pergub petunjuk operasional apbd 2010

21
 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR SUMATERA BARAT Menimbang : a. bahwa untuk terselen gg ara dan terlaksana ny a pembangunan secara efektif, efesien dan akuntabel, maka pengelolaan pembangunan daerah per lu didukung dengan admini str asi yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;  b. ba hwa untuk tert ib admini stras i pe lak sanaan pro gra m, kegiatan pembangunan per lu pedoman ope rasional pel aksa naan pro gram/ kegiat an bagi Satuan Kerj a Perangkat Daerah di li ngkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b di atas maka perlu diatur mel alui Pedoman Ope rasional Pel aksanaan Pr ogram/Kegi atan Anggaran Pe ndapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera Barat 2010 dan menet apka nn ya den gan Peraturan Gu be rnur Sumatera Barat. Men gi ng at : 1. Undang- Unda ng Nomor 61 Tahun 1958 tentan g Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19  Tahun 1957 tent ang Pembentukan Daera h-Daer ah Swatantra Ti ngkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, menja di Undang-Undan g (Lembaran Negar a Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112,  Tamba han Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor 1646) Jo Peraturan Pemerintah Nomor 29  Tahun 1979; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyel enggar aan Negara yang Ber sih dan Bebas Dari Korupsi , Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,  Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) ;

Upload: imamhanfi

Post on 12-Jul-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 1/20

 

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARATNOMOR : 9 TAHUN 2010

TENTANGPEDOMAN OPERASIONAL PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAHPROVINSI SUMATERA BARAT

TAHUN ANGGARAN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Menimbang : a. bahwa untuk terselenggara dan terlaksananyapembangunan secara efektif, efesien danakuntabel, maka pengelolaan pembangunan daerahperlu didukung dengan administrasi yang sesuaidengan ketentuan perundang-undangan;

 b. bahwa untuk tertib administrasi pelaksanaanprogram, kegiatan pembangunan perlu pedoman

operasional pelaksanaan program/kegiatan bagiSatuan Kerja Perangkat Daerah di lingkunganPemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a dan b di atas maka perludiatur melalui Pedoman Operasional PelaksanaanProgram/Kegiatan Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah Provinsi Sumatera Barat 2010 danmenetapkannya dengan Peraturan GubernurSumatera Barat.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentangPenetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-DaerahSwatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi danRiau, menjadi Undang-Undang (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112,  Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 1646) Jo Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1979;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan BebasDari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,  Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3851) ;

1

Page 2: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 2/20

 

Nomor 3 ..........3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa

Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor54 Penjelasan atas Undang-Undang No. 18 Tahun1999 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3833);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentangPemeriksanaan Pengelolaan dan TanggungjawabKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentangUsaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 63Penjelasan atas Peraturan Pemerintah Nomor 28  Tahun 2000 Tambahan Lembaran Negara Nomor3955);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentangPenyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksisebagaimana telah dirubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 4 Tahun 2000;11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara  Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan LembaranNegara Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentangPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentangLaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 4614);14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan AntaraPemerintah : Pemerintah Daerah Provinsi danPemerintah Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Tahun 2007 Nomor 82, TambahanLembaran Negara Nomor 4737);

2

Page 3: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 3/20

 

Nomor 15 ..........15. Peraturan Pemerintahan Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,  Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4741);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentangPedoman Evaluasi Penyelenggaraan PemerintahDaerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815);

17. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80  Tahun 2003 tentang Pedoman PelaksanaanPengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun2006 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun2007;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan BarangDaerah;

20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor43/PRT/M/2007 tentang Standar dan PedomanPengadaan Jasa Konstruksi;

21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor45/PRT/M/2007 tentang Pedoman TeknisPembangunan Bangunan Gedung Negara;

22. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRDProvinsi Sumatera Barat;

23. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan  Tata Kerja Inspektorat dan PerencanaanPembangunan Daerah dan Lembaga Teknis DaerahProvinsi Sumatera Barat sebagaimana telah dirubah

dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera BaratNomor 7 Tahun 2009;24. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja DinasDaerah Provinsi Sumatera Barat;

25. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentangPembentukan Organisasi dan Tata Kerja SatuanPolisi Pamong Praja Provinsi Sumatera Barat;

26. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

27. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 1

 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan BelanjaDaerah Tahun Anggaran 2010;28. Peraturan Gubernur Nomor 74 Tahun 2009 tentang

Perjalanan Dinas Pejabat Negara, Pejabat, PegawaiNegeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap di LingkunganPemerintah Daerah dan Pimpinan serta AnggotaDewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi SumateraBarat Tahun Anggaran 2010;

3

Page 4: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 4/20

 

29. Peraturan Gubernur Nomor 2 Tahun 2010 tentangPenjabaran Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Tahun 2010;

Memutuskan ..........

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARATTENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PELAKSANAANPROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN PENDAPATANDAN BELANJA DAERAH PROVINSI SUMATERABARAT TAHUN ANGGARAN 2010

BAB IKETENTUAN UMUM

Bagian KesatuPengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :1) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.2) Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat.3) Wakil Gubernur adalah Wakil Gubernur Sumatera Barat.4) Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat.

5) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalahLembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur PenyelenggaraPemerintah Daerah.

6) Petunjuk Operasional yang selanjutnya disingkat PO adalah suatupedoman pelaksanaan administrasi kegiatan di lingkungan PemerintahProvinsi Sumatera Barat dalam Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah.

7) Program adalah penjabaran kebijakan Satuan Kerja Perangkat Daerahyang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber dayayang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misiSatuan Kerja Perangkat Daerah .

8) Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu ataulebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaranterukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakanpengerahan sumber daya manusia, barang modal termasuk peralatandan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa jenis sumber dayayang termasuk sebagai masukkan atau input untuk menghasilkanpengeluaran atau out put dalam bentuk barang dan jasa.

9) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBDadalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dandisetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD serta ditetapkandengan Peraturan Daerah.

10) Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalahPerangkat Daerah pada Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Baratselaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.

11) Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat dengan PA adalahpejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untukmelaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.

12) Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat dengan KPAadalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian

4

Page 5: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 5/20

 

kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugasdan fungsi SKPD.

13) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan selanjutnya disingkat dengan PPTK adalah Pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu ataubeberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya,sedangkan berdasarkan Perpres Nomor 8 Tahun 2006 yang ada hanyaPejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Nomor 14) ..........14) Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah

Dokumen yang digunakan diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/KuasaPengguna Anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaranDPA-SKPD.

15) Unit Kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan satu ataubeberapa program (Biro, Bagian, Bidang, UPTD).

16) RKA SKPD merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran kerjaanggaran SKPD yang memuat rencana pendapatan, rencana belanja danpembiayaan SKPD sebagai dasar penyusunan APBD.

17) Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan belanja danpembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran olehpengguna anggaran.

18) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan pengadaanbarang/jasa yang dibiayai dengan APBD/APBN, baik yang dilaksanakansecara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.

19) Pengguna Barang/Jasa adalah Kepala Kantor/Satuan Kerja PenggunaAnggaran/Pejabat yang disamakan sebagai pemilik pekerjaan yangbertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa dalamlingkungan unit kerja.

20) Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau perorangan yangkegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa.

21) Panitia Pengadaan adalah Tim yang diangkat oleh pengguna barang/jasauntuk melaksanakan pemilihan penyediaan barang/jasa.

22) Pejabat Pengadaan adalah personil yang diangkat oleh penggunabarang/jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasadengan nilai sampai dengan Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah).

23) Pemilihan Penyediaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk menetapkan

penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk melaksanakanpekerjaan.24) Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian yang meliputi

bahan baku, bahan setengah jadi, barang jadi/peralatan yangspesifikasinya ditetapkan oleh pengguna barang/jasa.

25) Kontrak adalah perikatan antara pengguna barang/jasa dengan penyediabarang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

26) Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakandan diawasi sendiri oleh pelaksana swakelola dengan menggunakantenaga sendiri dan/atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupun tenagaupah borongan.

27) Pelelangan Umum adalah pemilihan penyedia barang/jasa yangdilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melaluimedia massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umumsehingga masyarakat luas dunia usaha yang berniat dan memenuhikualifikasi dapat mengikutinya.

28) Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan penyedia jasa nonkonstruksi untuk pekerjaan yang kompleks dan diyakini jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut jumlahnya terbatas.

5

Page 6: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 6/20

 

29) Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan penyedia barang dan jasayang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga)penawaran dari penyedia barang dan jasa yang telah memenuhi syaratprakualifikasi.

30) Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan penyedia barang dan  jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1(satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik

teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secarateknis dapat dipertanggungjawabkan.

31) Detail Engineering Design selanjutnya disingkat DED adalah tata carapelaksanaan item pekerjaan dalam suatu kegiatan fisik konstruksidengan tujuan untuk pedoman tata cara pelaksanaan pekerjaan.

32) Kerangka Acuan Kerja selanjutnya disingkat KAK adalah tata carapelaksanaan item pekerjaan dalam suatu kegiatan fisik dan non fisik.

Nomor 33) ..........33) Pra Hand Over selanjutnya disingkat PHO adalah serah terima pekerjaan

fisik maupun non fisik yang dilaksanakan untuk pertama kali.34) Final Hand Over selanjutnya disingkat FHO adalah serah terima

pekerjaan fisik maupun non fisik yang dilaksanakan kedua kali atauterakhir kali.

35) Pengendalian Administrasi Pelaksanaan Program/Kegiatan adalahpengendalian terhadap proses dan prosedur tertib administrasipelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

36) Monitoring adalah mengamati, mengawasi keadaan dan pelaksanaanditingkat lapangan yang secara terus menerus atau berkala disetiaptingkatan atas program/kegiatan sesuai dengan rencana yang telahditetapkan.

Bagian KeduaMaksud dan Tujuan

Pasal 2

1) Pedoman Operasional Pelaksanaan Program/Kegiatan APBD Tahun 2010ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan DPA SKPD di

lingkungan Pemerintah Daerah.2) Pedoman Operasional pelaksanaan program/kegiatan bertujuan agarpelaksanaan DPA SKPD dapat dilakukan secara efisien, efektif,transparan, tepat waktu dan mutu, akuntabel serta tertib administrasi,tepat sasaran.

Bagian KetigaRuang Lingkup

Pasal 3

Ruang lingkup pedoman pelaksanaan program/kegiatan APBD Tahun 2010meliputi :a. Proses pelaksanaan program/kegiatan mulai dari penyusunan Petunjuk

Operasional (PO), KAK, Persiapan Tender/Pemilihan Langsung(PML)/Penunjukan Langsung (PL).

b. Proses pengendalian mulai dari evaluasi pekerjaan fisik/non fisik,monitoring dan pelaporan sampai PHO, FHO.

6

Page 7: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 7/20

 

BAB IIPELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN APBD

Bagian Kesatu

Pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna AnggaranDan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Pasal 4

(1) Pejabat PA adalah Kepala SKPD, dan untuk Sekretariat Daerah adalahSekretaris Daerah.

(2) Pejabat Pengguna Anggaran dapat melimpahkan sebagiankewenangannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran dalam

melaksanakan tugas dan fungsi SKPD.

Nomor (3) ..........(3) Penetapan Pejabat KPA pada SKPD adalah :

a. Badan adalah Kepala Bidang atau Sekretaris.b. Dinas adalah Kasubdin atau Kepala Tata Usaha.c. Kantor adalah Kepala Bagian atau Kepala Tata Usaha.d. Rumah Sakit Tipe C adalah Kepala Tata Usaha.e. Sekretariat Dewan adalah Kepala Bagian.f. UPTD adalah Kepala UPTD.

g. Sekretariat Daerah adalah Kepala Biro(4) KPA dapat ditunjuk lebih dari 1 (satu) orang sesuai dengan kebutuhan.(5) Penetapan PA/KPA ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 5

(1) Pejabat PA/KPA dalam melaksanakan program/kegiatan menunjukPejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

(2) PPTK ditunjuk berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, jumlahanggaran kegiatan, beban kerja/rentang kendali dan pertimbangan

obyektif lainnya, sebagai berikut :a. Badan adalah Kepala Seksi.b. Dinas adalah Kepala Seksi.c. Kantor adalah Kepala Seksi.d. Rumah Sakit Tipe B adalah Kepala Seksi.e. Rumah Sakit Tipe C adalah Kepala Seksi.f. Sekretariat Dewan adalah Kepala Sub Bagian.g. UPTD adalah Kepala Seksi.h. Sekretariat Daerah adalah Kepala Bagian/Kepala Sub Bagian.

PPTK dapat ditunjuk lebih dari 1 (satu) orang sesuai kebutuhan.(4) PPTK ditetapkan dengan Keputusan Pejabat PA/Pejabat KPA.

Pasal 6

(1) Kepala SKPD selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barangmempunyai tugas :

a. Menyusun RKA SKPD.b. Menyusun DPA SKPD.

7

Page 8: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 8/20

 

c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas bebananggaran belanja.d. Melaksanakan Anggaran SKPD yang dipimpinnya.e. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkanpembayaran.f. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak.g. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam

batasan anggaran yang telah ditetapkan.h. Menandatangani SPM.i. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggungjawab SKPDyang dipimpinnya. j. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjaditanggungjawab SKPD yang dipimpinnya.k. Menyusun dan Menyampaikan laporan keuangan SKPD yangdipimpinnya.l. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinya.m. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna baranglainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Kepala Daerah; dann. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada KepalaDaerah melalui Sekretaris Daerah.

Nomor (2) ..........(2) Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna barang dalam melaksanakan

tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dapatmelimpahkan sebahagian kewenangannya kepada KPA berdasarkanpertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uangyang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi atau rentang kendali danpertimbangan obyektif lainnya.

(3) Pelimpahan sebahagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) meliputi:(1)Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban

anggaran belanja.(2)Melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya.(3)Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.(4)Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam

batas anggaran yang telah ditetapkan.(5)Menandatangani SPM-LS dan SPM-TU(6)Mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya; dan

(4) Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang bertanggungjawab

atas pelaksanaan tugasnya kepada Pengguna Anggaran/PenggunaBarang.

Pasal 7

PPTK mempunyai tugas :(1) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan.(2) Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan.(3) Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan

kegiatan yang mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun

administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yangditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Pasal 8

(1) Sesuai tugas pokok dan fungsinya kepala SKPD berwenang :a. Menetapkan sasaran, rencana kegiatan, verifikasi lokasi dan jadwal pelaksanaan kegiatan.

8

Page 9: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 9/20

 

b. Menyiapkan rencana teknis dan metode pelaksanaan yang tepatagar diperoleh hasil sesuai dengan target yang telah direncanakan.c. Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencanabulanan dan mingguan.

(2) Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a,b dan cdituangkan dalam bentuk KAK dan PO pelaksanaan kegiatan danmerampungkan DED untuk item kegiatan fisik konstruksi.

Bagian KeduaPenyusunan Kerangka Acuan Kerja

Pasal 9

Penyusunan KAK sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) yaitu :(1) Kepala SKPD menyusun Kerangka Acuan Kerja yang memuat hal-hal

sebagai berikut :a. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi latarbelakang/dasar pelaksanaan, maksud dan tujuan, ruang lingkuppelaksanaan kegiatan, sumber pendanaan/pembiayaan serta jumlahtenaga yang diperlukan .

Nomor b ..........b. Waktu pelaksanaan/schedule kegiatan.c. Hasil yang diharapkan/Produk yang dihasilkan.d. Besarnya Pembiayaan.

(2) Hasil penetapan Kerangka Acuan Kerja sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disampaikan kepada Sekretaris Daerah Cq. BiroAdministrasi Pembangunan dan Kerjasama Rantau.

Bagian KetigaPenyusunan Petunjuk Operasional dan Format Petunjuk Operasional

Pasal 10

(1) Penyusunan PO program/kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal8 ayat (2) memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Data umum yang meliputi : Nama SKPD, urusan pemerintahan,program, kegiatan, lokasi kegiatan, Pengguna Anggaran/KuasaPengguna Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Bendahara, Tanggal Penerbitan DPA, Jumlah Dana, Tujuan dan Sasaran Kegiatan.b. Struktur organisasi kegiatan.c. Uraian kegiatan (sesuai dengan uraian yang tercantum dalamDPA) yang memuat uraian belanja, volume/satuan, harga satuan dan jumlah anggaran.d. Indikator dan tolak ukur kinerja kegiatan yang meliputi masukan,keluaran, hasil (sesuai dengan yang tercantum dalam DPA).e. Time schedule/waktu pelaksanaan kegiatan.

f. Instruksi Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.g. Detail Engineering Design untuk item kegiatan fisik konstruksi.(2) Format Petunjuk Operasional disusun dengan uraian pengeluaran yang

telah ditetapkan pada DPA SKPD, memuat Time Schedule, berisipetunjuk khusus dari Pejabat Pengguna Anggaran/Pejabat KuasaPengguna Anggaran sebagai acuan bagi PPTK agar tujuan dan sasarankegiatan dapat dicapai.

(3) Format Petunjuk Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibuat dalam rangkap 7 (tujuh) paling lama 3 Minggu setelah DPA Tahun

9

Page 10: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 10/20

 

Anggaran 2010 diterima oleh masing-masing SKPD dan disampaikanmasing-masing kepada :a. Inspektorat Provinsi.b. Bappeda Provinsi.c. Sekretaris Daerah Cq. Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama

Rantau.d. Pengguna Anggaran.

e. Kuasa Pengguna Anggaran.f. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.g. Bendahara.

(4) Hasil dari Petunjuk Operasional kegiatan tersebut disampaikan kepadaSekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat Cq. Biro AdministrasiPembangunan dan Kerjasama Rantau.

Bagian KeempatPengadaan Barang/Jasa

Pasal 11

(1) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan pengadaanbarang/jasa yang dibiayai APBD baik dilaksanakan secara swakelolamaupun oleh penyedia barang/jasa yang berpedoman pada KetentuanPeraturan Perundang-undangan.

Nomor (2) ..........(2) Untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa, maka masing-masing

SKPD harus membentuk panitia/pejabat pengadaan barang/jasa sebagaiberikut :a. Panitia Pengadaan adalah Tim yang diangkat oleh Pengguna

Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk melaksanakan pemilihanpenyedia barang/jasa dengan nilai di atas Rp. 50 juta.

b. Pejabat Pengadaan adalah satu orang yang diangkat oleh PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk melaksanakan pengadaanbarang/jasa dengan nilai sampai dengan Rp. 50 juta.

c. Anggota panitia pengadaan harus memahami tata cara pengadaan,substansi pekerjaan dan hukum perjanjian.

d. Anggota panitia pengadaan berasal dari PNS baik dari instansi sendirimaupun instansi teknis terkait.

(3) Panitia/Pejabat Pengadaan Barang/Jasa diharuskan memahami tata carapengadaan barang dan jasa, substansi pekerjaan/kegiatan yangbersangkutan dan minimal 1 (satu) orang sudah mempunyai sertifikasikeahlian pengadaan barang dan jasa.

(4) Panitia Pejabat Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari unsur :a) SKPD terkait sebagai anggota merangkap ketua. b) Unsur teknis berkaitan pada sifat program/kegiatan.c) Unsur lainnya.

(5) Panitia/Pejabat Pengadaan Barang/Jasa ditetapkan dengan KeputusanKepala SKPD dan tembusannya disampaikan kepada Gubernur Cq. BiroAdministrasi Pembangunan dan Kerjasama Rantau.

Pasal 12

(1) Sistim dan metode pengadaan barang dan jasa pemerintah harusmengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Metode pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah dan jasa lainnyadapat dilakukan melalui :

10

Page 11: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 11/20

 

a. Pelelangan Umum adalah pemilihan penyedia barang/jasa yangdilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melaluimedia massa dan papan pengumuman resmi untuk peneranganumum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berniat danmemenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

b. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan penyedia jasa nonkonstruksi untuk pekerjaan yang kompleks dan diyakini jumlah

penyedia jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut jumlahnya terbatas.

c. Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan penyedia barang dan jasa yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3(tiga) penawaran dari penyedia barang dan jasa yang telahmemenuhi syarat prakualifikasi.

d. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan penyedia barang dan jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1(satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baikteknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secarateknis dapat dipertanggungjawabkan.

e. Swakelola adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dandiawasi sendiri oleh pelaksana swakelola dengan menggunakantenaga sendiri dan/atau tenaga dari luar baik tenaga ahli maupuntenaga upah borongan. Tenaga ahli dari luar tidak boleh melebihi50% dari tenaga sendiri.

Paragraf 1 ..........Paragraf 1

Proses Tender

Pasal 13

Pelaksanaan proses tender sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

a. Peserta Pengadaan berkewajiban memeriksa keseluruhaninstruksi, bentuk-bentuk dokumen, syarat-syarat dan spesifikasi dalam

dokumen pemilihan.b. Panitia mengadakan acara penjelasan (aanwijzing) pada tempatdan waktu yang telah ditentukan dalam lembar Data Pengadaan (LDP)mencakup : metode pemilihan/pelelangan, metode pemasukan dokumenpenawaran satu sampul, dokumen penawaran, acara pembukaanpenawaran, metode evaluasi penawaran sistim gugur, hal-hal yangmenggugurkan penawaran, kontrak harga satuan yang digunakan, surat jaminan penawaran.c. Perubahan dokumen pemilihan dilakukan panitia sebelum batasakhir waktu pemasukan penawaran dengan menetapkanadendum/perubahan.

d. Dokumen penawaran disampaikan oleh peserta pengadaanmeliputi : surat penawaran, surat kuasa atau rekaman akta otentikpengangkatan jika surat penawaran ditandatangani oleh selainpemimpin/direktur utama, lembar usulan teknis. Daftar kuantitas danharga, surat jaminan penawaran, bukti tanda terima penyampaian SuratPajak Tahunan (SPT) dan dokumen lain yang disyaratkan.e. Peserta pengadaan berkewajiban untuk memasukkankeseluruhan asli dokumen penawaran dan keseluruhan rekaman masing-masing ke dalam 1 sampul.

11

Page 12: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 12/20

 

f. Pembukaan penawaran dihadiri oleh wakil peserta pengadaanpada tanggal batas, akhir waktu pemasukan penawaran dengan waktudan tempat yang ditetapkan dalam LDP (Lembar Data Pengadaan).g. Evaluasi Penawaran oleh panitia dapat dilakukan terhadap semuapenawaran atau hanya terhadap sekurang-kurangnya 3 penawaranterendah setelah koreksi aritmatik. Evaluasi mencakup evaluasiadministrasi, evaluasi teknis, evaluasi kewajaran harga.

h. Pemenang pengadaan diumumkan oleh panitia melalui papanpengumuman atau media elektronik/internet dan diberitahukan secaratertulis kepada para peserta pengadaan.i. Pemenang pengadaan sebagaimana dimaksud huruf hdisampaikan kepada Gubernur Cq. Biro Administrasi Pembangunan danKerjasama Rantau.

Paragraf 2Sanggahan

Pasal 14

(1) Peserta pengadaan yang keberatan terhadap penetapan pemenangdiberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertuliskepada PA/KPA/PPTK selambatnya 5 (lima) hari kerja setelahpengumuman pemenang dengan tembusan disampaikan sekurangnyakepada unit pengawasan internal.

(2) Sanggahan hanya dapat diajukan jika disertai bukti-bukti terjadinyapenyimpangan prosedur yang merugikan negara/masyarakat.

(3)   Terhadap sanggahan yang disampaikan, PA/KPA/PPTK memberikan jawaban tertulis tingkat pertama selambatnya 5 (lima) hari kerja setelahsanggahan diterima.

Paragraf 3 ..........Paragraf 3

Sanggahan Banding

Pasal 15

(1)  Jika Sanggahan ditolak, peserta pra kualifikasi yang menyanggah dapatmengajukan sanggahan banding kepada Gubernur c/q Biro AdministrasiPembangunan dan Kerjasama Rantau selambatnya 5 (lima) hari kerja sejakditerimanya jawaban sanggahan tersebut, dengan melampirkan dukungandata sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

(2) Sanggahan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas oleh Tim terkait.

(3) Hasil pembahasan Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan kepada Gubernur dalam bentuk rekomendasi.

(4) Apabila Keputusan Gubernur menyatakan sanggahan banding diterima

maka rekomendasi yang disampaikan berupa pertimbangan untuk dilakukanprakualifikasi ulang.(5) Apabila Keputusan Gubernur menyatakan penolakan maka rekomendasi

yang disampaikan sanggahan banding tidak diterima dan mengusulkankepada SKPD untuk melanjutkan proses yang sedang berjalan.

(6) Jawaban Gubernur paling lambat 15 hari kerja sejak surat sanggahanbanding diterima.

12

Page 13: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 13/20

 

Paragraf 4Kontrak dan Penandatanganan Kontrak 

Pasal 16

(1) Di dalam kontrak sekurang-kurangnya memuat ketentuan :a. Para pihak yang menandatangani kontrak yang meliputi nama,

 jabatan dan alamat.b. Pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian yang jelas

mengenai jenis dan jumlah barang/jasa yang diperjanjikan.c. Hak dan kewajiban para pihak.d. Nilai dan harga kontrak pekerjaan dan syarat-syarat pembayaran.e. Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terinci.f. Tempat dan jangka waktu penyelesaian/penyerahan disertai jadwal

waktu penyelesaian/penyerahan.g. Jaminan Teknis/hasil pekerjaan yang dilaksanakan atau ketentuan

mengenai kelalaian.h. Ketentuan cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak tidak

memenuhi kewajibannya.i. Ketentuan pemutusan kontrak sepihak.

(2) Penandatanganan kontrak pada saat perjanjian atau Surat Perintah Kerja(SPK) dilakukan dalam jangka waktu 14 hari kalender setelah SuratPenunjukan Penyedia Jasa (SPPJ) diterbitkan.

(3) Setelah penandatanganan kontrak maka penyedia jasa sudah dapatmemulai pekerjaan sampai pada waktu yang ditetapkan dalam lembardata pengadaan (LDP).

(4) Tanggal berlaku kontrak efektif pada tanggal penandatanganan SuratPerjanjian oleh para pihak atau pada tanggal yang ditetapkan kemudiansebagaimana dinyatakan dalam syarat-syarat khusus kontrak.

Nomor (5) ..........(5) SKPD Terkait menyampaikan kontrak pada Gubernur Cq. Biro

Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Rantau.

Paragraf 5

Pelaksanaan Pekerjaan, Penyelesaian Kontrak dan AmandemenKontrak 

Pasal 17

Setelah dilakukan penandatanganan kontrak, maka KPA/PPTK mempunyaikewajiban sebagai berikut :

a. Melakukan penyerahan lokasi kerja kepada penyedia jasasebelum SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) diterbitkan dengan terlebihdahulu melakukan pemeriksaan lapangan bersama penyedia barang/jasayang dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi kerja.

b. Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-halyang dapat mengakibatkan perubahan isi kontrak maka perubahantersebut harus dituangkan dalam amandemen kontrak.c. Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari lokasikerja maka PA/KPA/PPTK dapat dianggap telah menunda pelaksanaanpekerjaan tersebut dan kondisi ini dianggap sebagai peristiwakompensasi.

13

Page 14: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 14/20

 

d. PA/KPA/PPTK menerbitkan SPMK yang ditandatangani olehPA/KPA/PPTK dan penyedia jasa selambat-lambatnya 14 (empat belas) harikalender sejak tanggal penandatanganan surat perjanjian.

Pasal 18

(1) Penyedia jasa berkewajiban untuk menyerahkan program mutu padasaat rapat persiapan untuk persetujuan PA/KPA/PPTK yang memuatantara lain :

a) Informasi pengadaan jasa pemborongan.b) Organisasi proyek, PA/KPA/PPTK dan penyedia jasa.c) Jadwal pelaksanaan.d) Prosedur pelaksanaan pekerjaan.e) Prosedur perintah kerja.f) Pelaksana kerja.

(2) Penyedia jasa berkewajiban selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) harikalender sejak penerbitan SPMK untuk menyediakan mobilisasi :

a) Mendatangkan peralatan terkait yang diperlukan dalampelaksanaan pekerjaan.b) Mempersiapkan fasilitas.c) Mendatangkan personil.

Pasal 19

Amandemen kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b dapatdilaksanakan apabila :

a. Perubahan lingkup pekerjaan sebagai akibat perbedaan signifikanantara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan persyaratandalam kontrak yang meliputi : menambah atau mengurangi volumepekerjaan, menambah atau mengurangi jenis pekerjaan, mengubahspesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan, melaksanakanpekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang diperlukanuntuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.

Nomor b ..........

b. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan atau perpanjanganmasa kontrak sebagai akibat perubahan lingkup pekerjaan, keterlambatanyang disebabkan oleh PA/KPA/PPTK dan keadaan lokasi.c. Perubahan nilai kontrak sebagai akibat perubahan lingkuppekerjaan dengan ketentuan perubahan nilai kontrak hanya dapatdilakukan sampai setinggi-tingginya 10% dari nilai kontrak.d. Perubahan atas persyaratan dan ketentuan kontrak dilakukanmelalui suatu negosiasi teknis/harga yang tetap mengacu kepadaketentuan dalam kontrak hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam beritaacara dan dijadikan sebagai dasar penyusunan Amandemen Kontrak.

Pasal 20

Penyelesaian kontrak merupakan penyelesaian semua pekerjaan dilakukandengan serah terima hasil pekerjaan dengan ketentuan:

a. Pra Hand Over (PHO) adalah serah terima pekerjaan fisik maupun nonfisik yang dilaksanakan pertama kali (penyerahan awal) dan dibuat beritaacara penyerahan awal dengan ketentuan :

14

Page 15: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 15/20

 

- Setelah pekerjaan selesai 100%, penyedia jasa mengajukanpermintaan secara tertulis kepada PA/KPA/PPTK melalui pengawaspekerjaan untuk penyerahan hasil pekerjaan.

- PA/KPA/PPTK atau pihak yang ditunjuk oleh PA/KPA/PPTK melakukanpernilaian terhadap hasil pekerjaan, jika terdapat kekurangan ataucacat mutu maka penyedia jasa berkewajiban untukmemperbaiki/menyelesaikannya.

- PA/KPA/PPTK menerima hasil pekerjaan hanya jika hasil pekerjaandiselesaikan sesuai dengan ketentuan kontrak atas penerimaantersebut dibuat berita acara penyerahan awal.

b. Final Hand Over (FHO) adalah serah terima pekerjaan setelah masapemeliharaan berakhir maka dilakukan penyerahan akhir dan dibuatberita acara penyerahan akhir dengan ketentuan :

- Penyedia jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepadaPA/KPA/PPTK untuk melakukan penyerahan akhir.

- PA/KPA/PPTK menerima penyerahan akhir hanya jika semua kewajibanpenyedia jasa selama masa pemeliharaan telah dilaksanakan denganbaik. Atas penerimaan tersebut dibuat berita acara penyerahanterakhir.

- Jika selama masa pemeliharaan penyedia jasa tidak melaksanakankewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya maka PA/KPA/PPTK berhak untuk menggunakan uang rentensi untuk membiayaiperbaikan/pemeliharaan atau mencairkan surat jaminanpemeliharaan.

- Jika hasil pekerjaan berupa bangunan maka unsur konstruksibangunan ditetapkan dalam lembar data pengadaan.

c. FHO, dapat dilakukan terhadap pekerjaan yang belum selesai, atau telahdiajukan pemutusan kontrak, tapi tidak tuntas 100%.

Pasal 21

(1) Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak parapihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak tidak dapatdipenuhi. Misalnya: Bencana alam, peperangan, kerusuhan, pemogokan,kebakaran, gangguan industri.

Nomor (2) ……….(2) Memberitahukan kepada pihak lain dalam kontrak selambatnya 14(empat belas) hari setelah kejadian keadaan kahar dengan menyertakankeadaan kahar oleh instansi yang berwenang.

(3) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat keadaan kahar tidakdikenakan sanksi.

(4) Perpanjangan waktu dalam kontrak yang tertimpa keadaan kaharsekurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya kontrak akibatkeadaan kahar.

(5) Pada saat terjadinya keadaan kahar, kontrak segera dihentikansementara hingga keadaan kahar berakhir dengan ketentuan penyedia

  jasa berhak menerima pembayaran sesuai dengan prestasi ataukemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.(6) Dikecualikan dari keadaan kahar adalah hal-hal yang merugikan akibat

perbuatan atau kelalaian para pihak.(7) Apabila dana tidak tersedia pada APBD yang bersangkutan, maka dapat

diajukan pada APBD Tahun berikutnya.

Pasal 22

15

Page 16: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 16/20

 

PA/KPA/PPTK dapat memutuskan kontrak melalui pemberitahuan tertuliskepada penyedia jasa setelah terjadi hal sebagai berikut :(1) Penyedia jasa tidak memulai pelaksanaan pekerjaan tanpa persetujuan

pengawas pekerjaan.(2) Menghentikan pekerjaan selama 28 hari kalender.(3) Penyedia jasa failit dan selama masa kontrak gagal memperbaiki cacat

mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PA/KPA/PPTK.(4) Karena keadaan kahar, penyedia jasa tidak dapat melaksanakan bagian

pokok pekerjaan jasa pemborongan selama sekurang-kurangnya 60 harikalender.

(5) Denda keterlambatan terhadap penyedia jasa telah melampau nilainominal surat jaminan pelaksanaan.

BAB IIIKEADAAN DARURAT

Pasal 23

(1) Dalam keadaan darurat, pemerintah Daerah dapat melakukanpengeluaran yang belum tersedia anggarannya dengan menggunakanbelanja tidak terduga termasuk belanja untuk keperluan mendesak, yangselanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD.

(2) Dalam hal belanja tidak terduga tidak mencukupi dapat dilakukandengan cara :a. Menggunakan dana hasil penjadwalan ulang capaian target kinerja

program/kegiatan lainnya dalam tahun anggaran berjalan.b. Memanfaatkan uang kas yang tersedia.

(3) Kriteria belanja untuk keperluan mendesak mencakup :a. Program/kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya

belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan.b. Keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan

kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat.(4) Pendanaan keadaan darurat yang belum tersedia anggarannya dapat

menggunakan belanja tidak terduga.

Nomor (5) ..........(5) Pelaksanaan pengeluaran untuk mendanai kegiatan dalam keadaan

darurat terlebih dahulu ditetapkan dengan peraturan KepalaDaerah/Peraturan Gubernur.

BAB IVPERGESERAN ANGGARAN

Pasal 24

(1) Pergeseran Anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja serta pergeseran antar objek belanja dalam jenis belanjadan rincian objek belanja diinformasikan dalam DPPA-SKPD (DokumenPelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD).

(2) Pergeseran antar rincian objek belanja dalam objek belanja berkenaandapat dilakukan atas persetujuan DPKD.

16

Page 17: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 17/20

 

(3) Pergeseran antar objek belanja dalam jenis belanja berkenaan dilakukanatas persetujuan Sekretaris Daerah dalam hal ini, tertib administrasinyadikoordinasikan oleh Biro Administrasi Pembangunan dan KerjasamaRantau, yang hasilnya menjadi pertimbangan dalam rangka perubahanKUA/PPAS dan pengajuan perubahan 2010 dan KUA/PPAS ataupenyusunan Anggaran 2011 oleh TAPD

(4) Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)

dilakukan dengan cara mengubah peraturan Kepala Daerah tentangPenjabaran APBD sebagai dasar pelaksanaan, untuk selanjutnyadianggarkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang PerubahanAPBD.

(5) Pergeseran anggaran antar unit organisasi antar kegiatan dan antar jenisbelanja dapat dilakukan dengan cara merubah peraturan daerah tentangAPBD.

(6)   Tata cara pergeseran sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3)diatur dalam Peraturan Kepala Daerah/Peraturan Gubernur.

BAB VPENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI

DAN PELAPORAN

Bagian KesatuPengendalian

Pasal 25

Pengendalian  adalah serangkaian tindakan manajemen yangdimaksudkan untuk

menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakansesuai dengan rencana yang ditetapkan.

(2) Siklus Pengendalian Program/kegiatan sebagaimana tercantum padalampiran yang merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan denganPeraturan Gubernur ini.

(3) Pengendalian program/kegiatan terdiri dari :a. Pengendalian administrasi adalah pengendalian terhadap prosesdan prosedur administrasi untuk mewujudkan tertib administrasipelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.b. Pengendalian penatausahaan keuangan adalah pengendalianterhadap proses dan prosedur tertib keuangan tahunan untuk seluruh jenis belanja yang didasarkan pada prinsip efisiensi anggaran.

Nomor c ..........c. Pengendalian mutu adalah suatu cara untuk menyerahkan,mengendalikan program/kegiatan sesuai dengan standar produk,standar proses dan standar sistem yang menjamin terwujudnyakepastian mutu secara keseluruhan.

d. Pengendalian waktu merupakan upaya meningkatkan efisiensidan efektifitas program/kegiatan agar selesai tepat waktu dan tidakterjadi kenaikan harga dan perubahan benefit cost ratio.- Waktu penyelesaian.- Perpanjangan waktu.- Percepatan.e. Pengendalian sasaran dan manfaat.

17

Page 18: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 18/20

 

f. Pengendalian fisik lapangan adalah pengendalian yang dilakukandengan peninjauan ke lokasi kegiatan guna mendapatkan gambaransituasi lapangan dari pelaksanaan kegiatan.

Pasal 26

Pengendalian program/kegiatan dilakukan oleh unit kerja pengendalian padaSekretariat Daerah Cq. Biro Administrasi Pembangunan dan KerjasamaRantau bersama SKPD terkait.

Pasal 27

Pengendalian dalam lingkup unit kerja dilakukan oleh pimpinan SKPD sebagaiPengguna Anggaran yang dilakukan dalam bentuk pengendalianadministrasi, penertiban penatausahaan keuangan dan pengawasan fisiklapangan.

Bagian KeduaMonitoring dan Evaluasi

Pasal 28

Monitoring terhadap perkembangan pelaksanaan program/kegiatan dilapangan dapat dilakukan :(1) Secara terus menerus atau berkala sesuai dengan rencana :

- Mingguan.- Bulanan.- Triwulanan.

Pasal 29

(1) Gubernur melaksanakan Rapat Koordinasi pengendalian

program/kegiatan dengan instansi terkait minimal 4 kali dalam 1 tahundan melaksanakan Rapat Monitoring 2 kali sebulan yang dikoordinir olehBiro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Rantau sebagai unitpengendali.

Nomor (2) ..........(2) Unit kerja pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

melakukan rapat terbatas dalam bentuk desk untuk melakukanpengendalian/monitoring/evaluasi dalam pelaksanaan program/kegiatanSKPD baik yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah untukpercepatan pelaksanaan program/kegiatan.

(3) Unit kerja pengendalian dapat melakukan koordinasi/konsultasi ke pusat.

Pasal 30

18

Page 19: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 19/20

 

Evaluasi terhadap pelaksanaan program/kegiatan yang dilaksanakan SKPDberdasarkan pada :

a. Penilaian laporan yang disampaikan setiap bulan.b. Penilaian pelaksanaan program/kegiatan SKPD.

Bagian KetigaPelaporan

 

Pasal 31

(1) Kepala SKPD wajib melaporkan Pelaksanaan/program/kegiatan APBD2010 setiap tanggal 10 setiap bulannya kepada unit kerja pengendalian,Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Rantau walaupunprogram/kegiatan belum dilaksanakan.

(1) Gubernur Cq. Biro Administrasi Pembangunan dan Kerjasama Rantaumenghimpun laporan yang disampaikan SKPD/unit kerja menjadi laporan Triwulan yang nantinya akan dilaporkan ke Departemen Dalam Negeri,Departemen Keuangan dan DPRD.

(2) Kepala SKPD/Unit Kerja wajib menyampaikan laporan realisasi fisik dankeuangan kepada unit kerja pengendalian sebelum tanggal 10 setiapbulan, disertai dengan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaankegiatan, dan solusinya dirumuskan dalam rapat monitoring.

(3) Gubernur memberikan teguran kepada SKPD/unit kerja yang tidak atauterlambat mengirimkan laporan bulanannya.

(4) Format laporan dimaksud sesuai dengan format 5 sebagaimana yangtercantum dalam lampiran V Peraturan Gubernur ini.

BAB VIPENUTUP

Pasal 32

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini sepanjang mengenai

teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

Pasal 33 ..........Pasal 33

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku sejak 1 Januari 2010 diundangkan. Agarsetiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan PeraturanGubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi SumateraBarat.

Ditetapkan di : Padangpada tanggal : 17 Maret 2010

19

Page 20: Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010

5/12/2018 Pergub Petunjuk Operasional Apbd 2010 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pergub-petunjuk-operasional-apbd-2010 20/20

 

GUBERNUR SUMATERA BARAT

dto

MARLIS RAHMAN

Diundangkan di PadangPada Tanggal 17 Maret 2010

SEKRETARIS DAERAH

dto

H. FIRDAUS . K. SE, M.Si

Pembina Utama MudaNIP. 19530309 197603 1 005

20