cost recovery

42
COST RECOVERY Tingkat Pemulihan Biaya di RS

Upload: vothuy

Post on 31-Dec-2016

249 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: COST RECOVERY

COST RECOVERY

Tingkat Pemulihan Biaya di RS

Page 2: COST RECOVERY

PENGERTIAN

• COST RECOVERY: nilai dalam persen yang menunjukkan seberapa besar kemampuan RS menutup biayanya dengan penerimaan yang diperoleh dari pendapatan fungsional nya.

• CRR = TR x 100% TC

Page 3: COST RECOVERY
Page 4: COST RECOVERY

Andalan RS utk Bertahan dalam Kompetisi RS

Page 5: COST RECOVERY

Maka RS perlu tahu...

Page 6: COST RECOVERY

TINGKAT CRR

Page 7: COST RECOVERY
Page 8: COST RECOVERY

STRATEGI RS SUPAYA MANDIRI DALAM PEMBIAYAAN

1. MENINGKATKAH TARIF– CRR rendah P < UC– CRR baik P > UC

2. MENINGKATKAN UTILITAS3. MENINGKATKAN EFISIENSI

Page 9: COST RECOVERY

Hubungan Rata –rata Biaya Layanan dengan CRR

Page 10: COST RECOVERY

KASUS

• Bila dalam 1 tahun RS mempunyai pendapatan Rp. 1,5 M dan biaya yang harus dikeluarkan dalam tahun tersebut adalah Rp. 1,8 M. – Berapakah CRR RS tersebut ?– Upaya apa yang harus dilakukan untuk

meningkatkan CRR ?

Page 11: COST RECOVERY

RUMAH SAKIT

• Sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan

kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatand an penelitian

Page 12: COST RECOVERY
Page 13: COST RECOVERY

RUMAH SAKIT SEBAGAI UNIT SWADANA

Page 14: COST RECOVERY

Pergeseran paradigma perubahan asumsi masyarakat tentang

1. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit2. Profesionalisme tenaga pelayanan kesehatan3. Pengertian sehat/sakit4. Perubahan pola penyakit5. Pergeseran nilai ekonomi6. DLL

Page 15: COST RECOVERY

Pemasalahan pelayanan kesehatan di RSD

• Permasalahan penyediaan anggaran operasional

• Permasalahan pengadaan obat dan bahan habis pakai

• Permasalahan kinerja yang berhubungan dengan ada tidaknya perawat

Page 16: COST RECOVERY

PERLUNYA RUMAH SAKIT MENJADI UNIT SWADANA

• Sistem akuntansi yang berlaku tidak memungkinkan rumah sakit pemerintah mempunyai ruang gerak yang fleksibel guna mengembangkan pelayanan yang dibutuhkan dan sesuai dengan tuntutan situasi pada saat tersebut

Page 17: COST RECOVERY

• Pelayanan kesehatan akan semakin mahal karena pola penyakit yang berubah serta teknologi yangdigunakan semakin canggih dengan perkembangan peralatan yang cepat dan diikuti dengan majunya jaringan informasi kesehaan di dunia

Page 18: COST RECOVERY

• Pola pentaripan dan sitem imbalan jasa yang belum mantap (belum mencerminkan reward positif rasional terhadap kompetensi profesi dan kemampuan ekonomi masyarakat)

• Rumah sakit mencoba menggunakan pendapatan rumah sakit secara langsung diawal-awal tahun anggaran

Page 19: COST RECOVERY

RS memanfaatkan penerimaan fungsionalnya, dana lain

• Penyempurnaan sitem akuntansi dan informasi keuangan rumah sakit untuk memungkinkan adanya penyusunan biaya suatu (unit cost), pengendalian dan perencanaan biaya yang memadai.

• Penyempurnaan pola pembiayaan dengan menggunakan Pola Swakelola agar rumah sakit dapatmengelola secara langsung dana penerimaan fungsional yang diperoleh dari jasa pelayanannya.

• Peningkatan pemulihan biaya (cost recovery) rumah sakit dengan penyempurnaan pola tarif rumahsakit dan peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam memikul biaya rumah sakit, serta peningkatan efisiensi pembiayaan

Page 20: COST RECOVERY

SYARAT ATAU KRITERIA UMUM PENETAPAN UNIT SWADANA

Merupakan bagian dari instansi pemerintah yang berstatus UPT atau bukan UPT dengan susunan organisasi yang bersifat struktural.

Melaksanakan sebagian fungsi dan tugas pokok dibidang pelayanan dari suatu instansipemerintah.

Penerimaan yang dihasilkan suatu Satuan Kerja tersebut merupakan unsur biaya yang diperlukan bagiproduksi barang dan atau jasa yang diminta masyarakat atau instansi pemerintah yangmemerlukannya dan bukan karena penyelenggaraan pelayanan berdasarkan peraturanperundang-undangan.

Penerimaan fungsional yang dihasilkan tersebut bersifat tetap dan terus menerus yang digunakanuntuk membiayai sebagian atau seluruh kegiatan operasioanal penyediaan pelayanan yangmenjadi tugas pokoknya.

Kegiatan pelayanan tersebut tidak merupakan suatu usaha yang semata-mata bertujuan mencarikeuntungan.

Kegiatan pemberian pelayanan (BOR) harus menunjukkan peningkatan dalam jangka 3 (tiga)tahun terakhir

Page 21: COST RECOVERY

PENGGUNAAN DANA SWADANAPenggunaan dana swadana yang berasal dari

penerimaan fungsional tersebut dibatasi hanya untukmembiayai:

a)Kegiatan operasional yang berkenaan dengan produksi barang dan atau jasa yang diminta

b)Kegiatan pemeliharaanc)Program peningkatan sumber daya manusia pada unit

swadana yang bersangkutan.d)Penggunaan dana swadana untuk investasi prasarana

dan sarana Unit Swadana yang bersangkutanharus memperoleh persetujuan Menteri Keuangan.

Page 22: COST RECOVERY

RS SEBAGAI PERJAN

PRIVATISASI

Page 23: COST RECOVERY

PERJAN (PERUSAHAAN JAWATAN)

• Salah satu bentuk BUMN, memiliki modal yang berasal dari negara

• Modal PERJAN ditetapkan oleh APBN

Page 24: COST RECOVERY

Ciri:

1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat2. Merupakan bagian dari suatu departemen

pemerintah3. Dipimpin oleh seorang kepala yang

bertanggung jawab langusng kepada menteri atau dirjen departemen ybs

4. Status karyawannya adalah pegawai negeri– PERJAN RS KARIADI BLU

Page 25: COST RECOVERY

ATURAN ;

• PP NO 6/ 2000 : Perusahaan Jawatan• Perjan menyelenggarakan kegiatan usaha

pelayanan bermutu tinggi dan tidak semata-mata mencari untung boleh mencari untung apa dampaknya terhadap masyarakat ?

Page 26: COST RECOVERY

• RS mempunyai otonomi mengelola keuangan sendiri.

• Namun masih tetap dikendalikan oleh pemerintah pusat.

Page 27: COST RECOVERY

PERJAN

Page 28: COST RECOVERY

• Pemorosan (inefisiensi) krn tidak ada perusahaan pesaing

• Tk prosuktivitas kurang –pns• Sering sebagai alat politih]k utk cari

keuantungan• Perjan rugi negara ruhi

Page 29: COST RECOVERY

• Menangai bidang usaha penting hajat hiudp irag bnayak

• Modamemebri layananruh modal dr negara kd msy

• selu

Page 30: COST RECOVERY

RUMAH SAKIT SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

Page 31: COST RECOVERY

PENGERTIAN• instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas – (Pasal 1 angka 23 UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara) – Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Page 32: COST RECOVERY

CIRI BLU

• tidak bertujuan mencari laba, • meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan • memberikan otonomi atau fleksibilitas

manajemen rumah sakit publik, – baik milik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah– alternatif penting dalam menerapkan Otonomi

Daerah yang merumuskan Rumah Sakit Daerah (RSD) sebagai Layanan Teknis Daerah

Page 33: COST RECOVERY

TUJUAN BLU• meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

• dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip eknomi dan produktivitas dan penerapan praktik bisnis yang sehat. – Praktik bisnis yang sehat artinya berdasarkan kaidah

manajemen yang baik mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pertanggungjawaban

Page 34: COST RECOVERY

Asas BLU

• Pejabat BLU bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum kepada pimpinan instansi induk,

• BLU tidak mencari laba,• Rencana kerja, anggaran dan laporan BLU dan

instansi induk tidak terpisah,• Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis

yang sehat.

Page 35: COST RECOVERY

BLU harus memenuhi persyaratan adminsitratif :

• Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja layanan, keuangan, dan

• manfaat bagi masyarakat.• Pola tata kelola yang baik dan laporan

keuangan,• Standar pelayanan minimum,• Laporan audit atau pernyataan bersedia

diaudit secara independen,

Page 36: COST RECOVERY

SYARAT UMUM:

• Rumah sakit pemerintah daerah yang telah menjadi BLU/BLUD menggunakan SPM yang telah ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga/gubernur/walikota/bupati sesuai dengan kewenangannya, harus memperhatikan kualitas pelayanannya, pemerataan, dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.

Page 37: COST RECOVERY
Page 38: COST RECOVERY

regulasi

1. Pasal 1 angka 23 UU No.1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara

2. Pasal 1 angka 1 PP No.23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan BLU

3. Pasal 3 PP No.23 tahun 2005 tentang asas BLU4. PP No.65 tahun 2005 tentang penyusunan SPM5. Pasal 4 PP No.23 tahun 2005 tentang syarat

menjadi BLU

Page 39: COST RECOVERY

Keuntungan BLU bagi rumah sakit yaitu :

Page 40: COST RECOVERY
Page 41: COST RECOVERY

• Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan.

• Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana.

• Tarif layanan diusulkan oleh rumah sakit kepada menteri keuangan/menteri kesehatan/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya, dan kemudian ditetapkan oleh menteri keuangan/kepala daerah dengan peraturan menteri keuangan/peraturan kepala daerah.

Page 42: COST RECOVERY

• Tarif layanan yang diusulkan dan ditetapkan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:1. kontinuitas dan pengembangan layanan;2. daya beli masyarakat;3. asas keadilan dan kepatutan; dan4. kompetisi yang sehat.