kerangka acuan kegiatan ( k a k...

23
KERANGKA ACUAN KEGIATAN ( K A K ) BIAYA OPERASIONAL PELATIHAN APBD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2018 PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BALAI LATIHAN KERJA PERTANIAN DAN TRANSMIGRASI Jalan Raya Klampok Banjarnegara Nomor 48 KM. 29 Telepon (0286) 479005. 479006 Faximili 479006 BANJARNEGARA 53474

Upload: vandiep

Post on 10-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

( K A K )

BIAYA OPERASIONAL PELATIHAN

APBD PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2018

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BALAI LATIHAN KERJA PERTANIAN DAN TRANSMIGRASI

Jalan Raya Klampok Banjarnegara Nomor 48 KM. 29 Telepon (0286) 479005. 479006 Faximili 479006 BANJARNEGARA 53474

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

( K A K )

PELATIHAN BIDANG

PERTANIAN DAN UKM

TAHUN 2018

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

PELATIHAN DI BIDANG PERTANIAN DAN UKM

SKPD : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jawa

Tengah.

UNIT KERJA : BLK Pertanian dan Transmigrasi Prov. Jateng di Klam-

pok, Banjarnegara.

PROGRAM : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

SASARAN PROGRAM : Meningkatnya kompetensi, daya saing dan produktivitas

tenaga kerja

KEGIATAN : Pelatihan di Bidang Pertanian dan UKM

I. LATAR BELAKANG

a. Dasar Hukum

- UU No 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan.

- Peraturan Pemerintah Nomnor 71 tahun 1991 tentang Pelatihan Kerja

- Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 86 tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Disnakertanduk Provinsi

Jawa Tengah.

b. Gambaran Umum

Sesuai dengan tupoksinya, BLK Pertanian Klampok merupakan UPTD Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang bertugas memberikan layanan pelatihan kerja

di bidang pertanian kepada masyarakat untuk membekali dan meningkatkan

kompetensi kerja masyarakat dan warga calon transmigran.

Jenis pelatihan yang diselenggarakan terkelompok dalam 7 kejuruan dan 1

bidang yaitu : Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Mekanisasi Pertanian,

Pengolahan Hasil Pertanian, Keramik dan bidang ketransmigrasian.

Pada tahun 2015, BLK Pertanian Klampok melatih 703 orang peserta pelatihan

dalam 47 paket pelatihan. Dan pada tahun 2016 ini, BLK Pertanian Klampok

mendapatkan anggaran dari APBD dan APBN untuk melaksanakan 82 paket

pelatihan. Sedangkan pada tahun 2017 akan melatih sebanyak 44 paket yang

tersedia dari anggaran APBN dan APBD Provinsi Jawa Tengah termasuk Pelatihan

Bidang Ketransmigrasian.

Berdasarkan data-data yang ada, kondisi BLKP dan Transmigrasi Provinsi Jawa

Tengah di Klampok Klampok dilihat dari 4 aspek yang dianalisis adalah sebagai

berikut:

1) Aspek Akses

Pada tahun 2015, jumlah masyarakat yang mendaftar adalah 864 orang

dengan 56,11% laki-laki dan 43,89% perempuan. Senangkan pada tahun 2016,

jumlah masyarakat yang mendaftar adalah 671 orang dengan 65,28 % laki-laki

dan 31,74 % perempuan.

Hal ini menunjukkan bahwa jumlah masyarakat perempuan yang mengakses

layanan pelatihan lebih sedikit dari jumlah laki-laki yang mengakses layanan

pelatihan.

2) Aspek Partisipasi

Dari calon peserta yang mendaftar, yang berhasil dilayani (ditindaklanjuti

dengan pelatihan) adalah sebanyak 100 % dari pendaftar kelompok dan 0,00%

dari pendaftar individu.

Pada 2015, perbandingan prosentase peserta laki-laki dan perempuan

adalah 56,11% : 43,89%. Pada Pebruari 2016, perbandingan prosentasenya

menjadi 61,67% : 23,33%.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang

belum dapat mengakses layanan pelatihan dari BLKP dan perbandingan

prosentase peserta laki-laki dan perempuan mulai ada perubahan menuju

keseimbangan dari tahun ke tahun. Namun demikian, partisipasi peserta

perempuan masih di bawah partisipasi peserta laki-laki.

3) Aspek Kontrol

Dari kuisioner terhadap 16 orang peserta pelatihan, diketahui bahwa peserta

baik laki-laki maupun perempuan tidak memiliki kewenangan untuk memilih jenis

pelatihan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

4) Aspek Manfaat

Dari hasil monitoring pasca pelatihan tahun 2011 diketahui bahwa

prosentase lulusan yang telah bekerja adalah 78,99% laki-laki dan 90,91%

perempuan dari lulusan laki-laki dan lulusan perempuan yang diambil datanya.

Pada tahun 2012, dari 74 orang lulusan yang termonitor, 33,8% (yang

terdiri dari 21 laki-laki dan 4 perempuan) telah bekerja mandiri, dan 18,9%

(yang terdiri dari 12 laki-laki dan 2 perempuan) bekerja sebagai PNS dan swasta.

Data tersebut menunjukkan bahwa proses monitoring belum berjalan efektif

dan hasilnya menunjukkan bahwa prosentase lulusan perempuan yang bekerja

masih sangat sedikit.

Dari analisis situasi di atas, beberapa faktor yang ditengerai menjadi penyebab

kesenjangan gender adalah sebagai berikut:

1) Program Pelatihan

- Jenis pelatihan di BLK banyak secara umum diminati oleh laki-laki. Belum

banyak program pelatihan yang dapat menjaring minat perempuan untuk

mengikuti pelatihan, kecuali bidang Pengolahan Hasil Pertanian.

- Jumlah jenis pelatihan yang ditawarkan terlalu banyak sehingga pendaftar

yang masuk terdistribusi ke banyak jenis pelatihan. Ini membuat jumlah

pendaftar pada setiap jenis pelatihan terkadang tidak memenuhi kuota.

- Penentuan jenis pelatihan berdasarkan minat pemohon, dan kurang

mempertimbangkan aspek peluang usaha dan potensi sumber daya yang

dimiliki individu.

Sehingga untuk diterapkan terkadang tidak sesuai dengan peluang pasar dan

peserta tidak dapat memulai usaha karena tidak memiliki sumber daya yang

dibutuhkan.

- Durasi pelatihan per hari yang relatif panjang (8 jam pelatihan per hari)

terkadang menyebabkan calon peserta sulit untuk meninggalkan kegiatannya

yang lain, misalnya kegiatan di rumah. Hal ini terjadi misalnya pada ibu-ibu

rumah tangga yang masih memiliki tanggung jawab di rumah.

2) Mekanisme Identifikasi, Pemasaran dan Rekruitmen

- Mekanisme identifikasi, pemasaran program pelatihan, dan rekruitmen

peserta oleh BLK Pertanian dan Transmigrasi Prov. Jateng di Klampok banyak

dilakukan melalui kerja sama dengan Kantor Kecamatan atau Desa, dengan

meminta bantuan perangkat kecamatan atau desa untuk menyosialisasikan

program pelatihan, dan rekruitmen peserta pelatihan ke masyarakat di

wilayah terkait tanpa disertai kontrol yang cukup dari BLK Pertanian dan

Transmigrasi Prov. Jateng di Klampok. Kurangnya pengawasan ini membuat

informasi program pelatihan tidak tersampaikan secara efektif ke seluruh

masyarakat dan rekruitmen kurang tepat sasaran.

- Selain itu, proses identifikasi, pemasaran, dan rekruitmen yang dilakukan

BLKP Klampok baru ditindaklanjuti dengan pelatihan pada tahun berikutnya

membuat hasil pendataan calon peserta tidak valid, sehingga saat pelatihan

akan dilaksanakan banyak calon peserta yang terdaftar pada tahun lalu sudah

tidak dapat direkruit untuk mengikuti pelatihan.

3) Lingkup sasaran/pemasaran

- Banyak permohonan pelatihan diajukan melalui/oleh satu desa atau kelompok

tani dengan jumlah calon peserta yang diajukan hanya sejumlah kebutuhan

peserta untuk satu paket pelatihan (16 orang) sehingga seleksi tidak berjalan

efektif untuk mendapatkan peserta yang benar-benar berminat dan

memenuhi persyaratan.

4) Minat peserta

- Peserta yang kurang berminat mengikuti pelatihan, namun direkruit untuk

mengikut pelatihan, pada akhirnya sulit untuk mengembangkan ketrampilan

yang diperoleh.

5) Peran Perempuan dalam Rumah Tangga

- Perempuan yang telah menikah dan berkeluarga, biasanya memiliki peran

cukup besar di rumah tangga. Ini membuat mereka harus membagi waktu

antara tanggung jawab di rumah tangga dengan mengikuti program

pelatihan. Jika dirasa berat untuk meninggalkan peran di rumah tangga,

mereka enggan untuk mengikuti pelatihan.

- Tanggung jawab di rumah tangga juga membuat mobilitas perempuan tidak

sebebas laki-laki.

6) Pendampingan pasca pelatihan yang kurang tuntas

- Setelah selesai pelatihan, bagi lulusan diberikan pendampingan untuk

memulai usaha, tetapi pelaksanaannya tidak tuntas , sehingga sering

kesulitan untuk memulai usaha jika menemui kesulitan akan mudah

menyerah.

7) Belum adanya kelompok usaha

- Bagi beberapa kelompok masyarakat, misalnya perempuan, memulai usaha

sendiri dirasa lebih berat dibandingkan memulai usaha bersama kelompok.

Tidak adanya kelompok membuat keberhasilan lulusan dalam

bekerja/berwirausaha menjadi lebih kecil.

II. KEGIATAN

Kegiatan : Pelatihan di Bidang Pertanian dan UKM

a. Uraian Kegiatan :

Rincian Kegiatan / Aktivitas ( Sub kegiatan ) :

a) Identifikasi Kebutuhan Pelatihan

b) Penyusunan Program Pelatihan Unggulan

c) Pemasaran Program dan Rekruitmen Peserta Pelatihan

d) Pelaksanaan Pelatihan

e) Pendampingan dan Monitoring Lulusan Pelatihan.

b.Indikator Kinerja

Indikator Kegiatan :

a) Jenis pelatihan yang dibutuhkan dan akan dilaksanakan di suatu daerah sasaran

b) Program Pelatihan Unggulan akan dilaksanakan di daerah yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat sasaran

c) Jumlah masyarakat yang mengetahui program pelatihan dan jumlah peserta

yang mendaftar program pelatihan.

d) Jumlah peserta yang telah kompeten

e) Jumlah wirausaha atau kelompok usaha dari lulusan pelatihan

c.Batasan Kegiatan

a) Maksud dan Tujuan

Tujuan dari kegiatan pelatihan di bidang pertanian dan UKM tahun 2016 ini

adalah untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja pertanian

dan UKM di daerah sasaran dengan mempertimbangkan kesetaraan gender

sehingga seluruh kelompok masyarakat memperoleh kesempatan yang sama

untuk meningkatkan dirinya di bidang pertanian.

b) Cara pelaksanaan kegiatan

Pelatihan dilaksanakan dengan sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi. Kegiatan

dimulai dari identifikasi kebutuhan pelatihan di suatu daerah sesuai dengan

minat, kebutuhan masyarakat, potensi daerah dan peluang kerja atau peluang

usaha yang ada di daerah. Hasil dari identifikasi pelatihan adalah jenis pelatihan

yang ditetapkan untuk diberikan kepada masyarakat.

Kemudian setelah diperoleh jenis pelatihan yang dibutuhkan masyarakat,

program pelatihan tersebut disusun beserta dengan perangkat latihan seperti

modul atau diktat.

Setelah itu, pemasaran program dilakukan di daerah sasaran untuk menyebarkan

informasi tentang pelaksanaan pelatihan dan cara pendaftaran. Diharapkan

masyarakat mengetahui tentang kegiatan pelatihan tersebut dan mendaftarkan

diri dan diseleksi untuk dipilih peserta pelatihan.

Pelatihan dilaksanakan di BLK Pertanian dan Transmigrasi di lokasi peserta,

tergantung sifat pelatihan, ketersediaan sumber daya dan karakteristik peserta

pelatihan.

Setelah pelatihan selesai, dilakukan pendampingan dan monitoring pasca

pelatihan terhadap lulusan. Pendampingan diarahkan pada pembentukan

kelompok usaha, fasilitasi dengan pihak terkait untuk pengembangan usaha dan

konsultasi permasalahan usaha.

Waktu Pelaksanaan: Bulan Oktober 2018,

c) Tempat pelaksanaan kegiatan

Kecamatan pada kabupaten/kota yang memiliki tingkat kemiskinan dan

pengangguran tinggi (berdasarkan data PPLS dan BPS). Kabupaten yang

dimaksud adalah:

1). Kabupaten Purbalingga

2). Kabupaten Banjarnegara

3). Kabupaten Banyumas

d) Pelaksana dan penanggungjawab

Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala BLKP, dan pelaksana kegiatan adalah

Inastruktur tim pada Seksi Pelatihan dan Seksi Pemasaran yang berasal dari BLK

Pertanian dan Transmigrasi yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala BLK.

e) Jadwal

Bulan Oktober 2018.

f) Biaya sebear Rp. 429.903.000,- ( Empat ratus dua puluh sembilan juta sembilan

ratus tiga ribu rupiah ).

(terlampir dalam RKA)

Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Tahapan:

- Identifikasi Kebutuhan Pelatihan,

- Penyusunan Program Pelatihan Unggulan ,

- Pemasaran Program Pelatihan dan Rekrutmen Peserta Pelatihan

- Pelaksanaan Pelatihan

- Pendampingan dan Monitoring Lulusan Pelatihan

Waktu Pelaksanaan: Bulan Oktober 2018.

Banjarnegara, Januari 2017.

Penanggung Jawab Kegiatan

KEPALA BLK PERTANIAN DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

Ir. HUDI HARYANTO, MM Pembina Tk. I.

NIP. 19601013 198603 1 009

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

( K A K )

PELATIHAN PERTANIAN SEKTOR ROKOK

TAHUN 2018

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

PELATIHAN PERTANIAN SEKTOR ROKOK

SKPD : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa

Tengah

UNIT KERJA : BLK Pertanian dan Transmigrasi Prov.Jateng di Klampok

PROGRAM : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

SASARAN PROGRAM : Meningkatnya kompetensi, daya saing dan produktivitas

tenaga kerja

KEGIATAN : Pelatihan Pertanian Sektor Rokok

I. LATAR BELAKANG

a. Dasar Hukum

- UU No 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan.

- Peraturan Pemerintah Nomnor 71 tahun 1991 tentang Pelatihan Kerja

- Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 86 tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Disnakertanduk Provinsi Jawa Tengah

b. Gambaran Umum

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di Jawa Tengah. Dengan

kontribusi 20,1% pada GDP (BPS, 2013) dan serapan tenaga kerja hingga 4,24 juta

jiwa, sektor pertanian patut mendapat perhatian dalam pengembangan ekonomi dan

sumber daya tenaga kerjanya.

Salah satu komoditas pertanian unggulan yang terus menjadi primadona petani

di beberapa daerah di Jawa Tengah adalah tembakau. Beberapa kabupaten di Jawa

Tengah merupakan penghasil tembakau terbaik di Indonesia bahkan dunia.

Keuntungan dari usaha tembakau membuat komoditas ini diminati oleh banyak

masyarakat dan menyerap banyak sekali tenaga kerja, mulai dari pengadaan bibit,

budidaya, pengolahan hingga perdagangannya.

Namun dinamika industri rokok dan tembakau yang menuai banyak kontroversi

perlu disikapi dengan bijaksana. Kebijakan yang dibuat terkait dengan produk

tembakau dan peredarannya perlu diiringi dengan langkah-langkah dan pendekatan

khusus kepada para stakeholder yang terlibat di dalamnya, terutama buruh dan

petani.

Balai Latihan Kerja (BLK) Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah

melalui tugas pokok dan fungsinya ingin berkontribusi dalam mengembangkan sumber

daya manusia tenaga kerja yang terlibat di komoditas tembakau. Petani dan buruh

yang selama ini bekerja di usaha komoditas tembakau memerlukan pembinaan,

pembekalan, dan peningkatan kompetensi di bidang-bidang pertanian selain

tembakau. Pelatihan diarahkan pada pembinaan dan pembekalan peserta dengan

kompetensi-kompetensi usaha budidaya tanaman-tanaman unggulan yang memiliki

prospek menarik serta cocok diusahakan di daerah asal peserta. Diharapkan dengan

pembinaan dan pembekalan semacam ini, petani dan buruh tidak lagi tergantung

dengan komoditas tembakau.

III. KEGIATAN

Kegiatan : Pelatihan Pertanian Sektor Rokok

a. Uraian Kegiatan :

Rincian Kegiatan / Aktivitas (Sub kegiatan):

1. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan,

2. Penyusunan Program Pelatihan Unggulan ,

3. Pemasaran Program dan Rekruitmen Peserta Pelatihan,

4. Pelaksanaan Pelatihan,

5. Pendampingan dan Monitoring Lulusan Pelatihan.

b.Indikator Kinerja

Indikator Kegiatan :

1. Jenis pelatihan yang dibutuhkan dan akan dilaksanakan di suatu daerah sasaran

2. Program Pelatihan Pertanian sektor rokok yang akan dilaksanakan di daerah

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sasaran

3. Jumlah masyarakat yang mengetahui program pelatihan dan jumlah peserta

yang mendaftar program pelatihan.

4. Jumlah peserta yang telah kompeten

5. Jumlah wirausaha atau kelompok usaha dari lulusan pelatihan

c.Batasan Kegiatan

1. Maksud dan Tujuan

Tujuan dari kegiatan pelatihan di bidang pertanian sektor rokok tahun 2018, ini

adalah untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja pertanian di

daerah sasaran dengan mempertimbangkan kesejahteraan daerah sehingga

seluruh kelompok masyarakat memperoleh kesempatan yang sama untuk

meningkatkan dirinya di bidang pertanian.

2. Cara pelaksanaan kegiatan

Pelatihan dilaksanakan dengan sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi. Kegiatan

dimulai dari identifikasi kebutuhan pelatihan di suatu daerah sesuai dengan

minat, kebutuhan masyarakat, potensi daerah dan peluang kerja atau peluang

usaha yang ada di daerah. Hasil dari identifikasi pelatihan adalah jenis pelatihan

yang ditetapkan untuk diberikan kepada masyarakat.

Kemudian setelah diperoleh jenis pelatihan yang dibutuhkan masyarakat,

program pelatihan tersebut disusun beserta dengan perangkat latihan seperti

modul atau diktat.

Setelah itu, pemasaran program dilakukan di daerah sasaran untuk menyebarkan

informasi tentang pelaksanaan pelatihan dan cara pendaftaran. Diharapkan

masyarakat mengetahui tentang kegiatan pelatihan tersebut dan mendaftarkan

diri dan diseleksi untuk dipilih peserta pelatihan.

Pelatihan dilaksanakan di BLK Pertanian dan Transmigrasi dan di lokasi peserta,

tergantung sifat pelatihan, ketersediaan sumber daya dan karakteristik peserta

pelatihan.

Setelah pelatihan selesai, dilakukan pendampingan dan monitoring pasca

pelatihan terhadap lulusan. Pendampingan diarahkan pada pembentukan

kelompok usaha, fasilitasi dengan pihak terkait untuk pengembangan usaha dan

konsultasi permasalahan usaha.

Waktu Pelaksanaan: Dari bulan Maret s/d September 2018.

3. Tempat pelaksanaan kegiatan

Kecamatan pada kabupaten/kota yang memiliki tingkat kemiskinan dan

pengangguran tinggi (berdasarkan data PPLS dan BPS). Kabupaten yang

dimaksud adalah:

1). Kabupaten Wonosobo

2). Kabupaten Temanggung

3). Kabupaten Kebumen

4). Kabupaten Purworejo

4. Pelaksana dan penanggungjawab

Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala BLKP dan Transmigrasi, dan

pelaksana kegiatan adalah Instruktur dan tim Seksi Pelatihan dan Seksi

Pemasaran yang berasal dari BLK Pertanian dan Transmigrasi yang ditunjuk

berdasarkan SK Kepala BLK Pertanian dan Transmigrasi, Prov. Jateng di

Klampok.

5. Jadwal

Maret s/d September 2018.

6. Biaya sebear Rp. 1.650.000.000,- ( Satu milyar enam ratus lima puluh juta

rupiah )

(terlampir dalam RKA)

Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Tahapan:

- Identifikasi Kebutuhan Pelatihan

- Penyusunan Program Pelatihan Pertanian Sektor Rokok

- Pemasaran Program Pelatihan dan Rekrutmen Peserta Pelatihan

- Pelaksanaan Pelatihan

- Pendampingan dan Monitoring Lulusan Pelatihan

Waktu Pelaksanaan: Maret s/d September 2018.

Banjarnegara, Januari 2017.

Penanggung Jawab Kegiatan

KEPALA BLK PERTANIAN DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

Ir. HUDI HARYANTO,MM Pembina Tk. I

NIP. 19601113 198603 1 009

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

( K A K )

PENINGKATAN PERAN DAN FUNGSI BLKP DAN TRANSMIGRASI MELALUI ISO 9001 ; 2015

TAHUN 2018

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

PENINGKATAN PERAN DAN FUNGSI BLKP DAN TRANSMIGRASI

PROVINSI JAWA TENGAH DI KLAMPOK

MELALUI ISO 9001;2015

SKPD : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jateng.

UNIT KERJA : BLK Pertanian dan Transmigrasi Prov. Jateng di

Klampok

PROGRAM : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

SASARAN PROGRAM : Meningkatnya kompetensi, daya saing dan produktivitas

tenaga kerja

KEGIATAN : Peningkatan Peran dan Fungsi BLK Pertanian dan Trans-

migrasi Prov. Jateng di Klampok melalui ISO 9001-

2015.

I. LATAR BELAKANG

a. Dasar Hukum

- UU No 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 43 tahun 1999

- Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 1991 tentang Pelatihan Kerja

- Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 86 tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Disnakertrans Provinsi

Jawa Tengah.

- Keputusan Kepmenpan No. 1 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Laksana

Pelayanan Umum

- Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Umum

- Petikan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.

c. Gambaran Umum

Sesuai dengan tupoksinya, BLK Pertanian dan Transmigarsi Prov. Jateng di

Klampok merupakan UPTD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang bertugas

memberikan layanan pelatihan kerja di bidang pertanian kepada masyarakat untuk

membekali dan meningkatkan kompetensi kerja masyarakat dan pelatihan bagi

warga calon transmigran.

Jenis pelatihan yang diselenggarakan terkelompok dalam 7 kejuruan: Pertanian,

Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Mekanisasi Pertanian, Pengolahan Hasil

Pertanian, Keramik serta bidang ketransmigrasian.

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya maka perlu adanya

acuan yang mendasari seluruh kegiatan menejemen di Balai Latihan Kerja Pertanian

dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di Klampok.

Dasar kegiatan menejemen yang akan mendukung pelayanan Balai Latihan Kerja

Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa tengah di Klampok adalah menerapkan

Program ISO, yang berawal dengan Program ISO 9001 – 2008 pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, BLK Pertanian Klampok dengan Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah Provinsi Jawa Tengah melaksanakan program ISO 9001-2008 dengan

pedoman mutu yang berisi persyaratan mutu dan penerapan Sistem Manajemen

Mutu BLK Pertanian Klampok.

Pada tahun anggaran 2018 ini BLK Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa

Tengah di Klampok mengajukan anggaran dari APBD untuk tetap melaksanakan

Program Peningkatan peran dan fungsi BLKP melalui ISO 9001 – 2015.

Berdasarkan data-data yang ada, kondisi BLK Pertanian dan Transmigrasi Prov.

Jateng di Klampok dilihat dari 4 aspek yang dianalisis adalah sebagai berikut:

5) Aspek Akses

Aspek ini berkaitan dengan tanggung jawab dari Kepala Balai, Manajemen

Represntative / WMM, Kasie dan Kassubbag Tata Usaha.

6) Aspek Partisipasi

Aspek ini berkaitan dengan keterlibatan seluruh pegawai di Balai Latihan

Kerja Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di Klampok, dalam

rangka melaksanakan

Kegiatan administrasi perkantoran dengan Sistem Manejemen Mutu ISO. Untuk

Melaksanakannya telah diambil komitmen bersama.

7) Aspek Kontrol

Sebagai aspek kontrol maka penjabaran, penerapan Kebijakan Pemerintah

tentang Pelayanan BLK Pertanian Prov.Jateng di Klampok didasarkan atas

Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah & Perundang-undangan sebagai berikut

:

3.1. Perda No. 6 Tahun 2008 tentang : Organisasi dan Tata Kerja Dinas Da-

Erah.

3.2. Pergub Jawa tengah No. 46 Tahun 2008, tentangb : Organisasi dan Ta-

Ta Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi

Dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah.

Disamping itu BLK Pertanian Provinsi Jawa Tengah, menetapkan,

mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan memperbaiki secara

berkesinambungan Sistem Manajemen Mutu ( ISO 9001 ; 2008 ) yang pada

Tahun 2017 mulai diterapkan Sistem Manajemen Mutu ( ISO 9001;2015 ).

8) Aspek Manfaat

Aspek Manfaat ini memberikan pedoman penjelasan tentang fokus BLK

Pertanian dan Transmigrasi terhadap Kebutuhan dan Keinginan pelanggan pada

penerapan Sistem Manajemen Mutu Balai Latihan Kerja Pertanian dan

Transmigrasi Prov. Jateng di Klampok. Aspek ini terdiri dari beberapa hal yang

menyangkut :

4.1. Tanggung Jawab :

- Kepala BLK Pertanian dan Transmigrasi :

Memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan

tujuan tercapainya kepuasan pelanggan,

- Manajemen Representative :

Mensosialisasikan persyaratan pelanggan kepada pegawai dan instruktur.

- Kasie Pemasaran, Kasie Pelatihan dan Instruktur :

a. Memberi masukan tentang kebuthan dan keinginan pelanggan kepada

Kepala BLK Pertanian dan Transmigrasi,

b. Memastikan Persyaratan pelanggan dipenuhi.

c. Memastikan semua kegiatan yang dilakukan pegawai dan instruktur

adalah untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Dari hal-hal tersebut makan harus tersedia dokumen terkait, yang berupa :

1. Prosedur Identifikasi Pelatihan

2. Prosedur Pemantapan dan Persiapan Pelatihan

3. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan

4. Prosedur Monitoring Pasca Pelatihan

IV. KEGIATAN

Kegiatan : Peningkatan Peran dan Fungsi BLK Pertanian Provinsi Jawa Te-

ngah melalui ISO 9001;2015

b. Uraian Kegiatan :

Rincian Kegiatan / Aktivitas ( Sub kegiatan ) :

f) Penyusunan Sasaran Mutu 2017

g) Koordinasi dan Konsultasi

h) Perbaikan Prosedur

i) Pembuatan Profil BLK Pertanian dan Transmigrasi

j) Audit Internal

k) Pendampingan Konsultan

l) Rapat Tinjauan Manajemen

m) Audit Eksternal ( Resertifikasi )

n) Training Manajemen dan Motivasi

b.Indikator Kinerja

Indikator Kegiatan :

f) Output : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja ( Pegawai Balai

Latihan Kerja Pertanian dan Transmigrasi Prov.Jateng di Klampok

sebanyak 44 orang, terdiri atas 42 orang PNS dan 2 orang Harlep )

g) Outcome : Terlaksananya Sertifikasi ISO 9001;2015

c.Batasan Kegiatan

g) Maksud dan Tujuan

Tujuan dari kegiatan ISO 9001;2015 adalah meningkatkan kualitas dan

produktivitas tenaga kerja atau pegawai Balai Latihan Kerja Pertanian dan

Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di Klampok.

h) Cara pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakann secara :

- Inhouse Training

Waktu Pelaksanaan: Dari bulan Juli s/d Desember 2018,

i) Tempat pelaksanaan kegiatan

Kegiatan dilaksanakan di :

- Balai Latihan Kerja Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di

Klampok

- Tempat tertentu yang dinilai menunjang kegiatan motivasi fisik dan mental

pegawai

j) Pelaksana dan penanggungjawab

Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala BLKP dan Transmigrasi , dan

pelaksana kegiatan adalah tim ISO yang berasal dari BLK Pertanian dan

Transmigrasi dan Konsultan ISO yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala BLK dan

berdasarkan Surat Perintah Kerja Kegiatan yang dimaksud.

k) Jadwal

Juli s/d Desember 2018.

l) Biaya sebear Rp. 75.000.000,- ( Tujuh puluh lima juta rupiah ).

(terlampir dalam RKA)

Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Tahapan:

- Penyusunan Rencana Kegiatan

- Penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran

- Pelaksanaan Kegiatan

- Evaluasi Kegiatan

- Pembuatan Laporan Kegiatan ISO oleh Wakil Manajemen Mutu yang disahkan

oleh Kepala BLK Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di Klampok

sebagai Top Manajemen.

Waktu Pelaksanaan: Dari bulan Januari s/d Desember 2018,

Banjarnegara, Januari 2017.

Penanggung Jawab Kegiatan

KEPALA BLK PERTANIAN DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

Ir. HUDI HARYANTO, MM Pembina Tk. I.

NIP. 19601113 198603 1 009