perceraian di lingkungan kerja (studi kasus pt....

92
1 PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. Morich Indo Fashion Kecamatan Karang jati Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh: Mirza Ghulam Akhmad NIM : 21112042 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

1

PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA

(Studi Kasus PT. Morich Indo Fashion Kecamatan Karang jati

Kabupaten Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Mirza Ghulam Akhmad

NIM : 21112042

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

2

Page 3: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

3

Page 4: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

4

Page 5: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

5

MOTTO

ILMU YANG BERMANFAAT ADALAH ILMU YANG

MINIMAL MANFAAT UNTUK DIRI SENDIRI

Page 6: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

6

PERSEMBAHAN

Untuk bapak dan emak yang selalu memdoakan, mendukung,mendidik

dan tentunya menyayangi. Love you full

Untuk kakak pertama rohmatul ummah yang selalu mendukung dan

memotivasi

Untuk kakak kedua yang telah mengalah, merelakan untuk memberi

kesempatan buat saya kuliah

Untuk mas abdul majid wawan rosadi dan mas amin yang mendukung

dalam penulisan skripsi

Terimakasih untuk para janda-janda yang ikhlas berbagi pengalaman

hidupnya

Terimakasih buat teman-teman pejuang skripsi edisi oktober 2017

Terimakasih untuk teman AHS angkatan 2012 yang tidak bisa penulis

sebut satu-persatu

Page 7: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

7

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmad dan nikmat kepada semua hamba-Nya

sehingga penulian skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa

tetap tercurah kepada Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat

serta pengikutnya yang senantiasa setia dan menjadikan suri tauladan. Beliaulah

yang membawa umat dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang dan

semoga kita semua mendapat syafaatnya nanti di yaumul qiyamah. Amin ya

robbal alamin.

Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa penulisan

skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari

semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Skripsi yang berjudul

“PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA ( Studi Kasus PT. Morich Indo

fashion Kecamatan Karang Jati Kabupaten Semarang)” ini disusun untuk

melengkapi syarat-syarat mencapai gelar sarjana Hukum (S1) pada fakultas

Syari‟ah jurusan Hukum Keluarga Islam di IAIN Salatiga. Meskipun bentuknya

masih sederhana dan tentunya masih banyak kekurangan.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Yang terhormat Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Yang terhormat Dra. Siti Zumrotun M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari‟ah

IAIN Salatiga

3. Yang terhormat Bapak Sukron Ma‟mun, S.HI., M.Si selaku ketua jurusan

Hukum Keluarga Islam (Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah) IAIN Salatiga

4. Yang terhormat ibu Heni Satar. SH., M.Si selaku pembimbing skripsi yang

telah rela menysihkan dan meluangkan waktunyauntuk membimbing dengan

penuh kebijaksanaan dan memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Yang terhormat, seluruh bapak/ibu dosen yang telah memberi pelajaran dan

mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama penulis kuliah sampai

menyelesaikan sekripsi ini.

6. Yang terhormat kepada HRD PT.Morich Indo fashion yang telah memberi izin

untuk melakukan penelitian.

Page 8: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

8

7. Yang terhormat kepada kelima karyawati yang telah berbagi pengalaman hidup

dan yang telah sukarela memberikan informasi untuk mendukung penulisan

skripsi tersebut.

8. Yang terhormat dan yang tercinta, ayahanda dan ibunda dan kakak-kakak yang

selalu memberi dukungan dan doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis

supaya dapat mewujudkan cita-cita.

9. Yang tercinta kepada teman-teman dan pihak yang telah memberi dukungan

dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Atas semua bantuan dan dukunganya yang telah sukarela diberikan kepada

penulis dalam studi maupun dalam penyusunan skripsi, mudah-mudahan semua

kebaikanya dibalas dengan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Serta

seluruh proses yang penulis alami bermanfaat dikemudian hari sebagai bekal

untuk mengarungi kehidupan selanjutnya.penulis menyadari bahwa penyusunan

skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan baik dari

isi maupun metodologi. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang

konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

Magelang, 24 September 2017

Penulis

Page 9: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

9

ABSTRAK

Akhmad, Mirza Ghulam, 2017: Perceraian Di Lingkungan Kerja (Studi kasus PT.

Morich Indo Fashion Kecamatan karang Jati Kabupaten

Semarang), Skripsi, Fakultas Syariah, Jurusan Hukum

Keluarga Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Heni Satar Nurhaida. SH., M.Si

Kata Kunci: Perceraian, Lingkungan Kerja,

Penelitian ini bertujuan untuk menguak banyaknya perceraian yang terjadi di

lingkungan kerja. Perceraian tersebut terjadi pada sebuah PT. Morich Indo

Fashion yang berada di Desa Gembongan Kecamatan Karang Jati Kabupaten

Semarang. Dalam penelitian ini meneliti lima pelaku perceraian sebagai sampel.

Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apakah

faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian karyawati dilingkungan kerja PT.

Morich Indo fashion? (2) Apakah perceraian tersebut mempunyai dampak sosial

yang signifikan terhadap karyawati PT. Morich Indo Fashion?

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan

pendekatan sosiologi. Lokasi penelitian ini berada di PT. Morich Indo Fashion

yang terletak di Desa Gembongan Kecamatan Karang Jati Kabupaten Semarang.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dilingkungan kerja pada

PT. Morich Indo Fashion terjadi banyak perceraian. Perceraian ini terjadi pada

para karyawati PT. Morich Indo Fashion. Adapun faktor-faktor yang melatar

belakangi terjadinya perceraian pada karyawati tersebut adalah faktor ekonomi,

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan faktor perselingkuhan atau faktor

orang ketiga. Perceraian yang terjadi di PT Morich Indo Fashion tersebut terdapat

dua dampak yaitu: (1) dari segi pekerjaan, dari segi pekerjaan dampak terjadinya

perceraian tidak mempengaruhi hasil kerja atau pkerjaanya. (2) dari segi sosiologi,

pergaulanya dengan masyarakat atau dengan teman satu kerjaan lebih tertutup

akan tetapi dengan teman dekat yang lawan jenis semakin lebih terbuka. (3) dari

segi psikologi, dampak perceraian tersebut menjadi beban bagi pelaku perceraian

karena mereka mempunyai status janda.

Page 10: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

10

Page 11: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

11

Page 12: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

12

Page 13: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan untuk hidup

berpasang-pasangan guna membentuk keluarga sakinah, mawaddah,

warahmah yang dapat diwujudkan dalam sebuah ikatan pernikahan. Maka

jelas bahwa pernikahan telah menjadi seruan agama yang patut dijalankan

oleh manusia yang telah mampu untuk berkeluarga.Pernikahan sejatinya

merupakan sunnatullah yang tidak hanya berlaku pada manusia akan tetapi

suatu kaidah umum yang berlaku pada semua makhluk-Nya baik itu pada

hewan maupun tumbuh-tumbuhan.Lebih khusus bagi manusia, pernikahan

kemudian menjadi suatu lembaga yang mempunyai peran sangat vital

dalam kehidupan sosial yaitu sebagai perantara untuk menyatukan dua hati

yang berbeda dan untuk saling memberikan kasih sayang dan kepedulian

antara laki-laki dan perempuan secara legal dalam suatu bahtera berbentuk

rumah tangga. Lebih jauh, lembaga pernikahan digunakan sebagai media

untuk menjaga keberlangsungan keturunan secara sah. Kesemuanya itu

telah disyariatkan semata – mata sebagai jalan menuju kehidupan bahagia

di dunia dan di akhirat, di bawah naungan cinta kasih dan ridho Ilahi

(Sosroatmodjo & Aulawi, 1981:33).

Menurut syara‟ nikah adalah akad serah terima antara laki-laki dan

perempuan dengan tujuan untuk saling memuaskan satu sama lainnya dan

untuk membentuk sebuah bahtera rumah tangga. Imam syafi‟i menegaskan

Page 14: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

14

secara rinci bahwa pernikahan sebagai salah satu syariat adalah suatu akad

yang dengannya menjadi halal hubungan seksual antara pria dengan

wanita. Pemahaman serupa masih terus dipegang setidaknya oleh para

sarjana sampai pada masa keilmuan modern ini, salah satunya adalah Prof.

Ibrrahim Hosen yang memahami nikah tetap sebagai suatu akad yang

dengan itu menjadi halal suatu hubungan kelamin antara pria dan

wanita.(Ibrahim, 1971:65). Sehingga tidak keliru mengatakan bahwa

menurut syara‟makna nikah tidak keluar dari seluruh pemaknaan diatas

(Azzam, 2009:38). Sebagaimana dalam firman Allah dalam QS. Yasin: 36

سبحان الذي خلق الزواج كلها ما تنبت الرض ومن أنفسهم وما ل ي ل ن

Mahasuci Tuhan yang telah menciptakan pasangan

pasangan semuanya, baikdariapa yang ditumbuhkan oleh bumi

dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

Selaras dengan itu semua dalam UU No.1 Tahun 1974 juga

dikatakan bahwa, “tujuan pernikahan adalah membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Tujuan itu dapat tercapai lewat perkawinan yang sah dan baik menurut

agama dan ketentuan Undang-Undang yang berlaku, sehingga dari sini

akan tercipta kehidupan harmonis yang didambakan oleh setiap keluarga.

Lawan dari harmonisasi keluarga seperti diatas adalah perceraian, ia

cenderung salah satu hasil dari perkembangan yang terjadi di masyarakat

yang dipandang tidak sejalan dengan tujuan perkawinan. Untuk mengatur

Page 15: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

15

atau lebih tepatnya mempersempit ruang perceraian, di Indonesia

diberlakukan Undang-Undang perkawinan yakni peraturan pemerintah No.

9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974.

Perceraian berdasarkan pasal 38 undang – undang perkawinan no. 1 tahun

1974 adalah salah satu dari tiga penyebab putusnya perkawinan.

Sementara itu perceraian dalam istilah fiqh adalah “Talaq atau Furqah”.

adapun arti dari pada talak adalah membuka ikatan, membatalkan

perjanjian sedangkan furqah artinya bercerai yaitu lawan dari berkumpul.

Guna mencapai tujuan mulia seperti disebut diawal dan

menghindari sejauh – jauhnya perceraian itu maka pernikahan sekurang –

kurangnya haruslah dilandasi oleh rasa cinta, rela, mengasihi serta

menyayangi yang secara implisit tertulis dalam Pasal 6 Undang – Undang

Perkawinan sebagai salah satu syarat terjadinya perkawinan yang berbunyi

perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua mempelai. Setelah itu

masing masing pihak yang terikat dalam suatu pernikahan tentunya

memegang hak dan kewajiban masing – masing yang harus dijalankan

dengan baik untuk menegakan sendi sendi kehidupan rumah tangga.

Pada dasarnya setiap pihak baik suami maupun istri menempati

posisi yang seimbang. Disebutkan dalam pasal 30 Undang – Undang

Perkawinan bahwa keduanya memikul kewajiban yang luhur untuk

mengakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan

masyarakat. Pasal 31 kemudian menegaskan bahwa suami berperan

sebagai kepala keluarga dan istri sebagai ibu rumah tangga. Pasal 34

Page 16: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

16

Undang – Undang Perkawinan selanjutnya merinci bahwa sebagai kepala

keluarga seorang suami mempunyai kewajiban untuk melindungi isterinya

dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai

dengan kemampuannya. Sedang istri wajib mengatur urusan rumah

tangganya sebaik mungkin.

Dari pasal 34 tersebut diatas jelas terlihat bahwa tugas untuk

mencukupi segala kebutuhan rumah tangga pada dasarnya hanya

dibebankan kepada satu pihak saja yaitu kepada suami. Pihak istri dapat

dengan abai menuntut pemenuhan kewajiban tersebut dari sang suami

tanpa memperhatikan kondisi suami. Namun pemahaman tersebut tidak

statis dan masih berlanjut dengan adanya keharusan dari kedua belah pihak

untuk menyadari serta mengukur kemampuan pihak suami dalam upaya

mencari nafkah adalah hanya sesuai dengan kemampuannya. Sehingga

pihak istri tidak dapat secara sepihak menaruh beban kewajiban mencari

fasilitas penghidupan keluarga kepada pihak suami diatas kemampuan

sang suami. Akan tetapi tidak jarang suatu masalah muncul saat ini bahwa

dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan menghitung

kebutuhan rumah tangga yang dirasa tidak pernah menurun tapi justri

selalu mengalami peningkatan yang signifikan yang pada akhirnya

mengantarkan pada sebuah simpulan yaitu jumlah pendapatan keluarga

selalu lebih kecil dari jumlah pengeluaran sehingga perlu adanya upaya

peningkatan penghasilan. Dari satu titik masalah perekonomian ini

kemudian wajar memunculkan anti masalahnya. Ketika suami sudah

Page 17: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

17

terbatas dengan kemampuannya namun dirasa baik oleh salah satu pihak

atau keduanya masih belum mencukupi kebutuhan keluarga mereka maka

tidak salah kemudian jika istri memberikan bantuan kepada suami untuk

mengisi kekurangan tersebut. Hal ini sangat sesuai dengan apa yang

tertulis dalam Pasal 33 Undang – Undang Perkawinan yang mewajibkan

baik suami maupun istri untuk saling mencintai, menghormati, setia, serta

memberi bantuan lahir dan batin kepada satu pihak yang lain.

Berangkat dari salah satu atau mungkin semuanya baik asas tolong

menolong diatas atau dengan menimbang ketersediaan peluang kerja yang

ada di lingkungan sekitar atau bahkan diluar keduanya saat ini banyak para

istri yang ikut berperan mencari nafkah sebagai karyawati di sebuah

perusahaan. Kenyataan semacam itu saat ini dapat ditemui di PT. Morich

Indo Fashion sebuah perusahaan garment yang mayoritas pekerjanya

adalah perempuan. Dari segi ekonomi keluarga, idealnya kegiatan para

istri disitu sangat membantu perekonomian keluarga mereka masing –

masing sehingga dapat memperkokoh bangunan rumah tangga mereka.

Namun realitanya ada beberapa peristiwa anomali di perusahaan tersebut

yang dapat dikatakan telah menjadi sebuah pola, yaitu terdapat beberapa

perceraian yang terjadi pada keluarga karyawati PT. Morich Indo Fashion

justru saat mereka dalam posisi sebagai karyawati aktif perusahaan

tersebut. Inilah letak urgensi penelitian ini, untuk mengetahui akar masalah

dari perceraian yang menimpa pada para karyawati PT. Morich Indo

Fashion. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah

Page 18: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

18

kegiatan para istri di Morich mempunyai dampak baik secara langsung

maupun tidak terhadap pola perceraian tersebut. Kemudian sebagai bentuk

upaya penanggulangan maupun pencegahan, penelitian ini akan berujung

pada pembahasan mengenai dampak dampak yang mungkin terjadi dari

pola perceraian di PT. Morich Indo Fashion.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang

“Perceraian di Lingkungan Kerja (Studi Kasus PT. Morich Indo

Fashion Kecamatan Karang Jati Kabupaten Semarang)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian karyawati

dilingkungan kerja PT. Morich Indo fashion.?

2. Apakah perceraian tersebut mempunyai dampak sosial yang signifikan

terhadap karyawati PT. Morich Indo Fashion?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penyusun merumuskan

tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian

karyawati dilingkungan kerja PT. Morich Indo Fashion.

2. Untuk mengetahui signifikansi dampak sosial pola perceraian tersebut

terhadap karyawan maupun karyawati PT. Morich Indo Fashion.

Page 19: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

19

D. Kegunaan penelitian

Dari penulisan ini tentunya penulis berharap agar tulisan ini

mempunyai kegunaan atau kemanfaatan. Diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dan masukan

pemikiran terhadap masyarakat tentang hukum pernikahan khususnya

tentang perceraian, sehingga diharapkan masyarakat dapat

menghindari perceraian. Penelitian ini dapat menjadi bahan kajian

mencari solusi ilmiah mengenai angka perceraian, khususnya

perceraian dilingkungan kerja.

2. Bagi akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan ilmiah bagi

penelitian-penelitian selanjutnya tentang perkembangan faktor-faktor

penyebab perceraian. Diharapkan hasil penelitian ini juga bermanfaat

untuk memperkaya wacana keilmuan khususnya dalam bidang hukum

islam dan juga menambah bahan pustaka bagi Institut Agama Islam

Negeri (IAIN).

E. Penegasan istilah

Untuk memudahkan pemahaman dan kejelasan judul tersebut maka

penulis memberikan penegasan atau pengertian terhadap judul penelitian

ini. Antara lain sebagai berikut:

Page 20: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

20

1. Perceraian

Perceraaian berasal dari kata cerai yaitu pisah, putus hubungan antara

suami istri. Dalam hukum Islam talak adalah melepaskan ikatan tali

perkawinan (sayyid, sabiq. 1980: 10)

2. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting

didalam karyawan melakukan aktifitas bekerjanya.( Suyotno, 2012:

43) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar

karyawan pada saat bekerja ,baik dalam bentuk fisik maupun

berbentuk non fisik, langsung maupun tidak langsung yang dapat

mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja.

F. Tinjauan pustaka

Penelitian ini tentu saja bukan penelitian yang pertama kali

dilakukan dengan mengusung tema yang sama yaitu seputar perceraian.

Sudah banyak sekali penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berkaitan

masalah perceraian ini, namun tentunya fokus penelitianya yang berbeda.

Ada beberapa literal kajian karya ilmiah yang pernah ditulis baik berupa

skripsi, artikel maupun dalam bentuk buku yang pernah dilakukan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya.

Terdapat beberapa penelitian yang pernah ada yang juga menjadi

acuan penulis dalam menyusun penelitian tersebut, yang pertama adalah

penelitian oleh Muchimah (2015), mahasiswi fakultas syari‟ah dan hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UIN) Yogyakarta.

Page 21: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

21

Dalam skripsinya yang berjudul “Faktor-Faktor Penyebab Perceraian

Dikalangan Buruh Migran (Studi Kasus Di Desa Banjar Sari Kecamatan

Nusawungu Kabupaten Cilacap”) peneliti tersebut menggunakan metode

penelitian Field Research. Penelitian ini berusaha mengetahuai faktor-

faktor penyebab perceraian, diantaranya dari pihak istri yang tidak bisa

menjaga kehormatan suaminya, istri beranggapan bahwa suami tidak adil

dalam masalah harta keluarga. Kedua, pihak suami yang tidak memberikan

kabar, tidak memberikan nafkah dalam waktu panjang, adanya ketidak

harmonisan antara istri dan keluarga biasanya dalam pendapatan suami.

Secara umum sebab-sebab atau alasan tersebut bisa dijadikan sebagai

gugatan perceraian di Indonesia.

Penelitian yang selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh

Hayatul Izzah dengan judul “faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian

TKI atau TKW di kecamatan paciran kab. Lamongan tahun 1998”.

Terjadinya perceraian itu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya

tidak ada tanggung jawab perkawinan melahirkan hak dan kewajiban

antara suami dan istri. Apabila salah satu pihak tidak bertanggung jawab

terhadap hak dan kewajibanya maka hancur rumah tangganya. Tidak ada

tanggung jawab menjadi salah satu faltir terjadinya perceraian.faktor lain

yaitu tidak ada keharmonisan, adanya perselisihan disebabkan adanya

kenyataan tidak sesuai dengan harapan mengenai masalah rezeki, adanya

krisis akhlak dari salah satu pihak, hal ini disebabkan salah satu dari

mereka berbuat serong atau selingkuh dengan orang lain.

Page 22: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

22

Selanjutnya penelitian dari Nurul Fadilah dengan penelitianya yang

berjudul “Faktor-Faktor Penyebab Perceraian (Studi Terhadap

Perceraian di Desa Batur Kec. Getasan Kab. Semarang” mahasiswi

jurusan Syariah Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STAIN) tahun 2013. Penelitian ini juga

menjelaskan tentang faktor-faktor perceraian, penulis menjelaskan bahwa

munculnya masalah dalam rumah tangga dapat disebabkan banyak hal

diantaranya karena factor ekonomi, biologis, psikologi, perbedaan

pandangan hidup dan lain sebagainya yang dapat menimbulkan krisis

rumah tangga serta mengancam sendi-sendinya. Besar kecilnya persoalan

yang dihadapi tergantung dari pandangan dan cara mereka menyelesaikan

persoalan tersebut, tidak sedikit dari pasangan suami istri merasa bahwa

perkawinan mereka sudah tidak dapat dipertahankan lagi dan kemudian

mereka memutuskan untuk mengakhiri masalah rumah tangga mereka

dengan jalan perceraian.

Dari penelitian yang pernah dilakukan diatas mereka sama – sama

mefokuskan penelitian mereka pada pola perceraian dengan mengambil

suatu lokasi tertentu yang menarik sebagai latarnya. Penelitian ini pun

berangkat dari keadaan yang serupa. Namun ada beberapa poin pembeda

yang menjadikan penelitian ini tetap menarik serta masih cukup relevan

dengan kondisi masyarakat dewasa ini. Jika Muchimah dalam skripsinya

yang berjudul “Faktor-Faktor Penyebab Perceraian Dikalangan Buruh

Migran (Studi Kasus Di Desa Banjar Sari Kecamatan Nusawungu

Page 23: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

23

Kabupaten Cilacap”)bertolak dari sisi patriarchi atau laki-laki, maka

penelitian ini menempatkan diri secara berbeda untuk menyoroti objek

perceraian dari sisi matriarchi atau sudut masalah perempuan.Berbeda dari

Hayatul Izzah dengan judul skripsinya “faktor-faktor penyebab terjadinya

perceraian TKI atau TKW di kecamatan paciran kab. Lamongan tahun

1998” yang menghadapi masalah jarak, komunikasi , serta kedekatan

batin, penelitian ini secara harfiah tidak mengalaminya sehingga

seharusnya kecil kemungkinan peluang terjadinya perceraian.Oleh karena

itu, penelitian ini cukup relevan dan menarik untuk dikaji.

G. Metode penelitian

1. Jenis penelitian dan pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau field research.

Jenis penelitian ini biasa juga disebut penelitian kualitatif yang mana

penelitian dilakukan pada kondisi alami (Sugiyono, 2013:8). Tujuan

yang ingin disasar yaitu untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian secara holistic/menyeluruh, dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah (Moleong, 2007:6). Menurut Milles dan Michael sebagaimana

dikutip oleh maslikhah (2013: 319) penelitian jenis ini akan

mendapatkan data kualitatif yang sangat menarik, memiliki sumber

dari dekripsi yang luas dan berlandaskan kokoh, serta memuat

penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat.

Page 24: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

24

Penelitian ini dapat memahami alur peristiwa secara kronologis,

menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan

memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat serta dapat

memperoleh penemuan-penemuan yang tidak diduga sebelumnya

untuk membentuk kerangka teoritis baru. Tujuan dari penelitian ini

adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variable dan keadaan

yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan data apa

adanya.

Penelitian ini menggungakan pendekatan penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk

menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data.

Penelitian deskriptif dan kualitatif menafsirkan dan menuturkan data

yang bersangkutan dengan situasi yang terjadi, sikap pandanag yang

terjadi dalam masyarakat, pertentangan dua keadaan atau lebih,

hubungan antara fariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap

suatu kondisidan lain-lain. Dan yang terakhir adalah pendekatan

sosiologis, yaitu pendekata yang melandaskan pada fenomena atau

gejala-gejala yang berkembang ditengah-tengah masyarakat guna

memahami hukum yang berlaku dalam masyarakat (soekanto,

1999:45)

Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan dalam

penelitian ini dimaksudkan mencari atau menelusuri penyebab

terjadinya perceraian yang terjadi di lingkungan kerja dan faktor-faktor

Page 25: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

25

apa yang menjadi penyebab terjadinya perceraian yang terjadi pada

karyawan tersebut.

2. Sumber data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah observasi,

wawancara, dokumen, (dokumen sermi atau pribadi, dan foto). Sumber

data dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber primer, yakni

sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut (Amirin,

1990:132). Macam macam data sekunder adalah sebagai berikut: 1.

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk mendapatkan

informasinya tentang informasi dan kondisi latar belakang

penelitian. Jadi seorang informan harus banyak mempunyai

pengalaman tentang latar belakang penelitian. Seorang informan

berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian

walaupun hanya bersifat informa 1. Sebagai anggota tim dengan

kebaikanya dan dengan kesukarelaanya iya dapat memberikan

pandangandari segi orang dalam, tentang nilai-nilai sikap,

bangunan proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian

setempat (Moleong. 2002:90) dalam penelitian ini adalah

karyawati yang bekerja di PT. Morich Indo Fashion yang berlokasi

di kecamatan karang jati kabupaten semarang. 2. Dokumen

adalahsetiap bahan tertulis atau film (Moleong. 2002: 161).

Sumber tertulis adalah sumber buku dan majalah ilmiah, sumber

Page 26: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

26

arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moleong. 2002:

113).dalam penelitian ini yang harus diambil adalah data

karyawanti dan data perceraian yang terjadi di lingkungan kerja

PT.Morich Indo Fashion. Data tersebut digunakan untuk

memperoleh data tentang PT. Morich Indo Fashion yang berada di

kecamatan karang jati kabupaten semarang. Dan data-data dan

informasi yang menunjang atau memudahkan dalam penelitian ini.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek

penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi tesis,

disertasi dan peraturan perundang-undangan (Ali, 2009: 106).

3. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan (nazir, 1988: 211). Teknik

dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara/interiew

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawawncara untuk memperoleh informasidari terwawancara

(Arikunto, 1998: 145). Data dikumpulkan dengan mewawancarai

pelaku perceraian. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui

faktor-faktor penyebab perceraian yang terjadi dilingkungan kerja

tepatnya di PT. Morich Indo Fashion.

Page 27: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

27

b. metode observasi atau pengamatan

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling

efektif adalahmelengkapinya dengan formatatau blangko

pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-

item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan

terjadi (Arikunto. 2006. 229)

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan

pengamatan secara langsung mengenai obyek penelitian . metode

ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan PT.

Morich Indo Fashion di Kecamatan Karang Jati Kabupaten

Semarang. Observasi ini dilakukan dengan melakukan serangkaian

pengamatan dengan menggunakan alat indera pengliatan dan

pendengaran secara langsung terhadap objek yang diteliti.

c. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara

membaca dan mengutip dengan dokumen-dokumen yang ada dan

dipandang relevan. Dalam penelitian ini, dokumentasi yang

Dimaksud adalah pengambilan beberapa data tentang perceraian

karyawati yang terjadi dilingkungan kerja PT. Morich Indi

Fashion.

4. Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses menata, menyetrukturkan, dan

memaknai data yang tidak beraturan (Daymon & holloway, 2008:368).

Page 28: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

28

Data yang berhasil dihimpun akan dianalisis secara kualitatif, yaitu

menganalisa dengan cara menguraikan dan mendeskripsikan kasus

perceraian di lingkungan kerja tepatnya di PT. Morich Indi Fashion

sehingga didapat suatu kesimpulanyang obyektif, logis, konsisten, dan

sistematis sesuai dengan tujuan yang dilakukan penulis dalam

penelitian.

H. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini tidak keluar dari pokok bahasan dan kerangka yang

telah ditentukan, maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut:

1. BAB I: Dalam bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan:

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan Penelitian

E. Penegasan Istilah

F. Tinjauan Istilah

G. Metode penelitian yang terdiri dari:

1. Jenis penelitian dan pendekatan

2. Sumber data

3. metodepengumpulan data

4. Analisi data

H. Sistematikan penulisan

Page 29: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

29

2. BAB II: Tinjauan Umum Tentang Perceraian

A. Pengertian perkawinan

B. Tujuan dan hikmah perkawinan

C. Dasar Hukum Perkawinan

D. Pengertian Perceraian

E. Dasar Hukum perceraian

F. Rukun dan syarat-syarat perceraian

G. Sebab-sebab terjadinya perceraian

H. Macam-macam perceraian

I. Akibat atas putusnya perkawinan

3. BAB III: Paparan Hasil Penelitian terdiri dari:

A. Gambaran umum PT. Morich Indo Fashion Kecamatan Karang Jati

kabupaten Semarang. Yang meliputi:

1. Letak geografis PT. Morich indo fashion

2. Keadaan karyawan dan karyawati

B. Data Penelitian

1. Profil dan keadaan keluarga karyawati yang melakukan

perceraian setelah masuk menjadi karyawati PT. Morich Indo

Fashion Kecamatan Karang Jati Kabupaten Semarang.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan perceraian dan dampak sosial

terhadap karyawan dan karyawati dilingkungan kerja PT.

Morich Indo Fashion

Page 30: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

30

4. BAB IV: Pembahasan

A. Analisis faktor-faktor terjadinya perceraian PT, Morich Indo

Fashion Kecamatan karang Jati Kabupaten Semarang

B. Dampak signifikan setelah terjadinya perceraian PT. Morich Indo

Fashion Kecamatan Karang jati Kabupaten Semarang

5. BAB V: Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran-Saran

Page 31: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

31

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

A. Pengertian Perkawinan

Dalam Bahasa Indonesia, seperti dibaca dalam beberapa kamus

diantaranya Kamus Umum Bahasa Indonesia, kawin diartikan dengan (1)

perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi suami istri; nikah (2) (sudah)

beristri atau berbini (3) dalam bahasa pergaulan yaitu bersetubuh. Dalam

Kamus Bahasa Lengkap Bahasa Indonesia, kawin diartikan dengan menjalin

kehidupan baru dengan bersuami atau beristri, menikah, melakukan hubungan

seksual, bersetubuh.

Sedangkan pengertian nikah atau perkawinan dalam Al-qur‟an dan

Hadist, perkawinan disebut dengan an-nikh dan az-ziwajatauaz-zijah. Secara

harfiah, an-nikh berarti al-wath’u, adh-dhammu dan al-jam’u, berjalan diatas

melalui, memijak, menginjak, memasuki, menaiki, menggauli dan bersetubuh

atau bersenggama. Adh-dhammu, yang terambil dari akar kata dhamma –

yadhummu – dahamman, secara harfiah berarti mengumpulkan, memegang,

menggenggam, menyatukan, menggabungkan, menyadarkan merangkul,

memeluk dan menjumlahkan. Juga berarti bersikap lunak dan ramah.

Sedangkan al-jam’u yang berasal dari akar kata jama’a – yajma’u – jam’an,

berarti: mengumpulkan dan menyusun. Itulah mengapa sebabnya bersetubuh

atau bersenggama dalam istilah fiqih disebut dengan al-jima’ mengingat

Page 32: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

32

persetubuhan secara langsung mengisaratkan semua aktifitas yang terkandung

dalam makna-makna harfiah dari kata al-jam’u (Amin Summa, 2005: 42-43).

Sedangkan definisi nikah, menurut beberapa ulama atau sebagian ulama

Hanafiah, “nikah adalah akad yang memberikan faedah (mengakibatkan)

kepemilikan untuk bersenang-senang secara sadar (sengaja) bagi seorang pria

dan seorang wanita, terutama guna mendapatkan kenikmatan biologis”.

Sedangkan menurut sebagian mazhab Maliki, nikah adalah sebuah ungkapan

(sebutan) atau titel bagi suatu akad yang dilaksanakan dan dimaksudkan

untuk meraih kenikmatan (seksual) semata-mata”.

Oleh mazhab Syafi‟iah nikah dirumuskan dengan “akad yang menjamin

kepemilikan (untuk) bersetubuh dengan menggunakan redaksi (lafal)” nikah

atau tazwi; atau turunan (makna) dari keduanya. Sedangkan ulama‟ Hanabilah

mendefinisikan nikah dengan “akad (yang dilakukan dengan menggunakan)

kata inkah atau tazwij guna mendapatkan kesenagan (bersenang-senang).

(Summa, 2005: 45).

Akad nikah atau ikatan perkawinan adalah sebuah rukun dari rangkaian

strategis praktis untuk membangun sebuah keluarga yang sudah digariskan

Islam. Inilah suatu sistem yang kontras dan serasi, dimana seorang laki-laki

dan perempuan dipersatukan dalam mahligai rumah tangga dengan ikatan

yang kokoh lagi mulia atas dasar saling menyukai, yang disahkan dengan ijab

qobul sebagai sebuah perwujudan keinginan untuk bersatu. Akad nikah juga

adalah sebuah persaksian bahwa kedua pihak tersabut saling membutuhkan

satu sama lain. Sistem inilah yang diridhoi Allah untuk membentuk keluarga

Page 33: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

33

Islami, kehidupan dan perkawinan yang aman dan tentram untuk menumbuh

kembangkan putra putri yang diabuahkan dari hubungan tersebut sebagai

pelipurlara dan penyejuk hati dari kehidupan dunia yang membutuhkan

bimbingan dan penanganan profesional, karena mereka adalah pilar-pilar

masyarakat muslim dan cikal bakalnya sebagai penerus. Karena itulah islam

sangat antipati terhadap sistem lain yang sesat, bahkan islam ingin menumpas

dan menghancurkanya (Kisyik, 2005: 56).

Definisi perkawinan juga dapat dilihat dari peraturan perundang-undangan

yang berlaku di Indonesia dalam kaitan ini Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan Instruksi Presiden

Nomor 1 tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam yang merumuskan

demikian: “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasrkan Ketuhanan Yang Maha

Esa”. Definisi ini jauh lebih representif, jelas serta tegas dibandingkan dengan

definisi perkawnian dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 2 yang berbunyi

“Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang

sangat kuat atau mitsaqan ghalizan untuk mentaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah.”

B. Tujuan dan hikmah perkawinan

a. Tujuan pernikahan

Tujuan pernikahan dalam Islam bukan hanya untuk melampiaskan

hawa nasfsu biologis atau hanya untuk memenuhi kebutuhan seksual

Page 34: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

34

semata, akan tetapi memiliki beberapa tujuan penting yang berkaitan

dengan sosial, psikologis, dan agama. Diantaranya yang terpenting

adalah sebagai berikut:

1. Untuk memelihara generasi manusia, pernikahan sebagai sarana untuk

memelihara keberlangsungan generasi manusia, alat reproduksi, dan

regenerasi dari masa ke masa. Dengan pernikahan inilah manusia akan

dapat memakmurkan hidup dan melaksanakan tugas sebagai khalifah dari

Allah.

2. Pernikahan adalah tiang keluarga yang teguh dan kokoh. Didalamnya

terdapat hak-hak dan kewajiban yang sakral dan religius. Seseorang akan

merasa adanya tali ikatan suci yang membuat tinggi sifat kemanusiaanya,

yaitu ikatan rohani dan jiwa yang membuat ketinggian derajat manusia

dan menjadi mulia dari pada tingkat kebinatangan yang hanya menjalin

cinta syahwat antara jantan dan betina. Bahkan hubungan pasangan

suami istri sesungguhnya adalah ketenganan jiwa, kasih sayang, dan

memandang.

3. Nikah sebagai perisai diri manusia. Nikah dapat menjaga diri

kemanusiaan dan menjauhkan dari pelarangan-pelarangan yang

diharamkan dalam agama.

4. Melawan hawa nafsu, nikah menyalurkan nafsu manusia menjadi

terpelihara, melakukan maslahat orang lain dan melaksanakan hak-hak

istri dan mendidik anak-anak mereka. Nikah juga melatih kesabaran

Page 35: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

35

terhadap akhlak istri dengan usaha yang optimal memperbaiki petunjuk

jalan agama (Azzam & Hawwas, 39)

Sedangkan tujuan pernikahan menurut undang-undang Nomor 1 Tahun

1974 tentan perkawinan dapat disimpulkan bahwa tujuan perkawinan adalah

untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal,

berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Membentuk keluarga artinya

membentuk kesatuan masyarakat terkecil yang terdiri dari suami, istri, dan

anak-anak. Membentuk rumah tangga artinya membentuk kesatuan hubungan

suami istri dalam suatu wadah yang disebut rumah kediaman bersama.

Bahagia artinya ada kerukunan hubungan antara suami dan istri, atau antara

suami istri dan anak dalam rumah tangga. Kekal artinya berlangsung terus

menerus seumur hidup dan tidak boleh diputuskan begitu saja atau

dibubarkan menurut kehendak pihak-pihak. Perkawinan berdasarkan

ketuhanan Yang Maha Esa artinya perkawinan tidak terjadi begitu saja

menurut kemauan pihak-pihak, melainkan sebagai karunia Tuhan kepada

manusia sebagai makhluk beradab. Karena itu perkawinan dilakukan dengan

berkeadaban pula, sesuai ajaran yang diturunkan Tuhan kepada manusia

(Muhammad, 1993: 75).

b. Hikmah perkawinan

Mengetahui bahwa perkawinan itu adalah hal yang baik dan sangat

dianjurkan oleh hukum Islam dan sunnah Nabi, maka tentunya terdapat

hikmah-hikmah yang dapat kita ambil dan kita pelajari dari perkawinan

Page 36: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

36

tersebut. Dan dibalik semua perintah dan bahkan larangan dari Allah

untuk melakukan dan tidak boleh dilakukan bagi hamba-Nya selalu saja

terdapat hikmah yang luhur dan mulia. Allah Swt telah menetapkan

pernikahan dan menjadikannya sebagai suatu keharusan karena ada

banyak manfaat yang tidak bisa dihitung serta derajatnya yang mulia. Dan

diantara hikmah menikah tersebut adalah:

1. Pernikahan adalah ajaran yang sesuai, selaras dan sejalan dengan

fitrah manusia. Sebagaimana terdapat dalam sebuah hadis yang

diriwayatkan oleh Baihaqi dari Sa‟ad bin Abu Waqas r.a.:

sesungguhnya Allah Swt memberi tuntunan kepada kita menuju jalan

tauhid dan berpegang teguh pada agama yang lurus.pada pernikahan

ada benteng untuk menjaga diri dari godaan setan, menyalurkan

kerinduan yang terpendam, mencegah kebrutalan nafsu, memelihara

pandangan, dan menjaga kemaluan. Pernikahan juga merupakan

penenang jiwa melalui kebersamaan suami-istri, penyejuk hati dan

memotifasi untuk senantiasa beribadah. Karena pada dasarnya, jiwa

manusia itu cenderung lari dari kebenaran.

Allah berfirman dalam QS Ar-Rum: 21 yang berbunyi:

ىا وج ل ا ۦكن ا ل سو ج أز أنفسكم خلق لكم من أن ۦ ا و ومن

ل ل م ة ورحنكم م دة س رة ] ٢١ ي يفكرون م لق تۦ ن

[ ٢١,الروم

Page 37: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

37

21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya

kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-

Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang

berfikir.

Arti litaskunu pada ayat diatas adalah “cenderung kepadanya

(pasanganmu)” dan “memperlakukannya dengan lemah lembut”

karena masalah seksualitas menjadi sebab guna mempererat hubungan

atau sebaliknya menjadi sebab pertentangan dan ketidak harmonisan.

Sedangkan bainakum berarti “antara laki-laki da perempuan yang

sudah diikat oleh tali perkawinan dalam kondisi saling mengenal,

penuh cinta dan kasih sayang”. Sementara kata muwaddah adalah

kaisan dari hubungan intim antara suami istri dan dan kata rahmah

kiasan dari anak yang dihasilkanya.

2. Melahirkan anak. Karena maksud dari sebuah pernikahan adalah

ikatan syariat yang kuat, menyalurkan hasrat jiwa dan memperbanyak

keturunan dan dengan maksud mendekatkan diri pada Allah Swt. Dan

mengharap ridhoNya. Karena Allah tidak mengharuskan hamba-Nya

yang saleh menemui-Nya dalam keadaan masih membujang. Dalam

memenuhi perintah Allah untuk menikah, Imam Ghozali memberikan

beberapa hukmah bila ditinjau dari segi meghasilkan keturunan:

a. Sejalan dengan kecintaan manusia kepada Allah dalam usaha

memperbanyak keturunan untuk melestarikan jenis manusia

dimuka bumi.

Page 38: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

38

b. Sesuai dengan kecintaan umat manusia kepada Rasulullah Saw

untuk memperbanyak jumlah ummat yang dibanggakan.

c. Mencari berkah dengan doa anak-anaknya yang saleh.

d. Mengharapkan syafaat Nabi jika anak yang dilahirkan meninggal

waktu kecil.

3. Hikmah menikah yang ketiga adalah memenuhi keinginan hati untuk

membina rumah tangga dan saling berbagi rasa dengan cara

menyiapkan hidangan untuk keluarga, membersihkan dan menyiapkan

tempat tidur, membereskan alat-alat rumah tangga dan mencari rezeki.

Abu Sulaiman Ad-Darani berpendapat bahwa istri yang baik bukan

melulu mementingkan urusan dunia tetapi juga mementingkan akhirat,

diantaranya adalah pengorbanan untuk membina dan menata rumah

tangga sebaik-baiknya sekaligus mengurangi hawa nafsu.

4. Memantapkan jiwa dengan ajakan kasih-sayang dan pelaksanaan hak

serta kewajiban terhadap keluarga, menyabarkan diri terhadap tingkah

laku istri dan ucapanya, berusaha meluruskan dan membimbingnya

kepada agama untuk selalu memperoleh yang halal demi kebaikan diri

dan terlaksananya pendidikan putra putri tercinta. Rasulullah bersabda

“satu hasil menjadi wali yang adil terhadap keluaga bagi Allah Swt

adalah lebih baik ketimbang ibadah 70 tahun”. Karena itu, setiap

pengorbanan untuk keluarga dan anak kedudukanya sama dengan

berperang membela Agama. Dalam hal ini besar menjelaskan bahwa

imam Hambali melarang tiga perkara demi mendapatkan sesuatu yang

Page 39: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

39

halal untuk diri sendiri dan orang lain sebagaimana sabda Rasulullah,

“apapun yang diberikan seseorang demi kebaikan keluarganya

adalah sedekah. Sesungguhnya seorang suami mendapatkan pahala

untuk setiap suapan yang masuk kedalam mulut istri dan anak-

anaknya”.

Perhatikanlah tiga perkara larangan tersebut:

a. Keengganan seorang untuk memperoleh yang halal karena

khawatir tertutup jalan untuk memperoleh rezeki meskipun dengan

mengikuti keinginan-keinginan yang tidak terpuji dan menjual

akhirat untuk membeli dunia.

b. Melalaikan hak dan kewajiban terhadap keluarga serta tidak

bersabar atas tingkah laku dan ucapan istri. Ini berbahaya karena

seorang suami adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab atas

kepemimpinanya. Rasulullah bersabda “berdosa seorang yang

melalaikan tanggung jawabnya”. Dan Allahberfirman

“selamatkanlah diri dan keluargamu dari api neraka”. Dengan ini

berarti Allah Swt memerintahkan kita untuk menyelamatkan

keluarga dari neraka sebagaimana kita menyelamatkan diri sendiri.

c. Keluarga dan putra putrinya tidak memperhatikan ibadah-ibadah

kepada Allah Swt tetapi sangat tertarik akan kehidupan dunia;

menganggap cukup hanya dengan menanamkan cara hidup kepada

anak-anaknya untuk mengumpulkan harta demi memperoleh

kebanggaan hanya membelaki mereka dengan harta benda dan

Page 40: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

40

membuatnya semakin jauh dari Allah Swt. Dengan urusan

keluarga, harta, dan anak-anak. Selalu optimis dalam mendapatkan

segala yang diciptakan dan menikmatinya hingga membuatnya

tenggelam dalam eksploitasi seks dengan mempermainkan wanita.

Ibrahim bin Adhan berpendapat bahwa barang siapa yang hanya

memikirkan kesenangan dengan wanita tidak akan mendapatkan

apapun (Kisyik, 2003: 17-19)

C. Dasar hukum perkawinan

Dasar hokum perkawinan merupakan bagian penting dari syari‟at Islam,

yang tidak terpisahkan dari dimensi akidah dan akhlak Islam. Hukum Islam

menetapkan lembaga perkawinan dalam bentuk ikatan sacral antara laki-laki

dan perempuan atas dasar perasaan rasa cinta dan kasih sayang, hal ini dapat

kita lihat dari salah satu firman Allah dalam surah annur ayat 32 yang

berbunyi:

وأنكح ا ال امى منكم والصالين من عبادكم و مائكم ن ك ن ا فيقرا

ي نهم اللو من ف لو واللو واس ع عل مع 32. Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-

orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki

dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah

akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas

(pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.

Dari firman Allah tersebut diperintahkan kepada orang-orang yang masih

sendiri baik seorang laki-laki yang belum mempunyai istri atau pun seorang

Page 41: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

41

perempuan yang belum mempunyai suami supaya menikah. Dan bahwa

seseorang takut jikalau mereka tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan

keseharianya setelah menikah karena mereka miskin maka Allah akan

mencukupkan kebutuhan mereka.

Mengenai hukum perkawinan, terdapat beberapa pembagian dari hukum-

hukum tersebut. Adapun beberapa hukum perkawinan adalah sebagai berikut:

1. Pernikahan atau perkawinan yang hukumnya wajib adalah perkawinan

bagi orang yang sudah mampu dan amat besar keinginannya untuk itu.

Jika tidak segara dilaksanakan dikhawatirkan terjadi zina. Nikah adalah

pencegahan untuk menjaga diri dan kesuciannya dari perbuatan haram.

Karena hal ini tidak bisa direndam lagi kecuali dengan menikah.

Imam qurthubi berpendapat “bagi seorang yang sudah mampu dan ia

khawatir akan membahayakan diri dan agamanya, jika tidak segera

menikah bisa saja ia terjerumus kedalam hal-hal yang menyimpang dan

tidak dapat ditolong kecuali dengan pernikahan. Jika sudah ada keinginan,

namun belum mampu memberi nafkah kepada istrinya niscaya Allah akan

memberinya karunia dengan keliasaanNya. Seperti dalam QS An-Nur: 33

yang berbunyi:

ول س ي فف الذ ن ل يدون نكاحةا حت ي ن يهم اللو من ف لو والذ ن

يب ي ن الك اب ما ملكت أيانكم فكاتب ىم ن عل م ف هم خ يرةا

وآت ىم من مال اللو الذي آتاكم ول تكرى ا في ي اتكم على الب ا ن

Page 42: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

42

ني ا ومن كرىن فإن اللو من بي د أردن تصنةا ل ب ي ا عرض ال اة الد

كراىهن ف رع رح مع 33. dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga

kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-

Nya. dan budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian,

hendaklah kamu buat Perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui

ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian

dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. dan janganlah kamu

paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang

mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari

Keuntungan duniawi. dan Barangsiapa yang memaksa mereka, Maka

Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

(kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu.

2. Pernikahan sunnah, ialah bagi orang yang sudah mampu menikah dan

punya keinginan kuat untuk menikah, namun ia dapat meredamnya dan

merasa aman dari melakukan perbuatan yang dilarang Allah, maka

menikah disunnahkan baginya. Akan tetapi jika diputuskan untuk

menikah jauh lebih baik ketimbang hidup menyendiri dengan hanya

beribadah. karena para pendeta yang hanya sibuk dengan ibadahnya

namun tidak menikah sama sekali bukan termasuk ajaran Islam (kisyik,

2005: 58).

3. Pernikahan makruh ialah pernikahanya bagi seorang yang tidak mampu

memberi nafkah lahir batin kepada istrinya kelak. Dan jika iya

pelaksanaanya akan berakibat buruk terhadap wanita kaya yang

Page 43: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

43

diminatinya, sedangkan wanita itu tidak berkeinginan kuat untuk

menikah. Jika dengan menikahinya akan menyebabkan terganggunya

ketaatan wanita tersebut kepada Allah Swt. Dan kecintaanya pada ilmu

pengetehuan, maka semakin dimakruhkan dan dilarang untuk

menikahinya.

4. Pekawinan yang dibolehkan yaitu perkawinan yang dilakukan tanpa ada

faktor-faktor yang mendorong (memaksa) atau menghalang-

halangiperkawinan Ibahah ini yang umum terjadiditengah-tengah

masyarakat luas, dan oleh kebanyakan ulama dinyatakan sebagai hukum

dasar atas hukum asal dari nikah (Amin Summa, 2005: 92).

Adapun hukum perkawinan menurut perundang-undangan dari segi

penerapanya termasuk hukum Islam yang memerlukan bantuan kekuasaan

negara. Artinya dalam rangka pelaksanaanya Negara harus memberikan

landasan yuridisnya, karena Negara merupakan kekuasaan yang memiliki

legalitas dan kekuatan dalam halitu. Di Indonesia sejak tahun 1974 telah

mempunyai undang-undang yang mengatur mengenai perkawinan yang

dikenal dengan Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang perkawinan.

Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tetang perkawinan telah

merumuskan kriteria keabsahan suatu perkawinan, yang diatur dalam pasal 2

yang menyebutkan bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut

hokum masing-masing agamanya dan kepercayaanya itu dan tiap-tiap

perkawinan dicatat menurut perundang-undangan yang berlaku.

Page 44: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

44

Pada umumnya, masyarakat Indonesia memandang asal mula hukum

perkawinan ialah mubah. Hal ini banyak dipengaruhi pendapat ulama

syafi‟iyah,. Sedang menurut beberapa ulama seperti Hanafiyah, Malikiyah,

dan Hambaliyah, hukum melangsungkan pernikahan itu adalah sunnat.

Terlepas dari imam madzhab, berdasar nash-nash baik Al-qur‟an

maupun As-Sunnah, islam sangat menganjurkan kaum muslimin yng mampu

untuk melangsungkan perkawinan. Namun demikian, kalau dilihat dari segi

kondisi orang yang melakukan serta tujuan melakukan perkawinan itu dapat

dikenakan hukum wajib, sunnah, haram, makruh maupun mubah (DEPAG,

1985: 59).

D. Pengertian perceraian

Perceraian adalah perceraian secara bahasa talaq (perceraian) bermakna

melepas, mengurai, atau meninggalkan; melepas atau mengurangi tali

pengikat, baik tali pengikat itu riil atau maknawi seperti tali pengikat

perkawinan (Supriatna, 2009: 19).

Adapun perceraian menurut istilah ahli fiqh disebut talaq atau fuqarah.

Talak berarti membuka ikatan atau membatalkan perjanjian, sedangkan

fuqarah berarti bercerai. Kemudian dua kata ini sering digunakan oleh ahli

fiqh sebagai satu istilah yang berarti alhi fiqh mempunyai arti yang dan arti

yang khusus. Arti umumnya adalah sebagai bentuk perceraian yang

dijatuhkan oleh suami, perceraian yang ditetapkan oleh halim dan perceraian

alamiah seperti kematian salah satu diantara suami atau istri. Adapun arti

Page 45: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

45

khususnya adalah perceraian yang dijatuhkan oleh suami saja. Perceraian

adalah kata-kata Indonesia yang umum dipakai dalam pengertian yang sama

dengan talak dalam istilah fiqh yang berarti bubarnya nikah ( Harjono, 1987:

234).

Perceraian merupakan alternatif terakhir (pintu darurat) yang dapat

dilaluioleh suami istri bila ikatan perkawinan (rumah tangga) tidak dapat

dipertahankan keutuhaan dan kelanjutanya. Sifat alternatif terakhir dimaksud,

berarti sudah ditempuh berbagai cara dan teknik untuk mencari kedamaian

diantara kedua belah pihak, baik melalui hakam(arbitrator) dari kedua belah

pihak maupun langkah-langkah dan teknik yang diajarkan oleh Al-qur‟an dan

Al-hadits (Ali, 2006: 73)

Oleh karena itu, peraturan dalam hukum Islam senantiasa mengandung

pendidikan, yakni pendidikan untuk tidak mempermudah perceraian. Moral

Islam menghendaki untuk menjadikan perkawinan sesuatu yang berusia kekal

dan abadi untuk selama hidup. Hanya kematian sajalah satu-satunya sebab

yang menjadi alasan bagi berpisahnya laki-laki dan wanita yang sudah

menjadi satu kesatuan sebagai suami isti (Harjono, 1987: 235). Dari beberapa

pengertian taesebut dapat disimpulkan bahwa perceraian atau talak

merupakan berakhirnya hubungan suami istri dengan kata-kata tertentu yang

bermakna memutuskan tali perkawinwn serta mempunyai akibat bagi suami

istri tersebut.

Page 46: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

46

E. Dasar Hukum Perceraian

Hukum perceraian, para ahli salih berpendapat dalam menetapkan

hukum perceraian. Pendapat yang paling benar adalah pendapat yang

menyatakan bahwa perceraian itu terlarang. Mereka yang berpendapat begini

adalah golongan Hanafi dan Hambali. Dilarangnya perceraian,karena

merupakan salah satu bentuk kekufuran terhadap nikmat Allah SWT yaitu

perkawinan. Kufur terhadap nikmat yang diberikan Allah merupakan hal

yang haram, kecuali karena darurat. Kategori darurat yang membolehkan

perceraian adalah apabila suami meragukan kebersihan tingkah laku istri atau

sudah tidak saling mencintai lagi. Dalam pandangan para ulama perceraian

mempunyai beberapa macam hukum sesuai dengan keadaan dan masalah

yang dihadapi oleh keluarga tersebut, ada akalanya wajib, mubah, makruh,

dan haram (Sabiq, 1980: 9).

Akan tetapi hukum talak atau perceraian dapat dilihat dari keadaan dan

situasi tertentu, maka hukum talak ada empat:

1. Sunat yaitu dalam keadaan rumah tangga sudah tidak dapat dilanjutkan

dan seandainya dipertahankan kemudaratan yang lebih banyak akan

timbul.

2. Mubah atau boleh saja dilakukan bila memang perlu terjadi perceraian

dan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan dengan perceraian itu,

sedangkan manfaatnya juga ada.

3. Wajib yaitu perceraian yang mesti dilakukan oleh hakim terhadap

seorang yang telah bersumpah untuk tidak menggauli istrinya sampai

Page 47: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

47

masa tertentu, sedangkan iya tidak mau membayar kaffarah sumpah agar

ia dapat bergaul dengan istrinya. Tindakanya itu memudaratkan istrinya.

4. Haram talak itu dilakukan tanpa alasaan sedangkan istri dalam keadaan

haid atau suci yang dalam massa itu ia telah digauli (Syarifudin, 2003:

127).

Adapun ayat Al-Qur‟an tentang perceraian, dalam At-Tallaq ayat 1:

ة واتيق ا اللو تن وأحص ا ال د ا أ يها النب ا طلق م النسا فطلق ىن ل د

ربكم ل ترج ىن من بي تن ول يرجن ل أن أتين بفاحش مبي ين وتل

حدود اللو ومن ي ي د حدود اللو فيقد ظلم نيفسو ل تدري ل ل اللو يدث

بي د ل أمرةا

1. Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka hendaklah

kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi)

iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah

kepada Allah Tuhanmu. janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah

mereka dan janganlah mereka (diizinkan) keluar kecuali mereka

mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah,

Maka Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.

kamu tidak mengetahui barangkali Allah Mengadakan sesudah itu

sesuatu hal yang baru.

Page 48: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

48

F. Rukun dan Syarat Perceraian

Rukun perceraian (talak) ialah unsur pokok yang harus ada dalam talak

dan terwujudnya talak taegantung adanya dan lengkapnya unsur-unsur

dimaksud. Rukun dan syarat talak adalah sebagai berikut:

a. Suami yang sah akad nikah dengan istrinya, disamping itu suami dalam

keadaan baligh, sebagai suatu perjanjian hukum, perceraian tidak sah

dilakukan oleh orang yang belum baligh. Berakal sehat, selain sudah

baligh suami yang akan menceraikan istrinya juga harus mempunyai akal

yang sehat, maka dari itu orang gila tidaklah sah untuk menjatuhkan talak

kepada istrinya. Atas kemauan sendiri, perceraian karena adanya paksaan

dari orang lain bukan atas daasar kemauan daan kesadarnya sendiri

adalah perceraian yang tidak sah.

b. Istri unsur yang kedua dari perceraian adalah istri. Untuk sahnya talak

istri harus dalam kekuasaan suami, yaitu istri tersebut belum pernah

ditalak atau sudah ditalak tetapi masih dalam masa iddah.

c. Sighat perceraian, yang dimaksud dalam hal ini adalah lafal yang

diucapkan oleh suami atau wakilnya diwaktu menjatuhkan cerai kepada

istrinya. semua lafal yang artinya memutuskan ikatan perkawinan dapat

dipakai untuk perceraian. Sighat perceraian ada diucapkan dengan

menunjukkan kepada makna yang jelas, disamping itu ada pula sighat

yang diucapkan dengan kata-kata sindiran, baik sindiran itu dengan lisan,

tulisan, isyarat (bagi suami tuna wicara), ataupun dengan suruhan orang

lain.Kesemuanya itu dapat dianggap sah kalau suami dalam keadaan

Page 49: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

49

sadar serta atas kemauan sendiri. Sighat cerai dalam penjelasan tersebut

dihukumi sah apabila ucapan suami itu disertai dengan niat menjatuhkan

cerai dengan istrinya. suami harus menyatakan kepada hakim, bahwa

maksud ucapannya itu untuk menyatakan keinginannya menjatuhkan

cerai kepada istrinya. apabila tujuan suami dengan perkataannya itu,

bukan untuk menyatakan keinginan menjatuhkan cerai kepada istrinya,

maka sighat talak yang demikian sah cerainya tidak jatuh (Ghazaly,

2003: 201).

G. Sebab-Sebab Terjadinya Perceraian

Adapun sebab-sebab terjadinya peceraian atau putusnya perkawinan

setidaknya ada sembilan macam, yaitu: talak, khuluk, syiqaq, fashakh, taklik

talak, illa, zhihar, li‟an, dan kematian (wasman, 2011: 86). Oleh karena itu

masing-masing alkan dijelaskan sebagai berikut:

a. Thalaq yaitu perceraian yang terjadi atas kehendak suami dengan

menggunakan kata-kata talak kepada istri.

b. Khuluk yaitu perceraian yang terjadi atas kehendak istri dengan membayar

„iwad atau tebusan kepada suami.

c. Syiqaq yaitu perselisihan suami istri yang diselesaikan oleh dua orang

hakam, yaitu seorang hakam dari piha suami dan hakam dari pihak istri

d. Fasakh yaitu rusak atau melepaskan ikatan perkawinan. Fasakh dapat

terjadi karena sebab yang berkenaan akad (sah atau tidaknya) atau dengan

sebab yang datang setelah berlakunya akad

Page 50: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

50

e. Takliq talaq yaitu talaq yang digantungkan kepada suatu hal yang mungkin

terjadi yang telah disebutkan dalam suatu perjanjian yang telah

diperjanjikan terlebih dahulu.

f. Illa‟ yaitu sumpah dengan Allah untuk tidak menggauli istrinya

g. Zhihar yaitu dari kata zahr, artinya punggung, maksudnya suami berkata

kepada istri, “engkau dan aku seperti punggung ibuku”. Bahwa zhihar

menurut istilah yaitu ucapan kasar yang diucpakan suami kepada istrinya

dengan menyerupakan istri itu dengan ibu atau mahramsuami, dengan

ucapan itu dimaksudkan untuk mengharamkan istri bagi suami.

h. Li‟an secara bahasa berarti jauh, laknat atau terkutuk, sedangkan menurut

istilah adalah orang yang menuduh istrinya berbuat zina dengan tidak

mengajukan empat orang saksi, maka dia harus bersumpah dengan

menyebut nama Allah sebanyak empat kali bahwa dia benar dalam

tuduhannya itu, dan ditambah bersumpah satu kali bahwa dia akan terkena

laknat Allah jika dalam tuduhannya dia berdusta.

i. Kematian, putusnya perkawinan dapat pula disebabkan karena kematian

salah satu dari suami atau istri. Dengan kematian salah satu pihak, maka

hak lain mempunyai hak waris atas harta peninggalan yang meninggal.

Walaupun dengan kematian, hubungan suami dan istri tidak dimungkinkan

disambung lagi, namun bagi istri yang suaminya telah meninggal tidak

boleh segera melaksanakan perkawinan baru dengan laki-laki lain sebelum

masa iddah habis, yaitu selama empat bulan sepuluh hari.

Page 51: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

51

Dalam Kompilasi Hukum Islam juga dijelaskan mengenai sebab-sebab

putusnya perkawinan ini yang tercantum dalam pasal 116 yaitu: perceraian

dapat terjadi karena alasan-alasan sebagai berikut:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pamadat, penjudi,

dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama dua tahun brturut-turut

tanpa izinpihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar

kemampuanya.

c. Salah satu mendapatkan hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukum yang

lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak yang lain.

e. Salah satu pihak memdapatkan cacat badan atau penyakit dengan akibat

tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami istri.

f. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

g. Suami melanggar takliq talaq

h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan ketidakrukunan dalam

rumah tangga.

Selain itu penyebab munculnya perceraian dalam rumah tangga karena

terjadinya marjinalisai antara suami dan istri, dimana suami sebagai kepala

rumah tangga dan istri sebagai ibu rumah tangga yang begitu paten diyakini

Page 52: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

52

dalam keluarga. Padahal untuk menciptakan suatu keluarga yang bahagia,

kedua-duanya saling melengkapi tanpa ada suatu perlakuan diskriminatif dan

subordinatif. Tetapi untuk membangun sebuah rumah tangga yang demikian

itu perlu adanya kekuatan penyadaran intelektual terhadap dimensi sosial,

terutama bagaimana teks-teks agama itu dapat dipahami masyarakat secara

konstektual. Misalnya dalam QS An-Nisa‟ yang berbunyi:

الرجال قي ام ن على النسا با ف ل اللو بي هم على بي ض وبا أنيفق ا من

أم الم فالصالات قان اتع حافظاتع لل ب با حفظ اللو واللات تاف ن

نش زىن ف ظ ىن واىجروىن ال اج واضرب ىن فإن أط نكم فلا

تيبي ا عل هن سب لا ن اللو كان عل ا كبيرةا

34. kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah

telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain

(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari

harta mereka. Sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada

Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah

telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan

nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat

tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu,

Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.

Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

Ayat tersebut pada intinya menerangkan bahwa laki-laki itu pemimpin bagi

perempuan, hal tersebut yang sering dijadikan sebagai pijakan kaum

suami/laki-laki bertindak sewenang-wenang.

Page 53: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

53

H. Macam-Macam Perceraian

Perceraian (talak) dapat dibagi menjadi beberapa bentuk dengan melihat

kepada waktu menjatuhkanya, kemungkinan suami kembali ke istrinya, cara

menjatuhkannya, kondisi suami pada waktu mentalak, dan lain-lain

(supriatna, 2009: 31). Dalam hal ini ada beberapa bentuk perceraian ialah

sebagai berikut:

a. Putusnya perkawinan atas kehendak Allah sendiri melalui matinya salah

seorang suami istri. Dengan kematian itu dengan sendirinya berakhir pula

hubungan perkawinan.

b. Putusnya perkawinan atas kehendak sang suami oleh alasan tertentu dan

dinyatakan kehendaknya itu dengan ucapan tertentu. Perceraian dalam

bentuk ini disebut talak.

c. Putusnya perkawinan atas kehendak si istri karena si istri melihat suatu

yang menghendaki putusnya perkawinan sedangkan si suami tidak

berkehendak untuk itu. Kehendak untuk putusnya perkawinan yang

disampaikan si istri ini dengan membayar uang ganti rugi diterima oleh

suami dan dilanjutkan dengan ucapanya untuk memutus perkawinan itu.

Putusnya perkawinan dengan cara ini disebut khulu‟.

d. Putusnya perkawinan atas kehendak hakim sebagai pihak ketiga setelah

melihat adanya suatu pada suami atau pada istri yang memdaka tidak

dapatnya hubungan perkawinan itu dilanjutkan. Putusnya perkawinan

dalam bebtuk ini disebut fasakh (Syarifuddin, 2006: 197)

Page 54: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

54

Selain itu ada pula hal-hal yang menyebabkan suami istri tidak dapat

melakukan hubungan suami istri atau menyebabkan hubungan suami istri

tidak dapat dilakukan, namun tidak memutuskan perkawinan itu secara

syara‟.Terhentinya hubungan perkawinan dalam hal ini ada beberapa bentuk

yaitu sebagai berikut:

a. Suami tidak boleh menggauli istri karena ia telah menyamakan istrinya

dengan ibunya. Iya dapat meneruskan hubungan suami istri bila si suami

telah membayar kafarah. Terhentinya perkawinan dalam bentuk ini disebut

zhihar.

b. Suami tidak boleh menggauli istrinya karena ia telah bersumpah untuk

tidak menggauli istrinya dalam masa-masa tertentu, sebelum iya

membayar kafarahatas sumpahnya itu,namun perkawinan tetap utuh.

Terhentinya perkawinan dalam bentuk ini disebut ila‟.

c. Suami tidak boleh menggauli istrinya karena ia telah menyatakan sumpah

atas kebenaran tuduhannya terhadap istrinya yang berbuat zina, sampai

selesai proses li‟an dan perceraian dimuka hakim. Terhentinya perkawinan

dalambentuk ini disebut li‟an (Syarifuddin, 2006: 198). Akan tetapi ada

satu pengecualian yaitu tentang masalah li‟an setelah diputus oleh

pengadilan maka perceraian akan putus untuk selama-lamanya.

Perceraian apabila ditinjau dari segi boleh tidaknya suami ruju‟ kembali

kepada istrinya setelah ditalak, maka perceraian ini ada dua bentuk, yaitu:

Page 55: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

55

a. Talak raj‟i

Adalah raj‟i talak yang si suami diberi hak untuk kembali kepada istri

yang ditalaknya tanpa harus melalui akad nikah yang baru, selama istri masih

dalam masa iddah. Talak raj‟i tidak menghilangkan ikatan perkawinan sama

sekali. Yang termasuk dalam talak raj‟i ialah talak satu dan talak dua.

الطلاق مرتان فإمساكع ب روف أو تسر حع بإحسان ول يل لكم أن

تأخذوا ما آتي ىن ش ئةا ل أن يافا أل ق ا حدود اللو فإن خف م أل

ق ا حدود اللو فلا جناح عل ه ا ف ا افي دت بو تل حدود اللو فلا

تي دوىا ومن ي ي د حدود اللو فأولئ ىم الظال ن 229. Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi

dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak

halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan

kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat

menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya

(suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada

dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh ister iuntuk

menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu

melanggarnya. Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka

Itulah orang-orang yang zalim.

b. Talak ba‟in

Adalah talak yang tidak diberikan hak kepada suami untuk rujuk kepada

istrinya. apabila suami ingin kembali kepada mantan istrinya, harus dilakukan

Page 56: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

56

dengan akad nikah yang baru yang memenuhi unsur-unsur dan syarat-

syaratnya. Talak ba‟in ini menghilangkan tali ikatan suami istri. Talak ba‟in

ini dibagi menjadi dua macam yaitu talak ba‟in sughra dan kubra. Talak

ba‟in sughra ialah talak yang tidak memberikan hak rujuk kepada suami tetapi

bisa menikah kembali kepada istrinya dengan tidak disyaratkan istri harus

menikah dahulu dengan laki-laki lain. Yang termasuk talak ba‟in sughra ialah

talak satu dan talak dua. Talak ba‟in kubra ialah talak apabila suami ingin

kembali kepada mantan istrinya, selain harus dilakukan dengan akad nikah

yang baru, disyaratkan istri harus terlebih dahulu harus menikah dengan

orang lain dan telah diceraiakan. Yang termasuk talak ba‟in kubra ialah talak

yang ketiga kalinya.

Ditinjau dari segi waktu dijatuhkan talak oleh suami, maka talak dibagi

menjadi dua macam, yaitu:

a. Talak sunni

Talak sunni yaitu talak yang dalam pelaksanaanya sesuai dengan

ketentuan agama, yaitu seorang mentalak istrinya yang telah dicampurinya

itu dengan sekali talak dimasa suci dan istrinya itu belum ia sentuh lagi

selama masa suci itu.

b. Taalak bid‟i

Talak bid‟i yaitu talak yang dijatuhkan tidak sesuai atau

bertentangan dengan agama. Maksutnya talak yang dijatuhkan pada waktu

istri dalam keadaan suci, tetapi sudah dicampuri pada waktu suci tersebut

(Depag, 1985: 227).

Page 57: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

57

Ditinjau dari segi lafal atau ucapan yang digunakan, talak terbagi dua

macam:

a. Talak sharih

Talak sharih yaitu talak dengan mempergunakan kata-kata yang

jelas dan tegas. Maksudnya kata-kata yang keluar dari mulut suami itu

tidak ragu-ragu lagi bahwa ucapanya itu untuk memutuskan hubungan

perkawinannya. Misalnya kata-kata suami: “engkau saya talak sekarang

juga” atau “engkau saya lepas sekarang juga”.

b. Talak kinayah

Talak kinayah yaitu talak dengan menggunakan kata-kata sindiran

atau samar-samar.talak dengan kata-kata kinayah tergantung dengan niat

suami, artinya jika suami dengan kata-kata tersebut bermaksud

menjatuhkan talak maka jatuhlah talak yang dimaksud. Sebaliknya, jika

suami dengan kata-kata kinayah tersebut tidak bermaksud menjatuhkan

talak, tidak dinyatakan jatuh. Misalnya, kata-kata suami: “pulanglah

engkau kerumah keluargamu” atau “pergilah dari sini” (Rasjid, 1994:

403)

I. Akibat Hukum Putusnya Perceraian

Putusnya perkawinan yang terjadi antara seorang suami dan istridapat

menimbulkan akibat hukum dari putusnya perkawinan tersebut yang dapat

kita lihat dari beberapa garis hukum, baik yang tercantum dalam Undang-

Undang perkawinan maupun dalam KHI.

Page 58: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

58

Putusnya perkawinan yang dimaksud dapat dikelompokkan menjadi

beberapa karateristik, yaitu:

1. Akibat dari talak

Putusnya ikatan perkawinan karena suami mentalak istrinya

menimbulkan beberapa akibat hukum berdasarkan pasal 149 Kompilasi

Hukum Islam, yakni sebagai berikut:

Pasal 149 KHI, bila perkawinan putus karena talak, maka bekas

suami wajib:

a. Memberikan mut‟ah (sesuatu) yang layak kepada bekas istrinya

tersebut, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut

qabla al-dukhul.

b. Memberi nafkah, makan dan kiswah (tempat tinggal dan pakaian)

kepada bekas istri selama masa iddah, kecuali bekas istri telah

dijatuhi talak ba‟in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil.

c. Melunasi mahar yang masih terutang seluruhnya dan separuh apabila

qabla al-dukhul.

d. Memberi biaya hadlanah (pemeliharaan anak)untuk anak yang belum

mencapai umur 21 tahun.

2. Akibat dari Cerai Gugat

Cerai gugat yaitu seorang istri menggugat suaminya untuk bercerai

melalui pengadilan, yang kemudian pihak pengadilan mengabulkan

gugatan yang dimaksud sehingga putus hubungan penggugat (istri)

dengan tergugat (suami) perkawinan (Ali, 2006: 77).

Page 59: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

59

Dalam pasal 156 KHI mengatur putusnya perkawinan sebagai

akibat perceraian cerai gugat, yaitu:

a. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadlanah dari

ibunya, kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukanya

diganti oleh wanita-wanita dalam garis lurus keatas dari ibunya, ayah,

wanita-wanita dalam garis lurus keatas dari ayah, saudara perempuan

dari anak yang bersangkutan, wanita-wanita dari kerabat sedarah

menurut garis samping dari ibu maupun dari ayah.

b. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan

hadlanah dari ayah atau ibunya.

c. Apabila pemegang hadlanah ternyata tidak dapat menjamin

keselamatan jesmani dan rohani dari anak, meskipun biaya nafkah dan

hadlanah telah dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang

bersangkutan pengadilan dapat memindahkan hadlanah kepada

kerabat lain yang mempunyai hak hadlanah pula.

d. Semuah biaya hadlanah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah

menurut kemampuanya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut

memcapau dewasa dan dapat mengurus diri sendiri (21 tahun).

e. Bila mana terjadi perselisihan mengenai hadlanah dan nafkah anak,

pengadilan agama memberikan putusnya berdasarkan huruf (a), (b),

(c), dan (d).

Page 60: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

60

f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya

menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-

anak yang tidak turut padanya.

3. Akibat dari khulu‟

Khulu‟ adalah perceraian yang terjadi atas permintaan isrti dengan

memberikan tebusan atau uang iwad kepada dan atas persetujuan

suaminya. Perceraian yang terjadi akibat khulu‟ yaitu suatu ikatan

perkawinan yang putus karena pihak istri telah memberikan hartanya

untuk membebaskan hartanya untuk membebaskan dirinya dari ikatan

perkawinan. Perceraian tersebut mengurangi julmah talak dan tidak dapat

dirujuk kembali. Hal ini berdasrkan pasal 161 KHI yang berbunyi

“perceraian dengan jalan khulu‟ mengurangi jumlah talak dan tak dapat

dirujuk”.

4. Akibat dari li‟an

Dengan putusnya perkawinan akibat li‟an, anak yang dikandung oleh

istri dinasabkan kepada ibunya (ibu anak) sebagai akibat li‟an.hal ini

sesuai dalam pasal 162 KHI yang berbunyi “bila mana li‟an ini terjadi

maka perkawinan ini putus untuk selamanya dan anak yang dikandung

dinasabkan kepada ibunya, sedang suaminya terbebas dari kewajiban

memberi nafkah”.

5. Akibat ditinggal mati suaminya

Putus perkawinan akibat meninggalnya sang suami, maka istri

menjalani masa iddahdan bertanggung jawab terhadap pemeliharaan

Page 61: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

61

anak-anaknya serta mendapatkan bagian harta warisan dari suaminya.

Hal ini sesuai dengan pasal 157 KHI yang berbunyi” harta bersama

dibagi menurut ketentuan sebagaimana tersebut daka pasal 96 dan 97”.

Pasal 96 KHI: 1. Apabila terjadi cerai mati, maka separuh harta bersama

menjadi hak pasangan yang hidup lebih lama. 2. Pembagian harta

bersama bagi seorang suami atau istri yang istri atau suaminya hilang,

harus ditangguhkan sampai adanya kepastian matinya yang hakiki atau

matinta secara hukum atas dasar putusnya pengadilan agama. Dalam

pasal 97 KHI: “janda atau duda cerai hidup masing-masing berhak

seperdua dari harta sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian

perkawinan.

Didalam Undang-Undang perkawinan juga membicarakan tentang

akibat dari perceraian. Hal ini terdapat dalam pasal 41 UUP yang

berbunyi:

1. Baik ibu atau bapak berkewajiban memelihara dan mendidik anak-

anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada

perselisihan mengenai penguasaan anak, pengadilan memberi

putusannya.

2. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam

kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan

dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.

Page 62: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

62

BAB III

PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA PT. MORICH INDO FASHION

A. Gambaran Umum PT. Morich Indo fashion

1. Profil PT Morich Indo fashion

PT. Morich Indo Fashion adalah salah satu perusahaan garment yang

memproduksi

salah satu dari puluhan atau hampir ratusan perusahaan yang terletak

dikawasan Industri sepanjang jalan Bawen – Ungaran. Produksi PT.

Morich sangatlah berkembang pesat, sehingga PT. Morich tersebut

membangun satu gedung lagi yang terletak tidak jauh dengan gedung

yang utama. Gedung yang dibangun pada tahun 2008 tersebut dikenal

dengan PT. Morich Indo Fashion II. Sehingga PT. Morich tersebut

mempunyai dua gedung pabrik yang sama-sama terletak di Dusun

Gembongan, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Jarak antara

PT. Morich pertama dengan yang kedua kurang lebih 500m. PT.

Morich II berdiri pada tahun 2008 dan PT.Morich II lah yang menjadi

obyek penelitian penulis. Jarak PT. Morich Indo Fashion II dari jalan

utama Soekarno - Hatta 200 m dengan batas wilayah dengan

perusahaan sekitar lain sebagai berikut :

Utara : PT. Vision Land, berjarak 500m.

Timur : Berdampingan langsung dengan rumah warga

Selatan : PT. Hesed, berjarak 50 m.

Barat : PT. Argo Mas, berjarak 400 m.

Page 63: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

63

PT. Morich terdiri dari beberapa bagian baik produksi maupun

administrasi untuk menghasilkan hasil produksi layak ekspor yaitu :

Gudang

Cutting

Sewing

Finishing

Umum

Office

2. Keadaan Karyawan PT. Morich Indo Fashion II

Jumlah keseluruhan karyawan PT. Morich kurang lebih 3000 orang

yang kemudian terbagi kedalam berbagai divisi. Agama mayoritas

yang dianut oleh mereka adalah Islam, sesuai dengan agama yang

dianut kebanyakan masyarakat Indonesia. Tingkat pendidikan

kebanyakan karyawan PT. Morich Indo Fashion adalah SMA kebawah

kecuali mereka yang masuk dalam bagian administrasi dan

perencana.Dilihat dari status kontrak kerja, sebagian besar karyawan di

PT. Morich adalah karyawan outscorcing meskipun sudah ada

sebagian kecil yang berstatus karyawan tetap.Jumlah kebanyakan

tersebut menerima gaji kurang lebihRp. 1.700.000 yang merupakan

Upah Minimum Regional Kabupaten Semarang atau biasa dikenal

dengan UMR.

Dengan gaji minimum mereka terpaksa memenuhi segala

kebutuhan hidupnya baik pangan, pendidikan, pakaian, sampai tempat

Page 64: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

64

tinggal. Terkait urusan tempat tinggal, karena dari 3000 karyawan

diatas bukanlah semuanya masyarakat asli sekitar, maka logis bila

sebagian dari mereka banyak yang menyewa rumah kos atau kontrakan

guna tempat tinggal mereka. Sehingga pengeluaran bagi mereka

penghuni indekos lebih banyak dari masyarakat asli. Dari rangkaian

paragraf yang menjelaskan gambaran umum keadaan karyawan PT.

Morich Indo Fashion diatas maka tidak dapat dipungkiri bahwa

kebanyakan dari mereka adalah masyarakat kelas bawah.

3. Fasilitas PT.Morich II

Ketersediaan fasilitas - fasilitas pendukung di suatu perusahaan sudah

tentu akan menjaga dan meningkatkan kenyamanan dan keamanan

karyawan dalam bekerja. Fasilitas pendukung yang dimaksud diawal

meskipun tidak begitu lengkap tetapi sudah tersedia di PT.Morich

seperti masjid/musola yang terdapat di dalam lingkungan pabrik

tersebut. Terdapat tiga musola yang disediakan PT.Morich, pertama

musola yang berada disebelah ujung utara perusahaan, kedua ditengah

– tengah pusat produksi, dan yang terakhir berada disebelah timur

perusahaan. Sedang jarak antara musola satu dengan yang lainnya

sekitar 70 - 100 m. Keadaan ini tentunya bermaksud memudahkan para

pegawai atau karyawan dan karyawati untuk menjalankan ibadahnya

yang tidak bisa ditinggalkan yaitu seperti solat dzuhur bagi karyawan

yang beragama Islam.

Page 65: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

65

Selain itu disediakan pula satu poli klinik yang tentunya sangat

penting keberadaannya, untuk menyediakan ruang khusus bagi

karyawan yang mungkin sedang sakit atau karyawan yang mengalami

kecelakaan kerja. Terdapat pula ruang asi yang berada disebelah pos

utamayang berdekatan dengan koprasi. ruang asi ini tentunya sangatlah

mendukung bagi para karyawati yang mungkin sedang menyusui, agar

anaknya tetap mendapat asupan asi dari ibunya.

Dari beberapa fasilitas diatas, Terdapat pula fasilitas non fisik

diantaranya adalah koperasi bagi para karyawan, yaitu koperasi

morindo yang terletak disebelahselatan yang berdekatan dengan ruang

asi.Adanya koperasi tersebut dapat memudahkan karyawan ketika

mendapat masalah kebutuhan finansial. Selain itu terdapat pula BPJS

yang dapat menjamin kenyamanan dan keamanan para karyawan dan

karyawati dalam bekerja. Misalnya terdapat salah satu karyawan yang

mengalami kecelakaan dalam bekerja, BPJS Lah yang akan

menanggung biaya perawantan atau pengobatan tersebut. Sehingga

para karyawan dan karyawati akan merasa aman dalam melakukan

pekerjaanya.

Dari beberapa fasilitas pendukung yang tersedia di PT.Morich

tersebut, dapat dikatakanbahwa PT. Morich sudah cukup

memperhatikan faktor pendukung kenyamanan dan keamanan dari

para karyawan.

Page 66: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

66

B. Profil Pelaku Perceraian

Dari sejumlah perceraian yang terjadi di lingkungan kerja PT. Morich

dan berdasarkan tujuan penelitian ini maka peneliti telah memilih dan

mengambil beberapa kasus yang relevan dengan inti permasalahan

penelitian ini yaitu perceraian-perceraian yang terjadi pada karyawati PT.

Morich Indo Fashion. Peneliti total berhasil mengumpulkan informasi dari

limakaryawati yang bercerai ketika mereka berstatus sebagai karyawati

PT. Morich. Pembahasan mengenai profil pelaku perceraian yang

dimaksud disini adalah narasi atau cerita yang melatarbelakangi mereka

menjadi karyawati PT. Morich Indo Fashion, berikut adalah profil dari

kelima karyawati tersebut :

1. Mn binti Sn. Seorang perempuan asli Kudus berusia saat ini 32 tahun

yang semula berdomisili di Dusun Krajan RT 001 RW 002 Desa

Kalongan Kecamatan Ungaran. Latar belakang pendidikan MN adalah

sampai menempuh SLTA/SMA kemudian karena akibat percekcokan

dengan suaminya hingga saat pasca perceraiannya dengan suaminya

kini memilih bermukim di sebuah rumah kos milik Bapak Juwanto di

Lingkungan Ngempon RT 004 RW 005 Kelurahan Ngempon

Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Ia terpaksa bekerja di PT.

Morich Indo Fashion karena suaminya kala itu Jk bin Md tidak dapat

memenuhi nafkah lahir atau kebutuhan berumah tangga kepadanya

seperti pernyataan yang tertera dalam putusan Pengadilan Ambarawa

bernomor 0839/Pdt.G/2015/PA.Amb pada halaman 5 “Bahwa saksi

Page 67: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

67

pernah mendengar sendiri Penggugat dan Tergugat bertengkar karena

masalah nafkah, Tergugat tidak memberi nafkah yang layak kepada

Penggugat sehingga Penggugat terpaksa bekerja untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga.”Saudari Mn telah hampir 4 tahun menjadi

karyawati PT. Morich sejak masuk bulan Desember 2013 di bagian

sewing atau menjahit hingga sampai penelitian ini disusun.

2. DW binti ST. adalah seorang perempuan asal semarang yang diperistri

oleh YP bin M. Karena sebab pernikahan ia menetapatau tinggal ikut

suaminya yang menetap di Gembongan RT.009 RW.004 Kelurahan

karang jati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. DW bekerja di

PT Morich Indo Fashion sebagai sewing atau menjahit, ia bekerja

sejak PT tersebut berdiri atau mulai beroprasi tepatnya pada tahun

2008. DW terpaksa bekerja di PT tersebut karena YP bin M sebagai

suami tidak bisa memenuhi nafkah atau tidak bisa memenuhi

kebutuhan sehari-hari pernyataan saudari DW dan dalam rumah

tangga tersebut sering bertengkar karena sang suami yang pekerjaanya

tidak jelas, sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan rumah

tangganya.

3. AB adalah seorang wanita berusia 29 tahun kelahiran Demak. Mulai

bekerja di PT. Morich pada 2009 hingga sampai sekarang. Berstatus

karyawan tetap sebagai operator jahit di Line 02b. Sekarang ia tinggal

di rumah kosnya di Dusun Gembongan yang masih satu area dengan

PT. Morich. Menikah dengan Purwadi pada 12 Maret2012. Kemudian

Page 68: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

68

keduanya setelah menikah tinggal bersama di kediaman nenek Purwadi

tepatnya di Dusun Coblong rt04/06, Desa Pakopen, Kecamatan

Bandungan, Kabupaten Semarang selama 4 bulan sampai akhir bulan

Juli. Setelah itu mereka tinggal di rumah kos beralamat Dusun

Gembongan, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.

4. LN adalah seorang wanita berusia 33 tahun saat ini tinggal di rumah

kos Dusun Gembongan. Ia berasal dari Banyumanik, Kota Semarang.

Mulai bekerja di PT. Morich pada tahun 2008 sampai sekarang. Di PT.

Morich bekerja sebagai operator jahit dan sudah berstatus karyawan

tetap. Jika ia tidak kerja lembur ia hanya akan menerima gaji bulanan

sesuai dengan Upah Minimum Regional

5. LS, wanita berusia 26 tahun asli Kota Magelang yang bertempat

tinggal di rumah kos di Desa Ngempon, Kecamatan Bergas,

Kabupaten Semarang. Ia telah menjadi seorang karyawan PT. Morich

semenjak tahun 2011 setelah 2,5 tahun menikah dengan suaminya

hingga sampai sekarang. Ia bekerja sebagai operator mesin jahit dan

telah berstatus karyawan tetap. Ia menerima gaji perbulan sesuai UMR.

C. faktor-faktor penyebab perceraian

Perceraian karyawati dari kelima narasumber diatas tentulah

mempunyaifaktor-faktor dan prosesnya masing-masing. Berikut ini

paparan tentang bagaimana perceraian dari kelima karyawati tersebut

bermula hingga sampai kemudian berakhir.

Page 69: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

69

1. Mn binti Sn menikah dengan Jk bin Md pada tanggal 05 Maret 2000.

Mereka melangsungkan pernikahan di Kecamatan Pangkah Kabupaten

Tegal sebagaimana Kutipan Akta Nikah nomor 856/11/III/2000.

Setelah akad nikah mereka hidup rukun bersama di kediaman bersama

di Dusun Kajangan RT 001 RW 002 Desa Kalongan Kecamatan

Ungaran Timur Kabupaten Semarang selama 13 tahun 11 bulan pada

Oktober 2015. Dari pernikahan ini mereka berdua dikarunia dua anak

perempuan bernama FTH binti JM berumur 13 tahun 7 bulan dan

ADY binti Jk berusia 8 tahun pada Oktober 2015. Namun kerukunan

keluarga tersebut mulai goyah sejak awal bulan Desember 2013 sebab

mereka kemudian sering terlibat pertengkaran saat Jk sering bermalas-

malasan dalam bekerja sehingga Jk tidak dapat lagi memenuhi nafkah

keluarga.

Setelah sekitar 3 bulan pertengkaran itu berlangsung akhirnya

pada bulan Februari 2014 pertengakaran itu mengalami puncaknya.

Akibatnya Mn memutuskan untuk pergi dari rumah kediaman bersama

untuk kemudian menyewa rumah kos di Lingkungan Ngempon.

Setelah peristiwa februari tersebut Mn dan Jk sudah tidak lagi saling

menjalin hubungan lahir maupun batin. Hubungan Mn dengan Jk

benar-benar berakhir ketika gugatan cerai atas nama Mn tertanggal 03

September 2015 yang diajukan ke Pengadilan Ambarawa dikabulkan

oleh Majelis Hakim yang mengadili perkara tersebut pada tanggal 15

Oktober 2015.

Page 70: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

70

2. DW binti ST dengan YP bin M melangsungkan pernikahan pada tahun

1993. Mereka hidup rukun dan harmonis dikediaman mertua atau

dirumahnya bapak M selaku bapak dari YP suami dari ibu DW,

tepatnya di desa gembongan RT.009RW. 004 kecamatan karang jati

kabupaten semarang. Setelah berjalanya waktu sekitar satu tahun

kemudian mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama A.

Setelah beberapa waktu berjalan kehidupan rumah tangga mereka

mendapat cobaan, yaitu sang suami terlibat kasus pencurian barang di

gudang tempat ia bekerja. Mulai dari itu kehidupan rumah tangga

mereka mulai goyah dikarenakan YP kehilangan pekerjaan dan

menjadi pengangguran. Akibatnya hubungan mereka sudah tidak lagi

harmonis karena YP yang tidak bekerja sering keluar rumah dengan

alasan tidak jelas, sehingga hubungan mereka benar-benar sudah tidak

bisa didamaikan dan DW mengajukan cerai gugat dipengadilan agama

pada tahun 2010.

3. AB beralasan menggugat cerai suaminya kala itu karena sedari awal

pernikahan sifat sifat buruk suaminya mulai terlihat seperti berjudi

dengan cara menyabung ayam, malas bekerja, tidak menafkahi

keluarga dengan baik dan cukup. Keburukan keburukan itu terus

terjadi meskipun P (suaminya)tahu saat itu istrinya sedang

mengandung. Bahkan saat kandungan istrinya semakin beranjak tua

justru P minggat entah kemana yang sampai saat ini tidak diketahui

keberadaanya. Berdasarkan keadaan seperti yang disebutkan, maka

Page 71: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

71

beranilah AB menggugat cerai suaminya. Surat gugatan cerai

disampaikan oleh AB ke Ketua Pengadilan Agama Demak pada sekitar

bulan April, dua bulan setelah kelahiran putra mereka. Diceritakan

oleh AB bahwa selama persidangan P tidak pernah hadir atau akhirnya

diputus verstek oleh majelis hakim pada sekitar bulan Juni 2013. Anak

dari pernikahan mereka diasuh oleh nenek AB di Demak dibawah

tanggung jawab AB

4. LY menikah dengan IS pada Februari 2003. IS bekerja di sebuah

perusahaan garment semacam PT. Morich sampai 2014 pasca

perceraian. Hanya saja IS sudah cukup sering berpindah perusahaan.

Sudah menjadi suatu kewajaran di daerah pusat industry pakaian

seorang yang mempunyai ketrampilan menjahit dapat sesuka hati

berpindah perusahaan. Setelah menikah mereka kemudian tinggal

bersama di rumah orang tua IS yang beralamat di Dusun Srumbung

Jurang rt 05/02, Desa Bergas kidul, Kecamatan Bergas, Kabupaten

Semarang. Selama perkawinan, mereka telah dikaruniai satu orang

anak laki-laki bernama EPS yang lahir pada 2 November 2006.

Pernikahan mereka terus berlangsung harmonis dan normal.

Percekcokan serius mulai muncul pada 2013 dikarenakan IS secara

sembunyi-sembunyi telah berselingkuh dengan seorang teman

kerjanya. Di katakana secara tidak gambling oleh LY, sebenarnya ada

factor-faktor lain selain perselingkuhan tsb yang melatarbelakangi

gugatan cerai yang ia layingkan ke Pengadilan Agama Kota Semarang,

Page 72: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

72

namun semuanya dapat ia redamkan. LY dan IS akhirnya resmi

bercerai pada tahun 2014 di saat usia perkawinan mereka telah

mencapai 11 tahun.

5. LS menikah dengan WR pada 10 Desember 2009, beberapa bulan

setelah ia lulus SMA. Suamimya, dahulu adalah teman satu SMA,

yang sejak lepas SMA ia bekerja di PT. sido muncul sebagai operator

mesin. Setelah menikah keduanya tinggal dirumah orang tua WR di

Desa Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang

bersama dengan 2 adiknya yang masih sekolah di SD dan SMP.

Rumah tangga mereka berjalan normal dan dikaruniai satu anak

perempuan saat ini berusia 6 tahun. Permasalahan mulai terjadi ketika

ayah WR` yang adalah mertua LS meninggal dunia pada awal tahun

2011.

Kemudian Mertua LS yang adalah tulang punggung keluarga telah

tiada yang kemudian menimbulkan permasalahan ekonomi. WR diakui

oleh LS memang berbudi baik, ia menyadari tanggung jawab ayahnya

telah beralih kepadanya sehingga saat itu dia memikul tanggung jawab

dua keluarga yaitu keluarga kecilnya yang telah dikarunia satu anak

dan keluarga peninggalan ayahnya dengan dua adik dan satu ibu. Sadar

dengan tanggung jawab besar suaminya LS pun akhirnya dengan

ikhlas dan niat baik melamar kerja kebeberapa perusahaan, yang

akhirnya diterima di PT. Morich pada tahun 2011 Sehingga Ekonomi

mereka cukup membaik.

Page 73: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

73

Namun menurut LS, perselisihan antara WR dan LS muncul ketika

setelah ia bekerja suaminya sama sekali tidak member uang

kepadanya. LS tahu uang itu, semuanya kemungkinan diberikan untuk

keluarga ibunya. Mulanya LS menerima kondisi semacam itu. Namun

lama kelamaan, dengan ditambah kurangnya komunikasi antara

mereka, LS merasa tidak betah. LS mengatakan, seharusnya WR itu

ijin dulu atau rembugan dulu kalau membantu dalam jangka waktu

lama. Masih menurut LS, sebenarnya saudara WR cukup banyak tapi

kenapa hanya WR yang menanggung beban kemudian mengganggu

tanggung jawabnya pada LS dan anaknya. Belum lagi memang diakui

oleh LS selera hidup WR semenjak SMA agak lebih dari teman-

temannya, pakaian pakaiannya setidaknya harus bermerk. Dulu

sebelum mertuanya meninggal, LS tidak menjadikan hal itu sebagai

sebuah persoalan. Namun lain hal setelah ayahnya meninggal,

bukannya memikirkan anak istrinya WR justru tetap harus tampil beda

dengan kondisi sulit seperti yang dijelaskan diawal. LS sudah sering

mencoba menegur suaminya dan berkomunikasi untuk mencari solusi

lain, namun WR justru terus mengabaikan. Kesabaran LY akhirnya

habis, ia sudah lama hidup mandiri menghidupi anaknya dan mampu.

Cinta LS pun perlahan hilang oleh sikap tak acuh dan kurangnya

tanggung jawab WR. Akhirnya LY menggugat cerai WR di Pengadilan

Agama Kota Magelang. Semenjak gugatan didaftarkan pada Mei 2016,

semenjak itu pula LY dan WR sudah tidak tinggal serumah. LY

Page 74: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

74

memilih tinggal di rumah kos di Ngempon. Mereka pun akhirnya

bercerai secara sah semenjak September 2016. Anak dari pernikahan

LS dan WR kini dibawah pengasuhan LS.

Page 75: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

75

BAB IV

ANALISA FAKTOR DAN DAMPAK PERCERAIAN DI PT. MORICH

INDO FASHION

A. Analisis Faktor Perceraian

Dari hasil wawancara dengan kelima karyawati PT. Morich Indo

Fashion pada bab sebelumnya maka dapat diketahui bahwa faktor – faktor

penyebab perceraian dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu faktor

umum dan faktor identik. Adapun Faktor-faktor tersebut yaitu:

1. Faktor umum

Umum merupakan istilah dalam bahasa Indonesia yang

mempunyai definisi yaitu kebiasaan yang sudah baku, umum mengacu

pada hal-hal yang sudah bias terjadi masyarakat, begutu juga faktor

umum penyebab perceraian, faktor-faktor tersebut adalah faktor

ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan.

2. faktor identik

kata identik menurut kamus bahasa Indonesia adalah sama, benar

mengidentikan berarti menyamakan dua hal yang yang seolah olah

keduanya merupakan hal yang sama apakah itu bentuk, karakteristik

ataujuga jenis. Seperti pada faktor perceraian yang menjadi penelitian

penulis, yaitu fakto-faktor penyebab perceraian yang sama jenisnya.

Faktor tersebut adalah kemandirian istri yang tidak diberi nafkah.

Dalam faktor kemandirian tersebut para karyawati berani mengambil

keputusan untuk berani cerai atau menta cerai gugat dikarenakan istri-

Page 76: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

76

istri yang bekerja di PT. Morich sudah mempunyai gaji dan bisa hidup

mandiri.

Dengan mengamati dari jawaban narasumber tersebut, maka jelas

jawaban para narasumber mengenai faktor perceraian tidaklah sama

jawaban dari kelima narasumber tersebut begitu fariatif. Sebagian

narasumber memberikan beberapa jawaban atas faktor-faktor penyebab

terjadinya perceraian yang mereka alami. Hal ini begitu jelas, sebab

masalah sosial yang sering terkait antara satu dengan yang lainnya.

Permasalahan yang timbul dari keluarga dapat disebabkan dari dalam

keluarga maupun luar keluarga itu sendiri, misalnya sikap dan perikalu

suami atau istri yang tidak lagi sejalan dengan tujuan pernikahan yang

mereka bangun atau karena sudah merasa tidak cocok lagi dengan

pasanganya yang semua itu akan menghilangkan rasa hormat dan

menghormarti antara suami dengan istri.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis akan menganalisis

sesuai dengan hasil wawancara dari kelima narasumber tersebut. Adapun

faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian yang dialami para

narasumber yang pertama adalah sebagai berikut:

1. Faktor ekonomi

Faktor ekonomi adalah alasan yang paling banyak dari jawaban

narasumber, pasalnya dari kelima narasumber yang diteliti tiga dari

lima narasumber menjawab bahwa faktor ekonomilah yang menjadi

alasannya. Ketiga narasumber tersebut menjelaskan bahwa mereka

Page 77: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

77

nafkahnya kurang tercukupi akibat suaminya yang bekerjanya tidak

menentu atau bahkan pengangguran. Hal ini bertentangan dengan

kewajiban suami untuk mencari nafkah untuk anak istrinya.

nafkah (nafaqah) merupakan suatu kewajiban suami terhadap

istrinya dalam bentuk materi. Hukum membayar nafkah untuk istri,

baik dalam bentuk perbelanjaan, pakaian adalah wajib. Kewajiban itu

bukan karena istri membutuhkanya bagi kehidupan rumah tangga,

tetapi kewajiban yang timbul dengan sendirinya tanpa melihat kepada

keadaan istri. Bahkan diantara ulama‟ syi‟ah menetapkan bahwa

meskipun istri orang kaya dan tidak memerlukan bantuan atau bisa

tercukupi tanpa suami memberi nafkah, namun suami tetap membayar

nafkah (syarifuddin, 166: 2006).

Dasar kewajiban suami memberi nafkah, terdapat dalam Al-Qur‟an

Ath-Thalaq ayat 7.

ل ينفق و س من س و ومن قدر عل و رزقو فيل ينفق ما آتاه اللو

ل كلف اللو نيفسةا ل ما آتاىا س ج ل اللو بي د عسر سرةا7. hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah

memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah

tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa

yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan

kelapangan sesudah kesempitan.

Dalam kehidupan rumah tangga sudah ada kewajiban yang harus

dijalankan oleh masing-masing pihak suami maupun istri. Seorang

Page 78: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

78

suami sebagai kepala rumah tangga berkewajiban mencari nafkah

kepada istri dan anaknya, begitupun sebaliknya seorang istri itu

mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan rumah tangga.

Ada hukum umum yang mengatakan bahwa setiap orang yang

ditahan untuk hak dan manfaat lainya, maka nafkahnya kepada orang

yang menahanya ini. Kaidah inilah yang dianut Islam dan syariatnya

yang agung. Seorang suami wajib memberikan nafkahnya untuk

istrinya bila akad nikahnya sudah sah dan benar. Maka sejak itu suami

wajib menanggung nafkah istrinya bukan orang lain dan ini berarti

berlakulah segala konsekuensinya secara spontanitas. Istri juga

menjadi tidak bebas lagi setelah dikukuhkanya ikatan tadi sehingga

timbul hikmah pernikahan dengan terjaga dan terhindarnya diri dari

hal-hal yang haram (kisyik, 2005: 134)

Dalam Islam sudah jelas bahwa suami yang harus memberikan

nafkah kepada anak dan istrinya. apabila seorang suami tidak bekerja

maka kewajiban suami untuk mencari nafkah tersebut terlimpahkan

kepada istrinya atau seorang istri harus mengganti peran menjadi

pencari nafkah dalam keluarganya. Hal tersebut akan menimbulkan

perselisihan dan menunjukan bahwa tujuan hidup berumah tangga

sudah tidak sejalan lagi. Dan mereka menganggap bahwa sudah tidak

bisa lagi diselesaikan dan jalan satu-satunya yaitu perceraian.

Menurut pendapat penulis seharusnya antara suami istri itu harus

mengedepankan kebutuhan bersama. Apabila tedapat masalah dalam

Page 79: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

79

rumah tangga harusnya dapat diselesaiakn terlebih dahulu oleh anggota

keluarga tersebut,karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

Selain rasa kasih sayang yang harus dimiliki setiap anggota keluarga,

ekonomi sabagai pemenuh kebutuhan keluarga harus tetap terpenuhi.

Tugas suami harus berusaha memberikan nafkah kepada keluarganya

sedangkan istri harus mensyukuri hasil jerih payahnya seorang suami,

agar tidak timbul lagi perselisihan karena hal ekonomi yang dapat

berujung perceraian.

2. Faktor KDRT (kekerasan dalam rumah tangga)

Dalam kehidupan rumah tangga tidak akan selalu berjalan mulus,

pasti terdapat masalah-masalah yang timbul, tinggal bagaimana

pasangan suami istri tersebut menyikapi segala permasalahan yang

timbul. Seperti yang dialami oleh beberapa responden bahwa

kekerasan rumah tangga bisa terjadi karena hal-hal sepele. Seperti

yang dialami oleh salah satu responden, ia menyatakan:

Awale kulo di amuk kaleh bojoku ki mung gara-gara aku nyimpenke

duwite bojoku sek mbok delehke neng lemari, na pas malam niku kulo

teturon teng ngarep tivi nyambi ngeloni anak kulo, lha sekitar jam

sepuluhan wengi bojo kulo wangsul ajeng mendut duwite mau. Bojo

kulo langsung muring-muring pas ngertos duwite mboten enten teng

lemari. Lha pas kulo posisi ngeloni anak kulo niku langsung di

tendangi lan dijotosi geger kulo sampe biru-biru. Kulo nganti ajeng

diusir saking omah.

Artinya: pertama saya dihajar oleh suami saya itu hanya gara-gara saya

menyimpankan uang suami saya yang di taruh di almari. Dan pada saat

itu saya yang lagi tiduran didepan televisi sambil menidurkan anak

saya. Lha sekitar jam sepuluhan malam suami saya pulang ingin

mengambil uangnya tadi. Suami saya langsung marah-marah pada saat

mengetahui bahwa uang yang di almari itu tidak ada. Pada saat posisi

sayamenidurkan anak saya itu langsung saya ditendang dipukul sampai

punggung saya biru-biru semua. Sampai saya mau diusir dari rumah.

Page 80: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

80

Hal tersebut menunjukkan bahwa hal sepele seperti kurangnya

komunikasi dalam kasus tersebut dapat mngengakibatkan kekerasan

dalam rumah tangga, sebenarnya hal tersebut dapat dihindarkan

dengan adanya komunikasi yang baik terlebih dahulu.

Ketika dalam rumah tangga sering diwarnai pertengkaran dan sudah

merasa tidak cocok lagi, maka hal tersebut sering dijadikan alasan

untuk melakukan perceraian. Mereka menganggap bercerailah adalah

solusi yang paling tepat.

Pada dasarnya agama Islam pun memberi ijin pihak ketiga dalam

menyelesaikan masalah rumah tangga yang sedang mengalami

masalah, yaitu dengan mendatangkan seorang hakim, atau orang yang

mampu menjadi penengah dari keluarga yang sedang berselisih.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur‟an:

ا من أىلها ا من أىلو وحك ة و ن خف م شقاق بي نه ا فابي ث ا حك ة

ا خبيرةا نيه ا ن اللو كان عل ة ا ي فق اللو بي ي ن ر دا صلاحة35. dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

Maka kirimlah seorang hakam[juru pendamai] dari keluarga laki-laki

dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam

itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik

kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi

Maha Mengenal.(An-Nisa: 35)

Dari hasil wawancara dengan responden, perselisihan yang terjadi

dikarenakan kurangnya komunikasi antara suami dan istri, oleh karena

Page 81: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

81

itu kedua belah pihak tidak mengerti apa maksud dan tujuan satu sama

yang lain. Terdapat juga yang disebabkan oleh watak dari kedua belah

pihak yang sukar untuk ditemukan. Sehingga masalah atau perselisihan

yang terjadi menjadi semakin berlarut-larut dan akan enjadi semakin

sulit untuk didamaikan.

Menurut pendapat penulis, perselisihan yang terjadi tersebut

seharusnya dijadikan intropeksi dari kedua belah pihak. Supaya saling

menyadari apa penyebab dan masalah yang memicu terjadinya

perselisihan tersebut, Agar tidak terjadi lagi perselisihan antara kedua

belah pihak. Karena dengan mengintropeksi diri, mereka dapat belajar

dari kesalahan yang pernah dialami sehingga pasangan tersebut bisa

saling menghargai dan menyayangi satu sama lain. Sikap menyayangi

dan menghargai itu perlu dalam rumah tangga karena hal tersebut

dapat menghindarkan perbuatan yang menyakitkan hati dan

menghindarkan dari perselisihan yang dapat berujung perceraian.

3. Faktor Gangguan Orang Ketiga (Perselingkuhan)

Dari hasil penelitian, faktor penyebab perselingkuhan dalam

perkawinan yang dialami para karyawati PT.Morich. terdapat beberapa

faktor yang menyebabkan perselingkuhan itu terjadi, diantaranya

pasanagan suami yang memiliki wanita idaman lain atau istri yang

mempunyai pria idaman lain. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya

akhlak yang baik. Dapat juga disebabkan karena kurangnya

pemehaman agama tentang hak dan kwajiba suami istri. Yang

Page 82: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

82

membuat mereka tidak faham akan tujuan pernikahan atau perkawinan

itu sendiri. mereka hanya memandang bahwa tujuan perkawinan

semata-mata untuk memenuhi kebutuhan bologisnya saja tanpa

memperhatikan tujuan dari sisi ibadahnya.

Jika melihat alasan-alasan perceraian yang terdapat dalam undang-

undang No.1 tahun 1974, dikaranakan perselingkuhan dalam

perkawinan tidak dicantumkan. Akan tetapi setelah perkara dibawah ke

pengadilan kasus perselingkuhan dimaukkan kedalam hukum yang

lain, misal perceraian itu karena tidak ada kharmonisan.

Kasus perselingkuhan tersebut bukan lagi hal yang tabu,

perselingkuhan tersebut dapat terjadi dimanapun dan kapanpun. Akan

tetapi, alangkah baiknya bagi orang-orang yang sudah berkeluarga

supaya sadar bahwa perselingkuhan tersebut bukan sebagai

pelampiasan dari ketidakharmonisan dalam rumah tanggga, hal ini

akan menambah masalah yang baru. Karena keinginan hati mau

mencari kasihsayang dari orang lain tetapi disisi lain ada pihak yang

merasa dirugikan dan tersiksa, karena seorang istrilah yang berhak

memberi kasih sayang terhadap suaminya karena istri yang

mempunyai ikatan yang sah. Upaya untuk mencegah terjadinya hal

tersebut dapat dihindari dengan cara membenahi hati dan selalu

mengingat apa yang menjadi tujuan pernikahan/perkawinan.

Page 83: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

83

4. Faktor kemandirian karyawati

Dalam faktor ini kemandirian yang dimiliki oleh para karyawati yang

telah melakukan perceraian adalah penyebab dari percerian tersebut,

walaupun faktor ini awalnya dipicu dari permasalahan yang terjadi

dalam rumah tangga yang dibangun sebelumnya.permasalahan tersebut

bisa terjadi karna faktor ekonomi, faktor KDRT (kekerasan dalam

rumah tangga.

Sebagai seorang istri ketika hak-haknya tidak terpenuhi oleh suami dan

mereka telah mempunyai penghasilan sendiri dan bisa menghidupi diri

sendiri, maka istri tersebut menjadi lebih berani untuk menjalani hidup

sendiri atau berpisah dengan suaminya. Akan tetapi bagi istri yang

hanya mengandalkan nafkah suami atau tidak mandiri maka ketika

hak-haknya idak terpenuhi kemungkinan besar merekan akan tetap

bertahan dan tidak berani untuk berpisah dengan suaminya.

B. Analisa Dampak Sosial Perceraian

Sosiolagi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur

sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang

pokok yaitu kaidah-kaidah sosial (norma sosial), lembaga-lembaga sosial,

kelompok-kelompok serta lapisan. Proses sosial adalah pengaruh timbal

balik antara berbagai segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan

politik, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama antara

segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi dan lain sebagainya.

Page 84: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

84

Menurut Roucek dan Werren dalam Soekanto (2001: 20)

mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan

manusia dengan kelompok-kelompok. Menurut Soemardjan dan

Soelaiman Soemardi dalam Soekanto (2001: 21). Menyatakan bahwa

sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial

dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Dampak adalah sebagai suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat

suatu aktifitas. Aktifitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia dan

fisik biologi (soemarwoto, 2009: 38). Dampak sosial merupakan

perubahan yang terjadi pada manusia dan masyarakat yang diakibatkan

oleh aktifitas pembangunan atau kalau menurut istilah PP 51/1993 disebut

sebagai rencana usaha atau kegiatan. Perubahan itu menurut armour

meliputi aspek-aspek:

a. Cara hidup (way of life) termasuk didalamnya bagaimana manusia dan

masyarakat itu hidup, bekerja, bermain dan berinteraksi satu sama lain.

b. Budaya termasuk didalamnya sistem nilai, norma dan kepercayaan.

Contohnya dengan adanya suatu aktifitas industri dan proyek, irama

kerja penduduk menjadi lebih kaku sehingga tidak lagi memiliki

kesempatan untuk turut dalam krgiata-kegiatan yang pernah mereka

lakukan sebelumnya.

c. Komunitas meliputi struktur penduduk, kohesi sosial, stabilitas

masyarakat, estetika, sarana dan prasarana yang diakui sebagai fasilitas

public oleh masyarakat yang bersangkutan. Sering kali kehadiran

Page 85: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

85

proyek yang menimbulkan dampak perpindahan penduduk

menimbulkan renggangnya kohesi social serta kerawanan sosial.

Mereka harus pindah ketempat lain yang tidak selalu sama dengan

tetangga sebelumnya.

Pada dasarnya perceraian adalah suatu hal yang diperbolehkan sunnah

seperti dalam penggalan ayat Al-Qur‟an dalam surat Al-Baqarah yang

artinya: “dan berbuat baiklah, karena Allah sesungguhnya menyukai

orang-orang yang berbuat baik” dan mempunyai tujuan untuk

menghindari mudharat yang akan terjadi jika perkawinan tetap

dipertahankan. Meskipun begitu perceraian jelas hal yang dibenci Allah

seperti dalam hadis yang diriwayatkan Abu Daud dalam kitab sunnah-Nya:

perkara halal yang paling dibenci oleh Allah adalah talak, dan pastinya

mempunyai dampak negatif baik secara individu maupun sosial, di

lingkungan kerja PT. Morich Indo Fashion, perceraian juga berdampak

terhadap individu para pelaku maupun secara sosial di lingkungan kerja

PT. Morich. Berikut ini adalah dampak – dampak yang berhasil peneliti

kumpulkan dari para informan:

1. Dampak perceraian terhadap lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan

memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Jika karyawan

menyayangi lingkungan kerja diaman dia bekerja, maka karyawan

tersebut akan betah ditempat kerjanya, melakukan aktifitasnya

sehingga waktu waktu kerja dipergunakan secara efektif.

Page 86: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

86

Menurut (Simanjuntak, 2003: 39) lingkungan kerja dapat diartikan

sebagai keseluruhan alat perkakas yang dihadapi, lingkungan

sekitarnya dimana seorang bekerja, metode kerjanya sebagai pengaruh

kerjanya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.

Perceraian tentusaja menimbulkan dampak signifikan terhadap

kehidupan sehari-hari si pelaku perceraian. Hal ini juga akan

berdampak terhadap pelaku dan lingkungan kerjanya, apalagi pelaku

perceraian ini adalah seorang karyawati yang bekerja di PT. Morich

Indo Fashion, dampak atau pengaruh dari perceraian nyang telah

penulis wawancarai, salah satunya adalah dara saudara Amin Faizin

(profil) mengatakan status mereka tidak berpengaruh pada hasil kerja

mereka. Akan tetapi ketika bergaul terjadi sedikit perbedaan

pendekatan, semisal ada teman kerja laki-laki menjadi lebih agresif.

2. Dampakperceraian terhadap masyarakat

Setelah perceraian, tentu saja terdapat dampak yang signifika terhadap

lingkungan masyarakat. Seperti pernyataan dari informan yang telah

penulis wawancarai yang bernama saudari Nita (profil) juga pernah

mempunyai teman perempuan yang sedang menghadapi perceraian

ketika bekerja di PT. Morich menegaskan bahwa hasil kerja mereka

tetap tidak terpengaruh oleh keadaan pribadi atau masalah keluarga

mereka. Singkatnya mereka tetap bersikap profesional. Hanya memang

mereka menjadi lebih akrab dengan aktifitas berkaraoke dengan lawan

jenis. Dan dalam pergaualan dalam masyarakat yang kebetulan

Page 87: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

87

berdampingan denagn rumah kos ia sedikit tertutup dan tidak banyak

bergaul dengan masyrakat sekitar.

3. Dampak dari pelaku perceraian

Dampak dari pelaku perceraian terlebih bagi wanita yang menyandang

predikat janda. Menjadi seorang janda cerai jauh lebih berat dari pada

janda ditinggal mati. Tekanan sosial menjadi salah satu hal yang harus

diterima seorang janda. Akan tetapi tidak berpengaruh terhadap kelima

karyawati yang menjadi narasumber. satu pikiran bahwa dengan status

mereka sebagai janda tidak ada perubahan dalam melakukan aktifitas

di lingkungan kerja PT. Morich. Mereka tetap bisa menjaga

profesionalitas kerja. Karena jika mereka ikut terpengaruh, maka posisi

mereka di perusahaan akan ikut berpengaruh yang tentunya akan

mempengaruhi penghasilan dan kemandirian mereka.

Page 88: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

88

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis faktor-faktor penyebab

terjadinya perceraian karyawati dilingkungan kerja PT. Morich Indo

Fashion tepatnya di desa gembongan kecamatan bergas kabupaten

semarang, maka penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai

berikut:

1. Dari hasil wawancara terhadap lima karyawati PT. Morich sebagai

pelaku perceraian dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang

menyebabkan percerian terhadap karyawati tersebut disebabkan oleh

faktor ekonomi, faktor kekerasan dalam rumah tangga atau

penganiayaan, faktor perselingkuhan, dan faktor kemandirian yang

tidak diberi nafkah. Faktor kemandirian ini adalah faktor yang

menyebabkan seorang istri yang sudah mandiri akan lebih berani untuk

mengajukan cerai gugat.sehingga ini menjadi salah satu alasan

penyebab perceraian

2. Terjadinya kasus perceraian yang dialami karyawan PT. Morich Indo

Fashion tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap kelima

pelaku perceraian tersebut. Tidaka ada perubahan dan tetap profesional

dalam bekerja. Akan tetapi menurut beberapa karyawan lain yang juga

teman kerja para pelaku perceraian, dari tiga karyawn mwnyatakaan

bahwa terdapat perubahan sikap dan pergaulanya setelah mereka

Page 89: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

89

mempunyai status menjadi janda. Perubahan tersebut ditujnukan

dengan pergaulan yang sering berkaraoke dengan lawan jenis. Dan ada

juga yang menjadi lebih pendiam dan lebih menutup diri. Dari

pernyataan diatas terdapat dua pendapat yang pertama dari pelaku

tidak ada dampak dalam bekerja dan yang kedua terdapat dampak

dalam pergaulan terhadap karyawan lain.

B. Saran

Berdasarkan kenyataan dalam penelitian dan dalam kesimpilan diatas,

maka diberikan saran-saran, saran-saran tersebut adalah:

1. Kepada pasangan suami istri seharusnya dapat lebih meningkatkan

keimananya dan lebih menyadari lagi dengan apa yang menjadi tujuan

perkawinan tersebut agar dapat memahami bahwa rumah tangga yang

dibangun melalui perkawinan dengan atas dasar saling mencintai itu

bisa lebih harmonis dan langgeng sampai ajal memisahkan. Bukan

hanya berfikir bahwa perkawinan tersebut sekedar jalan pemenuh

kebutuhan biologis akan tetapi perfikir bahwa perkawinan itu

merupakan ibadah kepada Allah SWT.

2. Pada karyawati yang mempunyai kemandirian atau mempunyai

penghasilan sendiri harus tetap memprioritaskan keluarga karena

keluargalah tempat dimana kita kembali. Harus membangun

komunikasi yang baik antara suami istri. Karena dengan komunikasi

dapat lebih mengerti antara satu dengan yang lain.

Page 90: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

90

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali Zainuddin. 2006. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Ali, zainuddin. 2009. Metode penelitian hukum. Jakarta: Sinar Grafika

Amin Summa, Muhammad. 2005. Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam.Jakarta:

Rajawali Pers

Amirin, Tatang. 1990. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: CV Rajawali

Arikunto. Suhaesimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.

Jakarta :PT Rineka .

Azzam, Abdul Aziz M & Abdul Wahhab Syayyed Hawas. 2009. Fiqh Munakahat

(Khitbah Nikah dan Talak). Jakarta: Amzah

Azzam, Abdul Aziz Muhammad. 2009. Fiqh Munakahat.Jakarta: Sinar Grafika

Basyir, Ahmad Azhar. 2000. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta: UII Press.

Daymon, Christine & Holloway Immy. 2008. Metode-Metode Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Bintang.

Ghazali, Abdul Rahman. 2003. Hukum Perdata Islam. Jakarta kencana.

Hamid Kisyik, Abdul. 2003. Bimbingan Islam Untuk Mencapai Keluarga sakinah

Keluarga Sakinah. Bandung: PT Mizan Pustaka

Hamid Kisyik, Abdul. 2005. Bimbingan Islam Untuk Mencapai Keluarga

Sakinah. Bandung. PT Mizan Pustaka

Ibrahim, Hosen. 1971. Fiqh Perbandingan dalam Masalah Nikah,Talak dan

Rujuk. Jakarta: Ihya Ulmuddin

Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta:

Trustmedia

Page 91: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

91

Moleong, Leksi J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Muhammad, Abdulkadir. 1993. Hukum Perdata Islam. Bandung: PT Cipta Aditya

Bakti.

Nazir, mohammad. 1988. Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Rasjid, sulaiman. 1994. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Soekanto, Soerjono &mamudji, Sri. 1995. Penelitian Hukum Normatif Suatu

Tinjauan Singkat. Jakarta: PT. Raja Pers

Sosroatmodjo, Arso & A Wasit Aulawi, 1981. Hukum Perkawinan di Indonesia :

Jakarta PT Renika Cipta.

Syarifuddin , Amir. 2003. Hukum Perkawinan Islam di Indonersia: Antara Fiqh

Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan . Jakarta: Kencana

Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta Kencana.

Syayid, Sabiq. 1980. Fiqh Sunnah , Terjemahan Muhammad Thalib, “fiqh

sunnah”. Bandung: PT Al-Ma‟arif.

Tihami, Sohari Sahrani . 2009. Fiqh Munakahat kajian fiqh nikah Lengkap.

Jakarta: Rajawali Pers

Wasman, Wardah Nuroniyah. 2011. Hukum Perkawinan Islam di indonesia.

Yogyakarta: Teras

Undang-Undang

Kompilasi Hukum Islam Pasal 149 Tentang Akibat Hukum Perceraian

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Page 92: PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA (Studi Kasus PT. …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2580/1/MIRZA G.A FULL.pdfA. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan

92