analisa kualitas pelayanan bongkar muat kapal pada …repository.ppns.ac.id/2193/1/1115040030 -...

148
i TUGAS AKHIR (614415A) ANALISA KUALITAS PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL PADA PT. DERMAGA HARAPAN JAYA MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA) LUTFI PRASETYO UTOMO NRP. 1115040030 DOSEN PEMBIMBING: Ir. GAGUK SUHARDJITO, MM ADITYA MAHARANI, S.Si., MT PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    TUGAS AKHIR (614415A)

    ANALISA KUALITAS PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL PADA PT. DERMAGA HARAPAN JAYA MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA) LUTFI PRASETYO UTOMO NRP. 1115040030 DOSEN PEMBIMBING: Ir. GAGUK SUHARDJITO, MM ADITYA MAHARANI, S.Si., MT

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019

  • ii

  • i

    TUGAS AKHIR (614415A)

    ANALISA KUALITAS PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL PADA PT. DERMAGA HARAPAN JAYA MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA) LUTFI PRASETYO UTOMO NRP. 1115040030 DOSEN PEMBIMBING: Ir. GAGUK SUHARDJITO, MM ADITYA MAHARANI, S.Si., MT

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019

  • ii

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • iii

    HALAMAN PENGESAHAN

  • iv

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • v

    HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

  • vi

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat

    dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

    “ANALISA KUALITAS PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL PADA

    PT. DERMAGA HARAPAN JAYA MENGGUNAKAN METODE

    SERVQUAL DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA)”.

    Tugas Akhir ini disusun oleh penulis sebagai pemenuhan salah satu syarat

    kelulusan pada Program Studi D4 Manajemen Bisnis di Politeknik Perkapalan

    Negeri Surabaya.

    Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran,

    bimbingan, dan keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan

    pengalaman berharga yang tidak dapat diukur secara materi. Oleh karena itu,

    dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan

    terima kasih kepada :

    1. Keluarga tercinta Ayah, Ibu, dan saudara-saudara yang senantiasa

    mendoakan, memberi dukungan, materi, dan motivasi yang menjadi kunci

    semangat bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

    2. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc., MRINA selaku Direktur Politeknik Perkapalan

    Negeri Surabaya.

    3. Bapak Ruddianto, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Bangunan Kapal

    Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

    4. Ibu Yugowati Praharsi, S.Si., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Program Studi D4

    Manajemen Bisnis Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan selaku

    koordinator Tugas Akhir yang telah mengatur berjalannya keseluruhan proses

    Tugas akhir Progam Studi Manajemen Bisnis.

    5. Bapak Ir. Gaguk Suhardjito, MM. selaku pembimbing I yang telah banyak

    membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir disela-

    sela waktu mengajar.

    6. Ibu Aditya Maharani, S.Si., MT selaku pembimbing II yang juga telah

    meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran untuk penulis sejak awal pengajuan

    proposal hingga penulis menyelesaikan Tugas Akhir.

  • viii

    7. Bapak Bram O warsito selaku manager operasional di PT. Dermaga Harapan

    Jaya yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan On the Job

    Training.

    8. Bapak Gunarmo selaku Chief Checker di PT. Dermaga Harapan Jaya yang turut

    memberikan saran dan masukan dalam Tugas Akhir ini.

    9. Pak Untung selaku Koordinator Lapangan Penumpukan dan Pak Hasan selaku

    Foreman di PT. Dermaga Harapan Jaya yang telah membantu dan mengarahkan

    penulis dalam menyelesaikan On the Job Training.

    10. Maesi Jenati yang telah menjadi sahabat dan selalu memberikan semangat,

    motivasi dan berbagi suka maupun duka dalam menyelesaikan Tugas Akhir saya.

    11. Latof Syeikhur Rabbani, Citra, Resindra Prameswari yang telah menjadi sahabat

    sejak masa perkuliahan dan bersama-sama melaksanakan On the Job Training

    serta berbagi suka maupun duka dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

    12. Silma Nurissobakh, Danny Arief, Puguh Prasetyo, dan Angga Dwi yang selalu

    berbagi canda tawa ketika penulis mengalami masalah dalam menyelesaikan

    Tugas Akhir.

    13. Fastin Yaniar, Alvian Hirzan, Nuzulia, Dhilla yang selalu memberikan

    motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

    14. Teman-teman seperjuangan MB 2015 yang sudah menemani penulis dan berbagi

    suka maupun duka dalam hal perkuliahan selama 4 tahun.

    Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.

    Oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan tidak menutup diri

    terhadap segala kritik dan saran. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

    pengembangan ilmu pengetahuan.

    Surabaya, 3 September 2019

    Penulis

  • ix

    ANALISA KUALITAS PELAYANAN BONGKAR MUAT

    KAPAL PADA PT. DERMAGA HARAPAN JAYA

    MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN IMPORTANCE

    PERFORMANCE ANALYSIS (IPA)

    Lutfi Prasetyo Utomo

    ABSTRAK

    PT. Dermaga Harapan Jaya (DHJ) merupakan perusahaan swasta yang

    bergerak di bidang bongkar muat barang atau disebut Perusahaan Bongkar Muat

    (PBM). Selama 5 tahun terakhir dari tahun 2014 sampai 2018, PT. DHJ

    mengalami penurunan jumlah bongkar muat kapal. Kinerja bongkar muat PT.

    DHJ tahun 2017 masih banyak yang tidak mencapai standart bongkar muat yang

    ditetapkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Nomor

    UM.002/38/18/DJPL-11. Metode yang digunakan pada penlitian ini Servqual dan

    Importance Performance Anlaysis. Hasil penelitian ini dengan metode servqual

    menghasilkan seluruh atribut pelayanan bernilai negatif. Nilai gap terbesar

    Penataan muatan di alat angkut sebesar -1.264706 dan nilai gap terkecil Pegawai

    PT. DHJ memahami kebutuhan dan mendengarkan keluhan dari pelanggan

    sebesar -0.235294. Hasil diagram Importance Performance Analysis

    menghasilkan 5 atribut yang termasuk dalam kuadran I (prioritas perbaikan) yaitu

    yaitu masih banyaknya barang yang rusak setelah dibongkar, penataan muatan di

    alat angkut yang tidak tertata rapi dan berlebihan, tenaga kerja bongkar muat

    (TKBM) dan pegawai PT. DHJ terlambat datang sebelum melakukan kegiatan

    bongkar muat, masih ada pegawai yang tidak menggunakan APD secara lengkap,

    dan pegawai PT. DHJ dalam memberikan informasi belum jelas dalam

    penyampaiannya. Hasil usulan prioritas perbaikan untuk meningkatkan kualitas

    pelayanan bongkar muat PT. DHJ ada 14 usulan perbaikan.

    Kata kunci : Bongkar Muat Kapal, Kualitas Pelayanan, Metode Servqual,

    Importance Performance Analysis

  • x

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • xi

    SERVICE QUALITY ANALYSIS OF STEVEDORING

    COMPANY PT. DERMAGA HARAPAN JAYA USING

    SERVQUAL AND IMPORTANCE PERFORMANCE

    ANALAYSIS (IPA) METHOD

    Lutfi Prasetyo Utomo

    ABSTRACT

    PT. Dermaga Harapan Jaya (DHJ) is a private company which is engaged

    in the loading and unloading of goods or called the Loading and Unloading

    Company (PBM). During the last 5 years from 2014 to 2018, PT. DHJ reduces the

    number of loading and unloading vessels. The loading and unloading

    performance of PT. DHJ in 2017 there were still many that did not reach the

    loading and unloading standard determined by the Decree of the Directorate

    General of Sea Transportation Number UM.002 / 38/18 / DJPL-11. The method

    used in this research is Servqual and the Importance of Analysis Performance.

    The results of this study with the servqual method produced all negative service

    attributes. The largest gap value on the conveyance is -1.264706 and the gap

    value is higher for PT. DHJ discussed the needs and discussed customer

    complaints of -0.235294. The results of the diagram of the Importance of

    Performance Analysis produce 5 attributes that are included in quadrant I (repair

    priority), namely the number of items damaged after being unloaded, the

    arrangement of loading in unorganized and excessive transportation, unloading

    labor and employees of PT. DHJ arrived late before carrying out loading and

    unloading activities, there were still employees who did not use complete PPE,

    and employees of PT. DHJ in providing information is not clear in its delivery.

    The results received priority improvement to improve the quality of loading and

    unloading services of PT. DHJ There are 14 improvements.

    Keywords: Loading and Unloading Ships, Service Quality, Servqual Method,

    Important Performance Analysis

  • xii

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

    HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................ v

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

    ABSTRAK ............................................................................................................. ix

    ABSTRACT ............................................................................................................. xi

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

    1.3 Tujuan ....................................................................................................... 4

    1.4 Manfaat ..................................................................................................... 4

    1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 7

    2.1 Profil Perusahaan ...................................................................................... 7

    2.2 Perusahaan Bongkar Muat ........................................................................ 8

    2.3 Kondisi Menentukan Penunjukan PBM ................................................... 9

    2.4 Kualitas Pelayanan ................................................................................. 10

    2.5 Metode Servqual ..................................................................................... 11

    2.6 Importance Performance Analysis ......................................................... 13

    2.8 Uji Validitas ........................................................................................... 14

    2.9 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 15

    2.10 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 15

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 19

    3.1 Diagram Flowchart ................................................................................ 19

    3.2 Responden Penelitian ............................................................................. 25

    3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................... 26

  • xiv

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 29

    4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 29

    4.2 Alur Proses Bongkar Muat ..................................................................... 29

    4.3 Uji Validitas ........................................................................................... 31

    4.4 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 34

    4.4 Analisa Servqual ..................................................................................... 35

    4.5 Importance Performance Analysis ......................................................... 38

    4.5 Usulan Prioritas Perbaikan ..................................................................... 40

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 47

    5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 47

    5.2 Saran ....................................................................................................... 48

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49

    LAMPIRAN 1 ....................................................................................................... 53

    LAMPIRAN 2 ....................................................................................................... 55

    LAMPIRAN 3 ....................................................................................................... 61

    LAMPIRAN 4 ....................................................................................................... 77

    LAMPIRAN 5 ....................................................................................................... 91

    LAMPIRAN 6 ....................................................................................................... 93

    LAMPIRAN 7 ....................................................................................................... 97

    LAMPIRAN 8 ..................................................................................................... 101

    LAMPIRAN 9 ..................................................................................................... 109

    LAMPIRAN 10 ................................................................................................... 117

    LAMPIRAN 11 ................................................................................................... 119

    LAMPIRAN 12 ................................................................................................... 121

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2. 1 Customer PT. Dermaga Harapan Jaya ................................................... 7

    Tabel 2. 2 Penellitian Terdahulu ........................................................................... 16

    Tabel 3. 1 Desain Kuesioner ................................................................................. 21

    Tabel 3. 2 Pembobotan Kuesioner ........................................................................ 21

    Tabel 3. 3 Atribut Kuesioner ................................................................................. 21

    Tabel 3. 4 Responden Penelitian ......................................................................... 225

    Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas Tingkat Kinerja ..................................................... 32

    Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Tingkat Harapan .................................................... 33

    Tabel 4. 3 Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kinerja ................................................. 35

    Tabel 4. 4 Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Harapan ................................................ 35

    Tabel 4. 5 Perhitungan Gap Performance ............................................................. 36

    Tabel 4. 6 Usulan Perbaikan ................................................................................. 41

  • xvi

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. 1 Grafik Kinerja Bongkar Muat PT. DHJ Tahun 2017 ......................... 2

    Gambar 1. 2 Grafik Kapal Yang Dibongkar PT. DHJ ........................................... 3

    Gambar 2. 1 Diagram Kesenjangan (Wijaya, 2018) ............................................. 12

    Gambar 2. 2 Diagram Kartesius (Nasution, 2015) ................................................ 13

    Gambar 3.1 Diagram Flow Chart ......................................................................... 19

    Gambar 4. 1 Proses Bongkar Muat ....................................................................... 30

    Gambar 4. 2 Diagram Radar ................................................................................. 37

    Gambar 4. 3 Diagram Importance Performance Analysis .................................... 38

    Gambar 4. 4 Kuadran 1 diagram IPA.................................................................... 39

  • xviii

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Di Indonesia pekerjaan bongkar muat dari kapal dilakukan oleh

    perusahaan yang khusus dibentuk untuk pekerjaan bongkar muat atau disebut

    Perusahaan Bongkar Muat (PBM) bisa swasta atau BUMN. PT. Dermaga Harapan

    Jaya (PT. DHJ) adalah salah satu perusahaan swasta yang tergabung dalam yang

    melakukan pekerjaan bongkar muat khusus barang berat, bahan proyek, dan bahan

    lain jenis general cargo. Dalam menangani pekerjaan bongkar muat harus ada

    landasan atau dasar hukum yang bisa dipertanggung jawabkan yang menerangkan

    bahwa PBM tersebut berhak mengerjakan bongkar muat untuk barang dimaksud

    dan dibuktikan dengan adanya surat penunjukan PBM. Ada 3 kondisi yang

    menentukan penunjukan PBM yaitu Freight Term, Jumlah Muatan, dan Adanya

    perjanjian pihak pelayaran (shipper) dengan pihak pemilik barang (consignee)

    (Abdat, 2013). Pihak pemilik barang selaku pengguna jasa atau customer

    memiliki peran penting dalam melakukan penunjukan PBM, karena sebagai

    pengguna jasa utama dalam kegiatan bongkar muat.

    Data (Monitoring-inaportnet.dephub.goid) menyebutkan di Surabaya

    terdapat 98 perusahaan bongkar muat dan tergabung dalam APBMI (Asosiasi

    Perusahaan Bongkar muat Indonesia). Banyaknya perusahaan bongkar muat baru

    yang muncul dan sejenis, mengakibatkan semakin banyak pilihan yang

    ditawarkan kepada customer atau pemilik barang. Keadaan ini menimbulkan

    persaingan di antara perusahaan untuk mendapatkan customer. Dengan kondisi

    yang seperti ini, kualitas pelayanan menjadi penilaian dari customer, untuk

    memlih PBM mana yang akan ditunjuk mengerjakan kegiatan bongkar muat

    barang.

    Kualitas pelayanan atau service quality adalah seberapa jauh perbedaan

    antara kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan yang diterima atau

    diperolehnya (Parasuraman dkk, 1988). Menurut Nasution, (2015) kualitas

    pelayanan adalah seluruh karakteristik dari suatu jasa dalam memenuhi kebutuhan

    pelanggan (consignee) yang menekankan untuk memenuhi harapan pelanggan

  • 2

    sehingga cocok saat digunakan. Sedangkan metode Servqual digunakan untuk

    menghitung gap atau kesenjangan antara nilai persepsi pelanggan dikurangi nilai

    harapan pelanggan.

    Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

    No.UM.002/38/18/DJPL-11 Tahun 2011 tentang Standar Kinerja Pelayanan

    Operasional pada standart bongkar muat barang non peti kemas di pelabuhan

    Tanjung Perak. Pada Terminal Jamrud khusus untuk bongkar muat barang general

    cargo, standart kinerjanya sebesar 35 Ton/Gang/jam. Standart tersebut menuntut

    perusahaan bongkar muat dikatakan memiliki pelayanan yang baik apabila

    pencapain diatas nilai standart kinerja bongkar muat. Berikut adalah kinerja

    bongkar muat tahun 2017 PT. Dermaga Harapan Jaya.

    Gambar 1. 1 Grafik Kinerja Bongkar Muat PT. DHJ Tahun 2017

    Berdasarkan gambar 1.1, masih banyak kinerja bongkar muat PT. DHJ

    yang tidak mencapai standart bongkar muat yaitu 35 Ton/Gang/Jam.

    Permasalahan ini dapat dipengaruhi karena faktor eksternal dan internal

    perusahaan. Sebagai customer selaku pengguna pelayanan operasional bongkar

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    mv.

    Ap S

    ton

    mv.

    Yan

    gtz

    em

    v j

    in z

    hou

    mv.

    Tia

    n w

    ang

    mv.

    Med

    i m

    anil

    am

    v.

    Sfk

    yu

    kon

    mv.

    Dia

    mond

    mv.

    Yi

    long

    mv.

    Mar

    ina

    mv j

    upit

    erm

    v.

    Mar

    ies

    mv.

    Hai

    wan

    gm

    v.

    Ilia

    na

    mv.

    Hui

    feng

    mv.

    Yan

    gtz

    em

    v.

    Km

    arin

    mv.

    Afr

    ican

    mv.

    Tan

    sym

    v.

    Csc

    ro

    ng h

    aim

    v.

    Shun

    xin

    mv.

    Csc

    ru

    i hai

    mv.

    Spar

    tau

    rus

    mv.

    Csc

    zhi

    hai

    mv.

    Han

    fen

    gm

    v.

    Chan

    g s

    un

    mv.

    Wis

    e sw

    mv.

    Atl

    anti

    cm

    v.

    Lee

    tong

    mv.

    Cey

    lon

    mv.

    Hui

    feng

    mv.

    Pan

    dai

    sym

    v.

    Kir

    an a

    sya

    mv.

    Da

    chen

    gm

    v.

    Mar

    ion a

    cem

    v.

    Yi

    chun

    mv.

    Unis

    on

    mv.

    Tai

    han

    gm

    v.

    Pan

    am

    ber

    mv.

    Bulk

    bo

    livia

    mv.

    Pps

    ambit

    ion

    mv.

    Nps

    oce

    anm

    v.

    Han

    yi

    mv.

    Ron

    g h

    aim

    v.

    Glo

    bal

    dre

    amm

    v.

    Csc

    chan

    g h

    aim

    v.

    Cal

    ixm

    v.

    Univ

    erse

    mv.

    Esp

    eria

    Kin

    erja

    Bo

    ngkar

    Mu

    at

    To

    n/G

    ang/J

    am

    Nama Kapal

    Grafik Kinerja Bongkar Muat

    PT. Dermaga Harapan Jaya Tahun 2017

    Kinerja Bongkar Muat Standart Kinerja Bongkar Muat

  • 3

    muat, akan merasa tidak puas karena kinerja yang diberikan PT. DHJ masih

    kurang dari standart kinerja yang ditentukan.

    Dari identifikasi perusahaan bongkar muat di PT. DHJ juga diperoleh data

    jumlah kapal yang dibongkar PT. Dermaga Harapan Jaya sebagai PBM dari tahun

    2014 -2018, sebagai berikut.

    Gambar 1. 2 Grafik Kapal Yang Dibongkar PT. DHJ

    Pada gambar 1.2 terlihat bahwa jumlah kapal yang dibongkar mengalami

    penurunan dan tahun 2017 adalah jumlah terendah bongkar muat kapal. Semakin

    menurunnya jumlah kapal yang dibongkar selama 5 tahun terakhir, diikuti juga

    menurunnya customer yang menggunakan jasa bongkar muat PT. DHJ.

    Importance Performance Analysis (IPA) merupakan salah satu metode

    yang dapat menggambarkan tingkat kepuasan pelanggan. IPA mempunyai

    fungsi utama untuk menampilkan informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor

    pelayanan yang sangat mempengaruhi kepuasan cutomer dan loyalitas

    mereka, dan prioritas faktor-faktor pelayanan yang menurut pelanggan perlu

    ditingkatkan untuk saat ini (Dharmawan & Wurjaningrum, 2014).

    Berdasarkan identifikasi permasalah di PT. DHJ, untuk menentukan

    penanganan yang baik, maka penelitian ini menggunakan metode servqual untuk

    menentukan kepuasan cutomer yang diukur dari tingkat kepentingan dan harapan

    atas pelayanan jasa yang diberikan dan metode Importance Performance Analysis

    8372

    78

    61 64

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    2014 2015 2016 2017 2018

    Jumlah Bongkar Muat Kapal

    Jumlah Kapal

  • 4

    untuk untuk mengetahui atribut atau variabel yang menjadi prioritas utama

    dalam proses perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan bongkar muat kapal.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas maka dapat disusun beberapa rumusan masalah

    sebagai berikut :

    1. Bagaimana kesenjangan antara persepsi dan harapan customer terhadap

    kualitas pelayanan bongkar muat kapal menggunakan metode Servqual?

    2. Atribut apa saja yang menjadi prioritas dalam perbaikan kualitas pelayanan

    PT. Dermaga Harapan Jaya menggunakan metode Important Perfomance

    Anlaysis (IPA)?

    3. Usulan prioritas tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk

    meningkatkan kualitas pelayanan bongkar muat kapal PT. Dermaga Harapan

    Jaya?

    1.3 Tujuan

    Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

    adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui kesenjangan antara persepsi dan harapan customer

    terhadap kualitas pelayanan bongkar muat kapal menggunakan metode

    Servqual.

    2. Untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi prioritas dalam perbaikan

    kualitas pelayanan PT. Dermaga Harapan Jaya menggunakan metode

    Important Perfomance Anlaysis (IPA)

    3. Untuk mengetahui usulan prioritas tindakan apa saja yang dapat

    dilakukan PT. Dermaga Harapan Jaya dalam meningkatkan kualitas

    pelayanan bongkar muat kapal

    1.4 Manfaat

    Manfaat yang diperoleh dari dilakukannya penelitian ini antara lain:

    1. Bagi mahasiswa

  • 5

    Dapat mengimplementasikan ilmu Manajemen Bisnis yang diterima

    dibangku perkuliahan yang kemudian akan diterapkan di perusahaan sehingga

    dapat meningkatkan kualitas pelayanan jasa bongkar muat.

    2. Bagi Perusahaan

    a. Mengetahui tingkat penilaian tingkat kepuasan pengguna jasa bongkar

    muat (customer) tehadap kualitas pelayanan perusahaan.

    b. Perusahaan dapat mengetahui pelayanan yang diinginkan customer.

    c. Sebagai masukan kepada perusahaan untuk menentukan kebijakan yang

    tepat agar kualitas pelayanan jasa bongkar muat perusahaan bisa

    ditingkatkan lagi kedepannya.

    1.5 Batasan Masalah

    Batasan-batasan yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Indikator pelayanan pada kinerja bongkar muat yang diteliti produktifitas

    bongkar muat.

    2. Indikator produktifitas bongkar muat pada kinerja pelabuhan yang diteliti

    adalah ton/ gang/ hour (T/ G/ H).

    3. Data kinerja bongkar muat yang digunakan pada bulan Januari – Desember

    2017.

    4. Jumlah responden diperoleh dari customer PT. Dermaga Harapan jaya

    sebanyak 34 perusahaan.

  • 6

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • 7

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Profil Perusahaan

    PT. Dermaga Harapan Jaya adalah perusahaan bongkar muat. Alamat

    Perusahaan di Jl. Perak Timur No.50 Surabaya, Jawa Timur. Fokus utama

    bergerak di bidang bongkar muat alat berat, material proyek, dan bongkar muat

    barang lainnya. Didukung dengan sumber daya manusia yang andal dan peralatan

    bongkar muat yang andal. Dan spesialisasi bongkar muat perusahaan ini terdapat

    pada heavy equipment, vessel, project materials, cargo dan general cargo lainnya.

    PT. Dermaga Harapan Jaya memiliki customer yang sering menggunakan jasa

    bongkar muatnya sebanyak 34 perusahaan. Berikut adalah nama-nama customer

    PT. Dermaga Hrapan Jaya pada Tabel 2.1.

    Tabel 2. 1 Customer PT. Dermaga Harapan Jaya

    NO Jenis Barang Customer

    1

    Wire Rod

    PT. Kingdom

    2 PT. Unison Indonesia Industrial

    3 PT. Timur Megah Stell

    4 PT. Primawaru

    5 PT. Indoyoke

    6 PT. Jawa Metalindo

    7

    Coil

    PT. Steel Pipe Industry Of Indonesia

    8 PT. Dwijaya Sentosa Abadi

    9 PT. Indomulti Jaya Steel

    10 PT. Sukses Expamed

    11 PT. Kalimantan Stell

    12 PT. Perjuangan Stell

    13 PT. Perwira Adhitama Sejati

    14 PT. Sunrise Stell

  • 8

    Tabel 2. 1 Customer PT. Dermaga Harapan Jaya (Lanjutan)

    NO Jenis Barang Customer

    15

    Stell Billets

    PT. Hanil Jaya Stell

    16 PT. The Master Steell Manufactory

    17 PT. Ispatindo

    18 PT. Ispat Panca

    19

    Pipa

    PT. Cakung

    20 PT. Sapta Sumber Lancar

    21 PT. Surya Baja

    22

    Equipment

    PT. INKA

    23 PT. Indal

    24 PT. Sealine

    25 PT. Jatrindo

    26 PT. Yanasurya

    27 PT. Agility

    28 PT. Florindo Makmur

    29 PT. Sumber Organik

    30 PT. Nusa Palapa Gemilang

    31 PT. KA Properti Managemen

    32 PT. Mount Dreams Indonesia

    33 PT. Dharma Perkasa Gemilang

    34 PT. Indonesia Royal Papper

    Sumber: pengolahan data 2019

    2.2 Perusahaan Bongkar Muat

    Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah satu–satunya perusahaan yang

    diberi wewenang oleh pemerintah untuk melakukan kegiatan bongkar muat

    barang di pelabuhan (Setiono, 2011). Ruang lingkup kegiatan bongkar muat

    barang di pelabuhan sebagaimana fungsi Perusahaan Bongkar Muat adalah

    memindahkan barang angkutan dari dan ke kapal baik dari dan ke lapangan

    penumpukan maupun langsung ke alat angkutan. Menurut Setiono, (2011)

  • 9

    kegitan tersebut terdiri dari kegiatan Stevedoring, Cargodoring, maupun

    Receiving/Delivery.

    Pada Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.88/AL.305/Phb-85 tentang

    Perusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke kapal menegaskan bahwa ruang

    lingkup kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan meliputi :

    1. Kegiatan Stevedoring yaitu kegiatan jasa pelayanan membongkar dari/ke

    kapal, dermaga, tongkang, truk atau memuat dari/ke dermaga, tongkang,

    truk, ke/dalam palka kapal dengan menggunakan derek kapal. Peralatan

    yang digunakan Tali Baja (Wire sling), Tali rami manila (Rope sling), Jala-

    jala baja (Wire net), Jala-jala tali manila ( Rope net), Harbour Mobile Crane

    (HMC) dan Ship Crane

    2. Kegiatan Cargodoring yaitu kegiatan jasa pelayanan yang berupa

    pekerjaan mengeluarkan sling (extackle) dari lambung kapal di atas

    dermaga, ke dan menyusun di dalam gudang lini I atau lapangan

    penumpukan barang atau sebaliknya. Peralatan yang digunakan palet dan

    forklift

    3. Kegiatan Receiving/Delivery yaitu jasa pelayanan yang berupa pekerjaan

    mengambil dari timbunan barang/tempat penumpukan barang di gudang Lini

    I atau lapangan penumpukan barang dan menyerahkan barang sampai

    tersusun di atas kendaraan/alat angkut secara rapat di pintu darat lapangan

    penumpukan barang atau sebaliknya. Peralatan yang digunakan palet dan

    forklift.

    2.3 Kondisi Menentukan Penunjukan PBM

    Menurut Abdat, (2013) untuk menentukan pihak yang berwenang

    menunjuk PBM, ada beberapa kondisi yang mempengaruhi mentukan

    penunjukan, sebagai berikut :

    1. Freight Term

    a. FIOS Term

    Penunjukan PBM oleh masing – masing pihak yaitu pengirim barang

    (shipper) menunjuk PBM di pelabuhan muat dan penerima barang

    (consignee) menunjuk PBM di pelabuhan bongkar muat.

  • 10

    b. LINER Term

    Penunjukan PBM oleh pihak pelayaran (shipping) melalui surat

    penunjukan PBM yang dibuat oleh pelayaran.

    c. Cargo Service

    Penunjukan PBM bisa dilakukan oleh pihak pengusaha jasa pengurus

    transportasi (PJPT) atau forwarder atau bergantung pada perjanjian

    pihak-pihak yang terlibat. Kondisi jumlah muatan yang dimaksud

    adakalanya dalam satu kapal hanya terdiri dari satu pemilik barang

    sehingga tidak sulit untuk menunjuk PBM untuk melakukan pekerjaan

    bongkar muatnya.

    2. Jumlah Muatan

    Adakalanya dalam suatu kapal terdiri satu macam barang yang dimiliki oleh

    satu pemilik barang, sehingga tidak sulit menentukan pihak mana yang

    menunjuk PBM untuk melakukan bongkar muat. Namun bisa juga dalam satu

    kapal terdapat berbagai macam barang dan banyak pemilik barang, sehingga

    perlu adanya aturan untuk menentukan penunjukan PBM untuk melaksanakan

    bongkar muat.

    3. Adanya perjanjian pihak pelayaran dan pihak pemilik barang

    Ada kemungkinan karena pertimbangan tertentu terjadi perjanjian atau

    kesepakatan antara pihak pelayaran (Shipper) dengan pihak pemilik barang

    (consignee) yang mengatur bahwa PBM “A” yang mengerjakan pemuatan

    dan PBM “B” yang mengerjakan pembongkaran atau sebaliknya. Biasanya

    ini terjadi pada kasus barang-barang tertentu yang perlu penanganan khusus.

    2.4 Kualitas Pelayanan

    Kualitas pelayanan atau service quality adalah seberapa jauh perbedaan

    antara kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan yang diterima atau

    diperolehnya (Parasuraman dkk, 1988). Kualitas pelayana jasa sangat penting bagi

    perusahaan karena, supaya dapat diterima customer perusahaan harus

    menawarkan jasanya sesuai atau melebihi harapan dari customer. Terdapat 10

    dimensi service quality yang menjadi parameter kualitas pelayanan menurut

    Parasuraman dkk, (1988) meliputi :

  • 11

    1. Reliability, mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi kinerja (performance)

    dan kemampuan untuk dipercaya (dependabelity). Artinya perusahaan

    memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama dan sesuai dengan

    janjinya (memenuhi janji).

    2. Responsiveness, yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk

    memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan.

    3. Competence, yaitu setiap orang memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang

    dibutuhkan agar dapat memberikan jasa/pelayanan tertentu.

    4. Access, yaitu meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Ini mencakup

    lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak

    terlalu lama, saluran komunikasi yang mudah dihubungi.

    5. Courtesy, yaitu meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian, dan keramah-

    tamahan para contact personal.

    6. Communication, yaitu memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa

    yang dapat mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan

    pelanggan.

    7. Credibility, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Ini mencakup nama

    perusahaan, reputasi perusahaan, dan karakteristik pribadi para contact

    personal.

    8. Security, yaitu aman dari bahaya, risiko, atau keragu-raguan. Ini mencakup

    keamanan secara fisik, keamanan finansial, dan kerahasiaan.

    9. Understanding/Knowing the customer, yaitu usaha untuk memahami kebutuhan

    pelanggan.

    10. Tangibles, yaitu bukti fisik dari jasa. Ini dapat berupa fasilitas fisik, peralatan

    ang dipergunakan, atau representatif fisik dari jasa.

    2.5 Metode Servqual

    Metode servqual atau singkatan dari service quality yang dikembangkan

    oleh Parasuraman, Zeihaml, dan Berry. Kepuasan konsumen suatu jasa ditentukan

    oleh tingkat kepentingan konsumen sebelum menggunakan jasa dibandingkan

    dengan hasil persepsi konsumen terhadap jasa tersebut setelah konsumen

    merasakan pelayanan jasa tersebut (Wijaya, 2018). Metode Servqual dibuat

  • 12

    karena adanya perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas

    layanan yang nyata mereka terima (precieved service) dengan layanan

    sesungguhnya diharapkan pelanggan (expected service) (Santoso, 2006).

    Gambar 2. 1 Diagram Kesenjangan (Wijaya, 2018)

    Metode Servqual digunakan untuk menghitung gap atau kesenjangan antara

    persepsi pelanggan dikurangi nilai harapan pelanggan. Dari diagram kesenjangan

    diatas didapatkan persamaan sebagai berikut :

    Q = P (persepsi pelanggan) – E (harapan Konsumen) (2.1)

    Keterangan :

    Q = Quality of service atau gap

    P = precived service atau persepsi pelanggan

    E = Expected service atau harapan pelanggan

    Untuk menghitung gap kesenjangan antara nilai rata-rata persepsi dan rata-

    rata harapan dari masing-masing atribut. Apabila nilai kepuasan () ini menunjukkan kualitas pelayanan

    melebihi tingkat kepuasan, dan bila nilai sama dengan nol (=0) menunjukkan

    kualitas pelayanan sesuai dengan harapan konsumen (Paramita, dkk., 2008).

    Persepsi Pelanggan

    10 Dimensi

    Harapan Pelanggan

    10 Dimensi

    Gap (quality of service)

  • 13

    2.6 Importance Performance Analysis

    Importance Performance Analysis (IPA) merupakan salah satu metode

    yang dapat menggambarkan tingkat kepuasan pelanggan. Metode analisis ini

    pertama kali diperkenalkan oleh John A. Martilla dan John C. James pada

    1977 (Dharmawan & Wurjaningrum, 2014). Yang bertujuan untuk mengukur

    kepuasan pelanggan dan tingkat kepentingan dan kemudian memetakan variabel-

    variabel terkait ke dalam diagram kartesius. Diagram kartesius merupakan suatu

    bagan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang

    berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X,Y), X merupakan rata-rata dari rata-

    rata skor tingkat pelaksanaan atau kinerja perusahaan dan Y adalah rata-rata dari

    rata-rata skor tingkat kepentingan pelanggan atau harapan (Nasution, 2015).

    Diagram kartesius digunakan untuk mencari prioritas dari atribut-atribut kuesioner

    yang berada pada kuadran 1, 2, 3, dan 4.

    Gambar 2. 2 Diagram Kartesius (Nasution, 2015)

    Grafik IPA atau diagram kartesius dibagi menjadi empat kuadran sebagaimana

    terlihat pada gambar 2.2, tiap-tiap kuadran tersebut memiliki penjelasan sebagai

    berikut (Dharmawan & Wurjaningrum, 2014):

    1

    Prioritas

    Utama

    2

    Prioritas

    Perestasi

    3

    Prioritas

    Rendah

    4

    Berlebihan

    Penting

    Kepenting

    an

    Kurang

    Kepentinga

    n

    Kurang Baik Kinerja Baik

    y

    x

    y

    x

  • 14

    a. Kuadran Pertama, pada kuadran ini sangat dianggap penting oleh pelanggan

    tetapi kondisi pada saat ini belum memuaskan sihingga pihak manajemen

    berkewajiban memprioritaskan peningkatan pada faktor-faktor dalam kuadran

    ini.

    b. Kuadran Kedua, faktor-faktor pada kuadran ini dianggap sebagai

    kekuatan perusahaan, dimana konsumen menganggap atribut-atribut

    pelayanan yang berada pada kuadran ini merupakan faktor penunjang bagi

    kepuasan pelanggan. Dengan demikian, pihak manajemen berkewajiban

    mempertahankan kinerja baik yang telah dicapainya.

    c. Kuadran Ketiga, faktor-faktor pada kuadran ini memiliki tingkat kepuasan

    yang rendah tetapi dianggap tidak terlalu penting bagi pelanggan, sehingga

    pihak manajemen tidak perlu memprioritaskan faktor-faktor pada kuadran

    ini untuk dilakukan perbaikan

    d. .Kuadran Kempat, faktor-faktor pada kuadran ini memiliki tingkat

    kepuasan yang tinggi tetapi dianggap tidak terlalu penting bagi pelanggan

    sehingga pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang

    terkait dengan faktor-faktor tersebut pada faktor-faktor lain yang

    mempunyai prioritas perbaikan lebih tinggi misalnya faktor-faktor pada

    kuadran pertama.

    2.8 Uji Validitas

    Uji validitas menggunakan rumus Bivariate Pearson (Korelasi Pearson

    Product Moment). Uji ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing

    skor variabel dengan skor total. Untuk mencari r table mengacu pada rumus df = n

    -2 dengan mengunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05 (Priyatno,

    2010). Kriteria pengujian adalah Jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen atau

    variabel-variabel pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total atau

    dinyatakan valid (Priyatno, 2010). Menggunakan rumus sebagai berikut:

    𝑟𝑥𝑦 = 𝑛.(∑𝑋𝑌)−(∑𝑋).(∑𝑌)

    √[𝑛.∑𝑋2−(∑𝑋)2].[𝑛∑𝑌2−(∑𝑋)2] (2.2)

  • 15

    Keterangan :

    𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi

    X = Skor variabel

    Y = Skor total variabel

    n = Jumlah responden

    2.9 Uji Reliabilitas

    Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

    merupakan indicator dari peunah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

    reliabel atau handal jika jawaban sesorang terhadap pertanyaan adalah konsisten

    atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009). Untuk mencari r table mengacu

    pada rumus df = n -2 dengan mengunakan uji dua sisi dengan taraf

    signifikansi 0,05 (Priyatno, 2010). Uji yang digunakan yaitu uji reliabilitas

    Cronbach’s Alpha. Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > r

    tabel (Widi, 2011). Rumus yang digunakan sebagai berikut:

    r = (𝑛

    𝑛−1) (1 −

    ∑𝑠𝑖2

    𝑆𝑡2 ) (2.3)

    keterangan :

    r = Reliabilitas instrumen

    n = Jumlah item pertanyaan yang diuji

    ∑𝑠𝑖2 = Jumah varian skor tiap item

    𝑆𝑡2 = Varian total

    2.10 Penelitian Terdahulu

    Dalam menyusun tugas akhir peneliti menggunakan beberapa referensi

    jurnal yang menggunakan metode penlitian sama untuk mendukung penelitian,

    seperti pada Tabel 2.3.

  • 16

    Tabel 2. 2 Penellitian Terdahulu

    Peneliti Judul Hasil Metode

    Servqual IPA

    Angga &

    Febriana

    (2014)

    Rancangan Perbaikan

    Kualitas Pelayanan Jasa

    Dengan Metode

    Servqual, Importance

    Performance Analysis, dan

    Quality Function

    Deployment Pada Plasa

    Telkom Cabang Dinoyo

    Surabaya

    Pelayanan Plasa TELKOM Dinoyo Surabaya masih memerlukan perbaikan,

    karena berdasarkan analisis gap servqual setiap atribut pelayanan memiliki nilai gap

    negatif.

    Terdapat enam atribut pelayanan yang diprioritakan untuk dilakukan perbaikan

    berdasarkan hasil analisis IPA, antara lain adalah kesiapan petugas dalam

    melayani pelanggan, kesiapan petugas tambahan pada saat terjadi antrian yang

    sangat panjang, kesiapan petugas merespon keluhan pelanggan, keakuratan

    pencatatan atau dokumentasi keluhan pelanggan, kesediaan petugas membantu

    pelanggan menanggapi keluhan, dan perhatian petugas terhadap keluhan yang

    disampaikan.

    ✓ ✓

    Dian Andhika,

    dkk (2014)

    Metode Servqual-Six Sigma

    Untuk Peningkatan Kualitas

    Pelayanan Publik

    Melalui dimensi Servqual, didapatkan nilai sigmanya untuk masing-masing

    dimensi. Secara berturut -turut untuk dimensi tangible, reliability, responsiveness,

    assurance, dan emphaty adalah 3,089; 3,102; 3,054; 3,195 dan 3,219. Hal ini

    berarti, banyaknya ketidaksesuaian yang mungkin muncul dari satu juta jasa yang

    dilakukan untuk masing-masing dimensi secara berturut-turut adalah 5,61 %;

    5,46%; 6,01%; 4,5 %,dan 4,28%.

    Proses pelayanan di Kantor Kecamatan Kedungbanteng dapat dikatakan belum

    mencapai standar yang ditentukan dalam penelitian ini.

  • 17

    Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

    Peneliti Judul Hasil Metode

    Servqual Six Sigma

    Endy Firdian,

    dkk (2012)

    Aplikasi Metode Servqual dan

    Six Sigma Dalam

    Menganalisis Kulitas Layanan

    PT. PLN (Persero) Unit

    Pelayanan Jaringan Dinoyo

    Malang

    Hasil analisis servqual menunjukkan bahwa tingkat harapan konsumen melebihi tingkat

    kinerja PT. PLN UPJ Dinoyo, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai gap yang

    negaif. Gap terbesar adalah dimensi reliability

    (kehandalan). Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan bahwa variabel

    servqual dapat menjelaskan variabel kepuasan pelanggan sebesar 73.2%, dan

    apabila variabel servqual ditingkatkan sebesar 1% maka akan meningkatkan

    kepuasan pelanggan sebesar 58.6%. Sedangkan hasil Importance – Performance

    Analysis menunjukkan atribut Rel 9, Rel 7, Rel 6, dan Rel 8 sebagai prioritas utama

    perbaikan. Selanjutnya hasil analisis six sigma berdasarkan dimensi dan atribut yaitu

    rata-rata pada level sigma 2,3. Dengan demikian, kualitas pelayanan dari PT. PLN

    (Persero) Distribusi Jawa Timur, APJ Malang, UPJ Dinoyo masih belum mampu

    memuaskan pelanggan. Pencapaian level sigma yang masih dikisaran sigma 2 dan

    masih kurang dari target 6 sigma.

    ✓ ✓

    Ali Dehghan,

    dkk (2012)

    Service Quality Gaps & Six

    Sigma Case Study in

    Customer Centric Group

    Company (CCG Co)

    Hasilnya dari penelitian bahwa di antara mempelajari dimensi kualitas layanan,

    assurance memiliki kesenjangan tertinggi dan tangible memiliki nilai terendah. Selain

    itu, telah ditemukan bahwa Six Sigma mungkin tidak memiliki dampak langsung pada

    layanan kesenjangan kualitas, sebaliknya itu memengaruhi mereka secara tidak langsung

    melalui kepuasan pelanggan, yaitu persepsi pelanggan.

  • 18

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • 19

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Diagram Flowchart

    Diagram flowchart pada penelitian ini menggambarkan tahapan langkah-

    langkah penyelesaian masalah dalam penelitian. Untuk memperjelas alur

    penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

    Tahap

    Pendahuluan

    Tahap

    Pengumpulan Data

    Tahap Pengolahan

    Data

    Gambar 3.1 Diagram Flowchart

  • 20

    1. Tahap Pendahuluan

    Tahap pendahuluan merupakan langkah awal dalam pelaksanaan

    penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

    1. Identifikasi Masalah

    Pada bagian ini dilakukan identifikasi awal mengenai permasalahan yang

    ada pada PT. Dermaga Harapan Jaya khususnya pada bidang pelayanan bongkar

    muat yang menjadi penilaian pelanggan atau perusahaan pemilik barang yang

    akan menggunakan jasa bongkar muat. Identifikasi masalah ini digunakan untuk

    menentukan rumusan permasalahan dengan jelas serta menetapkan tujuan

    penelitian yang dicapai.

    2. Penetapan Perumusan Masalah, Tujuan, dan Manfaat Penelitian

    Pada tahap ini merupakan tahap pengembangan dari langkah identifikasi

    masalah, dimana tahap ini peneliti membuat rumusan masalah berdasarkan hasil

    identifikasi masalah, menentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai, dan

    menentukan manfaat yang ingin didapat, dengan tujuan agar saat dilakukannya

    penelitian peneliti dapat fokus dalam batasan masalah yang ditentukan.

    3. Studi literatur

    Studi literatur merupakan studi yang berhubungan dengan literatur-

    literatur yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yang dapat

    membantu dalam proses analisis untuk menyelesaikan permasalahan yang

    diperoleh. Adapun literatur-literatur yang digunakan dalam proses penelitian ini

    yaitu metode Servqual dan Importance Performance Analysis.

    2. Tahap Pengumpulan Data

    Tahap pengumpulan data merupakan tahap kedua setelah pendahuluan

    sebagai berikut :

    1. Data Sekunder

    Data sekunder pada penelitian ini adalah untuk data latar belakang

    penelitian yang diperoleh dari PT. Dermaga Harapan Jaya meliputi :

    • Data jumlah bongkar muat kapal Januari 2014 - Desember 2018

  • 21

    • Data kinerja bongkar muat kapal Januari - Desember 2017

    2. Data primer

    Data primer pada penelitian ini didapat dari kuesioner yang dibagikan

    kepada surveyor yang mewakili perusahaan pemilik barang untuk menilai kulitas

    pelayanan bongkar muat PT. Dermaga Harapan Jaya. Sebanyak 34 orang akan

    diberi kuesioner dari 34 perusahaan pemilik barang.

    3. Penyusunan Kuesioner

    Kuesioner adalah sebuah lembaran yang berisi daftar pertanyaan yang

    harus di isi oleh responden. Penyusunan atribut pertanyaan disusun sesuai dengan

    10 dimensi service quality. Berikut desain kuesioner yang akan digunakan.

    Tabel 3. 1 Desain Kuesioner No Atribut pertanyaan Ukuran Kinerja (K) Ukuran Harapan (H)

    1 1 2 3 4 1 2 3 4

    Pembobotan kuesioner terbagi menjadi empat penilaian seperti pada Tabel 3.2 sebagai

    berikut :

    Tabel 3. 2 Pembobotan Kuesioner

    Tingkat Kinerja (K) Tingkat Harapan / kepentingan (H)

    Keterangan Nilai Nilai

    Sangat Baik 4 Sangat Baik 4

    Baik 3 Baik 3

    Cukup Baik 2 Cukup Baik 2

    Kurang Baik 1 Kurang Baik 1

    Tabel 3. 3 Atribut Kuesioner

    NO KODE ATRIBUT

    Dimensi Tangible

    1 T1 Peralatan bongkar muat (Crane, Forklift, Sling, Wire, Tali, Jala-jala)

    yang dimiliki PT. DHJ terlihat baik dan andal

    2 T2 Jumlah peralatan bongkar muat yang digunakan sesuai dengan

    kebutuhan saat kegiatan bongkar muat

  • 22

    Tabel 3.3 Atribut Kuesioner (Lanjutan) NO KODE ATRIBUT

    3 T3 Kondisi barang setelah dibongkar dalam kondisi baik

    4 T4 Penataan muatan di alat angkut terlihat rapi dan baik

    Dimensi Reliability

    5 R1 Keterampilan yang dimiliki pegawai PT. DHJ dalam menangani

    proses bongkar muat barang (general cargo, equipment, project

    material, vessel)

    6 R2 Kesiapan peralatan bongkar muat (Truck, Forklift, Sling, Wire, Tali,

    Jala-jala) sebelum melakukan kegiatan bongkar muat

    7 R3 Kesiapan tenaga kerja bongkar muat (TKBM) dan pegawai PT. DHJ

    sebelum melakukan kegiatan bongkar muat

    8 R4 Kemampuan operator Forklift yang cepat dalam proses bongkar

    muat

    9 R5 Jumlah muatan yang diterima sesuai dengan pesanan setelah

    dibongkar

    Dimensi Responsiveness

    10 RS1 Kecepatan dalam melakukan proses bongkar muat barang (general

    cargo, equipment, project material, vessel)

    11 RS 2 Kecepatan dalam mengurus perizinan untuk melakukan kegiatan

    bongkar muat

    12 RS2 Kecepatan memberikan laporan terkait kegiatan bongkar muat seperti

    Delivery order, Daily report, Damage cargo report, dan Statement of

    fact

    13 RS3 Ketanggapan saat menghadapi keluhan pemilik barang terkait

    bongkar muat barang

    Dimensi Competence

    14 CP1 PT. DHJ memberikan kepastian jadwal kapal melakukan kegiatan

    bongkar muat dan selesai kegiatan bongkar muat.

    15 CP2 Pengetahuan pegawai PT. DHJ tentang bongkar muat

    Dimensi Cortesy

    CR1 Keramahan pegawai PT. DHJ dalam mengatasi keluhan yang

    disampaikan oleh pemilik barang.

    Dimensi Credibility

    17 CB1 Pihak PT. DHJ selalu bertanggung jawab terhadap proses bongkar

    muat, jumlah barang, dan kondisi barang selama proses bongkar muat

  • 23

    Tabel 3. 3 Atribut Kuesioner (Lanjutan) NO KODE ATRIBUT

    18 CB2 PT. DHJ menjamin kelancaran pada layanan jasa yang diberikan

    selama kegiatan bongkar muat

    Dimensi Security

    19 S1 Pegawai PT. DHJ menggunkan APD selama proses bongkar muat

    20 S2 Keamanan di lapangan penumpukan barang agar tidak terjadi

    pencurian barang muatan

    Dimensi Access

    21 A1 Kemudahan pegawai PT. DHJ untuk dihubungi dan ditemui

    22 A2 Lokasi kantor PT. DHJ mudah untuk diakses

    Dimensi Communication

    23 CC1 Pegawai PT. DHJ memberikan informasi yang jelas dan mudah

    dimengerti

    Dimensi Understanding the Customer

    24 U1 Pegawai PT. DHJ memahami kebutuhan dan mendengarkan keluhan

    dari pelanggan

    4. Penyebaran Kuesioner

    Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah customer yang

    menggunakan jasa bongkar muat PT. Dermaga Harapan Jaya. Pada PT. Dermaga

    Harapan Jaya memiliki customer yang sering menggunakan jasanya sebanyak 34

    perusahaan. Penyebaran kuesioner diberikan kepada supervisor atau yang

    mewakili perusahaan pemilik barang untuk mengawasi kegiatan bongkar muat

    oleh PT. DHJ. Setiap perusahaan mewakili minimal 1 sampel jadi ada total 34

    sampel yang akan menilai kualitas pelayanan bongkar muat PT. Dermaga

    Harapan Jaya.

    5. Uji Validitas dan Reabilitas

    Setelah melakukan dilakukan penyebaran kuesioner dan mendapat hasil

    penilian dari customer. maka dilakukan uji validitas yaitu untuk mengukur

    ketepatan hasil kuesioner yang digunakan dalam sebuah penelitian. Sedangkan uji

    Reabilitas untuk menentukan apakah hasil kuesioner yang ketika digunakan

  • 24

    beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang

    sama. Pada pengujian ini akan menggunakan progam SPSS.

    3. Tahap Pengolahan Data

    Pada tahap ini, pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan hasil yang

    sesuai dengan tujuan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

    1. Servqual

    Untuk menganalisa kualitas pelayanan peneliti menggunakan metode

    servqual, data yang yang diolah berasal dari kuesioner yang telah disebarkan

    kepada customer untuk menilai persepsi dan harapan kualitas pelayanan PT.

    DHJ. Pada metode ini mencari gap atau kesenjangan antara nilai persepsi dan

    nilai harapan pelanggan.

    2. Importance Performance Analysis

    Nilai persepsi dan nilai harapan akan dijadikan input data dalam metode

    IPA dari masing-masing atribut. Dari nilai rata-rata persepsi (�̅�) dan rata-rata

    harapan (�̅�) setiap atribut, selanjutnya diplot kedalam diagram kartesius.

    Setelah data dimasukkan maka hasil perpotongan antara sumbu x dan sumbu y

    akan terbagi empat wilayah kuadran, seperti pada gambar 2.2. Tujuan dari

    tahap ini untuk mengetahui atribut mana yang memiliki prioritas dan

    kepentingan paling tinggi untuk dilakukan perbaikan. Pada metode ini akan

    menggunakan progam SPSS.

    4. Rekomendasi

    Rekomendasi yang diberikan pada penelitian ini berupa usulan perbaikan

    bagi perusahaan terhadap penelitian yang dilakukan agar nantinya dapat

    digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk meningkatkan kinerja

    bongkar muat Terminal Berlian.

    5. Kesimpulan dan Saran

  • 25

    Setelah dilakukan pengloahan dapat, dapat ditarik kesimpulan dari hasil

    yang menjadi jawaban dari tujuan penelitian serta memberikan saran yang

    diberikan untuk penelitian selanjutnya.

    3.2 Responden Penelitian

    Pada penelitian ini tidak digunakan sampel penelitian, artinya pengambilan

    data kuesioner didasarkan pada populasi penelitian. Responden pada penelitian ini

    adalah seluruh customer yang melakukan order pada PT. DHJ pada tahun 2017-

    2019 dengan merujuk pada lampiran 5. Customer yang dimaksud adalah

    perusahaan-perusahaan yang melakukan bongkar muat menggunakan jasa PT.

    DHJ. Kriteria responden untuk pengisian kuesioner dilakukan oleh bagian

    Surveyor, EMKL, dan operasional perusahaan terkait yang mengetahui dan

    menyaksikan kegiatan bongkar muat yang dilakukan oleh PT. DHJ. Berikut

    adalah daftar responden penlitian pada Tabel 3.4.

    Tabel 3. 4 Responden Penelitian

    NO Jenis Barang Customer Tahun Terakhir

    Order

    1

    Wire Rod

    PT. Kingdom 2019

    2 PT. Unison Indonesia Industrial 2019

    3 PT. Timur Megah Stell 2019

    4 PT. Primawaru 2019

    5 PT. Indoyoke 2019

    6 PT. Jawa Metalindo 2019

    7

    Coil

    PT. Steel Pipe Industry Of Indonesia 2019

    8 PT. Dwijaya Sentosa Abadi 2019

    9 PT. Indomulti Jaya Steel 2019

    10 PT. Sukses Expamed 2019

    11 PT. Kalimantan Stell 2019

    12 PT. Perjuangan Stell 2019

    13 PT. Perwira Adhitama Sejati 2019

    14 PT. Sunrise Stell 2019

  • 26

    Tabel 3. 4 Responden Penelitian (Lanjutan)

    NO Jenis Barang Customer Tahun Terakhir

    Order

    15

    Stell Billets

    PT. Hanil Jaya Stell 2019

    16 PT. The Master Steell Manufactory 2019

    17 PT. Ispatindo 2019

    18 PT. Ispat Panca 2019

    19

    Pipa

    PT. Cakung 2019

    20 PT. Sapta Sumber Lancar 2019

    21 PT. Surya Baja 2019

    22

    Equipment

    PT. INKA 2019

    23 PT. Indal 2019

    24 PT. Sealine 2019

    25 PT. Jatrindo 2019

    26 PT. Yanasurya 2018

    27 PT. Agility 2019

    28 PT. Florindo Makmur 2019

    29 PT. Sumber Organik 2017

    30 PT. Nusa Palapa Gemilang 2018

    31 PT. KA Properti Managemen 2017

    32 PT. Mount Dreams Indonesia 2018

    33 PT. Dharma Perkasa Gemilang 2018

    34 PT. Indonesia Royal Papper 2017

    3.3 Jadwal Penelitian

    Agar penelitian bisa sesuai target dan mendapat hasil yang diinginkan peneliti

    membuat jadwal penelitian seperti pada Tabel 3.5.

  • 27

    Tabel 3. 5 Jadwal penelitian

    No. KEGIATAN

    2018 2019

    DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL

    3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

    1 Identifikasi Masalah

    2 Studi Literatur

    3 Penyusunan Proposal TA

    4 Pendaftaran Judul Proposal TA

    5 Sidang Proposal TA

    6 Revisi Proposal TA

    7 Studi Lapangan

    8 Pengumpulan Data

    9 Analisis dan pembahasan

    10 Kesimpulan dan Saran

    11 Penyusunan Laporan TA

    12 Sidang Tugas Akhri

  • 28

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • 29

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Perusahaan

    PT. Dermaga Harapan Jaya (PT. DHJ) adalah perusahaan bongkar muat

    yang dibawah naungan dari Berlian Grup. Fokus utama PT. DHJ adalah

    menangani kegiatan bongakar muat general cargo, alat berat, dan bahan proyek

    kapal asing. PT. DHJ memilik 34 customer yang pernah menggunakan jasanya.

    PT Dermaga Harapan Jaya adalah salah satu perusahaan Berlian Grup yamg

    terdiri dari PT Berlian Haluan Samudera, PT Bintang Harapan Sukses, PT Berlian

    Gama Transportasi, dan PT Berlian Gama Mitra

    PT. Dermaga Harapan Jaya memiliki beberapa peralatan bongkar muat

    yang digunakan aktivitas penyediaan jasa kepada customer sebagai berikut:

    • Forklift 16 Tons : 2 Units

    • Forklift 10 Tons : 2 Units

    • Forklift 7 Tons : 2 Units

    • Forklift 3 Tons : 2 Units

    • Shore crane 100 – 150 Tons Capability : 4 Units

    Pada kegiatan bongkar muat PT. DHJ berkerja sama dengan EMKL

    singkatan dari Ekspedisi Muatan Kapal Laut yaitu perusahaan yang bertugas

    mengirim barang dari pelabuhan ke pabrik dengan alat angkut truk. EMKL

    memliki peran penting untuk memastikan kondisi barang sampai di pemilik

    barang dan ketepatan waktu pengiriman barang.

    4.2 Alur Proses Bongkar Muat

    Proses bongkar muat terbagi menjadi 3 proses yaitu stevedoring,

    cargodoring, dan reciving. Pada proses bongkar muat ada pihak pihak yang

    terlibat yaitu Perusahaan Bongkar Muat, pemilik barang yang diwakili oleh

  • 30

    surveyor, dan EMKL atau Ekspedisi Muatan Kapal Laut. Langkah – langkah

    bongkar muat dapat dilihat pada flowchart berikut :

    Gambar 4. 1 Proses Bongkar Muat

    Pada Gambar 4.1 Proses Bongkar Muat terbagi menjadi 3 yaitu oleh PBM,

    Surveyor, dan EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Lokal). Dimulai dari

    • Ketika kapal sandar dilakukan boarding pass yaitu mengecek dokumen,

    sertifikat kapal, dan paspor crew kapal apakah masih aktif dan sesuai

    persyaratan bongkar muat oleh PBM.

    • Selanjutnya pegawai PBM bersiap-siap untuk menyiapkan peralatan

    bongkar muat dan membuka palka mana yang dibongkar terlebih dahulu.

    • Untuk EMKL menyiapkan alat angkut berupa triler agar ketika barang

    yang dibongakar bisa langsung dibawa keluar pelabuhan tidak perlu

    menunggu.

    • Setelah semua siap dan palka sudah dibuka surveyor dan pegawai PBM

    melakukan pengecekan muatan untuk mengetahui kondisi, jumlah, dan

    tipe muatan apakah sesuai dengan packing list.

    • Selanjutnya dilakukan proses bongkar muat, ada 2 kegiatan yang

    dilakuakn PBM yaitu.

    - Kegiatan Stevedoring yaitu kegiatan jasa pelayanan membongkar

    dari/ke kapal, dermaga, tongkang, truk atau memuat dari/ke

  • 31

    dermaga, tongkang, truk, ke/dalam palka kapal dengan

    menggunakan derek kapal. Peralatan yang digunakan Tali Baja (Wire

    sling), Tali rami manila (Rope sling), Jala-jala baja (Wire net), Jala-

    jala tali manila ( Rope net), Harbour Mobile Crane (HMC) dan Ship

    Crane.

    - Dan kegiatan Cargodoring yaitu kegiatan jasa pelayanan yang

    berupa pekerjaan mengeluarkan sling (extackle) dari lambung kapal

    di atas dermaga, ke dan menyusun di dalam gudang Lini I atau

    lapangan penumpukan barang atau sebaliknya. Peralatan yang

    digunakan palet dan forklift

    • Selanjutnya penataan muatan di alat angkut yaitu triler menggunakan

    forklift, agar muatan tersusun rapi terlebih dahulu diberi paleta atau ganjal

    kayu agar muatan tidak bergeser dan aman untuk diangkut sampai ke pabrik.

    • Sebelum muatan dikirim ke pabrik PBM dan Surveyor melakukan

    pengecekan barang agar tidak salah dalam pengiriman dan mentally muatan

    yang keluar untuk mengetahui jumlah muatan yang sudah dibongakar.

    • Setelah proses bongkar muat selesai dan semua barang sudah dibongkar,

    PBM melaporkan terkait kegiatan bongkar muat seperti delivery order, daily

    report, damage cargo report, dan statement of fact kepada captain kapal

    dan pemilik barang.

    4.3 Uji Validitas

    Pada uji validitas digunakan Rumus Bivariate Pearson (Korelasi Pearson

    Product Moment) yang dilakukan dengan Software SPSS. Apabila nilai r tabel <

    nilai r hitung maka dinyatakan valid. Penelitian ini menggunakan uji 2 arah

    dengan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0.05 dengan jumlah populasi

    34, (df)=n-2 atau (34-2=32) sehingga nilai r tabel yang digunakan adalah 0.3388.

    Untuk mencari nilai r hitung, peneliti akan menghitung manual contoh atribut

    nomor 1 tingkat kinerja atau K1 menggunakan Persamaan 2.2 dengan merujuk

    pada Lampiran 3.

    𝑟𝑥𝑦 = 34.(8718)−(111).(2653)

    √[34.373−(111)2].[34.209515 −(2653)2]

  • 32

    𝑟𝑥𝑦 = 1929

    √[361].[85101]

    𝑟𝑥𝑦 = 1929

    √30721461]

    𝑟𝑥𝑦 = 1929

    5542,694

    𝑟𝑥𝑦 = 0,348

    Dari hasil perhitungan manual, nilai r tabel atribut nomor 1 tingkat kinerja atau

    K1 adalah 0,348. Untuk menghitung r tabel atribut yang lain, pebeliti

    menggunakan software SPSS. Di bawah ini adalah tabel hasil perhitungan uji

    validitas tingkat kinerja.

    Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas Tingkat Kinerja

    DIMENSI NILAI R

    HITUNG

    NILAI R

    TABEL

    KETERANGAN

    Dimensi Tangible

    K1 0,348 0,3388 VALID

    K2

    0,452 0,3388 VALID

    K3 0,637 0,3388 VALID

    K4 0,578 0,3388 VALID

    Dimensi Reliability

    K5 0,840 0,3388 VALID

    K6 0,628 0,3388 VALID

    K7 0,382 0,3388 VALID

    K8 0,552 0,3388 VALID

    K9 0,480 0,3388 VALID

    Dimensi

    Responsiveness

    K10 0,653 0,3388 VALID

    K11 0,676 0,3388 VALID

    K12 0,536

    0,3388 VALID

    K13 0,730 0,3388 VALID

    Dimensi Competence

    K14 0,681 0,3388 VALID

    K15 0,825 0,3388 VALID

    Dimensi Cortesy

    K16 0,580 0,3388 VALID

    Dimensi Credibility

    K17 0,832 0,3388 VALID

    K18 0,595 0,3388 VALID

    Dimensi Security

  • 33

    Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas Tingkat Kinerja (Lanjutan)

    DIMENSI NILAI R

    HITUNG

    NILAI R

    TABEL

    KETERANGAN

    K19

    0,402 0,3388 VALID

    K20 0,656 0,3388 VALID

    Dimensi Access

    K21 0,410 0,3388 VALID

    K22 0,832 0,3388 VALID

    Dimensi

    Communication

    K23 0,668 0,3388 VALID

    Dimensi Understanding

    the Customer

    K24 0,514 0,3388 VALID Sumber : Hasil Pengolahan Data

    Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa hasil r hitung 24 pertanyaan

    pada kuesioner di atas lebih besar dari nilai r tabel yang ditetapkan yaitu 0,3388.

    Hal ini berarti pertanyaan 1 sampai dengan 24 pada kuesioner tersebut dinyatakan

    valid.

    Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Tingkat Harapan

    DIMENSI NILAI R

    HITUNG

    NILAI R

    TABEL

    KETERANGAN

    Dimensi Tangible

    H1 0,445 0,3388 VALID

    H2 0,499 0,3388 VALID

    H3 0,671 0,3388 VALID

    H4 0,445 0,3388 VALID

    Dimensi Reliability

    H5 0,579 0,3388 VALID

    H6 0,609 0,3388 VALID

    H7 0,555 0,3388 VALID

    H8 0,447 0,3388 VALID

    H9 0,445 0,3388 VALID

    Dimensi

    Responsiveness

    H10 0,534 0,3388 VALID

    H11 0,671 0,3388 VALID

    H12 0,613 0,3388 VALID

    H13 0,441 0,3388 VALID

    Dimensi Competence

    H14 0,535 0,3388 VALID

    H15 0,633 0,3388 VALID

  • 34

    Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Tingkat Harapan (Lanjutan)

    DIMENSI NILAI R

    HITUNG

    NILAI R

    TABEL

    KETERANGAN

    Dimensi Cortesy

    H16 0,609 0,3388 VALID

    Dimensi Credibility

    H17 0,743 0,3388 VALID

    H18 0,741 0,3388 VALID

    Dimensi Security

    H19

    0,420 0,3388 VALID

    H20 0,515 0,3388 VALID

    Dimensi Access

    H21 0,582 0,3388 VALID

    H22 0,556 0,3388 VALID

    Dimensi

    Communication

    H23 0,653 0,3388 VALID

    Dimensi Understanding

    the Customer

    H24 0,377 0,3388 VALID Sumber : Hasil Pengolahan Data

    Dari tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa hasil r hitung 24 pertanyaan

    pada kuesioner di atas lebih besar dari nilai r tabel yang ditetapkan yaitu 0,344.

    Hal ini berarti pertanyaan 1 sampai dengan 24 pada kuesioner tersebut dinyatakan

    valid, dan data hasil kuesioner dapat digunakan untuk tahap selanjutnya.

    4.4 Uji Reliabilitas

    Uji reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kekonsistensian

    angket yang digunakan oleh peneliti sehingga angket tersebut dapat diandalkan.

    Dalam tahap ini ada 34 responden nilai r tabel yang digunakan adalah 0.3388. Uji

    validasi ini dialakukan setiap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam

    kuesioner dan telah dinyatakan valid dilakukan uji validasi dengan menggunakan

    metode Cronbach Alpha, peneliti dalam mencari nilai r hitung akan mengitung

    manual menggunakan Persamaan 2.3 dengan merujuk pada Lampiran 4 dan

    menggunakan software SPSS.

    Uji reliabilitas tingkat kinerja :

    r = (24

    24−1) (1 −

    8,4022

    73,62)

    r = (1,043)(1 − 0,114)

  • 35

    r = (1,043)(0,886)

    r = 0,924

    Tabel 4. 3 Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kinerja

    Cronbach's

    Alpha

    Cronbach's

    Alpha Based on

    Standardized

    Items N of Items

    .924 .924 24

    Uji reliabilitas tingkat harapan :

    r = (24

    24−1) (1 −

    3,039

    21,501)

    r = (1,043)(1 − 0,141)

    r = (1,043)(0,858)

    r = 0,896

    Tabel 4. 4 Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Harapan

    Cronbach's

    Alpha

    Cronbach's

    Alpha Based on

    Standardized

    Items N of Items

    .896 .903 24

    Dari perhitungan manual, Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 Hasil perhitungan

    reliabilitas kuesioner yang disebar diatas diketahui bahwa nilai Cronbach’s alpha

    lebih besar dari nilai r tabel 0.3388, yang berarti pertanyaan-pertanyaan pada

    angket kuesioner tersebut dapat dikatakan reliabel dan data hasil kuesioner dapat

    digunakan untuk tahap selanjutnya.

    4.4 Analisa Servqual

    Dari hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan dan dinyatakan valid

    serta reliabel, peneliti melakukan analisis servqual untuk mencari gap atau

    kesenjangan. Untuk nilai kinerja berasal dari skor rata – rata kinerja setiap atribut

    pertanyaan kuesioner. Nilai harapan berasan dari skor rata – rata harapan setiap

    atribut pertanyaan kuesioner. Hasil perhitungan gap performance didapatkan dari

    nilai kinerja dikurangi nilai harapan seperti Persamaan 2.1. Hasil perhitungan gap

    performance dapat dilihat pada tabel 4.5.

  • 36

    Tabel 4. 5 Perhitungan Gap Performance

    DIMENSI KUALITAS KODE KINERJA

    (K)

    HARAPAN

    (H)

    GAP

    PERFORMANCE

    (K – H)

    Dimensi Tangible

    T1 3.264706 3.911765 -0.647059

    T2 3.264706 3.970588 -0.705882

    T3 2.617647 3.852941 -1.235294

    T4 2.647059 3.911765 -1.264706

    Dimensi Reliability

    R1 3.5 3.911765 -0.411765

    R2 3.411765 3.941176 -0.529412

    R3 3.147059 3.882353 -0.735294

    R4 3.352941 3.941176 -0.588235

    R5 3.294118 3.911765 -0.617647

    Dimensi Responsiveness

    RS1 3.352941 3.794118 -0.441176

    RS2 3.029412 3.529412 -0.5

    RS3 2.852941 3.794118 -0.941176

    RS4 2.852941 3.735294 -0.882353

    Dimensi Competence CP1 3.411765 3.882353 -0.470588

    CP2 3.147059 3.764706 -0.617647

    Dimensi Cortesy CR1 3.441176 3.941176 -0.5

    Dimensi Credibility CB1 3.588235 3.852941 -0.264706

    CB2 3.117647 3.588235 -0.470588

    Dimensi Security S1 3.088235 3.852941 -0.764706

    S2 3.558824 3.823529 -0.264706

    Dimensi Access A1 3.558824 3.941176 -0.382353

    A2 3.588235 3.911765 -0.323529

    Dimensi Comunication CC1 3.117647 3.852941 -0.735294

    Dimensi Understanding the

    Customer

    U1

    3.558824 3.794118 -0.235294

    Sumber : Hasil Pengolahan Data

    Agar lebih mudah dalam memahami, peneliti menggambarkan

    kesenjangan atau Gap Performance dalam diagram radar seperti pada Gambar

    4.2.

  • 37

    Gambar 4. 2 Diagram Radar

    Sumber : Hasil Pengolahan Data

    Pada Tabel 4.5 diatas dan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa nilai Gap

    Performance seluruh atribut pelayanan bernilai negatif, hal ini berarti bahwa

    persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan bongkar muat masih dibawah

    harapan mereka.

    Atribut terbesar : -1.264706 (Atribut nomor 4)

    Atribut terendah : -0.235294 (Atribut nomor 24)

    Nilai rata – rata gap : -0.605392

    Pada nilai gap terbesar untuk atribut pertanyaan adalah atribut T 4 atau

    pertanyaan nomor 4 yaitu penataan muatan di alat angkut sebesar -1.264706,

    yang artinya atribut pertanyaan ini kinerjanya sangat rendah dan konsumen

    kecewa dengan pelayanannya. Sedangkan atribut dengan nilai gap terkecil

    adalah atribut U 1 atau pertanyaan nomor 24 yaitu pegawai PT. DHJ memahami

    kebutuhan dan mendengarkan keluhan dari pelanggan sebesar -0.235294, yang

    artinya pelayanannya baik, harus dipertahankan tapi masih perlu ditingkatkan lagi.

    Karena seluruh atribut pelayanan bernilai gap negatif, dengan

    demikian masih diperlukan rancangan perbaikan perbaikan kualitas layanan.

    00.5

    11.5

    22.5

    33.5

    4T1

    T2T3

    T4

    R1

    R2

    R3

    R4

    R5

    RS1

    RS2RS3

    RS4CP1

    CP2

    CR1

    CB1

    CB2

    S1

    S2

    A1

    A2

    CC1U1

    kinerja harapan

  • 38

    Hasil dari analisis ini kemudian akan dijadikan input data dalam metode IPA

    dengan melihat nilai kepentingan masing-masing atribut untuk mengetahui

    atribut mana saja yang diprioritaskan untuk dilakukan rancangan perbaikannya.

    4.5 Importance Performance Analysis

    Data yang digunakan untuk Importance Performance Analysis adalah hasil

    pengolahan data dari rata-rata tingkat harapan dan rata-rata tingkat kinerja setiap

    atribut pertanyaan pada software SPSS. Dari hasil perhitungan rata – rata tingkat

    kinerja dijumlahkan menghasilkan nilai total sebesar 77,76 dan hasil perhitungan

    rata – rata tingkat harapan dijumlahkan menghasilkan nilai total sebesar 92,29.

    Hasil Importance Performance Analysis (IPA) ini disajikan dalam diagram

    berikut.

    Gambar 4. 3 Diagram Importance Performance Analysis

    Sumber : Pengolahan Data

    Hasil yang ditunjukkan pada Gambar 4.4 adalah sebagai berikut.

    1. Pada kuadran 1 terdapat 5 atribut : T3, T4, CC1, R3, S1 yaitu

    menunjukkan atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan,

    termasuk atribut-atribut jasa yang dianggap sangat penting, namun

  • 39

    manajemen belum mampu melaksanakan sesuai keinginan pelanggan

    sehingga mengecewakan atau tidak puas

    2. Pada kuadran 2 terdapat 11 atribut : T1, T2, R1, R2, R4, R5, CP1, CR1,

    CB1, A1, A2 yaitu menunjukkan atribut jasa pokok yang telah berhasil

    dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankan dan atribut-

    atribut tersebut dianggap penting dan sangat memuaskan

    3. Pada kuadran 3 terdapat 5 atribut : RS2, RS3, RS4, CP2, CB2 yaitu

    menunjukkan atribut-atribut yang kurang penting pengaruhnya bagi

    pelanggan. Pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja karena

    dianggap kurang penting dan kurang

    memuaskan

    4. Pada kuadran 4 terdapat 3 atribut : RS1, S1, U1 yaitu menunjukkan

    atribut-atribut yang memiliki pengaruh kurang penting bagi customer,

    tetapi pelaksanaan berlebih atau sangat memuaskan

    Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis didapatkan 5 atribut

    yang masuk dalam kuadran 1. Atribut-atribut pelayanan ini dianggap belum

    maksimal oleh pelanggan dan perlu untuk ditingkatkan, dapat dilihat pada gambar

    berikut.

    Gambar 4. 4 Kuadran 1 diagram IPA

    Sumber : Hasil Pengolahan Data

    Hasil yang didapatkan dari Gambar 4.2 Kuadran I Diagram IPA dengan

    keterangan prioritas perbaikan adalah sebagai berikut.

  • 40

    1. Atribut nomor 3 dalam kuesioner adalah kondisi barang setelah dibongkar

    dalam kondisi baik. Namun penilaian responden setelah dilakukan

    penyebaran kuesioner menunjukkan banyak kondisi barang yang masih

    rusak setelah dibongkar.

    2. Atribut nomor 4 dalam kuesioner adalah penataan muatan di alat angkut

    terlihat rapi dan baik. Namun penilaian responden setelah dilakukan

    penyebaran kuesioner menunjukkan banyak penataan muatan di alat

    angkut yang tidak tertata rapi dan berlebihan.

    3. Atribut nomor 7 dalam kuesioner adalah kesiapan tenaga kerja bongkar

    muat (TKBM) dan pegawai PT. DHJ sebelum melakukan kegiatan

    bongkar muat. Namun penilaian responden setelah dilakukan penyebaran

    kuesioner menunjukkan tenaga kerja bongkar muat (TKBM) dan pegawai

    PT. DHJ terlambat datang sebelum melakukan kegiatan bongkar muat.

    4. Atribut nomor 19 dalam kuesioner adalah pegawai PT. DHJ menggunakan

    APD selama proses bongkar muat. Namun penilaian responden setelah

    dilakukan penyebaran kuesioner menunjukkan masih ada pegawai yang

    tidak menggunakan APD secara lengkap.

    5. Atribut nomor 23 dalam kuesioner adalah pegawai PT. DHJ memberikan

    informasi yang jelas dan mudah dimengerti. Namun penilaian responden

    setelah dilakukan penyebaran kuesioner menunjukkan ada informasi yang

    belum jelas dalam penyampaiannya.

    4.5 Usulan Prioritas Perbaikan

    Pada tahap ini untuk mendapatkan usulan perbaikan kualitas pelayanan

    peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pegawai PT. DHJ. Wawancara

    yang pertama dilakukan dengan Chief Checker dan Foreman pada tanggal 15 Mei

    2019 di Kantor Pegawai Lapangan PT. DHJ. Wawancara kedua dilakukan dengan

    Koordinator Lapangan Penumpukan pada tanggal 16 Mei 2019 di Kantor Pegawai

    Lapangan PT. DHJ. Dan wawancara yang terakhir dengan Manager Operasional

    pada tanggal 21 Mei 2019 di Kantor Berlian Group. Hasil wawancara peneliti

    dengan narasumber (para pegawai PT. DHJ) adalah sebagai berikut.

  • 41

    Tabel 4. 2 Usulan Perbaikan

    NO Prioritas perbaikan

    1 Atribut pertanyaan nomor 3 yaitu, masih banyaknya barang yang rusak

    setelah dibongkar.

    Solusi :

    • Melihat stowage plan sebelum melakukan pembongkaran

    • Merencanakan peralatan sesuai dengan barang yang akan

    dibongkar, apabila tidak memungkinkan diangkat dengan crane

    maka menggunakan forklift agar tidak menabrak lambung kapal

    • Alat diberi safety atau pelindung agar tidak merusak barang,

    seperti kain pelindung pada garpu forklift

    • Melakukan sling semestinya atau sesuai dengan lifting point

    sesuai petunjuk barang

    • Apabila barang mengalami kerusakan akibat PBM, akan diganti

    senilai harga barang itu 100%

    2 Atribut nomor 4 adalah banyak penataan muatan di alat angkut yang tidak

    tertata rapi dan berlebihan.

    Solusi :

    • Memuat disesuiakan dengan space triler dan kapasitasnya

    • Memberi ganjal, palet, pada triller agar muatan tidak bergeser

    • Memberi lasing atau pengunci pada muatan

    3 Atribut nomor 7 adalah tenaga kerja bongkar muat (TKBM) dan pegawai

    PT. DHJ terlambat datang sebelum melakukan kegiatan bongkar muat

  • 42

    Tabel 4. 8 Usulan Perbaikan (Lanjutan)

    NO Prioritas perbaikan

    Solusi :

    • Amprah atau memesan TKBM jauh – jauh sebelum kapal sandar,

    maksimal 4 jam sebelum kegiatan bongkar muat dimulai

    • Datang lebih awal sebelum kapal sandan dan menyiapkan

    peralatan bongkar muat, untuk sopir forklift karena perjalanan di

    jalan memerlukan waktu lama, maka jauh – jauh harus

    dipersiapkan

    • Apabila ketahuan telat ditegur secara langsung

    • Jika TKBM sering telat, akan dilaporkan ke koperasi TKBM

    4 Atribut nomor 19 adalah masih ada pegawai yang tidak menggunakan

    APD secara lengkap

    Solusi :

    • Kesadaran dari diri masing – masing bahwa APD itu sangat

    penting

    • Melakukan pengecekan pada pintu masuk pelabuhan oleh security

    • Ketegasan dari pemilik fasilitas pelabuhan dalam menerapakan

    aturan penggunaan APD secara lengkap

    • Perusahaan menyediakan APD bagi pegawai

    5 Atribut nomor 23 adalah pegawai PT. DHJ dalam memberikan informasi

    belum jelas dalam penyampaiannya, seperti informasi jumlah barang dan

    tipe barang yang salah

  • 43

    Tabel 4. 8 Usulan Perbaikan (Lanjutan)

    NO Prioritas perbaikan

    Solusi :

    • Mencari dokumen packing list semaksimal mungkin

    • Dokumen packing list kadang tidak sesuai dengan kenyataan

    dilapangan, maka harus dilakukan pengecekan merek atau jumlah

    barang secara langsung

    • Untuk jumlah barang dilakukan pengecekan separasinya atau

    pembatas jumlah barang

    • Jika marking label tidak jelas atau lepas dari barang, maka

    ditanyakan ke chief officer kapal

    • Apabila chief officer tidak mengetahui juga, maka harus dilakukan

    persetujuan dengan pemilik barang yang bersangkutan untuk

    mengecek kepemilikan barang

    Dari hasil wawancara diatas untuk menyelesaikan permasalahan

    banyaknya barang yang rusak setelah dibongkar ditemukan bahwa PT. DHJ

    menggunakan solusi pertama melihat stowage plan sebelum melakukan

    pembongkaran. Stowage plan merupakan sebuah gambaran informasi

    mengenai Rencana Pengaturan muatan di atas kapal yang mana gambar

    tersebut menunjukkan pandangan samping (denah) serta pandangan atas

    (profil) dari letak-letak muatan, jumlah muatan, dan berat muatan yang berada

    dalam palka sesuai consignment mark bagi masing-masing pelabuhan

    tujuannya. Solusi yang kedua adalah dengan cara merencanakan peralatan

    sesuai dengan barang yang akan dibongkar, apabila tidak muatan

    memungkinkan diangkat dengan crane maka menggunakan forklift agar tidak

    menabrak lambung kapal. Karena muatan berada kedalam lambung kapal

    sehinggah akan menyulitkan untuk diangkat langsung dengan crane. Solusi

    yang ketiga yaitu alat diberi safety atau pelindung agar tidak merusak barang,

    seperti kain pelindung pada garpu forklift. Alat yang dimaksud yaitu kail

    untuk menngangkat muatan. Solusi yang ke empat yaitu melakukan sling

  • 44

    semestinya atau sesuai dengan lifting point sesuai petunjuk barang. Lifting

    point adalah titik angkat pada muatan. Setiap muatan equipment memiliki

    titik-titik tertentu sebagai tempat paling kuat menopang bobot muatan

    tersebut. Solusi kelima yaitu apabila barang mengalami kerusakan yang

    diakibatkan kesalahan PBM dalam melakukan bongkar muat maka barnag

    tersebut akan diganti senilai harga barang itu senilai 100%. Sesuai dengan

    kewajiban PBM serta Tugas dan Tanggung Jawabnya yaitu Bertanggung

    jawab kepada kerusakan alat bongkar muat barang (gear) dan muatan dikapal

    yang disebabkan oleh kesalahan, kelalaian orang-orang yang bekerja dibawah

    pengawasannya (Setiono, 2011).

    Untuk menyelesaikan permasalahan banyak penataan muatan di alat

    angkut yang tidak tertata rapi dan berlebihan PT. DHJ menggunakan solusi

    pertama memuat disesuiakan dengan space triler dan kapasitasnya, yaitu agar

    tidak berlebihan muatan disesuiakan dengan luas chasis triler untuk

    standartnya muatan coil/wirerod 15-20 buah. Solusi ketiga yaitu memberi

    ganjal, palet, pada triller agar muatan tidak bergeser. Karena muatan berat dan

    dalam perjalanan, jalan yang dilalui bergelombang dapat menyebabkan

    bergesernya muatan. Solusi ketiga yaitu memberi lasing atau pengunci pada

    muatan. Lasing yang dimaksud yaitu mengikat muatan dan truk dengan

    sabuk pengaman, lasing harus dikaitkan pada chasis dan ada empat titik

    ikatan.

    Untuk menyelesaikan permasalahan tenaga kerja bongkar muat (TKBM)

    dan pegawai PT. DHJ terlambat datang sebelum melakukan kegiatan bongkar

    muat ditemukan bahwa PT. DHJ menggunakan solusi petama Amprah atau

    memesan TKBM jauh – jauh sebelum kapal sandar, maksimal 4 jam sebelum

    kegiatan bongkar muat dimulai. Amprah yaitu ke koperasi TKBM untuk

    daftar akan menggunaan jasa TKBM, dalam amprah sangat penting untuk

    memperhitungkan kapan TKBM datang sebelum kapal datang agar tidak

    terlambat. Solusi kedua yaitu pegawai DHJ dan TKBM datang lebih awal

    sebelum kapal sandar dan untuk menyiapkan peralatan bongkar muat. Solusi

    yang ketiga yaitu untuk sopir forklift karena perjalanan di jalan memerlukan

  • 45

    waktu lama, maka jauh – jauh harus dipersiapkan. Solusi keempat yaitu

    Apabila pegawai DHJ dan TKBM ketahuan telat ditegur secara langsung agar

    tidak mengulangi lagi. Solusi kelima yaitu jika TKBM sering telat, akan

    dilaporkan ke koperasi TKBM, dengan membuat berita acara TKBM akan

    diberi sanksi apabila sering telat datang dalam melakukan bongkar muat.

    Untuk menyelesaikan permasalahan masih ada pegawai yang tidak

    menggunakan APD secara lengkap PT. DHJ menggunakan solusi petama

    Kesadaran dari diri masing – masing bahwa APD itu sangat penting, karena

    merupakan alat untuk melindungi diri dari kecelakaan selama berkegiatan di

    pelabuhan. APD di pelabuhan meliputi helm pelindung, sepatu pelindung, dan

    rompi pelindung. Solusi kedua yaitu melakukan pengecekan pada pintu masuk

    pelabuhan oleh security. Setiap pihak yang berkepentingan di pelabuhan harus

    dilakukan pengecekan langsung oleh security. Solusi ketiga yaitu ketegasan

    dari pemilik fasilitas pelabuhan dalam menerapakan aturan penggunaan APD

    secara lengkap. Mengacu pada UU No 13/2003 pasal 87, bahwa setiap

    perusahaan wajib menerapkan SMK3, maka dari itu setiap pegawai di

    pelabuhan harus menggunakan APD dan apabila kedapatan pegawai yang

    tidak memakai APD maka harus dikeluarkan secara langsung. Solusi keempat

    yaitu perusahaan menyediakan APD bagi pegawai, karena apabila para

    pegawai tidak memiliki APD dan tidak dapat berkerja maka akan merugikan

    perusahaan juga, oleh karena itu perusahaan ikut bertanggung jawab dengan

    memberikan APD kepada para pegawainya.

    Untuk menyelesaikan permasalahan masih pegawai PT. DHJ dalam

    memberikan informasi belum jelas dalam penyampaiannya, seperti informasi

    jumlah barang dan tipe barang yang salah PT. DHJ menggunakan solusi

    petama mencari dokumen packing list semaksimal mungkin. Packing list

    merupakan dokumen mendetai packing atau pengemasan yang menunjukkan

    jumlah, jenis, serta berat dari barang ekspor impor, sekaligus consignee atau

    buyer. Dengan adanya packing list PBM dapat mudah menentukan peralatan

    apa saja yang akan disiapkan dan berapa alat angkut yang dibutuhkan dalam

    bongkar muat. Solusi kedua dokumen packing list kadang tidak sesuai dengan

  • 46

    kenyataan dilapangan, maka harus dilakukan pengecekan merek atau jumlah

    barang secara langsung. Untuk jumlah barang dilakukan pengecekan

    separasinya atau pembatas jumlah barang. Karena dokumen tidak sesuai maka

    harus dilakukan pengecekan barang secara langsung dapat melihat marking

    label barang agar tidak terjadi kekeliruan dalam pembongkaran atau

    pengiriman barang. Solusi ketiga jika marking label tidak jelas atau lepas dari

    barang, maka ditanyakan ke chief officer kapal. Apabila chief officer tidak

    mengetahui juga, maka harus dilakukan persetujuan dengan pemilik barang

    yang bersangkutan untuk mengecek kepemilikan barang.

  • 47

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah

    1. Kesenjangan (gap) antara persepsi dan harapan customer terhadap

    kualitas pelayanan bongkar muat kapal menggunakan metode servqual

    menghasilkan seluruh atribut pelayanan bernilai negatif, hal ini berarti

    bahwa persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan bongkar muat

    masih belum mencapai harapan. Nilai gap terbesar adalah atribut

    penataan muatan di alat angkut sebesar -1.264706. Nilai gap terkecil

    adalah atribut pegawai