perilaku konsumen tugas 1

12
PERILAKU KONSUMEN Dibuat Oleh : YAYU MEGA DINI 18210611 3 EA 21 Program Study Ekonomi Manjemen Jurusan Manajemen UNIVERSITAS GUNADARMA

Upload: yayu-ferdian

Post on 14-May-2015

5.446 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perilaku konsumen   tugas 1

PERILAKU KONSUMEN

Dibuat Oleh : YAYU MEGA DINI 18210611 3 EA 21

Program Study Ekonomi Manjemen

Jurusan Manajemen

UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 2: Perilaku konsumen   tugas 1

PERILAKU KONSUMEN

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERILAKU KONSUMEN?

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan

pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi

memenuhi kebutuhan dan keinginan.

1. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat

keputusan pembelian.

2. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan

dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-

involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang

matang.

Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli :

1. Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “Those actions

directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services,

including the decision processes that precede and follow this action”.

Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam

memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.

2. Mowen (1995), “Consumer behavior is defined as the study of the buying units and

the exchange processes involved in acquiring, consume, disposing of goods, services,

experiences, and ideas”.

3. Blackwell, Miniard, & Engel (2001), Perilaku adalah aktivitas seseorang saat

mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa.

4. The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana

manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen

mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat

proses konsumsi, Peter & Olson (2005).

5. Hanna & Wozniak (2001), Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang

berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan

dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan,

dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan pribadi.

1

Page 3: Perilaku konsumen   tugas 1

I.2 PEMIKIRAN YANG BENAR TENTANG KONSUMEN

Konsumen adalah Raja. Kewajiban produsen untuk memberikan informasi yang benar,

jelas, dan jujur pada kemasan barang dan atau jasa yang diperdagangkan haruslah

diimbangi oleh tanggung jawab konsumen dalam membaca dengan teliti kebenaran label

dan iklan tersebut. Upaya ini merupakan sesuatu hal yang penting untuk mendidik

produsen agar mereka mengerti harus memberi apa atas imbalan yang mereka terima

sekaligus mendidik konsumen untuk mengetahui mereka mendapatkan apa atas sejumlah

harga yang dibayarkan. Bila posisi ini dipahami dan dilaksanakan masing-masing pihak

maka sinergi produsen-konsumen dalam memberi peluang yang sehat akan terbuka luas.

Pada umumnya konsumen terpuaskan apabila mamfaat atau kegunaan yang didapatkan

sebanding bahkan lebih tinggi dari pengorbanan berupa harga yang telah dibayarkan.

Terlebih bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa khususnya jasa pendistribusian

bahan pokok dimana kepuasan konsumen harus tetap senantjasa dijaga. Perbaikan dan

peningkatan terhadap layanan jasa yang sudah ada dapat dilakukan dengan memperbaiki

dan meningkatan mutu pelayanan. Kewajiban pelaku usaha terhadap konsumennya harus

dilaksanakan dengan benar sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Pasal 7 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang

menjelaskankan apa yang menjadi kewajiban pelaku usaha, diantaranya:

a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

b. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan

barang dan atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan

pemeliharaan;

c. memperiakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif; (penjelasan : pelaku usaha dilarang membeda-bedakan konsumen dalam

memberikan pelayanan. Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan mutu pelayanan

kepada konsumen);

d. menjamin mutu barang dan atau jasa yang diproduksi dan atau jasa diperdagangkan

berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan atau jasa yang berlaku;

e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan atau mencoba barang dan

atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan atau garansi atas barang yang dibuat dan

atau yang diperdagangkan; (penjelasan : yang dimaksud dengan barang dan atau jasa

tertentu adalah barang yang dapat diuji atau dicoba tanpa mengakibatkan kerusakan

atau kerugian);

f. memberi kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian atas kerugian akibat

penggunaan, pemakaian dan pemamfaatan barang dan atau jasa yang diperdagangkan;

g. memberi kompensasi ganti rugi dan atau penggantian apabiia barang dan atau jasa

yang diterima atau dimamfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kewajiban konsumen mencakup

pemberian informasi dan penggunaan barang atau jasa, pelayanan konsumen, penjaminan

mutu barang yang sesuai dengan strandar yang berlaku, pemberian kesempatan kepada

konsumen untuk mencoba barang, dan penyediaan garansi atau jaminan atas barang yang

dibuat atau diperdagangkan. Disamping itu produsen juga harus memberikan kompensasi

atau ganti rugi akibat kerugian yang disebabkan pemakaian dan barang yang tidak sesuai

dengan perjanjian.

2

Page 4: Perilaku konsumen   tugas 1

I.3 PENELITIAN KONSUMEN SEBAGAI SUATU BIDANG YANG DINAMIS

Sifat Dari Perilaku Konsumen :

1. Consumer Behavior Is Dynamic

Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi

dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar

konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan

pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu

strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan

tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi

secara berkala untuk meraih konsumennya.

2. Consumer Behavior Involves Interactions

Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan

manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana

interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai

bagi konsumen.

3. Consumer Behavior Involves Exchange

Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang

memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.

Pendekatan Dalam Meneliti Perilaku Konsumen

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.

- Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara

mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan

melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna

sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen

ketika membeli dan menggunakannya.

- Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode

dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.

Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan

perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen

dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana

seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh

lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.

- Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan

metode dari ilmu ekonomi dan statistika.

Pendekatan ini dilakukan dengan

mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki

kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi

marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving

rate analysis.

3

Page 5: Perilaku konsumen   tugas 1

Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman

atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis

yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh

pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal :

1. Merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat

yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.

2. Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik.

Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan

transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket

transportasi di hari raya tersebut.

3. Dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara

konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang

dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.

4

Page 6: Perilaku konsumen   tugas 1

BAB II

SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI

II.1 SEGMENTASI PASAR

Definisi Segmentasi Pasar Menurut Para Ahli

1. Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan

membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar

yang bersifat homogen.

2. Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses

membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan

karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.

Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu

proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok – kelompok pasar yang terdiri

dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.

3. Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu

tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan

sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.

4. Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli

berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya,

lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki

kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar

potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program

pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap

membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli

produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan

mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau

tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok

pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama, Kotler (2005, p.307).

II.1.a Segmentasi Dan Kepuasan Konsumen

Segmentasi (Segmentation) Menurut Solomon dan Elnora (2003:221), segmentasi adalah ”The process of dividing

a larger market into smaller pieces based on one or more meaningful, shared

characteristic”. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat

dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan

secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.

II.1.b Segmentasi Dan Profitabilitas

Pemahaman variasi kebutuhan dan keinginan konsumen menjadi pedoman dalam

kepentingan merancangan strategi pemasaran. Konsumen memiliki preferensi

sekaligus urutan tertinggi produk tersendiri.

5

Page 7: Perilaku konsumen   tugas 1

Dan tak dapat dihindari modus tindakan pembelian mereka adalah mencapai kepuasan

dimana permintaan bervariasi sesuai

dengan cara produk digunakan, serta pola konsumsi. Variasi-variasi demikian,

mendorong pembagian atau dikenal segmentasi pasar. Segmentasi pasar merujuk

kepada pengertian proses pembagian pasar. Proses memotong kue tar sedemikian rupa

menjadi bentuk bagian-bagian termasuk menentukan potongan kue tar mana yang

hendak kita makan.

Probabilitas segmentasi pasar muncul dari perbedaan atau variasi konsumen. Titik

balik perbedaan tidak lain kesamaan yang menjadi basis penempatan individu

konsumen ke dalam segmen. Perbedaan dan kesamaan tersebut, pun dipandang

berbeda dalam keberadaannya oleh masing-masing bisnis yang berkepentingan. Oleh

karena mengandung persamaan dan perbedaan termasuk sama-sama potongan kue tar,

maka setiap segmen dapat diperbandingkan kuantitas dan atau kualitasnya sesuai

dengan tujuan.

Proses segmentasi dimulai dari penentuan pasar. Lantas pasar dipandang berdasarkan

kebutuhan atau preferensi konsumen, perilaku pembelian, karakteristik bisnis maupun

manusia, atau berbasis situasi penggunaan. Masing-masing basis pandangan

mempertimbangkan tanggapan konsumen terhadap perbedaan, mampu

diidentifikasikan, dapat dilaksanakan, efektif dan efisien, serta stabil setiap waktu.

Kemudian aktifitas pemilihan segmen pun dilaksanakan yang terikat erat elemen

kematangan pasar, struktur persaingan, dan pengalaman bisnis. Pendek kata

berlangsung proses identifikasi, pembentukan, penguraian, dan evaluasi segmen.

Aktifitas-aktifitas tersebut, terjadi setelah kehadiran pasar seperti memotong kue tar,

kue tarnya tentu saja ada atau akan kita adakan untuk keberhasilan bisnis yang

diinginkan.

II.1.c Penggunaan Segmentasi Dalam Strategi Pemasaran

Strategi Pemasaran - Menurut Armstrong dan Kotler (2000:5), marketing adalah “A societal process by

which individuals and groups obtain what they need and want through creating,

offering and freely exchanging products and services of value with others”.

Sedangkan pengertian Marketing strategy menurut Armstrong dan Kotler

(2000:37), yaitu “The marketing logic by which the business unit hopes to achieve

its marketing objective”.

- Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi strategi pemasaran adalah pernyataan

pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada

target pasar yang ditentukan.

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan

konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen

dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan

yang berbeda. Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya

banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain

sebagai berikut:

6

Page 8: Perilaku konsumen   tugas 1

- Variabel-Variabel Segmentasi

Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat

digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar

segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan

suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki

peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang

terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab itu perlu dipelajari.

Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi

sebagai berikut:

1. Segmentasi Geografi

Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti

negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan

segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini

harus dipasarkan.

2. Segmentasi Demografi

Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus

ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur,

jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-

anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak,

keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan

seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis

pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan misalnya: Jawa, Madura, Bali,

Manado, Cina dan sebagainya.

3. Segmentasi Psikografi

Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:

a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite,

golongan menengah, golongan rendah.

b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan

sebagainya.

c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.

4. Segmentasi Tingkah Laku

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada

pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk.

Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik

untuk membentuk segmen pasar.

Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut

(Armstrong, 1997):

a. Manfaat yang dicari

b. Status Pengguna

c. Tingkat Pemakaian

d. Status Loyalitas Konsumen

Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:

- Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun

ada beberapa variabel yang sulit diukur.

7

Page 9: Perilaku konsumen   tugas 1

- Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.

- Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani.

- Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan

memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran

pemasaran yang berbeda.

- Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani

segmen-segmen yang bersangkutan.

Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:

1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan

konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.

2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan

variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani

kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.

II.2 RENCANA PERUBAHAN

II.2.a Analisis Konsumen Dan Kebijakan Sosial

Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil

keputusan dan peran pemasaran di dalamnya. Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai

pentahapan sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk

memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri

ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu

yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media

massa, brosur, dan lain-lain.

2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian

mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.

3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai

alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh

dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.

4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu

dengan harga tertentu, warna tertentu.

5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen

setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas

dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.

Analisis Kebijakan Sosial

Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau

pengembangan kebijakan (policy development).

8

Page 10: Perilaku konsumen   tugas 1

Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang

akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang

sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses

pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.

Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya

memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji

kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan

petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah

usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan

preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-

konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan

sosial tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan

pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:

1. Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari

analisis yang dilakukan.

2. Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial

tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.

3. Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin

keamanan dan stabilitas.

II.2.b Perubahan Struktur Pasar Konsumen

Struktur Pasar Konsumen – Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan

Monopoli:

1. Pasar Persaingan Sempurna

Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali

dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang

banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-

lain.

Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :

- Jumlah penjual dan pembeli banyak;

- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain;

- Penjual bersifat pengambil harga (price taker);

- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and

supply);

- Posisi tawar konsumen kuat;

- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata;

- Sensitif terhadap perubahan harga;

- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar.

9

Page 11: Perilaku konsumen   tugas 1

2. Pasar Monopolistik

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak

dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah

seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya.

Sifat-sifat pasar monopolistik :

- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda;

- Mirip dengan pasar persaingan sempurna;

- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda;

- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga;

- Relatif mudah keluar masuk pasar.

3. Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa

produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk

oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan

sebagainya.

Sifat-sifat pasar oligopoli :

- Harga produk yang dijual relatif sama;

- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses;

- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar;

- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain.

3. Pasar Monopoli

Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu

produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik

negara (PLN), perusahaan kereta api (PT. KAI), dan lain sebagainya.

Sifat-sifat pasar monopoli :

- Hanya terdapat satu penjual atau produsen;

- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan

monopoli.

10

Page 12: Perilaku konsumen   tugas 1

REFERENSI :

http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/perilaku-konsumen-definisi-dan-tipe.html

http://pustakaonline.wordpress.com/2008/03/21/studi-tentang-pelaksanaan-kewajiban-pelaku-

usaha-berkaitan-dengan-undang-undang-nomor-8-tahun-1999-tentang-perundungan-

konsumen/

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html

http://id.shvoong.com/business-management/management/1657108-segmentasi-pasar/

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/strategi-pemasaran-marketing-strategy.html

http://delviadelvi.wordpress.com/2011/01/20/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi/

11