perbedaan tingkat kecemasan terhadap ... dan amah yang berada di tangerang. terima kasih atas...

118
i PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA LANSIA DENGAN BUDAYA JAWA DAN BUDAYA TIONGHOA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Alfonsus Bayu Dirgantara NIM : 109114031 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: duongthien

Post on 12-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

i

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP

KEMATIAN PADA LANSIA DENGAN BUDAYA JAWA DAN

BUDAYA TIONGHOA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Alfonsus Bayu Dirgantara

NIM : 109114031

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

ii

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA

LANSIA DENGAN BUDAYA JAWA DAN BUDAYA TIONGHOA

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Alfonsus Bayu Dirgantara

NIM : 109114031

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Tanggal :

Dra.Lusia Pratidarmanastiti, M.S.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA

LANSIA DENGAN BUDAYA JAWA DAN BUDAYA TIONGHOA

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Alfonsus Bayu Dirgantara

NIM: 109114031

Telah dipertanggungjawabkan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 19 November 2014

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji:

Nama Lengkap Tanda Tangan

Penguji 1 Dra.Lusia Pratidarmanastiti M.S. .........................

Penguji 2 C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi. .........................

Penguji 3 MM. Nimas Eki Suprawati, M.Si., Psi. .........................

Yogyakarta,

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

iv

Hasil karya ini ku persembahkan untuk:

Kedua Nenek yang menjadi inspirasiku dalam membuat karya ini...

Kedua Orang Tuaku yang selalu mendoakan dan menyemangatiku...

Kakak dan Sanak Saudara yang selalu mendoakan dan menyemangatiku...

Kekasih yang selalu mendoakan dan menyemangati serta menemani selama

pembuatan karya ini dari awal hingga akhir...

Dosen pembimbing yang selalu mendoakan dan menyemangati serta tak pernah

lelah membimbing dan mengajariku...

Teman-teman seperjuangan Psikologi 2010 yang selalu saling menyemangati,

mendoakan, membimbing satu sama lain dan saling bertukar pikiran...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

v

HALAMAN MOTTO

Progress. Not Perfection.

(Robert McCall – The Equalizer)

“That's because you keep looking up all the time. The trick is to wait patiently and

pick up the ones from the ground around you. You won't see any opportunities

from below if you keep looking above your head all the time.”

(Yasu-ba – Barakamon)

“If you can't do something, then don't. Focus on what you can.”

“Always look thirty seconds ahead.”

(Shiroe – Log Horizon)

Learning is not memorizing the exact words from the book. Learning is

understanding it and being able to explain it in your own words.

(Rancho Shamaldas Chanchad– 3 Idiots)

“Using no way as way.Having no limitation as limitation.”

(Bruce Lee)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 November 2014

Penulis,

Alfonsus Bayu Dirgantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

vii

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA

LANSIA DENGAN BUDAYA JAWA DAN BUDAYA TIONGHOA

Alfonsus Bayu Dirgantara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan

terhadap kematian pada lansia dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa. Subjek

dalam penelitian ini adalah lansia dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa yang

berusia 60 tahun ke atas dan masih komunikatif. Jumlah subjek dalam penelitian

ini adalah 60 orang, 30 lansia dengan budaya Jawa dan 30 lansia dengan budaya

Tionghoa. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan tingkat

kecemasan terhadap kematian pada lansia dengan budaya Jawa dan budaya

Tionghoa. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala Likert yaitu,

Skala kecemasan terhadap kematian. Relibilitas Skala kecemasan terhadap

kematian adalah 0,916. Reliabilitas diperoleh menggunakan teknik Cronbach’s

Alpha. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan independent

sample t-test. Hasil analisis dalam penelitian ini adalah (t = 1,898 dengan

signifikansi 0,063). Berdasarkan hasil analisis tersebut ditarik kesimpulah bahwa

tidak ada perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia dengan

budaya Jawa dan budaya Tionghoa.

Kata kunci: tingkat kecemasan, kematian, lansia, budaya Jawa, budaya Tionghoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

viii

DIFFERENCE IN ANXIETY LEVEL OF DEATH IN THE ELDERLY

WITH JAVANESE CULTURE AND CHINESE CULTURE

Alfonsus Bayu Dirgantara

ABSTRACT

This research aimed to determine the differences in the level of anxiety of

deathin elderly with Javanese culture and Chinese culture. Subjects in this study

were elderly with Javanese culture and Chinese culture are aged 60 years and

over and still communicative. The number of subjects in this study were 60

people, 30 elderly with Javanese culture and 30 elderly with Chinese culture.

Hypothesis in this research was there is a difference in anxiety level of death in

elderly with Javanese culture and Chinese culture. The data were obtained by

using a Likert scale, death anxiety scale. The reliability of the death anxiety scale

was 0.916. Reliability was obtained using Cronbach's Alpha technique. The data

in this study were analyzed using independent sample t-test. The results of the

analysis in this study were (t =1.898 with a significance of 0.063). Based on the

results of this analysis conclude that there is no difference in the level of anxiety

of death in elderly with Javanese culture and Chinese culture.

Keywords: anxiety level, death, elderly, Javanese culture, Chinese culture

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

ix

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Alfonsus Bayu Dirgantara

Nomor Mahasiswa : 109114031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN

PADA LANSIA DENGAN BUDAYA JAWA DAN

BUDAYA TIONGHOA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpusatakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royaliti kepada saya selama saya tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 19 November 2014

Yang menyatakan,

(Alfonsus Bayu Dirgantara)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

x

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas bimbingan serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsinya yang berjudul “Perbedaan Tingkat Kecemasan terhadap Kematian pada

Lansia dengan Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa”. Skripsi ini disusun guna

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan mendapatkan dukungan serta

bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya secara tulus kepada:

1. Bpk. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Ratri Sunar Asusti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

Terima kasih atas kesabaran, bantuan, dan bimbingan yang diberikan

selama proses penyusunan skripsi saya.

4. Papa dan Mama yang berada jauh di rumah. Terima kasih atas doa dan

dukungannya setiap hari selama proses penyusunan skripsi.

5. Kakak yang berada jauh di rumah. Terima kasih atas bimbingan serta

masukkannya selama penyusunan skripsi saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

xi

6. Popoh dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-

cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam

pengambilan tema penelitian saya.

7. C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi. dan M.M. Nimas Eki Suprawati, M.Si., Psi.

selaku Dosen Penguji Skripsi. Terima kasih atas saran dan masukkannya

untuk membuat skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Ibu P. Henrietta PDADS., MA. Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

Terima kasih atas dukungan serta masukkannya selama saya berkuliah di

Universitas Sanata Dharma dan selama saya menyususun skripsi saya.

9. Filinia selaku kekasih. Terima kasih atas bantuan, masukkan, dukungan

serta pendampingannya selama penyususunan skripsi saya.

10. Komunitas Lansia Alkid selaku responden dalam penelitian saya. Terima

kasih atas partisipasi, dukungan, masukkan dan cerita-ceritanya yang

sangat membantu dan menginspirasi saya.

11. Komunitas Tionghoa Fu Qin selaku responden dalam penelitian saya.

Terima kasih atas partisipasi, dukungan, masukkan dan cerita-ceritanya

yang sangat membantu dan menginspirasi saya.

12. Para responden lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Terima kasih atas partisipasi, dukungan, masukkan dan cerita-ceritanya

yang sangat membantu dan menginspirasi saya.

13. Grup Budaya Tionghoa di Facebook. Terima kasih atas masukkan dan

bantuannya dalam mencari sumber teori dalam skripsi saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

xii

14. Bapak Ardian Cangianto. Terima kasih atas ketersediaan dan bantuannya

dalam mendapatkan sumber teori dalam skripsi saya.

15. Seluruh staf Perpustakaan Universitas Respati Yogyakarta. Terima kasih

atas ketersediaan dan bantuannya dalam mencari sumber teori dalam

skripsi saya.

16. Seluruh staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Terima kasih atas bimbingan serta ilmu yang telah diberikan selama masa

perkuliahan.

17. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma (Bu

Nanik, Mas Gandung, Pak Gi, Mas Muji, dan Mas Donny). Terima kasih

atas bantuannya selama menjalani perkuliahan dan penyelesaian skripsi

saya.

18. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma. Terima kasih

atas pelayanannya yang sangat membantu selama perkuliahan dan

penyusunan skripsi saya.

19. Teman-teman Fakultas Psikologi Angkatan 2010 Universitas Sanata

Dharma. Terima kasih atas bantuan, masukkan, bimbingan dan

inspirasinya selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi.

20. Teman-teman Fakultas Farmasi Angkatan 2007, 2009, 2010 dan 2011

Universitas Sanata Dharma (Yudi, Benny, Albert, Suryo dan Ade). Terima

kasih atas bantuan, masukkan, bimbingan dan inspirasinya selama

penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

xiii

21. Seluruh pihak yang terlibat selama masa perkuliahan dan penyusunan

skripsi yang mungkin saya lupa atau tidak dapat saya sebutkan satu

persatu. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya yang sangat berarti.

22. Seluruh orang yang akan membaca skripsi saya. Terima kasih telah

meluangkan waktu untuk membaca skripsi saya ini, semoga skripsi ini

dapat menjadi masukkan dan inspirasi bagi kalian semua.

Penulis menyadari akan kekurangannya dalam penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis sangat terbuka dalam kritik dan saran yang terkait dalam

skripsi ini. Kritik dan saran dapat dikirimkan langsung ke alamat e-mail:

[email protected]. Semoga skripsi ini dapat menambah

kajian pengetahuan mengenai pengaruh budaya terhadap kecemasan dan

perkembangan dalam masa lanjut usia dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Yogyakarta, 19 November 2014

Penulis

Alfonsus Bayu Dirgantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT...................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xviii

DAFTAR SKEMA .......................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

1. Manfaat Teoritis ................................................................ 8

2. Manfaat Teoritis ................................................................ 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

xv

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 10

A. Kecemasan terhadap Kematian.............................................. 10

1. Pengertian ....................................................................... 10

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan terhadap

Kematian ......................................................................... 11

3. Indikator Kecemasan terhadap Kematian ......................... 14

B. Kematian menurut Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa ........ 16

1. Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa ................................ 16

2. Kematian menurut Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa... 18

3. Tradisi Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa terhadap

kematian.......................................................................... 22

C. Lansia ................................................................................... 29

1. Pengertian ....................................................................... 29

2. Tipe-tipe Lansia .............................................................. 29

3. Ciri-ciri Lansia ................................................................ 30

D. Perbedaan Tingkat Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia

dengan Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa .......................... 34

E. Hipotesis ............................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 39

A. Jenis Penelitian ..................................................................... 39

B. Variabel Penelitian ................................................................ 39

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................... 39

D. Metode Pengambilan Data .................................................... 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

xvi

1. Subjek Penelitian ............................................................. 40

2. Metode Pengambilan Sampel .......................................... 41

E. Metode Pengumpulan Data ................................................... 41

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...................................... 44

1. Validitas .......................................................................... 44

2. Analisis Aitem ................................................................ 45

3. Reliabilitas ...................................................................... 46

G. Metode Analisis Data ............................................................ 47

1. Uji Asumsi ...................................................................... 47

2. Uji Hipotesis ................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 49

A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 49

B. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................... 49

C. Deskripsi Data Penelitian ...................................................... 50

D. Hasil Penelitian ..................................................................... 51

1. Uji Asumsi ...................................................................... 51

2. Uji Hipotesis ................................................................... 52

E. Analisis Tambahan ................................................................ 54

F. Pembahasan .......................................................................... 57

BAB V PENUTUP ................................................................................. 61

A. Kesimpulan ........................................................................... 61

B. Keterbetasan Penelitian ......................................................... 61

C. Saran ..................................................................................... 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

xvii

1. Bagi Lansia ..................................................................... 62

2. Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................. 62

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64

LAMPIRAN ..................................................................................................... 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penilaian pada pilihan respon dalam pernyataan favourable................43

Table 2 Penilaian pada pilihan respon dalam pernyataan unfavourable............43

Tabel 3 Blue-Print Skala kecemasan terhadap kematian sebelum try-out.........44

Table 4 Blue-Print Skala kecemasan terhadap kematian sesudah try-out..........45

Table 5 Reliability Statistic.................................................................................47

Table 6 Profile Subjek........................................................................................50

Tabel 7 Descriptive Statistic...............................................................................50

Table 8 Test of Normality...................................................................................51

Tabel 9 Uji Homogenitas....................................................................................52

Tabel 10 Independent Sample T-Test...................................................................53

Tabel 11 Kecemasan terhadap kematian pada lansia wanita dengan budaya Jawa

dan budaya Tionghoa.............................................................................54

Tabel 12 Kecemasan terhadap kematian pada lansia pria dengan budaya Jawa

dan budaya Tionghoa.............................................................................56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

xix

DAFTAR SKEMA

Skema 1 Skema Dinamika Perbedaan Tingkat Kecemasan Terhadap Kematian

pada Lansia dengan Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa...................38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Kecemasan terhadap Kematian Sebelum Try-out................67

Lampiran 2 Skala Kecemasan terhadap Kematian Sesudah Try-out.................79

Lampiran 3 Analisis Reliabilitas Data dan Kualitas Aitem Data......................88

Lampiran 4 Hasil SPSS Uji Asumsi dan Uji Hipotesis.....................................93

Lampiran 5 Hasil SPSS Data Analisis Tambahan.............................................96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecemasan terhadap kematian pasti dialami oleh kebanyakan orang di

dunia ini, kapan, dimana dan bagaimana sikap seseorang dalam menghadapi

kematian sangatlah bervariasi pada tiap-tiap kebudayaan. (Indriana, 2012)

Kecemasan terhadap kematian lebih banyak dialami oleh lansia karena lansia

lebih dekat dengan kematian. Hal ini juga diperkuat dengan banyaknya

penyakit kronis yang dialami oleh lanjut usia. (Kübler-Ross, 1998). Menurut

Lazarus (1991) kecemasan adalah suatu reaksi pada individu terhadap sesuatu

hal yang sedang atau akan dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan

yang menyakitkan, seperti kegelisahan, ketakutan, kebingungan dan lain-lain

yang berhubungan dengan aspek emosi. Kecemasan merupakan gejala yang

akan selalu dirasakan oleh seseorang sejak lahir hingga menghadapi

kematian.

Kecemasan adalah tidak tentram hati (karena khawatir atau takut);

gelisah (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 3, 2002). Kecemasan adalah

kondisi perasaan yang ditandai oleh ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi

dan gejala somatik dari ketegangan dimana seseorang mengantisipasi bahaya

yang akan datang, malapetaka, atau kemalangan. Ancaman di masa depan

mungkin saja sebuah kenyataan atau imajinasi, dari dalam atau dari luar.

Kecemasan itu mungkin saja sebuah situasi yang dapat diidentifikasi atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

2

sebagai ketakutan yang tidak diketahui kejelasannya (APA Dictionary of

Psychology, 2007). Kecemasan adalah keadaan perasaan dan kondisi fisik

yang tidak menyenangkan yang membuat sebuah peringatan terhadap

individu akan sesuatu buruk yang akan terjadi. (Semiun, 2006).

Menurut Freud kecemasan ada tiga jenis.Kecemasan neurotik adalah

ketakutan terhadap suatu bahaya yang tidak diketahui.Perasaan itu sendiri ada

dalam ego, tetapi sumbernya berasal dari id.Tipe kecemasan kedua adalah

kecemasan moral yang terjadi karena konflik antara ego dan superego.Hal ini

disebabkan oleh adanya konflik antara kebutuhan realistik dan tuntutan

superego kita.Tipe kecemasan ketiga adalah kecemasan realistik, yang juga

dikenal sebagai kecemasan objektif, hampir serupa dengan

ketakutan.Kecemasan realistik ini dapat didefinisikan sebagai perasaan yang

tidak menyenangkan dan tidak spesifik terhadap suatu bahaya yang mungkin

terjadi (Semiun, 2006).

Kematian dinyatakan terjadi ketika nafas dan denyut jantung individu

telah berhenti selama beberapa waktu yang signifikan atau ketika seluruh

aktifitas syaraf di otak berhenti bekerja (Papalia,Olds, & Feldman,2004).Mati

adalah sudah hilang nyawa; tidak hidup lagi; tidak bernyawa.(Kamus Besar

Bahasa Indonesia edisi 3, 2002). Kematian adalah perhentian permanen

proses fisik dan mental dalam suatu organisme (APA Dictionary of

Psychology, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

3

Kematian merupakan peristiwa yang terjadi dari berpisahnya jiwa dan

raga, raga atau badan adalah kualitas kebendaan yang pada saat datang

kematian akan musnah, sedangkan jiwa adalah kualitas rohani yang pada saat

datang kematian akan bersifat abadi (Zubair, 2001).

Kecemasan akan kematian adalah gangguan emosi dan ketidakamanan

yang timbul oleh karena teringatnya atau kesadaran diri akan kematian,

termasuk kenangan sendiri dan pikiran (APA Dictionary of Psychology,

2007). Templer (dalam Kastenbaum, 2000) mendefinisikan kecemasan akan

kematian sebagai suatu kondisi emosional yang tidak menyenangkan yang

dialami oleh individu yang disebabkan oleh keadaan tidak jelas yang

menyertai kematian.

Lansia menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13

Tahun 1998 adalah sebutan untuk orang tua yang berusia 60 tahun atau lebih

(Yeniar, 2012).

Penelitian mengenai lansia sangat jarang dilakukan khususnya dalam

hal mengenai kecemasan terhadap kematian. Ada beberapa hal yang menjadi

penyebab kecemasan yaitu jenis kelamin, umur, kondisi kesehatan, kondisi

keuangan, sosial budaya, tingkat pendidikan dan sebagainya. Menurut Wijaya

dan Safitri (2010), faktor tingkat pendidikan, terdapat hasil penelitian yang

menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan dan pemahaman mengenai

kematian yang dimiliki oleh lansia maka kecemasan terhadap kematian pada

lansia akan semakin berkurang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

4

Pada faktor agama, terdapat penelitian yang menunjukkan semakin

tinggi tingkat kereligiusitasan seseorang maka semakin rendah tingkat

kecemasan kematian yang akan dialami oleh orang tersebut (Ya-Hui Wen,

2010).

Pada faktor jenis kelamin, terdapat penelitian yang menunjukkan

bahwa wanita cenderung mengalami kecemasan terhadap kematian yang

lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Hal tersebut di karena sikap wanita

yang cenderung takut akan kehilangan bentuk tubuh yang baik serta

ketakutkan akan rasa sakit yang nanti dialami (Thorson dan Powell, 1988).

Pada faktor umur, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa

semakin tua umur seseorang maka semakin rendah kecemasan terhadap

kematian akan dirasakan. Hal ini disebabkan oleh semakin dewasa dan bijak

pola pikir dengan seiringnya bertambah usia (Thorson dan Powell, 1988).

Pada faktor lingkungan sosial, menunjukkan bahwa ada budaya yang

mempengaruhi tingkat kecemasan terhadap kematian, namun ada beberapa

budaya yang mampu menenangkan kecemasan terhadap kematian (Letho dan

Stein, 2009).

Pada faktor budaya, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa

budaya timur memiliki tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia

lebih rendah dibandingkan dengan lansia dengan budaya barat.Hal ini di

sebabkan oleh lansia budaya timur pada penelitian ini merupakan Chinesse

dengan kepercayaan Budha yang mempercayai mengenai adanya reinkarnasi

yang berbeda dengan kepercayaan budaya barat (Anise, Catherine, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

5

Timothy, 2002). Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti ingin melihat

tingkat kecemasan terhadap kematian pada budaya Jawa dan budaya

Chinesse, dimana kedua budaya tersebut termasuk ke dalam budaya Timur.

Peneliti juga memilih subjek lansia dikarenakan masih sedikitnya

penelitian yang membahas mengenai lansia di Indonesia khususnya mengenai

kecemasan terhadap kematian. Menurut Letho dan Stein (2009) meskipun

kecemasan terhadap kematian bersifat normal dan universal namun dapat

memiliki konsekuensi yang cukup signifikan terhadap masalah kesehatan

mental. Kecemasan terhadap kematian memiliki hubungan dengan semakin

buruknya perilaku lansia seiring bertambahnya usia dan terhadap kecemasan

terhadap bertambahnya umur. Kecemasan terhadap kematian juga

berhubungan dengan gangguan makan serta perilaku melukai diri sendiri.

Oleh karena itu, lansia perlu mengatasi kecemasan terhadap kematian yang

cenderung akan terjadi karena dapat berdampak negatif bagi lansia.

Budaya merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh

terhadap perilaku manusia.Budaya pada masyarakat menghubungkan persepsi

tiap individu terhadap lingkungan tempat tinggal mereka. Individu dari kultur

yang berbeda memiliki pandangan atau patokan untuk bertindak yang berbeda

demikian juga pandangan terhadap kematian dan sekarat. Oleh karena itu,

budaya dapat memberikan nilai dan makna yang berbeda-beda mengenai

kehidupan dan kematian (Kübler-Ross, 1981).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

6

Budaya Jawa dan budaya Tionghoa memiliki persepsi atau pandangan

mengenai kehidupan.Dalam memahami hakekat hidup, budaya Jawa dan

budaya Tionghoa sama-sama memandang bahwa hidup penuh dengan

penderitaan yang pasti diterima oleh semua orang. Kedua budaya tersebut

juga meyakini bahwa mereka harus tetap berusaha dan memperbaiki kondisi

yang ada dengan cara yang berbeda sesuai dengan kebudayaan mereka

(Hariyono, 1993).

Menurut Subagya (2004) kematian menurut budaya Jawa dipandang

sebagai titik akhir yang akan dihadapi oleh semua individu.Budaya Jawa

mempercayai bahwa orang yang sudah meninggal tidak dapat melakukan apa-

apa untuk menebus dosa kesalahan yang telah mereka lakukan selama masih

hidup.Masyarakat Jawa mempercayai bahwa dengan sanak saudara yang

masih hidup mendoakan seseorang yang telah meninggal dalam waktu-waktu

tertentu dapat meringankan beban dan dosa yang dimiliki oleh seseorang

yang telah meninggal.Hal ini mengakibatkan kecemasan terhadap kematian

pada lansia dengan budaya Jawa cenderung tinggi.

Menurut Nio Joe Lan (2013) Budaya Tionghoa mempercayai bahwa

kematian adalah sesuatu hal yang menyenangkan.Hal ini disebabkan oleh

kepercayaan orang Tionghoa dimana individu yang telah meninggal berarti

individu tersebut telah berpesiar ke kalangan dewa-dewa atau telah

menunggangi seekor burung bangau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

7

Menurut Cangianto A. (dalam Setyaningrum, R., 20 Agustus 2012)

Budaya Tionghoa mempresepsi kematian sebagai keadaan dimana arwah

seseorang akan menjalani kehidupan lainnya di dunia arwah atau berpindah

alam. Sebagian dari budaya Tionghoa yang beragama Buddha mempercayai

adanya Reinkarnasi.Reinkarnasi adalah keadaan dimana individu yang telah

mati dilahirkan kembali menjadi seorang manusia.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa

Budaya Tionghoa cenderung memandang kematian adalah awal dari

kehidupan selanjutnya. Selain itu, Budaya Tionghoa juga mempercayain

bahwa hidup di dunia ini memang hanya sementara, kehidupan yang

sebenarnya akan dijalani oleh manusia setelah kematian. Akibat adanya

harapan untuk hidup di masa yang ada setelah kematian menyebabkan

kecemasan terhadap kematian pada lansia dengan budaya Tionghoa

cenderung rendah.

Dari uraian di atas dapat di tarik permasalahan : “Apakah ada

perbedaan kecemasan terhadap kematian pada lansia Jawa dan lansia

Tionghoa.”

B. Rumusan Masalah

Dalam merumuskan masalah ini, penulis akan mengemukakan

masalah yang terkait dengan latar belakang masalah yang ada di atas, yaitu:

Apakah ada perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia

dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

8

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari penulisan ilmiah ini

adalah :

Untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian pada

lansia dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai bagaimana

budaya mempengaruhi kecemasan terhadapan kematian pada lansia,

khususnya pada budaya Jawa dan budaya Tionghoa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Penelitian ini dapat menjadi sarana untuk melatih dan

mengembangkan diri dalam bidang penelitian, serta menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai kecemasan dan perkembangan

lanjut usia.

b. Bagi subjek penelitian

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

bagaimana budaya yang dimiliki dapat mempengaruhi kecemasan

terhadap kematian yang cenderung dapat dialami oleh lansia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

9

c. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya khususnya mengenai faktor budaya dalam mempengaruhi

tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kecemasan terhadap Kematian

1. Pengertian

Kecemasan adalah sebuah perasaan yang tidak berbentuk secara

spesifik yang disebabkan oleh sesuatu hal yang tidak pasti dan cenderung

mengawali sebuah pengalaman baru (Stuartdan Laraia, 2005).

Berdasarkan APA Dictionary of Psychology, kecemasan akan

kematian diartikan sebagai gangguan emosi dan perasaan tidak nyaman

yang muncul dari pemikiran atau kenangan individu mengenai kematian.

Kecemasan kematian merupakan fenomena yang kompleks yang

mewakili perpaduan dari berbagai proses berpikir dan emosi, antara lain:

ketakutan akan kematian, kengerian akan kerusakan fisik dan mental,

perasaan akan kesendirian, pengalaman akhir tentang separation anxiety

(kecemasan akan keterpisahan), kesedihan tentang akhir dari diri,

kemarahan dan perasaan putus asa yang ekstrim tentang sebuah situasi di

mana kita tidak memiliki kendali (Firestone dan Catleet, 2009).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengambil kesimpulan

bahwa kecemasan terhadap kematian merupakan sebuah ketakutan yang

cenderung akan dialami oleh semua orang yang dikarenakan oleh hal-hal

yang tidak jelas dibalik kematian yang belum diketahui oleh manusia.

Selain itu, kecemasan terhadap kematian juga dapat disebabkan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

11

adanya rasa kurang baik dalam diri selama hidup, kondisi anggota sanak

keluarga yang belum baik dan adanya keinginan yang masih belum

tercapai.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan terhadap kematian

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) faktor-faktor yang

mempengaruhi kecemasan adalah sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin

Menurut Kaplan dan Sadock (Stuart dan Laraia, 2005) Wanita

cenderung memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dari pria.Hal

ini disebabkan oleh kepribadian wanita yang cenderung lebih labil dan

peran hormon yang mempengaruhi keadaan emosi wanita yang

cenderung mudah emosi, cemas dan curiga.

b. Umur

Orang yang lebih muda akan lebih mudah mengalami

kecemasan. Sedangkan orang yang lebih tua akan lebih sulit

mengalami kecemasan.

c. Tingkat Pendidikan

Seseorang yang memiliki status pendidikan rendah cenderung

lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan seseorang

yang memiliki status pendidikan tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

12

d. Lingkungan

Lingkungan yang asing cenderung lebih membuat seseorang

mudah dalam mengalami kecemasan. Lingkungan yang tidak

mendukung perkembangan seseorang akan lebih mudah membuat

seseorang mengalami kecemasan.

e. Sosial Budaya

Budaya cenderung menentukkan pola pikir manusia dan

keyakinan agama yang kuat cenderung membuat seseorang lebih sulit

mengalami kecemasan.Budaya merupakan salah satu faktor yang

sangat berpengaruh terhadap perilaku individu.Budaya pada

masyarakat menghubungkan persepsi tiap individu terhadap

lingkungan tempat tinggal mereka. Individu dari kultur yang berbeda

memiliki pandangan atau patokan untuk bertindak yang berbeda

demikian juga pandangan terhadap kematian dan sekarat. Oleh karena

itu, budaya dapat memberikan nilai dan makna yang berbeda-beda

mengenai kehidupan dan kematian.(Kübler-Ross, 1981).

f. Keadaan Fisik

Keadaan fisik seseorang yang kurang baik seperti cedera,

penyakit, operasi dan cacat cenderung menyebabkan seseorang lebih

mudah mengalami kecemasan.Ibu hamil cenderung lebih mudah

mengalami kecemasan yang disebabkan oleh perubahan fisik,

penampilan yang menjadi kurang menarik, peningkatan hormon yang

menyebabkan mudah emosi dan cemas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

13

g. Tipe Kepribadian

Orang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami

kecemasan dibandingkan dengan orang yang berkepribadian B. Hal ini

disebabkan oleh sikap orang berkepribadian B yang lebih santai dan

bebas.

h. Potensi Stressor

Stressor psikososial cenderung membuat orang mengalami

kecemasana yang disebabkan perubahan pada lingkungan

sosialnya.Hal tersebut menyebabkan seseorang harus beradaptasi

dengan lingkungan yang baru.

i. Maturasi

Kematangan dalam kepribadian menjadi hal yang berpengaruh

dalam seberapa mudah seseorang berpotensi mengalami kecemasan.

Semakin tinggi kematangan dalam kepribadian seseorang maka akan

semakin rendah tingkat potensis seseorang mengalami kecemasan. Hal

ini disebabkan karena seseorang yang memiliki kematangan

kepribadian yang tinggi cenderung memiliki daya adaptasi yang lebih

tinggi dalam menghadapi stressor yang muncul atau dialami.

j. Teori Biologi

Berdasarkan teori biologis terdapat penghambat asam pada

sistem neurotransmitter gamma aminobtyriacid (GABA), seroanim

dan neropinetrin yang memiliki peranan penting dalam mekanisme

biologi untuk mengatur kecemasan.Kecemasan juga bersifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

14

diturunkan. Kurang lebih 25% generasi pertama akan mengalami

kecemasan. Pada anak kembar satu sel sebanyak 50% dan pada anak

kembar dua sel telur sebanyak 15% mengalami gangguan kecemasan.

k. Teori Psikologis

Pada teori psikologi terdapat dua faktor pikiran utama yang

menyebabkan gangguan kecemasan pada seseorang yaitu bidang

psikoanalitik dan bidang kognitif perilaku.Menurut psikoanalitik

kecemasan adalah bentuk konflik emosional yang disebabkan oleh id

dan super ego.Menurut kognitif perilaku kecemasan merupakan segala

sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang dalam mendapatkan

sesuatu yang diinginkan.

3. Indikator kecemasan terhadap kematian

Menurut Stuart dan Laraia (2005), kecemasan pada seseorang

dapat dilihat dari 3 respon yang terjadi pada seseorang. Respon-respon

tersebut adalah:

a. Respon fisiologis dan perilaku adalah respon dalam bentuk fisik dan

perilaku pada individu yang muncul akibat membayangkan kematian

atau saat adanya peristiwa kematian di sekitarnya.

Bentuk-bentuk respon tersebut yaitu: tekanan darah

meningkat/menurun, detak jantung meningkat/menurun, nyeri di dada

dan detak jantung serasa hilang, nafas tersengal-sengal, rasa seperti

tercekik dan sering menarik nafas panjang, hilang nafsu makan, mual,

rasa tertekan pada perut, diare, sulit menelan, berat badan menurun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

15

peningkatan refleks, wajah tegang, insomnia,sukar memulai tidur,

terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk,

kelelahan secara umum dan gemetaran, gelisah, kelelahan secara

umum, ketakutan dan gemetaran, tidak dapat menahan buang air kecil,

sering buang air kecil, muka pucat, perasaan panas/dingin pada kulit,

berkeringat setempat atau seluruh tubuh dan gatal-gatal, nyeri pada

otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil dan kedutan otot,

pengelihatan kabur, hilangnya indera pengecapan sementara.

b. Respon kognitif adalah respon dalam bentuk pemikiran pada individu

yang keliru akibat membayangkan kematian atau saat adanya peristiwa

kematian di sekitarnya.

Bentuk-bentuk respon tersebut yaitu: konsentrasi menurun,

pelupa, ruang persepsi berkurang atau menyempit, kehilangan kontrol,

obyektifitas hilang, takut cidera atau terluka, menjadi lebih berhati-

hati, aktifitas dan produktivitas menurun.

c. Respon emosional adalah respon dalam bentuk perasaan pada individu

yang sangat kuat dan tidak tepat akibat membayangkan kematian atau

saat adanya peristiwa kematian di sekitarnya.

Bentuk-bentuk respon tersebut yaitu: takut dan gelisah, cepat

marah, kecewa, merasa tidak berdaya, takut akan pikiran sendiri, otot

sakit dan kaku serta tertusuk-tusuk pada kulit, takut akan pikiran

sendiri, dan tubuh terasa panas dan gatal-gatal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

16

B. Kematian menurut Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa

1. Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa

a. Budaya Jawa

Menurut Koentjaraningrat (2007) Budaya Jawa merupakan

sebuah tata cara kehidupan dan tata cara berbahasa yang berkembang

di daerah pulau Jawa khususnya pada bagian tengah dan timur yang

merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram.Kebudayaan tersebut

meliputi istilah teknis, dialek bahasa dan pembagian tingkat bahasa

pada masing-masing derajat kedudukan.

Pada sistem kemasyarakatan, budaya Jawa dibagi menjadi 2

istilah yaitu priyayi yang cenderung menjadi sebutan bagi orang yang

menjadi pegawai negeri dan kaum terpelajar dan wong cilik yang

menjadi sebutan bagi orang yang menjadi pekerja kasar, petani-petani

dan tukang-tukang.

Pada sistem kepemelukan agama, budaya Jawa cenderung

terbagi menjadi 2 yaitu agama santri dan agama kejawen. Keduanya

cenderung beragama Islam namun pada agama kejawen cenderung

tidak secara patuh menjalankan rukun-rukun agama Islam, misalnya

tidak puasa, tidak salat, tidak naik haji dan sebagainya.Selain kedua

agama tersebut, terdapat juga sebagian kecil masyarakat Jawa yang

beragama Nasrani dan agama besar lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

17

b. Budaya Tionghoa

Menurut Koentjaraningrat (2007) Budaya Tionghoa

merupakan sebuah tata cara kehidupan dan tata cara berbahasa yang

masuk ke Indonesia dari dua propinsi yaitu Fukien dan Kwangtung.

Perkembangan budaya Tionghoa yang masuk ke Indonesia terbagi

menjadi 4 kelompok besar yaitu Hokkien, Teo-Chiu, Hakka, dan

Kanton. Keempat kelompok besar tersebut memiliki suku bangsa, tata

cara berbahasa dan tradisi yang berbeda-beda.

Pada sistem kemasyarakatan, budaya Tionghoa terbagi

menjadi dua kelompok besar yaitu Tionghoa Totok dan Tionghoa

Peranakan. Tionghoa Totok adalah masyarakat Tionghoa yang masih

murni tanpa campuran budaya lain dalam silsilah keluarganya.

Tionghoa Peranakan adalah masyarakat Tionghoa yang sudah

memiliki campuran budaya dalam silsilah keluarganya.Kedua

kelompok ini saling memandang rendah lawannya.

Pada sistem kepemelukan agama, budaya Tionghoa di

Indonesia sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Budha,

Katolik, Kristen, Kung Fu-Tse, Tao dan Islam.Pada Tionghoa Totok

mayoritas masih memeluk agama Kung Fu-Tse.Sebenarnya, Kung Fu-

Tse bukanlah sebuah agama melainkan sebuah ajaran untuk hidup

dengan baik yaitu dengan berbakti pada orang tua sehingga Kung Fu-

Tse melakukan pemujaan kepada leluhur sebagai rasa syukur dan

terima kasih serta bentuk kebaktian anak pada orang tua atau leluhur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

18

c. Batasan Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa dalam penelitian

Pada partisipan masyarakat dengan budaya Jawa dalam

penelitian ini dibatasi dengan menggunakan kriteria yaitu berada di

wilayah Yogyakarta, lebih pada priyayi dan beragama

kejawen.Sedangkan, pada masyarakat budaya Tionghoa dalam

penelitian ini di batasi dengan menggunakan kriteria yaitu berada di

wilayah Yogyakarta, lebih pada Tionghoa Totok dan beragama Kung

Fu-Tse.

2. Kematian menurut Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa

a. Pengertian Kematian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berdasarkan kata

“mati”, kematian adalah sudah tidak bernyawa atau tidak hidup lagi.

Menurut APA Dictionary of Psychology, kematian diartikan sebagai

berhentinya proses fisik dan mental yang dialami oleh suatu makhluk

hidup secara permanen.

Kematian dinyatakan terjadi ketika nafas dan denyut jantung

individu telah berhenti selama beberapa waktu yang signifikan atau

ketika seluruh aktifitas syaraf di otak berhenti bekerja (Papalia, Olds,

dan Feldman, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

19

b. Konsep Budaya Jawa mengenai kematian

Menurut Subagya (2004) kematian dipandang sebagai titik

akhir yang akan dihadapi oleh semua individu.

Sebagian besar masyarakat dengan budaya Jawa beragama

Islam. Hal ini mempengaruhi pandangan masyarakat dengan budaya

Jawa mengenai kematian karena agama Islam mempercayai bahwa

bila orang mati maka sudah selesai tugasnya di dunia ini dan tidak

ada waktu untuk berbuat kebaikan lagi untuk menebus kesalahan

yang dilakukan individu selama hidup.Selain itu, hanya sanak

saudaranya yang masih hidup yang dapat mendoakan untuk

pengampunan dosa yang telah dilakukan individu tersebut. Orang

Jawa juga mempercayai adanya siksa kubur dan api penyucian yang

disebabkan oleh kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa yang dilakukan

saat individu masih hidup.

Budaya Jawa juga beranggapan bahwa dunia merupakan

tempat kehidupan yang fana. Kehidupan yang sebenarnya ada saat

kematian datang dalam diri seseorang. Hal ini membuat masyarakat

Jawa memiliki kebiasaan untuk mencari ngelmu. Ngelmu adalah

ajaran mengenai kehidupan sejati yang tataran puncaknya dapat

dicapai oleh individu dalam angraga sukma. Angraga sukma adalah

perwujudan lain dari manunggaling kawila lan gusti atau bersatunya

hamba dengan Tuhan yang dapat dicapai saat individu meleburkan

diri dalam suasana saung atau tiada. Masyarakat Jawa meyakini hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

20

tersebut dengan menjauhkan diri dari hal-hal duniawi dengan cara

mati raga atau mati di tengah kehidupan.

Budaya Jawa juga mempercayai bahwa kematian itu sudah

ditentukan dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui kapan

saat kematian akan tiba. Alam kematian merupakan misteri yang

tidak bisa dijelaskan oleh individu kecuali dengan iman dan

keyakinan.

c. Konsep Budaya Tionghoa mengenai kematian

Menurut Cangianto A. (Setyaningrum, R., 20 Agustus 2012)

budaya Tionghoa mempresepsi kematian sebagai keadaan dimana

arwah seseorang menjalani kehidupan lainnya di dunia arwah atau

berpindah alam.Reinkarnasi adalah sebuah pandangan yang berasal

dari jaman Yunani sebelum masa kekristenan dimulai.Reinkarnasi

dipahami sebagai keadaan dimana individu yang telah mati

dilahirkan kembali menjadi daging.

Budaya Tionghoa memiliki perayaan Qing Ming, dimana saat

itu seluruh sanak keluarga ziarah kekuburan leluhur untuk

membersihkan kuburan dan memberikan sesuatu kepada luluhur

dengan membakarnya. Hal ini dilakukan dengan membuat altar

sederhana yang dilengkapi dengan 2 lilin merah kecil dan beberapa

makanan. Budaya Tionghoa menganggap kegiatan ini untuk

mengundang arwah leluhur untuk berkumpul bersama yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

21

merupakan sebuah upaya untuk membangun “tali asih” agar tidak

terputus begitu saja.

Menurut Liu Weilin (2013), pandangan kalangan Ru

(Khonghucu) mengenai kematian adalah sebuah kehidupan baru atau

kehidupan lain. Sedangkan, dari pandangan Taoism kematian adalah

tidak mati. Menurut Buddhism kematian adalah kehidupan baru yang

akan terjadi setelah individu mati.

Menurut Suryadi (2014), kematian menurut ajaran

Confusianisme adalah saat dimana roh terpisah dari badan.

Seseorang yang hidupnya senantiasa melaksanakan hal-hal yang

sesuai dengan kaidah agama, maka roh orang tersebut akan menjadi

Shen atau roh suci dan naik ke surga. Sedangkan, seseorang yang

semasa hidupnya selalu melanggar kaidah agama, maka rohnya akan

menjadi Kuei atau roh jahat dan akan turun ke neraka.

Cangianto A. (2013) mengatakan bahwa dalam budaya

Tionghoamemiliki konsep kematian sebagai sebuah

takdir.Masyarakat Tionghoa mempercayai bahwa kehidupan dan

kematian seseorang adalah sebagai sebuah takdir yang tidak bisa

dihindari.Budaya Tionghoa mempercayai dimana ada kehidupan

pasti ada kematian.Kehidupan dan kematian adalah sesuatu hal yang

tidak dapat dipisahkan seperti langit dan bumi atau seperti sebuah

perjalanan maka ada saatnya kembali pulang.Walaupun dalam

kenyataannya banyak orang yang menyukai kehidupan dan takut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

22

akan kematian dan juga sebaliknya. Hal itu disebabkan oleh kondisi

bagaimana seseorang menjalani kehidupannya.Budaya Tionghoa

mengajarkan seseorang untuk dapat memikirkan dan menjalani

kehidupan yang ada dengan baik dan benar baru memikirkan hal

yang lebih jauh lagi.Hal ini dimaksudkan agar seseorang lebih

menjadi berguna bagi kehidupannya terlebih dahulu dan memandang

kematian adalah sebagai sesuatu yang wajar.

3. Tradisi Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa terhadap kematian

a. Tradisi Budaya Jawa

Menurut Hardjowirogo M. (1979) budaya Jawa menganggap

meninggalnya seseorang menyebabkan terjadinya peristiwa

kesripahan, yaitu kematian bagi keluarga yang ditinggalkan.

Masyarakat Jawa cenderung melakukan slametan-slametan yang

dipercaya dapat melindungi keluarga. Slametan yang dilakukan yaitu

hari geblak atau hari meninggalnya. Slametan ini dilakukan dengan

menghidangkan sego-asahan yang terdiri dari nasi putih biasa yang

diletakan secara ungkur-ungkuran atau secara berhadapan terbalik

setengah-setengah dari nasi yang telah dipotong menjadi dua belah

bagian. Hidangan itu terus dilakukan sejak hari geblaknya,

nigaharinya, nujuhharinya, ngempatpuluhharinya, nyeratusharinya,

mendaksepisan atau setahunannya, mendak-pindo atau dua tahunnya,

mendak-telu, nyewu atau seribuharinya, pada kesempatan itu

diberikan juga piring, cangkir dan sapu tangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

23

Budaya Jawa percaya bahwa seseorang yang meninggal pada

hari Sabtu cenderung akan mengajak orang lain untuk menemaninya.

Bentuk slametan yang dilakukan untuk kepercayaan ini adalah

dengan membuka sebagian genting rumah. Membuka sebagian

genting rumah ini bertujuan agar saat hari ke-empat puluh sesudah

meninggalnya orang tersebut arwahnya dapat meninggalkan rumah

melalui lubang yang dibuat tersebut. Masyarakat Jawa mempercayai

bahwa nyawa orang mati belum akan pergi dari rumahnya sebelum

hari ke-empatpuluh.

Bentuk slametan dari kematian yang ketiga adalah

sadranan.Sadranan adalah kegiatan dimana keluarga dari orang

yang meninggal akan mendatangi makam untuk berkumpul bersama

keluarga besar saat menjelang bulan Ruwah atau bulan menjelang

Rahmadhan. Kegiatan ini juga bertujuan untuk membersihkan atau

memperbaiki makam dari leluhur. Kegiatan ini sudah mulai pudar

dilakukan masyarakat Jawa karena sering kali dianggap sudah tidak

jaman lagi, namun masih ada sebagian masyarakat yang

melakukannya.

Bentuk slametan yang terakhir adalah kolkolan.Kolkolan

adalah kegiatan yang dilakukan saat upacara setahunan seseorang

meninggal.Slametan ini dilakukan dengan menghidangkan nasi

gurih, ingkung ayam utuh yang direbus dalam santan yang hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

24

berbumbu garam, merica dan salam. Nasi gurih tersebut ditaburi

dengan gorengan kedelai dengan lalapan mentimun, cabai hijau utuh

dan bawang merah utuh. Selain itu, dihidangkan pula apem, ketan

dan kolak pisang dan ubi. Bentuk slametan ini dilakukan secara

terus-menerus sesuai dengan kesepakatan ahli waris yang

bersangkutan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa masyarakat dengan budaya Jawa memiliki tradisi

untuk mendoakan seseorang yang sudah meninggal agar dapat

tenang di alam kubur dan tidak membawa sanak saudaranya pergi

kea lam kubur. Masyarakat dengan budaya Jawa memiliki waktu-

waktu tertentu untuk mendoakan seseorang yang telah meninggal

agar dosanya dapat di ringankan. Ketenangan seseorang yang sudah

meninggal tergantung pada doa yang diberikan oleh sanak

saudaranya yang masih hidup di dunia ini. Hal tersebut menunjukkan

bahwa masyarakat dengan budaya Jawa cenderung akan memiliki

kecemasan terhadap kematian yang tinggi.

b. Tradisi BudayaTionghoa

Menurut Nio Joe Lan (2013), budaya Tionghoa memandang

duka cita atau kematian sebagai hukum alam yang tak terelakkan.

Bahkan kegermelapan suka cita hanya dapat berkilauan dikarenakan

adanya kesuraman akan duka cita. Duka cita yang terkecil bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

25

masyarakat dengan budaya Tionghoa adalah saat salah satu sanak

keluarganya mengalami suatu penyakit.

Masyarakat dengan budaya Tionghoa memandang kematian

sebagai kedukaan yang terbesar yang menimpa seseorang namun

bagi masyarakat Tionghoa, peti mati bukanlah sesuatu yang

menakutkan seperti masyarakat lainnya. Lansia Tionghoaakan sangat

senang jika pada hari ulang tahunnya diberikan peti mati dari kayu

yang berkualitas bagus dan dengan ukiran atau lukisan yang indah di

peti tersebut. Peti mati bagi budaya Tionghoa dianggap sebagai siu-

pan yang artinya peti panjang umur. Budaya Tionghoa juga memiliki

siu-i yang artinya baju panjang umur. Baju ini dikenakan pada orang

yang akan meninggal disaat keluarganya mendapatkan keputusan

bahwa seseorang tersebut akan meninggal.

Masyarakat Tionghoa mempercayai bahwa seseorang yang

telah meninggal itu berarti orang tersebut telah “menunggangi seekor

burung bangau” atau “berpesiar kekalangan dewa-dewa”. Istilah

menunggangi seekor burung bangau menurut sejarahnya terbentuk

dari sejarah, dimana ada seorang yang bernama Shao Kan-chieh

yang menderita sakit keras. Saat sedang tidur siang Shao Kan-chieh

bermimpi bahwa ada seekor burung bangau yang turun dari langit

mendatanginya dan membawanya terbang kepegunungan.

Budaya Tionghoa juga memiliki tradisi atau kebiasaan,

dimana saat ada seorang sanak keluarga yang meninggal, mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

26

akan membeli sebuah hio-lou atau alat tempat menancapkan batang

dupa. Tempat dupa tersebut diletakkan pada meja di samping

jenazah dekat kakinya, dimana di meja tersebut diletakkan juga

sepasang lilin merah kecil yang menyala. Di alat tersebut diisikan

dengan abu dari dapur rumah lalu ditancapkan dupa yang menyala.

Abu yang berada di dalam alat penancap dupa tersebut tidak selalu

dari abu hasil pembakaran jenazah leluhur. Di depan rumah dibakar

sebuah kayu bakar yang akan terus menyala selama peti jenazah

berada didalam rumah. Di samping jenazah diletakkan sebuah

lelangse yang ditaruh sebuah pasu. Pasu tersebut digunakan untuk

membakar kertas perak secara terus menerus oleh salah satu anak

atau anggota keluarga. Pada pintu dan jendela rumah ditempelkan

kertas putih kecil panjang dengan posisi diagonal menyilang selama

dalam kondisi berkabung. Seluruh anggota keluarga menggunakan

baju serba putih yang terbuat dari karung goni dengan kondisi

terbalik, bagian luar menjadi bagian dalam. Ada juga kopiah

bewarna putih untuk menantu laki-laki.Sepatu yang digunakan

diwarnai putih dengan pasta putih, namun sekarang menggunakan

sepatu dengan bahan berwarna putih.

Budaya Tionghoa memiliki tradisi sembahyang tutup

peti.Sembahyang tutup peti ini dilakukan saat sore hari menjelang

magrib. Peti mati akan ditutup dengan dipantekkan empat buat paku

pada tiap ujung peti. Pemantekkan dilakukan oleh pemimpin agama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

27

atau pihak pembuat peti mati dengan menyerukan ucapan doa bagi

anak dan cucu dari jenazah agar makmur, bahagia dan lain-lain.

Setelah itu, semua sanak keluarga berkeliling peti jenazah dengan

membawa lilin merah kecil, lalu meneteskan lilin pada setiap empat

paku yang ada di peti mati. Selain itu, masyarakat Tionghoa

memiliki tradisi sembahyang geser peti. Tradisi ini sering disebut

juga dengan sembahyang ki-hok, acara sembahyang ini dilakukan

setelah tiga hari peti mati jenazah diletakkan ditengah-tengah ruang.

Sembahyang ini dilakukan untuk memindahkan peti mati sejajar

dengan dinding tempat diletakkannya peti mati sambil menunggu

hari baik untuk dimakamkannya jenazah.

Saat menjelang dikuburkan, masyarakat Tionghoa memiliki

tradisi untuk memecahkan buah semangka sampai hancur saat peti

jenazah akan diangkat menuju kuburan. Setelah sampai pada jarak

tertentu sanak keluarga yang berlutut di pinggir jalan yang dilalui

oleh peti mati berdiri lalu mengucapkan terima kasih kepada

sahabat-sahabat jenazah yang telah hadir dan telah menunjukkan

rasa cinta dan penghormatannya terhadap jenazah. Saat mengantar

peti jenazah ke pemakaman, ada tradisi untuk berlutut pada setiap

jembatan yang dilewati. Hal ini dilakukan dikarenakan oleh

kepercayaan akan adanya malaikat sungai, sebagai tanda hormat dan

pengharapan agar jenazah dapat pergi ke alam baka dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

28

Setelah tujuh hari akan diadakan sembahyang dengan

membakar sebuah perahu, rumah, peralatan rumah tangga,

kendaraan dan lain-lainnya sebagai harta yang akan dimiliki oleh

arwah leluhur di alam baka. Perahu juga dimaksudkan sebagai

kendaraan menuju alam baka.Selanjutnya, masyarakat dengan

budaya Tiongoa akan mengunjungi makam leluhurnya setiap tahun

pada hari perayaan Cheng-beng. Selama 3 tahun setelah

meninggalnya salah satu anggota keluarga, seluruh anggota keluarga

tidak boleh menggunakan perhiasan emas dan menghadiri pesta

maupun mengadakan pesta.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa budaya Tionghoa cenderung memandang

kematian sebagai sebuah hal yang tidak terelakkan namun

masyarakat Tionghoa tidak memandang kematian itu sebagai hal

yang menakutkan. Masyarakat Tionghoamemiliki tradisi yang

menggambarkan bahwa setelah seseorang meninggal maka mereka

akan memiliki kehidupan selanjutnya. Hal tersebut di tunjukkan

dengan tradisi membakar barang-barang kebutuhan yang dibentuk

dari kertas minyak sebagai hadiah atau bekal untuk kehidupan

selanjutnya. Masyarakat Tionghoa juga melakukan sembahyang

kubur dan membakar uang kertas untuk arwah yang ada di alam sana

setiap tahun. Tradisi ini menunjukkan bahwa kematian bukan

sesuatu yang menakutkan bagi masyarakat Tionghoa.Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

29

dapat membuat tingkat kecemasan terhadap kematian pada

masyarakat dengan budaya Tionghoa menjadi kecil.

C. Lansia

1. Pengertian

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Bab 1 Pasal 1, lansia merupakan

salah satu sebutan untuk orang tua yang berusia 60 tahun atau lebih

(Indriana, 2012).

2. Tipe-tipe lansia

Menurut Indriana (2012) lansia dibedakan menjadi 2 tipe

berdasarkan potensial lansia dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Lanjut usia potensial

Lanjut usia yang masih dapat melakukan suatu hal untuk

memenuhi kebutuhan yang dimiliki dirinya secara mandiri.

b. Lanjut usia tidak potensial

Lanjut usia yang tidak mampu dan berdaya lagi untuk

memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri secara mandiri dan selalu

bergantung pada bantuan orang lain.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti akan menggunakan

subjek yang masuk kedalam tipe lansia yang masih potensial. Hal ini

dikarenakan lansia yang menjadi subjek diharapkan masih dapat membaca

dengan baik dan menjawab skala yang akan diberikan kepada lansia demi

kepentingan penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

30

3. Ciri-ciri lansia

Ciri utama lansia adalah mengalami perubahan. Nugroho (2002)

membagi perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia berdasarkan tiga

jenis perubahan yaitu:

a. Perubahan Fisik

Perubahan fisik yang dialami oleh lansia meliputi perubahan

dari tingkat sel hingga ke sistem tubuh yaitu :

1) Sistem Pernafasan

Lansia cenderung mengalami kehilangan kekuatan dan

pengkakuan otot pernafasan serta penurunan aktifitas silia yang

menyebabkan penurunan reaksi batuk dan penurunan aktifitas paru-

paru sehingga jumlah udara untuk pernafasan yang masuk kedalam

paru-paru mengalami penurunan. Pengurangan dan pelebaran

jumlah aveoli, serta kemampuan batuk yang berkurang

menyebabkan pengeluaran sekret berkurang dan mengalami

sumbatan dan obstruksi yang dapat mengakibatkan sulitnya

bernafas.

2) Sistem Pendengaran

Lansia sering kali mengalami pengurangan kemampuan

pendengaran yang disebabkan oleh hilangnya kemampuan

pendengaran dalam telinga dalam, terjadinya pengumpulan

serumen yang dapat mengeras karena mengumpulnya keratin dan

membran timpani atropi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

31

3) Sistem Pengelihatan

Permasalahan pengelihatan yang dialami oleh lansia

cenderung disebabkan oleh kornea lebih berbentuk skeris, lensa

menjadi lebih keruh, meningkatnya daya adaptasi lensa terhadap

cahaya yang membuat lansia susah melihat dalam keadaan gelap,

hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang dan luas

pandang serta menurunnya daya membedakan warna biru dan

hijau.

4) Sistem Kardiovaskuler

Permasalahan kardiovaskuler yang sering terjadi pada

lanisa adalah katup jantung menebal dan menjadi lebih kaku,

kemampuan jantung memompa darah menurun 1% pertahun

sesudah berumur 20 tahun, kehilangan elastisitas pembuluh darah,

tekanan darah meningkat akibat meningkatnya retensi pembuluh

darah perifer.

5) Sistem GenitoUrinaria

Permasalahan genito urinaria yang dialami oleh lansia

adalah ginjal atropi, vesikaurinaria otot-ototnya melemah,

kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga menyebabkan

frekuensi BAK meningkat.

6) Sistem Endokrin

Hampir semua produksi hormon pada lansia menurun,

menurunnya produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

32

gonad (progesteron, esterogen, dan testosteron), defisiensi

hormonal dapat menyebabkan hipotiroidism depresi dari sumsum

tulang serta kurang mampu mengatasi tekanan jiwa.

7) Sistem Pencernaan

Lansia cenderung mengalami permasalahan pencernaan

yang disebabkan oleh kehilangan gigi, indera pengecap menurun,

esophagus melebar, peristaltic melemah dan menyebabkan

konstipasi, dan fungsi absorpsi melemah.

8) Sistem Muskuloskeletal

Permasalahan muskuloskeletal pada lansia adalah

kehilangan kepadatan tulang sehingga mudah rapuh, kyphosis

(tubuh menjadi membungkuk), serta persendian membesar dan

kaku.

9) Sistem Integumen

Pada lansia permasalahan integumen yang dialami adalah

kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering

dan kurang elastis karenan kekurangan cairan dan hilangnya

jaringan adipos, kelenjar-kelenjar keringat mulai tidak bekerja

dengan baik, kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat

menurunnya aliran darah dan menurunnya sel-sel yang

memproduksi pigmen, kuku pada jari tangan dan kaki menjadi

tebal dan rapuh, pertumbuhan rambut berhenti dan mengalami

penipisan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

33

b. Perubahan Mental atau Psikologis

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental pada

lansia adalah perubahan fisik yang terjadi khususnya dalam organ

perasa, kesehatan yang cenderung terus menurun, keturunan yang

belum sukses, lingkungan yang cenderung menjauhi atau kurang

menerima, gangguan pada memori yang cenderung membuat lansia

lupa akan hal yang baru saja terjadi dan perubahan yang terjadi pada

IQ, perubahan pada IQ tidak dalam informasi dan perkataan verbal

melainkan lebih kepada berkurangnya penampilan, persepsi dan

kemampuan psikomotor.

c. Perubahan Psikososial

Perubahan psikososial yang dialami oleh lansia adalah

perubahan ekonomi akibat pensiun atau penghentian jabatan, penyakit

kronis atau ketidakmampuan yang bertambah parah, gangguan syaraf

yang cenderung menyerang panca indera sehingga menyebabkan tuli

dan kebutaan, kehilangan hubungan dengan teman-teman yang

cenderung sudah meninggal terlebih dahulu, kehilangan hubungan

dengan keluarga yang cenderung diakibatkan karena anggota keluarga

tidak mau mengurus lansia atau sudah meninggal terlebih dahulu, dan

kehilangan kekuatan dan ketegapan fisik.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil kesimpulan

bahwa lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun atau lebih.

Lansia pada umumnya akan mengalami perubahan-perubahan baik di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

34

dalam maupun di luar tubuhnya yang akan berpengaruh pada

kehidupan lansia tersebut. Oleh adanya perubahan-perubahan tersebut

akan timbul kecemasan pada diri lansia yang salah satunya adalah

kecemasan terhadap kematian. Akibatnya lansia cenderung akan

mengalami kecemasan terhadap kematian.

D. Perbedaan Tingkat Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia dengan

Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa

Semua individu pasti mengalami kematian, namun kematian tersebut

belum jelas secara pasti mengenai apa yang akan terjadi dan dialami saat

individu mengalami kematian. Hal ini membuat individu mengalami

kecemasan terhadap kematian yang akan dihadapinya. Individu yang

cenderung lebih dekat dengan kematian adalah lansia.

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kecemasan yaitu jenis

kelamin, usia, agama, sosial budaya, kesehatan, lingkungan dan sebagainya.

Hal ini menyebabkan kecemasan menjadi sangat luas.Peneliti ingin

memfokuskan penelitian pada faktor budaya sebagai faktor yang

menyebabkan kecemasan.

Budaya adalah salah satu bentuk persepsi yang cenderung sangat

mempengaruhi pola pikir dimiliki oleh individu, sehingga budaya menjadi

salah satu faktor yang kuat untuk membuat perbedaan dalam konsep

pemikiran lansia mengenai kematian dan kecemasan yang menyertai

kematian tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

35

Budaya Jawa cenderung menganggap kematian adalah titik kehidupan

terakhir dari individu di dunia ini dan tidak bisa diperbaiki lagi apa yang

sudah terjadi atau bertobat untuk menebus kesalahan yang telah dilakukan

individu selama ini. Masyarakat Jawa memiliki tradisi untuk mendoakan

seseorang yang telah mati dalam rentan waktu tertentu. Hal tersebut

diharapkan dapat membantu meringankan beban dan dosa dari seseorang

yang telah meninggal sehingga arwahnya dapat menjadi lebih tenang.

Masyarakat Jawa yang beragama katolik juga mempercayai adanya api

penyucian, dimana individu yang telah meninggal masuk kedalam api

penyucian untuk mempertanggung jawabkan semua kesalahannya selama

hidup untuk baru dapat masuk surga, jika tidak maka individu akan masuk ke

neraka. Sedangkan, masyarakat Jawa yang beragama Islam cenderung

percaya bahwa ada siksa kubur yang akan dijalani oleh semua individu yang

telah mati untuk mempertanggungjawabkan dosa-dosa yang telah

diperbuatnya.

Masyarakat Jawa juga menganggap kematian adalah sebuah takdir

yang tidak dapat dihindari dan dapat menjadi berbahaya bagi sanak saudara

yang ditinggalkan, oleh sebab itu ada berbagai tradisi yang dilakukan saat

seseorang meninggal sebagai upacara keselamatan. Selain itu, masyarakat

Jawa tidak memiliki imajinasi mengenai apa yang akan terjadi pada seseorang

setelah meninggal. Namun di sisi lain, sebagian masyarakat Jawa

mempercayai bahwa dunia ini hanyalah kehidupan yang fana dan ada

kehidupan yang lebih sejati nantinya. Hal-hal tersebut membuat kematian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

36

berdasarkan sudut pandang budaya Jawa terlihat menakutkan, sehingga

menyebabkan masyarakat Jawa cenderung mengalami kecemasan yang tinggi

terhadap kematian.

Budaya Tionghoa cenderung menganggap kematian adalah kehidupan

baru yang akan dijalani oleh individu setelah kematian. Masyarakat Tionghoa

memiliki imajinasi bahwa arwah individu yang telah meninggal akan terbang

bersama burung bangau atau berlayar ke kalangan para dewa-dewa.

Masyarakat Tionghoa yang beragama Buddha mempercayai adanya

reinkarnasi sebagai perwujudan tanggung jawab atas kesalahan yang telah

dilakukan oleh individu semasa hidupnya. Reinkarnasi akan terus menerus

terjadi hingga manusia terbebas dari dukha dan dapat masuk ke dalam

Nirvana dan menjadi dewa.

Masyarakat Tionghoa juga mempercayai bahwa kematian dapat

dipersiapkan sebelum dan sesudah seseorang meninggal. Budaya Tionghoa

memiliki tradisi untuk mencari hari baik untuk seseorang dimakamkan dan

memiliki tradisi memperingati kematian seseorang dengan memberikan uang

orang mati, rumah dan benda-benda lain yang dibuat dari kertas minyak

sebagai modal untuk kehidupan di alam selanjutnya dan sebagai persiapan

untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik setelah kematian. Masyarakat

Tionghoa juga mempercayai bahwa kematian adalah sebuah takdir yang tak

bisa dihindari oleh semua orang dan kematian adalah sebuah duka terbesar

bagi keluarga yang ditinggalkan, namun kematian dapat membuat keluarga

yang ditinggalkan lebih makmur dan bahagia. Di sisi lain, sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

37

masyarakat Tionghoa mempercayai adanya surga dan neraka, bila seseorang

selama hidup melakukan banyak kebaikan maka akan masuk surga dan jika

seseorang sering berbuat jahat maka mereka akan menjadi hantu dan masuk

neraka. Hal-hal tersebut membuat kematian menurut sudut pandang budaya

Tionghoa terlihat tidak menakutkan, sehingga menyebabkan masyarakat

Tionghoa cenderung mengalami kecemasan yang rendah terhadap kematian.

Perbedaan pandangan akan kematian dari kedua budaya yang ada

akan mengakibatkan perbedaan tingkat kecemasan yang dialami individu,

terutama pada lansia. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwaakan adanya

perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian yang terjadi pada lansia

dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa.

E. Hipotesis

Ada perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia

dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

38

Skema Penelitian

Skema 1

Skema Dinamika Perbedaan Tingkat Kecemasan Terhadap Kematian

pada Lansia dengan Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa

Hipotesis

Adanya perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia dengan

budaya Jawa dan lansia dengan budaya Tionghoa.

Sudut Pandang Budaya terhadap kematian

Lansia

Budaya Tionghoa

1. Awal dari sebuah kehidupan

baru.

2. Dapat dipersiapkan agar

menjadi baik bagi yang

meninggal.

3. Tidak dapat dihindari.

4. Ada imajinasi mengenai apa

yang terjadi setelah

kematian.

5. Kematian sebuah duka

terbesar namun dapat

membuat makmur dan

bahagia keluarga yang

ditinggalkan

6. Ada surga dan neraka

Budaya Jawa

1. Titik akhir dari kehidupan.

2. Tidak bisa diperbaiki apa

yang sudah terjadi,

bergantung pada bakti anak-

cucu dan saudara,

3. Tidak dapat dihindari.

4. Tidak adanya imaginasi

mengenai apa yang terjadi

setelah kematian.

5. Kematian sebuah bencana

dan dapat berbahaya bagi

keluarga yang ditinggalkan.

6. Ada kehidupan sejati.

7. Ada siksa kubur dan api

penyucian.

Kematian cenderung terlihat tidak

menakutkan

Kematian cenderung terlihat

menakutkan

Menyebabkan kecemasan

terhadap kematian cenderung

tinggi

Menyebabkan kecemasan

terhadap kematian cenderung

rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk

membandingkan satu variabel dengan variabel lainnya (Purwanto &

Sulistyastuti, 2008). Peneliti ingin membandingkan atau melihat perbedaan

tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia dengan budaya Jawa dan

lansia dengan budaya Tionghoa.

B. Variabel Penelitian

Kecemasan terhadap kematian adalah ketakutan yang cenderung akan

dialami oleh semua orang yang dikarenakan oleh hal-hal yang tidak jelas

dibalik kematian yang belum diketahui oleh manusia.

Budaya adalah suatu sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya

yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan

miliknya dengan belajar.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Kecemasan terhadap kematian dalam penelitian ini adalah kecemasan

yang diukur dengan menggunakan skala kecemasan yang dibuat oleh peneliti.

Semakin tinggi subjek mendapat skor dalam skala penelitian maka semakin

tinggi tingkat kecemasan subjek. Kematian yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah kematian yang dirasakan subjek berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

40

pengalaman, bayangan atau kejadian yang dirasakan, dilihat dan didengar

oleh subjek dari lingkungan sekitar subjek.

Budaya dalam penelitian ini adalah suatu gagasan dan pandangan

yang dimiliki oleh subjek penelitian dalam menjalani kehidupan

bermasyarakat. Budaya subjek penelitian ini adalah budaya Jawa dan budaya

Tionghoa. Subjek dengan budaya Jawa didapatkan dari sebuah komunitas

lansia Jawa yang ada di daerah Yogyakarta. Subjek dengan budaya Tionghoa

juga didapatkan dari sebuah komunitas lansia Tionghoa dan sebagian

didapatkan dengan mendatangi rumah lansia yang disarankan oleh kerabat

peneliti.

D. Metode Pengambilan Sampel

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah lansia yang berusia 60 tahun

atau lebih. Subjek diharapkan masih dapat membaca dan mengisi lembar

skala untuk mempelancar penelitian atau komunikatif. Subjek berasal

dari suku Jawa dan Tionghoa. Subjek dengan budaya Jawa dibatasi

dengan kriteria yaitu berada di wilayah Yogyakarta, lebih pada priyayi

atau berpendidikan tinggi dan beragama kejawen. Sedangkan, pada

masyarakat budaya Tionghoa dalam penelitian ini dibatasi dengan

menggunakan kriteria yaitu berada di wilayah Yogyakarta, lebih pada

Tionghoa Totok dan beragama Kung Fu-Tse.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

41

2. Metode Pengambilan Sampel

Subjek dipilih dengan menggunakan teknik pengambilan sampel

yaitu purposive sampling. Hal ini dilakukan kerena peneliti

membutuhkan sample yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan

dalam penelitian. Selain itu dipergunakan teknik snowballing sampling.

Peneliti menggunakan jenis sampling ini dikarenakan jumlah subjek yang

cenderung sedikit dan keadaan kondisi subjek yang akan lebih mudah

didapat jika ada rekomendasi dari teman atau orang yang subjek kenal.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data adalah

dengan skala. Skala yang digunakan adalah skala tertutup, dimana sudah

tersedianya jawaban untuk dipilih oleh responden. Skala yang digunakan

akan berbentuk rating-scale yang jenisnya adalah skala Likert. Skala Likert

yang digunakan akan menjabarkan beberapa pertanyaan dari variabel-variabel

mengenai tingkat kecemasan terhadap kematian kedalam sub-sub variabel

yang sesuai.

Indikator kecemasan terhadap kematian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah indikator berdasarkan Stuart and Laraia. Berdasarkan hal

tersebut, kecemasan terhadap kematian dibagi menjadi 3 dimensi respon

kecemasan yaitu respon fisiologis dan perilaku, respon kognitif dan respon

emosional. Ketiga dimensi respon tersebut memiliki beberapa sub-dimensi

yang akan dijadikan sebuah pernyataan yang akan menjadi aitem dalam

penelitian yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

42

Indikator tingkat kecemasan dalam penelitian ini dilihat dari nilai

mean pada kelompok budaya yang ada. Nilai mean yang ada pada setiap

subjek merupakan mean empirik yang kemudian akan dibandingkan dengan

mean teoritis atau nilai mean soal yang ada. Nilai mean empirik didapatkan

dengan menggunakan penghitungan sebagai berikut.

𝛍 =𝚺𝐱

𝐧

Keterangan :

μ = Mean empirik

Σx = Total nilai

n = Jumlah aitem

Sedangkan, untuk mencari nilai mean teoritik digunakan

penghitungan sebagai berikut.

𝛍 = 𝐈_𝐦𝐚𝐤𝐬 + 𝐈_𝐦𝐢𝐧 𝚺𝐤

𝟐

Keterangan :

μ = Mean teoritis

I_maks = Nilai maksimal aitem

I_min = Nilai minimal aitem

Σk = Jumlah aitem

Mean teoritik yang dimiliki dalam skala ini adalah 82,5. Nilai tersebut

didapat dengan menggunakan rumus di atas dengan nilai minimal aitem 0 dan

nilai maksimal item 5 dan jumlah aitem 33.Jumlah aitem yang digunakan

adalah 33 karena merupakan jumlah aitem pernyataan yang digunakan setelah

try-out.

Tingkat kecemasan dalam skala ini ada 2 yaitu kecemasan rendah dan

kecemasan tinggi. Penentuan tinggi rendahnya kecemasan dilakukan dengan

membandingkan nilai mean empirik dengan nilai mean teoritik. Jika nilai

mean empirik lebih rendah dari mean teoritik maka dapat disimpulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

43

kecemasan yang ada dalam kelompok hitung termasuk dalam tingkat

kecemasan yang rendah. Jika nilai mean empirik lebih tinggi dari mean

teoritik maka dapat disimpulkan kecemasan yang ada dalam kelompok hitung

termasuk dalam tingkat kecemasan yang tinggi.

Nilai dalam skala didapatkan sesuai dengan respon yang diberikan

subjek pada masing-masing pernyataan. Nilai yang diberikan juga ditentukan

oleh jenis pernyataan yang ada dalam skala. Jenis pernyataan dalam skala

penelitian ini ada dua yaitu Favorable dan Unfavorable. Pilihan respon yang

terdapat dalam skala adalah STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju),

ATS (Agak Tidak Setuju), AS (Agak Setuju), S (Setuju), SS (Sangat Setuju).

Nilai yang terdapat pada masing-masing pilihan respon adalah sebagai

berikut.

Tabel 1

Penilaian pada pilihan respon dalam pernyataan Favorable.

Respon Nilai

STS (Sangat Tidak Setuju) 0

TS (Tidak Setuju) 1

ATS (Agak Tidak Setuju) 2

AS (Agak Setuju) 3

S (Setuju) 4

SS (Sangat Setuju) 5

Tabel 2

Penilaian pada pilihan respon dalam pernyataan Unfavorable.

Respon Nilai

STS (Sangat Tidak Setuju) 5

TS (Tidak Setuju) 4

ATS (Agak Tidak Setuju) 3

AS (Agak Setuju) 2

S (Setuju) 1

SS (Sangat Setuju) 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

44

Skala yang dibuat oleh peneliti sebelum try-out memiliki 60 butir

pernyataan dengan 6 pilihan jawaban yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS

(Tidak Setuju), ATS (Agak Tidak Setuju), AS (Agak Setuju), S (Setuju), dan

SS (Sangat Setuju).Peneliti tidak menyediakan pilihan jawaban N (Netral)

untuk menghindari kecenderungan subjek untuk mengisi jawaban dengan

pilihan netral sehingga data mengenai perbedaan dari responden menjadi

kurang informatif (Azwar, 1999). Setelah try-out, skala memiliki 33 butir

pernyataan dengan 6 pilihan jawaban.

Berikut merupakan blue-print skala penelitian sebelum try-out.

Tabel 3

Blue-Print Skala Kecemasan terhadap kematian sebelum try-out

Keterangan Favorable Unfavorable Jumlah (Σ)

Respon Fisiologis dan Perilaku 15 5 20

Respon Kognitif 15 5 20

Respon Emosional 15 5 20

Jumlah (Σ) 45 15 60

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas

Validitas merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk

mengeahui sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997).

Validitas yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah validitas

isi (content validity) yang mengukur tingkat kebenaran suatu instrumen

melalui isi dari area yang akan diukur. Validitas isi merupakan sebuah

cara pengestimasian validitas melalui pengujian terhadap isi tes dengan

analisis rasional atau dengan professional judgement (Azwar, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

45

Peneliti melakukan pengujian validitas isi terhadap skala penelitian

dengan mendiskusikannya kepada dosen pembimbing.

2. Analisis Aitem

Pada seleksi aitem, parameter yang paling penting adalah daya

diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem merupakan sejauh mana

aitem mampu membedakan antara individu maupun kelompok individu

yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur.

Penghitungan daya diskriminasi aitem akan menghasilkan koefisien

korelasi aitem-total (rix). Aitem yang akan dipilih adalah aitem yang baik

dengan koefisien korelasi ≥0,30. Aitem yang memiliki nilai koefisien

korelasi kurang dari 0,30 dianggap sebagai aitem yang kurang baik dan

tidak akan digunakan. Meskipun demikian, apabila jumlah aitem yang

lolos tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka peneliti dapat

menurunkan kriteria penilaian menjadi 0,25 tetapi tidak sampai dibawah

0,20 (Azwar, 2009).

Hasil uji aitem yang dilakukan setelah try-out menunjukkan ada

33 aitem yang memenuhi syarat untuk diujikan lebih lanjut kepada

subjek.

Berikut merupakan blue-print skala penelitian sesudah try-out.

Tabel 4

Blue-Print Skala Kecemasan terhadap kematian sesudah try-out

Keterangan Favorable Unfavorable Jumlah (Σ)

Respon Fisiologis dan Perilaku 10 1 11

Respon Kognitif 10 0 10

Respon Emosional 11 1 12

Jumlah (Σ) 31 2 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

46

Soal yang digunakan setelah try-out adalah untuk dimensi respon

fisiologis dan perilaku sejumlah 11 aitem, dimensi respon kognitif

sejumlah 10 aitem, dimensi respon emosional sejumlah 12 aitem (lihat

Tabel 2). Aitem pada masing-masing dimensi tidak dilakukan

penyetaraan dikarenakan masing-masing dimensi tidak mempunyai

tujuan ukur yang berbeda secara spesifik melainkan merupakan suatu

dimensi yang memiliki tujuan ukur yang lebih luas yaitu kecemasan. Hal

tersebut dapat dipertanggungjawabkan selama semua aitem yang

digunakan memiliki nilai keofisien korelasi yang memuaskan yaitu di

atas 0,30 (Azwar, 1999).

3. Reliabilitas

Realibilitas merupakan pengukuran yang dilakukan untuk

mengetahui sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat di percaya (Azwar,

S., 1997).

Koefisien reliabilitas (rxx’) berada dalam rentang 0 sampai 1,00.

Koefisien reliabilitas yang baik adalah yang nilainya semakin mendekati

1,00. Reliabilitas yang rendah terjadi jika koefisien reliabilitasnya

semakin mendekati 0 (Azwar, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

47

Hasil koefisien reliabilitas dari skala yang dibuat oleh peneliti

bernilai 0,916, dengan jumlah soal 33 butir.

Tabel 5

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items

N of Items

,916 ,918 33

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah sebuah pengujian yang dilakukan

terhadap data penelitian untuk mengecek data penelitian yang

dilakukan oleh peneliti berasal dari populasi yang sebarannya normal

(Santoso, 2010). Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov melalui program SPSS

16.0. Jika nilai p lebih kecil daripada 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa data yang dimiliki berbeda secara signifikan, sehingga

sebaran data tidak normal. Jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa data yang dimiliki tidak berbeda secara

signifikan, sehingga sebaran data normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

48

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah sebuah pengujian yang dilakukan

terhadap data penelitian untuk melihat apakah asumsi pada varian

penelitian sama atau tidak. Uji homogenitas ini akan dilakukan

dengan menggunakan analisis Levene Test melalui program SPSS

16.0. Jika varian dalam penelitian ini sama, maka uji t akan

menggunakan nilai pada kolom Equal Variance Assumed. Jika

varian dalam penelitian ini berbeda, maka uji t akan menggunakan

nilai pada kolom Equal Variance Not Assumed. Hal tersebut

dilakukan dengan melihat nilai signifikansi yang pada hasil

pengujian. Jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang memiliki varian

yang sama, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang

memiliki varian yang berbeda (Priyanto, 2012)

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Independent Sample T-Test. Metode ini digunakan untuk mengetahui

perbedaan nilai signifikan dari dua kelompok sampel dalam penelitian

yang independen (Purwanto & Sulistyastuti, 2008).

Hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti dalam kerangka

pemikiran adalah: “Ada perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian

pada lansia dengan budaya Jawa dan lansia dengan budaya Tionghoa”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian sempat mengalami beberapa kendala dalam mencari subjek

dilapangan yang dikarenakan sulitnya menemui subjek yang sesuai dengan

kriteria penelitian dan ada subjek yang tidak ingin ikut dalam penelitian,

namun dapat diatasi oleh peneliti.

Penelitian dilakukan dengan datang ke rumah seorang subjek lalu

menanyakan kerabat subjek yang dapat turut berpartisipasi dalam penelitian

ini atau secara snowballing. Penelitian untuk masyarakat dengan budaya Jawa

dilakukan di daerah Alun-Alun Lor, dimana terdapat sebuah komnunitas

lansia Alkid yang bersedia menjadi subjek dan dapat memenuhi kriteria

subjek yang diperlukan dalam penelitian.

Penelitian untuk subjek dengan budaya Tionghoa dilakukan di

kelompok masyarakat Tionghoa Fu Qin dan beberapa subjek berasal dari

kerabat dan saudara teman-teman peneliti.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia.

Subjek berasal dari kelompok perkumpulan yang ada di daerah Yogyakarta.

Subjek yang ikut serta dalam penelitian berusia 60-80 tahun.Subjek bersedia

berpartisipasi dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

50

Tabel 6

Profile subjek

Budaya Jenis Kelamin Jumlah

Jawa

Pria 23

Wanita 6

Tidak

teridentifikasi 1

Tionghoa

Pria 16

Wanita 12

Tidak

teridentifikasi 2

C. Deskripsi Data Penelitian

Tabel 7

Deskriptive Statistics

Keterangan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kecemasan

terhadap

kematian

60 10 93 47,52 19,254

Jawa 30 20 93 52,13 19,280

Tionghoa 30 10 86 42,90 18,397

Valid N

(listwise) 30

Rata-rata nilai kecemasan terhadap kematian pada 60 orang lansia

adalah 47,52 dengan standart deviasi 19,254. Nilai terendah yang diperoleh

subjek adalah 10 dan nilai tertingginya adalah 93.

Pada subjek dengan budaya Jawa nilai terendah adalah 10 dan nilai

tertinggi 93 dengan mean 47,52 dan standard deviasi 19,280. Sedangkan pada

subjek dengan budaya Tionghoa memiliki nilai terendah 20 dan nilai tertinggi

86 dengan mean 42,90 dan standard deviasi 18,397.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai mean empirik 47,52 lebih

rendah dari nilai mean teoritis yaitu 82,5, maka dapat disimpulkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

51

lansia dalam penelitian ini memiliki tingkat kecemasan terhadap kematian

yang rendah.

D. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Berdasarkan analisis Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh

dengan menggunakan SPSS 16.0, menunjukkan nilai signifikansi

untuk lansia dengan budaya Jawa sebesar 0,180. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai p lebih besar 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal. Pada

lansia dengan budaya Tionghoa memiliki nilai signifikansi sebesar

0,200, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh

berdistribusi normal.

Tabel 8

Tests of Normality

Keterangan Budaya Kolmogorov-Smirnov

a

Statistic df Sig.

Skor Total Jawa ,134 30 ,180

Tionghoa ,130 30 ,200*

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

b. Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan menggunakan

SPSS 16.0, menunjukkan hasil berdasarkan Levene’s Test for

Equality of Variances yang memperlihatkan nilai F adalah 0,835

dengan p = 0,365. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikasi lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

52

besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya

persamaan varian antara kedua populasi budaya Jawa dan budaya

Tionghoa.

Tabel 9

Uji Homogenitas

Statistics

Skor Total

Assumptions

Equal

variances

assumed

Equal

variances

not assumed

Levene's Test

for Equality of

Variances

F ,835

Sig. ,365

2. Uji Hipotesis

Pada penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan

Independent Sample T-Test yang diperoleh dengan menggunakan SPSS

16.0.Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan tingkat

kecemasan terhadap kematian pada lansia dengan budaya Jawa dan

Tionghoa. Kesimpulan dalam penelitian ini ditentukan dengan hasil uji 2

sisi dengan menggunakan taraf signifikan 0,05. Berikut merupakan hasil

uji Independent Sample T-Test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

53

Tabel 10

Independent Samples Test

Dependent

variables Statistics

Assumptions

Equal

variances

assumed

Equal

variances

not

assumed

Skor Total

T-Test for

Equality

of Means

t 1,898 1,898

df 58 57,873

Sig. (2-tailed) ,063 ,063

Mean Difference 9,233 9,233

Std. Error Difference 4,865 4,865

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower -,506 -,506

Upper 18,972 18,973

Group Statistics

Budaya N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Skor Total Jawa 30 52.13 19.280 3.520

Tionghoa 30 42.90 18.397 3.359

Ho : Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian

pada lansia dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa.

Ha : Ada perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian pada

lansia dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat nilai signifikan

pada hasil t-test. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka Ho

diterima. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

54

Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh nilai t = 1,898

dengan nilai signifikansi 0,063 sehingga Ho diterima. Dengan demikian,

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kecemasan

terhadap kematian pada lansia dengan budaya Jawa dan budaya

Tionghoa.

E. Analisis Tambahan

Peneliti menambahkan pengelompokkan hasil penelitian berdasarkan

jenis kelamin pada masing-masing budaya untuk melihat perbedaan tingkat

kecemasan terhadap kematian berdasarkan jenis kelamin subjek.Berikut tabel

hasil pengelompokkan jenis kelamin pada masing-masing budaya.

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh dua analisis tambahan yang

terkait dengan pengelompokkan jenis kelamin dari subjek penelitian sebagai

berikut.

1. Perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia wanita

dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa.

Tabel 11

Kecemasan terhadap kematian pada lansia wanita dengan budaya

Jawa dan budaya Tionghoa

Budaya N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Wanita Jawa 6 54.00 18.133 7.403

Tionghoa 12 49.50 21.138 6.102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

55

Independent Samples Test

Wanita

Equal

variances

assumed

Equal

variances

not assumed

Levene's Test for

Equality of

Variances

F .493

Sig. .493

t-test for Equality of

Means

t .445 .469

df 16 11.657

Sig. (2-tailed) .663 .648

Mean Difference 4.500 4.500

Std. Error Difference 10.123 9.593

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower -16.961 -16.471

Upper 25.961 25.471

Hasil tabel di atas menunjukkan lansia dengan budaya Jawa yang

berjenis kelamin wanita memiliki nilai mean 54 dan lansia dengan

budaya Tionghoa yang berjenis kelamin wanita memiliki nilai mean

49,5.Berdasarkan nilai mean keduanya jika dibandingkan dengan mean

teoritik maka tingkat kecemasan kedua kelompok berada di tingkat

kecemasan yang rendah. Meskipun demikian, nilai mean pada lansia

wanita dengan budaya Jawa lebih tinggi 4,5 daripada mean pada lansia

wanita dengan budaya Tionghoa.

Dengan demikian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lansia

wanita dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa tidak memiliki

perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian.Keduanya sama-sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

56

dalam tingkat kecemasan yang rendah dalam hal kematian namun lansia

wanita dengan budaya Jawa memiliki kecemasan yang cenderung lebih

tinggi sedikit dibanding dengan lansia wanita budaya Tionghoa.

2. Perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia pria dengan

budaya Jawa dan budaya Tionghoa.

Tabel 12

Kecemasan terhadap kematian pada lansia pria dengan budaya

Jawa dan budaya Tionghoa

Budaya N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pria Jawa 23 50.61 19.646 4.097

Tionghoa 16 39.00 15.765 3.941

Independent Samples Test

Pria

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for

Equality of

Variances

F 1.687

Sig. .202

t-test for Equality of

Means

T 1.962 2.042

Df 37 36.150

Sig. (2-tailed) .057 .048

Mean Difference 11.609 11.609

Std. Error Difference 5.916 5.685

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower -.378 .081

Upper 23.596 23.136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

57

Hasil tabel di atas menunjukkan lansia dengan budaya Jawa yang

berjenis kelamin pria memiliki nilai mean 50,61 dan lansia dengan

budaya Tionghoa yang berjenis kelamin pria memiliki nilai mean

39.Berdasarkan nilai mean keduanya jika dibandingkan dengan mean

teoritik maka tingkat kecemasan kedua kelompok berada di tingkat

kecemasan yang rendah. Meskipun demikian, nilai mean pada lansia pria

dengan budaya Jawa lebih tinggi 11,609 daripada mean pada lansia pria

dengan budaya Tionghoa.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa lansia pria

dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa tidak memiliki perbedaan

tingkat kecemasan terhadap kematian. Keduanya sama-sama dalam

tingkat kecemasan yang rendah dalam hal kematian namun lansia pria

dengan budaya Jawa memiliki kecemasan yang cenderung lebih tinggi

sedikit dibanding dengan lansia pria budaya Tionghoa.

F. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan hipotesis yang diajukan oleh peneliti

“ada perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia dengan

budaya Jawa dan budaya Tionghoa” ditolak maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa tidak ada perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia

dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

signifikasi sebesar 0.063. Lansia dengan budaya Jawa memiliki kecemasan

terhadap kematian yang cenderung sama dengan lansia dengan budaya

Tionghoa. Hal ini di tunjukkan dengan nilai mean yang diperoleh oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

58

kelompok budaya tersebut, dimana kelompok budaya Jawa memperoleh nilai

mean sebesar 52,13 dan kelompok budaya Tionghoa memperoleh nilai mean

sebesar 42,90. Berdasarkan hasil kedua mean tersebut, tingkat kecemasan

terhadap kematian pada lansia dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa

masuk ke dalam tingkat kecemasan yang ringan. Hal tersebut disebabkan oleh

nilai mean kedua budaya lebih rendah dari nilai mean teoritik skala penelitian

yaitu 82,5.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

budaya tidak mempengaruhi tingkat kecemasan terhadap kematian pada

lansia. Budaya Jawa dan budaya Tionghoa memiliki kecemasan yang sama-

sama rendah dapat disebabkan oleh kedua budaya memiliki kepercayaan

bahwa ada kehidupan baru dan sejati setelah kematian. Selain itu, kedua

budaya tersebut memiliki pengharapan akan bentuk bakti dari anak cucu dan

sanak saudara yang ditinggalkan yang dapat membantu mereka untuk lebih

bahagia dan meringankan beban kesalahan mereka selama hidup yang belum

dapat diperbaiki.

Peneliti juga menemukan penyebab lain yang menyebabkan

kecemasan kedua budaya rendah. Hal tersebut adalah hasil penelitian Stein

dan Letho yang mengatakan bahwa budaya Jawa dan Tionghoa termasuk ke

dalam budaya Timur, dimana dalam penelitian yang menunjukkan bahwa

budaya Timur memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah terhadap

kematian. Selain itu, Stein dan Letho juga menyebutkan bahwa ada beberapa

budaya yang cenderung menenangkan kecemasan terhadap kematian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

59

Peneliti juga menemukan beberapa hal yang dapat menyebabkan

kecemasan terhadap kematian pada seseorang menjadi rendah yaitu agama,

kondisi kesehatan, kondisi ekonomi dan lingkungan sosial. Peneliti

melakukan penelitian terhadap subjek dengan budaya Jawa pada kelompok

lansia di Yogyakarta yang sebagian besar adalah pensiunan dan memiliki

tingkat ekonomi yang tinggi. Kelompok lansia tersebut sering berkumpul

untuk bersenang-senang dan bercanda gurau satu sama lain. Keadaan

ekonomi mereka yang masih baik dan mencukupi, dapat menjadi faktor

penyebab kecemasan terhadap kematian menjadi berkurang dikarenakan

sudah terpenuhinya semua kebutuhan dan keinginan mereka.Selain itu,

mereka juga mendapatkan situasi lingkungan yang mendukung dari sesama

lansia. Hal tersebut bisa merupakan faktor penyebab kecemasan terhadap

kematian pada subjek dengan budaya Jawa menjadi rendah.

Peneliti melakukan penelitian terhadap subjek dengan budaya

Tionghoa dengan subjek yang sebagian besar berasal dari perkumpulan

Tionghoa yang cukup besar di Yogyakarta. Kelompok ini terdiri dari lansia

dengan ekonomi yang cukup mapan dan dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Kelompok ini juga melakukan kebaktian sosial terhadap lingkungan sekitar

dengan memberikan jasa tusuk jarum, pengobatan, kunjungan sosial dan

sebagainy setiap minggunya. Selain melakukan kegiatan sosial, kelompok ini

juga melakukan kegiatan yang menyenangkan bagi mereka seperti makan

bersama dan karaoke. Hal-hal tersebut dapat menjadi faktor yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

60

menyebabkan tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia Tionghoa

menjadi rendah.

Peneliti melihat adanya faktor lain yang mempengaruhi tingkat

kecemasan terhadap kematian pada kedua kelompok budaya tersebut. Faktor

ekonomi dan dukungan sosial dari lingkungan sekitar lansia menjadi hal yang

cukup berpengaruh bagi lansia dalam menghadapi kecemasan terhadap

kematian. Faktor ekonomi yang mencukupi membuat mereka dapat tercukupi

dan terpenuhi kebutuhannya. Faktor dukungan sosial dari lansia yang

berinteraksi dengan mereka menjadi salah satu faktor yang cukup

berpengaruh. Hal ini dapat disebabkan adanya rasa kesamaan atau kemiripan

antara lansia sehingga mereka merasa masih memiliki teman

sepenanggungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan dalam tingkat kecemasan terhadap kematian pada lansia

dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa.Tingkat kecemasan terhadap

kematian pada lansia dengan budaya Jawa dan budaya Tionghoa sama-sama

dalam tingkat kecemasan yang rendah.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada masyarakat dengan budaya

Jawa dan budaya Tionghoa yang berada dalam satu kota yaitu Yogyakarta.

Kota Yogyakarta sudah dikenal dengan kekentalan budaya Jawa. Ada

kemungkinan jika subjek dengan budaya Tionghoa diperoleh dari wilayah

yang masih kental dengan budaya Tionghoa seperti Kalimantan Barat atau

Semarang, hasil dari penelitian ini akan dapat berubah.

Penelitian ini juga memiliki keterbatasan dalam jumlah subjek. Hasil

dari penelitian ini mungkin akan berubah jika subjek penelitian ini dapat lebih

banyak lagi. Hal ini cukup sulit karena subjek yang dibutuhkan cukup sedikit

dan kurangnya subjek yang mau ikut dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

62

C. Saran

1. Bagi Lansia

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa budaya tidak

memiliki pengaruh besar dalam membentuk kecemasan terhadap kematian

pada lansia. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang membentuk

kecemasan terhadap kematian untuk lansia seperti tingkat keagamaan dan

dukungan dari lingkungan sekitar lansia.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya tidak memberikan

perbedaan yang signifikan mengenai kecemasan terhadap kematian pada

lansia namun jika dicermati lebih lanjut, terdapat perbedaan skor rata-rata

dari masing-masing budaya, dimana skor rata-rata budaya Jawa sedikit

lebih tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata budaya Tionghoa. Hal ini

menunjukkan bahwa penelitian ini dapat mengalami perubahan hasil jika

penelitian selanjutnya dapat lebih ketat lagi dalam menyaring subjek

penelitian. Seperti pada penelitian Stein dan Letho yang menjelaskan

bahwa budaya Timur cenderung menyebabkan kecemasan terhadap

kematian menjadi berkurang. Pada subjek dengan budaya Jawa cenderung

terdapat subjek yang menganut agama Islam dan Nasrani. Agama Islam

berasal dari budaya Timur dan agama Nasrani berasal dari budaya Barat.

Hal ini menunjukkan bahwa agama cukup berpengaruh dalam sebuah

budaya, sehingga peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat

melakukan penelitian dengan subjek yang menganut agama yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

63

berasal dari budaya Timur seperti subjek dengan budaya Jawa yang

beragama Islam dan subjek dengan budaya Tionghoa yang beragama

Buddha.

Peneliti juga menyarakna untuk peneliti lain dapat menggunakan

faktor lain yang dapat menyebabkan kecemasan terhadap kematian

misalnya faktor ekonomi dan dukungan sosial dari lingkungan sekitar.

Jumlah subjek dalam penelitian juga cukup penting dalam menentukkan

hasil penelitian jadi disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat

memakai subjek yang lebih banyak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

64

DAFTAR PUSTAKA

Anise M.S. Wu, Catherine S.K. Tang and Timothy C.Y. Kwok. (2002). Death

Anxiety among Chinese Elderly People in Hong Kong. Journal of Aging

and Health, Vol. 14 No. 1, February 2002 42-56

APA Dictionary of Psychology edited by Gary R. VandenBos. (2007).

Washington, DC. American Psychological Association.

Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Cangianto, A. 03 April 2013. Apa Yang Terjadi Setelah Kita Mati?, diperoleh

pada 11 Maret 2014 dari http://web.budaya-

tionghoa.net/index.php/item/3592-apa-yang-terjadi-setelah-kita-mati-?

Cangianto, A. 08 April 2013. Beberapa Pandangan Tentang Kematian,

diperoleh pada 11 Maret 2014 dari http://web.budaya-

tionghoa.net/index.php/item/1875-beberapa-pandangan-tentang-kematian.

Firestone, R., Catlett, J. (2009). Beyond Death Anxiety: Achieving Life-

Affirming Death Awareness. New York. Springer Publishing Company,

LLC.

Hall, C.S. (1960). Sigmund Freud:Pengantar Kedalam Ilmu Djiwa Sigmund

Freud. Jakarta. PT. Pembangunan Djakarta.

Hardjowirogo, M. (1979). Adat Istiadat Jawa: Sedari Seseorang Masih Dalam

Kandungan Hingga Sesudah Ia Tiada Lagi. Bandung.Patma.

Hariyono, P.(1993). Kultur Cina dan Jawa: Pemahaman Menuju Asimilasi

Kultural. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.

Helgeson, V.C. (2012). Psychology of Gender 4th

edition. New Jersey. Pearson

Education, Inc.

Hidayat, K.(2005). Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi

Optimisme. Jakarta. Hikmah.

Indriana, Y. (2012). Gerontologi dan Progeria.Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3.(2002). Jakarta. Balai Pustaka.

Kastenbaum, R. (2000). Psychology of Death 3rd

edition. New York. Springer

Publishing Company, Inc.

Koentjaraningrat. (2007). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta.

Djambatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

65

Kübler-Ross, E.(1981). Living with Death and Dying. New York. Macmillan

Publishing Co., Inc.

Kübler-Ross, E. (1998). On Death and Dying (Kematian sebagai bagian

Kehidupan). Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Lathief, S.I. (2010). Psikologi Fenomenologi Eksistensialisme. Lamongan.

PUstaka puJAngga.

Lazarus, R.S. (1991). Progress on a cognitive-motivational-relational theoryof

Emotion.American Psychologist Association Vol.46, No. 8, 819-834.

Liu Weilin. 27 Agustus 2013. PandanganOrang Tionghoa Terhadap

Kematian, diperoleh pada 11 Maret 2014 dari http://web.budaya-

tionghoa.net/index.php/item/3675-pandangan-orang-tionghoa-terhadap-

kematian.

Myers, D.G. (1983). Social Psychology. Michigan. McGraw Hill.

Nio Joe Lan. (2013). Peradaban Tionghoa Selayang Pandang. Jakarta.

Kepustakaan Populer Gramedia.

Nugroho, W. (2000). Keperawatan Gerontik & Geriatric edisi 3. Jakarta.EGC.

Papalia, D.E., Olds, S.W., dan Feldman, R.D. (2004). Human Development 9th

Edition. New York. McGraw-Hill.

Publication Manual of the American Psychological Association. (2010).

Washington, DC.American Psychological Association.

Purwanto, E.A., Sulistyastuti, D.R. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif untuk

Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta. Gava

Media

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku.

Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Semiun, Y. (2006). Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud.

Yogyakarta. Kanisius.

Setyaningrum. R. 20 Agustus 2012.Notulensi Seminar: Alam Arwah Menurut

Tradisi Tionghoa, diperoleh pada 11 Maret 2014 dari http://web.budaya-

tionghoa.net/index.php/item/2272-notulensi-seminar--alam-arwah-

menurut-tradisi-tionghoa.

Stein, K.F., Letho, R.H. (2009). Death Anxiety: An Analysis of an Evolving

Concept. Research and Theory for Nursing Practice: An International

Journal, Vol. 23, No. 1, 2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

66

Stuart, G.W., Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric

Nursing 8th

edition. Missouri. Elsevier Mosby, Inc.

Stuart, R.F., Sundeen P.C. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa.

Diterjemahkan oleh Achir Yani S. Jakarta. EGC.

Subagya, Y.T. (2004). Menemui Ajal: Etnografi Jawa Tentang Kematian.

Yogyakarta. Kepel Press.

Suryadi, H. 10 April 2014. Seri Tulisan Confusius [20] – Kehidupan dan

Kematian, diperoleh pada 11 Maret 2014 dari http://web.budaya-

tionghoa.net/index.php/item/1886-seri-tulisan-confucius-20-kehidupan-

dan-kematian.

Thorson, J.A., Powell. F.C. (1988). Elements of Death Anxiety and Meanings of

Death. JournalofClinicalPsychology, September 1988, Vol.44,No.5.

Trihendradi, C.(2013). Langkah Praktis Menguasai Statistik untuk Ilmu Sosial

dan Kesehatan + Konsep & Penerapannya menggunakan

SPSS.Yogyakarta.Andi.

Wijaya, F.S., Safitri, R.M. (2010). Persepsi Terhadap Kematian dan Kecemasan

Menghadapi Kematian pada Lanjut Usia. Naskah Publikasi. Fakultas

Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Ya-Hui Wen. (2010). Religiosity and Death Anxiety. The Journal of Human

Resource and Adult Learning, December 2010 Vol. 6, Num. 2.

Zubair, A.C.(2001). Dari Kematian ke Epistemologi Da’wah: Sebuah Refleksi

Tentang Keislaman. Yogyakarta.Philosophy Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

67

LAMPIRAN 1

Skala Kecemasan terhadap Kematian

Sebelum Try-out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

68

SKALA PENELITIAN

Alfonsus Bayu Dirgantara

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

69

Yogyakarta, Juni 2014

Yth. Bapak/ Ibu

yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini

Terkait dengan penelitian yang saya lakukan, perkenankan saya memohon

izin untuk meminta bantuan serta partisipasi Bapak/ Ibu untuk merelakan waktu

dalam rangka mengisi skala berikut ini.

Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang dikelompokkan dalam

beberapa bagian. Dalam merespon pernyataan-pernyataan tersebut, saya sangat

berharap Bapak/ Ibu untuk mengisinya dengan sebenar-benarnya, apa adanya,

dan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan Bapak/ Ibu dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam pengisian skala ini tidak ada penilaian benar atau salah,

serta data yang diberikan oleh Bapak/ Ibu sangat terjaga kerahasiaannya.

Saya juga mohon Bapak/ Ibu untuk selalu memperhatikan petunjuk

pengerjaan dan instruksi yang diberikan dalam mengisi skala ini, karena hasil

dari pengisian ini akan digunakan untuk kepentingan ilmiah. Atas perhatian dan

partisipasi Bapak/ Ibu, saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat saya,

Alfonsus Bayu Dirgantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

70

DATA DIRI

Nama / Inisial :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *

Usia : ______ tahun

Status Pernikahan : Lajang / Menikah / Janda / Duda *

Suku Adat :

(* coret yang tidak sesuai)

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa

adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun namun saya dengan suka

rela mengisi skala ini demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah yang

disusun.

Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam

kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya.

Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk

penelitian ilmiah meskipun tanpa mencantumkan identitas pribadi saya.

Yogyakarta, Juni 2014

(................................................)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

71

PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang

Anda rasakan, Anda pikirkan, dan Anda lakukan ketika melihat, membayangkan,

mendengar dan mengalami pengalaman yang berhubungan dengan peristiwa

kematian yang ada di sekitar Anda.

Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan Anda terhadap

pernyataan-pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang (√)

pada kolom jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang Anda

alami. Enam pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :

Kolom SS, jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan

Kolom S, jika Anda Setuju dengan pernyataan

Kolom AS, jika Anda Agak Setuju dengan pernyataan

Kolom ATS, jika Anda Agak Tidak Setuju dengan pernyataan

Kolom TS, jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan

Kolom STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap

pernyataan, oleh sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili

persetujuan Anda terhadap pernyataan yang disajikan.Tidak ada jawaban yang

salah.

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

72

No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

1. Saat saya melihat seseorang meninggal,

detak jantung saya menjadi lebih cepat.

2. Saya sangat takut untuk membayangkan

kematian yang akan terjadi dengan diri

saya.

3. Suara saya menjadi hilang saat melihat

kematian secara langsung.

4. Saya mendapat berita kematian saya

menjadi lupa dengan apa yang sedang

saya lakukan.

5. Saya menerima pemberitahuan dokter

bahwa saya memiliki penyakit kronis,

saya menjadi sangat marah pada diri

saya.

6. Saat menghadiri pemakaman seseorang

saya sering berpikir bagaimana jika yang

dimakamkan adalah saya.

7. Saat didiagnosis memiliki penyakit

kronis, pikiran saya tetap tenang dan

fokus.

8. Saya akan berhenti melakukan pekerjaan

saya setelah mendapatkan berita tentang

kematian seseorang.

9. Detak jantung saya terasa hilang sejenak

saat mendengar pemberitahuan dari

dokter bahwa saya memiliki penyakit

yang membuat saya meninggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

73

No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

10. Saya merasa ketakutan saat melihat

peristiwa kematian secara langsung.

11. Saya cenderung memiliki firasat buruk

saat sedang bekendara di jalan.

12. Saat terjadi kecelakaan di lingkungan

sekitar, saya berani menolong korban

kecelakaan tersebut walau kondisinya

sudah meninggal.

13. Saya tidak dapat berkonsentrasi setelah

mendengar pemberitahuan dokter

mengenai penyakit kronis yang saya

derita.

14. Pengelihatan saya menjadi kabur saat

saya menerima berita kematian teman

saya.

15. Saya tidak berani datang ke pemakaman

seseorang.

16. Saya tetap tenang saat melihat peristiwa

kematian secara langsung.

17. Saya takut untuk menolong orang yang

mengalami kecelakaan di lingkungan

sekitar saya.

18. Saya sering merasa banyak hal di

lingkungan sekitar dapat mencelakakan

diri saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

74

No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

19. Saya tetap melakukan aktifitas saya

dengan baik setelah mendapatkan berita

mengenai kematian.

20. Saat membayangkan mengenai kematian

yang akan saya alami secara tidak sadar

saya mengertakkan gigi saya.

21. Saya menjadi terus terpikirkan mengenai

kematian saat melihat peristiwa

kecelakaan secara langsung.

22. Saya menjadi dipresi saat mengetahui

bahwa saya memiliki penyakit kronis

yang dapat membuat saya meninggal.

23. Produktivitas saya menurun saat saya

mengetahui saya memiliki penyakit

yang dapat membuat saya meninggal.

24. Saat menghadiri pemakaman seseorang,

saya selalu kehilangan nafsu makan

saya.

25. Saya tenang-tenang saja saat menerima

berita kematian seseorang.

26. Pikiran saya terpecah-pecah setelah

membayangkan mengenai kematian.

27. Saya sering merasakan perasaan ingin

buang air kecil saat saya menghadiri

pemakaman seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

75

No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

28. Saya tetap tegar dan tidak depresi saat

saya didiagnosis bahwa saya memiliki

penyakit kronis yang dapat merenggut

nyawa saya.

29. Saya menjadi sangat hati-hati di jalan,

setelah melihat peristiwa kecelakaan

yang merenggut nyawa seseorang.

30. Perasaan saya menjadi sangat cemasa

saat menghadiri pemakaman seseorang.

31. Saya sering menarik nafas yang panjang

dan dalam saat melihat peristiwa

kematian secara langsung.

32. Saya sering memikirikan apa yang akan

terjadi jika saya meninggal nantinya.

33. Saat menghadiri pemakaman seseorang

saya tidak pernah merasakan perasaan

ingin buang air kecil.

34. Saya merasakan kegundahan di dalam

hati saya setelah membayangkan tentang

kematian.

35. Saya tetap dapat mengingat banyak hal

setelah mendengar berita tentang

kematian.

36. Saat membayangkan mengenai kematian

saya menjadi sangat gelisah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

76

No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

37. Saya merasakan kepedihan yang

mendalam saat mendapat berita

kematian seseorang.

38. Pikiran saya menjadi negatif saat setelah

melihat peristiwa kecelakaan yang

merenggut nyawa seseorang.

39. Keringat saya menjadi banyak saat saya

membayangkan mengenai kematian.

40. Pikiran saya tetap fokus setelah saya

melihat peristiwa kematian secara

langsung.

41. Saat berkendara di jalan saya sering

merasa khawatir akan mengalami

kecelakaan yang dapat menghilangkan

nyawa saya.

42. Setelah menerima kabar dokter

mengenai penyakit kronis yang saya

derita, saya selalu memikirkan apa saja

yang dapat membahayakan saya.

43. Nafas saya menjadi tersengal-sengal saat

saya membayangkan mengenai

kematian.

44. Indera pengecapan saya berkurang

fungsinya saat saya berada di

pemakaman seseorang.

45. Pikiran saya melayang saat melihat

kematian secara langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

77

No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

46. Saya merasa tenang dan dapat

menghibur orang lain saat menghadiri

pemakaman orang lain.

47. Saat mengetahui saya memiliki penyakit

kronis saya merasa sangat tidak berdaya.

48. Saya tetap dapat mengontrol pikiran

saya setelah membayangkan mengenai

kematian.

49. Saat saya membayangkan mengenai

kematian, saya tidak dapat menahan

buang air kecil.

50. Saya dapat mengontrol nafas saya

dengan baik saat mendengar

pemberitahuan dokter bahwa saya

memiliki penyakit kronis.

51. Saya menjadi tidak dapat tidur setelah

membayangkan mengenai kematian.

52. Saya merasa tidak terima dan cenderung

menyalahkan orang lain saat menerima

berita dari dokter bahwa saya memiliki

penyakit kronis.

53. Saat membayangkan mengenai

kematian, saya tidak pernah

mengeluarkan keringat dingin.

54. Wajah saya menjadi sangat pucat saat

melihat peristiwa kecelakaan secara

langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

78

No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

55. Saya tidak mengertakkan gigi saya saat

melihat peristiwa kematian secara

langsung.

56. Saat mendengar pemberitahuan dokter

mengenai penyakit saya yang kronis,

pemahaman saya mengenai hal-hal yang

sederhana menjadi berkurang.

57. Saya dapat mengontrol suasana hati saya

untuk tidak sedih terlalu dalam saat

menghadiri pemakaman seseorang.

58. Saya tidak dapat melakukan banyak hal

saat mendengar berita kematian

seseorang.

59. Tubuh saya menjadi tegang dan

gemetaran saat dokter memberitahu

bahwa umur saya hanya tinggal

sebentar.

60. Saat menerima berita kematian

seseorang, emosi saya menjadi meluap-

luap.

Terima kasih atas partisipasi Anda.

Mohon diperiksa kembali untuk memastikan semua

soal terisi dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

79

LAMPIRAN 2

Skala Kecemasan terhadap Kematian

Sesudah Try-out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

80

SKALA PENELITIAN

Alfonsus Bayu Dirgantara

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

81

Yogyakarta, Juni 2014

Yth. Bapak/ Ibu

yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini

Terkait dengan penelitian yang saya lakukan, perkenankan saya memohon

izin untuk meminta bantuan serta partisipasi Bapak/ Ibu untuk merelakan waktu

dalam rangka mengisi skala berikut ini.

Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang dikelompokkan dalam

beberapa bagian. Dalam merespon pernyataan-pernyataan tersebut, saya sangat

berharap Bapak/ Ibu untuk mengisinya dengan sebenar-benarnya, apa adanya,

dan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan Bapak/ Ibu dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam pengisian skala ini tidak ada penilaian benar atau salah,

serta data yang diberikan oleh Bapak/ Ibu sangat terjaga kerahasiaannya.

Saya juga mohon Bapak/ Ibu untuk selalu memperhatikan petunjuk

pengerjaan dan instruksi yang diberikan dalam mengisi skala ini, karena hasil

dari pengisian ini akan digunakan untuk kepentingan ilmiah. Atas perhatian dan

partisipasi Bapak/ Ibu, saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat saya,

Alfonsus Bayu Dirgantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

82

DATA DIRI

Nama / Inisial :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *

Usia : ______ tahun

Status Pernikahan : Lajang / Menikah / Janda / Duda *

Suku Adat :

(* coret yang tidak sesuai)

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa

adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun namun saya dengan suka

rela mengisi skala ini demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah yang

disusun.

Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam

kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya.

Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk

penelitian ilmiah meskipun tanpa mencantumkan identitas pribadi saya.

Yogyakarta, Juni 2014

(................................................)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

83

PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang

Anda rasakan, Anda pikirkan, dan Anda lakukan ketika melihat, membayangkan,

mendengar dan mengalami pengalaman yang berhubungan dengan peristiwa

kematian yang ada di sekitar Anda.

Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan Anda terhadap

pernyataan-pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang (√)

pada kolom jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang Anda

alami. Enam pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :

Kolom SS, jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan

Kolom S, jika Anda Setuju dengan pernyataan

Kolom AS, jika Anda Agak Setuju dengan pernyataan

Kolom ATS, jika Anda Agak Tidak Setuju dengan pernyataan

Kolom TS, jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan

Kolom STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap

pernyataan, oleh sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili

persetujuan Anda terhadap pernyataan yang disajikan.Tidak ada jawaban yang

salah.

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

84

No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

1. Saya sangat takut untuk membayangkan

kematian yang akan terjadi dengan diri

saya.

2. Saat mendapat berita kematian saya

menjadi lupa dengan apa yang sedang

saya lakukan.

3. Saat menerima pemberitahuan dokter

bahwa saya memiliki penyakit kronis,

saya menjadi sangat marah pada diri

saya.

4. Saya merasa ketakutan saat melihat

peristiwa kematian secara langsung.

5. Saya cenderung memiliki firasat buruk

saat sedang berkendara di jalan.

6. Saya tidak berani datang ke pemakaman

seseorang.

7. Saya tetap tenang saat melihat peristiwa

kematian secara langsung.

8. Saat membayangkan mengenai kematian

yang akan saya alami secara tidak sadar

saya mengertakkan gigi saya.

9. Saya menjadi terus terpikirkan mengenai

kematian saat melihat peristiwa

kecelakaan secara langsung.

10. Saya menjadi depresi saat mengetahui

bahwa saya memiliki penyakit kronis

yang dapat membuat saya meninggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

85

No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

11. Produktivitas saya menurun saat saya

mengetahui saya memiliki penyakit

yang dapat membuat saya meninggal.

12. Saat menghadiri pemakaman seseorang,

saya selalu kehilangan nafsu makan

saya.

13. Pikiran saya terpecah-pecah setelah

membayangkan mengenai kematian.

14. Saya sering merasakan perasaan ingin

buang air kecil saat saya menghadiri

pemakaman seseorang.

15. Saya merasakan kegundahan di dalam

hati saya setelah membayangkan tentang

kematian

16. Saat membayangkan mengenai kematian

saya menjadi sangat gelisah.

17. Saya merasakan kepedihan yang

mendalam saat mendapat berita

kematian seseorang.

18. Pikiran saya menjadi negatif saat setelah

melihat peristiwa kecelakaan yang

merenggut nyawa seseorang.

19. Keringat saya menjadi banyak saat saya

membayangkan mengenai kematian.

20. Setelah menerima kabar dokter

mengenai penyakit kronis yang saya

derita, saya selalu memikirkan apa saja

yang dapat membahayakan saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

86

No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

21. Nafas saya menjadi tersengal-sengal saat

saya membayangkan mengenai

kematian.

22. Indera pengecapan saya berkurang

fungsinya saat saya berada

dipemakaman seseorang.

23. Pikiran saya melayang saat melihat

kematian secara langsung.

24. Saat mengetahui saya memiliki penyakit

kronis saya merasa sangat tidak berdaya.

25. Saat saya membayangkan mengenai

kematian, saya tidak dapat menahan

buang air kecil.

26. Saya menjadi tidak dapat tidur setelah

membayangkan mengenai kematian.

27. Saya merasa tidak terima dan cenderung

menyalahkan orang lain saat menerima

berita dari dokter bahwa saya memiliki

penyakit kronis.

28. Saat membayangkan mengenai

kematian, saya tidak pernah

mengeluarkan keringat dingin.

29. Wajah saya menjadi sangat pucat saat

melihat peristiwa kecelakaan secara

langsung.

30. Saya tidak dapat melakukan banyak hal

saat mendengar berita kematian

seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

87

No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

31. Saat mendengar pemberitahuan dokter

mengenai penyakit saya yang kronis,

pemahaman saya mengenai hal-hal yang

sederhana menjadi berkurang.

32. Tubuh saya menjadi tegang dan

gemetaran saat dokter memberitahu

bahwa umur saya hanya tinggal sebentar

lagi.

33. Saat menerima berita kematian

seseorang, emosi saya menjadi meluap-

luap.

Terima kasih atas partisipasi Anda.

Mohon diperiksa kembali untuk memastikan semua

soal terisi dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

88

LAMPIRAN 3

Analisis Reliabilitas Data dan Kualitas

Aitem Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

89

1. Hasil Uji Reliabilitas Data dan Kualitas Aitem Data Sebelum Seleksi Aitem.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha

Based on

Standardize

d Items N of Items

.884 .889 60

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance

if Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Pernyataan 01 104.77 617.495 .251 . .884

Pernyataan 02 105.67 604.989 .436 . .881

Pernyataan 03 105.77 625.220 .174 . .884

Pernyataan 04 105.57 605.082 .449 . .881

Pernyataan 05 106.00 615.034 .543 . .881

Pernyataan 06 104.40 622.110 .182 . .885

Pernyataan 07 105.50 630.052 .079 . .886

Pernyataan 08 105.27 627.375 .094 . .886

Pernyataan 09 104.80 646.441 -.165 . .889

Pernyataan 10 105.50 606.328 .489 . .880

Pernyataan 11 105.83 618.351 .353 . .882

Pernyataan 12 105.47 618.189 .239 . .884

Pernyataan 13 104.47 627.844 .120 . .885

Pernyataan 14 105.37 625.413 .160 . .885

Pernyataan 15 106.40 621.352 .323 . .883

Pernyataan 16 105.80 627.476 .169 . .884

Pernyataan 17 105.23 621.771 .163 . .885

Pernyataan 18 105.73 626.202 .168 . .884

Pernyataan 19 105.77 615.357 .324 . .882

Pernyataan 20 105.77 624.530 .274 . .883

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

90

Pernyataan 21 105.10 605.679 .476 . .880

Pernyataan 22 105.50 607.569 .541 . .880

Pernyataan 23 105.17 598.075 .626 . .878

Pernyataan 24 105.63 607.757 .453 . .881

Pernyataan 25 104.90 621.128 .195 . .884

Pernyataan 26 105.63 596.309 .647 . .878

Pernyataan 27 106.10 611.403 .402 . .881

Pernyataan 28 105.70 621.872 .213 . .884

Pernyataan 29 103.33 640.368 -.119 . .886

Pernyataan 30 105.97 623.137 .260 . .883

Pernyataan 31 104.33 629.264 .085 . .886

Pernyataan 32 104.40 624.662 .165 . .885

Pernyataan 33 105.70 625.183 .175 . .884

Pernyataan 34 105.60 605.972 .526 . .880

Pernyataan 35 105.83 625.040 .249 . .883

Pernyataan 36 105.83 595.661 .685 . .878

Pernyataan 37 104.90 611.541 .353 . .882

Pernyataan 38 105.33 600.989 .517 . .880

Pernyataan 39 106.07 618.892 .487 . .881

Pernyataan 40 105.70 612.079 .399 . .881

Pernyataan 41 105.17 621.040 .238 . .884

Pernyataan 42 104.70 611.114 .360 . .882

Pernyataan 43 106.23 621.357 .441 . .882

Pernyataan 44 106.07 613.513 .436 . .881

Pernyataan 45 105.60 595.076 .589 . .878

Pernyataan 46 106.23 633.151 .163 . .884

Pernyataan 47 105.83 609.040 .613 . .880

Pernyataan 48 105.77 619.357 .266 . .883

Pernyataan 49 106.27 624.271 .341 . .883

Pernyataan 50 105.87 630.809 .103 . .885

Pernyataan 51 105.40 598.800 .604 . .879

Pernyataan 52 105.97 615.206 .339 . .882

Pernyataan 53 105.70 612.217 .386 . .882

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

91

Pernyataan 54 105.43 608.047 .414 . .881

Pernyataan 55 105.77 618.254 .284 . .883

Pernyataan 56 105.73 617.444 .421 . .882

Pernyataan 57 106.27 631.168 .129 . .884

Pernyataan 58 105.83 618.282 .384 . .882

Pernyataan 59 104.93 601.030 .495 . .880

Pernyataan 60 106.13 623.361 .296 . .883

2. Hasil Uji Reliabilitas Data dan Kualitas Aitem Data Sesudah Seleksi Aitem.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.916 .918 33

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item

Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item Deleted

Pernyataan 02 51.29 350.280 .454 . .914

Pernyataan 04 51.16 357.406 .333 . .916

Pernyataan 05 51.58 362.252 .447 . .914

Pernyataan 10 51.06 354.329 .454 . .914

Pernyataan 11 51.42 361.985 .349 . .915

Pernyataan 15 52.00 361.333 .400 . .914

Pernyataan 16 51.39 363.712 .302 . .916

Pernyataan 20 51.35 362.437 .402 . .914

Pernyataan 21 50.71 349.546 .528 . .913

Pernyataan 22 51.10 355.624 .488 . .913

Pernyataan 23 50.77 347.914 .588 . .912

Pernyataan 24 51.23 350.581 .525 . .913

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

92

Pernyataan 26 51.23 344.647 .660 . .911

Pernyataan 27 51.71 350.213 .539 . .913

Pernyataan 34 51.19 352.095 .534 . .913

Pernyataan 36 51.42 350.852 .542 . .913

Pernyataan 37 50.48 353.658 .414 . .915

Pernyataan 38 50.94 344.462 .602 . .912

Pernyataan 39 51.65 359.303 .602 . .913

Pernyataan 42 50.32 354.559 .385 . .915

Pernyataan 43 51.84 362.940 .474 . .914

Pernyataan 44 51.68 354.492 .523 . .913

Pernyataan 45 51.23 346.447 .531 . .913

Pernyataan 47 51.42 357.985 .518 . .913

Pernyataan 49 51.84 366.406 .343 . .915

Pernyataan 51 51.00 342.867 .697 . .910

Pernyataan 52 51.55 354.056 .461 . .914

Pernyataan 53 51.29 358.146 .364 . .915

Pernyataan 54 51.00 350.333 .492 . .913

Pernyataan 56 51.32 355.959 .580 . .913

Pernyataan 58 51.45 357.589 .488 . .913

Pernyataan 59 50.55 344.523 .572 . .912

Pernyataan 60 51.71 364.813 .324 . .915

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

93

LAMPIRAN 4

Hasil SPSS Uji Asumsi dan Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

94

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Tests of Normality

Budaya

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

SkorTotal Jawa .134 30 .180

Tionghoa .130 30 .200*

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

b. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Skor

Total

Based on Mean .835 1 58 .365

Based on Median .832 1 58 .366

Based on Median and

with adjusted df .832 1 55.775 .366

Based on trimmed mean .844 1 58 .362

2. Uji Hipotesis

Group Statistics

Budaya N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Skor Total Jawa 30 52.13 19.280 3.520

Tionghoa 30 42.90 18.397 3.359

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

95

Independent Samples Test

Dependent

variables Statistics

Assumptions

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Skor Total Levene's Test

for Equality of

Variances

F .835

Sig. .365

t-test for

Equality of

Means

t 1.898 1.898

df 58 57.873

Sig. (2-tailed) .063 .063

Mean Difference 9.233 9.233

Std. Error Difference 4.865 4.865

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower -.506 -.506

Upper 18.972 18.973

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

96

LAMPIRAN 5

Hasil SPSS Data Analisis Tambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

97

1. Hasil Independent Sample T-Test Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia

Wanita dengan Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa.

Group Statistics

Budaya N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Wanita Jawa 6 54.00 18.133 7.403

Tionghoa 12 49.50 21.138 6.102

Independent Samples Test

Wanita

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for

Equality of Variances

F .493

Sig. .493

t-test for Equality of

Means

t .445 .469

df 16 11.657

Sig. (2-tailed) .663 .648

Mean Difference 4.500 4.500

Std. Error Difference 10.123 9.593

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower -16.961 -16.471

Upper 25.961 25.471

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP ... dan Amah yang berada di Tangerang. Terima kasih atas cerita-cerita yang diberikan selama liburan yang menjadi sebuah inspirasi dalam pengambilan

98

2. Hasil Independent Sample T-Test Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia

Pria dengan Budaya Jawa dan Budaya Tionghoa.

Group Statistics

Budaya N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pria Jawa 23 50.61 19.646 4.097

Tionghoa 16 39.00 15.765 3.941

Independent Samples Test

Pria

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for

Equality of

Variances

F 1.687

Sig. .202

t-test for Equality of

Means

t 1.962 2.042

df 37 36.150

Sig. (2-tailed) .057 .048

Mean Difference 11.609 11.609

Std. Error Difference 5.916 5.685

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower -.378 .081

Upper 23.596 23.136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI