permohonan dispensasi nikah di pengadilan agama …

97
PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: MUHAMMAD ABU TOLHAH NIM: 11150440000047 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1442 H/2021 M

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA

JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

MUHAMMAD ABU TOLHAH

NIM: 11150440000047

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1442 H/2021 M

Page 2: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

i

PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA

JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

MUHAMMAD ABU TOLHAH

NIM: 11150440000047

Di Bawah Bimbingan

HOTNIDAH NASUTION M.A

NIP. 197101311997032010

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1441 H/2020 M

Page 3: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …
Page 4: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama Lengkap : MUHAMAD ABU TOLHAH

NIM : 11150440000047

Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 11 Oktober 1995

Prodi/Fakultas : Hukum Keluarga

Alamat : Dusun Leuwiliang RT 01/07 Desa

Sindulang Kec. Cimanggung. Kab.

Sumedang

No. Handphone : 083821767711

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia untuk menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Maret 2021

Muhamad Abu Tolhah

NIM. 11150440000047

Page 5: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

iv

ABSTRAK

Muhamad Abu Tolhah NIM 11150440000047 PERMOHONAN DISPENSASI

NIKAH DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN Program Studi

Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 1441 H/ 2020 M, xi + 87 Halaman

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi

meningkatnya angka permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan pada tahun 2017-2019.

Penelitian ini termasuk penelitian library research dan field research. Library

research yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

pustaka atau data sekunder.1 Kepustakaan dilakukan dengan menggunakan buku-

buku, kitab-kitab fiqh, perundang- undangan, dan yurisprudensi yang berhubungan

dengan skripsi ini. Sedangkan jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yaitu

dengan melakukan field research.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab meningkatnya

permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan adalah faktor

agama, ekonomi, dan hamil diluar nikah. Dampak pemberian Dispensasi Nikah

dalam aspek Yuridis dan Sosiologis adalah semakin meningkatnya kesadaran

hukum masyarakat terhadap aturan yang ada. Majelis Hakim Pengadilan Agama

Jakarta selatan selalu mempertimbangkan hal-hal yang telah diatur Perma No. 5

Tahun 2019 tentang Pedoman Mengadili Permohonan Dispensasi Kawin. Selain itu

juga mempertimbangkan kesiapan orang tua dan anak yang hendak menikah, baik

dari aspek ekonomi maupun kesehatan

Kata Kunci : Dispensasi Nikah, Pengadilan Agama, Jakarta Selatan

Pembimbing : Hotnidah Nasution, M.A.

Daftar Pustaka : 1976-2020

1 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cet. Ke-8, (Jakarta:

RajaGrafindo Persada 2004), h. 13

Page 6: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

v

KATA PENGANTAR

حيم حمنالر بسماللهالر

Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, Segala puji, syukur dan sujud kehadirat

Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang selalu melimpahkan rahmat, hidayah, serta

keberkahan-Nyalah sehingga penulis diberikan kemudahan untuk menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat beriring salam senantiasa kepada sebaik-baik tauladan kita,

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam, semoga kelak kita mendapatkan

syafa’atnya di akhirat.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

gelar Sarjana Hukum Program Studi Hukum Keluarga pada Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini

penulis persembahkan seutuhnya kepada motivator terhebat dan tercinta sepanjang

perjalanan hidup penulis, terkhusus kedua orang tua tercinta, bapak tercinta H.

Suryana dan mama Hj. Siti Hapsoh dan kakak-kakak terhormat serta adik-adik

tersayang yang tidak pernah lelah selalu memberikan semangat, motivasi,

bimbingan dan dukungan, kasih sayang, doa serta keluangan waktu yang diberikan.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan rahmat, keberkahan

dan kasih sayang kepada mereka semua. Aamiin.

Selama proses penulisan skripsi ini, sedikit banyak hambatan dan kesulitan

yang penulis hadapi, atas berkat rahmat dan hidayah dari Allah Subhanahu wa

Ta’ala diberikan kemudahan dalam mengerjakannya. Serta dukungan dari berbagai

pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada para pihak yang secara langsung maupun

tidak langsung telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A, selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

vi

2. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, SH., MH., MA, selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Mesraini, M.Ag, selaku ketua Program Studi Hukum Keluarga dan Ahmad

Chairul Hadi, M.A, sekretaris Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penyelesaian

skripsi ini.

4. Dr. H. Muchtar Ali M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

memberikan nasihat dan motivasi untuk mahasiswa-mahasiswinya.

5. Hotnidah Nasution M.A, selaku Dosen Pembimbing yang telah senantiasa

meluangkan waktu untuk memberikan nasihat, motivasi, serta perbaikan-perbaikan

selama penyusunan skripsi ini, terimakasih banyak atas arahan, masukan dan

koreksi skripsinya yang bersifat membangun, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala

senantiasa membalas semua kebaikan Ibu.

6. Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan Bapak Dr, H. Andi Akram, S.H., M.H.

dan Wakil Ketua Elvin Nailana, S.H., M.H. Serta seluruh jajaran di pengadilan

agama Jakarta selatan saya ucapkan terimakasih banyak telah memberikan

kesempatan untuk memberikan informasi serta telah bersedia menjadi obyek

penelitian ini.

7. Pimpinan Perpustakaan, Pengelola Perpustakaan, Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberi fasilitas untuk mengadakan studi

kepustakaan.

8. Terima kasih kepada kawan kelas HK 15 kelas A terkhusus Ilham Ramdani

Rahmat, Irwan Hidayat, Lutfi Zakaria, Lutfi Abdul Latif, Ikbal Ibnu Ansor yang

membantu saya dalam penyusunan skripsi ini.

9. Terima kasih kepada abang Muhammad Abu Dzar Al-gipari S. Hum, yang telah

banyak memberikan nasihat, motivasi, dan ilmu kepada penulis.

10. Kepada Sahabat-Sahabat penulis, Apipudin, Anjar Jamaludin, Alfi Rijalul Awal,

Ikhdan, Irsyadul Ibad, Muhammad Farhan, rizki Ikhwani, Wahyu Erlangga,

Mukhlis, Imam Nawawi, Khamdi Alfan Maulana, yang telah memberikan motivasi

dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi yang penulis tempuh.

Page 8: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

vii

11. Terimakasih kepada Rizki Ikhwani S. sos yang telah memberikan do’a dan bantuan

dalam pengerjaan skripsi ini, semoga kita dapat selalu berproses bersama-sama

menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

12. Teman-teman Hukum Keluarga angkatan 2015, pesantren sabilussalam, IMM

cabang ciputat, KSE UIN Jakarta, PSM UIN Jakarta yang selalu memberikan

banyak perubahan buat hidup saya.

13. Terima kasih sahabat-sahabat kuncen secret KSE yang telah menemani penulis dari

awal masuk kuliah hingga sekarang serta telah memberikan motivasi dan semangat

yang luar biasa dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

14. Teman seperjuangan selama 1 (satu) bulan di pangkal jaya, naggung Bogor Kuliah

Kerja Nyata (KKN) “Muara”, yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam

menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

15. Terima kasih sahabat-sahabat dari KSE Entrepreneur Academy batch 3, khususnya

rony, taufiq, aqil, ato, dan yang lainnya atas motivasi dan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

16. Terima kasih teman-teman Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas

Syari’ah dan Hukum (IMM PKSH) yang selalu memberikan motivasi, semangat

dan pembelajaran kepada penulis.

17. Serta teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

doa-doa terbaiknya.

Semoga Allah memberikan ampunan, rahmat, dan balasan pada setiap

kebaikan yang telah diberikan untuk penliti. Semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum keluarga.

Jakarta, 19 Maret 2021 M

05 Sya’ban 1442 H

Penulis

Page 9: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iiv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 4

D. Perumusan Masalah ................................................................... 4

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 4

F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ........................................ 5

G. Metode Penelitian ..................................................................... 6

1. Pendekatan Pendekatan ....................................................... 6

2. Jenis Penelitian .................................................................... 6

3. Sumber Data ........................................................................ 7

4. Metode Pengumpulan Data ................................................. 7

5. Analisis Data ........................................................................ 7

6. Teknik Penulisan ................................................................. 8

H. Rancangan Sistematika Penelitian ............................................ 8

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 9

A. Pernikahan ................................................................................ 9

1. Pengertian Pernikahan ......................................................... 9

2. Dasar Hukum Pernikahan .................................................. 12

3. Rukun dan Syarat Pernikahan ............................................ 12

4. Tujuan dan Hikmah Pernikahan ........................................ 16

5. Pencegahan atau Larangan dalam Pernikahan ................... 19

Page 10: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

ix

B. Dispensasi Nikah .................................................................... 22

C. Pembatasan Usia Menikah ..................................................... 24

1. Usia Menikah Menurut Hukum Islam ............................... 24

2. Usia Menikah Menurut Hukum Positif ............................. 26

D. Dampak Pernikahan Usia di bawah umur .............................. 27

1. Dampak Negatif ................................................................. 27

2. Dampak Positif .................................................................. 28

E. Pandangan Maqasid Syariah Terhadap Pembatasan Usia

Perkawinan .................................................................................... 28

BAB III PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN DAN

DISPENSASI NIKAH ................................................................. 33

A. Gambaran Umum Tentang Pengadilan Agama Jakarta Selatan .

................................................................................................ 33

B. Gambaran Umum Tentang Dispensasi Nikah pada Tahun

2017-2019 di Pengadilan Agama Jakarta Selatan .................. 40

C. Tata Cara Pengajuan Permohonan Dispensasi Nikah di

Pengadilan Agama .................................................................. 43

BAB IV FAKTOR PENYEBAB MENINGKATNYA ANGKA

DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA

SELATAN .................................................................................... 50

A. Faktor Penyebab Meningkatnya Permohonan Dispensasi Nikah

................................................................................................ 50

1. Faktor Agama .................................................................... 68

2. Faktor Ekonomi ................................................................. 69

3. Faktor Hamil Diluar Nikah ................................................ 69

B. Dampak Pemberian Dispensasi Nikah Dalam Aspek Yuridis

dan Sosiologis......................................................................... 71

1. Aspek Yuridis .................................................................... 71

2. Aspek Sosiologis ............................................................... 72

C. Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Jakarta selatan dalam

memberikan Dispensasi Nikah ............................................... 74

Page 11: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

x

BAB V PENUTUP .................................................................................... 78

A. Kesimpulan ............................................................................. 78

B. Saran ....................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 84

Page 12: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan yang merupakan suatu ikatan lahir bathin antara seorang pria

dengan seorang wanita diharapkan dapat membentuk sebuah keluarga yang

bahagia, sejahtera, kekal dan abadi berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa.

Perkawinan merupakan sunahtullah yang berlaku umum kepada semua makhluk

ciptaan Allah SWT, baik pada manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dengan

bertujuan lain sebagai jalan bagi makhluknya untuk berkembang baik serta

melestarikan hidupnya.2

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan Revisi Undang-

Undang tentang Perkawinan menjadi Undang-Undang pada rapat paripurna. DPR

dan pemerintah menyepakati perubahan Pasal 7 Ayat 1 dalam RUU tentang

Perkawinan terkait Ketentuan batas usia menikah laki-laki dan perempuan. Dengan

demikian, batas usia menikah menjadi 19 tahun.3

Revisi Undang-undang tentang Perkawinan merupakan tindak lanjut atas

putusan Mahkamah Konstitusi yang memberikan tenggat waktu tiga tahun kepada

DPR RI untuk mengubah ketentuan batas usia menikah yang diatur dalam pasal 7

ayat (1) UU Perkawinan.

Hal diatas tentunya berimplikasi pada hukum perkawinan di Indonesia. Jika

sebelumnya seorang perempuan di perbolehkan jika menikah di umur 17 tahun,

maka sekarang tidak di izinkan jika belum mendapatkan putusan dispensasi nikah

dari Pengadilan Agama setempat.

2 Tihami dan Sohari, Fiqih Munakahat Kajian Fiqih Nikah Lengkap, (Jakarta : Rajawali

pers, 2014), h.6 3 https://nasional.kompas.com/read/2019/09/16/13174991/dpr-akan-sahkan-ruu-

perkawinan-batas-usia-perkawinan-jadi-19-tahun, diakses pada hari senin, 23 Desember 2019,

pukul 19.00 WIB.

Page 13: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

2

2

Maksud dan tujuan pemerintah mengubah ketentuan pada pasal 7 ayat (1)

ini adalah salah satunya untuk menekan angka pernikahan usia di bawah umur di

Indonesia. Hal ini dikarenakan pernikahan usia di bawah umur memiliki banyak

dampak negatif yang akan ditimbulkan kepada kedua belah pihak. Dari aspek

kesehatan beresiko terhadap berbagai penyakit seperti kanker serviks, kanker

payudara, pendarahan, keguguran, mudah terjadi infeksi saat hamil maupun setelah

hamil, anemia saat hamil, risiko terkena pre-eklampsia dan persalinan yang lama

dan sulit. Sedangkan dampak pernikahan dini pada bayi berupa kemungkinan lahir

belum cukup umur, berat badan bayu rendah (BBLR), cacat bawaan hingga

kematian bayi.4

Dimaksudkan penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini pasca disahkannya

revisi Undang-undang Perkawinan adalah pihak wanita belum genap umur 19 tahun

dan pria belum genap 19 tahun.

Sedangkan yang dimaksud ‘Pengadilan yang ditunjuk’ oleh kedua orang tua

pihak pria maupun pihak wanita adalah bagi yang beragama Islam harus

mengajukan permohonan dispensasi ke Pengadilan Agama dan bagi yang beragama

Kristen mengajukan ke Pengadilan Negeri. Sekalipun terbuka jalan untuk diberikan

dispensasi perkawinan bagi anak yang masih di bawah umur, namun ketentuan

Pasal 7 ayat (2) tidak mengatur secara tegas dan rinci alasan-alasan pemberian

dispensasi.5

Permohonan Dispensasi nikah di Provinsi DKI Jakarta masih berada pada

angka yang cukup tinggi. Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari Laporan

Tahunan Pengadilan Agama yang ada di Provinsi DKI Jakarta, ditemukan bahwa

Pengadilan Agama Jakarta selatan merupakan Pengadilan yang perkara

Permohonan Dispensasi Nikahnya selalu mengalami peningkatan di tiap tahunnya.

Total pengajuan permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan pada tahun 2017 adalah sebanyak 29 Perkara, tahun 2018 adalah sebanyak

32 Perkara, dan tahun 2019 adalah sebanyak 53 Perkara.

4 Manuba, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: EGC, Edisi 2 5 Marilang, Dispensasi Kawin Anak di Bawah Umur, Al-Daulah Vol 7 No. 1 Juni 2018, h.

149

Page 14: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

3

3

Berdasarkan data dispensasi nikah diatas maka penulis dapat memberikan

analisa bahwa sejak tahun 2017-2019 permohonan Dispensasi nikah di Pengadilan

Agama Jakarta Selatan selalu mengalami kenaikan di tiap tahunnya. Jika penulis

membuat sebuah grafik, maka gambarnya adalah sebagai berikut:

Beranjak dari latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk

menulis skripsi dengan judul “Permohonan Dispensasi Nikah di Pengadilan

Agama Jakarta Selatan.”

B. Identifikasi Masalah

Dari beberapa permasalahan yang ditemukan dalam judul ini antara lain

ialah sebagai berikut :

1. Apa yang menyebabkan tingginya angka permohonan dispensasi nikah di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan?

2. Bagaimana perbandingan permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama

Jakarta Selatan sebelum dan sesudah revisi Undang-undang Perkawinan?

3. Bagaimana kesadaran hukum masyarakat dalam menanggapi revisi Undang-

undang Perkawinan?

4. Apakah revisi Undang-undang Perkawinan menekan angka pernikahan usia

di bawah umur?

5. Bagaimana implikasi hukum dari revisi Undang-undang Perkawinan?

6. Bagaimana implikasi sosial dari revisi Undang-undang Perkawinan?

0

10

20

30

40

50

60

2017 2018 2019

2019

2018

2017

Page 15: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

4

4

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini terbatas pada perkara

permohonan dispensasi nikah pada Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam kurun

waktu tahun 2017-2019.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari identifikasi dan pembatasan masalah diatas,

selanjutnya penulis menemukan masalah pokoknya yaitu: Peningkatan Dispensasi

Nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2017-2019. Dari masalah

pokok tersebut penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa faktor yang menyebabkan tingginya angka permohonan dispensasi nikah

di Pengadilan Agama Jakarta Selatan?

2. Bagaimana dampak dari adanya pemberian Dispensasi Nikah dalam aspek

Yuridis dan Sosiologis?

3. Bagaimana pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Jakarta selatan dalam

memberikan Dispensasi Nikah?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ditetapkan sesuai dengan rumusan masalah

adalah :

1. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan tingginya angka permohonan

dispensasi nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

2. Untuk mengetahui dampak dari adanya pemberian Dispensasi Nikah dalam

aspek Yuridis dan Sosiologis.

3. Untuk mengetahui pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Jakarta selatan

dalam memberikan Dispensasi Nikah.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

Page 16: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

5

5

1. Memberikan sumbangan pemikiran dan ilmu pengetahuan dalam

perkembangan ilmu hukum perkawinan.

2. Memahami dan mengkaji tentang perkembangan hukum pasca revisi

Undang-undang Perkawinan.

3. Memberikan informasi tentang tingkat kesadaran masyarakat terkait

perkawinan.

4. Menjadi rujukan bagi akademisi tentang bagaimana analisa secara mendalam

mengenai Dispensasi nikah.

F. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Dari hasil penelusuran pada karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan harta

bersama ternyata memiliki sejumlah bahasan yang berbeda. Baik itu secara tematik

serta objek kajian yang diteliti. Adapun kajian terdahulu yang penulis temukan

diantaranya.

Ilham Ramdani Rahmat (2019) dalam skripsi “Pernikahan Usia dini dan

Hak Anak (Studi di Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat)” Membahas mengenai penyebab dan faktor pernikahan usia di bawah umur,

serta implikasinya terhadap hak-hak anak. 6

Nurmilah Sari (2011) dalam skripsi “Dispensasi Nikah di Bawah Umur

(Studi Kasus di Pengadilan Agama Tangerang Tahun 2009-2010). Skripsi tersebut

mengkaji mengenai permasalahan dispensasi nikah pada Pengadilan Agama

Tangerang dan Pertimbangan Hukum tentang Permohonan dispensasi nikah oleh

Pengadilan Agama Tangerang. 7

Faraid Hika (2017) dalam Skripsi “Pembatasan Usia Pernikahan Menurut

Hukum Islam (Studi Putusan Mahakamah Konstitusi No. 30/PUU-XII/2014).

Skripsi ini membahas mengenai bagaimana tidak adanya batasan usia pernikahan

6 Ilham Ramdani Rahmat, Pernikahan Usia Dini dan Hak Anak (Studi di Desa Suntenjaya

Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2019 7 Nurmilah Sari, Dispensasi Nikah di Bawah Umur (Studi Kasus di Pengadilan Agama

Tangerang Tahun 2009-2010, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2011

Page 17: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

6

6

namun dalam Hukum Islam sendiri para ulama sepakat bahwa aqil baligh adalah

hal yang diharuskan dalam usia pernikahan.8

G. Metode Penelitian

Dalam membahas penelitian ini, diperlukan suatu penelitian untuk

memperoleh data yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dibahas dan

gambaran dari masalah tersebut secara jelas, tepat dan akurat. Ada beberapa metode

yang akan penulis gunakan, antara lain:

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian hukum ini menggunakan metode pendekatan normatif-

empiris yakni penulis tidak saja berusaha mempelajari pasal-pasal perundang-

undangan, pandangan pendapat para ahli dan menguraikan dalam skripsi atau

karya penelitian ilmiahnya, tetapi juga menggunakan bahan-bahan yang

sifatnya normatif itu dalam rangka mengolah dan menganalisis data-data dari

lapangan yang disajikan sebagai pembahasan. 9 Jenis pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif. Cara

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

analisis kualitatif, yakni data-data yang disusun dalam kata-kata atau kalimat-

kalimat. Metode ini bertujuan untuk memberi gambaran secara sistematis yang

berupa fakta dan karakteristik obyek dan subyek yang diteliti secara tepat.

2. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini termasuk penelitian library research dan

field research. Library research yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan

cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. 10 Kepustakaan dilakukan

8 Faraid Hika, Pembatasan Usia Pernikahan Menurut Hukum Islam (Studi Putusan

Mahakamah Konstitusi No. 30/PUU-XII/2014, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2017. 9 Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas atau Skripsi Ilmu Hukum, (Bandar

Lampung: Mandar Maju, 1995), h.63 10 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cet. Ke-8, (Jakarta:

RajaGrafindo Persada 2004), h. 13

Page 18: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

7

7

dengan menggunakan buku-buku, kitab-kitab fiqh, perundang- undangan, dan

yurisprudensi yang berhubungan dengan skripsi ini. Sedangkan jenis data yang

digunakan adalah data kualitatif yaitu dengan melakukan field research.

3. Sumber Data

a. Data Primer dalam penelitian ini adalah berkas-berkas yang berkaitan

dengan 30 penetapan Dispensasi Nikah yang terdapat pada Tahun 2017-

2019. Selain itu penulis juga melakukan Wawancara terhadap Salah satu

hakim di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

b. Data Sekunder, untuk melengkapi data primer diperoleh dari studi

kepustakaan dengan mengkaji dan menelusuri literatur yang relevan baik

berasal dari buku-buku, kitab fiqh, majalah, jurnal-jurnal, dan lain-lain

yang berkaitan dengan pembahasan yang di kaji.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Studi kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori dan konsep yang

berkenaan dengan metode keputusan hakim dalam memberikan izin

dispensasi nikah melalui berbagai buku dan literatur yang dipandang

mewakili dan berkaitan dengan obyek penelitian.

b. Studi dokumenter yaitu menelaah bahan-bahan yang diambil dari

dokumentasi dan berkas yang mengatur tentang pemeriksaan putusan

Dispensasi Nikah serta putusan hakim yang menyangkut Dispensasi

Nikah.

5. Analisis Data

Bahan yang diperoleh, lalu dianalisis secara kualitatif yang dilakukan

terhadap data yang diolah dengan menggunakan uraian-uraian untuk memberi

Page 19: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

8

8

gambaran, sehingga menjadi sistematis dan menjawab permasalahan yang

telah dirumuskan. Data yang ada dianalisis sehingga dapat membantu sebagai

dasar aturan dan pertimbangan hukum yang berguna dalam menganalisis

Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan penelitian ini merujuk pada pedoman penulisan

skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang di

terbitkan oleh Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah

dan Hukum tahun 2017.

H. Rancangan Sitematika Penelitian

Penelitian skripsi ini terdiri dari 5 (lima) Bab, dimana masing-masing Bab

berisikan pembahasan yang berkesinambungan sebagai berikut:

Bab I Berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang yang menjadi dasar

mengapa penulisan ini diperlukan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II Berisi mengenai Pengertian Dispensasi Nikah, dasar hukum

Dispensasi Nikah, Aturan Sebelum dan sesudah direvisinya Undang-undang

Perkawinan, Kemudian dilanjutkan dengan faktor penyebab banyaknya Dispensasi

Nikah pada Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Bab III Memaparkan Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan beserta

statistik perkara Dispensasi Nikah pada tahun 2017-2019

Bab IV Merupakan bab inti yaitu bahasan utama dalam skripsi ini. Yaitu

analisis faktor penyebab meningkatnya angka permohonan Dispensasi Nikah di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Bab V Merupakan bab penutup pembahasan yang berupa kesimpulan hasil

penelitian ini secara keseluruhan beserta saran-saran

Page 20: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pernikahan

1. Pengertian Pernikahan

Kata “Pernikahan” berasal dari kata “Nikah” atau “Zawaj” yang dari

bahasa Arab dilihat secara bahasa berarti berkumpul atau dengan ungkapan

lain bermakna “Akad atau Bersetubuh” yang secara syara berarti akad

Pernikahan. Secara terminologi (istilah) “Nikah” atau “Zawaj”, yakni “Akad

yang mengandung kebolehan memperoleh kenikmatan biologis dari seorang

wanita dengan jalan ciuman, pelukan dan bersetubuh atau sebagai akad yang

ditetapkan Allah SWT bagi seorang laki-laki atas diri seorang perempuan atau

sebaliknya untuk dapat menikmati secara biologis antara keduanya.

Akad nikah yang telah dilakukan akan memberikan status

kepemilikan bagi kedua belah pihak (suami-isteri), dimana status

kepemilikan akibat akad tersebut bagi si lelaki (suami) berhak memperoleh

kenikmatan biologis dan segala yang terkait itu secara sendirian tanpa

dicampuri atau diikuti oleh lainnya yang dalam ilmu fiqh disebut “milku al-

intifa” yakni hak memiliki penggunaan atau pemakaian terhadap suatu benda

(isteri), yang digunakan untuk dirinya sendiri.1

Dalam Bahasa Indonesia kata perkawaninan berasal dari kata “kawin”

yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis,

melakukan hubungan kelaminan atau bersetubuh. 2 Dalam Al-Qur’an dan

Hadist Rasulullah SAW, pernikahan disebut dengan An-Nikah dan Az-Zawaj,

yang artinya berkumpul dan saling memasukkan. Kata Nikah yang terdapat

dalam Surah Al-Baqarah (2) ayat 230, yang berbunyi:

1 Ahmad Sudirman Abbas, Pengantar Pernikahan: Analisis Perbandingan antar Mazhab,

t.tp., PT.Prima Heza Lestari, 2006, h.1.

2 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Nikah, cet.II, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,

1994, h.32.

Page 21: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

10

10

Artinya: Maka Jika Suami menolaknya (sesudah talak dua kali), maka

perempuan tidak boleh dinikahinya hingga perempuan itu kawin dengan laki-

laki lain. (QS. al-Baqârah [2] ayat : 230).

Pendapat Ahli Ushul, mengartikan arti nikah, sebagai berikut:

a. Ulama Syafi’iyah, berpendapat:

Kata nikah, menurut arti sebenarnya (hakiki) berarti “akad”, dan

dalam arti tidak sebenarnya (majazi) arti nikah berarti “bersetubuh”

dengan lawan jenis.

b. Ulama Hanafiyah, berpendapat:

Kata nikah, menurut arti sebenarnya (hakiki) berarti

“bersetubuh”, dan dalam arti tidak sebenarnya (majazi) arti nikah

berarti “akad” yang menghalalkan hubungan kelamin antara pria dan

wanita. Pendapat ini sebaliknya dari pendapat ulama Syafi’iyah.

c. Ulama Hanabilah, Abu Qasim al-Zajjad, Imam Yahya, Ibnu Hazm

berpendapat bahwa kata nikah untuk dua kemungkinan tersebut yang

disebut dalam arti sebenarnya sebagaimana terdapat dalam kedua

pendapat diatas yang disebutkan sebelumnya3, mengandung dua unsur

sekaligus yaitu kata nikah sebagai “Akad” dan “Bersetubuh”.4

Adapun menurut Ahli Fiqh, nikah pada hakikatnya adalah akad yang

diatur oleh Agama untuk memberikan kepada pria hak memiliki dan

menikmati faraj dan atau seluruh tubuh wanita itu dan membentuk rumah

3 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Di Indonesia, cet.II, ( Jakarta: Prenada Mulia,

2007), h. 36-37.

4 Chuzaimah Tahido Yanggo dan Hafiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam

Kontemporer Buku Pertama (Jakarta: LSIK, 1994), h.53.

Page 22: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

11

11

tangga.5

Menurut para Sarjana Hukum ada beberapa pengertian perkawinan

sebagai berikut, yakni:

a. Scholten yang dikutip oleh R. Soetojo Prawiro Hamidjojo

mengemukakan arti Perkawinan adalah hubungan suatu hukum antara

seorang pria dan seorang wanita untuk hidup bersama dengan kekal

yang diakui oleh Negara.

b. Subekti mengemukakan arti perkawinan adalah pertalian yang sah

antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan untuk waktu yang

lama,

c. Wirjono Prodjodikoro mengemukakan arti perkwinan adalah suatu

hidup bersama dari seorang laki-laki dan seorang perempuan yang

memenuhi syarat-syarat yang termasuk dalam peraturan tersebut baik

Agama maupun aturan hukum Negara.6

Dari pengertian perkawinan di atas, dapat disimpulkan beberapa

unsur-unsur dari suatu perkawinan, yaitu:

a. Adanya suatu hubungan hukum

b. Adanya seorang pria dan wanita

c. Untuk membentuk keluarga (rumah tangga)

d. Untuk waktu yang lama

e. Dilakukan menurut Undang-undang dan aturan hukun yang berlaku.

Abu Yahya Zakariya Al- Anshary 7 , memberikan arti “Nikah”

menurut istilah Syara ialah aqad yang mengandung ketentuan hukum

kebolehan hubungan seksual dengan lafadz nikah atau dengan kata-kata

yang semakna dengannya.

5 Chuzaimah Tahido Yanggo dan Hafiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam

Kontemporer Buku Pertama (Jakarta: LSIK, 1994), hal. 54

6 Eoh, O.S., Perkawinan Antar Agama Dalam Teori dan Praktek, cet.II, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2001), h.27-28.

7 Abu Yahya Zakariya Al-Anshary, Fath al-Wahhab (Singapura: Su laiman Mar’iy, t.t),

h.30.

Page 23: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

12

12

2. Dasar Hukum Pernikahan

Pada dasarnya arti “Nikah” adalah Akad yang menghalalkan

pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara

seorang laki-laki dengan seorang perempuan dalam pertalian suami-istri.8

Islam menganjurkan dengan beberapa cara, dimana salah satunya

adalah mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan firman Allah SWT Surat Ar-

Ra’ad (13) ayat 38 yang berbunyi:

باية إل بإذن ٱلل لكل ولقد أرسلنا رسلا م ن قبلك وجعلنا لهم أزوجاا وذر يةا وما كان لرسول أن يأتى

أجل كتاب ا

Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum

kamu dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunannya.

Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul ayat (mu’jizat) melainkan dengan izin

Allah SWT. Bagi tiap-tiap masa ada kitab (yang tertentu)”. (QS. Ar- Râd

[13] ayat : 38).

Salah satu tanda kekuasaan Allah SWT terhadap orang yang ragu

untuk melakukan akad atau “Nikah”, maka Allah SWT menjanjikan suatu hal

untuk memberikan kepadanya penghidupan yang berkecukupan, dan

menghilangkan kesulitan-kesulitan dan memberikan kekuatan yang mampu

mengatasi kemiskinan, dan apabila keraguan menghilang dan timbul sifat

positif dan keberanian, maka Allah SWT akan kabulkan yang mempunyai

nilai yang baik dan pantas menurut Allah SWT.

3. Rukun Dan Syarat Pernikahan

Rukun dan Syarat pernikahan dalam Islam merupakan dua hal yang

tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Karena kebanyakan

aktifitas ibadah yang ada dalam Agama Islam senantiasa ada yang namanya

rukun dan syarat, sehingga sedikit bisa dibedakan dari pengertian keduanya

8 Chuzaimah Tahido Yanggo dan Hafiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam

Kontemporer Buku Pertama (Jakarta: LSIK, 1994), h. 57-63

Page 24: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

13

13

yakni syarat merupakan suatu hal yang harus atau dipenuhi sebelum

perbuatan dilaksanakan. Sedangkan rukun adalah hal yang harus ada dalam

suatu akad atau perbuatan. Lebih jelasnya, akan dipaparkan, sebagai berikut:

a. Rukun Pernikahan

Dalam Islam pernikahan tidaklah semata-mata sebagai

hubungan atau kontrak keperdataan biasa akan tetapi mempunyai nilai

ibadah dan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 2 ditegaskan

bahwa pernikahan merupakan akad yang sangat kuat, hal tersebut

dilakukan untuk mentaati perintah Allah SWT dan dengan

melaksanakannya merupakan suatu nilai ibadah kepada Allah SWT.9

Karena perkawinan yang syara’ akan ibadah dan tujunan untuk

mewujudkan kehidupan rumah tangga yang Sakinah, Mawaddah,

Warahmah, perlu diatur dengan syarat dan rukun tertentu agar tujuan

disyaratkannya perkawinan tercapai. Dalam Pasal 14 Kompilasi

Hukum Islam untuk melaksanakan perkawinan dalam rukun nikah

harus ada:

1) Calon Suami

2) Calon Istri

3) Wali Nikah

4) Dua Orang Saksi dan

5) Ijab dan Kabul.10

Kaitannya pada bidang perkawinan adalah bahwa rukun

perkawinan merupakan sebagian dari hakikat perkawinan, seperti

keharusan atau kewajiban kedua calon mempelai baik laki-laki dan

perempuan, ijab-kabul serta dua orang saksi.11

9 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, cet.IV, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2000), h.69.

10 Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam: Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum

Perwakafan, cet. II, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2008), h. 5

11 Slamet Abidin dan H. Aminuddin, Fiqh Munakahat (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999),

h. 24.

Page 25: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

14

14

b. Syarat Pernikahan

Beberapa pendapat diantara para Mazhab Fiqh mengenai syarat

sah suatu perkawinan. Pada garis besarnya pendapat tentang syarat-

syarat sahnya perkawinan ada dua:

1) Calon mempelai perempuannya halal dikawini oleh laki-laki yang

ingin menjadikannya istri;

2) Akad harus disaksikan oleh saksi.12

Sedangkan menurut Ulama Hanafiyah, mengatakan bahwa

sebagian syarat-syarat pernikahan yakni berkaitan atau berhubungan

dengan Akad serta sebagian lainnya berkaitan dengan saksi.13

1) Shigot yaitu ibarat ijab qabul dengan syarat sebagai berikut:

a) Menggunakan lafaz tertentu, baik dalam lafaz “Sarih”

misalnya Tazwij atau Nikah. Maupun lafaz “Kinayah”,

seperti “saya sedekahkan anak saya kepada kamu” dan

sebagainya.

b) Ijab qabul dilakukan di dalam satu majelis

c) Sighat didengar oleh orang-orang yang menyaksikan

d) Ijab qabul tidak berbeda maksud dan tujuan

2) Akad dapat dilaksanakan dengan syarat apabila kedua calon

pengantin berakal, baligh dan merdeka.

3) Saksi harus terdiri atas dua orang. Maka tidak sah apabila akad

nikah hanya disaksikan oleh satu orang saksi. Dan syarat-

syaratnya adalah:

a) Berakal

b) Baligh

c) Merdeka

d) Islam

12 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 6, cet.VII, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1990), h. 78.

13 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, cet.IV, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2000), h. 69.

Page 26: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

15

15

e) Kedua orang saksi mendengar.14

Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan

syarat-syarat perkawinan disebutkan dalam pasal 6:

1) Perkawinan harus didasarkan pada persetujuan kedua calon

mempelai;

2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai

umur 21 tahun harus mendapat izin orang tua;

3) Dalam hal orang tua yang telah meninggal dunia atau dalam

keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya maka izin

yang dimaksud ayat (2) pasal ini cukup diperoleh dari orang tua

yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan

kehendaknya;

4) Dalam hal orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan

tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka izin

diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang

mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan keatas selama

mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan

kehendaknya.

5) Dalam hal ada perbedaan antara orang-orang yang disebut dalam

ayat (2), (3) dan (4) pasal ini, atau salah seorang atau diantara

mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka pengadilan dalam

daerah hukum tempat tinggal orang yang melangsungkan

perkawinan atas permintaan orang tersebut dalam memberikan

ijin setelah lebih dahulu mendengar orang-orang tersebut dalam

ayat dan pasal ini.

6) Ketentuan tersebut ayat (1) sampai ayat (5) pasal ini berlaku

sepanjang hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya

14 Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, cet.II, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 64.

Page 27: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

16

16

itu dari yang bersangkutan tidak menentukan lain.15

Dalam melangsungkan dan mengurus administrasi pernikahan dan

kantor urusan agama (KUA) mengacu kepada aturan hukum yakni

berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama ayat (4) dan

hal-hal yang berkenan dengan perkawinan dapat diatur di Pengadilan Agama

sebagaimana Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Pengadilan

Agama pada pasal 1 ayat (1) yang menegaskan bahwa Peradilan Agama

adalah Peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam.16 Sedangkan dalam

prosedurnya Pernikahan bagi Warga Negara Indonesai yang beragama Non

Muslim, maka perkaranya akan dilangsungkan di Kantor Catatan Sipil.

Syarat merupakan suatu hal yang mesti dijalani dalam perkawinan.

Apabila syarat tidak dipenuhi maka bisa menimbulkan pencegahan terhadap

perkawinan, yakni keterangan terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal

60 ayat (1) yaitu pencegahan perkawinan bertujuan untuk menghindari suatu

perkawinan yang dilarang hukum Islam dan Peraturan Perundang-udangan.

Pada ayat (2) yaitu pencegahan perkawinan dapat dilakukan bila calon suami

dan istri yang akan melangsungkan perkawinan tidak memenuhi syarat-syarat

untuk melangsungkan perkawinan menurut hukum Islam dan Peraturan

Perundangan-undangan.17

4. Tujuan Dan Hikmah Perkawinan

a. Tujuan Perkawinan

Merujuk pada Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 21, Pasal 3 KHI

menyebutkan bahwa Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan

15 Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam: Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum

Perwakafan cet. II, (Bandung: Tim Redaksi Nuansa Aulia, 2008), h. 81.

16 Djalil Basiq, Peradilan Agama Di Indonesia: Gemuruhnya Politik Hukum (Hukum

Islam, Hukum Barat, Hukum Adat), cet. I, (Jakarta: Kencana, 2006 ). h. 185

17 Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, cet. II, (Bandung: Tim Redaksi Nuansa Aulia,

2008), h. 19

Page 28: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

17

17

kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. 18

Masalah perkawinan yang di atur sedemikian rupa dan diberlakukan

bagi manusia sebagai makhluk hidup yang berakal memiliki beberapa

tujuan. Diantara tujuan-tujuan perkawinan ialah sebagai berikut:

1) Mentaati perintah Allah SWT.19

2) Menghalalkan hubungan seksual untuk memenuhi kebutuhan

biologis

3) Menjaga manusia dari kejahatan dan kerusakan karena

perzinaan.20

4) Menumbuhkan kesungguhan untuk berusaha mencari rezeki,

serta meningkatkan rasa dan sikap tanggung jawab.21

5) Melestarikan keturunan.

6) Mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.22

7) Membentuk keluarga yang kekal.23

Menurut Asaf A.A. Fyzee, tujuan nikah dapat dilihat dari tiga

aspek yaitu:

1) Aspek Agama (Ibadah):

¶ Memperoleh keturunan.

¶ Perkawinan merupakan salah satu Sunnah Nabi

Muhammad SAW.

¶ Perkawinan mendatangkan Rezeki dan menghilangkan

kesulitan.

2) Aspek Sosial (Masyarakat):

¶ Memberikan perlindungan kepada kaum wanita yang

secara umum dinilai fisiknya yang lemah karena setelah

18 Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 19 Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 20 Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan (Undang-

undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan), Cet.5 (Yogyakarta: Liberty, 2004), h. 15. 21 Moh. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis dari Undang-undang

No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, Cet. 1, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.27. 22 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada. 2002), h.3. 23 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974.

Page 29: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

18

18

pernikahan si isteri akan mendapat perlindungan dari

suaminya, baik masalah nafkah atau gangguan orang lain

serta mendapat pengakuan yang sah dan baik dari

masyarakat.

¶ Mendatangkan sakinah (ketentraman bathin), menimbulkan

mawaddah dan mahabbah (cinta kasih) serta rahmah (kasih

sayang) antara suami isteri, anak-anak dan seluruh anggota

keluarga.

3) Aspek Hukum (Negara):

Perkawinan sebagai akad, yaitu perikatan dan perjanjian

luhur antara suami dan istri untuk membentuk rumah tangga yang

bahagia. Dengan akad yang sah di mata Agama dan Negara, maka

akan menimbulkan hak dan kewajiban suami istri serta

perlindungan dan pengakuan hukum baik Agama maupun

negara.24

b. Hikmah Perkawinan

Allah SWT telah menjadikan makhluk-Nya berpasang-

pasangan. Dengan kata lain, ketika manusia dijadikan makhluk Allah

SWT yang paling sempurna dan kesempurnaannya dapat dilihat dari

kehidupan manusia yang saling berpasang-pasangan dari lawan jenis

kamu.

Perkawinan dalam Islam menurut Abdurrahman Wahid bukan

sekedar akad nikah, melainkan memiliki dimensi lain yang tidak boleh

hilang yaitu cinta dan kasih sayang (Mawaddah Warahmah), dengan

menjadikan ikatan yang kokoh. Rahman disini bukan berarti

kesejahteraan saja, melainkan pengikat dengan dimensi fisik termasuk

biologis seperti reproduksi.20 Menurut beberapa para pakar hukum,

perkawinan adalah suatu ikatan atau perjanjian lahir batin antara kedua

24 Chuzaimah Tahido Yanggo dan Hafiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam

Kontemporer Buku Pertama (Jakarta: LSIK, 1994), h. 57-63.

Page 30: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

19

19

pasangan hingga penjaminan suatu hal ataupun perbuatan yang bisa

menjadikan perbuatan hukum. Antara lain hikmah yang dapat dilihat

dalam perkawinan itu ialah menghalangi umat dari hal-hal atau

perbuatan yang tidak diizinkan syara dan menjaga kehormatan diri dari

kerusakan seksual.25

5. Pencegahan atau Larangan dalam Pernikahan

Larangan perkawinan dalam aturan perdata di Indonesia di atur dalam

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dalam Pasal 13

yang berbunyi “Perkawinan dapat dicegah apabila ada pihak yang tidak

memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan”. 26 Tidak

memenuhi persyaratan seperti yang dimaksudkan dalam ayat di atas mengacu

kepada dua hal, yakni: Pertama; Persyaratan Administrasi, dan Kedua;

Persyaratan Materil. Persyaratan Administrasi berhubungan dengan

Administrasi Perkawinan. Adapun Syarat Materil menyangkut hal-hal yang

mendasar seperti larangan perkawinan. Misalnya, Perkawinan yang tidak

dapat dilaksanakan apabila salah satu atau kedua calon mempelai belum

mencapai umur 19 Tahun sebagaimana yang tercantum di dalam Undang-

undang Perkawinan, sehingga perlu mendapatkan izin Dispensasi Nikah dari

Pengadilan Agama.

Larangan kawin BAB VI Pasal 39 dalam Kompilasi Hukum Islam,

Larangan melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan seorang

wanita disebabkan sebagai berikut:27

a. Karena pertalian nasab:

1) Dengan seorang wanita yang melahirkan atau yang

menurunkannya atau keturunannya;

25 Amir Syarifuddin, Garis- Garis Besar Fiqih (Jakarta : Prenada Media, 2003), h.81.

26 Aulia Nuansa, Kompilasi Hukum Islam: Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan,

Hukum Perwakafan,cet. II, (Bandung: Tim Redaksi Nuansa Aulia, 2008), h. 84.

27 Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam: Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum

Perwakafan, h. 11-12.

Page 31: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

20

20

2) Dengan seorang wanita keturunan ayah atau ibu;

3) Dengan seorang wanita saudara yang melahirkannya.

b. Karena pertalian kerabat semenda:

1) Dengan seorang wanita yang melahirkan istrinya atau bekas

istrinya;

2) Dengan seorang wanita bekas istri orang yang menurunkannya

3) Dengan seorang wanita keturunan istri atau bekas istrinya,

kecuali putusnya hubungan perkawinan bekas istrinya itu qobla

dukhul;

4) Dengan seorang wanita bekas istri keturunanya.

c. Karena Pertalian Sesusuan:

1) Dengan wanita yang menyusui dan seterusnya menurut garis

lurus keatas;

2) Dengan seorang wanita sesusuan dan seterusnya menurut garis

lurus kebawah;

3) Dengan saudara wanita sesusuan dan kemenakan sesusuan ke

bawah;

4) Dengan seorang wanita bibi sesusuan dan nenek bibi sesusuan ke

atas;

5) Dengan anak yang disusui oleh istrinya dan keturunannya.

Adapun mekanisme yang ditempuh dari pihak-pihak yang akan melakukan

pencegahan adalah dengan cara mengajukan pencegahan perkawinan ke

Pengadilan Agama dalam daerah hukum dimana perkawinan dilangsungkan

dan diberitahukan kepada pegawai pencatat nikah atau KUA (Kantor Urusan

Agama).

Pasal 14 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

yang berbunyi:28

a. Yang dapat mencegah perkawinan ialah para keluarga dalam garis lurus

ke atas dan kebawah, saudara, wali nikah dari salah satu calon

28 Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam: Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum

Perwakafan, h. 84.

Page 32: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

21

21

mempelai dan pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Mereka yang tersebut pada ayat (1) pasal ini juga berhak mencegah

berlangsungnya perkawinan apabila salah seorang calon mempelai

berada dibawah pengampuan, sehingga dengan perkawinan tersebut

mengakibatkan kesengsaraan bagi calon mempelai yang lainnya, yang

masing-masing mempunyai hubungan dengan orang-orang seperti

dalam ayat (1) Pasal 1.

Pasal 15 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

menyatakan: “Barangsiapa karena perkawinan dirinya masih terikat dengan

salah satu dari kedua belah pihak dan atas dasar adanya perkawinan dapat

mencegah perkawinan yang baru dengan tidak mengurangi ketentuan pasal 3

ayat (2) dan pasal 4 Undang-undang ini.29

Pasal 16 Undang-undagng Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

mempunyai kewenangan untuk melakukan pencegahan perkawinan. Dan

pada ayat (1) yakni Pejabat yang ditunjuk berkewajiban mencegah

berlangsungnya perkawinan apabila ketentuan-ketentuan dalam pasal 7 ayat

(1) Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 12 Undang-undang ini tidak dipenuhi.

Dan pada ayat (2) yakni mengenai pejabat yang ditunjuk sebagaimana

tersebut pada ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-

undang.

Pasal diatas dipertegas kembali dengan Undang-undang perkawinan

Nomor 1 tahun 1974 pasal 20 yaitu: “Pegawai pencatat perkawinan tidak

diperbolehkan melangsungkan atau membantu melangsungkan perkawinan

bila ia mengetahui adanya pelanggarab dalam Pasal 7 ayat (1), Pasal 8, Pasal

9, Pasal 10 dan Pasal 12 Undang-undang ini meskipun tidak ada pencegahan

perkawinan.

29 Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam: Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum

Perwakafan, h. 84-85.

Page 33: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

22

22

B. Dispensasi Nikah

Pernikahan di bawah umur atau dispensasi nikah ialah pernikahan yang

terjadi pada pasangan atau salah satu calon yang ingin menikah pada usia di bawah

standar batas usia nikah sudah ditetapkan oleh aturan hukum perkawinan.

Perkawinan di bawah umur tidak dapat dizinkan kecuali pernikahan tersebut

meminta izin nikah atau dispensasi nikah oleh pihak Pengadilan Agama untuk bisa

disahkan pernikahannya di Kantor Urusan Agama (KUA) dan sebelum mengajukan

permohonan izin menikah di Pengadilan Agama terlebih dahulu calon pasangan

yang ingi menikah harus mendapatkan izin dari kedua orang tua.

Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan pada Bab II pasal

7 disebutkan bahwasannya perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah

mencapai umur sekurang-kurangnya 19 tahun, dan pihak wanita sudah mencapai

umur sekurang-kurangnya 16 tahun. Dalam batas usia pernikahan menurut

Kompilasi Hukum Islam (KHI) sama dengan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974

tentang perkawinan. Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 15 ayat 2

menegaskan bahwa untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum

mencapai batas usia 21 tahun harus mendapati izin sebagaimana yang diatur dalam

pasal 6 ayat (2), (3), (4) dan (5) Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974.

Penjelasan umum Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan dijelaskan sebagai berikut: Prinsip Undang-undang ini bahwa

calon (suami isteri) itu harus siap jiwa raganya untuk dapat melangsungkan

perkawinan, agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir

pada perceraian dan mendapat keturunan yang baik dan sehat. Dari sisi lain,

perkawinan juga mempunyai hubungan dengan masalah kependudukan. Terbukti

bahwa batas umur yang lebih rendah bagi seorang wanita untuk menikah,

mengakibatkan laju kelahiran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan batas

umur seseorang yang menikah pada usia yang lebih matang atau usia yang lebih

Page 34: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

23

23

tinggi.30

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi

Hukum Islam tidak ada aturan hukum yang menjelaskan batasan minimal usia bagi

para pelaku nikah dibawah umur, sehingga dalam hal ini Hakim mempunyai Ijtihad

atau pertimbangan hukum sendiri untuk bisa memutuskan perkara permohonan

nikah di bawah umur dan Hakim mempunyai wewenang penuh untuk mengabulkan

sebuah permohonan baik mengabulkan maupun menolak sebuah permohonan

penetapan nikah di bawah umur tersebut.31

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dalam hal ini

menyimpulkan pendapat bahwa hal ini menjadi suatu kelemahan terhadap Undang-

undang Perkawinan itu sendiri. Dan ditafsirkan bahwa pemberian dispensasi nikah

di bawah umur untuk putusan sepenuhnya diserahkan kepada pejabat yang

berwenang yaitu Hakim dalam Peradilan Agama setempat.32

Menurut Abdul Rahim Umran, batasan usia nikah dapat dilihat dari

beberapa arti sebagai berikut:33

1. Biologis, secara biologis hubungan kelamin dengan istri terlalu muda (yaitu

belum dewasa secara fisik) dapat mengakibatkan penderitaan bagi istri dalam

hubungan biologis. Lebih-lebih ketika hamil dan melahirkan.

2. Sosio-Kultural, secara sosio-kultural pasangan suami isteri harus mampu

memenuhi tuntutan sosial, yakni mengurus rumah tangga dan mengurus anak-

anak.

3. Demografis (kependudukan), secara demografis perkawinan di bawah umur

merupakan salah satu faktor timbulnya pertumbuhan penduduk yang lebih

tinggi.

30 K. Wancik Saleh, Hukum Perkawinan Di Indonesia (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1976),

h.30.

31 Abdul Manan, Etika Hakim dalam Penyelenggaraan Peradilan (Jakarta: Kencana,

2007), h.136

32 Suparman Usman, Perkawinan Antar Agama dan Problematika Hukum Perkawinan di

Indonesia (Serang: Saudara Serang, 1995), h 100-102.

33 Abdurrahim Umran, Islam dan KB (Jakarta: Lentera Batritama, 1997), h.18.

Page 35: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

24

24

Untuk menentukan kedewasaan dengan umur terdapat beberapa pendapat

diantaranya:34

1. Menurut Abu Hanifah, kedewasaan itu datangnya mulai usia 19 tahun bagi

laki-laki dan 17 tahun bagi wanita. Sedangkan Imam Malik menetapkan 18

tahun, baik untuk pihak laki-laki maupun untuk perempuan.

2. Menurut Syafi’i dan Hanabillah menentukan bahwa masa untuk menerima

kedewasaan dengan tanda-tanda di atas, tetapi karena tanda-tanda itu

datangnya tidak sama untuk semua orang, maka kedewasaan ditentukan

dengan umur. Disamakannya masa kedewasaan untuk pria dan wanita adalah

karena kedewasaan itu ditentukan dengan akal, dengan akallah ada taklif dan

karena akal pula adanya hukum.

3. Yusuf Musa mengatakan bahwa usia dewasa itu seteah seorang berumur 21

tahun. Hal ini dikarenakan pada zaman modern ini orang memerlukan

persiapan matang.

C. Pembatasan Usia Menikah

1. Usia menikah menurut Hukum Islam

Pembatasan usia perkawinan dalam hukum Islam bersifat fleksibel,

maksudnya adalah dikondisikan dengan keadaan calon suami dan istri yang

telah mengindikasikan bahwa ia memang telah siap lahir dan batin ketika

dilakukan pencatatan perkawinan atau saat pra-perkawinan.35 Konvergensi

usia perkawinan dalam pelaksanaan sistem hukum Islam dengan kebijakan

tasyrik, taklif dan tatiq berlangsung secara gradual. Prinsipnya, kebijakan

tasyrik merupakan kebijakan pengundangan suatu aturan hukum yang

disesuaikan dengan kondisi masyarakat.36

Meskipun tidak terdapat regulasi dalam hukum Islam terhadap batas

34 Helmi Karim, Kedewasaan Untuk Menikah Problematika Hukum Islam Kontemporer,

(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996), h.70

35 Peunoh Daly, Hukum Perkawinan Islam Studi Perbandingan Kalangan Ahlu Sunnah

dan Negara-Negara Islam, (Bulan Bintang, Jakarta, 1998), h. 123. 36 Eddy Rudiana Arief, Hukum Islam di Indonesia: Perkembangan dan Pembentukan,

(Remaja Rosdakarya: Bandung, 1991), h. 104.

Page 36: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

25

25

usia nikah bagi calon suami, demikian juga halnya terhadap batas usia bagi

calon istri yang juga tidak ditegaskan adanya ketentuan tersebut. Akan tetapi,

terdapat sumber hukum yang merujuk pada pernikshsn Rasulullah SAW

dengan Aisyah r.a, sebagaimana Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari

dan Muslim, yang artinya:37

“Dari Aisyah r.a, sesungguhnya Nabi SAW telah menikah dengannya

pada saat ia berumur enam tahun dan ia diserahkan kepada Nabi

Muhammad SAW pada usia sembilan tahun.”

Menurut ulama ushul fiqh, bahwa yang menjadi ukuran dalam

menentukan seseorang telah memiliki kecakapan bertindak hukum adalah

setelah anak tersebut akil baligh (mukallaf) dan cerdas, sesuai dengan firman

Allah SWT sebagai berikut:38

ادفعوا إليهم أموالهم وابتلوا اليتامى حتى إذا بلغوا الن كاح فإن آنستم منهم رشدا ف

“Dan ujilah anak sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika

menurut pendapatmu mereka lebih cerdas (pandai memelihara harta), maka

serahkanlah kepada mereka harta-hartanya”

Berdasarkan paparan diatas maka dapat kita kelompokkan untuk

menentukan batasan usia nikah bisa dikembalikan kepada tiga landasan,

yaitu:

a. Usia kawin yang dihubungkan dengan usia dewasa (baligh)

b. Usia kawin yang didasarkan kepada keumuman arti ayat Al-Quran yang

menyebutkan batas kemampuan untuk menikah.

c. Hadis yang menjelaskan tentang usia Aisyah waktu nikah dengan

Rasulullah SAW.

Pada prinsipnya antara Agama dan negara tidak sependapat tentang

pernikahan anak di bawah umur. Pernikahan yang dilakukan melewati batas

minimal Undang-undang Perkawinan, secara hukum kenegaraan tidak sah

tanpa adanya dispensasi nikah dari Pengadilan. Istilah pernikahan menurut

negara dibatasi dengan umur. Sementara dalam kacamata agama, pernikahan

37 Imam Abi Muslim al-Hijaj, Shohih Muslim, (Dar al-Fikr: Beirut, 1992), h. 650. 38 Q.S. An-Nisa’ (4) ayat 6

Page 37: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

26

26

dini ialah pernikahan yang dilakukan oleh orang yang belum baligh.39

2. Usia menikah menurut Hukum Positif

Batas usia nikah ialah suatu batasan umur untuk menikah atau kawin.

Batasan usia nikah disini menurut aturan hukum yaitu berkaitan dengan

perkara atau masalah perkawinan, seperti pengajuan permohonan nikah

dibawah umur, penulis akan paparkan batas usia nikah di bawah ini menurut

hukum positif, yaitu sebagai berikut:

a. Batas usia nikah menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan, terdapat dalam BAB II syarat-syarat Perkawinan

pasal 6 ayat (2) yaitu “Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang

belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapatkan

izin kedua orang tua”. Sedangkan pada pasal 7 ayat (1) Undang-undang

Perkawinan hanya di izinkan jika pria sudah mencapai umur 19

(sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16

(enam belas) tahun. Dan pada ayat (2) “Dalam hal penyimpangan

terhapat ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi nikah kepada

Pengadilan Agama atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua

pihak pria maupun pihak wanita. Dan pada ayat (3) “Ketentuan-

ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua orang tua

tersebut dalam pasal 6 ayat (3), dan (4) Undang-undang ini, berlaku

juga dalam hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal ini dengan

tidak mengurangi yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (6).40

b. Batas Usia Nikah menurut Kompilasi Hukum Islam pada Pasal 15 ayat

(1), yaitu: “Untuk kemaslahatan keluarga dan rumah tangga,

perkawinan hanya boleh dilakukan calon mempelai yang telah

mencapai umur yang ditetapkan dalam Pasal 7 Undang-undang Nomor

39 Mardi Candra, Aspek Perlindungan Anak Indonesia: Analisis tentang Perkawinan di

Bawah Umur, (Jakarta: Kencana, 2018), h. 15. 40 Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam: Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum

Perwakafan, h. 82-83.

Page 38: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

27

27

1 tahun 1974 yakni calon suami berumur sekurang-kurangnya berumur

19 tahun dan calon isteri sekurang- kurangnya berumur 16 tahun. Dan

pada ayat (2), “bagi calon mempelai yang belum mencapai umur 21

tahun harus mendapati izin yang sebagaimana yang diatur dalam pasal

6 ayat (2), (3), (4), dan (5) Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang

Perkawinan.41

c. Sedangkan batasan usia nikah menurut Kitab Undang-undang Hukum

Perdata (KUHPer), BAB IV perihal Perkawinan pasal 29, yakni: “Laki-

laki yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun penuh dan

perempuan yang belum mencapai umur 15 (lima belas) tahun penuh,

tidak diperkenankan mengadakan perkawinan. Namun jika ada alasan-

alasan penting, pemerintah berkuasa menghapuskan larangan ini

dengan memberikan “Dispensasi”.42

D. Dampak Pernikahan Usia di bawah umur

Dampak dari para pelaku pernikahan di bawah umur, sebagian besar

keburukan yang akan timbul dalam beberapa masalah setelahnya, dan dampak atau

akibat yang sering timbul karena faktor belum matang usia maupun kedewasaan

para pelaku nikah di bawah umur, sehingga dampak negatif yang terlihat sangat

jelas, seperti di bawah ini:

1. Dampak Negatif

a. Peningkatan perceraian akibat pernikahan di bawah umur;

b. Pernikahan di bawah umur mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap tingginya kematian ibu dan anak;

c. Secara medis penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang menikah

usia muda, dengan berhubungan seks lalu menikah, dan kemudian

hamil dalam kondisi yang tidak siap maka dampak negatif yang sering

41 Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam: Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum

Perwakafan, h.5-6. 42 Penghimpun Solahuddin, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Acara Pidana, dan

Perdatah (Jakarta: Visimedia, 2008), h. 226

Page 39: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

28

28

akan timbul, seperti terkenanya kanker rahim atau “cancer cervix”

karena hubungan seks secara bebas ataupun berhubungan intim dengan

berganti-ganti pasangan;

d. Sementara itu, sikap pro terhadap pernikahan di bawah umur beralasan

bahwa nikah usia muda menjadi suatu hal kebiasaan dan tradisi yang

telah membudidaya dibeberapa masyarakat.

2. Dampak Positif

a. Memperjelas status perkawinan;

b. Memperjelas nasib anak yang membutuhkan sosok atau figur bapak;

c. Mendapat pengakuan yang baik dari lingkungan;

d. Terjaga dari pandangan-pandangan atau nilai moral baik dari

masyarakat;

e. Menjaga dari Perbuatan zina yang tidak terkendali;

Sebagaimana Firman Allah yang mengharamkan hubungan zina dan

keterangannya dalam Surat Al-Isra’ (17) ayat 32, yang berbunyi:

ول تقربوا الز نا إنه كان فاحشة وساء سبيل

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu

adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jaln yang buruk.” (Q.S. Al-

Isra’ [17] ayat: 32).

E. Pandangan Maqasid Syariah Terhadap Pembatasan Usia Perkawinan.

Pemerintah melarang pernikahan usia di bawah umur adalah dengan

berbagai pertimbangan, sedangkan agama membolehkan pernikahan dini juga

dengan mempertimbangkan mashlahah. Kedua hal ini merupakan permasalahan

yang cukup dilematis. Melihat hal itu dari kacamata ushuliyin (pakar hukum Islam),

menegaskan bahwa untuk melahirkan sebuah undang-undang atau fatwa hukum,

maka seorang mujtahid (penggali hukum) harus memperhatikan maqashid syari’ah

(tujuan pembuatan hukum). Karena memang syari’ah diturunkan untuk

Page 40: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

29

29

mengujudkan kemaslahatan umat manusia, termasuk juga dalam persoalan

pernikahan.

Oleh karena itu, kebijakan pemerintah dengan mengeluarkan Undang-

undang yang melarang pernikahan usia di bawah umur atau dengan kata lain

membatasi usia minimal perkawinan haruslah sesuai dengan maqasid asy-syariah.

Jangan sampai penetapan undang-undang mengalahkan ketentuan agama. Padahal

diketahui bahwa manusia mempunyai kemampuan yang terbatas untuk bisa

menerawang kedepan guna menentukan apa yang terbaik bagi diri mereka. Jangan

hanya karena tuntutan emansipasi wanita dari beberapa organisasi komnas

perempuan dan atau hanya karena mengatas namakan komnas perlinduingan anak,

hukum harus menginjak norma agama yang sudah ditetapkan oleh sang pembuat

hukum Allah SWT melalui Nabi SAW, karena belum tentu anak yang

melakukan pernikahan dibawah umur akan mendapatkan banyak dampak

sebagaimana dibayangkan banyak orang.

Adanya konsesi bagi calon mempelai yang kurang dari sembilan belas tahun

boleh jadi didasarkan kepada nash hadis di atas. Kendati pun kebolehan tersebut

harus dilampiri izin dari pejabat untuk itu. Ini menunjukkan bahwa penanaman

konsep pembaharuan hukum Islam yang memang bersifat ijtihadi, diperlukan

waktu dan usaha terus-menerus. Ini dimaksudkan, pendekatan konsep maslahah

mursalah dalam hukum Islam di Indonesia, memerlukan waktu agar masyarakat

sebagai subyek hukum dapat menerimanya dan menjalankannya dengan suka rela

tanpa ada unsur pemaksaan. Oleh karena itulah, pentingnya sosiologi hukum dalam

upaya mengintrodusir pembaharuan hukum, mutlak diperlukan.

Imam Jalal ad-Din Abd ar-Rahman bin Abi Bakar as-Suyuthi menjelaskan

di dalam kaidah fiqhiyah dijelaskan:43

43 Imam Jalal ad-Din Abd ar-Rahman bin Abi Bakar as-Suyuthi, al-Asybah wa an-Nazhair,

(Semarang : Maktubah wa Mathbu’ah Thoha Putera, [t.th]. ), h. 59

Page 41: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

30

30

1. ( ) artinya bahaya itu harus dihilangkan dalam artian mencegah

kawin muda disebabkan dampak yang membahayakan kepada pasangan

suami isteri yang telah diuraikan di atas.

2. ( ) artinya tidak boleh membuat mudharat pada diri sendiri dan

tidak pula mudharat pada orang lain. Contoh kawin muda akan membuat

dampak negatif terhadap fisik dan psikologi laki-laki dan perempuan dan

implikasinya akan terpenetrasi kepada dampak sosial masyarakat.

3. ( ) artinya menghindarkan kerusakan

didahulukan atas menarik kemashlahatan. Walau pun dampak positifnya ada,

namun dampak negatifnya jaul lebih besar, maka mendahulukan membuang

dampak negatif lebih diutamakan dalam Agama daripada mengambil dampak

positifnya.

Di sini jelas sekali penerapan maqashid asy-syari’ah, karena pembatasan

umur seperti yang terdapat dalam KHI dan beberapa Undang-undang adalah

sebagai langkah antisipasi atau pencegahan agar implikasi negatif dapat

dielaminisir dan diminimalisasi dalam rangka menjaga rusaknya eksistensi jiwa,

keturunan, dan akal dalam tingkat dharuriyah dan hajjiyah. Apabila hal ini

diabaikan akan berdampak buruk terhadap kedua pasangan suami isteri dan anak-

anak secara fisik, psikologi dan sosiologis, sehingga menimbulkan problem sosial

yang pada akhirnya akan menjadi penyakit masyarakat dan bahkan dapat

mengganggu stabilitas masyarakat dan negara.

Maka dari itu, pasal-pasal tersebut dibuat dan dapat ditetapkan dengan

pertimbangan demografis, sosiologis, budaya dan agama karena ada kemashlahatan

yang ingin dicapai. Agaknya materi Undang-undang tentang pembatasan umur ini

lebih bersifat sebagai aturan tambahan karena tidak ada nash yang mengaturnya

secara tegas serta aturan ini menyalahi apa yang berlaku dalam kitab-kitab fiqh

mana saja, namun jika dianalisa secara lebih mendalam pembatasan umur tersebut

akan dapat diterima karena baik secara langsung atau tidak, ada ulama (pendapat

pribadi mujtahid) yang mengakuinya. Seperti Ibn Syubramah dan al-Buti yang

berpendapat tentang tidak sah (terlarang) mengawinkan perempuan di bawah umur

Page 42: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

31

31

bahkan akad yang dilangsungkan oleh walinya dipandang batal dan tidak

berpengaruh. Pendapat ini dilontarkan oleh keduanya karena tidak ada hikmah

tasyri’ yang ingin dicapai pada perkawinan anak yang dibawah umur bahkan

mudharat yang terkandung dalam akadnya lebih banyak. Karena mereka (anak

kecil belum sampai umur) tersebut merasa terpaksa untuk mengadakan

perkawinan.44

Masalah penentuan umur dalam Undang-undang Perkawinan maupun

dalam KHI, memang bersifat ijtihadiyah, sebagai usaha pembaharuan pemikiran

fiqh yang lalu. Namun demikian, apabila dilacak reverensi syar’i nya mempunyai

landasan kuat. Misalnya isyarat Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 9:

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir

terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa

kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Ayat tersebut memang bersifat umum, tidak secara langsung menunjukkan

bahwa perkawinan yang dilakukan oleh pasangan usia muda- dibawah ketentuan

yang diatur Undang-undang No.1 tahun 1974 akan menghasilkan keturunan yang

dikhawatirkan kesejahteraannya. Akan tetapi berdasarkan pengamatan berbagai

pihak, rendahnya usia kawin, lebih banyak menimbulkan hal-hal yang tidak sejalan

dengan misi dan tujuan perkawinan, yaitu terwujudnya ketenteraman dalam rumah

tangga berdasarkan kasih dan sayang. Tujuan ini tentu akan sulit terwujud, apabila

masing-masing mempelai belum matang jiwa dan raganya. Kematangan dan

integritas pribadi yang stabil akan sangat berpengaruh di dalam menyelesaikan

setiap problerm yang muncul dalam menghadapi liku-liku dan badai rumah tangga.

44 Mustafa as-Siba’i, al-Mar’ah bain al-Fiqh wa al-Qur’an, (Damsyik: Maktabah al-

Kitab, [t.th.]), h. 58

Page 43: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

32

32

Banyak kasus menunjukkan bahwa banyaknya perceraian cenderung didominasi

karena akibat kawin dalam usia muda.

Pada dasarnya ketentuan tentang batas umur minimal perkawinan tidak

ditentukan secara tegas dalam literatur Hukum Islam. Ketentuan ini hanya

dibicarakan dalam syarat-syarat perkawinan. Namun, untuk menegakkan prinsip

yang lima (ad-daruriyyah al-khams) serta mewujudkan maqasid asy-syari'ah maka

pembatasan umur dalam perkawinan dipandang perlu dan diatur dalam undang-

undang yang legal agar dapat ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat

Indonesia.

Page 44: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

33

BAB III

PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN DAN DISPENSASI

NIKAH

A. Gambaran Umum Tentang Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan dibentuk berdasarkan surat keputusan

Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1963. Pada mulanya

Pengadilan Agama di wilayah DKI hanya terdapat tiga kantor Cabang yaitu:

1. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara;

2. Kantor Pengadilan Agama Jakarta Tengah;

3. Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya sebagai induk;

Semua Pengadilan Agama tersebut diatas termasuk Wilayah Hukum

Cabang Mahkamah Islam Tinggi Surakarta. Kemudian setelah berdirinya Cabang

Mahkamah Islam Tinggi Bandung berdasarkan surat keputusan Menteri Agama

Nomor 71 tahun 1976 tanggal 16 Desember 1976. Semua pengadialn Agama

Propinsi Jawa Barat termasuk pengadilan Agama yang berada di Daerah Ibu Kota

Jakarta Raya berada dalam Wilayah Hukum Mahkamah Islam Tinggi Cabang

Bandung. Dalam perkembangan selanjutnya istilah Mahkamah Islam Tinggi

menjadi Pengadilan Tinggi Agama (PTA).1

Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai salah satu instansi yang

melaksanakan tugasnya, memiliki dasar hukum dan landasan kerja sebagai berikut:2

1. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 24;

2. Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009, tentang Kekuasaan Kehakiman;

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974;

1 Sayed Usman, “Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, artikel diakses pada 22

Februari 2020 dari www.pa-jaksel.net. 2 https://www.pa-jakartaselatan.go.id/tentang-pengadian/sejarah-pengadilan, diakses pada

tanggal 26 Februari 2020, pukul 15.00 WIB

Page 45: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

34

34

4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana diubah dengan Undang-

undang Nomor 50 Tahun 2009, tentang perubahan kedua atas Undang-

undang Nomor 7 Tahun 1989, tentang Peradilan Agama

5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;

6. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 69 Tahun 1963, tentang Pembentukan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan;

7. Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan Tata Kerja dan

Wewenang Pengadilan Agama;

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor

61 tahun 1985 Pengadilan Tinggi Agama Surakarta di pindah di Jakarta, akan tetapi

realisasinya baru terlaksana pada tanggal 30 Oktober 1987 dan secara otomatis

Wilayah Hukum Pengadilan Agama diwilayah DKI Jakarta adalah menjadi

Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Agama Jakarta.3

Pengadilan Agama Jakarta Selatan memiliki 5 tujuan yang hendak dicapai

yaitu:4

1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi.

2. Peradilan yang transparan dan mudah diakses.

3. Percepatan penyelesaian dalam upaya hukum.

4. Kualitas putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang dikuatkan oleh

peradilan di atasnya.

5. Publik percaya bahwa Pengadilan Agama Jakarta Selatan memenuhi butir 1

dan 2 di atas.

Adapun sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Agama Jakarta

Selatan adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesain perkara dengan indikator

kinerja.

3 Sayed Usman, “Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, artikel diakses pada 29

Februari 2020 dari https://www.pa-jaksel.go.id 4 Laporan Pelaksanaan KegiatanPengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2019, h. 2-3.

Page 46: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

35

35

3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.

4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan dengan indikator

kinerja.

5. Meningkatnya kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi, dengan indikator

kinerja

Dalam mencapai 5 (lima) sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi

Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah

ditetapkan dan membuat rincian program dan kegiatan pokok yang akan

dilaksanakan sebagai berikut:

1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Mahkamah Agung RI.

2. Program peningkatan manajemen peradilan agama.

3. Program peningkatan sarana dan prasarana Pengadilan Agama Jakarta

Selatan

Dari program dan kegiatan tersebut, Pengadilan Agama Jakarta Selatan

melayani masyarakat pencari keadilan yang berada pada yurisdiksi Pengadilan

Tinggi Agama Jakarta, memiliki wilayah hukum yang terdiri dari 10 (sepuluh)

kecamatan dan 65 (enam puluh lima) kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai

145,75 Km², berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Pusat

2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Timur

3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kotamadya Depok

4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Barat

Pengadilan agama Jakarta selatan dari masa ke masa terus mengalami

perkembangan, hal ini sebagaimana sejarah yang penulis uraikan dibawah ini:

1. PA Jakarta Selatan Berkantor di Serambi Masjid (1967-1979)

Terbentuknya kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan merupakan

jawaban dari perkembangan masyarat jakarta, yang ketika itu pada tahun

Page 47: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

36

36

1967 merupakan cabang dari Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya yang

berkantor di jalan Otista Raya Jakarta Timur. Sebutan pada waktu itu adalah

cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan dibentuk sesuai

dengan banyaknya jumlah penduduk dan bertambahnya pemahaman

penduduk serta tuntunan masyarakat Jakarta Selatan yang diwilayahnya

cukup luas. Untuk itu keadaan kantor ketika itu masih dalam keadaan darurat

yaitu menempati gedung bekas Kantor Kecamatan Pasar Minggu di suatu

gang kecil yang sampai saat ini dikenal dengan gang Pengadilan Agama Pasar

Minggu Jakarta Selatan, pimpinan kantor dipegang oleh H. Polana.5

Penanganan kasus-kasus hanya berkisar perceraian kalaupun ada

tentang warisan masuk kepada Komparisi itu pun mulai tahun 1969 kerjasama

dengan Pengadilan Negeri ayng ketika itu dipimpin oleh Bapak Bismar

Siregar,S.H. Sebelum tahun 1969 pernah pula membuat fatwa waris akan

tetapi hal itu ditentang oleh pihak keamanan karena bertentangan dengan

kewenangannya sehingga sempat beberapa orang termasuk pak Hasan

Mughni ditahan karena penetapan Fatwa Waris sehingga sejak itu Fatwa

Waris ditambah dengan kalimat “Jika ada harta peninggalan”.6

Pada tahun 1976 gedung Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta

Selatan pindah ke Blok D Kebayoran Baru Jakarta Selatan dengan menempati

serambi Masjid Syarief Hidayatullah dan sebutan Kantor Cabang pun

dihilangkan menjadi Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan pada masa itu

diangkat pula beberapa Hakim honorer yang antaranya adalah Bapak H.

Ichtijanto, S.A., S.H. Penunjukan tempat tersebut atas inisiatif Kepala

Kandepag Jakarta Selatan yang waktu itu dijabat oleh Bapak Drs. H. Muhdi

Yasin. Seiring perkembangan tersebut diangkat pula 8 karyawan untuk

menangani tugas- tugas kepaniteraan yaitu Ilyas Hasbullah, Hasan Jauhari,

5 Sayed Usman, “Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, artikel diakses pada 29

Februari 2020 dari https://www.pa-jaksel.go.id. 6 Sayed Usman, “Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, artikel diakses pada 29

Februari 2020 dari https://www.pa-jaksel.go.id

Page 48: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

37

37

Sukandi, Saimin, Tuwon Haryanto, Fathullah, Hasan Mughni, dan Imron,

keadaan penempatan Kantor diserambi Masjid tersebut bertahan sampai pada

tahun 1979.7

2. Pengadilan Agama Jakarta Selatan Berkantor di Gedung Sendiri

a. Pada bulan September 1979 Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan

pindah ke gedung baru di Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang dengan

menempati gedung baru dengan tanah yang masih menumpang pada

areal tanah PGAN Pondok Pinang dan pada tahun 1979 pada saat

pengadilan Agama Jakarta Selatan dipinpim oleh Bapak H. Alim

diangkat pula Hakim-hakim honorer untuk menangani perkara- perkara

yang masuk, mereka diantaranya: KH. Ya’kub, KH. Muhdats Yusuf,

Hamim Qarib, Rasyid Abdullah, Ali Imran, Drs. H. Noer Chazin.8

b. Pada perkembangan selanjutnya yaitu semasa berkepimpinan Drs. H.

Djabir Manshur, S.H., Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan

pindah ke Jalan Rambutan VII No. 48 Pejaten Barat, Pasar Minggu,

Jakarta Selatan dengan menempati gedung baru. Di gedung baru ini

meskipun tidak memenuhi syarat untuk sebuah Kantor Pemerintah

setingkat Walikota, karena gedungnya berada di tengah-tengah

penduduk dan jalan masuk dengan kelas jalan III C. Namun sudah lebih

baik ketimbang masih di Pondok Pinang, pembenahan- pembenahan

fisik terus dilakukan terutama pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H.

Jayusman, S.H. Begitu pula pembenahan- pembenahan administrasi

terutama pada masa kepemimpinan Bapak Drs, H. Ahmad Kamil, S.H.

pada masa ini pula Pengadilan Agama Jakarta Selatan mulai mengenal

7 Sayed Usman, “Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, artikel diakses pada 29

Februari 2020 dari https://www.pa-jaksel.go.id

8 http://www.pa-jakartaselatan.go.id/v2/profil-pengadilan/tupoksi.html diakses pada 21

Februari 2020.

Page 49: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

38

38

komputer walaupun hanya sebatas pengetikan dan ini terus ditingkatkan

pada masa kepemimpinan Bapak Drs, Rif’at Yusuf.9

c. Pada masa perkembangannya selanjutnya tahun 2000 ketika

kepemimpinan dijabat oleh Bapak Drs.H. Zainuddin Fajari, S.H.

pembenahan-pembenahan semua bidang, baik fisik maupun non fisik

diadakan sistem komputerisasi dengan online computer, dan ini terus

dibenahi sampai sekarang oleh ketua pengadilan Agama Bapak Drs H.

Syed Usman, S.H. yang tujuannya adalah untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan dan menciptakan

peradilan yang mandiri dan berwibawa.

d. Perkembangan selanjutnya tahun 2007-2008 ketika kepemimpinan

dijabat oleh Bapak Drs. H. A. Choiri, S. H., M.H. pembenahan-

pembenahan semua bidang, baik fisik maupun non fisik sudah

terintegrasi dengan online komputer, pada periode ini juga Pengadilan

Agama Jakarta Selatan berhasil pengadaan tanah untuk bangunan

gedung baru seluas 6000 yang terletak di Jl. Harsono RM, Ragunan,

Jakarta Selatan.

e. Selanjutnya sejak tahun 2008 telah dibangun gedung baru sesuai

dengan purwarupa Mahkamah Agung RI. Pembangunan dilaksanakan

2 tahap pertama tahun 2008 dan tahap kedua tahun 2009 pada saat itu

Pengadilan Agama Jakarta Selatan diketuai oleh Bapak Drs. H.

Pahlawan Harahap, S.H.,MA

f. Selanjutnya pada akhir April 2010, gedung baru Penagdialn Agama

Jakarta Selatan diresmikan bersama-sama dengan gedung-gedung baru

lainnya di Pontianak (Kalimantan Barat) oleh Ketua Mahkamah Agung

RI. Kemudian pada awal Mei 2010 diadakan tasyakuran dan sekaligus

dimulainya aktifitas perkantoran di gedung baru tersebut, pada saat itu

9 http://www.pa-jakartaselatan.go.id/v2/profil-pengadilan/tupoksi.html diakses pada 23

Februari 2020.

Page 50: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

39

39

Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan dijabat oleh Drs. H. Hamid,

S.H.

g. Sejak menempati gedung baru yang cukup megah dan representative

tersebut di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dilakukan pembenahan

dalam segala hal, baik dalam hal pelayanan terhadap pencari keadilan

maupun dalam hal peningkatan T.I. (Teknologi Informasi) yang sudah

semakin canggih disertai dengan program-program yang menunjang

pelaksanaan tugas pokok, seperti program SIADPA (Sistem Informasi

Administrasi Perkara Pengadilan Agama) Yang sudah berjalan dan

terintegrasi dengan TV Media Center, Touch Screen (KIOS-K) serta

beberapa fitur tambahan dari Situs Web http://www.pa-

jakartaselatan.go.id10

3. Anggaran pembangunan Gedung Pengadilan Agama Jakarta Selatan

a. Tahun 2007 s/d/ 2008: pengadaan tanah untuk bangunan gedung baru

seluas ± 6000 m2 yang terletak di jalan Harsono RM Ragunan, JAkarta

Selatan dengan anggaran Rp. 19.353.700.000 (sembilan belas milyar

tiga ratus lima puluh tiga juta tujuh ratus ribu rupiah) yang berasal dari

DIPA PTA Jakarta.

b. Tahun 2008: tahap pertama pembangunan gedung baru sesuai dengan

purwarupa Mahkamah Agung RI dengan anggaran Rp. 7.393.270.000

(tujuh milyar tiga ratus sembilan puluh tiga juta dua ratus tujuh puluh

ribu rupiah) yang berasal dari DIPA Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Tahun 2009: tahap kedua pembangunan gedung baru dengan anggaran

Rp. 14.110.820.000 (empat belas milyar seratus seupuluh juta delapan

ratus dua puluh ribu rupiah) yang berasal dari DIPA Pengadilan Agama

Jakarta Selatan.

10 Media Informasi dan Transfaransi Agama Jakarta Selatan, Sejarah Pengadilan Agama

Jakarta Selatan, diakses pada tanggal 23 Februari 2020 melalui http://www.pa-

jakartaselatan.go.id/v2/index.php/tentang-kami/sejarah.html

Page 51: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

40

40

B. Gambaran Umum Tentang Dispensasi Nikah pada Tahun 2017-2019 di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan

1. Permohonan Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Pada Tahun 2017

Total pengajuan permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan pada tahun 2017 adalah sebanyak 29 Perkara.

Page 52: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

41

41

2. Permohonan Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan Pada

Tahun 2018

Page 53: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

42

42

Total pengajuan permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan pada tahun 2018 adalah sebanyak 32 Perkara.

3. Permohonan Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan Pada

Tahun 2019

Page 54: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

43

43

Total pengajuan permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan pada tahun 2019 adalah sebanyak 53 Perkara.

C. Tata Cara Pengajuan Permohonan Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama

Dalam hal permohonan dispensasi nikah ke pengadilan agama ini diajukan

oleh orang tua dari pihak pria atau wanita di wilayah tempat tinggalnya (permenag

No. 3 Tahun 1975 pasal 13 ayat 1)’

Adapun syarat syarat yang harus di penuhi untuk mengajukan dispensasi

nikah adalah sebagai berjikut :

1. Surat permohonan

2. Surat pengantar desa atau lurah

3. Surat penolakan dari dari KUA, bermaterai Rp. 6.000,-

4. Fotokopi KTP pemohon

5. Fotokopi akte kelahiran mempelai bermaterai Rp. 6.000,-

6. Fotokopi KTP mempelai bermaterai Rp. 6.000,-

7. Fotokopi surat nikah ayah mempelai bermaterai Rp. 6.000,-

Pengajuan permohonan dispensasi nikah ini dilakukan setelah mendapatkan

surat penolakan untuk menikah dari KUA. Surat penolakan tersebut di jadikan dasar

untuk mengajukan dispensasi ke pengadilan agama. Pengadilan agama yang akan

Page 55: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

44

44

memberikan suatu penetapan tentang permohonan dispensasi tersebut setelah di

lakukan pemeriksaan dalam persidangan dan berkeyakinan bahwa terdapat hal-hal

yang memungkinkan untuk melangsungkan perkawinan.

Adapun prosedur pengajuan permohonan dispensasi nikah ke pengadilan

agama adalah sebagai berikut:

1. Para pihak mengajukan pernikahan terlebih dahulu ke kantor KUA setempat.

2. KUA akan memberikan formulir untuk diisi yang kemudian diajukan ke

pengadilan agama, berupa surat penolakan pelaksanaan perkawinan dari

KUA

3. Selanjutnya pengajuan permohonan dispensasi ke pengadilan agama.

Pengajuan permohonan dispensasi nikah ini sama dengan mekanisme

pengajuan perkara gugatan lain. Langkah-langkahnya sebagai berikut;

a. Prameja

b. Sebelum mengajukan permohonan, pemohon ke prameja untuk

memperoleh penjelasan tentang tata cara berperkara, cara membuat

surat permohonan, dan disini pemohon juga bisa meminta tolong untuk

dibuatkan surat permohonan.

i. Meja I

Surat permohonan yang telah dibuat dan ditandatangani

diajukan pada sub kepaniteraan permohonan, pemohon

menghadap pada meja pertama yang akan menaksir besarnya

panjer biaya perkara dan menuliskannya pada surat Kuasa Untuk

Membayar (SKUM). Ketentuan perhitungan jumlah biaya

perkara diatur dalam pasal 90 UU. No. 7 tahun 1989 yaitu;11

ii. Biaya kepaniteraan dan biaya materia yang diperlukan untuk itu.

iii. Biaya untuk para saksi, saksi ahli, penerjemah, dan biaya

pengambilan sumpah yang diperlukan dalam perkara itu.

11 Yahya harahap, kedudukan kewenangan dan acara peradilan agama UU No. 7 tahun 1989,

(Jakarta, sinar grafika, 2009), 186.

Page 56: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

45

45

iv. Biaya yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan setempat

dan tindakan lain yang diperlukan oleh pengadilan dalam perkara

itu.

v. Biaya pemanggilan, pemberitahuan, dan lain lain

vi. Pemohon ke kasir dengan menyerahkan surat permohonan dan

surat kuasa untuk membayar (SKUM), kemudian kasir

bertugas;12

a) Menerima uang tersebut dan mencatat dalam jurnal biaya

perkara, menandatangani dan memberi nomor perkara dan

tanda lunas

b) Mengembalikan surat permohonan dan SKUM pada

pemohon

vii. Meja II

Pemohon kemudian menghadap pada meja II dengan

menyerahkan surat permohonan dan SKUM yang telah dibayar.

Kemudian meja II bertugas sebagai berikut:13

a) Memberi nomor pada surat permohonan sesuai dengan

nomor yang diberikan oleh kasir, kemudian ditandatangani

b) Menyerahkan surat permohonan yang telah terdaftar dan

SKUM kepada pemohon.

Selanjutnya setelah ketua majlis hakim menerima berkas perkara dan

mempelajari berkas perkara, kemudian menetapkan hari dan tanggal serta jam

pelaksanaan persidangan perkara serta memerintahkan agar para pihak dipanggil

untuk datang menghadap pada hari, tanggal, dan jam yang telah ditentukan. Para

pihak juga diberitahukan bahwa mereka dapat mempersiapkan bukti-bukti yang

diajukan dalam persidangan.

12 Mukti arto, Praktik perkara perdata pada pengadilan agama, (Yogyakarta: pustaka pelajar,

1996), 27 13 Ibid., 61.

Page 57: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

46

46

Dalam proses persidangan ketua majlis hakim membacakan surat

permohonan yang telah didaftarkan di kepaniteraan. Selanjutnya ketua majlis

hakim memulai pemeriksaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh

pemohon. Kemudian ketua majelis hakim melanjutkan pemeriksaan bukti-bukti

surat yang diserahkan oleh pemohon, diantaranya:

1. Fotokopi surat kelahiran atas nama anak pemohon yang dikeluarkan oleh

kepala desa atau kelurahan

2. Fotokopi kart keluarga atas nama pemohon

3. Surat pemberitahuan adanya kekurangan persyaratan perkawinan yang

dikeluarkan oleh kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil setempat

model N-8

4. Surat pemberitahuan penolakan melangsungkan pernikahan model N-9 yang

di keluarkan oleh kantor urusan agama.

Selanjutnya ketua majelis menyatakan siding diskors untuk musyawarah.

Kemudian pemohon diperintahkan ke luar dari ruang persidangan. Setelah

musyawarah selesai, skors dicabut dan pemohon dipanggil kembali masuk ke ruang

persidangan, kemudian dibacakan penetapan yang amarnya sebagai berikut:

1. Mengabulkan permohonan pemohon

2. Menetapkan memberi dispensasi kepada pemohon untuk menikahkan

anaknya

3. Membebankan biaya kepada pemohon sebesar Rp. ……. Kepada pemohon.

Setelah membacakan penetapannya, ketua majelis menyatakan sidang

ditutup. Jika pemohon tidak puas dengan penetapan hakim, pemohon bisa

langsung kasasi, bukan banding.14

Sesuai Undang-Undang No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Pasal 7 Tentang Pernikahan, Dispensasi Umur

Pernikahan atau Dispensasi Kawin, ialah permohonan dispensasi bagi calon

14 Department agama RI, Bahan penyuluh hukum (Jakarta: derektorat jenderal pembinaan

kelembagaan agama islam, 1999), 188.

Page 58: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

47

47

mempelai yang belum memenuhi ketentuan batasan usia minimal pernikahan, yakni

kurang dari 19 Tahun untuk pria dan kurang dari 19 Tahun untuk wanita. Jika salah

satu calon mempelai atau keduanya belum memenuhi batasan usia tersebut maka

diwajibkan memiliki surat Dispensasi Perkawinan dari Pengadialan Agama

setempat.

Setelah mengajukan permohonan Dispensasi Nikah, orang tua atau dalam

hal ini Pemohon beserta anaknya akan hadir dipersidangan untuk ditanyakan

mengenai permohonannya. Majelis hakim setidaknya akan melakukan beberapa

pertimbangan sebelum diberikannya izin dispensasi nikah kepada pemohon dalam

hal ini orang tua untuk menikahkan anaknya di usia di bawah umur. Berdasarkan

Perma No. 5 Tahun 2019 tentang Pedoman Mengadili Permohonan Dispensasi

Kawin, Pasal 2 menyebutkan bahwa Hakim dalam mengadili permohonan

Dispensasi Kawin harus berdasarkan asas:

1. Kepentingan terbaik bagi anak;

2. Hak hidup dan tumbuh kembang anak;

3. Penghargaan atas pendapat anak;

4. Penghargaan atas harkat dan martabat manusia;

5. Non-diskriminasi;

6. Kesetaraan gender;

7. Persamaan di depan hukum;

8. Keadilan;

9. Kemanfaatan; dan

10. Kepastian hukum

Selain itu pada pasal 3 disebutkan bahwa pedoman mengadili permohonan

Dispensasi Kawin bertujuan untuk:

1. Menerapkan asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2;

2. Menjamin pelaksanaan sistem peradilan yang melindungi hak anak;

3. Meningkatkan tanggung jawab Orang Tua dalam rangka pencegahan

Perkawinan Anak;

Page 59: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

48

48

4. Mengidentifikasi ada atau tidaknya paksaan yang melatarbelakangi

pengajuan permohonan Dispensasi Kawin;

5. Mewujudkan standardisasi proses mengadili permohonan Dispensasi Kawin

di Pengadilan;

Dengan adanya pedoman tersebut hakim akan menanyakan secara rinci

bagaimana kesiapan orang tua dan anaknya yang hendak menikah. Pada praktiknya

hakim selalu menanyakan mengenai apa yang menyebabkan pemohon dalam hal

ini orang tua anak hendak menikahkan anaknya di usia di bawah umur. Selain itu

kesiapan ekonomi akan ditanyakan oleh majelis hakim kepada calon mempelai laki-

laki, karena nantinya dia lah yang akan menjadi tulang punggung bagi keluarganya

setelah menikah. Majelis hakim juga akan menanyakan persoalan kesiapan aspek

kesehatan dari para calon mempelai dengan mewajibakan kepada pemohon untuk

melampirkan surat keterangan sehat dari dokter yang menunjukkan bahwa calon

mempelai yang hendak menikah dalam keadaan sehat. Selain itu juga hakim akan

menanyakan pertanggung jawaban orang tua dari calon mempelai jika terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan dari pernikahan anak-anaknya. Jika pertimbangan-

pertimbangan tersebut dirasa cukup oleh majelis hakim, maka nantinya hakim akan

memberikan izin dispensasi nikah dengan mengeluarkan sebuah putusan.

Putusan hakim menurut Sudikno Mertokusumo adalah suatu peryataan yang

oleh hakim, sebagai pejabat Negara yang diberi wawenang untuk itu, diucapkan

dipersidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara

atau sengketa yang terjadi antara para pihak. Bukan hanya diucapkan saja yang

disebut putusan, melainkan juga pernyatan dalam bentuk tertulis kemudian

diucapkan oleh hakim dipersidangan. Konsep putusan yang bebentuk tertulis tidak

menpunyai kekuatan sebagai putusan sebelum diucapkan dipersidangan oleh

hakim. Ini berarti putusan yang diucapkan (Uitspraal), harus sama dengan yang

tertulis (Vonis). Bila putusan diucapkan berbeda dengan yang ditulis, maka yang

Page 60: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

49

49

sah adalah yang diucapkan didepan persidangan. Putusan akhir disini adalah

putusan yang mengakhiri suatu perkara dalam tingkat peradilan tertentu.15

Hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi umur perkawinan bagi

yang akan melangsungkan perkawinan, harus mempetimbangkan asas keadilan,

asas kepastian hukum, dan asas keamanfatan terhadap putusan-putusan hukum

yang akan ia buat, apabila hakim mengabulkan dispensasi umur perkawinan

berdasarkan kemaslahatan, maka hakim berhak mengabulkan pemohon dan

mengizinkan perkawinan itu dilaksanakan. Pemberian dispensasi umur perkawinan

dalam kondisi yang sangat mendesak dapat memberikan manfaat yang besar bagi

masyrakat dalam kasus dispensasi umur perkawinan.

Setelah mendapatkan putusan dari Pengadilan Agama terkait izin dispensasi

nikah, maka orang tua anak harus melampirkan putusan tersebut sebagai

kelengkapan administrasi bagi seseorang yang hendak menikah dibawah umur.

15 Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Libery, Yogjakarta, 1998, Hal,

174

Page 61: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

50

BAB IV

FAKTOR PENYEBAB MENINGKATNYA ANGKA DISPENSASI NIKAH

DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

A. Faktor Penyebab Meningkatnya Permohonan Dispensasi

Perbedaan batas usia anak di dalam beberapa peraturan perundang-

undangan menimbulkan ketidakpastian hukum dalam pengertian anak itu sendiri.

Hal ini terjadi karena perbedaan pemahaman di tiap rumusan Undang-undang

tentang kapan seseorang dikatakan sebagai anak. Dari segi perkawinan, kesehatan

maupun perlindungan anak itu sendiri masih memiliki perbedaan tentang

pengertian anak.

Batas usia minimal menikah menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 di

dalam Pasal 7 ayat (1) dijelaskan bahwa bagi laki-laki adalah 19 tahun dan bagi

perempuan adalah 16 tahun. Sedangkan Undang-undang No. 35 Tahun 2014

tentang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa anak adalah yang masih dalam

kandungan hingga umur 18 tahun. Hal ini menimbulkan ketidakpastian hukum

terkait pengertian anak, karena menurut Undang-undang Perkawinan jika telah

memenuhi syarat umur yang telah ditentukan maka ia tidak bisa dikatakan sebagai

anak. Namun menurut Undang-undang Perlindungan Anak, jika sudah berumur 18

tahun maka ia masih dikatakan sebagai seorang anak meskipun telah mencapai

persyaratan 16 tahun bagi perempuan.

Baru-baru ini Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian gugatan

uji materil Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, terkait batas

usia perkawinan. Dalam pertimbangannya, MK menyatakan perbedaan batas usia

perkawinan antara laki-laki dan perempuan menimbulkan diskriminasi.1 Hal ini

tentunya memberikan harapan lebih terhadap upaya pengurangan praktik

pernikahan dini di Indonesia.

1 https://m.cnnindonesia.com/nasional/20181213110330-12-353335/mk-kabulkan-

gugatan-batas-usia-dalam-uu-perkawinan, diakses pada tanggal 29 Februari 2020, pukul 09.46 WIB

Page 62: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

51

51

Pengadilan Agama Jakarta selatan merupakan salah satu pengadilan agama

yang memiliki angka permohonan dispensasi nikah yang tinggi di wilayah Provinsi

DKI Jakarta. Menariknya permohonan dispensasi nikah yang terdapat di

Pengadilan Agama Jakarta selatan meningkat setiap tahunnya (2017-2019). Hal ini

sebagaimana data yang didapatkan penulis pada Laporan Tahunan (LAPTAH)

Pengadilan Agama Jakarta selatan yang menunjukkan bahwa pada tahun 2017

terdapat 29 permohonan Dispensasi Nikah. Pada tahun 2018 pengajuan

Permohonan Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan mengalami

peningkatan yaitu sebanyak 32 Permohonan. Pada tahun 2019 Permohonan

Dispensasi Nikah kembali meningkat dengan pesat yaitu sebanyak 53 permohonan.

Adapun data yang penulis dapatkan adalah sebagai berikut:

1 Nomor Perkara 019/Pdt.P/2017/PA.JS

Pemohon Pemohon merupakan orang tua dari anak yang

masih dibawah umur yang hendak menikah

Alasan Keduanya telah menjalin hubunngan yang lama

(2015-2017) sehingga pihak keluarga sangat

khawatir jika tidak segera dikawinkan sekarang,

akan tetap berkelanjutan terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan dan tidak diperbolehkan agama Islam

Pertimbangan

Hukum

Apabila dispensasi nikah tidak diberikan

dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif

yang tidak dinginkan oleh kedua belah pihak pada

masa yang akan datang, maka Majelis Hakim

berpendapat solusi hukum yang terbaik adalah

memberikan dispensasi nikah kepada ANAK

PEMOHON dan permohonan Pemohon untuk

diberikan dispensasi nikah kepada anak

kandungnya telah beralasan dan sejalan dengan

ketentuan Pasal 7 ayat 2 Undang-undang Nomor 1

Page 63: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

52

52

tahun 1974 jo. Pasal 8 Peraturan Menteri Agama RI

Nomor 11 Tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah

Amar

Penetapan

Mengabulkan permohonan para pemohon

2 Nomor Perkara 021/Pdt.P/2017/PA.JS

Nama Pihak Orang tua dari laki-laki,dan pemohon perempuan

Alasan Mengandung 3 bulan

Pertimbangan

Hukum

A dan B sama-sama beragama Islam, sama-sama

saling mencintai dan menyayangi, sama-sama

sudah mempunyai pekerjaan tetap dan bahkan

calon isterinya tersebut sekarang sudah hamil 3

bulan yang dihawatirkan akan berbuat dan

berakibat yang lebih membahayakan dan

memadaratkan yang lebih besar untuk masa depan

dan kehidupan keduanya dan dianggap telah

memenuhi ketentuan pasal 7 ayat 1 dan 2

Undangundang Nomor 1 tahun 1974 Tentang

Perkawinan, Jo. Pasal 15 Kompilasi Hukum Islam

Amar

Penetapan

Mengabulkan permohonan pemohon

3 Nomor Perkara 035/Pdt.P/2017/PA.JS

Pemohon Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Keduanya telah menjalin hubunngan yang sangat

dalam sehingga untuk mengantisipasi kesulitan

kesulitan administratif yang mungkin timbul di

kemudian hari apabila tidak segera dinikahkan

Pertimbangan

Hukum

Berdasarkan pertimbangan–pertimbangan hukum

di atas, Majelis Hakim menilai bahwa syarat-syarat

untuk melakukan pernikahan telah terpenuhi, dan

permohonan Pemohon untuk diberikan dispensasi

Page 64: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

53

53

nikah kepada anak kandungnya telah beralasan dan

sejalan dengan ketentuan Pasal 7 ayat 2 Undang-

undang Nomor 1 tahun 1974 jo. Pasal 8 Peraturan

Menteri Agama RI Nomor 11 Tahun 2007 Tentang

Pencatatan Nikah

Mengabulkan permohonan para pemohon

4 Nomor Perkara 049/Pdt.P/2017/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Keduanya telah menjalin hubungan yang sangat

dalam serta untuk mengantisipasi kesulitan-

kesulitan administratif yang mungkin timbul di

kemudian hari apabila tidak segera dinikahkan

Pertimbangan

Hukum

Apabila dispensasi nikah tidak diberikan

dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif

yang tidak dinginkan oleh kedua belah pihak pada

masa yang akan datang, maka Majelis Hakim

berpendapat solusi hukum yang terbaik adalah

memberikan dispensasi nikah kepada ANAK

PEMOHON dan Majelis Hakim menilai bahwa

syarat-syarat untuk melakukan pernikahan telah

terpenuhi, dan permohonan Pemohon untuk

diberikan dispensasi nikah kepada anak

kandungnya telah beralasan dan sejalan dengan

ketentuan Pasal 7 ayat 2 Undang-undang Nomor 1

tahun 1974 jo. Pasal 8 Peraturan Menteri Agama RI

Nomor 11 Tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan pemohon

5 Nomor Perkara 055/Pdt.P/2017/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon suami

pemphon

Page 65: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

54

54

Alasan Keduanya telah menjalin hubungan yang sangat

dalam sehingga untuk mengantisipasi kesulitan-

kesulitan administratif yang mungkin timbul di

kemudian hari apabila tidak segera dinikahkan

Pertimbangan

Hukum

Apabila dispensasi nikah tidak diberikan

dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif

yang tidak dinginkan oleh kedua belah pihak pada

masa yang akan datang, maka Majelis Hakim

berpendapat solusi hukum yang terbaik adalah

memberikan dispensasi nikah kepada ANAK

KANDUNG PEMOHON dan permohonan

Pemohon untuk diberikan dispensasi nikah kepada

anak kandungnya telah beralasan dan sejalan

dengan ketentuan Pasal 7 ayat 2 Undang-undang

Nomor 1 tahun 1974 jo. Pasal 8 Peraturan Menteri

Agama RI Nomor 11 Tahun 2007 Tentang

Pencatatan Nikah

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

6 Nomor Perkara 058/Pdt.P/2017/PA.JS

Nama Pihak Ibu pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan Pemohon

7 Nomor Perkara 080/Pdt.P/2017/PA.JS

Nama Pihak Ibu pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Antara anak Pemohon dengan calon isterinya telah

bergaul rapat dan sulit dipisahkan karena calon

isterinya telah hamil

Pertimbangan

Hukum

Jika kondisi demikian tidak diteruskan ke jenjang

pernikahan dikhawatirkan akan terjerumus kepada

perbuatan zina terus menerus. Sedangkan

mendekati zina saja dilarang oleh ajaran Islam,

Page 66: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

55

55

karena itu termasuk dosa besar, apalagi sampai

melakukannya, sebagaimana Firman Allah dalam

Surat Al Isra’ ayat 32 dan majelis hakim perlu

menyatakan kaidah fiqhiyah yang berbunyi

artinya: “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus

didahulukan dari pada menarik kemaslahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan Pemohon

8 Nomor Perkara 0167/Pdt.P/2017/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon suami

pemohon

Alasan Mengandung 3 bulan

Pertimbangan

Hukum

ANAK PEMOHON sedang hamil tiga bulan, serta

ayah kandung dari ANAK PEMOHON di muka

sidang telah menyatakan bersedia menjadi wali

dalam menikahkan ANAK PEMOHON dengan

CALON SUAMI ANAK KANDUNG

PEMOHON. Dalam kondisi demikian, jika

menunggu sampai ANAK PEMOHON cukup

umur sebagaimana ketentuan Pasal 7 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tersebut di

atas, akan menimbulkan mudharat bagi ANAK

PEMOHON dan CALON SUAMI ANAK

KANDUNG PEMOHON serta keluarga masing-

masing. Hukum Islam menentukan bahwa menolak

mafsadat harus didahulukan dari mengharap

kemaslahatan, sesuai dengan kaidah fiqhiyah,

sebagai berikut:

Page 67: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

56

56

artinya: “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus

didahulukan dari pada menarik kemaslahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

9 Nomor Perkara 0194/Pdt.P/2017/PA.JS

Nama Pihak Ibu pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Hubungan keduanya sudah sangat erat, calon istri

sudah hamil hasil dari hubungan dengan CALON

SUAMI ANAK KANDUNG PEMOHON

Pertimbangan

Hukum

Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus tidak diikat

dalam sebuah tali perkawinan dikhawatirkan akan

terjadi hal-hal negatif, fitnah yang tidak diinginkan,

maka untuk menghindarkan fitnah dan terjadinya

kerusakan yang lebih buruk lagi, kedua anak

tersebut sebaiknya segera untuk dinikahkan, hal ini

didasarkan kaidah ushul fiqh yang artinya

“Menolak kerusakan didahulukan dari pada

mendatangkan kemaslahatan” juga hadits

Rasulullah saw yang diriwayatkan Bukhari Muslim

yang artinya “Wahai para pemuda, jika sudah ada

kesanggupan untuk menikah, maka menikahlah” ;

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

10 Nomor Perkara 0207/Pdt.P/2017/PA.JS

Nama Pihak Ibu pemohon, pemohon, dan calon Suami pemphon

Alasan Calon Isteri telah lama menjalin hubungan dengan

calon suaminya (CALON SUAMI ANAK

PEMOHON) dan telah berketetapan hati mau

melanjutkan kepada jenjang pernikahan karena

hubungan mereka selama ini telah melahirkan

seorang anak

Page 68: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

57

57

Pertimbangan

Hukum

Meskipun anak Pemohon tersebut masih di bawah

umur untuk perkawinan yang diijinkan dan demi

menjaga kemashlahatan dan menghindarkan hal-

hal yang lebih buruk lagi untuk masa yang akan

datang sudah selayaknya antara keduanya untuk

segera dinikahkan sesuai qaidah fiqhiyyah , yang

artinya sebagai berikut : “ Menghindarkan

kemafsadatan ( kerusakan ) lebih diutamakan dari

pada menarik kemashlahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

11 Nomor Perkara 023/Pdt.P/2018/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Keduanya telah menjalin hubungan sejak bulan

Februari tahun 2014 sampai sekarang serta untuk

mengantisipasi kesulitan-kesulitan administratif

yang mungkin timbul dikemudian hari apabila

tidak segera dinikahkan

Pertimbangan

Hukum

Apabila dispensasi nikah tidak diberikan

dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif

yang tidak dinginkan oleh kedua belah pihak pada

masa yang akan datang, maka Majelis Hakim

berpendapat solusi hukum yang terbaik adalah

memberikan dispensasi nikah kepada ANAK

KANDUNG PEMOHON

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

12 Nomor Perkara 024/Pdt.P/2018/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Mengandung 5 Bulan

Pertimbangan

Hukum

Permohonan Pemohon tersebut telah memenuhi

ketentuan pasal 7 ayat 1 dan 2 Undang-undang

Page 69: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

58

58

Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan, Jo.

Pasal 15 Kompilasi Hukum Islam

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

13 Nomor Perkara 024/Pdt.P/2018/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Telah menjalin hubungan sejak lama serta untuk

mengantisipasi kesulitankesulitan administratif

yang mungkin timbul dikemudian hari apabila

tidak segera dinikahkan;

Pertimbangan

hukum

Permohonan Pemohon tersebut telah memenuhi

ketentuan pasal 7 ayat 1 dan 2 Undang-undang

Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan, Jo.

Pasal 15 Kompilasi Hukum Islam

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

14 Nomor Perkara 064/Pdt.P/2018/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Mengandung 7 bulan

Pertimbangan

Hukum

Dispensasi nikah yang diberikan Pengadilan

Agama kepada pencari keadilan adalah untuk

menghindari terjadinya mudharat yang lebih besar

daripada mashlahatnya, sesuai dengan kaidah fiqih

yang selanjutnya diambil alih sebagai

pertimbangan hukum sebagai berikut:

Artinya : Mengantisipasi dampak negatif harus

diprioritaskan daripada mengejar kemashlahatan

(yang belum jelas). Apabila berlawanan antara satu

mafsadat dengan mashlahat, maka yang

Page 70: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

59

59

didahulukan adalah mencegah mafsadatnya.; Al-

Asybah Wa An-Nazhoir (halaman 62)

Artinya : Mencegah yang membahayakan itu lebih

diprioritaskan daripada meraih keuntungan.

(“Abdul Wahhab Khollaf, „Ilmu Ushul al-

Fiqh,1977, hal. 208 )

Artinya : Apabila dua mafsadat bertentangan, maka

yang harus diperhatikan mana yang lebih besar

mafsadatnya, dengan memilih yang lebih ringan

mafsadatnya; Al-Asybah Wa Al-Nazhoir(Halaman

62;

Artinya : Sesuatu yang membahayakan

(kemudhorotan) itu sedapat mungkin harus

dihindarkan;

Permohonan Pemohon untuk diberikan dispensasi

nikah kepada anak kandungnya telah beralasan dan

sejalan dengan ketentuan Pasal 7 ayat 2 Undang-

undang RI. Nomor 1 tahun 1974 jo. Pasal 8

Peraturan Menteri Agama RI Nomor 11 Tahun

2007 Tentang Pencatatan Nikah;

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

15 Nomor Perkara 0101/Pdt.P/2018/PA.JS

Nama Pihak Ibu pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Page 71: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

60

60

Alasan Mengandung 3 Bulan

Pertimbangan

hukum

Jika kondisi demikian tidak diteruskan ke jenjang

pernikahan dikhawatirkan akan terjerumus kepada

perbuatan zina terus menerus. Sedangkan

mendekati zina saja dilarang oleh ajaran Islam,

karena itu termasuk dosa besar, apalagi sampai

melakukannya, sebagaimana Firman Allah dalam

Surat Al Isra’ ayat 32 yang artinya

Dan janganlah kamu mendekati zina,

sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang

keji dan suatu jalan yang buruk

artinya: “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus

didahulukan dari pada menarik kemaslahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

16 Nomor Perkara 0159/Pdt.P/2018/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Telah menjalin hubungan sejak 9 (Sembilan) bulan

sampai sekarang serta untuk mengantisipasi

kesulitankesulitan administratif yang mungkin

timbul dikemudian hari apabila tidak segera

dinikahkan;

Pertimbangan

hukum

artinya: “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus

didahulukan dari pada menarik kemaslahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

17 Nomor Perkara 0173/Pdt.P/2018/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Page 72: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

61

61

Alasan Mengandung 4 bulan

Pertimbangan

hukum

Dispensasi nikah yang diberikan Pengadilan

Agama kepada pencari keadilan adalah untuk

menghindari terjadinya mudharat yang lebih besar

daripada mashlahatnya, sesuai dengan kaidah fiqih

yang selanjutnya diambil alih sebagai

pertimbangan hukum sebagai berikut:

Artinya : Mengantisipasi dampak negatif harus

diprioritaskan daripada mengejar kemashlahatan

(yang belum jelas). Apabila berlawanan antara satu

mafsadat dengan mashlahat, maka yang

didahulukan adalah mencegah mafsadatnya.; Al-

Asybah Wa An-Nazhoir(halaman 62

Artinya : Mencegah yang membahayakan itu lebih

diprioritaskan daripada meraih keuntungan.

(“Abdul Wahhab Khollaf, „Ilmu Ushul al-

Fiqh,1977, hal. 208

Artinya : Apabila dua mafsadat bertentangan, maka

yang harus diperhatikan mana yang lebih besar

mafsadatnya, dengan memilih yang lebih ringan

Page 73: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

62

62

mafsadatnya; Al-Asybah Wa Al-Nazhoir

(Halaman 62;

Artinya : Sesuatu yang membahayakan

(kemudhorotan) itu sedapat mungkin harus

dihindarkan;

Permohonan Pemohon untuk diberikan dispensasi

nikah kepada anak kandungnya telah beralasan dan

sejalan dengan ketentuan Pasal 7 ayat 2 Undang-

undang RI. Nomor 1 tahun 1974 jo. Pasal 8

Peraturan Menteri Agama RI Nomor 11 Tahun

2007 Tentang Pencatatan Nikah;

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

18 Nomor Perkara 0183/Pdt.P/2018/PA.JS

Nama Pihak Ibu pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Mengandung 3 bulan

Pertimbangan

Hukum

Jika kondisi demikian tidak diteruskan ke jenjang

pernikahan dikhawatirkan akan terjerumus kepada

perbuatan zina terus menerus. Sedangkan

mendekati zina saja dilarang oleh ajaran Islam,

karena itu termasuk dosa besar, apalagi sampai

melakukannya, sebagaimana Firman Allah dalam

Surat Al Isra’ ayat 32 yang artinya

Dan janganlah kamu mendekati zina,

sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang

keji dan suatu jalan yang buruk

Page 74: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

63

63

artinya: “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus

didahulukan dari pada menarik kemaslahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

19 Nomor Perkara 0174/Pdt.P/2018/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Mengandung 6 bulan

Pertimbangan

hukum

artinya: “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus

didahulukan dari pada menarik kemaslahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

20 Nomor Perkara 0247/Pdt.P/2018/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Mengandung 6 bulan

Pertimbangan

hukum

Apabila dispensasi nikah tidak diberikan

dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif

yang tidak dinginkan oleh kedua belah pihak pada

masa yang akan datang, maka Majelis Hakim

berpendapat solusi hukum yang terbaik adalah

memberikan dispensasi nikah kepada ANAK

KANDUNG PEMOHON.

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

21 Nomor Perkara 0260/Pdt.P/2018/PA.JS

Nama Pihak Ibu pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Keduanya telah menjalin hubungan yang sangat

dalam sehingga untuk mengantisipasi kesulitan-

kesulitan administratif yang mungkin timbul di

kemudian hari apabila tidak segera dinikahkan

Pertimbangan

hukum

Page 75: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

64

64

artinya: “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus

didahulukan dari pada menarik kemaslahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

22 Nomor Perkara 076/Pdt.P/2019/PA.JS

Nama Pihak Ibu pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Mengandung 6 bulan

Pertimbangan

hukum

artinya: “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus

didahulukan dari pada menarik kemaslahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

23 Nomor Perkara 0112/Pdt.P/2019/PA.JS

Nama Pihak Ibu pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Sudah mengandung

Pertimbangan

hukum

Apabila dispensasi nikah tidak diberikan

dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif

yang tidak dinginkan oleh kedua belah pihak pada

masa yang akan datang, maka Majelis Hakim

berpendapat solusi hukum yang terbaik adalah

memberikan dispensasi nikah kepada ANAK

KANDUNG PEMOHON

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

24 Nomor Perkara 0206/Pdt.P/2019/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Anak kandung Pemohon tersebut telah lama

menjalin hubungan cinta dan sudah melakukan

hubungan intim sehingga calon suami–istri telah

siap dalam membangun hidup berumah tangga

Pertimbangan

hukum

Page 76: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

65

65

artinya: “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus

didahulukan dari pada menarik kemaslahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

25 Nomor Perkara 0220/Pdt.P/2019/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Mengandung 2 bulan

Pertimbangan

hukum

permohonan para Pemohon tersebut telah

memenuhi ketentuan pasal 7 ayat 1 dan 2 Undang-

undang Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan,

Jo. Pasal 15 Kompilasi Hukum Islam

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

26 Nomor Perkara 0274/Pdt.P/2019/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Sudah mengandung

Pertimbangan

Hukum

Pernikahan/perkawinan bagi umat muslim

merupakan hak asasi yang mengandung nilai

ibadah, maka oleh karenanya sepanjang niatnya

suci, hak tersebut harus diberikan kepada yang

memerlukannya demi menegakkan sunnah Rasul

Muhammad Saw. Hal tersebut juga tertuang dalam

Al Qur’an surat An Nur ayat 32 yang berbunyi:

Artinya : Dan kawinkanlah orang-orang yang

sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang

layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu

yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang

perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan

memampukan mereka dengan kurnia-Nya, dan

Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha

mengetahui

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

Page 77: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

66

66

27 Nomor Perkara 0308/Pdt.P/2019/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Tjahyono (Alm)

Alasan Mengandung 5 bulan

Pertimbangan

hukum

Permohonan Pemohon untuk diberikan dispensasi

nikah kepada anak kandungnya telah beralasan dan

sejalan dengan ketentuan Pasal 7 ayat 2 Undang-

undang Nomor 1 tahun 1974 jo. Pasal 8 Peraturan

Menteri Agama RI Nomor 11 Tahun 2007 Tentang

Pencatatan Nikah

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

28 Nomor Perkara 0315/Pdt.P/2019/PA.JS

Nama Pihak Ibu pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Mengandung 5 bulan

Pertimbangan

hukum

artinya: “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus

didahulukan dari pada menarik kemaslahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

29 Nomor Perkara 0359/Pdt.P/2019/PA.JS

Nama Pihak Ibu pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Mengandung 2 bulan

Pertimbangan

hukum

artinya: “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus

didahulukan dari pada menarik kemaslahatan

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

30 Nomor Perkara 0470/Pdt.P/2019/PA.JS

Nama Pihak Ayah pemohon, pemohon, dan calon isti pemphon

Alasan Hubungan keduanya sudah sedemikian eratnya,

sehingga Pemohon sangat khawatir akan terjadi

Page 78: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

67

67

lagi perbuatan yang dilarang oleh ketentuan hukum

Islam apabila tidak segera dinikahkan

Pertimbangan

hukum

Permohonan Pemohon untuk diberikan dispensasi

nikah kepada anak kandungnya telah beralasan dan

sejalan dengan ketentuan Pasal 7 ayat 2 Undang-

undang Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan

jo. Pasal 8 Peraturan Menteri Agama RI Nomor 11

Tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah

Amar Putusan Mengabulkan Permohonan dari Pemohon

Faktor meningkatnya kasus dispensasi kawin karena adanya revisi

mengenai batas usia minimal pernikahan di UU No 1 Tahun 1974 yang awalnya 16

tahun menjadi 19 tahun di UU No 16 Tahun 2019. Penelitian ini dilakukakan

berdasarkan data sebelum tahun 2019 dan dibandingkan dengan pengajuan

permohonan dispensasi nikah pada tahun 2021. Sejak bulan Januari 2021 hingga

tanggal 24 April 2021 telah terjadi pengajuan permohonan dispensasi nikah

sebanyak 23 permohonan yang apabila diperbandingkan sudah hampir 50% dari

pengajuan dispensasi nikah di tahun 2019.2

Berdasarkan data dispensasi nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

(2017-2019) dan wawancara penulis terhadap hakim di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan setidaknya terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi meningkatnya

Permohonan Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Faktor Agama

2 Data ini penulis dapatkan berdasarkan data pengajuan permohonan dispensasi nikah pada

Pengadilan Agama Jakarta Selatan di tahun 2021 dengan rincian sebagai berikut: Perkara nomor

78/Pdt.P/2021/PA.JS, 69/Pdt.P/2021/PA.JS, 51/Pdt.P/2021/PA.JS, 44/Pdt.P/2021/PA.JS,

21/Pdt.P/2021/PA.JS, 3/Pdt.P/2021/PA.JS, 9/Pdt.P/2021/PA.JS, 10/Pdt.P/2021/PA.JS,

138/Pdt.P/2021/PA.JS, 120/Pdt.P/2021/PA.JS, 115/Pdt.P/2021/PA.JS, 101/Pdt.P/2021/PA.JS,

88/Pdt.P/2021/PA.JS, 161/Pdt.P/2021/PA.JS, 158/Pdt.P/2021/PA.JS, 159/Pdt.P/2021/PA.JS,

146/Pdt.P/2021/PA.JS, 153/Pdt.P/2021/PA.JS, 250/Pdt.P/2021/PA.JS, 216/Pdt.P/2021/PA.JS,

215/Pdt.P/2021/PA.JS, 205/Pdt.P/2021/PA.JS, dan 204/Pdt.P/2021/PA.JS

Page 79: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

68

68

Agama merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi banyaknya

Permohonan Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Hal ini

dikarenakan pemikiran orang tua yang lebih memilih menikahkan anaknya di

usia di bawah umur dibandingkan terjadi perzinahan yang akan berakibat

pada sebuah aib bagi keluarga. Seorang anak yang sudah memiliki hubungan

yang sangat kuat dengan lawan jenisnya sudah sewajarnya dikhawatirkan

oleh orang tua, karena dengan perkembangan zaman saat ini sangat rentan

terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan seperti perzinahan.

Agama akan selalu dijadikan alasan religius bagi orang tua maupun

seorang anak mengajukan Permohonan Dispensasi Nikah atau untuk

menikahkan anaknya di usia di bawah umur. Sering kali perkataan yang

selama ini kita dengar seperti “Dari pada berbuat zina lebih baik dikawinkan”

yang selalu menjadi acuan bagi para orang tua untuk menikahkan anaknya

walaupun di usia di bawah umur. Akan tetapi, perlu sekiranya penulis garis

bawahi bahwa persoalan agama kembali lagi kepada individu masing-masing.

Jika pendidikan agama yang ditanamkan baik oleh orang tua maupun seorang

guru terhadap seorang anak tersebut kuat, maka anak tersebut tidak akan

melakukan perzinahan. Jadi orang tua tidak perlu mengawinkan anaknya di

usia muda. Namun hal inilah yang menjadi permasalahan dan perlu

diselesaikan dengan memberikan pemahaman yang lebih mendalam terkait

Agama dalam mengatur pernikahan.3

2. Faktor Ekonomi

Menikahkan anak di usia di bawah umur ataupun memutuskan untuk

menikah di usia di bawah umur seringkali dijadikan alasan orang tua ataupun

seorang anak sebagai solusi untuk meringankan beban ekonomi keluarga

3 Dari 30 Putusan yang penulis jadikan objek penelitian, seluruhnya mempertimbangkan

agama karena hubungan yang sudah terlalu dalam antara calon suami dan calon isteri sehingga

ditakutkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bahkan sudah ada yang hamil diluar nikah akibat

hubungan yang terlalu dalam tersebut.

Page 80: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

69

69

dengan harapan anaknya atau dirinya bisa memperoleh pekerjaan dan

penghidupan yang lebih baik. 4

3. Faktor Hamil di Luar Nikah (Married By Accident)

Married By Accident atau yang biasa kita kenal hamil diluar nikah

sering kali menjadi penyebab yang mendorong seorang untuk menikah di usia

di bawah umur.5 Meskipun pada kenyataannya anak tersebut atau orang

tuanya tidak menginginkan terjadinya pernikahan itu, namun karena

‘accident’ yang didapat pada anaknya maka dengan mau tidak mau harus di

nikahkan pada usia di bawah umur. Hamil diluar nikah adalah kehamilan di

luar pernikahan resmi yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang

masih dibawah umur, atau laki-laki sudah cukup umur akan tetapi si

perempuan masih di bawah umur lantaran sebuah ikatan asmara sebagaimana

yang terjadi di dalam interaksi sosial dan pergaulan muda-mudi sudah sangat

terbuka bebas. Apabila orang tua tersebut tidak menikahkan anaknya, maka

nantinya akan menjadi sebuah aib bagi sebuah keluarga.

Kejadian seperti ini tidak jarang terjadi dikalangan masyarakat baik di

perdesaan maupun di perkotaan. Pergaulan bagi remaja diikuti oleh

perkembangan teknologi yang sangat pesat, hal ini menjadikan akses bergaul

begitu mudah antara satu dengan yang lain. Kemudahan akses dalam

pergaulan ini membuat orang tua merasa khawatir kepada anak-anaknya.

Hamil di luar nikah tentunya akan dihadapkan pada dua pilihan yang

sulit yaitu antara mengawinkan sang pelaku (perempuan dengan laki-laki

yang menghamili) atau melakukan jalan pintas dengan aborsi. Memang tidak

mudah bagi orang tua terlebih bagi perempuan dan anak yang ada di dalam

kandungannya. Mereka biasanya mendapatkan stigmatisasi, negative

stereotype dan bahkan sanksi sosial. Sehingga status suci (fitrah) sebagai anak

4 Wawancara pribadi penulis dengan hakim pengadilan agama Jakarta Selatan pada

tanggal 23 Juni 2020 pukul 10.00 WIB 5 Dari 30 putusan yang penulis jadikan sebagai data primer terdapat 19 putusan yang

diajukan dengan alasan ini

Page 81: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

70

70

seakan ternodai oleh hukum-hukum sosial yang terus muncul kapan pun

masyarakat menghendaki.5

Kurangnya kasih sayang dan perhatian dalam keluarga juga menjadi

salah satu penyebab anak terjerumus dalam seks diluar nikah. Anak remaja

yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian, apabila tidak ditopang

dengan keluarga yang harmonis maka anak akan mudah melampiaskan

dengan melakukan perbuatan yang di langgar oleh norma dan Agama, seperti

hubungan seks di luar nikah. Dari 30 penetapan yang penulis jadikan objek

penelitian, 19 diantaranya menerangkan bahwa mereka telah hamil di luar

nikah bahkan sudah ada yang melahirkan dari hamil diluar nikah tersebut.

Dari pemaparan diatas maka dapat kita pahami bahwa pernikahan usia di

bawah umur dapat terjadi karena berbagai faktor. Faktor ekonomi akan berpengaruh

terhadap faktor agama dan hamil di luar nikah, begitu juga faktor keduanya akan

berpengaruh terhadap faktor ekonomi tersebut. Sehingga ketiga faktor di atas saling

memengaruhi dan berkaitan satu sama lain.

B. Dampak Pemberian Dispensasi Nikah Dalam Aspek Yuridis dan Sosiologis

1. Aspek Yuridis

Ketentuan Undang-undang perkawinan yang merubah batasan usia

minimal menikah pada pasal 7 ayat 1 yang menyebutkan bahwa Perkawinan

5 Mukti Ali, dkk, Fikih Kawin Anak Membaca Ulang Teks Keagamaan Perkawinan Usia Anak-anak,t.tp, Cet. I, Rumah Kitab, 2015, h. 186-187.

AGAMA

MBA EKONOMI

Page 82: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

71

71

hanya diizinkan apabila pria dan wanita mencapai umur 19 (Sembilan belas)

tahun, namun didalam undang-undang ini terdapat klausul yang dapat

mengesampingkan aturan ini. Sebagaimana yang tercantum pada pasal 7 ayat

2 bahwa dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ketentuan umur

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), orang tua pihak pria/atau orang tua

pihak wanita dapat meminta dispensasi kepada pengadilan dengan alasan

sangat mendesak disertai bukti-bukti pendukung yang cukup.

Ketentuan ini seperti memperlihatkan kurang tegasnya pelarangan

pernikahan dibawah umur dengan melakukan pembatasan minimal usia

menikah. Namun dalam hal ini pemerintah hanya bisa memperketat ketentuan

pernikahan dibawah umur dengan memberikan persyaratan seperti surat

keterangan sehat dari keduabelah pihak, surat pernyataan komitmen orang tua

yang akan bertanggung jawab atas pernikahan anaknya yang masih dibawah

umur, keharusan seorang calon mempelai laki-laki yang mempunyai

pekerjaan atau usaha yang dapat menopang ekonomi keluarganya nanti, dan

pernyataan dari saksi-saksi yang setidaknya menyebutkan bahwa kedua calon

mempelai sudah siap secara fisik maupun mental untuk membangun rumah

tangga.

Dengan adanya UU tentang batas usia perkawinan dan dispensasinya

itu menjadikan hal tersebut menjadi bias dikarenakan adanya kontra

produktif. UU menyatakan batas usia perkawinan adalah 16 tahun dan

sekarang 19 tahun sedangkan ada dispensasi usia perkawinan menjadikan

meningkatnya angka pernikahan dinawah umur. Namun dengan

meningkatnya permohonan dispensasi nikah ini juga memperlihatkan tingkat

kesadaran hukum masyarakat yang semakin tinggi, sehingga aturan tidak

hanya menjadi aturan yang ditulis dan disahkan oleh pemerintah melainkan

dapat dijalankan dan dipatuhi dengan baik oleh masyarakat.

Page 83: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

72

72

2. Aspek Sosiologis

Pemberian dispensasi nikah kepada seseorang yang hendak menikah

dibawah umur selalu menjadi dilema bagi hakim yang memeriksa. Hal ini

dikarenakan ketika tidak diberikan dikhawatirkan akan menimbulkan dampak

negatif yang tidak dinginkan oleh kedua belah pihak pada masa yang akan

datang, maka Majelis Hakim berpendapat solusi hukum yang terbaik adalah

memberikan dispensasi nikah berdasarkan hasil kesimpulan wawancara

penulis dengan seorang hakim 23 Juni 2020 di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan. Kemaslahatan selalu dikedepankan dengan mengacu pada kaidah

fiqhiyyah yaitu Menghindarkan kemafsadatan (kerusakan) lebih diutamakan

dari pada menarik kemashlahatan.

Keputusan suatu hukum tentunya akan berdampak secara langsung

baik dari aspek yuridis ataupun sosiologis, tak terkecuali pada pemberian

dispensasi nikah kepada seorang anak yang hendak menikah dibawah umur.

Dengan adanya permohonan Dispensasi Nikah yang diajukan oleh orang tua

yang hendak menikahkan anaknya dibawah umur tentunya ini menunjukkan

bahwa masyarakat sudah sadar hukum khususnya dalam Undang-undang No.

1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Apabila permohonan dispensasi umur perkawinan tidak dikabulkan

maka dampak yang akan ditimbulkan akan sangat besar, salah satunya dalam

aspek sosiologis. Maka disinilah peran hakim dan sekaligus hukum

dibutuhkan oleh masyarakat dalam memberikan kemudahan dan jalan keluar

yang terbaik atas persoalan-persoalan yang terjadi dalam masyarakat itu

sendiri, karena bilamana tidak dikabulkan maka pihak orang tua akan merasa

malu melihat anak-anaknya telah menghamili gadis sebelum menikah atau

orang tua laki-lakinya telah menghamili perempuan yang bukan istrinya,

sedangkan usia mereka masih dibawah umur yang ditetapkan Undang-

Undang maka pihak orang tua akan mendapatkan tekanan dan gunjingan dari

orang-orang sekitar karena tidak mampu mendidik anaknya.

Maka berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut hakim tetap

memberikan izin dispensasi nikah kepada pemohon untuk menikahkan

Page 84: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

73

73

anaknya dengan calon suami/istrinya, hal ini dikarenakan hakim menilai

bahwa masyarakat sedikit banyaknya sudah sadar hukum untuk menempuh

proses persidangan bagi seseorang yang hendak menikah dibawah umur dan

menghindari kemudharatan yang mungkin terjadi apabila permohonan

dispensasi nikah tersebut ditolak.

Menurut penulis, hakim sudah tepat dalam mempertimbangkan

aspek-aspek sosiologis maupun yuridis dalam memberikan izin kepada anak

pemohon untuk menikah dengan calon suami/istrinya. Mengingat pergaulan

anak remaja yang kian hari rentan terjadi hamil diluar nikah, maka sudah

sewajarnya hakim memberikan dispensasi nikah dengan syarat tentunya

mempertimbangkan hal-hal yang dirasa penting. Adapun dampak positf yang

bisa didapatkan dari aspek sosiologis adalah adanya kesadaran masyarakat

terhadap dilarangnya pernikahan dibawah umur dengan pertimbangan

dampak yang terjadi setelahnya seperti perceraian dini yang disebabkan

belum siapnya kedua calon untuk menikah baik dari aspek ekonomi, mental

dsb, kehamilan premature yang disebabkan belum siapnya fisik dari calon

perempuan untuk mengandung seorang anak.

C. Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan Dalam

Memberikan Dispensasi Nikah.

Nomor putusan Pertimbangan Hakim

019/Pdt.P/2017/PA.JS Hamil diluar Nikah, khawatir terjadi perzinahan dan

hal-hal yag dilarang oleh Agama islam dan Telah siap

secara mental.

02/Pdt.P/2017/PA.JS Hamil diluar nikah, Secara fisik sudah siap dan sudah

mampu secara finansial karena sudah memiliki

pekerjaan

Page 85: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

74

74

35/Pdt.P/2017/PA.JS Hamil duluar nikah, Telah siap secara mental dan saling

mencintai serta memiliki hubungan yang sudah sangat

erat

49/Pdt.P/2017/PA.JS Siapa secara mental, dikhawatirkan akan menimbulkan

dampak negatif yang tidak dinginkan

55/Pdt.P/2017/PA.JS Siap secara metal, Khawatir terjadi perzinahan.dan

saling mencintai

80/Pdt.P/2017/PA.JS Hamil diluar nikah, dikhawatirkan terus menerus

melakukan perbuat zina yang dilarang berdasarkan

Surat Al-Isra ayat 32 dan menghindari mafsadah yang

akan datang berdasarkan Kaidah fikih: Dar’ul Mafasidi

Muqaddamun ‘Ala Jalbil Masalih. (Mendahulukan

kerusakan harus didahulukan daripada meraih masalah)

167/Pdt.P/2017/PA.JS Hamil diluar nikah dan menghindari kerusakan

(Mafsadah)

194/Pdt.P/2017/PA.JS Telah siap secara fisik dan mental, telah Saling

mencintai, Khawatir terhadap perzinahan dan telah

sesuai dengan Hadits nabi yang artinya: “Wahai para

pemuda, barangsiapa diantara kalian yang mampu

untuk menikah maka, hendaklah menikah. Apabila tak

mampu maka, hendaklah berpuasa karena hal itu dapat

memajmkan mata dan menjaga kemaluan”

207/Pdt.P/2017/PA.JS Sudah memiliki anak dan Menghindarkan dari

mafsadahyang lebih besar dimasa yang kakan datang

23/Pdt.P/2018/PA.JS Telah saling mencintai, telah siap secara mental.

24/Pdt.P/2018/PA.JS Hamil diluar nikah, Siap dan dewasa dalam bersikap,

Sudah saling mencintai dan memiliki hubungan yang

Page 86: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

75

75

sangat erat sehingga khawatir terjerumus pada

perbuatan-perbuatan yang dilarang agama.

64/Pdt.P/2018/PA.JS Hamil diluar nikah, Sudah siap secara mental, secara

finansial sudah berkecukupan karena sudah bekerja dan

agar terhindar dari mafsadah.

101/Pdt.P/2018/PA.JS Hamil diluar nikah, dan untuk menghindari dari

perbuatan zinah yang terus menerus.

159/Pdt.P/2018/PA.JS Telah siap secara mental, kedua pasangan saling

mencintai dan telah menjalin hubungan yang sangat erat

dan dalam dan untuk menghindari mafsadahah.

173/Pdt.P/2018/PA.JS Hamil diluar nikah, Telah siap secara mental dan

menghindari banyak mafsadah yang akan datang dimasa

mendatang.

174/Pdt.P/2018/PA.JS Hamil diluar nikah, telah siap berumah tangga dan

terhindar dari mafsadah yang akan datang.

183/Pdt.P/2018/PA.JS Hamil diluar nikah, sudah saling mencintai dan

menghindari perbuatan zina terus menerus.

247/Pdt.P/2018/PA.JS Siap secara mental, Saling mencintai dan khawatir

terjerumus pada perzinahan

260/Pdt.P/2018/PA.JS Sudah saling mencintai dan dan menghindari perbuatan

dosa seperti perzinahan dan hal-hal yang dilarang

agama

76/Pdt.P/2019/PA.JS Hamil diluar nikah, sudah siap dan khawatir

menimbulkan mafsadah yang lebih besar

112/Pdt.P/2019/PA.JS Saling mecintai. Siap secara mental dan dewasa dalam

bersikap dan khawatir zina

Page 87: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

76

76

206/Pdt.P/2019/PA.JS Siap secara mental, saling mencinta, khawatir berbuat

dosa terus-menerus.

220/Pdt.P/2019/PA.JS Saling mencintai sehingga telah berhubungan secara

erat dan dalam, Sudah siap dan secara finansial telah

memiliki pekerjaan

274/Pdt.P/2019/PA.JS Hamil diluar nikah, Pernikahan adalah hak asasi dan

menghindari dari perbuatan zina yang terus menerus

sesuai surat Al-Nur ayat

308/Pdt.P/2019/PA.JS Sudah siap secara mental. 2. Saling mencintai. Takut

terjadi hal-hal negative.

315/Pdt.P/2019/PA.JS Hamil diluar nikah, Sudah terjadi hubungan yang erat

seolah tidak dapat dipisahkan, menghindarkan dari

mafsadah yang lebih besar

359/Pdt.P/2019/PA.JS Hamil diluar nikah, sudah saling mencintai dan

memiliki hubungan yang sangat erat dan dalam dan

Menolak mafsadah yang akan datang yang lebih besar.

470/Pdt.P/2019/PA.

Sudah salingmencinai tdan terjalin hubungan yang

sangat dalam dan erat, telah siap dan khawatirkan

terjerumus pada perbuatan dosa.

Dari tabel diatas secara garis besar dapat disimpulkan bahwa

pertimbangan hakim dalam penetapan Pengadilan Agama Jakarta Selatan (PA

Jaksel) tentang dispensasi nikah adalah karena calon pengantin telah memiliki

hubungan yang sangat erat dan dalam sehingga adanya kekhawatiran terjerumus

pada perbuatan-perbuatan dosa dan mafsadah yang akan timbul dikemudian hari.

Apalagi 15 diantara 30 putusan tersebut diakibatkan oleh kehamilan di luar nikah

yang membuat hakim tidak memliki pilihan lain selain harus mengabulkan

permohonan tersebut.

Page 88: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

77

77

Majelis hakim dalam hal ini tentunya akan dihadapkan kepada dua pilihan

yang sulit yaitu memberikan izin dispensasi nikah guna menghindari sebuah fitnah

yang kelak mungkin terjadi atau menolak izin dispensasi nikah dengan tujuan

memberikan hikmah atau pelajaran bagi seluruh masyarakat agar sebisa mungkin

menjaga pergaulan guna menghindari marriage by accident yang marak terjadi.

Dalam hal ini majelis hakim lebih melihat terdapat kemaslahatan yang lebih besar

dengan memberikan izin dispensasi nikah kepada pemohon dengan

mempertimbangkan kaidah “Menghindari mafsadat (kerusakan) harus didahulukan

dari pada menarik kemaslahatan.

Page 89: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan yang terdapat pada beberapa bab sebelumnya maka

penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut, diantaranya:

1. Faktor-faktor pengajuan dispensasi nikah kepada Pengadilan Agama Jakarta

Selatan yakni (1) Faktor Agama, (2) Faktor Ekonomi, dan (3) Faktor Hamil

diluar nikah (Married by Accident). Pemberian dispensasi umur perkawinan

tersebut juga diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, sehingga dapat

memberikan kemudahan dan jalan keluar bagi persoalan-persoalan yang

terjadi.

2. Dampak pemberian Dispensasi Nikah dalam aspek Yuridis dan Sosiologis

adalah semakin meningkatnya kesadaran hukum masyarakat terhadap aturan

yang ada, sehingga masyarakat merasa memiliki kewajiban untuk mentaati

aturan tersebut.

3. Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta selatan selalu mempertimbangkan

hal-hal yang telah diatur Perma No. 5 Tahun 2019 tentang Pedoman

Mengadili Permohonan Dispensasi Kawin. Selain itu majelis hakim juga akan

menanyakan secara rinci bagaimana kesiapan orang tua dan anak yang

hendak menikah, baik dari aspek ekonomi maupun kesehatan.

B. Saran

1. Bagi lingkungan Peradilan khususnya Hakim di dalam memberikan

dispensasi kawin hendaknya lebih memperketat kembali dalam menanyakan

kesiapan orang tua maupun anak yang hendak menikah demi tujuan

mengurangi angka pernikahan usia di bawah umur di Indonesia umumnya

dan wilayah Jakarta Selatan khususnya.

2. Bagi Mahasiswa hukum keluarga yang mempunyai tugas sebagai agen

perubahan dan bagian dari masyarakat, sebaiknya ikut berkontribusi secara

langsung untuk memberikan pengajaran dan pembelajaran terkait pernikahan

Page 90: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

79

usia di bawah umur, regulasi permohonan dispensasi kawin dan bahaya

pernikahan usia di bawah umur.

Page 91: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

80

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahan, Departemen Agama RI.

Abi Muslim al-Hijaj, Imam, Shohih Muslim, Dar al-Fikr: Beirut, 1992.

Abidin, Slamet dan H. Aminuddin, Fiqh Munakahat , Bandung: CV. Pustaka Setia,

1999.

Ali, Mukti, dkk, Fikih Kawin Anak Membaca Ulang Teks Keagamaan Perkawinan

Usia Anak-anak,t.tp, Cet. I, Rumah Kitab, 2015.

as-Siba’i, Mustafa, al-Mar’ah bain al-Fiqh wa al-Qur’an, Damsyik: Maktabah

al-Kitab, [t.th.],

Aulia, Nuansa, Kompilasi Hukum Islam: Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan,

Hukum Perwakafan,

Aziz Dahlan, Abdul, Ensiklopendi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1997, Cet. 1.

Candra, Mardi, Aspek Perlindungan Anak Indonesia: Analisis tentang Perkawinan

di Bawah Umur, Jakarta: Kencana, 2018.

Daly, Peunoh, Hukum Perkawinan Islam Studi Perbandingan Kalangan Ahlu

Sunnah dan Negara-Negara Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1998

Daud Ali, Mohammad, Hukum Islam dan Peradilan Agama, Jakarta: RajaGrafindo

Persada. 2002.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Nikah, cet.II, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1994.

Djalil, Basiq, Peradilan Agama Di Indonesia: Gemuruhnya Politik Hukum (Hukum

Islam, Hukum Barat, Hukum Adat), cet. I, Jakarta: Kencana, 2006.

Eoh, O.S., Perkawinan Antar Agama Dalam Teori dan Praktek, cet.II, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2001.

Hadikusuma, Hilman, Metode Pembuatan Kertas atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandar

Lampung: Mandar Maju, 1995.

Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991.

Page 92: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

81

Jalal ad-Din Abd ar-Rahman bin Abi Bakar as-Suyuthi, Imam, al-Asybah wa an-

Nazhair, Semarang : Maktubah wa Mathbu’ah Thoha Putera, [t.th].

Karim, Helmi, Kedewasaan Untuk Menikah Problematika Hukum Islam

Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996.

Laporan Pelaksanaan KegiatanPengadilan Agama Jakarta Selatan Tahun 2019

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974.

Manan, Abdul, Etika Hakim dalam Penyelenggaraan Peradilan Jakarta: Kencana,

2007

Manuba, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: EGC, Edisi 2

Marilang, Dispensasi Kawin Anak di Bawah Umur, Al-Daulah Vol 7 No. 1 Juni

2018,

Media Informasi dan Transfaransi Agama Jakarta Selatan, Sejarah Pengadilan

Agama Jakarta Selatan, diakses pada tanggal 23 Februari 2020 melalui

http://www.pa- jakartaselatan.go.id/v2/index.php/tentang-

kami/sejarah.html

Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, Libery, Yogjakarta,

1998.

Penghimpun Solahuddin, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Acara Pidana,

dan Perdatah Jakarta: Visimedia, 2008.

Q.S. An-Nisa’ (4) ayat 6

Rahman Ghazaly, Abdul, Fiqh Munakahat, cet.II, Jakarta: Kencana, 2006.

Ramulyo, Moh. Idris, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis dari Undang-

undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, Cet. 1, Jakarta:

Bumi Aksara, 1996.

Rofiq, Ahmad , Hukum Islam Di Indonesia, cet.IV, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2000.

Rudiana Arief, Eddy, Hukum Islam di Indonesia: Perkembangan dan

Pembentukan, Remaja Rosdakarya: Bandung, 1991.

Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah 6, cet.VII, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1990.

Saleh, K. Wancik, Hukum Perkawinan Di Indonesia Jakarta: Ghalia Indonesia,

1976

Page 93: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

82

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cet. Ke-8,

Jakarta : RajaGrafindo Persada 2004.

Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan (Undang-

undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan), Cet.5 Yogyakarta:

Liberty, 2004.

Soerjono, Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Universitas Indonesia,

1986.

Sudirman Abbas, Ahmad, Pengantar Pernikahan: Analisis Perbandingan antar

Mazhab, t.tp., PT.Prima Heza Lestari, 2006.

Syarifuddin, Amir, Garis- Garis Besar Fiqih Jakarta : Prenada Media, 2003.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Di Indonesia, cet.II, Jakarta: Prenada

Mulia, 2007.

Tahido Yanggo, Chuzaimah dan Hafiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam

Kontemporer Buku Pertama Jakarta: LSIK, 1994.

Tihami dan Sohari, Fiqih Munakahat Kajian Fiqih Nikah Lengkap, Jakarta :

Rajawali pers, 2014.

Umran, Abdurrahim, Islam dan KB (Jakarta: Lentera Batritama, 1997

Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 .Jakarta: PT Tintamas Indonesia,

1986.

Usman, Sayed, “Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, artikel diakses pada

29 Februari 2020 dari https://www.pa-jaksel.go.id.

Usman, Suparman, Perkawinan Antar Agama dan Problematika Hukum

Perkawinan di Indonesia Serang: Saudara Serang, 1995.

Zakariya Al-Anshary, Abu Yahya, Fath al-Wahhab, Singapura: Su laiman Mar’iy,

t.t.

WEBSITE

http://www.pa-jakartaselatan.go.id/v2/profil-pengadilan/sejarah-pa-jaksel.html

diakses pada tanggal 24 Februari 2020

http://www.pa-jakartaselatan.go.id/v2/profil-pengadilan/tupoksi.html diakses pada

21 Februari 2020.

Page 94: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

83

http://www.pa-jakartaselatan.go.id/v2/profil-pengadilan/tupoksi.html diakses pada

23 Februari 2020.

https://m.cnnindonesia.com/nasional/20181213110330-12-353335/mk-kabulkan-

gugatan-batas-usia-dalam-uu-perkawinan, diakses pada tanggal 29

Februari 2020, pukul 09.46 WIB

https://nasional.kompas.com/read/2019/09/16/13174991/dpr-akan-sahkan-ruu-

perkawinan-batas-usia-perkawinan-jadi-19-tahun, diakses pada hari

senin, 23 Desember 2019, pukul 19.00 WIB.

https://www.pa-jakartaselatan.go.id/tentang-pengadian/sejarah-pengadilan,

diakses pada tanggal 26 Februari 2020, pukul 15.00 WIB

Page 95: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 96: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

85

Page 97: PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA …

86

HASIL WAWANCARA HAKIM (ANGGOTA)

PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN, 23 JUNI 2020 JAM 10.09

Nama : Ujang Soleh, S.H

Pendidikan : HK UIN Jakarta 1982 dan Unisma Malang 1996

1. Kriteria Pemohon yang dikabulkan

- Administrasi dibuktikan dengan KTP atau Akta Kelahiran

- Dewasa (membedakan yang baik & benar) secara fisik/psikis/berpikir

- Meskipun secara usia di bawah umur apabila secara mental sudah dewasa

bisa menjadi pertimbangan dikabulkannya dispensasi kawin oleh hakim

- Sudah berpacaran/berhubungan lama, datang ke KUA kemudian ke

Pengadilan Agama sesuai domisili pemohon

- Calon mempelai pria mempunyai pekerjaan/penghasilan yang layak

- Diajukan oleh orang tua dan atau pemohon itu sendiri

2. Terkait zina yang tidak boleh dinikahkan dalam Hukum Perdata

- Hal tersebut tidak didasari oleh Syari’ah (hukum Islam)

- Wanita hamil yang belum menikah itu wajib dinikahkan meskipun

faktornya nanti meluas. Dan juga nanti anaknya akan dinasabkan ke Ibu

sehingga ayah biologis pun bisa menikah dengan anak perempuan hasil

perzinahannya (dilihat sesuai mazhab fiqihnya)

3. Pencegahan : kedua calon mempelai sudah siap secara fisik maupun mental,

sehingga hakim mempertimbangkan hal tersebut untuk dikabulkannya

dispensasi kawin

4. Selama menangani kasus, hakim tidak pernah menolak pengajuan dispensasi

kawin kar. Faktor usia bisa dibuktikan dengan KTP atau Akta Kelahiran akan

tetapi hakim tidak mempunyai bukti terkait penghasilan calon mempelai pria.

5. Menurut hakim, sebisa mungkin jangan ada pernikahan usia di bawah umur

agar secara fisik/psikir/berpikir sudah matang. Dan itu juga menjadi salah satu

faktor terhadap kasus perceraian, bisa faktor ekonomi, dan faktor lainnya.