komisioning pltp

85
KOMISIONING KOMISIONING PLTP PLTP

Upload: eko-tjahjantoko

Post on 17-Nov-2015

186 views

Category:

Documents


40 download

DESCRIPTION

PLN's Standard for Commissioning of PLTP

TRANSCRIPT

  • KOMISIONINGKOMISIONINGPLTPPLTP

  • 1. PENDAHULUAN

    1. 1. UMUM

    Komisioning instalasi Unit PLTP merupakan rangkaian dari beberapaKomisioning instalasi Unit PLTP merupakan rangkaian dari beberapakegiatan pemeriksaan dan pengujian atau komisioning atas beberapasubsistemnya, yaitu:

    Komisioning Turbin Uapg pKomisioning Generator dan EksitasiKomisioning Bay Trafo GeneratorKomisioning Unjuk KerjaKomisioning Instalasi Listrik Bangunan lainnya.

    Masing-masing komisioning tersebut di atas dilaksanakan dalambeberapa tahapan kegiatan meliputi pemeriksaan /inspeksi danp p g p p / ppengujian, yaitu:Inspeksi dan pemeriksaan pendahuluan (Preliminary Inspection)

    Uji IndividualUji SubsistemUji Sistem

    239

  • 1.2. RUANG LINGKUP

    Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning PLTP baru

    dengan berbagai kapasitas yang menggunakan sumber energi primer

    b k l b dpanas bumi, termasuk alat bantu dan sarana penunjang PLTP

    tersebut.

    Pedoman ini berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala

    (overhaul) sistem PLTP baik dilaksanakan oleh pengelola sendiri

    maupun oleh pihak ketiga (kontraktor)maupun oleh pihak ketiga (kontraktor).

    Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulls

    ih k ih k b k d dil k k b hantara pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan

    atau pengecualian.

    240

  • 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

    P d k i i i PLTP di k dk b iPedoman komisioning PLTP dimaksudkan sebagai:Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan sebagaipegangan untuk melaksanakan komisioning PLTP baik milik PIUKS,PIUKU maupun milik PKUK agar pemeriksaan dan pengujianPIUKU maupun milik PKUK agar pemeriksaan dan pengujianinstalasi PLTP dapat terlaksana dengan baik, seragam, transparanuntuk kepentingan kelaikan teknis instalasi PLTP, dengan tingkatmutu (Acceptable Quality Level) yang disepakati bersama sebagaimutu (Acceptable Quality Level) yang disepakati bersama sebagaidasar pemberian sertifikat pemeriksaan dan pengujian, khususnyadari segi keselamatan, keamanan lingkungan dan juga dalamtingkat tertentu keandalannyatingkat tertentu, keandalannya.

    Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung jawabmasing-masing, termasuk tanggung jawab pelaksanaan danpenyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan jadualyang ditetapkan, dan dapat dipertanggung jawabkan.

    Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelangRujukan dalam menyusun ketentuan ketentuan dokumen lelangatau kontrak pembelian perlengkapan PLTP dan Alat Bantunya.

    241

  • 1.4. PENGERTIAN

    Yang dimaksud dengan Unit PLTP dalam pedoman ini adalah kesatuan

    peralatan-peralatan utama dan alat-alat bantu serta perlengkapannya

    yang tersusun dalam hubungan kerja, membentuk sistem untuk

    mengubah energi yang terkandung didalam uap dari perut bumi

    menjadi tenaga mekanis dan terakhir menjadi tenaga listrik dengan

    menggunakan uap sebagai penggerak utamanya.

    242

  • 1.5. DOKUMEN KOMISIONING YANG HARUS DISIAPKAN.

    Dokumen yang harus disiapkan oleh kontraktor dan pemasok/pabrikperalatan dalam rangka komisioning adalah:

    Dokumen kontrak, terutama yang menyangkut spesifikasi teknikdan garansi.Daftar material/peralatan (material lists), diskripsi dan sertifikat ujiuntuk bagian atau komponen utama.Gambar teknik pemasangan dan data instalasi.Diagram logik, diagram garis tunggal, diagram skematis.Kurva unjuk kerja dan kurva koreksi .Instruksi atau buku petunjuk pengoperasian, inspeksi danpemeliharaan.Instuksi perakitan atau pembongkaran dari peralatan atau bagianperalatan.Instruksi tentang keselamatan (safety instruction).Daftar suku cadang asli, sebagaimana disebutkan dalam kontrak.B k b k t d b k it d i t l i/ l tBuku-buku standar yang berkaitan dengan instalasi/peralatan yangdiuji.

    243

  • Lanjutan 1.5

    Buku petunjuk pabrikan, tabel ataupun kurva-kurva untuk koreksi

    perhitungan.

    Jadwal komisioningg

    Prosedur pengujian

    Laporan pengujian pabrik

    Hasil pemeriksaan pengujian dan pengukuran yang dilakukan olehHasil pemeriksaan, pengujian dan pengukuran yang dilakukan oleh

    kontraktor dan pabrikan yang dituangkan dalam blangko atau

    formulir yang sesuai beserta evaluasinya.

    Data-data lain yang diperlukan untuk pengoperasian dan

    pemeliharaan unit seperti: data dan karakteristik peralatan;

    diskripsi tentang berbagai sistem bahan bakar; sistim pendinginan;diskripsi tentang berbagai sistem bahan bakar; sistim pendinginan;

    sistem pelumasan; nilai-nilai batas suhu; nilai batas tekanan.

    Dokumen tersebut di atas harus sudah tersedia sebelum dan

    selama komisioning dilaksanakan

    244

  • 1.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING.

    Secara umum pelaksanaan komisioning unit pembangkit terbagi dalambeberapa tahap kegiatan sbb.:

    Pemeriksaan pendahuluanUji individualUji sub sistim, meliputi:

    Uji sequential interlockUji sequential interlockUji proteksiUji kontrol elektrik/pneumatikUji jalan sistimUji jalan sistim

    Uji sistim, meliputi:Uji alat-alat pengaman/Uji jalan tanpa bebanUji l l b b b (l di t t)Uji lalan berbeban (loading test)Uji lepas beban (load rejection test)Pemeriksaan (inspection)Uji keandalan (reability test)Uji unjuk kerja (performance test)

    245

  • Lanjutan 1.6

    Komisioning dimulai setelah pemasangan selesai, yaitu setelah Uji Pra

    Komisioning selesai dilakukan ditandai dengan diserahkannya Lembar

    Pernyataan yang menyatakan bahwa peralatan siap untuk diuji.

    Setelah komisioning selesai dan serah terima unit pembangkit dapat

    dilaksanakan, mulailah masa garansi dalam kurun waktu tertentu yang

    telah disepakati bersama. Setelah masa garansi berakhir, penerimaan

    akhir (final acceptance) dapat dilakukan dan tanggung jawab beralih

    sepenuhnya pada pemilik.

    Tahap kegiatan komisioning PLTG tertera pada Lampiran 2.

    246

  • 1.7. PEDOMAN POKOK.

    Kriteria atau tolok ukur yang digunakan untuk menilai hasil-hasil uji

    instalasi adalah:instalasi adalah:

    Ketentuan-ketentuan pada kontrak terutama yang menyangkut

    spesifikasi

    peralatan dan yang menyangkut garansi.

    Standar yang berlaku

    Sertifikat pengujian pabrik

    Ketentuan-ketentuan dari pabrik penjualnya yang telah

    disepakati oleh kedua pihak.

    Standar yang digunakan sebagai pedoman pokok atau rujukan

    (referensi) dalam komisioning ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

    247

  • 1.8. KETENTUAN PENILAIAN/EVALUASI.

    Instalasi PLTG harus memenuhi semua persyaratan yang menyangkut

    keselamatan kerja dan keselamatan umum serta persyaratan lingkungankeselamatan kerja dan keselamatan umum serta persyaratan lingkungan

    yang diatur dalam pedoman pokok Pedoman Komisioning ini.

    l h l k k d l l hHal-hal yang menyangkut keandalan sistem, instalasi PLTG harus

    memenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalam kontrak.

    Bila persyaratan mengenai keandalan ini tidak diatur dalam kontrak,

    maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan atas dasar kesepakatan

    bersama antara pemilik dan kontraktor.

    248

  • Lanjutan 1.8

    Dalam menilai /mengevaluasi hasil pengujian dalam komisioning, tidak

    dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variable-variable.

    Dengan demikian maka harus ditempuh beberapa kesepakatan antaraDengan demikian maka harus ditempuh beberapa kesepakatan antara

    lain :

    Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang akan

    ditempuh bila terjadi perbedaan pendapat mengenai ketelitian

    pengamat, kondisi dan metode pengoperasian serta hasil akhir

    setiap pengujiansetiap pengujian.

    Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akan digunakan

    untuk menghitung faktor kesalahan untuk mengevaluasi data serta

    kemungkinan kesalahan maksimal yang dapat ditoleransi tanpa

    harus mengulangi pengujian. Kesepakatan ini sedapat mungkin

    k j l h d i l di k d l himencakup jumlah desimal yang digunakan dalam perhitungan serta

    kriteria a pembulatan desimal .249

  • Lanjutan 1.8

    Semua pihak harus sepakat mengenai hal-hal yang dapat

    membatalkan pengujian.

    Dalam hal kegiatan pemeriksaan perlu dicapai kesepakatanDalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan

    mengenai sejauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat

    mengijinkan kontraktor untuk dapat melaksanakan pekerjaan tahapmengijinkan kontraktor untuk dapat melaksanakan pekerjaan tahap

    berikutnya.

    Semua pihak harus sepakat mengenai besaran-besaran ataupun

    batasan-batasan yang digunakan untuk menentukan bahwa

    peralatan berhasil baik dalam pengujian akan komisioning.

    Semua pihak harus sepakat mengenai standard yarig digunakan

    yang berkaitan dengan komisioning, atau mengacu pada buku

    petunjuk pabrik (instruction manual)petunjuk pabrik (instruction manual)

    250

  • 1.9. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN.

    Semua kelengkapan atau perlengkapan yang akan dipergunakan dalamrangka komisioning bila menyangkut konstruksi harus telah dimasukkandalam desain konstruksi.Semua alat uji khususnya meter-meter thermokopel flow meter trafo arusSemua alat uji khususnya meter meter, thermokopel, flow meter, trafo arus,trafo tegangan yang digunakan untuk melakukan unjuk kerja haruslahmerupakan alat standar sesuai dengan ketentuan yang berlaku denganmaksimum kelas 0,5. Alat ukur ini harus sudah dikalibrasi dan koreksinyah d h di i kharus sudah disiapkan.Kontraktor harus telah menyiapkan faktor faktor koreksi yang diperlukandalam perhitungan efisiensi sebelum pengujian dilakukan.Pengujian dianggap syah bila dihadiri oleh pihak kontraktor dan pihakPengujian dianggap syah bila dihadiri oleh pihak kontraktor dan pihakpembeli.Sebelum ujian dimulai, kontrektor diberi kesempatan untuk memeriksainstalasi, menguji, mengadakan modifikasi atau pengaturan yang dianggappe l dan bila sel h instalasi telah baik dan siap dipe iksa kont aktoperlu dan bila seluruh instalasi telah baik dan siap diperiksa, kontraktormemberi tahu kepada koordinator penguji bahwa semua atau sebagtianinstalasi sudah siap diuji.Pada setiap langkah pengujian perlu dilakukan evaluasiterhadap hasilnyap g p g j p p ysehingga bila terjadi penyimpangan kontraktor dapat melakukan suatupenyetelan kembali, modifikasi ataupun penggantian dan kemudian

    251

  • 5. UJI UNJUK KERJA (PERFORMANCE TEST) PLTP

    5.1. UMUM

    Setelah seluruh pengujian individu, subsistem maupun sistemdilakukan, maka pengujian yang terakhir yaitu pengujian unjuk kerja.Dalam pengujian yang lalu belum melakukan pengujian yang berkaitandengan performance.Hal ini belum cukup. Peralatan yang dijalankan bukan asal beroperasisaja, namun bagaimana unit pembangkit tersebut dapat menghasilkanefisiensi yang maksimum.y g

    Prosedur uji ini digunakan dalam rangka serah terima dari pihakpembuat kepada pemesan yang diperlukan dalam serah terimat b t d l h d t k t k fi i i t k i dtersebut adalah prosedur untuk menentukan efisiensi teknis, dengancara melakukan pengukuran-pengukuran secara langsung yangmembandingkan antara energi panas yang diperlukan terhadap energi

    d h lk b l h k k dyang dihasilkan, bewserta sejumlah kerugian-kerugian yang terdapatpada proses pembakaran dan sisa-sisa pembakarannya.

    313

  • Lanjutan 5.1

    Dalam hal tidak meyakinkan dilakukan pengukuran-pengukuran

    secara langsung terhadap energi panas yang dibutuhkan atau energisecara langsung terhadap energi panas yang dibutuhkan atau energi

    yang dihasilkan dengan ketelitian yang diharapkan, maka diberikan

    pedoman-pedoman untuk mengevaluasi efisiensi dengan metode

    pengukuran-pengukuran panas.

    314

  • 5.2. RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

    Ruang lingkup pengujian ini meliputi uji unjuk kerja turbin uap dan unjukkerja generator.Bagi turbin uap, pengujian unjuk kerja ini dimaksudkan untuk melakukanverifikasi terhadap data-data yang dijamin oleh pabrik pembuatannya.Kegiatan pengujian unjuk kerja turbin uap tersebut umumnya melakukanverifikasi terhadap data yang dijamin oleh pihak pabrik dalam hal:

    Kapasitas atau daya yang dihasilkan oleh turbin uapKebutuhan uap atau kebutuhan akan panasPengaturan kecepatanPengoperasian peralatan pengatur darurat.

    Pengujian unjuk kerja generator dimaksudkan agar generator pada waktuberoperasi dapat langsung digabung atau diparalel dengan unit generatorp p g g g g p g gyang lain, serta dapat memikul beban secara bersama-sama.

    Pengukuran yang perlu dilakukan pada saat generator bekerja paraleldengan unit/sistem lainnya adalah pengukuran tegangan sistemdengan unit/sistem lainnya adalah pengukuran tegangan sistem,frekuensi dan urutan fasanya.

    315

  • 5.3. PROSEDUR PENGUJIAN

    Turbin UapPengukuran output/daya mekanisPengukuran daya pompa air pengisiPengukuran daya listrikPengukuran aliran primerPengukuran aliran air menggunakan tangkiPengukuran tekanan diferensialPenentuan aliran uap dengan motode penurunan entalpiPengukuran aliran tambahangPengukuran tekananPengukuran temperaturPengukuran kwalitas uape gu u a a tas uapPengukuran putaranPengukuran waktu periode ujiPengukuran level airPengukuran level airPengujian kebocoran kondensor

    316

  • Lanjutan 5.3

    Uji Heat Exchanger.j gHal-hal yang dilakukan pada Heat Exchanger yaitu:

    Pengukuran tekanan masuk fluida primerPengukuran temperatur masuk fluida primerPengukuran tekanan keluar fluida primerPengukuran tekanan keluar fluida primerPengukuran temperatur primer fluida primerPengukuran massa fluida primer

    Pengukuran di atas masing-masing dilakukan pada kondisi:Keadaan tanpa bebanKeadaan tanpa beban,Keadaan beban sedang danKeadaan beban penuh.

    Unit Turbin - GeneratorP ji d t h i i t di i d i b b t h jiPengujian pada tahap ini terdiri dari beberapa tahap uji.

    Uji SinkronisasiUji sinkronisasi pertama kali bertujuan untuk memeriksa rangkaianpengawatan dan rangkaian kontrol telah tersambung dengan benar, sehinggaperintah naik turunnya frekuensi (putaran turbin) dan tegangan generatordapat dikendalikan secara otomatis, urutan uji sinkronisasi dilakukan sebagaiberikut

    Pemeriksaan rangkaian pengawatan dari PT Generator dan PT Bus .e e saa a g a a pe ga ata da Ge e ato da usPemeriksaan putaran jasaPemeriksaan besar arus surya (current surge ) yang terjadi saatpemasukan PMT 317

  • Lanjutan 5.3

    Uji Operasi Pembebanan (load test)Uji Operasi Pembebanan (load test)Adalah untuk membuktikan semua karakteristik operasi pembebanan(besaran-besaran suhu, aliran dan listrik) turbin-generator berjalannormal.

    Uji pembebanan yang meliputi kenaikan dan penurunan bebansecara normal dengan sistem kendali pada posisi Load LimitControl di panel control.Uji perpindahan posisi kendali (control mode change over) secaraUji perpindahan posisi kendali (control mode change over) secaranormal dari posisi governor control ke posisi load limit controlpada panel control.Uji pembebanan dengan operasi pada beban dasar dan beban

    k i b t h d k kpuncak sesuai batasan suhu udara masuk kompresor.Uji shut down unit.

    Uji Bebas Beban.Adalah untuk mengetahui keandalan unit turbin generator yaitu tetapAdalah untuk mengetahui keandalan unit turbin generator yaitu tetapdapat beroperasi tanpa beban dengan mode pengendalian governorsaat generator tiba-tiba kehilangan beban.

    Uji Keandalan UnitUji Keandalan UnitDilakukan dengan memberikan pembebanan dalam jangka waktutertentu (minimal 10 hari) secara terus menerus.

    318

  • 5.4. LAPORAN

    Laporan pengujian unjuk kerja memuat hasil pengujian unjuk kerja

    serta kekurangan-kekurangannya. Laporan pengujian unjuk kerjag g y p p g j j j

    memuat data/hasil pengamatan atau pengukuran selama pengujian

    unjuk kerja, baik untuk peralatan individual, subsistem maupun

    sistem, yang pencatatannya disaksikan oleh kontraktor dan Tim

    komisioning dan Tim komisioning, perhitungan-perhitungan unjuk

    kerja dari peralatan dan sistem sesuai dengan standar yangkerja dari peralatan dan sistem, sesuai dengan standar yang

    disepakati.

    319

  • 3. KOMISIONING GENERATOR DAN EKSITASI

    3.1. UMUM

    G t d E it i d l h b i d i i t k li t ikGenerator dan Esitasi adalah bagian dari sistem kelistrikan yang

    sangat vital dari suatu sistem pembangkitan tenaga listrik. Alat inilah

    yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik.

    Keadaan beroperasi suatu generator ditentukan mulai dari

    perencanaan yang baik, termasuk pemilihan spesifikasi desain,

    pomasangan pengujian pengoperasian dan pemeliharaanpomasangan, pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan.

    Pengujian adalah suatu tahap proses dari rangkaian tahap proses,

    mulai dari pembangunan sampai dengan serah terima suatu instalasi.

    268

  • 3.2. RUANG LINGKUP.

    Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning generator baru

    dengan berbagai kapasitas termasuk alat bantu dan sarana penunjangg g p p j g

    generator tersebut.

    Pedoman ini berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala (overhaul)Pedoman ini berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala (overhaul)

    sistem generator baik dilaksanakan oleh pengelola sendiri maupun

    oleh pihak ketiga (kontraktor)oleh pihak ketiga (kontraktor).

    Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulis

    t ih k ih k b k t d t dil k k b hantara pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan

    atau pengecualian,

    269

  • 3.3. MAKSUD DAN TUJUAN

    Pedoman komisioning generator dimaksudkan sebagai:

    Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan

    b i k l k k k i i i disebagai pegangan untuk melaksanakan komisioning generator di

    seluruh Indonesia, khususnya generator pada pusat-pusat

    pembangkit baik milik PIUKU maupun milik PKUKpembangkit baik milik PIUKU maupun milik PKUK.

    Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung

    jawab masing-masing termasuk tanggung jawab pelaksanaanjawab masing masing, termasuk tanggung jawab pelaksanaan

    dan penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan

    jadual yang ditetapkan, dan dapat dipertanggung jawabkan.j y g p , p p gg g j

    Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang

    atau kontrak pembelian perlengkapan generator dan Alat

    Bantunya.

    270

  • 3.4. PENGERTIAN

    Sistem GeneratorSistem Generator .Adalah kesatuan beberapa subsistem yang tersusun dalam tata hubungankerja berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang diterima pada porosrotor dari turbin uap menjadi energi listrik.

    SubsistemAdalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan bagiandari sistem generator yang tersusun dalam tata hubungan kerja dan

    i f i t t t C t h t h b i t t Si tmempunyai fungsi tertentu. Contoh-contoh subsistem generator : Sistempembumian,sistem pengaman dan kontrol, peralatan bantu, perlengkapan.

    Peralatan individu.Adalah tiap tiap peralatan dari subsistem generator yang ditinjau secaraAdalah tiap-tiap peralatan dari subsistem generator yang ditinjau secaramandirl sesua fungsinya. Contoh-contoh peralatan individu: Motor AC/DC,Panel, Batere, Relay pengaman.

    Komisioning generatorKomisioning generator.Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saatpemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai saat"Serah terima" (taking over) dengan tujuan membawa sistem dari kondisi

    ktif k k di i ktif d l k k k i t iknon aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan,pembersihan, uji individu, uji subsistem dan uji sistem untuk pembuktianterhadap persyaratan kontrak ataupun keamanan dan keandalan operasi.

    271

  • 3.5. LAMBANG

    Lambang yang dipergunakan dalam uji unjuk kerja generatorLambang yang dipergunakan dalam uji unjuk kerja generator

    merujuk lambang yang dipakai pada IEC Pbl 617.

    272

  • 3.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING

    Tahap kegiatan komisioning generator tertera pada Lampiran.Tahap kegiatan komisioning generator tertera pada Lampiran.

    273

  • 3.7. PEDOMAN POKOK

    Daftar standar sebagai acuan dapat dilihat pada Lampiran 1Daftar standar sebagai acuan dapat dilihat pada Lampiran 1butir 5.

    274

  • 3.8. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (PRELIMINARY INSPECTION)

    Pemeriksaan Secara Visual

    Pemeriksaajn secara visual ini ditujukan untuk mengetahui apakahPemeriksaajn secara visual ini ditujukan untuk mengetahui apakah

    semua perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi

    dalam kontrakdalam kontrak.

    Disamping itu untuk melihat apakah semua perlengkapan dalam

    kondisi baik secara fisik tidak ada kelainankondisi. baik, secara fisik tidak ada kelainan.

    Pengecekan Pemasangan.

    Pengecekan ini diajukan untuk menentukan apakah pemasangannyaPengecekan ini diajukan untuk menentukan apakah pemasangannya

    telah terdapat kecocokan dengan gambar. rencana serta peraturan-

    peraturan yang berlakuperaturan yang berlaku.

    275

  • 3.9. PENGUJIAN INDIVIDUAL (INDIVIDUAL TEST)

    Pengujian Generator Utama.Disamping pemeriksaan sifat tampak sebagaimana diutarakan diatas, minimal generator harus diuji sbb.:

    Pengukuran resistans isoloasiPengukuran resistans belitanPengukuran tangen deltaUji tegangan tinggi.

    Kecuali itu dapat dilakukan juga pengujian lainnya seperti:Uji kerja rem rem (brake operation test)j j ( p )Pengecekan dudukan rotor (rotor jack operation check)Uji corona (corona test)Uji sistim pemadam kebakaran (test of fire extinguishingUj s st pe ada eba a a (test o e e t gu s gsystem)Pengecekan rele indikator minyak pelumas generatorPengecekan kerja pompa pelumasPengecekan kerja pompa pelumasKalibrasi peralatan ukur suhu

    276

  • Lanjutan 3.9

    Pemeriksaan/pengujian individual terhadap peralatan utama PusatPembangkit lainnya :

    Trafo Tegangan:Trafo Tegangan:Pengukuran resistan isolasiUji perbandingan belitanUji polaritasUji polaritasPengukuran kapasitan

    Trafo Arus :Pengukuran resistan isolasi isolasiUji perbandingan belitanUji polaritasj pAngka arus lebih (Over current factore/N Number)Pengukuran tahanan belitanPengukuran lengkung kemagnitanPengukuran lengkung kemagnitanPengukuran beban (Burden measurement)

    277

  • Lanjutan 3.9

    S kl T Ti iSaklar Tegangan Tinggi:Pengukuran tahanan kontak utama

    Penangkap PetirP k h i l iPengukuran tahanan isolasi

    Pemutus Tenaga/daya:Uji mekanisUji tahanan kontak utamaUji tegangan kerja dalam keadaan keringPengukuran tahanan isolasiUji kt h b (Cl i ti t t)Uji waktu hubung (Closing time test)Uji waktu buka (Opening time test)Uji hubung buka (trip free operation test)Uji ketidaksesuaian fasaUji ketidaksesuaian fasa.Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan minimum(85% tegangan pengenal suplai)Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan pengenalUji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan pengenalUji operasi dengan tekanan dan suplai teganganmaksimum (110% tegangan pengenal suplai .

    278

  • Lanjutan 3.9

    Kapasitor Tenaga :

    Pengukuran kapasitans dan keluaran

    Kabel minyak atau kabel berisolasi gas tekan dany g

    perlengkapannya:

    Uji tegangan tinggi

    Uji ali an min akUji aliran minyak

    Uji tekanan gas

    Pengujian peralatan bantu dan perlengkapan Generator laiinnya

    Suatu unit generator dapat beroperasi dengan baik apabila

    peralatan bantu serta perlengkapannya berfungsi

    sebagaimana diinginkan Untuk mengetahui/memastikansebagaimana diinginkan. Untuk mengetahui/memastikan

    apakah peralatan bantu serta perlengkapannya dapat

    berfungsi sebelum dioperasikan, haruslah diaktifkan terlebih

    dahulu pengujian serta pengukuran dari pada alat tersebut

    secara individual.279

  • Lanjutan 3.9

    Pengujian peralatan dan perlengkapan generator mencakup hal lain

    sebagai berikut: :

    Relay Pengaman a.l. :y g

    Pengujian relay pengaman dilaksanakan dengan cara pemeriksaan

    visual dan pengujian karakteristik. Pengujian karakteristik antara

    lain:lain:

    Relay arxis lebih (QCR)

    Relay diferential trafo & genarator

    Relay ganguan tanah terbatas (REF)

    Relay tanah

    Relay tegangan kurang (VUR)Relay tegangan kurang (VUR)

    Relay pengatur tegangan (AVR)

    Relay diferential kabel

    Relay severse power

    280

  • Lanjutan 3.9

    P l t b tPeralatan bantuMotor AC dan DCPengujian yang dilakukan meliputi pengukuran tahanan isolasid b li j k k jdan belitan serta unjuk kerja motor.Batere dan Sistem pengisi batere.Pengujian yang diberikan meliputi uji pengisian batere dankapasitas batere.Panel Tegangan RendahPengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan pentanahan,sistem interlock, indikator dan pengukuran tahanan isolasi relai.

    Perlengkapan a.l. tahanan Netral Generator.Pengujian yang dilakukaan meliputi pemeriksaan penyambungan danPengujian yang dilakukaan, meliputi pemeriksaan penyambungan danpengukuran nilai tahanan.Sistem Relay PengamanSistem peralatan untuk Start (Starting device system)Sistem peralatan untuk Start (Starting device system)Sistem eksitasi

    281

  • 3.10 PENGUJIAN SUBSISTEM

    Pengukuran tahanan Pembumian (pentanahan)Pengukuran tahanan Pembumian (pentanahan)Dilaksanakan pengukuran tahanan tanah pada generator. Disamping itudicek seluruh perlengkapan yang harus ditanahkan, apakah telahdit hk d b ikditanahkan dengan baik.

    Pengujian fungsi sistem pengaman dan kontrolUntuk lebih meyakinkan apakah semua peralatan kontrol dan pengamanUntuk lebih meyakinkan apakah semua peralatan kontrol dan pengamantelah tersambung dengari baik, maka semua perlengkapan dioperasikan(sebelum diberi tegangan) dari standar hubungan maupun ruang kontroltermasuk uji jatuh (trip test) relai-relai yang bersangkutan untuktermasuk uji jatuh (trip test) relai-relai yang bersangkutan untukmemastikan bahwa semua peralatan dan sinyaling telah berfungsi dengansemestinya.

    Pengukuran Tahanan Isolasi / Dielektrik.Pengujian tahanan isolasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan isolasiuntuk menahaan tegangan tidak tembus pada suatu harga tertentu.untuk menahaan tegangan tidak tembus pada suatu harga tertentu.Sesuai dengan karakteristik yang dipakai secara ringkas pengujian iniuntuk mengetahui kualitas isolasi yang digunakan.

    282

  • Lanjutan 3.10

    Relai Pengaman

    Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan rangkaian pengawasan

    dari trafo arus dan trafo tegangan, pemeriksaan tegangan catu daya bantug g , p g g y

    (DC).

    Relai pengaman generator beserta perlengkapannya terdiri dari :

    Relai generator differentialRelai generator differential

    Relai transformer differential

    Relai kabel differential

    Relai unit Aux.transformer differential

    Relai starting earth fault

    Relai revere powerRelai revere power

    Relai minimum inpedance

    Relai overcurrent dan overvoltage

    Relai negatip phase sequence

    Relai underfrequency283

  • Lanjutan 3.10

    Relai overvoltage

    Relai tegangan kurang (VUR)

    Relai pengatur tegangan (AVR)

    Relai minimum reactance

    Relai gangguan tanah terbatas (REF)

    Relai motor earth fault

    Relai stator earth fault

    Overfleex alarm

    Overfleex trip

    284

  • 3.11. UJI SISTEM

    Sistem peralatan untuk Start (Starting device system)

    Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian individu peralatan dan

    pemeriksaan arus kerja.

    Sistem eksitasi

    Trafo eksitasi

    Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan tahanan isolasi

    belitan primer dan sekunder, pemeriksaan rangkaian kontrol

    dan sistem pengaman,

    Automatic Voltage Regulator

    Penyetelan dari kalibrasi AVR dilakukan berdasarkan buku

    petunjuk yang dikeluarkan pabrik.

    285

  • 3.12. DASAR PENILAIAN/EVALUASI.

    Instalasi Genarator PLTA harus memenuhi semua persyaratan yang

    menyangkut keselamatan kerja dan keselamatan umum sertay g j

    persyaratan lingkungan yang diatur dalam pedoman pokok Pedoman

    Komisioning ini.

    Hal-hal yang menyangkut keandalan sistem, instalasi Generator PLTA

    harus memenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalam

    kontrak. Bila persyaratan mengenai keandalan ini tidak diatur dalam

    kontrak, maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan .atas dasar

    k k t b t ilik d k t ktkesepakatan bersama antara pemilik dan kontraktor.

    286

  • Lanjutan 3.12

    D l il i/ l i h il ji d l k i i i tid kDalam menilai/mengevaluasi hasil pengujian dalam komisioning, tidakdapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variable-variable. Dengan demikian maka harus ditempuh beberapakesepakatan antara lain :

    Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yangakan ditempuh bila terjadi perbedaan pendapat mengenaiketelitian pengamat, kondisi dan metode pengoperasiari sertaakhir setiap pengujian.Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akandigunakan untuk menghitung faktor kesalahan untukmengevaluasi data serta kemungkinan kesalahan maksimal yangdapat ditoleransi tanpa harus mengulangi pengujian.Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakulp jumlah desimal yangdigunakan dalam perhitungan serta kriteria pembulatan desimal.Semua pihak harus sepakat mengenai hal-hal yang dapatp p g y g pmembatalkan pengujian.

    287

  • Lanjutan 3.12

    Dalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan mengenai

    sejauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat mengijinkan kontraktor

    untuk dapat melaksanakan pekerjaan tahap berikutnya.

    Semua pihak harus sepakat mengenai besaran-besaran ataupunp p g p

    batasan-batasan yang digunakan untuk menentukan bahwa peralatan

    berhasil baik dalam pengujian akan komisioningberhasil baik dalam pengujian akan komisioning

    Semua pihak harus sepakat mengenai standard yang digunakan yang

    berkaitan dengan komisioning atau mengacu pada buku petunjukberkaitan dengan komisioning, atau mengacu pada buku petunjuk

    pabrik (instruction manual)

    288

  • 3.13. LAPORAN

    Laporan komisioning Generator dan Eksitasi memuat hasil

    pemeriksaan dan pengujian serta kekurangan-kekurangannyapemeriksaan dan pengujian serta kekurangan kekurangannya

    ataupun hal-hal yang menggantung dan alat-alat yang masih harus

    di ti l h k t kt /f b ik L k i i i PLTA tdiganti oleh kontraktor/fabrikan. Laporan komisioning PLTA memuat

    data/hasil pengamatan atau pengukuran selama pengujian

    peralatan individual, subsistem maupun sistem, yang pencatatannya

    disaksikan oleh kontraktor dan Tim komisioning dan Tim

    komisioning, perhitungan-perhitungan unjuk kerja dari peralatan

    dan sistem, sesuai dengan standar yang disepakati.g y g p

    289

  • 5. BAY TRAFO GENERATOR4. BAY TRAFO GENERATOR4.1. UMUM

    Bay trafo generator bagian dari sistem pembangkit tenaga listrik

    yang berfungsi menaikkan tegangan generator sebelum daya listrikyang berfungsi menaikkan tegangan generator sebelum daya listrik

    ditransmisikan. Dengan demikian perlu juga dilakukan pengujian.

    290

  • 4.2. RUANG LINGKUP

    Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning bay trafo

    generator baru dengan berbagai kapasitas termasuk alat bantu dangenerator baru dengan berbagai kapasitas termasuk alat bantu dan

    sarana penunjang bay trafo generator tersebut.

    Pedoman ini berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala (overhaul)

    sistem bay trafo generator baik dilaksanakan oleh pengelola sendiri

    maupun oleh pihak ketiga (kontraktor).

    Dalam hal-hal khusus atas kesepakatan bersama secara tertulis antaraDalam hal hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulis antara

    pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan atau

    pengecualian,

    291

  • 4.3. MAKSUD DAN TUJUAN

    Pedoman komisioning bay trafo generator dimaksudkan sebagai:Pedoman komisioning bay trafo generator dimaksudkan sebagai:

    Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan

    sebagai pegangan untuk melaksanakan komisioning bay trafosebagai pegangan untuk melaksanakan komisioning bay trafo

    generator di seluruh Indonesia, khususnya generator pada

    pusat pusat pembangkit baik milik PIUKU maupun milik PKUKpusat-pusat pembangkit baik milik PIUKU maupun milik PKUK.

    Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung

    jawab masing masing termasuk tanggung jawab pelaksanaanjawab masing-masing, termasuk tanggung jawab pelaksanaan

    dan penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan

    jadual yang ditetapkan dan dapat dipertanggung jawabkanjadual yang ditetapkan, dan dapat dipertanggung jawabkan.

    Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang

    atau kontrak pembelian perlengkapan bay trafo generator danatau kontrak pembelian perlengkapan bay trafo generator dan

    Alat Bantunya.292

  • 4.4. PENGERTIAN

    Sistem bay trafo generatorSistem bay trafo generator.

    Adalah kesatuan beberapa subsistem yang tersusun dalam tata

    hubungan kerja berfungsi untuk mengubah energi listrik dengan

    tegangan generator menjadi energi listrik dan tegangan yang lebih

    tinggi untuk disalurkan.

    S b i tSubsistem.

    Adalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan

    bagian dari sistem ketel uap .yang tersusun dalam tata hubungan kerjag p y g g j

    dan mempunyai fungsi tertentu. Contoh-contoh subsistem ketel uap:

    Subsistem bahan bakar, Subsistem udara dan gas, Subsistem air

    i i S b i t k t lpengisi, Subsistem kontrol.

    Peralatan individu.

    Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem ketel uap yang ditinjaup p p p y g j

    secara mandirl sesuai fungsinya. Contoh-contoh peralatan individu.

    293

  • Lanjutan 4.4

    Komisioning Bay Trafo Generator.

    Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saat

    pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai saat

    "Serah terima" (taking over) dengan tujuan membawa sistem dariSerah terima (taking over) dengan tujuan membawa sistem dari

    kondisi non aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan

    pemeriksaan, pembersihan, uji individu, uji subsistem dan uji sistem

    untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak ataupun keamanan

    dan keandalan operasi.

    294

  • 4.5. LAMBANG

    Lambang yang dipergunakan dalam uji unjuk kerja ketel uap merujuk

    lambang yang dipakai pada IEC pbl.

    295

  • 4.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING

    Tahap kegiatan komisioning Bay Trafo Generator tertera pada

    Lampiran.

    296

  • 4.7. PEDOMAN POKOK

    Standar yang digunakan sebagal rujukan (referensi) dalam

    komisioning ketel uap adalah :komisioning ketel uap adalah :

    Standar SNI:

    SNI No..:

    SNI No. : Persyaratan peralatan uji & ukur

    Standar Internasional IEC Publ. No.

    IEC

    297

  • 4.8. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN / RELIMINARY INSPECTION)

    Pemeriksaan Secara Visual.

    Pemeriksaan secara visual ditujukan untuk mengetahui apakah

    perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalamperlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalam

    kontrak. Disamping itu untuk melihat apakah semua perlengkapan

    dalam kondisi baik, secara fisik tidak ada kelainan, serta sesuai

    dimensinya misalnya berkarat, pecah ataupun retak/terkelupas.

    Pengecekan Pemasangan.

    Pengecekan ini untuk menentukan apakah pemasangannya telahPengecekan ini untuk menentukan apakah pemasangannya telah

    terdapat kecocokan dengan gambar-gambar rencana serta peraturan-

    peraturan yang berlaku.

    Pemeriksaan rangkaian Primer.

    Pemeriksaan rangkaian primer dilaksanakan untuk menentukan

    apakah pemasangan telah sesuai dengan gambar gambar rencanaapakah pemasangan telah sesuai dengan gambar-gambar rencana

    serta berfungsi dengan benar.298

  • 4.9. UJI INDIVIDU (INDIVIDUAL TEST)

    Pengujian Trafo ArusPengujian Trafo ArusPengujian Trafo arus dilaksanakan dengan cara pemeriksaan visual danpengujian karakteristik.Pemeriksaan visual antara lain pemeriksaan papan nama, pemasangan,p p p , p g ,keadaan Bushing/isolator dan pemasangan kawat pentanahan.

    Pengujian karakteristik antara lain adalah pemeriksaan rasio, pemeriksaanpolaritas pemeriksaan lengkung kemagnetan pengukuran tahanan searahpolaritas pemeriksaan lengkung kemagnetan, pengukuran tahanan searah,pengukuran tahanan isolasi dan pengujian tegangan tinggi.Pengujian Trafo TeganganPengujian trafo tegangan dilaksanakan dengan cara pemeriksaan visual antarag j g g g plain memeriksa papan nama, pemasangan, keadaan bushing/isolator danpemasangan kawat pentanahan.Sedangkan perigujian karakteristik antara lain pemeriksaan polaritas,pemeriksaan rasio, dan pengujian tegangan

    Pengujian Trafo Tenaga.Pengujian trafo tegangan dilaksanakan dengan cara pemeriksaan visual,e guj a t a o tega ga d a sa a a de ga ca a pe e saa sua ,pengujian karakteristik, Pengujian kerja dari alat bantu dan pemeriksaantahanan pentanahan.

    299

  • Lanjutan 4.9

    Pemeriksaan visual adalah pemeriksaan konstruksi dari padaPemeriksaan visual adalah pemeriksaan konstruksi dari padatrafo, yang mencakup :

    Pencatatan papan namaTangki dan radiatorTangki dan radiatorKondesi isolator/bushingPerlengkapan (pengaman tekanan lebih & konservator)TermometerPanel TrafoPeralatan PenyadapPentanahanPengunci terhadap pondasi

    Sedangkan pengujian karakteristik antara lain mencakup :Pengujian ketahanan dielektrik dan tegangan tembusminyakminyakPengecekan rasioPengecekan kelompok hubunganPengukuran tahanan isolasiPengukuran tahanan isolasiPengukuran arus eksitasi sadapanPengujian tegangan tinggi

    300

  • Lanjutan 4.9

    Untuk pengujian kerja dan alat bantu mencakup hal-hal sbb :Relai BucholzTermometerKi iKipas anginPompa sirkulasi minyakPeralatan sadapanRelai tekanan lebih tangki utamaRelai tekanan lebih tangki utamaRelai telkanan lebih sadapanRelai oil level

    Pemeriksaan tahanan pentanahan antara lain :Pemeriksaan tahanan pentanahan antara lain :Pencatatan papan namaPenempatanIsolatorHantaranKotak TerminalPengukuran tahanan isolasiPengukuran tahanan pentanahanPengecekan trafo arus yang terpasang.

    301

  • Lanjutan 4.9

    Pengujian Pemutus TenagaPengujian pemutus tenaga dilakukan dengan cara pemeriksaan visualdan pengujian karakteristikdan pengujian karakteristik.Pemeriksaan visual antara lain memeriksa papan nama pemasangan,bushing, terminal tangki, katup-katup, kontak pemisah, serta relaid l k l k ldan panel kontrol Iokal.Pengujian karakteristik antara lain adalah pengukuran tahanan isolasi,pengukuran waktu buka dan tutup, pengukuran waktu trilp free,analisa kecepatan kontak, pengukuran tahanan kontak,pemeriksaan tegangan keria umpan buka dan tutup, pemeriksaankerja dari remote pemeriksaan fungsi kontak bantu pemeriksaankerja dari remote, pemeriksaan fungsi kontak bantu, pemeriksaanindikasi buka/tutup, pengujian tegangan tembus bahan isolasi(minyak/gas ) , pengujian kebcoran bahan isolasi, dan pengujian

    i itegangan tinggi.

    302

  • Lanjutan 4.9

    Pengujian PemisahPengujian PemisahPengujian pemisah dilaksanakan dari pemeriksaan visual dandari pengujian karakteristik. Pemeriksaan visual antara lainmemeriksamemeriksa

    Papan namaPemasanganBushingBushingPanel kontrol lokalPemasangan kawat pentanahan

    Pengujian Karakteristik antara lain :Pengukuran tahanan isolasiPengukuran tahanan kontakPemeriksaan kerja dari lokal secara mekanis dan elektrisPemeriksaan interlok mekanis dan elektrisPemeriksaan fungsi kontak bantuPemeriksaan indikasi buka/tutupPengujian tegangan tinggi

    303

  • Lanjutan 4.9

    P ji P k l P tiPengujian Penangkal PetirPengujian penangkal petir dilaksanakan dengan cara pemeriksaanvisual dan pengujian karakteristik.

    Pemeriksaan visual antara lain memeriksaPapan namaPemasanganBushingHantaranHantaranKotak terminalPemasangan kawat pentanahanPengujian karakteristik antara lain:g j

    Pengukuan tahanan isolasi Pemeriksaan kerja penghitung kerja

    Pengujian Relay PengamanP ji l dil k k d ikPengujian relay pengaman dilaksanakan dengan cara pemeriksaanvisual dan pengujian karakteristik. Pengujian karakteristik antaralain:

    Relai arus lebih (OCR)Relai arus lebih (OCR)Relai diferensial trafoRelai gangguan tanah terbatas (REF)

    304

  • Lanjutan 4.9

    Relai tanah (GFR)Relai tegangan kurang (UVR)Rela.i pengatur tegangan (AVR)p g g g ( )Relai diferensial kabel

    Pemeriksaan MeterP ik t dil k k ik i l dPemeriksaan meter dilaksanakan cara pemeriksaan visual danpemeriksaan unjuk kerja meter-meter yang diperiksa antara lain:

    Ampere meterVolt meterWatt meterVAR meterVAR meterKWH meterKVARH meterC d tCos dan meterFreq meter

    305

  • Lanjutan 4.9

    Pengujian kabel tegangan tinggi

    Pengujian kabel tegangan tinggi dilaksanakan dengan cara

    pemeriksaan visual dan pengujian karakteristik.

    Pengujian karakteristik antara lain :g j

    Pengukuran tahanan isolasi

    Pengujian tegangan tinggiPengujian tegangan tinggi

    Pengujian fungsi relai isolasi

    306

  • 4.10. UJI SUBSISTEM

    Pemeriksaan Rangkaian Sekunder

    Rangkaian sekunder yang diperiksa adalah rangkaian arus dan

    rangkaian teganganrangkaian tegangan.

    Pemeriksaan rangkaian arus antara lain memeriksa :

    Rangkaian meter

    Rangkaian relai

    Pengujian dengan injeksi sekunder

    Pengukuran beban rangkaian Pemeriksaan rangkaian teganganPengukuran beban rangkaian Pemeriksaan rangkaian tegangan

    antara lain :

    Rangkaian meter

    Rangkaian relai

    Pemeriksaan rangkaian sinkronisasi

    Pengukuran beban rangkaianPengukuran beban rangkaian

    307

  • Lanjutan 4.10

    Pengujian rangkaian pengaman dari kontrol

    Pengujian rangkaian pengaman dan kontrol antara lain menguji :

    Trip pengaman dan interlock

    Kontrol lokal (dari gedung kontrol) dan interlock

    Kontrol remote dan fasilitas Scada (rangkaiarn telemeterKontrol remote dan fasilitas Scada (rangkaiarn telemeter,

    rangkaian telesinyal, rangkaian telekontrol)

    Sistem alarm

    Percobaan pemberian tegangan antara lain :

    Pemeriksaan urutan fase

    Pengukuran in rush current

    Pengamatan setelah pengujian tegangan

    308

  • 4.11. DASAR PENILAIAN/EVALUASI

    Instalasi turbin ketel uap harus memenuhi semua persyaratan yang

    menyangkut keselamatan kerja dan keselamatan umum serta

    persyaratan lingkungan yang diatur dalam pedoman pokok Pedoman

    Komisioning ini.

    Hal-hal yang menyangkut keandalan sistem, instalasi turbin uap harus

    memenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalammemenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalam

    kontrak. Bila persyaratan mengenai keandalan ini tidak diatur dalam

    kontrak maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan atas dasarkontrak, maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan .atas dasar

    kesepakatan bersama antara pemilik dan kontraktor.

    309

  • Lanjutan 4.11

    D l il i/ l i h il ji d l k i i i tid kDalam menilai/mengevaluasi hasil pengujian dalam komisioning, tidak

    dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variable-

    variable. Dengan demikian maka harus ditempuh beberapa kesepakatang p p p

    antara lain :

    Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang

    akan ditempuh bila terjadi perbedaan pendapat mengenai

    ketelitian pengamat, kondisi dan metode pengoperasian serta

    hasil akhir setiap pengu jianhasil akhir setiap pengu,jian.

    Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akan

    digunakan untuk menghitung faktor kesalalhan untuk

    mengevaluasi data serta kemungkinan kesalahan maksimal yang

    dapat ditoleransi tanpa harus mengulangi pengujian.

    Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup jumlah desimal yangKesepakatan ini sedapat mungkin mencakup jumlah desimal yang

    digunakan dalam perhitungan serta kriteria pembulatan desimal.

    310

  • Lanjutan 4.11

    Semua pihak harus sepakat mengenai hal-hal yang dapat

    membatalkan pengujian.

    Dalam hal kegiatan pemeriksaan perlu dicapai kesepakatanDalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan

    mengenai soeauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat

    mengijinkan kontraktor untuk dapat melaksanakan pekerjaang j p p j

    tahap berikutnya.

    Semua pihak harus sepakat mengenai besaran-besaran

    ataupun batasan-batasan yang digunaka untuk menentukan

    bahwa peralatan berhasil baik dalam pengujian akan

    k i i ikomisioning.

    Semua pihak harus sepakat mengenai standard yang

    digunakan yang berkaitan dengan komisioning, ataudigunakan yang berkaitan dengan komisioning, atau

    mengacu pada bukti petunjuk pabrik ( instruction manual)

    311

  • 4.12. LAPORAN

    Laporan komisioning Bay Transformer memuat hasil pemeriksaan

    dan pengujian serta kekurangan-kekurangannya ataupun hal-haldan pengujian serta kekurangan kekurangannya ataupun hal hal

    yang menggantung dan alat-alat yang masih harus diganti oleh

    k t kt /f b ik L k i i i PLTU t d t /h ilkontraktor/fabrikan. Laporan komisioning PLTU memuat data/hasil

    pengamatan atau pengukuran selama pengujian peralatan individual,

    subsistem maupun sistem, yang pencatatannya disaksikan oleh

    kontraktor dan Tim komisioning dan Tim komisioning, perhitungan-

    perhitungan unjuk kerja dari peralatan dan sistem, sesuai dengan

    standar yang disepakati.y g p

    312

  • 5. UJI UNJUK KERJA (PERFORMANCE TEST) PLTP

    5.1. UMUM

    Setelah seluruh pengujian individu, subsistem maupun sistemdilakukan, maka pengujian yang terakhir yaitu pengujian unjuk kerja.Dalam pengujian yang lalu belum melakukan pengujian yang berkaitandengan performance.Hal ini belum cukup. Peralatan yang dijalankan bukan asal beroperasisaja, namun bagaimana unit pembangkit tersebut dapat menghasilkanefisiensi yang maksimum.y g

    Prosedur uji ini digunakan dalam rangka serah terima dari pihakpembuat kepada pemesan yang diperlukan dalam serah terimat b t d l h d t k t k fi i i t k i dtersebut adalah prosedur untuk menentukan efisiensi teknis, dengancara melakukan pengukuran-pengukuran secara langsung yangmembandingkan antara energi panas yang diperlukan terhadap energi

    d h lk b l h k k dyang dihasilkan, bewserta sejumlah kerugian-kerugian yang terdapatpada proses pembakaran dan sisa-sisa pembakarannya.

    313

  • Lanjutan 5.1

    Dalam hal tidak meyakinkan dilakukan pengukuran-pengukuran

    secara langsung terhadap energi panas yang dibutuhkan atau energisecara langsung terhadap energi panas yang dibutuhkan atau energi

    yang dihasilkan dengan ketelitian yang diharapkan, maka diberikan

    pedoman-pedoman untuk mengevaluasi efisiensi dengan metode

    pengukuran-pengukuran panas.

    314

  • 5.2. RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

    Ruang lingkup pengujian ini meliputi uji unjuk kerja turbin uap dan unjukkerja generator.Bagi turbin uap, pengujian unjuk kerja ini dimaksudkan untuk melakukanverifikasi terhadap data-data yang dijamin oleh pabrik pembuatannya.Kegiatan pengujian unjuk kerja turbin uap tersebut umumnya melakukanverifikasi terhadap data yang dijamin oleh pihak pabrik dalam hal:

    Kapasitas atau daya yang dihasilkan oleh turbin uapKebutuhan uap atau kebutuhan akan panasPengaturan kecepatanPengoperasian peralatan pengatur darurat.

    Pengujian unjuk kerja generator dimaksudkan agar generator pada waktuberoperasi dapat langsung digabung atau diparalel dengan unit generatorp p g g g g p g gyang lain, serta dapat memikul beban secara bersama-sama.

    Pengukuran yang perlu dilakukan pada saat generator bekerja paraleldengan unit/sistem lainnya adalah pengukuran tegangan sistemdengan unit/sistem lainnya adalah pengukuran tegangan sistem,frekuensi dan urutan fasanya.

    315

  • 5.3. PROSEDUR PENGUJIAN

    Turbin UapPengukuran output/daya mekanisPengukuran daya pompa air pengisiPengukuran daya listrikPengukuran aliran primerPengukuran aliran air menggunakan tangkiPengukuran tekanan diferensialPenentuan aliran uap dengan motode penurunan entalpiPengukuran aliran tambahangPengukuran tekananPengukuran temperaturPengukuran kwalitas uape gu u a a tas uapPengukuran putaranPengukuran waktu periode ujiPengukuran level airPengukuran level airPengujian kebocoran kondensor

    316

  • Lanjutan 5.3

    Uji Heat Exchanger.j gHal-hal yang dilakukan pada Heat Exchanger yaitu:

    Pengukuran tekanan masuk fluida primerPengukuran temperatur masuk fluida primerPengukuran tekanan keluar fluida primerPengukuran tekanan keluar fluida primerPengukuran temperatur primer fluida primerPengukuran massa fluida primer

    Pengukuran di atas masing-masing dilakukan pada kondisi:Keadaan tanpa bebanKeadaan tanpa beban,Keadaan beban sedang danKeadaan beban penuh.

    Unit Turbin - GeneratorP ji d t h i i t di i d i b b t h jiPengujian pada tahap ini terdiri dari beberapa tahap uji.

    Uji SinkronisasiUji sinkronisasi pertama kali bertujuan untuk memeriksa rangkaianpengawatan dan rangkaian kontrol telah tersambung dengan benar, sehinggaperintah naik turunnya frekuensi (putaran turbin) dan tegangan generatordapat dikendalikan secara otomatis, urutan uji sinkronisasi dilakukan sebagaiberikut

    Pemeriksaan rangkaian pengawatan dari PT Generator dan PT Bus .e e saa a g a a pe ga ata da Ge e ato da usPemeriksaan putaran jasaPemeriksaan besar arus surya (current surge ) yang terjadi saatpemasukan PMT 317

  • Lanjutan 5.3

    Uji Operasi Pembebanan (load test)Uji Operasi Pembebanan (load test)Adalah untuk membuktikan semua karakteristik operasi pembebanan(besaran-besaran suhu, aliran dan listrik) turbin-generator berjalannormal.

    Uji pembebanan yang meliputi kenaikan dan penurunan bebansecara normal dengan sistem kendali pada posisi Load LimitControl di panel control.Uji perpindahan posisi kendali (control mode change over) secaraUji perpindahan posisi kendali (control mode change over) secaranormal dari posisi governor control ke posisi load limit controlpada panel control.Uji pembebanan dengan operasi pada beban dasar dan beban

    k i b t h d k kpuncak sesuai batasan suhu udara masuk kompresor.Uji shut down unit.

    Uji Bebas Beban.Adalah untuk mengetahui keandalan unit turbin generator yaitu tetapAdalah untuk mengetahui keandalan unit turbin generator yaitu tetapdapat beroperasi tanpa beban dengan mode pengendalian governorsaat generator tiba-tiba kehilangan beban.

    Uji Keandalan UnitUji Keandalan UnitDilakukan dengan memberikan pembebanan dalam jangka waktutertentu (minimal 10 hari) secara terus menerus.

    318

  • 5.4. LAPORAN

    Laporan pengujian unjuk kerja memuat hasil pengujian unjuk kerja

    serta kekurangan-kekurangannya. Laporan pengujian unjuk kerjag g y p p g j j j

    memuat data/hasil pengamatan atau pengukuran selama pengujian

    unjuk kerja, baik untuk peralatan individual, subsistem maupun

    sistem, yang pencatatannya disaksikan oleh kontraktor dan Tim

    komisioning dan Tim komisioning, perhitungan-perhitungan unjuk

    kerja dari peralatan dan sistem sesuai dengan standar yangkerja dari peralatan dan sistem, sesuai dengan standar yang

    disepakati.

    319

  • 6. KOMISIONING INSTALASI LISTRIK BANGUNAN LAINNYA.

    6.1. UMUM

    Instalasi listrik yang dimaksud adalah instalasi listrik untuk

    penerangan dan instalasi daya untuk menunjang kegiatan

    pembangkitan Instalasi ini terpasang pada bangunan utamapembangkitan. Instalasi ini terpasang pada bangunan utama

    pembangkit listrik dan bangunan lainnya yang ada pada pusat

    pembangkit seperti bangunan untuk kantor, bengkel, gudang, dll.pembangkit seperti bangunan untuk kantor, bengkel, gudang, dll.

    Instalasi listrik penunjang ini juga harus aman dan andal agar tidak

    mengganggu proses pembangkitan.

    Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka kebenaran pemasangan

    perlu diperiksa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.p p g y g

    320

  • 6.2 RUANG LINGKUP

    Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning suatu instalasi

    penerangan atau instalasi daya baru pada gedung dan bangunan dipenerangan atau instalasi daya baru pada gedung dan bangunan di

    pusat pembangkit dan berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala

    i t l i dil k k l h l l di i l h ih kinstalasi yang dilaksanakan oleh pengelola sendiri maupun oleh pihak

    ketiga (kontraktor).

    Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulls

    antara pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan

    atau pengecualian,

    321

  • 6.3. TUJUAN

    P d k i i i i t l i j i i di k dk b iPedoman komisioning instalasi penunjang ini dimaksudkan sebagai:

    Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan

    sebagai pegangan untuk melaksanakan komisioning instalasisebagai pegangan untuk melaksanakan komisioning instalasi

    penunjang pusat pembangkit di seluruh Indonesia, khususnya

    ketel uap pada pusat-pusat pembangkit di Indonesia baik milikketel uap pada pusat pusat pembangkit di Indonesia baik milik

    PIUKU maupun milik PKUK .

    Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggungg p g gg g

    jawab masing-masing, termasuk tanggung jawab pelaksanaan

    dan penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan

    jadual yang ditetapkan, dan dapat dipertanggung jawabkan.

    Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang

    atau kontrak pembelian peralatan instalasi dan alat bantunya.

    322

  • 6.4. PENGERTIAN

    Instalasi penerangan.

    Adalah kesatuan berbagai peralatan listrik, yang tersusun dalam tata

    hubungan kerja berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan

    energi listrik yang diberikan kepadanya dan selanjutnya diubah

    d h k k hmenjadi cahaya untuk kepentingan pencahayaan

    Instalasi daya.

    Adalah kesatuan berbagai peralatan listrik, yang tersusun dalam tata

    hubungan kerja berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan

    energi listrik yang diberikan kepadanya dan selanjutnya diubah

    menjadi energi bentuk lain seperti energi mekanis pada motor listrik

    d i d l tdan energi panas pada peralatan pemanas .

    323

  • 6.5. LAMBANG

    Lambang yang dipergunakan dalam komisioning ini sesuai dengan

    lambang yang terdapat pada buku Peraturan Umum Instalasi Listrikg y g p p

    atau sesuai IEC.

    324

  • 6.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING

    Kegiatan komisioning instalasi ini disesuaikan dengan jadual kegiatan

    komisioning pembangkit.komisioning pembangkit.

    325

  • 6.7. PEDOMAN POKOK

    Standar yang digunakan sebagal rujukan (referensi) dalam

    komisioning instalasi listrik pada gedung dan bangunan adalah PUILkomisioning instalasi listrik pada gedung dan bangunan adalah PUIL

    1987.

    326

  • 6.8. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (PRELIMINARY INSPECTION).

    Pemeriksaan Secara Visual

    Pemeriksaan secara visual ditujukan untuk mengetahui apakahPemeriksaan secara visual ditujukan untuk mengetahui apakah

    perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalam

    kontrak. Disamping itu untuk melihat apakah semua perlengkapang g

    dalam kondisi baik, secara fisik tidak ada kelainan

    Pengecekan PemasanganPengecekan Pemasangan

    Pengecekan ini untuk menentukan apakah pemasangannya telah

    terdapat kecocokan dengan gambar-gambar rencana serta peraturan-terdapat kecocokan dengan gambar gambar rencana serta peraturan

    peraturan yang berlaku.

    P k k di i i l iPengecekan kondisi isolasi.

    327

  • 6.9. UJI INSTALASI

    Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik dilakukan antara lain

    mengenai hal berikut:

    B b i t d l d i tBerbagai macam tanda pengenal dan papan peringatan

    Perlengkapan listrik yang dipasang

    Cara memasang perlengkapan listrikg p g p

    Polaritas

    Pembumian

    R i i l iResistans isolasi

    Kesinambungan sirkit

    Fungsi pengamanan sistim instalasi listrikg p g

    Pemeriksaan dan pengujian tesebut di atas kemudian disusul dengan

    uji coba.uji coba.

    328

  • N0 MATA UJI PROSEDUR UJI KRITERIA HASIL UJI

    LAMPIRANFORMULIR PENGUJIAN UJI UNJUK KERJA (PERFORMANCE TEST) PLTP

    N0 MATA UJI PROSEDUR UJI KRITERIA HASIL UJI

    1. Turbin Uapa. Pengukuran output/daya mekanisb. Pengukuran daya pompa air pengisic. Pengukuran daya listrikd. Pengukuran aliran primere Pengukuran aliran air menggunakan tangki

    Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar serta referensi yg disepakati

    Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar serta referensi yge. Pengukuran aliran air menggunakan tangki

    f. Pengukuran tekanan diferensialg. Penentuan aliran. tiap dengan motode penurunan entalpih. Pengukuran aliran tambahani. Pengukuran tekananj. Pengukuran temperaturk. Pengukuran kwalitas uap

    disepakati.Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar serta referensi yg disepakati.

    referensi yg disepakati.Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar serta

    2.

    g pl. Pengukuran putaranm. Pengukuran waktu periode ujin. Pengukuran level airo. Pengujian kebocoran kondensor2.1. Pengukuran tekanan masuk fluida primera. Pengukuran temperatur masuk fluida primerb P k t k k l fl id i

    preferensi yg disepakati.

    b. Pengukuran tekanan keluar fluida primerc. Pengukuran temperatur keluar fluida primerd. Pengukuran massa fluida primere. Pengukuran tekanan masuk fluida sekunderf. Pengukuran temperatur masuk fluida sekunderg. Pengukuran tekanan keluar fluida sekunderh. Pengukuran temperatur keluar fluida sekunderh. Pengukuran temperatur keluar fluida sekunderi. Pengukuran massa fluida sekunder2.2 Uji Heat Exchanger pada kondisi beban sedang:a. Pengukuran tekanan masuk fluida primerb. Pengukuran temperatur masuk fluida primerc. Pengukuran tekanan keluar fluida primerd. Pengukuran temperatur keluar fluida primere. Pengukuran massa fluida primerf. Pengukuran tekanan masuk fluida sekunderg. Pengukuran temperatur masuk fluida sekunderh. Pengukuran tekanan keluar fluida sekunderi. Pengukuran temperatur keluar fluida sekunderj. Pengukuran massa fluida sekunder 329

  • LAMPIRAN

    No MATA UJI PROSEDUR UJI KRITERIA HASIL UJI

    2.3. Uji Heat Exchanger pada kondisi beban penuh:a. Pengukuran tekanan masuk fluida primerb. Pengukuran temperatur masuk fluida primerc. Pengukuran tekanan keluar fluida primer

    Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar serta

    Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar

    d. Pengukuran temperatur keluar fluida primere. Pengukuran massa fluida primerf. Pengukuran tekanan masuk fluida sekunderg. Pengukuran temperatur masuk fluida sekunderh. Pengukuran tekanan keluar fluida sekunderi. Pengukuran temperatur keluar fluida sekunderj Pengukuran massa fluida sekunder

    referensi yg disepakati.Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar serta referensi yg

    serta referensi yg disepakati.Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar

    3.j. Pengukuran massa fluida sekunderUnit Turbo - Generator3.1. Uji Sinkronisasi

    a. Pemeriksaan rangkaian pengawatan dari PTGenerator dan PT Bus .

    b. Pemeriksaan putaran jasac. Pemeriksaan besar arus surya (current surge )

    referensi yg disepakati.

    dan Standar serta referensi yg disepakati.

    y ( g )yang terjadi saat pemasukan PMT

    3.2. Uji Operasi Pembebanan (load test)a. Uji pembebanan yang meliputi kenaikan dan

    penurunan beban secara normal dengan sistemkendali pada posisi Load Limit Control di panelcontrolcontrol.

    b. Uji perpindahan posisi kendali (control modechange over) secara normal dari posisi governorcontrol ke posisi load limit control pada panelcontrol.

    c. Uji pembebanan dengan operasi pada beban dasardan beban puncak sesuai batasan suhu udara

    331

    da beba pu ca sesua batasa su u uda amasuk kompresor.

    d. Uji shut down unit.

    3.3. Uji Lepas Beban3.4. Uji Keandalan Unit.

  • LAMPIRAN

    LAMPIRAN 2TAHAPAN DAN KEGIATAN KOMISIONING PLTP

    UJI PARALEL

    (ESSENTIALY) SERAH T(TAKING

    JALAN

    PEMASANGANSELESAI

    (CONSTRUCTION)AWAL

    (COMPLETE)

    UJI UJI * UJI UJIMULAI BEBAN LEPAS BEBAN KEANDALANUNJUK KERJA

    KONSTRUKSI (LOADING)LOAD REJECTION (REABILITYPERFORMANCEA B C D E F G H I J K L M (TEST) TEST) N TEST) TEST)

    PEMASANGAN

    MASAKONSTRUKSI/

    UJI SUBSISTEM UJI JALAN UNIT PLTPUJI SISTEM

    KETERANGAN:A = Uji Pra KomisioningB = Pemeriksaan PendahuluanC = Uji IndividuD = Uji Sequential Interlock

    MASA KOMISIONINGPEMASANGAN

    D = Uji Sequential InterlockE = Uji Proteksi Injeksi Primer (Protection Primary Injection Test)F = Uji Kontrol Eletrik/PneumaticG = Uji Simulasi (Simulation Test)H = Uji Jalan SubsistemI = Pembersihan Kimia (Chemical Cleaning)J = Pembersihan Pipa dengan Uap (Steam Blow Out)K = Uji Tekanan Naik dan Katup Keselamatan (Pressure Up& Safety Valve Test)L = Uji Kendali Ketel Otomatis (Automatic Boiler Control Test)

    332

    j ( )M = Uji Kendali Pembakaran Otomatis (Automatic Combustion Control Test)N = Pemeriksaan (Inspection)* Pemeriksaan (Inspection) sistem Ketel Uap dapat dilaksanakan sebelum atau sesudah Uji Keandalan (Reliability Test)** Sinkronisasi, meliputi sistem Ketel Uap dan Turbin Uap sebagai Unit PLTP