bab iii perlindungan hukum bagi bank bilamana …repository.unair.ac.id/13741/11/11. bab...

28
36 BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA PEMEGANG SERTIFIKAT PENDIDIK DIBERHENTIKAN DARI STATUS TENAGA PENDIDIK PROFESIONAL Telah dibahas pada bab sebelumnya mengenai karakteristik sertifikat pendidik yang tidak memenuhi syarat benda jika dijadikan sebagai objek jaminan. Hal tersebut mempunyai konsekuensi pada hak yang dilahirkan atas dijaminkannya sertifikat pendidik bukanlah jaminan kebendaan dan hanya berupa hak perorangan. Selain itu, terdapat konsekuensi yang lain yakni bank sebagai kreditor hanya mempunyai hak retensi atas sertifikat pendidik yang dijaminkan oleh debitor bilamana debitor wanprestasi. Maksud dari hak retensi sendiri adalah hak yang diberikan oleh undang- undang atau karena perjanjian kepada kreditor untuk menahan sesuatu kebendaan di dalam penguasaannya sampai piutang pemilik kebendaan itu dilunasi oleh debitor yang bersangkutan. Hak yang demikian ini timbul karena adanya piutang atau tagihan yang belum dibayar oleh debitor kepada kreditor, karenanya kreditor menahan kebendaan yang bertalian dengan piutang tersebut. 50 Sederhananya adalah, bank diberikan kuasa untuk menahan sertifikat pendidik millik debitor sampai dengan waktu dimana debitor telah melunasi kewajibannya. Namun, hal tersebut sebenarnya tetap tidak menguntungkan dari 50 Rachmadi Usman, Op. Cit, h. 524 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Upload: doancong

Post on 28-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

36

36

BAB III

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA PEMEGANG

SERTIFIKAT PENDIDIK DIBERHENTIKAN DARI STATUS TENAGA

PENDIDIK PROFESIONAL

Telah dibahas pada bab sebelumnya mengenai karakteristik sertifikat

pendidik yang tidak memenuhi syarat benda jika dijadikan sebagai objek jaminan.

Hal tersebut mempunyai konsekuensi pada hak yang dilahirkan atas

dijaminkannya sertifikat pendidik bukanlah jaminan kebendaan dan hanya berupa

hak perorangan. Selain itu, terdapat konsekuensi yang lain yakni bank sebagai

kreditor hanya mempunyai hak retensi atas sertifikat pendidik yang dijaminkan

oleh debitor bilamana debitor wanprestasi.

Maksud dari hak retensi sendiri adalah hak yang diberikan oleh undang-

undang atau karena perjanjian kepada kreditor untuk menahan sesuatu kebendaan

di dalam penguasaannya sampai piutang pemilik kebendaan itu dilunasi oleh

debitor yang bersangkutan. Hak yang demikian ini timbul karena adanya piutang

atau tagihan yang belum dibayar oleh debitor kepada kreditor, karenanya kreditor

menahan kebendaan yang bertalian dengan piutang tersebut. 50

Sederhananya adalah, bank diberikan kuasa untuk menahan sertifikat

pendidik millik debitor sampai dengan waktu dimana debitor telah melunasi

kewajibannya. Namun, hal tersebut sebenarnya tetap tidak menguntungkan dari

                                                                                                                50 Rachmadi Usman, Op. Cit, h. 524

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 2: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

37

sisi bank karena kembali pada sifat sertifikat pendidik yang tidak dapat

diuangkan, tidak marketable, dan tidak liquid hingga pada akhirnya mempunyai

konsekuensi bahwa sertifikat pendidik tidak dapat dieksekusi bilamana debitor

wanprestasi.

Dalam hal pemberhentian status guru dan dosen telah dijelaskan dalam

Pasal 30 dan Pasal 67 UU Guru dan Dosen. Dalam pasal tersebut menjelaskan

tentang pemberhentian guru dan dosen baik dengan hormat maupun secara tidak

hormat. Sesuai yang dijelasakan dalam Pasal 30 UU Guru dan Dosen yang

menjelaskan bahwa :

(1) Guru dapat diberhentikan dengan hormat dari jabatan sebagai guru karena: a. Meninggal dunia; b. Mencapai batas usia pensiun; c. Atas permintaan sendiri; d. Sakit jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugas

secara terus-menerus selama 12 (dua belas) bulan; atau e. berakhirnya perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama antara guru

dan penyelenggara pendidikan. (2) Guru dapat diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai guru

karena: a. Melanggar sumpah dan janji jabatan; b. Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama; atau c. Melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama 1 (satu) bulan

atau lebih secara terus- menerus. (3) Pemberhentian guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. (4) Pemberhentian guru karena batas usia pensiun sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b dilakukan pada usia 60 (enam puluh) tahun. (5) Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemerintah daerah yang

diberhentikan dari jabatan sebagai guru, kecuali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b, tidak dengan sendirinya diberhentikan sebagai pegawai negeri sipil.

Senada dengan ketentuan pemberhentian terhadap guru seperti yang

dijelaskan dalam pasal tersebut juga diatur perihal pemberhentian terhadap dosen

yang terdapat pada Pasal 67 UU Guru dan Dosen bahwa :

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 3: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

38

(1) Dosen dapat diberhentikan dengan hormat dari jabatan sebagai dosen karena: a. Meninggal dunia; b. Mencapai batas usia pensiun; c. Atas permintaan sendiri; d. Tidak dapat melaksanakan tugas secara terus-menerus selama 12 (dua

belas) bulan karena sakit jasmani dan/atau rohani; atau e. Berakhirnya perjanjian kerja atau. kesepakatan kerja bersama antara

dosen dan penyelenggara pendidikan. (2) Dosen dapat diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatan sebagai dosen karena:

a. Melanggar sumpah dan janji jabatan; b. Melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama; atau c. Melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas selama 1 (satu) bulan

atau lebih secara terus-menerus. (3) Pemberhentian dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

dilakukan oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan tinggi yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(4) Pemberhentian dosen karena batas usia pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan pada usia 65 (enam puluh lima) tahun.

(5) Profesor yang berprestasi dapat diperpanjang batas usia pensiunnya sampai 70 (tujuh puluh) tahun.

(6) Dosen yang diangkat oleh Pemerintah yang diberhentikan dari jabatan sebagai dosen, kecuali sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a dan huruf b, tidak dengan sendirinya diberhentikan sebagai pegawai negeri sipil.

Adanya ketentuan yang mengatur tentang pemberhentian tenaga pendidik

tentunya membawa konsekuensi bahwa hapusnya status guru dan dosen yang

telah diberhentikan mempunyai konsekuensi pada tidak berlakunya sertifikat

pendidik yang bersangkutan, karena dengan diberhentikannya debitor dari status

tenaga pendidik praktis debitor tidak lagi mendapat tunjangan profesi yang

menjadi hak-nya selama masih menyandang status tenaga pendidik. Seperti yang

dijelaskan dalam Pasal 1 angka 8 UU Guru dan Dosen mengenai pemberhentian

kerja bahwa :

Pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian kerja adalah pengakhiran perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama guru atau dosen karena sesuatu hal yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 4: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

39

guru atau dosen clan penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan scsuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dari ketentuan tersebut dapat diartikan bahwa tunjangan profesi yang

dijadikan sumber pembayaran angsuran tidak lagi diterima setelah debitor

dinyatakan untuk diberhentikan dari status tenaga pendidik. Tidak berlakunya

sertifikat pendidik praktis juga menjadikan posisi sertifikat pendidik yang

dijaminkan tidak bermanfaat bagi bank, walaupun masih terdapat hak retensi yang

dimiliki oleh bank namun tidak berlakunya sertifikat pendidik tidak memberikan

benefit apapun pada bank, bahkan pada pemilik sertifikat pendidik yang

bersangkutan. Keadaan dimana tunjangan profesi tidak lagi diterima setelah

debitor diberhentikan tentunya dapat berpengaruh pada kualitas pembayaran

karena tunjangan profesi tersebut berperan sebagai sumber pembayaran yang

utama. Dalam keadaan tersebut maka sangat dimungkinkan dan bahkan

berpotensi akan terjadi kredit bermasalah.

Oleh karenanya, sebelum merealisasikan kredit bagi tenaga pendidik

profesional yang menjadi calon debitor dengan menggunakan sertifikat pendidik

sebagai jaminan, hendaknya bank menerapkan prinsip kehati-hatian dengan

melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir risiko-risiko yang kemungkinan

terjadi di kemudian hari yang salah satunya adalah wanprestasi atau gagal bayar

oleh debitor.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 5: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

40

1. Upaya Bank Meminimalisir Risiko Kredit

Dalam pemberian kredit ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai

upaya untuk melindungi dan mengamankan dana masyarakat yang dikelola bank

dan disalurkan dalam bentuk kredit, yaitu : 51

a. Harus dilakukan dengan menggunakan prinsip kehati-hatian (prudential

principles).

b. Harus mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitor

untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.

c. Wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan masyarakat

yang mempercayakan dananya pada bank.

d. Harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat.

Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian dan dipancangkannya

berbagai rambu sebagai penjabaran dari prinsip kehati-hatian tersebut antara lain

adalah untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan melindungi nasabah

penyimpan dana. Dengan demikian diharapkan bank akan selalu dalam keadaan

sehat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya kepada para penyimpan dananya

(liquid dan solvent) dan dapat melakukan kegiatan yang menunjang

pembangunan. Hal yang terpenting adalah bertujuan agar likuiditas dan

solvabilitas bank terjamin. Dengan demikian kadar kepercayaan masyarakat

kepada perbankan dalam mengelola dananya tetap terjaga dan tidak meragukan

lagi. Tegasnya sebagai lembaga perantara (financial intermediary) adalah wajar

apabila bank mengejar keuntungan (profitability), namun di sisi lain harus juga                                                                                                                 51 Agus Yudha Hernoko, “Lembaga Jaminan Hak Tanggungan sebagai Penunjang Kegiatan Perkreditan Perbankan Nasional”, Tesis, Program Pascasarjana, Unair, Surabaya, 1998, h. 54

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 6: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

41

diimbangi dengan rasa aman baik bagi bank maupun nasabah penyimpan dana

(safety). 52

Sebagai konkretisasi dari penerapan prinsip kehati-hatian, dalam hal

pemberian kredit bank terlebih dahulu akan diperlukan suatu analisis atau

penilitian terhadap calon debitor dengan menggunakan beberapa asas atau prinsip

perkreditan yang dijadikan pedoman untuk penilaian kelayakan aplikasi atau

permohonan kredit.

1.1 Analisis Kredit

Jika dibandingkan dengan produk dan jasa perbankan yang

ditawarkan, pendapatan atau keuntungan suatu bank lebih banyak

bersumber dari pemberian kredit kepada nasabahnya. Oleh karenanya,

pemberian kredit tersebut pasti secara terus-menerus dilakukan oleh bank

dalam rangka menjaga kesinambungan operasionalnya. Hal ini

mencerminkan bahwa kredit adalah sumber pendapatan utama bank.

Tentunya hal tersebut bukan tanpa risiko. Semakin besar kredit yang

dikucurkan oleh bank maka semakin besar pula risiko akan terjadi kredit

macet atau gagal bayar oleh nasabah. Posisi kredit sebagai sumber

pendapatan utama akan menjadi bumerang ketika terjadi kredit macet,

karena kredit macet akan berpengaruh pada penurunan laba,

membengkaknya biaya operasional dan likuiditas keuangan bank yang akan

                                                                                                                52 Sutan Remi Syahdeni, Sudah memadaikah Perlindungsn Yang Diberikan Oleh Hukum Kepada Nasabah Penyimpan Dana ?, Orasi Ilmiah pada Peringatan Lustrum VII/Dies Natalis XL Universitas Airlangga, 10 Nopember 1994, h. 12-13 sebagaimana dikutip oleh Agus Yudha Hernoko, Ibid, h. 48

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 7: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

42

terganggu. Dengan demikian diperlukan upaya preventif oleh bank yang

digunakan untuk meminimalisir kemungkinan adanya risiko kredit macet

yang salah satunya dengan analisis kredit.

Menurut Sutan Remi Sjahdeni, analisis kredit dilakukan untuk

mengetahui kemauan nasabah untuk membayar kembali kredit yang

diberikan oleh bank dan untuk mengetahui kemampuan nasabah untuk

membayar kembali kredit tersebut. Dalam kalangan perbankan dikenal

dengan istilah mengukur faktor willingness to repay dan ability to repay

nasabah. 53 Dalam teori perbankan terdapat beberapa prinsip dasar yang

perlu dilakukan sebelum bank memutuskan permohonan kredit calon

debitor yang antara lain dikenal 5C, 5P, 3R, 6A.

1. Prinsip 5 C

a. Character

Character menggambarkan watak dan kepribadian calon debitor.

Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon debitor, tujuannya

adalah untuk mengetahui bahwa calon debitor mempunyai keinginan untuk

memenuhi kewajiban membayar pinjamannya sampai dengan lunas. Bank

ingin mengetahui bahwa calon debitor mempunyai karakter yang baik, jujur,

dan mempunyai komitmen terhadap pelunasan kredit yang akan diterima

bank. 54 Dalam prakteknya untuk sampai kepada pengetahuan bahwa calon

debitor tersebut mempunyai watak yang baik dan memenuhi syarat sebagai

                                                                                                                53 Sutan Remi Sjahdeni, Kapita Selekta Hukum Perbankan, Jilid I Ketentuan-Ketentuan Pokok, tanpa tahun, tanpa penerbit, h. 59 sebagaimana dikutip dalam Trisadini P. Usanti, Prinsip Kehati-hatian Pada Transaksi Perbankan, Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga, 2013, h. 75 54 Ismail, Op.cit. h. 112

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 8: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

43

peminjam, tidaklah semudah yang diduga, terutama untuk debitor yang baru

pertama kalinya. Oleh karena itu, dalam upaya “penyidikan” tentang watak

ini pihak bank haruslah mengumpulkan data dan informasi-informasi pihak

yang dapat dipercaya. 55

Setelah keluarnya Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/14/BI/2007

tentang Sistem Informasi Debitur, bank semakin dimudahkan dalam hal

penerapan manajemen risiko. Bank mendapat fasilitas berupa kemudahan

dalam hal meminta informasi mengenai debitor kepada Bank Indonesia

untuk mengetahui riwayat kolektabilitas atau kualitas calon debitor. Hal ini

persis seperti yang dijelaskan dalam Pasal 22 ayat (1) Peraturan Bank

Indonesia Nomor 9/14/BI/2007 bahwa :

Informasi Debitur yang diperoleh Pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) hanya dapat digunakan untuk keperluan Pelapor dalam rangka: a. kelancaran proses Penyediaan Dana; b. penerapan manajemen risiko; dan c. identifikasi kualitas Debitur dalam rangka pemenuhan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.

b. Capacity

Analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk mengetahui

kemampuan calon debitor dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka

waktu kredit. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon

debitor tersebut. Kemampuan keuangan calon debitor sangat penting karena

merupakan sumber utama pembayaran kembali kredit yang diberikan oleh

bank. Semakin baik kemampuan keuangan calon debitor, maka akan

                                                                                                                55 Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank Umum, Alfabeta, Bandung, 2009, h. 83

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 9: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

44

semakin baik kemungkinan kualitas kreditnya, artinya dapat dipastikan

bahwa kredit tersebut dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang

diperjanjikan.56

Untuk mengetahui sampai dimana capacity calon peminjam, bank

dapat memperolehnya dengan berbagai cara, misalnya terhadap nasabah

lama yang sudah dikenalnya, tentu tinggal melihat-lihat dokumen-dokumen,

berkas-berkas, arsip dan catatan-catatan yang ada tentang pengalaman-

pengalaman kredit sebelumnya.57

Selain mengacu pada riwayat kredit sebelumnya dan juga jumlah

penghasilan bersih setelah dikurangi biaya pengeluaran bulanan, untuk

dapat mengetahui lebih jauh tentang capacity debitor yang dalam hal ini

adalah tenaga pendidik, dapat juga dilakukan dengan meminta informasi

tentang riwayat keuangan calon debitor kepada bendahara atau bidang

keuangan di institusi tempat tenaga pendidik atau calon debitor mengajar.

Capacity juga bertolak pada umur debitor yang dalam hal ini adalah tenaga

pendidik. Umur sangat berpengaruh pada pertimbangan jangka waktu

kredit, karena semakin mendekati umur pensiun maka jangka waktu

pemberian kredit akan menyesuaikan sisa umur produktif dari debitor yang

bersangkutan.

c. Capital

Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek kredit perlu

dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal

                                                                                                                56 Ismail, Op.Cit, h. 112 57 Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Op.Cit. h. 84    

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 10: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

45

yang dimiliki oleh calon debitor atau berapa banyak dana yang akan

diikutsertakan dalam proyek yang dibiayai oleh calon debitor. Semakin

besar modal yang dimiliki oleh calon debitor akan semakin meyakinkan

bagi bank akan keseriusan calon debitor dalam mengajukan kredit.58

Asas capital atau modal ini menyangkut berapa banyak dan

bagaimana struktur modal yang telah dimiliki oleh calon debitor. Jumlah

modal yang dimiliki ini penting untuk diketahui oleh bank untuk menilai

tingkat debt to equity ratio (DER) 59 yang selanjutnya berkaitan dengan

tingkat rentabilitas dan solvabilitas serta jangka waktu pembayaran kembali

kredit yang akan diterima.60

Dalam hal kredit konsumtif yang berarti bahwa kredit yang

penggunaannya untuk keperluan pribadi atau tidak diperuntukkan bagi

keperluan usaha, misal diperuntukkan pada kredit KPR, bank terlebih

dahulu ingin mengetahui berapa prosentase uang muka yang akan diberikan

oleh debitor sebagai pertimbangan maupun keyakinan bank sebelum

memutuskan permohonan kredit, dan pada prinsipnya bank tidak akan

membiayai 100% dari harga rumah beserta seluruh biaya yang timbul.

d. Collateral

Collateral merupakan jaminan yang diberikan oleh calon debitor

atas kredit yang diajukan. Jaminan merupakan sumber pembayaran kedua,

artinya, apabila debitor tersebut tidak dapat membayar angsurannya dan

                                                                                                                58 Ismail, Op.Cit, h. 113 59 Debt to quity ratio atau rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. 60 Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Op.Cit, h. 85  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 11: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

46

termasuk dalam kriteria kredit macet, maka bank dapat melakukan eksekusi

terhadap jaminan. Hasil penjualan jaminan digunakan sebagai sumber

pembayaran kedua. 61

Selain mempunyai fungsi sebagai sumber pembayaran utang

seandainya debitor tidak mampu membayar dengan jalan

menjual/menguangkan jaminan tersebut, jaminan juga mempunyai fungsi

sebagai salah satu faktor penentu jumlah kredit yang dapat diberikan. Dalam

hal ini, biasanya bank tidak akan memberikan kredit lebih besar dari jumlah

nilai jaminan yang diberikan tersebut, kecuali dalam hal khusus atau

program-program kredit khusus, yang dimaksud dengan hal-hal khusus,

misalnya karena kepercayaan bank terhadap seorang debitor telah

sedemikian rupa besarnya berdasarkan pengalaman yang lalu yang telah

berjalan lama dan sering dan juga menunjukkan hal-hal yang selalu baik. 62

Secara terperinci pertimbangan atas collateral antara lain dikenal

dengan MAST 63:

• Marketability

Agunan yang diterima oleh bank haruslah agunan yang mudah

diperjualbelikan dengan harga yang menarik dan meningkat dari

waktu ke waktu, sehingga apabila terjadi masalah terhadap

pembayaran kembali kreditnya, maka bank akan mudah menjual

agunannya.

                                                                                                                61 Ismail, Op.Cit, h. 113 62 Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Op.Cit. h. 86   63 Ismail, Op.Cit, h. 113

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 12: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

47

• Ascertainability of value

Agunan yang diterima memiliki standar harga yang lebih pasti,

karena agunannya merupakan baran yang mudah didapat, sehingga

tidak perlu meminta bantuan lembaga appraisal dalam menaksir

harga barang agunannya.

• Stability of value

Agunan yang diserahkan bank memiliki harga yang stabil, sehingga

ketika agunan dijual maka hasil penjualan dapat meng-cover

kewajiban debitor.

• Transferability

Agunan yang diserahkan bank mudah dipindah baik secara fisik

maupun secara yuridis. Setiap orang mudah untuk dapat membeli

barang agunan, tidak perlu harus melakukan izin yang berbelit-belit.

Dengan diuraikannya pertimbangan atas collateral atau yang lebih

dikenal dengan MAST yang telah dijelaskan, semakin menguatkan

pernyataan bahwa sertifikat pendidik memang tidak memenuhi syarat benda

yang dapat dijadikan sebagai objek jaminan. Hal tersebut dapat dilihat jika

ditinjau dari segi marketability, ascertainability of value, stability of value,

dan transferability, sertifikat pendidik tidak memenuhi semua syarat seperti

yang disyaratkan dalam MAST.

e. Condition of economy

Condition of economy merupakan analisis terhadap kondisi

perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon debitor

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 13: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

48

dikaitkan dengan kondisi ekonomi, apakah kondisi ekonomi tersebut akan

berpengaruh pada usaha calon debitor di masa yang akan datang.

Dalam praktik perbankan, untuk calon nasabah yang mengajukan

kredit konsumtif, maka pada umumnya bank tidak melakukan analisis

terhadap condition of economy yang dikaitkan dengan calon debitor. Namun

demikian, bank akan mengaitkan antara tempat kerja atau institusi debitor

dengan kondisi ekonomi saat ini dan saat mendatang, sehingga dapat

diestimasikan tentang kondisi perusahaan tersebut. Hal ini terkait dengan

kelangsungan pekerjaan calon debitor dan pembayaran kembali kreditnya.64

2. Prinsip 5 P

a. Party (Golongan)

Bank mencoba melakukan penilaian terhadap beberapa golongan

yang terdiri dari golongan yang sesuai dengan character, capacity,

capital. Bank akan melihat ketiga prinsip tersebut dalam mengambil

keputusan kredit, karena ketiga prinsip tersebut merupakan prinsip

minimal yang harus dianalisis oleh bank sebelum memutuskan kredit

yang diajukan oleh calon debitor.65

b. Purpose (Tujuan)

Purpose lebih difokuskan terhadap tujuan penggunaan kredit yang

diajukan oleh calon debitor. Bank akan melihat dan melakukan analisis

terhadap tujuan kredit tersebut dengan mengaitkannya dengan beberapa

                                                                                                                64 Ismail, Op.Cit, h. 115 65 Ibid

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 14: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

49

aspek sosial lainnya. 66 Yang tidak kalah pentingnya, setelah kredit

disetujui maka bank sebagai kreditor harus melakukan pengawasan

terhadap tujuan penggunaan kredit. Apakah penggunaan kredit tersebut

sudah sesuai dengan tujuan permohonan atau ada penyimpangan. Kredit

yang digunakan tidak sesuai dengan tujuan dapat berpotensi mempunyai

dampak negatif pada kelangsungan kredit tersebut.

c. Payment (Pembayaran Kembali)

Sebelum memutuskan permohonan kredit nasabah, maka yang

perlu dilakukan oleh bank adalah menghitung kembali kemampuan calon

nasabah dengan melakukan estimasi terhadap pendapatandan biaya.

Estimasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui besarnya

keuntungan atau sisa dana yang tidak terpakai seabagai dana yang akan

dibayarkan sebagai angsuran kepada bank. Di samping menghitung

pendapatan, bank perlu memperkirakan jangka waktu debitor dapat

melunasi kreditnya disesuaikan dengan net-cash flow, yaitu perbandingan

antara cash in flow dan cash out flow calon debitor. 67

Dengan demikian maka bank akan mengetahui kemampuan debitor

untuk membayar kembali kreditnya, yang juga dapat menentukan

lamanya jangka waktu pengembalian kredit.

d. Profitability (Kemampuan Memperoleh Keuntungan)

Penilaian profitability tidak terbatas pada keuntungan calon

debitor, akan tetapi juga keuntungan yang akan dicapai oleh bank apabila

                                                                                                                66 Ibid   67 Ibid, h. 116

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 15: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

50

kredit tersebut diberikan. Bank akan menghitung jumlah keuntungan

yang dicapai oleh calon debitor dengan adanya kredit dari bank dan tanpa

adanya kredit dari bank. Di samping itu, bank juga perlu menghitung

jumlah pendapatan yang akan diterima oleh bank dari kredit tersebut.

Jumlah tersebut dapat dilihat dari besarnya bunga yang akan diterima.

Selain itu, bank juga perlu mempertimbangkan pendapatan lain selain

bunga, misalnya pendapatan fee dan komisi karena debitor akan

melakukan setiap transaksinya melalui bank.68

e. Protection (Perlindungan)

Proteksi merupakan upaya perlindungan yang dilakukan bank

dalam rangka berjaga-jaga apabila calon debitor tidak dapat memenuhi

kewajibannya. Untuk melindungi kredit tersebut maka bank meminta

jaminan kebendaan kepada calon nasabah. Jaminan ini merupakan

sumber dana pembayaran kedua. 69 Selain meminta jaminan kebendaan

kepada debitor, untuk meminimalisir risiko yang akan terjadi di

kemudian hari terhadap jaminan kebendaan ataupun risiko terhadap

kredit itu sendiri (misal:gagal bayar), maka selain bank dapat

mengasuransikan jaminan kebendaan tersebut bank juga dapat

mengasuransikan kredit tersebut.

3. Prinsip 3 R

Konsep lain yang menyangkut pemberian kredit ialah yang disebut

dengan prinsip 3 R, yaitu :

                                                                                                               68 Ibid 69 Ibid

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 16: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

51

a. Return

Return dapat diartikan sebagai hasil usaha yang dicapai oleh

perusahaan calon debitur. Bank perlu melakukan analisis terhadap hasil

yang akan dicapai oleh debitor. Analisis tersebut dilakukan dengan

melihat hasil yang telah dicapai sebelum mendapat kredit dari bank,

kemudian melakukan estimasi terhadap usaha yang mungkin akan

dicapai setelah mendapat kredit. 70

Penilaian terhadap kemungkinan hasil yang akan dicapai oleh

debitor akan sangat menentukan kemampuan debitor, apakah dari hasil

tersebut debitor mampu menutup kewajiban pengembalian pinjaman

kredit pada bank selaku kreditor.

b. Repayment

Repayment dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan calon

debitor untuk melakukan pembayaran kembali atas kredit yang telah

dinikmati.71 Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama calon debitor

dapat membayar kembali pinjamannya. Penerapan prinsip ini bertujuan

agar dana yang telah dipinjamkan dapat terbayar kembali sesuai dengan

jangka waktu yang telah diperjanjikan.

c. Risk Bearing Ability

Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh

mana pemohon kredit atau calon debitor mampu menanggung risiko

                                                                                                                70 Ibid, h. 117 71 Ibid

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 17: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

52

kegagalan andaikata terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. 72 Selain

kemampuan menanggung risiko dari perspektif pemohon kredit,

penilaian terhadap risk bearing ability juga harus diterapkan pada bank

selaku kreditor atau pemberi kredit. Bank harus menilai sejauh apa

keyakinan bank terhadap calon debitor yang dalam praktik diikuti dengan

pengikatan jaminan kebendaan.

1.2 Asuransi Kredit

Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992, tentang Usaha

Perasuransian, asuransi atau pertanggungan didefinisikan sebagai perjanjian

antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan

diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk

memberikan penggantian kepada tertanggung, karena kerugian, kerusakan,

atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum

kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul

dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran

yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

dipertanggungkan.

Asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung

terhadap risiko yang dihadapi perorangan maupun risiko yang dihadapi

perusahaan. 73 Hal tersebut merupakan metode yang sangat tepat jika

diterapkan dalam usaha perbankan yang syarat akan risiko. Dalam hal ini

                                                                                                                72 Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Op.Cit, h. 90   73 Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, h. 1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 18: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

53

berbagai kemungkinan kerugian yang dapat ditimpa usaha perbankan tidak

lain adalah setiap kerugian yang berhubungan dengan pelaksanaan

pemberian kredit.

Pada dasarnya yang dapat dipertanggungkan pada asuransi kredit

atau pertanggungan kredit ialah penagihan ataupun segala kepentingan yang

berhubungan dengan penagihan. Penagihan dalam hal ini, haruslah diartikan

sebagai pengertian yang luas yaitu bukan yang hanya timbul dari suatu

transaksi saja, tetapi juga setiap hal penagihan terhadap pembayaran. 74

Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi dimana

salah satu tugasnya adalah sebagai pemberi kredit kepada masyarakat, maka

terdapat berbagai risiko yang tidak dapat ditanggulangi sendiri oleh bank

dan harus dengan bantuan pihak ketiga yaitu risiko-risiko terhadap

kemungkinan menjadi rugi karena nasabah penerima kredit atau debitor

tidak memenuhi prestasi sebagaimana seharusnya. Maka akan sangat efektif

jika bank mengalihkan risiko akan kemungkinan mengalami kerugian

dengan menggunakan asuransi kredit. Adapun risiko atau bahaya-bahaya

yang dihadapi tertanggung yang dapat diasuransikan/dipertanggungkan pada

asuransi kredit adalah 75:

1. Tidak kembalinya seluruh jumlah kredit karena nasabah jatuh

pailit.

2. Keadaan wanprestasi dari nasabah Bank / debitor.

                                                                                                                74 Sri Redjeki Hartono, Asuransi dan Hukum Asuransi di Indonesia, IKIP Semarang Press, Semarang, 1985, h. 142 75 Ibid, h. 143

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 19: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

54

3. Eksekusi yang tidak dapat dilaksanakan baik untuk bagian atau

seluruh barang jaminan atau barang tertentu.

4. Tidak dapat dibayarnya kembali jumlah kredit sampai jangka

waktu tertentu.

5. Tidak dapat dibayarnya sebagian kredit yang sudah diterimanya

sampai batasan waktu tertentu.

6. Risiko-risiko lain yang diperjanjikan.

Menyadari tingginya risiko yang kemungkinan terjadi karena sertifikat

pendidik yang tidak memenuhi syarat sebagai objek jaminan dimana sertifikat

pendidik tidak mempunyai sifat marketable dan liquid, sehingga menjadi suatu

keharusan bahwa permohonan kredit dengan jaminan sertifikat pendidik wajib

menggunakan asuransi kredit sebagai sarana untuk mengalihkan adanya risiko

terjadi kredit macet.

2. Upaya Bank Menyelesaikan Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank, dan

debitor tidak dapat melakukan kewajiban pembayaran atau melakukan angsuran

sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat oleh bank selaku kreditor dengan

nasabah selaku debitor. Kredit bermasalah akan berakibat pada kerugian bank,

yaitu kerugian karena tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan,

maupun pendapatan dari bunga yang seharusnya diterima yang hal tersebut

mengakibatkan penurunan pendapatan secara total.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 20: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

55

Upaya yang dapat dilakukan oleh bank dalam rangka penyelamatan

terhadap kredit bermasalah dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu 76 :

1. Penyelesaian kredit bermasalah secara damai.

Dapat dilakukan terhadap debitor yang beritikad baik untuk

menyelesaikan kewajibannya dan cara yang ditempuh dalam penyelesaian

ini dianggap lebih baik dibandingkan alternatif penyelesaian melalui jalur

hukum. Penyelesaian kredir bermasalah secara damai menurut Peraturan

Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset

Bank Umum disebut sebagai upaya restrukturisasi kredit.

2. Penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya litigasi atau non litigasi.

Penyelesaian kredit bermasalah melalui jalur hukum ini apabila

upaya restrukturisasi/penyelesaian secara damai sudah diupayakan secara

maksimal dan belum memberikan hasil atau nasabah yang sejak awal tidak

menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan kewajibannya, maka

penyelesaian dapat ditempuh melalui jalur hukum yakni eksekusi objek

jaminan, gugatan lewat Pengadilan Negeri atau Badan Arbitrase Nasional,

hapus buku dan hapus tagih.

Dalam praktik, penyelesaian dengan cara damai sering dilakukan oleh bank

karena jika dibandingkan dengan penyelesaian melalui upaya litigasi ataupun non

litigasi, upaya penyelamatan dirasa lebih efektif dan efisien karena lebih

menghemat dari segi waktu dan biaya yang dapat berdampak pada pembengkakan

biaya operasional bank yang nantinya juga merugikan bank itu sendiri.

                                                                                                                76 Trisadini P. Usanti dan Nurwahjuni, Buku Referensi Hukum Perbankan; Model Penyelesaian Kredit Bermasalah, Revka Petra Media, Surabaya, 2014, h. 57

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 21: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

56

2.1 Upaya Restrukturisasi Kredit

Upaya restrukturisasi adalah upaya perbaikan yang dilakukan oleh

bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitor yang mengalami kesulitan

untuk memenuhi kewajibannya. 77 Pilihan yang dapat diambil oleh bank

sebagai tindakan penyelamatan adalah sebagai berikut : 78

1. Rescheduling

Kebijaksanaan ini berkaitan dengan jangka waktu kredit sehingga

keringanan yang dapat diberikan adalah :

a. Memperpanjang jangka waktu kredit.

b. Memperpanjang jarak waktu angsuran, misalnya semula angsuran

ditetapkan setiap 3 bulan, kemudian menjadi 6 bulan.

c. Penurunan jumlah untuk setiap angsuran yang mengakibatkan

perpanjangan jangka waktu kredit.

2. Reconditioning

Dalam hal ini, bantuan yang diberikan adalah berupa keringanan

atau perubahan persyaratan kredit, antara lain ;

a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan utang pokok sehingga

nasabah untuk waktu tertentu tidak perlu membayar bunga, tetapi

nanti utang pokoknya dapat melebihi plafon yang disetujui.

b. Penundaan pembayaran bunga, yaitu bunga tetap dihitung, tetapi

penagihan atau pembebanannya kepada nasabah tidak dilaksanakan                                                                                                                 77 Ibid. h. 60 78 Thomas Suyatno dkk, Dasar-dasar Perkreditan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992, h. 108-110

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 22: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

57

sampai nasabah mempunyai kesanggupan. Atas bunga yang

terutang tersebut tidak dikenakan bunga dan tidak menambah

plafon kredit.

c. Penurunan suku bunga, yaitu dalam hal nasabah dinilai masih

mampu membayar bunga pada waktunya, tetapi suku bunga yang

dikenakan terlalu tinggi untuk tingkat aktivitas dan hasil usaha

pada waktu itu.

d. Pembebasan bunga, yaitu dalam hal nasabah memang dinilai tidak

sanggup membayar bunga karena usaha nasabah hanya mencapai

tingkat kembali utang pokok (break even). Pembebasan bunga ini

dapat untuk sementara, selamanya, ataupun seluruh utang bunga.

e. Pengkonversian kredit jangka pendek menjadi kredit jangka

panjang dengan syarat yang lebih ringan.

3. Restucturing

Restructuring merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam

menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah struktur

pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Misalnya, pada struktur

pembiayaan proyek tersebut berasal dari dana sendiri sebesar 60% dan

dana kredit 40%. Pada perjalanan berikutnya, debitor mengalami

kesulitan dalam pembayaran angsurannya karena sebagian modal yang

ada terserap dalam investasi. 79

                                                                                                                79 Ismail. Op.cit. h. 128

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 23: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

58

4. Kombinasi

Tindakan penyelamatan dapat juga merupakan kombinasi, misalnya

rescheduling dengan reconditioning, rescheduling dengan restructuring,

dan reconditioning dengan restructuring, serta gabungan dari

rescheduling, reconditioning dan restructuring. 80

Menjadi catatan bahwa hal yang tidak kalah penting dalam upaya

restrukturisasi kredit adalah sifat kooperatif atau itikad baik dari debitor

yang bersangkutan. Jika debitor mempunyai itikad baik atau cukup

kooperatif dalam menyelesaikan permasalahan kreditnya, maka

dimungkinkan untuk dilakukan upaya restrukturisasi, namun jika sebaliknya

maka upaya restrukturisasi mustahil untuk dilakukan. Itikad baik dapat

diukur kemauan dan kemampuan membayar dari bentuk perilaku nasabah,

antara lain 81:

− Nasabah bersedia untuk diajak berdiskusi dalam rangka

menyelesaikan kreditnya.

− Nasabah bersedia untuk memberikan data keuangan yang benar.

− Nasabah memberikan ijin pada bank untuk melakukan pemeriksaan

laporan keuangan.

− Nasabah bersedia untuk mengikuti program penyelamatan kredit

bermasalah dan menjalankan langkah-langkah yang diberikan oleh

bank.

                                                                                                                80 Thomas Suyatno dkk., Op.cit, h. 110 81 Trisadini P. Usanti dan Nurwahjuni, Op.cit. h. 59  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 24: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

59

2.2 Klaim Asuransi Sebagai Pembayaran Kredit

Dasar hukum yang dapat dijadikan dasar sebagai pengganti

pembayaran kredit/kewajiban yang belum dilunasi oleh debitor adalah

dengan cara klaim asuransi. Untuk menuntut adanya klaim oleh pihak

tertanggung pada pihak penanggung adalah polis karena polis sebagai

bentuk peruwujudan kesepakatan yang dituangkan secara tertulis antara

penanggung dan tertanggung. Dengan demikian dalam polis harus

menyebutkan secara tegas setidaknya tentang berlakunya perjanjian

asuransi, objek asuransi, pihak penanggung dan tertanggung, persyaratan

yang harus dipenuhi dalam hal pengajuan klaim dsb.

Dalam praktik perbankan, asuransi kredit adalah sarana yang tepat

untuk mengalihkan risiko yang dapat dialami oleh bank sebagai lembaga

intermediasi sebagai akibat bank dalam menjalankan fungsinya sebagai

penyalur kredit. Seperti contoh pada PT. Askrindo yang mengeluarkan

produk asuransi kredit. Asuransi kredit  merupakan produk jasa Askrindo

untuk memberikan penjaminan kepada perbankan maupun non perbankan

atas kredit yang diberikan. Fungsi Askrindo dalam hal ini adalah

memberikan jaminan/ganti rugi atas kemacetan yang disalurkan perbankan

maupun non perbankan. 82 Selain yang dipertanggungkan adalah kemacetan

pembayaran karena meninggalnya debitor, diberhentikannya debitor dari

pekerjaannya juga termasuk dalam objek asuransi yang dipertanggungkan

                                                                                                                82 http://askrindo.co.id/ diakses pada 3 Desember 2014

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 25: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

60

oleh PT. Askrindo. Tentunya hal tersebut sangat tepat jika dipergunakan

untuk mengalihkan risiko bilamana debitor diberhentikan dari status tenaga

pendidik.

Dalam praktik, yang menjadi persoalan adalah bahwa proses

pengajuan klaim asuransi membutuhkan waktu yang tidak singkat. Proses

dari pengajuan hingga pencairan dapat mencapai 3 hingga 4 bulan. Memang

dari segi risiko diberhentikannya debitor dari status tenaga pendidik dapat

ditanggung oleh PT. Askrindo selaku penanggung, namun proses pencairan

klaim yang lama tetap akan mempengaruhi dana cadangan dan juga

likuiditas bank untuk jangka pendek.83

2.3 Penyelesaian Melalui Pengadilan Negeri

Dengan memandang kedudukan bank sebagai kreditor dalam hal ini

yang tidak mengikat jaminan secara sempurna, maka kedudukan bank

hanyalah sebagai kreditor konkuren. Dalam hal bank hanya berkedudukan

sebagai kreditor konkuren maka upaya perlindungan hukum yang tepat jika

debitor tidak mampu melaksanakan kewajibannya adalah dengan cara

mengajukan gugatan wanprestasi dengan penyelesaian melalui Pengadilan

Negeri.

Penyelesaian melalui pengadilan negeri diawali dengan adanya somasi

yang dilakukan oleh bank kepada debitor yang wanprestasi. Bukti somasi

yang dilakukan oleh bank dipergunakan sebagai bukti untuk mengajukan

                                                                                                                83 Hasil wawancara dengan Abdul Wahid selaku staff kredit multiguna Bank Jatim cabang Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 14 Juli 2014

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 26: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

61

gugatan wanprestasi apabila setelah dilakukan 3 (tiga) kali somasi debitor

tetap tidak memenuhi kewajibannya. Sesuai ketentuan dalam HIR Pasal 118

ayat (1), Gugatan perdata pada tingkat pertama termasuk lingkup wewenang

pengadilan negeri, harus diajukan dengan surat permintaan (surat gugatan)

yang ditandatangani oleh penggugat, atau oleh wakilnya menurut Pasal 123,

kepada ketua pengadilan negeri di tempat diam si tergugat. Tergugat dalam

hal ini adalah debitor.

Upaya melakukan gugatan ke pengadilan negeri atas dasar

wanprestasi merupakan upaya yang dilakukan oleh bank bilamana : 84

a. Debitor sejak awal tidak beritikad baik untuk menyelesaikan

kewajibannya.

b. Agunan secara yuridis tidak diikat secara sempurna, sehingga bank

hanya berposisi sebagai kreditor konkuren.

c. Nilai jaminan setelah dilakukan eksekusi tidak menutup seluruh

kewajiban debitor dan debitor tidak mau melunasi sisa utangnya

sehingga bank harus mengajukan gugatan keperdataan dengan

mengajukan sita atas jaminan umum milik debitor.

Namun, upaya penyelesaian kredit bermasalah melalui pengadilan

negeri pada dasarnya sangat dihindari oleh bank dengan alasan karena

efisiensi waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan.85 Permasalahan waktu

dalam penyelesaian sengketa di pengadilan yang tidak singkat tentunya juga

akan berdampak pada konsentrasi bank dalam menjalankan fungsinya.                                                                                                                 84 Ibid, h. 75-76 sebagaimana mengutip Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Alfabeta, Bandung, 2004, h. 299 85 Ibid  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 27: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

62

Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk penyelesaian sengketa di

pengadilan adalah tidak sedikit dan tentunya juga akan berpengaruh pada

profitabilitas bank.

2.4 Hapus Buku dan Hapus Tagih

Hapus buku (write off) dilakukan pada pinjaman macet yang tidak

dapat ditagih lagi dihapusbukukan dari neraca (on balance sheet) dan dicatat

pada rekening administratif (off balance sheet), penghapusbukuan pinjaman

macet tersebut dibebankan pada akun penyisihan penghapusan aktiva

produktif, meskipun pinjaman macet tersebut telah dihapusbukukan, hal ini

hanya bersifat administratif sehingga penagihan terhadap debitur tetap

dilakukan. Hasil tagihan pokok pinjaman dibukukan ke rekening penyisihan

penghapusan aktiva produktif, sedangkan tagihan bunga dibukukan sebagai

pendapatan lain. Pelaksanaan hapus buku dilakukan terhadap seluruh

penyediaandana yang diberikan dan diikat dalam satu perjanjian. 86

Hapus tagih adalah tindakan bank menghapus semua kewajiban

debitor yang tidak dapat diselesaikan, dengan adanya hapus tagih maka

pinjaman debitor tidak tertagih kembali. Dalam hukum perikatan disebut

sebagai pembebasan utang. Pembebasan utang sebagaimana diatur pada

Pasal 1381 BW merupakan salah satu cara hapusnya perikatan. Undang-

undang tidak memberikan definisi dari apa yang disebutkan dengan

pembebasan utang, yang dimaksud dengan pembebasan utang ialah

                                                                                                                86 Kamus perbankan, http://bi.go.id diakses pada 3 Desember 2014

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA

Page 28: BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BANK BILAMANA …repository.unair.ac.id/13741/11/11. Bab 3.pdfperlindungan hukum bagi bank bilamana pemegang sertifikat pendidik diberhentikan dari

 

 

63

pembuatan pernyataan kehendak dari kreditor untuk membebaskan debitor

dari perikatan dan pernyataan kehendak tersebut diterima oleh debitor.

Menurut Pasal 1439 BW pembebasan utang tidak boleh dipersangkakan

tetapi harus dibuktikan. Hapus tagih dalam restrukturisasi kredit dan

penyelesaian kredit dimaksudkan untuk kepentingan transparansi kepada

debitur. 87

Seperti yang telah diamanatkan pada pasal Pasal 71 oleh Peraturan

Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva

Bank Umum, bahwa hapus buku dan atau hapus tagih hanya dapat

dilakukan setelah bank melakukan berbagai upaya untuk memperoleh

kembali aktiva produktif yang diberikan. Dari ketentuan tersebut dapat

dipahami bahwa hapus buku dan/atau hapus tagih merupakan pilihan

terakhir. Hapus buku dan/atau hapus tagih hanya dapat dilakukan ketika

semua metode penyelesaian kredit bermasalah telah dilakukan.

                                                                                                                87 Trisadini P. Usanti dan Nurwahjuni, Op.cit. h. 90 sebagaimana mengutip Mariam Darul Badrulzaman, et.al, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Adirya Bakti, Bandung, 2001, h. 143

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi SERTIFIKAT PENDIDIK DALAM KREDIT BANK DITINJAU DARI HUKUM JAMINAN

PRAMUDYA ANANTA YUDHA