proposal perencanaan pangan & gizi

29
7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 1/29 1 BAB I PENDAHULUAN Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun  penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait. Masalah gizi meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan, pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus tertentu, seperti keadaan krisis (bencana kekeringan, perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga untuk memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Menyadari hal ini, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup dalam jumlah dan mutunya. Dalam konteks ini masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja. Berdasarkan Riskesdas 2007, 2010 dan 2013 terlihat adanya kecenderungan  bertambahnya prevalensi anak balita pendek-kurus, bertambahnya anak balita  pendek-normal (2,1%) dan normal-gemuk (0,3%) dari tahun 2010. Sebaliknya, ada kecenderungan penurunan prevalensi pendek-gemuk (0,8 %), normal-kurus (1,5 %) dan normal-normal (0,5 %) dari tahun 2010. Pada anak umur 5-12 tahun secara nasional prevalensi kurus (menurut IMT/U) adalah 11.2 persen, terdiri dari 4,0  persen sangat kurus dan 7,2 persen kurus dan masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen. Secara nasional, prevalensi pendek pada remaja adalah 35,1 persen 13,8% sangat pendek dan 21,3% pendek. Sedangkan secara keseluruhan, prevalensi risiko kurang energi kronis naik pada semua kelompok umur dan kondisi wanita (hamil dan tidak hamil). Pada wanita tidak hamil kelompok umur 15-19 tahun prevalensinya naik 15,7 persen. Demikian juga pada wanita hamil kelompok umur 45-49 tahun naik 15,1 persen.

Upload: dhika-kusumasari-barus

Post on 17-Feb-2018

872 views

Category:

Documents


84 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 1/29

1

BAB I

PENDAHULUAN

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun

 penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan

kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena

itu pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait. Masalah

gizi meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan, pemecahannya

tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus

tertentu, seperti keadaan krisis (bencana kekeringan, perang, kekacauan sosial,

krisis ekonomi), masalah gizi muncul akibat ketahanan pangan ditingkat rumah

tangga, yaitu kemampuan rumah tangga untuk memperoleh makanan untuk semua

anggotanya. Menyadari hal ini, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan

kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan

yang cukup dalam jumlah dan mutunya. Dalam konteks ini masalah gizi tidak lagi

semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan, pemerataan, dan

masalah kesempatan kerja. 

Berdasarkan Riskesdas 2007, 2010 dan 2013 terlihat adanya kecenderungan

 bertambahnya prevalensi anak balita pendek-kurus, bertambahnya anak balita

 pendek-normal (2,1%) dan normal-gemuk (0,3%) dari tahun 2010. Sebaliknya, ada

kecenderungan penurunan prevalensi pendek-gemuk (0,8 %), normal-kurus (1,5 %)

dan normal-normal (0,5 %) dari tahun 2010. Pada anak umur 5-12 tahun secara

nasional prevalensi kurus (menurut IMT/U) adalah 11.2 persen, terdiri dari 4,0

 persen sangat kurus dan 7,2 persen kurus dan masalah gemuk pada anak umur 5-12

tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangatgemuk (obesitas) 8,8 persen. Secara nasional, prevalensi pendek pada remaja adalah

35,1 persen 13,8% sangat pendek dan 21,3% pendek. Sedangkan secara

keseluruhan, prevalensi risiko kurang energi kronis naik pada semua kelompok

umur dan kondisi wanita (hamil dan tidak hamil). Pada wanita tidak hamil

kelompok umur 15-19 tahun prevalensinya naik 15,7 persen. Demikian juga pada

wanita hamil kelompok umur 45-49 tahun naik 15,1 persen.

Page 2: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 2/29

2

Data Puskesmas I Sumbang per Agustus 2015 menunjukkan bahwa jumlah

kasus Bawah Garis Merah (BGM) Desa Sumbang sebesar 2,4%, lebih tinggi dari

Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebesar 2%. Sedangkan jumlah kasus bumil

KEK sebesar 15,3%, lebih tinggi dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebesar

15%. Berdasarkan data dari Puskesmas I Sumbang kami memprioritaskan masalah

terkait gizi kesehatan masyarakat yang bisa diselesaikan sesuai dengan sumber daya

yang kami miliki, kemudian memilih alternatif pemecahan masalah dan

melaksanakan intervensi atau kegiatan untuk memecahkan masalah tersebut.

Intervensi yang kami lakukan terkait kasus Bawah Garis Merah (BGM), yaitu

kegiatan Peningkatan Asupan Nutrisi melalui Pemberian Makanan Tambahan

Pemulihan Berbasis Makanan Lokal sebagai Strategi Mengatasi Permasalahan

Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Desa Sumbang Kecamatan Sumbang

Kabupaten Banyumas.

Page 3: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 3/29

3

BAB II

TAHAP PERENCANAAN

A.  Analisis Situasi Desa Sumbang

Desa Sumbang secara administrasi termasuk dalam wilayah Kecamatan

Sumbang yang terletak sekitar 9 km di ujung timur laut wilayah Kabupaten

Banyumas. Kantor Kecamatan Sumbang berada di wilayah RT.2 RW.II Desa

Sumbang. Selain itu, terdapat Puskesmas I Sumbang di Jalan Raya Baturaden

Timur yang termasuk dalam wilayah RW.II dan ±120 meter dari Balai Desa

Sumbang. Desa Sumbang dapat ditempuh dengan angkutan umum dalam

waktu 30 menit dari pusat Kabupaten Banyumas berjarak ±9 km. Desa

Sumbang memiliki luas wilayah 236,37 Ha. Batas-batas Desa Sumbang adalah

sebelah utara  berbatasan dengan Desa Ciberem dan Desa Banteran, sebelah

 barat  berbatasan dengan Desa Kebanggan dan Desa Tambaksogra, sebelah

selatan berbatasan dengan Desa Karangcegak, sebelah timur berbatasan dengan

Desa Susukan dan Desa Karangturi. 

1. 

Kondisi Geografis

Kondisi geografis Desa Sumbang belum banyak dilakukan pengukuran

karena profil Desa Sumbang baru dalam proses pembuatan. Desa Sumbang

memiliki topografi dataran dengan ketinggian tempat antara 350-400 m di

atas permukaan laut yang termasuk dalam jenis tanah mediteran. Desa

Sumbang mempunyai suhu rata-rata harian 27o C, kelembaban rata-rata

harian 90 % sehingga Desa Sumbang tergolong daerah sedang, sangat baik

untuk pertumbuhann tanaman dan kelangusungan hidup hewan ternak.

Curah hujan ±2.000 mm/tahun dengan penyebaran yang tidak merata

sepanjang tahun. Topografi berombak dengan struktur tanah memiliki ciri

warna merah sampai kekuning-kuningan dan bertekstur liat, struktur tanah

gembur.

2. 

Keadaan Demografis

Jumlah penduduk Desa Sumbang per Oktober 2014, dapat dilihat pada

gambar 4.2.1 : 

Page 4: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 4/29

4

Gambar 4.2.1 Jumlah Penduduk Desa Sumbang

(Sumber: Data Primer Terolah 2014)

Berdasarkan gambar 4.2.1, Desa Sumbang memiliki jumlah penduduk

sebanyak 6.065 dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 3.092 orang

(51%) dan perempuan sebanyak 2.973 orang (49%). Penduduk Desa

Sumbang terbagi menjadi 1.893 KK yang tersebar di 4 RW dan 32 RT.

3. 

Lingkungan Sosiokultural

a. Sarana dan Prasarana Desa

1)  Sarana dan Prasarana Transportasi Desa

Desa Sumbang dapat diakses dari pusat kabupaten dengan

menggunakan kendaraan angkutan kota yang dilanjutkan dengan

menggunakan angkutan desa. Jalan umum yang ada di Desa Sumbangsebagian telah teraspal dan sebagian yang lain jalan cor. Transportasi

yang biasa digunakan sepeda, motor pribadi, tersedia pula angkutan

desa walaupun hanya melintas di jalan utama.

2)  Sarana Telekomunikasi

Mayoritas warga Desa Sumbang mempunyai televisi, dan telepon

genggam sehingga hal tersebut memudahkan masyarakat untuk

memperoleh informasi dan telekomunikasi. Di Desa sumbang,

terdapat media internet bagi masyarakat yang berupa warnet yang

 berjumlah dua buah yang terletak sekitar 800 m dari jalan utama Desa

Sumbang dan difasilitasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi

untuk desa.

3) Sarana Air bersih

Desa Sumbang terletak pada kaki Gunung Slamet yang memudahkan

sebagian besar warga dalam mendapatkan air bersih. Mayoritas

51%49%

Jumlah Penduduk Desa Sumbang

laki-laki perempuan

Page 5: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 5/29

5

masyarakat Desa Sumbang mendapatkan air bersih dari sumber mata

air tanah yang digali (sumur) dan air PAM. Sedangkan untuk sarana

 jamban/MCK hanya sekitar 480 KK yang memiliki jamban.

4) 

Prasarana Olahraga

Desa Sumbang memiliki prasarana olahraga yaitu lapangan sepakbola

yang berjumlah 1 buah yang terletak di samping Balai Desa Sumbang.

Lapangan ini serbaguna untuk kegiatan olahraga siswa TK, SD, dan

SMP yang terletak di dekat lapangan tersebut.

5) Prasarana Peribadatan

Desa Sumbang terdiri dari lima lokasi masjid dan 20 lokasi musholla

yang tersebar di seluruh RT.

6) Prasarana Pendidikan

Desa Sumbang memiliki beberapa sarana pendidikan yang terdiri dari

:Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (1 buah), Taman Kanak-Kanak

(TK) (2 buah), Sekolah Dasar (SD) (2 buah), dan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) (1 buah).

7) Sarana dan Prasarana Kesehatan Desa

Jarak Puskesmas dari wilayah Desa Sumbang berjarak 120 m. Tidak

terdapat Pos Kesehatan Desa (PKD) di Desa Sumbang karena sudah

sangat dekat dengan Puskesmas I Sumbang. Desa Sumbang memiliki

9 unit Posyandu yang dinamakan Posyandu Temugiring.

B.  Identifikasi Masalah

Berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas I Sumbang Per Agustus

2015, didapatkan beberapa permasalahan terkait Gizi di Desa Sumbang, yaitu:1.

 

Jumlah kasus BGM sebesar 2,4%, lebih tinggi dari Standar Pelayanan

Minimal (SPM) sebesar 2%.

2.  Jumlah kasus bumil KEK sebesar 15,3%, lebih tinggi dari Standar

Pelayanan Minimal (SPM) sebesar 15%.

Page 6: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 6/29

6

C.  Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah gizi di Desa Sumbang menggunakan Teknik

Kriteria Matrix (Criteria Matrix Tecnique). Rumus :

P = I x T x R

Keterangan :

P : Prioritas Masalah

I : Pentingnya Masalah ( Importance)

T : Kelayakan Teknologi (Technology)

R : Sumber daya yang tersedia ( Resources)

Berikut adalah hasil penentuan prioritas masalah gizi di Desa Sumbang

dengan menggunakan Teknik Kriteria Matrix.

Tabel 2.1 Prioritas Masalah Gizi Desa Sumbang

Masalah I T R P Prioritas

BGM 4 2 3 24 I

Bumil KEK 3 2 3 18 II

Berdasarkan tabel 1.1 yang menjadi prioritas masalah gizi di Desa Sumbang

adalah BGM (Bawah Garis Merah).

Setelah ditemukan prioritas masalah gizi BGM, selanjutnya ditentukan

 berbagai penyebab masalah BGM diperoleh melalui curah pendapat dengan

membahas data yang diperoleh dari Puskesmas I Sumbang per Agustus 2015.

Berikut penyebab masalah BGM dengan menggunakan alat bantu diagram pohon

masalah.

Page 7: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 7/29

7

Gambar 2.1 Bagan Pohon Masalah BGM

Berdasarkan Gambar 2.1, penyebab langsung BGM (Bawah Garis Merah)

adalah penyakit infeksi, asupan makanan terbatas, dan cakupan kunjungan ke

 posyandu. Penyebab tidak langsung dari BGM adalah pengetahuan rendah,

 pendapatan rendah dan pola asuh tidak tepat.

D.  Tujuan 

1.  Tujuan Umum 

Mengeliminasi keseluruhan kasus Bawah Garis Merah (BGM) di Desa

Sumbang pada akhir tahun 2015.

2. 

Tujuan Khusus 

a.  Mengeliminasi kasus BGM 2,4% per Bulan Agustus 2015 di Desa

Sumbang menjadi 0% pada akhir tahun 2015.

 b. 

Meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi balita dan pola asuh ibu

terhadap balita.

c.  Meningkatkan asupan gizi seimbang pada balita.

BGM

Penyakit Infeksi Asupan Makanan Terbatas

Pengetahuan Rendah

Pendapatan Rendah

Pola Asuh Tidak Tepat

Cakupan PartisipasiMasyarakat (D/S)

Page 8: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 8/29

8

E.  Alternatif Intervensi 

Penentuan alternatif pemecahan masalah didapatkan hasilnya seperti pada tabel

 berikut :

Tabel 2.2. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah dengan Metode

MVIC

No. Alternatif Pemecahan MasalahEfektifitas Jumlah

MxVxI/CM V I C

1.

Penyuluhan peningkatan kesadaran

orang tua akan pentingnya pemenuhan

kebutuhan gizi seimbang dan

 penerapan pola asuh yang tepat.

4 3 3 4 9

2.

 Home Visiting   terhadap peserta yang

tingkat partisipasi penimbangannya di

 posyandu rendah.

3 4 4 4 12

3.

Peningkatan Asupan Nutrisi melalui

Pemberian Makanan Tambahan

Pemulihan Berbasis Bahan Makanan

Lokal sebagai Strategi Mengatasi

Permasalahan Balita Bawah Garis

Merah (BGM).

5 5 2 4 12,5

Tabel 2.2 menunjukkan hasil perhitungan MVI/C yang tertinggi

dibandingkan dengan alternatif pemecahan masalah lain yang ada di Desa

Sumbang ialah 12,5. Alternatif pemecahan masalah yang memiliki skor

tertinggi tersebut yaitu Peningkatan Asupan Nutrisi melalui Pemberian

Makanan Tambahan Pemulihan Berbasis Bahan Makanan Lokal sebagai

Strategi Mengatasi Permasalahan Balita Bawah Garis Merah (BGM).

F.  Prioritas Intervensi 

Proses penentuan alternatif dalam mengatasi masalah untuk meningkatkan

status gizi balita di Desa Sumbang diperlukan analisis data primer yang telah

dikumpulkan sebelumnya. Proses penentuan alternatif meningkatkan status

gizi balita ini juga diperlukan pemikiran yang kreatif untuk menyusun gagasan-

gagasan alternatif pemecahan masalah. Salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk menentukan keputusan pemecahan masalah dapat dilakukan dengan

teknik MVIC ( Magnitude, Importancy, Vulnerability, dan Cost ) yaitu dengan

kriteria dan bobot sesuai dengan kesepakatan kelompok peneliti (Riduwan,

Page 9: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 9/29

9

2006). Efektifitas alternatif pemecahan masalah yang dipakai diukur

 berdasarkan empat hal berikut, yaitu:

a. 

 Magnitude, merupakan besarnya masalah yang dapat diselesaikan dengan

alternatif pemecahan masalah tersebut.

 b.  Vulnerability, merupakan sensitifitas jalan keluar yang terkait dengan

kecepatan alternatif pemecahan masalah dalam mengatasi meningkatkan

status gizi balita.

c.  Importance, merupakan pentingnya alternatif pemecahan masalah yang

terkait dengan kelanggengan teratasinya masalah berdasarkan alternatif

 pemecahan masalah tersebut.

d. 

Cost , merupakan nilai efisiensi yang dikaitkan dengan biaya yang

diperlukan untuk melaksanakan alternatif pemecahan masalah. Semakin

 besar biaya yang diperlukan dalam alternatif pemecahan masalah maka

semakin tidak efisien alternatif pemecahan masalah tersebut.

Alternatif pemecahan masalah tentang masih tingginya kasus BGM di

Desa Sumbang memiliki skor magnitude sebesar 5 karena besarnya masalah

yang dapat diselesaikan dengan alternatif pemecahan masalah tersebut paling

tinggi jika dibandingkan dengan kedua alternatif pemecahan masalah yang

lain. Skor 5 untuk vulnerability karena dianggap setelah ditimbang alternatif

 pemecahan masalah ini akan sangat sensitif terhadap hasil yang akan diperoleh

dan diharapkan dapat secara cepat mengurangi permasalahan BGM di Desa

Sumbang. Skor 2 untuk importancy  karena kelanggengan program tersebut

untuk menyelesaikan masalah dibandingkan dengan alternatif yang lain

cenderung lebih rendah. Skor 4 untuk cost  karena kemungkinan biaya yang

diperlukan dalam menjalankan kegiatan alternatif pemecahan masalah inicukup besar dibandingkan dengan alternatif pemecahan masalah yang lain.

Kondisi dari faktor penyebab tidak langsung (pengetahuan rendah,

 pendapatan rendah, dan pola asuh tidak tepat) memicu risiko asupan makanan

yang terbatas di Desa Sumbang, sehingga memunculkan kasus BGM yang

tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya suatu penyelesaian masalah yang efektif

dan efisien dalam menangani kasus tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan Kementerian Kesehatan RI (2011) dalam Panduan

Page 10: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 10/29

10

Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi

Kurang. Pada panduan tersebut disebutkan bahwa, untuk mengatasi

kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita perlu diselenggarakan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan.

PMT Pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita

sasaran sekaligus sebagai proses pembelajaran dan sarana komunikasi antar ibu

dari balita sasaran. PMT Pemulihan dibiayai dari dana Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK). Selain itu PMT pemulihan dapat dibiayai dari bantuan

lainnya seperti partisipasi masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah Daerah.

PMT Pemulihan merupakan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan

gizi balita dari makanan keluarga. Makanan tambahan balita ini diutamakan

 berupa sumber protein hewani maupun nabati (misalnya telur/

ikan/daging/ayam, kacang-kacangan atau penukar) serta sumber vitamin dan

mineral yang terutama berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan setempat.

Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut

(Kemenkes RI, 2011).

PMT Pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita

sasaran sekaligus sebagai proses pembelajaran dan sarana komunikasi antar ibu

dari balita sasaran. PMT Pemulihan dibiayai dari dana Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK). Selain itu PMT pemulihan dapat dibiayai dari bantuan

lainnya seperti partisipasi masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah Daerah.

PMT Pemulihan merupakan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan

gizi balita dari makanan keluarga. Makanan tambahan balita ini diutamakan

 berupa sumber protein hewani maupun nabati (misalnya telur/

ikan/daging/ayam, kacang-kacangan atau penukar) serta sumber vitamin danmineral yang terutama berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan setempat.

Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut

(Kemenkes RI, 2011).

Alasan pemilihan alternatif pemecahan masalah ini, selain didukung oleh

hasil dari MVIC juga didukung oleh buku panduan yang telah dikeluarkan oleh

Kementerian Kesehatan tahun 2011 yang isinya bisa disimpulkan bahwa

Pemberian Makanan Tambahan merupakan suatu cara yang harus dilakukan

Page 11: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 11/29

11

untuk mengatasi balita gizi kurang. Program PMT ini dianggap tepat

diterapkan di Desa Sumbang karena sesuai dengan karakteristik masyarakatnya

yang lebih tertarik pada suatu pemecahan masalah yang langsung bisa dilihat

 bentuk dan hasilnya dalam jangka waktu yang singkat daripada alternatif

 pemecahan masalah yang hasilnya baru bisa dirasakan di akhir atau jauh hari

setelah program berlangsung. Hal tersebut berdasarkan studi di lapangan yang

sudah diobservasi kurang lebih selama satu setengah tahun. Dapat disimpulkan

 bahwa, alternatif permasalahan yang tepat adalah peningkatan asupan nutrisi

melalui pemberian makanan tambahan pemulihan berbasis bahan makanan

lokal sebagai strategi mengatasi permasalahan balita bawah garis merah

(BGM).

Page 12: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 12/29

12

BAB III

TAHAP PELAKSANAAN

A. 

Rencana Kegiatan

Pelaksanaan program Peningkatan Asupan Nutrisi melalui Pemberian

Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan Berbasis Bahan Makanan Lokal ini

terdiri dari tahap persiapan pelaksanaan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan

 pelaksanaan dilakukan guna memastikan hal-hal terkait pelaksanaan program

sudah terorganisasi dengan baik. Tahap persiapan pelaksanaan ini meliputi:

1.  Pendataan balita sasaran calon penerima PMT Pemulihan 

2. 

Pengajuan data balita sasaran calon penerima PMT Pemulihan ke Puskesmas

I Sumbang

3.  Sosialisasi pelaksanaan PMT Pemulihan kepada kader Posyandu 

4.  Pembentukan petugas pelaksana PMT Pemulihan Desa Sumbang 

5. 

Penyusunan jadwal, lokasi, jenis, bentuk serta alternatif pemberian 

6.  Penyuluhan gizi balita dan pengenalan PMT Pemulihan kepada ibu balita

PMT Pemulihan berbasis bahan makanan lokal ini diperuntukkan bagi anak

usia 6-59 tahun, yang diberikan selama 90 hari berturut-turut. Pemberian

makanan tambahan dilakukan dengan dua cara, yaitu memasak bersama dan

memberikan makanan tambahan lain untuk di konsumsi selain hari memasak.

Acara memasak bersama dilakukan 2 kali seminggu selama bulan September

sampai Desember 2015. Tujuannya agar ibu mengerti dan mampu memberikan

makanan bergizi pada anak.

Berikut rincian pelaksanaan pemberian makanan tambahan (PMT)

 pemulihan berbasis bahan makanan lokal.1.  Setiap 2 kali seminggu (hari Senin dan Kamis) kader bersama ibu balita

memasak makanan lokal yang olahannya disesuaikan dengan angka

kecukupan gizi umur balita sasaran di tempat yang disepakati bersama.

2.  Masing-masing 1 anak balita sasaran mendapat 1 porsi makanan tambahan

yang sudah dimasak tersebut ditambah 1 jenis buah dan bahan makanan

tambahan lain untuk dibawa pulang selama 2 hari berikutnya. 

Page 13: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 13/29

13

3.  Selama pelaksanaan program ini, kader memberikan penyuluhan tentang

makanan dan manfaatnya agar ibu dapat menyesuaikan pola asuh makan yang

 bergizi pada anak. 

4. 

Jika ada ibu dan balita sasaran yang tidak hadir, kader mengantar makanan

tambahan pemulihan ke rumah balita tersebut. 

Page 14: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 14/29

14

2.  Matriks Rencana Kegiatan

Tabel 3.1 Matriks Rencana Kegiatan Program Peningkatan Asupan Nutrisi Melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan

Berbasis Bahan Makanan Lokal Balita Bawah Garis Merah Desa Sumbang Periode September –  Desember 2015

No Kegiatan TujuanIndikator

KeberhasilanVolume Dana

Sumber

DanaLokasi Metode Waktu

1. Pendataan

 balita sasarancalon penerima

PMTPemulihan

Memperoleh data

mengenai balitasasaran penerima PMT

Pemulihan dengankriteria:

a. 

 balita yang dalam

 pemulihan pasca perawatan gizi

 buruk diTFC/Pusat

Pemulihan

Gizi/PuskesmasPerawatan atau RS 

 b. 

Balita kurus dan

 berat badannyatidak naik dua kali berturut-turut (2 T) 

c. 

Balita kurus 

d. 

Balita Bawah Garis

Merah (BGM) 

Adanya data balita

sasaran calon penerima PMT

Pemulihan sesuaikriteria

2 kali - - PKD dan

Posyandu DesaSumbang

Wawancara

dandokumentasi

Minggu ke  –  

3 Agustus

2. Pengajuan data

 balita sasarancalon penerima

PMT Pemulihanke Puskesmas I

Sumbang

Mengajukan data

 balita sasaran kePuskesmas agar

Puskesmas dapatmenentukan balita

 penerima PMT

Pemulihan

Pengesahan balita

 penerima PMTPemulihan Desa

Sumbang olehPuskesmas I

Sumbang

2 kali - - Puskesmas I

Sumbang

Diskusi Minggu ke-

4 Agustus

14

Page 15: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 15/29

15

No Kegiatan TujuanIndikator

KeberhasilanVolume Dana

Sumber

DanaLokasi Metode Waktu

3. Sosialisasi dariPuskesmas I

Sumbang kekader posyandu

Desa Sumbang

tentang rencana

 pelaksanaanPMT Pemulihan 

Memberikan informasitentang PMT

Pemulihan danrencana

 pelaksanaannya Desa

Sumbang

Adanya sosialisasitentang rencana

 pelaksanaan PMTPemulihan oleh

Puskesmas I

Sumbang

1 kali 300.000 Puskesmas ISumbang

DesaSumbang

Balai DesaSumbang

Ceramahdan diskusi

Minggu ke-1September

4. Pembentukan petugas pelaksana PMT

Pemulihan di

Desa Sumbang

Menyusun organisasi pelaksana PMT-P diDesa Sumbang

Terbentuknyaorganisasi pelaksanaPMT-P di Desa

Sumbang yang

melibatkan pihakPuskesmas, Bidan

Desa, Kader

Posyandu danMahasiswa

KesehatanMasyarakat

1 kali - - Balai DesaSumbang

- Minggu ke-1September

5. Penyusunan jadwal, lokasi,

 jenis dan bentukPMT Pemulihan

 berbasis bahan

makanan lokalserta alternatif

 pemberian

Menentukan jadwal pemberian PMT

Pemulihan, lengkapdengan lokasi, jenis

dan bentuk serta

alternatif pemberiannya, agar

 program PMT

Pemulihan berbasis bahan makanan lokal

dapat terlaksanadengan baik

Adanya jadwal yang jelas terkait PMT

Pemulihan, adanyakesepakatan lokasi,

 jensi dan bentuk,

serta alternatif pemberian makanan

tambahan pemulihan

1 kali - - Balai DesaSumbang

Minggu ke-1September

Page 16: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 16/29

16

No Kegiatan TujuanIndikator

KeberhasilanVolume Dana

Sumber

DanaLokasi Metode Waktu

6. Penyuluhan gizidan pengenalan

PMT Pemulihankepada ibu

 balita penerima

Meningkatkan pengetahuan dan sikap

ibu terkait gizi balitadan PMT Pemulihan

Peningkatan pengetahuan dan

sikap ibu balitaterkait gizi balita dan

PMT Pemulihan

1 kali 300.000 JurusanKesehatan

Masyarakat

RumahKoordinator

Posyandu

Ceramah,Diskusi dan

Demonstrasi

Minggu ke-2Septmeber

7. PelaksanaanPMT Pemulihan

a.  memasak bersama 2minggu

sekali

.  memberikan penyuluhan

tentang

makanan danmanfaatnya 

Meningkatkan statusgizi balita di Desa

Sumbang sehinggamelampaui garismerah pada akhir

tahun 2015.

Menurunkan jumlahkasus BGM pada

Bulan Agustus 2015sebanyak 30,7%menjadi 28% pada

akhir tahun 2015

90 kali 1.200.000Rincian:

4 anak x24 kalimasak

 bersama

@6.0004 anak x

66 kali

 pemberianPMT

selain harimemasak

@2.500

BantuanOperasional

Kesehatan

Rumah wargayang telah

disepakatai

Bimbingandan

 penyuluhan

Minggu ke-3September

sampaiMinggu ke-2Desember

setiap hari

Senin danKamis

Page 17: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 17/29

17

3. 

Jadwal Pelaksanaan

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Program Peningkatan Asupan Nutrisi melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan

Berbasis Bahan Makanan Lokal Balita Bawah Garis Merah Desa Sumbang Periode September –  Desember 2015

No Kegiatan

Bulan

Agustus September Oktober November Desember

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III1 Pendataan balita sasaran calon penerima PMT Pemulihan

2 Pengajuan data balita sasaran calon penerima PMT

Pemulihan berbasis bahan makanan lokal ke Puskesmas I

Sumbang

3 Sosialisasi dari Puskesmas I Sumbang ke kader posyanduDesa Sumbang tentang rencana

 pelaksanaan PMT Pemulihan berbasis bahan makanan lokal

4 Pembentukan petugas pelaksana PMT Pemulihan berbasis

 bahan makanan lokal di Desa Sumbang

5 Penyusunan jadwal, lokasi, jenis dan bentuk PMT

Pemulihan berbasis bahan makanan lokal serta alternatif

 pemberian

6 Penyuluhan gizi dan pengenalan PMT Pemulihan berbasis

 bahan makanan lokal kepada ibu balita penerima

7 Pelaksanaan PMT Pemulihana.

 

memasak bersama 2 minggu sekali

 b. memberikan makanan tambahan selain hari masak

 bersamac.

 

memberikan penyuluhan tentang makanan dan

manfaatnya 

8 Monitoring kegiatan (dilakukan seminggu sekali selama pelaksanaan pemberian makanan tambahan)

9 Evaluasi Sumatif (dilakukan setiap kegiatan posyandusebulan sekali)

10 Evaluasi sumatif (dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan)

Page 18: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 18/29

18

B. Organisasi Pelaksana

Tabel 3.3 Organisasi Pelaksana Program Peningkatan Asupan Nutrisi melalui

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan Berbasis BahanMakanan Lokal Balita Bawah Garis Merah Desa Sumbang Periode

September- Desember 2015

No Jabatan Nama NIM

1. Koordinator Program Robiatul Adawiah G1B012023

2. Sekretaris Dhika Kusumasari Barus G1B012024

3. Bendahara Ayu Pri Utami G1B0120954. Sie. Acara Ayu Fitriastuti

Rahmah Martiyasih

G1B012017

G1B012061

5. Sie. Hubungan Masyarakat Isna Kun Farikhah G1B012020

6.  Sie. Logistik Rendy Manuhutu G1B012056 

18

Page 19: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 19/29

19

BAB IV

TAHAPAN MONITORING DAN EVALUASI

A. 

Monitoring

1.  Kegiatan yang dimonitor

a. 

Input : Kader koordinator pemantauan dan kader koordinator

 penyuluhan, sosialisasi kegiatan, kader pelaksana dan

materi tentang pentingnya makanan dan manfaatnya

 bagi balita.

 b.  Proses : Penyelenggaraan masak bersama antara kader dengan

ibu balita untuk memasak makanan sesuai umur anak di

tempat yang telah disepakati dan dilakukan 2 kali dalam

seminggu, serta penyuluhan gizi balita dan pengenalan

PMT Pemulihan kepada ibu balita sebagai upaya

 peningkatan asupan nutrisi berbasis makanan lokal.

c.  Output : Balita menerima PMT-Pemulihan, kemandirian kader

dalam memberikan penyuluhan dan pelaksanaan

 pemantauan, serta kader dan ibu balita rutin melakukan

masak bersama.

2.  Cara memonitor dengan cara observasi dan wawancara. Instrumen

monitoring yang digunakan yaitu checklist   dan pedoman wawancara

( Instrumen Terlampir ).

3.  Tim Pemantau

Penanggungjawab : Koordinator Program

Pelaksana : Kader terlatih yang terdiri dari kader koordinator penyuluhan dan kader koordinator pemantauan

untuk seluruh balita serta perwakilan mahasiswa

yang terdiri dari Robiatul Adawiah, Dhika

Kusumasari Barus, Ayu Pri Utami, Ayu Fitriastuti,

Rahmah Martiyasih, Isna Kun Farikhah, Rendy

Manuhutu.

Page 20: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 20/29

20

4.  Waktu Monitoring

Monitoring dilaksanakan selama kegiatan berlangsung dari Bulan

September hingga Bulan Desember setiap satu minggu sekali pada hari yang

tidak ditentukan jadwalnya.

B.  Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan pada kegiatan ini dilaksanakan melalui : 

1.  Evaluasi Formatif  

Melakukan evaluasi pada input, proses, output, dan impact   program

(instrumen terlampir). Pelaksanaan evaluasi formatif pada setiap akhir

 bulan, terhitung sejak bulan September sampai dengan Bulan Desember.

a.  Input

1)  Evaluasi jumlah kader dengan spesifikasi tugas masing-masing,

materi yang dimiliki dan jobdesk  yang sesuai.

2) 

Keberadaan sumber dana.

3)  Lokasi untuk mengolah makanan PMT.

 b.  Proses : Bagaimana dan kapan saja proses penyelenggaraan masak

 bersama antara kader dengan ibu balita untuk memasak

makanan sesuai umur anak di tempat yang telah disepakati

dan proses penyuluhan gizi balita serta pengenalan PMT

Pemulihan kepada ibu balita. Perencanaan program sesuai

dengan kasus yang terjadi atau tidak.

c.  Output : Status gizi balita di Desa Sumbang meningkat dan kasus

BGM menurun, pengetahuan dan pola asuh ibu balita di

Desa Sumbang semakin baik.d.

 

 Impact : Mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

khususnya Desa Sumbang.

2.  Evaluasi Sumatif

a. 

Program PMT pemulihan di Desa Sumbang hingga akhir tahun 2015

telah terlaksana dengan baik atau tidak.

 b.  Program PMT Pemulihan di Desa Sumbang telah memenuhi target atau

tidak.

Page 21: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 21/29

21

Waktu evaluasi program PMT pemulihan di Desa Sumbang dilaksanakan

 pada akhir pelaksanaan program yaitu akhir tahun 2015. Evaluasi program

dilaksanakan dengan cara observasi dengan melakukan kunjungan ke

keluarga setelah pelaksanaan program selesai, dan pengadaan kuesioner

 pre-test dan post test  untuk mengukur peningkatan pengetahuan.

Page 22: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 22/29

22

BAB V

PENUTUP

Demikian proposal kegiatan penyediaan PMT (Pemberian Makanan

Tambahan) bagi balita yang terkena kasus BGM di Desa Sumbang Kecamatan

Sumbang Kabupaten Banyumas kami buat, agar dapat memberikan gambaran dan

 penjelasan tentang pelaksanaannya. Kami menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu hingga terlaksananya kegiatan tersebut. Semoga

dengan adanya kegiatan tersebut, status gizi balita di Desa Sumbang meningkat dan

kasus BGM menurun, pengetahuan dan pola asuh ibu balita di Desa Sumbang

semakin baik, asupan gizi pada balita semakin seimbang dengan adanya PMTsehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya Desa

Sumbang.

Page 23: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 23/29

23

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan

Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang. Ditjen Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak.

Balitbangkes. 2007.  Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS . Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

 __________. 2010. Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS . Jakarta: Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

 __________. 2013. Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS . Jakarta: Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RepublikIndonesia.

Riduwan. 2006.  Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Cetakan 4. Bandung:

Alfabeta.

Page 24: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 24/29

24

Lampiran 1

Formulir Pemantauan Mingguan PMT Pemulihan Berbasis Bahan Makanan Lokal Balita Bawah Garis Merah

Desa Sumbang Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas

September  –  Desember 2015

Nama : Desa :

Jenis Kelamin : Posyandu :

BB awal : Nama Kader :

PB atau TB awal : Pembina Desa :

Nama KK/Ibu : Puskesmas :

Alamat : Kecamatan :

 No Hari/Tanggal Nama Menu Bahan Utama Daya Terima Keterangan

Habis Tidak Habis

Page 25: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 25/29

25

Lampiran 2

Formulir Evaluasi Bulanan

PMT Pemulihan Berbasis Bahan Makanan Lokal Balita Bawah Garis MerahDesa Sumbang Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas

September  –  Desember 2015

 Nama Ibu/Pengasuh : Posyandu :

 Nama anak : Puskesmas :

Alamat : Bulan :

No Kegiatan

Jawaban

KeteranganYa Tidak

A. Pelaksanaan PMT Pemulihan 

1 Apakah makanan tambahan disukai balita?

2 Apakah makanan tambahan habis dimakan?

3 Selain mendapat PMT Pemulihan, apakah balita

tetap diberi makan seperti biasa?

B. Pola Pengasuhan Balita 

1 Kebiasaan makan :

Apakah ibu menyuapi anak ?

Selain PMT Pemulihan, makanan apa saja yang

diberikan kepada anak ibu?

2 Kebiasaan merawat anak

Apakah balita selalu diasuh oleh ibu?

3 Menjaga kebersihan

Apakah balita mandi minimal 2 x sehari ?

Apakah ibu mencuci tangan sebelum memberi

anak makan?

Apakah balita mencuci tangan sebelum makan ?

4 Kebiasaan memelihara kesehatan

Apakah ibu membawa balita ke nakes setiap sakit?

Page 26: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 26/29

26

C. Penerapan KADARZI 

1. Apakah anak Baduta diberi ASI? (Khusus ibu

Baduta)

2. Apakah anak Baduta diberi MP-ASI? (Khusus ibu

Baduta)

3. Apakah makanan keluarga beraneka ragam (nasi,

lauk pauk, sayur/buah)?

4. Apakah ibu menggunakan garam beryodium ?

5. Apakah balita diberi suplemen gizi (Vit A)?

D. Manfaat PMT Pemulihan 

1 Apakah ibu merasakan manfaat PMT Pemulihan

 bagi balita?

2 Apakah ada masukan/saran bagi kelangsungan

 program PMT Pemulihan?

Tanggal…………… 

Petugas Pemantau

(_________________)  

Page 27: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 27/29

27

Lampiran 3

Formulir Evaluasi Akhir PMT Pemulihan Berbasis Bahan Makanan Lokal Balita Bawah Garis Merah

Desa Sumbang Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas

September  –  Desember 2015

 No Nama Anak L/PTanggal

Lahir/Umur

 Nama

Orangtua

 Nama

Posyandu

Pengukuran AwalPerkembangan

Berat Badan

Pengukuran

AkhirKeterangan

BB

(kg)

TB atau

PB (cm)

Status

Gizi*)

Bulan

ke 1

Bulan

ke 2

BB

(kg)

TB atau

PB (cm)

*) status gizi berdasarkan BB/TB

Page 28: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 28/29

Page 29: Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

7/23/2019 Proposal Perencanaan Pangan & Gizi

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-perencanaan-pangan-gizi 29/29

29