tugas mirza

13
TUGAS IPS SEJARAH MANUSIA PURBA [SEJARAH MANUSIA PURBA SECARA DETAIL] Sejarah manusia purba merupakan bagian dari evolusi biologi dan sejarah kehidupan umat manusia yang hadir seiring munculnya Homo Sapiens. Ini merupakan subyek yang luas penyelidikan ilmiah yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana perubahan ini terjadi. Tugas Tentang Manusia Purba ini adalah salah satu langkah awal sebagai bahan tugas sekaligus bahan bacaan yang dapat membantu dalam pembelajaran dan pemahaman sejarah manusia purba. T.A 2013 Nama : Mirza Aini - Kelas VII 7. [SMP N 3 MANDAU] T.A 2013 2014

Upload: muhamad-azim-xf

Post on 29-Nov-2015

61 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS Mirza

TUGAS IPS SEJARAH MANUSIA PURBA [SEJARAH MANUSIA PURBA SECARA DETAIL] Sejarah manusia purba merupakan bagian dari evolusi biologi dan sejarah kehidupan umat manusia yang hadir seiring munculnya Homo Sapiens. Ini merupakan subyek yang luas penyelidikan ilmiah yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana perubahan ini terjadi. Tugas Tentang Manusia Purba ini adalah salah satu langkah awal sebagai bahan tugas sekaligus bahan bacaan yang dapat membantu dalam pembelajaran dan pemahaman sejarah manusia purba.

T.A

2013

2014

Nama : Mirza Aini - Kelas VII 7. [SMP N 3 MANDAU]

T.A 2013 – 2014

Page 2: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 2

OLEH

SMP N 3 MANDAU

T.A 2013 - 2014

Page 3: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 3

SEJARAH MANUSIA PURBA dan JENIS-JENISNYA

Sejarah manusia purba secara detail

Keberadaan manusia purba, termasuk binatang dinosaurus sudah banyak disangkal

oleh para ilmuan modern. Beberapa temuan terakhir justru menunjukkan bahwa teori manusia

purba tidak benar alias tidak pernah ada. Selama ini kita mendapatkan pemahaman yang salah

yang diberikan pada waktu pendidikan dasar, ditambah dengan rekayasa film ala Holliwood

yang memvisualisasi keberadaan makhluk-makhluk dijaman purba, diantaranya film jurasic

park keadaan menjadi bertambah parah tatkala teori tentang manusia purba yang

dikemukakan oleh para evolusionis ini diberikan tempat didalam kurikulum pendidikan dasar

kita.

Para ilmuan barat yang sebagian besar memang menganut teori evolusi memasukkan

Australopithecus atau ras kera yang telah punah sebagai ras “nenek moyang manusia”. Pada

hal ada jurang besar dan tak berhubungan antara kera dan manusia. Perbedaan ini yang tidak

bisa dijelaskan oleh mereka selanjutnya disebut dengan mata rantai yang hilang (missing

link).

Adapun ras manusia primitif menurut mereka, sebenarnya hanya variasi dari ras

manusia modern, namun dibesar-besarkan sebagai spesies yang berbeda. Faktanya, spesies

yang berbeda. Fakta tidak ada urutan kronologis seperti itu. Banyak yang hidup pada periode

yang sama yang berarti tidak ada evolusi, bahkan ada yang lebih tua dari jenis yang di klaim

sebagai nenek moyangnya.

Sejarah lengkap manusia purba dan jenisnya

Manusia prasejarah atau yang juga biasa disebut dengan manusia purba adalah manusia yang

hidup sebelum tulisan ditemukan. Cara hidup mereka masih sangat sederhana dan masih

sangat bergantung pada alam.

Berikut adalah jenis-jenis manusia purba:

Meganthropus paleo javanicus.

Meganthropus paleo javanicus berasal dari kata-kata ; Megan = besar, Anthropus= manusia,

Paleo= tua, Javanicus= dari jawa. Jadi bisa disimpulkan bahwa Meganthropus paleo

javanicus adalah manusia purba bertubuh besar tertua di jawa. Fosil manusia purba ini

ditemukan didaerah sangiran, Jawa tengah antara tahun 1936 – 1941 oleh seorang peneliti

Belanda bernama Von Koeningswald. Fosil tersebut tidak ditemukan dalam keadaan lengkap,

melainkan hanya berupa beberapa bagian tengkorak, rahang bawah, serta gigi-gigi yang telah

lepas. Fosil yang ditemukan di Sangiran ini diperkirakan telah berumur 1 – 2 juta tahun.

Ciri-ciri Meganthropus paleo javanicus

- Mempunyai tonjolan tajam dibelakang kepala.

- Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.

- Tidak mempunyai dagu, sehingga lebih menyerupai kera.

- Mempunyai otoot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.

- Makanannya beruppa tumbuh-tumbuhan

Page 4: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 4

Pithecanthropus

Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia purba yang paling

banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera yang berjalan

tegak .Paling tidak terdapat tiga jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia,

yaitu Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus

soloensis.Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah , fosil Pithecanthropus yang

ditemukan di Indonesia mempunyai umur yang bervariasi , yaitu antara 30.000 sampai 1juta

tahun yang lalu.

Pithecanthrophus erectus

Gambar : Tulang tengkorak Pithecanthrophus erectus

Sejarah manusia purba dan jenis-jenisnya

1. Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di sekitar

lembah sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Fosil yang ditemukan berupa tulang

rahang atas, tengkorak, dan tulang kaki.

2. Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus. Fosil

manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto,

Jawa Timur. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak.

3. Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan

Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan

berupa tengkorak dan juga tulang kering.

Ciri –ciri Pithecanthrophus

- Memiliki tinggi tubuh antara 165 – 180 cm.

- Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.

- Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc.

- Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.

- Hidung lebar dan tidak berdagu.

- Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.

- Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.

Page 5: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 5

Homo

Manusia purba dari Genus homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling

muda, fosil manusia purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000 – 40.000 tahun sm. Dari

volume otaknya yang sudah menyerupai manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia

purba ini sudah merupakan manusia (Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus).

Di Indonesia sendiri ditemukan tiga jenis jenis manusia purba dari genus homo, antara lain

Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis.

Gambar : Tengkorak Homo floreiensis (kiri), dan manusia modern (kanan).

Homo soloensis, → ditemukan oleh Von koeningswald dan weidenrich antara tahun

1931 – 1934 disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang

tengkorak .

Homo wajakensis, → ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Wajak , Jawa

Timur. Fosil yang ditemukan berupa rahang bawah , tulang tengkorak, dan beberapa ruas

tulang leher .

Homo floresiensis, → ditemukan saat penggalian di Liang Bua , flores oleh tim arkeologi

gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional , Indonesia dan University of New England,

Australia Pada tahun 2003. Saat di lakukan penggalian pada ke dalaman lima meter, di

temukan kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil) dengan

ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari flores ini diperkirakan hidup antara

94.000 dan 13000 tahun SM.

Alat dan bangunan manusia purba

A. Kehidupan sosial – ekonomi manusia purba pada masa bercocok tanam.

Kehidupan manusia senantiasa mengalami perkembangan. Perkembangan itu dapat

disebabkan karena ada interaksi antara manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.

Ketika kebutuhan hidup manusia terpenuhi oleh alam, manusia tidak perlu susah - susah

membuat dan mengolah makanan. Manusia cukup mengambil dari alam, karena alam banyak

menyediakan kebutuhan manusia, terutama makanan. Makanan itu antara lain buah – buahan

dan binatang buruan.

Page 6: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 6

Kehidupan awal manusia sangat tergantung dari alam. Ketika alam sudah tidak dapat

mencukupi kebutuhan hidup manusia, yang disebabkan populasi manusia bertambah dan

sumber daya alam berkurang, maka manusia mulai memikirkan bagaimana dapat

menghasilkan makanan.

Manusia harus mengolah alam. Pada masa ini kehidupan manusia berkembang dengan

mulai mengolah makanan dengan cara bercocok tanam. Karena manusia sudah beralih pada

ingkat kehidupan bercocok tanam, maka pola hidupnya tidak lagi nomaden atau berpindah –

pindah.

Manusia sudah mulai menetap di suatu tempat, yang dekat dengan alam yang diolahnya.

Binatang buruan pun sudah ada yang mulai dipelihara. Dengan demikian, bercocok tanam

dan beternak sudah berkembang pada masa ini. Alam yang dipakai untuk bercocok tanam

adalah hutan – hutan. Hutan itu ditebang, dibersihkan, kemudian ditanami dengan tumbuh-

tumbuhan, buah-buahan, atau pepohonan lainnya yang dibutuhkan oleh manusia atau

masyarakat. Cara yang mereka lakukan masih sangat sederhana.

Berhuma merupakan cara bercocok tanam yang sangat sederhana.Karena berhuma

memerlukan tempat yang subur, maka ketika tanah itu sudah tidak subur, mereka akan

mencari daerah baru. Dengan demikian hidup mereka berpindah ketempat baru untuk waktu

tertentu, dan begitu seterusnya.

a. Alat-alat yang dihasilkan manusia purba pada masa bercocok tanam.

Peralatan pada masa bercocok tanam masuk pada zaman Mesolithikum (zaman batu

pertengahan) dan Neolithikum (zaman batu muda). Namu demikian alat-alat yang dihasilkan

pada masa berburu dan mengumpulkan makanan atau zaman Paleolithikum tidak

ditinggalkan. Alat-alat itu masih dipertahankan dan dikembangkan, seperti alat-alat dari batu

sudah tidak kasar lagi, tapi sudah lebih halus karena ada proses pengasahan.

Berikut ini alat-alat atau benda-benda yang dihasilkan pada masa bercocok tanam.

1.kjokkenmoddinger Manusia purba pada masa bercocok tanam

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa pada masa bercocok tanam, manusia

purba sudah tinggal menetap. Salah satu bukti adanya sisa-sisa tempat tinggal itu ialah

Kjokkenmoddinger (sampah-sampah dapur). Istilah ini berasal dari bahasa Denmark (kjokken

= dapur, modding = sampah).

Penemuan Kjokkenmoddinger yang ada di pesisir pantai Sumatera Timur

menunjukkan telah adanya penduduk yang menetap di pesisir pantai. Hidup mereka

mengandalkan dari siput dan kerang. Siput-siput dan kerang-kerang itu dimakan dan kulitnya

dibuang di suatu tempat. Selama bertahun-tahun, ratusan tahun atau ribuan tahun,

bertumpuklah kulit siput dan kerang itu menyerupai bukit. Bukit kerang inilah yang disebut

Kjokkenmoddinger.

Page 7: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 7

Gambar : Pebbel dari Kjokkenmoddinger di Sumatera Timur.

Ditempat Kjokkenmoddinger ditemukan juga alat-alat lainnya, seperti pebble (kapak

genggam yang sudah halus), batu-batu penggiling beserta landasannya, alat-alat dari tulang

belulang, dan pecahan-pecahan tengkorak.

2. Abris Sous Rosche Manusia Purba pada masa Bercocok tanam

Selain Kjokkenmoddinger, jenis tempat tinggal lainnya ialah abris sous rosche, yaitu

tempat berupa gua-gua yang menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang. Peralatan yang

ditemukan berupa ujung panah, flakes, batu-batu penggiling, dan kapak-kapak yang sudah

diasah. Alat-alat itu terbuat dari bau. Ditemukan juga alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.

Tempat ditemukannya abris sous rosche, antaralain Gua Lawa di Ponorogo, Bojonegoro dan

Lamoncong ( Sulawesi Selatan).

3. Gerabah Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam

Penemuan gerabah merupakan suatu bukti adanya kemampuan manusia mengolah

makanan. Hal ini dikarenakan fungsi gerabah diantaranya sebagai tempat menyimpan

makanan. Gerabah merupakan suatu alat yang terbuat dari tanah liat yang kemudian dibakar.

Dalam perkembangan berikut, gerabah tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan makanan,

tetapi semakin beragam, bahkan menjadi barang yang memiliki nilai seni.

Cara pembuatan gerabah mengalami perkembangan dari mulai bentuk yang

sederhana hingga kebentuk yang kompleks. Dalam bentuk yang sederhana dibuat dengan

tidak menggunakan roda. Bahan yang digunakan berupa campuran tanah liat dan langsung

diberi bentuk dengan menggunakan tangan.

Gambar : Gerabah

Teknik pembuatan semakin berkembang, pencetakan menggunakan roda, agar dapat

memperoleh bentuk yang lebih baik bahkan lebih indah. Dalam perkembangan ini,

pencetakan sudah memiliki nilai seni. Sisi gerabah mulai dihias dengan pola hias dan warna.

Page 8: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 8

Hiasan yang ada diantaranya hiasan anyaman. Untuk membuat hiasan yang demikian yaitu

dengan cara menempelkan agak keras selembar anyaman atau tenunan pada gerabah yang

masih basah sebelum gerabah dijemur. Kemudian gerabah dijemur sampai kering dan

dibakar. Berdasarkan bukti ini, para ahli menyimpulkan bahwa pada masa ini manusia sudah

mengenal bercocok tanam dan orang mulai dapat menenun.

4. Kapak Persegi Manusia Purba Pada Masa Bercocok Tanam

Pemberian anama kapak persegi didasarkan pada bentuknya. Bentuk kapak ini yaitu

batu yang garis irisannya melintangnya diperlihatkan sebuah bidang segi panjang atau ada

juga yang berbentuk trapezium. Jenis lain yang termasuk dalam kategori kapak persegi

seperti beliung atau pacul untuk yang ukuran besar, dan untuk ukuran yang kecil bernama

tarah. Tarah berfungsi untuk mengerjakan kayu. Pada alat-alat tersebut terdapat tangkai yang

diikatkan. Orang yang pertama memberikan nama kapak persegi yaitu Von Heine Geldern.

Daerah-daerah tempat ditemukannya kapak persegi yaitu di Sumatera, Jawa, Bali,

Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Batu api dan chalcedon merupakan

bahan yang dipakai untuk membuat kapak persegi. Kapak persegi kemungkinan sudah

menjadi barang yang diperjual belikan. Alat ini dibuat oleh sebuah pabrik tertentu disuatu

tempat kemudian dibawa keluar daerah untuk diperjualbelikan. System jual belinya masih

sangat sederhana, yaitu system barter. Adanya system barter tersebut, kapak perssegi banyak

ditemukan di tempat-tempat yang tidak banyak ada bahan bakunya, yaitu batu api.

5. Kapak Lonjong Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam

Pemberian nama kapak lonjong berdasarkan pada bentuk. Bentuk alat ini yaitu garis

penampang memperlihatkan sebuah bidang yang berbentu lonjong. Sedangkan bentuk

kapaknya sendiri bundar telor. Ujungnya yang agak lancip ditempatkan ditangkai dan di

ujung lainya yang bulat diasah hingga tajam. Ada dua ukuran kapak lonjong yaitu ukuran

yang besar disebut dengan Walzeinbeil dan Kleinbel untuk ukuran kecil. Kapak lonjong

masuk kedalam kebudayaan Neolithikum Papua, karena jenis kapak ini banyak ditemukan di

Papua (Irian). Kapak ini ditemukan pula di daerah-daerah lainnya, yaitu Seram, Gorong,

Tanimbar, Leti, Minahasa, dan Serawak.

Page 9: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 9

Gambar : Kapak Lonjong

Selain di Indonesia, jenis kapak lonjong ditemukan pula di Negara lain, seperti

Walzeinbeil di temukan di Cina dan Jepang, daerah Assam dan Birma Utara. Penemuan

kapak lonjong dapat memberikan petunjuk mengenai penyebarannya, yaitu dari timur mauai

dari daratan Asia ke Jepang, Formosa, Filipina, Minahasa, terus ke timur. Penemuan-

penemuan di Formosa dan Filipina memperkuat pendapat ini. Dari Irian daerah persebaran

meluas sampai ke Melanesia.

6. perhiasan Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam

Hiasan sudah dikenal oleh manusia pada masa bercocok tanam. Perhiasan dibuat

dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar, seperti perhiasan kulit

kerang dari sekitar pantai. Hiasan lainnya ada yang terbuat dari yang dibuat dari tanah liat

seperti gerabah, dan ada pula yang terbuat dari batu. Seperti gelang, kalung dan beliung.

Pembuatan hiasan dari batu dilakukan dengan cara, pertama batu dipukul-pukul

sampai menjadi bentuk gepeng. Setelah itu kedua sisi yang rata dicekungkan dengan cara

dipukul-pukul pula, kedua cekungan itu bertemu menjadi lobang. Untuk menghaluskannya,

kemudian digosok-gosok dan diasah sehingga membentuk suatu gelang.

Gambar : Berbagai perhiasan dari batu

Bentuk gelang tersebut dari dalam halus rata dan dari luar lengkung sisinya. Selain

dipukul, cara lain untuk membuat lobang pada gelang yaitu dengan cara menggunakan gurdi.

Batu yang bulat gepeng itu digurdi dari kedua belah sisi dengan sebuah gurdi dari bambu.

Setelah diberi air dan pasir, bambu ini dengan seutas tali dan sebilah bamboo lainnya diputar

di atas muka batu sampai berlubang.

Page 10: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 10

7. pakaian Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam

Kebudayaan lainnya yang dimiliki oleh manusia pada masa bercocok tanam

diperkirakan mereka telah memakai pakaian. Bahan yang digunakan untuk pakaian berasal

dari kulit kayu. Daerah tempat ditemukan bukti adanya pakaian adalah di Kalimantan,

Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya. Pada daerah-daerah tersebut ditemukan alat

pemukul kulit kayu. Kulit kayu yang sudah dipukul-pukul menjadi bahan pakaian yang akan

dibuat.

B. Konsep Kepercayaan dan Bangunan Megalit Manusia Purba pada Masa

Bercocok Tanam

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa manusia pada zaman berburu dan

mengumpulkan makanan sudah mengenal kepercayaan. Kepercayaan manusia ini mengalami

perkembangan. Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan kepercayaan baru sebatas

adanya penguburan. Kepercayaan ini kemudian berkembang pada masa bercocok tanam dan

perundagian. Bukti peninggalan kepercayaan pada masa bercocok tanam yaitu ditemukannya

bangunan-bangunan batu besar yang berfungsi untuk penyembahan. Zaman penemuan batu-

batu bear ini disebut dengan zaman Megalithikum. Bangunan-bangunan batu yang dihasilkan

pada zaman Megalithikum antara lain sebagai berikut.

1. Menhir

Menhir merupakan tiang atau tugu batu yang dibuat untuk

menghormati roh nenek moyang. Daerah-daerah tempat ditemukannya

Menhir di Indonesia, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan, dan Bali.

2. Sarkofagus

Sarkofagus menyerupai peti mayat atau keranda yang bentuknya seperti palung atau lesung,

tetapi mempunyai tutup. Benda ini terbuat dari batu sehingga diperkirakan kehadiran

Sarkofagus sezaman Megalithikum (zaman batu besar). Adanya Sarkofagus ini menandakan

kepercayaan pada waktu itu, bahwa orang yang meninggalkan perlu dikubur dalam peti

mayat. Di daerah Bali, Srkofagus ini banyak ditemukan.

Page 11: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 11

3. Dolmen

Dibeberapa tempat, Dolmen berfungsi sebagai peti mayat, sehingga diidalam Dolmen

terdapat tulang-belulang manusia. Sebagai bekal untuk yang meninggal, didalam Dolmen

disertakan benda-benda seperti periuk, tulang dan gigi binatang, dan alat-alat dari besi.

4. Kubur batu

Selain dolmen dan Sarkoofagus, ditemukan juga kubur batu yang fungsinya sebagai peti

mayat. Bedanya ialah kubur batu ini dibuat dari lempengan batu, sedangkan Dolmen dan

Sarkofagus dibuat dari batu utuh. Di daerah Jawa Barat, penemuan kubur batu banyak

ditemukan.

Gambar : Sarkofagus Gambar : Sebuah keranda batu berisi kerangka manusia

Tempat lain untuk melakukan

pemujaan pada arwah nenek moyang

pada waktu itu ialah Dolmen. Dolmen ini

terbuat dari batu besar yang berbentuk

meja. Meja ini berkaki yang menyerupai

Menhir. Dolmen berfungsi sebagai tempat

sesaji dalam rangka pemujaan kepada roh

nenek moyang.

Page 12: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 12

5. Waruga

Waruga adalah kubur batu berbentuk kubus atau bulat. Bentuknya sama seperti dolmen

dan sarkofagus, yaitu dibuat dari batu yang utuh. Di Sulawesi Tengah dan Utara banyak

ditemukan Waruga.

Gambar : Waruga atau kubur batu banyak ditemui di daerah Minahasa

Gambar : Kubur batu

6. Punden berundak-undak

Bangunan lainnya yang dihasilkan pada zaman Megalithikum adalah Punden berundak-

undak. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat pemujaan yang berupa batu tersusun secara

bertingkat-tingkat. Ditempat Punden berundak-undak biasanya terdapat Menhir. Daerah

ditemukannya Punden berundak-undak antara lain di Lebak Sibedug (Banten Selatan) dan

Ciamis (Jawa Barat).

7. Arca

Arca ini terbuat dari batu yang berbentuk patung binatang atau manusia. Tempat

ditemukannya arca-arca antara lain : di Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sumatera

Selatan.

Gambar : Punden berundak-undak dari Lebak

Sibedug (Banten Selatan)

Page 13: TUGAS Mirza

Tugas IPS – Kelas VII 7 . Page 13

Daftar Pustaka:

http://www.info-asik.com/2012/10/sejarah-manusia-purba.html#ixzz2aDc4b3wk

http://www.baliautrement.com/

J.Sumardianta, A.Ferry T. Indratno, Ignaz Kingkin Teja Angkasa, H.Purwanta.Sejarah

X.Jakarta:PT.Grasindo