perilaku hidup bersih

137
UNIVERSITAS INDONESIA TESIS ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA DIBAWAH 2 TAHUN DI RSUD KOJA JAKARTA YENI ISWARI 0906621533 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN DEPOK, JULI 2011 Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 2011

Upload: sri

Post on 17-Aug-2015

228 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS ANALISIS FAKTORRISIKO KEJADIAN DIAREPADA ANAK USIA DIBAWAH 2 TAHUN DI RSUDKOJAJAKARTA YENI ISWARI 0906621533 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN DEPOK, JULI 2011 Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 2011iUNIVERSITAS INDONESIA TESIS ANALISIS FAKTORRISIKO KEJADIAN DIAREPADA ANAK USIA DIBAWAH 2 TAHUN DI RSUD KOJA JAKARTA Tesis ini diajukan sebagai satu syarat untuk memperoleh gelarMagister Ilmu Keperawatan YENI ISWARI 0906621533 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK DEPOK,JULI 2011 Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 2011Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 2011Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 2011Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 2011v ABSTRAK Nama: Yeni Iswari Program Studi: Magister Ilmu Keperawatan Peminatan Keperawatan AnakJ udul: Analisis Faktor-faktor Risiko Kejadian Diare pada Anak Usia dibawah 2 tahun di RSUD Koja J akarta Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia dan di negara berkembang. Berdasarkan profil kesehatan DKI J akarta 2009, dilaporkan jumlah kasus diare sebesar 164.743 dimana kasus diare 50% terjadi pada balita.Penelitianinibertujuanuntukmengidentifikasifaktoryangberhubungan dengankejadiandiare.Metodepenelitianmenggunakanrancangancasecontrol,dengan jumlah sampel 54 untuk kelompok kasus dan 54 untuk kelompok kontrol. Analisisdatadilakukansecaraunivariat,bivariatdenganchisquaretest.Hasil penelitianmenunjukkanbahwakejadiandiarememilikihubunganyangsignifikan denganstatusgizi(pvalue=0,037),dankebiasaanibumencucitangansebelum memberikan makan pada anak (p value=0,038). Rekomendasiperlunya penelitian lebih lanjut dengan . Kata kunci :faktor risiko, diare,anak usia < 2 tahun. Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 2011viABSTRACT Name: Yeni Iswari Stdy Program: Master of Nursing Majoring in Pediatric Nursing, Faculty of Nursing University of Indonesia Title : Analysis of risk factor for the incidence of diarrhea in children aged under 2 year Diarrheadiseaseisamajorcauseofmorbidityandmortalityworldwideandin developing countries. Based on the health profile of DKI J akarta 2009, the reported number of cases of diarrhea of 164,743 where 50% of diarrhea cases occurred in infants. This study aims to identify and explain factors related to the incidence of diarrhea. This research method using case-control design, with sample size 54 for casesgroupand54forcontrolgroup.Dataanalysiswasperformedunivariate, bivariatewithchisquaretest.Theresultsshowedthatriskfactorsaffecthasa significantrelationshipwithnutritionalstatus(pvalue=0.037),andthehabitsof motherswashtheirhandsbeforeprovidingeatinginchildren(pvalue=0.038). Recommendationsthatfurtherresearchisanotherfactorthataffectsandais associated with diarrhea.Key words: risk factors, diarrhea,children -2SD + 2SD 1=Kuranggizi/, jikaBB/U dari r tabel, dan dikatakan tidak valid apabila r hitung, dari rtabel.Sedangkanujireliabilitasyangdigunakanadalah Cronbach Alpha dengan cara membandingkan nilai r hasil dengan nilairtabel.NilairhasildilihatdarinilaiCronbachAlpha,bilar Alpha > r tabel, maka pertanyaan dalam kuesioner ini realiabel. Prosespengambilandatauntukujivaliditasdanreliabilitas dilaksanakanpadaminggukeempatbulanMei.Ujiinstrumen dilakukankepada10orangrespondenyangkemudiandinilai denganmenggunakanmetodepearsonproductmoment(r)untuk mengujivaliditaskuisionerdanjugapenilaianreabilitaskuisioner. Hasil uji coba mendapatkan nilai r hasil berada diatas r tabel (0,632) sehinggadapatdisimpulkanbahwapertanyaankesepuluhvariabel akuratdanobjektif(valid).Analisisdilanjutkandenganuji reliabilitasdenganpenelitiandengancaramembandingkannilair (alpha) tabel dengan nilai r (alpha) hasil. Dalam penelitian ini hasil ujiternyatanilair(alpha)sebesar0,968kemudiandibandingkan Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 201161 53 Universitas Indonesia dengan nilai r tabel yaitu r = 0,632 maka kuisioner dinyatakan layak untuk digunakan. 4.7 ProsedurPengumpulan Data Prosedur pengumpulan data melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : 4.7.1Prosedur Administrasi a.PenelitimengajukankajietikpenelitianpadaKomiteEtik FakultasIlmuKeperawatanIndonesia(FIKUI)setelahuji proposal. b.Penelitimengajukansuratpermohonanijinpenelitiankepada DekanFIKUIyangditujukankepadaDirekturRumahSakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Utara. c.Peneliti meneruskan surat permohonan ijin penelitian ke RSUD Kojauntukmemperolehijinpenelitian,kemudianpenelitiakan menyampaikansuratijinyangsudahdiberikanolehdirektur RSUD Koja kepada manager rawat inap RSUD Koja d.Setelahmendapatkanijinpenelitian,penelitimenyampaikan kepada kepala ruang rawat anak sebagai tempat penelitian yang akan digunakan. 4.7.2Prosedur Teknis Prosdur teknis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi : a.Melakukan seleksicalon responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. b.Penelitimenentukankelompokkasusdankelompokkontrol berdasarkandiagnosamedisyangtelahditetapkanolehdokter. Pengumpulan data untuk kelompok kasus dan kelompok kontrol dilakukan secara bersamaan. Kelompok kasus yaitu anak usia 4 bulan 2 tahun yang dirawat dengan penyakit diare, sedangkan kelompokkontrolyaituanakusia4bulan2tahunyang dirawat selain penyakit diare. Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 201162 53 Universitas Indonesia c.Menperkenalkandirikepadacalonrespondendanorangtua baik untuk kelompok kasus maupun kelompok kontrol. d. Melakukaninformedconsentyangdidahuluidengan memberikanpenjelasantentangrencana,tujuan,manfaatdan dampakpenelitianyangterjadikepadaresponden.Setelah pemberianinformasi,selanjutnyamemintapersetujuansecara tertulis sebagai bentuk persetujuan secara tertulis sebagai bentuk persetujuan dan bersedia sebagai responden dalam penelitian. e.Melakukanpengumpulandatadengancararespondendiberi kuesioner yang selanjutnya diisi oleh responden. Adapun tempat penelitian dilakukan diruangan pasien, dan dimulai pengambilan data. f.Prosespengambilandatainiterusdilakukanterhadapsemua respondenyangsesuaidengankriteriayangtelahditentukan padasampelpenelitiansampaiterpenuhisampelyang diharapkanyaitu108responden(54anakdengandiaredan54 anak dengan selain penyakit diare) 4.8Pengolahan Data Setelahdataterkumpul,makaselanjutnyadilakukanpengelolaandata untukmendapatkananalisispenelitiandenganinformasiyangbenar (Hastono,2007).Pengolahandatamenggunakankomputerdengan langkah-langkah sebagai berikut : 4.8.1Editing Data Tahap ini merupakan kegiatan penyuntingan data yang terkumpul, yaitudengancaramemeriksakelengkapan,kesalahanpengisian dan karakteristik dari setiap jawaban dan daftar pertanyaan. Editing data dilakukan setiap responden selesai mengisi daftar pertanyaan, jikaadakesalahanataujawabanyangkurangmakadaftar pertanyaan tersebut dikembalikan ke responden untuk dilengkapi. Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 201163 53 Universitas Indonesia 4.8.2Koding Data Setelahdatadiedit,langkahselanjutnyaadalahmengkodingdata yaitudilakukandengancaramemberikodeterhadapsetiap jawabanyangdiberikandengantujuanuntukmemudahkanentry data. 4.8.3Entry Data Entrydatadilakukandengancaramemasukkandatakedalam komputer dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 15. 4.8.4 Cleaning Data Datayangtelahdientrydicekkembaliuntukmemastikanbahwa data tersebut telah bersih dari kesalahan dalam pengkodean maupun kesalahandalammembacakode,dengandemikiandiharapkandata tersebut benar-benar siap untuk dianalisa. 4.9ANALISA DATA Setelahtahapanpengelolaandataselesai,makadilanjutkandengan analisis data, adapun tahapannya sebagai berikut : 4.9.1 Analisis Univariat Analisisiniuntukmengetahuigambarandistribusifrekuensidari masing-masingvariabeldependendanindependen.Analisisini bertujuanuntukmemperolehgambarandistribusifrekuensidari variabel dependen yaitu kekambuhan diare pada balita dan variabel independen yaitu usia dan jenis kelamin anak, ASI eksklusif, status gizi,imunisasicampak,kebersihantangandankuku,usiaibu, pendidikan,pengetahuandan,kebiasaanmencucitangansebelum memberikan makan anak, penghasilan keluarga. 4.9.2 Analisis Bivariat Analisis bivariat merupakan analisis tabel silang dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen sesuai dengan kerangka Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 201164 53 Universitas Indonesia konsep. Analisis ini digunakan untuk melihat perbedaan antara nilai yangdiharapkandengannilaiyangdiamati,bilakeduavariabelitu tidakadaperbedaanberartitidakadahubunganyangsignifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji statistikyangdigunakanadalahKaiKuadrat(PearsonChi-square), denganmenggunakanderajatkepercayaan95%.Bilanlaip 1, artinya sebagai faktor resiko 4.9.3 Analisis Multivariat Analisismultivariatdilakukandengancaramenghubungkan variabelindependendengansatuvariabeldependenpadawaktu yangbersamaan.Padapenelitianinianalisisregresilogistikganda yangmerupakansalahsatupendekatanmodelmatematisyang digunakan untuk menganalisa hubungan satu atau beberapa variabel independendenganvariabeldependen,alasanmemakaianalisisini adalahvariabeldependennyakategorikyangbersifatdikotom/ binary. Tahapananalisismultivariatmeliputipemilihanvariabelkandidat multivariatpadapenelitianiniadasebelasvariabelyangdiduga berhubungandengankejadiandiarepadaanakusiadibawah2 tahun,yaituusiadanjeniskelaminanak,pemberianASIekslusif, statusgizi,immunisasicampak,kebersihantangandankuku,usia ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan kebiasaan mencuci tangan Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 201165 53 Universitas Indonesia sebelum memberikan makan anak, serta sosial ekonomi selanjutnya kesebelasvariabelindependensecarasatupersatuterlebihdahulu dilakukananalisisbivariatujilogistiksederhanadenganvariabel dependen.VariabelyangpadasaatdilakukanujiG(RasioLog likelihood),memilikip1 Juta < 1 Juta 44 64 40,7 59,3 Variabeltingkatpenghasilanorangtuadikatagorikandalam2kelompokyaitu orang tua yang mempunyai penghasilan rendah (< 1 juta) dan tinggi (> 2 juta). Tabel5.6memperlihatkanbahwaorangtuayangmempunyaipenghasilan tinggisedikitlebihbanyakdibandingkandenganorangtuayangmempunyai penghasilan rendah. Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 201171 66 Universitas Indonesia5.2HUBUNGANKARAKTERISTIKFAKTOR-FAKTORKEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA < 2 TAHUN Untukmengetahuihubunganantaramasing-masingvariabelindependendan dependensertauntukmemilihvariabelkedalamanalisismultivariat dilakukanlahanalisisbivariat.Adanyahubunganantarafaktor-faktorrisiko dengankejadiandiare,ditunjukkandengannilaipvalue 0,05. Tabel 5.11 Langkah pertama regresi logistik Analisis Raktor Resiko yang Berhubungan dengan Kejadian Diarepada Anak Usia di bawah 2 tahun di RSUD Koja Jakarta Utara VariabelBWaldOR (95% CI) P value Status Gizi Kurang Buruk 1,298 1,001 7,249 5,806 3,700 3,664 2,720 1,27-10,53 0,981-7,541 0,027* 0,016* 0,054* Pengetahuan Ibu Cukup rendah 0,838 0,048 3,070 2,694 0,008 2,312 1,049 0,850-6,29 0,364-3,022 0,215 0,101 0,930 Cuci tangan Kadang-kadang Jarang/tidak pernah 0,783 1,810 7,210 2,554 6,091 2,187 6,111 0,838 1,452 0,027* 0,110 0,014* *Bermakna pada = 0,05 Darihasilanalisismultivariatpadatabel5.10terlihathanyaada2 variabelyangpvaluenya0,05sehinggaharus dikeluarkansatupersatudarimodelberdasarkannilaipyangterbesar. Nilaipyangterbesaradalahvariabelpengetahuanibu,olehkarenaitu padalangkahselanjutnyavariabeltersebutdikeluarkansehingga didapatkan hasil seperti terlihat pada table 5.11 di bawah ini: Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 201178 66 Universitas Indonesia Tabel 5.11 Model II: Analisis Multivariat Variabel Status Gizi dan cuci Tangan Terhadap Faktor Resiko Kejadian Diare Pada Anak Usia dibawah 2 Tahun di RSUD Koja Jakarta Utara VariabelBSEWaldOR (95%CI)P value Status Gizi Kurang Buruk 1,139 1,015 0,516 0,511 6,636 4,880 3,940 3,123 2,769 1,137-8,578 1,013-7,520 0,036 0,027 0,047 Cuci tangan Kadang-kadang Jarang/tidak pernah 0,838 1,672 0,480 0,716 7,006 3,940 5,445 2,312 5,320 0,902-5,921 1,307-21,66 0,030 0,081 0,020 Setelah variabel pengetahuan ibu dikeluarkan maka terdapat perubahan nilaiORyanglebihdari10%padavariabelstatusgizianakdan kebiasaanibumencucitangan.Sehinggadengandemikianvariabel pengetahuandimasukankembalikedalammodel.Perbandingannilai ORsebelumdansesudahvariabelpengetahuandikeluarkandapat dilihat pada table 5.12 Tabel 5.12 Perbandingan Odd Ratio (OR) Sebelum dan sesudah variable pendidikakan ibu di keluarkan pada responden di RSUD Koja VariabelUsia IbuPerubahan Nilai OR (%) Sebelum dikeluarkanSesudah dikeluarkan Status Gizi Kurang Buruk 3,664 2,760 3,123 2,760 14,7 0,36 Cuci tangan Kadang-kadang Jarang/tidak pernah 2,042 4,574 2,294 4,906 10,9 6,7 Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 201179 66 Universitas Indonesia Tabel 5.13 Model Akhir: Analisis Multivariat Variabel Status Gizi, Pengetahuan Ibu, dan Cuci Tangan Terhadap Faktor Risiko Kejadian Diare Pada anak Usia dibawah2 Tahun Di RSUD Koja Jakarta VariabelBWaldOR (95% CI) P value Status Gizi Kurang Buruk 1,298 1,001 7,249 5,806 3,700 3,664 2,720 1,27-10,53 0,981-7,541 0,027* 0,016* 0,054* Pengetahuan Ibu Cukup rendah 0,838 0,048 3,070 2,694 0,008 2,312 1,049 0,850-6,29 0,364-3,022 0,215 0,101 0,930 Cuci tangan Kadang-kadang Jarang/tidak pernah 0,783 1,810 7,210 2,554 6,091 2,187 6,111 0,838 1,452 0,027* 0,110 0,014* Darianalisismultivariatpadatabel5.13diatasmenunjukkanbahwa variabelyangberhubungansecarabermaknadengankejadiandiarepada anak usia di bawah 2 tahun adalah variabel status gizi dan kebiasaan ibu mencucitangansebelummemberikanmakanpadaanak,sedangkan variabellainnyasebagaivariabelconfounding.Selainitu,darihasil analisisdiatasdidapatkanjuganilaioddrasio(OR)padastatusgizi adalah 3,664, yang artinya anak yang dengan status gizi kurang memiliki peluangterhadaprisikokejadiandiaresebesar3,664kalilebihbesar dibandingkan anak dengan status gizi baik. Sedangkan pada kebiasaan ibu mencuci tangan sebelum memberikan makan pada anak di dapatkan nilai oddrasio(OR)sebesar6,111yangartinyaibuyangjarang/tidakpernah mencuci tangan sebelum memberikan makan pada anak memiliki peluang 6,111 kali lebih besar dibandingkan ibu yang selalu mencuci tangan. Untukmelihatvariabelyangpalingbesarpengaruhnyaterhadaprisiko kejadiandiare,dapatdilihatdarinilaiExponenBpadavariabelyang signifikan.Padahasilanalisisdiatas,yangpalingbesarnilaiExponenB nya adalah kebiasaan ibu mencuci tangan, sehingga dapat diartikan bahwa kebiasaan ibu mencuci tanganmerupakan variabel dominan yang paling besar pengaruhnya terhadap risiko kejadian diare pada anak usia dibawah 2 tahun.Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 20118080Universitas Indonesia BAB 6 PEMBAHASAN Padababiniakanmenguraikantentangpembahasanhasilpenelitianmeliputi karateristik faktor anak, faktor ibu dan sosial ekonomi, keterbatasan penelitian serta implikasihasilpenelitianterhadappelayanankeperawatan,penelitian keperawatan dan pendidikan keperawatan. 6.1 Pembahasan Hasil Penelitian 6.1.2HubunganAntaraFaktorAnakdenganRisikoKejadianDiarepada Anak usia < 2 tahun di RSUD Koja Jakarta 6.1.2.1 Usia Anak Hasil analisis hubungan antara anak usia 30tahunyanganaknyamengalamidiare dibandingkan dengan usia ibu antara 20-30 tahun. Dari hasil analisa didapatkanbahwaadahubunganyangsignifikanantarausiaibu dengan kejadian diare. Perbedaan hasil penelitian diatas dapat dijelaskan bahwa pada usia 20-30 tahun merupakan usia subur danproduktif, kemungkinan ibu padausiainibekerjadiluarrumahsehinggaibukurang memperhatikan kondisi dan kesehatan anak. 6.2.2 Pendidikan Ibu MenurutNotoatmodjo(2003),tingkatpendidikanseseorangdapat meningkat pengetahuannya tentang kesehatan. Salah satu faktor yang mempengaruhipengetahuanseseorangadalahtingkatpendidikan. Pendidikanakanmemberikanpengetahuansehinggaterjadi perubahanperilakupositifyangmeningkat.MenurutWidyastuti (2005),orangyangmemilikitingkatpendidikanlebihtinggilebih berorientasipadatindakanpreventif,mengetahuilebihbanyak Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 20118780Universitas Indonesia tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang lebih baik.Namundarihasilpenelitianinimenunjukkanbahwatingkat pendidikanIbutinggilebihbanyakdibandingkanpendidikanibu rendah.Hasilanalisismenjelaskantidakadahubunganyang bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian diare.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sender (2005) dari hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare. Wulandari (2009) dalam penelitiannya pun menjelaskanbahwatidakadahubunganyangsignificantantara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare dengan nilai p=0,080 PenelitianinisesuaidenganpenelitianyangdilakukanMaryatun (2008),yangmenjelaskantidakadahubunganantaratingkat pendidikanibudenganangkakejadiandiarepadaanak.Hasil penelitianlainyangsesuaidenganpenelitianyaituyangdilakukan oleh Indrawati dan Mulyani (2005)yang menyatakan bahwa tidak adaperbedaansignifikanantarakejadiandiaredengantingkat pendidikan ibu. Hasilpenelitianinibertolakbelakangdenganpenelitianyang dilakukan oleh Santosa (2009), tentang hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare pada anak. Dari hasil penelitian yang telah dilakukandiperolehhasilbahwaadahubunganyangsignifikan dengantingkatkorelasikuatantaratingkatpendidikanibudengan perilakupencegahandiarepadaanak,semakintinggitingkat pendidikanyangdimilikisemakinbaikpulaperilakupencegahan terhadap penyakit diare. Sedangkan menurut Khalili (2006) menjelaskan pendidikan orang tua adalahfaktoryangsangatpentingdalamkeberhasilanmanajemen diarepadaanak.Orangtuadengantingkatpendidikanrendah, khususnya buta huruf tidak akan dapat memberikan perawatan yang Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 20118880Universitas Indonesia tepatpadaanakdiarekarenakurangpengetahuandankurangnya kemampuan menerima informasi. Perbedaanhaltersebutmemberikangambaranbahwatingkat pendidikanseseorangbelummenjamindimilikinyapengetahuan tentang diare dan pencegahannya. 6.2.3 Pengetahuan Ibu Dari hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan ibutinggidancukupsamabesarnyadanbanyakdibandingkan dengan ibu yang mempunyai pengatahuan rendah. Hasil uji statistik menjelaskantidakadahubunganyangbermaknaantaratingkat pengetahuanibudengankejadiandiare.Hasilujistatistikjuga menjelaskan tidak ada hubungan antara ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang dengan kejadian diare. Hasil analisis multivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian diare. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Warma (2008)yangmenyatakanbahwatingkatpengetahuanibu berhubungansecarasignifikandengankejadiandiare,darihasil analisisdidapatkan ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebesar 46,5% dan ibu dengan tingkatpengetahuansedangyaitu sebesar53,5%.Darihasilanalisisjugadidapatkanbahwakorelasi antarafaktortingkatpengetahuanibumenunjukkankorelasiyang signifkan dan berhubungan positif dimana tingkat pengetahuan ibu memberikankontribusipalingkuatdibandingkandenganfaktor lingkungan dan sosial ekonomi. PenelitianlainnyayangdilakukanolehDjunaidi(2008)juga didapatkanbahwaadahubunganantaratingkatpengetahuanibu dengankejadiandiaredenganhasilX2hitunglebihdariX2tabel yaitu 6,88 ; 8,805 dengan taraf signifikan 5% dan probabilitas (p) =Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 20118980Universitas Indonesia 0,032. Lestari (2007) dalam penelitiannya juga menjelaskan bahwa terdapathubunganyangsignifikanantarapengetahuanorangtua terhadap kejadian diare pada anak. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor lain yang menyebabkantingginyakejadiandiarepadaanakpadahaldari tingkatpengetahuanibucukupdantinggi.Faktor-faktortersebut adalahpredisposisifactorsepertiadanyatradisidankepercayaan masyarakatyangmasihdianutsiibu),enablingfactoryaitu tersedianyafasilitasatausaranadanprasaranakesehatandan reinforcingfactoradalahsikapdanprilakutokohmasyrakat,dan tokoh agama serta petugas kesehatan (Apriyanti, 2009).

6.2.4KebiasaanIbuMencuciTanganSebelumMemberikanMakan Pada Anak Darihasilanalisishubunganantarakebiasaanibumencucitangan sebelum memberikan makan pada anak dengan kejadian diare pada penelitianinimenunjukkanibuyangselalumencucitanganlebih banyakdibandingkandenganibuyangkadang-kadangmencuci tangandanyangjarang/tidakpernahmencucitangan.Hasiluji statistikmenjelaskanadahubunganantarakebiasaanibumencuci tangan dengan kejadian diare. Salah satu perilaku hidup bersih yang pentingdilakukan ibu adalah mencucitangansebelummemberikanmakanpadaanak.Perilaku cucitanganibuyangtidakmemenuhisyarathygieneberpotensi untuk meningkatkan risiko terjadinya diare pada anak. PenelitianinisesuaidenganpenelitianHira(2002)menjelaskan dalampenelitianbahwaadahubunganyangsignifikanantara kebiasaan ibu mencuci tangan ibu sebelum memberikan makan pada anak (p value=0,02). Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Apriyanti (2009), menunjukkan ada hubungan yang Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 20119080Universitas Indonesia signifikanantarakebiasaanmencucitangandengankejadiandiare pada anak. PenelitianyangdilakukanolehAdisasmito(2007)memperlihatkan pada aspek perilaku ibu menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih yang dilakukan ibu mempunyaihubunganyangbermaknadalam mencegah terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita. Pender(2002)menyatakanbahwaperilakuindividusebelumnya mempunyaipengaruhlangsungdantidaklangsungdalam pelaksanaanperilakupromosikesehatan,termaksuddidalamnya perilaku mencuci tangan pada ibu sebelum memberikan makan pada anak. Bila ibu sebelumnya mempunyai perilaku mencuci tangan yang baikmakadapatmencegahterjadinyapenyakit,halinijuga dipengaruhiolehpersepsiibuterhadapmanfaat,hambatan pelaksanaandanpengaruhdariperilakutersebut.Prilakuinijuga dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu kesadaran mengenai perilaku terhadapkesehatan,kepercayaanyangdianutibuterkaitdengan kebiasaanmencucitangandapatmencegahpenyakit.Keluarga, teman dan petugas kesehatan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadapperilakumencucitangan,sehinggaibumembutuhkan dorongan,danrolemodel(contoh)untukmenguatkanperilaku tersebut. Halinidisebabkantanganmerupakansalahsatumediamasuknya kumanpenyebabpenyakitkedalamtubuh.Dengandemikian, apabilaseseorangterbiasamencucitanganterutamapadawaktu tertentusepertisebelummemberikanmakanpadaanakmakaakan meminimalkanmasuknyakumanmelaluitangan.Namunsebagian besar ibu yang menjadi responden masih memiliki kesadaran rendah untuk mencuci tangan mereka hanya terbiasa mencuci tangan mereka apabila tangan terlihat kotor saja. Padahal tangan yang terlihat bersih belum tentu bebas dari kuman. Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 20119180Universitas Indonesia 6.13HubunganAntaraFaktorSosialEkonomidenganRisikoKejadian Diare Pada Anak Usia < 2 Tahun Hasilanalisishubunganantaravariabelpenghasilankeluargadengan kejadiandiaremenunjukananakdengandiaremempunyaipenghasilan keluargalebihbanyak>1jutadibandingkananakdenganpenghasilan keluarga 1 juta,tapimungkintidakmencukupiuntukpemenuhankebutuhan keluarga,sehinggakeluargalebihmemprioritaskanuntukkebutuhan-kebutuhanyanglaindibandingkandenganpemeliharaankesehatan anggota keluarga, dari data diruangan didapatkan hampir lebih dari 60 % anakyangdirawatdenganbantuandaripemerintahmelaluiSurat Keterangan Tanda Tidak Mampu (SKTM). 6.2 Keterbatasan Penelitian Darihasilpenelitianinitentumasihbelumsempurnadantidakterlepasdari berbagaiketerbatasan,sehinggaakanmempengaruhihasilpenelitian.Adapun keterbatasan tersebut antara lain : 6.2.1 Sumber data Pengambilandataprimerdilakukanlangsungpadaresponden.Kendala yangdihadapaiadalahjikaanakrewel,pengambilandatadihentikan sementarakemudiandilanjutkanbilabalitasudahtenang.Adabeberapa responden yang menolak pada saat mengisi kuesioner dan pada saat proses Analisis faktor..., Yeni Iswari, FIK UI, 20119380Universitas Indonesia pengumpulan data berlangsung, sehingga peneliti mencari responden lain yang sesuai dengan kriteria. Pada pengisian data kondisi tangan dan kuku anak peneliti harus mengobservasi ulang data yang diisi dikarenakan pada beberapaanaktidaksesuaidengankondisianak.Pengisiankuesioner pengetahuanibuadabeberapaibuyangtidakbisamembaca,sehingga pertanyaandibacakanolehpenelitidankemudianibumemilihjawaban sesuai dengan pengetahuan ibu. Dalam pengambilan data untuk kelompok kontrol ada beberapa anak yang diagnosa medis pada saat masuk non diare,tetapipadasaatpengambilandataanakjugamengalamidiareselamadi rumah sakit. 6.3. Implikasi Untuk Keperawatan 6.3.1 Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian tentang faktor-faktor risiko kejadian diare pada anak usia 1 juta dibandingkandenganorangtuayang mempunyai penghasilan 1juta,tapimungkin tidak mencukupi untuk pemenuhankebutuhan keluarga,sehinggakeluargalebih memprioritaskanuntukkebutuhan-kebutuhan yanglaindibandingkandenganpemeliharaan kesehatananggotakeluarga,daridata diruangan didapatkan hampir lebih dari 60 % anakyangdirawatdenganbantuandari pemerintahmelaluiSuratKeteranganTanda Tidak Mampu (SKTM). Implikasi Untuk Keperawatan Untukpelayanankeperawatandiharapkanpenelitianinidapatmembantuperawatanak meningkatkanpemahamantentangfaktor-faktor risiko terhadap kejadian diare di rumah sakit sehingga dapat membantu perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan yang tepat padapasienanak,sehinggadapatmencegah terjadinyadiarepadaanakdengancara pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sebagaiupayapencegahandanpenanganan anak dengan diare di rumah sehingga orang tua dapatmemberikanpertolongansegerapada anaksehinggamengurangikondisikeparahan anak yang di bawa ke rumah sakit. Kesimpulan 1.Faktoranakyangberhubungandengan kejadian diare adalah status gizi2.Faktoribuyangberhubungandengan kejadiandiareadalahkebiasaanibu mencucitangansebelummemberikan makan pada anak. 3.Penghasilankeluargatidakadahubungan yang signifikan terhadap kejadian diare. 4.Dari3faktoryangberhubungandengan kejadiandiareyangditeliti,faktoribu adalahyangpalingberpengaruhbesar terhadap kejadian diare pada anak usia