perlindungan hukum terhadap investor pada koperasi …digilib.unila.ac.id/48733/3/skripsi tanpa bab...

62
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR PADA KOPERASI YANG DIBEKUKAN KEGIATAN USAHANYA ( Studi Pada Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada ) (Skripsi) Oleh FANNYZA FITRI FAISAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR PADA KOPERASI

    YANG DIBEKUKAN KEGIATAN USAHANYA

    ( Studi Pada Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada )

    (Skripsi)

    Oleh

    FANNYZA FITRI FAISAL

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2018

    http://www.kvisoft.com/pdf-merger/

  • ABSTRAK

    PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR PADA KOPERASI

    YANG DIBEKUKAN KEGIATAN USAHANYA

    (STUDI PADA KOPERASI CIPAGANTI KARYA GUNA PERSADA)

    Oleh

    Fannyza Fitri Faisal

    Koperasi merupakan badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan

    hukum koperasi, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang

    ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai koperasi. Saat ini banyak

    berkembang di masyarakat penawaran produk investasi berupa simpanan

    berjangka pada koperasi dengan menjanjikan pengembalian yang cukup tinggi.

    Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada merupakan koperasi simpan pinjam

    dengan penyertaan modal, koperasi ini memiliki konsep pengembalian modal dari

    mitra usaha dengan besaran bunga 1,5% - 2% per bulan sesuai modal yang

    ditanamkannya. Dalam perjalanannya koperasi ini gagal melakukan pembayaran

    dengan puncaknya pada bulan Maret 2014, sehingga pada akhirnya pada bulan

    Juli 2014 Koperasi ini dibekukan kegiatan usahanya oleh dinas koperasi Kota

    Bandung. Permasalahan dalam penelitian ini. Bagaimana perlindungan hukum

    berupa tanggung jawab bagi para investor dan bagaimana pelaksanaan ganti

    kerugian dana investor oleh koperasi

    Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif terapan dengan tipe penelitian

    deskriptif. Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan normatif

    terapan. Penelitian ini menggunakan sumber data kepustakaan dan data yang

    digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder

    dan tersier. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, studi dokumen dan

    wawancara. Pengelolaan data dilakukan dengan cara pemeriksaan data, penandaan

    data, rekonstruksi data dan sistematisasi data yang selanjutnya dilakukan analisis

    secara kualitatif

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa, Koperasi

    Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) hanya menuangkan dalam satu pasal

    saja, yaitu hanya pada pasal 8 di dalam akta perjanjian penyertaan modal.

    Menyebutkan bahwa Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP)

    memberikan jaminan berupa tanggung jawab apabila ada tuntutan dan atau

    gugatan dari pihak manapun berkaitan dengan modal penyertaan tersebut, wujud

    konkret dari pertanggungjawaban Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada

  • Fannyza Fitri Faisal (KCKGP) ini tertuang dalam putusan No. 21/Pdt.Sus/PKPU/2014/PB.Niaga.

    Jkt.Pst. Putusan tersebut memuat perjanjian perdamaian berupa restrukturisasi

    usaha dan rencana pembayaran kepada mitra usahanya. Pelaksanaan ganti

    kerugian diberikan Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) terhadap

    mitra usaha dituangkan dalam perjanjian perdamaian, dengan adanya putusan

    perdamaian itu, maka hubungan hukum antara koperasi cipaganti karya guna

    persada dan para mitra usaha adalah berdasarkan perdamaian dalam PKPU.

    Kata kunci: Perlindungan Hukum, Koperasi, Investor

  • PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR PADA KOPERASI

    YANG DIBEKUKAN KEGIATAN USAHANYA

    (Studi Pada Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada)

    Oleh

    Fannyza Fitri Faisal

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

    SARJANA HUKUM

    Pada

    Bagian Hukum Keperdataan

    Fakultas Hukum Universitas Lampung

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2018

  • RIWAYAT HIDUP

    Nama lengkap dari penulis adalah Fannyza Fitri Faisal,

    penulis dilahirkan di Terbanggi Besar pada tanggal 6 Maret

    1991. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara,

    dari pasangan bapak Hi. Agus Faisal dan ibu Hj. Ratu Rachma

    Yanti.

    Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Aisiyah Bustanul

    Athfal (ABA) Bandarjaya Lampung Tengah pada tahun 1996, penulis

    melanjutkan ke Sekolah Dasar di SD Negri 2 Yukumjaya Lampung Tengah pada

    tahun 1997 hingga tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama di SMP MTs Husnul

    Khotimah Kuningan Jawa Barat pada tahun 2003 hingga tahun 2006 dan Sekolah

    Menengah Atas di SMA PGII 1 Bandung Jawa Barat pada Tahun 2006 hingga

    tahun 2009. Penulis terdaftar sebagai mahasiwa fakultas hukum melalui jalur

    Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Tertulis (SNMPTN Tertulis)

    pada tahun 2011.

    Penulis tercatat mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN Tematik) pada

    tahun 2014, di Desa Titiwangi, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung

    Selatan.

  • MOTO

    “Penuhilah janji, sesungguhnya setiap janji pasti akan dimintai

    pertanggung-jawabannya”

    (QS Al-Isra:34)

    “Hendaklah engkau jujur meski hal tersebut merugikanmu, namun kejujuran

    sangat bermanfaat bagimu, dan jauhilah kebohongan meski ia

    menguntungkanmu, namun sejatinya

    kebohongan merugikanmu.”

    (Asy-Sya’bi)

    “ Kekuatan atau kekuasaan yang besar menciptakan

    tanggung jawab yang besar pula ”

    (Stan Lee)

  • PERSEMBAHAN

    Semua yang telah penulis capai ini adalah atas berkah dan rahmat Allah swt dan

    junjungan Nabi Besar Muhammad saw dan hasil kerja keras penulis selama ini.

    Ku persembahkan karya ini kepada :

    Ayahanda Agus Faisal dan Ibunda Ratu Rachma Yanti tercinta, yang selalu

    mencurahkan kasih sayang dan tidak henti-hentinya mendoakan keberhasilan

    penulis dalam setiap sujudnya.

    Istriku tersayang, Dewi Sekar Arum dan buah hatiku Zidan dan Zafran yang

    selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

  • SANWACANA

    Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

    rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

    skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pada

    Koperasi Yang Dibekukan Kegiatan Usahanya (Studi Pada Koperasi

    Cipaganti Karya Guna Persada)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung di bawah

    bimbingan dari dosen pembimbing serta atas bantuan dari berbagai pihak lain.

    Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar

    Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

    Penyelesaian penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan saran dari

    berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

    kepada:

    1. Bapak (Alm) Armen Yasir, S.H., M.Hum., Dekan Fakultas Hukum

    Universitas Lampung;

    2. Bapak Dr. Sunaryo, S.H., M.Hum., Ketua Bagian Hukum Keperdataan

    Fakultas Hukum Universitas Lampung;

    3. Ibu Aprilianti, S.H., M.H., Pembimbing I yang telah bersedia untuk

    meluangkan waktunya, mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan

    bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

  • 4. Ibu Kasmawati, S.H., M.Hum., Pembimbing II yang telah bersedia untuk

    meluangkan waktunya, mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan

    bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

    5. Ibu Nilla Nargis, S.H., M.Hum., Pembahas I yang telah memberikan kritik,

    saran, dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini;

    6. Ibu Siti Nurhasanah, S.H., M.H., Pembahas II yang telah memberikan kritik,

    saran, dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.

    7. Ibu Maya Safira, S.H., M.H., dan Bapak Eko, S.H., M.H., Pembimbing

    Akademik atas bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama

    menjalankan masa studi di Fakultas Hukum Universitas Lampung;

    8. Seluruh dosen dan karyawan/i Fakultas Hukum Universitas Lampung yang

    penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta

    segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi;

    9. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda

    Agus Faisal yang penulis banggakan dan Ibunda Ratu Rachma Yanti tercinta

    yang telah banyak memberikan dukungan dan pengorbanan baik secara moril

    maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

    Terimakasih atas segalanya semoga kelak dapat membahagiakan,

    membanggakan, dan selalu bisa membuat kalian tersenyum dalam

    kebahagiaan;

    10. Istri tercintaku Dewi Sekar Arum terimakasih telah sabar dalam menemani

    dan telah memberikan sepenuh hati cintanya dengan kehadiran Daffa

    Muhammad Zidan Faisal dan Davin Muhammad Zafran Faisal. Semoga ini

    awal dari pendakian bersama kita menuju ke puncak;

  • 11. Kakakku Fersha Rezza Faisal dan Adik-adikku Wiena Destrinia Faisal dan

    Fakhri Zain Faisal atas semua dukungan moril, motivasi, kegembiraan, dan

    semangatnya.

    12. Mertuaku Ubak Kamiludin dan Umak Marhidayah atas nasihat dan doa yang

    di panjatkan, semoga menjadi awal jalan menuju kesuksesan.

    13. Teman seperjuangan Egi Yuzario dan (Almh) Ferinda Eka Adlina S.H., terima

    kasih untuk segala hal yang sudah kita lewati selama perkuliahan ini, terima

    kasih sudah hadir disaat suka maupun duka.

    14. Teman-teman seperjuangan Fakultas Hukum 2011: Bayu Andrian, Chandra

    Agus Wijaya, Fitri Ratna Wulan, Astari Maharani, Chelsilia Hernidons, Clara

    Lucky Respati, Tri Aktariyani, Miranti Dwi S, Natalia Kathrine, Dananjaya

    Ajie P, Ivan Savero, Kurniawan Manulang, Haqki Prakasa Kalbi, M. Jaendra

    Robbani, Syahrun A, Syendi S A, Yonathan Aji P, M Fadel Norman, Bayu

    Teguh P, Untari R, Gilang F P semoga kita sehat dan sukses selalu, Aamiin.

    15. Ibu Hj. Emmy Retnowati dan Ibu Hj Aida Dwi beserta 8700 seluruh mitra

    koperasi yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu,

    terimakasih sudah bersedia bercerita tentang suka dukanya menjadi mita

    koperasi cipaganti, semoga cepat mendapatkan kejelasan pengembalian

    modal, Aamiin.

    16. Teman-teman KKN Tematik Periode I Tahun 2014 Desa Titiwangi

    Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung selatan, Gilang, Acil, Heral, Doy,

    Dian, Tita, Hesti, dan Esti.

    17. Adik-adik angkatan 2012 dan 2013 : Tutut, Rohana, Landoria, Maharani,

    Marissa.

  • 18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu telah membantu penulis

    menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas semua doa, bantuan dan

    dukungannya.

    19. Almamater Tercinta.

    Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa dan budi baik yang telah

    diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis menyadari masih terdapat

    kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan masih jauh dari kesempurnaan, akan

    tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

    membacanya, khususnya bagi penulis dalam mengembangkan dan mengamalkan

    ilmu pengetahuan.

    Bandar Lampung, 05 Oktober 2018

    Penulis,

    Fannyza Fitri Faisal

  • DAFTAR ISI

    ABSTRAK ..................................................................................................... i

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... iii

    HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v

    SURAT PERNYATAAN .............................................................................. vi

    RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vii

    MOTO ............................................................................................................ viii

    PERSEMBAHAN .......................................................................................... ix

    SANWACANA .............................................................................................. x

    DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup ............................................ 5

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 6

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Koperasi ............................................................................................ 8

    1. Sejarah Koperasi di Indonesia ................................................... 8

    2. Pengertian Koperasi ................................................................... 9

    3. Landasan, Fungsi dan Peranan Koperasi ................................... 12

    4. Jenis-jenis Koperasi ................................................................... 13

    5. Prinsip-prinsip Koperasi ............................................................ 18

    B. Investasi ............................................................................................ 19

    1. Penjelasan Investasi dan Investor .............................................. 19

    2. Macam-macam Aktifitas Investasi ............................................ 20

    C. Perjanjian .......................................................................................... 22

    1. Pengertian Umum Perjanjian ..................................................... 22

    2. Syarat Sah Perjanjian ................................................................. 23

    3. Wanprestasi ................................................................................ 24

  • 4. Overmacht .................................................................................. 25

    D. Perlindungan Hukum ........................................................................ 26

    E. Tanggung Jawab ............................................................................... 30

    1. Pengertian Tanggung Jawab ...................................................... 30

    2. Jenis Tanggung Jawab ............................................................... 31

    3. Prinsip-prinsip Tanggung Jawab ............................................... 32

    F. Kerangka Pikir .................................................................................. 34

    III. METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Tipe Penelitian .................................................................. 36

    1. Jenis Penelitian .......................................................................... 36

    2. Tipe Penelitian ........................................................................... 37

    B. Pendekatan Masalah .......................................................................... 37

    C. Data dan Sumber Data ...................................................................... 38

    D. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 39

    E. Metode Pengolahan Data .................................................................. 40

    F. Analisis Data ..................................................................................... 41

    IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) ........................ 42

    B. Tanggung Jawab Koperasi Terhadap Dana Investor Setelah Dibekukan ......................................................................................... 44

    C. Pelaksanaan Ganti Kerugian Investor Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada .................................................................................... 56

    V. PENUTUP

    A. Kesimpulan ...................................................................................... 62

    B. Saran ................................................................................................ 63

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa perekonomian

    Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

    Selanjutnya penjelasan pasal ini menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah

    yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang dan bangun perusahaan yang

    sesuai dengan itu adalah koperasi.1 Penjelasan pasal ini menempatkan koperasi

    baik dalam kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional maupun sebagai

    bagian integral tata perekonomian nasional, dengan memperhatikan kedudukan

    koperasi seperti tersebut di atas maka peran koperasi sangatlah penting dalam

    menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam

    mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri

    demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.

    Sesuai dengan hal tersebut di atas, maka bangsa Indonesia telah melakukan

    pembangunan untuk mewujudkan tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

    yang adil dan makmur secara materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan

    Undang-Undang Dasar 1945. Usaha yang telah dilakukan pemerintah tersebut

    salah satunya adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia, khususnya

    1 Penjelasan Umum Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

  • 2

    dalam bidang sosial dan ekonomi yakni dengan memberikan peminjaman kepada

    masyarakat yang membutuhkan tambahan modal. Wujud daripada hal tersebut

    salah satu sasarannya adalah koperasi.2

    Koperasi sebagai urat nadi perekonomian bangsa Indonesia,3 bertindak untuk

    melindungi masyarakat yang ekonominya lemah. Secara umum koperasi sebagai

    perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk

    memperjuangkan peningkatan kesejahteraaan ekonomi mereka pada suatu

    perusahaan yang demokratis.4

    Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang mantap, demokratis, otonom,

    partisipatif, dan berwatak sosial. Pembinaan koperasi pada dasarnya dimaksudkan

    untuk mendorong agar koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama

    dalam kehidupan ekonomi rakyat. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang

    Perkoperasian menegaskan bahwa pemberian status badan hukum koperasi,

    pengesahan perubahan anggaran dasar, dan pembinaan koperasi merupakan

    wewenang dan tanggung jawab pemerintah, dalam pelaksanaannya, pemerintah

    dapat melimpahkan wewenang tersebut kepada Menteri yang membidangi

    koperasi, namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa pemerintah mencampuri

    urusan internal organisasi koperasi dan tetap memperhatikan prinsip kemandirian

    koperasi. Pemerintah baik di pusat maupun di daerah, menciptakan dan

    mengembangkan iklim serta kondisi yang mendorong pertumbuhan dan

    pemasyarakatan koperasi, demikian juga pemerintah memberikan bimbingan,

    2 Sutantya Raharja Hadhikusuma. Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta PT Raja Grafindo

    Persada, 2000, hlm. 31 3 G. Kartasapoetra dan A. G Kartasanoetra dan kawan. Koperasi Indonesia yang

    Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm. 11 4 Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia, Yogyakarta, BPFE -Yogyakarta, 2000, hlm. 2

  • 3

    kemudahan, dan perlindungan kepada koperasi, selanjutnya pemerintah dapat

    menetapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya dapat diusahakan oleh koperasi.

    Selain itu pemerintah juga dapat menetapkan bidang kegiatan ekonomi di suatu

    wilayah tertentu yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi untuk tidak

    diusahakan oleh badan usaha lainnya, hal tersebut dilakukan dengan

    memperhatikan kepentingan ekonomi nasional dan perwujudan pemerataan

    kesempatan berusaha. Undang-undang ini juga memberikan kesempatan bagi

    koperasi untuk memperkuat permodalan melalui pengerahan modal penyertaan

    baik dari anggota maupun dari bukan anggota, dengan kemungkinan ini, koperasi

    dapat lebih menghimpun dana untuk pengembangan usahanya.5

    Sejalan dengan itu dalam Undang-undang ini ditanamkan pemikiran ke arah

    pengembangan pengelolaan koperasi secara profesional. Berdasarkan hal tersebut

    di atas, Undang-undang ini disusun dengan maksud untuk memperjelas dan

    mempertegas jati diri, tujuan, kedudukan, peran, manajemen, keusahaan, dan

    permodalan koperasi serta pembinaan koperasi, sehingga dapat lebih menjamin

    terwujudnya kehidupan koperasi sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 33

    Undang-Undang Dasar 1945.6

    Saat ini koperasi terus mengembangkan usahanya untuk mengikuti perkembangan

    kebutuhan manusia yang tak terbatas. Salah satu bidang usaha koperasi yang

    dirasakan kian hari semakin dibutuhkan masyarakat adalah simpan pinjam beserta

    penyertaan modal dengan pola bagi hasil dengan mitra usaha koperasi. Salah satu

    koperasi yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang simpan pinjam penyertaan

    5 Penjelasan Umum Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

    6 G. Kartasapoetra dan A. G Kartasanoetra dan kawan. Op. Cit,,hlm. 11

  • 4

    modal dengan pola bagi hasil dengan mitra usahanya adalah Koperasi Cipaganti

    Karya Guna Persada (KCKGP). Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada

    (KCKGP) yang berkantor Pusat di Jl. Gatot Subroto No. 94 Bandung, telah

    dikenal sebagai Icon Bisnis Berbasis Ekonomi Kerakyatan terbesar di Jawa Barat,

    bahkan mungkin hampir di Indonesia. Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada

    (KCKGP) telah berhasil menempatkan Cipaganti Group sebagai mitra usaha

    korporasi nasional terbaik dengan terobosan 3 pilar bisnis, yakni Property,

    Otojasa dan Sewa Alat Berat, serta Pertambangan, dimana ketiganya merupakan

    sumberdaya kekuatan ekonomi dalam negeri. Posisi strategis ini menjadikan

    Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) mampu menarik sekitar 8000

    mitra usaha yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dan diperkirakan

    lebih dari 50% merupakan pensiunan BUMN & PNS.7 Mereka secara sadar dan

    bermodalkan kepercayaan yang sangat tinggi telah sepakat untuk bermitra dan

    berjalan sinergis bersama Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP)

    melalui mekanisme penyertaan modal usaha dengan nilai modal minimum Rp.

    100.000.000,-. Sebagai bentuk imbal balik, Koperasi Cipaganti Karya Guna

    Persada (KCKGP) menjanjikan keuntungan atau bagi hasil di kisaran 1,5-2%

    setiap bulannya.8

    Awal Tahun 2012, Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) mulai

    mengalami berbagai kendala usaha yang telah mengganggu stabilitas dan

    perkembangan jalannya usaha. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan Koperasi

    Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) mengalami kesulitan likuditas dan

    7 https://www.kimu.koperasicipaganti.co.id/kronologis/koperasi/cipaganti, diakses pada

    tanggal 11 Mei 2015 pukul 10.00 WIB 8 ibid

  • 5

    berdampak pada pembayaran imbal hasil profit bulanan kepada mitra menjadi

    terlambat bahkan tertunda. Pada bulan Maret 2014 para mitra sudah tidak

    menerima lagi bagi hasil dari modal penyertaan yang ditanam di Koperasi

    Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP). Koperasi Cipaganti Karya Guna

    Persada (KCKGP) yang berada di bawah pengawasan Dinas Koperasi Kota

    Bandung akhirnya di bekukan terhitung dari awal Juli 2014 9, ini adalah upaya

    menghentikan kegiatan usaha Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP)

    agar tidak menimbulkan efek kerugian yang lebih luas lagi.

    Akibat dibekukannya Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP)

    berdampak pada dana investor yang tidak kunjung mendapatkan kejelasan dari

    profit atau imbal hasil dari dana yang telah di sertakan pada awal bermitra dengan

    Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP), hal ini menarik untuk diteliti

    secara hukum, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam bentuk

    skripsi yang berjudul: “Perlindungan Hukum Terhadap Investor Pada

    Koperasi Yang Dibekukan Kegiatan Usahanya (Studi Pada Koperasi

    Cipaganti Karya Guna Persada)”

    B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup

    1. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan yang oleh penulis di atas, maka yang

    menjadi permasalahan dalam penelitian ini antara lain :

    9 https://www.economy.okezone.com/dibekukan-koperasi-cipaganti-akan-diganti-

    perusahaan-baru, diakses Tanggal 20 Oktober 2014 pukul 19.30 WIB

    https://www.economy.okezone.com/dibekukan-koperasi-cipaganti-akan-diganti-perusahaan-baruhttps://www.economy.okezone.com/dibekukan-koperasi-cipaganti-akan-diganti-perusahaan-baru

  • 6

    a. Bagaimanakah tanggung jawab koperasi pada investor setelah dibekukan

    kegiatan usahanya ?

    b. Bagaimanakah bentuk pelaksanaan ganti kerugian pada investor oleh koperasi

    yang dibekukan kegiatan usahanya?

    2. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup penelitian skripsi ini merupakan bidang ilmu hukum perdata yaitu

    tentang hukum Koperasi, yang di dalamnya berkenaan tentang hak dan kewajiban

    mitra koperasi yang telah mengikatkan diri menjadi mitra koperasi sesuai dengan

    undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dengan undang-

    undang, peraturan-peraturan, teori-teori yang berhubungan dengan masalah

    terkait. Ruang lingkup lokasi penelitian di Koperasi Cipaganti Karya Guna

    Persada (KCKGP) Kota Bandung.

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, memahami dan menganalisis hal-hal

    sebagai berikut

    a. Tanggung jawab koperasi terhadap dana investor setelah dibekukan kegiatan

    usahanya.

    b. Pelaksanaan ganti kerugian bagi investor pada koperasi yang dibekukan

    kegiatan usahanya.

  • 7

    2. Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini memiliki dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan

    praktis, yaitu:

    a. Kegunaan Teoritis

    Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan bagi

    penulis, serta agar dapat digunakan sebagai bahan kajian mahasiswa fakultas

    hukum dalam mengembangkan dan memperluas ilmu pengetahuan dalam

    bidang hukum koperasi pada khususnya.

    b. Kegunaan Praktis

    Penelitian ini diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui tentang bagaimana

    perlindungan hukum yang di dapat oleh investor pada koperasi yang telah

    dibekukan kegiatan usahanya .

  • 8

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Koperasi

    1. Sejarah Koperasi di Indonesia

    Koperasi tumbuh pada awal abad 19, sebagai hasil usaha spontan yang dilakukan

    oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas serta akibat

    penderitaan sosial ekonomi yang timbul dari sistem kapitalisme, kemudian

    mereka mempersatukan diri untuk menolong diri mereka sendiri, serta ikut

    mengembangkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

    Asal mula koperasi di Indonesia tumbuh di Purwokerto tahun 1896. Waktu itu

    seorang pamong praja bernama R. Aria Wiria Atmaja mendirikan sebuah bank

    yang diberi nama “Hulph-en Spaaar Bank” (Bank Pertolongan dan Simpanan).

    Bank ini dimaksudkan untuk menolong para pegawai negeri dengan bunga yang

    rendah dan dana yang dikumpulkan oleh para pegawai itu sendiri, jadi semacam

    koperasi simpan pinjam.10

    Pemerintah Belanda menghalangi berkembangnya

    koperasi waktu itu karena takut organisasi koperasi diperalat untuk alat politik

    melawan penjajah dan kemampuan rakyat dalam berorganisasi lewat koperasi

    dapat menjadi embrio kemampuan berorganisasi politik.

    10

    Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Rineka Cipta, Jakarta, 2007,

    hlm. 40

  • 9

    Ternyata apa yang menjadi kekhawatiran pemerintah Hindia belanda ini, akhirnya

    menjadi kenyataan. Berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 yang disusul oleh

    Sarikat Dagang Islam (kemudian menjadi Serikat Islam) membangkitkan gerakan

    koperasi.

    Kedua organisasi ini membangkitkan semangat rakyat dan mendorong

    pembentukan koperasi rumah tangga (Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan) dan

    koperasi konsumsi yang merupakan alat memperjuangkan secara mandiri

    peningkatan taraf hidup. Sekalipun terdapat kesulitan dalam mengembangkan

    koperasi pada periode ini yaitu karena kekurangan skill dan modal, namun banyak

    koperasi dikalangan pengusaha kecil, petani, dan pegawai negeri yang

    berkembang pesat.

    Tahun 1939 jumlah koperasi mencapai 1712 dan terdaftar 172 dengan anggota

    sebanyak 14.134. Karena kewalahan membendung gerakan koperasi di kalangan

    rakyat itu, maka Pemerintah Hindia Belanda bermaksud mengaturnya, dan

    akhirnya keluarlah undang-undang tentang koperasi yang dikenal dengan nama

    “Verodening op de Cooperatieve Verenigingen” pada Tahun 1915. Akan tetapi

    karena Undang-undang ini berkiblat pada hukum perniagaan Eropa, maka lebih

    banyak menghambat dari pada mendorong pertumbuhan koperasi.11

    2. Pengertian Koperasi

    Koperasi secara etimologis terdiri dari 2 (dua) suku kata yaitu, co dan operation,

    yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan,12

    oleh karena itu,

    koperasi adalah

    11

    Ibid, hlm. 41 12

    Koermen, Manajemen Koperasi Terapan, Prestasi Pustaka Raya, Jakarta, 2003, hlm. 37

  • 10

    “suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan usaha yang

    memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama

    secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan

    jasmaniah para anggotanya”.

    Koperasi Indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan

    orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi

    sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.13

    Pengertian tersebut

    telah disempurnakan oleh Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Pokok-

    Pokok Perkoperasian, yang menyatakan bahwa koperasi Indonesia adalah badan

    hukum dengan melaksanakan kegiatanya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

    sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berdasarkan

    pengertian tersebut diatas jelaslah bahwa koperasi Indonesia adalah kumpulan

    orang-orang secara bersama-sama bergotong royong berdasarkan persamaan kerja

    untuk memajukan kepentingan perekonomian anggota dan masyarakat secara

    umum.

    Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi satu

    atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha, maka dapat

    dibedakan dengan jelas dari badan usaha atau perilaku ekonomi lainnya yang

    lebih mengutamakan modal, dengan demikian koperasi sebagai badan usaha

    mengutamakan faktor manusia dan bekerja sama dasar perikemanusiaan bagi

    kesejahteraan para anggotanya.

    13

    Chaniago, Ekonomi dan Koperasi, Rosda Karya, Bandung, 1998, hlm. 14

  • 11

    Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 prinsip koperasi adalah

    keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, dengan memeperhatikan prinsip-

    prinsip yang ada pada koperasi, maka jelaslah bahwa peranan koperasi sangatlah

    penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat dan

    pengusaha mikro serta mewujudkan kehidupan demokrasi. Koperasi adalah suatu

    perkumpulan yang dilakukan berbagai orang atau badan hukum (sebagai anggota)

    dengan kerja sama atas dasar sukarela serta hak dan tanggung jawab yang sama

    menyelenggarakan produksi, pembelian atau jasa untuk kepentingan anggota.

    Pengertiaan di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan kumpulan

    orang-orang atau badan yang berusaha bersama untuk memenuhi kebutuhan

    anggota dengan bekerjasama berdasarkan persamaan hak dan tanggung jawab

    serta kewajiban bersama tanpa ada paksaan untuk mencapai tujuan bersama.

    Dasar hukum keberadaan Koperasi di Indonesia adalah Undang-undang No. 25

    Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara

    Republik Indonesia 1945, sedangkan menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 25

    Tahun 1992 tentang Perkoperasian di Indonesia adalah :

    “Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi

    dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

    gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

    Tujuan Koperasi sebagaimana dikemukan dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 25

    Tahun 1992 tentang Perkoperasian di Indonesia adalah :

    “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

    masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional

  • 12

    dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur

    berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

    Mengingat arti koperasi sebagaimana tersebut di atas maka koperasi mempunyai

    peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang-orang yang

    mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Usaha bersama dari orang-orang yang

    memenuhi kebutuhan yang dirasakan bersama, yang pada akhirnya mengangkat

    harga diri, meningkatkan kedudukan serta kemampuan untuk mempertahankan

    diri dan membebaskan diri dari kesulitan

    .

    3. Landasan, Fungsi, dan Peranan Koperasi

    Pendirian koperasi yang kokoh perlu adanya landasan tertentu. Landasan ini

    merupakan suatu dasar tempat berpijak yang memungkinkan koperasi untuk

    tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha-usahanya

    untuk mencapai tujuan dan cita-citanya.

    Landasan hukum koperasi di Indonesia sangat kuat di karenakan koperasi ini telah

    mendapatkan tempat yang pasti, namun demikian perlu disadari bahwa perubahan

    sistem hukum dapat berjalan lebih cepat dari pada perubahan alam pikiran dan

    kebudayaan masyarakat, sehingga koperasi dalam kenyataannya belum

    berkembang secepat yang diinginkan meskipun memiliki landasan hukum yang

    kuat.

    Pasal 4 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentan Perkoperasian, fungsi dan

    peranan koperasi adalah;

  • 13

    a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota

    pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan

    kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

    b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

    manusia dan masyarakat;

    c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

    perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya;

    d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

    yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi

    ekonomi.

    4. Jenis-Jenis Koperasi

    a. Jenis koperasi berdasarkan fungsinya14

    :

    1) Koperasi Konsumsi

    Koperasi ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para

    anggotanya, yang pasti barang kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih

    murah dibandingkan di tempat lain, karena koperasi bertujuan untuk

    mensejahterakan anggotanya.

    2) Koperasi Jasa

    Fungsinya adalah untuk memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman

    kepada para anggotanya. Tentu bunga yang dipatok harus lebih rendah dari

    tempat meminjam uang yang lain.

    14

    Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Rineka Cipta, Jakarta, 2007

    hlm. 333

  • 14

    3) Koperasi Produksi

    Bidang usahanya adalah membantu penyediaan bahan baku, penyediaan

    peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang tertentu serta

    membantu menjual dan memasarkan hasil produksi tersebut. Sebaiknya

    anggotanya terdiri atas unit produksi yang sejenis. Semakin banyak jumlah

    penyediaan barang maupun penjualan barang maka semakin kuat daya tawar

    terhadap suplier dan pembeli.

    b. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja15

    1) Koperasi Primer

    Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak

    20 orang perseorangan.

    2) Koperasi Sekunder

    Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta

    memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi

    primer.

    Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :

    a) Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5

    koperasi primer

    b) Gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi

    pusat

    c) Induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3

    gabungan koperasi

    15

    Ibid,hlm 335

  • 15

    3) Jenis koperasi berdasarkan keanggotaannya16

    a) Koperasi Unit Desa (KUD)

    Koperasi Unit Desa merupakan jenis koperasi yang para anggotanya adalah

    masyarakat pedesaan. KUD dibentuk dengan menyatukan beberapa koperasi

    pertanian kecil dan banyak jumlahnya di pedesaan. KUD melakukan

    kegiatan atau aktivitas usaha ekonomi pedesaan, terutama bidang pertanian.

    b) Koperasi Sekolah

    Koperasi sekolah merupakan koperasi yang anggotanya merupakan warga

    sekolah, yaitu guru, karyawan dan para siswa sekolah. Koperasi ini hanya

    berada di lingkungan sekolah. Koperasi ini bertujuan untuk memajukan

    kesejahteraan para anggotanya dan juga masyarakat.

    c) Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

    Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum KPRI, koperasi

    ini bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan untuk

    meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri (anggota). KPRI dapat

    didirikan di lingkup departemen atau instansi. Selain tiga jenis koperasi

    tersebut, sesuai keanggotaannya masih banyak jenis lainnya, misalnya

    koperasi yang anggotanya para pedagang di pasar dinamakan Koperasi

    Pasar, koperasi yang anggotanya para nelayan dinamakan Koperasi

    Nelayan.

    16

    Ibid,hlm 335

  • 16

    4) Pengertian Pinjam (Kredit)

    Secara etimologi, kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang

    di Indonesiakan menjadi kredit, mempunyai arti kepercayaan. Seseorang

    memperoleh kredit berarti memperoleh kepercayaan. Dengan demikian dasar

    dari kredit adalah kepercayaan.17

    Savelberg menyatakan kredit adalah sebagai dasar dari setiap perikatan dimana

    seseorang berhak menuntut sesuatu dari yang lain, kredit diartikan pula sebagai

    jaminan, dimana seseorang menyerahkan sesuatu pada orang lain dengan tujuan

    untuk memperoleh kembali apa yang diserahkan itu.18

    Kredit adalah suatu

    pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lainnya dan prestasi itu

    dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan

    suatu kontra prestasi berupa bunga.19

    Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan koperasi kredit yang didirikan guna

    menerima simpanan dan memberi pinjaman modal kepada para anggota yang

    memerlukan modal dengan syarat-syarat yang mudah dan bunga yang ringan.

    Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau ada juga yang menggunakan istilah Koperasi

    Kredit (Kopdit), secara internasional disebut Credit Union, merupakan Badan

    usaha yang dimiliki oleh warga masyarakat, yang diikat oleh satu ikatan

    pemersatu, bersepakat untuk menyimpan dan menabungkan uang mereka pada

    badan usaha tersebut, sehingga tercipta modal bersama untuk dipinjamkan kepada

    sesama selaku anggota koperasi untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.

    17

    Edy Putra, Kredit Perbankan Sebagai Tinjauan Yuridis, Liberty , Yogyakarta, 1989,

    hlm. 2 18

    Muchdarsyah Sinungan, Kredit Seluk Beluk dan Pengelolaannya, Yagrat ,Jakarta, 1990

    hlm. 12 19

    Ibid hlm. 14

  • 17

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan

    Kegiatan Usaha Pinjam oleh koperasi, memberikan definisi sebagai

    ”kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui

    kegiatan usaha Pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan”.

    Pengertian koperasi Pinjam berdasarkan PSAK 27/ Reformat 2007 adalah

    koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanan dan

    peminjaman untuk anggotanya. Pengertian simpanan adalah dana yang

    dipercayakan oleh anggota kepada koperasi dalam bentuk simpanan pokok,

    simpanan wajib dan tabungan, sedangkan pinjaman adalah penyediaan uang

    kepada anggota berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam, yang mewajibkan

    kepada peminjam melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu, disertai

    dengan pembayaran sejumlah imbalan yang dapat berbentuk bunga atau bagi

    hasil. Pada dasarnya KSP menjalankan fungsi yang hampir sama dengan bank,

    yaitu sebagai badan usaha yang melakukan penggalian atau mobilisasi dana dari

    masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada warga

    masyarakat yang membutuhkan, yang membedakannya adalah bahwa koperasi

    dimiliki secara bersama oleh anggotanya dengan hak dan kedudukan yang sama,

    dan hanya memberikan pelayanan kredit kepada anggotanya, sedangkan bank

    dimiliki oleh sejumlah orang atau badan sebagai pemegang saham, memobilisasi

    dana dari masyarakat luas untuk menyimpan uang di bank tersebut, namun hanya

    menyalurkan dana yang terhimpun kepada warga masyarakat yang mampu

    memenuhi persyaratan teknis bank.

  • 18

    5. Prinsip-prinsip Koperasi

    Prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok atau pedoman koperasi dalam

    menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat prinsip-

    prinsip tersebut terdiri dari kemandirian, keangotaan yang transparan dan sifat

    terbuka, pengelolaan dilakukan dengan secara terbuka secara adil dan merata

    sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

    Pasal 5 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyebutkan

    7 prinsip koperasi, yaitu:

    a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

    b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

    c. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan

    besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam

    koperasi).

    d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

    e. Kemandirian.

    f. Pendidikan perkoperasian.

    g. Kerjasama antar koperasi

    Prinsip-prinsip yang harus dimiliki oleh KSP haruslah dijalankan dengan

    memperhatikan semangat dari prinsip dasar koperasi pinjam rumusan Friedrich

    William Raiffeisen, selaku pendiri pertama credit union pada pertengahan abad

    ke-19, yaitu :20

    20

    Abdulkadir Muhammad, Hukum Koperasi, Alumni, Bandung, 1997, hlm. 12

  • 19

    1) Dana koperasi hanya diperoleh dari anggota-anggotanya saja;

    2) Pinjaman juga hanya diberikan kep ada anggota-anggotanya saja;

    3) Jaminan yang terbaik bagi peminjam adalah watak si peminjam itu sendiri.

    Prinsip KSP menurut Friedrich William Raiffeisen tersebut mencerminkan bahwa

    KSP haruslah dibangun atas usaha dan semangat swadaya dari anggotanya

    melalui usaha pinjam berdasarkan kerjasama dan saling percaya, oleh sebab itu,

    pada seluruh anggota KSP haruslah ada suatu kesadaran dan tekad yang kuat

    untuk membangun KSP secara swadaya, di mana mereka adalah anggota yang

    sekaligus pemilik serta pengguna jasa dari KSP tersebut, dengan cara: Tekad

    untuk tidak tergantung kepada bantuan modal dari siapapun, termasuk dari

    pemerintah hanya menyimpan (menabung) uang di KSP, setiap kali mempunyai

    kelebihan uang dari kebutuhan sehari-hari, langsung ditabung di KSP.

    B. Investasi

    1. Penjelasan Investasi dan Investor

    Investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor

    asing maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk

    investasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntunga.21

    Investasi atau

    penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh

    perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar

    negeri. Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan

    pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, antara lain :

    21 Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008

    hlm. 33

  • 20

    a. Faktor Sumber Daya Alam,

    b. Faktor Sumber Daya Manusia,

    c. Faktor stabilitas politik dan perekonomian, guna menjamin kepastian dalam

    berusaha,

    d. Faktor kebijakan pemerintah,

    e. Faktor kemudahan dalam peizinan.

    Ketentuan mengenai penanaman modal diatur di dalam Undang-undang No. 25

    Tahun 2005 tentang Penanaman Modal. Penanam modal dalam negeri dapat

    dilakukan oleh perseorangan Warga Negara Indonesia, badan usaha negeri,

    dan/atau pemerintah negeri yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara

    Republik Indonesia. Kegiatan usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan

    penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup

    dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modal negeri atas

    bidang usaha perusahaan diatur di dalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010

    tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang

    Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.22

    2. Macam-macam Aktivitas Investasi

    Klasifikasi aktivitas investasi ke dalam aktiva keuangan menjadi dua tipe23

    :

    a. Investasi Langsung

    Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang

    dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital

    22 Rowland B. F. Pasaribu, Investasi dan Penanaman Modal ,hlm. 236 ebook di unduh

    tanggal 15 Januari 2015, pukul 21.00 WIB 23 Ibid hlm 236

  • 21

    market), atau pasar turunan (derivative market). Aktiva keuangan yang dapat

    diperjual-belikan di pasar uang hanya aktiva yang mempunyai tingkat risiko

    kecil, jatuh tempo yang pendek dengan tingkat likuiditas yang tinggi. Aktiva

    keuangan yang diperjual-belikan di pasar modal memiliki sifat investasi jangka

    panjang berupa saham-saham (equity securities) dan surat-surat berharga

    pendapatan tetap (fixed income securities). Opsi dan future contract merupakan

    surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar turunan (derivative market).

    Investasi langsung tidak hanya dilakukan dengan membeli aktiva keuangan

    yang dapat diperjual-belikan, namun juga dapat dilakukan dengan membeli

    aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan seperti: tabungan, giro, dan

    sertifikat deposito.

    b. Investasi Tidak Langsung

    Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga di

    perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang

    menyediakan jasa-jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik.

    Investasi melalui perusahaan investasi menawarkan keuntungan tersendiri bagi

    investor. Hanya dengan modal yang relatif kecil, investor dapat mengambil

    keuntungan karena pembentukan portofolio investasinya. Selain itu, dengan

    membeli saham perusahaan investasi, investor tidak membutuhkan

    pengetahuan dan pengalaman yang tinggi, dengan pembelian tersebut investor

    dapat membentuk portofolio yang optimal. Klasifiksikan investasi dalam dua

    bentuk, yaitu24

    :

    24 Abdul halim. Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta, 2005 hlm. 33

  • 22

    a. Investasi pada aset-aset riil (real assets), investasi pada aset-aset riil dapat

    berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan

    pertambangan, perkebunan, dan lain-lain

    b. Investasi pada aset-aset finansial (financial assets), investasi dalam bentuk

    financial assets dapat dilakukan antara lain dalam bentuk investasi di pasar

    uang, seperti: sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar

    uang, dan lainnya. Investasi dapat dilakukan di pasar modal, misalnya

    obligasi, waran, reksadana, opsi, futures, saham, dan lain-lain.

    C. Perjanjian

    1. Pengertian Umum Perjanjian

    Istilah perjanjian merupakan terjemahan dari kata overeenkomst (Belanda) atau

    contract (Inggris). Ada dua macam teori yang membahas tentang pengertian

    perjanjian: teori lama dan teori baru. Pasal 1313 KUHPerdata berbunyi:

    “perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih

    mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.”

    Definisi perjanjian dalam Pasal 1313 ini adalah :

    a. Tidak jelas, karena setiap perbuatan dapat disebut perjanjian,

    b. Tidak tampak asas konsensualisme, dan

    c. Bersifat dualisme.

    Tidak jelasnya definisi ini disebabkan di dalam rumusan tersebut hanya

    disebutkan perbuatan saja, sehingga yang bukan perbuatan hukumpun disebut

    dengan perjanjian, untuk memperjelas pengertian itu, maka harus dicari dalam

    doktrin. Menurut doktrin (teori lama), yang disebut perjanjian adalah perbuatan

  • 23

    hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Dari definisi

    di atas, telah tampak adanya asas konsensualisme dan timbulnya akibat hukum

    (tumbuh/lenyapnya hak dan kewajiban).25

    Menurut teori baru yang dikemukakan oleh Van Dunne, yang diartikan dalam

    perjanjian adalah :

    “Suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat

    untuk menimbulkan akibat hukum.”26

    2. Syarat Sah Perjanjian

    Suatu perjanjian dikatakan sah apabila memenuhi syarat sahnya perjanjian yang

    diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu:

    a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya

    b. Kecakapan untuk membuat perjanjian

    c. Suatu hal tertentu, dan

    d. Suatu sebab yang halal.

    Dua syarat pertama, dinamakan syarat-syarat subjektif, karena mengenai orang-

    orangnya atau subjeknya yang mengadakan perjanjian, sedangkan dua syarat yang

    terakhir dinamakan syarat-syarat objektif karena mengenai perjanjiannya sendiri

    atau objek dari perbuatan hukum yang dilakukan itu27

    . Apabila dua syarat yang

    pertama atau syarat subjektif tidak dipenuhi, maka perjanjian tersebut akibatnya

    dapat dibatalkan, sedangkan dua syarat yang kedua atau syarat objektif tidak dapat

    dipenuhi, maka perjanjian itu akibatnya dapat dibatalkan demi hukum.

    25 Salim HS, Pengantar hukum perdata tertulis, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hlm. 160 26 ibid 27 Subekti, Hukum Perjanjian, PT Inter Masa, Jakarta, 2004, hlm. 17

  • 24

    Sepakat atau dinamakan perizinan, dimaksudkan bahwa kedua subjek yang

    mengadakan perjanjian itu harus bersepakat, setuju atau seiya sekata mengenai

    hal-hal yang pokok dari perjanjian yang diadakan itu. Apa yang dikehendaki oleh

    pihak yang kesatu, juga dikehendaki oleh pihak yang lain.

    3. Wanprestasi

    Apabila si berhutang (debitur) tidak melakukan apa yang dijanjikannya, maka

    dikatakan ia melakukan “wanprestasi”. Ia alpa atau lalai atau ingkar janji. Bisa

    juga melanggar perjanjian, bila ia melakukan atau berbuat sesuatu yang tidak

    boleh dilakukannya. Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa belanda, yang

    berarti prestasi buruk (bandingkan: wanbeheer yang berarti pengurusan buruk,

    wandaad perbuatan buruk). Wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang debitur

    dapat berupa empat macam:

    a. Tidak melakukan prestasi sama sekali

    b. Melaksanakan prestasi, tetapi terlambat.

    c. Melakukan prestasi tapi tidak sesuai dengan isi dari perjanjian

    Terhadap kelalaian atau kealpaan si berutang (atau debitur sebagai pihak yang

    wajib melakukan sesuatu) diancamkan beberapa sanksi atau hukuman. Hukuman

    atau akibat-akibat yang tidak enak bagi debitur yang lalai ada empat macam,

    yaitu:

    1) Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau dengan singkat dinamakan

    ganti-rugi

    2) Pembatalan perjanjian atau dinamakan pemecahan perjanjian

    3) Perolehan resiko

  • 25

    4) Membayar biaya perkara kalau sampai diperkarakan di pengadilan.

    Wanprestasi atau kelalaian mempunyai akibat-akibat yang begitu penting, maka

    harus ditetapkan lebih dahulu apakah si berutang melakukan wanprestasi atau lalai

    dan kalau hal itu disangkal olehnya, harus dibuktikan dimuka hakim kadang-

    kadang juga tidak mudah untuk mengatakan seseorang lalai atau alpa, karena

    sering kali juga tidak dijanjikan dengan tepat kapan sesuatu pihak melakukan

    suatu prestasi yang dijanjikan, dalam jual-beli misalnya tidak ditetapkan kapan

    barangnya harus diantar ke rumah si pembeli, atau kapan si pembeli itu harus

    membayar uang harga barang tadi, dalam hal seseorang meminjam uang sering

    juga tidak ditentukan kapan uang itu harus dikembalikan. Paling mudah untuk

    menetapkan seseorang melakukan wanprestasi adalah dalam perjanjian yang

    bertujuan untuk tidak melakukan suatu perbuatan apabila orang itu melakukannya

    berarti ia melanggar perjanjian atau melakukan wanprestasi.28

    4. Overmacht Selain karena wanprestasi, debitur juga tidak dapat melaksanakan kewajiban

    dikarenakan adanya overmacht. Ketentuan tentang overmacht (keadaan memaksa)

    dapat di lihat dalam Pasal 1244 KUHPerdata dan Pasal 1245 KUHPerdata, di

    mana ketentuan ini memberikan kelonggaran kepada debitur untuk tidak

    melakukan pergantian biaya, kerugian dan bunga kepada kreditur, disebabkan

    adanya kejadian yang berada di luar kekuasaanya. Ada tiga hal yang

    menyebabkan debitur untuk tidak melakukan pergantian biaya, kerugian, dan

    bunga yaitu:

    28 Ibid, hlm. 45

  • 26

    a. Adanya suatu hal yang tak terduga sebelumnya, atau

    b. Terjadinya secara kebetulan, dan atau

    c. Keadaan memaksa.

    Pengertian di atas, dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan keadaan

    memaksa adalah suatu keadaan dimana debitur tidak dapat melakukan prestasinya

    kepada kreditur, yang disebabkan adanya kejadian yang berada di luar

    kekuasaanya, seperti karena adanya gempa bumi, banjir, lahar, dan lain-lain.29

    D. Perlindungan Hukum

    1. Tentang Perlindungan Hukum

    Pengertian hukum menurut Van Apeldoorn dalam bukunya yang berjudul

    Inleiding tot de Studie van het Nederlandse Recht (Pengantar Ilmu Hukum

    Belanda) menyatakan bahwa hukum itu banyak seginya dan demikian luasnya,

    sehingga tidak mungkin menyatakan dalam satu rumusan yang memuaskan.

    Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Lemaire dalam bukunya Het Recht in

    Indonesia (Keadilan di Indonesia) yang menyatakan bahwa hukum banyak

    seginya dan meliputi segala macam hal itu menyebabkan tidak mungkin orang

    membuat suatu definisi apa hukum sebenarnya. Menurut pendapat I Kisch dalam

    karangannya Rechtswetenschap (Ilmu Hukum), “karena hukum itu tidak dapat

    ditangkap oleh panca indera, maka sulit untuk membuat definisi hukum yang

    memuaskan umum”. Utrecht dalam bukunya, Pengantar Hukum Indonesia

    mengemukakan bahwa hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup

    (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu

    29 Salim HS, Op. Cit hlm. 182

  • 27

    masyarakat, dan oleh karena itu seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang

    bersangkutan. Wirjono Prodjodikoro dalam tulisan yang berjudul Rasa Keadilan

    Sebagai Dasar Segala Hukum menyatakan bahwa, hukum adalah rangkaian

    peraturan-peraturan mengenai tingkah laku orang-orang sebagai anggota suatu

    masyarakat.30

    Hukum pada dasarnya memiliki tujuan, manfaat hukum merupakan

    tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat, pemerintah atau negara yang membuat

    hukum. Tujuan hukum tersebut terbagi atas beberapa teori, sebagai berikut31

    :

    a. Menurut Teori Etika (Etische Theorie)

    Hukum hanya semata-mata bertujuan mewujudkan keadilan. Teori ini pertama

    kali dikemukakan oleh filusuf Yunani, Aristoteles dalam karyanya “Ethica

    Nicomache” dan “Rhetorika” yang menyatakan bahwa hukum mempunyai

    tugas suci, yaitu memberi kepada setiap orang yang berhak menerimanya,

    untuk itu, tentu saja peraturan hukum dibuat untuk setiap orang atau untuk

    menyelesaikan suatu kasus tertentu.

    b. Menurut Teori Kegunaan (Utilities Theorie)

    Hukum bertujuan mewujudkan semata-mata apa yang berfaedah saja. Hukum

    bertujuan menjamin adanya kebahagiaan sebanyak-banyaknya pada orang yang

    sebanyak-banyaknya. Teori ini diajarkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832),

    seorang ahli hukum dari Inggris dalam bukunya “Introduction to the morals

    and legislation” (Pengenalan Moral dan Hukum).

    30 Riduan Syahrani, Kata-Kata Kunci Mempelajari Ilmu Hukum. Alumni, Bandung, 2009, hlm. 9 31 Ibid, hlm. 80

  • 28

    c. Menurut Teori Campuran

    Teori ini merupakan penggabungan dari kedua teori diatas dikemukakan oleh

    para sarjana berikut ini, Bellefroid, yang dapat dikelompokkan pada teori

    campuran ini, dalam bukunya Inleiding tot de Rechtswetenschap in Nederland

    (Pengantar Ilmu Hukum Belanda) menyatakan bahwa isi hukum harus

    ditentukan menurut dua asas, yaitu keadilan dan faedah. Kemudian, Van

    Apeldoorn dalam bukunya Inleiding tot de Studie van het Nederlandse Recht

    (Pengantar Ilmu Hukum Belanda) mengatakan bahwa tujuan hukum adalah

    untuk mengatur pergaulan hidup secara damai. Hukum menghendaki

    kedamaian diantara manusia dipertahankan oleh hukum dengan melindungi

    kepentingan-kepentingan manusia yang tertentu, yaitu kehormatan,

    kemerdekaan, jiwa, harta benda, dan sebagainya terhadap apa yang

    merugikannya. Hukum mengatur hubungan hukum yang terdiri dari ikatan-

    ikatan antara individu-individu dan masyarakat dimana diantara ikatan-ikatan

    itu tercermin dalam hak dan kewajiban, dalam mengatur hubungan-hubungan

    hukum itu caranya beraneka ragam, misalnya pada hukum pidana yang

    sebagian besar peraturan-peraturannya terdiri dari kewajiban-kewajiban.

    Hukum sering juga merumuskan peristiwa-peristiwa tertentu yang merupakan

    syarat timbulnya hubungan-hubungan hukum, dalam literatur hukum Belanda,

    hukum disebut “objective recht”, obyektif karena sifatnya umum, mengikat

    setiap orang. Kata “recht” dalam bahasa hukum Belanda dibagi menjadi dua,

    yaitu “objective recht” yang berarti hukum, dan “subjective recht” yang berarti

    hak dan kewajiban. Hubungan hukum memiliki bermacam-macam bentuk,

    seperti hubungan dalam perkawinan, tempat kediaman (domisili), pekerjaan,

  • 29

    perjanjian dan lain-lain. Semua hubungan yang beraneka ragam itu dinamakan

    hubungan kemasyarakatan yang diatur oleh apa yang disebut hukum, dari

    beberapa perumusan tentang hukum dapat diambil kesimpulan bahwa hukum

    itu meliputi beberapa unsur, yaitu:

    1) Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat;

    2) Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi (pihak-pihak yang

    berwenang);

    3) Peraturan itu bersifat memaksa; dan

    4) Sanksi terhadap pelanggaran tersebut adalah tegas.

    Untuk dapat mengenal hukum, kita harus dapat mengenal ciri-ciri hukum, yaitu

    adanya perintah dan/atau larangan, perintah dan/atau larangan itu harus ditaati

    setiap orang. Setiap orang wajib bertindak sedemikian rupa dalam kehidupan

    bermasyarakat, sehingga tata tertib dalam masyarakat itu tetap terpelihara

    dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu, hukum meliputi berbagai peraturan

    yang menentukan dan menyatukan hubungan orang yang satu dengan yang

    lain, yakni peraturan-peraturan hidup kemasyarakatan yang dinamakan kaidah

    hukum.

    Berdasarkan uraian di atas mengenai apa yang dimaksud dengan hukum, maka

    dapat di artikan bahwa pengertian perlindungan hukum adalah suatu aturan

    yang sengaja diciptakan atau dibuat guna melindungi kepentingan masyarakat

    yang bertujuan untuk menyelesaikan sengketa yang mungkin terjadi dengan

    disertai sanksi-sanksi tegas bagi yang melanggarnya.

  • 30

    E. Tanggung Jawab

    1. Pengertian Tanggung Jawab

    Dalam bahasa Inggris, kata tanggung jawab digunakan dalam beberapa kata, yaitu

    liability, responsibility, dan accountability.32

    Kamus Bahasa Inggris-Indonesia

    mengartikan liability adalah pertanggung jawaban, sedangkan responsibility

    adalah pertanggungan jawab atau tanggung jawab, dan accountability adalah

    keadaan untuk dipertanggung jawabkan atau keadaan dapat dimintai pertanggung

    jawab.33

    Pengertian tanggung jawab dalam Kamus Umum Bahasa Besar Indonesia

    adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban

    menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan

    jawab dan menanggung akibatnya.

    Arti tanggung jawab secara keabsahan adalah kewajiban adalah kewajiban

    menanggung segala sesuatunya,34

    adapun tanggung jawab secara definisi

    merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang

    disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat

    sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban, dalam hukum, setiap tuntutan

    pertanggung jawaban harus mempunyai dasar, yaitu apa yang menyebabkan

    seseorang itu harus bertanggung jawab. Secara umum tanggung jawab hukum

    diartikan sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu atau berprilaku menurut

    32

    Wahyu Sasongko, ketentuan-ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen,

    Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2007, hlm. 95. 33

    Ibid, hlm. 128. 34

    Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

    Bahasa Indonesia, edisi kedua, cet1, Balai Pustaka, Jakarta, 1991, hlm. 1006.

  • 31

    cara tertentu tidak menyimpang dari peraturan yang telah ada,35

    dalam hukum

    perdata, dasar pertanggung jawaban adalah kesalahan dan resiko yang ada pada

    setiap peristiwa hukum. Secara teoritis pertanggung jawaban terkait hubungan

    hukum yang timbul antara pihak yang menuntut pertanggung jawaban dengan

    pihak yang dituntut untuk bertanggung jawab.

    2. Jenis Tanggung Jawab

    Secara umum berdasarkan jenis hubungan hukum atau peristiwa hukum,

    pertanggung jawaban dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

    a. Pertanggung jawaban atas dasar kesalahan, yang dapat lahir karena terjadinya

    wanprestas, timbulnya perbuatan melawan hukum, tindakan kurang hati-hati.

    b. Pertanggung jawaban atas dasar resiko, yaitu suatu pertanggung jawaban yang

    harus dipikul sebagai resiko yang harus diambil oleh seorang pengusaha atas

    kegiatan usahanya.

    Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dalam

    konteks pertanggung jawaban pelaku usaha diatur beberapa ketentuan : 36

    1) Pertanggung jawaban pidana korporasi

    Subjek hukum tindak pidana Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah

    pelaku usaha. Pelaku usaha yang termasuk dalam pengertian ini adalah

    perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi, impotir, pedagang, distributor, dan

    35

    Wahyu Sasongko, Op.cit., hlm. 97. 36 Joice Irma Runtu Thomas, Pertanggungjawaban Bank Terhadap Hak Nasabah Yang

    Dirugikan Dalam Pembobolan Rekening Nasabah, Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013,

    2013, diakses dari ejournal.unsrat.ac.id, 17 November 2014 pukul 20:10.

  • 32

    lain-lain. Artinya, bank pemerintah maupun swasta, termasuk Bank Perkreditan

    termasuk kategori ini.

    2) Hak gugat lembaga konsumen

    Lembaga konsumen, atas nama kepentingan konsumen, dapat mengajukan

    gugatan atas pelanggaran yang dapat dilakukan pelaku usaha yang merugikan

    kepentingan konsumen (Pasal 46 ayat (1) huruf c UUPK). Lembaga Konsumen

    mempunyai hak gugat (legal standing to sue) kepada pelaku usaha, lepas ada

    atau tidak ada surat kuasa dari konsumen yang dirugikan.

    3) Gugatan kepentingan kelompok

    Terhadap sengketa konsumen yang melibatkan konsumen dalam jumlah

    besar/massal, padahal ini persoalaan menyangkut hal yang sama, konsumen

    dapat mengajukan gugatan kepentingan kelompok (class action) kepada pelaku

    usaha (Pasal 46 ayat (1) huruf b UUPK).

    4) Beban pembuktian terbalik

    Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,

    pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat menggunakan produk atau

    jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan (Pasal 19 ayat (1) UUPK).

    3. Prinsip-Prinsip Tanggung Jawab

    Secara umum, prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan

    sebagai berikut:37

    37

    Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta,

    2008, hlm. 92.

  • 33

    a. Kesalahan

    Prinsip tangung jawab berdasarkan unsur kesalahan adalah prinsip yang cukup

    namun berlaku dalam hukum pidana dan perdata. Dalam Kitab Undang-

    Undang Hukum Perdata, khususnya Pasal 1365, 1366, dan 1367, prinsip ini

    dipegang secara teguh.38

    Prinsip ini menyatakan bahwa seseorang dapat

    dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan

    yang telah dilakukannya.

    b. Praduga selalu bertanggung jawab

    Prinsip ini menyatakan, tergugat selalu dianggap bertanggung jawab

    (presumption of liability principle), sampai ia dapat membuktikan ia tidak

    bersalah. Jadi beban pembuktian ada pada si tergugat.39

    c. Praduga selalu tidak bertanggung jawab

    Prinsip ini adalah kebalikan dari prinsip kedua. Prinsip praduga untuk tidak

    selalu bertanggung jawab hanya dikenal dalam lingkup transaksi konsumen

    yang sangat terbatas, dan pembatasan demikian biasanya secara Common sense

    dapat dibenarkan.40

    d. Tanggung jawab mutlak

    Prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) merupakan prinsip tanggung

    jawab yang menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor yang menentukan,

    namun ada pengecualian-pengecualian yang memungkinkan untuk dibebaskan

    dari tanggung jawab.

    38

    Shindarta, Hukum Perlindungan Konsumen, Grasindo, Jakarta, 2000, hlm. 59-61. 39

    Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op. Cit., hlm. 95. 40

    Shindarta, Op. Cit., hlm. 62-63.

  • 34

    e. Pembatasan tanggung jawab

    Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan ini sering digunakan oleh pelaku

    usaha sebagai klausul eksonerasi dalam perjanjian standar yang dibuatnya.

    Prinsip ini apabila dibuat secara sepihak oleh pelaku usaha maka akan sangat

    merugikan konsumen, dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen,

    seharusnya pelaku usaha tidak boleh secara sepihak menentukan klausul yang

    dapat merugikan konsumen, termasuk dalam membatasi tanggung jawabnya.

    Jika ada pembatasan mutlak harus berdasarkan pada undang-undang yang jelas.

    F. Kerangka Pikir

    Keterangan:

    Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) menjalin kerjasama dengan

    para investornya dengan membuat perjanjian penyertaan modal dengan

    menjanjikan profit yang menguntungkan sebesar 1,5% sampai 2% dengan

    minimal modal penyertaan sebesar RP. 100.000.000,- (seratus juta rupiah), pada

    Koperasi Cipaganti Karya

    Guna Persada

    Investor yang Menghimpun

    dana menjadi mitra KCKGP

    Perjanjian antara KCKGP dengan para Investor yang menjadi mitra

    (hubungan hukum)

    Tanggung Jawab Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada pada Investor

    setelah di bekukan kegiatan usahanya

    Pelaksanaan ganti kerugian pada Investor

  • 35

    akhirnya Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) mengalami kendala

    dalam memberikan bonus yang dijanjikan kepada para investor sehingga

    mengalami keterlambatan bahkan pada akhirnya gagal bayar, dalam perjanjian

    penyertaan modal tersebut terdapat hubungan hukum di antara koperasi Cipaganti

    Karya Guna Persada (KCKGP) dengan investor, dalam perjanjian tersebut pula

    terdapat tanggung jawab serta hak dan kewajiban kedua belah pihak. Setiap

    investor koperasi harus mendapatkan haknya sebagai investor koperasi, sesuai

    dengan apa yang dijanjikan oleh Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada

    (KCKGP). Koperasi harus memenuhi kewajibannya sesuai dengan kesepakatan

    dalam perjanjian tersebut, dan Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP)

    bertanggung jawab serta melindungi investornya agar investor koperasi

    mendapatkan hak-haknya. Koperasi yang dibekukan izin usahanya, harus

    bertanggung jawab atas segala kerugian yang diderita oleh investor koperasi

    tersebut.

  • 36

    III. METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Tipe Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif-terapan. Penelitian hukum

    normatif-terapan adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau

    implementasi ketentuan hukum normatif (kodifikasi, Undang-Undang atau

    kontrak) secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi

    dalam masyarakat.41

    Penelitian hukum normatif mengkaji pelaksanaan atau

    implementasi ketentuan hukum positif dan kontrak secara faktual pada setiap

    peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat guna mencapai tujuan

    yang telah ditentukan.

    Pengkajian tersebut bertujuan untuk memastikan apakah hasil penerapan pada

    peristiwa hukum in concreto itu sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan

    undang-undang atau kontrak, dengan kata lain, apakah ketentuan undang-

    undang atau kontrak telah dilaksanakan sebagaimana patutnya atau tidak,

    sehingga pihak-pihak yang berkepentingan mencapai tujuannya atau tidak.42

    41

    Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bangkit,

    Bandung, 2004, hlm. 134. 42

    ibid. hlm 53.

  • 37

    Penelitian hukum normatif ini terdapat 2 tahap yaitu: Tahap I kajian mengenai

    hukum normatif (UU/Kontrak) dan Tahap II kajian mengenai hukum empiris

    berupa terapan (implementasi) peristiwa hukum tersebut. Dalam hal ini di

    karenakan untuk melihat sampai sejauh mana hukum positif yang berlaku

    dalam melindungi para pihak dan bagaimana dalam implementasinya dalam

    peristiwa hukum yang terjadi, sehingga penelitian ini membutuhkan data

    sekunder dan Data primer

    2. Tipe Penelitian

    Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara rinci, jelas dan

    sistematis mengenai perlindungan hukum terhadap investor pada koperasi yang

    dibekukan kegiatan usahanya.

    B. Pendekatan Masalah

    Pendekatan masalah pada penelitian ini adalah pendekatan normatif-terapan

    dengan melalui tahapan-tahapan berikut:

    1. Identifikasi pokok bahasan dan subpokok bahasan berdasarkan rumusan

    masalah penelitian.

    2. Identifikasi ketentuan hukum normatif yang menjadi tolak ukur terapan yang

    bersumber dari dan lebih sesuai dengan subpokok bahasan.

    3. Penerapan ketentuan hukum normatif tolak ukur terapan pada peristiwa hukum

    yang bersangkutan, yang menghasilkan perilaku terapan yang sesuai atau tidak

    sesuai.

  • 38

    C. Data dan Sumber Data

    Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, yaitu data yang diperoleh dilapangan dan

    data yang diperoleh dari bahan pustaka, dalam penelitian ini digunakan data

    primer dan data sekunder yang berupa.

    1. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan

    narasumber yang mengetahui tentang perlindungan hukum terhadap investor

    pada koperasi yang dibekukan kegiatan usahanya. Data Primer ini diperoleh

    dari hasil wawancara terhadap investor yang dirugikan akibat dari pembekuan

    kegiatan usaha Koperasi Cipaganti, dan Dinas Koperasi

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan bahan-

    bahan hukum, jenis data sekunder yang dipergunakan dalam penulisan ini

    terdiri dari:

    a. Bahan hukum primer

    Yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yang terdiri dari berbagai macam

    peraturan, Undang-Undang dan peraturan lainnya, yang meliputi:

    1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

    2) Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.

    3) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan

    Usaha Simpan Pinjam.

    4) Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan

    Pada Koperasi.

  • 39

    b. Bahan hukum sekunder

    Bahan sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai

    bahan hukum primer yang bersumber dari literatur-literatur, makalah,

    dokumen, serta tulisan ilmiah yang terkait dengan penelitian ini.

    c. Bahan hukum tersier

    Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk

    maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

    sekunder seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, Artikel,

    dan Jurnal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dalam skripsi ini.

    D. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan studi pustaka, studi dokumen, dan

    studi catatan hukum. Pustaka yang dimaksud terdiri dari perundang-undangan,

    Putusan Pengadilan (Jurisprudensi), dan buku karya tulis bidang hukum,43

    untuk

    membantu dalam proses penelitian, maka peneliti menggunakan dua macam

    metode pengumpulan data, yaitu :

    1. Studi kepustakaan

    Studi kepustakaan adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara membaca,

    mengutip literatur-literatur, mengkaji Peraturan Perundang-undangan, dan

    dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas,

    yaitu:

    43

    ibid., hal 125.

  • 40

    a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

    b. Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian

    c. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan

    Usaha Simpan Pinjam

    d. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan Pada

    Koperasi

    2. Studi lapangan

    Studi lapangan yang dimaksud adalah data primer yang didapat dengan cara

    membuat daftar pertanyaan yang dipersiapkan terlebih dahulu berupa pokok-

    pokoknya saja yang dikembangkan pada saat wawancara berlangsung.

    Wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti adalah jenis wawancara

    terstruktur. Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara dimana

    pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang diteliti, dan

    selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung, pewawancara mengikuti

    suasana interviewer tanpa kehilangan fokus/menyimpang dari topik yang

    menjadi fokus pembicaraan. Wawancara dilakukan dengan beberapa investor

    Koperasi Cipaganti yang dirugikan dan juga Dinas Koperasi.

    E. Metode Pengolahan Data

    Langkah selanjutnya setelah data terkumpul baik data primer maupun data

    sekunder dilakukan pengolahan data dengan cara :

    1. Seleksi Data, yaitu memilih mana data yang sesuai dengan pokok

    permasalahan yang akan dibahas.

  • 41

    2. Pemeriksaan Data, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh mengenai

    kelengkapannya serta kejelasan dan kebenaran jawaban.

    3. Klasifikasi Data, yaitu pengelompokan data menurut pokok bahasan agar

    memudahkan dalam mendeskripsikannya.

    4. Penyusunan Data, yaitu data disusun menurut aturan yang sistematis sebagai

    hasil penelitian yang telah disesuaikan dengan jawaban permasalahan yang

    diajukan.

    F. Analisis Data

    Dalam penulisan penelitian ini, penulis menganalis data-data yang diperoleh

    dengan menggunakan cara analisis kualitatif, yaitu dengan cara

    menginterprestasikan data yang diperoleh, kemudian deskripsikannya dalam

    bentuk kalimat untuk menjawab permasalahan pada bab-bab selanjutnya dan

    melalui pembahasan tersebut diharapkan permasalahan tersebut dapat terjawab

    sehingga memudahkan untuk ditarik kesimpulan dari permasalahan tersebut.

  • V. PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan

    sebagai berikut:

    1. Perlindungan hukum yang di berikan oleh KCKGP kepada para investor

    didalam akta perjanjian penyertaan modal KCKGP belum sepenuhnya

    dilaksanakan sebagaimana ketentuan yang tercantum dalam keputusan Menteri

    Koperasi dan PKM No. 145/KEP/M/VII/1998, yaitu dalam hal pengelolaan

    dan pengawasan namun KCKGP sudah mengatur mengenai kewajiban

    membayar modal investor yang telah dituangkan dalam perjanjian perdamaian,

    dengan adanya putusan perdamaian tersebut memberikan harapan pada

    investor akan dananya yang akan di kembalikan oleh KCKGP.

    2. Pelaksanaan ganti kerugian yang dilakukan oleh KCKGP sampai saat ini

    penulis rasa masih kurang berjalan dengan baik, hingga saat ini terhitung dari

    dibekukan kegiatan usahanya sejak Juli 2014 masih saja di lakukan

    restrukturisasi, para investor masih belum mengetahui secara jelas kapan akan

    mendapatkan dananya kembali.

  • 63

    B. Saran

    Saran-saran yang ditawarkan kepada masyarakat sekitar dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut

    1. Dengan cara peningkatan pengawasan pemerintah terhadap pembentukkan

    koperasi dalam pengecekkan akta pendirian badan hukum koperasi, kinerja

    pelaporan keuangan koperasi setiap tahunnya, melakukan pengawasan atas

    konsep kegiatan usaha yang dilakukan koperasi,

    2. Masyarakat jangan mudah tergiur dengan penyertaan modal yang menjanjikan

    bonus flat setiap bulannya karena setiap kegiatan usaha ada pasang surutnya

    mengikuti keinginan pasar.

  • DAFTAR PUSTAKA

    A. Buku

    Anoraga, Pandji , Ninik Widiyanti. 2007. Dinamika Koperasi, Jakarta: Rineka

    Cipta.

    Baswir, Revrisond. 2000. Koperasi Indonesia, Yogyakarta: BPFE –Yogyakarta.

    Chaniago, 1998. Ekonomi dan Koperasi, Bandung: Rosda Karya, Bandung.

    Hadhikusuma, Sutantya Raharja. 2000. Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: PT

    Raja Grafindo Persada.

    Halim, Abdul, 2005. Analisis Investasi, Jakarta: Salemba Empat.

    Hs, Salim, 2006. Pengantar hukum perdata tertulis, Jakarta: Sinar Grafika.

    Kartasanoetra, G dan A. G Kartasanoetra dan kawan. 2001. Koperasi Indonesia

    yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Jakarta: PT Rineka Cipta.

    Koermen, 2003. Manajemen Koperasi Terapan, Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.

    Kristiyanti, Celina Tri Siwi, 2008. Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta:

    Sinar Grafika

    Muhammad, Abdulkadir, 1997. Hukum Koperasi, Bandung: Alumni.

    -----------------------------, 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra

    Aditya Bakti.

    Putra, Edy, 1989. Kredit Perbankan Sebagai Tinjauan Yuridis, Yogyakarta:

    Liberty.

    Sasongko, Wahyu. 2007. Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan

    Konsumen, Bandar Lampung: Universitas Lampung.

    Shindarta, 2000. Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Grasindo.

  • Sinungan, Muchdarsyah, 1990. Kredit Seluk Beluk dan Pengelolaannya, Jakarta:

    Yagrat.

    Subekti, 2004. Hukum Perjanjian, Jakarta: PT Inter Masa.

    Sutrisno, Budi, 2008. Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo

    Persada.

    Syahrani, Riduan, 2009. Kata-Kata Kunci Mempelajari Ilmu Hukum, Bandung:

    Alumni.

    B. Kamus

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

    Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

    C. Perundang-undangan

    Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

    Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

    Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian

    Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 Tentang Kegiatan Usaha Simpan Pinjam

    Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1998 Tentang Modal Penyertaan Pada

    Koperasi.

    D. Lainnya

    https://www.kimu.koperasicipaganti.co.id/kronologis/koperasi/cipaganti

    https://www.economy.okezone.com/dibekukan-koperasi-cipaganti-akan-diganti-

    perusahaan-baru

    ebook Rowland B. F. Pasaribu, Investasi dan Penanaman Modal

    Joice Irma Runtu Thomas, Pertanggungjawaban Bank Terhadap Hak Nasabah

    Yang Dirugikan Dalam Pembobolan Rekening Nasabah, Lex et Societatis,

    Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013, ejournal.unsrat.ac.id

    https://www.kimu.koperasicipaganti.co.id/kronologis/koperasi/cipagantihttps://www.economy.okezone.com/dibekukan-koperasi-cipaganti-akan-diganti-perusahaan-baruhttps://www.economy.okezone.com/dibekukan-koperasi-cipaganti-akan-diganti-perusahaan-baru

  • Reggy Sesario, Pertanggungjawaban Pengurus Koperasi Ditinjau Dari Undang-

    undang No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Studi Kasus: Koperasi

    Citra Karya Guna Persada (KCKGP),

    http://thesis.binus.ac.id/Doc/WorkingPaperdoc/2014-2-01473-

    BL%20WorkingPaper2001.doc

    Heni Apriyani, Analisis Yuridis Tanggung Jawab Pengurus Koperasi dalam Hal

    Terjadi Gagal Bayar (Studi Kasus: Koperasi Cipaganti Karya Guna

    Persada), http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

    http://nasional.kontan.co.id/news/total-tagihan-diperkirakan-capai-rp-2-triliun

    https://www.merdeka.com/uang/cipaganti-cicil-bayar-ganti-rugi-nasabah-

    koperasi-4-5-tahun.html

    http://m.metrotvnews.com/jabar/peristiwa/zNAO2n8k-tak-ada-kejelasan-ganti-

    rugi-nasabah-duduki-kantor-cipaganti

    http://thesis.binus.ac.id/Doc/WorkingPaperdoc/2014-2-01473-BL%20WorkingPaper2001.dochttp://thesis.binus.ac.id/Doc/WorkingPaperdoc/2014-2-01473-BL%20WorkingPaper2001.dochttp://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/http://nasional.kontan.co.id/news/total-tagihan-diperkirakan-capai-rp-2-triliunhttps://www.merdeka.com/uang/cipaganti-cicil-bayar-ganti-rugi-nasabah-koperasi-4-5-tahun.htmlhttps://www.merdeka.com/uang/cipaganti-cicil-bayar-ganti-rugi-nasabah-koperasi-4-5-tahun.htmlhttp://m.metrotvnews.com/jabar/peristiwa/zNAO2n8k-tak-ada-kejelasan-ganti-rugi-nasabah-duduki-kantor-cipagantihttp://m.metrotvnews.com/jabar/peristiwa/zNAO2n8k-tak-ada-kejelasan-ganti-rugi-nasabah-duduki-kantor-cipaganti