perencanaan pltp

27
Perencanaan PLTP BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk yang semakin meningkat membuat permintaan akan kebutuhan listrik juga bertambah tinggi. Namun, meningkatnya permintaan masyarakat akan kebutuhan listrik ternyata tidak sejalan dengan produksi listrik yang dihasilkan PLN. Meningkatnya kebutuhan listrik dari tahun ke tahun tidak tidak sebanding dengan pembangkit listrik yang beroperasi, sehingga PLN tidak dapat memenuhi lonjakan beban puncak permintaan energi listrik. Peramalan kebutuhan energi listrik dimasa yang akan datang menjadi sangat penting sebab rencana pengembangan sistem kelistrikan sangat bergantung dari hasil perkiraan kebutuhan energi listrik. Dengan meningkatnya kebutuhan akan listrik, sarana pembangkitan listrik harus ditambah agar tidak terjadi krisis listrik. Di saat persediaan bahan bakar fosil semakin menipis diperlukan alternatif pemenuhan energi listrik pengganti bahan bakar fosil, pengembangan energi alternatif menjadi lebih mendesak untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia sebesar ±40% dari cadangan dunia yaitu 25.875 MW. Baru sekitar ±4% yang telah dimanfaatkan terutama untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi. Energi panas bumi adalah energi yang dihasilkan oleh

Upload: noedita

Post on 08-Jul-2016

243 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan PLTP

Perencanaan PLTP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

 Perkembangan penduduk yang semakin meningkat membuat permintaan akan kebutuhan

listrik juga bertambah tinggi. Namun, meningkatnya permintaan masyarakat akan kebutuhan

listrik ternyata tidak sejalan dengan produksi listrik yang dihasilkan PLN. Meningkatnya

kebutuhan listrik dari tahun ke tahun tidak tidak sebanding dengan pembangkit listrik yang

beroperasi, sehingga PLN tidak dapat memenuhi lonjakan beban puncak permintaan energi

listrik. Peramalan kebutuhan energi listrik dimasa yang akan datang menjadi sangat penting

sebab rencana pengembangan sistem kelistrikan sangat bergantung dari hasil perkiraan

kebutuhan energi listrik. Dengan meningkatnya kebutuhan akan listrik, sarana pembangkitan

listrik harus ditambah agar tidak terjadi krisis listrik.

Di saat persediaan bahan bakar fosil semakin menipis diperlukan alternatif pemenuhan

energi listrik pengganti bahan bakar fosil, pengembangan energi alternatif menjadi lebih

mendesak untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Berdasarkan data dari

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar

di dunia sebesar ±40% dari cadangan dunia yaitu 25.875 MW. Baru sekitar ±4% yang telah

dimanfaatkan terutama untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi. Energi panas bumi adalah

energi yang dihasilkan oleh tekanan panas bumi yang dapat digunakan untuk menghasilkan

listrik. PLTP tidak mengeluarkan emisi yang mengotori lingkungan. Jenis gas buang (96%)

terdiri dari gas CO2, dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan bagi proses pembuatan

minuman kaleng seperti soft drink dan sebagainya.

Daerah panas bumi Danau Ranau mempunyai luas daratan sekitar 127 km² dan termasuk

ke dalam dua provinsi, yaitu 70% luas daerah di Kecamatan Sukau, Lampung Barat, Provinsi

Lampung dan 30% luas daerah di Kecamatan Banding Agung, OKU Selatan, Provinsi Sumatera

Selatan. Prospek panas diperkirakan berada di sekitar Talang Gedung dan Talang Waiwangi

yang termasuk ke dalam wilayah pemerintahan Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan.

Potensi energi terduga pada reservoir panas bumi daerah Danau Ranau adalah sebesar ± 37 MW.

Page 2: Perencanaan PLTP

Kondisi lahan pada umumnya merupakan daerah dengan pepohonan yang lebat. Kebutuhan

listrik di daerah ini masih dipenuhi dengan listrik tenaga diesel yang hanya cukup untuk

memenuhi kelistrikan di sekitar perkotaan. Kelistrikan belum mencapai sampai pelosok-pelosok

desa, rumah-rumah penduduk masih menggunakan mesin generator dengan bahan bakar diesel

untuk penerangan.

1.2     Batasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam makalah ini meliputi tentang latar belakang pengembangan

PLTP, energi panas bumi, analisis ketersediaan panas bumi di sekitar danau ranau, biaya dalam

perencanaan pembangunan dan pembangkitan, peramalan beban, penilaian kelayakan dan analisa

dampak lingkungan.

1.3     Tujuan

          Perencanaan dan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi ini bertujuan untuk :

1.      - Mengetahui potensi panas bumi

2.      - Mengetahui prinsip kerja dan komponen – komponen  pada PLTP.

3.      - Memberikan gambaran peluang investasi pengembangan energi dan kelistrikan.

4.     -  Memberikan manfaat dan informasi mengenai potensi pemanfaatan pembangkit energi panas

bumi untuk pemenuhan kebutuhan listrik

.

     BAB II

LANDASAN TEORI

2.1     Perhitungan Potensi Panas Bumi

Panas bumi adalah sumber energi sebagai panas yang terdapat dan terbentuk di dalam

kerak bumi yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas

bumi. Sistem panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistem hidrothermal yang

mempunyai temperatur tinggi (> 225 °C), hanya beberapa di antaranya yang mempunyai

temperatur sedang (150-225 °C). Pengalaman dari lapangan panas bumi yang telah

dikembangkan di dunia maupun di Indonesia menunjukkan bahwa sistem panas bumi

bertemperatur tinggi dan sedang sangat potensial bila diusahakan untuk pembangkit listrik.

Page 3: Perencanaan PLTP

Berdasarkan kondisi geologinya, sumber panas bumi yang ada di Indonesia dibedakan menjadi

tiga golongan yaitu:

·        energi panas bumi uap panas

·        energi panas bumi air panas

·        energi panas bumi batuan panas

Perkiraan atau penilaian potensi panas bumi pada prinsipnnya mempergunakan data – data

geologi, geofisika, dan geokimia. Analisa – analisa kimia memberikan parameter – parameter

yang dapat digunakan untuk perkiraan potensi panas bumi di suatu daerah. Untuk menghitung

perkiraan potensi daerah ini dapat dihitung dari nilai suhu bawah permukaan dan luas daerah

aktif yang didapat dari anomali Hg, CO2, serta tahanan jenis rendah. Potensi energi terduga

panas bumi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Lump Parameter.

Q = 0.2317 x A x (Tr-Tc)

dimana   Q  = Potensi energi panas bumi terduga (MW)

               A  = Luas daerah prospek (km2)

               Tr  = Temperatur reservoir (oC)

               Tc  = Temperatur cut off (oC)

Energi panas bumi di daerah ini mempunyai beberapa peluang untuk dikembangkan, diantaranya

adalah :

·       Penghematan pengeluaran dana untuk pembelian bahan bakar minyak bumi atau batubara.

·      Kebutuhan energi cukup besar terutama untuk tenaga listrik pelosok pedesaan yang belum

tercapai oleh jaringan PLTD dari kedua daerah tersebut.

·      Lokasi panas bumi dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat, dapat dikembangkan secara

terpadu dengan potensi wisata danau maupun gunung api dan tersedia cukup sarana air untuk

kegiatan ekplorasi maupun eksploitasi, serta cukup tersedia tenaga kerja.

Beberapa faktor yang bisa menjadi kendala dalam pengembangan panas bumi di daerah ini

antara lain : medan atau bentuk topografi yang bergelombang dengan beberapa tebing-tebing

terjal dapat menghambat pemilihan lokasi eksplorasi/eksploitasi.

·        Medan terjal ini juga berpeluang terjadi bencana tanah longsor

·      Lokasi prospek terdapat di perbatasan Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, hal ini bisa

berpeluang timbulnya sengketa (rawan sengketa)

Page 4: Perencanaan PLTP

·        Birokrasi yang bertele-tele di daerah bias membuat para pengembang tidak tertarik untuk

menanam modal.

 2.2    Teknologi dan Prinsip Kerja PLTP

Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit listrik yang menggunakan panas

bumi sebagai energi penggeraknya. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : fluida

panas yang berasal dari steam sumur uap akan disalurkan ke steam receiving header,

kemudian oleh separator air dan uap dipisahkan. Uap akan digunakan untuk menggerakkan

turbin, sehingga dihasilkan listrik.

          Secara garis besar, teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi dibagi menjadi 3

macam didasarkan pada suhu dan tekanan reservoir, yaitu :

·      Uap kering (dry steam)

Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 °C, dan air yang tersedia

di reservoir sangat sedikit jumlahnya. Cara kerjanya adalah uap dari sumber panas bumi

langsung masuk ke turbin melalui pipa. kemudian turbin akan memutar generator untuk

menghasilkan listrik. Teknologi ini merupakan teknologi tertua yang digunakan oleh Lardarello,

Italia pada tahun 1904. Jenis ini adalah cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan

gas yang tinggi. Contoh jenis ini adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 2000

kW.

Bilamana uap kering tersedia dalam jumlah lebih besar, maka dapat dipergunakan PLTP jenis

condensing dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapannya seperti menara pendingin dan

pompa. Tipe ini adalah sesuai untuk kapasitas lebih besar. Contohnya  PLTP Kamojang 1 x 30

MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1x 55 MW.

·       Flash steam

Teknologi ini bekerja pada suhu > 182 °C pada reservoir. Cara kerjanya adalah bilamana

lapangan menghasilkan terutama air  panas, perlu dipakai suatu separator yang memisahkan air

dan uap dengan menyemprotkan cairan ke dalam tangki yang bertekanan lebih rendah sehingga

cairan tersebut menguap dengan cepat menjadi uap yang memutar turbin dan generator sehingga

menghasilkan listrik. Air panas yang tidak menjadi uap akan dikembalikan ke reservoir melalui

injection wells. Contohnya PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.

Page 5: Perencanaan PLTP

·       Binary cycle

Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar antara 107 – 182 °C. Cara kerjanya

adalah uap panas dialirkan ke salah satu pipa di heat exchanger untuk menguapkan cairan di pipa

lainnya yang disebut pipa kerja. Pipa kerja adalah pipa yang langsung terhubung ke turbin. Uap

ini akan menggerakan turbin yang telah dihubungkan ke generator. dan menghasilkan energi

listrik. Cairan di pipa kerja memakai cairan yang memiliki titik didih yang rendah seperti Iso-

butana atau Iso-pentana.

Keuntungan teknologi binary cycle adalah dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi bersuhu

rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi. Sehingga diperkirakan akan banyak

dipakai di masa depan. Sedangkan teknologi dry dan flash steam menghasilkan emisi

karbondioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan

pembangkit minyak.

2.3     Komponen Utama PLTP

a.    Steam Receiving Header

Merupakan suatu tabung yamg berdiameter 1800 mm dan panjang 19.500 mm yang berfungsi

sebagai pengumpul uap sementara dari beberapa sumur produksi sebelum didistribusikan ke

turbin. Steam receiving header dilengkapi dengan sistem pengendalian kestabilan tekanan

(katup) dan rufture disc yang berfungsi sebagai pengaman dari tekanan lebih dalam sistem aliran

uap. Dengan adanya steam receiving header ini pasokan uap tidak akan mengalami gangguan

meskipun terdapat perubahan pasokan uap dari sumur produksi.

b.    Vent Structure

Merupakan bangunan pelepas uap dengan peredam suara. Vent structure terbuat dari beton

bertulang berbentuk bak persegi panjang, bagian bawahnya disekat dan bagian atasnya diberi

tumpukan batu agar pada saat pelepasan uap ke udara tidak mencemari lingkungan. Dengan

menggunakan nozzle diffuser maka getaran dan kebisingan dapat diredam. Vent structure

dilengkapi dengan katup – katup pengatur yang sistem kerjanya pneumatic. Udara bertekanan

yang digunakan untuk membuka untuk membuka dan menutup katup diperoleh dari dua buah

kompresor yang terdapat di dalam rumah vent structure. Pengoperasian vent structure dapat

Page 6: Perencanaan PLTP

dioperasikan dengan cara manual ataupun otomatis (system remote) yang dapat dilakukan dari

panel ruangan kontrol (control room).

Adapun fungsi dari vent structure adalah sebagai berikut:

·        sebagai pengatur tekanan (agar tekanan uap masuk turbin selalu konstan)

·        sebagai pengaman yang akan membuang uap bila terjadi tekanan lebih di steam receiving

header

·        membuang kelebihan uap jika terjadi penurunan beban atau unit stop.

c.    Separator

Separator adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pemisah zat – zat padat, silica, bintik – bintik

air, dan zat lain yang bercampur dengan uap yang masuk ke dalam separator. Kemudian kotoran

dan zat lain yang terkandung dalam uap yang masuk ke dalam separator akan terpisah. Separator

yang dipakai adalah jenis cyclone berupa silinder tegak dimana pipa tempat masuknya steam

dirancang sedemikian rupa sehingga membentuk arah aliran sentrifugal.

Uap yang masuk separator akan berputar akibat adanya perbedaan berat jenis, maka kondensat

dan partikel – partikel padat yang ada dalam aliran uap akan terpisah dan jatuh ke bawah dan

ditampung dalam dust collector sampai mencapai maksimum atau sampai waktu yang telah

ditentukan. Sedangkan uap yang lebih bersih akan keluar melalui pipa bagian atas dari separator.

Kotoran yang ada dalam dust collector di – drain secara berkala baik otomatis ataupun manual.

Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya korosi, erosi dan pembentukan kerak pada

turbin.

d.    Demister

Demister adalah sebuah alat yang berbentuk tabung silinder yang berukuran 14.5 m³ didalamnya

terdapat kisi – kisi baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir – butir air yang terbawa oleh

uap dari sumur – sumur panas bumi. Di bagian bawahnya terdapat kerucut yang berfungsi untuk

menangkap air dan partikel – partikel padat lainnya yang lolos dari separator, sehingga uap yang

akan dikirim ke turbin merupakan uap yang benar– benar uap yang kering dan bersih. Karena

jika uap yang masuk ke turbin tidak kering dan kotor, akan menyebabkan terjadinya vibrasi,

erosi dan pembentukkan kerak pada turbin. Uap masuk dari atas demister langsung menabrak

kerucut, karena perbedaan tekanan dan berat jenis maka butiran air kondensat dan partikel –

Page 7: Perencanaan PLTP

partikel padat yang terkandung dalam di dalam uap akan jatuh. Uap bersih akan masuk ke

saluran keluar yang sebelumnya melewati saringan terlebih dahulu dan untuk selanjutnya

diteruskan ke turbin.

Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final separator) yang

ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung

pembangkit.

e.    Turbin

Hampir di semua pusat pembangkit tenaga listrik memiliki turbin sebagai penghasil gerakan

mekanik yang akan diubah menjadi energi listrik melalui generator. Turbin yang digunakan

disesuaikan dengan keadaan dimana turbin tersebut digunakan. Turbin dirancang dengan

memperhatikan efisiensi dan performanya yang disesuaikan dengan kondisi dan kualitas uap

panas bumi.

 f.     Generator

Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk merubah energi mekanik putaran poros turbin

menjadi energi listrik. Perputaran pada generator tersebut akan menghasilkan perpotongan gaya

gerak magnet yang menghasilkan energi listrik. Generator akan menghasilkan energi listrik bolak

balik sebesar 11,8 kV ketika turbin yang berputar dengan putaran 3000 rpm mengkopel terhadap

generator.

 g.    Trafo Utama (Main Transformer)

 h.    Switch Yard

Switch yard adalah perangkat yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung aliran listrik

yang berada di wilayah PLTP.

i.           Kondensor

Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin dengan kondisi

tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian mengalami

kondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray

nozzle. Uap bekas yang tidak terkondensasi dikeluarkan dari kondensor oleh ejector. Ejector ini

Page 8: Perencanaan PLTP

juga berfungsi untuk mempertahankan hampa kondensor pada saat operasi normal dan membuat

hampa kondensor sewaktu start awal. Air kondensat dipompakan oleh dua buah pompa

pendingin utama (main cooling water pump) ke menara pendingin (cooling tower) untuk

didinginkan ulang sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Pada saat sedang operasi

normal, tekanan dalam kondensor adalah 0,133 bar, dan kebutuhan air pendingin adalah 11.800

m³/jam. Pemakaian kondensor ini sangat cocok karena pembangkit listrik tenaga panas bumi

memiliki siklus terbuka sehingga tidak diperlukan sistem pengambilan kembali kondensat seperti

yang dilakukan oleh PLTU konvesional.

j.     Main Cooling Water Pump (MCWP)

Main cooling water pump (MCWP) adalah pompa pendingin utama yang berfungsi untuk

memompakan air kondensat dari kondensor ke cooling tower untuk kemudian didinginkan.

k.    Cooling Tower

Air yang dipompakan dari kondensor didistribusikan ke dalam bak (hot water basin) yang

terdapat di bagian atas cooling tower. Bak tesebut juga dilengkapi dengan noozle yang berfungsi

untuk memancarkan air sehingga menjadi butiran butiran halus dan didinginkan dengan cara

kontak langsung dengan udara pendingin. Setelah terjadi proses pendinginan, air akan turun

karena gaya gravitasi untuk seterusnya menuju bak penampung air (cool water basin) yang

terdapat di bagian bawah cooling tower dan seterusnya dialirkan ke kondensor yang sebelumnya

melewati 4 buah screen untk menyaring kotoran – kotoran yang terdapat dalam air.

Aliran udara yang melewati tiap ruang pendingin dihisap ke atas dengan kipas hisap paksa tipe

aksial. Setiap kipas digerakkan oleh motor listrik induksi dengan perantaraan gigi reduksi

(reduction gear). Cooling tower dilengkapi dengan sistem pembasah (wetting pump system) yang

gunanya untuk memompakan air dari cool water basin dan disemprotkan ke semua bagian dari

cooling tower agar kondisi kayu tetap basah.

2.4     Kelebihan dan Kekurangan PLTP

          Adapun kelebihan dan kekurangan PLTP adalah sebagai berikut :

Kelebihan :

·        bebas emisi (binary cycle)

Page 9: Perencanaan PLTP

·        dapat bekerja setiap hari baik siang maupun malam

·        sumber tidak fluktuatif dibanding dengan energi terbarukan lainnya (angin, solar cell, dan

sebagainya)

·        tidak memerlukan bahan bakar 

·        tidak boros lahan

·        pembangunan di lokasi terpencil

Kekurangan :

·     menyebabkan kandungan H2S meningkat yang bersifat korosit sehingga dapat menyebabkan

peralatan mesin maupun listrik berkarat

·       ancaman hujan asam

·     efisiensi agak rendah, namun karena tidak perlu bahan bakar, sehingga efisiensi bukan

merupakan faktor yang sangat penting

·       untuk teknologi dry dan flash steam masih menghasilkan emisi walaupun sangat

kecil

·       penurunan stabilitas tanah yang akan berakibat pada bahaya erosi dan amblesan

·       menyusut dan menurunnya debit maupun kualitas sumber mata air tanah

BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1     Kegiatan Usaha Panas Bumi

Kegiatan usaha panas bumi adalah suatu kegiatan untuk menemukan sumber daya panas

bumi sampai dengan pemanfaatannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Tahapan

kegiatan usaha panas bumi meliputi:

a)    Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan, analisis, dan penyajian data

yang berhubungan dengan informasi kondisi geologi, geofisika, dan geokimia untuk

memperkirakan letak dan adanya sumber daya panas bumi serta wilayah kerja.

b)    Eksplorasi

Page 10: Perencanaan PLTP

Eksplorasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyelidikan geologi, geofisika, geokimia,

pengeboran uji, dan pengeboran sumur eksplorasi yang bertujuan untuk memperoleh dan

menambah informasi kondisi geologi bawah permukaan guna menemukan dan mendapatkan

perkiraan potensi panas bumi.

Dengan beberapa asumsi antara lain tebal reservoir = 2 km, recovery factor = 50%, faktor

konversi = 10%, dan lifetime = 30 tahun, maka potensi energi terduga panas bumi dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan Lump Parameter. Dari persamaan tersebut dan data luas daerah

prospek ± 2 km2, temperatur reservoir diperkirakan sekitar 199 oC dan temperatur cut off 120 oC,

maka potensi energi di daerah panas bumi Danau Ranau dapat menghasilkan energi sebanyak ±

37 MW.

c)    Studi Kelayakan

Studi kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan panas bumi untuk memperoleh

informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan usaha

pertambangan panas bumi, termasuk penyelidikan atau studi jumlah cadangan yang dapat

dieksploitasi.

d)    Eksploitasi

Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan pada suatu wilayah kerja tertentu yang meliputi

pengeboran sumur pengembangan dan sumur reinjeksi, pembangunan fasilitas lapangan dan

operasi produksi sumber daya panas bumi.

e)    Pemanfaatan

·       Pemanfaatan tidak langsung untuk tenaga listrik adalah kegiatan usaha pemanfaatan energi

panas bumi untuk pembangkit tenaa listrik, baik untuk kepentingan umum maupun untuk

kepentingan sendiri

·      Pemanfaatan langsung adalah kegiatan usaha pemanfaatan energi dan atau fluida panas bumi

untuk keperluan non listrik, baik untuk kepentingan umum maupun untuk kepentingan sendiri.

Kegiatan pengusahaan sumber daya panas bumi dilaksanakan pada suatu wilayah kerja.

Beberapa hal yang penting dalam melaksanakan kegiatan pengusahaan panas bumi antara lain :

Page 11: Perencanaan PLTP

·       batas dan luas wilayah kerja ditetapkan oleh pemerintah

·       wilayah kerja yang akan ditawarkan kepada badan usaha diumumkan secara terbuka

·       menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing

melakukan penawaran wilayah kerja dengan cara lelang

·       pengusahaan sumber daya panas bumi dilakukan oleh badan usaha setelah mendapat IUP

(Izin Usaha Pertambangan) dari menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan

kewenangan masing-masing

·       IUP adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan panas bumi di suatu wilayah

kerja pertambangan (WKP) panas bumi

·       pemegang IUP wajib menyampaikan rencana jangka panjang eksplorasi dan eksploitasi

kepada menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing yang

mencakup rencana kegiatan dan rencana anggaran serta menyampaikan besarnya cadangan

3.2     Pengadaan Turbin

Salah satu pekerjaan dalam pembangunan pembangkit listrik adalah pengadaan turbin

pembangkit. Turbin dengan tipe back pressure merupakan pilihan tepat dibandingkan dengan

turbin dengan kondensor (condensing turbine). Alasan ini mengingat biaya konstruksi termasuk

peralatan lebih murah karena tidak memerlukan fasilitas kondensasi yang rumit seperti

kondensor, cooling tower, pengekstraksi gas, pemipaan air pendingin, dan lain - lain. Pada turbin

back pressure, perangkat utama adalah turbin itu sendiri dan fasilitas listrik seperti generator dan

transformator, sehingga tidak memerlukan area luas untuk penempatan rumah pembangkitnya.

Selain itu jenis turbin ini sangat mudah dipindah-pindahkan. Kelemahan dari jenis turbin ini

adalah memerlukan jumlah uap yang lebih besar dari condesing turbine untuk menghasilkan

daya yang sama di generator. Selain itu karena uap setelah memutar turbin langsung dibuang ke

udara maka masalah yang mungkin timbul adalah kebisingan, asap putih dan konsentrasi gas-gas

tak terkondensasi atau non condesable gas (NCG seperti CO2, H2S) di udara.

3.3     Lokasi Turbin atau Rumah Pembangkit

Seperti telah dijelaskan bahwa ruang untuk turbin back pressure tidak memerlukan lahan

yang terlalu luas. Faktor penting dalam pemilihan lokasi rumah pembangkit antara lain faktor

bahaya geologi seperti longsor, dan letusan hidrotermal dengan memperhatikan kemiringan

Page 12: Perencanaan PLTP

topografi, letak manifestasi panas bumi sekarang dan daerah lemah yang memungkinkan

munculnya manifestasi baru paska produksi. Faktor lain yang penting adalah jarak dengan sumur

- sumur yang diharapkan mensuplai uap tidak terlalu jauh sehingga tidak menimbulkan

penurunan panas yang berarti dalam pipa. Kemudahan pembebasan lahan, dan terbebas lokasi

dari pemukiman penduduk merupakan faktor sosial ekonomi yang paling penting.

3.4     Rencana Pemipaan Sumur Pengembangan

Dengan pemilihan lokasi rumah pembangkit yang tepat akan menjadi pertimbangan dalam

efisiensi rencana pemipaan yang merupakan jalur uap dari sumur ke pembangkit. Rencana

pemipaan dan termasuk rumah pembangkit diperkirakan memerlukan lahan. Program pemipaan

meliputi persiapan lahan dan pemasangan pipa.

3.5     Peramalan Beban

Peramalan beban diperlukan dalam proses perencanaan pembangunan pembangkit karena

dengan mengetahui perkiraan kebutuhan ke depan bisa dibangun sebuah pembangkit yang bisa

memenuhi kebutuhan beban selama masa produksi dari pembangkit.

3.6     Biaya Pengembangan Lapangan Uap

Biaya pengembangan lapangan uap terdiri atas :

a.     Biaya survei eksplorasi

Terdiri atas biaya survei pendahuluan dan biaya survey rinci (fase prakelayakan). Biaya survei

pendahuluan adalah biaya yang dikeluarkan untuk survei geoscientific awal yang terdiri dari

survei geologi dan geokimia pada daerah-daerah panas bumi yang paling potensial atau di sekitar

manifestasi panas permukaan. Berdasarkan hasil survei ini dapat ditentukan apakah pada daerah

prospek yang diteliti tersebut cukup layak untuk dilakukan survei lebih lanjut.

Biaya survey rinci adalah biaya yang dikeluarkan untuk survei geologi, geokimia dan geofisika

dan pemboran dangkal yang dilakukan untuk untuk mencari gambaran daerah prospek panas

bumi yang mencakup luas daerah potensial, kedalaman reservoir, perkiraan karakteristik fluida

dan potensi cadangan panas buminya serta untuk mencari lokasi dan target pemboran

eksplorasinya.

 

Page 13: Perencanaan PLTP

b.    Biaya pemboran sumur (sumur eskplorasi, pengembangan, injeksi, make up)

Biaya pemboran sumur terdiri atas biaya untuk sewa rig, ongkos pengangkutan alat pemboran ke

lokasi serta pemasangannya, biaya casing, bit, lumpur, semen bahan kimia, fasilitas kepala

sumur, pengangkutan casing dari pabrik ke tempat penyediaan dan biaya analisa core. Faktor-

faktor yang mempengaruhi biaya pemboran antara lain adalah jenis sumur (tegak atau miring),

lokasi sumur, kedalaman sumur, teknologi pemboran yang digunakan, diameter pipa selubung,

Sumur eksplorasi pada umumnya lebih mahal dari sumur pengembangan disebabkan oleh :

·   pemboran sumur eksplorasi memerlukan data yang paling lengkap dan seteliti mungkin

dikarenakan ketidakpastian yang tinggi

·   kebutuhan untuk meneliti kondisi reservoir semaksimal mungkin dengan pemboran sedalam

mungkin

·  di dalam pemboran sumur eksplorasi, pengukuran, logging dan coring dilakukan lebih sering

dibandingkan dengan pemboran pengembangan

·  hal-hal lain yang sering menyebabkan keterlambatan penyelesaian pemboran menyangkut hilang

sirkulasi pada kedalaman dangkal, terjepitnya rangkaian pemboran karena runtuhnya formasi

c.     Biaya lahan, jalan, persiapan lahan dan lain-lain

Yang termasuk dalam kelompok biaya ini adalah biaya pembelian dan pembebasan lahan,

penyiapan jalan masuk ke lokasi (road), dan perataan lahan (excavation).

d.    Biaya fasilitas produksi

Fasilitas produksi yang diperlukan untuk mengoperasikan lapangan uap panas bumi terdiri dari

separator, pemipaan, silencer, scrubber, valve, instrumentasi dan gauge. Separator hanya

diperlukan untuk lapangan dengan sistem dominasi air. Pemakaian separator dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan menempatkan separator pada setiap sumur dan dengan pemusatan

separator yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi pembangkit listriknya. Cara pertama

mempunyai keuntungan berupa pengurangan resiko dalam mentransportasikan fluida dua fasa

terutama pada topografi kasar serta mengurangi biaya penggunaan lahan dan pipa air. Biaya yang

diperlukan sangat bervariasi, tergantung pada panjang, jenis dan diameter pipa serta jumlah

separator yang diperlukan. Hal tersebut dipengaruhi oleh besarnya kapasitas pembangkit.

e.     Biaya operasi dan pemeliharaan

Biaya operasi dan pemeliharaan proyek panas bumi dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya

operasi dan pemeliharaan lapangan uap dan pembangkit listrik. Biaya operasi dan pemeliharaan

Page 14: Perencanaan PLTP

lapangan uap mencakup biaya untuk monitoring, pemeliharaan, operasi lapangan, gaji

manajemen dan pekerja, transportasi dan lain-lain. Biaya ini dikeluarkan untuk mempertahankan

efektifitas dan

efisiensi management dan operasi lapangan.

f.     Biaya sarana penunjang

Biaya lain yang termasuk dalam biaya pengembangan lapangan uap adalah biaya untuk

pembangunan fasilitas penunjang terdiri dari biaya pembangunan perkantoran, laboratorium,

perumahan manajemen dan karyawan, fasilitas umum, gudang, kafetaria, sarana ibadah, fasilitas

pemadam kebakaran, fasilitas air bersih, bengkel, fasilitas kesehatan dan lain-lain. Besarnya

biaya fasilitas penunjang sangat tergantung dari besar kecilnya kapasitas listrik proyek yang

dibangun atau secara langsung terkait dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

3.7     Biaya Pembangkit Listrik

Yang termasuk dalam biaya power plant adalah biaya penyiapan jalan masuk ke lokasi

PLTP (road), pembebasan dan perataan lahan (land cost and excavation), perencanaan rinci

(detailed engineering), fasilitas pembangkit listrik (plant facilities), perakitan dan pemasangan

peralatan PLTP (construction and installation) dan pekerjaan pembangunan gedung PLTP,

perkantoran, laboratorium, fasilitas umum dan lain-lain (civil work). Biaya operasi dan

pemeliharaan untuk pembangkit listrik pada dasarnya adalah biaya untuk mempertahankan

pembangkit listrik berjalan dengan efisiensi tetap maksimal. Pada umumnya, sekali dalam

setahun turbin panas bumi harus mengalami overhaul agar berjalan optimum.

Untuk menghitung biaya pembangkit total tanpa biaya eksternal diperoleh dari

penjumlahan dari biaya modal, biaya bahan bakar, serta biaya operasional dan pemeliharaan.

biaya pembangkitan = CC + FC + GS

dimana :

CC       :    capital cost (biaya modal)

FC       :    fuel cost (biaya bahan bakar)

OMC  :    operation and maintenance cost  (biaya operasi dan pemeliharaan)

3.8     Penilaian Kelayakan Pengembangan Lapangan Panas Bumi

Page 15: Perencanaan PLTP

Secara garis besar kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelayakan pengembangan

lapangan panas bumi adalah sebagai berikut :

1.     Pengkajian sistem panas bumi (geothermal resource assesment) merupakan kegiatan yang sangat

penting dilakukan dalam menilai kelayakan pengembangan suatu lapangan. Jenis-jenis data yang

dikaji tergantung dari kegiatan yang telah dilaksanakan di daerah panas bumi tersebut. Tujuan

utama dari pengkajian data adalah untuk memperkirakan jenis reservoir beserta kedalaman,

ketebalan dan luasnya, serta perkiraan tentang tekanan dan temperatur, jenis dan sifat batuan,

jenis fluida reservoir. Berdasarkan data yang telah diperoleh kemudian dibuat model konseptual

dari sistem panas bumi yang sedang dikaji. Gambaran mengenai sistim panas bumi di suatu

daerah biasanya dibuat dengan memperlihatkan sedikitnya lima komponen, yaitu sumber panas,

reservoir dan temperaturnya, sumber air, serta manifestasi panas bumi permukaan yang terdapat

di daerah tersebut. Komponen lain yang sering diperlihatkan dalam model adalah penyebaran

batuan, jenis dan arah aliran air di bawah permukaan. Model sistem panas bumi dibuat

berdasarkan hasil evaluasi data geologi, hidrologi, geofisika, geokimia dan data sumur.

2.      Menghitung besarnya sumber daya, cadangan dan potensi listrik

3.    Mengkaji apakah suatu sumber daya panas bumi dimaksud tepat untuk dimanfaatkan sebagai

pembangkit listrik. Apabila energi tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik maka

langkah selanjutnya adalah menentukan rencana pengembangan PLTP. Rencana pengembangan

meliputi penentuan kapasitas PLTP yang akan dibangun, jumlah turbin serta kapasitas masing-

masing turbin serta menentukan alternatif pengembangan lapangan.

4.     Menentukan rencana pengembangan lapangan uap meliputi penentuan jumlah sumur produksi,

injeksi dan sumur cadangan (make up well). Probabilitas keberhasilan pemboran pengembangan

dapat diperkirakan berdasarkan data jumlah sumur yang berhasil dan jumlah sumur yang gagal di

prospek yang telah dilakukan pemboran eksplorasi sumur dalam (probabilitas keberhasilan

pemboran eksplorasi).

5.     Melakukan simulasi reservoir untuk memperkirakan kinerja reservoir. Simulasi atau pemodelan

reservoir merupakan kegiatan yang penting dilakukan dalam penilaian kelayakan pengembangan

suatu lapangan karena hasil pemodelan biasanya digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk

mengambil keputusan dalam menetapkan strategi pengembangan lapangan. Dari model reservoir

yang dibuat dapat diperoleh gambaran mengenai kondisi di bawah permukaan yang meliputi

distribusi sebaran permeabilitas, tekanan, temperatur, konduktivitas. Hasil simulasi juga dapat

Page 16: Perencanaan PLTP

memberikan perkiraan tentang energi panas yang terkandung di dalamnya sebelum reservoir

diproduksikan. Pemodelan tahap lanjutan dilakukan untuk meniru kinerja reservoir untuk

berbagai skenario pengembangan lapangan.

6.    Menentukan biaya pengusahaan panas bumi, meliputi biaya sumur eksplorasi, biaya sumur

pengembangan, biaya fasilitas produksi, biaya PLTP, biaya operasi dan perawatan.

5.     Menentukan jadwal pelaksanan pekerjaan.

6.     Menentukan penyebaran investasi.

7.     Menentukan parameter-parameter ekonomi

8.     Untuk masing-masing kasus (alternatif) dibuat analisa yang sama dan kemudian

diperbandingkan satu sama lain.

3.9     Analisa Dampak Lingkungan

a.    Dampak negatif

·           berkurangnya lahan produktif karena harus ada pembebasan lahan untuk pembangunan PLTP

·           penurunan kualitas udara oleh debu akibat arus mobilisasi material - material pembangunan

dan para pekerja proyek.

·           timbulnya polusi suara (kebisingan) dan getaran pada saat pengoperasian pembangkit

·           penurunan kualitas dan kuantitas air tanah selama masa pengoperasian pembangkit

·           gangguan ekosistem karena pengaruh belerang dan air panas dari sumur panas bumi

b.    Dampak Positif

·           meningkatnya pendapatan pemerintah

·           timbulnya lapangan kerja baru

·           belerang yang diolah dan dimanfaatkan dapat dijual

  BAB IV

PENUTUP

4.1     Kesimpulan

Page 17: Perencanaan PLTP

1.    Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) adalah pembangkit listrik yang menggunakan

panas bumi sebagai energi penggeraknya. Teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi

dibagi menjadi 3 macam, yaitu : dry steam, flash steam, dan binary cycle.

2.   Panas bumi adalah sumber energi sebagai panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi

yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi.

Berdasarkan kondisi geologinya, sumber panas bumi di Indonesia dibedakan menjadi tiga

golongan yaitu energi panas bumi uap panas, energi panas bumi air panas, dan energi panas bumi

batuan panas.

3.   Komponen utama PLTP antara lain steam receiving header, vent structure, separator, demister,

turbin, generator, trafo utama (main transformer), switch yard, kondensor, main cooling water

pump (MCWP), dan cooling tower.

4.  Tahapan kegiatan untuk menemukan sumber daya panas bumi meliputi survey pendahuluan,

eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi, dan pemanfaatan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

5.  Pengadaan turbin pembangkit dengan tipe back pressure merupakan pilihan tepat mengingat biaya

konstruksi termasuk peralatan lebih murah karena tidak memerlukan fasilitas kondensasi yang

rumit seperti condensor, cooling tower, pengekstraksi gas, pemipaan air pendingin, dan lain -

lain. Faktor penting dalam pemilihan lokasi turbin atau rumah pembangkit antara lain faktor

bahaya geologi seperti longsor dan letusan hidrotermal dengan memperhatikan kemiringan

topografi, letak manifestasi panas bumi sekarang, daerah lemah yang memungkinkan munculnya

manifestasi baru paska produksi, dan jarak dengan sumur - sumur yang diharapkan mensuplai

uap tidak terlalu jauh.