perkembangan mui 1

21

Click here to load reader

Upload: azhari-007

Post on 23-Jun-2015

77 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan MUI 1

PERKEMBANGAN MUI

PENYIKAPAN TERHADAP PERKEMBANGAN PEMBAHASAN RUU TENTANGJAMINAN PRODUK HALAL

Saat ini RUU tentang Jaminan Produk Halal sedang dalam pembahasan antara DPR-RI

dengan Pemerintah. Namun, dalam perkembangannya, pembahasan telah mengalami deviasi

dari aspirasi masyarakat Muslim.  Aspirasi umat Islam terkait dengan substansi pengaturan

RUU tentang Jaminan Produk Halal adalah terletak pada pemberian jaminan atas produk

halal bagi umat Islam. Jaminan dimaksud memberikan ketenangan kepada umat Islam dalam

melaksanakan ajaran agamanya. Untuk itu, produsen wajib memberikan jaminan atas

kehalalan produk yang dihasilkan untuk dikonsumsi masyarakat Muslim.

Pemerintah seharusnya berfungsi sebagai regulator, serta pengawas agar tetap terjamin

perlindungan hak masyarakat untuk memperoleh produk halal yang dihasilkan produsen.

MUI dan Ormas Islam menilai bahwa substansi pembahasan RUU secara filosofis

bertentangan dengan semangat Reformasi birokrasi yang saat ini dikembangkan. Substansi

RUU ini secara nyata telah mengalihkan kewenangan yang selama ini telah dilaksanakan

masyarakat secara baik menjadi urusan negara. Prinsip reformasi birokrasi adalah

meminimalisir peran negara dalam urusan masyarakat, terlebih menyangkut urusan ibadah

yang secara nyata telah berjalan dengan  baik di masyarakat.

MUI dan Ormas Islam memandang bahwa Sertifikat Halal pada hakekatnya merupakan

penjelasan tentang kehalalan suatu produk, yang dalam bahasa agama dinamakan sebagai

fatwa. Dengan kata lain, Sertifikat Halal merupakan fatwa tertulis. Dan fatwa ini merupakan

domain ulama, yang dalam hal ini direpresentasikan di dalam MUI.

RUU tentang Jaminan Produk Halal juga tidak mendasarkan pada landasan sosiologis yang

kuat. Selama ini, secara de facto penyelenggara jaminan produk halal telah dilaksanakan oleh

Majelis Ulama Indonesia melalui LPPOM dan Komisi Fatwa..

Page 2: Perkembangan MUI 1

Untuk itu, Majelis Ulama Indonesia bersama Ormas Islam tingkat Pusat menyatakan sikap

sebagai berikut:

1. Agar RUU tentang Jaminan Produk Halal mengukuhkan proses sertifikasi halal yang

sudah dilaksanakan MUI yang telah teruji selama 20 tahun dan diakui eksistensinya

oleh masyarakat dalam dan luar negeri. Untuk itu diminta kepada pansus RUU JPH

agar arah pembahasan sesuai dengan catatan RDPU Komisi VIII DPR-RI dengan

MUI tanggal 5 Februari 2008 butir 4 bahwa otoritas penerbitan sertifikasi halal ada

pada MUI.

2. Jika aspirasi umat Islam seperti tersebut pada angka 1 di atas tidak diakomodasi di

dalam substansi RUU JPH yang sedang dibahas pemerintah dan DPR-RI saat ini agar

dihentikan pembahasannya karena hanya akan meresahkan masyarakat khususnya

umat Islam dan dapat menimbulkan kemudharatan yang lebih besar.

Demikin pernyataan sikap ini sebagai bentuk pertanggungjawaban MUI dan Ormas-Ormas

Islam kepada umat.

 Wallahu A’lam bi al-Shawab

Page 3: Perkembangan MUI 1

Taushiyah MUI Menyambut Ramadhan 1431 H

9 Agustus 2010M.

Bismillahirrahmanirrahim

Menyongsong datangnya bulan suci Ramadhan 1431 H/2010 M, Dewan Pimpinan Majelis

Ulama Indonesia bersama Pimpinan Ormas Islam Tingkat Pusat dengan senantiasa

mengharap rahmat, taufiq dan ridha Allah SWT menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Majelis Ulama Indonesia menyambut baik akan dilaksanakannya sidang itsbat oleh

Kementerian Agama RI bersama-sama dengan Pimpinan Ormas Islam Tingkat Pusat dan

para ulama untuk menetapkan awal Ramadhan 1431H/2010 M. MUI berharap keputusan

sidang itsbat tersebut dapat mengambil keputusan yang dapat mempersatukan perbedaan

pendapat dalam menetapkan awal Ramadhan 1431 H/2010 M, sehingga terbangun

semangat ukhuwah, persatuan dan kesatuan di kalangan umat.

2. Menyerukan kepada Umat Islam agar memasuki bulan Ramadhan dengan penuh

keimanan, ketaqwaan, senantiasa mengharap ridha Allah SWT dalam suasana hati yang

khusyu’, tenang dan damai serta mengembangkan sikap toleransi (tasamuh) dalam

menjalankan agama, tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan termasuk

perbedaan paham keagamaan serta menghindarkan diri dari perbuatan yang sia-sia

(tabdzir) dan pemborosan (israaf) yang mendatangkan kemudharatan bagi diri sendiri dan

orang lain.

3. Mengajak seluruh organisasi/lembaga Islam, khususnya lembaga pendidikan untuk

mengisi dan memberi makna bulan Ramadhan dengan pengayaan nilai dan khazanah

Ramadhan sebagai bulan penuh berkah (syahr al-mubarak), dan bulan puasa (syahr al-

shiyam) dengan menyelenggarakan berbagai program keumatan untuk keluarga, remaja

dan anak-anak seperti; tadarus Al-Quran, pesantren kilat Ramadhan, perkemahan

Ramadhan, kursus keagamaan, dan lain sebagainya.

Page 4: Perkembangan MUI 1

4. Diharapkan kepada semua pihak agar senantiasa menjaga kekhidmatan selama bulan

Ramadhan 1431 H/2010 M dengan tidak memancing hal—hal yang dikhawatirkan dapat

menimbulkan gejolak dan reaksi negatif di masyarakat. Untuk itu, diharapkan kepada

semua pihak baik masyarakat maupun aparat penegak hukum untuk bersama-sama

mengendalikan diri dan arif dalam menangani berbagai persoalan di masyarakat.

5. Kepada masyarakat luas diharapkan menghormati kemuliaan bulan Ramadhan dengan

bersama-sama membangun kondisi yang kondusif bagi Umat Islam untuk dapat

menunaikan ibadah secara tenang dan khusyuk serta menjadikan bulan Ramadhan sebagai

bulan pengendalian diri. Sejalan dengan itu kepada pemerintah diminta untuk menutup

dan membatasi semua tempat-tempat hiburan, menertibkan rumah makan (restoran),

penayangan acara televisi yang menampilkan pornografi dan pornoaksi, mistik

(khurafat/takhayul), ramalan-ramalan, kekerasan baik fisik maupun psikis dan

lawakan/komedi yang berlebihan, berpakaian yang tidak sesuai dengan akhlakul karimah,

serta mendukung pemanfaatan bulan Ramadhan bagi pembinaan dan pendidikan akhlak

masyarakat khususnya generasi muda.

6. Mengharapkan kepada aparat penegak hukum, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI),

Lembaga Sensor Film (LSF) dan elemen masyarakat lainnya untuk terus menerus

melakukan sosialisasi peraturan perundangan, serta melakukan pemantauan dan

pengawasan pelaksanaannya di lapangan, sehingga dapat menciptakan rasa aman,

nyaman dan kondusif di tengah masyarakat dengan tetap mengedepankan sikap dan

perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan hukum. Kepada kelompok masyarakat

agar menghindarkan diri dari berbagai bentuk tindak kekerasan dan main hakim sendiri.

Sehingga suasana bulan Ramadhan dapat mendukung terciptanya masyarakat yang sadar

hukum dan tertib dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

7. Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah dan bulan amal, oleh karena itu dihimbau kepada

para aghniya’, dermawan dan para pengusaha untuk meningkatkan amal saleh dengan

membantu kaum dhuafa, fakir miskin, anak terlantar, dan yatim piatu dan kelompok

masyarakat lain yang membutuhkan melalui penyaluran zakat, infak, shadaqah, dan amal

sosial lainnya. Dalam rangka menggelorakan amal sosial ini MUI menghimbau

pentingnya penegakan Good Coorporate Governance serta kepedulian badan usaha milik

Negara maupun swasta, baik nasional mauipun asing dengan melaksakan CSR

Page 5: Perkembangan MUI 1

(Corporate Social Resposbility) agar membangun tata sosial kehidupan masyarakat

sebagai refleksi nilai saling berkasih sayang antar sesama (ruhama-u bainahum) dan

bertolong-tolong dalam kabjikan dan taqwa (at-ta’awun ’ala al-birri wa at-taqwa)

dengan menggelorakan semangat kedermawanan sosial menuju tatanan masyarakat

bangsa yang berkesejahteraan.

8. Menyerukan kepada para produsen dan pengusaha untuk menyediakan, memproduksi dan

menjual produk makanan, minuman, kosmetika dan obat-obatan yang halal dan baik.

(halalan – thoyyiban). Untuk hal tersebut MUI menyerukan kepada Pimpinan Ormas

Islam, tokoh umat Islam, da’i dan para ustadz untuk turut serta dalam mengajak dan

menyadarkan umat Islam tentang pentingnya menggunakan dan mengonsumsi produk

halal.

Demikianlah, pernyataan sikap ini dikeluarkan di Jakarta dalam suasana bulan suci

Ramadhan 1431H/2010 M. yang penuh rahmat, maghfirah dan pembebasan dari siksa api

neraka, sembari memohon hidayah dan ma’unah kepada Allah SWT, Tidak ada kedigdayaan

suatu bangsa kecuali dengan ridha Allah Yang Maha Kuasa. Untuk itu diserukan kepada

umat Islam untuk memperbanyak doa kepada Allah SWT khususnya membaca doa qunut

nazilah di masjid-masjid, mushalla-mushalla dan tempat-tempat lainnya selama bulan suci

Ramadhan untuk kesejahteraan dan kemerdekaan bangsa Palestina, khususnya dalam

menghadapi bulan Ramadhan. Semoga bangsa Palestina memperoleh jalan keluar (makhraj)

dari segala macam kesulitan. Allahumma innaka ’afuwwun tuhibu al-’afwa wa’fu ’anna.

Amin, ya rabbal’alamin.

Jakarta, 28 Sya’ban 1431H.

Page 6: Perkembangan MUI 1

Sertifikasi  Halal MUI Diakui Dunia Internasional

Sistem sertifikasi halal yang diterapkan oleh Lembaga

Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis

Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) ternyata menjadi standar

prosedur acuan lembaga-lembaga sertifikasi halal internasional.

Peran LPPOM-MUI saat ini telah diakui secara luas di kancah

internasional. Prosedur dan persyaratan yang digunakan untuk menentukan kehalalan produk

di Indonesia, kini juga menjadi rujukan standar halal di berbagai negara, mulai dari negara-

negara ASEAN hingga negara-negara seperti Arab Saudi, Belanda, Amerika Serikat,

Australia, dan Kanada. Tak hanya itu, saat ini MUI juga diminta oleh beberapa negara, antara

lain Australia dan New Zealand, untuk mengawasi dan menentukan kelayakan lembaga-

lembaga sertifikasi halal yang ada di negara-negara tersebut.

“Saat ini negara-negara di dunia, bahkan di Eropa, Australia, dan Amerika, mengikuti

prosedur dan aturan-aturan sertifikasi halal MUI,” ujar Maruf Amin selaku ketua MUI. Maruf

Amin mengatakan, saat ini MUI juga berperan sebagai lembaga audit sekaligus lembaga

fatwa kelayakan lembaga sertifikasi halal internasional. Negara-negara yang memiliki

lembaga sertifikasi halal harus dikontrol dan diakui terlebih dahulu oleh MUI, apakah mereka

memiliki lembaga audit dan lembaga fatwa halal yang layak. Sementara itu, bagi negara-

negara yang belum punya lembaga sertifikasi halal, mereka ikut standar MUI untuk

menentukan halal tidaknya produk. Upaya MUI menjadikan Indonesia sebagai pusat halal

dunia itu adalah untuk melindungi umat Islam dari semua produk, terutama makanan yang

haram. Masyarakat tidak perlu khawatir lagi mengonsumsi makanan di restoran karena

seluruh daging yang masuk ke Indonesia harus mendapatkan sertifikat halal dari MUI.

Untuk mengenalkan Indonesia sebagai pusat halal dunia MUI akan menggelar Pameran

Internasional Bisnis dan Makanan Halal I di Jakarta Convention Center (JCC), 23-25 Juli

mendatang. Forum itu diharapkan menjadi salah satu upaya menjadikan Indonesia sebagai

pusat halal dunia. Acara bertajuk The First Indonesia International Halal Business and Food

Expo (IHBF) itu rencananya dibuka Presiden SBY dan ditutup Wapres Boediono. Pada saat

bersamaan, presiden juga akan membuka Musyawarah Nasional (Munas) MUI. Sekitar

seratus peserta telah mendaftarkan diri dalam pameran yang diikuti pelaku usaha makanan,

Page 7: Perkembangan MUI 1

minuman, kosmetika, pengemasan, perbankan syariah, asuransi syariah, travel agen syariah,

pemerintah daerah, kementerian, LSM syariah, dan peserta dari luar negeri itu

Indonesia Jadi Tuan Rumah Muzakarah Cendekiawan Syariah

Demi mengembangkan industri keuangan syariah di Asia Tenggara dan khususnya Indonesia,

International Shariah Research Academy (ISRA) in Islamic Finance bersama dengan Dewan

Syariah Nasional MUI akan menggelar Muzakarah Cendekiawan Syariah Nusantara di Hotel

Mercure pekan depan, 25-26 Mei 2009.

Direktur Eksekutif ISRA, Mohamad Akram Laldin mengatakan Indonesia terpilih menjadi

host karena industri keuangan syariah yang tumbuh pesat. "Melihat industri keuangan syariah

cukup pesat dan pandangan para ulama dan cendekiawan Indonesia maka Muzakarah ke-3

diputuskan digelar di Indonesia," kata Akram di Gedung Majelis Ulama Indonesia, Senin

(18/5).

Indonesia memainkan peran penting dalam perkembangan industri keuangan syariah kawasan

Nusantara. DSN-MUI yang dilengkapi dengan jajaran Dewan Pengawas Syariah (DPS)

menjadi salah satu pilar utama perkembangan industri tersebut. Peran DPS yang sangat

penting dalam menjamin kesyariahan operasional perbankan syariah membuat keahlian DPS

harus terus diupdate.

Industri keuangan syariah sendiri saat ini diramaikan oleh lima bank umum syariah, 26 unit

usaha syariah, 133 BPRS, 38 asuransi syariah dan 3000 BMT. Jumlah DPS mencapai 122

orang dimana 87 orang di antaranya adalah DPS Perbankan. 

Akram mengatakan topik yang dibahas kali ini masih terkait dengan krisis ekonomi global.

"Pengurusan risiko pada industri keuangan syariah amat penting agar tetap bertahan

menghadapi krisis," kata Akram.

Dalam Muzakarah kali ini akan membahas topik seputar pemahaman operasi dan mekanisme

perdagangan dan pertukaran mata uang, serta konsep dan mekanisme SWAP dalam institusi

keuangan Islam. Pertukaran mata uang menjadi salah satu mekanisme yang digunakan bank

untuk melindungi risiko, lanjut Akram, membuat topik tersebut sesuai dengan kondisi

ekonomi saat ini. 

Page 8: Perkembangan MUI 1

Sebelumnya Muzakarah Cendekiawan Syariah diselenggarakan di Malaysia. Muzakarah ke-1

digelar di Langkawi dengan fokus pada kontrak keuangan syariah, sementara Muzakarah ke-

2 di Kuala Lumpur mengangkat tema wa'ad (janji) dalam keuangan syariah serta mengenai

pendapatan yang tak bersih. Muzakarah Cendekiawan diprakarsai oleh ISRA yang berpusat

di Malaysia dan berada di bawah naungan Bank Negara Malaysia. 

Sementara itu Sekretaris DSN MUI, Ichwan Sam mengatakan program tersebut diharapkan

dapat memberi pemikiran konstruktif dan produktif untuk mendorong perekonomian

masyarakat Asia Tenggara. "Bagi DSN ekonomi syariah adalah pilihan aktivitas ekonomi

penuh santun dan terbuka bagi pelaku pasar asal bisa mengikuti peraturan dan acuan dari

DSN," kata Ichwan. gie/kpo (Republika/Senin, 18 Mei 2009.

MUI Fatwakan Arah Kiblat ke Barat Laut

JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia atau MUI mengeluarkan fatwa mengenai arah kiblat. Ini dilakukan

sebagai salah satu syarat sah salat bagi umat Islam. Atas fatwa tersebut, MUI mengimbau semua pihak

mengikuti posisi tersebut.

“MUI mengimbau kepada pengurus masjid atau musala, bagi yang kiblatnya tidak tepat perlu ditata ulang saf-

nya namun tidak perlu membongkar bangunannya,” kata Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, AM

Asrorun Niam.

Ini diungkapkan Asrorus kepada wartawan di Gedung MUI, Jalan Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (14/7/2010).

Dia menjelaskan, alasan penetapan posisi arah kiblat ini agar salat umat Islam tidak jauh dari kabah. “Karena

posisi Indonesia ada di sebelah timur sedikit ke selatan, maka arah kiblat menghadap barat laut,” tegasnya.

Posisi ini, lanjutnya, dipastikan akan berbeda disesuaikan dengan posisi dari orang tersebut tinggal. “Contohnya,

arah kiblat di orang di Cirebon akan sedikit berbeda kemiringannya dengan orang yang berada di Kalimantan,”

paparnya.

Dia juga memastikan, gempa dan tsunami yang terjadi di Indonesia tidak mengubah posisi fatwa tersebut.

“Sebelumnya memang ada isu akibat gempa dan tsunami ada pergerseran lempengan bumi sehingga kiblat

bergeser, tetapi berdasarkan penelitian ahli geologi itu tidak benar,” tegasnya.(kem)

Page 9: Perkembangan MUI 1

Memperkokoh Hubungan Ulama dan Umara untuk Kemajuan Bangsa

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MUI

berlangsung pada 24-26 Oktober 2009, di Hotel Mercure Ancol, dengan tema:

”Memperkokoh Hubungan Ulama-Umara untuk Kemajuan Bangsa”.

Pada Sabtu Malam (24/10), MUI mengadakan halal bilahal bersama pimpinan ormas Islam

dan Pejababat Departemen Agama. Dalam acara Halal bilahal ini, di antaranya hadir Menteri

Agama Suryadharma Ali dan Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri, Mantan Menteri Agama

Maftuh M. Basyuni.

Acara halal bilahal yang dipandu oleh Sekretaris Umum MUI Drs. HM. Ichwan Sam

berlansung dengan baik dan khidmat.

Sementara itu, Ketua Umum MUI KH Sahal Mahfudh, dalam sambutannya, menyampaikan

ucapan selamat kepada Presiden dan Wakil Presiden beserta para menteri atas kepercayaan

yang telah diberikan tersebut, seraya mengingatkan bahwa kepemimpinan yang diemban

tersebut merupakan amanah yang harus dipertanggung-jawabkan, baik di hadapan

masyarakat maupun di hadapan Allah SWT.

Menyambut kehadiran Kabinet Indonesia Bersatu jilid II tersebut, jelas Sahal Mahfudh, MUI

yang merupakan bagian dari masyarakat insyaallah akan mendukung dan membantu,

bermitra dan bekerjasama, dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang sesuai

dengan karakter dan batas kewenangan MUI.

Dikatakan lebih lanjut, tidak bisa kita pungkiri bahwa banyak program dan aktifitas yang

dilakukan oleh MUI juga merupakan bidang tugas dan tanggungjawab pemerintah,

khususnya dalam hal ini Departemen Agama RI. Misalnya program pembinaan masyarakat

Islam, pengiriman da’i di daerah terpencil,  Pendidikan Kader Ulama, sertifikasi produk halal,

kerukunan antar umat beragama, kerukunan internal umat Islam, bimbingan fatwa, dsb.

”Oleh karenanya, kerjasama dan saling memahami posisi masing-masing antara MUI dan

pemerintah, terutama jajaran Departemen Agama, merupakan suatu hal yang tidak

terhindarkan. Bukan saja di tingkat pusat tapi juga di tingkat provinsi dan kabupaten/kota,”

katanya. (ws).

Page 10: Perkembangan MUI 1

MoU MUI-YAMP, untuk Kemajuan Syiar Islam

16 Dec 2009

TEPAT 8 Desember 2009. sore Perjanjian Kerjasama (MoU) antara Yayasan Amal-bakti

Muslim PancasUafYAMP) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ditandatangani.

Penandatanganan dilakukan oleh Ketua YAMP dr H Sulastomo MPH dan Ketua MUI Pusat.

Dr KH Sahal Mahfudh. Acara seremonial Ini dilangsungkan di Kantor MUI Pusat. Jalan

Proklamasi. Jakarta Selatan. Hadir antaraJaln Wakil Ketua MUI KH Maruf Amin dan

Sekretaris Jenderal (Sekjen)

MUI. Drs HM Ichwan Syam, serta Sekretaris YAMP. Marsono SH. Penandatanganan

tersebut sekaligus sebagai upaya menyambung kembali tall silaturahmi yang sebelumnya

pernah terjalin diantara keduanya. Dan sebagaimana dikemukakan pimpinan kedua lembaga

tersebut, mereka menyambut Jalinan silaturah-.

mi itu dengan suka cita. "Karena dengan demikian, diharapkan syiar Islam akan dapat

tumbuh dan berkembang dengan lebih baiki," ujar i KH Sahal Mahfudh. ketika i ditanya

mengenal kerjasama tersebut.

Memang sampai sejauh Ini. balk MUI maupun YAMP belum membahas kerjasama apa yang

akan dilakukan mendesak. Jangka menengah maupun Jangka panjang. Namun begitu sekedar

untuk membedah Ingatan kita kembali tentang hubungan keduanya, ada beberapa catatan

yang dapat kita tampilkan.

Berdasarkan keterangan, Jalinan kerjasama antara YAMP dan MUI pernah dilakukan sekitar

tahun 1991 sampai tahun 1998. Yakni kerjasama dalam program pengiriman dal plus ke

daerah transmigran. Apa yang dimaksud dai plus? "Yakni seorang dai yangjuga seorang

transmigran!." Jelas Sekretaris YAMP, Marsono SH.

Dari data yang ada di YAM P. kerjasama yang terjalin sejak tahun 1991 sampai 1998 telah

berhasil mengirimkan sekitar 2.777 orang dai. Para dai tersebut tersebar di hampir semua

lokasi transmigrasi yang ada di Tanah Alr. "Ada yang di Sumatera. Kalimantan, Sulawesi

sampai dengan Papua," ujar Marsono.

Page 11: Perkembangan MUI 1

Dibekali pengetahuan Sebelum para dal berangkat ke daerah tujuan (transmigrasi), mereka

terlebih dahulu dididik selama lebih kurang tiga bulan. Pendidikan para dai Ini adalah berkat

kerjasama antara Yayasan

Dharmais dengan Departemen Transmigrasi serta MUI. Mater; pendidikan yang diberikan

kepada para dal meliputi bagaimana tata cara pernikahan, mengurus Jenasah, menjadi imam

di masjid atau mushola, sampai dengan menjadi penceramah yang balk.

Pendidikan semacam Itu diberikan agar para dai benar-benar siap menjalankan tugasnya di

lokasi transmi-grasl.Memang tidak semua dai yang dikirimkan berhasil. Ada Juga yang gagal

dan kembali. Namun Jumlah yang demikian Itu relatif kecil dibanding yang tetap

menjalankan tugas dan misinya." ungkap pengurus YAMP lainnya. Setelah dididik, mereka

para dai-dikirimkan ke lokasi transmigrasi dengan biaya dari Departemen Transmigrasi.

Pertanyaannya lantas apa yang diambil YAMP dalam pengiriman dai tersebut? "Nah. YAMP

Ini menyiapkan atau menyediakan honor bagi para dai. Waktu Itu. tahun 1991-sam-pal 1998.

setiap bulan kita kasih honor RplOO ribu," ujar pengurus YAMP tadi.

Namun uang itu dibayarkan setiap Uga bulan sekali. Jadi setiap tiga bulan mereka akan

menerima honor sekitar Rp300 ribu. Disamping honor, untuk menunjang kegiatan para dai

tersebut. YAMP menyediakan sepeda ontel. Jumlah sepeda ontel yang telah dihibahkan

kepada para dai sebanyak 3.000 buah. "Dengan adanya sepeda maka para dai semakin lancar

melaksanakan tugasnya," Jelas Marsono.

Pertanyaannya adalah apakah kerjasama semacam Itu yang nantinya akan dibangun lagi

bersama MUI?"Klta terus terang saja sampai saat Ini belum tahu, karena belum ada

pembicaraan lebih lanjut Draft rencana memang sudah ada, tetapi mana yang harus

didahulukan kita belum tahu. Jadi ya. kita tunggu saja nanti. Mas tegas Marsono.

Lepas dari apa pun bentuk kerjasama yang akan dibangun keduanya, yang pasti dan Jelas

adalah semua Itu demi tegak serta berkembangnya syiar Islam di Indonesia. Karena Itu sudah

sewajarnya Jika kita support terus perjuangan YAMP dan kerjasamanya dengan lembaga lain,

termasuk MUI. (arief turatno)

Page 12: Perkembangan MUI 1

Dapat Sertifikat Syariah, K-Link Semakin Optimis

Selasa, 22 Juni 2010 03:21

MUI-Online, Jakarta. Selaku pelaku bisnis MLM syariah, Presiden Direktur PT K-Link

Nusantara, Dr. H. Mohamad Radzi Saleh memprediksi bahwa lisensi MLM Syariah yang

dikantonginya, akan berdampak besar bagi peningkatan kinerja perusahaannya.

Radzi optimis jumlah member dan omset produk-produk K-Link Indonesia akan meningkat

pesat. Pada tahun 2010 ini saja jumlah member K-Link Indonesia tercatat telah mencapai 2

juta orang dengan perputaran omset rat-rata tidak kurang dari 100 Milyar rupiah per bulan.

Optimisme tersebut, menurut Radzi tidak berlebihan, karena adanya kepastian bahwa produk

yang diperdagangkan halal dan prinsip usahanya tidak eksploitatif. Untuk memastikan bahwa

prinsip usahanya sesuai syariah Islam, K-Link Indonesia telah membentuk Dewan Pengawas

Syariah (DPS) yang di dalamnya beranggotakan para ulama yang direkomendasikan oleh

Dewan Syariah Nasional MUI. Tugas dari DPS adalah mengawasi aspek syariah dari

perusahaan K-Link Indonesia.

Sampai saat ini, K-Link telah memiliki lebih dari 30 produk makanan dan minuman

kesehatan, assesories kesehatan serta kosmetik. Dari produk K-Link tesebut, sebagian produk

dalam negeri, sebagian yang lain produk impor.

Menurut Radzi Saleh, dalam waktu dekat selai membangun Gedung K-Link yang berlokasi di

Jl. Gatot Subroto, K-Link juga akan membangun pabrik di Indonesia. (wasik).

Page 13: Perkembangan MUI 1

DAFTAR PUSTAKA

http://www.mui.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=85:penyikapan-

terhadap-perkembangan-pembahasan-ruu-tentangjaminan-produk-halal&catid=37:press-

realease&Itemid=57

http://www.mui.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=273:taushiyah-mui-

menyambut-ramadhan-tahun-1431-h&catid=37:press-realease&Itemid=57

http://mading.smklabor.sch.id/2010/07/mui-indonesia-rujukan-pusat-halal-dunia/

http://www.mui.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=63:indonesia-jadi-

tuan-rumah-muzakarah-cendekiawan-syariah&catid=1:berita-singkat&Itemid=50

http://news.okezone.com/read/2010/07/14/337/353037/mui-fatwakan-arah-kiblat-ke-barat-laut

http://www.mui.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129:memperkokoh-

hubungan-ulama-dan-umara-untuk-kemajuan-bangsa&catid=1:berita-singkat&Itemid=50

http://bataviase.co.id/detailberita-10411181.html

http://www.mui.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=234:dapat-sertifikat-

syariah-k-link-semakin-optimis&catid=1:berita-singkat&Itemid=50