perencanaan desa wisata citorek di kabupaten lebak …

6
SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 17 No. 2 Juli 2020 | 183 PERENCANAAN DESA WISATA CITOREK DI KABUPATEN LEBAK BANTEN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR VERNAKULAR Anggun Novitasari Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Email: [email protected] Putri Suryandari Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Email: [email protected] ABSTRAK Desa Wisata Citorek adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki karakeristik khusus yaitu penduduknya masih memegang kuat tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Hal ini menjadi potensi untuk dikembangkan dengan perencanaan yang matang. Pendekatan kepada penduduk setempat dilakukan untuk memberikan pembelajaran tentang kebudayaan dan potensi alam yang dapat dijadikan aset wisata, diantaranya adalah potensi arsitektur vernakular. Metode diskriptif kualitatif digunakan dalam proses identifikasi potensi desa, analisis serta solusi perencanaannya. Penelitian memberikan arahan dan solusi beberapa fasilitas yang dapat dirancang sebagai bagian dari desa wisata, yaitu agrowisata, galeri, sanggar, restoran, homestay dan masjid. KATA KUNCI: perencanaan, desa wisata, arsitektur vernakular PENDAHULUAN Pesona adat dan budaya yang dimiliki Desa Citorek ini sangat menarik. Masyarakat Citorek merupakan masyarakat beragama Islam yang masih memegang kuat tradisi nenek moyang mereka. Desa Citorek berada di pelosok Lebak Banten. Cara masyarakat Citorek mempertahankan tradisi, hampir sama dengan masyarakat adat Suku Baduy, dimana masyarakat Citorek merupakan masyarakat adat yang sangat menghargai para sesepuh atau pemimpin adat dan sangat taat terhadap aturan adat meskipun peraturan tersebut tidak tertulis (https://blog.pigijo.com/ mengeksplorasi-pesona-citorek-desa-budaya-nan- elok-di-pelosok-lebak-banten/, April 2018). Mayoritas masyarakat Citorek bekerja sebagai petani. Selain bertani, sebagian masyarakat adat Citorek juga memiliki mata pencaharian sebagai peternak ikan mas, dengan memanfaatkan aliran sungai yang ada. Masyarakat Citorek masih sangat memegang teguh adat istiadat yang sudah ada sejak zaman dahulu. Banyak terdapat leuit di setiap sudut desa yang merupakan salah satu benda warisan budaya. Leuit difungsikan sebagai gubuk tempat penyimpanan padi atau merupakan lumbung beras. Masyarakat Citorek memiliki aturan dalam melakukan penanaman padi. Terdapat tradisi Seren Taun, sebagai tradisi ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah setelah panen setiap tahunnya. Tradisi ini diantaranya berupa saresehan di rumah adat Kasepuhan, pertunjukan tarian tradisional dan ziarah kubur. Tradisi masyarakat adat yang kuat dan tampaknya belum banyak dikenal bila dibandingkan Suku Baduy, membuat daya tarik tersendiri untuk digali lebih dalam, sehingga muncul ide gagasan untuk membuat perencanaan Desa Wisata Citorek di Kabupaten Lebak Banten dengan penerapan konsep Arsitektur Vernakular. Tujuan perencanaan adalah mengangkat kembali potensi-potensi yang ada di Citorek dalam suatu kawasan wisata. Perencanaan ini diharapkan akan lebih mendorong masyarakat dan pemerintah agar lebih mengembangkan potensi yang ada serta akan mengembangkan kawasan Citorek dengan cara memanfaatkan potensi alam dan budaya yang ada serta melengkapi beberapa fasilitas yang belum ada. Sebagai suatu kawasan wisata yang unik, maka disyaratkan memiliki beberapa fasilitas untuk menunjang fungsi sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas yang biasanya ada di suatu kawasan desa wisata antara lain: sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata dapat menyediakan sarana penginapan berupa home stay, sehingga para pengunjung dapat menginap dan merasakan suasana pedesaan yang masih asli. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan 1. Memperkenalkan budaya Citorek kepada wisatawan lokal maupun asing 2. Memberdayakan masyarakat Citorek agar bertanggung jawab terhadap budaya dan lingkungannya. 3. Mengembangkan produk wisata desa. p-ISSN: 1411-8912 e-ISSN: 2714-6251 http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN DESA WISATA CITOREK DI KABUPATEN LEBAK …

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 17 No. 2 Juli 2020 | 183

PERENCANAAN DESA WISATA CITOREK DI KABUPATEN LEBAK BANTEN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR VERNAKULAR

Anggun Novitasari

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Email: [email protected]

Putri Suryandari

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Email: [email protected]

ABSTRAK Desa Wisata Citorek adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki karakeristik khusus yaitu penduduknya masih memegang kuat tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Hal ini menjadi potensi untuk dikembangkan dengan perencanaan yang matang. Pendekatan kepada penduduk setempat dilakukan untuk memberikan pembelajaran tentang kebudayaan dan potensi alam yang dapat dijadikan aset wisata, diantaranya adalah potensi arsitektur vernakular. Metode diskriptif kualitatif digunakan dalam proses identifikasi potensi desa, analisis serta solusi perencanaannya. Penelitian memberikan arahan dan solusi beberapa fasilitas yang dapat dirancang sebagai bagian dari desa wisata, yaitu agrowisata, galeri, sanggar, restoran, homestay dan masjid. KATA KUNCI: perencanaan, desa wisata, arsitektur vernakular

PENDAHULUAN

Pesona adat dan budaya yang dimiliki Desa Citorek ini sangat menarik. Masyarakat Citorek merupakan masyarakat beragama Islam yang masih memegang kuat tradisi nenek moyang mereka. Desa Citorek berada di pelosok Lebak Banten. Cara masyarakat Citorek mempertahankan tradisi, hampir sama dengan masyarakat adat Suku Baduy, dimana masyarakat Citorek merupakan masyarakat adat yang sangat menghargai para sesepuh atau pemimpin adat dan sangat taat terhadap aturan adat meskipun peraturan tersebut tidak tertulis (https://blog.pigijo.com/ mengeksplorasi-pesona-citorek-desa-budaya-nan-elok-di-pelosok-lebak-banten/, April 2018).

Mayoritas masyarakat Citorek bekerja sebagai petani. Selain bertani, sebagian masyarakat adat Citorek juga memiliki mata pencaharian sebagai peternak ikan mas, dengan memanfaatkan aliran sungai yang ada. Masyarakat Citorek masih sangat memegang teguh adat istiadat yang sudah ada sejak zaman dahulu. Banyak terdapat leuit di setiap sudut desa yang merupakan salah satu benda warisan budaya. Leuit difungsikan sebagai gubuk tempat penyimpanan padi atau merupakan lumbung beras. Masyarakat Citorek memiliki aturan dalam melakukan penanaman padi. Terdapat tradisi Seren Taun, sebagai tradisi ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah setelah panen setiap tahunnya. Tradisi ini diantaranya berupa saresehan di rumah adat Kasepuhan, pertunjukan tarian tradisional dan ziarah kubur.

Tradisi masyarakat adat yang kuat dan tampaknya belum banyak dikenal bila dibandingkan

Suku Baduy, membuat daya tarik tersendiri untuk digali lebih dalam, sehingga muncul ide gagasan untuk membuat perencanaan Desa Wisata Citorek di Kabupaten Lebak Banten dengan penerapan konsep Arsitektur Vernakular. Tujuan perencanaan adalah mengangkat kembali potensi-potensi yang ada di Citorek dalam suatu kawasan wisata. Perencanaan ini diharapkan akan lebih mendorong masyarakat dan pemerintah agar lebih mengembangkan potensi yang ada serta akan mengembangkan kawasan Citorek dengan cara memanfaatkan potensi alam dan budaya yang ada serta melengkapi beberapa fasilitas yang belum ada.

Sebagai suatu kawasan wisata yang unik, maka disyaratkan memiliki beberapa fasilitas untuk menunjang fungsi sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas yang biasanya ada di suatu kawasan desa wisata antara lain: sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata dapat menyediakan sarana penginapan berupa home stay, sehingga para pengunjung dapat menginap dan merasakan suasana pedesaan yang masih asli.

TUJUAN DAN SASARAN Tujuan

1. Memperkenalkan budaya Citorek kepada wisatawan lokal maupun asing

2. Memberdayakan masyarakat Citorek agar bertanggung jawab terhadap budaya dan lingkungannya.

3. Mengembangkan produk wisata desa.

p-ISSN: 1411-8912 e-ISSN: 2714-6251

http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika

Page 2: PERENCANAAN DESA WISATA CITOREK DI KABUPATEN LEBAK …

Perencanaan Desa Wisata Citorek Di Kabupaten Lebak Banten Dengan Pendekatan Arsitektur Vernakuler

184 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 17 No. 2 Juli 2020

Sasaran 1. Tersusunnya pemodelan kawasan desa wisata

yang didasari pembangunan kepariwisataan yang masih menerapkan kebudayaan yang ada di wilayah Citorek.

2. Menentukan pola penataan lanskap kawasan tapak, serta membuat kemungkinan alternatif pengembangannya dengan memadukan pembangunan melalui identifikasi dan analisis potensi.

TINJAUAN PUSTAKA Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata. Desa wisata merupakan sebuah kampung atau desa yang jauh dari perkotaan, dan memiliki suasana tradisional (Pujani, 2017).

Pengembangan suatu desa menjadi kawasan wisata, memerlukan beberapa komponen (Atmoko dalam Wijayanti & Indrawati, 2020) di antaranya:

1. Atraksi yang bersifat permanen dengan lokasi yang tetap, seperti atraksi wisata alam dan atraksi bersifat sementara dengan lokasi dapat berpindah tempat, misalnya upacara adat, pagelaran.

2. Akomodasi 3. Unsur kelembagaan 4. Fasilitas pendukung wisata 5. Infrastruktur 6. Transportasi 7. Sumber daya alam 8. Sosial budaya

METODE PENELITIAN Penelitian ini mendasari proses perencanaan dan perancangan Desa Wisata Citorek Lebak Banten. Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara secara kualitatif diskriptif. Observasi lapangan terhadap kondisi fisik bangunan meliputi variabel konstruksi bangunan (bentuk dan material) dan variabel sumber daya alam. Observasi non fisik berupa pengamatan aktivitas masyarakat sebagai variabel bebas yang mempengaruhi bentuk bangunan yang akan dirancang.

Wawancara secara bebas dilakukan terhadap masyarakat dan tokoh masyarakat setempat. Peneliti

dalam hal ini dapat berbaur dengan masyarakat, dan terkondisi natural, sehingga data tentang harapan dan keinginan masyarakat terhadap pengembangan desa dapat diperoleh dengan mudah.

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Material Kondisi alam yang sudah berubah menyebabkan adanya perubahan penggunaan material bangunan, yang mendasari konsep disain. Transformasi material bangunan meliputi:

1. Material atap Perubahan material atap yang sebelumnya

menggunakan daun pinang sebagai penutup atapnya, telah berubah menggunakan material genteng. Hal ini diakibatkan karena perubahan iklim dan lingkungan sekitar perkampungan, sehingga sulit mendapatkan material seperti sebelumnya (daun pinang).

2. Material bukaan Bukaan atau jendela yang ada di bangunan

dahulu menggunakan bamboo, dan sekarang telah berubah menggunakan kusen kayu. Hal ini dikarenakan sulitnya mendapatkan bambu di sekitar perkampungan.

Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pelaku aktivitas di Desa Wisata Citorek adalah penduduk setempat, pengelola desa wisata dan pengunjung (tamu). Aktivitas sehari-hari masyarakat tetap berjalan seperti biasa dan hal itu menjadi salah satu objek wisata bersifat alamiah. Aktivitas lain dipersiapkan untuk mendukung keberhasilan desa wisata, seperti membuat kerajinan dan menjualnya sebagai souvenir, latihan menari, membuka rumah makan, dan sebagainya.

Berdasarkan amatan di lapangan dan kebutuhan komponen pendukung desa wisata (Wijayati dalam Atmoko, 2019), maka kebutuhan ruang sesuai aktivitas adalah sebagai berikut:

1. Kantor Pengelola 2. Restoran 3. Agrowisata 4. Sanggar Beladiri 5. Sanggar Tari 6. Sanggar Musik 7. Galeri 8. Pusat Suvenir 9. Masjid 10. Homestay

Ruang-ruang yang dibutuhkan harus dianalisis besaran ruangnya, berdasarkan ketersediaan tapak/site yang dirancang. Site adalah Desa Citorek dengan luas 5 hektar seperti Gambar 1 dan 2.

Page 3: PERENCANAAN DESA WISATA CITOREK DI KABUPATEN LEBAK …

Anggun Novitasari, Putri Suryandari

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 17 No. 2 Juli 2020 | 185

Lokasi tapak yang terpilih (Gambar 1) berada di

Desa Citorek, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Lebak Banten, dengan data fisik:

a. Luas Lahan : ± 5ha b. KDB (Koefisien Dasar Bangunan) : 20% c. KLB (Koefisien Lantai Bangunan) : 1,2 d. KDH (Koefisien Dasar Hijau) : 30% e. GSB (Garis Sempadan Bangunan) : 2,5m f. GSP (Garis Sempadan Pantai) : 100m

Pemilihan site (Gambar 2) sebagai lokasi rancangan didasarkan pada kedekatannya dengan potensi alam yang ada dan pemandangan sebagai daya tarik. Site terpilih akan digunakan sebagai tempat berdirinya beberapa bangunan penunjang wisata dan luas setiap bangunan sebagaimana Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Kebutuhan ruang luar dan luasnya

Luas ruang luar yang dirancang untuk mendukung desa wisata memiliki luas total 8.347 m2.

Sedangkan kebutuhan bangunan dan luasnya sebagaimana ada dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kebutuhan ruang dan luas nya

Luas total bangunan adalah 10.271 m2 atau lebih kurang 1 hektar.

Penataan Masa Bangunan : Cluster Pola penataan masa bangunan dalam site adalah cluster, dengan alasan bahwa pola cluster sesuai dengan keadaan dan fungsi kawasan yang bersifat kawasan desa wisata, sehingga pengunjung akan lebih mudah melihat bangunan-bangunan yang terdapat di dalam tapak selama berjalan menyusuri tapak. Dengan begitu pola sirkulasi menyesuaikan dengan pola tata masa bangunan. Tata masa bangunan terlihat dalam Gambar 3.

Gambar 3. Block Plan

(sumber: analisis penulis, 2019)

Bentuk Masa Bangunan Bentuk tata massa bangunan adalah majemuk. Hal ini dikarenakan massa bangunan terdiri lebih dari satu dan mengedepankan tema vernakular yang diangkat. Ciri vernakuler dalam penataan bentuk masa bangunan adalah bahwa vernakular dirancang secara kontekstual berdasarkan situasi di tempat berdirinya bangunan dan sangat memperhatikan penataan masa bangunan, serta semua massa

1 Outbound 1.78

2 Jogging Track 1.587

3 Kolam Renang 1.98

4 Agrowisata 3

7 Lahan Parkir 1.083,4

No Nama Ruang Luas (m2)

No Keterangan Luas (m2)

1 Kantor Pengelola 246,816

2 Restoran 1.195,584

3 Agrowisata 1.047,6

4 Sanggar Beladiri 1.70,976

5 Sanggar Tari 1.74,576

6 Sanggar Beladiri 1.656

7 Sanggar Musik 142,176

8 Galeri 170,98

9 Pusat Suvenir 648,72

10 Masjid 787

11 Homestay 3.359

12 Amphitheater 846,576

Gambar 1. Peta Citorek (sumber: wikimapia, 2019)

Gambar 2. Site terpilih

Page 4: PERENCANAAN DESA WISATA CITOREK DI KABUPATEN LEBAK …

Perencanaan Desa Wisata Citorek Di Kabupaten Lebak Banten Dengan Pendekatan Arsitektur Vernakuler

186 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 17 No. 2 Juli 2020

bangunan saling berkaitan dengan bangunan utamanya (Kustianingrum, Salahudin, & Annas Yusuf, 2012). Bentuk masa bangunan yang berjumlah satu massa bangunan pada satu site dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Masa Tunggal

(sumber: analisis penulis, 2019)

Massa bangunan tunggal membentuk massa majemuk, yitu massa bangunan yang berjumlah lebih dari satu massa bangunan pada satu site dan biasanya fungsi bangunannya berkaitan dengan fungsi bangunan utama pada site tersebut. Massa majemuk dapat dilihat dalam Gambar 5.

Gambar 5. Massa Majemuk

(sumber: analisis penulis, 2019)

Desain kawasan Desa Wisata Citorek ini menggunakan massa bangunan majemuk. Hal ini dilandasi pendekatan tema vernakular yang lebih tepat untuk diterapkan di desa wisata ini. Bangunan berupa massa majemuk dan semua massa bangunan saling berkaitan dengan bangunan utamanya.

Arsitektur Bentuk Bangunan

Bentuk arsitektur bangunan pada kawasan Desa Wisata Citorek ini, menyesuaikan bangunan yang sudah ada, dimana banyak mengadopsi ciri arsitektur vernakular Sunda yaitu rumah adat Sulah Nyanda.

Arsitektur vernakuler rumah adat Sulah Nyanda sangat sesuai untuk diaplikasikan sebagai homestay, disebabkan rumah terdiri atas beberapa ruang layaknya rumah tinggal, dan lebih menarik lagi terdapat teras di depan dan belakang rumah. Teras tanpa pagar berfungsi sebagai tempat santai sambal menikmati pemandangan alam yang indah.

Terdapat beberapa type homestay; couple standar, couple regular dan family. Type homestay

yang beragam dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.

Beberapa bangunan lain yang berfungsi untuk atraksi, akomodasi, kelembagaan, fasilitas pendukung wisata didisain dengan memperhatikan bentuk dan konstruksi, termasuk penggunaan material bangunan, yang tersedia di alam. Beberapa disain homestay dapat dilihat dalam Gambar 6 dan 7.

Gambar 6. Bentuk bangunan homestay

(sumber: analisis penulis, 2019)

Gambar 7 (a). Homestay couple reguler

Gambar 7 (b). Homestay couple standard

Gambar 7 (c). Homestay family

Page 5: PERENCANAAN DESA WISATA CITOREK DI KABUPATEN LEBAK …

Anggun Novitasari, Putri Suryandari

SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 17 No. 2 Juli 2020 | 187

Massa majemuk fungsi Homestay couple reguler

Massa majemuk fungsi Homestay couple standard

Massa majemuk fungsi Homestay family

Fasilitas restoran

Fasilitas gallery dan souvenir

Fasilitas sanggar seni

Fasilitas masjid

Gambar 8. Penataan massa majemuk (fasilitas Desa Wisata Citorek) di dalam site beserta fungsi nya (sumber: Analisa Penulis, 2019)

Gambar 9. Beberapa visualisasi fasilitas di Desa Wisata Citorek (sumber: Analisa Penulis, 2019)

Page 6: PERENCANAAN DESA WISATA CITOREK DI KABUPATEN LEBAK …

Perencanaan Desa Wisata Citorek Di Kabupaten Lebak Banten Dengan Pendekatan Arsitektur Vernakuler

188 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, Vol. 17 No. 2 Juli 2020

KESIMPULAN

Arsitektur vernakuler di Desa Citorek Kabupaten Lebak Banten kembali diangkat dan diaplikasikan dalam beberapa bentuk bangunan, sebagai pendukung pembangunan Desa Wisata. Ketersediaan bahan bangunan yang semakin punah, seperti daun pinang dan bambu, bukan berarti membuat bentuk bangunannya pun semakin terabaikan. Hal ini bukan menjadi penghalang bangkitnya Desa Citorek menjadi desa tujuan wisata, dan salah satunya kebangkitan melalui transformasi bahan bangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Kustianingrum, D., Salahudin, F., & Annas Yusuf, A. M. (2012). Kajian Tatanan Massa dan Bentuk Bangunan Terhadap Konsep Ekologi di Griyo Tawang Solo. Bandung: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITENAS.

Pujani, I. N. (2017). Kajian Penyusunan kriteria-kriteria desa wisata sebagai instrumen dasar pengembangan desa wisata. Jurnal Analisis Pariwisata, 3.

Putri Suryandari, Concept of Sustainable Housing Design and Material construction in the Tropis, Proceedings of the 1st Workshop on Multidisciplinary and Its Application Part 1, WMA-01 2018, 19-20 January 2018, Aceh, Indonesia.

Wijayanti, D. P., & Indrawati. (2020). Potensi Kampung Kedunggudel Sebagai Kampung Wisata Di Kelurahan Kenep Sukoharjo. Sinektika Jurnal Arsitektur, 73-79.

http://desawisatakotagede.blogspot.com/2016/01/teori-desa-wisata.html. [Accessed: 20-Mar-2019]