perkiraan waktu kematian

4
Perkiraan Waktu Kematian (Thanatalogi) Kematian somatic adalah suatu keadaan dimana oleh karena sesuatu sebab terjadinya gangguan pada sistem persarafan, sistem kardio- vaskuler dan sistem pernafasan yang bersifat menetap. Tanda-tanda yang emnyatakan seseorang telah meninggal adalah terhentinya denyut jantung, terhentinya pergerakan pernafasan, kulit tampak pucat , melemasnya otot-otot tubuh serta terhentinya aktivitas otak. Adanya perubahan-perubahan yang terjadi setelah kematian memungkinkan untuk memperkirakan saat kematian seseorang yang ditafsirkan bersama-sama. Perubahan-perubahan pada mayat yang dimaksud adalah : terjadinya penurunan suhu, terbentuknya lebam mayat, terbentuknya kaku mayat, terjadinya pembusukan, adipocere dan mummifikasi serta terjadinya perubahan biokimiawi. Penurunan Suhu Mayat Penurunan suhu mayat/ algor mortis akan terjadi setelah kematian dan berlanjut sampai tercpainya suatu keadaan dimana suhu mayat sama dengan suhu lingkungan. Penurunan suhu mayat pada jam-jam pertama berlangsung lambat. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kecepatan penurunan suhu mayat : 1. Faktor lingkungan 2. Suhu tubuh sebelum kematian 3. Keadaan fisik tubuh serta pakaian yang menutupi Pengukuran suhu mayat dilakukan dengan memasukan thermometer kedalam rectum. Rumus perkiraan saat kematian berdasarkan penurunan suhu mayat pada suhu lingkungan sebesar 21derajat celcius (70 F) Saat kematian : 98,6 F – suhu rectal 1,5

Upload: fetty-theralisa

Post on 20-Oct-2015

121 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Perkiraan Waktu Kematian

TRANSCRIPT

Page 1: Perkiraan Waktu Kematian

Perkiraan Waktu Kematian (Thanatalogi)

Kematian somatic adalah suatu keadaan dimana oleh karena sesuatu sebab terjadinya gangguan pada sistem persarafan, sistem kardio-vaskuler dan sistem pernafasan yang bersifat menetap.

Tanda-tanda yang emnyatakan seseorang telah meninggal adalah terhentinya denyut jantung, terhentinya pergerakan pernafasan, kulit tampak pucat , melemasnya otot-otot tubuh serta terhentinya aktivitas otak.

Adanya perubahan-perubahan yang terjadi setelah kematian memungkinkan untuk memperkirakan saat kematian seseorang yang ditafsirkan bersama-sama. Perubahan-perubahan pada mayat yang dimaksud adalah : terjadinya penurunan suhu, terbentuknya lebam mayat, terbentuknya kaku mayat, terjadinya pembusukan, adipocere dan mummifikasi serta terjadinya perubahan biokimiawi.

Penurunan Suhu Mayat

Penurunan suhu mayat/ algor mortis akan terjadi setelah kematian dan berlanjut sampai tercpainya suatu keadaan dimana suhu mayat sama dengan suhu lingkungan. Penurunan suhu mayat pada jam-jam pertama berlangsung lambat. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kecepatan penurunan suhu mayat :

1. Faktor lingkungan2. Suhu tubuh sebelum kematian3. Keadaan fisik tubuh serta pakaian yang menutupi

Pengukuran suhu mayat dilakukan dengan memasukan thermometer kedalam rectum.

Rumus perkiraan saat kematian berdasarkan penurunan suhu mayat pada suhu lingkungan sebesar 21derajat celcius (70 F)

Saat kematian : 98,6 F – suhu rectal

1,5

Suhu tubuh normal adalah sebesar 98,6 F sedangkan rata-rata penurunan suhu per jam dimana suhu lingkungan 70 F adalah 1,5. Secara kasar dapat dikatakan bahwarata-rata penurunan suhu pada jam-jam pertama adalah sebesar 2 C, dan 1 C setelahnya sampai terjadi keseimbangan antara suhu tubuh dengan lingkungan. Bila pada tubuh korban yang tewas akibat pembunuhan suhu rektalnya 32 C dan suhu lingkungan 20 C maka dapat diperkirakan bahwa perkiraan saat kematiannya adalan 12 jam yglalu.

Lebam Mayat

Page 2: Perkiraan Waktu Kematian

Labam mayat atau livor mortis terjadi sebagai akibat pengumpulan darah dalam pembuluh-pembuluh darah kecil, kapiler, dan venule pada bagian tubuh yang terendah, hal mana disebabkan karena daya gravitasi. Lebam mayat akan tampak sebagai daerah pada kulit yang berwarna merah-ungu. Lebam mayat akan mulai tampak sekitar 30 menit setelah kematian somatic dan intensitas maksimal akan dicapai dalam waktu 8-12 jam post mortal. Dengan demikian penekanan pada daerah lebam mayat yang dilakukan setelah 8-12 jam tersebut lebam mayat tidak akan menghilang.

Kaku Mayat

Kaku mayat atau rigor mortis, adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang kadang-kadang disertai dengan sedikit pemendekan serabut otot yang terjadi setelah periode pelemasan/relaksasi primer hal mana disebabkan oleh karena terjadinya perubahan kimiawi pada protein yang terdapat dalam serabut-serabut otot.

Kaku mayat mulai terdapat sekitar 2 jam post-mortal dan mencapai puncaknya setelah 10-12 jam post-mortal, keadaan ini akan menetap selama 24 jam, dan setelah 24 jam kaku mayat mulai menghilang sesuai dengan urutan terjadinya yaitu mulai dari otot-otot wajah, leher, lengan, dada, perut dan tungkai

Kematian pada infeksi, konvulsi kelelahan fisik serta keadaan suhu keliling yang tinggi, kurang gizi akan mempercepat kaku mayat.

Pembusukan

Pembusukan adalah suatu keadaan dimana bahan-bahan organic tubuh mengalami dekomposisi baik yang disebabkan oleh karena adanya aktivitas bakteri maupun autolisi. Proses pembusukan akan dipercepat dengan adanya panas, pada suhu lingkungan diatas 20 C, misalnya di daerah tropis, pembusukan akan dapat dilihat dalam waktu24 jam.

Pada akhir minggu pertama tubuh akan seluruhnya berwarna kehijauan dan tampak warna merah ungu disana-sini. Minggu kedua akan terbentuk gelembung-gelembung pembusukan (kulit ari). Awal minggu kedua timbul pembentukan gas – perut tampak menggelembung dan dindingnya tegang. Setelah 3-4 minggu rambut akan mudah dicabut, kuku terlepas wajah menggembung, lidah menggembung terjulur keluar. Pembusukan alat-alat dalam akan berbeda. Prostat dan kandung rahim non gravid paling lama. Lambung 4-5 hari, endokardium intima pembuluh darah. Minggu kedua – otak , paru, jantung, limpa, ginjal, otak membubur, paru lembek, hati honey comb, limpa lunak, otot jantung tampak keunguaan.

Rumus casper – keadaan mayat aetelah 1 minggu di udara terbuka afalah sama dengan 2 minggu diair dan 8 minggu di kuburan.

Page 3: Perkiraan Waktu Kematian

Tanatologi

Perkiraan saat kematian berdasarkan tanda-tanda kematian sekunder

Kaku Mayat

Ada Tidak ada

Hilang Tidak hilang dengan

penekanan

< 6 jam >6 – 8 jam

Lebam Mayat

Ada Tidak ada

Semua Maksimal

Tidak semua

maksimal

12 -24 jam < 12 jam

Pembusukan

Ada Tidak ada

Perut Kanan bawah kehijauan

< 24 jam

>24 jam

Perubahan pada mata

Tanatologi

Perkiraan saat kematian berdasarkan tanda-tanda kematian sekunder