perencanaan program wisata pendidikan lingkungan ... · program pendidikan lingkungan yang akan...

77
PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI PT. PUSRI PALEMBANG LENNY YUSRINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: trankhanh

Post on 03-Mar-2019

264 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN

BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI ANAK

USIA SEKOLAH DASAR DI PT. PUSRI PALEMBANG

LENNY YUSRINI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)
Page 3: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Perencanaan Program

Wisata Pendidikan Lingkungan Berdasarkan Persepsi dan Preferensi Anak Usia

Sekolah Dasar di PT. Pusri Palembang adalah benar karya saya dengan arahan

dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Lenny Yusrini

NRP E352100021

Page 4: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)
Page 5: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

RINGKASAN

LENNY YUSRINI. Perencanaan Program Wisata Pendidikan Lingkungan

Berdasarkan Persepsi dan Preferensi Anak Usia Sekolah di PT. Pusri

Palembang. Dibimbing oleh E.K.S. HARINI MUNTASIB dan DWI

HASTUTI.

Pendidikan lingkungan bertujuan merubah sikap dan perilaku seseorang

terhadap interaksinya dengan lingkungan. Agar sikap dan perilaku positif

terhadap lingkungan tertanam dan melekat pada diri seseorang, maka

pendidikan lingkungan sebaiknya diberikan sedini mungkin, antara lain

dimulai pada anak usia sekolah. Pendidikan lingkungan merupakan suatu

proses yang tidak singkat. Dengan menanamkan pendidikan lingkungan

sejak usia sekolah diharapkan kesadaran ini akan membentuk perilaku

mereka dan terbawa hingga dewasa. Hasil akhirnya diharapkan dapat

tercipta generasi yang merupakan agen perubahan (agent of change) yang

mampu menjadi motor penggerak dalam menciptakan keseimbangan dengan

alam dan lingkungan.

Dalam usaha menciptakan generasi muda yang mencintai lingkungan,

program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan

kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah) serta bersifat nyata

(concrete learning). Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perencanaan

program wisata pendidikan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan anak

usia sekolah, dengan memperhatikan aspek persepsi dan preferensi mereka.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan responden

adalah anak usia sekolah dasar yang berada di area ring I PT. Pusri. Jumlah

responden adalah 120 orang. Penentuan responden dilakukan dengan teknik

pengambilan sampel sengaja (purposive sampling). Pengumpulan data

dilakukan dengan metode angket, wawancara, observasi, dan studi literatur.

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan metode deskriptif

kualitatif. Penyusunan perencanaan program wisata dilakukan dengan

melakukan sintesis terhadap data persepsi, preferensi, dan daya tarik wisata

PT. Pusri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Pusri memiliki daya tarik sebagai

destinasi wisata pendidikan lingkungan. Baik persepsi maupun preferensi

anak dominan berada pada kategori sedang sehingga program yang disusun

berupaya untuk meningkatkannya menjadi baik. Tidak terdapat perbedaan

persepsi maupun preferensi terhadap lingkungan yang nyata antara anak

laki-laki dan perempuan, dan antara anak kelas 1-3 SD dengan kelas 4-6 SD.

Perencanaan program wisata pendidikan lingkungan di PT. Pusri disusun

dengan tema utama envi-edu tour (wisata pendidikan lingkungan) yang

meliputi kombinasi kegiatan pemutaran film pendek, ceramah di kelas,

outing class, dan permainan.

Kata kunci: pendidikan lingkungan, perencanaan, program wisata, anak

Page 6: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)
Page 7: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

SUMMARY

LENNY YUSRINI. Planning on Environmental Education Tour Programme

Based on The Perception and Preferences of School Aged Children at PT.

Pusri Palembang. Supervised by E.K.S. HARINI MUNTASIB and DWI

HASTUTI.

Environmental education is aimed to change someone’s attitude and

behavior towards one’s interaction with the environment. Since the

education is not a short term period, the education needs to start as early as

possible. By applying an early environmental education, it is hoped to create

a positive attitude and behavior towards the environment. The final outcome

is to create a generation which become agent of change that are able to be

the driving force in creating the balance of nature and environment.

The education programme needs to be created with the attention to the

needs and wants of the participants (in this case; school-aged children)

combined with a concrete learning. One of the activities that the children

love is a trip or tour. This activities can be combined with the environmental

education so that it can become a fun and effective programme.

The objective of this research is to develop a planning for an

environmental education tour programme based on the needs of the school-

aged children by paying attention to their perception and preferences

towards the environment. The research used qualitative descriptive methods.

Samples were the elementary school children located in the Ring I of PT.

Pusri. Number of samples are 120 children which were purposively chosen

using the random sampling method. Data were collected using

questionnaire, interviews, observations and desk study. Data was analyzed

using the qualitative descriptive method. The development of the tour

planning programme then was created by synthetizing the perception,

preferences, and the point of interests of PT. Pusri.

The result of this research showed that PT. Pusri is potential as the

destination of environmental education. There is no significant differences

of the perception and preferences towards the environment between the boys

and the girls, and between the grade 1-3 children and grade 4-6 children.

Both the perception and preferences of the children were dominantly at the

level of moderate so the program will be created to increase this level into

good. The planning of the environmental education tour program were

created by combining the classroom method (films and lecture), field trip,

and fun games. This research showed that a factory with its activities can be

a destination for an environmental education tour for elementary shool

children.

Keywords: environmental education, planning, tour programme, child

Page 8: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

©Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk

kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan

laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan

tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 9: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)
Page 10: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)
Page 11: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program Studi Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan

PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN

BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI ANAK

USIA SEKOLAH DASAR DI PT. PUSRI PALEMBANG

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

LENNY YUSRINI

Page 12: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Burhanuddin Masy’ud, MS

Page 13: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Judul Tesis : Perencanaan Program Wisata Pendidikan Lingkungan

Berdasarkan Persepsi dan Preferensi Anak Usia Sekolah Dasar di

PT. Pusri Palembang

Nama : Lenny Yusrini

NIM : E352100021

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Prof Dr E.K.S. Harini Muntasib, MS

Ketua

Dr Ir Dwi Hastuti, MSc

Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Manajemen Ekowisata dan

Jasa Lingkungan

Dr Ir Ricky Avenzora, MSc

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian:

30 Desember 2013

Tanggal Lulus:

Page 14: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 ini ialah

perencanaan program wisata, dengan judul Perencanaan Program Wisata

Pendidikan Lingkungan Berdasarkan Persepsi dan Preferensi Anak Usia Sekolah

Dasar di PT. Pusri Palembang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Prof Dr E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Ibu Dr Ir Dwi Hastuti, MSc

selaku pembimbing.

2. Bapak Dr Ir Ricky Avenzora, MSc selaku Ketua Program Studi MEJ.

3. Bapak Dr Ir Burhanuddin Masy’ud selaku penguji luar komisi pada ujian tesis.

4. Manajemen PT. Pusri, dalam hal ini Bagian Hubungan Masyarakat (Humas),

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), dan Yayasan Pendidikan PT. Pusri

(Yapensri).

5. Para kepala sekolah, para guru dan adik-adik di sekolah contoh yang telah

membantu pengumpulan data.

6. Keluarga tercinta, suami Haryanto, anak-anak Cinta dan Dimas, orang tua

Bapak Hatta dan Ibu Erlin, dan kakak serta adik-adik atas dukungannya yang

luar biasa, dan segala doa dan kasih sayangnya.

7. Teman-teman MEJ 2010 atas dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Lenny Yusrini

Page 15: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xii

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Kerangka Pikir 3

2 TINJAUAN PUSTAKA 5

Perencanaan Wisata 5

Pendidikan Lingkungan 7

Perkembangan Anak 16

Persepsi dan Preferensi terhadap Lingkungan 19

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 21

3 METODE 21

Rancangan Penelitian 21

Lokasi dan Waktu Penelitian 22

Populasi dan Contoh 22

Analisis Data 27

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 29

Gambaran Umum PT. Pusri dan Sekitarnya 29

Daya Tarik Wisata PT. Pusri 31

Persepsi Anak Usia SD 38

Preferensi Anak Usia SD 43

Rekomendasi Perencanaan Program Wisata Pendidikan Lingkungan 44

5 SIMPULAN DAN SARAN 56

DAFTAR PUSTAKA 56

RIWAYAT HIDUP

Page 16: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

DAFTAR TABEL

1 Kompetensi dasar siswa SD terkait lingkungan 9

2 Strategi dan metode belajar 16

3 Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget 17

4 Perkembangan anak 17

5 Durasi attention span anak usia SD 18

6 Daftar sekolah contoh 22

7 Data primer 24

8 Data sekunder 24

9 Komposisi contoh 31

10 Daya tarik wisata pendidikan lingkungan PT. Pusri 31

11 Daya tarik wisata pendidikan lingkungan PT. Pusri 33

12 Perkembangan pabrik PT. Pusri 34

13 Sebaran contoh menurut pengetahuan tentang lingkungan 39

14 Sebaran contoh menurut pengetahuan tentang PT. Pusri 40

15 Sebaran contoh menurut afeksi anak terhadap lingkungan 40

16 Sebaran contoh menurut afeksi anak terhadap PT. Pusri 41

17 Sebaran contoh menurut konasi anak terhadap lingkungan 41

18 Persepsi ideal anak tentang kawasan wisata pendidikan lingkungan 42

19 Sebaran contoh menurut tingkat persepsi anak terhadap lingkungan 42

20 Sebaran contoh menurut tingkat preferensi anak terhadap

lingkungan 43

21 Misi program wisata pendidikan lingkungan 44

22 Perencanaan pada pengelolaan dan kawasan 45

23 Zonasi di kawasan 45

24 Tujuan program menurut persepsi dan preferensi 46

25 Indikator keberhasilan program wisata pendidikan lingkungan 47

26 Program envi-edu tour untuk anak kelas 1-3 dengan daya tarik

pupuk dan danau buatan 49

27 Program envi-edu tour untuk anak kelas 4-6 dengan daya tarik

pupuk, instalasi pengolahan limbah dan Sungai Musi 50

28 Skenario I 51

29 Skenario II 54

Page 17: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pikir 4

2 Pemanfaatan lahan 30

3 Sebaran daya tarik wisata PT. Pusri 32

4 Papan interpretasi dan kondisi mini zoo 36

5 Kondisi mini zoo 36

6 Danau buatan 1 dan pulau mini 37

7 Danau buatan 2 38

8 Proses pembentukan persepsi terhadap lingkungan 39

9 Rute perjalanan skenario I 53

10 Rute perjalanan skenario II 55

Page 18: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)
Page 19: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2009 tentang Kepariwisataan). Kegiatan wisata dapat menjadi sarana untuk

menyampaikan pesan pendidikan lingkungan yang bertujuan untuk merubah

aspek kognitif, pengetahuan partisipatif, ketrampilan dan perilaku pembelajar

(Bhuiyan, Islam, Siwar, Ismail 2010). Agar sikap dan perilaku positif terhadap

lingkungan tertanam dan melekat pada diri seseorang, maka pendidikan

lingkungan sebaiknya diberikan sedini mungkin, antara lain dimulai pada anak

usia sekolah dasar (SD). Dengan menanamkan pendidikan lingkungan sejak usia

SD diharapkan kesadaran ini akan membentuk perilaku mereka dan terbawa

hingga dewasa. Hasil akhirnya diharapkan dapat tercipta generasi yang

merupakan agen perubahan (agent of change) yang mampu menjadi motor

penggerak dalam menciptakan keseimbangan dengan alam dan lingkungan.

Minimnya kawasan yang dapat menjadi destinasi wisata pendidikan

lingkungan menjadi salah satu kendala bagi sekolah dalam menerapkan

pembelajaran praktek tentang pendidikan lingkungan. Kawasan yang dapat

menjadi destinasi sebagian besar adalah kawasan yang dikelola secara mandiri

(swasta) dengan mengenakan biaya masuk yang cukup tinggi sehingga menjadi

beban bagi sekolah-sekolah. Hal ini berimbas kepada kurangnya pembelajaran

secara langsung dan interaksi anak dengan alam karena pembelajaran dilakukan

sebagian besar di dalam kelas saja. Untuk itu perlu dilakukan upaya mencari

alternatif destinasi pendidikan lingkungan yang memiliki sumber daya yang

memadai serta tidak membebani sekolah secara keuangan. Salah satu kawasan

yang dapat dijadikan destinasi adalah kawasan industri yang ruang lingkupnya

berkaitan dengan sumber daya alam. Pemilihan kawasan industri sebagai lokasi

kegiatan wisata pendidikan lingkungan salah satunya disebabkan oleh pendidikan

lingkungan tidak hanya merupakan tanggung jawab pihak sekolah atau aktivis

lingkungan. Semua elemen masyarakat memiliki tanggung jawab moral yang

sama dalam meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan ketrampilan tentang nilai-

nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang ada.

Kota Palembang dilalui oleh Sungai Musi yang merupakan sungai

terpanjang di Pulau Sumatera (750 kilometer). Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya,

hubungan antara masyarakat kota Palembang dengan keberadaan sungai ini sangat

erat, baik dari sisi sejarah, perekonomian dan budaya. Pada masa sekarang,

berbagai pusat kegiatan dibangun di sepanjang Sungai Musi, termasuk di

antaranya adalah PT. Pupuk Sriwijaya (PT. Pusri) Palembang. Pada penelitian ini,

kawasan industri yang menjadi lokasi penelitian adalah PT Pusri. PT. Pusri

merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang produksi dan

pemasaran pupuk dan merupakan salah satu industri terbesar di kota Palembang.

Selama lebih dari 50 tahun keberadaan PT. Pusri di Palembang, beberapa kegiatan

yang bersifat sosial telah dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar

Page 20: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

misalnya pemberian pelatihan bagi pedagang, pemberian paket sembako

menjelang bulan puasa, dan lain-lain. Kegiatan yang bersifat insidental antara lain

lomba foto dan menggambar kawasan PT. Pusri. Kegiatan-kegiatan ini

diselenggarakan tanpa melibatkan langsung sarana dan prasarana kawasan pabrik.

Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

pasal 74 menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di

bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan

tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sesuai dengan perundang-undangan

tersebut maka PT. Pusri memiliki tanggung jawab sosial dalam memperhatikan

aspek sosial dan lingkungan di luar perusahaan. Terkait dengan hal tersebut maka

dalam kebijakan perusahaannya PT. Pusri menempatkan berbagai isu yang

berkaitan dengan pelestarian lingkungan sebagai bagian dari laporan tahunan dan

strategi jangka panjang. Sebagai implementasinya, Code of Conduct PT. Pusri

menyebutkan upaya komitmen jangka panjang terhadap masyarakat sekitar

sehingga tatanan sosial dan ekonomi masyarakat senantiasa terlindungi dan

sedapat mungkin ditingkatkan

Dengan melaksanakan kegiatan wisata pendidikan lingkungan secara

berkelanjutan di kawasannnya menunjukkan tanggung jawab PT. Pusri terhadap

masyarakat di sekitarnya, khususnya dalam pengembangan kapasitas manusia di

bidang pendidikan dan pelestarian lingkungan jangka panjang. Selain itu, dengan

menjadi destinasi wisata pendidikan lingkungan, PT. Pusri dapat memiliki

kesempatan untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa bidang kerja

dan aktivitas PT. Pusri sebagai produsen pupuk dan bahan kimia lainnya

menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia, khususnya bidang pertanian

serta aktivitas tersebut tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat

maupun lingkungan.

Memahami siapa yang menjadi sasaran pendidikan lingkungan sebelum

membuat program sangat penting agar isi materi dapat dipahami sesuai dengan

kemampuan peserta yang menjadi sasaran. Penelitian ini berupaya memadukan

antara kegiatan wisata dan pendidikan lingkungan yang dikemas dengan

memperhatikan kebutuhan peserta dengan lokasi kegiatan merupakan kawasan

industri yang berada di sekitar lingkungan peserta. Untuk itu, penelitian terkait

dengan pendidikan lingkungan yang dapat diselenggarakan di kawasan PT. Pusri

penting dilakukan, agar PT. Pusri dapat menjadi destinasi wisata pendidikan

lingkungan yang menarik dan terjangkau bagi sekolah-sekolah, sekaligus berperan

aktif dalam membangun generasi pelestari lingkungan dan menunjukkan kepada

masyarakat bentuk nyata partisipasi PT. Pusri dalam meningkatkan pembangunan

kapasitas masyarakat.

Perumusan Masalah

Salah satu kegiatan menyenangkan yang digemari anak-anak adalah jalan-

jalan atau berwisata. Kegiatan ini dapat digabungkan dengan pendidikan

lingkungan sehingga menjadi sebuah program yang menyenangkan sekaligus

dapat mencapai sasaran. PT. Pusri sebagai ikon industri kota Palembang memiliki

hubungan sosial dan sejarah dengan masyarakat yang sangat erat. Sebagai

industri yang bergerak di bidang pupuk dan bahan kimia lainnya, aktivitas PT.

Page 21: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Pusri dengan sendirinya akan berdampak pada bidang sosial, ekonomi dan

lingkungan di masyarakat sekitar kawasan industri ini berdiri. Oleh karena itu PT.

Pusri memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan masyarakat sekitar baik

dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya sebagaimana yang dinyatakan dalam

UU 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74. Untuk itu dibutuhkan

kegiatan yang tidak hanya bersifat bantuan sosial, tetapi juga yang bersifat

berkelanjutan dan melibatkan masyarakat secara aktif. Salah satu kegiatan yang

dapat dilakukan untuk masyarakat sekitar adalah menyelenggarakan kegiatan

pendidikan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui kegiatan tersebut PT. Pusri

dapat memberikan citra positif kepada masyarakat Sumatera Selatan pada

umumnya. Kegiatan tersebut dapat menjadi salah satu upaya yang dilakukan PT.

Pusri dalam memberikan sumbangsih terhadap kesejahteraan masyarakat. PT.

Pusri juga dapat berperan dalam menciptakan generasi baru yang sadar akan

pelestarian lingkungan.

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian

yaitu bagaimanakah menyusun perencanaan program wisata pendidikan

lingkungan yang sesuai dengan persepsi dan preferensi anak usia Sekolah Dasar di

PT. Pusri Palembang. Untuk itu, perlu diteliti juga hal-hal sebagai berikut :

1. Apakah yang menjadi daya tarik PT. Pusri sebagai destinasi program wisata

pendidikan lingkungan?

2. Bagaimanakah persepsi dan preferensi anak usia SD terhadap lingkungan

lingkungan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk

menyusun perencanaan program wisata pendidikan lingkungan berdasarkan

persepsi dan preferensi anak usia Sekolah Dasar di PT. Pusri Palembang. Secara

rinci tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui daya tarik PT. Pusri sebagai destinasi program wisata pendidikan

lingkungan.

2. Mengetahui persepsi dan preferensi anak usia SD terhadap lingkungan.

3. Menyusun perencanaan program wisata pendidikan lingkungan berdasarkan

persepsi dan preferensi anak usia SD di PT. Pusri Palembang.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

inovasi program wisata pendidikan lingkungan yang spesifik lokasi dengan

mempertimbangkan potensi daya tarik yang ada dan persepsi dan preferensi anak

usia SD. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis

berupa :

1. Masukan bagi PT. Pusri sebagai salah satu komponen masyarakat yang

memperhatikan pengembangan pendidikan lingkungan dalam merancang

program wisata pendidikan lingkungan berkelanjutan.

Page 22: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

2. Masukan bagi penyelenggara kegiatan wisata pendidikan bagi anak usia SD,

baik di sekolah maupun di luar sekolah serta pihak-pihak lain yang

memerlukannya dalam merancang wisata pendidikan lingkungan.

Kerangka Pikir

Pembuatan program wisata selalu diawali dengan langkah mendasar yaitu

perencanaan. Melalui perencanaan wisata akan tergali informasi terkait dengan

aspek penyedia sarana (supply), dalam hal ini adalah PT. Pusri dan aspek

permintaan (demand), yaitu sasaran program (anak usia sekolah). Kawasan PT.

Pusri seluas 170,31 ha dapat dijadikan destinasi wisata pendidikan lingkungan.

Sebagai industri yang bergerak di bidang pupuk dan bahan kimia, akan digali

potensi lain yang dimiliki sehingga penyelenggaraan program wisata dapat

bervariasi.

Pendidikan lingkungan merupakan disiplin ilmu yang berkontribusi

terhadap keberlanjutan lingkungan melalui beragam kegiatan praktis, mulai dari

pemberian informasi hingga pembangunan kapasitas. Fokus dari pendidikan

lingkungan adalah mengidentifikasi perilaku yang menyebabkan ancaman

terhadap kondisi lingkungan dan untuk kemudian melihat apakah pendidikan saja

sudah cukup atau apakah harus disertai dengan strategi tambahan lain (Crohn dan

Birnbaum 2010). Dimopoulos, Paraskevospoulos dan Pantis (2008) mengatakan

bahwa pendidikan lingkungan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku dan

membuat struktur sosial baru, baik dengan partisipasi sederhana maupun

kompleks terhadap keterlibatan dalam pengelolaan kawasan secara berkelanjutan.

Pendidikan lingkungan non formal dapat diberikan seawal mungkin dalam daur

hidup manusia, dimulai pada tahap anak-anak usia pra sekolah dan usia SD.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian ini maka peneliti merumuskan kerangka

pemikiran seperti ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pikir

Page 23: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

2 TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Wisata

Dalam UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dinyatakan

bahwa wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Perjalanan merupakan istilah umum

yang dilekatkan pada wisata, sehingga Coltman (1989) mendefinisikan wisata

sebagai perjalanan yang melingkar, dimulai dari suatu titik tertentu dan pada

akhirnya berakhir di tempat itu juga dengan mengikuti rencana perjalanan

(itinerary) tertentu.

Wisata merupakan suatu produk yang unik karena terdiri atas komponen

yang bersifat nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible). Komponen yang nyata

contohnya antara lain adalah makanan yang disajikan di suatu rumah makan, atau

perlengkapan kamar di suatu hotel. Sementara komponen yang tidak nyata

misalnya adalah kualitas pelayanan dari suatu perusahaan penerbangan, atau

pemandangan indah di pegunungan. Manfaat dari komponen tidak nyata tidak

secara langsung diperoleh oleh pengguna tetapi baru dapat dirasakan setelah

pengguna melakukan kegiatan tersebut. Dengan kata lain, produk wisata

merupakan kombinasi dari berbagai komponen yang memberikan pengalaman dan

kepuasan total bagi konsumen (Coltman 1989). Hal ini menyebabkan wisata harus

dikemas secara menarik agar dapat menarik perhatian calon penggunanya. Upaya

untuk mengupayakan kemasan yang menarik dan sesuai dengan keinginan

pengguna dilakukan melalui kegiatan perencanaan yang baik.

Perencanaan merupakan fungsi pertama dan yang paling mendasar dalam

manajemen. Terkait dengan wisata, perencanaan yang baik dapat menjadi

pedoman penyelenggaraan kegiatan sekaligus menjadi alat ukur keberhasilan

penyelenggaraan kegiatan. Terdapat banyak pendekatan yang dapat digunakan

oleh seorang perencana. Pendekatan perencanaan wisata apapun yang digunakan

oleh seorang perencana, pembuatan suatu program wisata pada dasarnya

menggabungkan antara ilmu pengetahuan dengan cita rasa seni dari perencana

tersebut agar dapat menciptakan program yang menarik. Program wisata yang

menarik akan berujung pada keputusan membeli produk, yang merupakan harapan

dari semua perencana wisata.

Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah aspek supply dan

demand. Aspek supply dan demand menjadi pokok yang harus dapat ditemukan

sebagaimana dinyatakan Avenzora (2008), bahwa perencanaan wisata merupakan

suatu upaya untuk mempertemukan aspek demand dan supply melalui pendekatan

yang obyektif, yang dirancang dengan sentuhan seni, rasa, pengetahuan dan

pengalaman serta berdasarkan argumen yang beralasan. Perencanaan wisata tidak

dapat hanya memenuhi satu sisi demand saja atau sebaliknya memenuhi aspek

supply saja, karena akan menciptakan produk yang kurang memenuhi harapan.

Page 24: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Proses Perencanaan Program Wisata

Perencanaan bukan merupakan suatu kegiatan yang tetap. Perencanaan yang

baik harus terus berlangsung selama program tersebut berjalan sehingga

merupakan sebuah proses. Mengacu pada Fiatiano (2009), perencanaan wisata

bukan merupakan bentuk persiapan saja, tetapi merupakan proses yang

berlangsung terus-menerus sehingga dapat menjadi acuan untuk perbaikan

program-program selanjutnya. Perencanaan wisata menurut Fiatiano (2009)

meliputi :

1 Penentuan visi dan misi

Kegiatan ini merupakan titik awal dari proses perencanaan. Pernyataan visi

menggambarkan sasaran jangka panjang dari suatu program. Pernyataan ini

menggambarkan posisi yang diinginkan yang dapat membantu memusatkan

dan mengarahkan kegiatan-kegiatan pelaksanaan. Pernyataan misi

menggambarkan bagaimana suatu program akan bergerak menuju visinya. Visi

program wisata pendidikan lingkungan di PT. Pusri harus dapat

menggambarkan upaya PT. Pusri membangun kesadaran dan kecintaan anak

terhadap lingkungan yang indah dan lestari .

2 Tujuan

Tujuan program menjawab pertanyaan yang dikenal dengan 5W2H, yaitu 1)

What (program apa yang akan dibuat?); 2) Why (mengapa program ini perlu

dibuat?); 3) Who (siapa saja yang terlibat dalam program ini, baik sebagai

pelaksana maupun peserta?); 4) Where (di mana program ini dapat

dilaksanakan?); 5) When (kapan program ini dapat dilaksanakan?); 6) How

(bagaimana program dapat dilaksanakan?); 7) How much (berapa besar biaya

yang dibutuhkan?).

Tujuan dapat diukur pencapaiannya. Beberapa area yang dapat dijadikan

pengukuran antara lain :

a. Kehadiran, yang diukur dengan jumlah peserta

b. Pertumbuhan program yang diukur dengan jumlah kegiatan yang

diselenggarakan

c. Mutu program yang diukur dengan tanggapan dari peserta

d. Kepuasan peserta yang diukur dari jumlah keluhan.

3 Observasi dan pengumpulan data

Tahap ini digunakan untuk menganalisis potensi dan kondisi yang ada di

destinasi. Diawali dengan identifikasi dan observasi pada kawasan destinasi.

Kegiatan ini pada dasarnya merupakan kegiatan menghubungkan antara

rumusan tujuan dengan kondisi yang ada di lapangan. Yang diobservasi adalah

semua masalah yang dipertanyakan dalam rumusan tujuan. Untuk

mempermudah pekerjaan observasi maka dapat digunakan alat bantu atau

instrumen. Berbagai data yang diperoleh melalui observasi kemudian diolah

dan dianalisis. Tahapan ini digunakan untuk menentukan strategi pencapaian

tujuan, mengidentifikasi kendala yang mungkin timbul, dan mencari alternatif

yang mungkin dapat diambil.

4 Disain produk

Disain produk merupakan tahapan dimana beberapa alternatif program dibuat.

Sebagaimana produk wisata lainnya, disain produk ini juga memenuhi unsur-

unsur daya tarik dan manfaat, keamanan dan unsur lain yang melengkapi suatu

produk.

Page 25: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

5. Pengujian dan operasional

Sebelum dilaksanakan, perencanaan yang telah dibuat diujicobakan untuk

memperoleh umpan balik. Pengujian meliputi pengujian kemampuan

pelaksanaan di lapangan dan pengujian terhadap respon pasar.

6. Evaluasi

Hasil umpan balik kemudian dievaluasi dan jika dianggap telah memenuhi

harapan maka program dapat dijalankan.

7. Disain akhir

Hasil evaluasi digunakan untuk melakukan perbaikan dan perubahan yang

diperlukan. Hasilnya merupakan produk yang siap ditawarkan kepada pasar.

Pada penelitian ini, proses perencanaan dibatasi pada tahap disain produk

karena keterbatasan kemampuan peneliti.

.

Pendidikan Lingkungan

UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup menyatakan bahwa lingkungan hidup sebagai kesatuan ruang

dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya

manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Penggabungan kata “pendidikan” dan “lingkungan” membangkitkan rasa

ingin tahu mengenai mengapa, kapan, dan apa tujuan kedua kata ini dipadankan.

Jawabannya terentang mulai dari kepentingan individu hingga kepentingan global.

Penggunaan istilah pendidikan lingkungan pertama kali pada level internasional

menurut Palmer dan Neal (1994) adalah pada pertemuan The International Union

for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) di Paris pada tahun

1948. Sejak saat itu semakin banyak para ahli dan praktisi yang mencoba untuk

mendefinisikan istilah ini, terlebih ketika semakin banyak peristiwa kritis yang

terjadi di dunia yang diketahui dan dipublikasikan. IUCN (1970) mendefinisikan

pendidikan lingkungan sebagai suatu proses pengenalan nilai-nilai dan

memperjelas konsep dalam rangka mengembangkan keterampilan dan perilaku

yang diperlukan untuk memahami dan menghargai keterhubungan antara manusia,

kebudayaannya, dan lingkungan biofisiknya.

Pendidikan lingkungan merupakan disiplin ilmu yang berkontribusi

terhadap keberlanjutan lingkungan melalui beragam kegiatan praktis, mulai dari

pemberian informasi hingga pembangunan kapasitas. Fokus dari pendidikan

lingkungan adalah mengidentifikasi perilaku yang menyebabkan ancaman

terhadap kondisi lingkungan dan untuk kemudian melihat apakah pendidikan saja

sudah cukup atau apakah harus disertai dengan strategi tambahan lain (Crohn dan

Birnbaum 2010). Menurut Dimopoulos et al. (2008), pendidikan lingkungan dapat

mempengaruhi sikap dan perilaku dan membuat struktur sosial baru, baik dengan

partisipasi sederhana maupun kompleks terhadap keterlibatan dalam pengelolaan

kawasan konservasi secara berkelanjutan.

Banyak upaya pendidikan lingkungan ditargetkan kepada anak-anak, dengan

tujuan untuk merubah hubungan anak-anak dengan alam (Crohn dan Birnbaum

2010). Anak-anak usia sekolah merupakan sasaran yang tepat bagi pembelajaran

mengenai lingkungan untuk jangka panjang karena perkenalan dini terhadap alam

Page 26: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

akan menyentuh seseorang dan akan menjadi bagian dari dirinya sampai dia

dewasa (Crowell 2001).

Crohn dan Birnbaum (2010) menyebutkan bahwa pendidikan lingkungan

lebih sering dilakukan dalam bentuk non-formal, yang mengimplikasikan bahwa

sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan di luar dinding sekolah. Beberapa

hal yang dapat diterapkan dalam pendidikan lingkungan adalah :

1. Pesan harus dibuat sederhana. Orang akan lebih cepat merespon gagasan yang

jelas dan mudah dilaksanakan, sehingga pesan harus fokus pada satu gagasan

saja dan mudah dimengerti.

2. Orang akan merespon pada pesan yang langsung terkait dengan dirinya. Untuk

itu, buatlah pesan yang secara langsung terkait dengan individu.

3. Orang akan merespon pada gagasan jika mereka mengetahui tindakan apa yang

dapat mereka lakukan kemudian. Pesan harus meminta individu untuk berbuat

sesuatu.

Pesan yang terlalu rumit justru tidak akan mencapai sasaran karena tidak

dimengerti anak (Newton 2001). Selain menyederhanakan pesan, pendidikan

lingkungan sebaiknya memperhatikan sisi penerima pesan. Pesan pendidikan

lingkungan yang tidak memperhatikan siapa sasarannya tidak akan berhasil

dengan baik karena program yang dibuat belum tentu sesuai dengan kebutuhan

anak dan kemampuan anak dalam menyerap pesan. Caro et al. (2003) menemukan

bahwa anak-anak yang dididik sejak dini memperoleh pengaruh yang kuat dan

jangka panjang terhadap lingkungan alam.

Sekolah dan Pendidikan Lingkungan

Menyadari pentingnya pendidikan lingkungan sejak dini, maka Inggris sejak

tahun 1990 telah mencantumkan pendidikan lingkungan dalam kurikulum

nasionalnya. Pada implementasinya, pendidikan lingkungan di Inggris tidak

disampaikan melalui satu pendekatan atau metode pengajaran, tetapi melalui

pendekatan yang bervariasi (Blum 2008). Perencanaan pendidikan lingkungan

yang terintegrasi dalam kurikulum mengacu kepada tiga komponen yang saling

berkaitan, yaitu :

- Pendidikan tentang lingkungan

- Pendidikan untuk lingkungan

- Pendidikan di atau melalui lingkungan

Pendidikan tentang lingkungan bertujuan untuk mengembangkan

pengetahuan dan memahami nilai-nilai serta perilaku. Pendidikan untuk

lingkungan mendorong siswa untuk mengeksplorasi respon pribadi mereka

terhadap lingkungan dan hubungan dengan lingkungan serta isu lingkungan. Hal

ini terkait dengan pengembangan perilaku dan nilai-nilai, termasuk elemen

pemahaman dan perilaku yang diperlukan untuk mengembangkan pemanfaatan

lingkungan yang berkelanjutan. Pendidikan di atau melalui lingkungan

menggunakan lingkungan sebagai sumber untuk pembelajaran. Lingkungan

menjadi sumber yang mendorong pengembangan pengetahuan dan pemahaman

sekaligus keterampilan.

Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya memberikan pendidikan

lingkungan sejak dini dengan memasukkan penyampaian tentang masalah

kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif dalam kurikulum tahun

1984 pada hampir semua mata pelajaran jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Page 27: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Tindak lanjut pemerintah terkait pendidikan lingkungan dibuktikan dengan

Memorandum Bersama antara Departemen Pendidikan Kebudayaan dengan

Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 0142/U/1996 dan Nomor

Kep:89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan

Lingkungan Hidup pada tanggal 21 Mei 1996. Dilanjutkan dengan Memorandum

Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dengan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor 05/VI/KB/2005 dan Keputusan Nomor 07/MenLH/06/2005 tentang

Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup. Pada keputusan

bersama ini ditekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup dilakukan secara

integrasi dengan mata ajaran yang ada.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang sesuai Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan, pendidikan lingkungan terintegrasi dalam mata pelajaran

kelas I hingga kelas VI SD. Standar kompetensi dan kompetensi dasar siswa SD

yang terkait dengan pendidikan lingkungan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Kompetensi dasar siswa SD terkait dengan lingkungan

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

I Sains Mengenal cara

memelihara lingkungan

agar tetap sehat.

Mengenal cara menjaga

lingkungan agar tetap

sehat.

Membedakan lingkungan

sehat dan tidak sehat

Menceritakan perlunya

merawat tanaman, hewan

memelihara dan

lingkungan sekitar

Mengenal berbagai

benda langit dan

peristiwa alam

(cuaca dan musim serta

pengaruhnya terhadap

kegiatan manusia)

Mengenal keadaan cuaca di

sekitar kita.

Membedakan pengaruh

musim kemarau dan musim

hujan terhadap kegiatan

manusia.

IPS Mendeskripsikan

lingkungan rumah.

Menjelaskan lingkungan

rumah sehat dan perilaku

dalam menjaga kebersihan

rumah.

II IPS Memahami kedudukan

dan peran anggota

dalam keluarga dan

lingkungan tetangga

Memberi contoh bentuk -

bentuk kerjasama di

lingkungan dan tetangga.

PKn Menampilkan sikap

cinta lingkungan

Mengenal pentingnya

lingkungan alam seperti

dunia tumbuhan dan dunia

hewan

Melaksanakan

pemeliharaan lingkungan

alam

Page 28: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Lanjutan.

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Sains Mengenal bagian-bagian

utama tubuh hewan dan

tumbuhan.

Pertumbuhan hewan dan

tumbuhan serta berbagai

tempat hidup makhluk

hidup

Mengenal bagian-bagian

utama tubuh hewan dan

tumbuhan di sekitar rumah

dan sekolah melalui

pengamatan.

Mengidentifikasi

perubahan yang terjadi

pada pertumbuhan hewan

(dalam ukuran) dan

tumbuhan (dari biji

menjadi tanaman).

Mengidentifikasi berbagai

tempat makhluk hidup (air,

darat, dan tempat lainnya.

Mengidentifikasi makhluk

hidup yang

menguntungkan dan tidak

menguntungkan bagi

manusia.

III IPS Memahami lingkungan

sekitar dan melaksanakan

kerja sama di sekitar

rumah dan sekolah

Menceritakan lingkungan

alam dan buatan di sekitar

rumah dan sekolah.

Memelihara lingkungan

alam dan buatan di sekitar

rumah.

Membuat denah dan peta

lingkungan rumah dan

sekolah.

Sains Memahami ciri-ciri dan

kebutuhan makhluk

hidup serta hal-hal yang

mempengaruhi

perubahan pada makhluk

hidup

Mengidentifikasi ciri- ciri

dan kebutuhan makhluk

hidup.

Menggolongkan makhluk

hidup secara sederhana.

Mendeskripsikan

perubahan yang terjadi

pada makhluk hidup dan

hal yang mempengaruhi

pertumbuhan dan

perkembangan anak

(makanan, kesehatan,

rekreasi dan olah raga)

Memahami kondisi

lingkungan yang

berpengaruh terhadap

kesehatan dan upaya

menjaga kesehatan

lingkungan

Membedakan ciri-ciri

lingkungan sehat dan

lingkungan tidak sehat

berdasarkan pengamatan.

Mendeskripsikan kondisi

lingkungan yang

berpengaruh terhadap

kesehatan.

Page 29: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Lanjutan.

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menjelaskan cara menjaga

kesehatan lingkungan

sekitar.

Memahami kenampakan

permukaan bumi, cuaca,

dan pengaruhnya bagi

manusia, serta

hubungannya dengan

cara manusia memelihara

dan melestarikan alam.

Mendeskripsikan

kenampakan permukaan

bumi di lingkungan

sekitar.

Menjelaskan hubungan

antara keadaan awan dan

cuaca.

Mendeskripsikan pengaruh

cuaca bagi kegiatan

manusia.

Mengidentifikasi cara-cara

manusia dalam

memelihara dan

melestarikan alam di

lingkungan sekitar.

IV Sains Memahami hubungan

antara struktur bagian

tumbuhan dengan

fungsinya.

Menjelaskan hubungan

antara struktur akar

tumbuhan dengan

fungsinya.

Menjelaskan hubungan

antara struktur batang

tumbuhan dengan

fungsinya.

Menjelaskan hubungan

antara struktur daun

tumbuhan dengan

fungsinya.

Menjelaskan hubungan

antara bunga dengan

fungsinya.

Menggolongkan hewan,

berdasarkan jenis

makanannya

Mengidentifikasi jenis

makanan hewan.

Menggolongkan hewan

berdasarkan jenis

makanannya

Memahami daur hidup

beragam jenis makhluk

hidup

Mendeskripsikan daur

hidup beberapa hewan di

lingkungan sekitar,

misalnya kecoa, nyamuk,

kupu-kupu, kucing.

Menunjukkan kepedulian

terhadap hewan

peliharaan, misalnya

kucing, ayam, ikan.

Page 30: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Lanjutan.

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Memahami hubungan

sesama makhluk hidup dan

antara makhluk hidup

dengan lingkungannya

Mengidentifikasi

beberapa jenis hubungan

khas (simbiosis) dan

hubungan “makan dan

dimakan” antar makhluk

hidup (rantai makanan).

Mendeskripsikan

hubungan antara

makhluk hidup dengan

lingkungannya.

Memahami perubahan

lingkungan fisik dan

pengaruhnya terhadap

daratan

Mendeskripsikan

berbagai penyebab

perubahan lingkungan

fisik (angin, hujan,

cahaya matahari, dan

gelombang air laut).

Menjelaskan pengaruh

perubahan lingkungan

fisik terhadap daratan

(erosi, abrasi, banjir, dan

longsor)

Mendeskripsikan cara

pencegahan kerusakan

lingkungan (erosi, abrasi,

banjir, dan longsor)

Memahami hubungan

antara sumber daya alam

dengan lingkungan,

teknologi, dan masyarakat

Menjelaskan hubungan

antara sumber daya alam

dengan lingkungan.

Menjelaskan hubungan

antara sumber daya alam

dengan teknologi yang

digunakan.

Menjelaskan dampak

pengambilan bahan alam

terhadap pelestarian

lingkungan.

IPS Memahami sejarah,

kenampakan alam dan

keragaman suku bangsa di

lingkungan kabupaten /

kota dan provinsi.

Menunjukkan jenis dan

persebaran sumber daya

alam serta

pemanfaatannya untuk

kegiatan ekonomi di

lingkungan setempat.

Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi

dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten /

kota dan provinsi.

Mengenal aktivitas

ekonomi yang berkaitan

dengan sumber daya

alam dan potensi lain di

daerahnya.

Page 31: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Lanjutan.

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

V Sains Memahami cara tumbuhan

hijau membuat makanan

Mengidentifikasi cara

tumbuhan hijau membuat

makanan.

Mendeskripsikan

ketergantungan manusia

dan hewan pada tumbuhan

hijau sebagai sumber

makanan.

Mengidentifikasi cara

makhluk hidup

menyesuaikan diri dengan

lingkungan

Mengidentifikasi

penyesuaian diri hewan

dengan lingkungan tertentu

untuk mempertahankan

hidup.

Mengidentifikasi

penyesuaian diri tumbuhan

dengan lingkungan tertentu

untuk mempertahankan

hidup.

Memahami perubahan

yang terjadi di alam dan

hubungannya dengan

penggunaan sumber daya

alam.

Mendeskripsikan proses

daur air dan kegiatan

manusia yang dapat

mempengaruhinya.

Mendeskripsikan perlunya

penghematan air.

Mengidentifikasi peristiwa

alam yang terjadi di

Indonesia dan dampaknya

bagi makhluk hidup dan

lingkungan.

VI Sains Memahami hubungan

antara ciri-ciri makhluk

hidup dengan lingkungan

tempat hidupnya.

Mendeskripsikan

hubungan antara ciri-ciri

khusus yang dimiliki

hewan (kelelawar, cicak,

bebek) dan lingkungan

hidupnya .

Mendeskripsikan

hubungan antara ciri-ciri

khusus yang dimiliki

tumbuhan (kaktus,

tumbuhan pemakan

serangga) dengan

lingkungan hidupnya.

Memahami pengaruh

kegiatan manusia terhadap

keseimbangan lingkungan.

Mengidentifikasi kegiatan

manusia yang dapat

mempengaruhi

keseimbangan alam

(ekosistem).

Page 32: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Lanjutan.

Kelas Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi bagian

tumbuhan yang sering

dimanfaatkan manusia

yang mengarah pada

ketidakseimbangan

lingkungan.

Mengidentifikasi bagian

tubuh hewan yang sering

dimanfaatkan manusia

yang mengarah pada

ketidakseimbangan

lingkungan.

Memahami pentingnya

pelestarian jenis makhluk

hidup untuk mencegah

kepunahan.

Mengidentifikasi jenis

hewan dan tumbuhan yang

mendekati kepunahan.

Mendeskripsikan

pentingnya pelestarian

jenis makhluk hidup untuk

perkembangan Ilmu

Pengetahuan Alam dan

kehidupan masyarakat.

Wisata Pendidikan Lingkungan

Menurut Bhuiyan, Islam, Siwar dan Ismail (2010), pariwisata memiliki

berbagai segmentasi, antara lain memberikan kesempatan bekerja, pengembangan

sosial dan budaya, pembelajaran secara alami, alat untuk pembangunan

berkelanjutan, serta peningkatan kewaspadaan terhadap lingkungan. Oleh karena

itu, kegiatan pariwisata dapat dijadikan salah satu alat untuk menyampaikan

kegiatan pendidikan lingkungan. Wisata pendidikan disampaikan melalui

program-program pendidikan dan diharapkan dapat merubah aspek kognitif,

pengetahuan partisipatif, ketrampilan dan perilaku pembelajar (Bhuiyan et al.

2010).

Crohn dan Birnbaum (2010) menyebutkan bahwa pendidikan lingkungan

lebih sering dilakukan dalam bentuk non-formal, yang mengimplikasikan bahwa

sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan di luar tembok sekolah. Salah

satu bentuk program pendidikan lingkungan non formal yang dapat digunakan

adalah wisata pendidikan.

Metode Pembelajaran

Secara umum, tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada kawasan

taksonomi tujuan pembelajaran Bloom (1952) dalam Uno (2001) yang meliputi

kawasan kognitif, afektif dan psikomotor. Uno ( 2001) menyatakan bahwa

kawasan kognitif merupakan kawasan yang membahas tentang tujuan

pembelajaran yang berkenaan dengan proses mental yang terdiri atas enam

tingkatan, yaitu :

1. Tingkat pengetahuan

Page 33: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghafal,

mengingat kembali, atau mengulang kembali informasi yang pernah

diperolehnya.

2. Tingkat pemahaman

Pemahaman merupakan kemampuan seseorang dalam mengartikan,

menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu tentang pengetahuan

yang pernah diterimanya dengan caranya sendiri.

3. Tingkat penerapan

Penerapan dikatakan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan

pengetahuan untuk memecahkan masalah sehari-hari.

4. Tingkat analisis

Merupakan kemampuan seseorang dalam menganalisa permasalahan.

5. Tingkat sintesis

Tingkatan ini merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan

menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga

terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

6. Tingkat evaluasi

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan

atau keputusan yang tepat berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.

Kawasan afektif merupakan domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai

interes, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial. Sama seperti kawasan kognitif,

kawasan afektif juga tersusun secara hirarkis sebagai berikut :

1. Kemauan menerima

Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala

atau rancangan tertentu. Misalnya, keinginan membaca buku atau

mendengarkan musik.

2. Kemauan menanggapi

Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi

aktif dalam kegiatan tertentu, seperti mentaati peraturan, menyelesaikan tugas,

atau menolong orang lain.

3. Berkeyakinan

Berkeyakinan diartikan sebagai kemauan menerima sistem nilai tertentu pada

diri individu, misalnya kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

4. Mengorganisasi

Mengorganisasi berkaitan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai

yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi,

seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, atau

menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan masalah.

5. Pembentukan pola

Pada tahap ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan

perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya.

Pendidikan lingkungan terhadap anak-anak harus diberikan secara menarik

agar anak-anak tidak merasa bosan. Menurut Blum (2008), metode pembelajaran

di ruang kelas seringkali berkisar pada guru yang menuliskan informasi di papan

tulis sementara anak-anak menyalinnya di buku catatan. Metode seperti ini akan

membuat anak-anak merasa bosan yang mengakibatkan tidak adanya rasa tertarik

terhadap topik yang sedang dipelajari.

Page 34: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Van den Ban dan Hawkins (2005) menyampaikan strategi dan metode untuk

mencapai tujuan belajar seperti pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Strategi dan metode belajar

Sifat Tujuan Belajar Strategi Metode yang Disukai

Mengetahui (kognitif) Alih informasi (dari

luar)

Publikasi dan rekomendasi dari

media massa, ceramah,

selebaran, dialog yang diarahkan.

Sikap (afektif) Belajar dari

pengalaman

(informasi dari

dalam)

Diskusi kelompok, dialog tidak

diarahkan, simulasi, dan film

Tindakan/melakukan

(psikomotorik)

Latihan dan

keterampilan

Metode yang mendorong

tindakan=latihan, persiapan

dengan demonstrasi, atau film

demonstrasi.

Perkembangan Anak

Perkembangan bukan sekadar berarti penambahan ukuran tinggi atau berat

badan pada seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan

fungsi yang kompleks (Nurihsan dan Agustin 2011). Teori perkembangan anak

membantu peneliti untuk memusatkan perhatian pada apa yang akan diteliti pada

anak. Tiap teori perkembangan akan menjadi bingkai kerja dalam meneliti

perkembangan anak. Masing-masing teori menjadi referensi yang berbeda-beda

dalam menginterpretasikan data dan fakta. Perilaku anak tidak dapat diteliti hanya

dengan satu teori karena perilaku anak sangat kompleks.

Beberapa teori yang digunakan untuk menyusun dan menjelaskan fakta

tentang perkembangan anak menurut Fabes dan Martin (2003) adalah :

1. Teori berdasarkan biologi

Teori ini menekankan perkembangan anak berdasarkan faktor-faktor dan

proses biologis yang diwariskan. Teori ini juga mengasumsikan bahwa

kekuatan-kekuatan warisan mempengaruhi perilaku.

2. Teori psikoanalisis

Teori psikoanalisis diawali dengan keyakinan bahwa sebagian besar penyebab

perilaku adalah dorongan bawah sadar yang berasal dari pikiran seseorang.

3. Teori berdasarkan lingkungan

Teori ini menyatakan bahwa lingkungan dimana seseorang tinggal dan apa

yang dialaminya merupakan faktor penentu dalam perilaku. Menurut teori ini,

perubahan perilaku terjadi ketika terjadi perubahan lingkungan. Penelitian

tentang perkembangan berdasarkan lingkungan fokus pada faktor-faktor yang

menentukan bagaimana perilaku berubah sebagai respon dari peristiwa sehari-

hari.

4. Teori berdasarkan kognisi

Teori ini memberi penekanan pada peran dari proses mental seperti daya ingat,

pengambilan keputusan dan pemrosesan informasi dalam mempengaruhi

perilaku. Teori kognisi ini fokus pada bagaimana pemikiran dan alasan berubah

Page 35: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

dari waktu ke waktu dan pengaruhnya terhadap perkembangan. Teori ini

menganggap bahwa seseorang haus akan pemahaman terhadap dunia di

sekelilingnya.

Ketika anak berinteraksi dengan dunianya maka konsepsi anak tentang

dunia akan berubah. Menurut Piaget (dalam Fabes dan Martin 2003) kecerdasan

anak mengalami perubahan dramatis sepanjang waktu. Perubahan ini sangat nyata

sehingga dinyatakan oleh Piaget sebagai tahapan perkembangan kognitif anak.

Tahapan ini berjalan berkelanjutan dan tidak bisa diulang. Artinya, setelah

melewati tahap tertentu maka si anak tidak dapat kembali lagi ke tahap pemikiran

awal. Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget seperti ditunjukkan

pada Tabel 3 adalah : 1) Tahap sensorimotor, 2) Tahap preoperasional, 3) Tahap

operasional konkrit, 4) Tahap operational formal.

Tabel 3 Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget

Tahap Usia Perkembangan

Sensorimotor 0-2 tahun Pengetahuan motorik

Orientasi saat kini

Preoperasional 2-7 tahun Representasi simbolik

Perencanaan

Pemikiran egosentris

Pemikiran dan pemecahan masalah

berdasarkan persepsi dan tampilan

Operasional konkrit 7-11 tahun Penggunaan logika dalam pemecahan

masalah

Logika digunakan hanya pada benda

dan peristiwa nyata

Operasional formal Di atas

11 tahun

Logika berlaku pada masalah hipotetis

dan abstrak

Perhatian terhadap konsep seperti

keadilan dan persamaan

Setiap pembagian dalam rentang hidup manusia dalam suatu periode

merupakan sebuah gagasan mengenai kenyataan alamiah yang diterima luas oleh

anggota masyarakat pada suatu waktu tertentu. Papalia et al. (2005) membagi

periode perkembangan manusia menjadi : 1) periode prenatal (sejak dalam

kandungan hingga dilahirkan), 2) bayi dan batita (bayi hingga usia 3 tahun), 3)

kanak-kanak awal (usia 3 sampai 6 tahun), 4) kanak-kanak (usia 6 sampai 11

tahun), 5) remaja (usia 11 hingga 20 tahun), 6) dewasa muda (usia 20 sampai 40

tahun), 7) dewasa (usia 40 sampai 65 tahun), dan 8) lanjut usia (65 tahun lebih).

Perkembangan secara rinci dari anak usia sekolah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Perkembangan anak

Periode Usia Perkembangan Fisik Perkembangan

Kognitif

Perkembangan

Psikososial

6-11 tahun Kekuatan dan

ketrampilan atletis

meningkat.

Mulai berfikir secara

logis dan konkrit.

Daya ingat dan

ketrampilan bahasa

meningkat.

Konsep diri semakin

kompleks.

Kelompok menjadi

penting.

Page 36: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Lanjutan.

Periode Usia Perkembangan Fisik Perkembangan

Kognitif

Perkembangan

Psikososial

11-20 tahun Pertumbuhan fisik

dan perubahan lain

semakin cepat.

Kemampuan berfikir

secara abstrak dan

penggunaan alasan

ilmiah berkembang.

Pencarian identitas.

Hubungan dengan

orang tua umumnya

baik.

Kelompok sebaya

memberi pengaruh

positif atau negatif.

Anak usia 7 tahun memasuki masa ketika mereka dapat berpikir dengan

menggunakan alasan untuk memecahkan masalah konkrit. Anak pada usia ini

mampu berpikir secara logis karena mereka dapat mengambil berbagai aspek

situasi dan menganalisanya. Pemikiran terbatas hanya pada situasi nyata pada saat

sekarang.

Konsentrasi pada Anak

Lamanya anak dapat berkonsentrasi pada suatu subyek dikenal dengan

istilah attention span menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

menyusun program wisata pendidikan lingkungan untuk anak. Durasi attention

span diperhitungkan supaya informasi yang diberikan tidak terbuang sia-sia dan

anak tetap mendapatkan kegembiraan dalam kegiatannya (Farhani 2012).

Berapa lama seorang anak dapat berkonsentrasi biasanya tergantung pada

usianya. Rata-rata attention span pada anak adalah antara 3 hingga 5 menit per

tahun usianya (Farhani 2012). Seorang anak yang berusia 10 tahun memiliki lama

attention span sekitar 30 menit sampai 50 menit. Pada Tabel 5 di bawah ini

terlihat durasi attention span anak usia SD.

Tabel 5 Durasi attention span anak usia SD

Usia (tahun) Durasi (dalam menit)

7 21-35

8 24-40

9 27-45

10 30-50

11 33-55

12 36-60

Persepsi dan Preferensi terhadap Lingkungan

Persepsi terhadap Lingkungan

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005), persepsi adalah cara orang

memandang dunia ini. Persepsi seseorang dalam memandang dunia pasti berbeda-

beda, dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun luar orang

tersebut. Persepsi juga diartikan sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh

seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan

(Solomon 1999). Sensasi yang dimaksudkan dalam definisi di atas adalah yang

Page 37: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

datang dan diterima oleh manusia melalui panca indera atau sistem sensoriknya.

Input terhadap sistem sensorik ini juga disebut dengan stimulus. Prasetijo dan

Ihalauw (2005) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan persepsi seseorang terdiri atas (1) faktor internal dan (2) faktor

eksternal. Faktor internal terdiri atas pengalaman, kebutuhan saat itu, nilai-nilai

yang dianutnya, ekspektasi atau pengharapannya. Faktor eksternal terdiri atas

tampakan produk, sifat-sifat stimulus dan situasi lingkungan.

Litterer (Asngari, 1984) berpandangan bahwa ada keinginan atas kebutuhan

manusia untuk mengetahui dan mengerti dunia tempat hidupnya, dan mengetahui

makna dari informasi yang diterimanya. Orang bertindak sebagian dilandasi oleh

persepsi mereka pada suatu situasi. Pengalaman akan berperan pada

persepsi orang tersebut. Persepsi orang dipengaruhi oleh pandangan seseorang

pada suatu keadaan, fakta atau tindakan. Walaupun seseorang hanya mendapat

bagian-bagian informasi, dengan cepat disusunnya menjadi suatu gambaran

yang menyeluruh.

Persepsi dapat berubah-ubah atau bersifat dinamis. Apa yang menyebabkan

persepsi seseorang berubah dan mengapa perlu diketahui jika kita ingin merubah

persepsi. Proses perubahan persepsi yang pertama disebabkan oleh proses

fisiologik, yaitu dari sistem syaraf pada indera manusia (Sarwono 1992). Misalnya

seseorang yang baru pindah rumah yang berdekatan dengan timbunan sampah.

Pada awalnya dia sangat terganggu dengan bau sampah tersebut. Tetapi lama-

kelamaan bau tersebut seolah-olah tidak tercium lagi. Proses perubahan persepsi

yang kedua adalah proses perubahan persepsi secara psikologik. Proses ini antara

lain muncul pada pembentukan dan perubahan sikap. Pembentukan dan perubahan

sikap merupakan proses yang penting terutama dalam bidang pelestarian dan

kecintaan terhadap lingkungan.

Kesan yang dimiliki seseorang terhadap ekosistem merupakan dasar untuk

persepsinya terhadap lingkungan. Persepsi membentuk proses pengambilan

keputusan yang akan menuju pada tindakan terhadap ekosistem. Persepsi terhadap

lingkungan juga sangat terkait dengan budaya dimana seseorang tinggal. Sarwono

(1992) menyatakan bahwa terdapat dua cara pendekatan mengenai bagaimana

manusia mengerti dan menilai lingkungan. Pendekatan pertama disebut dengan

pendekatan konvensional. Pada pendekatan ini persepsi dikatakan sebagai suatu

keadaan dimana individu memperoleh rangsangan dari luar melalui sel-sel syaraf

reseptor (penginderaan). Penerimaan ini kemudian disatukan dan dikoordinasikan

dalam pusat syaraf (otak) sehingga manusia dapat mengenali dan menilai obyek-

obyek. Aktivitas mengenali obyek merupakan aktivitas mental yang disebut juga

sebagai aktivitas kognisi. Pendekatan yang kedua adalah pendekatan ekologik.

Gibson (dalam Sarwono 1992) berpendapat bahwa persepsi terjadi secara

langsung, spontan dan holistik. Spontanitas ini terjadi karena setiap individu

selalu melibatkan obyek-obyek yang ada dalam lingkungannya, dan obyek

tersebut menonjolkan sifat-sifatnya yang khas bagi individu yang bersangkutan.

Sebagai contoh, sebuah pohon yang rindang menampilkan makna yang khas bagi

individu yang berbeda. Bagi manusia, pohon ini akan menjadi tempat berteduh.

Sementara bagi burung pohon menjadi tempat tinggalnya. Makna yang berbeda

akan diterima oleh individu lainnya.

Persepsi terhadap lingkungan terbentuk melalui proses kognisi, afeksi dan

konasi (Rosa 2008). Proses kognisi meliputi penerimaan, pemahaman dan

Page 38: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

pemikiran. Proses afeksi meliputi perasaan dan emosi, keinginan, dan nilai-nilai

tentang lingkungan. Proses konasi meliputi tindakan atau perlakuan terhadap

lingkungan sebagai respon dari prosen kognisi dan afeksi. Persepsi anak sekolah

terhadap lingkungan merupakan hasil bentukan dari proses kognisi, afeksi dan

konasi. Berdasarkan teori ini, maka dapat dikatakan bahwa untuk mengukur

tingkat persepsi anak usia sekolah terhadap lingkungan dilakukan melalui

pengukuran indikator pemahaman anak usia sekolah pada proses kognisi, afeksi

dan konasi.

Preferensi terhadap Lingkungan

Masih terkait dengan persepsi adalah bagaimana seseorang menilai

keindahan lingkungan. Misalnya ada orang yang menganggap pasar terapung di

sungai-sungai di Kalimantan sebagai sesuatu yang menarik sementara bagi orang

lain hal tersebut dianggap semrawut dan kotor. Cara pandang yang berbeda ini

ternyata sangat dipengaruhi oleh preferensi (kesukaan) yang berbeda-beda. Fisher

(1984) menyatakan bahwa preferensi terhadap lingkungan ditentukan oleh :

1. Keteraturan. Seseorang lebih menyukai tanaman yang terpelihara teratur dan

rapi.

2. Tekstur, yaitu kasar-lembutnya pemandangan. Seseorang akan lebih menyukai

pemandangan yang lembut seperti hamparan kebun bunga daripada padang

pasir yang gersang.

3. Keakraban dengan lingkungan. Lingkungan yang menjadi bagian sehari-hari

seseorang (misalnya lingkungan tempat tinggal atau tempat-tempat yang sering

dikunjungi) lebih disukai daripada lingkungan yang asing atau belum pernah

dikunjungi.

4. Keluasan ruang pandang. Seseorang akan lebih menyukai lingkungan yang

ruang pandangnya luas daripada yang sempit. Ini menjelaskan mengapa

seseorang lebih memilih kamar hotel yang menghadap ke pemandangan di luar

hotel (taman, pantai, gunung) daripada kamar hotel yang tidak.

5. Kemajemukan rangsang. Semakin banyak elemen dalam suatu pemandangan

akan semakin disukai.

6. Misteri atau kerahasiaan yang tersembunyi. Misalnya, gua, tebing, atau pantai

yang berasal dari berabad-abad yang lampau dianggap mengandung misteri

sehingga menarik.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pembangunan dan pengembangan industri di suatu daerah pada dasarnya

diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya,

antara lain manfaat ekonomi seperti pembukaan lapangan pekerjaan dan

peningkatan kesejahteraan serta manfaat peningkatan pendidikan. Kehidupan

masyarakat sekitar dimana perusahaan tersebut berada yang semakin baik

kondisinya akan memberikan dampak yang berarti bagi kelangsungan perusahaan

itu sendiri. Perusahaan yang melakukan pengembangan masyarakat menunjukkan

adanya kepedulian industri tersebut kepada masyarakat di sekitarnya. Hal ini akan

menimbulkan rasa kedekatan dan rasa memiliki dari masyarakat sekitar.

Page 39: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Peningkatan kesadaran perusahaan terhadap perlunya perilaku tanggung

jawab sosial terjadi secara global. Para pengambil kebijakan di perusahaan

semakin menyadari bahwa tujuan tanggung jawab sosial adalah turut serta dalam

pembangunan berkelanjutan. Dalam panduan ISO 26000, dinyatakan bahwa bisnis

yang berkelanjutan dari suatu perusahaan tidak hanya berarti menyediakan produk

dan jasa yang memuaskan konsumen dan tidak membahayakan lingkungan, tetapi

juga berarti beroperasi dalam perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.

Perilaku tanggung jawab sosial yang diterapkan oleh banyak perusahaan

timbul karena tekanan dari berbagai pihak seperti pelanggan, konsumen,

pemerintah, LSM dan masyarakat secara umum. Prinsip-prinsip tanggung jawab

sosial semakin banyak dideklarasikan oleh berbagai perusahaan. Intinya adalah

bagaimana mengaplikasikan prinsip-prinsip ini ke dalam praktek perusahaan

secara efektif dan efisien.

Dalam dokumen ISO 26000 dinyatakan bahwa karakteristik inti dari

tanggung jawab sosial perusahaan adalah memasukkan pertimbangan sosial dan

lingkungan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Dalam implementasinya,

tang ung jawab sosial sering dilekatkan dengan pembangunan berkelanjutan. Hal

ini karena tanggung jawab sosial dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan

pembangunan berkelanjutan di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan.

3 METODE

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat serta bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan fenomena yang diselidiki

(Nazir 1999). Sumanto (1995) menyatakan bahwa penelitian deskriptif berusaha

mendeskripsi dan menginterpretasi apa yang ada, misalnya tentang kondisi yang

ada, pendapat yang sedang tumbuh atau proses yang sedang berlangsung.

Penelitian ini dilakukan dengan melalui tahapan penelitian sebagai berikut :

1. Tahap awal

Kegiatan pada tahap awal meliputi persiapan untuk mendapatkan data awal

yang lengkap dalam rangka mendukung penyusunan penelitian. Pada tahap

awal ini kegiatan yang dilakukan meliputi : 1) Survei pendahuluan untuk

mengetahui gambaran umum lokasi penelitian dan permasalahan yang terjadi

secara umum, baik melalui informasi formal maupun informal. Survei

pendahuluan ini juga menjadi dasar untuk menyusun strategi pengumpulan

data yang meliputi penentuan wilayah yang akan diteliti, penentuan obyek

yang akan disurvei, dan penyusunan teknik survei yang akan digunakan. 2)

Penyusunan usulan (proposal) penelitian; 3) Mengidentifikasi kebutuhan data

yang diperlukan dalam penelitian ini kemudian mengelompokkannya menjadi

data primer, sekunder dan literatur; 4) Menyusun teknik pelaksanaan survei

lanjutan dalam rangka pengumpulan data penelitian; dan 5) Melakukan

perizinan dalam rangka survei dan pengumpulan data.

Page 40: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan instrumen dan pengumpulan data.

3. Tahap akhir

Setelah data diperoleh dan dikelompokkan, maka langkah berikutnya adalah

melakukan pengolahan data. Langkah ini meliputi : 1) Editing, yaitu memilih

data yang lengkap dan valid; 2) Tabulasi, yaitu kegiatan mengelompokkan data

sesuai kategori dan kebutuhannya untuk mempermudah proses analisis; 3)

Klasifikasi, yaitu data dipilih sesuai kebutuhan analisis; 4) Analisis, merupakan

kegiatan perhitungan olahan data berdasarkan metode yang telah disusun dan

sesuai dengan tujuan penelitian; 5) Sintesis, yaitu menggunakan hasil analisis

data untuk kemudian dijadikan dasar pembuatan program sesuai dengan tujuan

penelitian.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kawasan PT. Pusri Palembang. Pemilihan lokasi

tersebut dilakukan secara purposive (sengaja) karena merupakan kawasan yang

dianggap memiliki fasilitas dan sumber daya yang sesuai untuk kegiatan wisata

pendidikan lingkungan. Pupuk merupakan komponen yang sangat dibutuhkan

dalam bidang pertanian dan perkebunan. Pengenalan terhadap pupuk dan

manfaatnya perlu diberikan kepada anak-anak sejak dini. PT. Pusri Palembang

merupakan industri terbesar di kota Palembang yang menjadi ikon kota. Anak-

anak perlu mengetahui ruang lingkup dan aktivitas pabrik yang berada di kotanya

agar memahami kontribusi yang diberikan PT. Pusri dan bahwa aktivitasnya tidak

membahayakan lingkungan pabrik. Akses menuju lokasi sangat mudah dicapai

dari berbagai penjuru kota.

Pengambilan data dimulai dari bulan Desember 2012 sampai dengan April

2013.

Populasi dan Contoh

Lokasi sekolah yang siswanya menjadi contoh dibatasi pada ring I Pusri,

yaitu pada kelurahan yang berbatasan langsung dengan lokasi penelitian yang

meliputi SD yang terdapat di Kelurahan 1 Ilir, Kelurahan 3 Ilir, Kelurahan Sungai

Buah, dan Kelurahan Sungai Selayur, Palembang. Pembatasan ini karena

perencanaan program ini masih merupakan aktivitas pendahuluan dalam

penyusunan program wisata pendidikan yang berbasis kebutuhan anak usia SD.

Daftar sekolah yang menjadi contoh disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Daftar sekolah contoh No. Nama Sekolah Jumlah Contoh

1 SD YSP PUSRI 15

2 SDN 197 15 3 SDN 198 15 4 SDN 199 15 5 SDN 204 15 6 SDN 205 15

Page 41: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Lanjutan.

7 SDN 206 15 8 SDN 213 15

Total 120

Penentuan contoh dilakukan dengan teknik pengambilan purposive

sampling, yaitu anak yang telah dipilihkan oleh sekolah masing-masing.

Banyaknya contoh yang dijadikan contoh penelitian didasarkan pada tingkat

representatif dan heterogenitas yang diharapkan dari populasi penelitian.

Ketersediaan waktu, biaya dan tenaga juga dijadikan pertimbangan dalam

menentukan jumlah contoh. Penentuan jumlah contoh penelitian menggunakan

rumus Slovin sebagai berikut:

n = { N/[1 + N(e)2]}, dimana

n = ukuran contoh

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian ditentukan sebesar 9 persen.

Dari sekolah-sekolah contoh diperoleh jumlah populasi sebanyak 2586

anak. Berdasarkan rumus Slovin diperoleh jumlah contoh sebagai berikut :

n = { 2586/[1 + 2586(0,09)2]}

n = 2586/21,9466

n = 117,83

Mengingat bahwa yang menjadi contoh adalah anak usia SD, maka jumlah angket

yang disebar dibulatkan menjadi 120 angket untuk mengantisipasi angket rusak.

Pada kategori kelas, anak dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok anak

kelas 1-3 dan kelompok kelas 4-6. Pembagian ini untuk mempermudah

pengumpulan data sekaligus untuk melihat apakah ada perbedaan persepsi dan

preferensi antara anak kelas 1-3 dan kelas 4-6. Pengelompokan contoh juga

dilakukan dalam kategori jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi dan preferensi

terhadap lingkungan antara anak laki-laki dengan anak perempuan.

Pengumpulan Data

Data

Data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka

(Arikunto 2006). Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan

kombinasi antara data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan

data yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau kata-kata, baik tentang suatu

keadaan, proses, peristiwa atau kejadian yang ada. Sedangkan data kuantitatif

merupakan data yang berwujud angka sebagai hasil observasi atau pengukuran

(Widoyo 2012).

Berdasarkan cara pengumpulannya, data yang diambil di lapangan

dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan data utama yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian,

sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap. Data primer diperoleh

antara lain langsung dari siswa contoh melalui angket dan wawancara. Data dari

Page 42: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

sumber lain (informan kunci) seperti guru di sekolah diperoleh melalui

wawancara. Cakupan data primer berupa data kuantitatif, yaitu jawaban yang

berbentuk angka atas pertanyaan terstruktur pada angket, serta data kualitatif yaitu

data penjelas yang diamati dari contoh dalam bentuk penjelasan atau keterangan.

Data kualitatif digolongkan dalam tiga kategori, yaitu 1) hasil pengamatan; 2)

hasil wawancara mendalam; dan 3) bahan tulisan berupa petikan atau keseluruhan

dari dokumen atau kasus historis. Data sekunder diperoleh dari instansi seperti

Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) untuk

mengidentifikasi sekolah-sekolah yang ada pada wilayah penelitian serta dari

manajemen (Humas, Litbang dan Yayasan Pendidikan) PT. Pusri untuk

mengetahui data tentang kawasan, kebijakan dan SDM.

Data dan informasi yang dibutuhkan antara lain mengenai karakteristik anak

usia SD, persepsi mereka tentang lingkungan dan preferensi mereka terhadap

pendidikan lingkungan secara rinci disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Data primer

Variabel Aspek yang dikaji Sumber data Metode

Karakteristik

contoh

- Usia

- Jenis kelamin

- Kelas

- Nama Sekolah

Siswa SD Angket

Persepsi dan

preferensi

tentang

lingkungan

- Persepsi

- Preferensi

Siswa SD Angket,

wawancara

Potensi sumber

daya PT. Pusri

- Kelebihan dan

kekurangan

- Manfaat bagi

program

Siswa SD,

Humas &

Litbang

Studi pustaka,

angket,

observasi

Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain adalah

kebijakan PT. Pusri terkait dengan pendidikan lingkungan, dan pelaksanaan PLH

di sekolah yang berada dalam lingkup batasan penelitian seperti yang terdapat

dalam Tabel 8.

Tabel 8 Data sekunder

Variabel Aspek yang dikaji Sumber data Metode

Kebijakan

PT.Pusri

Kebijakan terkait

pendidikan

lingkungan

Manajemen Studi pustaka,

wawancara

PLH di sekolah - Kurikulum

- Pelaksanaan PLH

di sekolah

Dinas Dikpora,

Guru

Wawancara, studi

pustaka

Untuk memperoleh data yang diinginkan maka pengumpulan data

menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Pengisian angket

Page 43: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Pengumpulan data dengan metode angket dilakukan untuk mengetahui sosok

diri para siswa, menggali pemahaman para siswa mengenai lingkungan serta

mengetahui preferensi mereka. Pemberian angket kepada para contoh

dibedakan dalam dua kelompok, yaitu kelompok kelas 1-3 SD dan kelas 4-6

SD. Pembagian contoh ke dalam dua kelompok ini dimaksudkan untuk

mempermudah pemanduan terhadap siswa. Mengingat pemahaman siswa kelas

rendah terhadap angket masih kurang, maka peneliti membacakan butir-butir

pernyataan angket kepada contoh kelompok kelas 1-3. Sementara contoh

kelompok kelas 4-6 mengerjakan angket secara mandiri.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah atau guru yang dianggap

kompeten. Metode ini menggunakan panduan wawancara terstruktur dimana

daftar pertanyaan dengan jawaban terbuka telah disiapkan oleh peneliti. Bentuk

pertanyaan yang diajukan terkait dengan pendapat atau nilai sehingga jawaban

yang akan diberikan diharapkan dapat memberikan gambaran kepada peneliti

mengenai hal yang dipikirkan terhadap pendidikan lingkungan.

3. Pengamatan Lapangan

Untuk mengumpulkan data mengenai potensi kawasan PT. Pusri sebagai

destinasi wisata pendidikan lingkungan, maka dilakukan juga pengamatan

langsung terhadap kawasan. Melalui metode ini akan diperoleh informasi

tentang aksesibilitas, kondisi sarana dan prasarana, serta kondisi obyek yang

akan menjadi bagian dari program wisata pendidikan lingkungan.

4. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah ada dalam

dokumen. Telaah pustaka dan dokumen dilakukan untuk memperoleh

gambaran awal mengenai kondisi PT. Pusri serta kebijakan perusahaan terkait

tanggung jawab terhadap masyarakat sekitar. Metode ini juga digunakan untuk

mengidentifikasi jumlah sekolah yang menjadi sasaran penelitian beserta

lokasinya.

Upaya untuk lebih mendalami tingkat persepsi anak terhadap lingkungan

juga dilakukan melalui angket. Butir pertanyaan pada angket yang terkait dengan

kognisi dikembangkan dengan mengacu pada kawasan taksonomi tujuan

pembelajaran Bloom. Menurut Bloom yang diacu oleh Uno et al. (2001), kawasan

kognisi merupakan kawasan yang membahas tentang tujuan yang berkenaan

dengan proses mental secara hirarkis berurut dari yang paling rendah yaitu

pengetahuan hingga yang paling tinggi yaitu evaluasi. Dari tingkatan kognisi ini,

angket disusun berdasarkan lima tingkatan, yaitu : 1) Pengetahuan, diartikan

sebagai kemampuan seseorang dalam mengingat kembali atau mengulang kembali

suatu informasi yang pernah diterimanya; 2) Pemahaman, diartikan sebagai

kemampuan seseorang mengartikan, menafsirkan, atau menyakatan sesuatu

dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya; 3) Analisis,

diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan untuk

memecahkan berbagai masalah; 4) Sintesis, mengacu pada penggalian mengenai

kemampuan seseorang mengaitkan dan menyatukan berbagai unsur pengetahuan

yang ada hingga terbentuk pola baru yang menyeluruh; 5) Evaluasi, yaitu

kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat

berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.

Page 44: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Butir pertanyaan pada kawasan afeksi pada angket diukur dalam lima

subskala, yaitu 1) kemauan menerima, merupakan keinginan untuk

memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, 2) kemauan menanggapi,

merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu,

3) berkeyakinan, dimaksudkan sebagai sikap yang berkenaan dengan kemauan

menerima sistem nilai tertentu pada diri individu. Misalnya menunjukkan

kepercayaan atau apresiasi terhadap sesuatu, 4) mengorganisasi, berkaitan dengan

penerimaan terhadap berbagai nilai yang berbeda berdasarkan suatu sistem nilai

yang lebih tinggi, 5) pembentukan pola, merupakan tingkatan afeksi tertinggi

(Uno et al. 2001). Sementara butir pertanyaan pada aspek konasi difokuskan pada

impuls untuk berbuat sesuatu yang mendukung pelestarian lingkungan.

Validitas dan Reliabilitas

Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur

dengan tepat apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid akan menghasilkan

data yang valid juga. Widoyoko (2012) mengatakan bahwa untuk instrumen non

tes yang mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruk (construct validity).

Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana instrumen mengukur suatu

konsep dari teori yang menjadi dasar pengukuran instrumen. Untuk itu dibutuhkan

pembahasan mengenai teori tentang variabel yang akan diukur. Setelah itu

dirumuskan definisi konseptual dan definisi operasional, kemudian indikator yang

akan diukur. Dari indikator tersebut akan dijabarkan menjadi butir-butir instrumen

dalam bentuk pernyataan ataupun pertanyaan.

Pengujian validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan pendapat para

ahli, dalam hal ini Komisi Pembimbing. Setelah pengujian konstruk oleh para ahli

maka dilakukan uji coba di lapangan. Contoh uji coba berjumlah 30 siswa dari

salah satu sekolah yang karakternya mendekati karakter sekolah contoh.

Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas

instrumen. Instrumen penelitian dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika

memberikan hasil yang tetap atau konsisten apabila diujikan berkali-kali. Pada

penelitian ini, baik uji validitas maupun uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Dengan

menggunakan SPSS, analisis dapat dilakukan untuk validitas dan reliabilitas

instrumen sekaligus. Sebelum melakukan analisis, instrumen telah disusun

berdasarkan teori tentang variabel yang akan diteliti. Urutan langkah analisis

menggunakan SPSS adalah : 1) membuka program; 2) memasukkan data; 3)

mengolah data; dan 4) menganalisis output.

Sebelum melakukan penelitian, angket yang digunakan telah melalui uji

validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan uji validitas dan Cronbach

Alpha. Berdasarkan output hasil analisis validitas dan reliabilitas dengan

menggunakan SPSS, jika indeks korelasi masing-masing butir terhadap skor total

lebih besar daripada standar minimal (0,3) maka dapat disimpulkan bahwa semua

butir pernyataan adalah valid (Widoyoko, 2012). Dalam uji validitas yang telah

dilakukan, diperoleh skor untuk masing-masing butir lebih besar dari 0,3 maka

semua butir instrumen adalah valid. Sementara untuk reliabilitas instrumen,

standar minimal Cronbach’s Alpha adalah 0,7 (Widoyoko, 2012). Karena nilai

indeks alpha pada uji reliabilitas ini lebih besar dari 0,7 maka dapat disimpulkan

bahwa instrumen penelitian ini adalah reliabel.

Page 45: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Analisis Data

Analisis data merupakan usaha memilih, memilah, membuang,

menggolongkan data untuk menjawab pertanyaan pokok. Menurut Basrowi dan

Suwandi (2008), ada tiga langkah penting dalam analisis data, yaitu 1) identifikasi

apa yang ada dalam data; 2) melihat pola; 3) membuat interpretasi.

Data utama yang terkumpul diolah melalui proses tabulasi dan

pengelompokan data untuk dijadikan sumber data. Lalu data tersebut dianalisis

secara deskriptif melalui penyajian dalam bentuk tabel. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi:

Analisis Daya Tarik Wisata Pendidikan Lingkungan PT. Pusri

Sumber daya yang ada di PT.Pusri dianalisis secara deskriptif kualitatis

berdasarkan data hasil observasi dan wawancara. Data diidentifikasi dan

dikelompokkan berdasarkan jalurnya, manfaat dan kegunaan, peran serta

informasi penting lainnya yang disesuaikan dengan kategori usia anak. Selain itu,

potensi sumber daya ini juga dikelompokkan dalam kategori sumber daya utama,

dan sumber daya penunjang. Hasil dari analisis ini digunakan untuk menyusun

perencanaan program wisata pendidikan lingkungan.

Analisis Persepsi dan Preferensi Anak Usia SD

Untuk mengetahui persepsi dan preferensi anak usia SD tentang

lingkungan dilakukan analisis deskriptif kuantitatif. Pengukuran dilakukan dengan

menggunakan skala Likert, yaitu skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur

sikap, pendapat atau persepsi seseorang tentang suatu variabel (Djaali dan

Muljono, 2004) dengan menggunakan model empat pilihan (skala 4). Pemilihan

model skala 4 dilakukan mengingat contoh adalah siswa SD sehingga diharapkan

agar angket mampu mengungkap lebih maksimal perbedaan sikap contoh. Selain

itu model 4 pilihan untuk menghindari kecenderungan contoh memilih jawaban

ragu-ragu atau netral (Widoyoko 2012). Setiap pernyataan memiliki 4 alternatif

jawaban.

Jawaban anak kemudian ditabulasi. Tabel menyajikan persentase contoh

yang memilih tiap alternatif untuk setiap butir pernyataan. Jawaban contoh

dikelompokkan dalam tiga kategori persepsi dan preferensi, yaitu :

1. Baik; jika skor jawaban berada pada selang atas

2. Sedang; jika skor jawaban berada pada selang tengah

3. Rendah; jika skor jawaban berada pada selang bawah

Penentuan selang dilakukan mengacu pada Nazir (1999) dengan cara sebagai

berikut :

ST = ± SD

SA = > ST s.d. skor max

SB = < ST s.d. skor min

Keterangan :

ST = selang tengah

Skor min = jumlah skor terendah dari semua butir jawaban angket

skor min + skor max-skor min

2

Page 46: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Skor max = jumlah skor tertinggi dari semua butir jawaban angket

SA = selang atas

SB = selang bawah

SD = standar deviasi = simpangan baku

SD = √S2 dimana

n

S2 =

X = jumlah skor tiap contoh

n = jumlah contoh

Jawaban anak juga akan dianalisis untuk melihat apakah ada perbedaan

persepsi dan preferensi anak berdasarkan kelompok kelas dan berdasarkan jenis

kelamin. Uji beda yang digunakan mengacu pada Nazir (1999), yaitu uji beda t

dengan dua mean independen dengan rumus :

Keterangan :

Xa = rata-rata kelompok a

Xb = rata-rata kelompok b

Sp = standar deviasi gabungan

Sa = Standar deviasi kelompok a

Sb = Standar deviasi kelompok b

na = banyaknya sampel di kelompok a

nb = banyaknya sampel di kelompok b

df = na + nb -2

Hipotesis yang diterapkan pada penelitian ini adalah :

Hipotesis 1 (persepsi):

H0 = tidak terdapat perbedaan persepsi yang nyata antara anak kelas 1-3

dengan anak kelas 4-6.

H1 = terdapat perbedaan persepsi yang nyata antara anak kelas 1-3 dengan

anak kelas 4-6.

H0 = tidak terdapat perbedaan persepsi yang nyata antara anak laki-laki

dengan anak perempuan.

H1 = terdapat perbedaan persepsi yang nyata antara anak laki-laki dengan

anak perempuan.

Hipotesis 2 (preferensi) :

H0 = tidak terdapat perbedaan preferensi yang nyata antara anak kelas 1-3

dengan anak kelas 4-6.

∑X2 - (X)

2

n

Page 47: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

H1 = terdapat perbedaan persepsi yang nyata antara anak kelas 1-3 dengan

anak kelas 4-6.

H0 = tidak terdapat perbedaan preferensi yang nyata antara anak laki-laki

dengan anak perempuan.

H1 = terdapat perbedaan preferensi yang nyata antara anak laki-laki dengan

anak perempuan.

Bila :

thitung > ttabel signifikan; H1 diterima Ho ditolak

thitung < ttabel non signifikan; H1 ditolak, Ho diterima

Hasil analisis ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai persepsi

dan preferensi anak sehingga dapat menjadi masukan dalam perencanaan program

wisata pendidikan. Hasil analisis digunakan untuk membuat sintesis dan menarik

kesimpulan. Lamanya waktu untuk mendapatkan kesimpulan akhir bergantung

pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya,

penyimpanan dan metode pencarian ulang yang digunakan serta kecakapan

peneliti.

Sintesis

Hasil analisis data potensi di PT. Pusri, persepsi, dan preferensi anak

terhadap lingkungan disintesiskan. Dari hasil ini dibuat program wisata

pendidikan lingkungan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini juga

dilakukan pembuatan jalur wisata pendidikan lingkungan berdasarkan kebutuhan

siswa. Jalur yang dibuat diharapkan memenuhi kriteria sebagai berikut : 1)

aksesibilitas yang mudah; 2) memenuhi tuntutan kebutuhan anak. Pada tahap

sintesis ini juga dilakukan pembuatan permainan pendidikan lingkungan.

Pemilihan permainan selain berdasarkan kebutuhan peserta juga disesuaikan

dengan kemampuan dan pengembangan pengelola (dalam hal ini PT. Pusri).

Luarannya adalah program wisata pendidikan lingkungan yang sesuai dengan

kebutuhan anak usia SD.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kawasan Penelitian

Kota Palembang pada umumnya merupakan dataran rendah dengan

ketinggian rata-rata ± 4-12 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah kota

sebesar 400,61 km2

dan secara administrasi terdiri atas 16 kecamatan dan 107

kelurahan. Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi, curah hujan di kota

Palembang rata-rata 22-428 mml per tahun dengan suhu rata-rata 21o-32

o Celcius.

Dari segi hidrologi, kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi menjadi dua

bagian besar yang disebut dengan Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Sungai Musi

merupakan sungai terbesar dengan lebar rata-rata 504 meter (lebar terbesar adalah

1350 meter, berlokasi di sekitar Pulau Kemaro dan lebar terpendek adalah 250

meter berlokasi di sekitar Jembatan Musi II). Tiga sungai besar lainnya yang

Page 48: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

dimiliki kota Palembang adalah Sungai Komering (lebar rata-rata 236 meter),

Sungai Ogan (lebar rata-rata 211 meter), dan Sungai Keramasan (lebar rata-rata

103 meter).

PT. Pusri merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang

produksi dan pemasaran pupuk dan merupakan salah satu industri terbesar di kota

Palembang. Didirikan pada tanggal 24 Desember 1959, PT. Pusri merupakan

pabrik urea pertama di Indonesia.

Lokasi kawasan berada di Jalan Mayor Zen Palembang. Luas area

keseluruhan sebesar 170,31 ha yang terbagi atas area pabrik (91,83 ha) dan area

non pabrik (78,48 ha). Selama 54 tahun keberadaan PT. Pusri di Palembang,

beberapa kegiatan yang bersifat insidental telah dilakukan dengan melibatkan

masyarakat sekitar secara berkala, misalnya pemberian pelatihan bagi pedagang,

pemberian paket sembako menjelang bulan puasa, dan lain-lain. Kegiatan yang

bersifat insidental antara lain lomba foto dan menggambar kawasan PT. Pusri.

Contoh pada penelitian ini terdiri atas 25% anak kelas 1-3, 75% anak kelas

4-6 dengan memperhatikan jumlah jenis kelamin yang seimbang, yaitu 49,17%

anak laki-laki dan 50,83% anak perempuan. Komposisi karakteristik anak usia SD

sebagai contoh dalam penelitian ini adalah : 1) kelas, 2) jenis kelamin. Komposisi

ini digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat persepsi dan preferensi anak

terhadap lingkungan. Persentase komposisi anak dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Komposisi contoh

Kategori Komposisi n %

Kelas 1-3 30 25

4-6 90 75

Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

59

61

49,17

50,83

Daya Tarik Wisata PT. Pusri

Sumber daya yang dapat ada di suatu kawasan dapat dimanfaatkan sebagai

obyek dan daya tarik wisata. Richardson dan Fluker (2004) menyatakan bahwa

faktor penarik wisatawan untuk mengunjungi suatu obyek wisata merupakan

destination specific attributes, misalnya iklim, suasana, maupun atraksi tertentu.

Dari keberadaan beberapa obyek yang dapat dijadikan obyek kunjungan

pendidikan lingkungan di PT. Pusri, anak diminta untuk menyatakan urut-urutan

fasilitas tersebut sebagai daya tarik wisata pendidikan lingkungan.

Tabel 10 Daya tarik wisata pendidikan lingkungan PT. Pusri

Daya tarik Kelas 1-3 Kelas 4-6 Laki-laki Perempuan

n % n % n % n %

Pabrik pupuk 10 33,33 34 37,78 25 42,37 19 31,15

Instalasi pengolahan

limbah

2 6,67 21 23,33 13 22,03 10 16,39

Mini zoo 8 26,67 12 13,33 8 13,56 12 19,67

Sungai Musi 2 6,67 10 11,11 6 10,17 6 9,84

Page 49: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Danau buatan 2 6,67 4 4,44 1 1,69 5 8,20

Taman dan RTH 4 13,33 4 4,44 2 3,39 6 9,84

Lapangan golf 1 3,33 2 2,22 1 1,69 2 3,28

Green barrier 1 3,33 3 3,33 3 3,39 1 1,64

Jumlah 30 100 90 100 59 100 61 100

Kedua kelompok kelas memiliki kesamaan pilihan terhadap pabrik, yaitu

sama-sama menempatkannya pada urutan pertama sebagai daya tarik wisata

pendidikan lingkungan di PT. Pusri (dipilih oleh 33,33% anak kelas 1-3 dan

37,78% anak kelas 4-6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pabrik pupuk

menempati urutan pertama sebagai daya tarik kawasan. Berdasarkan hasil

wawancara alasan contoh menyatakan ketertarikan pada pabrik adalah karena

aspek fisiknya yang megah dan besar. Fisik pabrik dirasakan memberikan kesan

misterius yang menarik bagi anak untuk dikunjungi.

Page 50: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Gambar 3 Sebaran daya tarik wisata PT. Pusri

Daya tarik yang ada pada Tabel 11 dibagi dalam dua kategori, yaitu daya

tarik utama yang terdiri atas pabrik pupuk dan instalasi pengolahan limbah yang

merupakan fasilitas dan aktivitas utama PT. Pusri, serta daya tarik penunjang.

Kategorisasi ini diperlukan saat pembuatan program, dimana obyek yang

dikunjungi di PT. Pusri merupakan kombinasi dari daya tarik utama dengan

penunjang. Mengingat faktor keamanan serta kebijakan PT. Pusri, maka untuk

kelas 1-3, yang menjadi daya tarik utama hanya pabrik.

Tabel 11 Daya tarik wisata pendidikan lingkungan PT. Pusri

Daya tarik utama Daya tarik penunjang

Pabrik pupuk Mini zoo

Instalasi pengolahan limbah Sungai Musi

Page 51: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Danau buatan

Taman dan RTH

Lapangan golf

Hutan Green barrier

Pabrik Pupuk

PT. Pusri merupakan pabrik pupuk urea pertama di Indonesia. Didirikan

pada bulan Desember 1959, PT. Pusri merupakan wujud perhatian pemerintah

terhadap sektor pertanian. Tujuan dari pendirian pabrik adalah untuk mengolah

gas alam menjadi bahan pembuatan pupuk urea dan berbagai bahan kimia berguna

lainnya, memperdagangkan hasil pabrik dan barang pelengkap lainnya. Pada

awalnya PT. Pusri hanya terdiri atas satu pabrik. Tetapi dengan semakin

meningkatnya permintaan akan pupuk, maka PT. Pusri mengalami perkembangan

pabrik. Perkembangan pabrik PT. Pusri dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Perkembangan pabrik PT. Pusri Pabrik Pusri Areal Pabrik (ha) Mulai Produksi

I (*)

II

III

IV

IB

20

15

10

10

Oktober 1965

Agustus 1974

Desember 1976

Oktober 1977

Maret 1994

(*) digantikan dengan Pabrik IB karena usia pabrik yang telah tua

Pabrik Pusri I merupakan pabrik pupuk urea pertama di Indonesia. Pabrik

ini terdiri atas satu pabrik ammonia sebagai pengolah bahan baku dasar untuk

diproses menjadi urea, dan satu pabrik urea. Pabrik Pusri II dibangun untuk

mengatasi kebutuhan pupuk yang semakin meningkat. Pengembangan pabrik

terus dilakukan untuk menanggulangi permintaan pupuk dalam negeri yang

semakin meningkat. Pengembangan terakhir adalah Pabrik IB yang menjadi

pengganti Pabrik Pusri I. Pada Pabrik IB digunakan teknologi pembuatan

ammonia dan urea yang hemat energi.

Dengan kondisi pabrik pupuk yang besar dan megah serta aktivitasnya yang

masif dapat menumbuhkan rasa bangga anak terhadap keberadaan pabrik di kota

serta menumbuhkan rasa cinta terhadap kota Palembang. Tumbuhnya rasa bangga

dan cinta anak diharapkan akan membuat anak menjaga perilakunya dari

perbuatan yang dapat merusak keadaan kota, terutama di bidang kelestarian

lingkungan.

Lingkungan pabrik yang memiliki banyak peralatan yang berbahaya

membuat kunjungan harus dibatasi pada area-area tertentu yang aman dikunjungi

anak. Kekurangan pengetahuan tentang pabrik akibat terbatasnya kunjungan akan

dapat ditutupi jika PT. Pusri menyiapkan film pendek mengenai fasilitas dan

aktivitas yang ada di wilayah pabrik.

Instalasi Pengolah Limbah

Salah satu pandangan dan sikap PT. Pusri adalah kepedulian terhadap

lingkungan yang diwujudkan dalam kegiatan industri yang berwawasan

lingkungan yang berkelanjutan. Dalam pengelolaan limbah pabrik, usaha

Page 52: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

dilakukan untuk menekan dan mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke

lingkungan. Ada empat prinsip pengelolaan limbah yang diterapkan PT. Pusri,

yaitu 1) pengurangan limbah dari sumber; 2) daur ulang; 3) pengambilan dan 4)

pemanfaatan kembali secara berkelanjutan menuju produksi bersih.

Komitmen PT. Pusri terkait dengan pengelolaan lingkungan diwujudkan

melakui penetapan Pusri Effluent Treatment Improvement Project atau Proyek

PET. Pelaksanaan proyek ini untuk melaksanakan peraturan pemerintah mengenai

ketentuan Baku Mutu Limbah Cair sesuai dengan ketentuan Menteri Negara

Lingkungan Hidup serta kesepakatan program kali bersih (Prokasih) antara

Direksi PT. Pusri dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Selatan.

Berdasarkan Proyek PET ini, maka sistem peralatan dan modifikasi pengolahan

limbah di PT. Pusri meliputi Hidrolizer-Stripper System, Oil Separator,

Biological Waste Water Treatment System, Sludge Removal Facilities, Waste

Reduction Program.

Hidrolizer-Stripper System

Merupakan unit peralatan untuk daur ulang limbah cair yang mengandung

amonia dan urea dengan konsentrasi tinggi. Limbah tersebut berasal dari pabrik

Urea Pusri II, III dan IV yang dikumpulkan melalui sistem tertutup ke

collecting pit pada masing-masing pabrik. Selanjutnya limbah tersebut melalui

sistem perpipaan dipompakan untuk ditampung dalam buffer tank. Dari buffer

tank dipompakan ke dalam Hydrolizer Stripper. Dalam unit Hydrolizer akan

terjadi proses hidrolisa larutan urea menjadi amoniak dan CO2. Hasil hidrolisa

urea dipisahkan dalam Stripper dengan sistem steam sripping, keluaran dari

Stripper berupa off gas dan treated water. Dengan konsentrasi urea = nil dan

Amonia = 5 ppm.

Oil Separator

Pada tiap-tiap collecting pit dilengkapi dengan unit pemisah minyak yang

bekerja secara kontinyu dengan kapasitas olahan 20 m3/jam. Pemisahan

minyak ini dilakukan untuk menjaga agar konsentrasi minyak yang akan diolah

di Hydrolizer-Stripper terjaga pada kisaran < 10 ppm.

Biological Waste Water Treatment System

Unit Biological Pond, merupakan unit pengolah limbah cair yang mengguna-

kan bakteri untuk menurunkan kadar BOD, COD, TSS dan amonia. Kolam

biologi ini terdiri dari 6 buah kolam yang dengan ukuran total kolam 25 x 100

meter. Empat buah kolam merupakan kolam biologi sedangkan dua kolam

lainnya merupakan kolam emergency. Dari 4 kolam yang ada, 3 kolam di

antaranya masing-masing dilengkapi dengan 2 buah aerator yang berfungsi

sebagai pensuplai oksigen. Dari 3 kolam aerasi tersebut 1 kolam difungsikan

secara full aerasi sedangkan 2 kolam aerasi lagi difungsikan secara bergantian,

dan dioperasikan secara terus menerus selama 24 jam. Limbah yang diolah di

unit ini, berasal dari ceceran lantai, bekas cucian dan lain sebagainya yang

konsentrasi limbahnya rendah. Kapasitas olah 700 - 800 m3/jam yang berasal

dari Pusri IB, Pusri-II, Pusr1-3, Pusri-IV dan PPU. Hasil olahan langsung

dialirkan ke Sungai Musi.

Sludge Removal Facilities

Sludge Removal Facilities adalah suatu sistem peralatan yang berfungsi

sebagai pemisah dan pengolah lumpur yang berasal dari unit kolam biologi.

Lumpur yang berasal dari kolam biologi dipompakan ke thickener untuk

Page 53: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

diendapkan secara gravitasi. Air yang berasal dari thickener dikeluarkan secara

overflow; endapan lumpur dari bagian bawah thickener dikeluarkan dan

dikumpulkan dalam reservoir tank dan dipompakan ke filter press untuk

dipisahkan airnya dan dipadatkan dengan tekanan 8 bar, sehingga

menghasilkan padatan lumpur yang mengandung 40 % dray solid.

Waste Reduction Program

Purge Gas Recovery Unit (PGRU) adalah unit pengolah purge gas yang

terbuang dari pabrik amonia Pusri II, Pusri III dan Pusri IV. Hasil olahan

berupa tail gas digunakan sebagai bahan bakar sedangkan gas H2 dan NH3

dikembalikan ke proses untuk dipakai kembali.

Keberadaan fasilitas instalasi pengolahan limbah dapat memberikan

gambaran bagi anak mengenai bagaimana dampak limbah jika tidak dikelola

dengan baik. Anak juga dapat mengetahui bahwa limbah PT. Pusri telah diolah

dengan baik sehingga tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.

Kunjungan ke fasilitas ini akan membuka mata anak mengenai komitmen PT.

Pusri terhadap pelestarian lingkungan sehingga anak akan dapat menjadi juru

bicara PT. Pusri tentang hal ini.

Mengingat kondisi kawasan ini yang memiliki banyak fasilitas dan zat

kimia berbahaya, maka kunjungan ke kawasan ini tidak dapat dilakukan oleh anak

dari kelas 1-3. Kunjungan oleh anak kelas 4-6 pun harus memenuhi standar-

standar keamanan dan keselamatan yang berlaku serta mematuhi larangan atau

batasan wilayah yang dapat dimasuki. Kekurangan pengetahuan akibat

terbatasnya area yang dapat dikunjungi akan dapat ditutupi jika PT. Pusri

menyiapkan fasilitas berupa film pendek mengenai fasilitas instalasi pengolahan

limbah ini.

Mini Zoo

Pada tahun 2008, sebagai bentuk komitmen tanggung jawab sosial PT. Pusri

didirikan kebun binatang mini yang berisi tiga pasang rusa, yaitu rusa tutul dan

rusa sambar. Rusa tutul (Axis axis) memiliki ciri ukuran yang lebih kecil daripada

ukuran tubuh rusa jawa. Rusa jantan memiliki berat 27-45 kg, tinggi badannya

0,6-1 m dengan panjang tubuhnya 1-1,5 m. Rusa ini mempunyai ekor yang

pendek, yaitu sekitar 18-25 cm. Tubuh satwa ini tertutup mantel rambut berwarna

coklat kemerahan dengan totol-totol putih kecuali pada bagian dagu, perut dan

kaki. Uniknya totol-totol ini tersusun seperti garis dan bukannya tersebar secara

tidak beraturan. Penghuni lainnya adalah rusa sambar atau dalam bahasa latin

disebut Cervus unicolor. Rusa jenis ini merupakan rusa paling besar diantara 3

rusa asli Indonesia lainnya. Ciri khas rusa sambar adalah tubuh yang besar dengan

warna bulu kecoklatan dan cenderung berwarna coklat keabu-abuan atau

kemerah-merahan, warna gelap sepanjang bagian atas. Rusa ini dapat tumbuh

setinggi 102 cm – 160 cm dengan panjang tubuh sekitar 150 cm. Berat rusa dewasa

sekitar 80-90 kg (betina) dan 90-125 kg (jantan). Tanduk rusa sambar juga tergolong

panjang dan bisa mencapai hingga tinggi 1 meter.

Page 54: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Gambar 4 Papan interpretasi dan kondisi mini zoo

Saat ini mini zoo dalam kondisi terpelihara dengan baik. Sekarang rusa-rusa

tersebut berjumlah 31 ekor. Kunjungan ke mini zoo dapat memberikan

pengetahuan kepada anak mengenai kehidupan hewan darat pada umumnya, dan

rusa pada khususnya. Di obyek ini anak dapat mempelajari beberapa hal antara

lain adalah biologi dan morfologi dari rusa, posisi rusa pada rantai makanan, serta

manfaat rusa bagi lingkungan dan bagi manusia. Pengelola mini zoo adalah harus

memberikan perhatian terhadap kurangnya papan-papan interpretasi di area ini.

Papan interpretasi yang ada sekarang hanya satu dan berisi mengenai nama rusa

dan jumlahnya saja. Perlu ditambahkan informasi mengenai habitat aslinya, pola

hidup dan makannya, serta perkembangbiakannya. Selain itu, perlu juga diadakan

papan larangan untuk melemparkan makanan atau benda-benda berbahaya ke

dalam kandang rusa. Pada papan tersebut harus dijelaskan mengapa memberi

makan rusa ataupun melempar benda-benda seperti botol plastik dan kaleng ke

dalam kandang rusa dapat membahayakan hidup rusa-rusa tersebut.

Gambar 5 Kondisi mini zoo

Sungai Musi

Sungai Musi membelah Provinsi Sumatera Selatan dari timur ke barat.

Sungai ini memiliki delapan anak sungai besar, yaitu Sungai Komering, Ogan,

Lematang, Kelingi, Lakitan, Semangus, Rawas, Leko dan Batanghari. Sungai

Musi berada di tengah kota Palembang dan membagi kota menjadi dua bagian.

Bagian utara disebut Seberang Ilir dan bagian selatan disebut Seberang ulu.

Page 55: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Keberadaan Sungai Musi sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sangat penting, salah

satunya sebagai sarana transportasi. Masih banyak penduduk kota Palembang

yang menggunakan perahu (disebut taksi motor oleh penduduk setempat) sebagai

alat transportasi. Pabrik PT. Pusri berada di tepi sungai ini. Dari tepi Sungai Musi

yang berada di kawasan PT. Pusri dapat dilihat kesibukan masyarakat kota

Palembang.

Danau Buatan

Di kawasan PT. Pusri terdapat dua buah danau buatan. Danau pertama

(danau 1) berada di dekat gedung Diklat, sementara danau kedua (danau 2) berada

di dekat mesjid. Kedua danau buatan ini lebih mirip sebuah kolam besar dengan

luas sekitar 100 m2. Danau ini ditumbuhi tanaman teratai yang jika sedang musim

berbunga akan memberikan pemandangan yang sangat indah.

Keadaan kedua danau sedikit berbeda. Danau 1 memiliki pulau buatan mini

di tengahnya yang ditumbuhi beberapa jenis tanaman. Kondisi perairannya

terkesan kotor. Di pinggir danau terdapat pohon-pohon rindang dan bangku-

bangku semen. Patut disayangkan rerumputan di sekitar danau kurang terpelihara

rapi dan tumbuh tinggi sehingga mengurangi keindahan. Tidak terdapat papan

interpretasi yang dapat menjelaskan mengenai danau ini.

Gambar 6 Danau buatan 1 dan pulau mini

Danau 2 memiliki kondisi perairan yang bersih. Danau ini tidak memiliki

pulau mini di tengahnya tetapi digantikan dengan air mancur mini. Di sekeliling

danau ditumbuhi rumput yang terpelihara rapi sehingga sekitar danau terkesan

rapi dan bersih. Terdapat satu papan berisi himbauan untuk tidak berburu burung.

Tidak terdapat papan interpretasi, pohon-pohon ataupun bangku-bangku di seputar

danau yang dapat dijadikan tempat beristirahat.

Page 56: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Gambar 7 Danau buatan 2

Kunjungan ke danau-danau ini dapat memberikan pengetahuan kepada anak

mengenai kehidupan organisme air, terutama air tawar. Danau dapat menjadi

lokasi pembelajaran mengenai habitat makhluk air, manfaat air bagi makhluk

hidup, bagaimana menjaga air agar tetap bersih, apa akibat bagi makhluk hidup

terutama manusia jika sumber air bersih tercemar. Tepian danau yang teduh dapat

menjadi tempat mengadakan permainan-permainan yang terkait dengan

pendidikan lingkungan. Dengan belajar langsung di alam terbuka, diharapkan

proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan anak tidak cepat bosan.

Sabuk Hijau (Green Barrier)

PT. Pusri memiliki hutan yang disebut dengan sabuk hijau (green barrier)

yang berfungsi sebagai penghambat limbah gas yang tertiup angin kea rah

pemukiman penduduk, sekaligus sebagai peredam suara yang dihasilkan oleh

pabrik selama proses produksi. Saat ini luas green barrier PT. Pusri adalah 12,8

ha. Luas ini akan ditingkatkan di masa yang akan datang hingga mencapai target

yaitu seluas 27 ha.

Persepsi Anak Usia SD

Penelitian ini berupaya mengukur persepsi anak usia SD terhadap

lingkungan dengan memperkirakan apakah ada pengaruh jenis kelamin dan

tingkatan kelas dalam pembentukan persepsi tersebut. Hasil dari pengukuran

tingkat persepsi anak usia SD dapat digunakan dalam menyusun program wisata

pendidikan lingkungan. Mengacu pada persepsi terhadap lingkungan menurut

Rosa (2008), persepsi terbentuk melalui proses kognisi, afeksi dan konasi. Proses

kognisi meliputi penerimaan, pemahaman dan pemikiran. Proses afeksi meliputi

perasaan dan emosi, keinginan, dan nilai-nilai tentang lingkungan. Proses konasi

meliputi tindakan atau perlakuan terhadap lingkungan sebagai respon dari proses

kognisi dan afeksi.

Page 57: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Gambar 8 Proses pembentukan persepsi terhadap lingkungan

Upaya mengukur persepsi anak dilakukan dengan metode wawancara

dengan pertanyaan terbuka dan angket. Sebagai pembuka, diajukan pertanyaan

terbuka mengenai definisi lingkungan. Hal ini dilakukan agar anak bebas

mengungkapkan apa yang mereka ketahui tentang pengertian lingkungan. Pada

tabel 12 terlihat klasifikasi jawaban anak terhadap pengertian lingkungan. Pada

kelompok kelas 1-3, terdapat 3,33% anak yang mengatakan tidak tahu definisi

lingkungan. Jawaban yang lebih kompleks diberikan oleh 43,33% anak. Untuk

kelas 4-6, tidak ada anak yang menjawab tidak tahu tentang definisi lingkungan.

Lebih dari separuh anak (63,33%) memilih jawaban tentang definisi lingkungan

yang kompleks. Hasil pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa tingkat kognisi

anak kelas 1-3 masih perlu ditingkatkan. Pembelajaran tentang lingkungan yang

masih dominan di kelas kemungkinan menjadi penyebab kekurangtahuan ini.

Tabel 13 Sebaran contoh menurut pengetahuan tentang lingkungan

Definisi Lingkungan Kelas 1-3 Kelas 4-6 Laki-laki Perempuan

n % n % n % n %

Tidak tahu 1 3,33 0 0 1 1,70 0 0

Lingkungan adalah air,

darat dan udara di sekitar

kita.

5 16,67 14 15,56 11 18,64 8 13,11

Lingkungan adalah

manusia, hewan dan

tumbuhan di sekitar kita.

11 36,67 19 21,11 10 16,95 20 32,79

Lingkungan adalah segala

sesuatu yang ada di sekitar

manusia yang

memengaruhi

perkembangan kehidupan

manusia baik langsung

maupun tidak langsung.

13 43,33 57 63,33 37 62,71 33 54,10

Jumlah 30 100 90 100 59 100 61 100

Pengetahuan anak tentang ruang lingkup PT. Pusri juga ditanyakan.

Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 14.

Individu

Kognisi

(pemahaman, pemikiran)

Afeksi

(perasaan, keinginan,

nilai)

Konasi

(tindakan/perlakuan)

Persepsi

terhadap

lingkungan

Page 58: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Tabel 14 Sebaran contoh menurut pengetahuan tentang PT. Pusri

Pengetahuan tentang

PT. Pusri

Kelas 1-3 Kelas 4-6 Laki-laki Perempuan

n % N % n % n %

Tidak tahu 5 16,67 2 2,22 6 10,17 1 1,64

Pabrik pupuk 22 73,33 51 56,67 39 66,10 34 55,74

Pabrik pupuk dan

bahan kimia lain

3 10 37 41,11 14 23,73 26 42,62

Jumlah 30 100 90 100 59 100 61 100

Dari hasil jawaban anak, klasifikasi jawaban dapat dikelompokkan menjadi

3 kategori, yaitu tidak tahu tentang PT. Pusri, PT. Pusri adalah pabrik pupuk, dan

PT. Pusri adalah pabrik pupuk dan bahan kimia lainnya. Ternyata baik untuk

kelompok kelas 1-3 dan 4-6, masih ada anak yang tidak tahu PT. Pusri, walaupun

untuk anak kelas 4-6 jumlahnya kecil (2,22%). Tetapi hal ini menjadi pekerjaan

rumah bagi PT. Pusri karena jarak sekolah contoh berada sekitar 2 kilometer dari

lokasi. Sebagian besar anak kelas 1-3 dan 4-6 menyatakan bahwa PT. Pusri hanya

pabrik pupuk saja (73,33% dan 56,67%). Ini juga menjadi hal yang perlu

diperhatikan PT. Pusri, bahwa pengenalan lingkup bisnis PT. Pusri belum

seluruhnya diketahui oleh anak-anak di sekitar perusahaan.

Upaya mengukur persepsi juga dilakukan melalui aspek afeksi. Uno et al.

(2001) menyatakan bahwa kawasan afeksi merupakan domain yang berkaitan

dengan nilai-nilai interes, apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial. Pada tahap

awal, anak diajukan pertanyaan terbuka untuk mengetahui afeksi mereka melalui

pertanyaan tentang perasaan mereka jika lingkungan sekitar bersih dan indah.

Jawaban anak dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Sebaran contoh menurut afeksi anak terhadap lingkungan

Afeksi terhadap

lingkungan yang

bersih, sehat dan indah

Kelas 1-3 Kelas 4-6 Laki-laki Perempuan

n % n % n % n %

Biasa saja 5 16,67 7 7,77 10 16,95 2 3,28

Senang dan bangga 25 83,33 83 92,22 49 83,05 59 96,72

Jumlah 30 100 90 100 59 100 61 100

Baik untuk kelas 1-3 maupun kelas 4-6, sebagian besar anak menyatakan

senang dan bangga jika lingkungan mereka bersih, sehat dan indah. Kebanggaan

ini harus selalu dijaga dan menjadi bagian dari anak hingga mereka dewasa agar

selalu mempengaruhi perilaku mereka terhadap lingkungan.

Afeksi anak terhadap PT. Pusri juga ditanyakan melalui bagaimana perasaan

mereka terhadap keberadaan PT. Pusri di lingkungan mereka. Sebagian besar anak

menyatakan senang dan bangga dengan keberadaan PT. Pusri. Tetapi yang perlu

menjadi perhatian adalah masih ada anak yang juga merasa biasa saja dengan

keberadaan PT. Pusri. Hal ini dirasakan anak karena bagi anak PT. Pusri tidak

memberikan manfaat apapun dalam kehidupannya. Ini harus menjadi perhatian

agar jika PT. Pusri menyelenggarakan kegiatan harus yang dapat menyentuh anak

Page 59: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

sehingga semua anak di sekitar kawasan merasa bangga dengan keberadaan PT.

Pusri.

Tabel 16 Sebaran contoh menurut afeksi anak terhadap PT. Pusri

Afeksi terhadap

keberadaan PT. Pusri

Kelas 1-3 Kelas 4-6 Laki-laki Perempuan

N % N % n % n %

Biasa saja 11 36,67 9 10 8 13,56 12 19,67

Senang dan bangga 19 63,33 81 90 51 86,44 49 80,33

Jumlah 30 100 90 100 59 100 61 100

Pengukuran persepsi melalui konasi anak digunakan untuk memperoleh

deskripsi tentang tingkah laku yang bertujuan dan impuls untuk berbuat. Konasi

berupa bereaksi, berusaha, berkemauan, dan berkehendak (Chaplin 1995). Melalui

pertanyaan terbuka, anak ditanyakan bentuk tindakan yang mereka lakukan dalam

upaya menjaga lingkungan tetap sehat dan bersih.

Tabel 17 Sebaran contoh menurut konasi anak terhadap lingkungan

Konasi terhadap

lingkungan

Kelas 1-3 Kelas 4-6 Laki-laki Perempuan

n % n % n % n %

Diam saja 1 3,33 0 0 1 1,69 0 0

Membuang sampah

pada tempatnya

12 40 51 56,67 34 57,63 29 47,54

Menegur teman yang

membuang sampah

sembarangan

13 43,33 28 31,11 19 32,20 22 36,06

Mengajak teman gotong

royong membersihkan

sekolah

4 13,33 11 12,22 5 8,47 10 16,39

Jumlah 30 100 90 100 59 100 61 100

Membuang sampah pada tempatnya masih merupakan pilihan utama bagi

anak baik kelas 1-3 maupun 4-6. Hal ini berarti keinginan anak untuk menjaga

kebersihan lingkungan masih terbatas pada diri sendiri dan belum menjadi

penggerak bagi teman-temannya. Aksi berupa mengajak teman melakukan

pekerjaan gotong royong masih rendah. Upaya meningkatkan konasi anak agar

menjadi motor penggerak penjaga lingkungan perlu ditingkatkan agar terbawa

hingga anak dewasa.

Dalam rangka mengembangkan kawasan PT. Pusri menjadi destinasi

program wisata pendidikan lingkungan yang diminati oleh anak usia SD, maka

ditanyakan juga mengenai persepsi kawasan wisata pendidikan yang ideal

menurut mereka. Hasil dari wawancara tersebut ditabulasi berdasarkan fitur apa

yang paling diinginkan anak untuk berada di kawasan.

Page 60: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Tabel 18 Sebaran contoh persepsi ideal anak tentang kawasan wisata pendidikan

lingkungan

Fitur ideal Kelas 1-3 Kelas 4-6 Laki-laki Perempuan

n % n % n % n %

Pohon rindang 6 20 8 8,89 6 10,17 8 13,11

Bunga warna-warni 4 13,33 5 5,56 1 1,69 8 13,11

Padang rumput 0 0 2 2,22 2 3,39 0 0

Koleksi hewan darat

dan air

5 16,67 17 18,89 9 15,25 13 21,31

Area eksplorasi 3 10 14 15,56 10 16,95 7 11,48

Miniatur kawasan 0 0 3 3,33 1 1,69 2 3,28

Papan informasi 0 0 7 7,78 2 3,39 5 8,20

Area bermain 4 13,33 15 16,67 11 18,64 8 13,11

Bangku 1 3,33 7 7,78 5 8,47 3 4,92

Bersih dan luas 7 23,33 12 13,33 12 20,34 7 11,48

Jumlah 30 100 90 100 59 100 61 100

Persepsi anak kelas 1-3 untuk suatu kawasan wisata pendidikan lingkungan

adalah kondisi kawasan yang bersih dan luas. Kawasan yang luas tersebut diisi

dengan fitur pepohonan, adanya koleksi hewan, dan area bermain.Ini sesuai

dengan karakter anak usia 1-3 SD yang masih mengutamakan permainan yang

melibatkan gerak fisik. Anak kelas 4-6 mengutamakan adanya koleksi hewan,

diikuti dengan area bermain dan area eksplorasi. Untuk area eksplorasi, anak

mengharapkan adanya area yang dapat mereka gunakan untuk melakukan simulasi

kegiatan, seperti menanam tanaman dan memberinya pupuk. Sementara persepsi

ideal berdasarkan pendapat anak laki-laki adalah keluasan kawasan diikuti area

bermain. Bagi anak perempuan, yang diutamakan adalah koleksi hewan, diikuti

dengan besaran yang sama yaitu fitur pepohonan, bunga-bunga dan area bermain.

Menyikapi keinginan adanya area bermain, maka PT. Pusri dapat mengupayakan

area bermain yang terkait dengan pembelajaran pendidikan lingkungan, misalnya

dengan membuatnya sekaligus sebagai area eksplorasi sehingga anak dapat

bermain sambil belajar.

Dari hasil pengukuran melalui angket diperoleh hasil seperti pada Tabel 19

di bawah ini.

Tabel 19 Sebaran contoh menurut tingkat persepsi anak terhadap lingkungan

berdasarkan kelas dan jenis kelamin

Persepsi

Kelas Jenis Kelamin

Kelas 1-3 Kelas 4-6 Laki-Laki Perempuan

n % n % n % n %

Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0

Sedang 21 70 59 65,6 41 68,3 39 65

Baik 9 30 31 34,4 19 31,7 21 35

Rata-rata ± sd 106,53 ± 5,49 107,37 ± 5,32

P value 0,462 0,647

Page 61: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Keterangan

skala skor : kurang : 30 – 70, sedang : 70,1 – 110, baik : 110,1 – 150

Tidak berbeda nyata pada selang 95%

Hasil angket menunjukkan bahwa tingkat persepsi anak dominan berada

pada kategori sedang sehingga diharapkan dapat ditingkatkan menjadi baik

dengan berbagai program wisata pendidikan lingkungan yang menarik. Upaya

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan persepsi anak terhadap lingkungan

antara lain dengan menggambarkan hubungan antara kehidupan makhluk hidup

(terutama manusia) dengan lingkungannya. Program wisata pendidikan yang

dibuat sedapat mungkin menggambarkan bahwa manusia membutuhkan

lingkungan untuk hidup. Mengacu pada Bhuiyan et al. (2010), wisata pendidikan

lingkungan yang disampaikan melalui program-program pendidikan dapat

merubah aspek kognitif, pengetahuan partisipatif, ketrampilan dan perilaku

pembelajar.

Preferensi Anak Usia SD

Cara pandang untuk menilai keindahan lingkungan berbeda-beda. Kondisi

ini sangat dipengaruhi oleh preferensi yang berbeda-beda. Preferensi menurut

Said (2008) adalah nilai yang diberikan oleh individu dalam menyukai suatu

tempat melebihi tempat yang lain. Preferensi terhadap suatu tempat tertentu

mencerminkan apa yang menarik bagi anak. Hubungan seperti ini bagi anak

biasanya terkait pada kemampuan anak merasakan fungsi dari tempat tersebut.

Anak lebih menerima dan merasa nyaman pada setting yang alami daripada

lingkungan yang monoton (Yulyaningsih 2013).

Preferensi anak usia SD terhadap lingkungan PT. Pusri pada penelitian ini

mengacu pada preferensi menurut Fisher (1984) yang terdiri atas keteraturan,

tekstur, keakraban terhadap lingkungan, keluasan ruang pandang, kemajemukan

rangsang, dan kerahasiaan atau misteri. Hasil dari pengukuran preferensi anak

usia SD dapat digunakan dalam menyusun program wisata pendidikan

lingkungan.

Tabel 20 Sebaran contoh menurut tingkat preferensi anak terhadap lingkungan

berdasarkan kelas dan jenis kelamin

Preferensi Kelas Jenis Kelamin

Kelas 1-3 Kelas 4-6 Laki-Laki Perempuan

n % n % n % N %

Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0

Sedang 28 93,3 75 83,3 51 85,0 52 86,7

Baik 2 6,7 15 16,7 9 15,0 8 13,3

Rata-rata ± sd 74,3 ± 7,13 75,5 ± 6,53

P value 0,420 0,683

Keterangan

skala skor : kurang : 22 – 51,3, sedang : 51,4 – 80,6, baik : 80,7 – 110

Tidak berbeda nyata pada selang 95%

Page 62: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Tingkat preferensi anak masih dominan pada kategori sedang sehingga

program wisata pendidikan lingkungan yang dibuat harus dapat meningkatkan

preferensi menjadi baik. Kurangnya ruang terbuka hijau yang dapat digunakan

anak untuk belajar sambil bermain di alam bebas menjadi salah satu faktor

kurangnya preferensi anak terhadap lingkungan. Anak lebih sering menghabiskan

waktunya di dalam ruang kelas daripada di alam terbuka.

Rekomendasi Perencanaan Program Wisata Pendidikan Lingkungan

Penentuan Visi dan Misi Program

Visi program mengacu pada pernyataan yang menggambarkan sasaran

jangka panjang dari program ini. Visi program wisata pendidikan lingkungan di

PT. Pusri adalah mengembangkan program wisata pendidikan lingkungan yang

sesuai dengan kebutuhan anak usia SD yang menarik serta membangun kesadaran

dan kecintaan terhadap lingkungan. Misi program menggambarkan upaya yang

dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut.

Tabel 21 Misi program wisata pendidikan lingkungan PT. Pusri

Misi Pernyataan

Pernyataan

Misi

1. Menjadikan PT. Pusri sebagai destinasi wisata pendidikan

lingkungan yang bermanfaat secara berkelanjutan bagi

masyarakat sekitar dengan cara :

a. Mengembangkan fasilitas dan program yang

mendukung kegiatan wisata pendidikan lingkungan di

PT. Pusri.

b. Mengembangkan kemampuan personil PT. Pusri yang

menjadi instruktur program.

c. Bekerja sama dengan para pihak dalam

mengembangkan dan mempromosikan wisata

pendidikan lingkungan di PT. Pusri.

2. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian

lingkungan pada generasi muda.

3. Membangun rasa cinta dan bangga pada generasi muda

atas keberadaan PT. Pusri di kota Palembang.

Perencanaan pada Pengelolaan dan Kawasan

Dalam rangka mempersiapkan PT. Pusri menjadi destinasi wisata

pendidikan lingkungan bagi anak usia SD, maka perencanaan yang diterapkan

oleh PT. Pusri terdiri atas perencanaan pada pengelolaan dan rencana pada

kawasan. Untuk perencanaan pengelolaan, upaya yang dapat dilakukan adalah

meningkatkan kemampuan kapasitas petugas dalam menjalankan program, baik

sebagai instruktur program maupun pembuat program. Sementara perencanaan

kawasan mengutamakan pengembangan dan pengadaan fasilitas pendukung

program yang ada di kawasan.

Page 63: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Tabel 22 Perencanaan pada kawasan dan pengelolaan

Rencana Keterangan

Perencanaan

pada

pengelolaan

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas yang

akan menjadi instruktur program, seperti memberi tambahan

pengetahuan tentang flora dan fauna yang ada di kawasan.

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas yang

akan menjadi pembuat program, terutama dalam hal

mengemas program menjadi menarik.

Perencanaan

pada kawasan

1. Pengadaan miniatur pabrik pupuk dan instalasi pengolahan

limbah.

2. Pengadaan papan-papan interpretasi yang informatif dan

menarik.

3. Penambahan area eksplorasi seperti lahan mini untuk

bercocok tanam.

4. Penambahan area dan fasilitas permainan pendidikan. Area

ini dapat saja disatukan dengan area eksplorasi.

5. Meningkatkan kebersihan dan keindahan kawasan.

Pengadaan miniatur pabrik beserta fasilitasnya dan instalasi pengolahan

limbah penting dilakukan. Hal ini mengingat anak tidak dapat memasuki kawasan

pabrik dan instalasi pengolahan limbah karena faktor keamanan. Melalui miniatur

ini anak dapat memperoleh gambaran aktivitas yang berlangsung di kawasan PT.

Pusri sehingga pemahaman anak menjadi lebih konkrit.

Kondisi pabrik yang memerlukan penanganan khusus karena ada area

tertentu yang terlarang, ataupun yang memerlukan perlengkapan khusus, maka

pola perjalanan anak diatur dengan memperhatikan zona-zona tertentu. Untuk

kepentingan wisata pendidikan lingkungan bagi anak usia SD maka kawasan PT.

Pusri dibagi dalam sistem zonasi yang dapat mempermudah pengaturan pola

perjalanan pengunjung, seperti ditampilkan pada Tabel 23.

Tabel 23 Zonasi kawasan

Zonasi Keterangan

Zona wisata Zona ini meliputi area fasilitas umum seperti Gedung Diklat,

mini zoo, dan danau buatan, RTH, serta taman-taman. Pada

zona ini kegiatan program seperti permainan dapat

dilaksanakan.

Zona terbatas

Zona ini meliputi kawasan instalasi pengolah limbah. Kawasan

ini hanya dapat dimasuki dengan izin khusus dan memakai

perlengkapan khusus. Karena alasan keamanan, maka kawasan

ini hanya dapat dikunjungi oleh anak kelas V ke atas saja

Zona inti

Zona inti meliputi kawasan pabrik. Kawasan ini terlarang untuk

dimasuki karena alasan keamanan. Untuk kepentingan program

wisata pendidikan, kunjungan hanya bersifat sightseeing dari

batas luar kawasan pabrik.

Perencanaan Program

Konsep program wisata pendidikan lingkungan bagi anak usia sekolah di

PT. Pusri dibuat dengan memperhatikan persepsi dan preferensi anak usia sekolah

Page 64: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

yang dikombinasikan dengan potensi sumber daya dan fasilitas yang ada di PT.

Pusri. Untuk itu perlu diketahui tujuan dari program terkait dengan persepsi dan

preferensi anak.

Tabel 24 Tujuan program menurut persepsi dan preferensi

Persepsi Preferensi

Kurang Sedang Baik

Kurang Membangun

persepsi dan

preferensi.

Membangun

persepsi,

meningkatkan

preferensi.

Membangun

persepsi,

mempertahankan

preferensi.

Sedang Meningkatkan

persepsi dan

membangun

preferensi.

Meningkatkan

persepsi dan

preferensi.

Meningkatkan

persepsi,

mempertahankan

preferensi.

Baik Mempertahankan

persepsi,

membangun

preferensi.

Mempertahankan

persepsi dan

meningkatkan

preferensi.

Mempertahankan

persepsi dan

preferensi.

Matriks di atas menjadi acuan untuk membuat perencanaan program wisata

pendidikan lingkungan. Selanjutnya disusun rencana kunjungan yang sesuai

dengan tabel di atas. Mengacu pada hasil uji beda t dimana tidak terdapat

perbedaan persepsi maupun preferensi antara anak kelas 1-3 dengan kelas 4-6 dan

antara anak laki-laki dengan anak perempuan, maka perencanaan program dapat

disusun dengan tidak membedakan kelompok kelas maupun jenis kelamin, kecuali

untuk kunjungan ke instalasi pengolahan limbah.

Sebelum melakukan kegiatan kunjungan ke obyek-obyek yang menjadi

daya tarik program, maka diperlukan kegiatan pendahuluan untuk membentuk

persepsi yang positif dari anak. Kegiatan pendahuluan ini dapat berupa kunjungan

ke sekolah-sekolah yang berada di sekitar kawasan pabrik untuk member

penjelasan mengapa penting bagi mereka untuk mengikuti kegiatan ini.

Sedangkan untuk sekolah-sekolah yang berada jauh dari kawasan, kegiatan

pendahuluan ini dapat dilakukan di kawasan sebelum memulai kegiatan wisata.

Bentuk kegiatan pendahuluan di kawasan dapat berupa kegiatan pemutaran film

mengenai berbagai bencana yang ditimbulkan oleh perusakan lingkungan, seperti

banjir dan kebakaran hutan. Atau dapat berupa kunjungan ke bagian dari Sungai

Musi yang berada tidak jauh dari kawasan yang airnya keruh atau kotor, misalnya

ke tepi sungai di dekat pasar. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan pendahuluan

ini, persepsi anak tentang pentingnya pelestarian lingkungan menjadi kuat karena

mereka langsung melihat akibat dari perusakan lingkungan. Pengalaman ini akan

menjadi dorongan yang kuat dalam membentuk persepsi positif terhadap

pelestarian lingkungan.

Page 65: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Tabel 25 Indikator keberhasilan program wisata pendidikan lingkungan

Obyek yang

dikunjungi

Persepsi Preferensi

Kognisi Afeksi Konasi Keteraturan Tekstur Keakraban Keluasan Kemajemukan Misteri

Pabrik Mengetahui

ruang lingkup

dan aktivitas

pabrik PT.

Pusri.

Menunjukkan

kecintaan dan

kebanggaan

terhadap PT.

Pusri

Menunjukkan

kemampuan

mengajak

teman

mencintai PT.

Pusri

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang rapi dan

bersih

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang indah

Menunjukkan

sikap menyukai

keberadaan PT.

Pusri di

lingkungannya

Menunjukkan

sikap

menyukai

belajar

pendidikan

lingkungan di

kawasan PT.

Pusri

Menunjukkan

sikap menyukai

belajar di

kawasan PT.

Pusri dengan

berbagai

aktivitasnya

Menunjukkan

sikap menyukai

sejarah PT.

Pusri

Instalasi

Pengolahan

Limbah

Mengetahui

proses

pengolahan

limbah pabrik.

Mengetahui

akibat

pencemaran

limbah

Menunjukkan

kecintaan dan

kebanggaan

terhadap PT.

Pusri yang

mampu

mengolah

limbah dengan

baik

Menunjukkan

kemampuan

mengajak

teman

mencintai PT.

Pusri

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang rapi dan

bersih

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang indah

Menunjukkan

sikap menyukai

keberadaan PT.

Pusri di

lingkungannya

Menunjukkan

sikap

menyukai

belajar

pendidikan

lingkungan di

kawasan PT.

Pusri

Menunjukkan

sikap menyukai

belajar di

kawasan PT.

Pusri dengan

berbagai

aktivitasnya

Menunjukkan

sikap

menyukai

sejarah PT.

Pusri

Danau

buatan

Mengetahui

ekosistem air

tawar,

organisme di

dalamnya dan

manfaatnya

bagi kehidupan

manusia.

Menunjukkan

rasa mencintai

lingkungan

Menunjukkan

kemampuan

mengajak

teman

menjaga

kebersihan air

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang rapi dan

bersih

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang indah

Menunjukkan

sikap menyukai

keberadaan PT.

Pusri di

lingkungannya

Menunjukkan

sikap

menyukai

belajar

pendidikan

lingkungan di

kawasan PT.

Pusri

Menunjukkan

sikap menyukai

belajar di

kawasan PT.

Pusri dengan

berbagai

aktivitasnya

Menunjukkan

sikap

menyukai

sejarah kota

Palembang dan

PT. Pusri

Page 66: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Lanjutan.

Obyek yang

dikunjungi

Persepsi Preferensi

Kognisi Afeksi Konasi Keteraturan Tekstur Keakraban Keluasan Kemajemukan Misteri

Mini zoo Mengetahui

habitat dan

pola hidup

hewan darat.

Mengenal rusa.

Menunjukkan

rasa mencintai

lingkungan,

terutama sikap

menyayangi

hewan.

Menunjukkan

kemampuan

mengajak

teman

menyayangi

hewan

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang rapi dan

bersih

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang indah

Menunjukkan

sikap

menyukai

keberadaan

PT. Pusri di

lingkungannya

Menunjukkan

sikap

menyukai

belajar

pendidikan

lingkungan di

kawasan PT.

Pusri

Menunjukkan

sikap menyukai

belajar di

kawasan PT.

Pusri dengan

berbagai

aktivitasnya

Menunjukkan

sikap menyukai

sejarah kota

Palembang dan

PT. Pusri

Sungai Musi Mengetahui

ekosistem air

tawar,

organisme di

dalamnya dan

manfaatnya

bagi kehidupan

manusia.

Menunjukkan

rasa cinta dan

bangga

terhadap kota

Palembang

yang memiliki

sungai

terpanjang di

Pulau

Sumatera.

Menunjukkan

kemampuan

mengajak

teman

menjaga

kebersihan

Sungai Musi

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang rapi dan

bersih

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang indah

Menunjukkan

sikap menyukai

keberadaan PT.

Pusri di

lingkungannya

Menunjukkan

sikap

menyukai

belajar

pendidikan

lingkungan di

kawasan PT.

Pusri

Menunjukkan

sikap menyukai

belajar di

kawasan PT.

Pusri dengan

berbagai

aktivitasnya

Menunjukkan

sikap menyukai

sejarah kota

Palembang dan

PT. Pusri

RTH/Taman Mengetahui

ekosistem

darat,

organisme di

dalamnya dan

manfaatnya

bagi kehidupan

manusia.

Menunjukkan

sikap

menyayangi

tanaman.

Menunjukkan

kemampuan

memelihara

keindahan

lingkungan

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang rapi dan

bersih

Menunjukkan

sikap

menyukai

lingkungan

yang indah

Menunjukkan

sikap menyukai

keberadaan PT.

Pusri di

lingkungannya

Menunjukkan

sikap

menyukai

belajar

pendidikan

lingkungan di

kawasan PT.

Pusri

Menunjukkan

sikap menyukai

belajar di

kawasan PT.

Pusri dengan

berbagai

aktivitasnya

Menunjukkan

sikap menyukai

sejarah kota

Palembang dan

PT. Pusri

Page 67: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Durasi program wisata pendidikan lingkungan di PT. Pusri disesuaikan

dengan tema dari masing-masing program. Adapun durasi umum yang diterapkan

pada suatu program wisata adalah :

1. 2-3 jam. Durasi ini dapat diterapkan untuk morning tour atau afternoon tour.

Dapat diberikan pada anak kelas I s.d. kelas III.

2. 4-6 jam. Durasi ini dikenal dengan istilah half day tour. Dapat diberikan

kepada anak yang kelasnya lebih tinggi, yaitu kelas IV s.d. VI.

Program yang dibuat merupakan gabungan dari beberapa aktivitas berupa :

1. Classroom : Berupa ceramah dan peragaan audio visual mengenai PT. Pusri

secara singkat serta pengantar mengenai tema terkait. Lamanya classroom

memperhatikan attention span anak-anak agar konsentrasi mereka optimal.

2. Outing class : anak diajak ke luar kelas. Pilihan tujuan tergantung pada tema.

Tujuan pembelajaran di luar kelas adalah agar anak langsung belajar di alam.

Dalam kegiatan ini diharapkan anak dapat mengembangkan kepekaan individu

dan perilaku ramah lingkungan.

3. Permainan : sebagai penutup, anak diajak untuk mengikuti permainan yang

didisain untuk memotivasi anak agar kelak dapat berpartisipasi aktif dalam

pelestarian lingkungan. Pemilihan permainan dilakukan untuk meningkatkan :

o Kognisi : pengetahuan tentang pupuk, pengolahan limbah, dan pelestarian

alam.

o Afeksi : bangga karena memiliki pabrik pupuk, bangga karena dapat

menjaga kelestarian lingkungan.

o Konasi : aktif berperilaku ramah lingkungan.

Bentuk permainan dibuat dengan memperhatikan tahapan operasional

konkret anak.

Mengingat operasional PT. Pusri sangat terkait dengan pelestarian

lingkungan maka pada penelitian ini topik utama yang dipilih untuk digunakan

sebagai nama populer adalah envi-edu tour yang merupakan singkatan dari

environmental education tour. Dari topik utama dapat diturunkan ke dalam tema-

tema yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Contoh perencanaan program

secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 26 Program envi-edu tour kelas 1-3 dengan daya tarik pabrik pupuk dan

danau buatan

Kegiatan Lokasi Durasi Tujuan Materi

Kedatangan

dan

perkenalan

Ruang

Diklat

10

menit Ice breaking Permainan

Ceramah &

pemutaran

film

Ruang

Diklat

60

menit 1. Mengenal PT.

Pusri

2. Mengenal

pupuk dan

manfaatnya

Bahan pembuat pupuk

Proses pembuatan pupuk

Manfaat pupuk bagi

petani dan tanaman

Page 68: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Lanjutan.

Kegiatan Lokasi Durasi Tujuan Materi

Sightseeing Batas luar

zona inti

Danau

buatan

30

menit 1. Mengenal

fasilitas PT.

Pusri

2. Mengenal

ekosistem

danau dan

dampak bagi

ekosistem jika

danau tercemar

1. Mengenal penghuni

air tawar

2. Rantai makanan satwa

air tawar

3. Keterkaitan dengan

kehidupan manusia

Permainan

Penyaringan

air

Tepi danau

buatan

30 menit

Bermain sambil

belajar tentang

kebersihan air

Indikator keberhasilan program :

1. Anak mengenal ruang lingkup dan aktivitas PT. Pusri

2. Anak bangga dengan adanya PT. Pusri di lingkungan sekitarnya

3. Anak menyadari pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan

Tabel 27 Program envi-edu tour kelas 4-6 dengan daya tarik pabrik pupuk,

instalasi pengolahan limbah dan Sungai Musi

Kegiatan Lokasi Durasi Tujuan Materi

Kedatangan

dan

perkenalan

Ruang

Diklat

10

menit

Ice breaking Permainan

Ceramah &

pemutaran

film

Ruang

Diklat

60

menit

Mengetahui

sejarah, fasilitas

dan lingkup

kegiatan PT. Pusri

1. Bahan pembuat

pupuk

2. Proses pembuatan

pupuk

3. Manfaat pupuk

bagi petani dan

tanaman

4. Menerapkan

penggunaan pupuk

bagi tanaman

Sightseeing Batas

luar

zona inti

Batas

aman

IPL

30

menit

1. Mengetahui

fasilitas PT.

Pusri

2. Mengetahui

proses

pengolahan

limbah

1. Proses pengolahan

limbah

2. Pemanfaatan

kembali limbah

3. Manfaat

pengolahan limbah

bagi kelestarian

lingkungan

Page 69: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Lanjutan.

Kegiatan Lokasi Durasi Tujuan Materi

Permainan

pengamatan

aktivitas di

sungai

Tepi

Sungai

Musi

60

menit

• Manfaat sungai

Indikator keberhasilan :

1. Anak tahu apa itu PT. Pusri, kontribusinya bagi Palembang

2. Anak bangga dengan adanya PT. Pusri

3. Anak menyadari pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai

agar bermanfaat bagi makhluk hidup

Program Envi-edu Tour di PT. Pusri

Luaran dari penelitian ini adalah program wisata pendidikan lingkungan

berdasarkan kebutuhan anak usia sekolah. Pada penelitian ini dibuat dua contoh

skenario program yang dapat dilaksanakan dengan memperhatikan Tabel 29 dan

Tabel 30. Skenario I merupakan program envi-edu tour untuk anak kelas 1-3

dengan daya tarik pabrik pupuk dan danau buatan.

Tabel 28 Skenario I

Waktu Lokasi Program

08.00

Ruang

Diklat

- Berkumpul di ruang diklat PT. Pusri.

- Pemutaran film mengenai bencana yang ditimbulkan oleh

perusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran hutan,

dan pencemaran air serta udara.

- Penjelasan terkait dengan pemutaran film tersebut.

- Pemutaran film mengenai bagaimana pupuk diproduksi di

PT. Pusri. Agar menarik, anak diberi pengenalan tidak

hanya tentang pupuk buatan, tetapi juga pupuk kandang.

Perkenalan dengan pupuk diawali dengan pengenalan

bahan pembuatan pupuk dan dilanjutkan mengenai proses

pembuatan pupuk. Penayangan film diakhiri dengan

memperlihatkan manfaat dari pupuk, yaitu menambah

zat-zat penyubur tanah sehingga tanaman tumbuh dengan

subur.

- Tanya-jawab agar terjadi interaksi dua arah.

09.00

Taman

Selesai menyaksikan film yang menarik tentang pupuk,

anak-anak berjalan kaki menuju taman. Sambil berjalan

instruktur dapat menjelaskan dengan singkat mengenai PT.

Pusri yang pabriknya terlihat dari kejauhan. Setibanya di

taman, anak-anak diajak untuk memperhatikan keindahan

Page 70: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Lanjutan.

Waktu Lokasi Program

tanaman yang ada di sana. Instruktur memberikan

penjelasan mengenai proses pemberian pupuk kepada

tanaman. Penjelasan juga dapat meliputi bagaimana pupuk

menjadi sumber makanan bagi tanaman sehingga ia bisa

tumbuh subur.

10.00

Taman

Anak-anak diajak untuk melakukan permainan terkait

dengan tanaman. Rincian permainan adalah :

- Satu anak berperan sebagai angin dan tiga sampai lima

anak membentuk barisan kelompok kecil sambil

berpegangan tangan dengan erat.

- Anak yang berada paling depan berperan sebagai

tanaman.

- Si angin berputar dan menarik tanaman dengan tujuan

untuk mencabutnya. Tetapi karena tanaman tersebut subur

dengan akar yang kuat (yang dilambangkan dengan anak

lain yang saling berpegangan) maka si angin harus

berupaya keras untuk mencabutnya.

- Anak akan melihat bahwa semakin kuat akar tanaman

tersebut maka semakin sulit bagi angin untuk

mencabutnya.

Permainan juga dapat dilakukan satu lawan satu untuk

memperlihatkan apa yang dapat terjadi ketika tanaman

kurang subur.

11.00 Taman Selesai melakukan permainan dilakukan diskusi.

Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini, anak-anak dapat

mengetahui apa itu pupuk, bagaimana proses

pembuatannya dan apa manfaatnya bagi tanaman.

Program selesai.

Alur kunjungan pada Skenario I ditampilkan pada Gambar 9. Pola

perjalanan mengikuti aturan pada pembuatan perjalanan wisata, yaitu berurutan

secara letak (sequence). Alur perjalanan yang berurutan dan tidak acak (zigzag)

menjadikan waktu kunjungan menjadi efisien karena tidak membuang waktu

dengan melewati rute yang tidak kronologis. Selain itu, pengalaman yang

diperoleh menjadi lebih optimal karena rute yang dilewati berbeda (rute berangkat

dengan rute pulang berbeda).

Page 71: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Gambar 9 Rute perjalanan skenario I

Skenario II merupakan program envi-edu tour untuk anak kelas 4-6 dengan

daya tarik pabrik pupuk dan instalasi pengolahan limbah dan Sungai Musi.

Page 72: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Tabel 29 Skenario II

Waktu Lokasi Program

08.00

Ruang

Diklat

- Berkumpul di ruang diklat PT. Pusri.

- Pemutaran film mengenai bencana yang ditimbulkan

oleh perusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran

hutan, dan pencemaran air serta udara.

- Penjelasan terkait film tersebut.

- Pemutaran film mengenai bagaimana sejarah, lingkup

operasional, dan proses pembuatan pupuk di PT. Pusri.

Penayangan film diakhiri dengan memperlihatkan manfaat

dari pupuk.

09.00

Sightseeing

pabrik

Selesai menyaksikan film yang menarik tentang PT. Pusri,

anak-anak diajak berkeliling di zona terluar kawasan

pabrik. Sambil berkeliling instruktur dapat menjelaskan

dengan singkat mengenai bangunan-bangunan pabrik yang

terlihat. Selanjutnya berhenti di gedung instalasi

pengolahan limbah. Di sini anak-anak diberikan

penjelasan mengenai proses pengolahan limbah di PT.

Pusri agar buangannya tidak mencemari sungai Musi.

Setelah memperoleh penjelasan, anak-anak diajak melihat

dari jarak aman peralatan yang digunakan.

10.00

Tepi

sungai

Musi

- Setelah mengamati proses pengolahan limbah, tour

dilanjutkan ke arah belakang pabrik, yaitu ke tepi

sungai Musi.

- Instruktur menjelaskan apa fungsi dan manfaat sungai,

dan apa yang terjadi pada sungai dan kehidupan di

dalam dan sekitarnya jika air sungai tercemar oleh

limbah.

- Instruktur menjelaskan pentingnya menjaga kelestarian

lingkungan agar makhluk hidup dapat hidup lestari.

10.30

- Mengamati kesibukan yang ada di sungai Musi.

- Anak mencatat kegiatan apa saja yang dilakukan oleh

orang-orang yang ada di sungai tersebut.

- Tiap anak menyampaikan pendapatnya.

- Instruktur dapat menanyakan kepada anak apa yang

akan terjadi pada semua kegiatan tersebut jika sungai

Musi kotor dan tercemar limbah.

Selesai melakukan permainan maka program wisata

pendidikan lingkungan selesai. Diharapkan setelah

mengikuti kegiatan ini, anak-anak dapat mengetahui apa

itu PT. Pusri, apa kontribusinya bagi Palembang, serta

menimbulkan kebanggaan pada diri anak karena adanya

PT. Pusri.

12.00 Program selesai.

Page 73: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Gambar 10 Rute perjalanan skenario II

Sama seperti alur perjalanan pada Skenario I, Skenario II juga mengikuti

alur yang berurutan berdasarkan tata letak obyek kunjungan.

Page 74: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

5 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Kawasan pabrik PT. Pusri memiliki keunggulan sebagai destinasi wisata

pendidikan lingkungan. Daya tarik wisata PT. Pusri adalah pabrik pupuk dan

instalasi pengolahan limbah, taman, mini zoo, Sungai Musi dan danau buatan.

Daya tarik wisata ini dapat dikembangkan menjadi perencanaan program

wisata pendidikan lingkungan berdasarkan kebutuhan anak usia SD.

2. Untuk menyusun perencanaan program wisata disusun indikator keberhasilan

program terlebih dahulu berdasarkan persepsi dan preferensi anak. Baik

persepsi maupun preferensi anak dominan berada pada kategori sedang

sehingga program wisata pendidikan dibuat dengan tujuan meningkatkannya

menjadi baik.

3. Perencanaan program wisata pendidikan lingkungan ini dikembangkan dengan

tema utama envi-edu tour (wisata pendidikan lingkungan). Program dapat

dikembangkan lagi menjadi topik-topik yang sesuai dengan kebutuhan

pendidikan lingkungan berdasarkan indikator keberhasilan yang telah disusun.

Saran

1. Program dikembangkan berdasarkan kemampuan instruktur PT. Pusri. Untuk

itu diperlukan adanya pelatihan bagi penyusun dan instruktur program.

2. Untuk melengkapi perencanaan dan pengembangan program diperlukan

pengembangan fasilitas berbasis envi-edu tour. PT. Pusri diharapkan

melakukan pengembangan fasilitas-fasilitas misalnya menambahkan beberapa

fasilitas pendukung seperti pembuatan film pendek, miniatur pabrik dan

instalasi pengolahan limbah, penyediaan area eksplorasi, dan memperhatikan

kebersihan kawasan..

3. Untuk meningkatkan pemahaman anak terhadap lingkungan sekitarnya maka

pada program ini diperlukan juga program-program dan papan-papan

interpretasi sebagai jembatan informasi antara anak dengan lingkungan.

Page 75: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson W. 2012. Analysis of All-Inclusive Tourism Mode in The Balearic

Island. Tourismos:An International Multidiciplinary Journal of Tourism

309-323.

Avenzora R. 2008. Penilaian Potensi Obyek Wisata, Aspek dan Indikator

Penilaian. Avenzora R, editor. Nangroe Aceh Darussalam (ID): BRR NAD-

Nias.

Ballantyne R, Hughes K. 2001. Interpretation in Tourism Settings. The Journal of

Tourism Studies 12:2.

Bhuiyan MAH, Islam R, Siwar C, Ismail SM. 2010. Educational tourism and

forest conservation : diversification for child education. Procedia Social and

Behavioral Sci 7(C):19-23.

Blum N. 2008. Environmental education in Costa Rica : building a framework for

sustainable development? Int J of Educational Dev 2008;8:348-358.

Bosselman FP, Peterson CA, McCarthy C.1999. Managing Tourism : Issues and

Applications. Washington DC : Island Press.

Caro T, Mulder MB, Moore M. 2003. Effects of conservation education on

reasons to conserve biological diversity. Biological Conservation 114:143-

152.

Coltman MM. 1989. Tourism Marketing. New York (US): Van Nostrand

Reinhold.

Crohn K, Birnbaum M. 2010. Environmental education evaluation : time to

reflect, time for change. Evaluation and Program Planning 33:155-158.

Crowell T. 2001. Fostering children’s excitement in the natural world. New York

State Conservationist 55, 6:26.

De Haan JAK. 2008. What is needed to improve tropical conservation?

Appropriate education, training and encouragement. Environmentalist

28:171-173.

Dimopoulos d, Paraskevospoulos S, Pantis JD. 2008. The cognitive and attitudinal

effects of educational module on elementary school students. Spring 39;3.

Dredge D. 1999. Destination place planning and design. Annals of Tourism

Research 26:772-791.

Farhani TN.2012. Implementasi bermain dalam meningkatkan konsentrasi anak.

Tesis. Bandung (ID): Universitas Pendidikan Indonesia.

Fisher JD, Bell PA, Baum A. 1984. Environmental Psychology. New York

(US):Holt, Rinehart & Winston.

Gunn CA. 2004. Prospects for Tourism Planning : Issues and Concerns. The

Journal of Tourism Studies:15.

Harril R. 2004. Residents’ attitudes towards tourism development:A literature

review with implications for tourism planning. Journal of Planning

Literature 18;251.

Helmi AF. 1999. Beberapa teori psikologi lingkungan. Buletin Psikologi 2:7-17.

Kobori H. 2009. Current trends in conservation education in Japan. Biological

Conservation 142:1950-1957.

Litlefair C, Buckley R. 2008. Interpretation reduces ecological impacts of visitors

to world heritage site. Proquest Biology J 37:338.

Page 76: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

Marten GG. 2001. Human Ecology :Basic Concepts for Sustainable

Development.London (GB): Earthscan Publications Ltd.

Nazir M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Newton BJ. 2001. Environmental education and outreach : experiences of a

federal agency. Bioscience 2001;51:297.

Nurihsan AJ, Agustin M. 2011. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja.

Bandung (ID): PT Refika Aditama.

Prasetijo R, Ihalauw JJOI. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta (ID): Penerbit

Andi.

PT. Pusri (Persero). 2006. Code of Conduct. Palembang.

Ramadanta A. 2009. Pendekatan Psikologi Lingkungan dalam Perencanaan

Kawasan Wisata. Journal Ruang :1.

Rosa Y. 2008. Validitas Instrumen Ukur Variabel Sosial Bidang Pemukiman.

Jurnal Pemukiman Vol. 4 No. 2: 128-140.

Sarwono SW. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta (ID): Grasindo.

Sumanto. 1995. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta (ID):

Andi Offset.

Suwantoro G. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Widoyoko SEP. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta

(ID): Pustaka Pelajar.

Yulyaningsih N. 2013. Kajian taman sekolah untuk menstimulasi kecerdasan alam

pada murid sekolah dasar konvensional dan sekolah alam. Tesis. Bogor

(ID): Sekolah Pascasarjana IPB.

Page 77: PERENCANAAN PROGRAM WISATA PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... · program pendidikan lingkungan yang akan dibuat sebaiknya memperhatikan kebutuhan dan keinginan peserta (anak usia sekolah)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 9

November 1975 dari pasangan M. Hatta Bannot dan Erlin Bahar sebagai anak

kedua dari empat bersaudara. Penulis menikah pada tahun 2002 dengan Haryanto

dan dikaruniai dua orang anak bernama Khansa Alifah A.H. dan Aqsha Ramadhan

D.H.

Penulis lulus dari SMA Negeri 3 Palembang pada tahun 1994 dan

melanjutkan pendidikan diploma bidang pariwisata di Akademi Pariwisata

Indonesia Jakarta Jurusan Usaha Wisata dan lulus tahun 1997. Penulis

menyelesaikan pendidikan strata satu pada tahun 2002 di Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Pariwisata Internasional Jakarta Program Studi Manajemen dengan

kepeminatan Manajemen Usaha Wisata. Pada tahun 2010 penulis berkesempatan

melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana di Sekolah Pascasarjana IPB

Program Studi Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan.

Penulis bekerja sebagai tenaga pendidik di AKPINDO sejak tahun 1998

dengan spesialisasi Perencanaan dan Operasi Perjalanan Wisata serta Disain Paket

Wisata, serta master trainer untuk Abacus Reservation System dan Amadeus

Global Distribution System. Penulis juga bekerja sebagai tour planner pada

Almapindo Wisata Jakarta sejak tahun 2005. Sejak tahun 2002 sampai sekarang

penulis bertugas sebagai asesor kompetensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi

(BNSP) bidang tour planning. Mulai tahun 2012 penulis juga ditugaskan sebagai

Manajer Sertifikasi Bidang Usaha Wisata pada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)

Hospitalitas dan Wisata Hijau Jakarta.