performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

14

Upload: vunhi

Post on 12-Jan-2017

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013
Page 2: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

F"

KUMPULAN MAKALAH SEMINAR NASIONALINOVASI PEMBELA'ARAN MUSIK

Penyunting :Drs. Tono Rachmad P.H., M.Pd.

Editor:Dr. SusiGustina, M.Si.Sandie Gunara, M.Pd.

Edit Desain Sampul:Studio BW Design

Lay Out Setter :Aay Yaftika, S.Pd.

Sumber Gambar :- http ://hdw. backgroundswallpa pers. i nfo/0005/3d-

a b str a ct_h d wa I I p a pe r_o ld I i m e - m u si c_400 I 5. j pg- http://gallerydoc. com/picture/re solution-73369-2048x1 536/

ISBN : 978-602-14936-0-1

Cetakan ferbpa :2A14

Anggota IKAPI, Jabar

Penerbit:Fakultas kndidikan Bahasa dan SeniUniversitas Pendidikan Indonesia

Bekerja,sama dengan :

Penerbit Bi ntang WarliArtikaJL Gegerkalong Hilir No. 2L7 tulturg 4O152Telp. 022-2009L24 - 08122477705

Hak Cifia CI 2014Pada Penutis dan PenerUtHak G pta dilindungi UndarErundang Dilarang memperbanyak,mengutip sebagian ataupun seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun,dengan cara apapunr tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.

Page 3: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

iv I Pendidikan Seni Musik FPBS UPI dengan Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNY

DAFTAR ISI

RAGAM FUNGSI ANGKLUNG UNTUK PEMBELA}ARAN TEMANKINTEGRATIF DI SEKOLAH DASAR

Rita Milyartini, Yudi Sukmayadi(Universitas Pendidikan Indonesia)

PENERAPAN MODEL TEACHING IN GROUP DALAM

PEMBELA]ARAN PIANO

Sandie Gunara(Universitas Pendidikan Indonesia)

PENERAPAN PARADIGMA LEARNER CENTERED DALAM

MATA PELA]ARAN KESENIAN

Susi Gustina, Trianti Nugraheni, Uus Karwati(Universitas Pendidikan Indonesia)

PEMANFAATAN COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION (CAI):ANGKLUNG DALAM PEMBEWARAN TEMATIK DI SD-

Tetty tiachmi(FKIP - Universitas Terbuka)

STRATEGI PEM BELA]ARAN VOKAL BE RBASIS N I LAI- N ILAIPENGALAMAN ESTTNS

H.T. Silaen(Universitas Negeri Yogyakarta)

MEDIA PRAKTIS DALAM PEMBELA]ARAN SENI MUSIK

Sritanto(Universitas Negeri Yogyakarta)

PEMBELAIARAN PMKTIK GITAR BERBASIS 5 M*)Herwin Yogo Wicaksosno(Universitas Negeri Yogyakarta)

1-15

16-28

79-41

42-5L

52-60

6t-72

73-84

Kata Pengantar dan Daftar lsi

Page 4: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

Pendidikan Seni Musik FPBS UPI dengan Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNY I v

PER FOR MA NCE ASSESSMENT DALAM

Hanna Sri Mudjilah(Universitas Negeri Yogyakarta)

PEMBELA]ARAN MUSIK

PEMBELAIARAN SENI MUSIK BERBASIS KARAKTER

BUDAYA BANGSA

Heni Kusumawati(Universitas Negeri Yogyakarta)

PEMANFMTAN MULTIMEDIA DAN CETAK EMBOS UNTUK BAHAN

PEMBELA'ARAN VOKAL DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUSIK

BERBASIS INKLUSI

Eka Juliana Maharani, Siti Nurokhmah, Samsi Moh Zein

PROGRAM SIARAN RADIO APRESIASI MUSIK SEBAGAI

ALTERNATIF PENGAYAAN BAHAN PEMBELA]ARAN KURIKULUM

2013 UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS

(Ifti Alvidiansari, Rubiana, Nur Al Medina)(Universitas Pendidikan Indonesia)

B5-94

9s-10s

106-114

LL5-124

Kata Pengantar dan Dafltar lsi

Page 5: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

Fendidikan Seni Musik FPBS UPI dengan Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNy I 85

PER FO R MA N CE ASSESS M ETVT DA LA M

PEMBELAJARAN MUSIK

Hanna Sri MudjilahFakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri YogyakartaI iraba [email protected]. id

Abstrak

Tuiuan dari makalah ini adalah untuk memberikan solusi dari permasalahan

evaluasi yang rnasih sering dijumpai di sekolah-sekolah, khususnya pada

pembelajaran seni music. Pembahasan difokuskan pada pemahaman pengukuran

(measuremenf), penilaian (assessmenf), dan evaluasi pada penilaian praktik

(ketompok), seperti ansambel/paduan suara.pada kesempatan ini diajukan

sebuah inovasi penilaian dalam performance assessment untuk

kelompok.Pembahasan tentang instrumen penilaian bersifat terbuka, karena

masing-masing penilai dapat mengembangkan instrumen penilaian tersebut

sesuai dengan kebutuhan di tempat masing-masing.

Kata kunci: performance assessmend pembelajaran musik, evaluasi.

A. PENDAHULUAN

Inovasi, sebuah istilah yang akhir-akhir ini marak dibincangkan dan

didiskusikan, bahkan banyak pula yang merespon dengan banyak kegiatan-

kegiatan baik dalam pelatihan maupun workshop- workshop yang

diselenggarakan baik oleh lembaga formal maupun non-formal. Inovasi tidak

saja dibicarakan pada dunia bisnis akan tetapi juga marak di dunia

pendidikan, sepefti yang kita lakukan saat ini, inovasi di dunia pendidikan

juga marak dibicarakan.

Pendidikan di Indonesia saat ini telah memberlakukan sistem

pendidikan yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(K[SP). Kurikulum tersebut rnemberikan kesempatan pada setiap satuilftpendidlkan untuk dapat mengembangkan materi, metode, sarana prasarana,

bahkan sampai pada evaluasi, sesuai dengan kemampuan yang dapat

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional "lnovasi Pembelajaran Musik" di Universitas Negeri

Yogyakarta, 11 Desember 2013

Page 6: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

86 I Pendidikan Seni Musik FPBS UPI dengan Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNY

dilakukan oleh masing-masirq ffiran pendidikan. Kurikulum tersebut hanya

memberikan batasan-batasan ffiu standar minimal yang harus dipenuhi,

yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar, sehingga pembelajaran

dapat berlangsung sebagaimana seharusnya. Namun di beberapa sekolah

telah mulai diberlakukan Kurikulum 2013 yang masih dalam tahap uji coba,

belum diberlakukan secara nasional.

Kebebasan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan

pelaksanaan kurikulum KTSP ini dapat menimbulkan berbagai macam

kemungkinan variasi, baik materi, metode, maupun evaluasi yang dilakukan

pada tiap satuan pendidikan. Di sinilah kita dapat dengan leluasa

mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran, baik pada materi, metode,

maupun evaluasi.Adanya penetapan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan membawa dampak

pada sistem penyelenggaraan pendidikan, termasuk pengembangan dan

pelaksanaan kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut berimplikasi kepada

setiap satuan pendidikan agar dapat mengembangkan (berinovasi) KTSP

dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

Permasalahan yang kemudian muncul adalah bahwa dalam

melaksanakan KTSP tersebut, termasuk di dalamnya sistem penilaian dan

evaluasinya, banyak dijumpai pendidik yang masih mengalami kesulitan

untuk menyusun tes dan mengembangkan butir soal yang valid dan reliable.

Hal ini sangat dirasakan khususnya bagi guru seni, sepefti seni musik, yang

sampai saat ini pun masih belum terdapat rambu-rambu penilaian seni yang

standar (tersta ndarisasi).

Berdasarkan beberapa informasi dan observasi yang diperoleh dari para

guru, orangtua murid, maupun siswa, masih banyak pendidik yang belum

melaksanakan penilaian (assessmenfl dengan baik terhadap anak didiknya,

terutarna pada mata pelajaran seni musik. Hal ini dapat berakibat

menurunkan tingkd moUvasi anak didik dalam belajar. Oleh sebab itu, para

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional "lnovasi Pembelajaran Musik" di Universitas Negeri

Yoryakarta, 11 Desember 2013

Page 7: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

knddilan Seni Musik FPBS UPI dengan Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNY I 87

guru dihimbau untuk dapat memberikan penilaian terhadap prestasi atau

kemampuan anak didik sesuai dengan kaidah-kaidah penilaian yang

sesungguhnya, dan dapat d i pertangg u ngjawa bka n.

Peftanyaan yang sering muncul adalah, apakah pengukuran dalam

pembelajaran seni musik itu ada?Apakah musik dapat diukur? Beberapa

peftanyaan yang lain masih sering bermunculan, karena ketidaktahuan

tentang pemahaman pengukuran, penilaian, dan evaluasi.

Para pendidik sering melupakan bahwa tugm utama selain mengajar

adalah memberikan evaluasi kepada anak didiknya. Evaluasi yang dilakukan

oleh guru haruslah mencakup ketiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor. Penilaian terhadap ranah afektif dan psikomotor masih sering

mengalami banyak hambatan. Demikian juga untuk memberikan evaluasi,

khususnya pada ranah afektif dan psikomotor, masih sering dipengaruhi oleh

subjektivitas (human erofl yang tinggi, karena belum dilakukan seperti

sebagaimana seharusnya.

Para guru sangat perlu untuk menguasai bagaimana cara mengukur

dan menilai, khususnya untuk ranah afektif dan psikomotor, sehingga

seluruh hasil evaluasi yang diberikan kepada anak didik dapat objektif dan

dapat dipertanggungjawabkan. Apabila seorang guru seni (musik) ingin

melakukan evaluasi maka pemahaman tentang pengukuran dan penilaian

perlu dikuasai dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan pemahaman

terhadap kedua istilah tersebut.

Untuk memperoleh informasi tentang prestasi belajar pesefta didik

diperlukan tahapan yang disebut dengan pengukuran (measuremen$,

penilaian (assessmentl, ataupun evaluasi. Evaluasi dilakukan setelah terlebih

dahulu rnengadakan pengukuran dan penilaian terhadap prestasi belajar

peserta diclik. Oleh karena evalua$ dilakukan untuk memperoleh hmil yang

akurat terhadap prestasi belajar peserta didik, evaluasi perlu dilakukan

dengan benar.

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional "lnovasl Pembelajaran Musik" di Universitas Negeri

Yogyakarta, 11 Desember 2G13

Page 8: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

88 I Pendidikan Seni Musik FPBS UPI dengan Jurusan Pendirikan Sendratasik FBS UNY

Kenyataan saat ini penilaian maupun evaluasi terhadap prestasi belajar

peserta didik, khususnya pada mata pelajaran seni musik, masih belum

memiliki standar yang baku. Penilaian yang dilakukan masih sering

dipengaruhi oleh subjektivitas guru sehingga seringkali diperoleh penilaian

yang sulit untuk dipertanggungjawabkan.

Untuk mendapatkan sebuah instrumen yang baik dan dapat

dipertanggungjawabkan perlu memenuhi syarat-syarat penting sehingga

instrumen tersebut dapat berfungsi sebagaimana seharusnya. Ada tiga syarat

penting yang harus dipenuhi, yaitu (1) reliabilitas, (2) validitas, dan (3)

visibilitas.

Instrumen tes yang baik akan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

Instrumen tes yang baik akan dapat memberi hasil yang sama walaupun

dilakukan oleh tester yang berbeda, ataupun di-skor oleh orang yang

berbeda, bentuk instrumen tes yang diberikan berbeda, dan orang yang

sama melakukan tes pada waktu yang berbeda, hasilnya harus tetap sama.

Terkait dengan reliabilitas, Hadi (2000) menyatakan bahwa terdapat tiga

macam pendekatan reliabilitas, yaitu: (1) pendekatan tes ulang (tes retest),

(2) pendekatan bentuk paralel (parallel-forms), (3) dan pendekatan

konsi ste nsi i nterna I ( i n terna I consistency).

Syarat yang lain dari sebuah instrumen yang baik adalah validitas.

Aftinya, instrumen tersebut harus dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur. Cureton menyatakan bahwa , " The essential question of test validity is

how well a test does the job it is employed to do" (Djaali, 2008). Menurut

Hadi (2000), ada tiga kategori validitas tes, yaitu (1) validitas isi (content

validity); dan (2) validitas konstrak (construct validity), dan (3) validitas

berdasar kriteria (criterion-related validity). Validitas isi dapat diestimasi

melalui pengujian terhadap isi tes atau dapat melalui professional judgment.

Validitas isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu face validity, dan logical ualidity

(sampling vatidity). Validitas konstrak adalah validitas yang

mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mamprl mengukur apa

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional "lnovasi Pembelajaran Musik" di Universitas Negeri

Yogyakarta, 11 Desember 2013

Page 9: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

Pendidikan Seni Musik FPBS UPI dengan Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNY I 89

yang benar-beftar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau defrnisi

konseptual yang telah ditetapkan (Djaali: 2008).

Visibilitas merupakan salah satu syarat lain dari sebuah instrumen

penelitian yang baik. Instrumen yang baik perlu ditinjau dari sisi penampilan,

apakah instrumen tersebut secara visual mudah untuk dipahami oleh subjek

penelitian. Apabila instrumen penelitian tersebut sulit dipahami oleh subjek

penelitian, maka akan terjadi kesalahan dalam memberikan respons dari apa

yang dimaksud dalam instrumen tersebut. Penampilan sebuah instrumen

penelitian haruslah menarik, sederhana (simple), dan mudah dimengerti.

Suatu lembaga pendidikan, baik formal maupun informal, dapat

dikatakan telah melakukan pekerjaannya dengan baik apabila dapat

membuktikan bahwa anak didiknya memperoleh kemampuan yang baru

sebelum mengikuti suatu pembelajaran. Hal ini ditegaskan oleh layanan yang

bergerak di bidang pengujian pendidlkan, yaitu Educational Testing Seruice,

yang menyatakan bahwa tanpa pengukuran yang reliable dari apa yang telah

dipelajari oleh siswa, hal ini sangat tidak mungkin untuk menyatakan bahwa

sekolah tersebut telah melakukan suatu pekerjaan yang baik.

B. PEMBAHASAN

Ada dua macam penilaian yang biasa dilakukan oleh seorang

guru.Penilaian individu dan penilaian kelompok. Pada kesempatan kali ini

akan ditawarkan bagaimana menyiasati penilaian kelompok, yang selama ini

masih dirasa sulit untuk dilakukan. Ada pun bentuk kelompok yang akan

dibahm pada seminar kali ini terfokus pada kelompok ansambefpaduan

sl:ara. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan dalam

bentuk kelompok permainan musik yang lain.

Seorang guru dituntut untuk dapat nrelakukan penilaian dengan *gera

dan tepat sasaran, seper,ti pada sebuah pernentasan atau unjuk kerja

{performance}. Sebuah penilaian terhadap performance (performance

assessmentl atau unjuk kerja, membutuhkan kecepatan dan ketepatan

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional "lnovasi Pembelajaran Musik" di Universitas Negeri

Yogyakarta, 11 Desember 2013

Page 10: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

r90 I Pendidikan Seni Musik FPBS UPI dengan -Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNY

penilaian dari guru. Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan sebelum

melakukan penilaian, adalah sebagai berikut:

1. Tentukan tujuan penilaian yang akan dilakukan

Guru terlebih dahulu menentukan tujuan dilakukannya penilaian. Dalam

kelompok ansambel/paduan suara, penilaian biasanya ditujukan untuk

mengetahui kemampuan peseda didik terhadap permainan alat _ndic

atau pun bernyanyi.

2. Tentukan indikator yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penilaian

Guru menentukan indikator-indikator untuk mengungkap kemampuan

bermain (ansambel), dan bernyanyi (paduan suara). Pada contoh di

bawah untuk penilaian ansambel/paduan suara, terdapat lima indikator

untuk mengungkap kemampuan dalam ansambel/paduan suara.

3. Tentukan skala pengukuran yang digunakan

Guru dapat memilih skala pengukuran yang ada. OIeh karena pada

contoh di sini melakukan penilaian terhadap kelompok ansambel yang

diikuti oleh banyak peserta didik, pemilihan skala pengukuran

menggunakan skala dikotomus, yaitu dengan dua opsi jawaban. Hal ini

dilakukan mengingat penilaian harus dilakukan secara cepat dan tepat.

4. Susun rubrik dari masing-masing indikator

Setelah menentukan skala pengukuran, kemudian menyusun rubrik

sesuai dengan skala yang dipilih.

5. Membuat tabel instrumen penilaian (contoh: ansambel)

Tabel dibuat disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan,

dengan memberikan kolom-kolom yang sesuai dengan jumlah indikator

dan skala penilaian yang digunakan.

Seorang guru cukup memberikan tanda centang pada kolom yang

sudah disediakan. Hasil skor akhir tinggal dijumlahkan, tergantung berapa

soal/tugas yang harus diselesaikan. Apabita akan diberikan bobot pada

masing-masing indikator, dapat disesuaikan dengan tujuan penilaiannya.

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional "lnovasi Pembelajaran Musik" di Universitas Negeri

Yogyakarta, 11 Desember 2013

Page 11: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

Pendidikan Seni Musik FPffi UPI dengan Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNY I 91

Sebagai contoh, di sini akan dipraktikkan langkah-langkah dalam

penilaian kelompok untuk ansambel/Paduan Suara. Sete]ah merrcnh"{an

tujuan penitaiannya, kemudian menentukan indikator untuk mengdrikemampuan bernyanyi dalam kelompok. Indikator yang ditentukan

menyangkut: notasi, teknik, power, interpretasi, dan balance.

Untuk dapat memberikan penilaian yang cepat dan tepat, dibutuhkan

sebuah instrumen yang efisien dan efektif, sehingga seorang guru dapat

memberikan penilaian dengan cepat dan tepat. Contoh berikut ini diberikan

dalam bentuk check list dua opsi jawaban. Hal ini dilakukan mengingat

panjang lagu yang akan dinilai biasanya tidak terlalu panjang, sehingga

membutuhkan kecepatan dalam menilai namun harus tepat, dan tidak boleh

ragu. Instrumen yang ditawarkan di sini berupa skor dikotomus, yaitu benar

dan salah, seperti berikut:

Tabel Penilaian

Jika masing-masing komponen terdiri dari 10 item maka untuk kelima

komponen terdiri dari 50 item, dengan skor benar=1, dan skor salah=O. Jika

seorang peserta didik dapat menjawab dengan baik seluruh item maka skor

maksimal = 5O. Akan tetapi jika guru membuat bobot untuk masing-masing

indikator maka penghitungannya harus disesuaikary sehinggn nilai maksimal

menjadi 100 (misalnya).

Contoh di atas dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

penitaian dalam pembelajaran musik sehingEa, indikator yang disusun juga

disesuaikan dengan tujuan dilakukannya penilaian. Guru bebas menentukan

sesuai dengan kebutuhan.

Makalah disampaikan pada Senrinar Nasional "lnovasi Pembelajaran Musik" di Universitas Negeri

Yogyakarta, 11 Desember 2013

NO NAMANOTASI TEKNIK POWER INTERPRETASI BATANCE

BENAR SALAH BENAR SALAH BENAR SALAH BENAR SALAH BENAR SALAH

1

z

3

4

5

Page 12: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

92 I Pendidikan Seni Musik FPBS UPI dengan Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNY

Ada skala penilaian lain, selain yang disampaikan sebelum ini, yaitu

penilaian dengan pilihan jawaban lebih dari dua, yang sering disebut dengan

skala politomus. skala politomus merupakan skala pengukuran dengan

gradasi atau pilihan lebih dari dua. Skala pengukuran ini membutuhkan

kriteria yang lebih rinci dan disusun dalam bentuk rubrik.

Penilaian dengan skala pengukuran politonrus membutuhkan kejelian

penilai dalam menentukan penilaiannya. Seorang dikatakan dapat menguasai

kemampuan teftentu yang tidak dapat dikatakan benar atau salah" Ada

kriteria yang lebih rinci lagi yang tidak sekedar menentukan benar atau

salah, tetapi jika benar, seberapa besarkah nilai kebenarannya, apakah benar

llao/o, dan benar tetapi ada kesalahan sedikit, kurang dari 100%, demikian

seterusnya.

Biasanya penilaian dengan skala ini diberikan skor 1-4, mengadopsi

dari skala Likeft dengan empat pilihan. Penilaian dengan skala Likert dengan

empat opsi jawaban, mengandung arti bahwa 4 berarti menjawab

pertanyaan dengan benar berkisar pada B0%-100o/o, secara lengkap dapat

digambarkan sebagai berikut:

,/ 4-mampu melakukan sebanyak B0o/o-100o/o dari tugas

,/ 3-mampu melakukan sebanyak 650/o - 79o/o dari tugas

,/ 2-mampu melakukan sebanyak 50% - 640/o dari tugas

,/ 1-mampunya melakukan sebanyak 0 - 49o/o dari tugas

C. PENUTUP

Evaluasi Pembelajaran Musik yang didiskusikan pada hari ini diharapkan

dapat merupakan inovasi pada sistem evaluasi pembelajaran, khususnya

untuk pembelajaran praktik musik, dalam bentuk ketompok

(ansarnbel/paduan suara). Tentunya diskusi kati ini dapat menyikapi masalah

penilaian dengan arif dan bijaksana.

Seringkali guru merasa menjadi dipersulit dengan adanya penilaian dan

evaluasi dalam setiap kegiatan pembelajarannya, khususnya di bidang

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional "lnovasi Pembelajaran Musik" di Universitas Negeri

Yogyakarta, 11 Desember 2013

Page 13: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

Pendidikan Seni Musik FPBS UFI denEan Jurusan Pendidlkan Sendratasik FBS Ut*Y I 93

praktik musik. Kenyataan selama ini, banyak guru yang dalam penilaiannya

hanya mengarrdalkan subjektivitas saja sehingga secara ilmiah dapat

di katakan belum da pat di perta ng g u ngjawab kan.

Makalah ini menawarkan sistem penilaian praktik musik ansar.nbell

paduan suara (kelompok) dengan memberikan inovasi dalam sistem

penilaian, yaitu dengan membuat sebuah instrumen penilaian yang dapat

dikernbangkan sendiri oleh guru yang bersangkutan. Diberikan kebebasan

guru untuk menyusun sendiri instrumen penilaiannya karena dapat

disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

Mari kita secara bersama-sama mendiskusikan permasalahan evaluasi

untuk kegiatan pembelajaran praktik musik dalam bentuk kelompok

sehingga, dari hasil diskusi hari ini, para guru dan calon guru dapat lebih

jelas melakukan evaluasi pembelajaran praktik musik kelompok dengan

terlebih dahulu melakukan pengukuran dan penilaian.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Bryant K, et.al. 2005. Performance Theories in Education.

Mahwah: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.

Airasian, Peter W. 2005. Classroom Assessment: Concept and Application.

Fifth Ed. New York: The McMcGraw-Hill Companies, Inc.

Anderson, LW & Krathwoohl, David R. 2010. Pembelajaran, Pengaiaran, dan

Asesmen. Yogyakarta : Pustaka Pelaiar

Bblock, Hubert M. 1989. Conceptualization and Measurement in the Social

Sciences- I'lewbury Park Sage Publications.

Brennan, Robeft L. 2000. "Performance Assessments from the Perspective of

Generalizability Theory', dalam .Applied Psychological Measurement

vol. 24: 339-353. http://apm.sageub.com/

Conner, Colin. 1991. Assessment and Testing in the Primary khool. New

York: The Falmer Press.

Ma.kalah disampaikan pada Seminar Nasional "lnovasi Pembelajaran Musik" di Universitas Negeri

Yogyakarta, 11 Desember 2013

Page 14: performance assessment dalam pembelajaran musik_2013

94 I Pendidikan Seni Musik FPBS UPI dengan Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNY

Djaali, H., & Muljono, P. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan.

lakarta: PT. Grasindo.

Gwet, Kilem. 2001. Handbook of Inter-Rater Reliability. Gaithersburg:

STATAXIS Publish Company.

Johnson, RL, Penny, JA, & Gordon, B. 20A9.Assessing Performance:

Designing, Scoring, and Validating Performance Tasks. New York:

The Guilford Press.

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.

Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Rasyid, H, Mansyur, dan Suratno. 2009. Asesmen Perkembangan Anak Usia

Dini. Yogyakafta : Multi Pressindo.

Sternberg, R.J. dan Davidson, l.E. 2005. Concetion of Giftedness. 5ed.

Cambridge: Cambridge University Press.

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional "lnovasi Pembelajaran Musik" di Universitas Negeri

Yogyakarta, 11 Desember 2O13