perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada lengan dan...

12
PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN KAKI PASIEN DI RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Manuscript Oleh: Mohammad Afif NIM: G2A214007 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2018 http://repository.unimus.ac.id

Upload: phungtram

Post on 27-Apr-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA

LENGAN DAN KAKI PASIEN DI RS ROEMANI MUHAMMADIYAH

SEMARANG

Manuscript

Oleh:

Mohammad Afif

NIM: G2A214007

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018

http://repository.unimus.ac.id

Page 2: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN

KAKI PASIEN DI RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

http://repository.unimus.ac.id

Page 3: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

Mohammad Afifa, Yunie Armyati

b, Fatkhul Mubin

c

aMahasiswa Program Studi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS, [email protected]

bDosen Keperawatan Medikal Bedah FIKKES UNIMUS, [email protected]

cDosen Keperawatan Jiwa FIKKES UNIMUS, [email protected]

Abstrak

Tekanan darah bervariasi pada berbagai keadaan, salah satunya adalah lokasi tempat pengukuran

tekanan darah. Pengukuran tekanan darah umumnya dilakukan pada lengan. Pengukuran tekanan

darah pada kaki dilakukan ketika lengan tidak dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil pengukuran tekanan darah (sistolik, diastolik

dan MAP) pada lengan dan kaki pasien. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang bulan Januari 2018. Metode penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Sampel ditentukan secara consecutive sampling. Hasil penelitian

menunjukkan ada perbedaan tekanan darah (sistolik, diastolik dan MAP) antara lengan dan kaki. Hasil

penelitian diperoleh data rata-rata perbedaan tekanan sistolik lengan dan kaki adalah 17,635 mmHg

(13,32 %), rata-rata perbedaan tekanan diastolik lengan dan kaki adalah 6,288 mmHg (8,04 %), dan

rata -rata perbedaan MAP lengan dan kaki adalah 10,071 mmHg (10,46 %). Hasil uji statistik

Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil pengukuran

tekanan darah pada lengan dan kaki dengan nilai ρ value 0,000 (ρ ≤ 0.05). Rekomendasi yang

diberikan adalah pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada kaki dengan catatan hasil tekanan

darah lebih tinggi dari pada di lengan.

Kata kunci: Tekanan darah, lengan, kaki

Abstract

Differences Result of Blood Pressure Measurement between Arm and Leg of Patient in Roemani

Muhammadiyah Hospital Semarang

Blood pressure can be fluctuate in any condition, such a condition is location of blood pressure

measurement. Generally, blood pressure measurement was done in arm. Measuring blood pressure in

leg was done when arm cannot be used. The aim of this research is to find out the differences of blood

pressure’s result (systolic, diastolic, and MAP) between arm and leg. Research had been held in

Roemani Muhammadiyah Hospital on January 2018. Research method is analytic observational with

cross sectional approachment. Sample data was determined by consecutive sampling. As the result

showed there is differences in blood pressure ( systolic, diastolic, and MAP) between arm and leg

measurement. Data collected from the research are: average result for differences of systolic pressure

between arm and leg is 17.635 mmHg (13.32%), average result for differences of diastolic pressure

between arm and leg is 6.288 mmHg (8.04%), and average result for differences of MAP between arm

and leg is 10,071 mmHg (10,46%). Kolmogorov-Smirnov statistic test result showed there are

significant differences from blood pressure measurement between arm and leg with p-value 0,000 (p ≤

0,05). As the recomendation, blood pressure measurement can be done in leg with a higher result than

in arm should be notify.

Keyword: blood pressure, arm, leg

http://repository.unimus.ac.id

Page 4: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

PENDAHULUAN

Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau

penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Jika sirkulasi

darah menjadi tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transportasi

oksigen, karbondioksida, dan hasil-hasil metabolisme lainnya. Di lain pihak fungsi organ-

organ tubuh akan mengalami gangguan seperti gangguan pada proses pembentukan air seni di

dalam ginjal ataupun pembentukan cairan cerebrospinalis dan lainnya (Ibnu, 1996 dalam

Anggara, 2013).

Tekanan darah bervariasi karena dipengaruhi beberapa faktor yaitu usia, aktivitas fisik, dan

perubahan posisi. Tekanan darah orang dewasa, 120/80 mmHg dianggap sebagai nilai yang

normal. Nilai tekanan darah anak-anak lebih rendah dari pada orang dewasa. Selain itu, faktor

yang dapat mempengaruhi perbedaan tekanan pada pembuluh darah adalah posisi tubuh.

Perubahan tekanan darah pada posisi tubuh dipengaruhi oleh faktor gravitasi (Amiruddin,

2014).

Pemeriksaan tekanan darah, selain hasil, sebaiknya dicantumkan pula posisi atau keadaan saat

pemeriksaan, seperti tidur, duduk, berbaring atau menangis, sebab posisi posisi tersebut

mempengaruhi hasil penilaian tekanan darah yang dilakukan (Hidayat, 2008). Pengukuran

tekanan darah pada kaki/betis dilakukan ketika lengan atas tidak dapat digunakan untuk

mengukur tekanan darah, sehingga area betis dapat digunkan sebagai lokasi alternatif.

Misalnya pada pasien dengan multipel trauma, lengan yang diamputasi, luka bakar, dan

dengan pemasangan jalur intra vena (IV) yang banyak (multipel) seprrti pada pasien syok,

lengan tidak tersedia untuk memonitor tekanan darah (Sareen, 2012).

Pemeriksaan tekanan darah di ruang rawat inap Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah

Semarang dilakukan di lengan pasien, baik lengan kanan maupun lengan lengan kiri dengan

menggunakan tensimeter digital. Tetapi pada keadaan tertentu, misalnya seperti pasien

Chronic Kidney Desease (CKD) yang salah satu lenganya terpasang infus dan satu lenganya

lagi terdapat AV shunt, pada pasien yang sedang mengalami resusitasi cairan yang kedua

lenganya terpasang infus (pasien syok, pasien habis operasi dan pasien yng sedang ada

koreksi elektrolit) atau pasien yang salah satu lenganya fraktur terutama fraktur humerus,

pengukuran tekanan darah tidak bisa dilakukan di daerah lengan, maka pengukuran tekanan

http://repository.unimus.ac.id

Page 5: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

darah dilakukan pada kaki. Hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan antar di lengan

dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah tersebut.

Data jumlah pasien di kelas I dan II Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang antara

bulan Agustus sampai Oktober 2016, setiap bulannya 60 sampai 70 pasien. Untuk pasien yang

diukur tekanan darah pada daerah kaki, rata-rata 5 sampai 10 pasien tiap bulannya. Studi awal

yang kami lakukan pada pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan pada kaki pasien ternyata

ada perbedaan tekanan dari tekanan darah yang diukur pada lengan pasien. Pentingnya

penelitian ini dilakukan, karena hasil pengukuran tekanan darah yang tidak valid akan dapat

mempengaruhi terapi medis/pengobatan, tindakan kedokteran, dan tindakan keperawatan.

Berdasarkan fenomena yang ada, maka peneliti peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Perbedaan hasil tekanan darah pada lengan dan kaki pasien di RS Roemani

Muhammadiyah Semarang.”

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan

adanya hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesis, dengan rancangan cross

sectional. Sampel adalah pasien kelas I dan II di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah

sejumlah 52 yang masuk dalam kriteria inklusi. Kriteria inklusi penelitian ini adalah: pasien

yang di rawat di kelas II dan III, bisa dilakukan pengukuran tekanan darah di lengan dan kaki

(tidak ada bengkak, tidak ada luka), setuju untuk dijadikan obyek peneliti, tidak sedang sesak

nafas, tidak kesakitan, posisi pasien netral/terlentang dengan posisi kepala head up 15 derajat

dan ukuran manset cukup dipasangkan pada lengan dan kaki pasien

Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar kuisioner dan lembar pengukuran

tekanan darah serta tensimeter digital yang sudah berstandar Standar Nasional Indonesia

(SNI). Proses penelitian berlangsung pada bulan Januari 2018. Data di analisis bivariat

menggunakan uji t- independent/pair t-test, Wilcoxon Signed Ranks Test).

http://repository.unimus.ac.id

Page 6: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menguraikan tentang karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin,

diagnosa medis, lama rawat.

1. Karakteristik Responden

a. Usia

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 52 responden menunjukkan rata-rata usia

responden adalah 55 tahun, dengan usia termuda responden adalah 25 dan

responden tertua adalah 90 tahun. Usia berpengaruh terhadap tekanan darah.

Pengaruh usia terhadap tekanan darah dapat dilihat dari aspek pembuluh darah

yaitu semakin bertambah usia akan menurunkan elastisitas pembuluh darah arteri

perifer sehingga meningkatkan resistensi atau tahanan pembuluh darah perifer.

Peningkatan tahanan perifer akan meningkatkan tekanan darah (Guyton, 2008).

Tekanan darah sistolik lansia biasanya meningkat sejajar dengan bertambahnya

usia, sedangkan tekanan darah sistolik meningkat biasanya hanya sampai usia 50-an

kemudian menurun sehingga pada waktu itu, rumus tekanan darah adalah usia

ditambah 100. Jadi apabila orang berumur 60 tahun maka tekanan darah sisitolik

160 mmHg dianggap normal (Kabo, 2008).

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa pada lansia dibanding umur 55-59 tahun

dengan umur 60-64 tahun terjadi peningkatan risiko hipertesi sebesar 2,18 kali,

umur 65-69 tahun 2,45 kali dan umur >70 tahun 2,97 kali (Hasurungan dalam

Rahajeng dan Tuminimumah, 2009). Kardiovaskular pada lansia, terjadi penebalan

dan kekakuan katup jantung, kemampuan memompa darah menurun (menurunnya

kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatnya

resisitensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat (Maryam,

2008).

b. Jenis kelamin

Tabel 1

Distribusi Frekwensi Jenis Kelamin Responden Di Kelas 1 Dan 2 Rumah Sakit

Roemani Muhammadiyah Semarang tahun 2018 (n=52) Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki – Laki 27 51,9

Perempuan 25 48,1

Jumlah 52 100

http://repository.unimus.ac.id

Page 7: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

Jenis kelamin responden pada penelitian ini di dapatkan lebih banyak laki-laki yang

berjumlah 27 responden (51,9 %), dan perempuan sebanyak 25 responden (48,1 %).

Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada laki-laki

atau perempuan (Potter & Perry, 2010). Wanita umumnya memiliki tekanan darah

lebih rendah dari pada pria yang berusia sama, hal ini cenderung akibat variasi

hormon. Setelah menopause, wanita umumnya memiliki tekanan darah lebih tinggi

dari sebelumnya (Berman, 2009).

Jenis kelamin bukan satu–satunya faktor yang mempengaruhi tekanan

darah/hipertensi, seperti hasil penelitian sebelumnya tentang hubungan jenis

kelamin dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Nglegok Kabupaten

Blitar dengan hasil tidak ada hubungan jenis kelamin dengan hipertensi pada orang

tua di Puskesmas Nglegok Kabupaten Blitar dengan p value 0.130 (Sari, 2016).

c. Lama rawat

Lama rawat responden dalam penelitian ini rata-rata 2,67 hari, dengan standar

deviasi 1,700, lama rawat terlama responden adalah 7 hari dan lama rawat

terpendek responden adalah 1 hari. Pasien yang dirawat terlalu lama bisa

menyebabkan stress/hospitalisasi, yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi

tekanan darah. Menurut Marliani (2007), salah satu faktor yang menyebabkan

kekambuhan hipertensi adalah stres.

Stres atau ketegangan emosional dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular,

khususnya hipertensi, dan stres dipercaya sebagai faktor psikologis yang dapat

meningkatkan tekanan darah. Stres juga diyakini memiliki hubungan dengan

hipertensi. Hal ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan terkanan

darah secara intermittent. Salah satu tugas saraf simpatis adalah merangsang

pengeluaran hormon adrenalin. Hormon ini dapat menyebabkan jantung berdenyut

lebih cepat dan menyebabkan penyempitan kapiler darah tepi. Hal ini bisa

mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah (Muhammadun, 2010). Hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Manurung (2012) tentang hubungan

stres dengan kenaikan tekanan darah pasien rawat jalan didapatkan hasil ada

hubungan bermakna antara stres dengan kenaikan tekanan darah.

http://repository.unimus.ac.id

Page 8: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

2. Gambaran Hasil Tekanan Darah (Sistolik, Diastolik, MAP) Pada Lengan Dan Kaki

Pasien

Tabel 2

Deskripsi Tekanan Darah (Sistolik, Diastolik dan MAP)

pada Lengan dan Kaki Responden di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah

Semarang tahun 2018 (n=52) Variabel N Minimum Maximum Mean SD

Tekanan darah sistolik lengan

Tekanan darah diastolik lengan

Tekanan MAP lengan

Tekanan darah sistolik kaki

Tekanan darah diastolik kaki

Tekanan MAP kaki

52

52

52

52

52

52

99

57

74

106

43

65

193

114

136

243

120

152

132,31

78, 17

96,22

149,94

84,46

106,29

24,238

13, 619

15,794

32,124

16,603

19,983

Hasil penelitian ini menggambarkan rata-rata tekanan darah sistolik pada lengan 132,31

mmHg, nilai maximum 193, dan nilai minimum 99 mmHg. Gambaran rata-rata tekanan

darah diastolik adalah 78, 17 mmHg, nilai maximum 114, dan nilai minimum 57 mmHg.

Gambaran rata-rata MAP adalah 15,794 mmHg, nilai maximum 136, dan nilai minimum

74 mmHg.

Gambaran rata-rata tekanan darah sistolik pada kaki 149,94 mmHg, nilai maximum 243,

dan nilai minimum 106 mmHg. Gambaran rata-rata tekanan darah diastolik adalah 84,46

mmHg, nilai maximum 120, dan nilai minimum 43 mmHg. Gambaran rata-rata MAP

adalah 106,29 mmHg, nilai maximum 152, dan nilai minimum 65 mmHg.

Hasil penelitian ini secara umum tekanan darah (sistolik, diastolik dan MAP) pada

lengan lebih rendah dibandingkan tekanan (sistolik, diastolik dan MAP) di kaki,

walaupun ada beberapa hasil yang lebih rendah atau hampir sama dengan yang di

lengan. Pada dasarnya pengukuran tekana darah bisa dilakukan di lengan maupun kaki.

Denyut nadi mempresentasikan denyut jantung seseorang. Denyut jantung adalah

kemampuan jantung untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dalam satu menit.

(Guyton & Hall, 2009).

Pemeriksaan tekanan darah, selain hasil, sebaiknya dicantumkan pula posisi atau

keadaan saat pemeriksaan, seperti tidur, duduk, berbaring atau menangis, sebab posisi

posisi tersebut mempengaruhi hasil penilaian tekanan darah yang dilakukan (Hidayat,

2008). Pengukuran tekanan darah pada kaki/betis dilakukan ketika lengan atas tidak

dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah, sehingga area betis dapat digunkan

http://repository.unimus.ac.id

Page 9: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

sebagai lokasi alternatif. Misalnya pada pasien dengan multipel trauma, lengan yang

diamputasi, luka bakar, dan dengan pemasangan jalur intra vena (IV) yang banyak

(multipel) seprrti pada pasien syok, lengan tidak tersedia untuk memonitor tekanan

darah (Sareen, 2012).

3. Perbedaan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Lengan Dan Kaki

Tabel 3

Perbedaan Tekanan Darah Sistolik Lengan dan Kaki Responden di Rumah Sakit

Roemani Muhammadiyah Semarang tahun 2018 (n=52)

Variabel

Ranks

N

mean

ranks

Sum of

ranks

Z

Asymp sig

(2-tailed)

Perbedaan tekanan

sistolik tangan dan

kaki

Negative ranks

Positive ranks

Ties

Total

47a

5b

0c

52

27,57

16,40

1296,00

82,00

-5,530b

0,000

Keterangan

a. Tekanan darah sistolik tangan<tekanan darah sistolik kaki

b. Tekanan darah sistolik tangan>tekanan darah sistolik kaki

c. Tekanan darah sistolik tangan=tekanan darah sistolik kaki

Hasil uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test perbedaan tekanan darah sistolik antara

lengan dan kaki didapatkan hasil ρ value 0,000 (ρ ≤ 0.05), maka Ho di tolak yang artinya

ada perbedaan secara signifikan antara tekanan darah sistolik antara lengan dan kaki.

Tekanan sistolik pada lengan lebih rendah dari pada kaki. Didukung data sebanyak 47

responden tekanan darah sistolik lengan lebih rendah dari kaki, dan sebanyak 5 responden

tekanan sistolik tangan lebih tinggi dari kaki.

Tabel 4

Pebedaan Tekanan Darah Diastolik, MAP Lengan dan kaki di Rumah Sakit

Roemani Muhammadiyah Semarang tahun 2018 (n=52)

Hasil penelitian dari 52 responden, menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara

tekanan darah di lengan dan di kaki. Hasil uji statistik pair t-test pada perbedaan

tekanan darah diastolik dan MAP antara lengan dan kaki didapatkan hasil ρ value 0,000

(ρ ≤ 0.05). Hasil uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test perbedaan tekanan darah

Variabel

Paired differences

Sig(2-tailed)

Mean

S D

95% CI

Lower Upper

Perbedaan tekanan diastolik kaki dan

lengan

Perbedaan MAP kaki dan lengan

6,288

10,071

11,192

10,828

3,172

7,056

9,404

13,085

0,000

0,000

http://repository.unimus.ac.id

Page 10: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

sistolik antara lengan dan kaki juga didapatkan hasil ρ value 0,000 (ρ ≤ 0.05).

Perbedaan tekanan darah sistolik antara lengan dan kaki di dapatka hasil mean atau rata-

rata adalah 17,635 mmHg (13,32 %), sedangkan perbedaan tekanan darah diastolik

antara lengan dan kaki rata-rata adalah 6,288 mmHg (8,04 %). Perbedaan MAP antara

lengan dan kaki rata-rata adalah 10,071 mmHg (10,46 %).

Tekanan darah sangat berkaitan dengan cardiac output, tahanan perifer vaskuler,

viskositas darah dan elastisitas pembuluh darah (Tarwoto, 2011). Tahanan perifer

vaskuler adalah keadaan tahanan pembuluh darah yang ditentukan oleh adanya aliran

darah, tonus otot vaskuler dan diameter pembuluh darah. Makin kecil diameter

pembuluh darah makin besar tahanan perifernya. Secara biofisika, bahwa resistensi

perifer dapat dijabarkan dalam sebuah rumus menurut hukum Pousteille yaitu apabila

viskositas darah meningkat akan menyebabkan peningkatan resistensi dan apabila jari-

jari pembuluh semakin kecil maka resistensi besar (Tarwoto, 2011).

Panjang pembuluh pada persamaan menurut hukum Pousteille tidak mempunyai

pengaruh yang besar karena panjang pembuluh darah di dalam tubuh relatif konstan.

Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan Sunarno (2005) tentang analisis perbedaan

hasil pengukuran tekanan darah antara lengan kanan dengan lengan kiri pada penderita

hipertensi di RSUD DR. H. Abdul Moeloek propinsi lampung dimana didapatkan hasil

ada perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan di

lengan kanan dan lengan kiri pada penderita hipertensi.

Posisi atau sikap tubuh juga mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah. Tekanan

darah dalam arteri pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi berbaring pada

saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Tekanan darah terjadi akibat dari curah jantung

dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang

mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh

kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke jantung (Guyton & Hall, 2009).

Berbaring juga dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah, darah dapat

kembali ke jantung secara mudah pada posisi berbaring (Guyton & Hall, 2009). Gaya

gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horisontal

sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa (Istiqomah, 2009).

Hal ini sesuai Penelitaian yang dilakukan Florensa (2009) tentang hasil pengukuran

http://repository.unimus.ac.id

Page 11: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

tekanan darah dalam berbagai posisi dengan spigmomanometer aneroid pada

mahasiswa keperawatan, di dapatkan hasil ada perbedaan hasil pengukuran tekanan

darah (sistolik dan diastolik) pada posisi berbaring dengan posisi duduk.

Perbedaan tekanan dalam penelitian ini juga bisa di pengaruhi oleh faktor penyakit,

pada penelitian ini responden yang di jadikan sampel bersifat heterogen, menderita

berbagai macam penyakit. Responden dalam penelitian ini ada yang memiliki diagnosa

penyakit yang berhubungan dengan viskositas darah dan tahanan perifer serta

kardiovaskular dan pembuluh darah. Semakin kecil lumen pembuluh, semakain besar

tahanan vaskuler terhadap aliran darah, dengan naiknya tahanan tekanan darah arteri

juga naik. Tekanan darah juga turun pada saat dilatasi pembuluh darah dan tahanan

turun (Potter & Perry, 2010).

PENUTUP

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan hasil pengukuran tekanan darah

sistolik, diastolik dan MAP antara lengan dan kaki dengan hasil ρ value 0,000 (ρ ≤ 0.05).

Hasil pengukuran tekanan darah lebih tinggi di kaki dari pada di lengan, rata-rata perbedaan

tekanan sistolik adalah 17,635 mmHg (13,32 %), rata-rata perbedaan tekanan diastolic 6,288

mmHg (8,04 %), dan rata-rata perbedaan MAP adalah 10,071 mmHg (10,46 %).

Hasil penelitian ini menambah pengetahuan bagi perawat tentang alternatif tempat

pengukuran tekanan darah. Pengukuran tekanan darah bisa dilakukan di kaki jika pengukuran

tekanan darah di lengan tidak dapat dilakukan, dengan catatan hasil pengukuran tekanan darah

di kaki lebih tinggi dari pengukuran di lengan. Hasil dari penelitian ini bisa digunakan sebagai

acuan untuk penyusunan standard operating procedure (SOP) pengukuran tekanan darah

pada daerah kaki.

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, M. A., Danes, V. R., & Lintong. (2015). Analisa hasil pengukuran tekanan darah

antara posisi duduk dan posisi berdiri pada mahasiswa semester VII (tujuh) TA.

2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-Biomedik, 3 (1),

125 - 129

Anggara, F.H.D., & Nanag, P., (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah

di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal ilmiah kesehatan, 5

(1)

http://repository.unimus.ac.id

Page 12: PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA LENGAN DAN ...repository.unimus.ac.id/2084/1/MANUSCRIPT FULL TEXT.pdf · dan di kaki ternyata didapatkan perbedaan nilai tekananan darah

Berman, A. J. (2009). Buku ajar praktik keperawatan Kozier & Erb klinik Edisi ke-5. Jakarta:

EGC.

Florensa. (2009). Hasil pengukuran tekanan darah dalam berbagai posisi dengan

spigmomanometer aneroid pada mahasiswa keperawatan.

Guyton A.C., Hall J.E. (2008). Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Kabo, P. (2008). Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner Kesaksian Seorang

Ahli Jantung dan Ahli Obat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Maryam, R. S. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses &.praktek.

Jakarta: EGC.

Arwani & Sunarno. (2007). Analisis perbedaan hasil pengukuran tekanan darah antara lengan

kanan dengan lengan kiri pada penderita hipertensi di RSUD DR. H. Abdul Moeloek

Propinsi Lampung. Media Ners, 1 (2), 49

Tarwoto, Ratna A, dan Wartonah. (2011). Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa

keperawatan. Jakarta: Penerbit Trans Info Media.

http://repository.unimus.ac.id