Perlindungan Anak, dan UU kesehatan serta turunannya. Aturan-aturan ini pada

intinya mengamanatkan agar memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan

ketentuan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui

imunisasi.4

Pasal 131 pada BAB VII UU Kesehatan disebutkan pemeliharaan kesehatan

anak sudah harus dimulai sejak dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan

dan sampai usia 18 tahun. Di Pasal 131 ayat 3 disebutkan, pihak pertama yang

bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kesehatan pada anak,

adalah orang tua. Bila tidak ada orang tua, jadi tanggung jawab keluarga,

pemerintah, masyarakat dan seterusnya. Jadi, kalau ada orang tua yang tidak

4 Ahmad Mulyadi, http:///www.searo.who.int/imunization diakses pada tanggal 20 januari

2019 pukul 18 : 22 WITA

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

xvii

mengimunisasi anaknya, apalagi dengan sengaja maka bisa dipidana atas 2 UU,

dan bisa dipenjara.

Elisabeth mengatakan, semua negara di dunia melakukan imunisasi. Hanya

bedanya, di Indonesia imunisasi sifatnya mandatori. Di Indonesia, harus

diwajibkan oleh pemerintah karena kesadaran masyarakat masih rendah. Lebih

buruknya, sebagian orang sebetulnya paham pentingnya imunisasi ini, tetapi

dipolitisasi karena kepentingan pribadi atau kelompok.

Elisabeth5 mengatakan, jika masyarakat dibiarkan melakukan imunisasi

sendiri dengan kesadaran yang masih rendah, maka yang rugi adalah bangsa

Indonesia sendiri karena terancam wabah penyakit yang bisa dicegah dengan

imunisasi. Vaksinasi terbukti banyak manfaat. Dari segi biaya, imunisasi sebagai

upaya kesehatan masyarakat yang paling hemat biaya, seberapa pun mahalnya

vaksin, jauh lebih untung dibanding ketika masyarakat sudah sakit dan diobati.

Imunisasi juga berhasil membasmi berbagai wabah penyakit di dunia maupun

Indonesia. Misalnya penyakit cacar berhasil dihilangkan atau dieradikasi di

Indonesia. Dengan imunisasi, Indonesia berhasil menurunkan AKB dari 61 per

1000 kelahiran hidup pada 1991 menjadi 23 pada akhir 2015. Pada 1991 itu, 10

penyakit penyebab AKB tinggi antara lain diare, pneumonia, campak serta

Difteri, Pertusis dan Tetanus (DPT). Pada 2007, AKB berhasil diturunkan ke 34

per 1000 kelahiran hidup dengan penyebab tertinggi adalah pneumonia dan

diare, sedangkan DPT tidak lagi menjadi penyebab utama. “Keuntungan

imunisasi sudah terbukti. Tapi sebagian masyarakat kita lebih memilih anaknya

5 Elisabeth, http:///www.searo.who.berita/diakses pada tanggal 20 januari 2019 pukul 18:30

WITA

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

xviii

sakit, diobati, diberikan antibiotik, dan kalau sesak nafas dipasang ventilator”,

kata Elisabeth.

GAVI adalah organisasi atau aliansi vaksinasi internasional yang

mendukung ketersediaan vaksinasi di Indonesia. Di antaranya vaksin Hepatitis,

dan 70 juta suntikan vaksin Measles Rubella (MR) untuk mencegah penyakit

campak Jerman pada anak-anak.6

Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan

dewasa muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan

masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubella ini menyerang pada wanita

hamil pada trimester pertama. Infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan

selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau

sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang

dilahirkan.

Di Indonesia, rubella merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data survelians selama lima tahun

terakhir menunjukan 70% kasus rubella terjadi pada kelompok <15 tahun. Selain

itu, berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit CRS di Indonesia pada

tahun 2013 diperkirakan terdapat 2767 kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada usia

ibu 15-19 tahun dan menurun menjadi 47/100.000 pada usia ibu 40-44 tahun.

6 Ihwan Kamil, https:///www.beritasatu.com diakses pada tanggal 20 januari 2019 pukul 18 : 22

WITA

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

xix

III. PENUTUP

Kesimpulan

Untuk memberikan kemudahan dalam pemahaman terhadap pokok dari skripsi ini

dan menjadi intisari uraian dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat di simpulkan

bahwa :

1. Pengaturan peredaran campak vaksinasi rubella berdasarkan hukum positif di

Indonesia adalah di atur dalam UUD 1945 Amandemen terakhir (dalam alinea 4

pembukaan UUD 1945, Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 Tentang Jaminan

Produk Halal, Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan,

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak khususnya

yang berkaitan dengan imunisasi yang mengatakan “Setiap anak berhak untuk

dapat hidup, tumbuh, berkembang serta mendapatkan perlindungan dan setiap

anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan Undang-Undang Nomor 4

tahun 1984 tentang Wabah yaitu berbunyi: “Upaya penanggulangan wabah

meliputi pencegahan dan pengebalan dan satu-satunya yang dapat dilakukan untuk

mencapai tujuan tersebut adalah dengan imunisasi.”

2. Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam pengunaan vaksin campak rubella

yaitu upaya perlindungan hukum dapat diberikan melalui dua perlindungan

hukum yaitu perlindungan hukum Preventif dan perlindungan hukum Represif.

Perlindungan hukum Preventif yaitu perlindungan terhadap konsumen yang

diselenggarakan oleh dinas kesehatan Kota Mataram yaitu

dengan melakukan sosialisasi dan kampanye-kampanye vaksin MR. Sedangkan

perlindungan hukum Represif yaitu upaya hukum untuk melindungi konsumen

terhadap barang yang diproduksi dan diperdagangkan oleh pelaku usaha agar

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

xx

tidak merugikan pihak konsumen yang dapat dilakukan baik secara hukum

perdata dengan tujuan ganti rugi atau penggantian dan pemulihan terhadap

kerugian yang dialami oleh konsumen, ataupun melalui mekanisme hukum pidana

dengan menetapkan hukum sebagaimana ditentukan dalam hukum pidana.

Saran

1. Pengaturan peredaran campak vaksinasi rubella berdasarkan hukum positif di

Indonesia adalah di atur dalam Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 Tentang

Jaminan Produk Halal, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak khususnya yang berkaitan dengan imunisasi yang mengatakan

“Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang serta mendapatkan

perlindungan dan setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan dalam

peredaran vaksin yang ada dalam masyarakat harus dilakukan keseluruhan agar

dapat mengurangi angka cacat dan kematian bagi anak, sehingga dalam

perkembangannya anak dapat terhindar dari penyakit campak rubella.

2. Diharapkan agar perlindungan konsumen terhadap rubella lebih mengembangkan

program yang bersifat promotif dan preventif yaitu menambah media informasi

seperti spanduk, baliho dan brosur tentang imunisasi dan lebih aktif lagi dalam

memberikan penyuluhan dan kunjungan ke rumah-rumah tentang imunisasi

vaksin MR (Measles Rubella) dan mengingatkan ibu-ibu yang belum

mengimunisasi anaknya.

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN …Secure Site fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/IDZHOM-UMMY-A.M-D1A113109.pdfperlindungan hukum yaitu perlindungan hukum Preventif

xxi

DAFTAR PUSTAKA

Buku

1Husni Syawali dan Nemi Sri Imaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar

Maju,Bandung, 2000, hlm 7

Internet 1 Ahmad Ridwan, http:///penyakitcampak dan rubella, (Ditjen P2P, 2016)

1 Ahmad Ridwan, http:///penyakit campak dan rubella, (Ditjen P2P, 2016)

Ahmad Mulyadi, http:///www.searo.who.int/imunization diakses pada tanggal 20 januari

2019 pukul 18 : 22 WITA

Elisabeth, http:///www.searo.who.berita/diakses pada tanggal 20 januari 2019 pukul

18:30 WITA 1 Ihwan Kamil, https:///www.beritasatu.com diakses pada tanggal 20 januari 2019

pukul 18 : 22 WITA