perda nomor 10 tahun 2004 ttg retribusi pelayanan ... file- 2 - b. bahwa pelayanan pengukuran kapal,...
TRANSCRIPT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
TAHUN : 2004 NOMOR : 30
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU
NOMOR 10 TAHUN 2004
TENTANG
RETRIBUSI PELAY ANAN PENGUKURAN KAPAL, SERTIF IKAT KESEMPURNAAN KAPAL, DISPENSASI PENUMPANG
DAN REGISTRASI KAPAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BERAU,
Menimbang : a. untuk mengendalikan dan menjamin keselamatan
penumpang, barang dan alat angkutan serta
memberikan perlindungan terhadap pemakai jasa,
perlu mengatur Retribusi Pelayanan Pengukuran
Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi
Penumpang dan Registrasi Kapal;
- 2 -
b. bahwa pelayanan pengukuran kapal, sertifikat
kesempurnaan kapal, dispensasi penumpang dan
registrasi kapal merupakan salah satu sumber
pendapatan yang potensi dari sektor transportasi
laut dan sungai;
c. bahwa retribusi merupakan salah satu sumber
pendapatan daerah yang penting guna membiayai
penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan
di daerah guna menunjang pelaksanaan Otonomi
Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab;
d. bahwa sehubungan dengan a, b dan c tersebut
diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran
Negara Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan
Undang - undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953
tentang pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan
(Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1820) sebagai Undang -
undang;
2. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab
Undang - undang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209) ;
- 3 -
3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992
Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3493);
2. Undang - undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas (PERSEROAN) Lembaran
Negara Tahun 1955 Nomor 13, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3587);
3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3685) sebagaimana diubah dengan
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang
Perubahan Atas Undang - undang Nomor 18 Tahun
1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3839);
- 4 -
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Nomor 1999
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3848);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang
Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara
Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
3724);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang
Perusahaan Perseroan (PERSEROAN) (Lembaran
Negara Tahun 1998 Nomor 15, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3731), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan
Perseroan (PERSEROAN) (Lembaran Negara Tahun
2001 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4101);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998
tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran
Negara Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara 3724);
- 5 -
9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999
tentang Angkutan Di Perairan (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 187, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3907);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah
Propinsi sebagai daerah otonom (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3952);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001
tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun
2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4139);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001
tentang Kepalabuhan (Lembaran Negara Tahun
2001 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4145);
13. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999
tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang –
undangan dan Bentuk Rancangan Undang-
undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan
Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 70);
- 6 -
14. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 08 Tahun
1991 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Berau
(Lembaran Daerah Seri D Nomor 05 Tahun 1993);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun
2002 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten
Berau (Lembaran Daerah Nomor 56 Tahun 2002);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 26 Tahun
2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas-Dinas Daerah di Kabupaten Berau
(Lembaran Daerah Nomor 53 Tahun 2002);
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENGUKURAN KAPAL, SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL, DISPENSASI PENUMPANG DAN REGISTRASI KAPAL.
- 7 -
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah atau Kabupaten adalah Kabupaten Berau;
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta
Perangkat Daerah yang lain sebagai Badan Eksekutif
Daerah;
3. Kepala Daerah adalah Bupati Berau;
4. Dinas Pendapatan Daerah, selanjutnya disingkat Dispenda
adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Berau;
5. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan
Kabupaten Berau;
6. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu
di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku;
7. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
- 8 -
lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah
dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga,
bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya;
8. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Berau;
9. Pelayaran adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan angkutan diperairan, kepelabuhan serta
keamanan dan keselamatannya;
10. Kapal adalah Kendaraan air dengan bentuk dan
jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga
mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk
kendaraan yang berdaya dukung dinamis,
kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung
dan bangunan terapung yang tidak berpindah-
pindah;
11. Pas Kecil Kapal selanjutnya disebut Pas Kapal
adalah salah satu surat kapal untuk ukuran < GT. 7
(Tujuh Gross Tonage) yang berada di kapal
apabila kapal akan berlayar dalam pas kecil
kapal dicantumkan data umum ukuran dan tonase
kapal yang bersangkutan;
- 9 -
12. Sertifikat Kesempurnaan Kapal selanjutnya disebut
Sertifikat Kesempurnaan adalah salah satu dari
surat - surat kapal yang harus berada di kapal saat
kapal akan berlayar, isinya menyatakan bahwa
kapal tersebut telah memenuhi persyaratan
kesempurnaan dan perlengkapan untuk berlayar
pada perairan tertentu;
13. Pengukuran Kapal adalah untuk menentukan ukuran
tonase kapal;
14. Registrasi Kapal adalah Pendaftaran Kapal /
Perpanjangan pas kapal;
15. Dispensasi Penumpang adalah surat penetapan
pemberian dispensasi penumpang terhadap kapasitas
muat kapal;
16. Retribusi Perizinan tertentu adalah Retribusi atas
kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau
badan yang dimaksudkan untuk pembinaan,
pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas
kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber
daya alam, barang, prasarana, atau fasilitas tertentu
guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan;
- 10 -
17. Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal, Sertifikat
Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang
dan Registrasi Kapal, yang selanjutnya disebut
Retribusi adalah Pembayaran atas jasa pelayanan
pengukuran kapal, penerbitan sertifikat kesempurnaan
kapal, penerbitan dispensasi penumpang dan
registrasi kapal oleh Pemerintah Daerah;
18. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan
yang menurut peraturan perundang - undangan
retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retibusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi
tertentu;
19. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu
yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi
untuk memanfaatkan jasa pelayanan penyediaan
tempat tambat kapal dan bongkar muat barang
dari Pemerintah Daerah;
20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat
disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi
yang menentukan besarnya pokok retribusi;
21. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang disingkat
STRD adalah surat untuk melakukan tagihan
retribusi dan atau sangsi administrasi berupa bunga
dan atau denda;
- 11 -
BAB II
PERIZINAN
Pasal 2
(1) Setiap Kapal yang akan berlayar wajib memiliki
Pas Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi
Penumpang dan Registrasi Kapal;
(2) Untuk memperoleh Pas Kapal, Sertifikat Kesempurnaan
Kapal, Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal
sebagaimana dimaksud ayat (1) Pemohon harus
mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Kepala Daerah melalui Dinas Perhubungan;
(3) Dinas Perhubungan menerbitkan Pas Kapal, Sertifikat
Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang dan
Registrasi Kapal dengan kapasitas kapal dari
ukuran GT-1 sampai dengan < GT - 7;
- 12 -
Pasal 3
(1) Persyaratan permohonan Penerbitan Pas Kapal,
Sertifikat Kesempurnaan Kapal, dan Registrasi Kapal
sebagai berikut :
a. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);
b. Surat Keterangan Kepemilikan Kapal dari Lurah /
Kepala Kampung setempat ;
c. Surat Keterangan Pembuatan Badan Kapal;
d. Foto Copy Kwitansi Pembelian Mesin;
(2) Khusus untuk persyaratan permohonan penerbitan
Dispensasi Penumpang diberi batas khusus sebagai
berikut :
a. Foto Copy Pas Kapal;
b. Foto Copy Sertifikat Kesempurnaan Kapal;
(3) Pas Kapal dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal dapat
diterbitkan apabila telah memenuhi persyaratan
kesempurnaan dan perlengkapan sesuai peraturan
Perundang - undangan yang berlaku;
- 13 -
BAB III
NAMA, OBYEK, SUBYEK DAN WAJIB RETRIBUSI
Pasal 4
Dengan nama Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal,
Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang
Dan Registrasi dipungut retribusi sebagai pembayaran
atas pelayanan pengukuran kapal, penerbitan sertifikat
kesempurnaan kapal, penerbitan dispensasi penumpang
dan registrasi kapal oleh Kepala Daerah atau pejabat
yang ditunjuk.
Pasal 5
Objek Retribusi adalah Pelayanan yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah yang meliputi :
a. Pengukuran Kapal;
b. Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal;
c. Penerbitan Dispensasi Penumpang; Dan
d. Registrasi Kapal.
- 14 -
Pasal 6
(1) Subyek Retribusi meliputi orang pribadi atau badan
yang mendapatkan jasa pelayanan Pengukuran
Kapal, Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal,
Penerbitan Dispensasi Penumpang dan Registrasi
Kapal oleh Pemerintah Daerah;
(2) Subyek Retribusi adalah orang atau badan yang
menggunakan, mendapatkan jasa pelayanan
Pengukuran Kapal, Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan
Kapal, Penerbitan Dispensasi Penumpang dan
Registrasi Kapal wajib membayar retribusi;
BAB IV
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 7
Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal, Penerbitan
Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Penerbitan Dispensasi
Penumpang Dan Registrasi Kapal digolongkan sebagai
Retribusi Perizinan Tertentu.
- 15 -
BAB V
PENGUKURAN TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 8
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan kapasitas /
berat kapal.
BAB VI
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN
TARIF RETRIBUSI
Pasal 9
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi
berdasarkan jasa atau perizinan atau setingkat pengguna jasa .
BAB VII
KLASIFIKASI DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 10
Klasifikasi dan besaran tarif retribusi ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Daerah dengan Persetujuan
DPRD ;
- 16 -
BAB VIII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 11
Wilayah pemungutan Retribusi Pelayanan Pengukuran
Kapal, Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal,
Penerbitan Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal
adalah wilayah Kabupaten Berau.
BAB IX
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 12
Masa pembayaran retribusi adalah jangka waktu yang
lamanya 1 (satu) Tahun sejak ditetapkan SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
Pasal 13
Retribusi terutang dalam masa retribusi pada saat
ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
- 17 -
BAB X
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN
Pasal 14
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan;
(2) Retribusi dipungut oleh juru pungut pada Dinas
Perhubungan dengan menggunakan SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan;
(3) Pembayaran retribusi yang terutang harus dibayar
sekaligus;
(4) Retribusi yang terutang dilunasi selambat - lambatnya
30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan;
(5) Hasil pemungutan sebagaimana dimaksud ayat (2)
Pasal ini disetor ke Kas Daerah melalui Dinas
Pendapatan Daerah;
BAB XI
SANKSI ADMINISTRASI
- 18 -
Pasal 15
Dalam hal Wajib retribusi tidak membayar
tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
2% (dua persen) setiap bulan dari jumlah retribusi
yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih
dengan menggunakan STRD.
BAB XII
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 16
(1) Pengeluaran Surat Teguran / Peringatan / Surat
Izin lain yang sejenis sebagai awal tindakan
pelaksanaan penagihan retribusi, dikeluarkan
setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo;
(2) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah surat
teguran / peringatan / surat lain yang sejenis
wajib retribusi harus melunasi retribusinya
yang terutang;
- 19 -
(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud ayat (1)
dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan;
BAB XIII
K E B E R A T A N
Pasal 17
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan
hanya Kepada Kepala Daerah atau Pejabat
yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain
yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB ;
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam
bahasa Indonesia dengan disertai alasan - alasan
yang jelas ;
(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan
atas ketetapan retribusi, Wajib retribusi harus
dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan
retribusi tersebut ;
(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau
- 20 -
dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diterbitkan, kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya;
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3)
dalam Pasal ini dianggap sebagai bukan Surat
Keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan ;
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban
membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan
retribusi .
Pasal 18
(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterima harus memberi Keputusan
atas keberatan yang diajukan ;
(2) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan
dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,
menolak atau menambah besarnya retribusi
yang terhutang ;
- 21 -
(3) Keputusan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud
ayat (2) Pasal ini bersifat final ;
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah
tidak memberikan suatu Keputusan, keberatan yang
diajukan tersebut dianggap dikabulkan ;
BAB XIV
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 19
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi
dapat mengajukan permohonan pengembalian
kepada Kepala Daerah ;
(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan
pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat
(1), harus memberikan Keputusan ;
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) telah dilampaui dan Kepada Daerah
- 22 -
tidak memberikan suatu Keputusan permohonan
pengembalian kelebihan retribusi dianggap
dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan
dalam jangka waktu paling lama 1 (satu)
bulan ;
(4) Apabila wajib retribusi mempunyai hutang
retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu
hutang retribusi tersebut ;
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan
sejak diterbitkan SKRDLB ;
(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran
retribusi dilakuikan setelah lewat jangka waktu
2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberikan
imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan
atas keterlambatan pembayaran kelebihan
retribusi ;
- 23 -
Pasal 20
(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
retribusi diajukan secara tertulis kepada Kepala
Daerah dengan sekurang - kurangnya menyebutkan :
a. Nama dan alamat Wajib retribusi ;
b. Masa retribusi ;
c. Besarnya kelebihan pembayaran ;
d. Alasan yang singkat dan jelas ;
(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
retribusi disampaikan secara langsung atau
melalui Pos Tercatat ;
(3) Bukti penerimaan oleh Kepala Daerah atau Pejabat
yang ditunjuk atau bukti pengiriman Pos Tercatat
merupakan bukti saat permohonan diterima ;
Pasal 21
(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan
dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar
Kelebihan Retribusi ;
- 24 -
(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi
diperhitungkan dengan hutang retribusi lainnya,
sebagaimana dimaksud pada Pasal 40 ayat (4),
pembayaran dilakukan dengan cara pemindah-
bukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku
sebagai bukti pembayaran.
BAB XV
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 22
(1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan,
keringanan dan pembebasan retribusi;
(2) Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
dengan memperhatikan kemampuan wajib
retribusi ;
(3) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan
dan pembebasan retribusi sebagaimana
dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Kepala
Daerah;
- 25 -
(4) Pembebasan retribusi ditetapkan oleh Kepala
Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Berau .
BAB XVI
KADALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 23
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi,
kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu
3 (tiga) tahun terhitung sejak terutangnya
retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi
melakukan tindak pidana di bidang retribusi;
(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana
dimaksud ayat (1) Pasal ini tertangguh
apabila:
a. Diterbitkan Surat Teguran, atau;
b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib
Retribusi baik langsung maupun tidak
langsung;
- 26 -
BAB XVII
PENYIDIKAN
Pasal 24
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil bertugas
dan berwenang untuk melakukan penyidikan
terhadap siapapun yang melakukan tindak
pidana pelanggaran atas ketentuan –
ketentuan dalam Peraturan Daerah yang berlaku
dalam wilayah hukum ditempat penyidikan
ditempatkan;
(2) Dalam melakukan tugas penyidikan, sebagaimana
dimaksud ayat (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil
mempunyai wewenang :
a. Menerima laporan dan pengaduan dari seseorang
tentang adanya tindak pidana;
b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu
di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan;
- 27 -
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dari
perbuatannya dan memeriksa tanda pengenal
dari tersangka;
d. Melakukan penyitaan benda atau surat;
e. Mengambil sidik jari seorang tersangka;
f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;
g. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan
dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara;
h. Mengadakan penghentian penyidikan, setelah
mendapat petunjuk dari Kepolisian Republik
Indonesia bahwa tidak terdapat cukup bukti
atau peristiwa tersebut bukan merupakan
tindak pidana dan selanjutnya melalui Kepolisian
Republik Indonesia memberitahukan hal
tersebut kepada Kejaksanaan Negeri, kepada
tersangka atau keluarganya;
i. Mengadakan tindakan lainnya menurut hukum
yang dapat dipertanggung jawabkan.
- 28 -
(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam
melaksanakan penyidikan menyampaikan
dimulainya penyidikan dan melaporkan hasil
penyidikan kepada Penuntut Umum melalui
Penyidik Polri.
BAB XVIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 25
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan
kewajibannya sehingga merugikan keuangan
Daerah diancam pidana kurungan paling lama
6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat)
kali dari jumlah retribusi yang terutang;
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal ini adalah pelanggaran;
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
- 29 -
Pasal 26
Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini
sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur dengan
Keputusan Kepala Daerah .
Pasal 27
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya didalam Lembaran Daerah Kabupaten
Berau.
Ditetapkan di Tanjung Redeb
Pada tanggal 16 Agustus 2004
BUPATI BERAU,
ttd
Drs. H. MASDJUNI.