perilaku seksual bab 3

14
BAB III METODE PENELITIAN A. Penentuan Lokasi dan Sasaran Penelitian Dalam penelitian ini lokasi yang akan dilaksanakan untuk melakukan penelitian adalah di SMAN 2 JL. Mulawarman No.2 Banjarmasin Kalimantan Selatan tahun 2012 dan Sasaran dalam penelitian ini adalah semua murid di SMAN 2 Banjarmasin kelas X dan XI tahun 2012, yang berjumlah 555 orang. Data yang diperlukan adalah nomor urut absen, umur, jenis kelamin, kelas, pemberian pendidikan seks dan perilaku seksual remaja. B. Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian yang digunakan adalah survei analitik yaitu survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Didalam penelitian survei analitik ini juga menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antar faktor dan efek cara pendekatan, observasi 23

Upload: wenny-amalia

Post on 06-Aug-2015

154 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kesehatan reproduksi

TRANSCRIPT

Page 1: perilaku seksual bab 3

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Penentuan Lokasi dan Sasaran Penelitian

Dalam penelitian ini lokasi yang akan dilaksanakan untuk melakukan penelitian

adalah di SMAN 2 JL. Mulawarman No.2 Banjarmasin Kalimantan Selatan tahun 2012

dan Sasaran dalam penelitian ini adalah semua murid di SMAN 2 Banjarmasin kelas X

dan XI tahun 2012, yang berjumlah 555 orang. Data yang diperlukan adalah nomor urut

absen, umur, jenis kelamin, kelas, pemberian pendidikan seks dan perilaku seksual

remaja.

B. Metode Penelitian yang Digunakan

Penelitian yang digunakan adalah survei analitik yaitu survei atau penelitian yang

mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Didalam

penelitian survei analitik ini juga menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antar faktor dan efek cara pendekatan,

observasi dan pengumpulan data sekaligus pada saat yang bersamaan (Point Time

Approach).

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.

23

Page 2: perilaku seksual bab 3

24

Berdasarkan hubungan yang fungsional antara variabel-variabel satu dengan yang

lainnya, variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen dan independen

(Lestari, 2008: 30). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah

perilaku seksual remaja, sedangkan yang menjadi variabel independen adalah

pemberian pendidikan seks.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang telah diamati, memungkinkan penelitian untuk

melakukan observasi tahu pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek (Lestari,

2008: 30).

Tabel 3.1Definisi Operasional

No VariabelDefinisi

OperasionalCara Ukur

AlatUkur

Hasil Ukur Skala

1 PerilakuSeksual

Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Dengan bertanya kepada siswa dan siswi tentang perilaku seks.

Kuesioner

Positif :apabila T ≥50Negatif :apabilaT < 50

Ordinal

2 PemberianPendidikan seks

Salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah perilaku seks yang menyimpang, khususnya untuk mencegah dampak-dampak negatif.

Dengan bertanya kepada siswa dan siswi tentang pendidikan seks.

kuesioner Baik :Bila didapat 76-100%Cukup :Bila didapat 56-75%Kurang :Bila didapat<55%

Ordinal

Sumber : Dimodifikasi dari hasil penelitian Suyanto dengan judul Hubungan Pemberian Pendidikan Seks Sejak Dini dengan Perilaku Seksual Remaja di SMA Negeri 13 Pandeglang Tahun 2009.

Page 3: perilaku seksual bab 3

25

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Lestari, 2008: 32). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh remaja SMAN 2 kelas X dan XI yang berjumlah 555

orang. Kelas XII tidak diteliti karena ada kegiatan try out dan persiapan ujian

nasional.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Lestari, 2008: 32). Pengambilan sampel

diambil secara Proportionate Stratified Random Sampling yaitu pengambilan

sampel secara acak dengan memberikan kesempatan yang sama untuk diambil

menjadi sampel namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan)

yang ada dalam populasi.. Berdasarkan hasil data yang diambil bahwa jumlah siswa

dan siswi di SMAN 2 Banjarmasin adalah 555 orang. Rumus menentukan besarnya

sampel menurut Suyanto pada tahun 2009, sebagai berikut:

Nn =

1 + N (d²)

555=

1+ 555 (0,1²)

= 85

Page 4: perilaku seksual bab 3

26

Maka jumlah sampel yang diambil berdasarkan masing-masing bagian

tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jumlah populasi

keseluruhan) x jumlah sampel yang ditentukan.

Kelas X = 256/555×85 = 39,207 dibulatkan menjadi 39

Kelas XI = 299/555×85 = 45,792 dibulatkan menjadi 46

Keterangan :

n = Jumlah sampel

d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketetapan yang diinginkan

sebesar 0,1

N = Jumlah populasi

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primernya itu data yang didapatkan secara langsung dari remaja di

SMAN 2 Banjarmasin tahun 2012 dengan metode angket menggunakan instrument

kuesioner. Sedangkan data sekunder berasal dari buku absensi yang ada di SMAN 2

Banjarmasin (Riwidikdo, 2008: 12).

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan kuesioner, berupa daftar pertanyaan

yang dijawab oleh remaja di SMAN 2 Banjarmasin Tahun 2012 untuk mengumpulkan

data hubungan pemberian pendidikan seks dengan perilaku seks remaja. Sebelum

mengumpulkan data terlebih dahulu kuesioner diuji cobakan pada 13 orang remaja.

Page 5: perilaku seksual bab 3

27

G. Analisis Data

Secara umum kegiatan analisis data dalam penelitian ini menjadi 4 bagian antara

lain:

1. Penyusunan data (editing)

Setelah data selesai dikumpulkan, tahap selanjutnya adalah pengecekkan,

dimana tahap ini digunakan untuk memperbaiki atau memeriksa kembali data yang

dibutuhkan sudah terekam semua. Kegiatan ini biasanya disebut editing.

2. Klasifikasi data

Klasifikasi data adalah usaha mengggolongkan, mengelompokkan dan

memilih data berdasarkan klasifikasi tertentu yang telah dibuat.

3. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan untuk menentukan metode analisis yang akan

digunakan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

analisis kuantitatif yakni metode yang menggunakan statistik sebagai alat bantu

untuk menganalisis data. Cara atau teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah

a. Analisa Univariat

Analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari

tiap variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah pemberian pendidikan seks.

Analisis data yang digunakan untuk pemberian pendidikan seks dan perilaku

seksual remaja adalah dengan menggunakan skor dikotomi (1-0), yaitu apabila

jawaban ya diberi nilai 1 dan jawaban tidak diberi 0.

Page 6: perilaku seksual bab 3

28

1) Variabel Pemberian Pendidikan Seks

Dihitung berdasarkan rumus Machfoedz (2009):

P = F/N × 100%

Keterangan

P = Persentase

F = Jumlah pertanyaan yang dijawab benar

N = Jumlah soal

Selanjutnya dimasukkan kedalam standar kriteria objektif yang bersikap

kuantitatif sebagai berikut:

Skor: 0-15

Baik: 76-100%

Cukup: 56-75%

Kurang: <40%-55%

2) Variabel Perilaku Seksual

Positif: apabila T ≥50%

Negatif: apabila T < 50%

b. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan

pemberian pendidikan seks terhadap perilaku seksual remaja. Analisis ini

menggunakan uji spearman rank correlation dengan bantuan komputerisasi.

Untuk mengetahui hubungan dan tingkat eratnya hunbungan antara 2 variabel,

uji korelasi yang digunakan adalah korelasi spearman rank (Rho) dengan.

Page 7: perilaku seksual bab 3

29

6∑D

P 1-

n (n -1)

Keterangan :

P : Angka indeks korelasi tata jenjang

6 dan1 : Bilangan konstan

D : Difference, yaitu perbedaan antara urutan skor pada varibel pertama dan

urutan skor pada variabel kedua

n : Number of cases, dalam hal ini adalah banyaknya pasangan yang sedang

dicari korelasinya

Dengan menggunakan batas kemaknaan (α) = 0,05 sehingga jika nilai value

< 0,05 maka hasil uji statistik bermakna yaitu menunjukan adanya hubungan linear

yang bermakna antara pemberian pendidikan seks terhadap perilaku seksual remaja.

4. Interpretasi Data

Data yang sudah dilakukan pengujian hipotesisnya kemudian dibuat

penafsiran hasil penelitian yang dilakukan hanya untuk mencari pengertian

terhadap hasil pengolahan data. Pengambilan kesimpulanya itu apabila p <α, maka

Ho ditolak artinya ada hubungan yang bermakna antara variabel independen

(bebas) dengan variabel dependen (terikat), jika p > α, maka Ho diterima artinya

tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel independen (bebas) dengan

variabel dependen (Nurjannah, 2009: 55).

Page 8: perilaku seksual bab 3

30

Page 9: perilaku seksual bab 3

H. Rencana Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jenis Kegiatan KegiatanN0V DES JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

PERSIAPAN

1. Menelaah kepustakaa, observasi kondisi yang menjadi masalah

2. Pengajuan masalah yang akan diteliti

PENYUSUNAN PROPOSAL

1. Pengajuan Bab I (Pendahuluan)

2. Pengajuan Bab II

3. Pengajuan Bab III

PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data primer

PENGOLAHAN DATA

1. Editing

2. Tabulasi data

3. Analisis data

PENULISAN LAPORAN

1. Pembuangan draft

2. Penulisan awal

3. Editing

4. Penulisan final

23

Page 10: perilaku seksual bab 3

23