perdarahan dan luka

7
Beberapa prinsip umum manajemen kegawatdaruratan adalah yaitu : 1.Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir sebelum bertindak (jangan panik). 2.Sadar peran perawat dalam menghadapi korban dan wali/saksi. .!elakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang mengancam jiwa (henti napas" nadi tidak teraba" perdarahan hebat" keracunan). #.!elakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan secara menyeluruh. $.%ertahankan korban pada posisi datar atau sesuai (kecuali jika ada ortopnea)" lindungi korban kedinginan. &.'ika korban sadar" jelaskan apa yang terjadi" berikan bantuan untuk menenangkan dan yakinkan ditolong. . indari mengangkat/memindahkan yang tidak perlu" memindahkan jika hanya ada kondisi yang membahayakan. *.'angan diberi minum jika ada trauma abdomen atau perkiraan kemungkinan tindakan anastesi umum dalam waktu dekat. +.'angan dipindahkan (ditransportasi) sebelum pertolongan pertama selesai dilakukan dan terdap alat transportasi yang memadai. ,erdapat lima prosedur umum yang memberikan keseluruhan kerangka kerja pada penanganan pasien kegawatdaruratan : 1.!emeriksa situasi -n ormasi yang cepat dan tepat harus dikumpulkan dan diinterpretasikan ole penolong pertama" terutama mengenai penyebab" riwayat kejadian" riwayat penyakit pasien termasu obat obatan yang telah digunakan. Bila pengkajian dilakukan dengan cepat pada suatu kasus akan menolong menentukan prioritas dan mencegah komplikasi yang utama. 2.!enentukan si at dan kedalam cidera" penyakit atau masalah masalah. 0alam menentukan si at kedalam dari suatu kegawatdaruratan" si at berarti tipe seperti jantung" paru paru atau trauma. adang hal ini tumpang tindih antara satu sistem dengan sistem lain seperti jantung paru paru. egawatdaruratan dalam konteks ini harus dilihat sebagai perkiraan resiko kehidupan atau tahapa perkembangan kegawatdaruratan. a.%emeriksaan pasien 1)!emeriksa tanda tanda ital 2)!emeriksa perdarahan yang hebat )!emeriksa keracunan internal #)!emeriksa syok $)!emeriksa bagian bagian tubuh

Upload: edo-putra-priyantomo

Post on 04-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gvhbh

TRANSCRIPT

Beberapa prinsip umum manajemen kegawatdaruratan adalah yaitu : 1.Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir sebelum bertindak (jangan panik). 2.Sadar peran perawat dalam menghadapi korban dan wali/saksi. 3.Melakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang mengancam jiwa (henti napas, nadi tidak teraba, perdarahan hebat, keracunan). 4.Melakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan secara menyeluruh. 5.Pertahankan korban pada posisi datar atau sesuai (kecuali jika ada ortopnea), lindungi korban dari kedinginan. 6.Jika korban sadar, jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk menenangkan dan yakinkan akan ditolong. 7.Hindari mengangkat/memindahkan yang tidak perlu, memindahkan jika hanya ada kondisi yang membahayakan. 8.Jangan diberi minum jika ada trauma abdomen atau perkiraan kemungkinan tindakan anastesi umum dalam waktu dekat. 9.Jangan dipindahkan (ditransportasi) sebelum pertolongan pertama selesai dilakukan dan terdapat alat transportasi yang memadai.

Terdapat lima prosedur umum yang memberikan keseluruhan kerangka kerja pada penanganan pasien kegawatdaruratan : 1.Memeriksa situasi Informasi yang cepat dan tepat harus dikumpulkan dan diinterpretasikan oleh penolong pertama, terutama mengenai penyebab, riwayat kejadian, riwayat penyakit pasien termasuk obat-obatan yang telah digunakan. Bila pengkajian dilakukan dengan cepat pada suatu kasus akan menolong menentukan prioritas dan mencegah komplikasi yang utama. 2.Menentukan sifat dan kedalam cidera, penyakit atau masalah-masalah. Dalam menentukan sifat dan kedalam dari suatu kegawatdaruratan, sifat berarti tipe seperti jantung, paru-paru atau trauma. Kadang hal ini tumpang tindih antara satu sistem dengan sistem lain seperti jantung paru-paru. Kegawatdaruratan dalam konteks ini harus dilihat sebagai perkiraan resiko kehidupan atau tahapan perkembangan kegawatdaruratan. a.Pemeriksaan pasien 1)Memeriksa tanda-tanda vital 2)Memeriksa perdarahan yang hebat 3)Memeriksa keracunan internal 4)Memeriksa syok 5)Memeriksa bagian-bagian tubuh 6)Memeriksa penyakit yang timbul mendadak dan kondisi nontraumatik. b.Tanda-tanda dan gejala-gejala yang penting 7)Menentukan tingkat kesadaran 8)Warna kulit 9)Pernafasan 10)Denyut nadi 11)Pupil 12)Nyeri 13)Kemampuan bergerak 14)Bengkak 15)Deformitas 16)Perdarahan dari orificium 17)Mual / muntah 18)Kejang Memberikan pertolongan pertama yang tepat Seleksi terhadap prosedur pertolongan pertama tergantung pada interpretasi data. Pengkajian pasien dimulai dengan mengevaluasi tanda-tanda vital dan proses yang sangat serius sampai yang kurang serius, sehingga sistem prioritas yang sama dapat dilakukan pada pemberian pertolongan pertama. Penanganan kegawatdaruratan yang mengancam kehidupan harus segera dilakukan lebih dulu daripada kondisi-kondisi yang kurang serius. Segera setelah kondisi serius dilakukan perawatan, maka penolong pertama dapat beralih ke kondisi kurang serius. Cardiopulmonary arrest dan perdarahan hebat merupakan prioritas utama. Waktu merupakan suatu faktor krisis disini. Keracunan dan syok berat juga merupakan priorotas tertinggi. Prioritas selanjutnya adalah kegawatdaruratan yang membutuhkan tindakan medis segera segera jika kehidupan / nyawa masih dapat dipertahankan. Hal ini termasuk koma, serangan jantung, CVA, luka bakar berat, stroke dan kegawatdaruratan bedah seperti kerusakan limpa dan perdarahan internal lainnya. Kesulitan atau komplikasi dalam persalinan juga dipertimbangkan sebagai prioritas kegawatdaruratan tinggi. Bila cidera atau kondisi medis yang mengancam jiwa sudah diatasi, pengkajian dilanjutkan dengan sistematis. 4.Memberikan otoritas dan mengatur pemindahan. Penolong pertama sewaktu memulai pertolongannya harus menginstruksikan orang yang ada disekitarnya untuk meminta bantuan. Jika penolong sendirian perlu untuk memberikan pertolongan pertama yang vital bagi kehidupan dan harus dilakukan rujukan ke rumah sakit yang lebih tinggi bila peralatan dan petugas kurang memadai. 5.Lengkapi tindakan lanjutan (follow up). Merupakan prosedur-prosedur yang mendukung, mengganti dan menyertai pertolongan pertama. Kisaran dari yang umum ke perawatan teknis. Pada dasarnya pertolongan pertama harus mempertimbangkan hal-hal ini sebagai prosedur perawatan lanjutan : a.Mempertahankan jalan napas dan cek tanda-tanda vital. b.Memberikan rasa nyaman pasien bila mungkin c.Mempertahankan suhu tubuh d.Memberikan dukungan mental. e.Memberikan cairan kecuali kontraindikasi f.Mengontrol orang yang melihat kejadian g.Menyimpan rujukan. Tetapi untuk kegawatdaruratan mayor, urutan lima prosedur ini bisa mengalami perubahan tergantung situasinya. Sebagai contoh pengaturan otoritas dan pemindahan pasien bisa dilakukan sebelum prosedur pertolongan pertama selesai. Dalam beberapa jenis keadaan kegawatdaruratan yang telah disepakati pimpinan masing-masing rumah sakit, maka perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat dapat bertindak langsung sesuai dengan prosedur tetap rumah sakit yang berlaku. Peran ini sangat dekat kaitannya dengan upaya penyelamatan jiwa pasien secara langsung. Dalam kegawatdaruratan diperlukan 3 kesiapan, yakni : 1.Siap mental, dalam arti bahwa emergency can not wait. Setiap unsur yang terkait termasuk perawat harus menghayati bahwa aritmia dapat membawa kematian dalam 1 2 menit. Apnea atau penyumbatan jalan napas dapat mematikan dalam 3 menit. 2.Siap pengetahuan dan ketrampilan. Perawat harus mempunyai bekal pengetahuan teoritis dan patofisiologi berbagai penyakit organ tubuh penting. Selain itu juga keterampilan manual untuk pertolongan pertama. 3.Siap alat dan obat. Pertolongan pasien gawat darurat tidak dapat dipisahkan dari penyediaan/logistik peralatan dan obat-obatan darurat.

http://jhonkarto.blogspot.com/2009/02/kegawat-daruratan.htmlPingsanPingsan adalah suatu keadaan seseorang kehilangan kesadarannya dimana nafas dan nadi orang tersebut masih baik. Pingsan dapat terjadi karena kurangnya oksigen yang menuju ke otak. Jadi bila ada orang pingsan, yang pertama kali anda lakukan adalah :1. Baringkan dengan posisi kepala lebih rendah dari dada dan kaki. Hal ini bertujuan agar lebih banyak darah yang mengalir ke otak.2. Periksa pernafasan dan nadinya.3. Pakaian yang kencang dilonggarkan.4. Bila tidak ada sebab lain, biasanya akan siuman/sadar setelah beberapa menit.LukaYang dimaksud disini adalah luka di kulit yang mengakibatkan lecet/robeknya jaringan kulit. Hentikan perdarahan dengan cara:1. Tekan luka dengan kain bersih dan posisikan luka hingga lebih tinggi dari dada. Lakukan hingga 10-15 menit. Bila luka tetap berdarah atau terlihat jaringan kulit yang robek, bawa ke dokter untuk penjahitan luka bila diperlukan.2. Bersihkan luka dengan air steril/rivanol. Hindari penggunaan alkohol.3. Beri antiseptic (betadine dll).4. Balut luka.5. Jika parah segera bawa ke rumah sakit terdekat.http://www.bayisehat.com/safety-a-first-aid-mainmenu-41/276-pertolongan-pada-mimisan-dan-luka-bakar.html

Hidung berdarah (Kedokteran: epistaksis atau Inggris: epistaxis) atau mimisan adalah satu keadaan pendarahan dari hidung yang keluar melalui lubang hidung.Sering ditemukan sehari-hari, hampir sebagian besar dapat berhenti sendiri. Harus diingat epitaksis bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari suatu kelainan.

Ada dua tipe pendarahan pada hidung:Tipe anterior (bagian depan). Merupakan tipe yang biasa terjadi.Tipe posterior (bagian belakang).Dalam kasus tertentu, darah dapat berasal dari sinus dan mata. Selain itu pendarahan yang terjadi dapat masuk ke saluran pencernaan dan dapat mengakibatkan muntah.PenyebabSecara Umum penyebab epistaksis dibagi dua yaitu: Lokal dan SistemikLokalPenyebab lokal terutama trauma, sering karena kecelakaan lalulintas, olah raga, (seperti karena pukulan pada hidung)yang disertai patah tulang hidung(seperti pada gambar di halaman ini),mengorek hidung yang terlalu keras sehingga luka pada mukosa hidung, adanya tumor di hidung, ada benda asing (sesuatu yang masuk ke hidung) biasanya pada anak-anak, atau lintah yang masuk ke hidung, alergi dan infeksi atau peradangan hidung dan sinus (rinitis dan sinusitis)SistemikPenyebab sistemik artinya penyakit yang tidak hanya terbatas pada hidung, yang sering meyebabkan mimisan adalah hipertensi, infeksi sistemik seperti penyakit demam berdarah dengue atau cikunguya, kelainan darah seperti hemofili, autoimun trombositipenic purpura.TraumaPerdarahan hidung dapat terjadi setelah trauma ringan, misalnya mengeluarkan ingus secara tiba-tiba dan kuat, mengorek hidung, dan trauma yang hebat seperti terpukul, jatuh atau kecelakaan. Selain itu juga dapat disebabkan oleh iritasi gas yang merangsang, benda asing di hidung dan trauma pada pembedahan.InfeksiInfeksi hidung dan sinus paranasal seperti rhinitis atau sinusitis juga dapat menyebabkan perdarahan hidung.NeoplasmaHemangioma dan karsinoma adalah yang paling sering menimbulkan gejala epitaksis.KongenitalPenyakit turunan yang dapat menyebabkan epitaksis adalah telengiaktasis hemoragik herediterPenyakit kardiovaskularHipertensi dan kelainan pada pembuluh darah di hidung seperti arteriosklerosis, sirosis, sifilis dan penyakit gula dapat menyebabkan terjadinya epitaksis karena pecahnya pembuluh darah.Kelainan DarahTrombositopenia, hemophilia, dan leukemiaInfeksi sistemikDemam berdarah, Demam tifoid, influenza dan sakit morbiliPerubahan tekanan atmosferCaisson disease (pada penyelam)Gejala dan TandaPerdarahan dari hidung, gejala yang lain sesuai dengan etiologi yang bersangkutan.Epitaksis berat, walaupun jarang merupakan kegawatdaruratan yang dapat mengancam keselamatan jiwa pasien, bahkan dapat berakibat fatal jika tidak cepat ditolong. Sumber perdarahan dapat berasal dari depan hidung maupun belakang hidung. Epitaksis anterior (depan) dapat berasal dari pleksus kiesselbach atau dari a. etmoid anterior. Pleksus kieselbach ini sering menjadi sumber epitaksis terutama pada anak-anak dan biasanya dapat sembuh sendiri.Epitaksis posterior (belakang) dapat berasal dari a. sfenopalatina dan a etmoid posterior. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti sendiri. Sering ditemukan pada pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan penyakit jantung.Beberapa pemeriksaan yang diperlukan adalah Pemeriksaan darah Lengkap dan Fungsi HemostasisPatofisiologiSemua pendarahan hidung disebabkan lepasnya lapisan mukosa hidung yang mengandung banyak pembuluh darah kecil. Lepasnya mukosa akan disertai luka pada pembuluh darah yang mengakibatkan pendarahan.PenatalaksanaanAliran darah akan berhenti setelah darah berhasil dibekukan dalam proses pembekuan darah. Sebuah opini medis mengatakan bahwa ketika pendarahan terjadi, lebih baik jika posisi kepala dimiringkan ke depan (posisi duduk)untuk mengalirkan darah dan mencegahnya masuk ke kerongkongan dan lambung.Pertolongan pertama jika terjadi mimisan adalah dengan memencet hidung bagian depan selama tiga menit. Selama pemencetan sebaiknya bernafas melalui mulut. Perdarahan ringan biasanya akan berhenti dengan cara ini. Lakukan hal yang sama jika terjadi perdarahan berulang, jika tidak berhenti sebaiknya kunjungi dokter untuk bantuan.Untuk pendarahan hidung yang kronis yang disebabkan keringnya mukosa hidung, biasanya dicegah dengan menyemprotkan salin pada hidung hingga tiga kali sehari.Jika disebabkan tekanan, dapat digunakan kompres es untuk mengecilkan pembuluh darah (vasokonstriksi). Jika masih tidak berhasil, dapat digunakan tampon hidung. Tampon hidung dapat menghentikan pendarahan dan media ini dipasang 1-3 hari.Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epitaksis adalahMenghentikan perdarahanMencegah komplikasi yang timbul akibat perdarahan seperti syok atau infeksiMencegah berulangnya epitaksisJika pasien dalam keadaan gawat seperti syok atau anemia lebih baik diperbaiki dulu keadaan umum pasien baru menanggulangi perdarahan dari hidung itu sendiri.Menghentikan perdarahanMenghentikan perdarahan secara aktif dengan menggunakan kaustik atau tampon jauh lebih efektif daripada dengan pemberian obat-obat hemostatik dan menunggu darah berhenti dengan sendirinya. Jika pasien datang dengan perdarahan maka pasien sebaiknya diperiksa dalam keadaan duduk, jika terlalu lemah pasien dibaringkan dengan meletakan bantal di belakang punggung pasien.Sumber perdarahan dicari dengan bantuan alat penghisap untuk membersihkan hidung dari bekuan darah , kemudian dengan menggunakan tampon kapas yang dibasahi dengan adrenalin 1/ 10000 atau lidokain 2 % dimasukan ke dalam rongga hidung untuk menghentikan perdarahan atau mengurangi nyeri, dapat dibiarkan selama 3 -5 menitPerdarahan AnteriorDapat menggunakan alat kaustik nitras argenti 20-30% atau asam triklorasetat 10% atau dengan elektrokauter. Bila perdarahan masih berlangsung maka dapat digunakan tampon anterior (kapas dibentuk dan dibasahi dengan adrenalin +Vaseline) tampon ini dapat digunakan sampai 1-2 hari.Perdarahan PosteriorPerdarahan biasanya lebih hebat dan lebih sukar dicari, dapat dilihat dengan menggunakan pemeriksaan rhinoskopi posterior. Untuk mengurangi perdarahan dapat digunakan tampon BeelloqkMencegah komplikasi, sebagai akibat dari perdarahan yang berlebihan, dapat terjadi syok atau anemia, turunya tekanan darah yang mendadak dapat menimbulkan infark serebri, insufisiensi koroner, atau infark miokard, sehingga dapat menyebabkan kematian. Dalam hal ini harus segera diberi pemasangan infus untuk membantu cairan masuk lebih cepat. Pemberian antibiotika juga dapat membantu mencegah timbulnya sinusitis, otitis media akibat pemasangan tampon.KomplikasiKematian akibat pendarahan hidung adalah sesuatu yang jarang. Namun, jika disebabkan kerusakan pada arteri maksillaris dapat mengakibatkan pendarahan hebat melalui hidung dan sulit untuk disembuhkan. Tindakan pemberian tekanan, vasokonstriktor kurang efektif. Dimungkinkan penyembuhan struktur arteri maksillaris (yang dapat merusak saraf wajah) adalah solusi satu-satunyahttp://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=Fraktur+Nasal+akibat+kecelakaan+lalu+lintas