perencanaan saluran turun dan saluran masuk … fileuntuk penunjang industri pembuatan bata ringan,...
TRANSCRIPT
PERENCANAAN SALURAN TURUN DAN
SALURAN MASUK SERTA PEMBUATAN GRINDING CYL
DENGAN MATERIAL BESI COR KELABU
MENGGUNAKAN CETAKAN PERMANEN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Oleh :
MUHAMAD ENDY NUR ROHMAN
D 200 120 093
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
PERENCANAAN SALURAN TURUN DAN
SALURAN MASUK SERTA PEMBUATAN GRINDING CYL
DENGAN MATERIAL BESI COR KELABU
MENGGUNAKAN CETAKAN PERMANEN
Abstrak
Grinding cyl berfungsi digunakan sebagai penggiling dan bahan tambahan
dari material yang digiling itu sendiri. Pembuatan grinding cyl ini dimaksudkan
untuk penunjang industri pembuatan bata ringan, industri keramik dan indusrti
lain-lain yang membutuhkan komponen ini.Untuk mempermudah dan
mempersingkat waktu dalam produksi diindustri, maka dibuatlah cetakan permanen
yaitu cetakan yang dapat digunakan berulang-ulang sehinnga dapat meningkatkan
produksi grinding cyl ini. hasil penelitian didapat perbandingan perhitungan
penampang sistem saluran turun 50,4 mm, saluran terak 14,7 mm dan saluran
masuk 3 mm. Berdasarkan hasil bercobaan penuangan coran kedalam cetakan
permanen, didapatkan hasil permukaan coran yang kedua lebih bagus dari pada
permukaan coran yang pertama. Grafik CE Meter menunjukkan temperatur
1221.6°C saat proses tapping awal di tuang dalam cetakan di mulai pada grafik
yang terbaca CE Meter terjadi penurunan temperatur, pada temperatur liquid
1122.1°C bentuknya masih cair sampai temperatur solid 1120.0°C sehingga di
peroleh nilai CEL=4,46% ; C=4,00% ; dan SI=1,78% di mana besi mulai padat
namun masih berwarna merah hingga temperatur 1060°C dan mengeras dalam
waktu 180 detik. Hasil uji komposisi kimia dalam bentuk solid atau padat antara
lain : Fe 93,26% ; C 3,06% ; Si 1,80% dan unsure lainnya di bawah 1%. Hasil uji
struktur mikro bagian spesimen yang di uji kekerasan terlihat grafit dan sementit
dan hasil uji kekerasan spesimen pada bagian A=91,27 HRB. B=90,03 HRB.
C=96,66 HRB dan D=92,28HRB dan harga kekerasan tertinggi yaitu pada bagian C
sebesar 96,66 HRB sedangkan harga kekerasan terendah yaitu pada bagian B
sebesar 90,03 HRB. Berdasarkan data tersebut dapat di simpulkan bahwa setiap
bagian mempunyai tingkat kekerasan yang bervariasi, karena setiap titik atau
bagian yang di uji mempunyai kandungan carbon yang berbeda-beda. Semakin
tinggi kandungan carbon maka akan semakin tinggi tingkat kekerasannya serta
mempengaruhi sifat fisis besi cor kelabu.
Kata kunci :Solidifikasi, molding FCD, spectrometer, struktur mikro, kekerasan.
Abstract
Grinding cyl function is used as a grinder and additional material from the
milled material itself. Cyl grinding manufacture is intended to support light brick-
making industry, ceramic industry and other indusrti requiring ..TO components to
simplify and shorten the time to production diindustri, then made permanent mold
is a mold that can be used repeatedly to increase production grinding sehinnga this
cyl. the results obtained cross-sectional comparisons and calculations down
channel system 50.4 mm, 14.7 mm and a slag channel inlet 3 mm. Based on the
results bercobaan pouring into permanent mold castings, castings showed that the
second surface better than the first surface of the castings. Graph CE Meter shows
2
the temperature of 1221.6 ° C during tapping early in the cast in the mold at the
start on the chart that reads CE Meter decrease of temperature, the temperature of
liquid 1122.1 ° C shape is still liquid to a temperature of solid 1120.0 ° C so that
the obtained value of CEL = 4 , 46%; C = 4.00%; and SI = 1.78% where the iron
start but still solid red until the temperature of 1060 ° C and hardened within 180
seconds. Results of chemical composition in solid or solid form such as: Fe
93.26%; C 3.06%; 1.80% Si and other elements under 1%. The test results of micro
structure in the test section of the specimen visible graphite and cementite hardness
and hardness test results of the specimens in the A = 91.27 HRB. B = 90.03 HRB. C
= 96.66 HRB and D = 92,28HRB prices and the highest hardness in part C of
96.66 HRB hardness while the lowest prices are in part B of 90.03 HRB. Based on
these data we can conclude that each part has varying levels of violence, because
each point or section in the test has a carbon content of different. The higher the
carbon content the higher the level of violence as well as affecting the physical
properties of gray cast iron.
Keyword :solidification, molding FCD, spectrometer, microstructure, hardness.
1. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Grinding cyl berfungsi hampir sama dengan grinding ball, namun grinding
ball hanya berfungsi sebagai penggiling atau penghancur material sedangkan
grinding cyl digunakan sebagai penggiling dan bahan tambahan dari material
yang digiling itu sendiri.
Pembuatan grinding cyl ini dimaksudkan untuk penunjang industri
pembuatan bata ringan, industri semen, industri keramik dan indusrti lain-lain
yang membutuhkan komponen ini.
Untuk mempermudah dan mempersingkat waktu dalam produksi maka
dibuatlah cetakan permanen yaitu cetakan yang dapat digunakan berulang-
ulang sehinnga dapat meningkatkan produksi grinding cyl ini.
Besi cor adalah jenis material yang sudah lama digunakan manusia untuk
menunjang kehidupan dalam bentuk peralatan rumah tangga, permesinan, alat
transpotasi. Didalam besi cor mengandung karbon, silicon, mangan, fosfor, dan
belerang. Unsur karbon dalam besi cor berupa sementit, karbon aktif, atau
grafit. Besi cor digolongkan dalam enam macam : besi cor kelabu, besi cor
3
tingkat tinggi, besi cor kelabu paduan, besi cor ber grafit bulat, besi cor mampu
tempa dan besi cor cil (Surdia dan Chijiwa, 1989).
1.2. Tujuan
1. Mengetahui perhitungan sistem saluran cetakan permanen.
2. Mengetahui komposisi kimia grinding cyl pada saat cair dan setelah
solid.
3. Meneliti Sifat Mekanis grinding cyl (Kekerasan).
4. Meneliti Struktur Micro grinding cyl.
5. Meniliti cacat permukaan grinding cyl.
1.3. BatasanMasalah
Adapunbatasandalampenelitianini, yaitu :
1. Material yang dipakai adalah besi cor kelabu di PT. Bonjor Jaya
Klaten.
2. Mengetahui laju pendinginan dan komposisi kimia pada saat material
cair menggunakan alat CE Meter.
3. Pengujian komposisi kimia menggunakan alat spektrometer .
4. pengujian kekerasan grinding cyl menggukan kekerasan rockwell .
5. Pengujian struktur micro dititik yang sama pada saat dilakukan uji
kekerasan .
6. Mengamati grinding cyl secara visual kasat mata.
2. METODE PENELITIAN
2.1. AlatdanBahan
Alat : Tanur Induksi, Cetakan Permanen , Frame, Pyrometer laser, Ladle,
Tang penjepit, ember, Pukul besi, Sekop,Uji Komposisi
spectrometer, Uji Kekerasan Rockwell, Mikroskop optic Olympus
metallurgical tester,CE meter.
Bahan : Arang, Solar, karbon, Cairan besi siap tuang, Resin, Katalis.
4
2.2. Diagram Alir Penelitian
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
2.3. Tahapan Penelitian
a. Proses pencairan logam dilakukan di dalam tungku induksi pencairan
logam.
MULAI
Studi literatur dan menyiapkan alat
Melting besi cor dapur peleburan
Molding
Pelapisan karbon pada cetakan
Penuangan besi cor dalam cetakan
tapping CE Meter
Solidifikasi besi cor kelabu
Preparasi spesimen
Pengujian komposisi Pengujian kekerasan
Pengujian struktur mikro
Hasil dan kesimpulan
Analisa data
SELESAI
5
b. Sebelum penuangan pada cetakan, molding disiapkan untuk proses
pemanasan (preheating). Setelah itu dilakukan proses pelapisan karbon
pada cetakan dengan menggunakan karbon yang dicampur solar.
c. Melakukan proses penuangan besi cor cair ke dalam cetakan permanen.
d. Proses pelepasan produk (coran) dari cetakan.
e. Proses pendinginan udara bebas.
f. Setelah coran dingin dilakukan pemotongan dengan alat wire cut di
Politeknik ATMI Surakarta, pemilihan pemotongan dengan wire cut
bertujuan struktur kimia pada spesimen tidak berubah dan
menghasilkan potongan yang rapi. Selanjutnya potongan hasil coran
dimounting untuk proses pengujian.
g. Kemudian melakukan proses pengujian kekerasan menggunakan alat uji
kekerasan Rockwell, pengujian komposisi kimia dan pengujian struktur
mikro.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian Uji CE Meter
Gambar 2. Grafik Hasil Uji CE Meter
Pada hasil pengujian peleburan logam menggunakan CE meter
diperoleh temperatur awal saat dituang dalam cetakan 1221,60C, temperatur liquid
6
1122,10C bentuknya masih cair, temperatur solid 1120.0
0C dimana besi mulai
padat namun masih berwarna merah hingga temperatur akhir 10600C dimana besi
telah beku.
3.2. Sistem Saluran
Perbandingan luas penampang system saluran:
A stur: A ter: A sm = 1 : K : 1
Keterangan :
K : √
K :√
K : 3,1
n : jumlah saluran masuk
Ditentukan akan menggunakan 24 ingate jadi perbandingan system saluran
menjadi 3,1 : 1 : 1.
a. Saluran turun (Astu)
Astur
Penampang saluran turun
Dstu = √
= √
= 5,04 cm2
= 50,4 mm2
b. Saluran terak
Penampang saluran terak :
Astr =
m
=
. 0,03
= 0,147 cm² = 14,7 mm2
Astu4
7
c. Saluran masuk
10.Asm:
√ =
= 3,05cm
2
Asm =
= 0,30cm
2 = 3 mm
2
3.3. Hasil Coran
Hasil coran cetakan permanen pada penuangan pertama
Gambar 4.2. Hasil coran pertama.
Terdapat cacat pada Permukaan grinding cyl dikarenakan solar terbakar saat
coran dituang ke dalan cetakan sehingga menimbulkan rongga diantara
permukaan cetakan dan coran.
ht
G6.22A.n'A
p
smsm
8
Hasil coran cetakan permanen pada penuangan kedua
Gambar 4.3. Hasil coran kedua
Permukaan coran nempak lebih halus dibanding dengan gambar yang pertama
dikarenakan solar sudah hilang terbakar pada penuangan yang pertama sehingga
dalam proses penuangan berikutnya hanya tersisa lapisan carbon.
3.4. Pengujian Kekerasan
Gambar 3.Bagian yang di Uji Kekerasan (Rockwell)
BAWA
H
D
A
L
A
M C A
D
B
L
U
A
R
ATA
S
9
Tabel 4.1 Hasil pengujian kekerasan Rockwell.
No Lokasi Uji Hasil Kekerasan
(HRB)
HRB
( kgf )
1 A 91,27 100
2 B 90,03 100
3 C 96,66 100
4 D 92,28 100
Gambar 4.5.Diagram harga kekerasan
Dilihat dari hasil pengujian pada tabel di atas dapat diketahui kekerasan
yang beragam pada bagian A, B, C, dan D, didapat nilai kekerasan tertinggi berada
pada titik C sebesar 96.66 HRB dan nilai kekerasan terendah berada pada titik A
sebesar 91.27 HRB. Karena setiap titik atau bagian yang di uji mempunyai
kandungan karbon yang berbeda-beda. Semakin tinggi kandungan karbon maka
akan semakin tinggi tingkat kekerasannya serta mempengaruhi sifat fisis besi cor
kelabu.
3.5. Hasil dan pembahasan foto micro
Bagian yang diambil foto micro adala htitik dimana dilakukan uji kekerasan
Rockwell untuk melihat sifat fisis pada kekerasan tertentu.
A B C D
Diagram bagian 91,27 90,03 96,66 92,28
0
20
40
60
80
100
Ro
ckw
ell
(HR
B)
10
Foto microbagian A.
Gambar4.7.Hasil foto micro bagian A,B,C,D
Dengan Pembesaran 200x.
Dari hasil foto micro, Jika komposisi grafit lebih mendominasi maka besi
cor kelabu akan lebih lunak dan sebaliknya jika cementit lebih mendominasi maka
tingkat kekerasanya semakin meningkat. Dari bagian A,B,C,dan D yang paling
memdominasi cementit adalah pada bagian C mempunyai nilai kekerasa 96,66
HRB. Dan pada bagia B yang paling mendominasi grafitnya yang mempunyai nilai
kekerasan 90,03 HRB.
3.6. Komposisi Kimia
Dari hasil pengujian komposisi kimia spesimen besi cor kelabu diperoleh
hasil prosentase kandungan 20 unsur sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Komposisi Kimia Bagian Atas.
No KandunganUnsur
Sampel Uji
Spesimen Uji
Bagian Atas Standart Deviasi
1
2
Fe 2
C
93.26
3.06
0.0907
0.0551
A
D C
B
cementit
grafit
cementit
cementit
cementit
grafit
cementit
cementit
cementit
cementit
grafit cementit
cementit
grafit
11
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Si
Mn 1
P
S
Cr 1
Mo
Ni 1
Al
B
Co
Cu
Mg
Nb
Pb
Sn
Ti
V
W
1.80
0.437
0.113
0.051
0.096
0.000
0.061
0.009
0.0018
0.000
0.105
0.006
0.034
0.0064
0.009
0.042
0.000
0.027
0.0391
0.0052
0.0026
0.0019
0.0040
0.0000
0.0001
0.0002
0.0001
0.0000
0.0078
0.0006
0.0002
0.0004
0.0007
0.0014
0.0000
0.0002
4. PENUTUP
Kesimpulan
1. Berdasarkan perhitungan perbandingan sistem saluran didapatkan hasil
penampang saluran turun 50,4 mm, penampang saluran terak 14,7 mm
dan penampang saluran masuk 3 mm.
2. Berdasarkan data hasil pengujian yang diperoleh dari CE meter
diperoleh komposisi kimia kandungan karbon sebesar 4.00%, silicon
sebesar 1.78% dan fospor sebesar 0%. Temperatur liquid 1122.10C,
temperatur solid 1120.0 0C dimana besi mulai padat tetapi masih
berwarna mera hingga temperatur akhir 10600C dimana besi telah
beku.
12
3. Dari hasil pengujian didapat nilai kekerasan pada titik A sebesar 91,27
HRB, B sebesar 90,03 HRB, C sebesar 96,66 HRB dan D 92,28 HRB.
4. Pada pengujian komposisi kimia di dapat 20 unsur kandungan yang
berbeda dan dapat diketahui jenis besi cor kelabu FC 150 karena
terdapat kandungan C sebesar 3,06% dan Si sebesar 1.80%.
5. Dari bagian A,B,C,dan D yang paling memdominasi cementit adalah
pada bagian C mempunyai nilai kekerasa 96,66 HRB. Dan pada bagia
B yang paling mendominasi grafitnya yang mempunyai nilai kekerasan
90,03 HRB.
6. Berdasarkan hasil bercobaan penuangan coran kedalam cetakan
permanen, didapatkan hasil permukaan coran yang kedua lebih bagus
dari pada permukaan coran yang pertama.
Saran
Dalam penelitian selanjutnya, penulis mempunyai beberapa saran yang
dapat digunakan untuk proses pengembangan dan pembuatan besi cor
kelabu pada cetakan permanen untuk pengembangan tapping awal, yaitu:
1. Melakukan study literatur tentang teknik pengecoran sebagai referensi
pendukung.
2. Memperhatikan persiapan alat dan bahan guna mendapatkan waktu
yang tepat dan hasil yang baik.
3. Saat proses penelitian berjalan koordinasi dalam tim sangatlah penting
baik dalam pembuatan dokumentasi, pembuatan spesimen, dan proses
pengujian spesimen, guna mendapatkan data yang akurat.
4. Memperhatikan tingkat kekerasan pada setiap titik yang di uji, karena
penelitian ini berkosentrasi pada analisa kekerasan, begitu juga untuk
pengujian yang lainnya.
5. Melakukan pengujian lebih dari satu kali atau berulang, guna untuk
mendapatkan hasil yang lebih valid.
13
PERSANTUNAN
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
berkat dan rahmat-NYA sehingga penyusunan laporan penelitian ini dapat
terselesaikan.
Tugas Akhir berjudul “Perencanaan saluran masuk dan saluran turun
serta pembuatan grinding cyl dengan material besi cor kelabu
menggunakan cetakan permanen” dapat terselesaikan atas dukungan dari
beberapa pihak.Untuk itu pada kesempatan ini, penulis dengan segala
ketulusan dan keikhlasan hati ingin menyampaikan rasa terimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Sri Sunarjono, MT., Ph.D., Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2. Tri Widodo Besar Riyadi, ST., MSc., Ph.D., Ketua Jurusan Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Agus Yulianto, ST, MT. Dosen pembimbing yang banyak memberikan
ilmu, waktu, dorongan serta arahan dalam proses bimbingan sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhirini.
4. Supriyono, ST, MT, Ph.D. Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan, bimbingan serta motivasi selama masa kuliah.
5. Semua pihak yang telah membantu semoga Allah SWT membalas
kebaikan kita semua.
DaftarPusataka
bdan Syakura 20 “Proses Pengecoran Vakum dan Mikrostruktur Paduan”,
Skripsi S-1, Universitas Indonesia, Depok.
Akbari M, Buhl S, Leinenbach C, Spoleak R, Wagener K. Sebagian besar
komponen otomotif sangat tergantung pada fenomena pembekuan.
Amanto, Hari, dan Daryanto. 1999. Ilmu Bahan, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
14
ndre Nainggolan “Sejarah Pengecoran Logam” 2 Oktober 20
http://tugasmechanicalenginering.blogspot.com/2011/10/sejarah-
pengecoran-logam.html 02 Juni 2016./ 19:46
Arostead BH. Teknologi Mekanik Jilid 1 / Oleh : B.H Aorstead, Philip F.
Ostwald, Myron L. Begeman : Contoh Contoh Gambar Mikro.
ASM, Metals Handbook Volume 4 Forming, ASM Handbook
Committe,America1991.
De Garmo, E. Paul, 1981. Material and Processes In Manufacturing, edisi
keempat, Erlangga, Jakarta.
Dieter, G. E dan Sriati Djaprie, 1993, Metalurgi Mekanik, Jilid 1, Edisi Ketiga,
PT. Erlangga, Jakarta.
Doru M. Stefanescu The Ohio State University, Colombus, Ohio, USA2005.
Dunia Erie “Be i Cor Kelabu” July 20 0
http://mantantukanginsinyur.blogspot.co.id/2010/07/19/besi-cor-
kelabu.html 14 Juli 2016./ 17:03
Muryanto 20 “Pengaruh Quench Dan Tempering Terhadap Sifat Fisis Dan
Mekanis Baja Hadfield Hasil Pengecoran PT. Baja Kurnia”, TugasAkhir
S-1, UMS, Surakarta.
Nanda Chorul “Pengaruh Preheating” 5 Januari 2005
http://nandachoirul.blogspot.co.id/2014/10/proses-pengecoran-bagian-1-
gating-system.html 23 Juli 2016./ 19:22
Smallman, R.E. 1985. Modern Physical Metallurgy, fourth edition.
Stefane cu Doru M B Juli 2007 “Modeling Of Cast Iron Solidification” Tata
McGraw Hill, 7 West Patel Nagar, New Delhi 110 008.
Suherman.W, 1987. Pengetahuan Bahan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya.
Surdia, Tata. MS. Dan Saito, Shinroku. 1995. Pengetahuan Bahan Teknik.
Cetakan ke-3. PT. Prandnya Paramita, Jakarta.
Van Vlark, L. H. Dan Sriati Djaprie 1994, Ilmu dan Teknologi Bahan, Edisi
Kelima, PT. Erlangga, Jakarta.
Yudianto, 2009, Perancangan coran, Politeknik Manufaktur Bandung, Bandung.