perceraian sepihak tanpa melalui pengadilan...

85
PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Studi Kasus di Desa Kahiyangan, Kecamatan Pancalang, Kabupaten Kuningan) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : TOTO TOHIR NIM. 106044201477 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1432 H/2011 M

Upload: dinhtuong

Post on 10-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN DITINJAU

DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

(Studi Kasus di Desa Kahiyangan, Kecamatan Pancalang, Kabupaten

Kuningan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

TOTO TOHIR

NIM. 106044201477

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1432 H/2011 M

Page 2: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian
Page 3: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian
Page 4: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian
Page 5: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

i

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الر حمن الر حيم

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi atas segala rahmat

dan hidayat nya, sehingga sekripsi ini dapat terselesaikan. Dalam rangka

memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum Islam.

Shalawat serta salam tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,

beserta keluarga dan shabatnya.

Penulisan sekripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang

terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat yang setinggi-tingginya dan

terima kasih yang setulus-tukusnya atas segala kepedulian mereka yang telah

memberi bantuan baik berupa sapaan moril, kritik, masukan, dorongan semangat,

dukungan finansial maupun sumbangan pemikirn dalam penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bpk. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM. Selaku dekan Fakultas

Syaria’ah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.

2. Bpk. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA. Selaku ketua jurusan Akhwal

Syakhshiyyah yang selalu memberikan bimbingan serta dukungan dan

motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan sekripsi ini.

3. Bpk. Prof. Dr. Yunasril Ali. MA. Selaku dosen pebimbing skripsi,

yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan merupakan suatu

kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis biasa berada di

bawah bimbingan beliau.

Page 6: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

ii

4. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syariah Hukum Universitas

Islam Negri Syarif Hidayatullah, yang telah memberikan bantuan berupa

bahan-bahan yang menjadi referensi dalam penulisan skripsi.

5. Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih yang mendalam

kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda dan ibunda dan Kaka-kaka ku

yang senantiasa membimbing dan memotivasi penulis dengan tulus,

serta selalu mendoakan penulis agar penulis selalu sukses dalam segala

hal. Semua yang telah mereka berikan tidak akan dapat tergantikan

dengan apapun di dunia ini.

6. Untuk linggawan-linggawati Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa

Kuningan(IPPMK) Andi Suhandi, Tendi Natan, Mohamad Apip

Firmansyah, Udin al khaerudin, Aang Hafidudin, Nurhalimah, Lia

mulyaningsih, Elis, Endah, Rini setiani dan kepada teman-teman yang

lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

7. Untuk Teman-teman AKI angkatan 2006 yang selalu mensuport

8. Tak terlupakan pula terima kasih kepada semua pihak yang turut

membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini yang penulis tidak

bisa sebutkan satu persatu.

Page 7: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Perumusan Dan Pembatasan Masalah ................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

D. Metode Penelitian ................................................................................. 8

E. Reivew Studi Terdahulu ....................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 13

BAB II KAJIAN TEORETIS TENTANG PERCERAIAN

A. Pengertian Perceraian ........................................................................... 15

B. Dasar Hukum Perceraian ...................................................................... 16

C. Syarat-Syarat Percerian ........................................................................ 20

D. Perceraian Ditinjau Dari Hukum Islam ............................................... 23

E. Perceraian Ditinjau Dari Hukum Positif ............................................... 29

BAB III GAMBARAN UMUM DESA KAHIYANGAN

A. Letak Geografis dan Sejarah ................................................................. 32

B. Keaadaan Sosial Budaya ...................................................................... 34

C. Keadaan Sosial Ekonomi ..................................................................... 37

D. Pendidikan ........................................................................................... 39

E. Agama ................................................................................................... 41

Page 8: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

iv

BAB IV HUKUM PERCERAIAN SEPIHAK DALAM MASYARAKAT

KAHIYANGAN

A. Pandangan Masyarakat Desa Kahiyangan Terhadap Perceraian .......... 43

B. Analisis Tentang Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian

Sepihak .................................................................................................. 45

C. Analisis Tentang Pandangan Masyarakat Desa Kahiyangan

Terhadap Perceraian ...................................................................... 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 58

B. Saran ................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 62

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Page 9: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan adalah ikatan lahir-batin antara seorang pria dan seorang wanita

sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

kekal berdasarkan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.1

Perkawinan disyari’atkan supaya manusia mempunyai keturunan dan

keluarga yang sah menuju kehidupan yang mawaddah wa rahmah, menciptakan

keluarga yang bahagia, baik di dunia maupun di akhirat di bawah naungan cinta

kasih dan ridha Ilahi.

Kehidupan perkawinan yang langgeng merupakan suatu cita-cita yang

diinginkan oleh semua pasangan suami istri, karena perkawinan ialah untuk

selamanya dan seterusnya hingga meninggal dunia, maka suami istri diharapkan

dapat menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawadah,wa rahmah, seperti

yang diinginkan oleh ajaran Islam.

Keinginan pasangan suami istri untuk memelihara ikatan perkawinan

selamanya untuk menemukan kebahagiaan, tetapi sebaliknya pertengkaran dan

percecokan yang menjadi benih perpecahan sering kali mewarnai rumah tangga.

Hal ini mungkin dikaitkan oleh adanya perubahan-perubahan tertentu,

1 Departemen Agam RI., Direktorat Jenderal Bimbingan Msyarakat Islam dan

Penyelenggara Haji., Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan PP No. 9 Tahun

1975 Serta KHI di Indonesia, (Jakarta: 2004), h. 14.

Page 10: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

2

sebagaimana layaknya manusia tidak luput dari berbagai pengaruh yang

merongrong dan gangguan yang muncul secara alamiah di tengah-tengah

kehidupan suami istri.

Pada saat keretakan sudah terjadi, hubungan suami istri semakin diliputi

oleh berbagai hal yang tidak baik, saling mencaci, membenci dan saling

menyakiti, baik dengan tindakan ataupun dengan ucapan-ucapan yang tidak

pantas.

Syariat Islam tidak memihak kepada laki-laki atau kepada perempuan

sesungguhnya syariat bukan produk panitia yang beranggotakan laki-laki

sehingga isinya mendiskreditkan perempuan, tetapi syariat itu dibuat oleh Allah

SWT.

Para ahli memandang bahwa perceraian adalah jalan terakhir untuk

mengambil keputusan yang baik, karena dengan perpisahanlah keinginannya

masing-masing mungkin dapat terwujud dari apa yang tidak pernah didapatkan

dari kehidupan rumah tangga sebelumnya.

Dalam rangka menertibkan perkawinan orang-orang yang beragama

Islam, Pemerintah RI sudah membuat sedemikian rupa undang-undang

perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan agama.

Dalam undang-undang No. 1 Tahun 1974 pasal 39 ayat 1, dijelaskan

bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan, setelah

Page 11: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

3

pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua

belah pihak.

Pengadilan Agama merupakan badan untuk menyelesaikan masalah-

masalah keperdataan di antara orang-orang yang beragama Islam, di antaranya

masalah talak, dalam hal ini untuk melakukan perceraian harus mengajukan ke

Pengadilan Agama.2

Hal ini tentunya berbeda dengan pelaksanaan perceraian yang dilakukan

di Indonesia sebelum UU No. 1 Tahun 1974 lahir, yang terlalu menonjolkan

kekuasaan sepihak, yaitu laki-laki atau suami. Penentuanya hanya terletak pada

tangan suami, tetapi adakalnya, seorang istri melalui pikiranya untuk

mengambil inisiatif untuk perceraian itu, hal ini ditujukan untuk dapat menjaga

kesewenang-wenangan suami. Dalam hal perceraian tentunya harus

mempunyai alasan yang kuat, yang dapat dijadikan sebagai dasar keinginan

untuk bercerai.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sudarsono, bahwa untuk melakukan

perceraian harus cukup ada alasan, bahwa antara suami istri itu tidak dapat

hidup rukun sebagai suami istri, di dalam penjelasan disebut adanya alasan-

alasan yang dapat dijadikan dasar untuk perceraian adalah:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi,

dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

2 Raihan Rosyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta: PT. Raja Grapindo

Persada,2000), h. 29.

Page 12: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

4

b. Salah satu pihak meninggalkan yang lainnya selama 2 (dua) tahun

berturut-turut tanpa izin pihak yang lain dan tanpa alasan yang sah

karena hal ini lain di luar kemauan.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara selama 5 tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan terhadap pihak yang lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang

mengakibatkan tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami istri.

f. Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga3

Yahya Harahap menjelaskan dalam bukunya, apabila suami hendak

menceraikan istri, harus melalui jalur hukum yang harus ditempuhnya melalui

gugatan permohonan ke Pengadilan Agama, menurut ketentuan Pasal 66 ayat 1.

pasal 67 huruf a, dalam perkara cerai talaq bisa dilakukan secara sepihak.4

Dalam masalah perceraian sudah diatur sedemikian oleh aturan yang

dijadikan pedoman oleh umat Islam di Negara Indonesia, tetapi ada beberapa

masyarakat di Desa Kahiyangan melakukan perceraian sebagai jalan terakhir

untuk mengakhiri sebuah pernikahan tanpa melalui proses persidangan di

3 Sudarsono, Hukum Perkawinan Internasional, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1992), h.116-

117. 4 Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, (Jakarta:

Pustaka Kartini, 1997), h .231.

Page 13: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

5

pengadilan. Padahal sudah jelas bahwa perceraian hanya dapat dilakukan

melalui proses persidangan di pengadilan dan telah melalui prosedur yang telah

ditentukan serta telah melalui usaha untuk perdamaian untuk tidak terjadinya

perceraian. Jika semua itu telah dijalankan dan tetap menjadi keinginan antara

suami istri tetap bercerai maka perceraianlah yang menjadi jalan terakhir bagi

keduanya.

Akibat hukum dari perceraian yang dilakukan tanpa melalui proses

persidangan di pengadilan pada masyarakat merupakan akibat hukum

berdasarkan hukum Islam. Akibat hukum tersebut meliputi akibat terhadap harta

benda, sedangkan apabila dipandang dari perspektif Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 maka perceraian tersebut belum mempunyai akibat hukum yang

diakui dan bersifat mengikat secara yuridis.

Seperti yang terjadi pada masyarakat Desa Kahiyangan, Kecamatan

Pancalang, Kabupaten Kuningan ketika di antara mereka ada yang becerai

mereka hanya mendatangkan pihak keluarga, bukan hanya itu saja, ada

beberapa masyarakat Desa Kahiyangan yang ingin bercerai hanya cukup

mengucapkan kata cerai secara lisan saja. Dengan cara yang mereka lakukan

tersebut dianggap perceraian yang sah, tapi jika ditinjau dari Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 maka perceraian mereka tidaklah sah dan tidak

mempunyai kekuatan hukum tetap. Menurut Undang-Undang perkawinan

Nomor 1 Tahun 1974 pasal 39 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 22 tahun

Page 14: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

6

1946 tentang pencatatan nikah, talaq dan rujuk, perceraian hanya dapat

dilakukan di depan sidang pengadilan.5

Namun tidak demikian, dengan banyak kasus perceraian yang terjadi di

Desa Kahiyangan, Kecamatan Pancalang, Kabupaten Kuningan. Di sini sang

suami menceraikan istrinya tanpa memperdulikan batas-batas dan norma-norma

yang wajib dipatuhi, suami mempunyai hak untuk menjatuhkan talak, namun

talaq hanya dapat jatuh pada perempuan yang jadi objeknya, jika perempuanya

bukan merupakan objeknya, maka tidaklah ia dapat ditalak seperti perceraian

secara sepihak tanpa hadirnya istri sebagai objeknya perlu ditegaskan setatus

hukumnya.

Berdasarkan permaslahan tersebut, maka penulis membuat pembahasan

skripsi dengan judul “PERCERIAN SEPIHAK TANPA MELALUI

PENGADILAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN

HUKUM POSITIF (Studi Kasus di Desa Kahiyangan, Kecamatan Pancalang,

Kabupaten Kuningan)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mempersempit dan mempermudah penelitian dan memperjelas

pokok-pokok masalah yang akan dibahas dan diuraikan dalam skripsi ini, maka

penulis membatasi masalah dengan membahas seputar Hukum Percerian Sepihak

5. Abdurahman, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Perkawinan,

(Jakarta: Akademik Presindo, 1986), Cet Ke-1, h.144.

Page 15: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

7

Tanpa Melalui Pengadilan (Studi Kasus di Desa Kahiyangan Kecamatan

Pancalang Kabupaten Kuningan).

2. Perumusan Masalah

Penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah dengan uraian sebagai

berikut: “ putusnya perkawinan seperti yang termaktub dalam undang-undang No.

1 Tahun 1974 pasal 39 ayat 1, dijelaskan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan

di depan sidang pengadilan, setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan

tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak”, namun pada kenyataan

dilapangan prilaku perceraian yang terjadi tidak sesuai dengan yang disebutkan di

atas yakni perceraian dilakukan secara sepihak dan tidak melalui pengadilan.

Adapun rumusan masalah ini dapat diperinci kedalam beberapa pertanyaan

sebagai berikut:

1. Bagaimana Pandangan Masyarakat Desa Kahiyangan Tentang Perceraian.?

2. Apa Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian Sepihak Yang Dilakuakan

Oleh Masyarakat Desa Kahiyangan.?

3. Apa Hukum Perceraian Yang Dilakuakan Oleh Masyarakat Desa

Kahiyangan.?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

Page 16: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

8

1). Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat Desa Kahiyangan tentang

perceraian.

2). Untuk mengetahui fakto-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya

perceraian sepihak yang dilakukan oleh masyarakat desa kahiyangan.

3). Untuk mengetahui apa hukum perceraian yang dilakukan oleh masyarakat

desa kahiyangan.

2. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian tentang permasalahan yang penulis angkat,

maka dalam skripsi ini penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat

memberikan manfaat di antaranya sebagai berikut:

1) Bagi Ilmu Pengetahuan (Teoretis Akdemis)

Dengan adanya penulisan skripsi ini, penulis mengharapkan dapat memberi

sumbangan dan masukan guna mengembangkan hukum-hukum di Indonesia

khususnya dalam hukum Islam.

2) Bagi Masyarakat (Praktis Pragmatis)

Dengan adanya penulisan skripsi ini penulis mengharapkan semoga hasil dari

penelitian yang dibahas dalam skripsi ini dapat memberikan informasi dan

masukan bagi masyarakat luas sehingga bisa dipraktikkan sesuai dengan peraturan

dan Undang-Undang yang ada.

3) Bagi Diri Sendiri (Penulis)

Semoga penelitian ini bisa menambah ilmu pengetahuan bagi penulis

khususnya dalam bidang hukum Islam.

Page 17: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

9

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dilihat dari sudut pandang sifat yang dihimpunnya, penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

analitis, artinya metode yang menggambarkan dan memberikan analisis terhadap

kenyataan di lapangan berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang yang

diamati6. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu

masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala

atau hubungan antara dua gejala atau lebih7.

2. Pendekatan Penelitian

Disamping tekhnik yang penulis gunakan, penelitian ini juga menggunakan

metode pendekatan normatif, yaitu cara mendekati masalah yang akan diteliti

dengan mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Jenis Data

a. Data Primer :

Didapat dari wawancara dengan masyarakat Desa Kahiyangan Kecamatan

Pancalang Kabupaten Kuningan. Kemudian data tersebut dianalisis dengan cara

menguraikan dan menghubungkan dengan masalah yang dikaji.

6 Lexy Maelong j, Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2002),cet ke-1,h.3 s 7 Soehartono, Metode Penelitian Sosia, Suatu Tekhnik Penelitian Bidang Kesejahteraan

Social dan Ilmu Social Lainnya,(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2000), cet. Ke-4. h. 35

Page 18: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

10

b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan atas dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diajukan.8 Dokumen yang

dimaksud adalah Al-Qur’an, buku-buku karangan ilmiah, Undang-Undang

Perkawinan No.1 Tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975,

Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, Undang-Undang

Peradilan Agama No. 3 Tahun 2006 dan Undang–Undang Arbitrase yang

digunakan oleh Pengadilan Agama.

4. Teknik Pengumpulan Data

Agar dalam penelitian ini penuilis mendapatkan hasil yang sesuai dengan

apa yang akan diteliti, maka teknik yang digunakan adalah library research dan

wawancara. Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam

interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau

orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara,

dimana pewawancara terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama9. Adapun

responden yang akan diwawancarai adalah: Kepala Desa, Kepala KUA kecamatan

pancalang dan para pelaku perceraian.

8 Ibid, hal 51.

9 Htt://www. Penalaran-unm.orng/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-

penelitian-kualitaif. pdf

Page 19: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

11

E. Review Studi Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian ini penulis melakukan penelitian studi

terdahulu melalui beberapa skripsi terdahulu untuk mengetahui apa saja yang

sudah diteliti, dan mengetahui kekurangan serta kelebihan yang terdapat dalam

skripsi terdahulu.

Dari beberapa literatur yang ada di Perpustakaan Syariah penulis

mengambilnya untuk menjadikan sebuah perbandingan mengenai kasus-kasus

perceraian.

Adapun judul-judul skripsi itu adalah :

1. Penyelesaian Perkara Perceraian bersama dengan Gugatan Penguasa Anak

(Analisis Putusan No. 816/Pdt.G/2004/PPAJT), tahun 2006.

Sekripsi menjelaskan bahwa cerai gugat diatur dalam pasal 86 ayat 1 yaitu:

gugatan soal penguasa anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta bersama suami

isteri dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan perceraian atupun sesudah

perceraian memperoleh kekuatan hokum tetap.

2. Penyelesaian Perkara Cerai Gugat di Pengadilan Agama Karena Penganiayaan

(Studi Kasus Pengadilan Agama Jaktim), tahun 2005 oleh Desy Royalya.

Membahas dasar Hukum perceraian di Pengadilan Agama Karena Penganiayaan

(Studi Kasus PA Jaktim) yaitu al-Qur’an dan hadist.

Sekripsi ini membahas tentang bahwa sebab berakhirnya suatu ikatan

perkawinan terbagi menjadi:

Page 20: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

12

a. Berakhirnya perkawinan dalam keadaan suami isteri masih hidup dapat

terjadi atas kehendak suami dan isteri.

b. Dapat juga terjadi di luar kehendak keduanya

3. Penyelesaian perkara Karena perceraian di Pengadilan Agama Jakarta Selatan

karena suami berselingkuh, tahun 2007 oleh Herdianto.

Dalam skripsi tersebut membahas tentang pengertian perceraian, masalah

percerain yang diakibatkan oleh perselingkuhan. faktor-faktor utama terjadinya

perselingkuhan dan bagaimana majelis Hakim Pengadilan Agama menjelaskan

prosedur perceraian karena perselingkuhan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.10

Dalam putusannya majelis hakim melihat bukti-bukti yang diajukan pemohon

yaitu terjadinya pertengkaran terus menerus yang disebabkan, suami berselingkuh.

Oleh karena itu Hakim mengabulkan perceraian penggugat dengan cara Verstek

karena memang Penggugat tidak pernah hadir walaupun dipangggil secara patut.

4. Muhammad lutfi dengan judul Penyebab Perceraian Pada Pasangan Dini

(Studi Kasus Pada Peradilan Agama Jakarta Selatan)

Dalam skripsi tersebut membahas tentang pengertian perceraian, macam-

macam perceraian, faktor-faktor penyebab perceraian, akibat perceraian, pasangan

dini, problem pasangan dini, pernikahan ideal menurut Undang-Undang No. 1

Tahun 1974, pernikahan ideal menurut hukum Islam, gambaran wilayah, penyebab

10

Herdianto. Percerain Karena Perselingkuhan Studi Kasus Pada Peradilan Agama

Jakarta Selatan. (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2007), hal.6

Page 21: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

13

perceraian pasangan dini, dan analisis putusan di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan.

Terdapat perceraian akibat pernikahan dini melalui cerai talak dan cerai

gugat dan pasangan dini yang dimaksud adalah pasangan yang baru menikah

kurang lebih selama 3 tahun, tetapi sudah bercerai yang dilakukan di Pengadilan

Agama Jakarta Selatan. Analisia data perceraian diawali dari perselisihan yang

sulit dihadapi dan tidak ada keinginan kuat untuk menuju rumah tangga yang

sakinah, mawaddah, warrohmah. Karena masalah yang timbul disebabkan oleh

masalah ekonomi, penganiayaan, cemburu, isteri tidak patuh, isteri keluar tanpa

izin, selingkuh, dan murtad.11

Meskipun banyak skripsi yang membahas tentang cerai talak, namun

pembahasan skripsi yang penulis buat menitikberatkan pada permasalahan yang

jelas berbeda dengan penulisan skripsi-skripsi di atas yakni :

1). Pandangan masyarakat Desa Kahiyangan tentang Perceraian.

2). Faktor-faktor terhadap perceraian sepihak tanpa melalui pengadilan di

masyarakat Desa Kahiyangan.

3). Pandangan hukum terhadap perceraian sepihak tanpa melalui pengadilan di

masyarakat Desa Kahiyangan.

11

Muhammad Lutfi, Penyebab Perceraian Pada Pasangan Dini; Studi Kasus Pada

Peradilan Agama Jakarta Selatan, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007).

Page 22: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

14

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah pembahasan dan penulisan pada skripsi ini,

penulis mengklasifikasikan permasalahan dalam beberapa bab dengan sistemtika

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini memuat Latar Belakang Masalah, kemudian Pembatasan

dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode

Penelitian, Review Studi Terdahulu, Sistematika Penulisan.

Bab II Kajian Teoretis Tentang Perceraian

Berisikan Pengertian Perceraian, Dasar Hukum Perceraian, Syarat-

syarat Perceraian, Perceraian Ditinjau dari Hukum Islam dan

Hukum Positif.

Bab III Gambaran Umum Desa Kahiyangan

Letak Geografis dan Sejarah, Keadaan Sosial Ekonomi, Sosial

Budaya, Agama, Pendidikan.

Bab IV Penjelasan Kasus Perceraian di Desa Kahiyangan

Berisikan Pandangan Masyarakat Desa Kahiyangan Terhadap

Perceraian,Analisis Tentang Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian

Sepihak, analisis tentang perilaku masyarakat terhadap perc eraian

sepihak.

Bab V Penutup

Page 23: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

15

Berisi Kesimpulan dan Saran-Saran serta dilengkapi dengan daftar

pustaka dan lampiran-lampiran yang dianggap penting

Page 24: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

15

BAB II

KAJIAN TEORETIS TENTANG PERCERAIAN

A. Pengertian Perceraian

Perceraian adalah penghapusan perceraian perkawinan dengan

putusan Hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan.1 Dalam

hukum Islam perceraian sering disebut dengan istilah Talak yang menurut

bahasa artinya perceraian antara suami dan istri atau lepasnya ikatan

perkawinan.2 Sedangkan menurut istilah adalah melepas ikatan perkawinan

atau putusnya hubungan perkawinan (suami istri) dengan mengucapkan

secara sukarela ucapan talak kepada istrinya. Dengan kata kata yang jelas dan

dengan sendirinya.

Kata “talak” dalam bahasa Arab berasal dari kata طالق -يطهك--طهك yang

bermakna melepaskan atau mengurangi tali pengikat, baik tali pengikat itu

bersifat konkret seperti tali pengikat kuda maupun bersifat abstrak seperti tali

pengikat perkawinan.3 Dalam al-Munawir Kamus Arab Indonesia, cerai

adalah terjemahan bahasa Arab “Talak” yang secara bahasa artinya

melepaskan ikatan4 Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa kata talak

1. Subekti, Poko-Poko Hukum Perdata, (jakarta: Inter Masa,1995), cet ke-27.h.42

2. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007) cet-3, h 1126.

3. Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta,

Ilmu Fiqih, (Jakrta: Departemen Agama,1985), Cet ke-2, h. 226

4 Ahmad Warsan Munawir, Al-Munawir, Kamus Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progresif, 1997 ) Cet ke-14, h. 207

Page 25: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

16

berarti melepaskan ikatan, meninggalkan, dan memisahkan. Di jaman

Jahiliyah istilah talak digunakan untuk memisahkan ikatan suami istri.5

Pada Ensiklopedi Islam Indonesia diartikan sebagai pemutusan ikatan

perkawinan yang dilakukan suami terhadap istri secara sepihak dengan

menggunakan lafal ”thalaq” atau seumpamanya.6 Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, kata-kata cerai diartikan “Pisah” atau putus hubungan

sebagai suami istri.7

Dalam Kamus Istilah Agama, talak adalah melepaskan ikatan dengan

kata-kata yang jelas atau sirih, atau dengan kata kata sindiran atau kinayah.8

selanjutnya mazhab syafi’i mendefinisikan talak sebagai pelepasan akad

nikah dengan lafal thalaq atau yang semakna dengan lafal itu. Sedangkan

madzhab Maliki mendefinisikan talaq sebagai suatu sifat hukum yang

menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri.9

B. Dasar Hukum Perceraian

Dalam menegakan mahligai rumah tangga, bisa terjadi

kesalahpahaman antara suami istri, yang salah satu di antara mereka atau

5 Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1998) Cet ke-4, h 53.

6. Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan

Agama Islam/Proyek Peningkatan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi IAIN, 1987), Jilid 3, h.

940.

7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1998), Cet ke-1, h. 163.

8 Shalahudin Khairi Sadiq, Kamus Istilah Agama, (Jakarta: CV Sient Tarama. 1983), h.

358.

9 Ensiklopedi Islam, “Talak” (Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve. 1997). Cet ke-4. h.

53

Page 26: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

17

keduanya tidak melaksanakan kewajiban sebagai mestinya. Bahkan,

terkadang menimbulkan kebencian, kebengisan, dan pertengkaran yang terus

menerus terjadi antara suami istri tersebut, melanjutkan perkawinan yang

demikian akan menimbulkan perceraian yang lebih besar dan meluas diantara

anggota-anggota keluarga yang telah terbentuk.10

Dalam menjaga hubungan

keluarga dan menghindari suatu pertengkaran yang terjadi terus menerus,

maka agama membuka celah dengan adanya Syariat perceraian, dan ini

bukan berarti agama Islam menganjurkan percerain, tetapi memandang

perceraian sebagai suatu jalan keluar dari permasalahan.11

Alasan perceraian menurut Kompilasi Hukum Islam yaitu terdapat

pada pasal 116 yang berbunyi:” perceraian dapat terjadi karena atau alasan-

alasan:

a. Salah satu berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi,

dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun tanpa

izin pihak lain

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat

yang dapat membahayakan pihak yang lain.

e. Suami melanggar talik-talak

10

Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: Nuansa Aulia.2008), Cet ke-1

11 Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, hal. 145

Page 27: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

18

Adapun mengenai dasar hukum perceraian di sini penulis hanya

mencantumkan beberapa ayat dan hadis yang menjadi dasar hukum

perceraian yaitu:

1. Al-Qur’an:

a. Q.S. Al-Baqarah ayat 229

: ( /انبمرِ )“ Talak (yang dapat dirujuki) hanya dua kali. Sesudah itu boleh rujuk

lagi dengan cara yang patut atau yang menceraikan (istrinya) dengan

baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu yang telah kamu

berikan kepadanya, kecuali jika keduanya merasa khawatir tidak akan

dapat menegakan hukum-hukum Allah. Maka jika kamu khawatir bahwa

keduanya tidak akan dapat menegkan hukum-hukum Allah.maka tidak

ada dosa atas keduanya tentang yang diberikan istrinya untuk menebus

dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu

melanggarnya. Dan barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah

mereka itulah orang-orang yang zalim. ( Q.S. Al-Baqarah: 229)

b. Q.S. al-baqarah :230

( ِانبمر : /)

Page 28: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

19

“ Maka jika suami mentalaknya (talak tiga), maka tidak halal baginya

sesudah itu sehingga dia kawin dengan laki-laki lainnya. Kemudian jika

dia menceraikannya, maka tidak ada halangan buat mereka berdua untuk

kawin kembali jika keduanya yakin bahwa mereka dapat menegakan

hukum-hukum Allah. Demikianlah hukum-hukum Allah dijelaskan-nya

bagi kaum yang mau mengetahui (Q.S. Al-Baqarah :230)

2. Hadis

يا رسىل اهلل : اٌ اير اة ثابت بٍ ليس اتت انُبي صهي اهلل عهيّ وسهى فمانت

ثابت بٍ ليس يا اعيب عهيّ في خهك وال ديٍ ونكُي اكرِ انكفر في اال

اترديٍ عهيّ حد يمتّ؟ فمانت : فمال رسىل اهلل صهي اهلل عهيّ وسهى, سالو

12البم انحديمت و طهمها تطهمت: فمال رسىل اهلل صهي اهلل عهيّ وسهى, َعى

“Istri Tsabit bin Qeis datang kepada Nabi SAW. Dan berkata: “ ya rasul

allah Tsabit bin Qeis itu tidak ada kurangnya dari segi kelakuanya dan

tidak pula dari segi keberagamaannya. Cuma saya tidak senang akan

terjadi kekufuran dalam islam. Rasul Allah SAW. berkata: “ maukah

kamu mengembalikan kebunnya?”. Si istri menjawab: ”ya mau”. Nabi

berkata kepada Tsabit: “Terimalah kebun dan ceraikanlah dia satu kali

cerai”. (HR. Al-Bukhari)

a. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud Ibnu Majah, dan Al-Hakim dari Ibnu

Umar:

:لال رسىل اهلل صهي ا هلل عهيّ وسهى: عٍ ابٍ عًر رضي اهلل تعال عُهًا لال

13 (روِ ابىداود وابٍ ياجّ وانحاكى )ابغض انحال ل اني اهلل انطالق

Artinya “Dari Ibnu Umar r.a beliau berkata: perbuatan halal yang

paling dibenci Allah adalah talak”.(HR.Abu Daud, Ibnu Majah Dan Al-

Hakimi).

Karena hadis tersebut menunjukan bahwa talak atau perceraian

merupakan alternatif terakhir yang boleh ditempuh manakala bahtera

kehidupan rumah tangga tidak dapat lagi dipertahankan keutuhan dan

kesinambungan. Sifatnya sebagian alternatif terakhir karena islam

12

. Abu Bakar Muhammad, Terjemahan Subulus Salam Jilid III,(Surabaya, Al Ikhlas

1995),Cet-1, h 611 13

. Abu Bakar Muhammad, Terjemahan Subulus Salam Jilid III,(Surabaya, Al Ikhlas

1995),Cet-1, h 609

Page 29: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

20

menunjukan sebelum terjadinya talak atau perceraian harus ditempuh dulu

usaha-usaha perdamaian antara suami istri dengan melalui hakam(arbitrator)

dari dua belah pihak.14

C . Syarat Syarat Perceraian

1. Suami:

a. Berakal

Orang yang tertutup akalnya karena minuman yang

memabukkan, narkoba, ganja, minuman keras, atau karena rusak

akalnya, seperti gila, kurang waras; apabila dalam keadaan demikian

dia menjatuhkan talak kepada isterinya, maka talak yang di lakukannya

tidak sah, atau dengan kata lain talaknya tidak jatuh kepada isterinya,

dan keduanya masih terikat tali perkawinan.15

b. Baligh

Tidak sah talak yang dijatuhkan oleh orang yang belum dewasa,

karena syarat seorang laki-laki yang mau menikah dia harus sudah

dewasa. Talak yang dijatuhkan oleh anak kecil atau belum dewasa tidak

sah. Ulama Hanabilah menyatakan bahwa talak yang dilakukan oleh

anak yang sudah mumayiz, sah hukumnya, berarti talak yang dilakukan

oleh anak yang sudah mumayiz hukumnya sah, dan jatuh talaknya.16

c. Atas kemauan sendiri

14

Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1998),

Cet ke-6, h. 269

15. Jurinal, Fiqih Ibadah , (Jakarta: Sejahtera, 2008) Cet-1, h 257.

16. Ibid, h. 257

Page 30: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

21

Yang dimaksud atas kemauan sendiri di sini ialah adanya

kehendak pada diri suami untuk menjatuhkan talak itu dan dijatuhkan

atas pilihan sendiri, bukan dipaksa orang lain.

Kehendak dan kesukarelaan melakukan perbuatan menjadi dasar

taklif dan pertanggungjawaban. Oleh karena itu, orang yang dipaksa

melakukan sesuatu(dalam hal ini menjatuhkan talak) tidak

bertanggungjawab atas perbuatanya. Hal ini sesuai dengan sabda

Rasullah SAW:

17ان اهلل و ضع عن امتي الخطا والنسيان وما استكر هوا عليه

“Sesungguhnya allah melepaskan dari umatku tanggung jawab

dosa khilaf, lupa, dan sesuatu yang dipaksakan kepadanya”.

2. Istri

Suami hanya berhak mentalak istrinya sendiri, tidak

dipandang jatuh talak seorang suami mentalak isteri orang lain.

Isteri yang ditalak harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Masih tetap berada pada perlindungan suami,

Maksudnyanya masih dalam masa iddah talak raj’i.

Apabila isteri masih dalam masa iddah talak raj’i, kemudian

suami menjatuhkan talak lagi, maka talak itu sah dan

menambah jumlah talak yang telah dijatuhkan sebelumnya,

namun mengurangi hak talak yang dimiliki suami.

17

. Abd Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat ( Jakarta, Kencana 2006), Cet-2, h 203

Page 31: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

22

Apabila istri dalam masa iddah talak bain, bekas suami

tidak berhak lagi mentalak bekas istrinya, karena dengan talak

bain bekas isterinya itu tidak lagi dalam perlindungan bekas

suami18

.

b. Kedudukan isteri yang ditalak harus berdasarkan atas

perkawinan yang sah.

Talak terhadap perkawinan yang bathil, seperti nikah

dengan wanita yang dalam masa iddah, nikah dengan dua

perempuan yang bersaudara, atau akad nikah dengan anak

tirinya, padahal suami telah mencampuri ibu anak tirinya, dan

anak tirinya masih dalam pemeliharaannya, maka talaknya

tidak sah, dan dianggap tidak ada.19

c. Sighat talak

Sighat thalaq atau lapaz thalaq adalah kata-kata yang

diucapkan oleh suami terhadap isterinya yang menunjukan

talak, baik itu sharih (jelas) atau kinayah (sindiran), baik

berupa ucapan, tulisan, isyarat (bagi suami tuna wicara), atau

dengan suruhan orang.

Perbuatan-perbuatan yang tidak termasuk talak antara lain :

1. Suami memarahi isterinya

2. Suami memukul isterinya

3. Suami mengantarkan isterinya ke rumah orang tua isterinya

18

. Jurinal, Fiqih Ibadah , (Jakarta: Sejahtera, 2008) Cet-1, h 258 19

. Ibid. h 203

Page 32: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

23

4. Suami menyerahkan barang milik isterinya kepada

isterinya.

Apabila perbuatan tersebut tidak disertai kata-kata thalaq

maka tidak terjadi talak, dan hubungan pernikahaan

keduanya masih terikat.20

d. Qashd (kesengajaan)

Maksudnya bahw ucapan thalaq yang disampaikan kepada

isterinya itu memang dimaksudkan untuk menthalaq isterinya,

bukan untuk maksud lain. Oleh karena itu, ucapan salah yang

mirip kata-kata thalaq, tetapi tidak dimaksudkan untuk

menthalaq isterinya tidak berakibat jatuhnya talak bagi

isterinya. Misalnya suami memberikan buah salak kepada

isterinya dengan mengucapkan “ini thalaq untuk kamu”

ucapan itu tidak menjatuhkan thalaq terhadap isterinya, sebab

suami tidak bermaksud menthalaq isterinya.21

D. Perceraian Ditinjau Dari Hukum Islam

Alasan perceraian menurut Kompilasi Hukum Islam yang terdapat

pada pasal 115 yang berbunyi : perceraian hanya dapat dilakukan di depan

sidang Pengadilan Agama setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan

tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

20

. Jurinal, Fiqih Ibadah , (Jakarta: Sejahtera, 2008) Cet-1, h 259. 21

. Jurinal, Fiqih Ibadah (Jakarta, CV Sejahtera 2008 ) cet-ke 1, h 257-259

Page 33: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

24

Dalam pasal 117 Kompilasi Hukum Islam disebutkan pula bahwa

talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang

menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan.

Alasan perceraian menurut Kompilasi Hukum Islam terdapat pasal

116 yang berbunyi:” perceraian dapat terjadi karena atau alasan-alasan

a. Salah satu berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat,

penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun tanpa

izin pihak lain

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan

berat yang dapat membahayakan pihak yang lain.

e. Suami melanggar talik-talak

f. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidak rukunan dalam rumah tangga.

g. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi

dalam rumah tangga.

h. Salah satu mendapat cacad badan atau penyakit dengan akibat

tidak dapat menjalankan kewajibanya sebagai suami dan isteri.

Perceraian mencakup talak dan fasakh. Talak yaitu datang dari

suami, sedangkan fasakh yaitu datang dari gugatan isteri.

Page 34: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

25

Pengertian kata talak dapat dilihat pada dua segi yaitu dari segi

bahasa dan istilah. Secara bahasa talak berasal dari kata (االطالق) yang

artinya melepaskan atau meninggalkan.22 Dalam Al-Munawir kamus Arab

Indonesia, thalaq berarti meninggalkan, seperti dalam kalimat “thalaqa

zaujatahu” sedangkan secara istilah terdapat beberapa pendapat yang

maksud dan tujuannya sama, antara lain:

1. Abu Zakaria Al-Anshari mengartikan thalaq:

23حم عمد ا نُكا ح بهفظ ا نطال ق و َحىِArtinya:

“Melepaskan ikatan nikah dengan mengucapkan lapadz thalaq dan

semacamnya”.

2. Sayid Sabiq mengartikan thalaq :

24حم ر ابطت ا نز وا ج و اَتها ءا نعهمت ا نز وجيتArtinya :

“lepasnya ikatan perkawinan dan berakhirnya hubungan suami isteri”.

3. Sayyid Al-Imam Muhammad bin Ismail mengatakan

25حم عمد ة ا نتز و يجArtinya :

“melepaskan ikatan perkawinan”

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

talak dapat ditekankan pada akibat hukum talak, yaitu hilangnya hubungan

suami isteri, dan pada tindakan yang bertujuan melepaskan ikatan

22

. Sayyid Sabiq, Fikih As-Sunnah, ( Bairut, Daar Al-Ihya, 1983), Jilid 2 Cet-4,h 206

23. Abd Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat ( Jakarta, Kencana 2006), Cet-2, h 192

24. Ibid, h 192

25. Ibid, h 192

Page 35: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

26

perkawinan dengan menggunakan lafal-lafal tertentu. Walaupun

penekanannya berbeda akan tetapi mengandung maksud yang sama yaitu

hilang atau putusnya ikatan pernikahaan.

Talak memang merupakan hak suami akan tetapi bukan suami yang

mempunyai hak memutuskan perkawinan. Islam juga telah memberikan

hak kepada kaum wanita sebagai seorang istri untuk memutuskan akad

nikah dengan mengajukan gugatan cerai (khulu’), dan isteri memberikan

semacam ganti untuk menebus dirinya agar suami bersedia menjatuhkan

thalaq kepadanya. Khulu adalah perceraian dengan kehendak isteri.

Dalam pasal 113 Kompilasi Hukum Islam, disebutkan pula bahwa

putusnya perkawinan dapat disebkan karena kematian, perceraian, dan atas

putusan pengadilan.

Thalaq merupakan hak cerai suami terhadap isterinya, apabila

dihatinya ada kebencian pada isterinya. Sebaiknya gugatan perceraian

dapat diajukan oleh isteri kepada suaminya dengan alasan-alasan yang

telah diatur dalam pasal 116 Kompilasi Hukum Islam.

Hukum Menjatuhkan Talak

Setabilitas rumah tangga dan kontinuitas kehidupan suami istri adalah

tujuan utama adanya perkawinan dan hal ini sangat diperhatikan oleh syari’at

Islam. Akad perkawinan dimaksudkan untuk selama hidup, agar dengan demikian

suami istri menjadikan rumah tangga sebagai tempat berteduh yang nyaman dan

permanen agar dalam perlindungan rumah tangganya itu kedua suami istri dapat

menikmati kehidupan serta agar keduanya dapat menciptakan iklim rumah tangga

Page 36: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

27

yang memungkinkan terwujudnya dan terpeliharanya anak keturunan dengan

sebaik-baiknya.26

Untuk itu maka syari’at Islam menjadikan pertalian suami istri dalam ikatan

perkawinan sebagai pertalian yang suci dan kokoh, sebagaimana Al-Qur’an

memberi istilah pertalian itu dengan mitsaq ghalizh(janji kukuh). Firman Allah

dalam surat An-Nisa Ayat 21 menyatakan:

"Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, Padahal sebagian

kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri.

dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu Perjanjian yang

kuat"

Oleh karena itu suami istri wajib memelihara terhubungnya tali

pengikat perkawinan itu, dan tidak sepantasnya mereka berusaha merusak

dan memutuskan tali pengikat tersebut. Meskipun suami oleh hukum Islam

diberi menjatuhkan talak, namun tidak dibenarkan suami menggunakan

haknya itu dengan gegabah dan sesuka hati, apalagi hanya menurutkan hawa

nafsunya.

Para fuqaha berbeda pendapat tentang hukum asal menjatuhkan talak

oleh suami. Yang paling tepat di antara pendapat itu ialah pendapat yang

mengatakan bahwa suami diharamkan menjatuhkan talak kecuali karena

26

. Abd Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat ( Jakarta, Kencana 2006), Cet-2, h 195

Page 37: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

28

darurat(terpaksa)27

. Pendapat itu dikemukakan oleh ulama Hanafiyah dan

Hanabilah. Alasannya ialah hadits yang menyatakan:

28نعٍ اهلل كم دواق يطالق

“Allah mengutuk suami tukang pencicip lagi suka mentalak istri”.

Mereka ini juga beralasan bahwa menjatuhkan talak berarti mengkufuri

nikmat Allah, sebab perkawinan itu termasuk nikmat dan anugrah Allah,

padahal mengkufuri nikmat Allah itu dilarang. Oleh karena itu, menjatuhkan

talak tidak boleh, kecuali karena darurat(terpaksa).

Talak menjadi wajib bagi suami atas permintaan istri dalam hal suami

tidak mampu menunaikan hak-hak istri serta menunaikan kewajibannya

sebagai suami,seperti suami tidak mampu mendatangi istri. Dalam hal ini

istri berhak menuntut talak dari suaminya dan suami wajib menuruti

tuntutan istri, jangan membiarkan istri terkatung-katung ibarat orang yang

digantung, yakni tidak dilepaskan tetapi dijamin hk-haknya.29

Talak itu diharamkan jika dengan talak itu kemudian suami berlaku

serong, baik dengan bekas istrinya ataupun dengan wanita lain, suami

diharamkan menjatuhkan talak jika hal itu mengakibatkan terjatuhnya suami

ke dalam perbuatan haram.

Sayyid Sabiq mengemukakan bahwa talak diharamkan jika tidak ada

keperluan untuk itu, karena talak yang demikian menimbulkan madharat,

27

. Jurinal Dkk, Fiqih Ibadah (Jakarta, CV Sejahtera 2008) Cet-1, h 249 28

. Jurinal Dkk, Fiqih Ibadah (Jakarta, CV Sejahtera 2008) Cet-1, h 249 29

. Abd Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2006 ) Cet- 2, h 211-114.

Page 38: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

29

baik bagi suami maupun diri istri, serta melenyapkan kemaslahatan kedua

suami istri itu tanpa alasan. Talak yang demikian ini bertentangan dengan

sabda Rasulullah SAW:

30ال ضرر وال ضرار

“tidak boleh timbul madharat dan tidak boleh saling menimbulkan

madharat”.

Dalam riwayat lain diktakan bahwa talak tanpa sebab adalah makruh

hukumnya, berdasarkan hadis yang menetapkan bahwa talak merupakan

jalan yang halal yang paling dibenci oleh Allah, yakni dibenci jika tidak

ada sebab yang dibenarkan, sedangkan Nabi menamakanya halal(tidak

haram), juga karena talak itu menghilangkan perkawinan yang di

dalamnya terkandung kemaslahatan-kemaslahatan yang disunatkan,

sehingga talak itu hukumnya makruh.

Talak itu mubah hukumnya (dibolehkan) ketika ada keperluan untuk

itu, yakni karena jeleknya perilaku istri, bukannya sikap istri terhadap

suami, atau suami menderita madharat lantaran tingkah laku istri, atau

suami tidak mencapai tujuan perkawinan dari istri.31

Talak disunatkan jika istri rusak moralnya, berbuat zina, atau

melanggar larangan-larangan Agama, atau meninggalkan kewajiban-

kewajiban Agama seperti meninggalkan shalat, puasa, istri tidak menjaga

afifah(menjaga diri, berlaku hormat). Dalam hal ini ulama Hanabilah

30

. Jurinal Dkk, Fiqih Ibadah (Jakarta, CV Sejahtera 2008) Cet-1, h 250

31. Abd Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2006 ) Cet- 2, h 214

Page 39: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

30

mempunyai dua pendapat, pertama sunat hukumnya, dan yang kedua wajib

hukumnya.dinukilkan dari Imam Ahmad bahwa mentalak istri yang

demikian ini adalah wajib, terutama jika istri berbuat zina, meninggalkan

shalat, atau meninggalkan puasa. Menurut beliau, tidak seyogyanya istri

yang demikian dipelihara terus, karena akan menurunkan martabat agama,

mengganggu tempat tidur suami, dan tidak terjamin keamanan anak yang

dilahirkan.32

E. Perceraian Ditinjau Dari Hukum Positif

pada pasal 1 UU No. 1 tahun 1974 dijelaskan bahwa tujuan perkawinan

adalah membentuk keluarga yang bahagia, kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa. Namun pada realitanya sering kali perkawinan tersebut kandas di

tengah jalan yang mengakibatkan putusnya perkawinan, ada kalanya karena

sebab kematian, perceraian, ataupun karena putusan pengadilan berdasarkan

syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh undang-undang.

Pasal 38 UUP menyatakan perkawinan dapat putus karena :

a. Kematian

b. Perceraian

c. Atas keputusan pengadilan 33

Dalam PP No. 9 Tahun 1975 pasal 19 dinyatakan hal-hal yang

menyebabkan terjadinya perceraian. Perceraian dapat terjadi karena alasan

sebagai berikut:

32

. Abdul Qodir Jaelani, Keluarga Sakinah (Surabaya, Bina Ilmu 1995) Cet-1, h 319

33. Subekti Dan Tjitrosudibio, Kitab UUD Hukum Perdata,(Jakarta, PT Pradnya Paramita

2007), Cet-38, h 549

Page 40: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

31

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,

penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alas an yang sah

atau karena hal yang lain diluar kemampuan.

c. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan

berat yang dapat membahayakan pihak yang lain.

d. Suami melanggar talik-talak

e. Antara suami istri terus-menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi

dalam rumah tangga .34

Selanjutnya pada pasal 39 UUP dinyatakan:

1) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah

pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil

mendamaikan kedua belah pihak.

2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami istri

tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri.

3) Tata cara perceraian di depan sidang pengadilan diatur dalam

peeraturan perundangan sendiri.35

34

. Abd Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2006 ) Cet- 2, h 249

35. Ibid, h 549

Page 41: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

32

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA KAHIYANGAN

A. Letak Geografis dan Sejarah

1. Letak Geografis

Desa Kahiyangan dengan luas wilayah seluruhnya 98.915 ha,

penggunaan lahan di desa Kahiyangan terdiri dari lahan sawah 65.746 ha

dan lahan darat 30.770 ha, lahan darat terbagi pada lahan:

1) Pemukiman penduduk : 22.353 h

2) Perkebunan : 3.390 h

3) Pekarangan : 2.476 h

4) Prasarana lainnya : 2.551 h1

a. Batas-Batas Desa Kahiyangan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Pancalang Kecamatan Pancalang

Sebelah Timur : Desa Silebu Kecamatan Pancalang

Sebelah Barat : Desa Randobawailir kecamatan Mandirancan

Sebelah Selatan : Desa Pakembangan Kecamatan Mandirancan2

b. Sedangkan jarak tempuh ke desa kahiyangan :

Jarak dari Kecamatan Pancalang : 0,5 km

1. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011

2. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011

Page 42: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

33

Jarak dari ibu kota Kabupaten : 20 km

Jarak dari ibu kota Provinsi : 180 km

Jarak dari ibu kota Negara : 360 km3

Kondisi geografis Desa Kahiyangan antara 350-400 meter diatas

permukaan air laut, suhu rata-rata 300 C dan luas Desa Kahiyangan 98,915

Ha, dengan luas lahan pertanian produktif 65,746 Ha mencapai 65,03%

sisa lahan dipergunakan untuk Perumahan, Kolam, Perkantoran Desa,

Lapangan Olah Raga, dan lain-lain. mata pencaharian penduduk hampir

85% adalah petani dan buruh tani sedangkan sisanya adalah Pegawai

Negeri Sipil, Pedagang, Tukang Kayu, Tukang Batu, dan lain-lain.

2. Sejarah Desa Kahiyangan

Nama “ Kahiyangan “ berasal dari nama sebuah tempat para dewa

dalam agama Budha. “Kahiyangan” adalah sebuah tempat yang sering di

kunjungi oleh masyarakat setempat. Kemudian Desa Kahiyangan berdiri

pada tahun 1800 M. dipimpin pertama kali oleh sesepuh bernama Ki

Macan Gentong4.

Desa Kahiyangan pernah dipimpin oleh beberapa kepala desa di

antaranya:

a. Bapak Makrab

b. Bapak H Sukabi

c. Bapak H Ikhsan

3. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011

4. Wawancara dengan Kiyai Maksud. 08 Februari 2011

Page 43: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

34

d. Bapak Juli

e. Bapak H Ahmad

f. Bapak Sanhadi

g. Bapak Acep Darmawanto5

B. Kondisi Sosial Budaya

Secara etimologis kebudayaan berasal dari akar kata budaya

(Budaya sansekerta) “bodhya” yang diartikan pikiran dan akal budi.

Berbudaya berarti mempunyai budaya, mempunyai pikiran dan akal budi

untuk memajukan diri. Kebudayaan diartikan sebagai segala sesuatu yang

dilakukan oleh manusia sebagai hasil pikiran dan akal budinya, ilmu

pengetahuan manusia sebagai mahkuk sosial yang dimanfaatkan untuk

kehidupannya dan memberikan manfaat kepadanaya.6

Desa kahiyangan mempunyai kebudayaan tersendiri yang mungkin

berbeda dari yang lainnya. Seperti dalam bidang pengetahuan : anak-anak

di desa ini pendidikannya bisa dihitung, lulusan SD jumlahnya 257 orang,

lulusan SLTP jumlahnya 262 orang, lulusan SLTA jumlahnya 120 orang,

lulusan D I jumlahnya 3 orang, lulusan D II jumlahnya 4 orang, lulusan D

III 6 orang. lulusan SI jumlahnya 15 orang, dan yang tidak sekolah

termasuk yang tidak tamat SD jumlahnya 724 orang, kebanyakan orang

5. Wawancara dengan Kiyai Maksud. 08 Februari 2011

6. Dadan Anugerah, komunikasi antar budaya konsep dan aplikasinya, (Jakarta: Jala

Permata, 2008), cet-1, h,32.

Page 44: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

35

tua disini karena paktor ekonomi terutama dalam masalah biaya untuk

menyekolahkan ke jenjang tingkat yang lebih tinggi.7

Untuk masalah kepercayaan, masyarakat Desa Kahiyangan masih

percaya kepada Allah SWT, tetapi ada juga yang masih percaya dengan

guna-guna, pelet, pokonya hal-hal yang berbau mistis. Kepercayaan seperti

itu sudah menjadi kebudayaan bagi masyarakat Desa Kahiyangan.

Kesenian di Desa Kahiyangan seperti alat musik yang sering

mereka gunakan adalah gendang, genjring yang sering digunakan oleh

orang-orang sunda dan sering digunakan jika ada salah seorang

masyarakat sedang mengadakan pernikahan atau khitanan maka sering

memanggil dangdutan atau tarian-tarian seperti jaipongan dan tarian rudat.

Bukan hanya dari segi alat musik saja tapi kesenian yang masih digunakan

si desa ini yaitu tarian pancak silat.8

Adat istiadat di desa ini dalam masalah pernikahan, jika ada salah

satu dari masyarakat ini ada yang melakukan pernikahan maka sesudah

mereka resmi menjadi pasangan suami istri lalu panitia pernikahan

melaklukan acara saweran yaitu sebuah acara pertanda mereka sudah

menjadi pasangan suami istri yang sah dengan menaburkan uang logam

dan beras sebagai simbol kesejahteraan dan kemkmuran.9

Selain itu ada juga yang sudah menjadi adat istiadat masyarakat

disini, seperti dalam setiap hari-hari besar contohnya maulid Nabi SAW,

7. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011

8. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011

9. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011

Page 45: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

36

bulan Rajab, dan bulan Syafar. Di saat bulan-bulan tertentu itu mereka

mempunyai kebiasaan melakukan sedekahaan dan melakukan obor

keliling.10

Setiap acara maulidan masyarakat mengeluarkan sedekah buat

masyarakat sekitar, kemudin dikumpulkan di mesjid lalu makanan tersebut

di bagikan langsung kepada warga. Pada setiap bulan Rajab mereka

melakukan sedekahan seperti itu. Membawakan atau memberikan

makanan kepada masyarakat sekitar, istilahnya mereka saling tukar-

menukar makanan.

Jika menjelang bulan syafar, sama seperti Maulidan, Rajab, sama-

sama memberikan sedekahan makanannya kepada masyarakat tetapi disini

yang bikin bedanya adalah setiap bulan syafar masyarakatnya memberikan

sedekah makanannya berupa ketupat dan itu sudah menjadi tradisi.

Kalau kita lihat dari setiap acara hari-hari besar seperti yang diatas

bahwa menggambarkan di Desa ini masih kuat agamanya tetapi kenapa

masih ada yang mempercayai dengan adanya dukun ataupun yang lainnya.

Dalam masalah perceraian di Desa Kahiyangan ini pun sudah

menjadi tradisi mereka, setiap masyarakat yang melakukan percerian tidak

melalui proses persidangan karena ada beberapa faktor penyebab yang

menurut mereka tidak bisa melakukan perceraiannya di depan

persidangan. Salah satu faktor penyebab yaitu:

1. Faktor ekonomi

10

. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011

Page 46: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

37

2. Faktor perselingkuhan

3. Sudah menjadi kebiasaan

4. Masalah waktu

5. Faktor pendidikan

6. Kurangnya kesadaran hukum11

C. Keadaan Ekonomi

Masyarakat Desa Kahiyangan dari dulu hingga sekarang tetap

kesulitan dalam hal perekonomian, khususnya sejak terjadi krisis moneter

pada tahun 1998, secara umum mata pencaharian masyarakat di desa

kahiyangan masih mengandalkan sektor pertanian yang pada umumnya

dikarenakan kondisi yang sangat mendukung untuk pertanian, namun

demikian ada beberapa sektor lain yang menjadi andalan pendapatan

masyarakat, Seperti Buruh Tani, buruh bangunan, Beternak.12

Untuk mengetahui gambaran sumber penghasilan masyarakat Desa

Kahiyangan, dapat dilihat dari jenis pekerjaan sebagaimana tabel sebagai

berikut:

Tabel 1 Jumlah Anggota Keluarga Menurut Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

1. Petani 164 164

2 Buruh Tani 140 116

11

. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011

12. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011

Page 47: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

38

3 Buruh Migran Perempuan - -

4 Buruh Migran Laki-laki - -

5 Pegawai Negeri Sipil 11 8

6 Pengrajin Industri Rumah

Tangga

- -

7 Pedagang Keliling 3 -

8 Peternak 2 1

9 Montir 5 -

10 Nelayan - -

11 Dokter swasta - -

12 Bidan Swasta - 1

13 Perawat Swasta - -

14 Pembantu Rumah Tangga - 4

15 TNI - -

16 POLRI 2 -

17 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 4 -

18 Pengusaha Kecil dan Menengah - -

Page 48: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

39

19 Pengacara - -

20 Dosen - -

21 Karyawan Perusahaan Swasta 45 30

Sumber Data: Data Monografi Desa Kahiyangan 2010

Tabel diatas menunjukan bahwa jenis pekerjaan penduduk Desa

Kahiyangan yang dominan adalah petani, yaitu sebanyak 324 keluarga, dan

buruh tani sebanyak 256 keluarga, menyusul karyawan swasta sebanyak 75

keluarga serta pegawai negri sipil sebanyak 19 kelurga.

Walaupun tidak ada data kualitatif yang secara menyeluruh

menjelaskan keadaan masyarakat Desa Kahiyangan, namun dari gambaran

seperti diuraikan di atas dapat disimpulkan secara kualitatif bahwa

penghasilan masyarakat Desa Kahiyangan relatif masih sangat rendah.

D. Pendidikan

Searah dengan kebijakan yang digariskan bahwa sektor pendidikan

mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memeperoleh

pendidikan yang bermutu, memberdayakan lembaga-lembaga pendidikan baik

sekolah maupun luar sekolah. Sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan

kemampuan, serta meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang

didukung oleh sarana dan prasarana.13

13

. Wawancara dengan bapak Dedi Mulyadi. 07 Februari 2011

Page 49: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

40

Sebenarnya sarana pendidikan di desa Kahiyangan sudah cukup, hal itu

terbukti dengan berdirinya 1 buah Sekolah Dasar, 3 buah Madrasah Ibtidaiyah,

3 buah Majelis Taklim. Namun sarana-sarana pendidikan tersebut belum

menjamin tingginya tingkat pendidikan masyarakat Desa Kahiyangan tersebut,

oleh karenanya tingkat ekonomi berupa ketidak mampuan membayar biaya

sekolah serta lemahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan,

cukup banyak warga yang hanya menamatkan pendidikan Sekolah Dasar

bahkan masyarakat yang tidak tamat pendidikan SD menunjukan angka angka

yang cukup tinggi14

. Tabel di bawah ini merupakan gambaran tentang tingkat

pendidikan masyarakat di Desa Kahiyangan

Tabel II. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Kahiyangan

No Usia

(tahun) Tingkatan Pendidikan Laki-laki Perempuan

1 3-6 Belum masuk TK 13 orang 17 orang

2 3-6 Sedang TK 36 orang 26 orang

3 7-18 Tidak pernah sekolah * *

4 7-18 Sedang sekolah 162 orang 142 orang

5 18-56 Tidak pernah sekolah 192 orang 162 orang

6 18-56 SD tidak tamat 200 orang 173 orang

7 18-56 Tamat SD/ sederajat 128 orang 129 orang

14

. Wawancara dengan bapak Asep Dermawanto. 09 Februari 2011

Page 50: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

41

8 12-56 Tidak tamat SLTP * *

9 18-56 Tidak tamat SLTA 50 orang 30 orang

10 - Tamat SMP/ sederjat 112 orang 150 orang

11 - Tamat SMA/ sederjat 70 orang 55 orang

12 - Tamat D-1/ sederjat 1 orang 2 orang

13 - Tamat D-2/ sederjat 2 orang 1 orang

14 - Tamat D-3/ sederjat 3 orang 3 orang

15 - Tamat S-1/ sederjat 9 orang 6 orang

16 - Tamat S-2/ sederjat Tidak ada Tidak ada

17 - Tamat S-3/ sederjat Tidak ada Tidak ada

18 - Tamat SLB A 1 orang Tidak ada

19 - Tamat SLB B Tidak ada Tidak ada

20 - Tamat SLB C Tidak ada Tidak ada

Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa

Kahiyangan yang terbanyak adalah tamatan SD yaitu berjumlah 257 jiwa.

Bahkan ada sebanyak 373 jiwa yang tidak tamat SD dan 354 jiwa tidak pernah

sekolah, dari uraian diatas menunjukan bahwa tingkat pendidikan di Desa

Page 51: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

42

Kahiyangan masih rendah. Untuk itu perlu adanya bimbingan bagi masyarakat

agar mereka dapat memahami pentingnya pendidikan bagi kehidupan.

E. Keagamaan

Masyarakat desa kahiyangan didominasi oleh umat Islam, hampir 100%

masyarakat menganut agama Islam. Tabel 1 menunjukan kondisi tersebut :

Tabel

Jumlah penduduk berdasarkan pemeluk agama

No Pemelik Agama Jumlah

1 Islam 1818 orang

2 Kristen - Orang

3 Hindu - Orang

4 Budha - Orang

5 Penganut kepercayaan - orang

Sumber : Monografi Desa Kahiyangan Tahun 2011

Tabel 1 diatas menunjukan bahwa masyarakat desa kahiyangan

sangatlah religius, masyarakat setempat dalam pengamalan terhadap

agamanya sangat bervariasi, bahkan dapat terbilang unik, hal tersebut

karena masih bercampurnya budaya lokal dengan pemahaman agama

mereka.

Sarana peribadatan bagi masyarakat setempat cukup memadai,

mesjid ada 1 buah dan madrasah ada 1 buah, mushola ada 12 buah,

Page 52: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

43

penghayatan terhadap agama yang mereka anut, terutama bagi Islam

sangatlah minim. Dengan kata lain, mereka hanya mengamalkan ajaran

agama dari warisan leluhurnya, bahkan masih dicampur adukan dengan

hal-hal yang berbau mistis.15

15

. Wawancara dengan Kiyai Dedi Mulyadi 09 Februari 2011

Page 53: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

44

BAB IV

HUKUM PERCERAIAN SEPIHAK

DALAM MASYARAKAT DESA KAHIYANGAN

A. Pandangan Masyarakat Desa Kahiyangan tentang Perceraian

Dari hasil wawancara dengan responden mengenai pemahaman

masyarakat yang dilakukan pada warga masyarakat desa Kahiyangan, dapat

diketahuai bahwa warga desa Kahiyangan umunya tidak memahami konsep

talak yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam dan Undang-undang.

Kebanyakan dari mereka belum pernah mendengar tatacara talak yang diatur

dalam Kompilasi Hukum Islam dan Undang-undang seperti yang disebutkan

dalam pasal 115 KHI, sedangkan dalam undang-undang disebutkan dalam

pasal 39 Ayat 1 Tahun 1974 mereka hanya memahami thalaq sebatas apa yang

mereka pahami dari kitab-kitab fiqih klasik yang pernah mereka pelajari atau

dari kebiasaan atau doktrin yang ditanamkan orang tua mereka yang sampai

sekarang mereka ikuti.

Beberapa dari mereka bahkan bukan hanya tidak paham konsep talak

dalam Kompilasi Hukum Islam dan Undang-undang, namun lebih parah tidak

sedikit juga yang masih belum mengenal Kompilasi Hukum Islam dan

Undang-undang itu sendiri, seperti bapa Madham yang mengaku sama sekali

belum pernah tau apa itu Kompilasi Hukum Islam. Jika Kompilai Hukum

Islam dan Undang-undang saja tidak tahu, apalagi konsep talak yang ada di

dalamnya. Ketidak tahuanya ini, menurutnya, disebabkan sosialisasi yang

Page 54: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

45

menurutnya belum pernah ada dari pihak pejabat yang berwenang1. Menurut

ustad Sanu’i terjadinya perceraian di masyarakat khususnya di desa

Kahiyangan ada beberapa hal dalam melakukan thalaq. Ada yang berpendapat

jika kita mengucapkan, maka dengan ucapan itu terjadi talaq, dan ada yang

berpendapat juga bahwa bila dilakukan di depan sidang pengadilan baru bisa

terjadi talaq dengan menghadirkan dua orang saksi. Bahkan ia (bapak Syaf’i)

menambahkan jika tidak berhasil mendamaikan maka dikembalikan pada Al-

Qur’an dan Hadis. Sedangkan akibat hukum yang terjadi setelah perceraian

setahu bapak Syafi’i ini ada nafkah iddah dan nafkah anak2.

Tidak berbeda dengan pendapat bapak kiyai Maksud. Ketika peneliti

konfirmasi tentang pemahaman tentang undang-undang pasal 39 ayat 1 Tahun

1974 dan Kompilasi Hukum Islam pasal 115 bahwa perceraian hanya dapat

dilakukan di depan sidang pengadilan agama setelah pengadilan agama

tersebut berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Beliau

sangat setuju bahwa perceraian itu harus dilakukan pengadilan, jangan bercerai

dengan salah satu pihak saja3. Lain lagi menurut bapak Dedi Mulyadi yang

mengaku belum pernah tahu sama sekali tentang Kompilasi Hukum Islam.

Menurutnya, pantangan untuk mengucapkan talak walaupun saya tidak

mengerti hukum. Setahu saya kalo udah cekcok terus menerus antara suami

istri maka di situlah peran keluarga-keluarga yang lainnya untuk dapat

1. Wawancara dengan bapak Madham di tempat, 10 Februari 2011

2. Wawancara dengan bapa Syafi’i di tempat, 14 Februari 2011

3. Wawancara dengan kiyai Maksud di tempat, 15 Februari 2011

Page 55: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

46

mendamaikan, bagaiman caranya agar tidak terjadi perceraian, ini yang kita

pegang.

B. Analisa Tentang Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian Di Desa

Kahiyangan

Yang melatar belakangi penyebab terjadinya suami istri melakukan

perceraian sepihak disebabkan beberapa hal. Dari hasil penelitian penulis

terhadap beberapa responden yang melakukan perceraian sepihak, penulis

mendapati beberapa hal yang menjadi alasan pasangan suami istri melakukan

perceraian sepihak antara lain:

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

terjadinya perceraian sepihak, karena kita tahu faktor ekonomi merupakan

faktor yang sangat vital bagi hidup dan kehidupan baik individu maupun

golongan, karena setiap manusia membutuhkannya. Dari jumlah populasi

yang penulis jadikan sempel dalam penelitian ini. Bahwa dari setiap

pasangan terutama dari pihak suami telah memiliki pekerjaan, baik tetap

maupun tidak tetep, akan tetapi penghasilan yang dapat itu masih sangat

minim sekali jika dibandingkan dengan kebutuhan rata-rata perbulan

masyarakat desa kahiyangan. Jadi faktor ekonomi inilah yang paling

mendasar dari rata-rata responden yang melakukan perceraian.

Biaya persidangan yang begitu besar, memicu terjadinya

perceraian di luar pengadilan. Ini bisa dirasakan oleh masyarakat desa

kahiyangan yang mayoritas ekonominya lemah, sehingga mereka tidak

sanggup membayar

Page 56: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

47

Menurut kepala KUA kecamatan pancalang yang berhasil kami

wawancara, bahwa salah satu yang memberatkan masyarakat melakukan

perceraian sepihak tanpa melalui pengadilan biasanya karena mereka

terbebani masalah biaya pengadilan, karena memang biaya pengadilan

sangat besar bagi orang-orang yang berekonomi menengah kebawah,

padahal pengadilan yang bersangkutan dapat memberikan keringanan

biaya jika benar-benar tidak mampu4.

Hal ini dialami oleh ibu emay dan jurupah, dia melakukan cerai

spihak diluar pengadilan karena merasa terbebani oleh masalah biaya

administrasi. Emay mengatakan: ”biaya cerai dipengadilan itu mahal,

kalaupun punya uang lebih baik digunakan untuk biaya sekolah anak

sekolah dan biaya hidup sehari-hari.

Akibat perceraian ialah bahwa suami dan istri hidup sendiri-

sendiri, istri atau suami dapat bebas untuk menikah lagi dengan orang lain,

istri berselingkuh awal mulanya perselingkuhan karena adanya alat, berupa

hanpone atau suami dikarnakan merantau terlalu jauh sehingga istri

melakukan hal-hal yang tidak wajar, perceraian membawa konsekwensi

yuridis yang berhubungan dengan status istri, setatus anak dan setatus

harta kekayaan, sesudah perceraian bekas istri dapat bebas untuk menikah

setelah masa iddah berakhir. Persetubuhan antara mantan suami dan

mantan istri dilarang, sebab mereka sudah tidak terikat dalam pernikahan

4. Wawancara dengan bapak Aman Rahmana, di KUA Pancalang, 21 Februari 2011

Page 57: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

48

yang sah lagi, terhadap istri, sebagai akibat terjadinya perceraian, istri

dapat menikah kembali setelah masa iddah.

2. Masalah waktu

Selain masalah biaya persidangan juga ada faktor penting yang

mengakibatkan mereka melakukan perceraian di luar pengadilan yaitu

masalah proses persidangan yang begitu lama, sedangkan mereka ingin

sekali masalah perceraian itu cepat selesai.

Sebagaimana diungkapkan oleh responden yang bernama” Emay,

yang peneliti wawancara di kediamanya. Beliau mengatakan:

“ Cerai lewat pengadilan itu lama, sampai bulan-bulan sedangkan

saya ingin cepat-cepat bercerai karena sudah tidak tahan lagi dengan sikap

suami terhadap saya, kalau tidak lewat pengadilan bisa lebih cepat,

terkadang pihak suami tidak memperdulikan akan nasib anaknya yang

berharap akan biaya kehidupannya sehari-hari5.

3. Sudah menjadi kebiasaan (adat)

Sudah menjadi kebiasaan, di mana mereka yang bercerai sebelunya

tidak lewat pengadilan jadi mereka yang hendak bercerai mengikuti

kebiasaan pihak yang cerai sebelumnya, mengikuti yang bercerai sebelum

mereka. Anggapan ini dikatakan oleh responden kami yang bernama

Atika:

5. Wawancara dengan ibu Emay di tempat, 17 Februari 2011

Page 58: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

49

“ Kalau di daerah kita semenjak jaman modern ini banyak kejadian

perceraian sepihak tanpa melalui pengadilan, bahkan saya juga salah satu

pihak yang melakukan perceraian tersebut. Lagi pula yang bercerai

sebelum saya juga tidak lewat pengadilan cukup bagi saya cerai di sini

saja, mengikuti yang sudah-sudah6.

Menurut kepala Kantor Urusan Agama kecamatan Pancalang,

Aman Rahmana S.Ag: perceraian yang dilakukan di luar pengadilan sudah

merupakan kebiasaan masyarakat khususnya masyarakat kecamatan kami,

karena sebelum ditetapkan Undang-undang yang mengatur masalah

perceraia, masyarakat sudah sejak dulu melakukan perceraian dengan

hanya ucapan “ saya serahkan kamu kepada orang tuamu” bahkan kejadian

perceraian sepihak itu kebanyakan dilakukan oleh pihak istri dan sampe

sekarang hal tersebut sulit dirubah.

4. Faktor perselingkuhan

Dari jumlah responden yang penulis jadikan sampel beberapa

pasangan yang melakukan perceraian diakibatkan karena perselingkuhan.

Dikarnakan suami bekerja (merantau) begitu jauh dan jarangnya

berkomunikasi terhadap istrinya maka dari situ terjadilah perselingkuhan

yang terjadi yang dilakukan oleh pihak istri, maka dari itulah hal ini sangat

rawan sekali bagi mereka yang sudah mempunyai suami untuk

berselingkuh terutama bagi mereka yang tidak memiliki keimanan yang

kuat.

6. Wawancara dengan Atika di tempat, 05 Februari 2011

Page 59: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

50

Menurut warga setempat yang melatar belakangi terjadinya

perceraian sepihak itu kebanyakan dilakukan oleh pihak istri, dikarnakan

pihak suami bekerja jauh.

5. Faktor pendidikan

Dari responden yang dijadikan sampel ada yang berpendidikan

atau tamatan sekolahnya samapai dibangku SD dan SMP saja, dan hampir

semua responden tidak mengetahui tentang tatacara perceraian di

Pengadilan Agama, jadi mereka hanya tahu bahwa bercerai itu cukup du

depan penghulu atau kiyai atau ustadz saja sebagaimana mereka nikah

dulu.7

6. Kurangnya kesadaran hukum

Berangkat dari suatu kebiasaan mereka bercerai tanpa prosedur

Pengadilan Agama, maka mereka bisa dikatakan orang yang tidak taat

hukum, dan kurang sadar terhadap peraturan yang berlaku di Indonesia

mengenai masalah perceraian. Hal ini di ungkapkan oleh responden

bernama Emay: “sebenarnya saya mengetahui kalau cerai itu harus ke

pengadilan, tapi dengan beberapa faktor, terutama masalah biaya jadi saya

tidak bisa menjalankan aturan hukum yang berlaku.8

Dan perkataan ini bisa diperkuat oleh pernyataan kepala Kantor

Urusan Agama kecamatan pancalang. Bapak Aman Rahmana. S.Ag:

7. Sumber KUA kec Pancalang

8. wawancara pribadi, ibu May di tempat, 17 Februari 2011

Page 60: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

51

“Pada dasarnya masyarakat desa kahiyangan ini sedikit banyak

sudah mengetahui tentang peraturan perundang-undangan yang mengatur

masalah perceraian. Pihak Kantor Urusan Agama juga suka memberikan

penyuluhan jika mereka hendak melangsungkan pernikahan, yang

dikatakan oleh naib di dalam ta’lik talak, jika melakukan perceraian

hendaklah dilakukan di Pengadilan Agama setempat9.

Di Indonesia dalam hal masalah perceraian telah di atur dalam

rangkaian Undang-undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam

tentang perkawinan. Dan sebagai warga Negara Indonesia sudah

sepatutnya kita harus mentaati dan menjalankan peraturan yang ada. Pada

pasal 39 ayat 1 menerangkan bahwa “ perceraian hanya dilakukan di depan

sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan

tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.”

Dalam hal ini terjadinya perceraian haruslah memenuhi beberapa

alasan. Sehingga perceraian tersebut dapat terlaksana, hal ini sesuai

dengan pasal 39 ayat 2 undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan yang berbunyi : “untuk melakukan perceraian harus cukup

alasan, bahwa antara suami dan istri itu tidak akan dapat hidup rukun

sebagai seami istri,”

Tradisi perceraian masyarakat di desa kahiyangan yang dilakukan

diluar persidangan di Pengadilan Agama sudah menjadi adat atau

kebiasaan yang dilakukan masyarakat di desa ini dan berlaku hingga

9. Wawancara dengan Bapak Aman Rahman di KUA Pancalang, 21 Februari 2011

Page 61: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

52

sekarang. Perceraian yang terjadi ini terdapat berbagai macam alasan

diantaranya yaitu:

1. Suaminya meninggalkan isteri dan tidak kembali lagi

2. Suaminya tidak menafkahi istrinya

3. Karena perselingkuhan dari salah satu pihak (suami atau istri) dan

4. Karena meninggal dunia

Berdasarkan alasan-alasan diatas yang banyak terjadi perceraian di

desa kahiyangan di karenakan pihak istri berselingkuh dan yang lebih

parahnya lagi ketika suami pergi merantau yang pulangnya sampai

tahunan, pihak istri berselingkuh yang awal mulanya dari alat elektronik

yaitu HP sehingga sampai terjadi persetubuhan diluar nikah.

Dengan kurangnya ekonomi bagi masyarakat desa kahiyangan ini

suatu hambatan bagi mereka untuk menjalankan peraturan-peraturan

hukum yang ada di Indonesia khususnya mengenai perceraian, masyarakat

desa kahiyangan merasa tidak mampu untuk membayar pengeluaran untuk

mengurusi prosedur perceraian yang dilakukan di pengadilan. Maka

mereka memilih untuk bercerai yang tidak sah menurut Negara, yaitu yang

dihadiri oleh pihak keluarga dan sesepuh desa, bahkan yang mengurusi

perceraianya itu di lakukan oleh pihak istri.

Mengenai putusnya perkawinan yang disebabkan perceraian ada

beberapa alasan yang melatar belakangi kenapa perceraian dapat terjadi.

Hal ini dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 116 dan PP No.9

tahun 1975 pasal 19. Terdapat juga pasal 39 ayat 2 UUP No. 1 tahun 1974.

Alasan perceraian menurut hukum islam adalah :

Page 62: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

53

1. Tidak ada lagi keserasian dan keseimbangan dalam suasana rumah

tangga, tidak ada lagi rasa kasih sayang yang merupakan tujuan dan

hikmah dari perkawinan

2. Karena salah satu pihak berpindah agama

3. Salah satu pihak melakukan perbuatan keji

4. Suami tidak memberi apa yang seharusnya menjadi hak istri

5. Suami melanggar janji yang pernah diucapkan sewaktu akad

pernikahan(Talik Talak).

Hal-hal yang menjadi sebab putusnya ikatan perkawinan antara

seorang suami dengan seorang istri yang menjadi pihak-pihak terkait

dalam perkawinan menurut undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang

perkawinan pasal 38 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) menyatakan ada

tiga sebab, yaitu karena kematian, perceraian, dan atas keputusan

pengadilan agama.

Di dalam PP No. 9 Tahun 1975 pasal 19 dinyatakan hal-hal yang

menyebabkan terjadinya perceraian.

Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,

penjudi, dan lain sebagainya yang sungkar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-

turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena

hal lain di luar kemampuannya.

c. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat

yang membahayakan pihak lain.

Page 63: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

54

d. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat

tidak dapat menjalankan kewjiban suami/istri.

e. Antara suami dan istri terus menerus menjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.10

C. Analisa Tentang Pandangan Masyarakat Desa Kahiyangan terhadap

Perceraian

Pada dasarnya masalah perceraian ini sudah diatur dalam peraturan

pemerintah No 9/1975, dan undang-undang perkawinan No 1 Tahun 1974

tentang perkawinan, dan Kompilasi Hukum Islam yang ditujukan khusus bagi

umat islam, mulai dari instansi atau lembaga mana yang berhak mengurus

perceraian, siapa yang berhak menceraikan, tata cara perceraian dan lain-lain

sampai alasan-alasan yang diperbolehkan terjadinya perceraian. Akan tetapi

banyak masyarakat yang tidak tunduk terhadap peraturan perundang-

undangan, hal ini terbukti dengan tidak dilakukanya perceraian yang tidak

sesuai dengan prosedur perundang-undangan dan Kompilasi Hukum Islam,

yang umumnya percerain yang terjadi pada masyarakat Pancalang tidak

melalui prosedur Pengadilan Agama khusunya pada masyarakat desa

Kahiyangan ada beberapa orang yang melakukan percerain sepihk dan tanpa

melalui proses pengadilan.

10

. Amirudin. Dkk, hukum perdata islam di Indonesia (Jakarta : kencana 2004) cet. 1, hal

218-219

Page 64: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

55

Gambaran perceraian masyarakat desa Kahiyangan berdasarkan hasil

wawancara dengan salah satu pelaku perceraian sepihak, ibu May terungkap

bahwa perceraian saya dilakukan secara sepihak yang dilakukan dengan

keluarga saja atau yang biyasa disebut dengan Rapah (percerain yang

dilakukan sepihak) tanpa mempedulikan akibat dari perceraian tersebut,

biasanya perceraian tersebut disebabkan karena pihak suami telah mentalak

istrinya dengan ucapan “kembalilah kamu kepada keluargamu” dan ucapan

saya tidak akan mengurus perceraian.11

Prosedur perceraian yang dilakukan suami istri di Desa Kahiyangan

langkah pertama yaitu melalui kelurahan,maupun para para tokoh masyarakat

setempat. Masyarakat yang ingin melakukan perceraian biasanya mereka

mendatangi pihak-pihak keluarga dan mereka mengemukakan alasan-alasan

kenapa mereka ingin bercerai, dalam hal ini dari pihak-pihak keluarga berusaha

mendamaikan kedua belah pihak yang ingin bercerai dengan segala cara, jika

pihak keluarga tidak mampu lagi untuk mendamaikan kedua belah pihak untuk

hidup rukun, maka menghadirkan bapak RW atau tokoh masyarakat setempat.

Tugas RW dan tokoh masyarakat dalam hal ini yaitu bermusyawarah

untuk berusaha mendamaikan kedua belah pihak yang ingin melakukan

perceraian, jika RW dan tokoh masyarakat tidak sanggup membujuk kedua

belah pihak untuk rukun kembali dan tidak sanggup mendamaikan mereka

maka dari pihak RW dan tokoh masyarakat memanggil atau menghadirkan

Bapak lurah, RT, juga para saksi dari pihak keluarga masing-masing.

11

. Wawancara dengan Bapak Dedi di tempat, 20 Februari 2011

Page 65: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

56

Selain cara kekeluargaan yang melibatkan kedua orang tua dari kedua

belah pihak dan tokoh atau ulama setempat, percerain dapat terjadi hanya

dengan kesepakatan kedua belah pihak (suami istri). Sebagai bukti bahwa

ikatan perkawinan mereka telah berakhir, suami membuat surat yang

ditandatangani sebagai alat bukti, walaupun hanya dengan tulisan tangan. Dan

ada yang sama sekali tidak memakai surat cerai, cukup si suami mengucapkan

ikrar talak secara lisan saja.

Tradisi atau kebiasaan perceraian yang dilakukan di Desa Kahiyangan

sudah berlaku sejak dahulu kala sehingga sekarangpun tradisi ini tetap berjalan.

Bagi masyarakat Kahiyangan proses perceraian yang mereka lakukan sudah

sah dan mempunyai kekuatan hukum, sehingga mereka tidak merasa takut akan

hal yang datang kemudian hari jika salah satu diantara kedua belah pihak ada

menuntut harta gono gini, karena mereka memiliki selembar kertas yang berisi

ungkapan cerai yang ditanda tangani di atas materai. Itulah yang dapat

dijadikan bukti oleh mereka.12

Adapun perceraian yang dilakukan di luar pengadilan, menurut

pendapat kepala KUA Pancalang yang berhasil peneliti wawancara, Aman

Rahmana, S.Ag. menyatakan:

“Perceraian yang dilakukan di luar pengadilan sudah jelas perceraian

tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum dan akan merugikan bagi pihak-

pihak yang bercerai dan perceraian tersebut harus diajukan ke pengadilan

12

. Wawancara dengan kiyai Maksud di tempat, 15 Februari 2011)

Page 66: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

57

untuk memperoleh keputusan perceraian yang mempunyai kekuatan hukum

tetap “.

Sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

pasal 39 :

1. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan

setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak dapat

mendamaikan kedua belah pihak.

2. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami

istri tidak akan dapat rukun sebagai suami istri.

Jadi berdasarkan analisa penulis dalam melaksanakan perceraian tanpa

melalui proses persidangan yang dilakukan di Desa Kahiyangan sangat

bertentangan dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan, dan ajaran Agama Islam karena memiliki perbedaan dalam

penafsiran menurut adat di Desa Kahiyangan dan menurut Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974. Sehingga dalam hal ini lebih baik ketentuan-ketentuan

tersebut tidak dijadikan patokan utama dalam suatu perceraian dan dapat

membuka pola pikir masyarakat di Desa Kahiyangan di Kecamatan Pancalang

Kabupaten Kuningan karena Allah SWT melihat manusia bukan dari

banyaknya harta dan jabatan. Akan tetapi semua dilihat dan diukur

berdasarkan iman dan takwa seseorang. Dan ketehuilah bahwa perceraian itu

dibenci oleh Allah SWT.

Jadi pada dasarnya, kecocokan merupakan faktor utama dari

kelanggengan sebuah rumah tangga, kembali pada analisa hukum perceraian

Page 67: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

58

yang dilakukan oleh masyarakat Kahiyangan, telah disinggung diatas

bahwasanya masyarakat Desa Kahiyangan hampir sebagian besar

menggunakan hukum Agama, yang mana orang yang dituakan(ulama) dalam

masyarakat memegang peranan penting sebagai penentu kebijakan, secara

otomatis orang yang dituakan itu yang dianggap sebagai orang yang mengerti

hukum perceraian, dan orang-orang hanya cenderung mengikuti tanpa

memahami.

Maka dari itu semua yang dilakukan oleh masyarakat Kahiyangan ini

lebih cenderung mengikuti kebiasaan yang telah lama dijalani, tanpa adanya

pemahaman yang lebih dalam dengan kata lain hanya mengikuti adat dan

kebiasaan.

Page 68: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari seluruh pembahasan yang telah dikemukakan pada

bab sebelumnya, pada akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan akhir

sebagai berikut:

1. Pada dasarnya masyarakat desa kahiyangan mengetahui tentang hukum

atau peraturan yang mengatur mengenai masalah perceraian, tetapi tidak

mengetahui dengan pasti diatur dalam KHI dan Undang-undang, pasal

dan ayat berapa, hanya saja untuk mematuhi hukum yang telah berlaku

masih sangat minim sekali. Karena dalam masyarakat itu sendiri

perceraian yang dilakukan di luar pengadilan sudah merupakan suatu

adat kebiasaan sehingga masyarakat dapat menerimanya.

2. Bahwasanya masyarakat Desa Kahiyangan hampir sebagian besar

menggunakan hukum agama, yang mana orang yang dituakan(ulama)

dalam masyarakat memegang peranan penting sebagai penentu

kebijakan atau orang yang mengerti tentang hukum perceraian.

3. Faktor yang menyebabkan perceraian sepihak di luar pengadilan:

a. Faktor Ekonomi, masyarakat menganggap bahwa biaya ke

pengadilan sangat besar sehingga mereka enggan melakukan

perceraian di pengadilan karena tidak terjangkau dengan keadaan

ekonomi.

Page 69: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

60

b. Masalah waktu, masyarakat yang melakukan perceraian di luar

pengadilan agama menganggap bahwa perceraian yang melalui

proses pengadilan akan memakan waktu yang sangat lama.

c. Masyarakat menggap perkara perceraian merupakan permasalahan

keluarga, sehingga penyebab atau alasan perceraian harus ditutupi

dan tidak ingin diketahui oleh masyarakat (lingkungan) sekitarnya.

d. Faktor perselingkuhan, diakibatkan karena perselingkuhan.

Dikarnakan suami bekerja (merantau) begitu jauh dan jarangnya

berkomunikasi terhadap istrinya maka dari situ terjadilah

perselingkuhan yang terjadi yang dilakukan oleh pihak istri.

e. Faktor pendidikan dikarenakan pendidikan yang sangat minim jadi

hampir semua responden tidak mengetahui tentang tatacara

perceraian di Pengadilan Agama, jadi mereka hanya tahu bahwa

bercerai itu cukup du depan penghulu atau kiyai atau ustadz saja.

f. Kurangnya kesadaran masyarakat Kahiyangan terhadap hukum yang

berlaku mengenai masalah perceraian.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengemukakan beberapa

saran yaitu:

1. Diharapkan dalam undang-undang perkawinan ditentukan sanksi yang

jelas dan tegas terhadap perceraian sepihak yang dilakukan di luar

pengadilan. Walaupun sudah terdapat sanksi pidana dalam hukum

perkawinan sebagaimana ketentuan yang berlaku selama ini.

Page 70: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

61

2. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat Muslim Indonesia khususnya

berkenaan dengan masalah-masalah seputar hukum perkawinan, termasuk

di dalamnya hukum perceraian, mengakibatkan kurangnya mereka

memfungsikan Pengadilan Agamasecara efektif bila sedang berhadapan

dengan masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu diharapkan kepada

lembaga-lembaga terkait dan berwenang (Kantor Urusan Agama) untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan tentang masalah hukum

perkawinan khusunya dalam perceraian kepada masyarakat secara intensif.

3. Bagi para akademisi, supaya mengkaji lebih dalam mengenai hukum

perkawinan yang berlaku di Indonesia, agar tidak hanya praktisi hukum

saja yang lebih menghiasi hukum perkawinan di Indonesia dan melakukan

simulasi dan pelatihan lainnya lebih ditingkatkan.

4. Penulis menghimbau agar kiranya masyarakat memahami tentang tata cara

perceraian yang sesuai dengan pasal 39 Undang-undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang perkawinan dan pasal 115 dalam Kompilasi Hukum Islam

(KHI) dimana salah satu persyaratan perceraian harus di depan sidang

pengadilan di masukan kedalam materi pengajian agar masyarakat menjadi

paham dan mengerti tentang tata cara perceraian, dan kepada petugas

KUA supaya mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat khususnya

masyarakat desa Kahiyangan.

Page 71: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

62

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya, Departemen Agama RI

Abu Bakar, Al-Imam Taqiyuddin Ibn Muhammad Al-Husaini., Kifayah Al-Akhyar

Fi Halli Ghoyah al-Ikhtisar, Bandung: Sirkat al-Mu’araf, tth. Juz II

Abdurahman., Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Akademik Presindo,

Jakarta, 2004

Al-Barry, Zakaria Ahmad terj. Khadijah Nasution., Hukum Anak-Anak dalam

Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, cet. Ke-1

Al-Jaziri, Abdurrahman., al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah, Bairut: Daar al-

Fikr, 1989

Al-Zuhaili, Wahbah., Al-Fiqh Al-Islam Wa Addillatuhu, Damaskus, Daar al-Fikr,

1989, Jilid VI. cet. Ke-3.

Badan Penlitian Dan Pengembangan Departemen Dalam Negri Dan Otonomi

Daerah, Metodologi Penelitian Sosial ( Terapan Dan Kebijaksanaan)

Departemen Agama RI., Kompilasi Hukum Islam, Direktorat Pembinaan Badan

Peradilan Agama Islam, Tahun 2001

Departemen Agama RI., Direktorat Jenderal Bimbingan Msyarakat Islam dan

Penyelenggara Haji., Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan dan PP No. 9 Tahun 1975 Serta KHI di Indonesia, Jakarta:

2004

Departemen Agama RI., “Analisa Hukum Islam Tentang Anak Luar Nikah”,

Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1999

Dewan Redaksi Ensiklopedia islam” Nikah”, Ensiklopedia Islam, Jakarta: PT.

Ichtiar Baru Van Hoeve 2008

Page 72: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

63

Djalil, Ahmad Basiq., Peradilan Agama Di Indonesia, Kencana, Jakarta 2006

Djamil, Faturahman., Pengakuan Anak Luar Nikah dan Akibat Hukumnya. Dalam

(Huzaimah Tahido Yanggo dan Hafizh Anshory, Problematika Hukum

Islam Kontemporer, Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kewarganegaraan

(LSIK), 1999, Buku 1, Cet III

Ghazali, Abdul Rahman., Fiqih Munakahat, Jakarta: Kencana, 2003

Ghofar, Asyhari Abdul., Pandangan Hukum Islam Tentang Zina dan Perkawinan

Sesudah Hamil, Jakarta: PT. Citra Harta Prima, 2001, cet. Ke-1

Manan, Abdul., Penerapan Hukum Acara Perdata Dilingkungan Peradilan

Agama, Jakarta: Kencana, 2006

Mahmood, Tahir., Personal Law In Islamic Countries, Academy Of Law and

Religion, New Delhi,1987

Nuruddin, H. Amiur dan Azhari Akmal Tarigan., Hukum Perdata Islam di

Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No.

1/1974 Sampai KHI, Jakarta: Kencana, 2006, cet. Ke-3

Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama IAIN Jakarta.,

Ilmu Fiqh, Jakarta: tp. 1984/1985, cet. Ke-2, Jilid II

Rafik, Ahmad., Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pres, 1995

Soeroso, R., Peraktek Hokum Acara Perdata, Tata Cara Dan Proses Persidangan,

Jakarta: Sinar Grapika, 2004

Syarifudin, Amir., Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia : Antara Fiqih

Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta: Kencana 2006

Raihan Rosyid, Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta: PT. Raja Grapindo

Persada,2000

Page 73: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

64

Sudarsono, Hukum Perkawinan Internasional, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1992

Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, Jakarta:

Pustaka Kartini, 1997

Abdurahman, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Perkawinan,

Jakarta: Akademik Presindo, 1986

Soehartono, Metode Penelitian Sosia, Suatu Tekhnik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Social dan Ilmu Social Lainnya, Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya,2000

Ahmad Warsan Munawir, Al-Munawir, Kamus Arab Indonesia, Surabaya:

Pustaka Progresif, 1997

Sayyid Imam Muhammad bin Imail Al-Khailani, Dkk, Subulussalam, Makhtabah

Ad-Dahlan Jilid III

Jurinal, Fiqih Ibadah, Jakarta, CV Sejahtera 2008

. Sayyid Sabiq, Fikih As-Sunnah, Bairut, Daar Al-Ihya, 1983

Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana

Persada, 2006.

Abdul Qodir Jaelani. Keluarga Sakinah, PT Bina Ilmu, Bandung, 1995

Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat: Kajian Fiqih Lengkap, PT. Raja

Grafindo, Jakarta, 2009

Abdul Manan dan Fauzan, Poko-Poko Hukum Perdata Wewenang Peradilan

Agama, PT. Raja Grfindo Persada, Jakarta, 2002

Amiur Nurdin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004

Idris Mulyono, Hukum Perkawinan Islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2004

Page 74: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Aman Rahman. S.Ag

Jabatan : Kepala KUA

Hari/Tanggal : Kamis 10 Februari 2011

1. Bagaimana menurut bapak perceraian yang di lakukan di depan ulama setempat atau aparat

setempat, Rt dan PPN?

Jawab: Membuat masyarakat mengerti dan sadar hukum itu memang sulit, padahal mereka

tahu hukum perceraian. Tetapi karena perceraian yang di lakukan di luar pengadilan

sudah menjadi kebiasaan, apalagi bagi masyarakat pedesaan. Mereka menganggap

perceraian seperti itu sah. Mereka jangankan melalui surat(tulisan) dengan ucapan

saja sudah dianggap sah.

2. Apakah orang yang telah bercerai di luar pengadilan dapat menikah lagi di KUA sini? Apa

alasannya?

Jawab: Tidak, karena tidak ada surat bukti yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama yang

mempunyai kekuatan hukum tetap.

3. Apakah ada kasus perceraian yang di tangani pihak KUA?

Jawab: Tidak, karena di sini tidak berhak menangani kasus perceraian seperti itu.

4. Apakah KUA mempunyai kewenangan dalam menindak pihak-pihak yang menceraikan dan

menikahkan, padahal mereka tidak berwenang, seperti Ulama, PPN, dab Rt?

Jawab: Tidak, KUA sama sekali tidak mempunyai kewenangn.

5. Bagaimana dengan BP4, apakah berfungsi sebagai badan penyuluhan?

Jawab: Ya, karena BP4 berfungsi sebagai pemberi nasehat, jika mereka tetap mau mengakhiri

rumah tangganya.

Page 75: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

6. Apakah suami istri yang bercerai di luar Pengadilan melaporkan kepada kepala KUA?

Jawab: Jarang sekali, mungkin mereka takut diperintahkan untuk mengajukan perceraian ke

Pengadilan.

7. Bagaimana jika calon mempelai memalsukan statusnya, mislkan dia sudah janda, tetapi dia

mengaku masih perawan, apakah bapak akan menikahkannya?

Jawab: Jika memang pihak kami tidak mengetahuinya, ada pemalsuan dari pihak kelurahan,

maka tidak ada alasan bagi kami untuk tidak menikahkan mereka.

8. Mengapa mereka melakukan perceraian di luar pengadilan menurut bapak?

Jawab: Faktor ekonomi yang paling mempengaruhi, karena masyarakat kami ini, kelas

ekonomi menengah kebawah. Selain itu juga mereka akan kurangnya kesadaran akan

hukum yang berlaku, karena mereka kebanyakan mengikuti perceraian orang-orang

sebelunnya. Tidak melalui Pengadilan.

Page 76: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

HASIL WAWANCARA

Nama : Kiyai Maksud

Jabatan : Tokoh Masyarakat

Hari/Tanggal : Kamis 15 Februari 2011

1. Apakah bapak sudah lama tinggal dikampung ini ?

Jawab : Saya tinggal dikampung ini sejak saya dilahirkan.

2. Apakah bapa tahu perceraian yang dilakukan sepihak tanpa melalui pengadilan Agama ?

Jawab : Ya tahu, perceraian sepihak itu dilakukan secara individu, ada beberapa orang di

desa ini melakukan perceraian tanpa memberitahu suaminya alasannya yang

penting ada saksi atau pemberitahuan dari pihak keluarganya.

3. Apakah perceraian di Desa ini selalu tidak melalui proses persidangan di Pengadilan

Agama ?

Jawab : Perceraian di Desa ini ada sebagian melakukan perceraian tanpa melalui proses

persidangan di Pengadilan Agama dikarenakan beberapa faktor yang

menyebabkan masyarakat di Desa ini tidak melakukan perceraian malalui proses

persidangan di depan Pengadilan Agama. Perceraian tersebut sudah lama sejak

orang tua saya tinggal disini jadi menurut masyarakat disini sudah tidak heran lagi

dengan perceraian yang tidak melalui proses persidangan di Pengadilan Agama.

4. Bagaimana menurut bapak sendiri tentang adanya perceraian tanpa melalui proses

persidngan di Pengadilan Agama ?

Jawab : menurut saya sah-sah saja perceraian seperti ini karena perceraian di Desa ini

sudah menjadi tradisi atau kebiasaan untuk masyarakat sekitar. Di Desa ini jika

Page 77: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

ada yang bercerai pasti minta bantuan saya karena saya disini dihormati oleh

masyarakat desa dan saya yang dituakan oleh masyarakat.

5. Apakah menurut bapak sah dengan adanya perceraian tanpa melalui proses persidangan

di Pengadilan Agama dengan adanya perturan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perceraian ?

Jawab : Tadi yng sudah dijelaskan bahwa perceraian yang seperti itu sah-sah saja tapi jika

kita melihat kepada Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, perceraian tersebut

tidak sah karena tidak mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan tidak ada surat

cerai yang akan memperkuat dalam membentuk masalah apapun, tapi mau gimana

lagi kalau perceraian itu sudah menjadi teadisi dan kebiasaan di desa ini dan susah

dirubahnya.

6. Apa saja yang menyebabkan masyarakat di desa ini bercerai ?

Jawab : Penyebab dari perceraian dalam rumah tangga di desa kami itu rata-rata karena

ditinggal suami merantau sehingga istri melakukan perbuatan yang menyimpang

dari perbuatan yang tidak diinginkan oleh suami, padahal suami mencari nafkah

untuk istrinya, dan rata-rata istri selingkuh dengan laki-laki lain dan kebanyakan

yang menginginkan perceraian itu adalah istri ( istri yang meminta untuk bercerai

dari suami ).

Kiyai Maksud

HASIL WAWANCARA

Nama : H Sanu’i

Page 78: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

Jabatan : Anggota MUI Kecamatan Pancalang

Hari/Tanggal : Kamis 24 Februari 2011

1. Bagaimana tanggapan bapak mengenai perceraian di luar Pengadilan Agama?

Jawab: menurut saya pribadi biasa-biasa saja, cuman masalah ini kalau kalau tidak ditanggapi

secara serius bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diharapkan dari para pihak yang

melakukan perceraian, bisa mengakibatkan konflik keluarga, setelah bercerai

biasanya mereka bermusuhan, anak-anak mereka menjadi terbengkalai.

2. Bagaimana menurut bapak Hukum perceraian tersebut?

Jawab: perceraian tersebut tetap saja sah, sebab perceraian itu tidak harus dilakukan di

pengadilan kalau memang si yang bercerai tidak mau bercerai di pengadilan, masalah

tersebut hanya administrasi saja, tapi alangkah lebih baik kalau kita ikuti aturan

Negara kita karena hal itu setidaknya bisa mengurangi tingkat perceraian.

H Sanu’i

HASIL WAWANCARA

Nama : Ibu May

Page 79: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

Hari/Tanggal : - 23 Februari 2011

Tempat : Kediamannya

1. Berapa lama usia pernikahan anda?

Jawab: 14 tahun.

2. Apa yang menyebabkan anda bercerai?

Jawab: Karena faktor ekonomi, tidak ada lagi kecocokan dalam rumah tangga, dan tekanan

jiwa.

3. Dimana anda melakukan perceraian?

Jawab: saya bercerai di rumah.

4. Kapan anda bercerai?

Jawab: tahun 2007

5. Bagaimana proses perceraian anda?

Jawab: saya bercerai dengan kekeluargaan dengan di hadiri oleh saksi-saksi dari saya, dan

suami saya.

6. Siapa saja yang hadir waktu proses perceraian anda ?

Jawab: orang tua, saksi-saksi dari pihak istri dan suami, serta tokoh masyarakat.

7. Menurut anda, kalau melakukan perceraian itu harus dilakukan di mana?

Jawab : di Pengadilan Agama

8. Faktor apa yang menyebabkan anda bercerai di luar pengadilan?

Jawab : Karena proses bercerai di pengadilan lama dan yang paling penting ekonomi saya

kurang mencukupi untuk biaya ke pengadilan karena keinginan saya berceri.

9. Apakah perceraian yang dilakukan di luar pengadilan adil menurut anda?

Page 80: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

Jawab : Tidak, karena saya tidak mendapat apa-apa dari hasil perceraian, walaupun saya yang

meminta cerai.

10. Apakah mendapat kesulitan setelah melakukan perceraian di luar pengadilan?

Jawab : Ya, karena saya bingung tidak mempunyai surat cerai, kalau mau menikah lagi

lewat KUA.

11. Apakah perceraian yang dilakukan oleh anda, dianggap puas?

Jawab : tidak, makanya saya menyesali, karena tidak mendapat apa-apa dari suami saya,

yang sepantasnya saya dapat, nafkah iddah dan sebagainya.

12. Apakah anda melaporkan ke KUA bahwa anda telah bercerai?

Jawab : Tidak, saya malu, karena saya tahu kalau bercerai itu, harus di pengadilan.

13. Setelah bercerai, apakah mantan suami anda memeberikn nafkah, kepada anda, dan anak

anda?

Jawab : kalau untuk saya tidak sama sekali, karena saya yang meminta cerai katanya, untuk

anak saya saja si (Irfan dan Mila).

14. Bagaimana hak asuh anak apa di bicarakan sewaktu anda bercerai?

Jawab : Dibicarakan, karena waktu itu anak saya masih kecil, jadi diasuh sama saya,

15. Mengenai harta gonogini atau harta bawaan di bicarakan dengan mantan suami anda

sewaktu bercerai?

Jawab : tidak, karena belum ada harta yang berharga kecuali anak saya.

Ibu May

HASIL WAWANCARA

Page 81: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

Nama : Atika

Hari/Tanggal : 05 Februari 2011

Tempat : Kediamannya

1. Berapa lama usia pernikahan anda ?

Jawan : 5 Tahun

2. Apa yang menyebabkan anda bercerai ?

Jawab : Tidak ada kecocokan, kalau boleh jujur saya yang menginginkan perceraian

tersebut.

3. Di mana anda melakukan perceraian?

Jawab : Di rumah orang tua saya, karena saya belum punya rumah sendiri.

4. Siapa saja yang menceraikan anda ?

Jawab : Ulama setempat, yang dianggap bisa menceraikan secara baik-baik.

5. Apakah suami anda datang pada waktu percerain ?

Jawab : Tidak, karena suami saya pada waktu itu lagi dijakarta,

6. Siapa saja yang hadir waktu proses perceraian anda ?

Jawab : Saksi dari saya dan saksi dari suami, serta kedua orang tua saya dan mertua saya.

7. Sepengetahuan anda kalau melakukan perceraian itu harus dilakukan dimana?

Jawab : Ya harus di pengadilan.

8. Faktor apa yang menyebabkan anda bercerai di luar pengadilan ?

Jawab : Selain faktor ekonomi, saya ingin cepat-cepat bercerai, jadi kalau di pengadilan

mungkin prosesnya lama, bisa berbulan-bulan, sedangkan saya ingin cepat-

cepatcerai.

9. Apakah perceraian yang dilakukan oleh anda, dianggap puas ?

Page 82: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

Jawab : Puas, tetapi secara aturan saya melanggar pengadilan.

10. Apakah perceraian yang dilakukan di luar pengadilan adil menurut anda ?

Jawab : Kurang adil, karena merugikan, semua beban di tanggung saya. Yang membayar

yang menceraikan harus saya.

11. Apakah anda melaporkan ke pihak KUA bahwa anda telah bercerai ?

Jawab : Belum pernah.

12. Setelah bercerai apakah mantan suami anda memberikan nafkah, kepada anda, dan anak

anda ?

Jawab : Tidak, karena saya yang ingin bercerai, untuk anak juga kadang-kadang diberi

kadang tidak, paling juga kakek dari bapaknya yang suka member.

13. Bagaimana hak asuh anak apa di bicarakan sewaktu anda bercerai ?

Jawab : Tidak, hanya saja saya yang harus bertanggung jawab, sebab anak kami masih

kecil.

14. Mengenai harta gonogini atau harta bawaa di bicarakan dengan mntan suami anda

sewaktu bercerai ?

Jawan : Tidak, paling barang-barang dia yang dibawa dari rumah ibu saya.

15. Apakah anda mendapat Mut’ah selama iddah dari suami anda?

Jawab : Tidak

Atika

Nama : Jurupah

Page 83: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

Hari/Tanggal : 18 Februari 2011

Tempat : Kediamannya

1. Berapa lama usia pernikahan anda ?

Jawab : 4 Tahun

2. Apakah yang menyebabkan anda bercerai ?

Jawab : Pertengkaran.

3. Dimana anda melakukan perceraian ?

Jawab : Dirumah

4. Apkah waktu menikah melalui KUA?

Jawab : Ya

5. Siapa saja yang menceraikan anda ?

Jawab : Pihak-pihak dari keluarga saya dan suami dan tokoh masyarakat.

6. Siapa saja yang hadir waktu proses perceraian anda?

Jawab : Orang tua, saksi-saksi dari pihak istri, dan suami, serta tokoh masyarakat.

7. Menurut anda, kalau melakukan percerian itu harus dilakukan dimana ?

Jawab : Di Pengadilan Agama

8. Faktor apa yang menyebabkan anda bercerai di rumah ?

Jawab : Ingin cepat, cepat selesai, dan damai.

9. Apakah perceraian yang dilakukan di rumah adil menurut anda?

Jawab : Adil

10. Apakah anda mendapat kesulitan setelah melakukan perceraian di rumah?

Page 84: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

Jawab : Ya, ternyata saya tidak bisa menikah melalui KUA oleh penghulu. Karena saya

tidak mempunyai surat cerai resmi dari pengadilan. akhirnya saya menikah

dibawah tangan.

11. Apakah perceraian yang dilakukan oleh anda, dianggap puas ?

Jawab : Puas, karena saya bisa bercerai.

12. Apakah anda melaporkan ke pihak KUA bahwa anda telah bercerai?

Jawab : Tidak, hanya lewat penghulu saja.

13. Setelah bercerai, pakah mantan suami anda memberikan nafkah kepada anda, dan anak

anda ?

Jawab : Tidak, untuk anak kadang diberi kadang tidak.

14. Mengenai harta gonogini atau harta bawaan di bicarakan dengan mantan suami anda

sewaktu bercerai?

Jawab : Tidak

15. Apakah anda mendapat mut’ah selama iddah dari suami anda ?

Jawab : Tidak, karena saya yang meminta bercerai.

Jurupah

Page 85: PERCERAIAN SEPIHAK TANPA MELALUI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6132/1/TOTO... · perkawinan yang di dalamnya tertuang masalah perceraian, dan perceraian

F. Sarana Kesehatan

-Posyandu : 1

-Poskesdes : 1

-Puskesmas : -

Kahiyangan 25 April 2011