perencanaan gizi

107
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Merak Batin 1. Letak geografis Desa Merak Batin merupakan desa yang berada di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Luas wilayah desa Merak Batin yaitu 2072 Ha dengan jumlah wilayah efektif yang digunakan yaitu persawahan/perkebunan seluas 988 Ha, pertokoan/perkantoran 189 Ha, dan perumahan 895 Ha. Dari luas desa rentang kendali jarak desa ke pusat pemerintahan kecamatan yaitu 0.79 Km dan perkiraan waktu tempuh desa ke pusat pemerintahan pusat yaitu 0.5 jam. 2. Demografi/Kependudukan Desa Merak Batin memiliki 45 RT terdiri dari 7 dusun yaitu Induk Merak Batin, Srikaton, Pasar 38

Upload: lunamarinaazizah

Post on 21-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

gizi

TRANSCRIPT

Page 1: perencanaan gizi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Merak Batin

1. Letak geografis

Desa Merak Batin merupakan desa yang berada di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan. Luas wilayah desa Merak Batin yaitu 2072

Ha dengan jumlah wilayah efektif yang digunakan yaitu

persawahan/perkebunan seluas 988 Ha, pertokoan/perkantoran 189 Ha, dan

perumahan 895 Ha. Dari luas desa rentang kendali jarak desa ke pusat

pemerintahan kecamatan yaitu 0.79 Km dan perkiraan waktu tempuh desa

ke pusat pemerintahan pusat yaitu 0.5 jam.

2. Demografi/Kependudukan

Desa Merak Batin memiliki 45 RT terdiri dari 7 dusun yaitu Induk Merak

Batin, Srikaton, Pasar Lama, Citerep, Tanjung Senang, Tanjung Sari, dan

Banjarejo. Terdiri dari 830 kepala keluarga (KK). Berdasarkan profil Desa

Merak Batin jumlah penduduk di Desa Merak Batin adalah 14630 jiwa.

38

Page 2: perencanaan gizi

Tabel 1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Penggolongan Usia

Di Desa Merak Batin Tahun 2014

Golongan Usia (tahun) Jumlah (orang)

0-5 1150

6-12 1343

13-15 1247

16-18 4630

19-50 3260

>51 3000

Total 14630

Sumber : Profil Desa Merak Batin, 2014

3. Aktifitas Perekonomian

Aktifitas perekonomian desa Merak Batin adalah 8 unit bank, 2 unit lembaga

keuangan bukan bank, 35 unit kelompok pertokoan.

4. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan desa Merak Batin terdapat 6 SD/sderajat, 6

SLTP/sederajat, dan 2 SLTA/sederajat

39

Page 3: perencanaan gizi

Tabel 2

Sarana Pendidikan di Desa Merak Batin Tahun 2014

Sarana Pendidikan Jumlah

SD/sederajat 2

SLTP/sederajat 6

SLTA/sederajat 2

Sumber : Profil Desa Merak Batin, 2014

5. Sarana Transportasi

Bidang sarana transportasi yang tersedia di desa Merak Batin yaitu jumlah

kendaraan bermotor sebanyak 2572 unit dan mobil 155 unit. Adapun jumlah

jalan yang terdapat di desa Merak Batin yaitu 1 unit jalan hotmix dengan

panjang jalan 1000 m, 5 unit jalan aspal dengan panjang jalan 10000 m, 3

unit jalan onderlagh dengan panjang jalan 5000 m, dan 7 unit jalan tanah

dengan panjang jalan 7000 m.

6. Sarana Ibadah

Sarana ibadah di desa Merak Batin terdapat 10 unit.

7. Sarana Kesehatan

Sarana dan prasarana kesehatan desa Merak Batin terdapat 7 unit Puskesmas,

4 dokter, dan 4 bidan.

40

Page 4: perencanaan gizi

Tabel 3

Sarana dan Prasarana Kesehatan

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Sarana dan Prasarana Kesehatan

Jumlah

Posyandu 7

Dokter 4

Bidan 4

Sumber : Profil Desa Merak Batin, 2014

8. Sarana Desa

Sarana desa Merak Batin terdapat 1 unit lapangan dan 1 unit balai

pertemuan.

B. Hasil Analisis Univariat

1). Status gizi Batita

a. Status Gizi (Indeks TB/U) Balita

Tabel 4

Distribusi Status Gizi (Indeks TB/U) Batita

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tinggi 1 2,8

Normal 24 68,6

Pendek 5 14,3

Sangat pendek 5 14,3

Total 35 100

41

Page 5: perencanaan gizi

Berdasarkan data diatas dari 35 responden batita yang diukur menurut

indeks TB/U dengan 4 kategori, memiliki persentase sebagai berikut:

Tinggi sebesar 2,8%, normal 68,6%, pendek 14,3%, dan sangat pendek

14,3%. Sehingga dapat disimpulkan rata-rata responden di desa Merak

Batin yang berstatus gizi normal berdasarkan indeks TB/U telah mencapai

angka diatas 50% yaitu 68,6%.

b. Status Gizi (Indeks BB/U) Batita

Tabel 5

Distribusi Status Gizi (Indeks BB/U) Batita

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Berat badan lebih 1 2,8

Normal 26 74,3

Berat Badan Kurang 8 22,9

Berat Badan Sangat Kurang 0 0

Total 35 100

Berdasarkan data diatas dari 35 responden batita yang diukur menurut

indeks BB/U dengan 4 kategori, memiliki persentase sebagai berikut: berat

badan lebih sebesar 2,8%, normal 74,3%, berat badan kurang 22,9%, dan

berat badan sangat kurang 0%. Sehingga dapat disimpulkan rata-rata dari

responden di desa Merak Batin yang berstatus gizi normal berdasarkan

indeks BB/U telah mencapai angka diatas 50% yaitu sebesar 74,3%.

42

Page 6: perencanaan gizi

c. Status Gizi (Indeks BB/TB) Batita

Tabel 6

Distribusi Status Gizi (Indeks BB/TB) atau (indeks BB/PB) Batita

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Gemuk 2 5,7

Normal 29 82,9

Kurus 4 11,4

Sangat kurus 0 0,0

Total 35 100

Berdasarkan data diatas dari 35 responden batita yang diukur menurut

indeks BB/TB dengan 4 kategori, memiliki persentase sebagai berikut:

batita dengan status gizi gemuk sebesar 5,7%, normal 82,9%, kurus 11,4%,

dan sangat kurang 0%. Sehingga dapat disimpulkan rata-rata balita di desa

Merak Batin yang berstatus gizi normal berdasarkan indeks BB/TB telah

mencapai angka diatas 50% yaitu sebesar 82,9%.

43

Page 7: perencanaan gizi

d. Status Gizi (Indeks IMT/U) Batita

Tabel 7

Distribusi Status Gizi (Indeks IMT/U) Batita

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Gemuk 3 8,6

Normal 29 82,8

Kurus 3 8,6

Sangat kurus 0 0

Total 35 100

Berdasarkan data diatas dari 35 responden batita yang diukur menurut

indeks BB/U dengan 4 kategori, memiliki persentase sebagai berikut:

gemuk 8,6%, normal 82,8%, berat badan kurus 8,6 %, dan berat badan

sangat kurus 0%,Sehingga dapat disimpulkan rata-rata dari responden di

desa Merak Batin yang berstatus gizi baik berdasarkan indeks IMT/U

telah mencapai angka diatas 50% yaitu sebesar 82,8%.

44

Page 8: perencanaan gizi

2) Asupan Zat Gizi

a. Asupan Energi

Tabel 8

Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Energi

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak cukup 16 45,7

Cukup 19 54,3

Total 35 100.0

Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat

diketahui hasil sebagai berikut: asupan energi rata-rata usia 1-3 tahun

menurut AKG 2012 adalah 1126 kkal, sebesar 45,7% batita di desa

Merak Batin asupan energinnya tidak cukup dan sebanyak 54,3% batita

di desa Merak Batin asupan energinnya cukup. Jadi dapat disimpulakan

bahwa rata-rata asupan energi batita di desa Merak Batin mencukupi

AKG 2012.

45

Page 9: perencanaan gizi

b. Asupan Protein

Tabel 9

Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Protein

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak cukup 5 14,3

Cukup 30 85,7

Total 35 100.0

Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat

diketahui hasil sebagai berikut: asupan protein rata-rata usia 1-3 tahun

menurut AKG 2012 adalah 26 gram, sebesar 14,3% batita di desa

Merak batin asupan proteinnya tidak cukup dan sebanyak 85,7% batita

di desa Merak Batin asupan proteinnya cukup. Jadi dapat disimpulakan

bahwa rata-rata asupan protein batita di desa Merak Batin mencukupi

AKG 2012.

c. Asupan Lemak

Tabel 10

Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Lemak

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Cukup 16 45,7

Cukup 19 54,3

Total 35 100.0

46

Page 10: perencanaan gizi

Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat

diketahui hasil sebagai berikut: asupan lemak rata-rata usia 1-3 tahun

menurut AKG 2012 adalah 44 gram, sebesar 45,7% batita di desa Merak

Batin asupan lemaknya tidak cukup dan sebesar 54,3% batita di desa

Merak Batin asupan lemaknya cukup. Jadi dapat disimpulakan bahwa

rata-rata asupan lemak batita di desa Merak Batin mencukupi AKG 2012.

3) Riwayat Penyakit

a) ISPA/Influenza/Radang Tenggorokan

Tabel 11

Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit

ISPA/Influenza/Radang Tenggorokan di Desa Merak Batin

Tahun 2014

ISPA/Influenza/radang

tenggorokanN %

Tidak pernah 3 8,6

Pernah 32 91,4

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

proporsi responden yang tidak pernah mengalami riwayat penyakit infeksi

yaitu ISPA/Influenza/radang tenggorokan (8,6%) lebih sedikit

dibandingkan dengan responden yang pernah mengalami riwayat

penyakit ISPA/Influenza/radang tenggorokan (91,4%).

47

Page 11: perencanaan gizi

b) Pneumonia/radang paru

Tabel 12

Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit

Pneumonia/Radang Paru di Desa Merak Batin Tahun 2014

Radang Paru n %

Tidak pernah 35 100

Pernah 0 0

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

responden dengan riwayat tidak pernah mengalami penyakit infeksi yaitu

pneumonia/radang paru (100%) lebih banyak dibandingkan dengan

responden yang pernah mengalami penyakit pneumonia/radang paru

(0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 35 responden tidak

pernah mengalami riwayat penyakit radang paru.

c) Diare

Tabel 13

Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Diare

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Diare/Mencret n %

Tidak Pernah 19 54,3

Pernah 16 45,7

Total 35 100

48

Page 12: perencanaan gizi

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

proporsi responden yang tidak pernah mengalami diare (54,3%) lebih

besar dibandingkan dengan responden yang tidak pernah mengalami diare

(45,7 %).

d) TB Paru

Tabel 14

Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit TB Paru

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Riwayat penyakit TB Paru n %

Tidak Pernah 35 100

Pernah 0 0

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

responden dengan riwayat tidak pernah mengalami penyakit infeksi yaitu

TB Paru (100%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang

pernah mengalami penyakit pneumonia/radang paru (0%). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa dari 35 responden tidak pernah

mengalami riwayat penyakit TB paru.

49

Page 13: perencanaan gizi

e) Kecacingan

Tabel 15

Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Kecacingan

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Riwayat Penyakit

Kecacingann %

Tidak Pernah 35 100

Pernah 0 0

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

responden dengan riwayat tidak pernah mengalami penyakit infeksi yaitu

kecacingan (100%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang

pernah mengalami penyakit pneumonia/radang paru (0%). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa dari 35 responden tidak pernah

mengalami riwayat kecacingan.

50

Page 14: perencanaan gizi

f) Hepatitis

Tabel 16

Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Hepatitis

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Riwayat Penyakit Hepatitis n %

Tidak Pernah 35 100

Pernah 0 0

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa responden

dengan riwayat tidak pernah mengalami penyakit infeksi yaitu hepatitis

(100%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang pernah

mengalami penyakit pneumonia/radang paru (0%). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa dari 35 responden tidak pernah mengalami riwayat

hepatitis.

g) Tetanus

Tabel 17

Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Tetanus

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Riwayat Penyakit Tetanus

n %

Tidak Pernah 35 100

Pernah 0 0Total 35 100

51

Page 15: perencanaan gizi

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

responden dengan riwayat tidak pernah mengalami penyakit infeksi yaitu

tetanus (100%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang

pernah mengalami penyakit pneumonia/radang paru (0%). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa dari 35 responden tidak pernah

mengalami riwayat tetanus.

4) Pola Asuh

Tabel 18

Distribusi berdasarkan Pola asuh Ibu Batita

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak baik 28 80

Sehat 7 20

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden ibu batita di Desa Merak batin

diketahui bahwa pola asuh batita dengan kategori tidak baik sebanyak 28

responden (80%), dan pola asuh baik sebanyak 7 responden (20%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola asuh batita di desa Merak Batin

tidak baik.

52

Page 16: perencanaan gizi

5) Sanitas Keluarga Batita

a) Sanitasi Rumah

Tabel 19

Distribusi Sanitasi Rumah

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak sehat 21 60

Sehat 14 40

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan sanitasi rumah sehat (40%) lebih

sedikit dibandingkan responden dengan sanitasi rumah tidak sehat (60

%).

b) Penggunaan Air Bersih

Tabel 20

Distribusi Berdasarkan Penggunaan Air Bersih

dalam Keluarga di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Bersih 33 94,3

Bersih 2 5,7

Total 35 100

53

Page 17: perencanaan gizi

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan penggunaan air bersih (5,7%)

lebih sedikit dibandingkan responden dengan penggunaaan air tidak

bersih (94,3%).

c) Keadaan Lingkungan Rumah Tangga

Tabel 21

Distribusi Berdasarkan Keadaaan Lingkungan

Rumah Tangga di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak baik 16 45,7

Baik 19 54,3

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan keadaan lingkungan rumah

tangga baik (54,3%) lebih banyak dibandingkan responden dengan

keadaan lingkungan rumah tangga tidak baik (45,7%).

54

Page 18: perencanaan gizi

6) Ketersediaan Pangan

a. Rata-rata Konsumsi Energi

Tabel 22

Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Konsumsi Energi

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Cukup 22 62,9

Cukup 13 37,1Total 35 100

Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat

diketahui rata-rata konsumsi untuk batita menurut angka kecukupan

energi perkapita yaitu 2400 kkal, rata-rata konsumsi energi batita yang

mencukupi yaitu sebesar 37,1%, sedangkan rata-rata konsumsi yang

tidak mencukupi lebih besar yaitu sebesar 62,9 %

b. Rata-rata Konsumsi Protein

Tabel 23

Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Konsumsi

Protein di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak Cukup 13 37,1

Cukup 22 62,9

Total 35 100

55

Page 19: perencanaan gizi

Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat

diketahui rata-rata konsumsi untuk batita menurut angka kecukupan

protein perkapita yaitu 63 gram, rata-rata konsumsi protein batita yang

mencukupi yaitu sebesar 62,9 %, sedangkan rata-rata konsumsi yang

tidak mencukupi lebih besar yaitu sebesar 37,1%.

7) Sosial Ekonomi

a. Pendidikan Bapak

Tabel 24

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Bapak

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Sekolah 0 0.0

SD 3 8.6

SLTP/sederajat 11 31.4

SLTA/Sederajat 19 54.3

Perguruan Tinggi 2 5.7

Total 35 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden di

desa Merak Batin untuk kategori pendidikan responden kepala rumah

tangga adalah sebagai berikut: tidak sekolah sebesar 0%, SD 8,6%,

SLTP/ sederajat 34,4 %, SLTA/ sederajat 54,3%, dan perguruan tinggi

sebesar 5,7%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata

pendidikan kepala rumah tangga yaitu SLTA/ sederajat yaitu 19 orang.

56

Page 20: perencanaan gizi

b. Pendidikan Ibu

Tabel 25

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Sekolah 1 2.9

SD 4 11.4

SLTP/sederajat 12 34.3

SLTA/Sederajat 14 40.0

Perguruan Tinggi 4 11.4

Total 35 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden di

desa Merak Batin untuk kategori pendidikan responden ibu adalah

sebagai berikut: tidak sekolah sebesar 2,9%, SD 11,4%, SLTP/ sederajat

34,3 %, SLTA/ sederajat 40%, dan dengan perguruan tinggi sebesar 11,

4%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata pendidikan

responden yaitu SLTA/ sederajat yaitu 14 orang.

57

Page 21: perencanaan gizi

c. Tingkat Pendapatan

Tabel 26

Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan

Total Keluarga di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Rendah 3 8,6

Tinggi 32 91,4

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan pendapatan rendah (8,6 %) lebih

kecil dibandingkan dengan responden dengan pendapatan tinggi (91,5 %).

d. Status Pekerjaan

1. Status pekerjaan Bapak

Tabel 27

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Bapak

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak bekerja 1 2.9

Buruh/petani garap 19 54.3

wiraswasta/wirausaha 10 28.6

PNS 1 2.9

Pegawai BUMN 4 11.4

Total 35 100.0

58

Page 22: perencanaan gizi

Berdasarkan data di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat

diketahui bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

kepala rumah tangga adalah sebagai berikut: tdak bekerja sebesar 2,9

%, buruh/petani penggarap 54,9 % , wiraswasta/wirausaha 28,6 %, PNS

2,9 % , dan pegawai BUMN 11.4 %. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa dari 35 responden rata-rata pekerjaan kepala rumah

tangga adalah buruh/petani penggarap.

2. Status Pekerjaan ibu

Tabel 28

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak bekerja 25 71,4

Buruh/petani garap 3 8,6

wiraswasta/wirausaha 7 20

PNS 0 0

Pegawai BUMN 0 0

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

kategori pekerjaan ibu sebagai berikut: tidak bekerja sebesar 71,4%,

buruh/petani penggarap 8,6 % dan wiraswasta 20 %. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa dari 35 responden sebagian besar ibu tidak

bekerja.

59

Page 23: perencanaan gizi

8) Tingakat Pengetahuan Ibu Batita

Tabel 29

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Batita

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Kurang 0 0

Cukup 4 11,4

baik 31 88,6

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

pengetahuan ibu batita dengan kategori cukup sebanyak 4 responden

(11,4%), dan baik sebanyak 31 responden (%).

9) ASI Eksklusif

Tabel 30

Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Ekslusif Batita

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak ASI Eksklusif 22 62,9

ASI Eksklusif 13 37,1

Total 35 100

60

Page 24: perencanaan gizi

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

distibusi responden dengan pemberian asi eksklusif (13%) lebih kecil

dibandingkan responden dengan tidak asi eksklusif (62,9).

10) Penimbangan

Tabel 31

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Penimbangan

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak rutin 9 25,7

Rutin 26 74,3

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi penimbangan batita yang rutin (74,3%) lebih besar

dibandingkan dengan frekuensi penimbangan yang tidak rutin (25,7%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata batita di desa

Merak Batin rutin mengikuti penimbanagan.

61

Page 25: perencanaan gizi

11) Pemberian Vitamin A

Tabel 32

Distribusi Responden Berdasarkan Pemberiaan Vitamin A Batita

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak Sesuai 1 2,9

Sesuai 34 97,1

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

distribusi pemberian vitamin A pada batita yang sesuai (97,1%) lebih

besar daripada frekuensi pemberian vitamin A yang tidak sesuai (2.9%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata batita di desa Merak

Batin telah menerima kapsul vitamin A sesuai dengan umurnya.

12) Keberagaman Pangan

Tabel 33

Distribusi Responden Berdasarkan Keberagaman Pangan

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak beragam 29 82,9

Bergam 6 17,1

Total 35 100

62

Page 26: perencanaan gizi

Berdasrakan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

distribusi responden dengan konsumsi makanan beragam (17,1%) lebih

kecil dibandingkan dengan responden dengan konsumsi makanan yang

tidak beragam (82,9%).

13) Garam beryodium

Tabel 34

Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Garam

Beryodium dalam Rumah Tangga di Desa Merak Batin

Tahun 2014

Kategori n %

Tidak beryodium 0 0

Yodium 35 100

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa

distribusi penggunaan garam beryodium (100%) lebih besar daripada

penggunaan garam yang tidak beryodium (0%).

63

Page 27: perencanaan gizi

14) KADARZI

Tabel 35

Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Kadarzi

Rumah Tangga di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak KADARZI 31 88,6

KADARZI 4 11,4

Total 35 100

Berdasarkan data di atas dari 35 responden dapat diketahui bahwa distribusi

responden dengan perilaku kadar gizi (11.4%) lebih kecil dibandingkan

dengan perilaku responden yang tidak kadar gizi (88,6%).

II. IBU HAMIL

1. Status gizi

Tabel 36

Status Gizi Bumil berdasarkan LILA

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Berisiko 10 100

Berisiko 0 0

Total 10 100

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa status

gizi ibu hamil dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) yaitu tidak

berisiko (100%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang

berisiko (0%).

64

Page 28: perencanaan gizi

2. Status AnemiaTabel 37

Status Anemia Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Anemia 5 50.0

Anemia 5 50.0

Total 10 100

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan proporsi kejadian anemia pada ibu

hamil (50%) sama dengan responden yang tidak anemia (50%).

3. Asupan Zat Gizi Ibu Hamil

a). Asupan Energi

Tabel.38

Distribusi Frekuensi Asupan Energi Ibu Hamil

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Cukup 9 90

Cukup 1 10

Total 10 100.0

Berdasarkan tabel di atas dari 10 responden ibu hamil di desa Merak

Batin dapat diketahui hasil sebagai berikut: asupan energi yang tidak

cukup sebesar 90% dan asupan energi yang mencukupi adalah sebasar

65

Page 29: perencanaan gizi

85,7%. Jadi dapat disimpulakan bahwa rata-rata asupan energi ibu hamil

di desa Merak Batin tidak mencapai AKG 2012.

b) Asupan Protein

Tabel 39

Asupan Protein Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak cukup 9 90.0

Cukup 1 10.0

Total 10 100.0

Berdasarkan tabel di atas dari 10 responden di desa Merak Batin dapat

diketahui hasil sebagai berikut: asupan protein yang tidak cukup sebesar

90% dan asupan protein yang cukup adalah sebasar 10%. Jadi dapat

disimpulakan bahwa rata-rata asupan protein ibu hamil di desa Merak

Batin tidak mencapai AKG 2012.

c) Asupan Lemak

Tabel 40

Asupan Lemak Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Cukup9 90.0

Cukup1 10.0

Total10 100.0

66

Page 30: perencanaan gizi

Berdasarkan tabel di atas dari 10 responden ibu hamil di desa Merak

Batin dapat diketahui hasil sebagai berikut: asupan lemak yang tidak

mencukupi sebesar 90% dan asupan lemak yang cukup adalah sebasar

10%. Jadi dapat disimpulakan bahwa rata-rata asupan protein ibu hamil di

desa Merak Batin tidak mencapai AKG 2012.

3. Riwayat Penyakit

a. Anemia

Tabel. 42

Distribusi Frekuensi berdasarkan kategori Riwayat Anemia

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Anemia 5 50.0

Anemia 5 50.0

Total 10 100

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan proporsi kejadian anemia pada ibu

hamil (50%) sama dengan responden yang tidak anemia (50%).

67

Page 31: perencanaan gizi

b. Hipertensi

Tabel 43

Distribusi Frekuensi Kejadian Hipertensi

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak Hipertensi 8 80.0

Hipertensi 2 20.0

Total 10 100

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan proporsi kejadian hipertensi

pada ibu hamil (20%) lebih kecil dibandingkan dengan responden yang

tidak hipertensi (80%).

c. Diabetes Mellitus

Tabel 44

Kejadian Diabetes Mellitus Ibu Hamil di Desa Merak Batin

Tahun 2014

Kategori N %

Tidak Diabetes mellitus 10 100

Diabetes mellitus 0 0

Total 10 100

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan proporsi kejadian tidak diabetes

Mellitus pada ibu hamil (100%) lebih besar dibandingkan dengan

responden yang diabetes mellitus (0%).

68

Page 32: perencanaan gizi

4. Sanitasi

a. Sanitasi rumah

Tabel 45

Distribusi Responden Sanitasi Rumah di Desa Merak Batin

Tahun 2014

Kategori N %

Tidak sehat 7 70.0

Sehat 3 30.0

Total 10 100.0

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan sanitasi rumah sehat (30%) lebih

sedikit dibandingkan responden dengan sanitasi rumah tidak sehat (70

%).

b. Penggunaaan air bersih

Tabel 46

Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Air Bersih

dalam Keluarga di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak Bersih 10 100.0

Bersih 0 0

Total 10 100

69

Page 33: perencanaan gizi

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan penggunaan air bersih (0%) lebih

sedikit dibandingkan responden dengan penggunaan air tidak bersih

(100 %).

c. Keadaan Lingkungan Rumah Tangga

Tabel 47

Distribusi Responden Berdasarkan Keadaaan Lingkungan

Rumah Tangga di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak bersih 4 40.0

Bersih 6 60.0

Total 10 100.0

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan keadaan lingkungan rumah

tangga bersih (60%) lebih besar dibandingkan responden dengan

keadaan lingkungan rumah tangga tidak bersih(40 %).

70

Page 34: perencanaan gizi

5. Ketersediaan Pangan

a. Rata-rata Konsumsi Energi

Tabel 48

Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata Konsumsi

Energi Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak cukup 6 60

Cukup 4 40

Total 10 100

Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat

diketahui rata-rata konsumsi untuk ibu hamil menurut angka

kecukupan energi perkapita yaitu 2400 kkal, sedangkan rata-rata

konsumsi energi yang mencukupi yaitu sebesar 40%, sedangkan rata-

rata konsumsi energi yang tidak mencukupi lebih besar yaitu sebesar

60%

b. Rata-rata Konsumsi Protein

Tabel 49

Distribusi Responden Berdasarkan Rata-rata

Konsumsi Energi Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak cukup 2 80

Cukup 8 20

Total 10 100

71

Page 35: perencanaan gizi

Berdasarkan tabel di atas dari 35 responden di desa Merak Batin dapat

diketahui rata-rata konsumsi untuk ibu hamil menurut angka

kecukupan protein perkapita yaitu 63 gram, sedangkan rata-rata

konsumsi protein yang mencukupi yaitu sebesar 80%, sedangkan rata-

rata konsumsi protein yang tidak mencukupi lebih besar yaitu sebesar

20%.

6. Sosial Ekonomi

a. Tingkat pendapatan

Tabel 50

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Total Keluarga di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Rendah 0 0

Tinggi 10 100

Total 10 100

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi frekuensi responden dengan pendapatan keluarga rendah (0%)

lebih kecil dibandingkan dengan responden dengan pendapatan tinggi

(100 %).

72

Page 36: perencanaan gizi

b. Pendidikan Bapak

Tabel 51

Frekuensi Berdasarkan di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Sekolah 0 0

SD 1 10

SLTP 4 40

SLTA 5 50

Perguruan Tinggi` 0 0

Total 10 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 10 responden ibu

hamil di desa Merak Batin untuk kategori pendidikan responden bapak

adalah sebagai berikut: tidak sekolah sebesar %, kategori SD sebanyak 1

orang sebesar 10%, SLTP/sederajat sebanyak 4 orang atau sebesar 40%,

SLTA/sederajat sebanyak 5 orang atau sebesar 50%, dan dengan

perguruan tinggi sebesar 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

rata-rata pendidikan bapak yaitu SLTA/ sederajat yaitu 50% dari seluruh

responden.

73

Page 37: perencanaan gizi

c. Pendidikan Ibu

Tabel 52

Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Hamil

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak Sekolah 0 0

SD 0 0

SLTP/Sederajat 4 40

SLTA/Sederajat 5 50

Perguruan Tinggi 1 10

Total 10 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 10 responden ibu

hamil di desa Merak Batin untuk kategori pendidikan responden bapak

adalah sebagai berikut: tidak sekolah sebesar %, kategori SD sebanyak 1

orang sebesar 10%, SLTP/sederajat sebanyak 4 orang atau sebesar

40%, SLTA/sederajat sebanyak 5 orang atau sebesar 50%, dan dengan

perguruan tinggi sebesar 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa rata-rata pendidikan bapak yaitu SLTA/ sederajat yaitu 50% dari

seluruh responden.

d. Pekerjaan Bapak

74

Page 38: perencanaan gizi

Tabel 53

Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Bapak

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak Bekerja 0 0

Buruh/Petani Penggarap 4 40

Wiraswasta/wirausaha 4 40

PNS 1 10

Pegawai BUMN 1 10

Total 10 100

Berdasarkan data di atas dapat diketahui distribusi frekuensi pekerjaan

bapak adalah sbagai berikut: buruh/ petani penggrap sebesar 40%,

wiraswasta/wirausaha 40%, PNS 10%, dan pegawai BUMN 10%.

Dapat disimpulkan bahwa rata-rata pekerjaan bapak dari 10 responden

adalah buruh dan wiraswasta/wirausaha.

e. Pekerjaan Ibu

75

Page 39: perencanaan gizi

Tabel 54Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Bapak

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Bekerja 7 70.0

Buruh/Petani Penggarap 1 10.0

Wiraswasta/wirausaha 2 20.0

Total 10 100

Berdasarkan data di atas dapat bahwa diketahui distribusi frekuensi

pekerjaan ibu adalah sbagai berikut: tidak bekerja 70%, buruh/petani

penggarap 10%, wiraswasta/wirausaha 20%. Dapat disimpulkan bahwa

rata-rata ibu dari 10 responden tidak bekerja.

7. Tingkat Pengetahuan Ibu hamil

76

Page 40: perencanaan gizi

Tabel 55

Distribusi Responden Berdasarkan Tingat Pengetahuan Ibu Hamil

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Kurang 3 30

Cukup 2 20

Baik 5 50

Total 10 50

Berdasarkan data di atsa dapat diketahui bahwa distribusi tingkat

penegetahuan ibu dengan kategori kurang sebanyak 3 responden (30%),

sebanyak 2 responden (20%) cukup dan sebanyak 5 responden ibu hamil

(50%) berpengetahuan baik.

8. Keberagaman Pangan

Tabel 56

Distribusi Responden Berdasarkan Keberagaman Makanan

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak beragam 7 70.0

Bergam 3 30.0

Total 10 100.0

77

Page 41: perencanaan gizi

Berdasrakan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi responden dengan konsumsi makanan beragam (30%) lebih

kecil dibandingkan responden dengan konsumsi makanan yang tidak

beragam (70%).

9. Garam beryodium

Tabel 57

Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Garam

Beryodium dalam Rumah Tangga di DesaMerak Batin

Tahun 2014

Kategori n %

Tidak beryodium 0 0

Yodium 10 100

Total 10 100

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi penggunaan garam beryodium (100%) lebih besar dibandingkan

responden dengan penggunaan garam yang tidak beryodium (0%).

10. Konsumsi tablet Fe

Tabel 58

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi Tablet Fe

di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori n %

Tidak Rutin 4 40.0

Rutin 6 60.0

Total 10 100.0

78

Page 42: perencanaan gizi

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi responden dengan konsumsi tablet Fe (60%) lebih besar

dibandingkan dengan perilaku responden yang tidak mengkonsumsi tablet

Fe (40%).

11. KADARZI

Tabel 59

Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Kadarzi

Rumah Tangga di Desa Merak Batin Tahun 2014

Kategori N %

Tidak KADARZI 9 90.0

KADARZI 1 10.0

Total 10 100.0

Berdasarkan data di atas dari 10 responden dapat diketahui bahwa

distribusi responden dengan perilaku kadar gizi (10%) lebih kecil

dibandingkan dengan perilaku responden yang tidak kadar gizi (90%).

C. Pembahasan

1. Distribusi Status Gizi Batita berdasarkan WHO-Antro di Desa Merak

Batin Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun 2014

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik

dan lebih (Almatsier, 2009). Penilaian status gizi seseorang dapat diatau

kelompok ada beberapa metode yang digunakan seperti antropometri, biokimia,

klinis, dan penilaian konsumsi makanan. (Gibson, 2005). Soekirman (2000)

79

Page 43: perencanaan gizi

pengukuran status gizi yang relatif sederhana dan banyak dilakukan adalah

dengan penilaian antropometri. Status gizi batita di Desa Merak Batin diukur

menggunakan indikator BB│U, TB│U, BB│TB, dan IMT│U.

Penilaian status gizi menurut indikator BB│U. Berat Badan menurut umur

mencerminkan masa tubuh relatif berdasarkan umur kronologis (Gibson, 2005).

Masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan2 yang mendadak, misalnya

karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya

jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri

yang sangat labil, maka BB│U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat

ini (Supariasa, 2001)

Berdasarkan hasil analisis status gizi diketahui sebagian besar batita di desa

Merak Batin memiliki cakupan status gizi yang normal. Hal ini dapat dilihat dari

persentase distribusi batita yang berat badan kurang di desa Merak Batin 22,8%,

sedangkan batita yang memiliki berat badan lebih 2,8%. Sedangkan hasil

Riskesdas tahun 2013 angka gizi kurang dan gizi lebih Lampung adalah 11.9%

dan 7,6%. Berdasarkan data diatas dapat diketahu angka gizi kurang dengan

indikator BB│U di Desa Merak Batin masih tergolong tinggi jika dibandingkan

dengan angka angka nasional 2013 yaitu 19,6%. Sebagian besar batita di des

Merak Batin memiliki status gizi baik.

Peniliaan status gizi menurut indikator TB│U. Menurut Supariasa (2001),

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan pertumbuhan

skeletan. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti pertumbuhan berat badan,

relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu pendenk.

80

Page 44: perencanaan gizi

Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan anak nampak dalam waktu

yang relatif lama. Indikator ini baik untuk menilai status gizi masa lampau,

pelaksanaannya murah dan mudah dibawa (Gibson,2005).

Berdasarkan analisis status gizi diketahui sebagian besar batita di desa Merak

Batin memiliki cakupan status tinggi normal. Berdasarkan hasil yang didapat

dapat diketahui bahwa persentase status gizi batita normal mencapai 68,8%,

sedangkan tinggi 2,8%, pendek 14,3% dan sangat pendek 14,3%. Jika

dibandingkan dengan persentasi provinsi nasional tahun 2013 adalah 37,2%,

terdiri dari 18% sangat pendek dan 19,2% pendek. Persentase hasil jika

dibandingkan dengan angka provinsi dan nasional masih tergolong rendah.

Penilaian status gizi menurut indokator BB│TB. Supariasa (2001) berat badan

memiliki hubungan linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal,

perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan

dengan kecepatan tertentu. Indikator BB│TB merupakan indikator status gizi

saat ini. Penilaian ini tidak membutuhkan data umur responden, namun

penugukuran relati lama.

Berdasarkan analisis status gizi diketahui sebagian besar batita di desa Merak

Batin memiliki cakupan gizi yang normal. Dilihat dari hasil dapat diketahui

persentase status gizi normal 82,9%, kurus 11,4% dan gemuk 5,7%. Berdasarkan

hasil Riskesdas tahun 2013 angka nasional dan provinsi adalah 6,2%, jika

dibandingkan dengan hasl analisis data makan batita desa Merak Batin maih

tergolong dalam kategori tinggi terlihat dari prevalensi kurus melebihi nasional

81

Page 45: perencanaan gizi

dan provinsi yaitu 11,4 %. Sebagian besar batita desa Mreak Batin berstatus gizi

normal.

Penilaian status gizi menurut indokator IMT│U. Menurut WHO (2007)

indikarot IMT│U merupakan indikator yang paling baik untuk mnegukur

keadaan status gizi yang menggambarkan keadaan status gizi masa lalu dan

masa kini karena berat badan memiliki hubungan linear dengan tinggi badan.

Berat badan searah dengan pertumbuhan tinggi babdan dengan kecepatan

tertentu. Indek ini tidak menimbulkan underestimate pada anak yang overweight,

obesitas, serta kesan kelebihan pada anak gizi kurang.

Berdasarkan penilaian status gizi berdasarkan indikator IMT│U desa merak

Batin memiliki cakupan status gizi baik. Hal ini dilihat dari persentase data batita

yang kurus di desa Merak Batinn 8,6% dan gemuk 8,6% dan lainnya adalah

normal 82,8%.

2. Distribusi Asupan Zat Gizi Batita di Desa Merak Batin Kecamatan Natar

Lampung Selatan

Asupan zat gizi adalah banyaknya zat gizi yang masuk ke dalam tubuh

sehingga dapat menjaga atau menentukan keseharan tubuh. Tubuh manusia

melakukan pemeliharaan kesehatan dengan mengganti jaringan yang rusak

unutuk memepertahankan hidupnya. Asupan setiap individu berbeda-beda.

Asupan dilihat dari jumlah kecukupan gizi yang diperlukan seseorang atau

kelompok sesuai dengan angka yang dianjurkan untuk dapat hidup sehat (Ratna

dalam Rosary, 2009).

82

Page 46: perencanaan gizi

Berdasarkan hasil analisa data di desa Merak Batin diketahui bahwa asupan

energi batita di desa Merak Batin dengan kategori tidak cukup sebesar 45,7% dan

energi cukup sebesar 54,3%. Kebutuhan energi golongan usia 1-3 tahun menurut

AKG 2012 adalah 1126 kkal. Hasil analisa data asupan tersebut berada diatas

dari rata-rata asupan persentase asupan energi kurang di Indonesia yaitu 40,7%

(Riskesdas ,2010). Hal ini menunjukan bahwa batita di desa Merak Batin masih

berada di atas angka nasional kurang mencukupi. Asupan energi minimal orang

Indonesia. Asupan energi minimal orang Indonesia adalah <70%

Berdasarkan analisa asupan protein batita di desa Merak Batin dengan

membandingkan AKG 2012 diketahui persentase asupan protein yang tidak

cukup sebesar 14,3% dan energi cukup sebesar 85,7%. Kebutuhan energi

golongan usia 1-3 tahun menurut AKG 2012 adalah 26 gram. Hasil analisa data

asupan tersebut berada dibawah rata-rata asupan minimal asupan protein orang

Indonesia yaitu 37% (Riskesdas, 2010).

Hasil analisa asupan lemak batita di desa Merak Batin diketahui asupan lemak

tidak cukup sebesar 45,7% dan asupan lemak cukup sebesar 54,3%. Kebutuhan

batita dengan membandingkan pada AKG 2012 kebutuhan lemak usia 1-3 tahun

adalah 44 gram. Hal ini dapat menunjukan asupan energi batita di desa Merak

Batin memiliki konsumsi kebutuhan lemak cukup sebanyak 19 responden dengan

persentase 54,3%.

83

Page 47: perencanaan gizi

3. Distribusi Berdasarkan Riwayat Penyakit ISPA/influenza/Radang

Tenggorokan Batita di Desa Merak Batin Tahun 2014

Menurut Riskesdas (2007) Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan

penyakit yang sering dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat.

Prevalensi kejadian ISPA/Influenza/Radang Tenggorokan batita di Indonesia

berdasarkan Riskesdas (2013) adalah sebesar 25,8%, prevalensi kejadian

ISPA/Influenza/Radang tenggorokan batita di Lampung sebesar 12%.

Berdasarkan data hasil analisa kejadian ISPA pada batita di desa Merak Batin

diketahui yang tidak pernah mengalami kejadian ISPA/Influenza dalam waktu 3

bualan terakhir sebesar 8,6%, dan sebesar 91,4% batita mengalami kejadian

ISPA/influenza dalam 3 bulan terakhir. Hal ini menunjukan bahwa sebagian

besar batita di desa merak batinn dalam t3 bulan terakhir pernah mengalami

kejadian ISPA/Influenza.

4. Distribusi Berdasarkan Riwayat Penyakit Pneumonia/Radang Paru

Batita di desa Merak Batin Tahun 2014

Menurut Riskesdas (2007) Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebab

kematian utama, terutama pada balita. Berdasarkan angka nasional Riskesdan

2013 Indonesia prevalensi kejadian pneumonia adalah sebesar o,2% dan angka

kejadian di Lampung sebesar 0,1%.

Hasil analisa data batita desa merak batin 100% tidak pernah mengalami

kajadian pneumonia. Berdasarkan data tersebut maka prevalensi Pneumonia di

desa Merak Batin berada di bawah rata-rata nasional dan rata-rata provinsi.

84

Page 48: perencanaan gizi

5. Distribusi Berdasarkan Riwayat Penyakit Diare di Desa Merak Batin

Tahun 2014

Diare menurut Riskesdas (2007) adalah keadaan dimana kondisi buang air

besar lebih dari 3 kali sehari dengan kotoran lembik/ cair. berdasarkan data

Riskesdas (2013) prevalensi kejadian diare nasional sebesar 5,2% dan prevalensi

di provinsi Lampung hanya sebesar 3,5%.

Hasil analisa data kejadian diare batita di desa Merak Batin sebanyak 54,3%

batita tidak pernah mengalami diare selama 3 bulan terakhir, dan sebanyak

45,7% batita desa Merak Batin pernah mengalami diare selama 3 bulan

terakhir.hal tersebut dapat diketahui bahwa kejadian diare di desa merak batin

masih berada di atas prevalensi nasional Indonesai ddan Provinsi.

6. Distribusi Berdasarkan Riwayat penyakit TB Paru

Menurut Riskesdas (2007) Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit

menular kronis yang menjadi isuglobal. Di Indonesia penyakit ini termasuk salah

satu prioritas nasional untuk program pengendalian penyakit karena berdampak

luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi,serta sering mengakibatkan kematian.

Berdasarkan hasil Riskesdas (2007) prevalensi TB Paru secara nasional adalah

sebesar 0,99%.

Hasil analisa data dapat diketahui bahwa desa Merak batin berada

dibawahprevalemsi nasional ditunjukan dengan 100% batita desa Merak Batin

tidak pernah mengalami kejadian Tb Paru.

85

Page 49: perencanaan gizi

7. Distribusi Berdasarkan Riwayat Kecacingan Batita di desa Merak Batin

Tahun 2014

Kecacingan merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering menyerang

anak-anak. Berdasarkan hasil analisa batita desa Merak Batin dapat diketahui

100% batita tidak pernah mengamali atau didiagnosa menderita kecacingan oleh

tenaga kesehatan.

8. Distribusi Berdasarkan Riwayat Hepatitis Batita di desa Merak Batin

Tahun 2014

Menurut Riskesdas (2007), hepatitis merupakan penyakit menulat yang

ditandai dengan menderita mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri perut sebelah

kanan atas, kencing warna air teh, serta kulit dan mata berwarna kuning.

Prevelensi kejadian hepatitis nasional menurut Riskesdas (2013) pada golongan

umur 1-4 tahun adalah sebesar 0,2%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui

batita di desa Merak Batin selama 3 bulan terakhir tidak ada yang mengalami

hepatitis atau oleh tenaga kesehatan dinyatakan menderi penyakit hepatitis.

9. Distribusi Berdasarkan Riwayat Penyakit Tetenus Batita di desa Merak

Batin Tahun 2014

Prevalensi kejadian tetanus batita di desa Merak Batin berdasarkan analisa

data dapat diketahu bahwa dalam 3 bualan terakhir batita tidak pernah

mengalami atau dinyatakan menderita tetanus oleh petugas kesehatan. Hal ini

ditunjukan dengan 100% batita tidak pernah mengalami kejadian tetanus.

86

Page 50: perencanaan gizi

10. Distribusi Berdasarkan Pola Asuh Batita di desa Merak Batin Tahun

2014

Menurut Edward (2006), Pola asuh meupakan interaksi anak dan orang tua

mendidik, membimbing,dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk

mencapai kedewasaan. Masa anak usia 6-59 bulan merupakan masa anak-anak

yang masih tergantung pada perawatan dan pengasuhan oramh tuannya sehingga

pola asuh makanan dan kesehatan sangat penting. (Santoso,2005).

Berdasarkan hasil analisa data desa dapat diketahui bahwa batita di desa

Merak Batin 80% batita pola asuhnya tidak baik, dan pola asuh baik hanya 20%.

Rendahnya pola asuh batita di desa Merak Batin dapat disebebkan oleh faktor

seperti pendidikan orang tua, keadaan sosial ekonomi, kebudayaan dan lain

sebagiannya (Prasetya, 2003).

11. Distribusi Berdasarkan Sanitasi Keluarga Batita di Desa Merak Batin

Tahun 2014

Sanitasi lingkungan rumah adalah kondisi lingkungan dan tempat tinggal

rumah yang diukur dari score pencahayaan, lubang ventilasi, kebersihan ruang

tidur, WC dan halaman serta tempat penampungan air minum. Penilaian sanitati

keluarga batita memalui tiga penilaian yaitu sanitasi rumah, sanitasi air bersih,

dan sanitasi lingkungan rumah tangga.

Bredasarkan hasil analisa sanitasi rumah batita dinilai dengan melihat kondisi

fisik keadaan rumah, sebanyak 60% rumah batita tidak sehat dan sebesar 40%

rumah batita sehat. Hal ini menunjukan bahwa keadaan rumah batitta sebagian

besar tidak sehat.

87

Page 51: perencanaan gizi

Berdasarkan hasli analisa penggunaan air bersih dalam keluarga batita,

sebanyak 94,3% tidak bersih dan sebanyak 5,7% bersih. Rendahnya penggunaan

air bersih di desa Merak Batin dapat disebabkan oleh faktor cemaran yang berada

di sekirar sumber air minum.

Hasil analisa lingkungan rumah batita dapat diketahui sebanyak 45,7%

lingkungan rumah tidak baik dan sebesar 54,3% lingungan rumah batita baersih.

Kebersihan dari lingkungan dinilai dengan mempertimbangkan cemaran melalui

ternak.

12. Distribusi Ketersediaan Pangan Batita di Desa Merak Batin Tahun 2014

Ketersediaan pangan merupakan ktersediannya pangan yang cukup dalam

rumah tangga ketersdiaan pangan dipengaruhi oleh tingkat pendapatn, harga

pangan dan non pangan, tingat pengetahuan, tabu serta jumlah anggota keluarga.

Ketersediaan ini digunakann untuk mengetahu rata-rata konsumsi zat gizi dalam

keluarga. Ketersediaan yang digunakan menggambarkan distribusi konsumsi

rata-rata energi dan protein keluarga batita. Rata-rata konsumsi energi orang

Indonesai adalah 2400 kkal, dengan angka konsumsi terendah adalah <70%.

Berdasarkan hasil analisa data rata-rata konsumsi energi batita di desa Merah

Batin sebanyak 62,9% tidak mencukupi rata-ratta konsumsi energi, sedangkan

energi yang mencukupi sebesar 37,1%. Hal ini menunjukan bahwa masih

rendahnnya rata-rata konsumsi energi pada batita di desa Merak Batin jika

dibandingkan dengan angka rata-rata konsumsi energi orang Indonesia.

Rata-rata konsumsi protein orang indonesia adalah 56 gram dengan angka

konsumsi rendah adalah <80% kebutuhan. Berdasarkan hasil analisa data

88

Page 52: perencanaan gizi

diketahui rata-rata konsumsi protein batita cukup sebesar 62,9% dan tidak

mencukupi konsumsi rata-rata sebesar 37,1%. Hal ini menunjukan bahwa

sebagian besar keluarga batita sudah mencapai rata-rata konsumsi protein dalam

keluarga dengan membandingkan dengan rata-rata konsumsi protein orang

Indonesia

13. Distribusi Pendidikan Ibu dan Bapak Batiita di Desa Merak Batin

Tahun 2014

Menurut Atmarita & Fallah (2004), tingkat pendidikan yang tinggi akan

memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan

mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hisup sehari-hari. semakin tinggi

pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan maka semakin baik tingkat

penerapan kesehatan dalah kehidupan (DepKes Ri, 2004).

Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir ibu batita 2,9%

tidak ssekolah, tamat SD 11,4%, tamat SLTP/Sederajat 34,3%, tamat

SLTA/Sederajat 40%, dan ibu batita dengan pendidikan tinggi 11,4%.

Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir bapak batita

tamat s\SD 8,6%, SLTP/Sederajat 31,4%, SLTA/Sederajat 54,3%, dan bapak

batita mencapai perguruaan tinggi 5,7%. Hai ini menunjukan bahwa sebagian

besar pendidikan pendidikan orang tua batita adalah berpendidikan menengah.

14. Distribusi Pekerjaan Orangtua Batita di Desa Merak Batin Tahun 2014

Berdasarkan data pekerjaan ibui batita diketahui bahwa 71,4% atau sebagian

besar ibu batita tidak bekerja atau ibu rumah tangga, 8,6% bekerja sebagai

buruh/petani penggarap dan 20% ibu bekerja wiraswasta/wirausaha. Hal ini

89

Page 53: perencanaan gizi

menunjukan bahwa sebagian besar pekerjaan ibu batita adalah tidak bekerja atau

sebagi ibu rumah tangga.

Berdasarkan data pekerjaan bapak batita diketahui 2.9% tidak bekerja,

54,3% bekerja sebagai buruh/peetani penggarap, 28,6% bekerja

wiraswasta/wirausaha, 2,9% bekerja sebagai PNS, dan 11,4% bekerja sebagai

pegawai BUMN. Data tersebut menunjukan bahwa pekerjaan bapak batita

sebagian besar adalah sebagai buruh/ petani penggarap.

15. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Batita di Desa Merak Batin Tahun

2014

Menurut Notoatmojo (2003), Pengetahuan menrupakan hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang

mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, sebagian besar

pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui tingkat pengetahuan ibu batita

dengan kategori cukup sebesar 11,4% dan baik sebesar 88,6%. Hal ini

menunjukan bahwa sebagian besar ibu batita di desa Merak Batin memiliki

tingkat pengetahuan baik.

16. Distribusi ASI Ekslusif Batita di Desa Merak Batin Tahun 2014

ASI atau air susu ibu merupakan cairan yang diberikan kepada bayi, sejak

lahir sampai dengan usia 6 bulan tanpa pemberian makanan atau minuman lain

selain ASI. ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi sehingga

mengurangi risiko berbagai kekurangan zat gizi (Dinkes,2002),

90

Page 54: perencanaan gizi

Berdasakan hasil analisa data sebagian besar batita di desa Merak Batin tidak

diberika ASI ekslusif sebesar 62,9%, sedangkan yang diberi ASI ekslusif sebesar

37,1%. Cakupan ASI ekslusif menurut WHO adalah sebesar 50%, sedangkan

secara masional Indonesia hanya sebesar 42% masih berada dibawah target

cakupan. Data hasil penelitian menunjukan bahwa pembeian ASI ekslusif di desa

Merak Batin masih rendah dibandingkan dengan target WHO.

17. Distribusi Penimbangan Batita di Desa Merak Batin Tahun 2014

Menurut Depkes (2004), penimbangan merupakan penggambaran untuk

memantau pertumbuhan dan perkembangan kesehatan dari waktu ke waktu

mencegah memburuknya keadaan gizi batita.berdasarka Riskesdas (2013)

prevalensi penimbangan Indonesia adalah 44,6% sedangkan prevalensi

penimbangan di Lampung adalah 22,1% dan target nasional untuk penimbangan

adalah 80%.

Berdasarkan data penimbangan dapat diketahui bahwa 25,7% batita di desa

Merak batin tidak rutin melakukan penimbangan dan sebesar 74,3% batita desa

Merak Batin rutin melakukan penimbangan. Hal ini masih menunjukan bahwa

batita di desa merak Batin masih berada dibawah angka yang ditargetkan secara

nasional.

18. Distribusi Pemberian Vitamin A pada Batita di Desa Merak Batin

Tahun 2014

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 cakupan pemberian vitamin A di

Indonesia sebesar 75,5%, cakupan di Lampung adalah 73,6%. Pemberian vitamin

A dilakukan untuk necegah terjadinnya defisiensi vitamin A pada batita. Vitamin

91

Page 55: perencanaan gizi

A diberika 2 kali yaitu pada usia 6-11 bulan dan yang kedua diberika pada usia

12-59 bulan.

Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui pemberian vitamin A pada batita

di desa Merak Batin sebesar 97,1% diberikan vitamin A sesuai kebutuhan,

sedangkan yang tidak diberi vitamin A sebesar 2,9%. Hal ini menunjukan bahwa

pemberian vitamin A di desa Merak Batin berada di atas cakupan secara nasional

dan provinsi.

19. Distribusi Keberagaman Pangan di Desa Merak Batin Tahun 2014

Menurut Depkes (2004), beraneka ragam pangan merupakan pangan yang

dikonsumsi memenuhi tiga kegunaan yaitu makanan sebagai sumber tenaga

(karbohidrat, lemak), sumber pembangun (protein), dan sumber zat pengatur

(vitamin dan mineral). Keberagaman pangan dapat mengindari dari kekurangan

zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebesar 82,9% batita di desa Merak

Batin dalam mengonsumsi pangan tidak beragam, sedangkan hanya sebesar

17,1% batita konsumsi makanan yang beragam. Hal ini menunjukan bahwa batita

di Desa Merak Batin masih rendah dalam mengonsumsi makanan yang beraneka

ragam.

20. Distribusi Penggunaan Garam Beryodium di Desa Merak Batin Tahun

2014

Menurut Depkes (2005), garam yodium baik adalah garam yang mempunya

kandungan yodium >30 ppm kalium yodat. Garam beryodium sangat oerlu

dikonsumsi oleh keluarga karena zay yodium diperlukan oleh tubuh untuk

92

Page 56: perencanaan gizi

mengcegah terjadinnya kekurang yodium yang menyebabkan gannguan

kecerdasan pada anak, gannguan kelenjar gondok. Garam yodium dinyatakan

cukup (>30 ppm KIO3) menurut Riskesdas (2007), jika garam hasil tes garam

menggunakan iodine tes berwarna biru/ungu. Berdasarkan hasil analisa data

penggunaan garam yodium dikeluarga batita di desa Merak batin diketahui 100%

keluarga batita menggunakan garam beryodium.

21. Distribusi Perilaku KADARZI Rumah Tangga di Desa Merak Batin

Tahun 2014

Menurut Depkes (2004), KADARZI adalah keluarga yang berperilaku gizi

seimbang mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi setiap anggota

keluarga. Ada lima indikator unruk mengukur perilaku KADARZI dalam

keluarga yaitu menimbang barat badan, mengonsumsi makanan yang beragam,

menggunakan garam beryodium, memberikan ASI ekslusif, dan pemberian

suplemen berupa vitamin A untuk batita.

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kelurga

batita yangg melakukan praktik KADARZI hanya 11,4%, sedangkan keluarga

yang tidak KADARZI adalah sebesar 88,6%. Hal ini menunjukan masih

rendahnya kesadaran keluarga batita di desa Merak Batin akan perilaku

KADARZI.

93

Page 57: perencanaan gizi

22. Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Status LILA di Desa

Merak Batin Tahun 2014

Menurut Lubis (2003) status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi keadaan

ibu selama hamil dan saat melahirkan, kualitas bayi yang dilahirkan bergantung

dari keadaan gizi ibu saat hamil. Ambang batas LILA WUS menurut Supariasa

(2002) risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm., jika ukuran LILA dibawah 23,5

cm artinya wanita tersebut beresiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan bayi

lahir rendah.

Berdasarkan hasil analisa data dapat diketahui bahwa 100% responden ibu

hamil di desa Mreak Batin tidak beresiko mengalami KEK ini ditunjukan dengan

pengukuran LILA berada di atas angka 23,5 cm.

23. Distribusi Status Anemia Ibu hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014

Menurut Mansjoer (2001), anemia adalah kondisi dimana kadar Hb dan/

hitungan eritrosit lebih rendah dari harga normal. Ibu hamil dikatakan anemia

jika kadar Hb <11 g/dl. Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh ibu hamil

yang berstatus amenia atau kadar Hb berada di bawah 11 g/dl sebesar 50% dan

berstatus tidak anemia adalah 50%.

24. Distribusi Asupan Energi dan Protein Ibu Hamil di Desa Merak Batin

Tahun 2014

Menurut Prasetyono (2009), kebutuhan zat gizi ibu hamil lebih besar bila

dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Kebutuhan zat gizi ibu hamil

yang utama meliputi energi, protein dan lemak. Acuan kevukupan yang

digunakan dalam analisa asupan ibu hamil adalah AKG 2012.

94

Page 58: perencanaan gizi

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh di desa Merak Batin diketahui

persentae asupan energi ibu hamil dibandingkan dengan kebutuhan rata-rata Ibu

hamil menurut AKG 2012 90% ibu hamil mengalami asupan energi yang tidak

cukup sedangkan 10% mengalami asupan energi cukup. Berdasarkan data

Riskesdas 2010 persentase nasional, masalah asupan energi pada ibu hamil

secara umum di Indonesia yang mengonsumsi energi <70% angka kecukupan

mencapai 44,2%. Prevalensi asupan energi nasional diatas minimal adalah 80%,

hal ini menunjukan bahwa asupan energi ibu hami di desa Merak Batin masih

berada dibawah prevalensi nasional. Asupan makanan diketahui dengan cmetode

recall.

Asupan protein ibu hamil diukur dengan melakukan wawancara recall,

diketahui persentase hasil asupan protein ibu hamil di desa Merak batin yang

memiliki asupan protein tidak cukup adalah 90% dan cukup hanya 10%. Hal ini

ditunjukan dengan jumlah asupan protein ibu hamil <80% asupan protein

minimal dengan angka rata-rata protein 56 gram AKG sebagai acuan.

Asupan lemak ibu hamil di desa merak batin berdasarkan hasil analisa data

dapat diketahui bahwa asupan lemak ibu hamil yang tidak cukup adalah sebesar

90%, sedangkan asupan lemak yang cukup ahanya 10% . Analisa didapat dengan

acuan AKG 2012 sebesar 67 gram, dengan angka minimal asupan terendah

<70%.

95

Page 59: perencanaan gizi

25. Distribusi Riwayat Penyakit Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014

Distribusi penyakit yang ada pada usia dewasa adalah berupa penyakit tidak

menular seperti hipertensi, diabetes mellitus. Penyakit hipertensi merupakan

peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 160 mmHg. Atau

tekanan diastolik lebih dari 95 mmHg (Nasrin,2003). Berdasarkan hasil data

yang diperoleh dapat diketahui bahwa 100% ibu hamil tidak mengalami

hipertensi dan tidak pernah didiagnosa oleh tenaga kesehatan menderita

hipertensi. Prevalensi kejadian hipertensi secara nasional adalah 25,8% ,

prevalensi di Provinsi Lampung adalah 24,7% (Riskesdas, 2007).

Berdasarkan hasil analisa data diabetes mellitus ibu hamil di desa Merak

Batin yang diperoleh dapat diketahui bahwa 100% ibu hamil di desa Merak batin

tidak menderita/ didiagnosa menderita diabetes mellitus oleh tenaga kesehata.

Prevalensi kejadian diabetes mellitus pada usia dia atas 18 tahun wanita secara

nasional adalah 1,7%. (Riskesdas, 2013).

26. Distribusi Sanitasi Keluarga Ibu Hamil

Sanitasi lingkungan rumah adalah kondisi lingkungan dan tempat tinggal

rumah yang diukur dari score pencahayaan, lubang ventilasi, kebersihan ruang

tidur, WC dan halaman serta tempat penampungan air minum. Penilaian sanitati

keluarga batita memalui tiga penilaian yaitu sanitasi rumah, sanitasi air bersih,

dan sanitasi lingkungan rumah tangga.

Bredasarkan hasil analisa sanitasi rumah batita dinilai dengan melihat kondisi

fisik keadaan rumah, sebanyak 70% rumah ibu hamil tidak sehat dan sebesar

96

Page 60: perencanaan gizi

30% rumah batita sehat. Hal ini menunjukan bahwa keadaan rumah batitta

sebagian besar tidak sehat.

Berdasarkan hasli analisa penggunaan air bersih dalam keluarga ibu hamil

100% tidak bersih. Rendahnya penggunaan air bersih di desa Merak Batin dapat

disebabkan oleh faktor cemaran yang berada di sekirar sumber air minum.

Hasil analisa lingkungan rumah batita dapat diketahui sebanyak 40%

lingkungan rumah tidak baik dan sebesar 60% lingungan rumah batita bersih.

Kebersihan dari lingkungan dinilai dengan mempertimbangkan cemaran melalui

ternak dan letak kamar mandi.

27. Distribusi Ketersediaan Pangan

Ketersediaan pangan merupakan ktersediannya pangan yang cukup dalam

rumah tangga ketersdiaan pangan dipengaruhi oleh tingkat pendapatn, harga

pangan dan non pangan, tingat pengetahuan, tabu serta jumlah anggota keluarga.

Ketersediaan ini digunakann untuk mengetahu rata-rata konsumsi zat gizi dalam

keluarga. Ketersediaan yang digunakan menggambarkan distribusi konsumsi

rata-rata energi dan protein keluarga batita. Rata-rata konsumsi energi orang

Indonesai adalah 2400 kkal, dengan angka konsumsi minimal terendah adalah

<70%.

Berdasarkan hasil analisa data rata-rata konsumsi energi ibu hamil di desa

Merah Batin sebanyak 60% tidak mencukupi rata-ratta konsumsi energi,

sedangkan energi yang mencukupi sebesar 40%. Hal ini menunjukan bahwa

masih rendahnnya rata-rata konsumsi energi pada ibu hamil di desa Merak Batin

jika dibandingkan dengan angka rata-rata konsumsi energi orang Indonesia.

97

Page 61: perencanaan gizi

Berdasarkan hasil analisa data rata-rata protein ibu hamil di desa Merah Batin

sebanyak 80% tidak mencukupi rata-ratta konsumsi protein, sedangkan protein

yang mencukupi sebesar 20%. Hal ini menunjukan bahwa masih rendahnnya

rata-rata konsumsi energi pada ibu hamil di desa Merak Batin jika dibandingkan

dengan angka rata-rata konsumsi protein orang Indonesia yaitu 56 gram, dengan

angka asupan minimal teresndah protein 80% kebutuhan.

28. Distribusi Tingkat Pendapatan Keluarga Ibu Hamil di Desa Merak

Batin Tahun 2014

Berdasarkan hasil pengumpulan data tingkat pendapatan keluarga ibu hamil

digolongkan dalam kelompok berpendapatan tinggi. Hal ini ditunjukan dengan

100% pendapatan keluarga ibu hamil berada di atas pendapatan minimal UMR.

29. Distribusi Pendidikan Bapak (Suami) Ibu Hamil di Desa Merak Batin

Tahun 2014

Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat diketahu bahwa pendidikan

terakhir bapak adalah 10% SD, 40% SLTP, dan 50% SLTA. Hal ini menunjukan

bahwa rata-rata pendidikan bapak adalah berpendidikan menengah.

30. Distribusi Pendidikan Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun 2014

Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat diketahu bahwa pendidikan

terakhir ibu hamil adalah 40% SLTP, 50% SLTA, dan 10% Perguruan tinggi.

Hal ini menunjukan bahwa rata-rata pendidikan ibu hamil adalah berpendidikan

menengah.

98

Page 62: perencanaan gizi

31. Distribusi Pekerjaan Bapak (Suami) Ibu Hamil di Desa Merak Batin

Tahun 2014

Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang pekerjaan bapak dapat

diketahui bahwa 40% bekerja sebagai buruh/petani penggarap, 40% bekerja

wiraswasta/ wirausaha, dan 10% bekerja sebagai pegawai BUMN.

32. Distribusi Pekerjaan Ibu Hamil di Desa Merak batin Tahun 2014

Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang pekerjaan ibu hamil dapat

diketahui bahwa 70% tidak bekerja, 10% bekerja sebagai buruh/petani

penggarap, dan 20% bekerja wiraswasta/wirausaha. Hal ini dapat diketahui

bahwa sebagian besar ibu hamil tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga.

33. Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil

Menurut Notoatmojo (2003), Pengetahuan menrupakan hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang

mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, sebagian besar

pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui tingkat pengetahuan ibu hamil

dengan kategori kurang sebesar 30% dan cukup sebesar 20%, dan baik sebanyak

50%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu batita di desa Merak Batin

memiliki tingkat pengetahuan baik.

34.Distribusi Keragaman Pangan Ibu Hamil di Desa Merak Batin Tahun

2014

Menurut Depkes (2004), beraneka ragam pangan merupakan pangan yang

dikonsumsi memenuhi tiga kegunaan yaitu makanan sebagai sumber tenaga

99

Page 63: perencanaan gizi

(karbohidrat, lemak), sumber pembangun (protein), dan sumber zat pengatur

(vitamin dan mineral). Keberagaman pangan dapat mengindari dari kekurangan

zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Berdasarkan hasiil pengumpulan data dapat diketahui ibu hamil dengan

konsumsi makanan beragam sebesar 30%, dan ibu hamil tidak mengonsumsi

makanan beragam sebesar 70%. Hal ini menunjukan bahwa ibu hamil dalam

menngonsumsi makanan tidak menegakkan prinsip makan makanan yang

berimbang dalam keluarga.

35. Distribusi Penggunaan Garam Beryodium di Desa Merak batin Tahun

2014

Menurut Depkes (2005) garam beryosium baik adalah garam yang

mempunyai kandungan kadar iyodium cukup yaitu >30 ppm kalium yodat.

Garam dikatakan mengandung kadar yodium cukup jika hasil tes menggunakan

iodine tes dihasilkan warna biru/ungu.

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa garam yang digunakan

oleh ibu hamil 100% menggunakan garam yang mengandung yodium cukup (30

ppm) dalam rumah tangganya.

36. Distribusi Konsumsi Tablet Fe Ibu Hamil di Desa Merak batin Tahun

2014

Berdasarkan hasil pengumpulan data ibu hamil tentang konsumsi tablet Fe

ibu hamil dapat diketahui 60% ibu hamil mengonsumsi ruti tablet fe, sedangkan

ibu hamil yang tidak mengonsumsi tablet Fe secara rutin sebanyak 40%. Hal ini

100

Page 64: perencanaan gizi

menunjukan masih rendahnnya kesadaran ibu hamil tentang pentinnya konsumsi

tablet Fe saat periode kehamilan.

37. Distribusi Perilaku KADARZI Keluarga Ibu Hamil di Desa Merak Batin

Tahun 2014.

Menurut Depkes (2004), KADARZI adalah keluarga yang berperilaku gizi

seimbang mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi setiap anggota

keluarga. Ada lima indikator unruk mengukur perilaku KADARZI dalam

keluarga yaitu menimbang barat badan, mengonsumsi makanan yang beragam,

menggunakan garam beryodium, memberikan ASI ekslusif, dan pemberian

suplemen. Perilaku KADARZI keluarga ibu hamil meliputi makan beragam,

menggunakan garam beryodium, dan konsumsi suplemen.

Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat diketahui bahwa keluarga ibu

hamil yang menerapkan perilaku KADARZI sebesar 10% dan keluarga yang

tidak menerapkan KADARZI sebanyak 90%. Hal ini menunjukan bahwa

sebagian besar keluarga ibu hamil belum menerapkan perilaku KADARZI.

101

Page 65: perencanaan gizi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Batita di desa Merak Batin dari 35 responden yang menjadi sampel diketahui

bahwa status gizi batita menurut indeks BB/U yang berkategori BB Lebih

sebanyak 1 orang (2,8%), normal sebanyak 26 orang (74,3%), dan kategori

BB kurang sebanyak 8 orang (22,9%).

2. Batita di desa Merak Batin dari 35 responden yang menjadi sampel diketahui

bahwa status gizi batita menurut indeks BB/TB yang berkategori gemuk

sebanyak 2 orang (5,7%), Normal sebanyak 29 orang (82,9%) dan kategori

kurus sebanyak 4 orang (11,4%).

3. Batita di desa Merak Batin dari 35 responden yang menjadi sampel diketahui

bahwa status gizi batita menurut indeks TB/U yang berkategori tinggi

sebanyak 1 orang ( 2,8%), normal sebanyak 24 orang (68,6%) , pendek

sebesar 14,3%, dan kategori sangat pendek 14,3%.

4. Batita di desa Merak Batin dari 35 responden yang menjadi sampel diketahui

bahwa status gizi batita menurut indeks IMT/U yang berkategori gemuk

sebanyak 3 orang (8,6%), normal sebanyak 29 orang (82,8%), dan kategori

kurus sebanyak 3 orang (8,6%).

5. Balita di desa Merak Batin dari 35 balita yang menjadi sampel diketahui

bahwa asupan energi yang berkategori tidak cukup sebanyak 16 orang

102

Page 66: perencanaan gizi

(45,7%) dan berkategori cukup sebanyak 19 orang (54,3%).

6. Balita di desa Merak Batin dari 35 balita yang menjadi sampel diketahui

bahwa asupan protein yang berkategori tidak cukup sebanyak 5 orang

(14,3%) dan berkategori cukup sebanyak 30 orang (85,7%).

7. Balita di desa Merak Batin dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui

bahwa asupan lemak yang berkategori tidak cukup sebanyak 16 orang

(45,7%) dan berkategori cukup sebanyak 19 orang (54,3%).

8. Batita di desa Merak Batin dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui

bahwa batita yang tidak pernah ISPA/Influenza/radang tenggorokan sebanyak

3 orang (8,6%) dan batita penah ISPA/Influenza/radang tanggorokan

sebanyak 32 orang (91,4%).

9. Riwayat penyakit pneumonia dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui

bahwa 100% batita tidak pernah menderita pneumonia atau radang paru

selama 3 bulan terakhir.

10. Batita di desa Merak Batin dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui

bahwa batita yang tidak pernah mengalami diare sebanyak 19 orang (54,3%)

dan batita penah penderita diare sebanyak 16 orang (45,7%).

11. Riwayat penyakit TB Paru dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui

bahwa 100% batita tidak pernah menderita TB paru.

12. Riwayat penyakit kecacingan, dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui

bahwa 100% batita tidak pernah menderita kecacingan.

13. Riwayat penyakit hepatitis dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui

bahwa 100% batita tidak pernah menderita hepatitis dalam 3 bulan terakhir.

103

Page 67: perencanaan gizi

14. Riwayat penyakit tetanus dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui bahwa

100% batita tidak pernah menderita tetanus dalam 3 bulan terakhir.

15. Pola asuh dari 35 batita yang menjadi sampel diketahui bahwa 28 batita

(80%) tidak baik, dan 7 batita (20%) berpola asuh baik.

16. Sanitasi rumah batita yang menjadi sampel di desa Merak Batin untuk

kategori rumah tidak sehat sebanyak 21 rumah responden (60 %), dan rumah

sehat sebanyak 14 rumah responden (40%).

17. Penggunaan air bersih dalam keluarga di rumah batita yang menjadi sampel di

desa Merak Batin untuk kategori tidak bersih sebanyak 33 responden

(91,3%), dan bersih sebanyak 3 responden (5,7%)

18. Sanitasi lingkungan disekitar rumah batita yang menjadi sampel di desa

Merak Batin untuk kategori tidak baik sebanyak 16 rumah (45,7%), dan baik

sebanyak 19 rumah (54,3%).

19. Rata-rata konsumsi energi keluarga batita yang menjadi sampel di desa Merak

Batin untuk kategori tidak cukup sebanyak 22 responden (62,9%), dan cukup

sebanyak 13 responden (37,1%).

20. Rata-rata konsumsi protein keluarga batita yang menjadi sampel di desa

Merak Batin untuk kategori tidak cukup sebanyak 13 responden (37,1%) dan

cukup sebanyak 22 responden (62,9%).

21. Pendidikan bapak batita di desa Merak Batin yang menjadi sampel kategori

SD sebanyak 3 orang (8,6%), SLTP/Sederajat sebanyak 11 orang (31,4%),

SLTA/Sederajat sebanyak 19 orang (54,3%), dan kategori Perguruan Tinggi

sebanyak 2 orang (5,7%).

104

Page 68: perencanaan gizi

22. Pendidikan ibu batita di desa Merak Batin yang menjadi sampel kategori tidak

sekolah sebanyak 1orang (2,9%), SD sebanyak 4 orang (11,4%),

SLTP/Sederajat sebanyak 12 orang (34,3%), SLTA/Sederajat sebanyak 14

orang (40%), dan kategori Perguruan Tinggi sebanyak 4 orang (11,4%).

23. Pendapatan keluarga batita dikategorikan menurut UMR di daerah Lampung

Selatan dengan kategori rendah sebanyak 3 responden (8,6%) dan tinggi

sebesar 32 responden (91,4%)

24. Pekerjaan bapak batita di desa Merak Batin dengan kategori tidak bekerja

sebanyak 1 orang (2,9%), buruh/petani penggarap sebanyak 19 orang

(54,3%), wirausaha/ wiraswasta sebanyak 10 orang (28,6%), PNS sebanyak 1

orang (2,9%) dan BUMN sebanyak 4 orang (11,4%).

25. Pekerjaan ibu batita di desa Merak Batin dengan kategori tidak bekerja

sebanyak 25 orang (71,4%), buruh/petani penggarap sebanyak 3 orang

(8,6%), wirausaha/ wiraswasta sebanyak 7 orang (20%).

26. Tingkat pengetahuan ibu batita di desa Merak Batin dengan kategori cukup

sebanyak 4 ibu batita (11,4%), dan 31 ibu batita (88,6%) berpengetahuan baik.

27. Pemberian ASI ekslusif dengan kategori tidak ASI ekslusif sebanyak 22

responden (62,9%), dan ekslusif sebanyak 13 responden (37,1%).

28. Frekuensi penimbangan batita di desa merak batin dengan kategori tidak rutin

sebanyak 9 responden (25,7%), dan rutin sebanyak 26 responden (74,3%)

29. Pemberian vitamin A batita di desa Merak Batin dengan kategori tidak sesuai

sebanyak 1 responden (2,9%) dan sesuai sebanyak 34 responden (97,1%)

30. Keberagaman pangan keluarga batita di desa Merak Batin dengan kategori

105

Page 69: perencanaan gizi

tidak beragam sebanyak 29 responden (82,9%) dan beragam sebanyak 6

responden (17,1%).

31. Pengunaan garam beryodium didalam Rumah tangga di desa Merak Batin

100% menggunakan garam beryodium.

32. Perilaku KADARZI dalam Rumah Tangga dengan kategori KADARZI

sebanyak 31 responden (88,6%) dan KADARZI sebanyak 4 responden

(11,4%).

33. Status gizi ibu hamil di Desa Merak Batin dari 10 ibu hamil yang menjadii

responden diketahui bahwa status gizi ibu hamil menurut LILA yang

berkategori tidak beresiko KEK sebanyak 9 ibu hamil (90%) dan yang

beresiko KEK sebanyak 1 ibu hamil (10%).

34. Status anemia ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 ibu hamil yang menjadi

responden diketahui bahwa status amenia ibu hamil dengan kategori tidak

anemia 5 responden (50%), dan anemia 5 responden (50%).

35. Asupan energi ibu hamil di desa Merak Batin 10 ibu hamil yang menjadi

responden diketahui asupan energi dengan kategori tidak cukup sebanyak 9

reponden (90%), dan cukup sebanyak 1 responden (10%).

36. Asupan protein ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 ibu hamil yang menjadi

responden diketahui asupan protein ibu hamil dengan kategori tidak cukup

sebnayk 9 responden (90%), dan cukup sebanyak 1 responden (10%).

37. Asupan lemak ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 ibu hamil yang menjadi

responden diketahui asupan lemak ibu hamil dengan kategori tidak cukup

sebanyak 9 responden (90%), dan cukup sebanyak 1 responden (10%).

106

Page 70: perencanaan gizi

38. Riwayat penyakit anemia ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 ibu hamil

yang menjadi responden dengan kategori anemia sebanyak 5 responden

(50%) tidak anemia, dan 5 responden (50%) anemia.

39. Riwayat penyakit hipertensi ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 ibu hamil

yang menjadi responden dengan kategori hipertensi sebanyak 2 responden

(20%), dan tidak hipertensi sebanyak 8 responden (80%).

40. Riwayat menyakit diabetes mellitus ibu hamil di desa Merak Batin dari 10

responden 100% tidak ada mengalami diabetes mellitus.

41. Sanitasi rumah dari 10 responden ibu hamil di desa Merak batin dengan

kategori tidak sehat sebanyak 7 responden (70%) dan bersi sebanyak 3

responden (30%).

42. Penggunaan air bersih dari 10 responden ibu hamil di desa Merak Batin 100%

tidak memenuhi syarat penggunaan air bersih.

43. Keadaan lingkungan rumah tangga dari 10 responden ibu hamil di desa Merak

Batin dengan kategori tidak bersih sebanyak 4 responden (40%) dan bersih

sebanyak 6 responden (60%).

44. Rata-rata konsumsi energi dari 10 responden yang menjadi sampel di desa

Merak batin dengan kategori tidak cukup sebanyak 6 responden (60%) dan

cukup 4 responden (40%).

45. Rata-rata konsumsi protein dari 10 responden yang menjadi sampel di desa

Merak Batin dengan kategori tidak cukup sebanyak 2 responden (20%) dan

cukup 8 responden (80%).

46. Pendapatan keluarga ibu hamil dikategorikan menurut UMR di daerah

107

Page 71: perencanaan gizi

Lampung Selatan 100% pendapatan responden diatas rata-rata UMR

47. Pendidikan suami ibu hamil di desa Merak Batin yang menjadi responden

kategori SD sebanyak 1 orang (10%), SLTP/Sederajat sebanyak 4 orang

(40%), SLTA/Sederajat sebanyak 5 orang (50%), dan kategori Perguruan

Tinggi sebanyak 2 orang (5,7%).

48. Pendidikan ibu hamil di desa Merak Batin yang menjadi responden kategori

SLTP/Sederajat sebanyak 4 orang (40%), SLTA/Sederajat sebanyak 5 orang

(50%), dan kategori Perguruan Tinggi sebanyak 1 orang (10%).

49. Pekerjaan suami ibu hamil di desa Merak Batin dengan kategori buruh/petani

penggarap sebanyak 4 orang (40%), wirausaha/ wiraswasta sebanyak 4 orang

(40%), PNS sebanyak 1 orang (10%) dan BUMN sebanyak 1 orang (10%).

50. Pekerjaan ibu hamil di desa Merak Batin dengan kategori tidak bekerja 7

responden (70%), buruh/petani penggarap sebanyak 1 orang (10%) dan ,

wirausaha/ wiraswasta sebanyak 1 orang (10%)

51. Pengetahuan ibu hamil di desa merak batin dari 10 responden yang menjadi

sampel sebanyak 3 ibu hamil (30%) berpengetahuan kurang, sebanyak 2 ibu

hamil (20%) cukup, dan sebanyak 5 ibu hamil berpengetahuan baik.

52. Keberagaman makanan ibu hamil di desa Merak Batin dari 10 responden yang

menjadi sampel diketahui dengan kategori tidak beragam sebanyak 7

responden (70%), dan tidak beragam sebanyak 3 responden (30%).

53. Penggunaan garam yodium dari 10 responden ibu hami di desa merak Batin

100% ibu hamil menggunakan garam beryodium.

54. Konsumsi tablet Fe dari 10 responden ibu hamil dengan kategori tidak rutin

108

Page 72: perencanaan gizi

mengonsumsi Fe sebanyak 4 responden (40%) dan rutin sebanyak 6

responden (60%)

55. Perilaku KADARZI rumah tangga 10 responden dengan kategori tidak

KADARZI sebanyak 9 responden (90%) dan KADARZI sebanyak 1

responden (10%).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa kendala

yang ditemui selama penelitian, dituangkan dalam saran sebagai berikut:

1. Pemerintah desa dan tenaga kesehatan bekerja sama meningkatkan

derajat kesehatan warganya melalui poster, dan penyuluhan.

2. Pelatihan kader posyandu desa perlu ditingkatkan untuk membantu

meningkatkan kesehatan masyarakat.

3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam program penimbangan yang

dilakukan oleh aparatur desa

4. peningkatan kesadaran warga tentang pentingnya pemberian ASI

ekslusif bagi batita.

5. Peningkatan kesadaran warga tentang pentingnya konsumsi makanan

yang beragam dan berimbang untuk setiap individu

6. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup

bersih dan sehat.

7. Peningkatan kesadaran warga tentang penerapan perilaku KADARZI

disetiap rumah tangga.

109

Page 73: perencanaan gizi

LAMPIRAN

110

Page 74: perencanaan gizi

111