perhitungan extra carrying cost dan stock out cost …

15
Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015 1 PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST UNTUK MENENTUKAN WAKTU TUNGGU KEDATANGAN BAHAN BAKU OPTIMAL Haryadi Sarjono Management Department, School of Business Management (SoBM) BINUS UNIVERSITY ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan berapa waktu tunggu kedatangan bahan baku yang diperlukan perusahaan dengan perhitungan menurut Extra Carrying Cost (ECC) dan Stock Out Cost (SOC). Objek penelitiannya dilakukan di PT. Rajalu, Surabaya, sebuah perusahaan peleburan aluminium, yaitu melebur daur ulang dari semua jenis scrap atau barang bekas atau sampah yang berbahan dasar aluminium. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif yaitu dengan observasi data kebutuhan bahan baku, biaya pesan, biaya simpan dan hari kerja dalam setahun. Hasil penelitiannya waktu tunggu yang paling optimal menurut perhitungan Economic Order Quality (EOQ) adalah selama 7 hari dengan biaya total paling minimum adalah Rp. 22.809.436. Kata kunci: EOQ, persediaan, waktu tunggu, frekuensi pemesanan, ECC, SOC. ABSTRACT: The purpose of this study was to determine how much time waiting the arrival of the raw materials needed by the company with the calculation according Extra Cost Carrying (ECC) and the Stock Out Cost (SOC). The object of research conducted at PT. Rajalu, Surabaya, an aluminum smelting company, which merges the recycling of all kinds of scrap or used items or trash that are made from aluminum. The method used in this study is qualitative, namely the observation data needs of raw materials, the cost of the message, save costs and work days in a year. Research results are the most optimal waiting time according to the calculation of Economic Order Quality (EOQ) is for 7 days with a minimum total cost is Rp. 22,809,436. Key words: EOQ, inventory, lead time, order frequency, ECC, SOC. PENDAHULUAN Perusahaan peleburan aluminium PT. Rajalu di kota Gresik, desa Mojotengah, kurang lebih 30 menit dari kota Surabaya (Jawa Timur) yang

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

1

PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT

COST UNTUK MENENTUKAN WAKTU TUNGGU

KEDATANGAN BAHAN BAKU OPTIMAL

Haryadi Sarjono

Management Department, School of Business Management (SoBM)

BINUS UNIVERSITY

ABSTRAK:

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan berapa waktu tunggu kedatangan

bahan baku yang diperlukan perusahaan dengan perhitungan menurut Extra

Carrying Cost (ECC) dan Stock Out Cost (SOC). Objek penelitiannya dilakukan

di PT. Rajalu, Surabaya, sebuah perusahaan peleburan aluminium, yaitu melebur

daur ulang dari semua jenis scrap atau barang bekas atau sampah yang

berbahan dasar aluminium. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah secara kualitatif yaitu dengan observasi data kebutuhan bahan baku,

biaya pesan, biaya simpan dan hari kerja dalam setahun. Hasil penelitiannya

waktu tunggu yang paling optimal menurut perhitungan Economic Order Quality

(EOQ) adalah selama 7 hari dengan biaya total paling minimum adalah Rp.

22.809.436.

Kata kunci: EOQ, persediaan, waktu tunggu, frekuensi pemesanan, ECC, SOC.

ABSTRACT:

The purpose of this study was to determine how much time waiting the arrival of

the raw materials needed by the company with the calculation according Extra

Cost Carrying (ECC) and the Stock Out Cost (SOC). The object of research

conducted at PT. Rajalu, Surabaya, an aluminum smelting company, which

merges the recycling of all kinds of scrap or used items or trash that are made

from aluminum. The method used in this study is qualitative, namely the

observation data needs of raw materials, the cost of the message, save costs and

work days in a year. Research results are the most optimal waiting time according

to the calculation of Economic Order Quality (EOQ) is for 7 days with a minimum

total cost is Rp. 22,809,436.

Key words: EOQ, inventory, lead time, order frequency, ECC, SOC.

PENDAHULUAN

Perusahaan peleburan aluminium PT. Rajalu di kota Gresik, desa

Mojotengah, kurang lebih 30 menit dari kota Surabaya (Jawa Timur) yang

Page 2: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

2

merupakan perusahaan perorangan yang didirikan oleh bapak. Ferry Tantono pada

tahun 2000 yang bergerak dalam bidang peleburan aluminium yaitu melebur daur

ulang dari semua jenis scrap atau barang bekas atau sampah yang berbahan dasar

aluminium, misalnya: kaleng minuman, alat masak, plat nomor, kawat dan lain

lain. Semua bahan scrap aluminium tersebut dipanaskan serta dicetak menjadi

Ingot Aluminium dan menjadi bahan dasar dari semua barang baru yang berbahan

aluminium, misalnya: kusen pintu atau jendela rumah, panci baru, mesin motor,

mesin mobil dan lain lain. Seiring dengan perkembangan perusahaan tersebut,

maka pada tahun 2008 mulai merambah pasar industry otomotif yang lebih tinggi

yaitu menjadi vendor layer pertama perusahaan OIM seperti Astra Otoparts Tbk,

Honda Prospek Motor, Enkei Indonesia. Pada masa inilah PT. Rajalu semakin

berkembang sangat pesat, dimana jenis produk yang dihasilkan bertambah dan

daerah pemasaran terus dikembangkan hingga ke luar pulau Jawa.

Perencanaan waktu tunggu bahan baku sampai tiba di gudang penyimpanan,

merupakan salah satu pengawasan persediaan bahan baku dari proses manajemen

operasional secara keseluruhan dalam suatu perusahaan dimana dapat

mengakibatkan dampak buruk kepada proses produksi perusahaan. Sehubungan

dengan hal tersebut diatas maka identifikasi masalah dapat disusun sebagai

berikut:

1. Berapa total biaya relative paling minimum per-tahunnya, di PT. Rajalu?

2. Berapa waktu tunggu paling optimal untuk bahan baku, menurut metode

Economic Order Quantity (EOQ) di PT. Rajalu?

Penelitian ini membatasi pada masalah hanya kepada biaya waktu tunggu

bahan baku, dari pemesanan samapi kedatangan bahan baku yang dipesan dan

diterima di gudang, sedang data yang diperlukan adalah kebutuhan bahan baku,

biaya pesan, biaya simpan dan hari kerja dalam setahun.

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui berapa biaya total relative yang paling minimum per

tahunnya di perusahaan peleburan aluminimum.

2. Untuk mengetahui berapa waktu tunggu paling optimal untuk bahan baku,

menurut metode EOQ di perusahaan peleburan alumnimum ini.

Page 3: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

3

PERSEDIAAN

Mathematical equation or formula that helps a firm in determining the

economic order quantity, and the frequency that helps a firm in determining the

economic order customer without interruption or delay

(http://www.businessdictionary.com/definition/inventorymodel.html#ixzz2e6Hr9

Wbc).

Menurut Rangkuti dalam Reja (2008), persediaan adalah aktivitas yang

meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu

periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam

pengerjaan proses produksi atau persediaan bahan baku yang menunggu

penggunaanya dalam suatu proses produksi.

Menurut Tersine dalam Reja (2008), inventory means stock on hand at a

given time (a tangible asset which can be seen, weiht and counted).

Menurut Koher, Eric LA, Inventory adalah bahan baku dan penolong,

barang jadi dan barang dalam proses produksi dan barang yang tersedia, yang

dimiliki dalam perjalanan dalam tempat penyimpanan atau dikonsinyasikan

kepada pihak lain pada akhir periode.

Menurut Badridwan dalam Zaki (2000), persediaan barang dipakai untuk

menunjukan barang-barang yang di miliki untuk dijual kembali atau digunakan

untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.

Menurut Munandar dalam buku Marihot Manullang dan Dearlina Sinaga

(2005:50), persediaan adalah sebagai persediaan barang (bahan) yang menjadi

objeck usaha pokok perusahaan.

Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2004), inventory merupakan

barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan.

Menurut Assauri (2004), alasan diperlukan persediaan oleh suatu

perusahaan adalah:

1. Dibutuhkan waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk

memindahkan produk dari satu tingkat proses ke tingkat proses yang lain.

2. Alasan organisasi untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat

skedul operasinya secara bebas tidak tergantung dari department lainnya.

Page 4: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

4

Beberapa Asumsi EOQ menurut Heiser dan Render (2010):

1. Permintaan diketahui, tetap dan bebas.

2. Lead time, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan,

diketahui dan konstan sifatnya

3. Penerimaan persediaan bersifat seketika dan lengkap.

4. Diskon (potongan harga) karena kuantitas tidak memungkinan

5. Biaya variable yang ada hanya biaya pengaturan atau pemesanan (biaya set

up) dan biaya menahan atau menyimpan persediaan dari waktu ke waktu

(biaya penyimpanan atau pergudangan).

6. Kosongnya persediaan (kekurangan) dapat dihindari sepenuhnya, jika

pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.

Rumus dari Economic Order Quantity (EOQ) menurut Heiser dan Render

(2010):

Keterangan :

Q* : Jumlah Optimal barang per pesanan dalam unit / pesanan

D : Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit / tahun

S : Biaya pemesanan untuk setiap pesanan

H : Biaya penyimpanan per unit / tahun

F : Frekuensi pemesanan

TC : Biaya total persediaan

Menurut Assauri (2004), persediaan yang dilakukan mulai dari bahan baku,

bahan setengah jadi sampai bahan jadi, berguna untuk:

1. Menghilangkan resiko keterlambatan

2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidal baik sehingga harus

dikembalikan.

3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga

dapat digunakan bila bahan tersebut tidak ada dalam pesanan.

Q* = EOQ = 2(D)(S)

H

Page 5: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

5

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran

arus produksi.

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal

6. Memberi pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana

keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi adalah memberikan

jaminan tetap tersediannya barang jadi tersebut.

7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan

penggunaannya atau penjualannya.

REORDER POINT

Inventory level of an item which signals the need for placement of a

replenishment order, taking into account the consumption of the item during order

lead time and the quantity required for the safety stock. Also called re order

level, re order quantity or replenishment order quantity

(http://www.businessdictionary.com/definition/reorderpoint.html#ixzz2e69V0v14

).

LEAD TIME

The amount of time that elapses between when a process starts and when it

is completed. Lead time is examined closely in manufacturing, supply chain

management and project management, as companies want to reduce the amount

of time it takes to deliver products to the market. In business, lead time

minimization is normally preferred

(http://www.investopedia.com/terms/l/leadtime.asp).

Number of minutes, hours, or days that must be allowed for

the completion of an operation or process, or must elapse before a

desired action takes place. See also manufacturing lead time

(http://www.businessdictionary.com/definition/lead-time.html#ixzz2e6Kyj dNT).

Page 6: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

6

METODE

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah secara

kualitatif yaitu dengan observasi data menggunakan metode EOQ, data

pendukung dari perusahaan antara lain kebutuhan bahan baku, biaya pesan, biaya

simpan dan hari kerja dalam setahun.

Unit analysis yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah data penjualan,

pembelian serta data stok persediaan bahan baku yang berasal dari bagian

pemasaran, bagian gudang serta bagian pembelian perusahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum menghitung waktu tunggu (lead time), maka diperlukan

perhitungan: a) total biaya persediaan, dan b) frekuensi pembelian bahan baku

yang optimal.

Perbandingan Total Biaya Persediaan Menurut Perhitungan Perusahaan

dan Menurut Perhitungan EOQ Tahun 2012

Analisis perbandingan untuk mengetahui biaya persediaan bahan baku yang

dilaksanakan perusahaan lebih efisien atau tidak dibandingkan dengan

perhitungan menurut rumus EOQ.

1. Total Biaya Persediaan pada Kuantitas menurut Perusahaan

Kebutuhan bahan baku pada tahun 2012 = 2.070.465 Kg

Frekuensi Pemesanan = 48 kali

Kuantitas / pemesanan = 2.070.465/48

= 43.135 Kg

Biaya Pemesanan

- Biaya Telepon = Rp. 30.000.000

- Biaya Transportasi dan bongkar muat sudah masuk ke biaya

bahan baku

Biaya Simpan per-Kg: dihitung 10% (Asumsi) dari harga barang per

kg per jenis barang

- Mesin dll (Keras) = 40% x 1.600 = Rp. 640

Page 7: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

7

- Panci dll (lembek) = 40% x 1.600 = Rp. 640

- Kaleng (banci) = 5% x 1.350 = Rp. 68

- Abu, taen, Gram = 5% x 1.000 = Rp. 50

- Aluminium murni = 10% x 2.200 = Rp. 220 +

Total biaya Simpan per kg = Rp. 1.618

Dengan biaya Persediaan, dengan perhitungan safety stok minimal adalah

sejumlah 50% dari per pesanan.

Biaya Simpan = 1\2 x 43.135 x Rp. 1.618 = Rp. 34.896.215

Biaya Pesan = Rp. 30.000.000

Biaya Bahan Baku = Rp. 33.489.771.375

= Rp. 33.554.656.806

2. Total Biaya Persediaan Pada Kuantitas Menurut Perhitungan EOQ

Di mana:

Kebutuhan bahan baku (2012) = 2.070.465 Kg

Biaya Pesan = Rp. 30.000.000/48 = Rp. 625.000

Biaya Simpan = Rp. 1.618 / Kg

Sehingga nilai EOQ dapat dihitung sebagai berikut:

Jadi Frekuensi pemesanan adalah 52 kali, maka:

Dengan Biaya Persediaan:

Biaya Simpan = 1\2 x 39.817 x Rp. 1.618 = Rp. 32.201.703

Biaya Pesan = 52 x Rp. 625.000 = Rp. 32.500.000

Biaya Bahan Baku = Rp. 33.489.771.375

= Rp. 33.554.473.078

2.070.465

52 = 39.817 Kg = Q

EOQ = 2(2.070.465)(625.000)

1.618 = 39.994,45

2.070.465

39.994,45 = 51,8 = 52 kali F (Frekuensi) =

Page 8: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

8

Berdasarkan perhitungan EOQ diatas maka frekuensi 52 kali dengan

kuantitas per-pesanan paling efisien adalah 39.817 Kg dan total biaya

persediaan adalah Rp. 33.554.473.078,- Bila dibandingkan dengan

perhitungan yang telah dilakukan perusahaan maka ditemukan selisih

sebesar Rp. 183.728,-

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa terdapat banyak perbedaan antara

yang sudah dilakukan perusahaan dengan perhitungan EOQ, terlihat bahwa

dengan pemesanan oleh perusahaan yang hanya sebatas 48 kali ternyata

perlu dilakukan perbedaan jumlah pemesanan untuk setiap tahunnya dengan

waktu tunggu selama 5 hari, hal ini dikarenakan jumlah kebutuhan yang

juga tidak sama setiap tahunnya tergantung dengan pemasaran produk

jadinya.

Frekuensi Pembelian Bahan Baku yang Optimal

1. Frekuensi pembelian bahan baku yang optimal Menurut Perusahaan

Dari hasil perhitungan total biaya persediaan pada kuantitas menurut

perhitungan perusahaan didapat frekuensi pembelian perusahaan yang

optimal sebanyak 48 kali dalam setahun dengan total biaya yang

dikeluarkan adalah sebesar Rp. 33.554.656.806.

2. Frekuensi pembelian bahan baku menurut perhitungan EOQ

Berdasarkan perhitungan total biaya persediaan menurut perhitungan EOQ

diatas maka didapat frekuensi pembeliannya 52 kali dengan kuantitas per-

pesanan paling efisien adalah 39.817 kg dan total biaya persediaan adalah

Rp. 33.554.473.078. Dengan cara perhitungan yang sama telah dihitung

frekuensi pemesanan menurut perusahaan dan perhitungan EOQ dari tahun

2007 – 2012 yang hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Analisa Waktu Tunggu (Lead Time)

Waktu Tunggu merupakan tenggang waktu antara mulai dilakukannya

pemesanan bahan baku sampai dengan kedatangan bahan baku yang dipesan

Page 9: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

9

dan diterima di gudang. Dalam menentukan waktu tunggu yang optimal

perusahaan harus menanggung biaya yaitu:

1. Extra Carrying Cost (ECC) adalah yang merupakan biaya yang dikenakan

jika kedatangan bahan baku lebih awal dari waktu yang ditentukan.

2. Stock Out Cost (SOC) adalah merupakan biaya yang akan dikenakan jika

kedatangan bahan baku lebih lama dari tenggang waktu yang ditentukan.

Data yang diperlukan untuk menghitung waktu tunggu hanya untuk tahun

2012 adalah sebagai berikut:

Kebutuhan bahan baku tahun 2012 = 2.070.465 Kg

Biaya Pesan = Rp. 30.000.000/48 = Rp. 625.000

Biaya Simpan = Rp. 1.618/Kg

Hari kerja dalam setahun = 300 hari

Kebutuhan Bahan Baku per hari = 2.070.465 / 300 = 6.902 Kg / hari.

1. Perhitungan Penyimpanan Tambahan (ECC) Tahun 2012

Cara perhitungan penyimpanan tambahan (ECC) adalah sebagai berikut =

Biaya Penyimpanan/Kg x (Kuantitas EOQ/jumlah hari kerja) = Rp. 1.618 x

(39.994,45 / 300) = Rp. 215.703

Perhitungan Penyimpanan Tambahan (ECC) untuk masing-masing alternatif

waktu tunggu adalah sebagai berikut :

● Waktu tunggu 3 hari ECC = 0 x Rp. 215.703 = 0

● Waktu tunggu 4 hari ECC = 1 x Rp. 215.703 x 23,33% = Rp. 50.330

● Waktu tunggu 5 hari ECC = 2 x Rp. 215.703 x 23,33% = Rp. 100.660

ECC = 1 x Rp. 215.703 x 20,00% = Rp. 43.146

Total Rp. 143.806

EOQ = 2(2.070.465)(625.000)

1.618 = 39.994,45

2.070.465

39.994,45 = 51,8 = 52 kali F (Frekuensi) =

Page 10: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

10

● Waktu tunggu 6 hari ECC = 3 x Rp. 215.703 x 23,33% = Rp. 150.989

ECC = 2 x Rp. 215.703 x 20,00% = Rp. 86.292

ECC = 1 x Rp. 215.703 x 13,34% = Rp. 28.778

Total Rp. 266.759

● Waktu tunggu 7 hari ECC = 4 x Rp. 215.703 x 23.33% = Rp. 201.319

ECC = 3 x Rp. 215.703 x 20,00% = Rp. 129.438

ECC = 2 x Rp. 215.703 x 13,34% = Rp. 57.556

ECC = 1 x Rp. 215.703 x 23,33% = Rp. 50.330

Total Rp. 438.643

2. Perhitungan Stock Out Cost (SOC) Tahun 2012

Cara penghitungan SOC adalah sebagai berikut, di mana diketahui:

Kebutuhan bahan baku tahun 2012 = 2.070.465 Kg / 300 hari = 6.901

kg / hari

Selisih Harga beli (bila terpaksa karena kekurangan bahan baku)

disebut sebagai Biaya Kekurangan Bahan Baku = Rp. 250.

Sehinga SOC per hari = (kebutuhan bahan baku) (biaya kekurangan)

= (6.901 kg)(Rp. 250) = Rp. 1.725.250 per-Kg

Perhitungan Stock Out Cost (SOC) untuk masing-masing alternatif waktu

tunggu adalah:

● Waktu tunggu 7 hari SOC = 0 x Rp. 1.725.250 = 0

● Waktu tunggu 6 hari SOC = 1 x Rp. 1.725.250 x 23,33% = Rp. 402.500

● Waktu tunggu 5 hari SOC = 2 x Rp. 1.725.250 x 23,33% = Rp. 805.001

SOC = 1 x Rp. 1.725.250 x 20,00% = Rp. 345.050

Total Rp. 1.150.051

● Waktu tunggu 4 hari SOC = 3 x Rp. 1.725.250 x 23,33% = Rp. 1.207.502

SOC = 2 x Rp. 1.725.250 x 20,00% = Rp. 690.100

SOC = 1 x Rp. 1.725.250 x 13,34% = Rp. 230.148

Total Rp. 2.127.750

Page 11: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

11

● Waktu tunggu 3 hari SOC = 4 x Rp. 1.725.250 x 23.33% = Rp. 1.610.003

SOC = 3 x Rp. 1.725.250 x 20,00% = Rp. 1.035.150

SOC = 2 x Rp. 1.725.250 x 13,34% = Rp. 460.296

SOC = 1 x Rp. 1.725.250 x 23,33% = Rp. 402.500

Total Rp. 3.507.949

Dari perhitungan di atas dapat dibuat tabel 7 kemungkinan waktu tunggu

yang optimal. Total biaya waktu tunggu (lead time) adalah penjumlahan

antara biaya extra carrying cost (ECC) dan stock out cost (SOC).

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa waktu tunggu per-tahun yang paling

optimal tahun 2012 adalah 7 hari, hal ini dikarenakan total biayanya relative

paling kecil jika dibandingkan dengan yang lainnya, yaitu: Rp.

22.809.436/tahun. Dengan cara yang sama telah dihitung waktu tunggu

yang paling optimal menurut EOQ dari tahun 2007 – 2012 dengan total

biaya minimum yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 8.

SIMPULAN

Dari tabel di atas, dapat disimpulkaan untuk tahun 2012 sebagai berikut:

1. Total biaya waktu tunggu (lead time) adalah penjumlahan antara extra

carrying cost (ECC) dan stock out cost (SOC). Total biaya paling minimum

yang didapat dari perhitungan waktu tunggu adalah Rp. 22.809.436.

2. Untuk waktu tunggu (lead time) yang paling optimal menurut perhitungan

metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah selama 7 hari.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi revisi. Jakarta:

FEUI.

Candra, Sevenpri and Sarjono, Haryadi. (2011). Forecasting for Inventory Control,

Journal Supply Chain Management, Research and Pratice, Assumtion

University of Thailand, Vol. 6 June 2012, pp. 1-14., ISSN: 1905-9566.

Mulyono, Sri. (2004). Riset Operasi, Edisi revisi. Jakarta: FEUI.

Page 12: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

12

Render, Barry; and M. Hanna. (2003). Quantitatif Analysis for Management, 8th

ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.

Render, Barry, Stair Jr., Ralph. M., and Hanna, Michael E. (2012). Quantitatif

Analysis for Management, 11th ed, Global Edition, Pearson.

Rangkuti, Freddy. (2004). Manajemen Persediaan. Jakarta: Penerbit Raja

Grafindo Persada.

Sarjono, Haryadi. (2010). Aplikasi Riset Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sarjono, Haryadi & Julianita, Winda. (2011). SPSS vs LISREL, sebuah pengantar

Aplikasi untuk Riset, Jakarta: Salemba Empat.

Tri Pamungkas, Wahyu dan Susanto, Aftony. (2010). Analisis Pengendalian

Bahan Baku menggunakan metode EOQ (Stud Kasus PT Misaja Mitra Co.

Ltd).

http://id.scribd.com/doc/19867001/10/Penertian-Inventory (diakses tanggal 11

Juni 2013).

http://www.businessdictionary.com/definition/reorder-point.html#ixzz2e69V0v14

(diakses tanggal 23 July 2013).

LAMPIRAN

Tabel 1. Kebutuhan Bahan Baku Perusahaan

Tahun Kebutuhan Bahan Baku 2007 2,474,240 Kg

2008 2,881,581 Kg

2009 1,132,990 Kg

2010 1,815,266 Kg

2011 1,584,014 Kg

2012 2,070,465 Kg

Sumber: PT. Rajalu (2013)

Page 13: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

13

Gambar 1. Persediaan Model EOQ

Tabel 2. Persentase Kebutuhan Bahan Baku

Jenis Bahan Baku Persentase

Mesin, tromol, boring (Keras) 40%

Panci, plat, siku (Lembek) 40%

Kaleng (Banci) 5%

Abu, Taen, Gram (Rencek) 5%

Aluminium Murni 10%

Total 100%

Sumber: data dari PT. Rajalu (2013)

Q

Q/2

0

Tingkat persediaan

Rata-rata persediaan

Tin

gk

at

per

sed

iaan

(U

nit

)

ROP

Kemiringan = unit/hari = d

Waktu Memasukan

pemesanan

Menerima

pesanan

Persediaan

pengaman

Permitaan maksimum selama waktu tunggu (lead time)

Waktu

tunggu

Rata permitaan selama waktu tunggu (lead time)

Permitaan minimum selama waktu tunggu (lead time)

Page 14: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

14

Tabel 3. Jumlah Kebutuhan Setiap Jenis Bahan Baku

Jenis Bahan Baku % Kuantitas

(Kg)

Harga / Kg

(Rp)

Biaya Bahan

Baku (Rp)

Q/ Pesan

(Kg)

Mesin, tromol, boring (Keras) 40% 828,186 16,000 13,250,976,000 17,254

Panci, plat, siku (Lembek) 40% 828,186 16,000 13,250,976,000 17,254

Kaleng (Banci) 5% 103,523 13,500 1,397,563,875 2,157

Abu, Taen, Gram 5% 103,523 10,000 1,035,232,500 2,157

Aluminium Murni 10% 207,047 22,000 4,555,023,000 4,314

Total 100% 2.070.465 - 33.489.771.375 43.135

Tabel 4. Biaya Perbandingan Total Biaya Persediaan Menurut Perusahaan

dan EOQ Tahun 2007-2012 (Dalam Rupiah)

Tahun Perhitungan Perusahaan Perhitungan EOQ Selisih

2007 39.832.553.333 39.827.591.167 4.962.167

2008 50.788.337.585 50.780.319.161 8.018.424

2009 16.935.183.076 16.934.951.428 231.648

2010 27.122.652.302 27.122.508.219 144.083

2011 24.684.075.427 24.684.058.836 16.591

2012 33.554.656.806 33.554.473.078 183.728

Catatan: perhitungan EOQ untuk tahun 2007-2011, caranya sama dengan

2012

Tabel 5. Perbandingan Frekuensi Pemesanan Menurut perusahaan dan

Perhitungan EOQ tahun 2007 - 2012

Tahun Perhitungan Perusahaan Perhitungan EOQ Selisih

2007 48 kali 73 kali 25 kali

2008 48 kali 79 kali 31 kali

2009 48 kali 43 kali 5 kali

2010 48 kali 52 kali 4 kali

2011 48 kali 47 kali 1 kali

2012 48 kali 52 kali 4 kali

Catatan: cara perhitungan tahun 2007-2011, sama dengan tahun 2012

Tabel 6. Pengalaman Waktu Tunggu Perusahaan

Waktu Tunggu (Hari) Frekuensi (Kali) Probabilitas (%)

3 7 23,33%

4 6 20,00%

5 4 13,34%

6 7 23,33%

7 6 20,00%

Total 30 100%

Page 15: PERHITUNGAN EXTRA CARRYING COST DAN STOCK OUT COST …

Jurnal EKSEKUTIF Volume 12 No. 1 Juni 2015

15

Tabel 7. Kemungkinan Waktu Tunggu dan Perkiraan Biaya Tahun 2012

Waktu

tunggu

ECC SOC Total Biaya

Per-Order Per-tahun Per-Order Per-tahun

3 hari - - 3.507.949 182.413.348 182.413.348

4 hari 50.330 2.617.160 2.127.750 110.643.000 113.260.160

5 hari 143.806 7.477.912 1.150.051 59.802.652 67.280.564

6 hari 266.759 13.871.468 402.500 20.930.000 34.801.468

7 hari 438.643 22.809.436 - - 22.809.436

Tabel 8. Waktu Tunggu Kedatangan Bahan Baku menurut EOQ

Tahun Waktu tunggu (hari) Total biaya (Rp)

2007 7 26.811.732

2008 7 34.531.611

2009 7 11.434.474

2010 7 18.449.600

2011 7 16.768.566

2012 7 22.809.436

Tabel 9. Perbandingan Perhitungan Menurut Kebijaksanaan Perusahaan

Menurut Metode EOQ Tahun 2007-2012

Keterangan 2007 2008 2009

Mnrt Perush EOQ Mnrt Perush EOQ Mnrt Perush EOQ

Kebutuhan Bhn Baku (Kg) 2.474.240 2.474.240 2.881.581 2.881.581 1.132.990 1.132.990

Frkuensi Pmesanan (Kali) 48 73 48 79 48 43

Biaya Persediaan (Rp) 39.832.553.333 39.827.591.167 50.788.337.585 50.780.319.161 16.935.183.076 16.934.951.428

Waktu Tunggu (Hari) 5 7 5 7 5 7

Total Biaya lead time (Rp) - 26.811.732 - 34.531.611 - 11.434.474

Persediaan Pengaman (Kg) 0 29.755 0 29.625 0 20.716

ROP (Kg) 41.237 87.484 48.026 96.860 18.883 47.148

Keterangan 2010 2011 2012

Mnrt Perush EOQ Mnrt Perush EOQ Mnrt Perush EOQ

Kebutuhan bahan baku (Kg) 1.815.266 1.815.266 1.584.014 1.584.014 2.070.465 2.070.465

Frkuensi pemesanan (Kali) 48 52 48 47 48 52

Biaya persediaan (Rp) 27.122.652.302 27.122.508.219 24.684.075.427 24.684.058.836 33.554.656.806 33.554.473.078

Waktu tunggu (Hari) 5 7 5 7 5 7

Total biaya lead time (Rp) - 18.449.600 - 16.768.566 - 22.809.436

Persediaan pengaman (Kg) 0 21.923 0 24.104 0 21.743

ROP (Kg) 30.254 64.273 26.400 61.064 34.508 70.050