perbedaan pengukuran tugas oktober(2)

11
TUGAS PERBEDAAN PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI OLEH NISWARNI 20092512004

Upload: sari-muthya-silalahi

Post on 02-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mjweuuyewtwew

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Pengukuran Tugas Oktober(2)

TUGAS

PERBEDAAN PENGUKURAN, PENILAIAN

DAN EVALUASI

OLEH

NISWARNI 20092512004

PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PROGRAM PASCASARJANA2009/ 2010

Page 2: Perbedaan Pengukuran Tugas Oktober(2)

PERBEDAAN PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI

Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan.

Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan

mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak

sampai ke taraf pengambilan keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.

Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan

informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes

maupun nontes.

Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1) adalah kegiatan untuk

mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi

tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.

Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki.

Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak

dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara

berurutan.

Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian

masing-masing

Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai,

kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.

Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai

informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan

hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik

melalui program kegiatan belajar.

Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk

menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat

kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam

Page 3: Perbedaan Pengukuran Tugas Oktober(2)

dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan

Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan

empiris.

Pengertian Evaluasi, Pengukuran, Penilaian (Assessment)

Banyak orang mencampur adukkan pengertian antara evaluasi, pengukuran

(measurement), penilaian (assessment), padahal ketiganya memiliki pengertian yang

berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang

telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk

melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai

(value judgement). Stufflebeam (Abin Syamsuddin Makmun, 1996) memengemukakan

bahwa : educational evaluation is the process of delineating, obtaining,and providing

useful, information for judging decision alternatif . Dari pandangan Stufflebeam, kita

dapat melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni memberikan informasi bagi kepentingan

pengambilan keputusan. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap

kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.

Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh

deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai

karakteristik tertentu. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas,

biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas

pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda

yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam

alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta

didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian

menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta

didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata)

dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian

atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah

Page 4: Perbedaan Pengukuran Tugas Oktober(2)

mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran

yang telah dilakukan.

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau

penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971)

mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing

useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan

proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk

merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai.

Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.

Aplikasi Terhadap Proses Belajar Mengajar

Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:

(1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan

logika – matematika) ,

(2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan

kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan

(3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik,

kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan

yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran

yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional

dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses

seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan ? Data hasil penelitian multi kecerdasan

menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika yang

termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %. Kecerdasan

antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain afektif memberikan

kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan kecerdasan kinestetik, kecerdasan

Page 5: Perbedaan Pengukuran Tugas Oktober(2)

visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk dalam domain psikomotor

memberikan sumbangannya sebesar 5 %

Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-

mengajar dan penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain

ini terutama direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika,

sains, dan ilmu-ilmu sosial. Domain psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata-

mata pelajaran pendidikan jasmani, keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan.

Demikian pula, hal ini terjadi pada domain afektif yang terutama direfleksikan dalam

mata-mata pelajaran agama dan kewarganegaraan.

Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan proporsi

sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan, para

guru perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta bagaimana

menerapkannya dalam proses belajar-mengajar dan penilaian.

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak hanya

menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan

dalam melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian

pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai

kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui

bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali

diabaikan.

Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya

ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh

aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional,

perkembangan sosial dan aspek-aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula,

penilaian tidak hanya bertumpu pada penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan

segi proses.

Page 6: Perbedaan Pengukuran Tugas Oktober(2)

MACAM-MACAM SKALA PENGUKURAN

Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk

mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variable. Dalam melakukan analisis

statistik, perbedaan jenis data sangat berpengaruh terhadap pemilihan model atau alat uji

statistik. Tidak sembarangan jenis data dapat digunakan oleh alat uji tertentu. Macam-

macam skala pengukuran dapat berupa skala nominal, ordinal, interval dan ratio.

Skala Nominal .

Pengukuran dengan skala nominal merupakan tingkat mengkategorikan, memberi nama

dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diteliti. Dimana angka yang diberikan pada

obyek hanya mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan yang

berarti.

contoh, kita dapat menempatkan individu untuk kategori seperti laki-laki dan perempuan

tergantung pada jenis kelamin mereka, atau kecerdasan dengan kategori tinggi dan rendah

berdasarkan nilai intelijen.

.

Skala Ordina .

Skala (ukuran) ordinal adalah skala yang merupakan tingkat ukuran kedua, yang

berjenjang sesuatu yang menjadi ‘lebih’ atau ‘kurang’ dari yang lainnya. Ukuran ini

digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah hingga tertinggi dan sebaliknya

yang berarti peneliti sudah melakukan pengukuran terhadap variable yang diteliti.

Contohnya adalah: A lebih besar atau lebih baik dari pada B, B lebih besar dari atau lebih

baik dari daripada C, dan seterusnya. Hubungan tersebut ditunjuk oleh simbol ‘>’ yang

berarti ‘Lebih besar dari’ mengacu pada atribut tertentu. Kita bisa melanjutkan dengan

latihan sebelumnya untuk membuatnya lebih jelas. Perlu diingat bahwa hubungan antara

kedua peringkat adalah tidak bisa di gambarkan secara rinci bahwa nilai A adalah dua

kali lipat dari B atau A empat kali lipat dari C

Page 7: Perbedaan Pengukuran Tugas Oktober(2)

Skala Interval .

Merupakan tingkat pengukuran ke tiga, dimana pemberian angka pada set objek yang

memilih sifat ordinal, ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni memberikan nilai

absolute pada data/ objek yang akan diukur. Ukuran rasio ini mempunyai nilai nol (0)

absolute (tidak ada nilainya). Contoh Interval adalah timbangan seperti skala Fahrenheit

dan IQ

.

Skala Rasio .

Merupakan tingkat pengukuran tertinggi, dimana ukuran ini mencakup semua persyaratan

pada ketiga jenis ukuran sebelumnya, ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni ukuran

ini memberikan nilai absolute pada data/objek yang akan diukur. Ukuran rasio ini

mempunyai nilai nol (0) .

Contoh : penghasilan pegawai 0 (berarti pegawai itu tidak menerima uang sedikitpun).

Sebuah bentuk skala akan mengingatkan kita pada alat ukur termometer, penggaris,

atau mungkin dipandang sebagai satu item pengukuran, seperti dalam skala Likert. Hal

ini menjadikan skala sebagai cara untuk mengukur secara sistematis yang ditetapkan

berdasarkan skor atau nilai pada skala yang dipilih.

Meskipun sejumlah skala yang ada dapat dibuat untuk mengukur atribut orang, benda,

peristiwa, dan sebagainya, semua skala memiliki empat tipe dasar yaitu: Nominal,

Ordinal, Interval dan Rasio.

Skala ini sebenarnya merupakan empat hirarki prosedur pengukuran, terendah dalam

hirarki adalah skala nominal dan yang tertinggi adalah skala pengukuran ratio. Itulah

sebabnya ‘Tingkat pengukuran’ ini telah digunakan oleh beberapa sarjana dalam

pembuatan dan penggunaan skala pengukuran.