perkasuus new
DESCRIPTION
Kawasan Khusus AgropolitanTRANSCRIPT
Pemahaman
Rancang Bangun Kawasan Berbasis Kekhususan
Ghavi Yuda Sefaji
I0613021
Perencanaan Kawasan Khusus
Program Studi Perencanaan Wilayah dan KotaFakultas Teknik UNS Surakarta 2015
Rancang Bangun Kawasan Berbasis Kekhususan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rancang berarti mengatur segala sesuatu sebelum
bertindak, mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk merencanakan. Sedangkan kata bangun
berarti sesuatu yang didirikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Rancang bangun
berarti merencanakan atau mendesain sesuatu yang akan dibuat (Departemen Pendidikan
Nasional, 2002).
Rancang bangun kawasan berbasis kekhususan, jika mengikuti definisi di atas, adalah suatu
kegiatan merencanakan atau mendesain kawasan dengan aspek kekhususan yang ada dalam
kawasan tersebut.
Kawasan khusus sendiri, untuk pemahamannya dibagi menjadi dua hal, yaitu pemahaman aspek
kekhususan atau aspek non fisik kawasan. Inti dari pemahaman aspek ini adalah pengetahuan
kita tentang nuansa atau atmosfir dari suatu jenis kawasan khusus. Selain itu kita juga harus
mengetahui esensi dari kekhususan itu sendiri, dimana hal ini dapat dicari dari berbagai
literatur yang menjelaskan kekhususan dari kawasan – kawasan tertentu, ataupun mencari
kebijaksanaan yang bersumber dari pengalaman langsung atau fenomena yang biasanya
diperoleh dari hasil wawancara dengan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.
Setelah didapatkan referensi kepustakaan tentang kekhususan suatu kawasan, dan
kebijaksanaan dari pengalaman dan fenomena yang ada pada masyarakat, barulah kita
mengetahui pemahaman kekhususan yang komprehensif atau menyeluruh, dan kontekstual
yanng berarti dapat diterapkan dalam satu situasi yang terjadi. Integrasi kekhususan yang
komprehensif dan kontekstual tersebut menghasilkan faktor – faktor penentu kekhususan
suatu kawasan.
Satu pemahaman lagi untuk kawasan khusus, adalah dari dan aspek kronologi dan
morfologi/fisik kawasan. Hal ini dilihat dari dinamika multi aspek dari internal dan eksternal
kawasan itu sendiri, dan biasanya dikaitkan dengan hal – hal yang berbau fisik, seperti fisik
dasar kawasan, pola dan struktur guna lahan kawasan, dan infrastruktur kawasan yang ada di
internal kawasan tersebut maupun hubungan eksternalnya dengan kawasan lainnya. Yang dari
aspek internal biasanya adalah perubahan potensi dan kelemahan kawasan tersebut, sedangkan
dari aspek eksternal adalah peluang dan ancaman yang berasal dari luar kawasan tersebut.
Dinamika multi aspek ini terbentuk karena formasi alamiah dan formasi struktur – struktur dan
bangunan buatan manusia. Formasi alamiah adalah fisik dasar dari kawasan, misalnya adalah
topografi atau kontur kawasan, resiko bencana alam yang ada di kawasan, dan ketersediaan
~ 1 ~
badan air seperti sungai, danau, air terjun, dsb. Formasi alamiah ini dibentuk oleh mekanisme
alamiah atau biasa disebut proses alamiah yang murni dilakukan oleh alam tanpa campur
tangan manusia, sehingga proses alam ini sering disebut mekanisme perilaku alam atau pasif.
Sementara formasi buatan atau formasi rekayasa adalah perubahan bentukan fisik kawasan
yang disebabkan karena karya cipta manusia. Misalnya adalah perubahan arsitektur bangunan
di kawasan, pembangunan talud dan pintu air sungai, pembangunan jembatan, dan sebagainya.
Hal tersebut dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan atau keinginan manusia, dan biasanya
memiliki tujuan tertentu dalam proses rancang bangunnya. Aktivitas tersebut dikatakan sebagai
cara kerja aktif, karena manusia terlibat langsung dalam proses rancang bangun kawasan
khusus tersebut.
Integrasi dari mekanisme perilaku alam yang pasif dan akomodasi kebutuhan serta keinginan
manusia yang aktif tadi, hasilnya adalah inspirasi untuk merumuskan visi, misi, dan tuntutan
yang digunakan untuk merancang bangun kawasan tersebut. Kemudian ke depan kita dapat
mengetahui arah pengembangan kawasan khusus, dan dari situ dapat diambil keputusan –
keputusan teknis rancang bangun kawasan.
Dan pada akhirnya, faktor penentu kekhususan kawasan dan keputusan teknis rancang bangun
kawasan khusus adalah dua unsur utama dalam menentukan dan mencanangkan mekanisme
rancang bangun kawasan berbasis kekhususan. Mekanisme tersebut mengandung aspek fisik
dan non fisik yang telah dirumuskan dari kedua unsurnya diatas.
Contoh Kawasan Khusus
Menurut PP nomor 43/2010 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Khusus, pengertian
kawasan khusus adalah bagian wilayah dalam provinsi dan/atau kabupaten/kota yang
ditetapkan oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan yang bersifat
khusus bagi kepentingan nasional. Penetapan kawasan khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan harus memenuhi persyaratan
administratif, teknis, dan fisik kewilayahan.
Salah satu contoh kawasan khusus adalah Kawasan Ekonomi Khusus. Kawasan Ekonomi
Khusus, dalam UU Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, dijelaskan bahwa
KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas
tertentu. Lebih lanjut Fungsi KEK adalah untuk melakukan dan mengembangkan usaha di bidang
~ 2 ~
perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi, mari-tim dan perikanan, pos dan
telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiri atas satu atau
beberapa zona, yaitu Zona pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata,
dan energi.
KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan
geostrategis dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan ekonomi
lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
Didalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerjanya di dalam
setiap KEK disediakan lokasi untuk UMKM dan koperasi. Dalam pengajuan KEK perlu
memenuhi beberapa hal. Diantaranya adalah:
1. Komitmen Pemda dan usulan lokasi.
Pemda mengusulkan sendirikawasannya dan komitmen dengan usulanya tersebut.
Komitmen itu berupa kesediaan pemda untuk menyerahkan pengelolaan kawasan yang
diusulkan kepada manajemen yang akan dibentuk secara khusus.
2. Kepastian kebijakan.
Kepastian kebijakan meliputi dukungan aspek legal dalam pengembangan kegiatan
ekonomi baik untuk kebijakan fiskal ataupun kebijakan nonfiskal.
3. Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Lokasi merupakan pusatkegiatan wilayah yang memenuhi Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, serta ditetapkan sebagai kawasan perindustrian atau oleh UU ditetapkan
sebagai wilayah dengan perlakuan khusus.
4. Pengembangan Wilayah.
Kawasan yang akan dikembangkan tidak harus satu kesatuan wilayah, namun
merupakan kawasan yang relatif berkembang dan memiliki keterkaitan dengan wilayah
pengembangan lainnya.
5. Infrastruktur.
Kawasan yang diusulkan sudah tersedia fasilitas infrastruktur pendukung seperti jalan,
rel, kereta api, telekomunikasi pelabuhan, Bandar udara, sumber listrik berikut
jaringannya. Timnas Pengembangan KEKI mengharuskan pasokan air minimal satu
liter/detik setiap satu hectare wilayah sebagai pendukung fasilitas tersebut.
6. Ketersediaan Lokasi.
Lahan untuk industri minimal 10 hektare ditambah dengan lahan untuk perluasannya.
7. Tenaga Kerja.
Tersedia tenaga kerja yang terlatih di sekitar lokasi.
8. Dampak Ekonomi.
~ 3 ~
Lokasi yang diusulkan harus memberikan dampakekonomi yang signifikan dalam arti
sudah tersedia industri pendukung, baik manufaktur, elektronik, atau pengelolaan hasil
pertanian. Kawasan dapat berpotensi sebagai pusat logistik dan alih kapal (trans -
shipment).
9. Geopolitis.
secara geopolitis wilayah KEKI bersaing dengan Negara lain atau bisa menjadi
komplementer dari sentra produksi di negara lain.
10. Lokasi Strategis
Lokasi tidak terlalu jauh dengan pelabuhan dan bandara internasional, dekat dengan
lokasi pasar hasil produksi, tidak jauh dari sumber bahan baku, atau pusat distribusi
internasional.
11. Konservasi Alam.
Tidak mengganggu daerah konservasi alam.
12. Batas wilayah.
Batas wilayah yang jelas baik batas alam maupun batas buatan dengan kondisi keamanan
yang mudah dipantau untuk mencegah penyelundupan.
~ 4 ~
Mekanisme New Action pada Perencanaan Kawasan Khusus
Perencanaan Kawasan Khusus berorientasi pada mekanisme new action dan re – action.
Mekanisme New Action pada suatu kawasan yaitu melakukan perencanaan dan perancangan
baru terhadap kawasan tersebut, baik dari nol maupun mengubah total fungsi suatu kawasan
sebelumnya. Tujuan new action adalah memperbarui fungsi kawasan (jika merngubah total
fungsi kawasan dari sebelumnya) atau menambah fungsi kawasan (jika membangun dari nol).
Kawasan Agropolitan di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat adalah salah satu
kawasan khusus yang mendapat perlakuan New Action. Tujuan pembangunan agropolitan ini
adalah untuk memberdayakan potensi pertanian yang besar pada kabupatan Pasaman, lalu
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan menambah nilai tambah atau
penambahan nilai guna produk pertanian di kabupaten Pasaman.
Agropolitan sendiri adalah salah satu inovasi baru penggunaan lahan dan pengembangan
ekonomi wilayah yang dikenalkan lewat UU Tata Ruang no 26/2007, dan menurut UU tersebut
kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri dari satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan
sistem permukiman dan sistem Agribisnis (Pasal 1 ayat 24)
Pada Kabupaten Pasaman, pengembangan kawasan Agropolitan diarahkan kepada 9 kecamatan,
diantaranya satu wilayah inti yaitu kecamatan Rao, dan 8 wilayah hiterland antara lain
kecamatan Padang Gelugur, Rao Selatan, Panti, Lubuk Sikaping, Simpang Alahan Mati, Tigo
Nagari, Bonjol, dan kecamatan Dua Koto.
~ 5 ~
Peta Kawasan Agropolitan di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat
Sumber: Presentasi Skripsi Oksatriandhi, PWK ITS 2014
Kawasan Agropolitan Pasaman memiliki aspek internal yaitu potensi pertanian yang sangat
besar, dari 394.763 Ha luas lahan di Kabupaten Pasaman sekitar 48,24 persen diantaranya
adalah kawasan hutan, 19,07 persen atau 75.274 Ha adalah padang rumput, 6,72 persen
atau26.531,32 Ha adalah sawah, 10,50 persen atau 41.445,94 Ha adalah lahan perkebunan dan
ladang. Sedangkan untuk kawasan industri relatif sedikit sekali yakni 0,01 persen dari total luas
wilayah Kabupaten Pasaman.
Aspek Eksternal yang ada pada kawasan Agropolitan kabupatan Pasaman adalah besarnya nilai
PDRB ADHB kabupaten Pasaman di Sumatera Barat yang besar dalam sektor pertanian, dan
merupakan penyumbang PDRB terbesar kedua setelah kabupaten Mentawai. Dengan
diterapkannya konsep agropolitan di kabupaten Pasaman, maka ekonomi kabupaten akan
memiliki pendorong pertumbuhan dan meninggikan tingkat keunggulan kompetitif
produk/komoditi dan keunggulan komparatif di seluruh Provinsi Sumatera Barat.
Pengembangan kawasan Agropolitan kabupaten Pasaman didasarkan pada masih banyaknya
wilayah – wilayah yang secara ekonomi ditunjang oleh sektor pertanian. Namun, kondisi
pengembangan kawasan Agropolitan kabupaten Pasaman belum berjalan dengan efektif dan
optimal karena kegiatan produksi pertanian yang berjalan tidak terintegrasi dengan sempurna,
dengan kegiatan pasca panen seperti sistem distribusi dan pengolahan.
~ 6 ~
Berdasarkan hasil analisa Oksatriandhi (2014), komoditas unggulan dari agropolitan kabupaten
Pasaman adalah komoditas cabe dan karet. Komoditas cabe ini ditanam di seluruh kecamatan di
kawasan Agropolitan kecuali Rao Selatan, dan komoditas karet diproduksi di Kec. Rao, Padang
Gelugur, dan Kec. Simpang Alahan Mati.
Peta Persebaran Komoditas Unggulan di kawasan Agropolitan kabupaten Pasaman, Sumatera Barat
Sumber: Presentasi Skripsi Oksatriandhi, PWK ITS 2014
Mekanisme rancang bangun yang dijalankan di kawasan Agropolitan kabupaten Pasaman
adalah:
1. Menciptakan sistem Agribisnis yang terpadu, agar proses pendistribusian dari lokasi on
farm ke lokasi pemasaran off farm tidak terlalu jauh, dengan cara membagi wilayah
pusat distribusi dan mudah mencapai pemasaran ke wilayah sekitar, yakni wilayah
utara dikumpulkan di Kec. Panti dan Lubuk Sikaping. Karena di kedua kecamatan ini
terdapat pasar regional yang besar di kawasan Agropolitan kabupaten Pasaman.
2. Perbaikan kondisi jalan dari ladang ke tempat pengepul dan pengepul ke pusat – pusat
distribusi.
~ 7 ~
3. Pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana guna meningkatkan kualitas hasil
produksi.
4. Pengadaan industri pengolahan Karet di Kec. Rao sebagai pusat agropolitan, agar terjadi
kedekatan lokasi on farm dan off farm perkebunan karet yang dominan berada di
kecamatan tersebut. Hal ini juga akan mengurangi biaya distribusi yang tinggi karena
selalu dipasarkan di Sumatera Utara atau kota Padang, karena selama ini produk yang
didistibusikan hanyalah hasil mentah dan tak memiliki nilai tambah.
5. Peningkatan jumlah lembaga – lembaga khusus yang menangani produksi perkebunan
karet.
Peta Saluran Interaksi (jaringan Jalan) di kawasan Agropolitan kabupaten Pasaman, Sumatera
Barat
Sumber: Presentasi Skripsi Oksatriandhi, PWK ITS 2014
~ 8 ~
Peta Penerapan Integrasi Suplai Komoditas Cabe di kawasan Agropolitan kabupaten Pasaman, Sumatera Barat
Sumber: Presentasi Skripsi Oksatriandhi, PWK ITS 2014
Penjelasan Peta: Kecamatan Panti dan Lubuk Sikaping sebagai pusat pemasaran dan pengumpul
hasil produksi untuk ekspor luar kota. Kecamatan Panti yang mempunyai salah satu pasar yang
besar di Kabupaten Pasaman mampu melayani hasil produksi dari Rao, Duo Koto dan Padang
Gelugur. Kecamatan Lubuk Sikaping yang juga mempunyai salah satu pasar yang besar di
Kabupaten Pasaman mampu melayani hasil produksi dari Tigo Nagari, Simpang Alahan Mati
dan Bonjol.
~ 9 ~
Peta Penerapan Integrasi Suplai Komoditas Karet di kawasan Agropolitan kabupaten Pasaman, Sumatera Barat
Sumber: Presentasi Skripsi Oksatriandhi, PWK ITS 2014
Penjelasan Peta: Kecamatan Rao sebagai pusat Agropolitan dan pusat pengembangan komoditas
karet berfungsi sebagai pusat pemasaran dan pengumpul hasil produksi untuk ekspor luar kota.
Jalur ekspor karet yang biasanya dilaksanakan dari Rao yakni dengan tujuan Kota Padang dalam
Provinsi dan Sumatera Utara Ekspor Luar Provinsi. Kecamatan Simpang Alahan Mati yang juga
sebagai pengahasil komoditi karet mengalami kendala jarak yang jauh dengan Kecamatan Rao,
sehingga biaya distribusi menjadi tinggi. Namun jalur Rao tersebut merupakan satu-satunya
jaringan ekspor karet Kabupaten Pasaman.
~ 10 ~
Daftar Pustaka
Oksatriandhi, Benny; 2014; Arahan Pengembangan Kawasan Agropolitasn di Kabupaten
Pasaman; Skripsi; ITS Surabaya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 43 tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan
Kawasan Khusus
Undang – Undang Republik Indonesia no. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang – Undang Republik Indonesia no. 39 tahun 2009 tetang Kawasan Ekonomi Khusus
~ 11 ~