perbedaan pengaruh metode pembelajaran team … · kelas viii b sebagai kelas eksperimen dengan...
TRANSCRIPT
i
PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) DAN TEAM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN
PKN TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VIII
SMP N 1 NGABLAK KABUPATEN MAGELANG SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
JURNAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Gelar Sarjana Pendidikan Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
Oleh
Suti Aton
(172013006)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
1
PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) DAN TEAM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN
PKN TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VIII
SMP N 1 NGABLAK KABUPATEN MAGELANG SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SUTI ATON (172013006)
Program Studi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh metode
pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dan Team Quiz dalam
pembelajaran PKn terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMP N 1
Ngablak Kabupaten Magelang Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Desain
penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen design dengan bentuk
Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Ngablak yang berjumlah 105 siswa. Sampel penelitian adalah
kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 26 orang dan kelas
VIII C sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 26 orang. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah tes berupa soal pilihan ganda yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data dilakukan uji normalitas, uji
homogenitas, dan pengujian hipotesis dengan uji-T dengan menggunakan
bantuan program IBM SPSS Statistics Version 21. Uji hipotesis hasil belajar
kognitif menunjukkan signifikansi sebesar 0,081 > 0,05, artinya bahwa tidak ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode Teams Games Tournamen
dengan Team Quiz dalam pembelajaran PKn terhadap hasil belajar kognitif siswa.
Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan
antara metode Teams Games Tournamen dengan Team Quiz terhadap hasil belajar
kognitif PKn siswa kelas VIII SMP N 1 Ngablak Kabupaten Magelang Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017. Peneliti memberikan saran bagi guru PKn untuk
dapat menerapkan metode TGT dan Team Quiz dalam proses pembelajaran
karena memiliki pengaruh yang baik terhadap hasil belajar, membangkitkan
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan
Kata Kunci: , hasil belajar PKn, metode Team Games Tournament (TGT) dan
Team Quiz.
2
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara (UU No. 20 Tahun 2003 pasal
1). Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia,
cakap,sehat, berilmu, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung
jawab (UU No. 20 Tahun 2003 pasal
3).
Salah satu mata pelajaran
yang dapat mengembangkan potensi
diatas adalah mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan (PKn).
Dalam Permendiknas No 22 tahun
2006 menyatakan bahwa pendidikan
kewarganegaraan sebagai mata
pelajaran tidak sekedar memiliki misi
mengembangkan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, tetapi
juga merupakan suatu program
pendidikan yang berperan dalam
mencapai salah satu tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan
kewarganegaraan bertujuan untuk
membentuk warga negara yang baik
(good citizens).
Agar tujuan pendidikan
kewarganegaraan dapat tercapai
dengan baik, diperlukan metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai
untuk diterapkan di sekolah. Selama
ini proses pembelajaran yang
dilakukan guru cenderung
membelenggu kreatifitas dan daya
inovatif siswa, karena proses
pembelajaran di kelas sangat terpusat
pada guru (teacher centered),
sehingga partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran tidak muncul.
Sebagai akibatnya, kegiatan belajar
mengajar lebih menekankan pada
3
pengajaran dari pada pembelajaran.
Proses pembelajaran yang
memperlakukan siswa sebagai objek
atau klien, sedangkan guru sebagai
pemegang otoritas tertinggi keilmuan
menyebabkan praktik pembelajaran
menjauhkan dari kehidupan riil yang
ada di luar sekolah (Murdiono, 2012:
4). Maka metode yang dibutuhkan
yaitu metode pembelajaran yang
tidak lagi menempatkan siswa
sebagai objek dalam pembelajaran.
Siswa diberikan keleluasaan untuk
dapat mengembangkan potensinya
dalam proses pembelajaran. Salah
satu bentuk metode pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student
centered) adalah pembelajaran
kooperatif (Murdiono, 2012: 7).
Menurut pendapat Lie, A
(dalam Tukiran,dkk, 2012 : 56)
metode pembelajaran kooperatif
tidak sama dengan sekedar belajar
dalam kelompok. Ada unsur-unsur
dalam pembelajaran cooperative
learning yang membedakannya
dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan
prosedur model cooperative learning
dengan benar-benar akan
memungkinkan pendidik mengelola
kelas dengan lebih efektif. Menurut
Agus Supridjono (2012: 61)
menyatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar berupa prestasi akademik,
toleransi, menerima keberagaman,
dan pengembangan keterampilan
sosial. Untuk mencapai hasil belajar
itu model pembelajaran kooperatif
menuntut kerja sama dan
interdependensi peserta didik dalam
struktur tugas, struktur tujuan, dan
struktur reward-nya.
Hasil belajar adalah
kompetensi atau kemampuan tertentu
baik kognitif, afektif maupun
psikomotorik yang dicapai atau
dikuasai peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar
(Kunandar, 2014 : 62). Bloom
(dalam Anderson dan Krathwohl,
2010: 39-43) menyatakan bahwa
revisi ranah kognitif taksonomi
bloom dibedakan menjadi 2 jenis
dimensi besar yaitu dimensi
pengetahuan, dan dimensi proses
kognitif. Dimensi pengetahuan
dibedakan menjadi empat jenis yaitu
4
faktual, konseptual, prosedural dan
metakognitif. Sedangkan dimensi
proses kognitif terdiri dari 6 (enam
dimensi) yaitu mengingat (C1),
memahami (C2), mengaplikasikan
(C3), menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5), dan mencipta
(C6).
Menurut Mohamad Nur
(2005: 5) dalam pembelajaran
kooperatif terdapat lima metode
pembelajaran yaitu Student Teams
Achievement Divisions (STAD),
Teams Games Tournament (TGT),
dan Jigsaw II, Coopertative
Integrated Reading And Composition
(CIRC) dan Team Accelerated
Instruction (TAI). Selain itu terdapat
metode- metode lain yaitu Team
Quiz, di dalam penelitian ini yang
akan digunakan adalah metode
Teams Games Tournament (TGT)
dan Team Quiz.
Team Games Tournament
(TGT) adalah salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang
siswa yang memiliki kemampuan,
jenis kelamin dan suku atau ras yang
berbeda. Guru menyajikan materi,
dan siswa bekerja dalam kelompok
mereka masing-masing. Dalam kerja
kelompok guru memberikn LKS
kepada setiap kelompok. Tugas yang
diberikan dikerjakan bersama-sama
dengan anggota kelompoknya.
Apabila ada anggota kelompok yang
tidak mengerti dengan tugas yang
diberikan, maka anggota kelompok
yang lain bertanggung jawab untuk
memberikan jawaban atau
menjelaskannya, sebelum
mengajukan pertanyaan tersebut
kepada guru (Rusman, 2011: 224).
Menurut Slavin (2005) kelebihan
metode Team Games Tournament ini
siswa dapat memperbaiki perilaku
para remaja dengan gangguan emosi,
mengurangi mengganggu dalam
kelas dan meningkatkan kehadiran
siswa di sekolah, meningkatkan
harga diri sosial pada siswa tetapi
tidak untuk rasa harga diri akademik
mereka, meningkatkan perasaan para
siswa bahwa hasil yang mereka
keluarkan tergantung pada kinerja
dan bukannya pada keberuntungan
serta TGT meningkatkan
kekooperatifan terhadap yang lain.
5
Sementara menurut Hamruni
(2012: 281) Team Quiz merupakan
metode pembelajaran yang akan
meningkatkan kerja sama tim dan
juga sikap bertanggung jawab peserta
didik untuk apa yang mereka pelajari
melalui cara yang menyenangkan
dan tidak menakutkan, yakni dalam
bentuk kuis. Menurut Sanjaya (dalam
Tutik Anggraeni, 2012: 7) kelebihan
metode Team Quiz ini siswa tidak
terlalu menggantungkan pada guru,
akan tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berpikir
sendiri, dapat mengembangkan
kemampuan mengungkapkan ide
atau gagasan, membantu siswa untuk
merespon orang lain, Menggunakan
informasi dan kemampuan belajar
abstrak menjadi nyata.
Sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif dapat mempengaruhi hasil
belajar. Penelitian yang dilakukan
oleh Setyorini,dkk menyatakan
bahwa ada perbedaan pengaruh yang
signfikan antara pembelajaran
kooperatif Team-Games-Tournament
(TGT) dengan metode ekpositori
terhadap hasil belajar pendidikan
kewarganegaraan (PKn) kelas XI
MAN Temanggung semester ganjil
tahun pelajaran 2012/2013.
Sedangkan penelitian dilakukan oleh
Siti Ngaisah menyatakan bahwa hasil
belajar IPS siswa yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran
kooperatif model Team Quiz lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil
belajar IPS siswa yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode Make A Match.
Untuk mengetahui perbedaan
pengaruh antara kedua metode di
atas terhadap hasil belajar PKn
siswa, maka akan dilakukan
penelitian dengan judul : Perbedaan
Pengaruh Metode Pembelajaran
Team Games Tournament (TGT)
dan Team Quiz dalam Pembelajaran
PKn Terhadap Hasil Belajar Kognitif
Siswa Kelas VIII SMP N 1 Ngablak
Kabupaten Magelang Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penelitian akan dilakukan di SMP N
1 Ngablak karena metode kooperatif
TGT dan Team Quiz masih belum
diterapkan dan sekolah tersebut
memenuhi syarat untuk dilakukan
eksperimen.
6
Berdasarkan latar belakang
diatas peneliti merumuskan
permasalahan penelitian sebagai
berikut: “apakah ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara
metode Team Games Tournament
(TGT) dan Team Quiz terhadap hasil
belajar kognitif PKn kelas VIII SMP
N 1 Ngablak Kabupaten Magelang
Semester I Tahun Pelajaran
2016/2017”.
Sesuai rumusan masalah yang
telah dirumuskan, maka penelitian
ini bertujuan untuk menguji ada
tidaknya perbedaan pengaruh yang
signifikan antara metode Team
Games Tournament (TGT) dan Team
Quiz terhadap hasil belajar kognitif
PKn kelas VIII SMP N 1 Ngablak
Kabupaten Magelang Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017.
Manfaat Penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis: Hasil
penelitian ini diharapkan
dapat menambah bahan
kajian dalam bidang metode
pembelajaran PKn terutama
tentang pemanfaatan Team
Games Tournament (TGT)
dan Team Quiz dalam
pembelajaran PKn.
2. Manfaat praktis: Bagi Progdi
PPKn hasil Penelitian ini
diharapkan dapat digunakan
sebagai data ilmiah bagi mata
kuliah metode pembelajaran
tentang perbedaan pengaruh
metode Team Games
Tournament (TGT) dan Team
Quiz terhadap hasil belajar
siswa dalam pembelajaran
PKn sedangkan bagi guru
hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah
wawasan guru mengenai
penerapan metode Team
Games Tournament (TGT)
dan Team Quiz dalam
pembelajaran PKn.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen. Desain
penelitian yang digunakan adalah
Quasi Experimental Design (desain
eksperimen semu) dengan bentuk
Nonequivalent Control Group
Design.
7
Tabel 3.1
Nonequivalent Control Group
Design
Sumber: Sugiyono (2010: 116)
Keterangan
X : Perlakuan
O1 : Pre test hasil belajar
kelompok eksperimen
O2 : Post test hasil belajar
kelompok eksperimen
O3 : Pre test hasil belajar
kelompok kontrol
O4 : Post test hasil belajar
kelompok kontrol
-----: Tidak dipilih secara
random
O1 adalah pengukuran hasil
belajar dengan menggunakan pretest
sebelum dilakukan treatment dikelas
eksperimen, setelah dilakukan pretest
untuk mengetahui hasil belajar awal
kemudian dikelas eksperimen
diberikan perlakuan dengan
menggunakan Team Games
Tournamen. Setelah diberikan
perlakuan kemudian diberikan
posttest untuk mengetahui sejauh
mana hasil belajar siswa setelah
diberikan perlakuan (O2). O3 adalah
pengukuran hasil belajar dengan
menggunakan pretest sebelum
dilakukan treatment dikelas kontrol,
setelah dilakukan pretest untuk
mengetahui hasil belajar awal
kemudian dikelas kontrol diberikan
perlakuan dengan menggunakan
metode Team Quiz. Setelah diberikan
perlakuan kemudian diberikan
posttest untuk mengetahui sejauh
mana hasil belajar siswa setelah
diberikan perlakuan (O4).
Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMP N 1
Ngablak Kabupaten Magelang yang
terdiri dari empat kelas yaitu kelas
VIII A, VIII B, VIII C, dan kelas
VIII D. Dengan jumlah keseluruhan
105 siswa. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah kelas VIII A
sebagai kelas validitas dengan
jumlah siswa 26 orang, kelas VIII B
sebagai kelas eksperimen dengan
jumlah siswa 26 orang dan kelas VIII
C sebagai kelas kontrol dengan
jumlah siswa 26 oran
Teknik pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh
data dalam penelitian ini adalah
O1 X O2
--------------------------
O3 O4
8
teknik tes berupa pilihan ganda.
Sebelum instrumen digunakan untuk
mengambil data hasil belajar pada
kelas sampel maka instrumen di
ujikan terlebih dahulu pada kelas
VIII A untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas.
Berdasarkan uji validitas soal
postest dari 40 soal terdapat 25 soal
yang valid dan 15 soal yang tidak
valid. Reliabilitas alat penilaian
adalah ketetapan atau keajegan alat
tersebut dalam menilai apa yang
dinilainya. Artinya, kapanpun alat
penilaian tersebut digunakan akan
memberikan hasil yang relatif sama
(Nana Sudjana, 2010: 16). pengujian
hasil reliabilitas soal termasuk dalam
kriteria BAIK karena nilai
Cronbach’s Alpha > 0,80 yaitu
0,820.
Uji prasayarat data dalam
penelitian ini dengan dilakukan uji
normalitas, uji homogenitas, dan
pengujian hipotesis dengan uji-T
dengan menggunakan bantuan
program IBM SPSS Statistics Version
21. Data dinyatakan berdistribusi
normal jika nilai signifikan lebih
besar 0,05 (Dwi Priyatno, 2010: 71).
Persyaratan agar pengujian
homogenitas dapat dilakukan ialah
apabila kedua datanya telah terbukti
berdistribusi normal (Husaini dan
Purnomo Setiady, 2006: 133).
Kriteria pengujian, jika nilai
signifikan lebih dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa varian dari dua
kelompok tersebut sama atau
homogen (Dwi Priyatno, 2010: 76).
Uji hipotesis digunakan untuk
menganalisis perbandingan dua
variabel yaitu Teams Games
Tournamen (TGT) dan Team Quiz
dapat digunakan teknik statistika
inferensial yang berupa uji T (T-test).
Uji hipotesis mencakup dua tahap
yaitu tahap pretest dan tahap postest:
Hipotesis pretest yang akan diuji
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan hasil
belajar yang signifikan antara
kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Ha : Ada perbedaan hasil belajar
yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
9
Hipotesis postest yang akan diuji
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan
pengaruh yang signifikan
antara metode Teams
Games Tournamen dengan
Team Quiz terhadap hasil
belajar kognitif PKn siswa
kelas VIII SMP N 1
Ngablak Kabupaten
Magelang Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017.
Ha : Ada perbedaan pengaruh
yang signifikan metode
Teams Games Tournamen
dengan Team Quiz terhadap
hasil belajar kognitif PKn
siswa kelas VIII SMP N 1
Ngablak Kabupaten
Magelang Semester I Tahun
Pelajaran 2016/2017.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
a. Uji Normalitas
Tabel 4.11
Hasil Analisis Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
POSTEST EKSPERIMEN ,160 26 ,086 ,955 26 ,299
POSTEST KONTROL ,162 26 ,079 ,948 26 ,214
a. Lilliefors Significance Correction
Bedasarkan tabel diatas dapat
dilihat uji normalitas kolmogorov-
smirnov bahwa taraf signifikan
dikatakan berdistribusi normal jika >
0,05. Taraf signifikan kelas
eksperimen adalah 0,086 > 0,05 atau
lebih dari 0,05, dan taraf signifikasi
dikelas kontrol adalah 0,079 > 0,05
atau lebih dari 0,05. Taraf signifikasi
yang diperoleh dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol > 0,05, maka data
tersebut berdistribusi normal.
10
b. Uji Homogenitas
Tabel 4.12
Hasil Homogenitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,057 1 50 ,812
Dari hasil test of
homogeneity of variances dari
tabel diatas bahwa taraf
signifikasi sebesar 0,812. Hasil
dari uji homogenitas kelas
eksperimen dan kelas kontrol
mempunyai varian yang
homogen atau sama karena skor
postest dari kedua kelas tersebut
> 0,05.
c. Uji Hipotesis
Tabel 4.13
Hasil Analisis Uji Independent Sampel T-Test Postest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari tabel diatas
menunjukkan bahwa baik dari
analisis deskriptif maupun analisis
uji t tidak ada perbedaan pengaruh
yang signifikan antara metode Teams
Games Tournamen dengan Team
Quiz terhadap hasil belajar kognitif
PKn siswa kelas VIII SMP N 1
Ngablak. Dilihat sig. (2-tailed) yaitu
0,081 > 0,05 maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa H0 diterima dan
Ha ditolak dan. H0 yang berbunyi
Independent Samples Test POSTEST EKSPERIMEN-KONTROL
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Equal variances assumed
,057 ,812 1,780 50 ,081 4,00000 2,24763 -,51449 8,51449
Equal variances not assumed
1,780 49,924 ,081 4,00000 2,24763 -,51466 8,51466
11
tidak ada perbedaan pengaruh yang
signifikan antara metode Teams
Games Tournamen dengan Team
Quiz terhadap hasil belajar kognitif
PKn siswa kelas VIII SMP N 1
Ngablak Kabupaten Magelang
semester I tahun pelajaran 2016/2017
diterima. Ha yang berbunyi ada
perbedaan pengaruh yang signifikan
metode Teams Games Tournamen
dengan Team Quiz terhadap hasil
belajar kognitif PKn siswa kelas VIII
SMP N 1 Ngablak Kabupaten
Magelang semester I tahun pelajaran
2016/2017 ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa
setelah diberikan perlakuan tidak ada
perbedaan pengaruh yang signifikan
antara metode Teams Games
Tournamen dengan Team Quiz
terhadap hasil belajar kognitif PKn
siswa kelas VIII SMP N 1 Ngablak
Kabupaten Magelang semester I
tahun pelajaran 2016/2017.
PEMBAHASAN
Secara teoritis : 1) dalam
metode TGT, setiap siswa dapat
memperbaiki perilaku para remaja
dengan gangguan emosi, mengurangi
mengganggu dalam kelas dan
meningkatkan kehadiran siswa di
sekolah, meningkatkan harga diri
sosial pada siswa tetapi tidak untuk
rasa harga diri akademik mereka,
meningkatkan perasaan para siswa
bahwa hasil yang mereka keluarkan
tergantung pada kinerja dan
bukannya pada keberuntungan serta
TGT meningkatkan kekooperatifan
terhadap yang lain. 2) dalam metode
Team Quiz, siswa tidak terlalu
menggantungkan pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan
kemampuan berpikir sendiri, dapat
mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan,
membantu siswa untuk merespon
orang lain. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa secara teori kedua metode ini
dapat meningkatkan hasil belajar.
Hal ini dibuktikan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh
Setyorini,dkk yang menyatakan
bahwa ada perbedaan pengaruh yang
signfikan antara pembelajaran
kooperatif Team-Games-Tournament
(TGT) dengan metode ekpositori
terhadap hasil belajar pendidikan
kewarganegaraan (PKn) kelas XI
MAN Temanggung semester ganjil
12
tahun pelajaran 2012/2013. Dan
penelitian yang dilakukan oleh Siti
Ngaisah yang meyatakan bahwa
model Team Quiz lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar
IPS siswa yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode Make A Match.
Pelaksanaan pembelajaran,
Team Games Tournament (TGT)
terdiri dari 4 komponen, yaitu: (1)
Presentasi Guru. Pada komponen ini
guru menjelaskan materi secara garis
besar, dan guru menyuruh siswa
untuk memperhatikan dengan baik
materi yang disampaikan oleh guru
agar bisa menjawab soal saat games
tournament. Selanjutnya guru
menyampaikan tahapan metode
TGT. (2) Kelompok Belajar. Pada
komponen ini siswa dibagi menjadi 6
kelompok yang beranggotakan
masing-masing 4 siswa, dan terdapat
2 kelompok yang terdiri dari 5 siswa.
Setiap kelompok diberi LKS untuk
dikerjakan bersama agar setiap siswa
dapat mempersiapkan diri dalam
turnamen (3) Turnamen. Pada
komponen ini, siswa mengikuti game
dengan baik dan sungguh sungguh
untuk mendapatkan point bagi
kelompok masing-masing. Terlihat
dimana setiap siswa bertanding
dengan kelompok lain untuk
menjawab soal yang dibacakan oleh
pembaca soal. Siswa yang
jawabannya benar akan mendapatkan
point, setelah game selesai masing-
masing siswa kembali
kekelompoknya untuk menghitung
skor bersama guru. (4) pengenalan
kelompok, setelah perhitungan skor
selesai guru memberikan apresiasi
kepada kelompok yang mendapatkan
point tertinggi.
Pelaksanaan pembelajaran
Team Quiz, siswa dibagi menjadi tiga
kelompok (A, B, dan C) yang terdiri
dari 8 orang dan terdapat 2 kelompok
yang terdiri dari 9 orang. Setiap
kelompok membuat pertanyaan
sesuai materi yang telah dibagi pada
masing-masing kelompok.
Kelompok A membuat pertanyaan
untuk kelompok B dan C.
Selanjutnya kelompok B membuat
pertanyaan untuk kelompok A dan C.
Serta kelompok C membuat
pertanyaan untuk kelompok A dan B.
13
Tahap-tahap dalam metode
TGT dan Team Quiz sudah dilakukan
sesuai sintaks. Namun secara
metodelogis yang terkait dengan
pelaksanaan eksperimen terdapat
faktor yang mempengaruhi mengapa
tidak ada perbedaan pengaruh
metode TGT dan Team Quiz
terhadap hasil belajar siswa. Faktor
tersebut antara lain: 1). Faktor
kematangan, yakni proses yang
terjadi dalam diri subjek yang
diakibatkan oleh waktu, seperti baru
pertama kali menerapkan metode
TGT dan Team Quiz, 2) respon siswa
baik sehingga dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan metode
tersebut siswa sama-sama aktif, dan
3) penguasaan materi dari kedua
kelas baik.
Hasil penelitian bisa
dipahami dari hasil penelitian
terdahulu. Dari penelitian yang
dilakukan Setyorini, dkk menyatakan
bahwa metode Team Games
Tournament (TGT) lebih baik dari
metode Ekspositori. Sedangkan
menurut Siti Ngaisyah menyatakan
bahwa Team Quiz lebih baik dari
Make A Match. Dapat disimpulkan
dari kedua penelitian tersebut
menyatakan bahwa metode Team
Games Tournament (TGT) dan Team
Quiz lebih unggul dari metode lain.
Namun ketika metode Team Games
Tournament (TGT) dan Team Quiz
diperbandingkan melalui penelitian
ini hasil yang diperoleh menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan pengaruh
yang signifikan antara metode Team
Games Tournament dengan Team
Quiz terhadap hasil belajar kognitif
PKn siswa kelas VIII SMP N 1
Ngablak Kabupaten Magelang
semester I tahun pelajaran
2016/2017.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil temuan dalam
penelitian Siti Julaiha yang
menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara
post-test kelas kontrol (metode
konvensional) dan post-test kelas
eksperimen (metode Team Games
Tournament). Berdasarkan hasil
perhitungan dengan uji U Mann
Whitney diperoleh Ztabel ≤ Zhitung ≤
Ztabel atau -1,96 < -1,65 < 1,96, maka
diterima H0 dan menolak Ha. Dari
hasil penelitian tersebut dapat
14
dikatakan bahwa terbukti tidak ada
perbedaan pengaruh penggunaan
metode Team Games Tournament
terhadap peningkatan hasil belajar
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3
Katapang pada materi
ketenagakerjaan dan pembangunan.
Serta penelitian Yuni Astuti yang
menyatakan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan dari
penggunaan model pembelajaran tipe
Team Quiz terhadap hasil belajar
kognitif peserta didik. Hal ini
dibuktikan dengan nilai sig. (2-
tailed) dari uji Mann Whitney > 0,05
yaitu sebesar 0,158. Hal ini berarti
H0 diterima sedangkan Ha ditolak.
Artinya model pembelajaran tipe
Team Quiz tidak berpengaruh
terhadap hasil belajar kognitif peserta
didik.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan pengaruh
yang signifikan antara metode Team
Games Tournament (TGT) dan
metode Team Quiz terhadap hasil
belajar kognitif Pkn siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Ngablak. Hal tersebut
didukung dengan hasil pengujian
dengan uji t yang menunjukkan
bahwa sig. (2-tailed) yaitu 0,081 >
0,05 yang berarti bahwa Ha ditolak
dan H0 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan pengaruh yang signifikan
antara metode Team Games
Tournament (TGT) dan Team Quiz
terhadap hasil belajar kognitif PKn
siswa kelas VIII SMP N 1 Ngablak
Kabupaten Magelang Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017.
SARAN
Guru diharapkan dapat
menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) dan metode
pembelajaran kooperatif tipe Team
Quiz dalam proses pembelajaran
karena memiliki pengaruh yang baik
terhadap hasil belajar,
membangkitkan pembelajaran yang
aktif dan menyenangkan. Serta guru
harus mengontrol siswa agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan
optimal. Bagi siswa diharapkan
siswa dapat berpartisipasi secara
aktif dalam proses pembelajaran
15
ketika guru menggunakan metode
Team Games Tournament (TGT) dan
Team Quiz, maupun metode
kooperatif lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Supridjono. 2012. Cooperative
Learning Teori & Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Anderson Dan Krathwohl. 2010.
Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran,
Dan Assesmen Revisi
Taksonomi Pendidikan Bloom.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Dwi Priyatno. 2010. Paham Analisa
Statistik Data Dengan SPSS
Yogyakarta: Mediakom.
Hamruni. 2012. Strategi Dan Model-
Model Pembelajaran Aktif
Menyenangkan. Yogyakarta:
Investidaya.
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik
(Penilaian Hasil Belajar
Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.
Mohamad Nur. 2005. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: Pusat
Sains dan Matematika Sekolah
UNESA.
Murdiono. 2012. Strategi
Pembelajaran
Kewarganegaraan Berbasis
Portofolio. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Permendiknas No 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan Dasar Dan
Menengah
Rusman. 2011. Model-Model
Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta
: PT Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. 2010. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tukiran,Dkk. 2012. Model Model
Pembelajaran Inovatif. Bandung :
Alfabeta.
Trianto. 2011. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-
Progresif: Konsep, Landasan,
Dan Implementasinya Pada
Kurikulum Tingkat Satuan
16
Pendidikan (Ktsp). Jakarta:
Prenada Media Group.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
KARYA ILMIAH
Setyorini, dkk. 2012. Pengaruh
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Games Tournament
(TGT) dan Ekspositori
Terhadap Hasil Belajar PKn
Siswa Kelas XI MAN
Temanggung Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2012/2013.
FKIP-UKSW.
Siti Julaiha. 2012. Efektivitas model
pembelajaran team games
tournament (TGT) terhadap
hasil belajar siswa kelas XI
IPS. BKK pendidikan
akuntansi FKIP Untan.
Siti Ngaisah. 2011. Perbedaan Hasil
Belajar IPS Terpadu Dengan
Menggunakan Metode
Pembelajaran Make A Match
dan Metode Team Quiz di SMP
Islamiyah Ciputat. Jakarta:
FKIP- Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Tutik Anggraini. 2012. Penerapan
Metode Team Quiz Dalam
Proses Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar
Metematika Kelas IV Di SD
Negeri Begalon 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2011/2012.
Pendidikan Guru Sekolah
Dasar FKIP-UMS.
Yuni Astuti. 2016. Pengaruh Model
Pembelajaran Aktif Tipe Quiz
Team Terhadap Tanggung
Jawab dan Hasil Belajar
Kognitif Peserta Didik.
Yogyakarta: Fakultas Sains dan
Teknologi- Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga.