perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh allah...

57
BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Judul Penjelasan terhadap judul dalam setiap penelitian sangat diperlukan, hal ini bertujuan untuk menghindarikesalahpahaman dan kekeliruan di dalam memahami maksud suatu judul,dijelaskan arti kata yang terdapat didalam judul tersebut yaitu sebagai berikut: Analisis analisis memiliki arti penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa (karangan, peristiwa,) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya sebab musabab, duduk perkaranya. 1 Hukum Pidana Islam adalah segala bentuk hukum mengenai tindak pidanaatau perbuatan kriminal yang dilakukan oleh mukallaf sebagai hasil dari pemahaman atas dalil hukum yang terperinci dari Al qur’an dan hadis. 2 Sedangkan menurut Abu Alhasan Ali ibn Muhammad Al Mawardi berpendapat bahwa jinayah atau hukum Islam sama dengan jarimah. Yang memiliki arti perbuatan- perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah dengan hukuman Had atau Ta’zir. 3 Eksistensi adalah hal berada atau keberadaan. 4 Hukum Pidana adalah Keseluruhan larangan atau perintah yang oleh negara di ancam dengan nestapa,yaitu suatu ”pidana”apabila tidak di taati. 5 1 Yeni Salim,Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern Englis Press, 2002, Hlm. 35. 2 Dede Rosyada. Hukum Pidana Islam Dan Pranata Sosial.(Jakarta., Lembaga Setudy Islam Dan Kemasyarakatan,1992), hlm. 86. 3 Abu Alhasan Ali Ibn Muhammad Al Mawardi, Al Ahkam As Sultanyah, Mustafa Al Baby Al Halaby, Mesir , Cetakan III, 1973, hlm. 219. 4 Yeni Salim,Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern Englis Press, 2002, Hlm. 87. 1

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penjelasan Judul

Penjelasan terhadap judul dalam setiap penelitiansangat diperlukan, hal ini bertujuan untukmenghindarikesalahpahaman dan kekeliruan di dalammemahami maksud suatu judul,dijelaskan arti kata yangterdapat didalam judul tersebut yaitu sebagai berikut:

Analisis analisis memiliki arti penyelidikan terhadapsesuatu peristiwa (karangan, peristiwa,) untuk mengetahuikeadaan yang sebenarnya sebab musabab, dudukperkaranya.1

Hukum Pidana Islam adalah segala bentuk hukummengenai tindak pidanaatau perbuatan kriminal yangdilakukan oleh mukallaf sebagai hasil dari pemahaman atasdalil hukum yang terperinci dari Al qur’an dan hadis.2

Sedangkan menurut Abu Alhasan Ali ibn MuhammadAl Mawardi berpendapat bahwa jinayah atau hukum Islamsama dengan jarimah. Yang memiliki arti perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allahdengan hukuman Had atau Ta’zir.3

Eksistensi adalah hal berada atau keberadaan.4

Hukum Pidana adalah Keseluruhan larangan atauperintah yang oleh negara di ancam dengan nestapa,yaitusuatu ”pidana”apabila tidak di taati.5

1Yeni Salim,Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta:Modern Englis Press, 2002, Hlm. 35.

2Dede Rosyada. Hukum Pidana Islam Dan Pranata Sosial.(Jakarta.,Lembaga Setudy Islam Dan Kemasyarakatan,1992), hlm. 86.

3Abu Alhasan Ali Ibn Muhammad Al Mawardi, Al Ahkam AsSultanyah, Mustafa Al Baby Al Halaby, Mesir , Cetakan III, 1973, hlm. 219.

4Yeni Salim,Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: ModernEnglis Press, 2002, Hlm. 87.

1

Page 2: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

2

Pasal 358 KUHP berbunyi mereka yang dengansengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahiandimana terlibat beberapa orang, selain tanggungjawabmasing-masing terhadap apa yang telah kusus dilakukanolehnya, diancam:

1. Dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapanbulan, jika perbuatan penyerangan atau perkelahian ituada yang luka-luka berat.,

2. Dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jikaakibatnya ada yang mati.

Berdasarkan pengertian di atas diperjelas bahwaAnalisis Hukum Pidana Islam terhadap Eksistensi HukumPidana Pasal 358 KUHP tentang Ikut serta dalam MelakukanPenyerangan didesa Balinurag Lampung adalah BagaimanaHukum Pidana Pasal 358 KUHP seharusnya diterapkanmenurut sudut pandang Hukum Pidana Islam dalammasyarakat Lampung yang berbeda-beda baik suku, adat,budaya dan agama.

Berdasarkan penjelasan diatas skripsi ini adalah suatupenelitian untuk mengungkap dan mengkaji secara kritis danmendalam tentang hukuman pidana yang seharusnyaditerapkan dalam kasus pidana dalam konflik di Desa BaliNuraga apakah Pasal 358 ataukah ada jalan lain untukmenyelesaikan masalah guna memberikan pelajaran kepadamasyarakat di Provinsi Lampung.

B. Alasan Memilih Judul

Adapun yang melatarbelakangi dalam memelih juduldiatas adalah sebagai berikut:

1. Dalam Hukum Pidana mengenal kepastian hukum sepertipenulis contohkanorang membunuh harus di hukum yaitudipenjara, orang mencuri juga harus di hukum dan jika siA membunuh si B maka si A yang bertanggung jawab

5Tongat.Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia DalamPersepektifPembaharuan,(umum press2009),hlm15.

Page 3: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

3

atas kematian si B di hadapan hukum, namun padakenyataanya di lapangan kususnya pasal 358 yang dijadikan dasar sebagai aturan yang mengancam pelakupengroyokan yang mengakibatkan kematian, seolah tidakdapat dijalankan ketika masa pengroyokan tersebutberjumlah besar.

2. Bukan hanya itu saja kejadian yang terjadi di kabupatenLampung Selatanterjadi di Desa Balinuraga pada tahun2012 itupun penyelesaian masalahnya selesai dengan 10butir perjanjian dan pelaku pembunuhan dan yang ikutdalam penyerangan sampai sekarang pun belumditetapkan sebagai tersangka.

3. Judul tersebut sangatlah relevan dengan studi yang kamitempuh yaitu jurusan Jinayah Siyasah Fakultas Syari’ah.

4. Penulis ingin menggali lebih dalam seputar penetapanhukuman bagi pelaku yang ikut serta dalam penyerangandari kacamata Hukum Islam dan Hukum Pidana diIndonesia.

C. Latar Belakang MasalahTerwujudnya setabilitas dalam setiap hubungan

dalam masyarakat dapat dicapai dengan adanya sebuahperaturan hukum yang bersifat mengatur (relengen/anvullenrecht) dan peraturan hukum yang memaksa (drawing rech)setiap anggota masyarakat agar taat dan mematuhi hukum.Setiap hubungan kemasyarakatan tidak boleh bertentangandengan ketentuan-ketentuan dalam perundangan yang adadan berlaku dalam masyarakat.

Sanksi yang berupa hukuman (pidana) akandikenakan kepada setiap pelanggar peraturan hukum yangada sebagai reaksi terhadap perbuatan melanggar hukumyang dilakukan. Akibatnya ialah peraturan-peraturan hukumyang ada haruslah seseuai dengan asas-asas keadilan dalammasyarakat, untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukumdapat berlaku terus dan dapat diterima oleh seluruh anggotamasyarakat.

Sebuah peraturan hukum ada karena adanya sebuahmasyarakat (ubi-ius ubi-sosietas). Hukum menghendaki

Page 4: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

4

kerukunan dan perdamaian dalam hidup bersama. Hukummengisi kehidupan yang jujur dan damai dalam seluruhlapisan masyarakat.

Di Negara Indonesia, hukum terbagi atas beberapabagian. Menurut isinya, hukum terdiri dari hukum privat danhukum publik. Inisiatif pelaksanaan hukum privat diserahkankepada masing-masing pihak yang berkepentingan.Kedudukan antara individu adalah horizontal. Sedangkaninisiatih hukuan publik diserahkan kepada Negara ataupemerintah yang diwakilkan kepada jaksa dan perangkatnya.

Kemudian ditinjau dari fungsinya, hukum dibagi atashukum perdata, hukum dagang, dan Hukum Pidana. Masing-masing memiliki sifat dan fungsi berbeda-beda, sebagaicontoh Hukum Pidana berfungsi untuk menjaga agarketentuan-ketentuang hukum yang terdapat dalam hukumperdata, dagang, adat dan tata negara ditaati sepenuhnya.

Hukum Pidana di Indonesia banyak mengatur tentanghukuman dan ancaman hukuman yang menanti terhadappelaku kekerasan, penganiyayaan, serta pembunuhan, baikkolektif atau perorangan dalam melakukan tindak pidanayanamun hukuman yang dijatuhkan tetap untuk perorangan,pasal yang mengatur tentang tindakan pidana kolektif salahsatunya adalah Pasal 358 KUHP yang berbunyi: Merekayang sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahiandi mana terlibat beberapa orang, selain tanggung jawabmasing-masing terhadap apa yang khusus dilakukan olehnya,diancam:1. Dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan

bulan, jika akibat penyerangan atau perkelahian itu adayang luka-luka berat;

2. Dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jikaakibatnya ada yang mati.6

Dalam hukum positif kita mengenal konsepkewajiban yaitu bahwa setiap orang harus memenuhikewajibanya.7

6. Moeljatno, KUHPKitab Undang-Undang Hukum Pidana,(BumiAksara ,2006), Cet.25,hlm.158

Page 5: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

5

Dalam Islam pengertian pertanggung jawaban pidanadalam syariat Islam adalah pembebanan seseorang denganakibat perbuatan atau tidak adanya perbuatan yangdikerjakan dengan kemauanya sendiri, dimana orang tersebutmaksud dan akibat dari perbuatanya itu.8

Dan siapa yang di bebani pertanggung jawaban dalamAl-qur’an Surah Faathir Ayat 18 :

Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa

orang lain

Dalam hal ini rumusan tindak pidana di dalam bukukedua dan ketiga KUHP biasanya dimulai dengan katabarang siapa.Ini mengandung arti bahwa yang dapatmelakukan tidak pidana atau subjek tindak pidana padaumumnya adalah manusia atau person.Pandangan klasikberpandangan bahwa subjek tindak pidana adalah orangpribadi.9

Sedangkan dalam Islam mensyari’atkan beberapahukum yang berorentasi pada sesuatu yang membuat elokatau indah hukum-hukum, itu dapat membiasakan manusiakepada kebiasaan yang paling baik dan memberi petunjukmanusia kepada jalan yang paling baik dan paling benar.10

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 179:

7 Jimly Asshiddiqie,M.Ali Safa’at.,Teori Hans Kalsen TentangHukum, (Konstitusi Pers). Hlm.50

8A. Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Bulan Bintang, Jakarta,1967, hlm.121

9 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana,(Jakarta, Rajawali Perss, 2010) cet1, hlm. 50

10Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Usul Fiqih: Penerjemah Masdar Helmi,(Bandung Gema Risalah Press, 1997), Cet. II, hlm.358

Page 6: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

6

179. Dan dalam qishaash itu ada (jaminan

kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal,supaya kamu bertakwa.

Menurut jumhur ulama ada perbedaan dalampertanggungjawaban antara keduanya’.Pada tawafuq masing-masing pelaku hanya bertanggungjawab atas perbuatanyasendiri.Sedangkan tamalu para pelaku harusbertanggungjawab atas perbuatan mereka secarakeseluruhan.Kalau korban misalnya sampai mati makamasing-masing pelaku dianggap sebagai pembunuh.11

Namun dalam kasus ini yang berkonflik adalah dua agamayang berbeda yaitu Islam dan Hindu maka Islam memandanghukuman yang harus di jatuhkan adalah sebagai mana dalamAl-Qur’an Annisa ayat 92:

) ٩٢: سورة ألنساء(

11Ahmad Wardi Muslich, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana IslamFiqih Jinayah ( Jakarta, Sinar Grafik, 2006) hlm. 67-68.

Page 7: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

7

Artinya: “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuhseorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah(tidak sengaja), dan Barangsiapa membunuh seorangmukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakanseorang hamba sahaya yang beriman serta membayardiatyang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuhitu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)bersedekah, jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yangada Perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu,Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yangdiserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) sertamemerdekakan hamba sahaya yang beriman.Barangsiapa yang tidak memperolehnya, Makahendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulanberturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah.dan adalah Allah Maha mengetahui lagi MahaBijaksana”.

Jalaludin As Sayuthi berpendapat dalam Al jami’ ashshagir jika pidana itu dapat dipidana mati atau dipenjaraseumur hidup maka dijatuhkan pidana selama-lamanya limabelas tahun penjara.12

Islam memiliki konsep yang siknifikan untukmenanggulangi masalah kejahatan.Yaitu konsep syari’ahdimana jauh lebih universal dibandingkan dengan konseppara kriminologmoderen saat ini konsep ini terbukti dengandasar-dasar (kaidah) asasi bahwa hukum Islam sejak awaltelah ada.13Dalam Islam ada dua acaman hukuman yangterdapat dalam surah di atas yang pertama qisaash dan yangkedua membayar diyat itupun jika terjadi perdamaian,

Langkah yang ditempuh adalah perundingan dansaling memaafkan dan penulisan perjajian yang

12Ahmad Wardi Muslich, Pengantar Dan Asas Hukum Pidana IslamFiqih Jinayah ( Jakarta, Sinar Grafik, 2006) hlm. 67.

13Chahril A Adjis, KriminologSyari’ah,Jakarta: Rmbooks 2007,cet.Ke-1, hlm.2

Page 8: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

8

menghasilkan kesepakatan damai untuk tidak salingmenuntut secara hukum.14

Dalam kesepakatan perdamaian tercatat 10 poinperdamaian, antara lain sepakat untuk menjaga keamanan,ketertiban, kerukunan, keharmonisan, kebersamaan, danperdamaian antarsuku yang ada di Lampung Selatan.15

D. Rumusan masalahUntuk menghindari agar masalah tidak meluas

penulis membatasi hanya pada berlaku dan tidaknya Pasal358 KUHP dalam penyelesaian konflik yang terjadi di DesaBali Nuraga dengan menggunakan sudut pandang HukumPidana Islam, adapun permasalahan yang ingin di angkatadalah:1. Bagaimana persepektif Hukum Pidana Islam terhadap

kasus pidana yang terjadi di Desa Bali Nuraga?2. Bagaimana persepektif KUHP terhadap kasus pidana yang

terjadi di Bali Nuraga?3. Bagaimanakah Analisis Hukum Pidana IslamTerhadap

Eksistensi Hukum Pidana Pasal (358)Dalam MasyarakatYang Heterogen Di Lampung?

E. Tujuan dan kegunaan penelitian1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian dalam penulisan skrisi ini adalah :a. Ingin mengetahui bagaimana prsepektif Hukum

Pidana Islam terhadap kasus pidana yang terjadi diDesa Balinuraga

b. Ingin mengetahui bagaimana persepektif KUHPterhadap kasus pidana yang terjadi di Desa Balinuraga

c. Ingin mengetahui bagai mana analisis Hukum PidanaIslam terhadap eksistensi pasal 358 KUHP.

2. Kegunaan penelitianKegunaan penelitian dalam skripsi ini adalah:

14www.kompas.com, diakses pada 15 November 2012

15www.metronews.com, diakses pada 15 November 2012

Page 9: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

9

a. Penelitian ini digunakan sebagai kontribusi penulisdalam menganalisa faktor apa saja yang melatarbelakangi konflik yang terjadi di Desa Balinuraga

b. Penelitian ini di gunakan sebagai sumbanganpemikiran bagi masyarakat untuk bersama-samamenjaga hubungan baik antar umat beragama sesuaidengan prinsip negara Bineka tunggal ika.

c. Penelitian ini dijadikan sebagai bahan kajian lebihlanjut bagi yang berminat berkaitan dengan skripsi inidalam bentuk dan aspek lain.

F. Metode PenelitianMetode dalam penelitian sangat dibutuhkan, hal ini

dimaksutkan agar penelitian tersebut dapat berjalan sesuaidengan rencana yang telah ditetapkan. Pada bagian ini akandijelaskan tentang hal yang berkaitan dengan metode yangakan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:1. Jenis dan sifat penelitian

a. Jenis PenelitianPenelitian ini berjenis penelitian lapangan

(field research), yaitu penelitian yang bertujuan untukmengumpulkan data dari lokasi atau lapangan.16Berkaitan dengan hal ini, langkah yang dilakukanadalah mengangkat data dan permasalahan yang adadalam masyarakat secara langsung kususnya berbagaihal tentang eksistensi Hukum Pidana Pasal 358KUHP dalam penyelesaian konflik yang terjadi diDesa Bali Nuraga Kecamatan Way Panji KabupatenLampung Selatan, tentang berbagai hal yangberhubungan dengan masalah yang dibahas. Dalamhal ini penelitian dilakukan di Desa BalinuragaKecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan.

b. Sifat PenelitianPenelitian ini bersifat deskriptif analitik, yaitu

suatu metode penelitian dengan mengumpulkan data-

16Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Almini,Bandung, 1986, hlm. 33

Page 10: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

10

data yang tertuju pada masa sekarang, disusun,dijelaskan, dianalisa dan diinterpretasikan dankemudian disimpulkan.17Penelitian ini jugamenggunakan pendekatan perundang-undangan(statute approach), pendekatan kasus (caseapproach), pendekatan historis (hisrotcal approach),pendekatan komparatif (commprative approach), danpendekatan konsepsual (conceptual approach).18

Berkaitan dengan hal ini, langkah yangdilakukan adalah mengambarkan apa adanyamengenai masalah yang muncul dalam konflik padatanggal 28/10/2012 yang terjadi di Desa BalinuragaKecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan.

2. Jenis dan Sumber Dataa. Jenis Data

Berdasarkan sumbernya , jenis data data dibagimenjadi tiga yaitu data primer, sekunder dan tersier.Data primer adalah data yang diperoleh langsungdari sumbernya dan untuk dicatat pertama kali. Datasekunder adalah data hasil pengumpulan orang laindengan maksut tersendiri dan mempunyaikategorisasi atau klasifikasi menurut keperluanmerek, data ini sebagai pendukung data primer, dataini didapat dari buku-buku Hukum Pidana Islam danHukum Pidana yang berlaku di Indonesia, datatersier untuk memberi penjelasan terhadap dataprimer dan sekunder, data tersier didapat dari kamusbesar bahasa Indonesia maupun kamus bahasa Arabyang menjelaskan kosa kata dalam penulisan skripsiini.19

b. Sumber DataSumber data ini dibedakan menjadi tiga yaitu:

17Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah MadaUniversity, Yogyakarta, 1993, hlm.30

18Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta,2010,hlm.9319 S Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Hlm. 143.

Page 11: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

11

a) Data primer yaitu data yang diperoleh dariwawancara, dalam hal ini yakni wawancaradengan tokoh adat Balinuraga dan tokoh adatLampung.

b) Data sekunder yaitu buku yang bersifatpendukung, yakni Al-Qur’an, Hadits, KUHP,yang dapat menunjang dalam skiripsi ini.

c) Data tersier yaitu bahan yang memberi penjelasanterhadap data primer dan sekunder, data tersieryang digunakan kali ini adalah kamus besarbahasa Indonesia dan Esiklopedi Islam

3. Pengumpulan DataMetode yang dilakukan dalam menghimpun data

dari lokasi penelitian adalah sebagai berikut:a. Metode Interview

Metode interview yaitu proses memperolehketerangan untuk tujuan penelitian dengan carawawancara untuk mendapatkan keterangan tentangdiri pribadi, pendirian atau pandangan dari individu-individu yang diwawancara.20

Interview yang penulis guanakan adalahinterview bebas terpimpin, yaitudalam wawancarapenulismembawa pertanyaan dan keterangansementara untuk di tenyakan kebenaranyakepadaresponden, tetapi tentang cara bagaimana pertanyaan-pertanyaan itu diajukan dan irama (taiming) interviewsama sekali diserahkan kepada kebijaksanaaninterviewer’.21

Metode ini digunakan sebagai metode pokokuntukmengetahui berbagai masalah yang munculsebelum dan sesudah konflik serta bagaimanapenyelesaian dan penerapan hukumnya. Dalammetode ini penulis telah melakukan wawancaradengan tokoh adat yaitu bapak Budiman Yakub

20Koentjaraningrat,Op.Cit., hlm. 130.21Sutrisno Hadi, Metodologo Research, Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta, 1987, hal. 207

Page 12: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

12

sebagai salah satu tokoh adat Lampung dan bapakwayan suadi sebagai salah satu tokoh adat Bali danMuklisin sebagai salah satu saksi dalam perjanjianperdamaian.

b. Metode DokumentasiMetode dokumentasi adalah suatu penelitian

untuk mencari data mengenai hal-hal yang berupacatatan, transkrip, buku, suratkabar, majalah,makalah, dan dokumen lainya.22Metode ini digunakansebagai metode pelengkap yang dibutuhkan untukmemperoleh data yang diperlukan dalam penelitianseperti tentang sejarah konflik yang terjadi diKabupaten Lampung Selatan dan bagaimanapenegakan hukum di konflik yang terjadi di Desa BaliNuraga.

4. Populasi dan Sampela. Populasi

Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalahseluruh obyek penelitian.23 Dalam hal ini adalahtokoh adat Desa Balinuraga yaitu Wayan Suadi,tokoh adat Lampung Budiman Yakub.

b. SampelSampel adalah sebagian atau wakil dari

populasi yang diteliti.24

Penelitian ini dilakukan non random yaitudengan menggunakan teknik purposive yaitu merekayang mengetahui tentang masalah yang sedang di teliti,dan yang akan dijadikan objek dalam penelitian iniadalah tiga orang Wayan Suadi, Budiman Yakub DanMuhlisin.

5. Teknik Pengolahan DataMengolah data yaitu menimbang, menyaring, mengaturdan mengklarifikasi. Jadi dalam hal ini yang dimaksutpengolahan data adalah memilih secara hati-hati,

22Suharsimi Arikunto, Op. Cit.,hlm. 23623Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktek,Bhineka Cipta, Jakarta, 1997,hlm. 11524Ibid.,hlm. 87

Page 13: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

13

menggolongkan, menyusun dan mengatur data yangrelefan tepat dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.Adapun langkah-langkah yang harus diteliti dalamproses pengolahan data adalah :a. Pemeriksaan (editing)

Yaitu pembenaran apakah data yang terkumpulmelalui abservasi, wawancara dan kuisioner sudahdianggap lengkap, relevan, jelas, lalu data tersebutdijabarkan secara lugas dan mudah dipahami.

b. Penandaan data (coding)Pemberian tanda pada data yang diperoleh baikberupa penomoran atau penggunaan data, atau katatertentu yang menunjukan golongan, kelompokklasifikasi data menurut jenisn atau sumbernyadengan tujuan untuk menyajikan data secara benaruntuk memudahkan rekontruksi secara analisis data.

c. Penyusuan Sistematis DataMenguraikan hasil penelitian sesuai dengan keadaanyang sebenarnya, menempatkan data menurutkerangka sistematika bahasa berdasarkan urutanmasalah. Dalam hal ini yaitu mengelompokan datasecara sistematika, data yang diedit dan diberi tandasesuai klasifikasi dan urutan masalah.

6. Analisa DataBerkaitan dengan analisa data metode yang digunakanadalah sebagai berikut:

a. Analisa KualitatifAnalisa kualitatif yaitu prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif tentang kata-katatertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yangdapat diamati.25Metode ini digunakan untukmengungkap analisis Hukum Pidana Islam terhadapeksistensi Hukum Pidana Pasal 358 KUHP.Dalammasyarakat yang heterogen di Lampung, selanjutnya

25Lexsy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, RemajaRosdakarya, Bandung, 1991, hlm. 3

Page 14: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

14

dianalisis untuk memperoleh data yang lebih akuratdari berbagai pemikiran guna memperoleh suatukesimpulan.

b. Metode KomparatifMetode komperatif yaitu suatu cara untuk

membandingkan data yang diperoleh dariperpustakaan yang merupakan data kualitatif untukmenemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan terhadap suatu ide.26Metode ini ditempuhdalam rangka membandingkan ide dan pikiran dariparaahli hukum, kemudian menganalisa pemikirantersebut dan membandingkan dengan keptutusan yangdiambil dalam menyelesaikan masalah yang terjadi,sehingga diperoleh suatu gambaran yang konferhensifdari masalah yang di bahas.

26Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 247

Page 15: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Turut Serta Dalam Hukum Positif

1. Pengertian Hukum Pidana

Hukum Pidana adalah bagian daripada keseluruhanhukum yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk:

a. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidakboleh dilakukan yang dilarang dan disertai denganancaman atau sangsi yang berupa pidana tertentu bagibarang siapa yang melanggar pidana tersebut

b. Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada merekayang telah melangar larangan-larangan itu dapatdijatuhi dengan pidana sebagaimana yang telahdiancamkan

c. Menentukan dengan cara bagai mana pengenaan pidanaitu dapat dilaksanakan apa bila ada orang yangdisangka telah melanggar larangan tersebut.27

2. Unsur-Unsur Dalam Hukum PositifDalam menjabarkan suatu rumusan delik kedalam unsur-

unsurnya, maka akan dijumpai suatu perbuatan atau tindakanmanusia, dengan tindakan itu seseorang telah melakukan suatutindakan yang terlarang oleh undang-undang. Setiap tindakpidana yang terdapat di dalam Kitab Undang-undang HukumPidana (KUHP) pada umumnya dapat dijabarkan ke dalam unsur-unsur yang terdiri dari unsur subjektif dan unsur objektif.Unsur subjektif adalah unsur-unsur yang melekat pada diri sipelaku atau yang berhubungan dengan diri si pelaku, dantermasuk ke dalamnya yaitu segala sesuatu yang terkandung di

27 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta2002. Hlm. 1

15

Page 16: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

16

dalam hatinya. Sedangkan unsur objektif adalah unsur-unsur yangada hubungannya dengan keadaan-keadaan, yaitu di dalamkeadaan-keadaan di mana tindakan-tindakan dari si pelaku ituharus di lakukan28.

a. Unsur-unsur subjektif dari suatu tindak pidana itu adalah:1) Kesengajaan atau ketidaksengajaan

(dolus atau Culpa).2) Maksud atau Voornemen pada suatu percobaan atau

pogging seperti yang dimaksud dalam Pasal 53 ayat 1KUHP.

3) Macam-macam maksud atau oogmerk seperti yangterdapat misalnya di dalam kejahatan-kejahatanpencurian, penipuan, pemerasan, pemalsuan dan lain-lain.

4) Merencanakan terlebih dahulu atau voorbedachteraad seperti yang terdapat di dalam kejahatanpembunuhan menurut Pasal 340 KUHP.

5) Perasaan takut yang antara lain terdapat di dalamrumusan tindak pidana menurut Pasal 308 KUHP.

b. Unsur-unsur objektif dari sutau tindak pidana itu adalah:1) Sifat melanggar hukum atau wederrechtelicjkheid2) Kualitas dari si pelaku, misalnya kedaan sebagai

seorang pegawai negeri di dalam kejahatan jabatanmenurut Pasal 415 KUHP atau keadaan sebagaipengurus atau komisaris dari suatu PerseroanTerbatas di dalam kejahatan menurut Pasal 398KUHP.

3) Kausalitas yakni hubungan antara suatu tindak pidanasebagai penyebab dengan sesuatu kenyataan sebagaiakibat.

Seorang ahli hukum yaitu simons merumuskan unsur-unsurtindak pidana sebagai berikut29

28 Lamintang, .Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia (Bandung: PT. CitraAditya Bakti, 1997), hlm.19329 Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),hlm. 88.

Page 17: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

17

a) Diancam dengan pidana oleh hukumb) Bertentangan dengan hukumc) Dilakukan oleh orang yang bersalahd) Orang itu dipandang bertanggung jawab atas

perbuatannya.

3. Pertanggungjawaban PidanaPertanggungjawaban pidana dalam istilah asing tersebut

juga dengan teorekenbaardheid atau criminal responsibility yangmenjurus kepada pemidanaan petindak dengan maksud untukmenentukan apakah seseorang terdakwa atau tersangkadipertanggung jawabkan atas suatu tindakan pidana yang terjadiatau tidak. Dalam Pasal 34 Naskah Rancangan KUHP Baru(1991/1992) dirumuskan bahwa pertanggungjawaban pidanaadalah diteruskannya celaan yang objektif pada tindak pidanaberdasarkan ketentuan hukum yang berlaku30.

4. Jenis-Jenis Tindak PidanaTindak pidana dapat dibedakan atas dasar-dasar tertentu,

yaitu sebagai berikut:

a. Kejahatan dan PelanggaranDalam WvS Belanda, terdapat pembagian tindak pidana

antara kejahan dan prlanggaran. Untuk yang pertama biasadisebur dengan rechtdelicten dan untuk yang kedua disebutdengan wetsdelicten. (Simons 1992 : 138)

Disebut dengan rechtdelicten atau tindak pidana hukumyang artinya yaitu sifat tercelanya itu tidak semata-mata padadimuatnya dalam UU melainkan memenag dasarnya telahmelekat sifat terlarang sebelum memuatnya dala rumusan tindakpidana dalam UU. Walaupun sebelum dimuat dalam UU [adakejahatan mengandung sifat tercela (melawan hukum), yaknipada masyarakat, jadi melawan hukum materiil, Sebaliknyawetsdelicten sifat tercelanya itu suatu perbuatan itu terletak pada

30Hamzah Hatrik, , Asas Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum

Pidana Indonesia, Raja Grafindo, Jakarta, 1996.hlm. 11.

Page 18: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

18

setelah dimuatnya sebagai demikian dalam UU. Sumbertercelanya wetsdelicten adalah undang-undang31.

b. Delik formil dan delik mateeriilDelik formil adalah tindak pidana yang dirumuskan

sedemikian rupa sehingga memberikan arti bahwa inti laranganyang dirumuskan adalah melakukan suatu perbuatan tertentu.Perumusan tindak pidana formil tidak membutuhkan danmemperhatikan timbulnya suatu akibat tertentu dari perbuatanyang sebagai syarat penyelesaian tindak pidana, melainkansemata-mata pada perbuatannya. Misalnya pada pencurian (Ps.369) untuk selesainya pencurian bergantung pada selesainyaperbuatan.

Sebaliknya, tindak pidana materiil inti larangan adalah padatimbulnya akibat yang dilarang. Oleh karena itu siapa yangmenimbulkan akibat dilarang. Oleh karena itu, siapa yangmenimbulkan akibat yang dilarang itulah yangdipertanggungjawabkan dan dipidana. Misalnya padapembunuhan (Ps 338), inti larangan adalah menghilangkan nyawaseseorang, dan bukan pada menenbak, membacok, atau memukul.Untuk selesainya perbuatan digantungkan pada timbulnya akibatdan bukan pada selesainya wujud perbuatan.

c. Delik dolus dan delik culpa

Tindak pidana sengaja (dolus) adalah tindak pidana yangdalam rumusannya dilakukan dengan kesengajaan ataumengandung unsur kesengajaan. Di samping tindak pidana yangtegas unsur kesengajaan itu dicantumkan dalm pasal, misalnya ps.362 (maksud), 338 (sengaja), 480 ( yang diketahui).

Sedangkan tindak pidana kelalaian (culpa) adalah tindakpidana yang dalam rumusannya mengandung unsur culpa (lalai),kurang hati-hati dan tidak karena kesengajaan. Tindak pidanayang mengandung unsur culpa ini misalnya, Pasal 114, 359, 360.

31 Adami Chazawi, S.H, Pelajaran Hukum Pidana, Rajawali Press, Jakarta,2005, hlm 122.

Page 19: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

19

Dalam suatu rumusan tindak pidana tertentu adakalanyakesengajaan dan culpa dirumuskan secara bersamaan (ganda),maksudnya ialah dapat berwujud tindak pidana sengaja dan dapatculpa sebagai alternatifnya. Misalnya unsur “yang diketahui”atau “sepatutnya harus diduga” (ps 418, 480). Dilihat dari unsurkesalahnnya di sini, ada dua tindak pidana, yatiu yang satu adalahtindak pidana sengaja dan yang lain adalah tindak pidana culpa,yang ancamannya sama atau kedua tindak pidana ini dinilai samaberatnya.

d. Tindak Pidana aktif (Delik commisionis) dan TindakPidana Pasif

Tindak pidana aktif adalah tindak pidana yangperbuatannya berupa perbuatan aktif (positif). Perbuatan aktifadalah perbuatan yang untuk mewujudkannya disyaratkan adanyagerakan dari anggota tubuh orang yang berbuat.

Berbeda dengan tindak pasif, dalam tindak pidana pasif adasuatu kondisi dan atau keadaan tertentu yang mewajibkanseseorang dibebani hukum untuk berbuat tertentu yangmewajibkan hukum untuk berbuat tertentu yang apabila ia tidakmelakukan perbuatan itu, ia telah melanggar kewajibanhukumnya tadi.

Tindak pidana pasif ada dua macam, yaitu tindak pidanapasif murni dan tindak pidana pasif tidak murni disebut dengandelicta commissionis per omissionem. Tindak pidana pasif murniadalah adalah tindak pidana yang secara formil atau tindak pidanayang pada dasarnya semata-mata unsurperbuatannya adalahberupa perbuatan pasif, misalnya pasal 224, 304, 522. Tindakpidana pasif yang tidak murni berupa tindak pidana yang padadasarnya adalah tindak pidana positif tetapi dilakukan dengancara tidak berbuat aktif, misalnya pada pembunuhan 338 tetapijika akibat matinya itu disebabkan karena seseorang tidak berbuatsebagaimana kewajibannya.

e. Tindak Pidana Terjadi Seketika dan Tindak PidanaBerlangsung Terus

Tindak pidana yang dirumuskan sedemikian rupa sehinggauntuk terwujudnya atau terjadinya dalam waktu seketika atau

Page 20: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

20

waktu singkat saja disebut juga aflopende delicten Misalnya jikaperbuatan itu selesai tindak pidana itu menjadi selesai secarasempurna. Sebaliknya tindak pidana yang dirumuskansedemikian rupa sehingga terjadinya tindak pidana ituberlangsung lama, yakni setelah perbuatan tiu dilakukan, tindakpidana itu berlangsung terus yang disebut juga denganvoortdurende delicten. Misalnya pada pasal 329,330, 331, 333,dan 334. Seperti pasal 333, perampasan kemerdekaan ituberlangsung, tidak selesai seketika, bahkan sangat lama, dan akanterhenti setelah korban dibebaskan.

f. Tindak Pidana Khusus dan Tindak Pidana Umum

Tindak pidana umum adalah semua tindak pidana yangdimuat dalam KUHP sebagai kodifikasi Hukum Pidana materiil(buku II dan III KUHP). Sementara tindak pidana khusu adalahsemua tindak pidana yang terdapat dalam luar yang terdapat diluar kodifikasi tersebut. Misalnya tindak pidana korupsi (UUNo.31 th 1999), tindak pidana psikotropika (UU No. 5 th 1997),tindak pidana perbankan (UU no. 10/1998), tindak pidananarkotika (UU No. 22 Th. 1997).

g. Delik sederhana dan delik yang ada pemberatannyaPengertian delik yang ada pemberatannya, misal :

penganiayaan yang menyebabkan luka berat atau matinya orang(pasal 351 ayat 2, 3 KUHP), pencurian pada waktu malam haridsb. (pasal 363). Ada delik yang ancaman pidananya diperingankarena dilakukan dalam keadaan tertentu, misal : pembunuhankanak-kanak (pasal 341 KUHP). Delik ini disebut“geprivelegeerd delict”. Delik sederhana; misal : penganiayaan(pasal 351 KUHP), pencurian (pasal 362 KUHP).

h. Tindak Biasa dan Tindak Pidana Aduan

Tindak pidana biasa yang dimaksudkan ini adalah tindakpidana yang untuk dilakukannya penuntutan pidana terhadappembuatnya tidak disyaratkanadanya pengaduan bagi yangberhak. Sebagian besar tindak pidana adalah tindak pidana biasayang dimaksudkan ini.

Page 21: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

21

Tindak pidana aduan adalah tindak pidana yang untukdapatnya dilakukan penuntutan pidana disyaratkan untuk terlebihdulu adanya pengaduan oleh yang berhak mengajukanpengaduan, yakni korban atau wakilnya dalam perkara perdata(ps. 72) atau keluarga tertentu dalam hal tertentu (ps. 73). Atauorang yang diberi kuasa khusus untuk pengaduan oleh yangberhak.

5. Subjek Delik Atau Pelaku Tindak PidanaDelik mempunyai sifat melarang atau mengharuskan

sesuatu perbuatan tertentu dengan ancaman pidana kepada barangsiapa melakukannya, dan delik itu harus ditujukan kepada :

a) Memperkosa kepentingan hukum atau menusuk suatukepentingan hukum (krenkingsdelicten), seperti pembunuhan,pencurian, dan sebagainya.

b) Membahayakan suatu kepentingan hukum(gevaarzettingsdelicten), yang dibedakan menjadi dua :

Concrete gevaarzettingsdelicten, seperti kejahatanmembahayakan kepentingan umumbagi orang atau barang pasal187, pemalsuan surat pasal 263 KUHP yang menimbulkan suatuketakutan atau kemungkinan kerugian.

Abstracte gevaarzettingsdelicten, seperti dalampenghasutan, sumpah palsu dan sebagainya yang diatur dalamKUHP.

Hubungan antara sifat delik dan kepeningan hukum yangdilindungi, maka yang menjadi subjek delik pada umumnyaadalah manusia (een natuurlijk persoon). VOS memberikan tigaalasan mengapa hanya manusia yang dapat menjadi subjek delik,yaitu :

a. Terdapatnya rumusan yang dimulai dengan ”HijDie...” didalam peraturan undang-undang pada umumnya,yang berarti tidak lain adalah manusia.

b. Jenis pidana pokok hanya dapat dijalankan tidak laindaripada oleh manusia.

c. Didalam Hukum Pidana berlaku asas kesalahan bagiseseorang pribadi. (Vos 1950 :36).

Page 22: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

22

Perkmbangan di dalam undang-undang Hukum Pidana baruternyata badan hukum (rechtspersoon) dapat juga dipidanadengan penetapan sebagai tindakan, dan dalam undang-undangfiscal dapat dipidana badan hukum dengan reele executie atasharta kekayaannya32.

6. Ikutserta Dalam Kasus PidanaPenyertaan ( deelneming ) terjadi apabila dalam suatu

tindak pidana terlibat lebih dari satu orang. Sehingga harus dicaripertanggung jawaban masing-masing orang yang tersangkutdalam tindak pidana tersebut.33

a. Mereka yang turut sertaYaitu mereka yang ikut serta dalam suatu tindak pidana.

Terdapat syarat dalam bentuk mereka yang turut serta, antaralain:

1) Adanya kerjasama secara sadar dari setiap peserta tanpaperlu ada kesepakatan, tapi harus ada kesengajaan untukmencapai hasil berupa tindak pidana.

2) Ada kerja sama pelaksanaan secara fisik untuk melakukantindak pidana.

Setiap peserta pada turut melakukann diancam dengan pidanayang sama.

b. Mereka yang menggerakkan/ menganjurkan/ membujuk

Yaitu seseorang yang mempunyai kehendak untukmelakukan tindak pidana, tetapi tidak melakukannya sendiri,melainkan menggerakkan orang lain untuk melaksanakan niatnyaitu.Syarat-syarat penggerakkan yang dapat dipidana:

1) Ada kesngajaan menggerakkan orang lain untukmelakukan tindak pidana.

32 Bambang Poernomo, S.H. asas-asas Hukum Pidana. Jakarta : GhaliaIndonesia, 1992. Hlm. 93-9433 Prof.DR.H.Loebby Loqman,S.H., Percobaan, Penyertaan dan GabunganTindak Pidana, Jakarta : Universitas Tarumanegara UPT Penerbitan, 1995, hal.59.

Page 23: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

23

2) Menggerakkan dengan upaya-upaya yang ada dalam pasal55 ayat (1) butir ke-2 KUHP : pemberian, janji,penyalahgunaan kekuasaan atau pengaruh kekerasan,ancaman kekerasan, tipu daya, memberi kesempatan, alat,keterangan.

3) Ada yang tergerak untuk melakukan tindak pidana akibatsengaja digerakkan dengan upaya-upaya dalam pasal 55ayat (1) butir ke-2 KUHP.

4) Yang digerakkan melakukan delik yang dianjurkan ataupercobaannya

5) Yang digerakkan dapat dipertanggungjawabkan menurutHukum Pidana

Klasifikasi menurut pasal 56 dan 57 KUHP yaitu membantumelakukan yaitu dengan adanya pembantuan akan terlibat lebihdari satu orang didalam suatu tindak pidana. Ada orang yangmelakukan yaitu pelaku tindak pidana dan ada orang lain yangmembantu terlaksananya tindak pidana itu.

Sedangkan pasal 358 KUHP

c. Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atauperkelahian di mana terlibat beberapa orang, selain tanggungjawab masing-masing terhadap apa yang khusus dilakukanolehnya, diancam:

1) Dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapanbulan, jika akibat penyerangan atau perkelahian itu adayang luka-luka berat;

2) Dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jikaakibatnya ada yang mati.34

34Moeljatno, KUHPKitab Undang-Undang Hukum Pidana,(Bumi Aksara,2006), Cet.25,hlm.158

Page 24: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

24

B. Turut Serta Melakukan Jarimah Menurut HukumPidana Islam

1. Pengertian Turutserta Dalam Hukum Pidana IslamSecara etimologis, turutserta dalam bahasa Arab adala al-

istrirak. Dalam Hukum Pidana Islam perkara ini disebut al-istirakfi al-jarima (delik penyertaan).35

Tindak pidana atau perbuatan jarimah adakala dilakikansendiri dan ada kalanya secara berkelompok. Dalam kasus iniyang akan dibahas adalah perbuatan jarimah secara berkelompok.

Turutserta dalam melakukan jarimah ialah melakukanjarimah secara bersama-sama, baik melalui kesepakatan ataukebetulan, menghasut, menyuruh orang lain memberi bantuanatau keleluasaan dengan berbagai bentuk.dari difinisi tersebutdapat dketahui sedikitnya ada dua pelaku jarimah baikdkehendaki bersama, secara kebetulan, sama-sama melakukanjarimah tersebut atau memberi suatu fasilitas bagiterselenggaranya suatu jarimah.36

Pengertian kerjasama dalam melakukan jarimah jugadiartikan perbuatan jarimah yang dilakukan bersama-samaataupun berserikat dan saling menghendaki dan sama-samamelakukan perbuatan pelaksanaan peristiwa pidan tersebut.namun, perlu diketahui bahwa tindak pidana berserikat lebihditekankan bahwa keduanya merupakan pelaku utama.37

2. Bentuk-Bentuk Pelaksanaan Bekerjasama MelakukanJarimah

Adakalanya perbuatan jarimah dilakuka oleh satu orangdan ada kalanya perbuatan jarimah dilakukan oleh beberapaorang, apabila perbuatan tersebut dilakukukan secara bersama-sama perbuatan tersebut disebut Al istirak.

35 Sahid, Epistimilogi Hukum Pidana.Surabaya, Pustaka Idea, 2015.Hal. 79.36 Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam. Bandung, Cv Pustaka Setia. Thn.2000. Cetakan Ke 1, H.5537 Djazuli , H. A., Fiqih Jinayat, Jakarta. Grafindo Persada. 1996, Hal. 176.

Page 25: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

25

Dalam kerjasama berbuat jarimah, terdapat empat kategoribentuk kerjasama yaitu sebagai berikut:

a. Pelaku turut melakukan tndak pidana, yaitu pelaku turutandil melakukan unsur matrial tindak pidana bersamaorang lain

b. Pelaku melakukan kesepakatan dengan orang lain untukmelakukan jarimah

c. Pelaku menghasut menyuruh orang lain untuk melakukanjarimah

d. Pelaku memberikan bantuan atau kesepakatan untukdilakukan dengan berbagai cara tanpa berbuat.38

3. Bentuk –Bentuk Turut Serta Melakukan Jarimaha) Keikut sertaan Secara Langsung Mubasyir

Turutserta secara langsung adalah apabila orang yangmelakukan tindak pidana melebihi satu orangkeikutsertaan secara langsung ini di klasifikasikan menjadidua bagian:1) Tawafuq (kebetulan)

Artinya pelaku jarimah berbuat scara kebetulan. Diamelakukan tanpa kesepakatan dengan orang lain danjuga dia melakukan atas keinginannya tanpa doronganorang lain. Jadi setiap pelaku dalam jarimah yangturut serta dalam jenis tawafuq ini tidak salingmengenal antara satu dengan yang lain. Dalam kasusini pelaku kejahatan hanya bertanggungjawab atasperbuatanya masing masing dan tidakbertanggungjawab atas perbuatan orang lain. Hal inisesua dengan kaidah “Setiap orang yang turutberbuat jarimah dalam keadaan tawafuq dituntutberdasarkan perbuatan masing-masing”39. Difinisiyang lain juga muncul tawafuq adalah tindak pidanayang dilakukan oleh beberapa orang yang melakukan

38 Ahmad Hanafi, asas-asas Hukum Pidana Islam, jakarta. Bulan bintang .2005, hal. 9539 Jaih Mubarok, Kaidah Fiqih Jinayah : Asas-asas Hukum Pidana Islam,Bandung, Pustaka Balai Quraiysi, 2004, hlm. 25.

Page 26: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

26

suatu kejahatan secara bersama tanpa melakukankesepakatan sebelumnya. Kejahatan itu terjadi karenaadanya pengaruh pesikologis dan pemikiran yangdatang secara tiba-tiba40. Hal ini yang terjadi ketikapelaku berkumpul tanpa ada kesepakatan terlebihdahulu dan melakukanya dengan dorongan pribadidan pemikiran secara sepontanitas. Karena itu merekahanya bertanggungjawab atas perbuatanya, tanpaharus bertanggungjawab atas akibat perbuatan oranglain.

2) TamaluDalam perkara ini peserta mengingikan terjadinyajarimah dan bersepakat untuk melakukanya. Namundalam pelaksanaan jarimah peserta melakukanfungsinya sendiri-sendiri. Namun dalampertanggungjawaban, mereka semua bertanggungjawab atas perbuatan yang mereka lakukan semisalmereka membunuh secara bersama-sama makatanggung jawab atas kematian korban tindakanjarimah mereka mendapatkan hukuman sama satudengan yang lain. Hal ini sesuai dengan kaidah“setiap orang yang berbuat jawimah dalam keadaantamalu di tuntut dari hasil keseluruhan perbuatanyang turut berbuat jarimah”.41

Mayoritas fuqoha membedakan tanggungjawab pelakulangsung pada kasus kebetulan dan kasus jarimah yang telahdirencanakan sebelumnya. Pada kasus kebetulan setiap pelakulangsung hanya bertanggung jawab atas akibat perbuatanya dantidak bertanggungjawab atas perbuatan orang lain42.

Dalam kaitanya dengan ini imam abu hanifah tidakmembedakan antara tawafu dan tamalu, menurut hukum pada

40 Muhammad Abdul Jawad Muhammad, Buhuts Fi As-Syari’ah Al-IslamiyahWa Al-Qanun, Mesir: Dar Al-Kutub. Hal. 5541 Jaih Mubarok, Kaidah Fiqih Jinayah : Asas-asas Hukum Pidana Islam,Bandung, Pustaka Balai Quraiysi, 2004, hlm. 2542 Judy Abdul Malik, Al-Maushu’ah Al Jina’i, Beirut: Dar An-Nahdhah.Tt,Vol 5, Hal. 145

Page 27: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

27

kasus itu sama, yaitu masing masing adalah pelaku atasperbuatanya sendiri.

Sedangkan imam madzhab yang lain membedakan antaratawafuq dan tamalu, sebagai mana yang telah diterangkansebelumnya.43

b) Keikut Sertaan Tidak Langsung, Ghayr Mubasyir

Yang dimaksut dengan peserta tidak langsung disini ialahsetiap orang yang mengadakan perjanjian dengan orang lainuntuk melakukan kejahatan, membujuk orang lain untukmelakukan kejahatan atau memberi bantuan dalam perbuatantersebut dengan disertai kesengajaan dalam kesepakatan. Adapundifinisi yang lain Para pelaku tidak langsung, yaitu setiap orangyang mengadakan perjanjian dengan oranglain untuk melakukansuatu perbuatan yang dapat dihukum, atau menyuruh orang lain,atau memberikan bantuan dalam perbuatan tersebut dengandisertai kesengajaan dalam kesepakatan dan menyuruh, sertamemberi bantuan.44Dalam fiqih jinayah peristiwa tersebut adalahistirak bit-tasabbubi dan pelaku disebut mutasabbib. Lebih lanjutAbdul Qadir audah mengemukakan istilah dengan “ dikatakanturut serta tidak langsung yaitu orang mengadakanpersekongkolan dengan orang lain untuk melakukan tindakkejahatan atau menyuruh orang lain untuk membantu tindakkejahatan tersebut”45

Pada kejahatan yang dilakukan secara bersama dimanaada pelaku yang tidak turut langsung para Fuquhah sepakat untukmemberikan syarat yang harus dipenuhi.

a. Perbuatan dimana orang yang berbuat tidaklengsungmemberikan bagian pada saat pelaksanaanya, tidakdiperlukan harus selesai dan tidak pula pelaku harus

43 Muhammad Abdul Bin Quddamah, Al Mughni Ala Mukhtasar Al-Kharaqy ,Mesir: Al-Manar. Tt Vol. 9 Hal 39944 Terance D.miethe, punishment, A Comparative Historical Perspective,USA. Cambridge University Perss. 2005. hal. 23.45 Abd Qadir Audah, al-tasri al-jina’i al-islami muqaranan bi al-kanun al-wad’i, Beirut Muassasat al-risalah, 1992, juz 1,Cet, 2, hlm. 356.

Page 28: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

28

langsung dihukum pula. Jadi ada kemungkinan pelakulangsung, itu masih dibawah umur atau hilang ingatan.

b. Dengan kesepakatan atau bujukan atau bantuan,dimaksutkan agar kejahatan tersebut dapat terlaksana. Jikatidak ada kejahatan tertentu yang dimaksutkan maka diadianggap turut berbuat pada tiap kejahatan yang terjadi.

Adapun untuk mewujudkan perbuatan tersebutyaitu mengadakan kesepakatan, menyuruh danmembantu46.

a) Kesepakatan bisa terjadi karena adanya salingmemahami dan memiliki kesaamaan dalammelakukan jarimah, jika tidak ada kesepakatan makatidak ada turut serta. Untuk terjadinya turut sertamelakukan jarimah harus merupakan akibatkesepakatan. Sebab kesepakatan jahat itu sendirimerupakan perbuatan maksiat yang dapat dihukumbaik dilakukan maupun tidak.47

b) Menyuruh, yang dikatakan menyuruh adalahmembujuk orang lain untuk melakukan kejahatan, danbujukan itu menjadi pendorng untuk dijadikanyalandasan melakukan kejahatan. Dan jika orang yangmenyuruh melakukan kejahatan memiliki kekuasaanatas orang yang disuruh, seperti atasan menyuruhkepada bawahan, maka suruhan tersebut adalahpaksaan yang tidak memiliki sanksi bagi pelaku,namun dalam kasus suruhan yang tidak sampai tingkatpaksaan maka yang disuruh bertanggung jawab atastindakanya. Sedangkan yang menyuruh dikenakansanksi Ta’zir.

c) Memberikan bantuan, orang yang memberikanbantuan kepada orang lain untuk melakukan kejahatandianggap sebagai turut serta tidak langsung, meskipuntidak ada kesepakatan sebelumya. Perbedaan pelakulangsung dengan pemberi bantuan adalah jika pelaku

46 Ahmad Hanafi, Asas asas Hukum Pidana Islam, Jakarta, bulan Bintang,1990, cet IV, h1. 147.47 Ibid, hlm. 146.

Page 29: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

29

langsung bersentuhan langsung dengan jarimah,sedangkan memberi bantuan biasanya tidakbersentuhan langsung dengan jarimah, melainkanhanya membantu mewujudkan jarimah yangdimaksut.

4. Unsur Dalam Ikutserta Melakukan JarimahSuatu perbuatan baru dianggap sebagai tidak pidana (

jarimah) apabila unsur-unsur terpenuhi. Adapun unsur jarimahdapat dikategorikan menjadi dua yaitu:

Unsur Umum yaitu unsur yang harus terpenuhi setiapjarimah, setiap tindak jarimah mempunyai unsur-unsur umumyang harus dipenuhi. Unsur-unsur ini ada tiga yaitu:

A. Unsur formal yaitu harus ada Nash atau Undang-undang.Dalam hukum positif dikenal dengan asas legalitas.Kaidah yang mendukung adalah “Tidak ada hukumanbagi perbuatan mukallaf sebelum adanya ketentuannash”.48

B. Unsur material sifat melawan hukum artinya adanyatingkah laku yang membentuk jarimah, baik berupaperbuatan nyata, maupun sikap tidak berbuat. Melakukansesuatu yang dilarang, dan meninggalkan sesuatu yangdiperintah, meninggalkan sesuatu yang diperintah danmelakukan sesuatu yang dilarang.

C. Unsur Moral pelaku atau mukallah adalah orang yang bisadimintai pertangung jawaban jarimah yang telah ialakukan.

D. Unsur kusus artinya unsur yang harus terpenuhi pada jenisjarimah tertentu.

E. Unsur-unsur umum diatas tedak selamanya terlihat jelasdan terang namun digunakan untuk mengkaji persoalanHukum Pidana Islam agar memperjelas kapan peristiwaitu terjadi.49

48 Abd Qadir Audah, al-tasri al-jina’i al-islami muqaranan bi al-kanun al-wad’i, Beirut Muassasat al-risalah, 1992, juz 1,Cet, 2, hlm. 121.49 Ahmad Hanafi, Asas asas Hukum Pidana Islam, Jakarta, bulan Bintang,1990, cet IV, hlm. 36.

Page 30: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

30

5. Hukuman Bagi Pelaku Turut Serta MelakukanTindakan JarimahDalam hal adanya jarimah yang dilakukan oleh lebih dari

seorang para fuqaha mengadakan pemisahan apakah kolektifitaspelaku dalam mewujudkan jarimah, pelaku dijatuhi hukumansesuai dengan perbuatanya.

A. Turut serta langsung

Dalam Hukum Pidana Islam, turut serta berbuat langsugdapat terjadi apabila seseorang melakukan perbuatan yang dipandang permulan pelaksanaan jarimah, yang sudah cukupdianggap sebagai maksiat, apabila seseorang melakukan tindakpidana percobaan , baik selesai ataupun tidak selesai, makatindakanya tidak berpengaruh pada orang ikut serta langsungtetapi berpengaruh pada besarnya hukuman. Maka apabilajarimah yang dikerjakan selesai dan jarimah itu berupa had makapelaku dijatuhi hukuman had, namun jika pelaku tidak selesaimaka pelaku dijatuhi hukuman ta’zir.50menurut Hukum PidanaIslam, pada dasarnya banyaknya pelaku jarimah tidakmempengaruhi besarnya hukuman yang dijatukan atas masing-masing pelaku. Menurut Abu Hanifah, hukuman bagi pelakujarimah tawafuk dan tamalu adalah samasaja mereka dianggapsama-sama melakukan perbuatan tersebut dan bertanggungjawabatas semuanya.

Dalam surat Al-Maidah ayat 45 Allah menjelaskan:

Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At

Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata denganmata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan

50 Sahid, Epistimilogi Hukum Pidana.Surabaya, Pustaka Idea, 2015.Hal 83.

Page 31: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

31

gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yangmelepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi)penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkaramenurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalahorang-orang yang zalim.

B. Turutserta tidak langsungMenurut Hukum Pidana Islam hukum yang telah di

tetapkan jumlahnya dalam jarimah hudud dan qishas hanyadijatuhkan kepada pelaku langsung, bukan pelaku tidak langsung,dengan demikian orang yang tidak ikut berbuat langsung dalamjarimah dijatuhi hukuman ta’zir.51namun jika pelaku langsungdigunakan untuk alat pelaku tidak langsung untuk melakukanjarimah, maka pelaku tidak langsung dapat dijatuhi hukumanhudu atau qishas. Menurut Maliki pelaku tidak langsung dapatdipandang sebagai pelaku langsung apabila orang tersebutmenyaksikan terjadinya jarimah.52

Perbedaan hukuman pelaku jarimah langsung dan tidaklangsung hanya terdapat dalam pidana hudud dan qishas dantidak berlaku dalam jarimah ta’zir. Dalah pidana ta’zir tidakmengenal perbedaan hukuman karena perbuatan tersebut adalahzarimah ta’zir dan hukumanya adalah hukuman ta’zir.

Abdul Qadir Aaudh menyatakan jarimah qishas diyat adalima yaitu: pembunuhan sengaja, pembunuhan semi sengaja,pembunuhan karena kesalahan, penganiyayaan sengaja, danpenganiyayaan tidak sengaja.

1) Pembunuhan sengaja

Merupaka pembunuhan sengaja manakala memenuhisyarat tindak pidana pembunuhan yang disengaja. Syarat-syaratpembunuhan disengaja adalah korban yang di bunuh adalahmanusia yang hidup, kematian adalah hasil dari pelaku danpelaku menghendaki terjadinya kematian tersebut.

51 Ahmad Hanafi, Asas asas Hukum Pidana Islam, Jakarta, bulan Bintang,1990, cet IV, h1.49

52 Sahid, Epistemologi Hukum Pidana, Surabaya: Pustaka Idea 2015, h. 87

Page 32: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

32

2) Merupakan tindak pidana tidak disengaja mana kalamemenuhi sarat tindak pidana pembunuhan idaksengaja. Syarat-syarat pembunuhan tidak sengajamanakala korban pembunuhan adalah manusia yangbernyawa, adanya perbuatan dari pelaku yangmengakibatkan kematian adanya ketidak sengajaandalam melakukan perbuatan, dan kematian adalahakibat dari perbuatanya.

3) Merupakan tindak pidana pembunuhan karenakesalahan manakala pembunuhan tersebut tidak adaunsur kesengajaan dalam perbuatan dan semata-matakarena faktor kelalaian dari sipelaku. Unsur-unsur daritindak pidana karena kesalahan adalah adanya korbanmanusia, adanya perbuatan yang mengakibatkanmatinya korban, perbuatan tersebut terjadi karenakekliruan, dan ada sebab akibat antara kematiandengan kekliruan.

4) Merupakan tindak pidana atas selain jiwa yangdisengaja mana kala main hakim dilakukan danditunjukan dengan sengaja dan dimaksutkanuntukmengakibatkan luka ditubuh korban.

5) Merupakan tindak pidana atas selain jiwapenganiyayaan tidak disengaja manakala main hakimdilakukan dan ditunjukan dengan sengaja namun tidakdimaksutkan untuk mengakibatkan luka terhadapkorban.53

53 Ahmad wardi muslik, Hukum Pidana Islam, Jakarta, Sinar Grafika, 2004,hlm. 135-219.

Page 33: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

33

BAB III

LAPORAN PENELITIAN

A. Profil Desa Balinuraga

1. Sekilas Tentang Sejarah Desa Balinuraga

Pada zaman dahulu lahan desa Balinuraga adalahlahan milik pemerintah yang kemudian dijadikan sebagaitujuan Transmigrasi pada tahun 1963, pada tahun 1963diberi nama Desa Balinuraga dibawah wilayah kecamatanKalianda.

Tahun 1963-1965 wilayah ini belum mempunyaisetruktur pemerintah Desa, segala administrasi masihditangani oleh jawatan transmigrasi yaitu oleh MangkuSaiman. Untuk mengkordinir Mangku Saiman sebagaisebagai ketua rombongan.

Pada tahun 1965 barulah perangkat DesaBalinuraga mulai dirintis dan terpilihlah pemerintahsementara yaitu:Kepala Desa : Aji RegegKamitua : SudirtanaBayan : Sudirtana

Pan KadesMade GedahOyok

Pada tanggal 27 juli 2007 wilayah DesaBalinuraga dari wilayah Kecamatan Sidomulyo menjadidaerah pemekaran baru kecamatan Way Panji. Pada tahun2007 diadakan pemilihan kepala desa kembali danterpilihlah Ketut Wardana sebagai kepala DesaBalinuraga dengan masa bakti 2007-2013.

2. Demografi Desa Balinuragaa. Batas Wilayah Desa

Letak geografi Desa Bali Nuraga, terletak diantara:Sebelah Utara : Desa Trimomukti

Kecamatan Candipuro

33

Page 34: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

34

Sebelah Selatan : Desa SidorenoKecamatan Way PanjiSebelah Barat : Desa Way Gelam

Kecamatan CandipuroSebelah Timur : Desa Tanjung Jaya

Kecamatan Palasb. Luas Wilayah Desa

1) Pemukiman : 102 ha2) Pertanian Sawah : 477 ha3) Lading/Tegalan : 318 ha4) Hutan :…….ha5) Perkotaan : ¼ ha6) Sekolah : 2 ha7) Jalan Poros : 4 km8) Jalan Desa/jalan Gang : 15 km9) Lapangan Sepak Bola : 1 ha

c. Orbitasi

Jarak ke Ibu Kota Kecamatan : 5 km, lama tempuh15 menit

Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 18 km, lama tempu35 menit

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Kepala Keluarga : 750 KK

Laki-laki : 1.164 orang

Perempuan : 1.746 orang

3. Keadaan Sosiala. Pendidikan

1) SD/MI :1000 orang2) SMP/MTS : 500 orang3) SLTA/MA : 500 orang4) SI/Diploma : 53 orang5) Putus Sekolah :100 orang

Page 35: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

35

6) Buta Huruf : 59 orang7) Belum Sekolah : 476 orang

b. Data Keagamaan Desa Balinuraga

Jumlah pemeluk Agama di Desa Balinuraga:

1) Islam :535 orang2) Kristen : -3) Katolik : -4) Hindu :2375 orang5) Budha :-

Jumlah tempat ibadah:

1) Masjid/Musollah : 2/2 buah2) Gereja : -3) Pura : 18 buah4) Vihara :-

4. Keadaan Ekonomi Desa Blinuraga

Sumber mata pencarian masyarakat Balinuraga:

Jenis pekerjaan

a. Petani :1200 orangb. Pedagang : 200 orangc. PNS : 50 orangd. Tukang : 25 orange. Guru : 40 orangf. Bidan/Perawat : 4 orangg. TNI/POLRI :……h. Suwasta : 66 orangi. Pensiunan : 1 orangj. Sopir/Angkutan : ……orangk. Buruh : 40 orangl. Belum bekerja : 984 jiwam. Jumlah : 2910 jiwa

Page 36: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

36

5. Kondisi Pemerintahan Desa

Jumlah aparat Desa

a. Kepala Desa : 1 orangb. Sekertaris Desa : 1 orangc. Perangkat Desa : 12 orangd. BPD : 11 orang

Lembaga kemasyarakatan

a. LPM : 1 Kelompokb. PKK : 1 Kelompokc. Posyandu : 7 Kelompokd. Pengajian : 2 kelompoke. Arisan : -f. Simpan Pinjam : 5 kelompokg. Kelompok Tani : 26 kelompokh. Gapoktan : 1 kelompoki. Karang Taruna : 1 kelompokj. Risma : 2 kelompok

6. Pembagian Wilayah

Nama Dusun dan Jumlah RT

a. Dusun I (Sidorahayu) : jumlah 3 RTb. Dusun II (Sukamulya) : jumlah 1 RTc. Dusun III (Banjar Sari) : jumlah 1 RTd. Dusun IV (Suka Nadi) : jumlah 2 RTe. Dusun V ( Pandearge) : jumlah 6 RTf. Dusun VI (Jatirukun) : jumlah 1 RTg. Dusun VII (Sumber Sari) : jumlah 2 RT

B. Kronologi Bentrok Antar Warga Di Desa Balinuraga

Pada hari sabtu tanggal 27 Oktober 2012 pukul 18.00WIB, bertepat di Desa Waringin Harjo telah terjadi keributanyang di sebabkan oleh seklompok pemuda Bali Nuraga yangsedang duduk-duduk dipersimpangan Desa Waringin Harjo

Page 37: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

37

menggoda 2 (dua) gadis desa yang sedang melintasmenggunakan sepeda motor dan berasal dari Desa Agomkecamatan kalianda atas nama Nurdiana Dewi (17 tahun) danEmilla (17 Tahun). Akibat godaan tersebut kedua gadisterjatuh dari sepeda motor di daerah persawahan DesaWaringin Harjo yang mengakibatkan luka-luka.

Selanjutnya kedua gadis tersebut melaporkankejadian tersebut kepada keluarganya dan dengan cepatmenyebar informasi kewarga Desa sekitar antara lain DesaSidoharjo, Desa Candipuro, Desa Way panji, dan Desa RajaBasa. Pukul 21.00 WIB, para pemuda Desa Agom yangberasal dari suku Lampung dan suku Jawa berkumpuldidepan pasar Patok Kecamatan Way Panji gunamerencanakan penyerangan kedesa Bali Nuraga.

Pada pukul 22.30 WIB Unsur Pimpinan Kecamatan(uspika) Way Panji dengan di bantu sekitar 1 (satu) SSKaparat kepolisian dari Polsek Sidomulyo dan PolresLampung Selatan berusaha untuk melakukan pencegahan.,namun massa tetap memaksa bergerak menuju Desa BaliNuraga Kecamatan Way Pnaji dengan menggunakan sepedamotor dan membawa senjata tajam. Pukul 23.00 WIB wargaDesa Agom tiba di perbatasan Desa Bali Nuraga danlangsung melakukan pengrusakan dan pembakaran terhada 5(lima) rumah warga Balinuraga yang berada di perbatasanDesa Bali Nuraga, akibatnya 1 (satu) unit warung milik Bpk.Made terbakar dan (7 tuju) unit rumah mengalami kerusakanakibat lemparan batu. Sementara warga Bali Nuragamelakukan perlawanan dengan menghadang massa dari DesaAgom yang hendak masuk kedalam desa denganmenggunakan senjata tajam dan senjata api rakitan.

Pada hari minggu tanggal 28 Oktober 2012 pukul10.00 WIB, warga Desa Agom dengan di bantu masyarakatdesa sekitar kembali menyerang Desa Bali Nuraga, padakejadian tersebut terdapat 3 (tiga) warga Desa Agommeninggal dunia akibat tertembak dan terkena senjata tajamyaitu:

Page 38: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

38

1. Yahya bin Abdullah (30 tahun) warga Desa Jati Permaikec. Kalianda.,

2. Marhadan bin Samsurnar (35 tahun) warga dusun JembatBesi Desa Gunung Terang kec. Kalianda dan

3. Alwin bin Solihin (35 tahun) warga dusun Sukaraja TajiMalela kec. Kalianda

Sedangkan yang luka-luka yaitu:

1. Ipul (33 tahun) Warga Desa Bandar Dalam kec.Sidomulyo, luka tembak dipaha.

2. Mukmin Sidik (25 tahun) Warga Suka Ratu kec.Kalianda, dan

3. Firdaus Warga Sidomulyo luka tembak di bahu kanan.4. Adi Warga Banda Dalam kec. Sidomulyo luka tusuk di

kaki.,5. Rizal Warga Desa Negri Pandan kec. Kalianda luka

bacok.,6. Erwin Warga Pangkul kec. Raja Basa luka bacok.

Korban luka di larikan ke rumah sakit Dr. Bob BazarKalianda Lampung Selatan dan Rumah Sakit Abdul MulukBandar Lampung.

Pada tanggal 29 Oktober 2012 pukul 10.00 WIBberlangsung rapat pertemuan antara tokoh masyarakat danForkopminda Kabupaten Lampung Selatan beserta jajaranPemkab Lampung Selatan yang dihadiri kapolda Lampung,komandan korem 043 Gatam, wakil Bupati Lampung SelatanBeserta Camat Sidomulyo, Way Panji, Candipuro Dan RajaBasa. Dalam pertemuan tersebut Danrem 043 menyampaikanbahwa Kepala Desa tidak boleh ikut-ikutan menggerakanwarga namun harus meredam konflik dimasyarakat danmengajak aparat terkait untuk melakukan operasi justify(terpadu) bersama-sama dengan pemerintah daerah sertameminta kepada pihak media masa agar tidak memberikanberita-berita yang sifatnya provokatof. Kemudian WakilBupati menyampaikan akan berupaya membantu warga yangmenjadi korban kerusuhan dengan memberikan tali asih dan

Page 39: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

39

meminta kepada warga masyarakat jangan mudahterprovokasi terhadap isu-isu yang menyesatkan.

Selanjutnya pukul 12.00 WIB, masa yang berkumpuldari Desa Agom dengan di bantu oleh warga dari desa-desalainya di Kalianda Lampung Selatan bergerak menuju DesaPatok Kecamatan Sidomulyo dengan membawa senjata tajamdan bambu runcing dengan jumlah masa lebih kurang 12.000orang untuk melakukan penyerangan terhadap Desa BaliNuraga yang kemudian oleh aparat keamanan yang berjagamencoba untuk di alihkan namun karena banyaknya massa,aparat keamanan tidak dapat membendung, sehingga bentrokkembali terjadi.

Dalam kejadian tersebut, terdapat 9 (sembilan) orangkorban meninggal dunia, aparat keamanan melakukanpenyisiran untuk mencari korban lainya dan sebagian besarrumah warga di Desa Bali Nuraga hangus terbakar serta 27rumah di Desa Sidoreno Kecamatan Way Panji (milik wargabali) terbakar.

Dan daftar warga Desa Bali Nuraga yang menjadikorban pada konflik yang terjadi dan mengakibatkan korbanjiwa 9 (sembilan) nama-nama tersebut yaitu:

No Nama Umur Jenisklamin

1 Rusnadi alias Made Petis 45-55 Laki-laki2 Pan Malini alias Nyoman

Sukarma50-60 Idem

3 Terat alias Ratminingsih aliasWayan Paing

45-56 Idem

4 Wayan Kare 40-50 Idem5 Muriyati 55-65 Idem6 Gede Semara Jaya 20-30 Idem7 Pan Kare 60-70 Idem8 Ketut Buder 55-65 Idem9 Pan Ladri alias Ketut Parta 60 Idem

Page 40: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

40

Daftar kerusakan akibat kerusuhan tersebut

No Jenis Dibakar(unit)

Dirusak(unit)

Milik

1 Rumah 300 26 Bali Nuragadansidoreno

2 Sepeda motor 11 - Idem3 Gd. SD N

balinuraga- 1 Idem

4 SMP Darma Bakti 1 - Idem5 Pura banjar 1 - Idem6 Kendaraan roda 4

- Isuzupanter

- HondaCRV

- mitsubishi

1--

-11

PoldaLampungBali NuragaIdem

7 Kawat barier - 1 PoldaLampung

C. Keputusan Perdamaian

Menurut Wayan Suadi pada saat itu selasa 30 Oktober2012 beliau ditelefon oleh Kesbangpol sebagai salahsatu jurubicara dari pihak Balinuraga dan beliau di undang untukdatang ke Kapolres guna membicarakan tentang upayaperdamaian yang di fasilitasi oleh pihak Kesbang dankepolisian, bukan hanya itu di pihak Agom juga di undangtokoh-tokoh masyarakat Lampung, pada saat itu kedua belahpihak dikumpulkan dalam satu ruangan yaitu Aula Kapolresguna membicarakan perdamaian, namun pada saat itu belummenemukan titik temu dalam perbincangan tersebut, harirabu Pak Wayan di panggil kembali dan di pertemukankembali dengan tokoh-tokoh dari pihak Lampung yangdiwakili oleh Safrudin Husain, Rusman, TumenggunNitijaman, guna membicarakan perdamaian namun kali inidifasilitasi pemerintahan Provinsi Lampung, menurut

Page 41: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

41

penuturan Pak Wayan Suadi mereka dikumpulkan dan ditemui oleh Sekda Provinsi dalam hal ini adalah BapakBerlihan Tihang, dan dalam pembicaraan itu tersusunlah 10butir perjanjian yang berbunyi:

1. Kedua belah pihak sepakat untuk menjaga Keamanan,Ketertiban, Kerukunan, Keharmonisan, Kebersamaan,dan Perdamaian natara suku yang ada di bumi KhagomMufakat Kabupaten Lampung Selatan yang kita cintaiserta mendukung kelancaran pelaksanaan programpembangunan yang sedang berjalan dalam NegaraKesatuan Republik Indonesia.

2. Kedua belah pihak sepakat tidak akan mengulangitindakan-tindakan anarkis yang mengatas namakanSuku, Agama dan Ras (SARA), sehingga menyebabkanKeresahan, Ketakutan, Kebencian, Kecemasan dankerugian secara materil khususnya bagi kedua belahpihak dan umumnya bagi masyarakat luas.

3. Kedua belah pihak sepakat apabila terjadi pertikaian,perkelahian, dan perselisihan yang disebabkan olehpermasalahan pribadi, kelompok, dan/atau golongan agarsegera di selesaikan secara langsung oleh orang tua,ketua kelompok dan/atau pemimpin golongan.

4. Kedua belah pihak sepakat apabila orang tua, ketuakelompok dan/atau golongan tidak mampumenyelesaikan permasalahan seperti yang tercantumpada angka 3(tiga), maka akan diselesaikan secaramusyawarah, mufakat, dan kekeluargaan oleh tokohmasyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemudaserta aparat pemerintahan desa setempat.

5. Kedua belah pihak sepakat apabila penyelesaianmasalahan seperti yang tercantum pada angka 3(tiga)dang angka 4(empat) tidak tercapai, maka tokohmasyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda danaparat pemerintahan desa setempat menghantarkanmenyerahkan permasalahan tersebut kepada pihakberwajib untuk di proses sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 42: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

42

6. Apabila ditemukan oknum warga yang terbuktimelakukan perbuatan, tindakan, ucapan, upaya-upayayang berpotensi menimbulkan dampak permusuhan dankerusuhan, pihak pertama dan/atau pihak kedua bersediamelakukan pembinaan kepada yang bersangkutan, danjika pembinaan tidak berhasil maka, diberikan sanksiadat berupa pengngusiran terhadap oknum tersebut dariwilayah Kabupaten Lampung Selatan.

7. Kewajiban pemberi sanksi sebagai mana dimaksut padaangka 6(enam) berlaku juga bagi warga LampungSelatan dari suku-suku lainnya yang ada di wilayahKabupaten Lampung Selatan.

8. Terhadap permasalahan yang telah terjadi antara parapihak pada tanggal 27 Oktober 2012 sampai dengan 29Oktober 2012 yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa(meninggal dunia)maupun korban luka-luka, keduabelah pihak sepakat tidak melakukan tuntutan hukumnapapun dibuktikan dengan surat pernyataan dari keluargayang menjadi korban, dan hal ini juga berlaku bagiaparat penegak hukum (kepolisian).

9. Kepada masyarakat suku bali khususnya yang berada diwilayah Desa Bali Nuraga harus mampu bersosialisasidan hidup berdampingan secara damai dengan seluruhLapisan Masyarakat yang ada di wilayah KabupatenLampung Selatan terutama dengan masyarakat yangberbatasan dan/atau berada di wilayah Desa Bali NuragaKecamatan Way Panji.

10. Kedua belah pihak sepakat berkewajiban untukmensosialisasikan isi perjanjian perdamaian ini kelingkungan masyarakat.

10 butir perjanjian yang tesusun dan menjadikesepakatan bersama antara kedua belah pihak, dan merekasepakat perjanjian ini di jadikan dasar dalam menyelesaikansegala permasalahan yang timbul di Kabupaten LampungSelatan.

Page 43: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

43

BAB IV

PERAN HUKUM PIDANA DALAM PENYELESAIANMASALAH

A. Analisis Hukum Pidana Islam Dalam Terhadap KasusPidana Yang Terjadi di Desa Balinuraga

Kasus yang menimbulkan konflik di Desa Balinuragasesungguhnya di awali dengan kasus pidana, dari kronologikejadian jelas ada pelanggaran yang dilakukan olehsegrombolan pemuda yang mengakibatkan dua orang gadismenjadi korban, yaitu korban luka,lalu dilanjutkan denganmasalah pembunuhan yang muncul yaitu pembunuhandilakukan oleh pihak dari Desa Balinuraga.

Dari sini kita bisa melihat ada 4 korban pembunuhandari pihak Desa Agom yang tadinya ingin meminta gantirugikepada pemuda yang mengganggu gadis dari Desa Agom,jika di tinjau dari sudut pandang Islam bawa hukuman bagipelaku pembunuhan tersebut adalah Qishas atau Diyat yangseharusnya di jatuhkan sesuai dengan keinginan keluargakorban.

Karena pembunuhan pertama yang terjadi di DesaBalinuraga yang juga dilakukan oleh beberapa pelaku yangdalam hal ini mereka sudah mempersiapkan persenjataan,hukumannya adalah Qishas atau membayar Diyat, dariUbaidullah, dari Nafi, dari Ibnu Umar bahwa seorangpemuda telah terbunuh secara mutilasi. Umar berkata “jikaada bukti bahwa penduduk sana’ah telah bersekongkolmembunuhnya, tentu aku akan membunuh mereka semua”.

Kemudian kejadian yang kedua adalah penyeranganyang dilakukan oleh warga Desa Agom yang menuntut balasatas pembunuhan yang terjadi yang di lakukan oleh wargaDesa Balinuragayang menimbulkan korban jiwa sebanyak 9orangtewas. Di dalam masalah ini sebenarnya keduabelah

43

Page 44: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

44

pihak melakukan kesalahan yang sama besar yaitumelakukan pembunuhan, namun seharusnya hukuman yangdijatuhkan dan di berikan bagi pelaku adalah wajibdilakukan baik Qishas atau membayar Diyat.

Sudah barang tentu Islam mengatur tentang Qishasataupun Diyat bagi pelaku pembunuhan yang terjadi di DesaBalinuraga yang dilakukan oleh pihak warga Balinuragayaitu dengan Qishas ataupun membayar Diyat, namun dalammenjatuhkan hukuman Qishas dan membayar Diyatpun adabatasan- batasnya dan yang berhak untuk menjatuhkanQishas, ini dijelaskan oleh Imam Syafii beliau berkata: Allahyang terpuji menurunkan firmannya Q.S Al-Isra 33

.

33. dan janganlah kamu membunuh jiwa yangdiharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu(alasan) yang benar. dan Barangsiapa dibunuh secara zalim,Maka Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadaahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampauibatas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yangmendapat pertolongan.

Maksudnya yang dibenarkan oleh syara' sepertiqishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.

Maksudnya: kekuasaan di sini ialah hal ahli warisyang terbunuh atau Penguasa untuk menuntut kisas ataumenerima diat. qishaash ialah mengambil pembalasan yangsama. qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuhmendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh Yaitudengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran

Page 45: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

45

diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidakmendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklahmembayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhanmenjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan sipembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerimadiat, Maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan diakhirat Dia mendapat siksa yang pedih. diat ialahpembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidanaterhadap sesuatu jiwa atau anggota badan.

Dikatakan Wallahua’lam bahwa maka firmannyajanganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh,yakni jangan membunuh selain orang yang membunuh saja,hak untuk memutuskan bukan orang lain namun wali ataukeluarga korban yang ditinggalkan.

Disini muncul perkara baru karena adanya pihakketiga dengan jumlah yang besar melakukan pembunuhanyang mengakibatkan korban pembunuhan yang lebih dariapa yang telah di batasi oleh Hukum Pidana Islam dalammenjatuhkan Qishas ataupun hukuman membayar Diyat,pihak ketigapun dapat di jatuhi hukuman Qishas jika terbuktibersalah dalam melakukan pembunuhan, Imam syafiiberkata: Apabila seseorang dengan sengaja membunuh oranglain, lalu ia di bunuh oleh pihak ke tiga yang bukan ahliwaris pihak pertama baik sebelum dibuktikan bahwa iapembunuh atau belum ada pengakuan, maupun setelah adabukti atau ia mengaku, begitu pula baik ia telah di serahkankepada ahli waris korban petama unutk dibunuh, di ambildiyat atau diberi pemaafan, maupun belum diserahkankepada mereka, maka semua kondisi itu sama. Pihak ketigayang membunuh pelaku pembunuhan itu dapat dipidanamati, kecuali para ahli waris korban menginginkanmenggambil diyat.Apabila pihak ketiga ini mengaku disuruholeh ahli waris korban pertama untuk membunuh pelakupembunuhan terhadap anggota keluarganya, maka ahli waristersebut disuruh bersumpah.Apabila ahliwaris bersumpah,

Page 46: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

46

maka pembunuh dapat di pidana mati sedangkan ahli warismendapt diyat dari pembunuh anggota keluarga mereka.Bilaahli waris tidak mau bersumpah, maka pembunuh disuruhbersumpah telah membunuh oleh ahliwaris korban pertamauntuk membunuh pelaku pembunuhan terhadap anggotakeluarganya. Maka keadaanya demikian, maka ia tidakmendapatkan sanksi dan ahliwaris korban pertama tidakberhak mendapatkan diyat dari pembunuh anggota keluargamereka.

Jika ahli waris korban pertama terdiri dari dua orang;salah seorang mereka memerintahkan pihak ketiga untukmembuuh pelaku pembunuhan anggota keluarganya,sedangkan seorang lagi tidak memerintahkan yang demikian,maka orang yang disuruh itu tidak dipidana mati dengansebab perbuatannaya, dan ahli waris korban kedua dapatmenuntut seperdua diyat dari pelaku pembunuhan anggotakeluarga mereka, sebab orang yang membunuh anggotakeluarga mereaka melakukan pembunuhan itu hanya karenadisuruh oleh sebagian ahliwaris korban pertama bukan olehseluruh ahliwaris itu .

Jelas dalam kasus ini pihak ketiga melakukankesalahan dalam melakukan pembalasan yakni merekamembunuh dengan cara yang tidak sama dengan apa yangtelah dilakukan oleh pelaku pembunuhan pertama, kemudianmereka berlebihan dalam melakukan pembalasan, sertadalam hal ini korban meninggal ada yang tidak terlibat dalampembunuhan pertama yang di lakukan di Desa Balinuraga.

Jadi dengan kata lain ketika hukuman yang dijatuhkan tidak sesuai dengan yang seharusnya maka adakonsekwensi lagi sampai hukumannya seimbang atau sama,maka dari itu sangatlah penting dalam penerapan hukumanrajam diperlukan hakim dalam menjatuhkan hukuman.Dalam sejarah diriwayatkan, Umar berkata kepadaAbdurrahman bin Auf: Bagaimana pendapat anda “Jika sajaanda adalah hakim atau kepala Negara, kemudian andamelihat manusia berbuat maksiat, apakah anda akan

Page 47: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

47

melaksanakan hukuman? Abdurrahman menjawab tidaksampai ada seseorang lain menjadi saksi bersama saya. “Umar berkata: anda benar jika mengatakan selain itu, makaanda salah.

Dari kisah ini menunjukan bahwa seharusnya yangberhak menjatuhkan keputusan hukuman adalah hakim ataukepala Negara dan dalam mengambil keputusan haruslahdidatangkan saksi, dan dalam kejadian tersebut seharusnyahukuaman yang dijatuhkan selayaknya harus adil danmendatangkan banyak kemaslahatan bagi semua.

Hukuman Qishas adalah hukuman yang memilikitujuan pembalasan, selain itu juga ada tujuan lain yangdalam Qishas, yaitu adalah memberikan pelajaran bagi yanglain agar tidak melakukan hal yang sama dan tidak akanmengulangi ataupun meniru perbuatan tersebut. jadi dengankatalain perbuatan yang dilakukan oleh pelaku penyerangandi Desa Balinuraga menurut Hukum Pidana Islam tidak dibenarkan dan seharusnya hukuman bagi pelaku pembunuhanharus mendapat balasan yang sama dengan apa yang telahdilakukan, jika pembunuhan dilakukan dengan cara di tebasdengan senjata tajam maka sama yang harus dilakukandengan pelaku dalam pelaksanaan Qishas.

Dalam islam hukuman pembunuhan jelas di hukumdengan hukuman yang sama seperti pelaku melakukanperbuatanya, dan dalam melakukan Qishas tidak bolehberlebihan pada saat melakukan pembalasan hal ini diterangkan dalam Al-Qur’an al-Baqarah2:178-179.

Page 48: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

48

178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan ataskamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh;orang merdeka dengan orang merdeka, hamba denganhamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa yangmendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yangmema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, danhendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yangmemberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikianitu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suaturahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,Maka baginya siksa yang sangat pedih.

179. dan dalam qishaash itu ada (jaminankelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal,supaya kamu bertakwa.

Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama.qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapatkema'afan dari ahli waris yang terbunuh Yaitu denganmembayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diatdiminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesakyang membunuh, dan yang membunuh hendaklahmembayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhanmenjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan sipembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerimadiat, Maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan diakhirat Dia mendapat siksa yang pedih.

Namun dalam kasus ini jalan untuk menyelesaikanmasalah yang muncul melalui jalan perdamaian yang mana dua

Page 49: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

49

belah pihak bersepakat agar tidak melakukan penuntutan satusama lain, dan hukuman yang di jatuhkan adalah hukuman adatjika masalah serupa muncul kembali.

Dalam islam memperbolehkan penyelesaian masalahdengan jalur perdamaian yang mana dalam satu riwayatRasulullah SAW bersabda :

Siapa yang menjadi keluarga korban terbunuh maka iamemilih dua pilihan, bisa memilih diyât dan bisa qishâsh (balasbunuh).[HR al-Jama’ah].

Siapa yang menjadi keluarga korban terbunuh maka iamempunyai dua pilihan, bisa memilih memaafkannya atau bisamembunuhnya.

Dalam kasus ini penyelesaian yang di ambil oleh pemerintahlebih condong menggunakan hukum islam dalam mengambilkeputusannya, ini terlihad dari segi bagai mana sumber hukum itudi gali dan di gunakan, dalam islam jelas sumber hukumnyamemiliki dasar Alqur’an dan Asunnah serta Ar-Ra’yu. Jelasdalam Al-qur’an maupun hadis di ajnurkan untuk melakukanQisas namun juga mengedepankan memberikan maaf terhadappelaku, ada juga dalam salah satu sumber Hukum Pidana Islammenjelaskan tentang Ar-ra’yu penggunaan akal sehat, salah satupengertian Ar-Ra’yu adalah Maslahat Mursalah yang memilikiarti penerapan hukum berdasarkan kebaikan dan kepentinganyang tidak ada dalam syarak.

B. Analisis Hukum Pidana Dalam Kasus Konflik Di DesaBalinuraga Di Way Panji

Konflik yang terjadi di Desa Balinuraga berahirdengan kesepakatan damai dan tidak menimbulkankonsekwensi bagi pelaku penyerangan, konflik berahirdengan 10 butir perjanjian yang sampai saat ini di jadikanperaturan tertuli bagi kedua belah pihak, dan jika adapelanggaran yang terjadi maka hukum adat yang berperanuntuk menghukum si pelaku yang melakukan pelanggaran.

Page 50: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

50

Namun jika kita lihat dari beberapa aspek HukumPidana positif, yang digunakan di Indonesia tidak ada dasarsatupun yang membenarkan bahwa kasus pembunuhan dapatdimaafkan tanpa ada tindakan pidan, karena kejahatanpembunuhan adalah jenis kejahatan biyasa, bukan delikaduan.

Hukum yang seharusnya di jalankan untuk mengadilipelaku pengroyokan seharusnya dijerat dengan hukumanyang telah tercantum dalam KUHP pasal 358 denganancaman hukuman 2 (dua) tahun 8 (delapan) bualan jikakorban menderita luka berat, dan hukuman 4 (empat) tahunjika mengakibatkan kematian. Karena sumber hukumpidanadi Indonesia adalah Hukum Tertulis, Hukun Adat, danMemorie Toelicthting ( Memori Penjelasan).

Disini penulis mengangkat pasal 358 KUHP karenajika hukuman bagi pembunuh, masyarakat pada umumnyasudah mengerti hukum yang akan di jatuhkan ketikamelakukan pembunuhan secara perorangan, namun jikamelakukan pembunuhan yang melibatkan banyak orangmaka pelakunya sangat jarang sekali di pidana secarakeseluruhan, walaupun mereka hanya ikut serta dalampenyerangan tanpa membunuh.yang sudah jelas hukumannyadalam KUHP. Dari dasar hukum di atas baik dari KUHPmaupun dari Hukum Pidana Islam menunjukan hukumanyang seharusnya dijatuhkan adalah hukuman yangseharusnya di terima oleh penyerang desa Balinuraga. Ketikakita berbicara tentang hukum islam dalam hukum islamsudah jelas bahwa hukuman bagi pelaku penyeranganseharusnya Qishas ataupun membayar Diyat, dan jika dalamHukum Pidana yang tercantum dalam KUHP, hukuman yangseharusnya di jatuhkan adalah kurungan dalam penjaraselama 2 (dua) tahun 8 (delapan) bulan jika korban hanyamengalami luka berat dan jika sampai menimbulkan korbannyawa maka hukuman yang diterima adalah 4 (empat) tahunpenjara bagi yang ikut serta dalam pengroyokan yangdilakukan.

Page 51: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

51

Gubernur Lampung mengambil keputusanmelakukan perjanjian damai dan mendamaikan kedua belahpihak, dalam Hukum Pidana apakah perjanjian dapatdijadikan sebagai dasar hukum dan dapat menjadi alternatifdalam hukuman, sedangkan dalamislam sudah jelasbahwasanya hukuman bagi pelaku penyerangan tersebutadalah hukuman Qishas ataupun Diat. Jadi dalam kaitanyadengan hukuman yang seharusnya dikenakan oleh tersangkapengroyokan di desa Balinuraga adalah hukuman yangsepenuhnya ditentukan oleh keluarga korban, apakah Qishasataukan membayar Diyat itu tergantung dari keluargakorban, seharusnya penyelesaian masalah konflik yangterjadi di Desa Balinuraga haruslah menggunakan pasal 358KUHP tentang keikutsertaan dalam pengroyokan yangmenimbulkan kematian, yaitu penjara 4 (empat) tahun 8(bulan)penjara. Jika yang di ambil adalah langkahmusyawarah dan damai maka wajib bagi pelakumembayarkan Diyat, bukan tanggungan Negara untukmembayar Diyat namun kewajiban pelaku untuk membayarDiyat, yang demikian itu untuk memberikan efek jera danmemberikan pelajaran bagi yang lain agart tidakmenggulangi perbuatanya tersebut.

Dalam hukum jelas kita mengenal teori pembalasan,pembalasan disini bertujuan untuk memberikan rasa keadilanbagi keluarga korban, dan ada tujuan lain yang harus di dapatdalam penjatuhan pemidanaan salah satunya adalahbertujuan sebagai pencegahan agar masalah yang sama tidakterulang lagi, bukan hanya untuk daerah yang telah terjadikonflik, namun juga sebagai pelajaran bagi daerah yang lainagar tidak melakukan hal yang sama, bukti kesalahan bahwapenerapan keputusan mendamaikan dan tidak memberikanhukuman bagi pelaku pengroyokan adalah di susulnya kasusyang muncul di kecamatan Padangratu Kabupaten LampungTengah dan di Desa Taman Sari Kabupaten Lampung Timur,yang juga karena merasa anggota keluarganya meninggaldan tidak terima lantas mengumpulkan masa yang lebihbesar dan menyerang tempat dimana keluarganya mendapat

Page 52: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

52

serangan, dan tidak mustahil cara seperti inilah yangdigunakan agar lepas dari tanggung jawab setelah melakukanperbuatan pidana.

Jika kita mengakui bahwasanya hukum yang berlakudi Indonesia adalah huku Indonesia maka hukum yang harusdijalankan adalah hukum yang di sepakati oleh seluruhmasyarakat, dalam menyelesaikan kasus pidana maka yangharus di gunakan adalah KUHP sebagai dasar hukum yang disepakati di Indonesia, dan jika mengikuti KUHP maka yangseharusnya di jalankan adalah pasal yang sesuai denganperbuatan yang dilakukan oleh pelaku.

Jika pelaku pembunuhan di ancam dengan pasalpembunuhan, pelaku yang turutserta dalam penyerangan jugaharus mendapatkan hukuman turut serta dalam melakukanperbuatan pembunuhan, asas dalam Hukum Pidana diindonesia yang pertama sekali dalam pasal 1 ayat 1 tentangasas legalitas menerangkan tidak ada hukuman tanpa aturan,jika di tafsirkan secara mendalam juga memiliki arti jikasudah ada pasal yang mengatur suatu perbuatan atautindakan pidana maka wajib hukumnya untuk menjalankanperaturan tersebut.

Page 53: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Islam mengatur dalam Al-qur’an dan Al-hadis tentangpembunuhan dan turutserta dalam perkembangan HukumPidana Islam pernah menyelesaikan kasus tentangpembunuhan dan ikut serta dalam pembunuhan yanghukumannya adalah Qishas.

Hukuman Turutserta langsung :

Bagi pelakua jarimah turutserta langsung yangmengakibatkan korban meninggal dijatuhi hukumanQIshas.

Hukuman turutserta tidak langsung:

Bagi pelaku turutserta melakukan jarimah secara tidaklangsung dijatuhi hukuman Takzir.

Dalam jarimah Qishas di mungkinkan adanyaperdamaian jika keluarga korban memaafkan perbuatanpelaku dalam kasus ini, semua yang terlibat dalamkejadian tersebut melakukan musyawarah dan bersepakatmelakukan perdamaian, apabila terjadi perdamaian makahukuman pokok beralih kepada hukuman pengganti.

2. Hukum Positif yang tertuang dalam KUHP yang tepatadalah menggunakan pasal 358 KUHP tentang turutsertamelakukan pengroyokan, namun dalam analisis HukumPidana Islam pasal ini tidak digunakan karena melihatkemaslahatan bagi semua.

3. Eksistensi pasal 358 KUHP dalam kasus yang terjadi diDesa Balinuraga tidak menunjukan adanya eksistensinyakarena menimbang Hukum Pidana Islam yangmemperbolehkan melakukan perdamaian.

53

Page 54: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

54

A. SaranPemerintah seharusnya lebih proaktif dalam

merumuskan aturan yang jelas dan baku guna menekanangka pelanggaran hukum dengan melakukan pengkajiansecara komperhensip dari kejadian-kejadian yang munculagar tidak terulang dikemudian hari.

Penegak hukum sebaiknya melakukan tugas danfungsinya sesuai dengan Undang-undang yang telah ada danyang telah sah menjadi peraturan bersama.

Kajian Ilmiah tentang konflik yang melibatkanmasyarakat luas dijadikan program yang berkesinambunganagar mendapatkan hasil yang baik dan dapat dijadikan suberdalam perumusan peraturan yang lebih efektif dalampenanganan hukuman.

Pemerintah juga seharusnya melakukan penyuluhansecara menyeluruh terhadap masyarakat guna memberikanpenyadaran tentang prilaku taat hukum. Serta pemerintahjuga sering melakukan pendampingan kepada masyarakatagar masyarakat dapat menghargai keaneka ragaman dalamkehidupan.

Pemerintah dan penegak hukum juga memilikikewajiban dalam memberikan kenyamanan dan ketenanganterhadap masyarakat agar masyarakat percaya kembalikepada pemerintah dan penegak hukum. Kepercayaanmasyarakat terhadap hukum dan pemerintah akanmengurangi angka main hakim sendiri, dan ini akanmenjadikan masyarakat kita dewasa dalam menyelesaikansetiap masalah yang muncul.

Page 55: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

55

DAFTARPUATAKA

A Adjis Chahril, Kriminolog Syari'ah, RMBOOKS, Jakarta 2007.Artikata-com.

Asshiddiqie Jimly, Safa'at M.Ali, Teori Hems kalsen tentanghukum, konstitusi pers, Jakarta, 2012.

Haq Hamka, Filsafat Ushul Fiqh, Yayasan Al-Ahkam, Makassar,1998. http://lampung.tribunnews.com 28/10/2012.

JE. Sahetapy, Pictimologi sebuah Bunga Rampai, Pustaka SinarHarapan, Jakarta 1987.

Kartono, kartmi,, Pengantar Metodologi Sosial, C.V. MandarMaju,bandung 1996.

Khalaf Wahab Abdul, Ilmu Usul Fiqih, penerjemah, HelmiMasdar, Bandung Gema Risalah Press, 1997.

Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja RosdaKarya, Bandung, 2007.

Moeljatno , KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.bumiaksara , Jakarta, 2006.

Prasetyo Teguh, Hukum Pidana, rajawali pers, Jakarta, 2010.

Rosyada Dede, Hukum Pidana Islam Dan Pranata Sosial,Jakarta., Lembaga Setudy Islam Dan Kemasyarakatan,Jakarta, 1992.

Susan Novri, Negara Gagal Mengelola Konflik Demokrasi DanTata Kelola Konflik Di Indonesia, pustaka pelajar,Yogyakarta, 2012.

Syafrudin, Survey pemetaan konflik sosial diKabupaten LampungSelatan ,2013. Tempo interaktif, 12/09/2011.

55

Page 56: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

56

Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia DalamPersepektif Pembaharuan, MUM Press, Malang.2009.

Pusat Departermen Pendidikan Nasional, Kamus Besar BahasaIndonesia, Jakarta.2003

Bachtiar Wardi, Sosiologi Klasik dari Comte hingga Parsons,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006.

Kartini, Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Almini,Bandung, 1986.

Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat,gramedia, Jakarta, 1985.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu PendekatanPraktek, Bhmeka Cipta, Jakarta, 1997.

Hadi Sutrisno, Metodologo Research, Universitas Gajah Mada,Yogyakarta, 1987.

Moeloeng J. Lexsy, Metodologi Penelitian Kualitatif, RemajaRosdakarya, Bandung,1991.

Muslilich Wardi Ahmad, Pengantar Dan Asashukum PidanaIslam, Sinar Grafik Jakarta, 2014.

Ali Zainuddin, Hukum Pidana Islam, Sinar Grafik Jakarta 2009.

HanafiA, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Bulan Bintang,Jakarta, 1967.

Umar Husain, Metode Penelitian Untuk. Skripsi Dan Tesis Bisnis,Rajawali Pers, Jakarta. 2007.

Rahmadi Takdir, Mediasi Penyelesaian Sengketa MelaluiPendekatan Mufakat, Rajawali Perst, Jakarta. 2010.

Abu Alhasan Ali Ibn Muhammad Al Mawardi, Al Ahkam AsSultanyah, Mustafa Al Baby Al Halaby, Mesir, CetakanIII, 1973.

Page 57: perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah Trepository.radenintan.ac.id/1614/2/Skripsi_I-VI._Edit.pdf · mendalam tentang hukuman pidana yang seharusnya diterapkan

57

Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail Al - Bukhari, EnsiklopediaHadits Sahih Al- Bukhari I, Almahira, Jakarta Timur,Cetakan 1,2011.

Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail Al - Bukhari, EnsiklopediaHadits Sahih Al- Bukhari II, Almahira, Jakarta Timur,Cetakan II, 2012.

Muhammad Rawas Qal’ahji, Ensiklopedi Fiqih Umar bin Khatabra, rajawali pers, Jakarta, 1999.

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Dillatuhu, Darul Fikir,Jakarta, Cetakan I, 2010.