percobaan ii

Upload: nurlinaoctavia31

Post on 09-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan sementara praktikum biofarmasetika keceptan disolusi intrinsik

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA TERAPANPERCOBAAN IIKECEPATAN DISOLUSI INTRINSIK

NAMA: NURLINA OCTAVIANIM: K100120031KELOMPOK: A3KOREKTOR:

LABORATORIUM BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA TERAPANFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2014PERCOBAAN IIKECEPATAN DISOLUSI INTRINSIK

TUJUANMempelajari pengaruh keadaan bahan (baku) obat (polimorfi, hidrat, solvat) terhadap kecepatan kecepatan disolusi intrinsiknya sebagai preformulasi untuk bentuk sediaannya.LATAR BELAKANGKecepatan disolusi merupakan kecepatan zat aktif larut dari suatu bentuk sediaan utuh/ pecahan/ partikel yang berasal dari bentuk sediaan itu sendiri. Kecepatan disolusi zat aktif dari keadaan polar atau dari sediaannya didefinisikan sebagai jumlah zat aktif yang terdisolusi per unit waktu di bawah kondisi antar permukaan padat-cair, suhu dan kompisisi media yang dibakukan.Kecepatan pelarutan memberikan informasi tentang profil proses pelarutan persatuan waktu. Hukum yang mendasarinya telah ditemukan oleh Noyes dan Whitney sejak tahun 1897 dan diformulasikan secara matematik sebagai berikut :

dc / dt = kecepatan pelarutan (perubahan konsentrasi per satuan waktu)Cs= kelarutan (konsentrasi jenuh bahan dalam bahan pelarut)Ct= konsentrasi bahan dalam larutan untuk waktu K= konstanta yang membandingkan koefisien difusi, voume larutan jenuh dan tebal lapisan difusi (Shargel, 1988)

Disolusidapat terjadi langsung pada permukaan tablet, dari granul-granul bilamana tablet telah pecah atau dari partikel-partikel halus bilamana granul-granul telah pecah. Pada tablet yang tidak berdesintegrasi, kecepatan disolusinya ditentukan oleh proses disolusi dan difusi. Namun demikian, bagi tablet yang berdesintegrasi, profil disolusinya dapat menjadi sangat berbeda tergantung dari apakah desintegrasi atau disolusinya yang menjadi penentu kecepatan.(Ansel, 1989)

Laju disolusi intrinsik merupakan laju dimana suatu padatan melarut di dalam suatu pelarut dalam batasan kuantitatif. Bila suatu tablet sediaan obat lainnya dimasukkan ke dalam saluran cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya. Jika obat tersebut tidak dilapisi polimer, matriks padatan juga mengalami disintegrasi menjadi granul-granul dan granul yang lain emngalami pemecahan menjadi partikel-partikel yang halus. Disintegrasi, deagregasi, dan disolusi bisa berlangsung secara serentak dengan melepasnya suatu obat dari bentuk dimana oat tersebut diberikan. (Voight, 1999)

RUMUSAN MASALAH1. Apa yang dimaksud dengan kecepatan disolusi intrinsik?2. Bagaimana cara menentukan pengaruh keadaan bahan (baku) obat terhadap kecepatan disolusi intrinsiknya?3. Mengapa diperlukan penentuan bahan obat terhadap kecepatan disolusi intrinsiknya?

ALAT DAN BAHANALAT : Penyangga (holder) pellet Motor pemutar Stopwatch Spektrofotometer UV Timbangan analitik Alat alat gelas Tabung disolusi Thermostat dengan penangas airBAHAN : Pellet bahan obat Lilin cair Aquadest sebagai medium disolusi FeCl3

CARA KERJAa. Pembuatan Kurva Baku Asam Salisilat dalam Medium Air1. Dibuat seri konsentrasi larutan asam salisilat dari dalam air dengan volume total 1ml (500 ; 250 ; 125 ; 62,5 ; 31,25 ; 15,625 ; 7,8125 g/ml2. Dibuat replikasi 3x tiap konsentrasi3. Disiapkan medium disolusi tanpa asam salisilat untuk blangko4. Ditambahkan 4ml FeCl3 kedalam 1ml larutan serosal,homogenkan dengan vortek5. Ditentukan absorbansinya pada panjang gelombang maksimum, gunakan OT yang sudah ditentukan sebelumnyab. Pengujian Disolusi Intrinsik Pelet Asam Salisilat1. Diukur pellet berbentuk tablet lalu diletakkan pada penyangga2. Dituangi bagian atas pellet dengan lilin cair sehingga hanya ada 1 permukaan yang berhadapan dengan medium disolusi3. Diisi tabung percobaan dengan 250 ml air, diatur suhunya 37 0,5oC4. Dicelupkan pellet yang sudah dipasang dalam medium disolusi, diatur supaya tidak ada gelembung udara, dan dipasang pada motor pemutar5. Diberi jarak pellet dengan dasar tabung 2 cm6. Diputar motor dengan kecepatan 100rpm7. Diambil sampel hasil disolusi dalam 2 jam dengan titik waktu (10 ; 15 ; 20 ; 25 ; 30 ; 45 ; 60 ; 90 ; 120) cairan yg diambil kemudian diganti dengan medium disolusi dengan volume yang sama dengan volume pengambilan8. Sampel kemudian di baca absorbansinya pada spektrofotometer