perbedaan pengaruh latihan berbeban dan …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang...

113
i PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT PADA PERGURUAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE CABANG SOLO TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH YUNITA KHUSHARYATI NIM K 5603086 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: tranquynh

Post on 30-Jan-2018

256 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

i

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PANJANG

TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PENCAK

SILAT PADA PERGURUAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE

CABANG SOLO TAHUN 2008

SKRIPSI

OLEH

YUNITA KHUSHARYATI

NIM K 5603086

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

ii

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PANJANG

TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PENCAK

SILAT PADA PERGURUAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE

CABANG SOLO TAHUN 2008

YUNITA KHUSHARYATI

NIM K 5603086

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Agus Mukholid, M.Pd Haris Nugroho, S.Pd.M.Or

NIP. 19640131 198903 1 001 NIP. 19720208 199903 1 003

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs.Bambang Wijanarko,M.Kes _____________

Sekretaris : Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd.M.Or _____________

Anggota I : Drs.Agus Mukholid,M.Pd _____________

Anggota II : Haris Nugroho, S.Pd.M.Or _____________

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pandidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

v

ABSTRAK

Yunita Khusharyati. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN

BERBEBAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT PADA PERGURUAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE CABANG SOLO TAHUN 2008. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh latihan berbeban dengan pembebanan linier dan non linier terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008, (2) Perbedaan pengaruh panjang tungkai tinggi dan panjang tungkai rendah terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008, (3) Ada tidaknya interaksi antara latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008 yang berjumlah 40 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Sample diambil semua. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran panjang tungkai dan kecepatan tendangan depan pencak silat. Teknik analisis data yang digunakan dengan ANAVA rancangan 2x2 pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan bahwa sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan berbeban dengan beban linier dan non linier terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada pesilat putra PSHT cabang Solo tahun 2008. Pengaruh peningkatan kecepatan tendangan depan yang ditimbulkan oleh latihan berbeban non linier lebih baik daripada latihan berbeban linier, ( hitungF 5,46875> tabelF 4,08), dengan rata-rata peningkatan 1,39 dan 0,0009, (2) Adanya perbedaan pengaruh antara panjang tungkai tinggi dan panjang tungkai rendah, yang hasilnya panjang tungkai rendah lebih baik daripada panjang tungkai tinggi terhadap kecepatan tendangan depan pada pesilat putra PSHT cabang Solo tahun 2008 sebesar 0,000275 dan 0,00025, (3) Tidak terdapat interaksi antara latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pada pesilat putra PSHT cabang Solo tahun 2008 ( hitungF 0,78125< tabelF 4,08).

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

vi

MOTTO

• Sepiro Gedhening Sengsoro Yen Tinompo Among Dadi Cobo.

( Imam Kusupangat)

• Tidak ada gembok yang tak bisa dibuka. Tidak ada simpul yang tak bisa diurai.

Tidak ada jarak yang jauh yang tidak bisa didekatkan. Tidak ada yang tak

kelihatan kecuali nanti akan muncul. Tapi semuanya itu ada saatnya.

(Dr. ’Aidh bin Abdullah Al-Qarni)

• Biarkan masa depan sampai dia datang dengan sendirinya. Jangan terlalu sibuk

memikirkan hari esok. Asal kita melakukan kebaikan pada hari ini, hari esok

akan lebih baik.

(Penulis)

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

♦ Bapak dan Ibu tercinta

♦ Saudara-saudara PSHT Komisariat UNS

♦ Teman-teman Angkatan 2003

♦ Adik-adik JPOK FKIP UNS dan

♦ Almamater

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

viii

KATA PENGANTAR

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan

skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak, maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketur Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga

dan kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd, sebagai pembimbing I yang telah dengan sabar

memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Bapak Haris Nugroho, S.Pd.M.Or, sebagai pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo yang telah memberikan ijin

untuk mengadakan penelitian.

7. Saudara-saudara PSHT cabang Solo yang telah bersedia menjadi sampel

penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Februari 2010

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

ix

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL........................................................................................................... i

PANGAJUAN................................................................................................ ii

PERSETUJUAN............................................................................................ iii

PENGESAHAN............................................................................................. iv

ABSTRAK..................................................................................................... v

MOTTO......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR.................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xii

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah....‘`........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah...................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah..................................................................... 5

D. Perumusan Masalah...................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian........................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka........................................................................... 7

1. Pencak Silat............................................................................. 7

a. Definisi Pencak Silat.......................................................... 7

b. Unsur-unsur Pencak Silat................................................... 8

c. Sifat-sifat Pencak Silat....................................................... 10

d. Teknik dalam Pencak Silat................................................. 11

2. Tendangan dalam Pencak Silat................................................. 11

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

x

a. Serangan dalam Pencak Silat.............................................. 11

b. Jenis-jenis Tendangan dalam Pencak Silat......................... 13

c. Teknik Tendangan Depan.................................................. 14

3. Latihan..................................................................................... 15

a. Definisi Latihan................................................................ 15

b. Prinsip Latihan.................................................................. 16

c. Pengaruh Latihan.............................................................. 19

4. Latihan Beban......................................................................... 21

a. Hal-hal yang harus Diperhatikan dalam Latihan Berbeban 22

b. Penyusunan Program Latihan Berbeban.......................... 24

c. Latihan Berbeban dengan Sirkuit..................................... 26

5. Latihan Beban dengan Pembebanan Linier........................... 31

a. Definisi Pembebanan Linier…………………………… 31

b. Keuntungan dan Kelemahan Pembebanan Linier……… 32

6. Latihan Beban dengan Pembebanan Non Linier…………… 33

a. Definisi Pembebanan Non Linier……………………… 33

b. Keuntungan dan Kelemahan Pembebanan Non Linier…. 34

7. Panjang Tungkai…………………………………………….. 34

a. Definisi Panjang Tungkai………………………………. 34

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Panjang Tungkai….. 35

c. Otot-otot yang Terdapat pada Tungkai………………… 36

d. Otot-otot yang Mempengaruhi Tendangan Depan…….. 37

8. Kekuatan Otot Perut……………………………………….. 38

a. Definisi Kekuatan Otot Perut………………………….. 38

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Otot Perut. 38

9. Kecepatan………………………………………………….. 39

a. Definisi Kecepatan.......................................................... 39

b. Klasifikasi Kecepatan………………………………….. 40

c. Kecepatan Tendangan Depan…………………………. 41

d. Cara Pengujuran Kecepatan Tendangan……………….. 42

B. Kerangka Pemikiran…………………………………………… 42

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xi

C. Perumusan Hipótesis…………………………………………… 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………… 47

A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………… 47

B. Metode Penelitian dan Rancangan Penelitian………………… 47

C. Variabel Penelitian……………………………………………. 49

D. Populasi dan Sampel Penelitian………………………………. 49

E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………. 50

F. Definisi Operacional………………………………………….. 51

G. Teknik Analisis Data…………………………………………. 51

BAB IV HASIL PENELITIAN…………………………………………. 58

A. Deskripsi Data………………………………………………… 58

B. Uji Prasyarat Analisis…………………………………………. 60

1. Uji Normalitas……………………………………………... 60

2. Uji Homogenitas…………………………………………… 61

C. Pengujian Hipotesis……………………………………………. 61

1. Pengujian Hipotesis Pertama………………………………. 62

2. Pengujian Hipotesis Kedua…………………………………. 63

3. Pengujian Hipotesis Ketiga…………………………………. 63

D. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………… 64

1. Pengaruh Latihan Berbeban Linier dan Non Linier Terhadap

Peningkatan kecepatan Tendangan Depan……………......... 64

2. Pengaruh Panjang Tungkai Tinggi dan Panjang Tungkai

Rendah Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Depan 65

3. Interaksi Antara Latihan Berbeban dan Panjang Tungkai

Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Depan............. 65

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan……………………………………………………….. 66

B. Implikasi………………………………………………………… 66

C. Saran……………………………………………………………. 67

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………… …... 71

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 : Sikap Pasang dan Gerakan Tendangan Depan…………… 15

Gambar 2 : Pos-pos Latihan................................................................... 27

Gambar 3 : Pelaksanaan Latihan Standing Calf Raise.......................... 28

Gambar 4 : Pelaksanaan Latihan Leg Curl............................................ 29

Gambar 5 : Pelaksanaan Latihan Leg Extension.................................... 30

Gambar 6 : Pelaksanaan Latihan Leg Press............................................ 30

Gambar 7 : Pelaksanaan Latihan Half Squat........................................... 31

Gambar 8 : Penambahan Beban Latihan secara Linier............................. 32

Gambar 9 : Penambahan Beban Latihan secara Non Linier..................... 33

Gambar 10 : Grafik Nilai Rata-rata Kecepatan Tendangan Depan

Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Panjang

Tungkai................................................................................. 59

Gambar 11 : Grafik Nilai Rata-rata Peningkatan Kecepatan Tendangan

Depan Antara Kelompok Perlakuan...................................... 60

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Ringkasan Anaka-angka Statistik Deskripsi Data Kecepatan

Tendangan Depan Menurut Kelompok Penelitian……………..... 58

Tabel 2: Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors…………………………… 61

Tabel 3: Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet..................................... 61

Tabel 4: Ringkasan Nilai Rerata Kecepatan Tendangan Depan Berdasarkan

Latihan Berbeban dan Panjang Tungkai Sebelum dan Sesudah Diberi

Perlakuan........................................................................................ 61

Tabel 5: Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor........... 62

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Data Tes Pengukuran Panjang Tungkai.................................... 72

Lampiran 2: Kelompok Sampel Penelitian Berdasarkan Hasil Tes Panjang

Tungkai Kategori Tinggi dan Rendah...................................... 73

Lampiran 3: Data Tes Awal dan Akhir Kecepatan Tendangan Depan........ 74

Lampiran 4: Kelompok Treatment Latihan Beban....................................... 75

Lampiran 5: Uji Reliabilitas Kecepatan Tendangan Depan......................... 79

Lampiran 6: Uji Normalitas Data Kecepatan Tendangan Depan................. 82

Lampiran 7: Uji Homogenitas Data Keceapatan Tendangan Depan............ 85

Lampiran 8: Deskripsi Data Hasil Kecepatan Rata-rata Antar Kelompok.. 88

Lampiran 9: Petunjuk Pelaksanaan Pengukuran Panjang Tungkai.............. 91

Lampiran 10: Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Kecepatan

Tendangan Depan..................................................................... 92

Lampiran 11: Program Latihan Berbeban dengan Peningkatan Beban secara

Linier dan Non Linier................................................................ 93

Lampiran 12: Jadwal Treatment Perlakuan Latihan Beban........................... 96

Lampiran 13: Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian...................................... 108

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencak silat adalah satu cabang olahraga tradisional bangsa Indonesia.

Pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga yang mengembangkan

beberapa unsur di dalamnya yaitu, unsur keolahragaan, kesenian, beladiri dan

kerokhanian atau mental spiritual. Sampai saat ini cabang olahraga pencak silat

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xv

mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pencak silat dalam

perkembangannya telah merambah ke event-event nasional maupun internasional.

Dalam tingkat nasional seperti PON, POMNAS dan ASIAN INDOOR GAMES,

Indonesia telah mampu berbicara dalam laga multi event tersebut, bahkan dalam

kategori single event yaitu prestasi paling tinggi dalam ajang kejuaraan tingkat

dunia, Indonesia sudah banyak melahirkan atlet-atlet yang mampu bersaing dalam

level paling tinggi pada kejuaraan tingkat dunia tersebut. Sehingga pencak silat

pada era sekarang ini telah dijadikan sebagai ajang persaingan dalam memperoleh

prestasi setinggi-tingginya, usaha memperoleh prestasi yang maksimal bukan hal

yang mudah. Pesilat yang menginginkan prestasi tinggi harus memiliki

kemampuan kondisi fisik, teknik, taktik, mental yang baik. Keempat unsur

tersebut merupakan komponen-komponen yang saling berkaitan yang dapat

mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Salah satu orientasi program latihan

adalah peningkatan kemampuan teknik. Program peningkatan ini dilaksanakan

dengan baik apabila teknik dasar sudah dikuasai terlebih dahulu. Penguasaan

teknik dasar merupakan kelengkapan paling mendasar dan utama dalam berlatih

teknik lanjut, selain itu juga merupakan faktor yang fundamental untuk mencapai

prestasi dalam pencak silat. Teknik dasar dalam pencak silat terdiri dari berbagai

macam. Secara garis besar teknik dasar dalam pencak silat terdiri atas pukulan,

tendangan, elakan, sapuan, kuncian, dan pola langkah.

Salah satu teknik dasar dalam pencak silat adalah tendangan. Tendangan

adalah serangan dengan menggunakan tungkai, tendangan merupakan komponen

yang dominan dalam pertandingan pencak silat karena tendangan mempunyai

beberapa keuntungan antara lain tendangan mendapatkan nilai yang cukup tinggi

yaitu dua point. Jangkauannya lebih panjang serta mempunyai power yang lebih

besar dibanding dengan serangan lain yaitu pukulan hanya memperoleh nilai satu.

Tendangan yang baik adalah tendangan yang dilakukan dengan cepat dan keras,

sehingga sulit ditangkap oleh lawan. Berdasarkan macamnya, tendangan dalam

pencak silat terdiri dari tendangan depan, tendangan samping, tendangan

belakang, tendangan busur atau sabit.

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xvi

Tendangan depan merupakan salah satu jenis tendangan yang banyak

digunakan untuk melakukan serangan dalam pencak silat. Tendangan depan

dilakukan dengan melintas ke depan dan perkenaannya pada ujung telapak kaki.

Tendangan depan lebih mudah mengenai sasaran, karena lintasannya lurus ke

depan dan perkenaannya pada ujung telapak kaki. Yang memungkinkan untuk

bergerak cepat dan sulit ditangkap lawan.

Kemampuan fisik merupakan salah satu faktor yang tidak dapat terlepas

untuk menguasai suatu teknik olahraga termasuk tendangan depan. Hal ini

Sudjarwo (1993: 41) menyatakan “Mempelajari teknik dalam cabang olahraga

tertentu tidak mungkin dilakukan sebelum atlet memiliki kemampuan fisik yang

menunjang gerakan teknik tersebut”. Adapun komponen kondisi fisik yang

memberi dukungan dengan kecepatan tendangan depan yang harus dilatih dan

dikembangkan secara maksimal. Tujuannya adalah agar diperoleh hasil

tendangan yang benar-benar optimal, karena metode latihan tendangan depan

yang selama ini diterapkan belum mengarah pada peningkatan kecepatan

tendangan yang lebih baik, sehingga perlu solusi yang tepat sesuai dengan kondisi

yang ada. Selain itu juga, terbatasnya jam latihan kurang dimanfaatkan secara

maksimal. Beberapa komponen yang sangat mendukung kecepatan tendangan

diantaranya dengan latihan berbeban. Karena untuk meningkatkan kecepatan

tendangan akan didukung pula dengan terbentuknya power, sehingga dapat

dirumuskan perbandingan antara power berbanding lurus dengan kecepatan dan

kekuatan. Power sama dengan kekuatan dikalikan dengan kecepatan. Dengan

latihan beban akan menambah power, sehingga secara otomatis kekuatan (daya

ledak) akan terbentuk dengan disertai kecepatan. Hal ini terbukti dengan pernah

diadakan penelitian tentang pengaruh peningkatan power otot tungkai terhadap

kecepatan tendangan dan hasilnya power otot tungkai berpengaruh terhadap

kecepatan tendangan, semakin besar otot tungkai yang dimiliki semakin cepat

pula tendangan yang dilakukan. Sehingga akan diketahui pula pengaruh antara

power otot tungkai terhadap kecepatan tendangan depan dan juga pengaruh

panjang tungkai antara panjang tungkai tinggi dan panjang tungkai rendah.

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xvii

Berkaitan dengan hal tersebut, metode latihan yang akan dikaji dan diteliti

untuk meningkatkan kecepatan tendangan depan pencak silat dalam penelitian ini

adalah latihan beban secara linier dan non linier. Dari kedua latihan antara beban

linier dan non linier, masing-masing memiliki ciri penekanan yang berbeda-beda.

Selain itu juga bentuk latihan tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan

kelemahan yang berbeda-beda pula, sehingga belum diketahui bentuk latihan

mana yang lebih baik dan efektif terhadap peningkatan kecepatan tendangan

depan pencak silat. Oleh karena itu perlu dikaji dan diteliti secara lebih

mendalam, baik secara teoritis maupun praktek melalui penelitian. Penelitian ini

akan dilakukan pada pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) cabang Solo.

Seiring dengan perkembangan pesilatnya, khususnya pesilat Persaudaraan

Setia Hati Terate cabang Solo menunjukkan perkembangan yang bagus, ditandai

dengan sering diikutinya kejuaraan yang digelar oleh PB Persaudaraan Setia Hati

Terate, baik dalam skala daerah maupun nasional antar Persaudaraan Setia Hati

Terate, berawal dari hal itu dibentuklah suatu tim khusus yang beranggotakan

pesilat baik putra maupun putri Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo yang

sebelumnya telah terseleksi dan dilatih serta dibina guna dipersiapkan untuk

tampil dalam kejuaraan antar Persaudaraan Setia Hati Terate sendiri maupun

seleksi yang di gelar oleh PB IPSI. Dalam proses pembinaan dan latihan,

ditekankan untuk benar-benar dapat menguasai teknik dasar dengan baik,

termasuk juga teknik serangan berupa tendangan depan, dengan memberikan

metode-metode latihan yang dapat mendukung tujuan yang ingin dicapai, yaitu

meningkatkan kecepatan tendangan depan. Dengan menggunakan berbagai

macam metode latihan antara lain dengan latihan beban yang diberikan secara

linier dan non linier. Dengan metode latihan tersebut, akan diketahui metode mana

yang lebih baik guna meningkatkan kecepatan tendangan khususnya tendangan

depan, serta mengkaji juga sumbangan antara latihan beban tersebut dan panjang

tungkai untuk menghasilkan kecepatan tendangan depan yang optimal dengan

latihan yang efektif dan efisien.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini mengambil

judul “PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PANJANG

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xviii

TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PENCAK

SILAT PADA PERGURUAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE

CABANG SOLO TAHUN 2008”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah di kemukakan di atas, maka masalah

dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut:

1. Latihan berbeban dengan beban secara linier dan non linier.

2. Pengetahuan tentang metode latihan yang tepat untuk meningkatkan kecepatan

tendangan depan pencak silat pada perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate

cabang Solo masih rendah.

3. Pengetahuan tentang metode latihan yang tepat untuk meningkatkan kecepatan

tendangan depan pencak silat dan belum memanfaatkan panjang tungkai yang

dimiliki.

4. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran panjang tungkai dan kecepatan

tendangan depan pada anggota perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate

cabang Solo tahun 2008.

5. Belum diketahui efektifitas antara latihan berbeban secara linier dan non linier

terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat.

6. Upaya peningkatan kecepatan tendangan depan anggota perguruan

Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo dengan latihan berbeban.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang dapat di identifikasikan, maka perlu dibatasi.

Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh latihan berbeban dengan pembebanan linier dan non linier terhadap

kecepatan tendangan depan pencak silat.

2. Pengaruh panjang tungkai tinggi dan panjang tungkai rendah terhadap

kecepatan tendangan depan pencak silat.

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xix

3. Kecepatan tendangan depan pencak silat pada anggota perguruan

Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan berbeban dengan pembebanan linier dan

non linier terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan

Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008 ?

2. Adakah pengaruh antara panjang tungkai tinggi dan panjang tungkai rendah

terhadap kecepatan tendangan depan pada perguruan Persaudaraan Setia Hati

Terate cabang Solo tahun 2008 ?

3. Adakah interaksi antara latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap

kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan Persaudaraan Setia

Hati Terate cabang Solo tahun 2008 ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalaham yamg telah dirumuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh latihan berbeban dengan pembebanan linier dan non

linier terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan

Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008.

2. Perbedaan pengaruh panjang tungkai tinggi dan panjang tungkai rendah

terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan

Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008.

3. Ada tidaknya interaksi antara latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap

kecepatan tendangan depan pencak silat pada anggota perguruan Persaudaraan

Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008.

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xx

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini anatara lain:

1. Dapat meningkatkan kecepatan tendangan depan pencak silat anggota yang

dijadikan sampel penelitian.

2. Sebagai masukan untuk dijadikan pedoman bagi pelatih-pelatih pada

perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo arti pentingnya latihan

yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan anggota,

sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal.

3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang

penelitian ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pencak Silat

a. Definisi Pencak Silat

Pencak silat merupakan olahraga asli bangsa Indonesia warisan nenek

moyang kita. PB IPSI (1995: 3) dalam O’ong Maryono (1998: 7) menyatakan

bahwa “Pencak silat adalah gerak serang bela yang teratur menurut sistem, waktu,

tempat dan iklim denga selalu menjaga kehormatan masing-ma`sing secara

ksatria, tidak mau melukai perasaan, jadi pencak silat menuntut pada segi lahiriah.

Silat adalah gerak serang bela yang erat hubungannya dengan rohani, sehingga

menghidup suburkan naluri, menggerakkan hati nurani manusia, langsung

menyerah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan arti kata pencak silat dapat dirumuskan bahwa, pencak silat

merupakan gerak dasar beladiri yang didasarkan pada peraturan yang berlaku

yang bersumber dari kerohanian dan menghindari dari segala malapetaka. PB IPSI

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxi

bersama BAKIN (1975) dalam Srihati Waryati dan agus Mukholid (1992: 15)

menyatakan bahwa pengertian pencak silat adalah “Hasil budaya manusia

Indonesia untuk membela dan mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan

integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup dan alam sekitarnya

untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa”.

Pencak silat mengandung beraneka ragam aspek, yaitu olahraga yang

mengandalkan kekuatan, pencak silat adalah juga olah batin, olah nafas, perasaan

seni dan rasa kebersamaan yang tinggi. Menurut IPSI (1994: 6) dalam O’ong

Maryono (1998: 9) bahwa secara substansial “Pencak silat adalah suatu kesatuan

dengan empat rupa catur tunggal, seperti tercermin dalam senjata trisula pada

lambing IPSI, dimana ketiga ujungnya melambangkan unsur seni, beladiri dan

olahraga serta gagangnya mewakili unsur mental, spiritual”.

b. Unsur-unsur dalam Pencak Silat

Pencak silat adalah sebagai gerak beladiri yang sempurna yang bersumber

pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan

bersama, meghindarkan diri manusia dari bencana dan segala sesuatu yang jahat

(Srihati Waryati dan Agus mukholid, 1992: 14)

Pada dasarnya istilah atau nama pencak silat megandung unsur-unsur

pengertian seperti tersebut diatas, yang merupakan isi dari pencak silat.

Disamping unsur-unsur tersebut, menurut Sumarno dkk (1992: 194) ada empat

aspek atau unsur dalam pencak silat, yaitu “(1) unsur olahraga, (2) unsur kesenian,

(3) unsur beladiri, dan (4) unsur kerohanian atau mental spiritual. Untuk lebih

jelasnya unsur-unsur tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Unsur Olahraga

Ditinjau dari segi olahraga, pencak silat mempunyai batasan-batasan

tertentu sesuai dengan tujuan gerak dan usaha untuk memenuhi fungsi jasmani

dan rohani. Sumarno dkk (1992: 196) menyatakan “ Olahraga adalah setiap

kegiatan jasmani yang dilandasi semangat perjuangan melawan diri sendiri, orang

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxii

lain utau unsur-unsur alam, yang jika dipertandingkan harus dilaksanakan secara

ksatria, sehingga merupakan pendidikan pribadi yang ampuh”.

Dengan demikian segala kegiatan atau usaha yang mendorong ,

membangkitkan, megembangkan dan membina kekuatan jasmani maupun rohani

bagi setiap menusia dapat digolongkan sebagai olahraga. Usaha-usaha untuk

mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada pencak silat sebagai

olahraga umum, dapat dibagi dalam intensitasnya yaitu, (1) olahraga pendidikan,

(2) olahraga prestasi, (3) olahraga rekreasi atau missal. Srihati Waryati dan Agus

Mukholid (1992: 17)

Pencak silat sebagai olahraga pendidikan ditekankan pada pembinaan

keterampilan jasmani, terutama pembentukan sikap dan gerak serta

mengembangkan pembinaan mental atau rohani yaitu dengan menanamkan rasa

kepercayaan kepada diri sendiri serta sifat-sifat budi pekerti yang luhur.

Sebagai olahraga prestasi, pencak silat dibina sesuai dengan asas dan

norma olahraga, yaitu disamping mengembangkan pembinaan fisik dan teknik,

diutamakan pula dalam memupuk sifat-sifat ksatria dalam pelaksanaannya. Di

dalam olahraga prestasi ini, dialksanakan juga pertandingan-pertandingan pencak

silat dari tingkat daerah sampai tingkat nasional.

Pencak silat sebagai olahraga rekreasi atau olahraga missal,

penampilannya merupakan suatu yang dapat dinikmati oleh khalayak ramai

dengan megutamakan leindahan gerak dan irama. Pertunjukan pencak silat

rekreasi ini dapat dipandu dengan unsur kesenian, tetabuhan dalam bentuk

permainan tunggal, permainan ganda dan beregu atau secara missal.

2) Pencak Silat sebagai Unsur Seni

Ciri khas lainnya dari pencak silat adalah merupakan bagian dari kesenian.

Di daerah-daerah tertentu terdapat perubahan atau iringan musik khas. Pada

kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu

pendalaman khusus. Pencak silat sebagai seni harus menurut ketentuan,

keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxiii

3) Pencak Silat sebagai Unsur Beladiri

Pada dasarnya pencak silat adalah usaha pembelaan diri agar selamat dari

serangan lawan. Dengan demikian unsur-unsur geraknya terdapat dua bagian,

yaitu unsur untuk menyerang, dan unsur untuk membela termasuk usaha

menyelamatkan diri.

Melalui latihan-latihan tang tekun di bawah bimbingan guru pencak silat

atau pendekar, maka seorang siswa atau pesilat dapat memupuk dan

meningkatkan kemampuan, ketangkasan, keterampilan, dan kekuatannya dalam

melakukan serangan ataupun pembelaan.

Pencak silat Indonesian mengutamakan pembelaan diri daripada

menyerang. Oleh karena itu pancake silat disebut seni beladiri, bukan seni

menyerang. Kemampuan membela diri dari kelompok-kelompok perorangan

dapat di manfaatkan untuk kepentingan menjaga keamanan alam sekitar atau

kepentingan keamanan lingkungan.

4) Pencak Silat sebagai Sarana Pendidikan Mental dan Kerohanian

Melalui unsur-unsur pencak silat seperti unsur olahraga, kesenian dan

beladiri tersebut, pencak silat merupakan suatu sistem dan wadah pendidikan

jasmani dan rohani. Melalui latihan-latihan yang teratur dan kontinyu seorang

pesilat di didik untuk mengembangkan keterampilan. Dengan pendidikan pencak

silat juga ditanamkan penghayatan pada alam kehidupan dan perjuangan hidup

serta hidup bermasyarakat pada umumnya.

Srihati Waryati dan Agus Mukholid (1992: 19) menyatakan bahwa

“Pencak silat megajarkanbudi pekerti luhur, yang ada pada dasarnya adalah

megembangkan sifat dan sikap yang selalu (1) taqwa kepada Tuhan yang Maha

Esa, (2) menghormati harkat martabat manusia, (3) meletakkan kepentingan

persatuan diatas kepentingan pribadi, (4) mengunakan jalan musyawarah di dalam

memecahkan permasalahan bersama, dan (5) memberikan dharma bakti bagi

kepentingan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat”.

c. Sifat-sifat Pencak Silat

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxiv

Dalam gerakkannya, pencak silat mempunyai sifat dan ciri-ciri tertentu.

Menurut Srihati Waryati dan Agus Mukholid (1996: 15), pencak silat mempunyai

sifat-sifat antara lain:

1) Bersifat halus, lentuk dan lemas, kekerasan sesaat.

2) Tidak membutuhkan ruangan luas, tidak suka meloncat dan

mengguling (kecuali permainan harimau atau monyet).

3) Gerakan tangan halus dan selaras, gerakan tangan dapat terbuka untuk

memancing.

4) Langkah ringan ke segala penjuru.

5) Tidak banyak bersuara.

6) Pernafasan wajar.

7) Banyak permainan rendah

8) Tendangan sedang-sedang

Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki dalam pencak silat tersebut

menunjukkan bahwa, pada dasarnya pencak silat merupakan olahraga beladiri

yang halus, lentuk, dan lemas, sehingga setiap gerakan yang dilakukan terdapat

unsur seni yang enak dilihat. Hal inilah yang membedakan olahraga beladiri

pencak silat ini dengan olahraga beladiri lainnya seperti kempo, taekwondo, yudo,

karate, yang mana olahraga beladiri tersebut banyak unsur kerasnya dan banyak

mengeluarkan suara.

d. Teknik dalam Pencak Silat

Penguasaan teknik merupakan suatu landasan untuk mencapai prestasi

yang tinggi dalam pencak silat. Menurut Suharno HP (1993: 42) menyatakan

bahwa “Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek

sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga”.

Pada dasarnya teknik dalam beladiri pencak silat mengacu pada pola gerak

dan kaidah tertentu. Menurut standar IPSI secara nasional teknik yang digunakan

dalam pencak silat meliputi sikap kuda-kuda, sikap pasang, pola langkah, teknik

belaan, teknik hindaran, teknik serangan, dan tangkapan.

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxv

Teknik-teknik tersebut merupakan rangkaian gerakan yang saling

berhubungan dan memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan pencak silat.

Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam pencak silat, maka macam-macam

teknik dasar pencak silat seperti tersebut diatas harus dikuasai dengan baik.

2. Tendangan dalam Pencak Silat

a. Serangan dalam Pencak Silat

Dalam pertandingan olahraga pada ketegori tanding, dimana untuk

memenangkan suatu pertandingan yang terpenting adalah memanfaatkan anggota

tubuh seperti tangan, lengan, siku, kaki, tungkai, lutut dalam memperoleh nilai

sebanyak-banyaknya secara efektif, efisien dan praktis. Gerakan serangan dan

belaan yang dilakukan oleh pesilat harus berpola, mulai dari sikap awal atau sikap

pasang dilanjtkan pola langkah (sekurang-kurangnya 3 pola langkah) serta adanya

koordinasi dalam melakukan serangan dan belaan, dan harus kembali pada sikap

pasang.

Sikap pasang mempunyai pengertian sikap taktik untuk menghadapi lawan

yang berpola menyerang atau menyambut, dimana bila ditinjau dari sistem

beladiri, “pasang” berarti kondisi siap tempur yang optimal. Dalam

pelaksanaanya, sikap pasang merupakan kombinasi dan koordinasi kreatif dari

kuda-kuda, sikap tubuh dan sikap tangan serta meliputi sikap berbaring, duduk,

jongkok, dan berdiri. Sikap pasang merupakan gerakan statis dari gerakan pencak

silat. Dengan membentuk sikap pasang, pesilat mengekspresikan status siaga dan

waspada yang sewaktu-waktu dapat diubah melaksanakan tindakan taktis tertentu.

Pola langkah adalah gerakan yang dinamik yaitu teknik untuk berpindah

atau mengubah posisi dengan kewaspadaan mental dan indera yang optimal untuk

mendapatkan posisi yang menguntungkan dalam rangka mendekati lawan. Bentuk

pola langkah seperti gerakan lurus, zig-zag, segitiga, ladam, diagonal bentuk “s”

serta ganda.

Dalam melakukan serangan pesilat harus berpola dari sikap “pasang” atau

siap tempur sebagai sikap taktik bertanding, kemudian melangkah dengan terpola,

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxvi

serta koordinasi yang baik dalam melakukan serangan dan belaan. Setiap selesai

melakukan serangan pesilat harus kembali dalam sikap “pasang”. Hal ini disebut

dengan kaidah dalam pencak silat. Kaidah teknik ini membedakan pencak silat

lain dengan beladiri seperti tinju, yudo, karate, teakwondo, gulat dan lain-lain,

serta menjadikannya sebagai perwujudan yang khas dari kebudayaan melayu,

khususnya kebudayaan Indonesia.

Dalam melakukan serangan harus tersusun dengan teratur dan berangkai

dengan berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan.

Apabila rangkaian serang bela lebih dari 4 jenis serangan, maka akan dihentikan

oleh wasit. Penetapan 4 jenis serangan didasarkan atas filosofi, menurut O’ong

Maryono (1998: 252) bahwa manusia terbentuk dari campuran empat anasir yang

terkandung dalam makrokosmos yaitu api (agni), bumi (bawon), angina (bayu),

dan air (tirta). Dalam pandangan kejawen keempat anasir ini merupakan saudara

gaib dari setiap orang seperti tercantum dalam ucapan “sedulur papat, lima

pancer” yang berarti saudara empat, lima diri sendiri. Seirama dengan anasir-

anasir ini juga, manusia memiliki empat perwujudan nafsu (patang pratara) yaitu

berupa amarah (kemarahan), luwanah (suka minum), supiyah (nafsu birahi), dan

mutmainah (rasionalitas duniawi).

Teknik serangan dapat dilakukan dengan tangan atau lengan biasa disebut

pukulan, dapat dilakukan dengan berbagai kuda-kuda dan bentuk tangan seperti

mengepal, setengah mengepal atau terbuka, serta dengan siku memperhatikan

lintasan serangan yang benar dan bertenaga. Juga dapat dilakukan dengan kaki

atau sering disebut tendangan. Tendangan merupakan serangan dengan

menggunakan kaki yang bertujuan untuk mengenai atau menjatuhkan lawan agar

memperioleh point dalam suatu pertandingan pencak silat. Berdasarkan jenisnya,

tendangan dalam pencak silat dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain

tendangan depan, tendangan melingkar, sapuan dan sebagainya.

b. Jenis-jenis Tendangan dalam Pencak Silat

Tendangan dalam pencak silat dapat dilakukan dengan berbagai macam

dan versi. Menurut Munas IPSI IX (1993: 10) dijelaskan:

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxvii

Ditinjau dari komponen penting yang digunakan lintasan dan kenaannya tendangan meliputi:

1) Tendangan taji yakni dilaksanakan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya lurus ke depan, ke bawah atau ke samping dan kenaannya pada tumiy kaki.

2) Tendangan depan yakni tendangan nyang dilaksanakan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai dalam posisi tegak, lintasannya lurus ke depan dan kenaanya pada ujung telapak kaki.

3) Tendangan samping yakni tendangan yang dilakukan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya lurus ke depan dan kenaannya pada ujung telapak kaki.

4) Tendangan busur yakni tendangan yang dilakukan dengan meggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya dari bawah dan kenaanya pada punggung kaki.

5) Tendangan sabit yakni tendangan yang dilaksanakan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya dari samping dan kenaannya pada punggung kaki.

6) Tendangan cangkul yakni tendangan yang dilakukan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya dari atas dan kenaannya pada tumit kaki.

7) Tendangan lingkar yakni tendangan yang dilaksanakan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya melingkar ke samping dan kenaanya pada tumit telapak kaki.

8) Tendangan kuda yakni tendangan yang dilaksanakan dengan menggunakan kedua belah kaki atau tungkai lintasannya ke belakang dan kenaannya pada kedua telapak kaki.

Berdasarkan jenis-jenis tendangan diatas menunjukkan bahwa, pada

dasarnya serangan dengan tungkai terdiri atas serangan kaki dan serangan lutut.

Serangan dengan kaki (tendangan) dapat menggunakan bagian kaki yang meliputi

punggung kaki, telapak kaki, ujung kaki, tumit, sisi kaki dan pergelangan kaki.

Serangan melalui kaki dapat dilakukan dengan posisi lintasan depan, samping,

belakang dan busur.

c. Teknik Tendangan Depan

Gerakan tendangan depan merupakan gerakan frontal atau depan.

Tendangan depan merupakan bentuk serangan yang cukup efektif untuk

memperoleh nilai atau point dalam pencak silat. Untuk dapat melakukan

tendangan depan, harus menguasai teknik tendangan depan dengan baik dan

benar. Teknik tendangan depan terdiri atas sikap awal, lontaran, dan pendaratan

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxviii

(kembali ke posisi awal). Untuk lebih jelasnya teknik tendangan depan diuraikan

sebagai berikut:

1) Sikap Awal

Pada awalan tendangan depan dibutuhkan gerakan yang betul-betul luwes,

diikuti dengan pasang kuda-kuda kaki kiri atau kaki kanan, lutut pada kaki depan

ditekuk vertical diatas ibu jari kaki belakang. Telapak kaki kanan dan telapak kaki

kiri terletak dalam dua garis sejajar berjarak kurang lebih satu telapak, diikuti

kedua tangan sehinggan pada saat akan melakukan gerakan lebih efektif.

2) Lontaran

Bentuk lontaran pada tendangan depan yaitu kaki lurus ke depan. Hal ini

sebagai lintasannya, di mulai dari kaki di angkat ke depan dengan posisi lutut

ditekuk, diusahakan paha diangkat setelah diperkirakan pas untuk melakukan

tendangan, maka kaki segera dilontarkan kea rah depan. Perkenaan pada sasaran

menggunakan ujung telapak kaki, kelima jari membentuk sudut ke atas.

3) Pendaratan (kembali ke posisi awal)

Gerakan ini dilakukan setelah melakukan tendangan depan dan secara

otomatis berusaha menganai sasaran. Setelah megenai sasaran, kaki yang

digunakan untuk menendang segera kembali ke posisi awal dengan tetap menjaga

keseimbangan.

Gambar 1 : Sikap pasang dan gerakan tendangan depan

(Johansyah Lubis, 2004: 49)

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxix

3. Latihan

a. Definisi Latihan

Untuk mencapai prestasi olahraga harus melalui pengembangan terhadap

unsur-unsur yang dibutuhkan dalam olahraga melalui latihan yang baik dan

teratur. Berikut ini disajikan betas an latihan yang dikemukakan oleh beberapa

ahli sebagai berikut:

1) Menurut Harsono (1988: 101) latihan adalah proses yang sistematis dari latihan atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah latihan atau pekerjaannya.

2) Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 6) latihan adalah proses yang sistematis dan kontinyu dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuan.

3) Menurut Suharno HP (1993: 7) latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik, teknik, taktik dan msecara teratur, terarah, meningkat, bertahap dan berulang-ulang waktunya.

Dari ketiga batasan latihan diatas dapat disimpulkan bahwa, latihan adalah

suatu aktivitas olahraga yang dilakukan dengan berulang-ulang, secara kontinyu

dengan peningkatan beban secara periodic dan berkelanjutan yang dilakukan

berdasarkan jadwal, pola dan sistem serta metode tertentu untuk mencapai tujuan

yaitu meningkatkan prestasi olahraga.

Dalam pelaksanaan latihan, aspek-aspek yang mendukung terhadap

pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal.

Menurut Rusli Lutan dkk (1992: 88), aspek-aspek latihan yang harus dilatih dan

dikembangkan untuk mencapai prestasi olahraga meliputi latihan fisik, latihan

teknik, latihan taktik, dan latihan mental.

b. Prinsip Latihan

Prestasi dalam olahraga dapat dicapai dan ditingkatkan melalui latihan

secara intensif. Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan

yang benar. Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya

dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik (Yosef Nosseck 1982:

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxx

14). Agar tujuan latihan dapat tercapai secara optimal, hendaknya diterapkan

prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat. Prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan dalam latihan olahraga menurut Harsono (1988: 102-112) adalah “(1)

prinsip beban lebih (overload principle), (2) prinsip perkembangan menyeluruh,

(3) prinsip spesialisasi, (4) prinsip individualisasi”.

Prestasi olahraga akan meningkat apabila latihan yang dilakukan

berlandaskan pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Agar tujuan latihan dapat

tercapai sesuai yang diharapkan, maka pelaksanaan latihan harus berpedoman

pada prinsip-prinsip latihan yang benar seperti tersebut diatas. Prinsip-prinsip

latihan yang telah disebutkan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Prinsip Beban Lebih (Over Load Principle)

Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang harus dipenuhi.

Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk memperoleh

peningkatan kemampuan kerja. Kemampuan seseorang dapat meningkat jika

mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat, yaitu diatas beban

latihan yang biasa diterimanya. Menurut M. Sajoto (1995: 43) “Prinsip beban

lebih tersebut akan merangsang penyesuaian fungsi fisiologis dalam tubuh”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Rusli Lutan dkk (1992: 95) bahwa:

Setiap bentuk latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental sekalipun harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban latihan terlalu ringan artinya di bawah kemampuannya, maka berapa lamapun atlet berlatih, betapa seringpun dia berlatih atau sampai begaimana capekpun dia mengulang-ulang latihan itu, prestasinya tidak akan meningkat. Pendapat diatas menunjukkan bahwa, prinsip beban lebih bertujuan untuk

meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh. Pembebanan latihan yang lebih

berat dari sebelumnya tersebut akan merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan

beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat. Kemampuan tubuh

akan meningkat di mungkinkan akan mampu memcapai prestasi yang lebih baik.

Salah satu hal yang harus di ingat, dalam peningkatan beban latihan tiodak boleh

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxxi

terlalu tinggi atau berlebihan. A. Hamidsyah Noer (1996: 10) mengemukakan

bahwa :

Peningkatan beban latihan hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlet serta di tingkatkan setahap demi setahap. Sebab bila suatu latihan yang diberikan terlalu cepat dengan pemberian beban latihan yang di tingkatkan secara cepat pula, maka akan menyebabkan terjadinya kelainan-kelainan dalam tubuh. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam peningkatan beban latihan

harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan. Beban latihan yang terlalu

berat tidak akan meningkatkan kemampuan atlet, tetapi justru sebaliknya yaitu

kemunduran kemampuan kondisi gisik atau dapat mengakibatkan atlet menjadi

sakit.

2) Prinsip Perkembangan Menyeluruh

Pada prinsipnya komponen kondisi fisik merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan, baik dalam peningkatan maupun dalam pemeliharaannya.

Perkembangan menyeluruh dari kemampuan kodisi fisik merupakam dasar dalam

pembentikan prestasi, meskipun pada akhirnya tujuan dalam latihan adalah

kemampuan yang bersifat khusus, namun kemampuan yang bersifat khusus

tersebut harus didasari oleh kemampuan kondisi fisik secara menyeluruh. Harsono

(1988: 109) mengemukakan “Secara fungsional spesialisasi dan kesempurnaan

penguasaan cabang olahraga di dasarkan pada perkembangan multilateral”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sebelum diberi latihan secara

khusus yang ditujukan pada unsur kondisi fisik tertentu sesuai dengan cabang

olahraga yang dikembangkan, unsur kondisi fisik secara menyeluruh harus

dikembangkan. Dengan dasar kemampuan kondisi fisik yang baik secara

menyeluruh, maka pengembangan unsur kondisi fisik khusus yang sesuai dengan

tuntutan cabang olahraga yang dikembangkan, maka prestasi yang tinggi dapat

dicapai.

3) Prinsip Spesialisasi

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxxii

Pada dasarnya pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat

khusus, sesuai dengan karakteristik gerakan keterampilan, unsur kondisi fisik dan

sistem energi yang digunakan selama latihan. Sadoso Sumosardjuno (1994: 10)

menyatakan “Latihan harus dikhususkan pada olahraga yang dipilihnya serta

memenuhi kebutuhan khusus dan strategi untuk olahraga yang dipilih”. Pendapat

lain dikemukakan Soekarman (1986: 60) “Latihan itu harus khusus untuk

meningkatkan kekuatan atau sistem energi yang digunakan dalam cabang olahraga

yang bersangkutan”. Proses latihan yang dilakukan harus menyangkut pada

pengembangan potensi energi maupun penampilan dari keterampilan olehraga

yang dikembangkan.

Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, program

latihan yang dilaksanakan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang

akan dicapai. Bentuk latihan yang dilakukan harus memiliki ciri-ciri tertentu

sesuai dengan cabang olahraga yang akan dikembangkan. Baik pola gerak, jenis

kontraksi otot maupun kelompok otot yang dilatih harus disesuaikan dengan jenis

olahraga yang dikembangkan.

4) Prinsip Individualisasi

Manfaat latihan akan lebih berarti, jika di dalam pelaksanaan latihan

didasarkan pada karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih. Perbedaan antara

atlet yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat kemampuan dasar serta

prestasinya juga berbeda. Oleh karena perbedaan individu harus diperhatikan

dalam pelaksanaan latihan, Sadoso Sumosardjuno (1994: 13) mengemukakan

bahwa “Meskipun sejumlah atlet dapat diberi program pemantapan kondisi fisik

yang sama,tetapi kecepatan kemajuan dan perkembangan tidak sama”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan yang diterapkan harus

bersifat individu. Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang

diterapkan direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi

atlet. Sudjarwo (1993: 318) mengemukakan “Faktor umur, seks (jenis kelamin),

kematangan, tingkat kebugaran saat itu, lama berlatih, ukuran tubuh, bentuk tubuh

dan sifat-sifat psikologis harus menjadi bahan pertimbangan bagi pelatih dalam

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxxiii

merancang peraturan latihan bagi tiap olahragawan”. Kemampuan atlet akan

meningkat bergantung pada program latihan yang diterapkan. Sebagai seorang

pelatih harus cermat dan tepat dalam menyusun program latihan untuk atletnya,

agar tujuan latihan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik.

c. Pengaruh Latihan

Latihan yang dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu serta

diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat akan menyebabkan

perubahan-perubahan tubuh yang mengarah pada peningkatan kemampuan tubuh

untuk melaksanakan kerja yang lebih baik. Perubahan-perubahan yang terjadi

dalam tubuh setelah melakukan latihan antara lain:

1) Perubahan Sistem dan Fungsi Organisme dalam Tubuh

Pengaruh latihan terhadap perubahab sistem dan fungsi organisme dalam

tubuh tersebut terdiri atas biokimia dan system otot rangka serta perubahab

kardiorespiratori.

a) Perubahan Biokimia dan Sistem Otot Rangka

Kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur dan kontinyu dapat

merangsang kerja enzim di dalam tubuh dan merangsang pertumbuhan sel otot

(hipertropi). Jonath U Haag dan Krempel R (1987: 11) mengemukakan “Otot

yang terlatih pada umumnya menjadi lebih besar dan lebih kuat daripada yang

tidak terlatih, karena ukuran penampang lintang maupun volumenya menjadi lebih

besar”. Pendapat lain dikemukakan oleh Dangsina Moeloek dan Arjatmo

Tjokronegoro (1984: 37) “Latihan jasmani bila dilakukan secara

teratur,membawakan kesegaran jasmani secara menyeluruh bagi pelakunya.

Penampilan fisik yang baik merupakan keuntungan yaitu otot-otot tubuh lebih

mampu dan tahan melakukan pekerjaan berat tanpa cepat merasa lelah”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut diatas menunjukkan bahwa latihan

yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu akan memberi pengaruh terhadap

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxxiv

tubuh. Pengaruh latihan yang ditimbulkan secara boikimia akan meningkatkan

jumlah motokondria dalam otot rangka dan meningkatkan aktivitas enzim untuk

metabolisme energi. Selanjutnya pengaruh latihan terhadap sistem otot rangka

menjadi lebih besar dan lebih kuat. Hal demikian mempunyai manfaat yang besar

terhadap aktivitas olahraga atau melakukan pekerjaan.

b) Perubahan Kardiorespiratori

Latihan fisik yang dilakukan secara baik dan teratur akan meningkatkan

kapasitas total paru-paru dan volume jantung, sehingga kondisi atau kesegaran

jasmani atlet akan meningkat. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan

yang diberikan terhadap tubuh. Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 21)

“Adaptasi atlet yang baik dapat ditandai dengan adanya perubahan secara

fisiologis sebagai berikut: (1) frekuensi denyut nadi berkurang dan tensi darah

turun waktu istirahat, (2) pengembangan otot jantung (delatasi), (3) Homoglobin

(Hb) dan glikogen dalam otot bertambah,(4) frekuensi pernafasan turun dan

kapasitas vital bertambah”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan yang dilakukan teratur

akan meningkatkan kamampuan kerja jantung dan pernafasan, sehingga akan

meningkatkan pula kesegaran jasmani atlet secara umum.

2) Perubahan Mekanisme Organisme Sistem Syaraf

Pada prinsipnya dalam melakukan latihan gerakan yang dilatih selalu

dilakukan secara berulang-ulang. Hal ini dimaksudkan agar gerakan yang

dipelajari diharapkan dapat memperbaiki koordinasi gerakan, sehingga akan

menjadi gerakan yang otomatis. Harsono (1988: 102) mengemukakan:

Dengan berlatih secara sistemetis dan melalui pengulangan-pengulangan (repetition) yang konstan, maka organisasi-organisasi mekanisme neurophysiologis kita akan menjadi bertambah, baik gerakan-gerakan yang semula sukar untuk dilakukan lama-kelamaan akan merupakan gerakan-gerakan yang otomatis dan reflektif yang semakin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf daripada sebelum melakukan latihan.

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxxv

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan yang dilakukan secara baik

dan teratur serta gerakan yang dipelajari dilakukan secara berulang-ulang akan

mengalibatkan gerakan yang dipelajari menjadi otomatis. Dengan pengulangan

gerakan yang sistematis dan teratur, maka gerakan yang dipelajari dapat dengan

cepat, lebih efektif dan efisien.

4. Latihan Berbeban

Yang dimaksud dengan latihan berbeban menurut M.Furqon (1996: 1)

adalah “Suatu cara menerapkan prosedur pengkondisian secara sistematis pada

berbagai otot tubuh”. Berkaitan dengan latihan beban ini Harsono (1988: 185)

mengemukakan bahwa “Istilah berbeban adalah latihan yang sitematis dimana

beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai

tujuan tertentu”.

Latihan beban merupakan latihan fisik dengan cara penambahan beban.

Yang utamanya memberikan efek terhadap otot-otot rangka dan memberikan

perubahan-perubahan secara morfologis. Sesuai dengan pendapat Nosseck (1982:

16) yang menyatakan bahwa:

Seorang atlet yang sedang berlatih atau latihan beban akan mengalami perubahan-perubahan morfologis daripada seorang atlet yang lari menempuh jarak 15 km yang akan mengalami perubahan fungsional dalam lari jarak jauh. Bentuk beban latihan yang dapat dipergunakan dalam latihan bermacam-

macam. Beberapa bentuk tahanan dalam latihan antara lain tahanan berupa berat

badan, tahanan berupa teman atau orang lain, tahanan berupa gesekan, tahanan

berupa alat, seperti barbell, dumbbell.

a. Hal-hal yang harus Diperhatikan dalam Latihan Berbeban

Latihan fisik dengan berbeban tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan,

tetapi harus dilakukan secara sistematis dan berhati-hati. Jika latihan beban

dilakukan dengan asal-asalan kemungkinan akan menyebabkan terjadinya cidera,

terganggunya pertumbuhan dan perkembangan atlet.

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxxvi

Agar efek atau pengaruh yang ditimbulkan dari latihan berbeban yang

dilakukan dapat efektif. Latihan berbeban harus dilakukan dengan berhati-hati.

Pelatih harus dengan cermat dan seksama memperhitungkan dengan tepat beban

yang harus dilakukan oleh atlet. Di samping itu pelatih harus memperhatikan

kondisi fisik yag di miliki oelh atletnya. Dalam latihan berbeban perlu pula

diperhatikan mengenai berapa umur seseorang boleh latihan beban. Harsono

(1988: 207) berpendapat bahwa:

Cukup aman kalau melalui weight training pada umur 14 tahun, asal mulai dengan beban yang ringan, karena tulang-tulang masih lunak dan belum sempurna, perkembangan sendi-sendi anak-anak muda belum tumbuh secara sempurna serta belum stabil. Latihan beban memang cukup banyak resikonya, oleh karena itu dalam

mempergunakan peralatan, pelatih dan atlet harus berhati-hati. Hal ini demi

kebaikan dan keselamatan bagi penggunanya. Adapu petunjuk pengamanan dalam

penggunaan peralatan latihan berbeban menurut Harsono (1988: 195-196) antara

lain:

1) Barbells (bobot-bobot besi) harus diteliti, sehingga tidak mungkin

bergeser-geser, karena itu untuk kunci penahan harus kencang.

2) Sikap permulaan adalah penting, perhatikan bahwa pada waktu

mengangkat beban dai lantai, kepala, bahu, pnggung harus lurus dan

pinggang rendah.

3) Tiap bentuk latihan harus dilakukan dengan gerak yang benar.

4) Atlet harus belajar untuk secara sadar merilekkan otot-otot yang tidak

bekerja.

5) Motivasi atlet merupakan faktor yang sangan penting.

6) Konsentrasi adalah penting untuk mampu mengeluarkan tenaga

maksimal.

7) Gerakan harus smooth dan penuh tenaga, bukan mendadak atau kaku.

8) Setelah setiap set, istirahat sebentar sambil meregangkan otot-otot

yang baru bekerja.

9) Setiap berlatih catatlahjumlah beban yang diangkat dan repetisi yang

telah dilakukan.

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxxvii

10) Setiap kali berlatih sebaiknya tidak lebih dari 12 bentuk latihan.

11) Tidak perlu risau apabila dirasakan perkembangan latihan tidak lancar.

12) Setiap seasion latihan sebaiknya diakhiri dengan latihan peregangan

statis dan latihan relaksasi.

Program latihan berbeban harus disusun dan dilaksanakan dengan baik dan

benar. Jika latihan berbeban dapat dilakukan dengan baik dan benar, maka

merupakan pengamanan bagi atlet itu sendiri. Hal-hal yang telah di uraikan di atas

perlu diperhatikan dan dipenuhi agar latihan yang dilakukan dapat mencapai hasil

yang diinginkan. Latihan berbeban yang dilakukan dengan program latihan yang

benar serta dengan pelaksanaan yang baik akan dapat diperoleh hasil secara

optimal. Disamping itu kemungkinan terjadinya cidera dan resiko buruk akan

dapat dihindari.

b. Penyusunan Program Latihan Berbeban

Latihan beban akan memberikan manfaat pada aspek yang dilatih jika

dalam pelaksanaan dan penerapannya dilakukan dengan tepat dan memenuhi

prinsip-prinsip latihan beban yang telah digariskan. Dalam menyusun program

latihan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempegaruhi terhadap hasil

latihan. Dosis latihan merupakan hal penting yang harus diperhitungkan dengan

cermat dalam menyusun program latihan. Menurut Harsono (1988: 103) “Bahwa

atlet harus berlatih dengan beban kerja yang ada diatas ambang rangsang

kepekaannya”. Dengan beban direncanakan, disusun dan di program dengan baik

sehingga tujuan dapat dicapai. Dalam pembuatan program latihan kecepatan

kontraksi otot ini menggunakan pemberat menurut Soepartono yang dikutip Arief

Prihastomo (1994: 49) meliputi: “tujuan, intensitas, repetisi dan set, recovery,

irama, dan frekuensi”. Pendapat tersebut dapat disimpulkan dan diuraikan sebagai

berikut:

1) Tujuan

Tipe latihan ini memerlukan suatu otot untuk mengatasi tahanan atau

beban meksimal atau hamper maksimal. Kerja semacam ini menempatkan

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxxviii

sejumlah tahanan yang sedapat mungkin tidak hanya pada otot-otot dan yang

berkaitan dengan sruktur persendian, ligament dan juga sistem kardiovaskuler/

untuk pemula disarankan mengikuti program untuk meningkatkan efisiensi

kardiorespiratori dan program daya tahan otot sebelum mengikuti latihan kekuatan

untuk menghindari adanya cidera.

2) Intensitas Latihan

Intensitas latihan adalah suatu kesanggupan latihan yang harus dilakukan

seseorang atlet menurut program yang ditentukan. Intensitas latihan merupakan

salah satu komponen kualitatif kerja yang dilakukan dalam kurun waktu yang

diberikan. Menurut Bompa (1990: 58) menyatakan “Intensitas latihan adalah

fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan, dan

kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan gerakannya, variasi interval

atau istirahat di antara tiap ulangannya”.

Ukuran intensitas untuk latihan kecepatan atau kekuatan dengan

penambahan menurut Bompa (1986: 59) adalah:

Nomor Intensitas Prosentase Penampilan Maksimal Intensitas

1 30%-50%

Rendah

2 50%-70%

Sedang

3 70%-80%

Menengah

4 80%-90%

Submaksimal

5 90%-100% Maksimal

6 100%-105% Supermaksimal

Menurut Nosseck (1982: 38) “Takaran penggunaan beban untuk

menentukan tingkatan bagi individu sebagai berikut: angka persen dari prestasi

terbaik (%), berat yang diangkat dalam satu usaha (G), meter per detik latihan

(m/det), langkah dari latihan (pelan-pelan, cepat, lancer, eksplosif optimal)”.

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xxxix

Untuk latihan kecepatan, beratnya suatu latihan untuk mendapatkan efek

yang baik adalah 30%-50% kemampuan maksimal. Intensitas atau beratnya

latihan dapat diberikan melalui berbagai cara antara lain menambah frekuensi

latihan, menambah lama latihan, menambah jumlah latihan, menambah ulangan

(repetition) dalam suatu bentuk latihan atau gesekan, menambah berat beban atau

alat yang digunakan, tingkat kesukaran suatu latihan atau memperpendek istirahat.

3) Frekuensi Latihan

Frekuensi latihan adalah berpa kali latihan dilaksanakan tiap minggunya.

Lamanya latihan yaitu lama waktu yang diperlukan untuk latihan hingga terjadi

perubahan yang nyata. M.Sajoto (1995: 35) menyatakan bahwa “Para pelatih

dewasa ini umumnya setuju untuk menjalankan program latihan tiga kali

seminggu agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Lama latihan yang diperlukan

adalah selama 6 minggu atau lebih.

4) Repetisi dan Set

Repetisi adalah jumlah ulangan mengangkat suatu beban, sedang set

adalah suatu rangkaian kegiatan dari suatu repetisi. Penentuan jumlah repetisi dan

set disesuaikan dengan tujuan latihan, yaitu meningkatkan kecepatan. Menurut

O’Shea dalam M. Sajoto (1995: 70) “Apabila menggunakan beban maksimal,

maka waktu istirahat antara repetisi atau set adalah 2 menit, sedangkan untuk

beban ringan atau menengah adalah ½ - 1 menit”. Adapun menurut M.Sajoto

(1995: 34) “Latihan dengan beban dapat dilaksanakan dengan 10-12 repetisi untuk

3-4 set. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

latihan beban untuk meningkatkan kecepatan dalam penelitian ini adalah dengan

jumlah repetisi 10-12 kali, 3-4 set dan waktu istirahat 1 menit.

Dengan latihan beban, dalam hal ini program latihan kecepatan bertujuan

untuk mendapatkan waktu yang singkat dalam suatu aktifitas yang dilakukan.

Kecepatan kerja dapat ditentukan oleh kecepatan gerak yang tinggi. Disamping itu

untuk menaikkan kecepatan gerak yang paling penting adalah prinsip beban

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xl

bertambah yang diberikan dalam bentuk atihan untuk mencapai beberapa gerakan

tubuh dalam periode waktu yang singkat. Dengan demikian latihan kecepatan

harus berlangsung dalam waktu yang cepat dan ditentukan oleh kapasitas

anaerobik. Siklus gerak berulang-ulang yang berlangsung konstan pada kecepata

tinggi akan menyebabkan pola otomatisasi proses syaraf pusat. Latihan kecepatan

berprinsip bahwa otot itu harus berkontraksi secara berulang-ulang secepatnya.

Koordinasi otot akan meningkatkan kecepatan dari gerakan khusus dan akan

semakin tinggi bila memperbaiki efisiensi mekanika gerak.

c. Latihan Berbeban dengan Sirkuit

Dalam pelaksanaan latihan untuk meningkatkan kecepatan tendangan

depan pencak silat dengan latihan beban. Latihan dilakukan dengan cara sirkuit

(circuit training). Yang dimaksud dengan latihan sirkuit menurut M.Sajoto (1995:

83) yaitu “Latihan yang dalam pelaksanaannya terdiri dari beberapa stasiun dan

setiap stasiun itu seorang atlet melakukan jenis latihan yang telah ditentukan. Satu

sirkuit latihan dikatakan selesai bila seorang atlet telah menyelesaikan latihan di

semua stasiun dengan dosis yang telah ditetapkan”. Bentuk circuit training

mempunyai banyak keuntungan antara lain memungkinkan kelompok yang besar

berlatih pada ruangan yang kecil dan hanya membutuhkan alat tertentu, semua

atlet terlatih pada waktu yang sama dan berlatih dengan beban berat dalam waktu

yang relative singkat, beban latihan serta penembahannya mudah ditentukan dan

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Adapun hal yang harus

diperhatikan pada waktu mendesain circuit training, yaitu latihan harus yang

mudah dan dapat dipelajari dalam waktu yang singkat, memilih benar-benar

golongan otot-otot yang akin dokembangkan, latihan sirkuit jang sampai membuat

lelah berlebihan, latihan harus dilakukan dengan cepat dengan kemampuan yang

maksimal, waktu pemulihan harus cukup lama agar memungkinkan latihan

terakhir dapat dilakukan secara eksplosif.

Ciri utama dari latihan sirkuit yaitu adanya pos-pos (stasiun) dengan jenis

beban latihan yang berbeda, yang harus dilakukan secara simultan dengan di

selingi istirahat. Pelaksanaan latihan sirkuit dalam penelitian ini terdiri dari 5

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xli

stasiun, dengan urutan bentuk gerakan sebagai berikut: (1) standing calf raise, (2)

leg curl, (3) back up rotation, (4) leg extention, (5) leg press, (6) sit up, (7) half

squat. Latihan ini dapat dilakukan dengan pembebanan secara linier dan non

linier.

Pos 1

Standing Calf Raise

Pos 2 Pos 7

Leg Curl Half Squat

Pos 3 Pos 6

Back up Rotation Sit Up Rotation

Pos 4 Pos 5

Leg Extension Leg Press

Gambar 2 : Pos – pos latihan

Pelaksanaan dari bentuk latihan berbeban tersebut adalah sebagai berikut:

1) Standing Calf Raise

Pelaksanaan latihan berbeban standing calf raise adalah sebagai berikut:

a) Sikap awal

Letakkan bar pada kedua pundak, dengan menggunakan permukaan yang

menaik dan kedua kaki diletakkan selebar pinggul. Letakkan tumit kedua kaki

dekat ujungnya, gerakkan kaki mulai dari lurus ke muka ke sedikit melengkung

keluar sampai ke sedikit melengkung ke dalam. Tubuh dijaga agar tetap tegak dan

kedua lutut lurus.

b) Gerakan

Perlahan-lahan angkat kedua tumit setinggi mungkin, berhenti sejenak

sebelum menurunkannya, biarkan hanya otot-otot betis yang melakukan

pekerjaan. Keluarkan nafas saat sedang bergerak naik. Setelah itu, turunkan tumit

secara perlahan-lahan tanpa terasa sakit, jangan sampai menggarakkan tubuh atau

menekuk lutut, tarik nafas saat sedang menurun.

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xlii

Menurut Thomas R Baechle (1996: 154) otot yang dilatih adalah otot

soleus dan gastrocnemius serta otot-otot pada telapak dan pergelangan kaki.

Gambar 3 : Pelaksanaan latihan standing calf raise (Thomas R, 1996: 154)

2) Leg Curl

Pelaksanaan latihan berbeban leg curl adalah sebagai berikut:

a) Sikap awal

Ambil posisi tiarap, genggam pegangan atau ujung bangku, letakkan dada

pada bangku dan posisi pinggul rata, kedua tempurung lutut dibawah ujung

bangku dengan pergelangan kaki dibawah bantalan.

b) Gerakan

Saat gerakan ke atas, tarik kedua tumit sedekat mungkin dari pantat sambil

nafas di keluarkan, berhenti sejenak dalam posisi ditekuk penuh. Saat gerakan ke

bawah, perlahan-lahan turunkan beban, jangan biarkan pinggul terangkat dari

bangku, dada harus tetap berada diatas bangku sambil tarik nafas.

Menurut M.Sajoto (1995: 61) otot yang dilatih dalam latihan leg curl

adalah otot hamstring dan gluatacus maximus.

Gambar 4 : Pelaksanaan latihan leg curl (Thomas R, 1996: 153).

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xliii

3) Leg Extension

Pelaksanaan latihan berbeban dengan leg eztension adalah sebagai berikut:

a) Posisi awal

Ambil posisi duduk, pegang ujung kursi, tubuh atas dan punggung bawah

datar, kepala tegak melihat ke muka, bagian atas dari pergelangan kaki dibelakang

bantalan.

b) Gerakan

Saat gerakan ke atas perlahan-lahan luruskan kaki bawah sampai lurus

penuh sambil tarik nafas, berhenti sejenak dalam posisi kaki bawah direntangkan.

Saat gerakan ke bawah, perlahan-lahan pantat tetap berhubungan dengan tempat

duduk, berhenti sejenak pada posisi yang paling bawah, jangan membiarkan

beban membentur tumpukan beban sambil keluarkan nafas ketika sedang

menurunkan beban. Menurut M.Sajoto (1995: 60) otot yang dilatih pada gerakan

leg extension adalah otot quardriceps.

Gambar 5 : Pelaksanaan latihan leg extension (Thomas R,1996: 149)

4) Leg Press

Pelaksanaan latihan berbeban dengan leg press adalah sebagai berikut:

a) Posisi awal

Ambil posisi duduk, pegang ujung kursi, tubuh atas dan punggung bawah

datar, kepala tegak melihat ke muka, kaki di tekuk ke depan. Posisi kaki seperti

mendorong ke depan menggunakan telapak kaki.

b) Gerakan

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xliv

Gerakan kaki mendorong ke depan dengan menggunakan beban yang telah

ditentukan. Usahakan hingga posisi kaki lurus ke depan. Gerakan berikutnya

kembali pada posisi awal sebelum kaki melakukan gerakan mendorong, jangan

membiarkan beban membentur tumpukan beban sambil keluarkan nafas ketika

sedang menurunkan beban.

Gambar 6 : Pelaksanaan latihan leg press (Thomas R, 1996: 151)

5) Half Squat

Pelaksanaan latihan half squat adalah sebagai berikut:

a) Posisi awal

Berdiri dengan kaki terbuka selebar bahu. Pegang barbell dengan

pegangan overhand di belakang leher dan di sandarkan di bahu.

b) Gerakan

Tekuk lutut untuk melakukan half squat (kurang lebih 90 derajat)

kemudian kembali ke posisi awal

Menurut M.Sajoto (1995: 58) otot yang di latih adalah: quardriceps,

glutacus maximus, hamstring, dan erector spinae.

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xlv

Gambar 7 : Pelaksanaan latihan half squat (Thomas. R,1996: 150)

5. Latihan Beban dengan Pembebanan Linier

a. Definisi Pembebanan Linier

Pembebanan linier adalah pembebanan yang berat latihan diberikan secara

terus menerus dari satu tingkat ke tingkat berikutnya dalam batas-batas tertentu,

baik dengan intensitas, repetisi dan lama latiham maupun manipulasi ketiganya.

M. Sajoto (1995: 115) mengatakan bahwa “ Prinsip penambahan beban

terus menerus dilakukan sedikit demi sedikit dalam suatu program latihan, bila

kekuatan sudah bertambah, maka bila program latihan berikutnya tidak ada

penambahan, beban tidak dapat menambah kekuatan.” Prinsip ini akan menjamin

agar sistem dalam tubuh mendapat beban yang besarnya makin ditingkatkan, serta

diberikan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Karena apabila tidak

diberikan secara bertahap, maka kekuatan tidak akan mencapai tahap potensi

sesuai fungsi kekuatan itu.

Menurut A. Brooks dan Thomas D Fahey yang dikutip M. Sajoto (1995:

114) bahwa”Latihan hendaknya dapat merangsang sistem fisioligi tubuh, dimana

rangsangan tersebut sering disebut sebagai tekanan atau stress dan tanggapan

terhadap rangsangan dianggap sebagai tegangan atau strain. Tekanan yang terus

menerus akan mengakibatkan adaptasi tubuh yang menghasilkan peningkatan

kapasitas fungsional sistem tubuh tersebut. Para ahli ilmu gerak mengutamakan

pembinaan masalah program latihan.”

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xlvi

Gambar 8 : Penambahan beban latihan secara linier.(Bompa 1990: 48)

b. Keuntunganan Dan Kelemahan Pembebanan Linier

Keuntungan dari latihan pembebanan linier adalah:

1) Kapasitas fungsional sistem di dalam tubuh meningkat.

2) Kekuatan daya tahan semakin bertambah.

Kelemahan dari latihan pembebanan linier:

1) Kesempatan organisme regenerasi sangat sedikit.

2) Waktu akumulasi cadangan fisiologis dalam mengantisipasi beban sangat

kurang.

3) Persiapan kondisi tubuh mengantisipasi peningkatan beban latihan sangat

kurang.

4) Pemulihan energi secara fisiologis relatif sedikit.

6. Latihan Beban dengan Pembebanan Non Linier

a. Definisi Pembebanan Non Linier

Pembebanan non linier adalah penambahan beban latihan yang diberikan

dari setiap tahap atau setiap minggu diberikan secara berjenjang naik turun,

artinya bergantian antara jenjang naik di suatu saat dan jenjang turun bebannya di

saat yang lain. Antara satu minggu satu dengan minggu berikutnya mengalami

kenaikan dan penurunan beban latihan. Berikut gambar penambahan beban latihan

secara non linier yang menganut sistem tangga atau step type approach menurut

Bompa (1990: 47):

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xlvii

Gambar 9 : Penambahan beban latihan secara non linier.(Bompa 1990: 47)

Dalam membuat kedua program latihan tersebut beban awal dan beban

akhir harus sama. Para ahli gerak mendasari cara penambahan beban adalah

seperti Brooks dan Fahey yang dikutip M. Sajoto (1995: 74) bahwa “ Program

latihan yang semakin lama semakin bertambah kuat baik dengan cara manipulasi

intensitas, ulangan, rangkaian dan yang lain hendaknya disusun secara berjenjang

bergelombang yaitu pergantian antara jenjang naik di suatu saat dan jenjang turun

disaat yang lain. Beban bertambah secara bertahap dan bergelombang atau non

linier memberi kesempatan kepada organisme untuk melakukan regenerasi yang

memungkinkan atlet untuk mengakumulasi cadangan fisiologis serta

psikologisnya dalam mengantisipasi peningkatan beban latihan berikutnya,

sebagaimana diungkapkan Bompa (1990: 46) bahwa “The purpose of

regeneration is to enable the athlete accumulation physiological and

physycological reserve in anticipation of further increases in load”. Pengaruh

latihan dengan pembebanan non linier menurut Brooks dan Fahey yang dikutip M.

Sajoto (1995: 74) diungkapkan bahwa “Adaptasi fisiologi justru terjadi pada saat

beban latihan tersebut diturunkan intensitasnya sebelum latihan berikutnya

dijalankan dengan beban yang lebih kuat”.

b. Keuntungan Dan Kelemahan Pembebanan Non Linier

Keuntungan dari latihan pembebanan non linier:

1) Adanya regenerasi organisme dalam tubuh.

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xlviii

2) Tubuh dapat mengakumuasi cadangan fisiologis dalam mengantisipasi

peningkatan beban berikutnya.

3) Persiapan kondisi fisik dalam meningkatkan beban semakin matang.

4) Dapat mengembalikan energi secara fisiologis.

Kelemaham dari latihan pembebanan non linier

1) Kekuatan daya tahan kurang berkembang.

2) Peningkatan kekuatan kapasitas fungsional sedikit.

7. Panjang Tungkai

a. Definisi Panjang Tungkai

Setiap cabang olahraga menuntut syarat-syarat khusus dalam mencapai

prestasi secara maksimal, faktor anthropometer mempunyai peranan penting pada

cabang olahraga, untuk mendukung pencapaian prestasi M. Sajoto (1995: 11)

menyatakan “Salah satu aspek dalam mencapai prestasi dalam olahraga adalah

aspek biologis yang meliputi struktur dan postur tubuh yaitu, (1) ukuran tinggi

dan panjang tungkai serta lengan, (2) ukuran besar, lebar dan berat badan, (3)

somato type (bentuk tubuh)”.

Pengertian panjang tungkai menurut Paket Penelitian Pembibitan Lit

Bang KONI Jawa Tengah (1986: 1) dijelaskan bahwa “Panjang tungkai adalah

ukuran panjang yang diukur dari telapak kaki sampai pada spina illiaca anterior

superior”. Bentuk tubuh yang atletis dan tungkai yang panjang disertai otot-otot

baik berperan penting dalam tendangan depan. Yusuf Hadisasmita dan Aip

Syarifudin (1996: 73) mengatakan “Orang yang tinggi umumnya anggota badanya

seperti lengan dan tungkainya juga panjang”.

Atlet yang mempunyai tungkai panjang , titik berat badannya lebih

tinggi daripada atlet yang mempunyai tungkai pendek. Atlet dengan tungkai

panjang akan menghasilkan titik proyeksi berat badan yang lebih jauh dari titik

tolaknya, dibanding dengan atlet yang tungkainya pendek. Jadi atlet yang

mempunyai tungkai panjang akan mempunyai keuntungan dari yang tungkainya

pendek. Karena tungkai panjang titik berat badannya lebih tinggi yang

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xlix

menyebabkan titik proyeksi berat badan lebih jauh. Sehingga dari teori diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang yang mempunyai tungkai lebih panjang

akan diuntungkan dengan jarak tempuh terhadap sasaran. Dibanding dengan yang

mempunyai tungkai lebih pendek akan memerlukan sedikit pengaturan jarak

tembak terhadap sasaran.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Panjang Tungkai

Perkembangan ukuran dan proporsi tubuh seiring dengan pertumbuhan

dan perkembangan anak. Pada usia tertentu ukuran dan proporsi tubuh selalu

mengalami perkembangan. Demikian juga panjang tungkai juga mengalami

peningkatan seiring dengan perkembangan pertumbuhan anak. Sugiyanto (1998:

149) menyatakan “Secara proporsi anak, kaki dan tangan tumbuh lebih cepat

dibanding pertumbuhan togok”. Hal ini seperti halnya terjadi pada masa anak

kecil. Dengan percepatan pertumbuhan kaki dan pertumbuhan togok tidak sama,

maka anak besar umumnya menjadi tampak panjang kakinya.

Perkembangan ukuran dan proporsi tubuh dipengaruhi oleh makanan yang

di komsumsinya sehari-hari. Makanan yang bergizi dan di konsumsi setiap hari

akan mempengaruhi pertumbuhan seseorang, baik rangka tubuh maupun organ

lainnya. Selain faktor gizi, keturunan merupakan faktor yang sangat menentukan

keadaan fisik seseorang. Sugiyanto (1996: 37) mengemukakan bahwa” Faktor

keturunan atau genetik merupakan sifat bawaan lahir yang diperoleh dari orang

tuanya. Faktor ini menentukan potensi maksimum dan penampilan fisik”.

Pendapat diatas menunjukkan bahwa, faktor keturunan atau genetik sangat

menentukan potensi dan penampilan fisik seseorang yang dibawa dari lahir. Lebih

lanjut Sugiyanto (1996: 37) mengemukakan “Terhadap sifat dan pertumbuhan

fisik, faktor keturunan sangat berpengaruh nyata, yaitu terhadap ukuran, bentuk

dan kecepatan atau irama pertumbuhan”.

c. Otot-otot yang Terdapat pada Tungkai

Yang dimaksud dengan tungkai adalah anggota gerak badan bagian bawah

yang terdiri dari tulang anggota gerak bawah bebas (skeleton extremitas inferior

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

l

liberae). Adapun menurut Soedarminto (1992: 60) tulang-tulang anggota gerak

bawah bebas terdiri dari :

1. Femur (tulang paha)

2. Crus / crural (tungkai bawah)

a. Tibia

b. Fibula

3. Ossa pedis

a. Ossa tarsalia: tulang-tulang pergelangan kaki yang terdiri dari 7 buah

tulang.

b. Ossa metatarsalia: tulang-tulang telapak kaki yang terdiri dari 5 buah

tulang.

c. Ossa palangea digitorum pedis: tiap-tiap jari terdiri dari 3 ruas tulang

kecuali ibujari hanya terdiri dari 2 ruas tulang.

Sebagai tulang anggota gerak bawah bebas (skeleton extremitas inferior

liberae), tungkai bawah mempunyai tugas yang sangat penting untuk melakukan

gerak. Namun untuk dapat melakukan gerak tersebut secara sistematis harus

merupakan hasil dari gerak yang dilaksanakan oleh adanya suatu system

penggerak yang meliputi otot, tulang, sendi, saraf. Dalam hal ini, otot-otot

tungkai, tulang-tulang yang ada di tungkai, articulation coxae, articulation genus,

articulation talocruralis, dan saraf-saraf daerah tungkai.

Ada 3 otot penggerak tungkai, di mana masing-masing otot penggerak

terdiri dari beberapat otot yaitu:

1. Otot penggerak paha : iliopsoas, rectus femoris, gluteus maximus, gluteus

medius, gluteus minimus, tensor fascialatae, piriformis, adductor brevis,

adductor longus, adductor magnus, gracilis.

2. Otot penggerak tungkai bawah: rectus femoris, vastus lateralis, vastus

medialis, vastus intermedius, sartorius biceps femoris, semitendonisus, semi

membranosus.

3. Otot penggerak kaki : tibialis anterior, gastrocnemius, soleus, peroneus

longus, peroneus brevis, tibialis posterior, peroneus tertius.

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

li

Dari macam-macam tulang yang ada di tungkai, ditambah dengan sendi,

otot, dan saraf, tulang dapat bergerak sesuai dengan yang diinginkan.

d. Otot – otot Tungkai yang Mempengaruhi Tendangan Depan

Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yang

berkontraksi dan dengan jalan demikian, maka gerakan akan berlawanan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa gerakan akan terjadi apabila otot-otot pada tubuh

berkontraksi sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Pada gerakan tendangan depan pencak silat merupakan gerakan yang

menggunakan tungkai atas, tungkai bawah dan ujung kaki. Dari posisi pasang

mengangkat tungkai atas, lutut sampai mendekati dada dengan gerakan fleksi, lalu

meluruskan tungkai bawah sehingga lutut menjadi lurus dengan gerakan ekstensi

dan apabila dikaji secara mekanika, gerakan tendangan depan merupakan gerak-

gerak angular dari beberapa segmen-segmen tubuh. Gerak angular adalah gerak

yang objeknya bergerak pada perlintasan mengelilingi satu titik tetap. Jarak yang

ditempuh bisa berupa busur kecil atau satu lingkaran penuh. Pada gerakan

tendangan depan segmen tubuh yang terlibat adalah sendi panggul, tungkai depan

dan tungkai belakang, juga kekuatan dari otot perut.

Otot – otot yang mempengaruhi tendangan depan pencak silat yaitu rektus

abdominis, rektus femoris, hip adduktor, sartorius, vastus medialis, vastus

lateralis, tendo patella, glutealis (hip extension), hamstring, gastrocnemius,tendo

achiles, soleus.

8. Kekuatan Otot Perut

a. Definisi Kekuatan Otot Perut

Menurut Suharno HP (1993: 39) menyatakan bahwa “Kekuatan adalah

kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban, menahan atau

memindahkan beban dalam menjalankan aktivitas olahraga”. Selanjutnya

M.Sajoto (1995: 8) mendefinisikan kekuatan (strengh) adalah komponen kondisi

fisik seseorang dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lii

bekerja. Kemudian pendapat dari Sudjarwo (1993: 81) mengemukakan “Kekuatan

otot atau muscular strength dapat didefinisikan sebagai kekuatan atau tegangan

yang dapat dikerahkan oleh otot atau sekelompok otot terhadap beban atau

tahanan dengan sekali usaha secara maksimal.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot

perut merupakan kemampuan dari otot atau sekelompok otot perut untuk dapat

mengatasi tahanan atau kontraksi melawan beban dalam menjalankan aktifitas.

Kekuatan otot perut merupakan salah satu faktor yang dapat menopang pada saat

melakukan gerakan tendangan depan dalam pencak silat sehingga menghasilkan

tendangan yang baik. Selain itu, sendi panggul juga memegang peranan penting

dalam melaksanakan berbagai jenis teknik dalam pencak silat. Tenaga yang

meledak pada akhir pukulan atau tendangan bersumber pada bagian bawah perut,

terutama perputaran panggul menambah tenaga pada bagian atas tubuh.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Otot Perut

Kekuatan otot merupakan daya penggerak tubuh, sehingga kekuatan otot

yang baik akan membantu dalam melakukan aktifitas fisik. Tanpa memiliki

kekuatan otot akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas. Kekuatan

otot merupakan dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan komponen

kondisi fisik lainnya. Kekuatan otot merupakan faktor untuk meningkatkan

kondisi fisik. Hal ini Harsono (1988: 177) menyatakan bahwa:

Pertama, karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Kedua, kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cidera. Ketiga, karena dengan kekuatan atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar, atau menendang lebih baik dan efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan baik tidaknya kekuatan yang

dimiliki seseorang dipengaruhi oleh tujuh faktor. Hal ini menunjukkan bahwa

kekuatan otot perut sebagai otot pendukung tendangan depan dapat dipengaruhi

oleh tujuh faktor tersebut. Apabila faktor-faktor tersebut tidak dimiliki oleh

seorang atlet, maka kekuatan otot yang dimiliki tidak baik, namun jika sebaliknya

maka kekuatan otot yag dimiliki adalah baik. Sehingga dapat menopang kualitas

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

liii

tendangan depan pencak silat menjadi efisien dan lebih akurat. Pada saat

melakukan tendangan depan diperlukan dukungan daro otot-otot perut yang baik,

karena saat melakukan tendangan secara otomatis otot perut akan berkontraksi

dan menopang gerakan lempar kaki agar hasil lemparan atau tendangan tersebut

menjadi maksimal dan bertenaga. Menurut M.Sajoto (1995: 77) beberapa otot

perut yang perlu dilatih sehinggan dapat menopang aktifitas olahraga antara lain

abdominalis, obliques eksternal dan internal, serta sterno eleidomastoid.

9. Kecepatan

a. Definisi Kecepatan

Pada pertandingan otomotif diperlukan kendaraan yang mempunyai

kecepatan yang tinggi. Untuk cabang olahraga yang lainnya kecepatan banyak

sekali di pergunakan. Olahraga beladiri (pencak silat, karate, taekwondo, dan lain-

lain) memerlukan kecepatan dalam tendangan, kecepatan reaksi dan lain-lain. Dari

contoh diatas dapat dilihat bahwa kecepatan-kecepatan yang ada berkaitan dengan

jarak dan waktu tempuh. Bahwa kecepatan di pengaruhi oleh jarak yang di

tempuh dan waktu yang di perlukan untuk menempuh jarak tersebut.

Menurut Harsono (1988: 216) berpendapat bahwa “Kecepatan adalah

kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu

jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa kecepatan mempunyai unsur

pemakaian waktu yang singkat, jadi apabila menginginkan kecepatan yang

maksimal, maka harus berusaha menempuh jarak dalam waktu yang singkat.

Selain itu pula dari penelitian ternyata bahwa otot manusia pada dasarnya terdiri

dari dua macam serabut otot yang mempunyai perbedaan kemampuan baik

fisiologis maupun biokimiawi serta dapat mempengaruhi baik tidaknya kecepatan

seorang etlet, dapat dilihat dari :

a. Macam fibril otot (pembawaan) :

Apabila banyak fibril otot berwarna putih berarti baik untuk kecepatan.

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

liv

Fibril otot merah baik untuk daya tahan (endurance).

Keduanya hanya seorang dokter ahli yang dapat menentukan.

b. Pengaturan system yang baik berarti koordinasi yang baik untuk menghasilkan

kecepatan.

c. Kekuatan otot, merupakan factor yang menentukan kecepatan.

d. Elastisitas otot, makin baik akan menyebabkan kontraksi otot yang baik

berarti kecepatan yang baik pula.

e. Sifat rilek dari otot, baik pengaruhnya terhadap kecepatan maupun penguasaan

teknik.

b. Klasifikasi Kecepatan

Seorang pesilat dalam bertanding harus mempunyai tendangan dan

pukulan cepat agar dapat mengenai sasaran sebelum di bendung lawan dan

bereaksi dengan cepat agar tidak terkena tendangan yang di arahkan padanya.

Begitu juga seorang pelari tentunya akan berusaha untuk meningkatkan kecepatan

berlarinya agar terlebih dahulu mencapai garis finish. Selain kecepatan harus

dimiliki tentunya unsur kondisi fisik lain juga harus dimiliki sesuai dengan cabang

yang di ikuti. Dari contah di atas, maka banyak macam kecepatan yang di

perlukan pada cabang olahraga. Karena itu pengklasifikasian agar lebih mudah

untuk mengerti tentang kecepatan tersebut. Pengklasifikasian tersebut menurut

Nossek (1982: 91) yaitu “ kecepatan sprint (sprinting speed), kecepatan reaksi

(reactiont speed), kecepatan bergerak (speed of movement). Kecepatan sprint yaitu

kemampuan atlet untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat

singkatnya. Kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan

dengan cepat. Sedangkan kecepatan bergerak adalah kemampuan atlet bergerak

secepat mungkin yang ditandai waktu antara gerak permulaan dengan gerak akhir.

Sedangkan menurut Bompa (1990: 249) berdasarkan ruang lingkup

aktivitasnya kecepatan di bedakan menjadi dua macam, yaitu kecepatan umum

(general speed) dan kecepatan khusus (special speed).

Kecepatan umum adalah kapasitas untuk melakukan (reaksi beberapa macam

gerakan motorik) dengan cara yang tepat. Persiapan fisik secara umum maupun

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lv

khusus dapat memperbaiki kecepatan umum. Dan kecepatan khusus adalah

kapasitas untuk melakukan suatu keterampilan pada kecepatan tertentu, baiasanya

sangat tinggi, kecepatan khusus adalah khusus untuk tiap cabang olahraga dan

sebagian besar tidak dapat di capai secara umum. Kecepatan khusus hanya

mungkin di kembangkan melalui metode khusus, namun demikian perlu di cari

bentuk latihan alternatifnya. Seseorang tidak boleh berharap akan terjadi transfer

yang positif, kecuali jika memperbaiki struktur gerakan yang mirip dengan pola

keterampilannya.

Dari pendapat di atas dapat di identifikasikan kecepatan dari kegiatan dan

di lihat dari pelaksanaan umum dan khusus, sehingga jelas pembagian dan

arahnya.

c. Kecepatan Tendangan Depan

Perpindahan dari saat posisi pasang lalu megangkat lutut sedekat mungkin

dengan dada sebagai start, gerakan ini di lakukan dengan cepat. Lentingan,

tekukan dan penglurusan lutut, dengan meluruskan kuat-kuat lutut yang di tekuk

meyerupai gerakan menyodok. Pada tendangan melenting, tempurung lutut

menjadi pusat dari gerakan setengah lingkaran. Saat meluruskan lutut posisi

tekukan tadi merupakan finish, dan semua gerakan itu di lakukan dengan cepat

untuk menghasilkan tendangan yang cepat dan mudah menjatuhkan lawan atau

mendapat point.

d. Cara Pengukuran Kecepatan Tendangan

Alat ukur untuk mengukur kecepatan ada beberapa macam, salah satunya

yaitu dengan photogate meter. Yang mempunyai prinsip memotong dua arus yaitu

arus pertama sebagai start (mulai perhitungan) dan arus kedua sebagai finish

(akhir perhitungan). Adapun alat yang sekarang telah dikembangkan akhir-akhir

ini dan berasal dari Jerman adalah dengan metode Dartfish Prosuite. Dartfish

Prosuite adalah alat ukur yang berbentuk softwer komputer yang cara

pengambilannya dengan menggunakan kamera video dan kemudian di hubungkan

atau diolah kedalam program softwer tersebut untuk menganalisa, dan mengukur

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lvi

kecepatan, bisa juga untuk mengukur power khususnya untuk gerakan-gerakan

yang mengunakan analisa khusus karena tidak dapat diukur dengan alat secara

manual. Oleh sebab itu peneliti akan menggunakan alat terbaru yaitu Dartfish

Prosuite agar data yang diperoleh lebih valid dan karena efesiensi dan

keefektifannya lebih baik dengan tingkat ketelitian 1/1000 hingga 1/10.000 detik.

Tes yang akan di gunakan yaitu berbentuk tendangan, sehingga teknik dan

pelaksanaanya di sesuaikan dengan bentuk gerakan yang akan dites yaitu

kecepatan menendang. Dengan menggunakan bentuk sasaran diam yang berupa

samsak ataupun target.

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran, untuk

dapat sampai pada penemuan jawaban sementara, atas masalah yang di rumuskan.

Dalam sebuah penelitian sangat besar artinya karena akan dapat memberikan

gambaran hubungan antar variabel-variebel yang diteliti. Kerangka pemikiran

yang telah dikemukakan di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini

adalah:

1. Metode Latihan dengan Menggunakan Latihan Beban Secara Linier dan

Non Linier Terhadap Kecepatan Tendangan Depan Pencak Silat

Suatu bentuk latihan selalu menuntut kerjasama yang harmonis dari

beberapa sistem organ tubuh, kemampuan biomotorik dan psikologis. Dengan

demikian pada tahap awal (preperation), pelatih harus menyusun program latihan

yang memungkinkan perkembangan fungsional yang menyeluruh dari tubuh.

Kedua metode latihan beban tersebut bertujuan untuk menilai seberapa

besar efektifitas latihan dengan menggunakan beban, baik digunakan beban secara

linier maupun non linier. Dengan melalui latihan beban secara linier, maka beban

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lvii

akan terus meningkat dari minggu pertama sampai dengan minggu berikutnya

secara terus menerus dan konstan. Sedangkan latihan beban secara non linier,

dengan perbedaan pemberian beban dilakukan dengan bergelombang, setelah

menambah beban dari minggu pertama, beban meningkat, tetapi setelah minggu

pertengahan, yaitu minggu ke empat, beban di turunkan untuk memberikan kesan

kepada organ-organ tubuh untuk melakukan regenerasi (mengumpukan tenaga)

untuk melakukan beban latihan yang berat lagi atau meningkatkan beban ke

minggu lima dan minggu enam.

Disamping itu juga melalui kedua latihan tersebut masing-masing

memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda. Menurut Nossek (1982:

87) menyatakan bahwa”Gerakan-gerakan kecepatan di lakukan melawan

perlawanan yang berbeda-beda (berat badan, berat besi, air, dan lain-lain) dengan

efek bahwa pengaruh kekuatan juga menjadi faktor yang kuat. Kerena gerakan-

gerakan kecepatan dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin, kecepatan

secara langsung bergantung pada waktu ada pengaruh kekuatan”.

Kemungkinan akan kekuatan yang bertambah dan ketahanan melalui

latihan yang di spesialisasi adalah sangat tinggi sampai 100 %, sebaliknya

peningkatan kecepatan sangat terbatas, misalnya peningkatan kecepatan lari hanya

berjumlah 20 % – 30 % saja. Keterbatasan semacam itu tergantung pada tingkat

yang tinggi pada susunan otot dan gerakan proses-proses syaraf. Seorang atlet

yang otot-ototnya terutama terdiri dari serat-serat merah tidak bias berkembang

menjadi pelari kelas teratas. Sebagaimana kontraksi kecepatan otot-otot

merupakan pembawaan sejak lahir.

Pada sisi yang lain interaksi yang lebih baik adalah antara susunan syaraf

pusat dan otot-otot yang tepat (koordinasi intra otot) dengan menggunakan latihan

kecepatan yang berulang-ulang juga memberikan sumbangan kepada perbaikan

kecepatan. Semakin kuat dan semakin cepat sinyal yang datang akan merangsang

otot tersebut (dan sebanyak mungkin serat-serat otot), semakin kuat semakin

cepatlah kontraksi.

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lviii

2. Perbedaan Pengaruh Penjang tungkai Tinggi dan Panjang Tungkai

Rendah Terhadap Kecepatan Tendangan Depan Pencak Silat

Kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seseorang

olahragawan untuk bereaksi secara cepat bila di rangsang dan untuk menampilkan

atau melakukan gerakan secepat mungkin. Hal-hal yang di mungkinkan dalam

mempengaruhi kecepatan antara lain gerakan proses syaraf, perangsangan

perhentian, kontraksi dan relaksasi, elastisitas otot, peregangan dan kontraksi

kapasitas otot, koordinasi otot antara sinergis dan antagonis, kekuatan kecepatan,

teknik olahraga, dan daya kehendak.

Peningkatan kecepatan yang sesingkat mungkin disebut sebagai akselerasi.

Disini olahragawan tersebut harus menahan atau menaggulangi kelembaman

badan sendiri atau beban sebuah besi. Akibatnya akselerasi memperoleh kekuatan

yang maksimum dan eksplosif dalam tahap awalnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan antara lain: kekuatan otot

yang bekerja, panjang tungkai, frekuensi gerakan, teknik, ketajaman panca indra

dalam menerima rangsang, respon atau kecepatan gerak, daya ledak otot, power

otot, koordinasi antar gerakan dan kelincahan, serta keseimbangan.

Dalam daya ledak atau power terdapat dua unsur yaitu kekuatan otot dan

kecepatan dalam menggerakkan tenaga yang di miliki tersebut secara maksimal.

Dari hal tersebut dapat dirumuskan bahwa power otot tungkai merupakan

kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai dalam mengatasi tahanan beban

atau dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Jika seorang

memiliki kekuatan otot tungkai yang baik akan mempunyai kecepatan gerakan

yang baik pula. Karena power sama dengan hasil perkalian antara kekuatan dan

kecepatan. Oleh karena itu pada saat melakukan gerakan tendangan, otot-otot

tungkai harus dikerahkan seoptimal mungkin pada teknik yang benar, sehingga

tendangan akan mempunyai kualitas yang baik juga.

Orang tinggi umumnya anggota badannya seperti lengan dan tungkainya

pun juga panjang. Bentuk tubuh serta badan yang demikian akan memberikan

keuntungan bagi cabang olahraga yang spesifikasinya memerlukan tubuh yang

demikian. Disamping itu juga mempunyai kelemahan terutama dalam

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lix

mempertahankan keseimbangan dan mengangkat berat di bandingkan dengan

orang yang lebih pendek apabila faktor-faktor yang lain sama. Untuk

keseimbangan, orang yang tinggi, titik berat badannya juga akan lebih tinggi,

sehingga akan lebih labil di bandingkan dengan orang yang lebih pendek.

Sehingga bentuk yang demikian, kurang cocok untuk olahraga seperti gulat dan

judo, yang sangat memerlukan faktor keseimbangan. Dengan demikian menurut

Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996: 74) menyatakan bahwa “Orang

yang tinggi dengan kaki yang panjang, letak titik berat badannya juga tinggi. Ini

berarti tinggi tinggal landasnya juga tinggi, maka jarak antara tinggi tinggal landas

dengan mistar akan lebih pendek di banding dengan orang yang pendek”. Selain

itu juga berat badan mempunyai peranan penting di dalam mempertahankan

keseimbangan, kalau ada kekuatan yang bekerja pada badan. Makin berat badan

makin stabil. Dengan demikian, di duga antara panjang tungkai tinggi dan panjang

tungkai rendah memiliki perbedaan pengaruh terhadap kecepatan tendangan

depan pencak silat.

3. Interaksi Antara Metode Latihan Beban dan Panjang Tungkai Terhadap

Kecepatan Tendangan Depan Pencak Silat

Latihan beban dengan pembebanan secara linier dan non linier merupakan

salah satu variasi metode untuk mencari bentuk latihan yang efektif dalam hal ini

terhadap pengaruh tendangan depan pencak silat.

Keberhasilan pada penerapan latihan yang efektif dan efisien di dukung

dengan kualitas teknik yang optimal akan menghasilkan tujuan pembelajaran yang

baik. Disamping itu juga perlu di dukung dengan kondisi fisik yang memadai.

Kekuatan otot tungkai dan di dukung dengan kecepatan yang maksimal akan juga

berpengaruh pada pola permainan dalam pencak silat, terutama pada tendangan

yang akan di teliti melalui latihan-latihan yang mendukung gerakan guna

menunjang tujuan yang ingin di capai. Kekuatan dan juga pengaruh dari panjang

tungkai pada atlet mungkin akan mempengaruhi penampilan melakukan gerakan

tendangan depan yang baik dan benar serta berkualitas. Dengan demikian di duga

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lx

antara pola latihan beban yang di uraikan di atas dan pengaruh panjang tungkai

memiliki interaksi di antara keduanya.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh latihan berbeban dengan pembebanan linier dan non

linier terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan

Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008.

2. Ada perbedaan pengaruh antara panjang tungkai tinggi dan panjang tungkai

rendah terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan

Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008.

3. Ada interaksi antara latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan

tendangan depan pencak silat pada perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate

cabang Solo tahun 2008.

BAB II

LANDASAN TEORI

D. Tinjauan Pustaka

10. Pencak Silat

a. Definisi Pencak Silat

Pencak silat merupakan olahraga asli bangsa Indonesia warisan nenek

moyang kita. PB IPSI (1995: 3) dalam O’ong Maryono (1998: 7) menyatakan

bahwa “Pencak silat adalah gerak serang bela yang teratur menurut sistem, waktu,

tempat dan iklim denga selalu menjaga kehormatan masing-ma`sing secara

ksatria, tidak mau melukai perasaan, jadi pencak silat menuntut pada segi lahiriah.

Silat adalah gerak serang bela yang erat hubungannya dengan rohani, sehingga

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxi

menghidup suburkan naluri, menggerakkan hati nurani manusia, langsung

menyerah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan arti kata pencak silat dapat dirumuskan bahwa, pencak silat

merupakan gerak dasar beladiri yang didasarkan pada peraturan yang berlaku

yang bersumber dari kerohanian dan menghindari dari segala malapetaka. PB IPSI

bersama BAKIN (1975) dalam Srihati Waryati dan agus Mukholid (1992: 15)

menyatakan bahwa pengertian pencak silat adalah “Hasil budaya manusia

Indonesia untuk membela dan mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan

integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup dan alam sekitarnya

untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa”.

Pencak silat mengandung beraneka ragam aspek, yaitu olahraga yang

mengandalkan kekuatan, pencak silat adalah juga olah batin, olah nafas, perasaan

seni dan rasa kebersamaan yang tinggi. Menurut IPSI (1994: 6) dalam O’ong

Maryono (1998: 9) bahwa secara substansial “Pencak silat adalah suatu kesatuan

dengan empat rupa catur tunggal, seperti tercermin dalam senjata trisula pada

lambing IPSI, dimana ketiga ujungnya melambangkan unsur seni, beladiri dan

olahraga serta gagangnya mewakili unsur mental, spiritual”.

b. Unsur-unsur dalam Pencak Silat

Pencak silat adalah sebagai gerak beladiri yang sempurna yang bersumber

pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan

bersama, meghindarkan diri manusia dari bencana dan segala sesuatu yang jahat

(Srihati Waryati dan Agus mukholid, 1992: 14)

Pada dasarnya istilah atau nama pencak silat megandung unsur-unsur

pengertian seperti tersebut diatas, yang merupakan isi dari pencak silat.

Disamping unsur-unsur tersebut, menurut Sumarno dkk (1992: 194) ada empat

aspek atau unsur dalam pencak silat, yaitu “(1) unsur olahraga, (2) unsur kesenian,

(3) unsur beladiri, dan (4) unsur kerohanian atau mental spiritual. Untuk lebih

jelasnya unsur-unsur tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

5) Unsur Olahraga

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxii

Ditinjau dari segi olahraga, pencak silat mempunyai batasan-batasan

tertentu sesuai dengan tujuan gerak dan usaha untuk memenuhi fungsi jasmani

dan rohani. Sumarno dkk (1992: 196) menyatakan “ Olahraga adalah setiap

kegiatan jasmani yang dilandasi semangat perjuangan melawan diri sendiri, orang

lain utau unsur-unsur alam, yang jika dipertandingkan harus dilaksanakan secara

ksatria, sehingga merupakan pendidikan pribadi yang ampuh”.

Dengan demikian segala kegiatan atau usaha yang mendorong ,

membangkitkan, megembangkan dan membina kekuatan jasmani maupun rohani

bagi setiap menusia dapat digolongkan sebagai olahraga. Usaha-usaha untuk

mengembangkan unsur-unsur olahraga yang terdapat pada pencak silat sebagai

olahraga umum, dapat dibagi dalam intensitasnya yaitu, (1) olahraga pendidikan,

(2) olahraga prestasi, (3) olahraga rekreasi atau missal. Srihati Waryati dan Agus

Mukholid (1992: 17)

Pencak silat sebagai olahraga pendidikan ditekankan pada pembinaan

keterampilan jasmani, terutama pembentukan sikap dan gerak serta

mengembangkan pembinaan mental atau rohani yaitu dengan menanamkan rasa

kepercayaan kepada diri sendiri serta sifat-sifat budi pekerti yang luhur.

Sebagai olahraga prestasi, pencak silat dibina sesuai dengan asas dan

norma olahraga, yaitu disamping mengembangkan pembinaan fisik dan teknik,

diutamakan pula dalam memupuk sifat-sifat ksatria dalam pelaksanaannya. Di

dalam olahraga prestasi ini, dialksanakan juga pertandingan-pertandingan pencak

silat dari tingkat daerah sampai tingkat nasional.

Pencak silat sebagai olahraga rekreasi atau olahraga missal,

penampilannya merupakan suatu yang dapat dinikmati oleh khalayak ramai

dengan megutamakan leindahan gerak dan irama. Pertunjukan pencak silat

rekreasi ini dapat dipandu dengan unsur kesenian, tetabuhan dalam bentuk

permainan tunggal, permainan ganda dan beregu atau secara missal.

6) Pencak Silat sebagai Unsur Seni

Ciri khas lainnya dari pencak silat adalah merupakan bagian dari kesenian.

Di daerah-daerah tertentu terdapat perubahan atau iringan musik khas. Pada

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxiii

kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu

pendalaman khusus. Pencak silat sebagai seni harus menurut ketentuan,

keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa dan wiraga.

7) Pencak Silat sebagai Unsur Beladiri

Pada dasarnya pencak silat adalah usaha pembelaan diri agar selamat dari

serangan lawan. Dengan demikian unsur-unsur geraknya terdapat dua bagian,

yaitu unsur untuk menyerang, dan unsur untuk membela termasuk usaha

menyelamatkan diri.

Melalui latihan-latihan tang tekun di bawah bimbingan guru pencak silat

atau pendekar, maka seorang siswa atau pesilat dapat memupuk dan

meningkatkan kemampuan, ketangkasan, keterampilan, dan kekuatannya dalam

melakukan serangan ataupun pembelaan.

Pencak silat Indonesian mengutamakan pembelaan diri daripada

menyerang. Oleh karena itu pancake silat disebut seni beladiri, bukan seni

menyerang. Kemampuan membela diri dari kelompok-kelompok perorangan

dapat di manfaatkan untuk kepentingan menjaga keamanan alam sekitar atau

kepentingan keamanan lingkungan.

8) Pencak Silat sebagai Sarana Pendidikan Mental dan Kerohanian

Melalui unsur-unsur pencak silat seperti unsur olahraga, kesenian dan

beladiri tersebut, pencak silat merupakan suatu sistem dan wadah pendidikan

jasmani dan rohani. Melalui latihan-latihan yang teratur dan kontinyu seorang

pesilat di didik untuk mengembangkan keterampilan. Dengan pendidikan pencak

silat juga ditanamkan penghayatan pada alam kehidupan dan perjuangan hidup

serta hidup bermasyarakat pada umumnya.

Srihati Waryati dan Agus Mukholid (1992: 19) menyatakan bahwa

“Pencak silat megajarkanbudi pekerti luhur, yang ada pada dasarnya adalah

megembangkan sifat dan sikap yang selalu (1) taqwa kepada Tuhan yang Maha

Esa, (2) menghormati harkat martabat manusia, (3) meletakkan kepentingan

persatuan diatas kepentingan pribadi, (4) mengunakan jalan musyawarah di dalam

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxiv

memecahkan permasalahan bersama, dan (5) memberikan dharma bakti bagi

kepentingan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat”.

c. Sifat-sifat Pencak Silat

Dalam gerakkannya, pencak silat mempunyai sifat dan ciri-ciri tertentu.

Menurut Srihati Waryati dan Agus Mukholid (1996: 15), pencak silat mempunyai

sifat-sifat antara lain:

1) Bersifat halus, lentuk dan lemas, kekerasan sesaat.

2) Tidak membutuhkan ruangan luas, tidak suka meloncat dan

mengguling (kecuali permainan harimau atau monyet).

3) Gerakan tangan halus dan selaras, gerakan tangan dapat terbuka untuk

memancing.

4) Langkah ringan ke segala penjuru.

5) Tidak banyak bersuara.

6) Pernafasan wajar.

7) Banyak permainan rendah

8) Tendangan sedang-sedang

Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki dalam pencak silat tersebut

menunjukkan bahwa, pada dasarnya pencak silat merupakan olahraga beladiri

yang halus, lentuk, dan lemas, sehingga setiap gerakan yang dilakukan terdapat

unsur seni yang enak dilihat. Hal inilah yang membedakan olahraga beladiri

pencak silat ini dengan olahraga beladiri lainnya seperti kempo, taekwondo, yudo,

karate, yang mana olahraga beladiri tersebut banyak unsur kerasnya dan banyak

mengeluarkan suara.

d. Teknik dalam Pencak Silat

Penguasaan teknik merupakan suatu landasan untuk mencapai prestasi

yang tinggi dalam pencak silat. Menurut Suharno HP (1993: 42) menyatakan

bahwa “Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek

sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga”.

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxv

Pada dasarnya teknik dalam beladiri pencak silat mengacu pada pola gerak

dan kaidah tertentu. Menurut standar IPSI secara nasional teknik yang digunakan

dalam pencak silat meliputi sikap kuda-kuda, sikap pasang, pola langkah, teknik

belaan, teknik hindaran, teknik serangan, dan tangkapan.

Teknik-teknik tersebut merupakan rangkaian gerakan yang saling

berhubungan dan memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan pencak silat.

Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam pencak silat, maka macam-macam

teknik dasar pencak silat seperti tersebut diatas harus dikuasai dengan baik.

11. Tendangan dalam Pencak Silat

d. Serangan dalam Pencak Silat

Dalam pertandingan olahraga pada ketegori tanding, dimana untuk

memenangkan suatu pertandingan yang terpenting adalah memanfaatkan anggota

tubuh seperti tangan, lengan, siku, kaki, tungkai, lutut dalam memperoleh nilai

sebanyak-banyaknya secara efektif, efisien dan praktis. Gerakan serangan dan

belaan yang dilakukan oleh pesilat harus berpola, mulai dari sikap awal atau sikap

pasang dilanjtkan pola langkah (sekurang-kurangnya 3 pola langkah) serta adanya

koordinasi dalam melakukan serangan dan belaan, dan harus kembali pada sikap

pasang.

Sikap pasang mempunyai pengertian sikap taktik untuk menghadapi lawan

yang berpola menyerang atau menyambut, dimana bila ditinjau dari sistem

beladiri, “pasang” berarti kondisi siap tempur yang optimal. Dalam

pelaksanaanya, sikap pasang merupakan kombinasi dan koordinasi kreatif dari

kuda-kuda, sikap tubuh dan sikap tangan serta meliputi sikap berbaring, duduk,

jongkok, dan berdiri. Sikap pasang merupakan gerakan statis dari gerakan pencak

silat. Dengan membentuk sikap pasang, pesilat mengekspresikan status siaga dan

waspada yang sewaktu-waktu dapat diubah melaksanakan tindakan taktis tertentu.

Pola langkah adalah gerakan yang dinamik yaitu teknik untuk berpindah

atau mengubah posisi dengan kewaspadaan mental dan indera yang optimal untuk

mendapatkan posisi yang menguntungkan dalam rangka mendekati lawan. Bentuk

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxvi

pola langkah seperti gerakan lurus, zig-zag, segitiga, ladam, diagonal bentuk “s”

serta ganda.

Dalam melakukan serangan pesilat harus berpola dari sikap “pasang” atau

siap tempur sebagai sikap taktik bertanding, kemudian melangkah dengan terpola,

serta koordinasi yang baik dalam melakukan serangan dan belaan. Setiap selesai

melakukan serangan pesilat harus kembali dalam sikap “pasang”. Hal ini disebut

dengan kaidah dalam pencak silat. Kaidah teknik ini membedakan pencak silat

lain dengan beladiri seperti tinju, yudo, karate, teakwondo, gulat dan lain-lain,

serta menjadikannya sebagai perwujudan yang khas dari kebudayaan melayu,

khususnya kebudayaan Indonesia.

Dalam melakukan serangan harus tersusun dengan teratur dan berangkai

dengan berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan.

Apabila rangkaian serang bela lebih dari 4 jenis serangan, maka akan dihentikan

oleh wasit. Penetapan 4 jenis serangan didasarkan atas filosofi, menurut O’ong

Maryono (1998: 252) bahwa manusia terbentuk dari campuran empat anasir yang

terkandung dalam makrokosmos yaitu api (agni), bumi (bawon), angina (bayu),

dan air (tirta). Dalam pandangan kejawen keempat anasir ini merupakan saudara

gaib dari setiap orang seperti tercantum dalam ucapan “sedulur papat, lima

pancer” yang berarti saudara empat, lima diri sendiri. Seirama dengan anasir-

anasir ini juga, manusia memiliki empat perwujudan nafsu (patang pratara) yaitu

berupa amarah (kemarahan), luwanah (suka minum), supiyah (nafsu birahi), dan

mutmainah (rasionalitas duniawi).

Teknik serangan dapat dilakukan dengan tangan atau lengan biasa disebut

pukulan, dapat dilakukan dengan berbagai kuda-kuda dan bentuk tangan seperti

mengepal, setengah mengepal atau terbuka, serta dengan siku memperhatikan

lintasan serangan yang benar dan bertenaga. Juga dapat dilakukan dengan kaki

atau sering disebut tendangan. Tendangan merupakan serangan dengan

menggunakan kaki yang bertujuan untuk mengenai atau menjatuhkan lawan agar

memperioleh point dalam suatu pertandingan pencak silat. Berdasarkan jenisnya,

tendangan dalam pencak silat dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain

tendangan depan, tendangan melingkar, sapuan dan sebagainya.

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxvii

e. Jenis-jenis Tendangan dalam Pencak Silat

Tendangan dalam pencak silat dapat dilakukan dengan berbagai macam

dan versi. Menurut Munas IPSI IX (1993: 10) dijelaskan:

Ditinjau dari komponen penting yang digunakan lintasan dan kenaannya tendangan meliputi:

1) Tendangan taji yakni dilaksanakan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya lurus ke depan, ke bawah atau ke samping dan kenaannya pada tumiy kaki.

2) Tendangan depan yakni tendangan nyang dilaksanakan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai dalam posisi tegak, lintasannya lurus ke depan dan kenaanya pada ujung telapak kaki.

3) Tendangan samping yakni tendangan yang dilakukan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya lurus ke depan dan kenaannya pada ujung telapak kaki.

4) Tendangan busur yakni tendangan yang dilakukan dengan meggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya dari bawah dan kenaanya pada punggung kaki.

5) Tendangan sabit yakni tendangan yang dilaksanakan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya dari samping dan kenaannya pada punggung kaki.

6) Tendangan cangkul yakni tendangan yang dilakukan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya dari atas dan kenaannya pada tumit kaki.

7) Tendangan lingkar yakni tendangan yang dilaksanakan dengan menggunakan sebelah kaki atau tungkai, lintasannya melingkar ke samping dan kenaanya pada tumit telapak kaki.

8) Tendangan kuda yakni tendangan yang dilaksanakan dengan menggunakan kedua belah kaki atau tungkai lintasannya ke belakang dan kenaannya pada kedua telapak kaki.

Berdasarkan jenis-jenis tendangan diatas menunjukkan bahwa, pada

dasarnya serangan dengan tungkai terdiri atas serangan kaki dan serangan lutut.

Serangan dengan kaki (tendangan) dapat menggunakan bagian kaki yang meliputi

punggung kaki, telapak kaki, ujung kaki, tumit, sisi kaki dan pergelangan kaki.

Serangan melalui kaki dapat dilakukan dengan posisi lintasan depan, samping,

belakang dan busur.

f. Teknik Tendangan Depan

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxviii

Gerakan tendangan depan merupakan gerakan frontal atau depan.

Tendangan depan merupakan bentuk serangan yang cukup efektif untuk

memperoleh nilai atau point dalam pencak silat. Untuk dapat melakukan

tendangan depan, harus menguasai teknik tendangan depan dengan baik dan

benar. Teknik tendangan depan terdiri atas sikap awal, lontaran, dan pendaratan

(kembali ke posisi awal). Untuk lebih jelasnya teknik tendangan depan diuraikan

sebagai berikut:

1) Sikap Awal

Pada awalan tendangan depan dibutuhkan gerakan yang betul-betul luwes,

diikuti dengan pasang kuda-kuda kaki kiri atau kaki kanan, lutut pada kaki depan

ditekuk vertical diatas ibu jari kaki belakang. Telapak kaki kanan dan telapak kaki

kiri terletak dalam dua garis sejajar berjarak kurang lebih satu telapak, diikuti

kedua tangan sehinggan pada saat akan melakukan gerakan lebih efektif.

2) Lontaran

Bentuk lontaran pada tendangan depan yaitu kaki lurus ke depan. Hal ini

sebagai lintasannya, di mulai dari kaki di angkat ke depan dengan posisi lutut

ditekuk, diusahakan paha diangkat setelah diperkirakan pas untuk melakukan

tendangan, maka kaki segera dilontarkan kea rah depan. Perkenaan pada sasaran

menggunakan ujung telapak kaki, kelima jari membentuk sudut ke atas.

3) Pendaratan (kembali ke posisi awal)

Gerakan ini dilakukan setelah melakukan tendangan depan dan secara

otomatis berusaha menganai sasaran. Setelah megenai sasaran, kaki yang

digunakan untuk menendang segera kembali ke posisi awal dengan tetap menjaga

keseimbangan.

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxix

Gambar 1 : Sikap pasang dan gerakan tendangan depan

(Johansyah Lubis, 2004: 49)

12. Latihan

d. Definisi Latihan

Untuk mencapai prestasi olahraga harus melalui pengembangan terhadap

unsur-unsur yang dibutuhkan dalam olahraga melalui latihan yang baik dan

teratur. Berikut ini disajikan betas an latihan yang dikemukakan oleh beberapa

ahli sebagai berikut:

1) Menurut Harsono (1988: 101) latihan adalah proses yang sistematis dari latihan atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah latihan atau pekerjaannya.

2) Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 6) latihan adalah proses yang sistematis dan kontinyu dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuan.

3) Menurut Suharno HP (1993: 7) latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik, teknik, taktik dan msecara teratur, terarah, meningkat, bertahap dan berulang-ulang waktunya.

Dari ketiga batasan latihan diatas dapat disimpulkan bahwa, latihan adalah

suatu aktivitas olahraga yang dilakukan dengan berulang-ulang, secara kontinyu

dengan peningkatan beban secara periodic dan berkelanjutan yang dilakukan

berdasarkan jadwal, pola dan sistem serta metode tertentu untuk mencapai tujuan

yaitu meningkatkan prestasi olahraga.

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxx

Dalam pelaksanaan latihan, aspek-aspek yang mendukung terhadap

pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal.

Menurut Rusli Lutan dkk (1992: 88), aspek-aspek latihan yang harus dilatih dan

dikembangkan untuk mencapai prestasi olahraga meliputi latihan fisik, latihan

teknik, latihan taktik, dan latihan mental.

e. Prinsip Latihan

Prestasi dalam olahraga dapat dicapai dan ditingkatkan melalui latihan

secara intensif. Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan

yang benar. Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya

dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik (Yosef Nosseck 1982:

14). Agar tujuan latihan dapat tercapai secara optimal, hendaknya diterapkan

prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat. Prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan dalam latihan olahraga menurut Harsono (1988: 102-112) adalah “(1)

prinsip beban lebih (overload principle), (2) prinsip perkembangan menyeluruh,

(3) prinsip spesialisasi, (4) prinsip individualisasi”.

Prestasi olahraga akan meningkat apabila latihan yang dilakukan

berlandaskan pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Agar tujuan latihan dapat

tercapai sesuai yang diharapkan, maka pelaksanaan latihan harus berpedoman

pada prinsip-prinsip latihan yang benar seperti tersebut diatas. Prinsip-prinsip

latihan yang telah disebutkan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Prinsip Beban Lebih (Over Load Principle)

Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang harus dipenuhi.

Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk memperoleh

peningkatan kemampuan kerja. Kemampuan seseorang dapat meningkat jika

mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat, yaitu diatas beban

latihan yang biasa diterimanya. Menurut M. Sajoto (1995: 43) “Prinsip beban

lebih tersebut akan merangsang penyesuaian fungsi fisiologis dalam tubuh”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Rusli Lutan dkk (1992: 95) bahwa:

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxi

Setiap bentuk latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental sekalipun harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban latihan terlalu ringan artinya di bawah kemampuannya, maka berapa lamapun atlet berlatih, betapa seringpun dia berlatih atau sampai begaimana capekpun dia mengulang-ulang latihan itu, prestasinya tidak akan meningkat. Pendapat diatas menunjukkan bahwa, prinsip beban lebih bertujuan untuk

meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh. Pembebanan latihan yang lebih

berat dari sebelumnya tersebut akan merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan

beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat. Kemampuan tubuh

akan meningkat di mungkinkan akan mampu memcapai prestasi yang lebih baik.

Salah satu hal yang harus di ingat, dalam peningkatan beban latihan tiodak boleh

terlalu tinggi atau berlebihan. A. Hamidsyah Noer (1996: 10) mengemukakan

bahwa :

Peningkatan beban latihan hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlet serta di tingkatkan setahap demi setahap. Sebab bila suatu latihan yang diberikan terlalu cepat dengan pemberian beban latihan yang di tingkatkan secara cepat pula, maka akan menyebabkan terjadinya kelainan-kelainan dalam tubuh. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam peningkatan beban latihan

harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan. Beban latihan yang terlalu

berat tidak akan meningkatkan kemampuan atlet, tetapi justru sebaliknya yaitu

kemunduran kemampuan kondisi gisik atau dapat mengakibatkan atlet menjadi

sakit.

2) Prinsip Perkembangan Menyeluruh

Pada prinsipnya komponen kondisi fisik merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan, baik dalam peningkatan maupun dalam pemeliharaannya.

Perkembangan menyeluruh dari kemampuan kodisi fisik merupakam dasar dalam

pembentikan prestasi, meskipun pada akhirnya tujuan dalam latihan adalah

kemampuan yang bersifat khusus, namun kemampuan yang bersifat khusus

tersebut harus didasari oleh kemampuan kondisi fisik secara menyeluruh. Harsono

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxii

(1988: 109) mengemukakan “Secara fungsional spesialisasi dan kesempurnaan

penguasaan cabang olahraga di dasarkan pada perkembangan multilateral”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sebelum diberi latihan secara

khusus yang ditujukan pada unsur kondisi fisik tertentu sesuai dengan cabang

olahraga yang dikembangkan, unsur kondisi fisik secara menyeluruh harus

dikembangkan. Dengan dasar kemampuan kondisi fisik yang baik secara

menyeluruh, maka pengembangan unsur kondisi fisik khusus yang sesuai dengan

tuntutan cabang olahraga yang dikembangkan, maka prestasi yang tinggi dapat

dicapai.

3) Prinsip Spesialisasi

Pada dasarnya pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat

khusus, sesuai dengan karakteristik gerakan keterampilan, unsur kondisi fisik dan

sistem energi yang digunakan selama latihan. Sadoso Sumosardjuno (1994: 10)

menyatakan “Latihan harus dikhususkan pada olahraga yang dipilihnya serta

memenuhi kebutuhan khusus dan strategi untuk olahraga yang dipilih”. Pendapat

lain dikemukakan Soekarman (1986: 60) “Latihan itu harus khusus untuk

meningkatkan kekuatan atau sistem energi yang digunakan dalam cabang olahraga

yang bersangkutan”. Proses latihan yang dilakukan harus menyangkut pada

pengembangan potensi energi maupun penampilan dari keterampilan olehraga

yang dikembangkan.

Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, program

latihan yang dilaksanakan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang

akan dicapai. Bentuk latihan yang dilakukan harus memiliki ciri-ciri tertentu

sesuai dengan cabang olahraga yang akan dikembangkan. Baik pola gerak, jenis

kontraksi otot maupun kelompok otot yang dilatih harus disesuaikan dengan jenis

olahraga yang dikembangkan.

4) Prinsip Individualisasi

Manfaat latihan akan lebih berarti, jika di dalam pelaksanaan latihan

didasarkan pada karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih. Perbedaan antara

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxiii

atlet yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat kemampuan dasar serta

prestasinya juga berbeda. Oleh karena perbedaan individu harus diperhatikan

dalam pelaksanaan latihan, Sadoso Sumosardjuno (1994: 13) mengemukakan

bahwa “Meskipun sejumlah atlet dapat diberi program pemantapan kondisi fisik

yang sama,tetapi kecepatan kemajuan dan perkembangan tidak sama”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan yang diterapkan harus

bersifat individu. Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang

diterapkan direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi

atlet. Sudjarwo (1993: 318) mengemukakan “Faktor umur, seks (jenis kelamin),

kematangan, tingkat kebugaran saat itu, lama berlatih, ukuran tubuh, bentuk tubuh

dan sifat-sifat psikologis harus menjadi bahan pertimbangan bagi pelatih dalam

merancang peraturan latihan bagi tiap olahragawan”. Kemampuan atlet akan

meningkat bergantung pada program latihan yang diterapkan. Sebagai seorang

pelatih harus cermat dan tepat dalam menyusun program latihan untuk atletnya,

agar tujuan latihan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik.

f. Pengaruh Latihan

Latihan yang dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu serta

diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat akan menyebabkan

perubahan-perubahan tubuh yang mengarah pada peningkatan kemampuan tubuh

untuk melaksanakan kerja yang lebih baik. Perubahan-perubahan yang terjadi

dalam tubuh setelah melakukan latihan antara lain:

1) Perubahan Sistem dan Fungsi Organisme dalam Tubuh

Pengaruh latihan terhadap perubahab sistem dan fungsi organisme dalam

tubuh tersebut terdiri atas biokimia dan system otot rangka serta perubahab

kardiorespiratori.

c) Perubahan Biokimia dan Sistem Otot Rangka

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxiv

Kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur dan kontinyu dapat

merangsang kerja enzim di dalam tubuh dan merangsang pertumbuhan sel otot

(hipertropi). Jonath U Haag dan Krempel R (1987: 11) mengemukakan “Otot

yang terlatih pada umumnya menjadi lebih besar dan lebih kuat daripada yang

tidak terlatih, karena ukuran penampang lintang maupun volumenya menjadi lebih

besar”. Pendapat lain dikemukakan oleh Dangsina Moeloek dan Arjatmo

Tjokronegoro (1984: 37) “Latihan jasmani bila dilakukan secara

teratur,membawakan kesegaran jasmani secara menyeluruh bagi pelakunya.

Penampilan fisik yang baik merupakan keuntungan yaitu otot-otot tubuh lebih

mampu dan tahan melakukan pekerjaan berat tanpa cepat merasa lelah”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut diatas menunjukkan bahwa latihan

yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu akan memberi pengaruh terhadap

tubuh. Pengaruh latihan yang ditimbulkan secara boikimia akan meningkatkan

jumlah motokondria dalam otot rangka dan meningkatkan aktivitas enzim untuk

metabolisme energi. Selanjutnya pengaruh latihan terhadap sistem otot rangka

menjadi lebih besar dan lebih kuat. Hal demikian mempunyai manfaat yang besar

terhadap aktivitas olahraga atau melakukan pekerjaan.

d) Perubahan Kardiorespiratori

Latihan fisik yang dilakukan secara baik dan teratur akan meningkatkan

kapasitas total paru-paru dan volume jantung, sehingga kondisi atau kesegaran

jasmani atlet akan meningkat. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan

yang diberikan terhadap tubuh. Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 21)

“Adaptasi atlet yang baik dapat ditandai dengan adanya perubahan secara

fisiologis sebagai berikut: (1) frekuensi denyut nadi berkurang dan tensi darah

turun waktu istirahat, (2) pengembangan otot jantung (delatasi), (3) Homoglobin

(Hb) dan glikogen dalam otot bertambah,(4) frekuensi pernafasan turun dan

kapasitas vital bertambah”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan yang dilakukan teratur

akan meningkatkan kamampuan kerja jantung dan pernafasan, sehingga akan

meningkatkan pula kesegaran jasmani atlet secara umum.

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxv

2) Perubahan Mekanisme Organisme Sistem Syaraf

Pada prinsipnya dalam melakukan latihan gerakan yang dilatih selalu

dilakukan secara berulang-ulang. Hal ini dimaksudkan agar gerakan yang

dipelajari diharapkan dapat memperbaiki koordinasi gerakan, sehingga akan

menjadi gerakan yang otomatis. Harsono (1988: 102) mengemukakan:

Dengan berlatih secara sistemetis dan melalui pengulangan-pengulangan (repetition) yang konstan, maka organisasi-organisasi mekanisme neurophysiologis kita akan menjadi bertambah, baik gerakan-gerakan yang semula sukar untuk dilakukan lama-kelamaan akan merupakan gerakan-gerakan yang otomatis dan reflektif yang semakin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf daripada sebelum melakukan latihan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan yang dilakukan secara baik

dan teratur serta gerakan yang dipelajari dilakukan secara berulang-ulang akan

mengalibatkan gerakan yang dipelajari menjadi otomatis. Dengan pengulangan

gerakan yang sistematis dan teratur, maka gerakan yang dipelajari dapat dengan

cepat, lebih efektif dan efisien.

13. Latihan Berbeban

Yang dimaksud dengan latihan berbeban menurut M.Furqon (1996: 1)

adalah “Suatu cara menerapkan prosedur pengkondisian secara sistematis pada

berbagai otot tubuh”. Berkaitan dengan latihan beban ini Harsono (1988: 185)

mengemukakan bahwa “Istilah berbeban adalah latihan yang sitematis dimana

beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai

tujuan tertentu”.

Latihan beban merupakan latihan fisik dengan cara penambahan beban.

Yang utamanya memberikan efek terhadap otot-otot rangka dan memberikan

perubahan-perubahan secara morfologis. Sesuai dengan pendapat Nosseck (1982:

16) yang menyatakan bahwa:

Seorang atlet yang sedang berlatih atau latihan beban akan mengalami perubahan-perubahan morfologis daripada seorang atlet yang lari

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxvi

menempuh jarak 15 km yang akan mengalami perubahan fungsional dalam lari jarak jauh. Bentuk beban latihan yang dapat dipergunakan dalam latihan bermacam-

macam. Beberapa bentuk tahanan dalam latihan antara lain tahanan berupa berat

badan, tahanan berupa teman atau orang lain, tahanan berupa gesekan, tahanan

berupa alat, seperti barbell, dumbbell.

d. Hal-hal yang harus Diperhatikan dalam Latihan Berbeban

Latihan fisik dengan berbeban tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan,

tetapi harus dilakukan secara sistematis dan berhati-hati. Jika latihan beban

dilakukan dengan asal-asalan kemungkinan akan menyebabkan terjadinya cidera,

terganggunya pertumbuhan dan perkembangan atlet.

Agar efek atau pengaruh yang ditimbulkan dari latihan berbeban yang

dilakukan dapat efektif. Latihan berbeban harus dilakukan dengan berhati-hati.

Pelatih harus dengan cermat dan seksama memperhitungkan dengan tepat beban

yang harus dilakukan oleh atlet. Di samping itu pelatih harus memperhatikan

kondisi fisik yag di miliki oelh atletnya. Dalam latihan berbeban perlu pula

diperhatikan mengenai berapa umur seseorang boleh latihan beban. Harsono

(1988: 207) berpendapat bahwa:

Cukup aman kalau melalui weight training pada umur 14 tahun, asal mulai dengan beban yang ringan, karena tulang-tulang masih lunak dan belum sempurna, perkembangan sendi-sendi anak-anak muda belum tumbuh secara sempurna serta belum stabil. Latihan beban memang cukup banyak resikonya, oleh karena itu dalam

mempergunakan peralatan, pelatih dan atlet harus berhati-hati. Hal ini demi

kebaikan dan keselamatan bagi penggunanya. Adapu petunjuk pengamanan dalam

penggunaan peralatan latihan berbeban menurut Harsono (1988: 195-196) antara

lain:

1) Barbells (bobot-bobot besi) harus diteliti, sehingga tidak mungkin

bergeser-geser, karena itu untuk kunci penahan harus kencang.

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxvii

2) Sikap permulaan adalah penting, perhatikan bahwa pada waktu

mengangkat beban dai lantai, kepala, bahu, pnggung harus lurus dan

pinggang rendah.

3) Tiap bentuk latihan harus dilakukan dengan gerak yang benar.

4) Atlet harus belajar untuk secara sadar merilekkan otot-otot yang tidak

bekerja.

5) Motivasi atlet merupakan faktor yang sangan penting.

6) Konsentrasi adalah penting untuk mampu mengeluarkan tenaga

maksimal.

7) Gerakan harus smooth dan penuh tenaga, bukan mendadak atau kaku.

8) Setelah setiap set, istirahat sebentar sambil meregangkan otot-otot

yang baru bekerja.

9) Setiap berlatih catatlahjumlah beban yang diangkat dan repetisi yang

telah dilakukan.

10) Setiap kali berlatih sebaiknya tidak lebih dari 12 bentuk latihan.

11) Tidak perlu risau apabila dirasakan perkembangan latihan tidak lancar.

12) Setiap seasion latihan sebaiknya diakhiri dengan latihan peregangan

statis dan latihan relaksasi.

Program latihan berbeban harus disusun dan dilaksanakan dengan baik dan

benar. Jika latihan berbeban dapat dilakukan dengan baik dan benar, maka

merupakan pengamanan bagi atlet itu sendiri. Hal-hal yang telah di uraikan di atas

perlu diperhatikan dan dipenuhi agar latihan yang dilakukan dapat mencapai hasil

yang diinginkan. Latihan berbeban yang dilakukan dengan program latihan yang

benar serta dengan pelaksanaan yang baik akan dapat diperoleh hasil secara

optimal. Disamping itu kemungkinan terjadinya cidera dan resiko buruk akan

dapat dihindari.

e. Penyusunan Program Latihan Berbeban

Latihan beban akan memberikan manfaat pada aspek yang dilatih jika

dalam pelaksanaan dan penerapannya dilakukan dengan tepat dan memenuhi

prinsip-prinsip latihan beban yang telah digariskan. Dalam menyusun program

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxviii

latihan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempegaruhi terhadap hasil

latihan. Dosis latihan merupakan hal penting yang harus diperhitungkan dengan

cermat dalam menyusun program latihan. Menurut Harsono (1988: 103) “Bahwa

atlet harus berlatih dengan beban kerja yang ada diatas ambang rangsang

kepekaannya”. Dengan beban direncanakan, disusun dan di program dengan baik

sehingga tujuan dapat dicapai. Dalam pembuatan program latihan kecepatan

kontraksi otot ini menggunakan pemberat menurut Soepartono yang dikutip Arief

Prihastomo (1994: 49) meliputi: “tujuan, intensitas, repetisi dan set, recovery,

irama, dan frekuensi”. Pendapat tersebut dapat disimpulkan dan diuraikan sebagai

berikut:

1) Tujuan

Tipe latihan ini memerlukan suatu otot untuk mengatasi tahanan atau

beban meksimal atau hamper maksimal. Kerja semacam ini menempatkan

sejumlah tahanan yang sedapat mungkin tidak hanya pada otot-otot dan yang

berkaitan dengan sruktur persendian, ligament dan juga sistem kardiovaskuler/

untuk pemula disarankan mengikuti program untuk meningkatkan efisiensi

kardiorespiratori dan program daya tahan otot sebelum mengikuti latihan kekuatan

untuk menghindari adanya cidera.

2) Intensitas Latihan

Intensitas latihan adalah suatu kesanggupan latihan yang harus dilakukan

seseorang atlet menurut program yang ditentukan. Intensitas latihan merupakan

salah satu komponen kualitatif kerja yang dilakukan dalam kurun waktu yang

diberikan. Menurut Bompa (1990: 58) menyatakan “Intensitas latihan adalah

fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan, dan

kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan gerakannya, variasi interval

atau istirahat di antara tiap ulangannya”.

Ukuran intensitas untuk latihan kecepatan atau kekuatan dengan

penambahan menurut Bompa (1986: 59) adalah:

Nomor Intensitas Prosentase Penampilan Maksimal Intensitas

Page 79: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxix

1 30%-50%

Rendah

2 50%-70%

Sedang

3 70%-80%

Menengah

4 80%-90%

Submaksimal

5 90%-100% Maksimal

6 100%-105% Supermaksimal

Menurut Nosseck (1982: 38) “Takaran penggunaan beban untuk

menentukan tingkatan bagi individu sebagai berikut: angka persen dari prestasi

terbaik (%), berat yang diangkat dalam satu usaha (G), meter per detik latihan

(m/det), langkah dari latihan (pelan-pelan, cepat, lancer, eksplosif optimal)”.

Untuk latihan kecepatan, beratnya suatu latihan untuk mendapatkan efek

yang baik adalah 30%-50% kemampuan maksimal. Intensitas atau beratnya

latihan dapat diberikan melalui berbagai cara antara lain menambah frekuensi

latihan, menambah lama latihan, menambah jumlah latihan, menambah ulangan

(repetition) dalam suatu bentuk latihan atau gesekan, menambah berat beban atau

alat yang digunakan, tingkat kesukaran suatu latihan atau memperpendek istirahat.

3) Frekuensi Latihan

Frekuensi latihan adalah berpa kali latihan dilaksanakan tiap minggunya.

Lamanya latihan yaitu lama waktu yang diperlukan untuk latihan hingga terjadi

perubahan yang nyata. M.Sajoto (1995: 35) menyatakan bahwa “Para pelatih

dewasa ini umumnya setuju untuk menjalankan program latihan tiga kali

seminggu agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Lama latihan yang diperlukan

adalah selama 6 minggu atau lebih.

4) Repetisi dan Set

Page 80: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxx

Repetisi adalah jumlah ulangan mengangkat suatu beban, sedang set

adalah suatu rangkaian kegiatan dari suatu repetisi. Penentuan jumlah repetisi dan

set disesuaikan dengan tujuan latihan, yaitu meningkatkan kecepatan. Menurut

O’Shea dalam M. Sajoto (1995: 70) “Apabila menggunakan beban maksimal,

maka waktu istirahat antara repetisi atau set adalah 2 menit, sedangkan untuk

beban ringan atau menengah adalah ½ - 1 menit”. Adapun menurut M.Sajoto

(1995: 34) “Latihan dengan beban dapat dilaksanakan dengan 10-12 repetisi untuk

3-4 set. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

latihan beban untuk meningkatkan kecepatan dalam penelitian ini adalah dengan

jumlah repetisi 10-12 kali, 3-4 set dan waktu istirahat 1 menit.

Dengan latihan beban, dalam hal ini program latihan kecepatan bertujuan

untuk mendapatkan waktu yang singkat dalam suatu aktifitas yang dilakukan.

Kecepatan kerja dapat ditentukan oleh kecepatan gerak yang tinggi. Disamping itu

untuk menaikkan kecepatan gerak yang paling penting adalah prinsip beban

bertambah yang diberikan dalam bentuk atihan untuk mencapai beberapa gerakan

tubuh dalam periode waktu yang singkat. Dengan demikian latihan kecepatan

harus berlangsung dalam waktu yang cepat dan ditentukan oleh kapasitas

anaerobik. Siklus gerak berulang-ulang yang berlangsung konstan pada kecepata

tinggi akan menyebabkan pola otomatisasi proses syaraf pusat. Latihan kecepatan

berprinsip bahwa otot itu harus berkontraksi secara berulang-ulang secepatnya.

Koordinasi otot akan meningkatkan kecepatan dari gerakan khusus dan akan

semakin tinggi bila memperbaiki efisiensi mekanika gerak.

f. Latihan Berbeban dengan Sirkuit

Dalam pelaksanaan latihan untuk meningkatkan kecepatan tendangan

depan pencak silat dengan latihan beban. Latihan dilakukan dengan cara sirkuit

(circuit training). Yang dimaksud dengan latihan sirkuit menurut M.Sajoto (1995:

83) yaitu “Latihan yang dalam pelaksanaannya terdiri dari beberapa stasiun dan

setiap stasiun itu seorang atlet melakukan jenis latihan yang telah ditentukan. Satu

sirkuit latihan dikatakan selesai bila seorang atlet telah menyelesaikan latihan di

semua stasiun dengan dosis yang telah ditetapkan”. Bentuk circuit training

Page 81: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxxi

mempunyai banyak keuntungan antara lain memungkinkan kelompok yang besar

berlatih pada ruangan yang kecil dan hanya membutuhkan alat tertentu, semua

atlet terlatih pada waktu yang sama dan berlatih dengan beban berat dalam waktu

yang relative singkat, beban latihan serta penembahannya mudah ditentukan dan

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Adapun hal yang harus

diperhatikan pada waktu mendesain circuit training, yaitu latihan harus yang

mudah dan dapat dipelajari dalam waktu yang singkat, memilih benar-benar

golongan otot-otot yang akin dokembangkan, latihan sirkuit jang sampai membuat

lelah berlebihan, latihan harus dilakukan dengan cepat dengan kemampuan yang

maksimal, waktu pemulihan harus cukup lama agar memungkinkan latihan

terakhir dapat dilakukan secara eksplosif.

Ciri utama dari latihan sirkuit yaitu adanya pos-pos (stasiun) dengan jenis

beban latihan yang berbeda, yang harus dilakukan secara simultan dengan di

selingi istirahat. Pelaksanaan latihan sirkuit dalam penelitian ini terdiri dari 5

stasiun, dengan urutan bentuk gerakan sebagai berikut: (1) standing calf raise, (2)

leg curl, (3) back up rotation, (4) leg extention, (5) leg press, (6) sit up, (7) half

squat. Latihan ini dapat dilakukan dengan pembebanan secara linier dan non

linier.

Pos 1

Standing Calf Raise

Pos 2 Pos 7

Leg Curl Half Squat

Pos 3 Pos 6

Back up Rotation Sit Up Rotation

Pos 4 Pos 5

Leg Extension Leg Press

Gambar 2 : Pos – pos latihan

Pelaksanaan dari bentuk latihan berbeban tersebut adalah sebagai berikut:

Page 82: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxxii

6) Standing Calf Raise

Pelaksanaan latihan berbeban standing calf raise adalah sebagai berikut:

c) Sikap awal

Letakkan bar pada kedua pundak, dengan menggunakan permukaan yang

menaik dan kedua kaki diletakkan selebar pinggul. Letakkan tumit kedua kaki

dekat ujungnya, gerakkan kaki mulai dari lurus ke muka ke sedikit melengkung

keluar sampai ke sedikit melengkung ke dalam. Tubuh dijaga agar tetap tegak dan

kedua lutut lurus.

d) Gerakan

Perlahan-lahan angkat kedua tumit setinggi mungkin, berhenti sejenak

sebelum menurunkannya, biarkan hanya otot-otot betis yang melakukan

pekerjaan. Keluarkan nafas saat sedang bergerak naik. Setelah itu, turunkan tumit

secara perlahan-lahan tanpa terasa sakit, jangan sampai menggarakkan tubuh atau

menekuk lutut, tarik nafas saat sedang menurun.

Menurut Thomas R Baechle (1996: 154) otot yang dilatih adalah otot

soleus dan gastrocnemius serta otot-otot pada telapak dan pergelangan kaki.

Gambar 3 : Pelaksanaan latihan standing calf raise (Thomas R, 1996: 154)

7) Leg Curl

Pelaksanaan latihan berbeban leg curl adalah sebagai berikut:

a) Sikap awal

Ambil posisi tiarap, genggam pegangan atau ujung bangku, letakkan dada

pada bangku dan posisi pinggul rata, kedua tempurung lutut dibawah ujung

bangku dengan pergelangan kaki dibawah bantalan.

b) Gerakan

Page 83: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxxiii

Saat gerakan ke atas, tarik kedua tumit sedekat mungkin dari pantat sambil

nafas di keluarkan, berhenti sejenak dalam posisi ditekuk penuh. Saat gerakan ke

bawah, perlahan-lahan turunkan beban, jangan biarkan pinggul terangkat dari

bangku, dada harus tetap berada diatas bangku sambil tarik nafas.

Menurut M.Sajoto (1995: 61) otot yang dilatih dalam latihan leg curl

adalah otot hamstring dan gluatacus maximus.

Gambar 4 : Pelaksanaan latihan leg curl (Thomas R, 1996: 153).

8) Leg Extension

Pelaksanaan latihan berbeban dengan leg eztension adalah sebagai berikut:

c) Posisi awal

Ambil posisi duduk, pegang ujung kursi, tubuh atas dan punggung bawah

datar, kepala tegak melihat ke muka, bagian atas dari pergelangan kaki dibelakang

bantalan.

d) Gerakan

Saat gerakan ke atas perlahan-lahan luruskan kaki bawah sampai lurus

penuh sambil tarik nafas, berhenti sejenak dalam posisi kaki bawah direntangkan.

Saat gerakan ke bawah, perlahan-lahan pantat tetap berhubungan dengan tempat

duduk, berhenti sejenak pada posisi yang paling bawah, jangan membiarkan

beban membentur tumpukan beban sambil keluarkan nafas ketika sedang

menurunkan beban. Menurut M.Sajoto (1995: 60) otot yang dilatih pada gerakan

leg extension adalah otot quardriceps.

Page 84: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxxiv

Gambar 5 : Pelaksanaan latihan leg extension (Thomas R,1996: 149)

9) Leg Press

Pelaksanaan latihan berbeban dengan leg press adalah sebagai berikut:

c) Posisi awal

Ambil posisi duduk, pegang ujung kursi, tubuh atas dan punggung bawah

datar, kepala tegak melihat ke muka, kaki di tekuk ke depan. Posisi kaki seperti

mendorong ke depan menggunakan telapak kaki.

d) Gerakan

Gerakan kaki mendorong ke depan dengan menggunakan beban yang telah

ditentukan. Usahakan hingga posisi kaki lurus ke depan. Gerakan berikutnya

kembali pada posisi awal sebelum kaki melakukan gerakan mendorong, jangan

membiarkan beban membentur tumpukan beban sambil keluarkan nafas ketika

sedang menurunkan beban.

Gambar 6 : Pelaksanaan latihan leg press (Thomas R, 1996: 151)

Page 85: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxxv

10) Half Squat

Pelaksanaan latihan half squat adalah sebagai berikut:

c) Posisi awal

Berdiri dengan kaki terbuka selebar bahu. Pegang barbell dengan

pegangan overhand di belakang leher dan di sandarkan di bahu.

d) Gerakan

Tekuk lutut untuk melakukan half squat (kurang lebih 90 derajat)

kemudian kembali ke posisi awal

Menurut M.Sajoto (1995: 58) otot yang di latih adalah: quardriceps,

glutacus maximus, hamstring, dan erector spinae.

Gambar 7 : Pelaksanaan latihan half squat (Thomas. R,1996: 150)

14. Latihan Beban dengan Pembebanan Linier

c. Definisi Pembebanan Linier

Pembebanan linier adalah pembebanan yang berat latihan diberikan secara

terus menerus dari satu tingkat ke tingkat berikutnya dalam batas-batas tertentu,

baik dengan intensitas, repetisi dan lama latiham maupun manipulasi ketiganya.

M. Sajoto (1995: 115) mengatakan bahwa “ Prinsip penambahan beban

terus menerus dilakukan sedikit demi sedikit dalam suatu program latihan, bila

kekuatan sudah bertambah, maka bila program latihan berikutnya tidak ada

penambahan, beban tidak dapat menambah kekuatan.” Prinsip ini akan menjamin

agar sistem dalam tubuh mendapat beban yang besarnya makin ditingkatkan, serta

Page 86: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxxvi

diberikan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Karena apabila tidak

diberikan secara bertahap, maka kekuatan tidak akan mencapai tahap potensi

sesuai fungsi kekuatan itu.

Menurut A. Brooks dan Thomas D Fahey yang dikutip M. Sajoto (1995:

114) bahwa”Latihan hendaknya dapat merangsang sistem fisioligi tubuh, dimana

rangsangan tersebut sering disebut sebagai tekanan atau stress dan tanggapan

terhadap rangsangan dianggap sebagai tegangan atau strain. Tekanan yang terus

menerus akan mengakibatkan adaptasi tubuh yang menghasilkan peningkatan

kapasitas fungsional sistem tubuh tersebut. Para ahli ilmu gerak mengutamakan

pembinaan masalah program latihan.”

Gambar 8 : Penambahan beban latihan secara linier.(Bompa 1990: 48)

d. Keuntunganan Dan Kelemahan Pembebanan Linier

Keuntungan dari latihan pembebanan linier adalah:

1) Kapasitas fungsional sistem di dalam tubuh meningkat.

2) Kekuatan daya tahan semakin bertambah.

Kelemahan dari latihan pembebanan linier:

5) Kesempatan organisme regenerasi sangat sedikit.

6) Waktu akumulasi cadangan fisiologis dalam mengantisipasi beban sangat

kurang.

7) Persiapan kondisi tubuh mengantisipasi peningkatan beban latihan sangat

kurang.

8) Pemulihan energi secara fisiologis relatif sedikit.

Page 87: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxxvii

15. Latihan Beban dengan Pembebanan Non Linier

c. Definisi Pembebanan Non Linier

Pembebanan non linier adalah penambahan beban latihan yang diberikan

dari setiap tahap atau setiap minggu diberikan secara berjenjang naik turun,

artinya bergantian antara jenjang naik di suatu saat dan jenjang turun bebannya di

saat yang lain. Antara satu minggu satu dengan minggu berikutnya mengalami

kenaikan dan penurunan beban latihan. Berikut gambar penambahan beban latihan

secara non linier yang menganut sistem tangga atau step type approach menurut

Bompa (1990: 47):

Gambar 9 : Penambahan beban latihan secara non linier.(Bompa 1990: 47)

Dalam membuat kedua program latihan tersebut beban awal dan beban

akhir harus sama. Para ahli gerak mendasari cara penambahan beban adalah

seperti Brooks dan Fahey yang dikutip M. Sajoto (1995: 74) bahwa “ Program

latihan yang semakin lama semakin bertambah kuat baik dengan cara manipulasi

intensitas, ulangan, rangkaian dan yang lain hendaknya disusun secara berjenjang

bergelombang yaitu pergantian antara jenjang naik di suatu saat dan jenjang turun

disaat yang lain. Beban bertambah secara bertahap dan bergelombang atau non

linier memberi kesempatan kepada organisme untuk melakukan regenerasi yang

memungkinkan atlet untuk mengakumulasi cadangan fisiologis serta

psikologisnya dalam mengantisipasi peningkatan beban latihan berikutnya,

sebagaimana diungkapkan Bompa (1990: 46) bahwa “The purpose of

regeneration is to enable the athlete accumulation physiological and

Page 88: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxxviii

physycological reserve in anticipation of further increases in load”. Pengaruh

latihan dengan pembebanan non linier menurut Brooks dan Fahey yang dikutip M.

Sajoto (1995: 74) diungkapkan bahwa “Adaptasi fisiologi justru terjadi pada saat

beban latihan tersebut diturunkan intensitasnya sebelum latihan berikutnya

dijalankan dengan beban yang lebih kuat”.

d. Keuntungan Dan Kelemahan Pembebanan Non Linier

Keuntungan dari latihan pembebanan non linier:

1) Adanya regenerasi organisme dalam tubuh.

2) Tubuh dapat mengakumuasi cadangan fisiologis dalam mengantisipasi

peningkatan beban berikutnya.

3) Persiapan kondisi fisik dalam meningkatkan beban semakin matang.

4) Dapat mengembalikan energi secara fisiologis.

Kelemaham dari latihan pembebanan non linier

3) Kekuatan daya tahan kurang berkembang.

4) Peningkatan kekuatan kapasitas fungsional sedikit.

16. Panjang Tungkai

a. Definisi Panjang Tungkai

Setiap cabang olahraga menuntut syarat-syarat khusus dalam mencapai

prestasi secara maksimal, faktor anthropometer mempunyai peranan penting pada

cabang olahraga, untuk mendukung pencapaian prestasi M. Sajoto (1995: 11)

menyatakan “Salah satu aspek dalam mencapai prestasi dalam olahraga adalah

aspek biologis yang meliputi struktur dan postur tubuh yaitu, (1) ukuran tinggi

dan panjang tungkai serta lengan, (2) ukuran besar, lebar dan berat badan, (3)

somato type (bentuk tubuh)”.

Pengertian panjang tungkai menurut Paket Penelitian Pembibitan Lit

Bang KONI Jawa Tengah (1986: 1) dijelaskan bahwa “Panjang tungkai adalah

ukuran panjang yang diukur dari telapak kaki sampai pada spina illiaca anterior

superior”. Bentuk tubuh yang atletis dan tungkai yang panjang disertai otot-otot

Page 89: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

lxxxix

baik berperan penting dalam tendangan depan. Yusuf Hadisasmita dan Aip

Syarifudin (1996: 73) mengatakan “Orang yang tinggi umumnya anggota badanya

seperti lengan dan tungkainya juga panjang”.

Atlet yang mempunyai tungkai panjang , titik berat badannya lebih

tinggi daripada atlet yang mempunyai tungkai pendek. Atlet dengan tungkai

panjang akan menghasilkan titik proyeksi berat badan yang lebih jauh dari titik

tolaknya, dibanding dengan atlet yang tungkainya pendek. Jadi atlet yang

mempunyai tungkai panjang akan mempunyai keuntungan dari yang tungkainya

pendek. Karena tungkai panjang titik berat badannya lebih tinggi yang

menyebabkan titik proyeksi berat badan lebih jauh. Sehingga dari teori diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang yang mempunyai tungkai lebih panjang

akan diuntungkan dengan jarak tempuh terhadap sasaran. Dibanding dengan yang

mempunyai tungkai lebih pendek akan memerlukan sedikit pengaturan jarak

tembak terhadap sasaran.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Panjang Tungkai

Perkembangan ukuran dan proporsi tubuh seiring dengan pertumbuhan

dan perkembangan anak. Pada usia tertentu ukuran dan proporsi tubuh selalu

mengalami perkembangan. Demikian juga panjang tungkai juga mengalami

peningkatan seiring dengan perkembangan pertumbuhan anak. Sugiyanto (1998:

149) menyatakan “Secara proporsi anak, kaki dan tangan tumbuh lebih cepat

dibanding pertumbuhan togok”. Hal ini seperti halnya terjadi pada masa anak

kecil. Dengan percepatan pertumbuhan kaki dan pertumbuhan togok tidak sama,

maka anak besar umumnya menjadi tampak panjang kakinya.

Perkembangan ukuran dan proporsi tubuh dipengaruhi oleh makanan yang

di komsumsinya sehari-hari. Makanan yang bergizi dan di konsumsi setiap hari

akan mempengaruhi pertumbuhan seseorang, baik rangka tubuh maupun organ

lainnya. Selain faktor gizi, keturunan merupakan faktor yang sangat menentukan

keadaan fisik seseorang. Sugiyanto (1996: 37) mengemukakan bahwa” Faktor

keturunan atau genetik merupakan sifat bawaan lahir yang diperoleh dari orang

tuanya. Faktor ini menentukan potensi maksimum dan penampilan fisik”.

Page 90: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xc

Pendapat diatas menunjukkan bahwa, faktor keturunan atau genetik sangat

menentukan potensi dan penampilan fisik seseorang yang dibawa dari lahir. Lebih

lanjut Sugiyanto (1996: 37) mengemukakan “Terhadap sifat dan pertumbuhan

fisik, faktor keturunan sangat berpengaruh nyata, yaitu terhadap ukuran, bentuk

dan kecepatan atau irama pertumbuhan”.

c. Otot-otot yang Terdapat pada Tungkai

Yang dimaksud dengan tungkai adalah anggota gerak badan bagian bawah

yang terdiri dari tulang anggota gerak bawah bebas (skeleton extremitas inferior

liberae). Adapun menurut Soedarminto (1992: 60) tulang-tulang anggota gerak

bawah bebas terdiri dari :

4. Femur (tulang paha)

5. Crus / crural (tungkai bawah)

c. Tibia

d. Fibula

6. Ossa pedis

a. Ossa tarsalia: tulang-tulang pergelangan kaki yang terdiri dari 7 buah

tulang.

b. Ossa metatarsalia: tulang-tulang telapak kaki yang terdiri dari 5 buah

tulang.

c. Ossa palangea digitorum pedis: tiap-tiap jari terdiri dari 3 ruas tulang

kecuali ibujari hanya terdiri dari 2 ruas tulang.

Sebagai tulang anggota gerak bawah bebas (skeleton extremitas inferior

liberae), tungkai bawah mempunyai tugas yang sangat penting untuk melakukan

gerak. Namun untuk dapat melakukan gerak tersebut secara sistematis harus

merupakan hasil dari gerak yang dilaksanakan oleh adanya suatu system

penggerak yang meliputi otot, tulang, sendi, saraf. Dalam hal ini, otot-otot

tungkai, tulang-tulang yang ada di tungkai, articulation coxae, articulation genus,

articulation talocruralis, dan saraf-saraf daerah tungkai.

Ada 3 otot penggerak tungkai, di mana masing-masing otot penggerak

terdiri dari beberapat otot yaitu:

Page 91: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xci

4. Otot penggerak paha : iliopsoas, rectus femoris, gluteus maximus, gluteus

medius, gluteus minimus, tensor fascialatae, piriformis, adductor brevis,

adductor longus, adductor magnus, gracilis.

5. Otot penggerak tungkai bawah: rectus femoris, vastus lateralis, vastus

medialis, vastus intermedius, sartorius biceps femoris, semitendonisus, semi

membranosus.

6. Otot penggerak kaki : tibialis anterior, gastrocnemius, soleus, peroneus

longus, peroneus brevis, tibialis posterior, peroneus tertius.

Dari macam-macam tulang yang ada di tungkai, ditambah dengan sendi,

otot, dan saraf, tulang dapat bergerak sesuai dengan yang diinginkan.

d. Otot – otot Tungkai yang Mempengaruhi Tendangan Depan

Otot adalah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yang

berkontraksi dan dengan jalan demikian, maka gerakan akan berlawanan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa gerakan akan terjadi apabila otot-otot pada tubuh

berkontraksi sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Pada gerakan tendangan depan pencak silat merupakan gerakan yang

menggunakan tungkai atas, tungkai bawah dan ujung kaki. Dari posisi pasang

mengangkat tungkai atas, lutut sampai mendekati dada dengan gerakan fleksi, lalu

meluruskan tungkai bawah sehingga lutut menjadi lurus dengan gerakan ekstensi

dan apabila dikaji secara mekanika, gerakan tendangan depan merupakan gerak-

gerak angular dari beberapa segmen-segmen tubuh. Gerak angular adalah gerak

yang objeknya bergerak pada perlintasan mengelilingi satu titik tetap. Jarak yang

ditempuh bisa berupa busur kecil atau satu lingkaran penuh. Pada gerakan

tendangan depan segmen tubuh yang terlibat adalah sendi panggul, tungkai depan

dan tungkai belakang, juga kekuatan dari otot perut.

Otot – otot yang mempengaruhi tendangan depan pencak silat yaitu rektus

abdominis, rektus femoris, hip adduktor, sartorius, vastus medialis, vastus

lateralis, tendo patella, glutealis (hip extension), hamstring, gastrocnemius,tendo

achiles, soleus.

Page 92: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xcii

17. Kekuatan Otot Perut

c. Definisi Kekuatan Otot Perut

Menurut Suharno HP (1993: 39) menyatakan bahwa “Kekuatan adalah

kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban, menahan atau

memindahkan beban dalam menjalankan aktivitas olahraga”. Selanjutnya

M.Sajoto (1995: 8) mendefinisikan kekuatan (strengh) adalah komponen kondisi

fisik seseorang dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu

bekerja. Kemudian pendapat dari Sudjarwo (1993: 81) mengemukakan “Kekuatan

otot atau muscular strength dapat didefinisikan sebagai kekuatan atau tegangan

yang dapat dikerahkan oleh otot atau sekelompok otot terhadap beban atau

tahanan dengan sekali usaha secara maksimal.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot

perut merupakan kemampuan dari otot atau sekelompok otot perut untuk dapat

mengatasi tahanan atau kontraksi melawan beban dalam menjalankan aktifitas.

Kekuatan otot perut merupakan salah satu faktor yang dapat menopang pada saat

melakukan gerakan tendangan depan dalam pencak silat sehingga menghasilkan

tendangan yang baik. Selain itu, sendi panggul juga memegang peranan penting

dalam melaksanakan berbagai jenis teknik dalam pencak silat. Tenaga yang

meledak pada akhir pukulan atau tendangan bersumber pada bagian bawah perut,

terutama perputaran panggul menambah tenaga pada bagian atas tubuh.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Otot Perut

Kekuatan otot merupakan daya penggerak tubuh, sehingga kekuatan otot

yang baik akan membantu dalam melakukan aktifitas fisik. Tanpa memiliki

kekuatan otot akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas. Kekuatan

otot merupakan dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan komponen

kondisi fisik lainnya. Kekuatan otot merupakan faktor untuk meningkatkan

kondisi fisik. Hal ini Harsono (1988: 177) menyatakan bahwa:

Pertama, karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Kedua, kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cidera. Ketiga, karena dengan kekuatan atlet akan dapat lari

Page 93: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xciii

lebih cepat, melempar, atau menendang lebih baik dan efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan baik tidaknya kekuatan yang

dimiliki seseorang dipengaruhi oleh tujuh faktor. Hal ini menunjukkan bahwa

kekuatan otot perut sebagai otot pendukung tendangan depan dapat dipengaruhi

oleh tujuh faktor tersebut. Apabila faktor-faktor tersebut tidak dimiliki oleh

seorang atlet, maka kekuatan otot yang dimiliki tidak baik, namun jika sebaliknya

maka kekuatan otot yag dimiliki adalah baik. Sehingga dapat menopang kualitas

tendangan depan pencak silat menjadi efisien dan lebih akurat. Pada saat

melakukan tendangan depan diperlukan dukungan daro otot-otot perut yang baik,

karena saat melakukan tendangan secara otomatis otot perut akan berkontraksi

dan menopang gerakan lempar kaki agar hasil lemparan atau tendangan tersebut

menjadi maksimal dan bertenaga. Menurut M.Sajoto (1995: 77) beberapa otot

perut yang perlu dilatih sehinggan dapat menopang aktifitas olahraga antara lain

abdominalis, obliques eksternal dan internal, serta sterno eleidomastoid.

18. Kecepatan

e. Definisi Kecepatan

Pada pertandingan otomotif diperlukan kendaraan yang mempunyai

kecepatan yang tinggi. Untuk cabang olahraga yang lainnya kecepatan banyak

sekali di pergunakan. Olahraga beladiri (pencak silat, karate, taekwondo, dan lain-

lain) memerlukan kecepatan dalam tendangan, kecepatan reaksi dan lain-lain. Dari

contoh diatas dapat dilihat bahwa kecepatan-kecepatan yang ada berkaitan dengan

jarak dan waktu tempuh. Bahwa kecepatan di pengaruhi oleh jarak yang di

tempuh dan waktu yang di perlukan untuk menempuh jarak tersebut.

Menurut Harsono (1988: 216) berpendapat bahwa “Kecepatan adalah

kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu

jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Page 94: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xciv

Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa kecepatan mempunyai unsur

pemakaian waktu yang singkat, jadi apabila menginginkan kecepatan yang

maksimal, maka harus berusaha menempuh jarak dalam waktu yang singkat.

Selain itu pula dari penelitian ternyata bahwa otot manusia pada dasarnya terdiri

dari dua macam serabut otot yang mempunyai perbedaan kemampuan baik

fisiologis maupun biokimiawi serta dapat mempengaruhi baik tidaknya kecepatan

seorang etlet, dapat dilihat dari :

f. Macam fibril otot (pembawaan) :

Apabila banyak fibril otot berwarna putih berarti baik untuk kecepatan.

Fibril otot merah baik untuk daya tahan (endurance).

Keduanya hanya seorang dokter ahli yang dapat menentukan.

g. Pengaturan system yang baik berarti koordinasi yang baik untuk menghasilkan

kecepatan.

h. Kekuatan otot, merupakan factor yang menentukan kecepatan.

i. Elastisitas otot, makin baik akan menyebabkan kontraksi otot yang baik

berarti kecepatan yang baik pula.

j. Sifat rilek dari otot, baik pengaruhnya terhadap kecepatan maupun penguasaan

teknik.

f. Klasifikasi Kecepatan

Seorang pesilat dalam bertanding harus mempunyai tendangan dan

pukulan cepat agar dapat mengenai sasaran sebelum di bendung lawan dan

bereaksi dengan cepat agar tidak terkena tendangan yang di arahkan padanya.

Begitu juga seorang pelari tentunya akan berusaha untuk meningkatkan kecepatan

berlarinya agar terlebih dahulu mencapai garis finish. Selain kecepatan harus

dimiliki tentunya unsur kondisi fisik lain juga harus dimiliki sesuai dengan cabang

yang di ikuti. Dari contah di atas, maka banyak macam kecepatan yang di

perlukan pada cabang olahraga. Karena itu pengklasifikasian agar lebih mudah

untuk mengerti tentang kecepatan tersebut. Pengklasifikasian tersebut menurut

Nossek (1982: 91) yaitu “ kecepatan sprint (sprinting speed), kecepatan reaksi

(reactiont speed), kecepatan bergerak (speed of movement). Kecepatan sprint yaitu

Page 95: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xcv

kemampuan atlet untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat

singkatnya. Kecepatan reaksi adalah kecepatan menjawab suatu rangsangan

dengan cepat. Sedangkan kecepatan bergerak adalah kemampuan atlet bergerak

secepat mungkin yang ditandai waktu antara gerak permulaan dengan gerak akhir.

Sedangkan menurut Bompa (1990: 249) berdasarkan ruang lingkup

aktivitasnya kecepatan di bedakan menjadi dua macam, yaitu kecepatan umum

(general speed) dan kecepatan khusus (special speed).

Kecepatan umum adalah kapasitas untuk melakukan (reaksi beberapa macam

gerakan motorik) dengan cara yang tepat. Persiapan fisik secara umum maupun

khusus dapat memperbaiki kecepatan umum. Dan kecepatan khusus adalah

kapasitas untuk melakukan suatu keterampilan pada kecepatan tertentu, baiasanya

sangat tinggi, kecepatan khusus adalah khusus untuk tiap cabang olahraga dan

sebagian besar tidak dapat di capai secara umum. Kecepatan khusus hanya

mungkin di kembangkan melalui metode khusus, namun demikian perlu di cari

bentuk latihan alternatifnya. Seseorang tidak boleh berharap akan terjadi transfer

yang positif, kecuali jika memperbaiki struktur gerakan yang mirip dengan pola

keterampilannya.

Dari pendapat di atas dapat di identifikasikan kecepatan dari kegiatan dan

di lihat dari pelaksanaan umum dan khusus, sehingga jelas pembagian dan

arahnya.

g. Kecepatan Tendangan Depan

Perpindahan dari saat posisi pasang lalu megangkat lutut sedekat mungkin

dengan dada sebagai start, gerakan ini di lakukan dengan cepat. Lentingan,

tekukan dan penglurusan lutut, dengan meluruskan kuat-kuat lutut yang di tekuk

meyerupai gerakan menyodok. Pada tendangan melenting, tempurung lutut

menjadi pusat dari gerakan setengah lingkaran. Saat meluruskan lutut posisi

tekukan tadi merupakan finish, dan semua gerakan itu di lakukan dengan cepat

untuk menghasilkan tendangan yang cepat dan mudah menjatuhkan lawan atau

mendapat point.

Page 96: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xcvi

h. Cara Pengukuran Kecepatan Tendangan

Alat ukur untuk mengukur kecepatan ada beberapa macam, salah satunya

yaitu dengan photogate meter. Yang mempunyai prinsip memotong dua arus yaitu

arus pertama sebagai start (mulai perhitungan) dan arus kedua sebagai finish

(akhir perhitungan). Adapun alat yang sekarang telah dikembangkan akhir-akhir

ini dan berasal dari Jerman adalah dengan metode Dartfish Prosuite. Dartfish

Prosuite adalah alat ukur yang berbentuk softwer komputer yang cara

pengambilannya dengan menggunakan kamera video dan kemudian di hubungkan

atau diolah kedalam program softwer tersebut untuk menganalisa, dan mengukur

kecepatan, bisa juga untuk mengukur power khususnya untuk gerakan-gerakan

yang mengunakan analisa khusus karena tidak dapat diukur dengan alat secara

manual. Oleh sebab itu peneliti akan menggunakan alat terbaru yaitu Dartfish

Prosuite agar data yang diperoleh lebih valid dan karena efesiensi dan

keefektifannya lebih baik dengan tingkat ketelitian 1/1000 hingga 1/10.000 detik.

Tes yang akan di gunakan yaitu berbentuk tendangan, sehingga teknik dan

pelaksanaanya di sesuaikan dengan bentuk gerakan yang akan dites yaitu

kecepatan menendang. Dengan menggunakan bentuk sasaran diam yang berupa

samsak ataupun target.

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran, untuk

dapat sampai pada penemuan jawaban sementara, atas masalah yang di rumuskan.

Dalam sebuah penelitian sangat besar artinya karena akan dapat memberikan

gambaran hubungan antar variabel-variebel yang diteliti. Kerangka pemikiran

yang telah dikemukakan di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini

adalah:

Page 97: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xcvii

1. Metode Latihan dengan Menggunakan Latihan Beban Secara Linier dan

Non Linier Terhadap Kecepatan Tendangan Depan Pencak Silat

Suatu bentuk latihan selalu menuntut kerjasama yang harmonis dari

beberapa sistem organ tubuh, kemampuan biomotorik dan psikologis. Dengan

demikian pada tahap awal (preperation), pelatih harus menyusun program latihan

yang memungkinkan perkembangan fungsional yang menyeluruh dari tubuh.

Kedua metode latihan beban tersebut bertujuan untuk menilai seberapa

besar efektifitas latihan dengan menggunakan beban, baik digunakan beban secara

linier maupun non linier. Dengan melalui latihan beban secara linier, maka beban

akan terus meningkat dari minggu pertama sampai dengan minggu berikutnya

secara terus menerus dan konstan. Sedangkan latihan beban secara non linier,

dengan perbedaan pemberian beban dilakukan dengan bergelombang, setelah

menambah beban dari minggu pertama, beban meningkat, tetapi setelah minggu

pertengahan, yaitu minggu ke empat, beban di turunkan untuk memberikan kesan

kepada organ-organ tubuh untuk melakukan regenerasi (mengumpukan tenaga)

untuk melakukan beban latihan yang berat lagi atau meningkatkan beban ke

minggu lima dan minggu enam.

Disamping itu juga melalui kedua latihan tersebut masing-masing

memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda. Menurut Nossek (1982:

87) menyatakan bahwa”Gerakan-gerakan kecepatan di lakukan melawan

perlawanan yang berbeda-beda (berat badan, berat besi, air, dan lain-lain) dengan

efek bahwa pengaruh kekuatan juga menjadi faktor yang kuat. Kerena gerakan-

gerakan kecepatan dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin, kecepatan

secara langsung bergantung pada waktu ada pengaruh kekuatan”.

Kemungkinan akan kekuatan yang bertambah dan ketahanan melalui

latihan yang di spesialisasi adalah sangat tinggi sampai 100 %, sebaliknya

peningkatan kecepatan sangat terbatas, misalnya peningkatan kecepatan lari hanya

berjumlah 20 % – 30 % saja. Keterbatasan semacam itu tergantung pada tingkat

yang tinggi pada susunan otot dan gerakan proses-proses syaraf. Seorang atlet

yang otot-ototnya terutama terdiri dari serat-serat merah tidak bias berkembang

Page 98: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xcviii

menjadi pelari kelas teratas. Sebagaimana kontraksi kecepatan otot-otot

merupakan pembawaan sejak lahir.

Pada sisi yang lain interaksi yang lebih baik adalah antara susunan syaraf

pusat dan otot-otot yang tepat (koordinasi intra otot) dengan menggunakan latihan

kecepatan yang berulang-ulang juga memberikan sumbangan kepada perbaikan

kecepatan. Semakin kuat dan semakin cepat sinyal yang datang akan merangsang

otot tersebut (dan sebanyak mungkin serat-serat otot), semakin kuat semakin

cepatlah kontraksi.

4. Perbedaan Pengaruh Penjang tungkai Tinggi dan Panjang Tungkai

Rendah Terhadap Kecepatan Tendangan Depan Pencak Silat

Kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seseorang

olahragawan untuk bereaksi secara cepat bila di rangsang dan untuk menampilkan

atau melakukan gerakan secepat mungkin. Hal-hal yang di mungkinkan dalam

mempengaruhi kecepatan antara lain gerakan proses syaraf, perangsangan

perhentian, kontraksi dan relaksasi, elastisitas otot, peregangan dan kontraksi

kapasitas otot, koordinasi otot antara sinergis dan antagonis, kekuatan kecepatan,

teknik olahraga, dan daya kehendak.

Peningkatan kecepatan yang sesingkat mungkin disebut sebagai akselerasi.

Disini olahragawan tersebut harus menahan atau menaggulangi kelembaman

badan sendiri atau beban sebuah besi. Akibatnya akselerasi memperoleh kekuatan

yang maksimum dan eksplosif dalam tahap awalnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan antara lain: kekuatan otot

yang bekerja, panjang tungkai, frekuensi gerakan, teknik, ketajaman panca indra

dalam menerima rangsang, respon atau kecepatan gerak, daya ledak otot, power

otot, koordinasi antar gerakan dan kelincahan, serta keseimbangan.

Dalam daya ledak atau power terdapat dua unsur yaitu kekuatan otot dan

kecepatan dalam menggerakkan tenaga yang di miliki tersebut secara maksimal.

Dari hal tersebut dapat dirumuskan bahwa power otot tungkai merupakan

kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai dalam mengatasi tahanan beban

atau dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Jika seorang

Page 99: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

xcix

memiliki kekuatan otot tungkai yang baik akan mempunyai kecepatan gerakan

yang baik pula. Karena power sama dengan hasil perkalian antara kekuatan dan

kecepatan. Oleh karena itu pada saat melakukan gerakan tendangan, otot-otot

tungkai harus dikerahkan seoptimal mungkin pada teknik yang benar, sehingga

tendangan akan mempunyai kualitas yang baik juga.

Orang tinggi umumnya anggota badannya seperti lengan dan tungkainya

pun juga panjang. Bentuk tubuh serta badan yang demikian akan memberikan

keuntungan bagi cabang olahraga yang spesifikasinya memerlukan tubuh yang

demikian. Disamping itu juga mempunyai kelemahan terutama dalam

mempertahankan keseimbangan dan mengangkat berat di bandingkan dengan

orang yang lebih pendek apabila faktor-faktor yang lain sama. Untuk

keseimbangan, orang yang tinggi, titik berat badannya juga akan lebih tinggi,

sehingga akan lebih labil di bandingkan dengan orang yang lebih pendek.

Sehingga bentuk yang demikian, kurang cocok untuk olahraga seperti gulat dan

judo, yang sangat memerlukan faktor keseimbangan. Dengan demikian menurut

Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin (1996: 74) menyatakan bahwa “Orang

yang tinggi dengan kaki yang panjang, letak titik berat badannya juga tinggi. Ini

berarti tinggi tinggal landasnya juga tinggi, maka jarak antara tinggi tinggal landas

dengan mistar akan lebih pendek di banding dengan orang yang pendek”. Selain

itu juga berat badan mempunyai peranan penting di dalam mempertahankan

keseimbangan, kalau ada kekuatan yang bekerja pada badan. Makin berat badan

makin stabil. Dengan demikian, di duga antara panjang tungkai tinggi dan panjang

tungkai rendah memiliki perbedaan pengaruh terhadap kecepatan tendangan

depan pencak silat.

5. Interaksi Antara Metode Latihan Beban dan Panjang Tungkai Terhadap

Kecepatan Tendangan Depan Pencak Silat

Latihan beban dengan pembebanan secara linier dan non linier merupakan

salah satu variasi metode untuk mencari bentuk latihan yang efektif dalam hal ini

terhadap pengaruh tendangan depan pencak silat.

Page 100: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

c

Keberhasilan pada penerapan latihan yang efektif dan efisien di dukung

dengan kualitas teknik yang optimal akan menghasilkan tujuan pembelajaran yang

baik. Disamping itu juga perlu di dukung dengan kondisi fisik yang memadai.

Kekuatan otot tungkai dan di dukung dengan kecepatan yang maksimal akan juga

berpengaruh pada pola permainan dalam pencak silat, terutama pada tendangan

yang akan di teliti melalui latihan-latihan yang mendukung gerakan guna

menunjang tujuan yang ingin di capai. Kekuatan dan juga pengaruh dari panjang

tungkai pada atlet mungkin akan mempengaruhi penampilan melakukan gerakan

tendangan depan yang baik dan benar serta berkualitas. Dengan demikian di duga

antara pola latihan beban yang di uraikan di atas dan pengaruh panjang tungkai

memiliki interaksi di antara keduanya.

F. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh latihan berbeban dengan pembebanan linier dan non

linier terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan

Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008.

2. Ada perbedaan pengaruh antara panjang tungkai tinggi dan panjang tungkai

rendah terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan

Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008.

3. Ada interaksi antara latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan

tendangan depan pencak silat pada perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate

cabang Solo tahun 2008.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian beserta interpretasinya akin disajikan secara ringkas pada

bab ini. Pada tahap awal hasil analisis data menggunakan statistic deskriptif, dan

Page 101: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

ci

dilanjutkan pengujian hasil penelitian dengan statistic inferensial yang merupakan

pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan teknik statistic analisis

varians (ANOVA) yang memerlukan pengujian persyaratan analisis, maka

disajikan pula hasil uji prasyarat analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan

hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data hasil tes kecepatan tendangan depan pencak

silat pada perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Solo tahun 2008, yang

dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 1 : Ringkasan Angka-angka Statistik Deskripsi Data Kecepatan Tendangan

Depan Menurut Kelompok Penelitian.

Perlakuan Panjang

Tungkai

Statistik Tes Awal Tes Akhir Peningkatan

Latihan

Berbeban

Linier

Tinggi Jumlah

Mean

1,02

0,102

1,05

0,105

0,03

0,003

Rendah Jumlah

Mean

1,03

0.103

1,1

0,11

0,07

0,007

Latihan

Berbeban

Non

Linier

Tinggi Jumlah

Mean

1,13

0,113

1,16

0,116

0,03

0,003

Rendah Jumlah

Mean

0.94

0,094

1,02

0,102

0,08

0,008

1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan latihan berbeban dengan

latihan linier dan non linier dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa

kelompok latihan berbeban dengan latihan linier lebih besar daripada

kelompok latihan dengan latihan non linier.

Page 102: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

cii

2. Jika antara kelompok yang mempunyai panjang tungkai tinggi dan panjang

tungkai rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok yang

mempunyai panjang tungkai rendah lebih besar daripada kelompok yang

mempunyai panjang tungkai tinggi.

3. Untuk mengetahui gambaran menyaluruh dari nilat rata-rata hasil peningkatan

kecepatan tendangan depan sebelum dan sesudah diberi perlakuan, maka dapat

dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:

Gambar 10: Grafik Nilai Rata-rata Kecepatan Tendangan Depan Berdasarkan

Tiap Kelompok Perlakuan dan Panjang Tungkai.

Keterangan:

KLL : Kelompok Latihan Linier

KLNL : Kelompok Latihan Non Linier

PjTT : Panjang Tungkai Tinggi

PjTR : Panjang Tungkai Rendah

4. Agar nilai rata-rata peningkatan kecepatan tendangan depan yang dicapai tiap

kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan kecepatan

tendangan depan tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk grafik

sebagai berikut:

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

KLL KLNL PjTT PjTR

pre testpost testselisih

Page 103: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

ciii

00.010.020.030.040.050.060.070.080.09

KLL KLNL PjTT PjTR

rata-rata

Gambar 11: Grafik Nilai rata-rata Peningkatan Kecepatan Tendangan Depan

Antara Kelompok Perlakuan.

Keterangan:

A1B1: Kelompok latihan berbeban dengan latihan linier yang memiliki

panjang tungkai tinggi.

A1B2: Kelompok latihan berbeban dengan latihan linier yang memiliki

panjang tungkai rendah.

A2B2: Kelompok latihan berbeban dengan latihan non linier yang memiliki

panjang tungkai tinggi.

A2B2: Kelompok latihan berbeban dengan latihan non linier yang memiliki

panjang tungkai rendah.

B. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas hasil tes kecepatan tendangan depan

pencak silat dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas kecepatan tendangan

depan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2: Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Kecepatan Tendangan Depan.

Hasil Tes Reliabilitas Kategori

Kecepatan Tendangan 0,84 Tinggi

Page 104: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

civ

Adapun dalam mengartikan kategori reliabilitas tes tersebut menggunakan

pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B

(1992: 15) sebagai berikut:

Tabel range kategori reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivitas

Tinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

0,80 – 1,0

0,70 – 0,79

0,50 – 0,69

0,30 – 0,49

0,00 – 0,29

0,90 – 1,0

0,80 – 0,89

0,60 – 0,79

0,40 – 0,59

0,00 – 0,39

0,95 – 1,0

0,85 – 0,94

0,70 – 0,84

0,50 – 0,69

0,00 – 0,49

2. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji

mormalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode liliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:

Tabel 3: Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors.

Kelompok N Prob oL tL Kesimpulan

A1B1

A1B2

A2B1

A2B2

10

10

10

10

0,05

0,05

0,05

0,05

0,1774

0,1835

0,2004

0,2241

0,2802

0,2802

0,2802

0,2802

Distribusi Normal

Distribusi Normal

Distribusi Normal

Distribusi Normal

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa oL < tL . Hal ini

menunjukkan bahwa, sampel yang terambil berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah

terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat dalam lampiran.

Page 105: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

cv

3. Uji Homogenitas

Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji Bartlet, maka

diperoleh hasil pengujian yang tercantum dalam table sebagai berikut:`

Tabel 4: Tabel Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet.

∑Kelompok iN 2SD gab 2X hit 2X tab Kesimpulan

4 10 0,00013 1,2294 7,81 Homogen

Dari tabel diatas dapat diketahui 2hitX lebih kecil daripada 2

tabelX . Hal ini

menunjukkan bahwa sampel-sampel penelitian pada kelompok perlakuan bersifat

homogen. Dengan demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai

rincian dan prosedur uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi

analisis varians.

Tabel 5: Ringkasan Nilai Rerata Kecepatan Tendangan Depan Berdasarkan

Latihan Berbeban dan Panjang Tungkai Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan.

Variabel Penelitian

Rerata

1A 2A

1B 2B 1B 2B

Sebelum

Sesudah

0,102

0,105

0,103

0,11

0,113

0,116

0,094

0,102

Peningkatan 0,003 0,007 0,003 0,008

Page 106: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

cvi

Tabel 6: Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor.

Sumber Varians JK Db RJK Fn Ft

Antarkolom perlakuan(A) 0,0007 1 0,0007 5,46875* 4,08

Antar baris perlakuan(B) 0,001 1 0,001 7,8125 4,08

Interaksi (AB) 0,0001 1 0,0001 0,78125 4,08

Dalam kelompok(error) 0,0046 36 0,000128

0,0064 39

Keterangan:

A : Latihan berbeban linier dan non linier

B : Panjang tungkai (tinggi dan rendah)

AB : Interaksi antar faktor

* : Analisis Fo ditolak (signifikan)

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, kelompok latihan berbeban

dengan latihan linier memiliki peningkatan yang berbeda dengan kelompok

latihan berbeban dengan latihan non linier. Hal ini karena dalam latihan berbeban

non linier, peningkatan beban dilakukan secara berjenjang naik turun, sehingga

pesilat mendapatkan peningkatan beban yang signifikan. Dengan demikian pada

latihan beban non linier memiliki beban latihan yang terus meningkat yang dapat

membantu mempercepat tendangan depan. Dari analisis dengan nilai hitF =

5,46875 yang lebih besar dari tabelF = 4,08. Dengan demikian hipotesis nol (Ho)

ditolak. Yang berarti bahwa latihan berbeban dengan latihan linier dan latihan non

linier terdapat perbedaan yang signifikan. Dari analisis data diperoleh bahwa

latihan non linier lebih baik daripada latihan linier, dengan nilai rata-rata 1,39 dan

0,0009.

Page 107: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

cvii

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Dari pengukuran panjang tungkai menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan terhadap peningkatan kecepatan tendangan depan pada pesilat putra

PSHT cabang Solo tahun 2008. Pesilat yang memiliki panjang tungkai rendah

mempunyai peningkatan yang lebih besar daripada pesilat yang mempunyai

panjang tungkai tinggi, rata-rata peningkatannya adalah 0,000275 dan 0,00025.

Dari penghitungan data yang dilakukan diperoleh nilai hitF =7,8125 lebih besar

daripada tabelF = 4,08 ( hF > tF ) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol

(Ho) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pesilat yang memiliki

panjang tungkai rendah memiliki peningkatan yang lebih besar daripada pesilat

yang memiliki panjang tungkai tinggi.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Interaksi faktor utama penelitian daam bentuk interaksi dua faktor

menunjukkan tidak adanya interaksi antara latihan berbeban dan panjang tungkai,

yang ditunjukkan oleh hitF = 0,78125 lebih kecil dari tabelF = 4,08 ( hF < tF ) pada

taraf signifikansi 5% sehingga hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa antara latihan berbeban dan panjang tungkai tidak ada

interaksi terhadap peningkatan kecepatan tendangan depan pencak silat pada

pesilat putra PSHT cabang Solo tahun 2008.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai

hasil-hasil data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan pengujian

hipotesis telah meghasilkan kesimpulan analisis yaitu: (1) ada perbedaan yang

signifikan antara latihan beban linier dan non linier terhadap peningkatan

kecepatan tendangan depan, (2) ada perbedaan yang signifikan antara panjang

tungkai tinggi dan panjang tungkai rendah terhadap peningkatan kecepatan

tendangan depan, (3) tidak ada interaksi antara latihan berbeban dan panjang

Page 108: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

cviii

tungkai terhadap peningkatan kecepatan tendangan depan. Kelompok kesimpulan

analisis tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut secara rinci sebagai berikut:

1. Pengaruh Latihan Berbeban Linier dan Non Linier Terhadap

Peningkatan Kecepatan Tendangan Depan

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan ada perbedaan

antara latihan berbeban linier dan non linier terhadap peningkatan kecepatan

tendangan depan pencak silat pada pesilat putra PSHT cabang Solo tahun 2008.

Kelompok yang mendapatkan perlakuan latihan berbeban non linier memiliki

peningkatan lebih baik dibandingkan dengan kelompok latihan berbeban linier.

Hal ini karena latihan berbeban non linier memiliki beban latihan yang diselingi

dengan kenaikan dan penurunan beban, beban bertambah secara bertahap dan

bergelombang, sehingga memberi kesempatan kepada atlet untuk melakukan

regenerasi yang memungkinkan untuk mengakumulasi cadangan fisiologis serta

psikologisnya dalam mengantisipasi peningkatan beban latihan berikutnya. Maka

dari itu kecepatan dapat meningkat. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis data yang

menunjukkan rata-rata peningkatan latihan berbeban secara non linier lebih besar

1,3891 daripada hasil analisis data latihan berbeban dengan latihan linier. Dengan

demikian hipotesis yang menyatakan ada perbedaan latihan berbeban linier dan

non linier terhadap peningkatan kecepatan tendangan depan pada pesilat putra

PSHT cabang Solo tahun 2008, dapat diterima kebenarannya.

2. Pengaruh Panjang Tungkai Tinggi dan Panjang Tungkai Rendah

Terhadap Peningkatan Kecepatan Tendangan Depan

Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa, ada

perbedaan antara panjang tungkai tinggi dan panjang tungkai rendah terhadap

peningkatan kecepatan tendangan depan pencak silat pada pesilat putra PSHT

cabang Solo tahun 2008. Kelompok yang memiliki panjang tungkai rendah lebih

baik sebesar 0,000025 dibanding kelompok yang memiliki panjang tungkai tinggi.

Hal ini juga di karenakan bahwa tiap-tiap individu mempunyai fibril otot yang

berbeda-beda yang mempengaruhi pengaturan sistem koordinasi untuk

Page 109: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

cix

menghasilkan kecepatan, selain itu juga kekuatan dan elastisitas otot masing-

masing individu serta aktivitas lain diluar treatmen yang tidak bisa dikontrol

sepenuhnya, sehingga mempengaruhi hasil penelitian.

3. Interaksi Antara Latihan Berbeban dan Panjang Tungkai Terhadap

Peningkatan Kecepatan Tendangan Depan

Berdasarkan pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa, tidak ada

interaksi antara latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan

tendangan depan pada pesilat putra PSHT cabang Solo tahun 2008. Dengan

penghitungan secara matematis terjadi peningkatan, namun peningkatan tersebut

sangat kecil sehingga sulit dilihat maupun dibuktikan dengan penghitungan

statistik. Peningkatan juga dipengaruhi oleh waktu pelaksanaan treatmen atau

perlakuan hanya selama 6 minggu latihan. Lamanya waktu ini ternyata belum

menunjukkan peningkatan yang besar pada kecepatan tendangan khususnya

tendangan depan, sehingga kecepatan hanya mengalami sedikit peningkatan.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasannya yang lebih diungkapkan

pada BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan berbeban linier dan non linier terhadap

peningkatan kecepatan tendangan depan pada pesilat putra PSHT cabang Solo

tahun 2008. pengaruh peningkatan kecepatan tendangan depan yang

ditimbulkan oleh latihan berbeban non linier lebih baik daripada latihan

berbeban linier, dengan rata-rata peningkatannya adalah 1,39 dan 0,0009.

2. Ada perbedaan pengaruh antara panjang tungkai tinggi dan panjang tungkai

rendah terhadap peningkatan kecepatan tendangan depan pada pesilat putra

Page 110: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

cx

PSHT cabang Solo tahun 2008. Pengaruh peningkatan kecepatan tendangan

depan pada pesilat yang memiliki panjang tungkai rendah lebih baik daripada

pesilat yang memiliki panjang tungkai tinggi, rata-rata peningkatannya yaitu

0,000275 dan 0,00025.

3. Tidak adanya interaksi antara latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap

peningkatan kecepatan tendangan depan pada pesilat putra PSHT cabang Solo

tahun 2008. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa hitungF = 0,78125

dengan tabelF = 4,08, maka ( hitungF < tabelF ).

B. Implikasi

Efektifitas dan efisiensi latihan tidak terlepas dari kondisi karakteristik

setiap individu yang mengikuti proses latihan. Oleh karena itu, usaha

meningkatkan kecepatan tendangan khususnya tendangan depan pencak silat perlu

diterapkan latihan berbeban yang baik dan tepat.

Latihan berbeban menyebabkan adaptasi sisitem syaraf. Dengan

melaksanakan latihan ini kandungan mitokondria pada sinap bertambah. Dengan

bertambah banyaknya mitokondria, jumlah asetil KoA yang berfungsi untuk

sintesa asetil kolin juga bertambah dengan demikian aktivitas pada sinap

meningkat, perambatan impuls syaraf menjadi semakin cepat, waktu reaksi akan

menjadi semakin cepat, pada akhirnya kecepatannya akan menjadi lebih baik.

Selain terjadi peningkatan aktivitas sinap juga terjadi peningkatan aktivitas pada

motor unit. Peningkatan aktivitas motor unit menyebabkan semakin banyak

serabut otot yang dapat dikerahkan untuk melakukan suatu tugas olahraga,

sehingga semakin besar kemampuan kontraksinya. Disamping itu terjadi

peningkatan sinkronisasi pada otot, karena otot penggerak utama, otot-otot yang

sinergis semakin banyak yang diaktifkan dan otot-otot antagonis lebih dapat

dihambat.

Keuntungan lain yang diperoleh dengan melaksanakan latihan beban

dengan peningkatan beban secara non linier adalah pada saan beban latihan

Page 111: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

cxi

diturunkan akan terjadi adaptasi yang lebih baik terhadap rangsangan yang baru.

Sehingga dapat dikatakan bahwa secara fisiologis adaptasi yang terjadi pada

latihan ini lebih baik daripada adaptasi yang terjadi pada latihan beban dengan

peningkatan secara linier. Sehingga dengan demikian latihan beban dengan

peningkatan secara non linier lebih baik dalam meningkatkan kecepatan

tendangan depan pada pencak silat. Untuk penghitungan kecepatan tendangan

depan ini dapat digunakan bagi pelatih-pelatih dengan menggunakan Dartfish

Prosuite. Untuk pemilihan atlet khususnya atlet pencak silat tidak hanya

mempertimbangkan tinggi badan tetapi juga panjang tungkai.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Pemanfaatan dartfish untuk analisa gerak dan pengukuran segera

disosialisasikan kepada para pelatih khususnya pelatih pencak silat.

2. Apabila memungkinkan program analisa dengan menggunakan Dartfish

Prosuite untuk dapat diperbanyak.

3. Setiap pelatih harus menganalisa teknik atletnya, sehingga mengetahui

kesalahan-kesalahan yang dilakukan dan memberikan terapi-terapi yang benar

secara biomekanika.

4. Upaya meningkatkan kecepatan tendangan perlu diterapkan latihan berbeban

yang tepat, sehingga akin diperoleh peningkatan kecepatan yang optimal dan

dapat mendukung pencapaian prestasi yang optimal.

5. Perlu segera dibangun laboratorium biomekanika yang salah satu fungsinya

untuk menganalisa teknik secara cermat dan tepat sehingga penampilan atau

prestasi seorang atlet akan menjadi lebih baik.

6. Untuk meningkatkan kecepatan tendangan, pelatih dapat menerapkan latihan

berbeban linier dan non linier.

7. Penelitian tidak hanya menganalisa teknik tendangan depan akan tetapi teknik

tendangan yang lain.

Page 112: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

cxii

DAFTAR PUSTAKA

A.Hamidsyah Noer. 1996. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta: UNS Press.

Arief Prihastomo. 1994. Pembinaan Kondisi Fisik Karate. Surakarta: CV.Aneka.

Bompa.TO. 1990. Theory and Methodology of Training the Key to Athletik

Performance. Dubugue. IOWA: Kendall/Hunt.

Dangsina Moeloek & Ardjatmo Tjokronegoro. 1984. Kesehatan dan Olahraga.

Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran.

FKIP. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS Press.

Hadi Sutrisno. 1982. Statistik II. Yogyakarta: Andi Offset.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:

Depdikbud. Dirjendikti. http://indonesia.silatcenter.com/html/serangan.html#TendanganLurusa

Johansyah Lubis. 2004. Pencak Silat Panduan Praktis. Jakarta : PT.Raja Grafindo

Persada.

Jonath U. Haag & Krempel. R. 1987. Atletik I. Jakarta: PT Rosda Jaya Putra.

KONI Jateng. 1986. Paket Penelitian Pembibitan LitBang. Semarang: KONI Jawa

Tengah.

M. Furqon.H. 1996. Latihan Beban. Surakarta: UNS Press.

M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: IKIP

Semarang Press.

Mulyono Biyakto Atmojo.1992. Tes dan Pengukuran dalam Olahraga. Surakarta:

UNS Press.

PB IPSI. 1993. Beladiri Pencak Silat. Jakarta. Bahan Penataran Nasional Tingkat

Muda.

Sumarno . 1992. Beladiri Pencak Silat. Jakarta : PT Gramedia.

Nosseck Y. 1982. Teori Umum Latihan. Institut Nasional Olahraga Lagos. Pan

Afrika Press LTD Lagos.

O’ong Maryono. 1998. Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta: Galang Pres.

Rusli Lutan dkk. 1992. Manusia dan Olahraga. Bandung : IKIP FPOK Bandung.

Page 113: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN …... · i perbedaan pengaruh latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan depan pencak silat pada perguruan persaudaraan

cxiii

Sadoso Sumosardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga.

Jakarta: PT.Gramedia.

Soekarman. 1986. Dasar-dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih, dan Atlet.

Jakarta: Inti Indayu Press.

Srihati Waryati & Agus Mukholid. 1992. Pencak Silat. Surakarta: UNS Press.

____________________________. 1996. Teori dan Praktek Beladiri II.

Surakarta: UNS Press.

Sudjana. 1994. Metode Statistika. Bandung. Tarsito.

Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press.

Sugiyanto. 1996. Belajar Gerak I. Surakarta: UNS Press.

Suharna.HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Thomas. R & Barney. R. Groves.1996. Latihan Beban. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta:

Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Dirjendikti.