perbedaan pemberian kompres hangat dan...

Download PERBEDAAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN …stikesmuhla.ac.id/.../jurnalsurya/noXVII/43-52-Jurnal-Heny-Ekawati.pdf · ... khususnya pada anak-anak dan lansia. Hubungan perkembangan,

If you can't read please download the document

Upload: phungtram

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • SURYA 43 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

    PERBEDAAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN AROMATHERAPY TERHADAP

    PENURUNAN NYERI MENSTRUASI (DISMENORE) PADA

    SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGBINANGUN

    Sulis Rohmawati* Heny Ekawati**

    ....... . ..ABSTRAK ....... . ..

    Salah satu tanda peralihan masa anak menjadi dewasa adalah adanya menstruasi pada remaja putri.

    Menstruasi sering kali menimbulkan ketidaknyamanan pada remaja putri, terutama akibat nyeri

    menstruasi (disminore) yang ditimbulkan.

    Tujuan penelitian ini adalah perbedaan pemberian kompres hangat dan aromatherapy terhadap

    penurunan nyeri menstruasi (dismenore).

    Desain penelitian Pra-Eksperimen dengan menggunakan pendekatan One-Group Pra test-post test

    Design. Populasi Seluruh remaja putri kelas XI yang mengalami disminore di SMA N 1

    Karangbinangun Lamongan sebanyak 80 siswi pada bulan Februari-Maret Tahun 2012. Teknik

    sampling Simple Random Sampling. Sample sebanyak 67 siswi SMA N 1 Karangbinangun

    Lamongan pada bulan Februari-Maret Tahun 2012, dengan 34 responden diberikan kompres hangat

    dan 33 responden diberikan aromatherapy. Instrumen penelitian thermometer air, lembar observasi

    dan lembar skala nyeri. Setelah ditabulasi data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Test dengan

    tingkat kemaknaan =0,05.

    Hasil penelitian ini menunjukkan P=0,000 dimana P

  • Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

    Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

    SURYA 44 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

    (Widyaningsih, 2007). Banyak wanita yang

    mengalami ketidaknyamanan pada awitan

    menstruasi salah satunya yaitu disminore,

    tetapi tingkat ketidaknyamanan disminore

    jauh lebih tinggi, dengan nyeri yang sering

    kali dirasakan di punggung bawah menjalar

    kebawah hingga kebagian atas tungkai

    (Andrew, Gilly, 2009). Dismenore

    merupakan nyeri hebat menjelang atau

    selama menstruasi sehingga memaksa

    penderita untuk beristirahat dan

    meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya

    sehari-hari untuk beberapa jam atau hari.

    Bersamaan dengan rasa nyeri dapat juga

    dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala,

    diare dan sebagainya (Hanifa Wiknjosastro,

    2005).

    Dari total wanita usia subur di Indonesia

    angka kejadian disminore sebesar 64,25%

    (Haru Riyanto,2008). Di Surabaya

    didapatkan 1,07-1,31% dari jumlah penderita

    disminore yang datang ke bagian kebidanan

    (Haru Riyanto,2008). Berdasarakan hasil

    survey awal yang dilakukan peneliti tanggal

    15 Desember 2011 di SMA Negeri 1

    Karangbinangun dari 11 siswi yang sudah

    mentruasi selama bulan desember terdapat 7

    siswi (64%) yang mengalami disminore, 3

    siswi (27%) mengalami sakit kepala dan 1

    siswi (9%) mengalami mual muntah.

    Menurut Potter, Patricia A. (2005)

    disminore pada remaja dipengaruhi oleh

    beberapa hal antara lain : Usia, kebudayaan,

    makna nyeri, perhatian, ansietas, pengalaman

    terdahulu, gaya koping, keluarga dan

    dukungan sosial.

    Usia merupakan variabel penting yang

    mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-

    anak dan lansia. Hubungan perkembangan,

    yang ditemukan diantara kelompok usia ini

    dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak

    dan lansia bereaksi terhadap nyeri.

    Kebudayaan berkaitan dengan

    keyakinan dan nilai-nilai budaya

    mempengaruhi cara individu mengatasi

    nyeri. Individu mempelajari apa yang

    diharapkan dan apa yang diterima oleh

    kebudayaan mereka.

    Makna nyeri berpengaruh dengan

    derajat dan kualitas nyeri yang dipersepsikan.

    Individu akan mempersepsikan nyeri dengan

    cara berbeda-beda, apabila nyeri tersebut

    memberikan kesan ancaman, suatu

    kehilangan, hukuman, dan tantangan.

    Perhatian individu pada nyeri

    mempengaruhi persepsi nyeri. Hal ini

    merupakan salah satu konsep yang

    diterapkan di berbagai terapi untuk

    menghilangkan nyeri, seperti relaksasi,

    distraksi, teknik imajinasi terbimbing (guided

    imagery), dan masase. Fokus perhatian dan

    konsentrasi klien pada stimulus yang lain

    akan menempatkan nyeri pada kesadaran

    yang perifer sehingga toleransi nyeri individu

    meningkat. Upaya pengalihan nyeri

    menyebabkan respon terhadap nyeri

    menurun.

    Ansietas sering kali meningkatkan

    persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat

    menimbulkan suatu perasaan ansietas.

    Individu yang memiliki emosional yang sehat

    biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri

    tingkat sedang hingga berat dari pada

    individu yang memiliki emosional yang

    kurang stabil. nyeri yang tidak kunjung

    hilang sering kali menyebabkan psikosis dan

    gangguan kepribadian.

    Keletihan juga mempengaruhi nyeri.

    Persepsi nyeri akan meningkat jika individu

    keletihan. Rasa kelelahan menyebabkan

    sensasi nyeri semakin intensif dan

    menurunkan kemampuan koping. Nyeri

    sering berkurang setelah individu mengalami

    suatu periode tidur yang lelap dibandingkan

    pada saat kelelahan.

    Pengalaman terhadap nyeri yang

    dialami individu akan menyebabkan

    timbulnya rasa takut individu tersebut

    terhadap peristiwa menyakitkan yang akan

    diakibatkan oleh nyeri tersebut. Individu

    dengan pengalaman nyeri akan mengalami

    ketakutan terhadap peningkatan nyeri dan

    pengobatannya yang tidak adekuat. Pasien

    yang tidak pernah mengalami nyeri yang

    nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut

    menjadi lebih parah.

    Gaya koping mempengaruhi individu

    tersebut untuk mengatasi nyeri. Klien sering

    kali menemukan berbagai cara untuk

    mengembangkan koping terhadap efek fisik

    dan psikologis Nyeri. Memahami sumber-

    sumber koping klien selama nyeri terdiri dari

  • Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

    Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

    SURYA 45 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

    farmakologi dan non farmakologi. Adapun

    non farmakologi seperti berkomunikasi,

    latihan fisik, makan coklat, atau menyanyi

    dapat digunakan dalam upaya mendukung

    dan mengurangi nyeri sampai tingkat

    tertentu. Sedangkan terapi farmakologi dapat

    berupa terapi hormonal, obat analgesik,

    terapi dengan obat non steroid anti

    prostaglandin.

    Dukungan keluarga dan dukungan

    sosial atau orang terdekat dapat

    mempengaruhi nyeri seseorang. Kehadiran

    keluarga yang dicintai atau teman bisa

    mengurangi rasa nyeri pasien, namun ada

    juga yang lebih suka menyendiri ketika

    merasakan nyeri. Kehadiran orang-orang

    terdekat merupakan tempat klien

    menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri.

    Individu yang mengalami nyeri sering kali

    bergantung pada anggota keluarga atau

    teman dekat untuk memperoleh dukungan,

    bantuan, atau perlindungan. Walaupun nyeri

    tetap dirasakan, kehadiran orang yang

    dicintai akan mengurangi kesepian dan

    ketakutan. Kehadiran orang tua sangat

    penting bagi anak-anak yang sedang

    mengalami nyeri.

    Dampak dari disminore tersebut

    muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman

    ringan dan letih yang bersamaan dengan rasa

    nyeri juga dijumpai rasa mual, muntah, sakit

    kepala, diare dan sebagainya. Sehingga

    memaksa wanita yang mengalami disminore

    untuk istirahat dan meninggalkan

    aktivitasnya atau cara hidupnya untuk

    beberapa jam atau hari (Hanifa

    Winkjosastro,2005). Remaja yang

    mengalami dismenore pada saat menstruasi

    banyak yang tidak masuk sekolah dan

    meninggalkan kelas saat pelajaran

    berlangsung selain itu remaja juga

    prestasinya kurang begitu baik disekolah

    dibandingkan remaja yang tidak terkena

    dismenore (Hacker N and Moore G, 2001).

    Sedangkan dalam menangani nyeri

    menstruasi ada beberapa metode

    nonfarmakologis yang cukup efektif

    dilakukan dalam mengurangi nyeri

    menstruasi (dismenorea) dapat dilakukan

    dengan cara metode relaksasi yaitu kompres

    hangat dan aromatherapy. Kompres hangat

    merupakan suatu prosedur menggunakan

    kain / handuk yang telah di celupkan pada air

    hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh

    tertentu. Sedangkan aroma terapi merupakan

    salah satu metode nonfarmakologis yang

    digunakan untuk meningkatkan kesehatan

    fisik dan psikologis. Aroma terapi dapat

    membantu mengurangi kecemasan, stress,

    ketakutan, mual, muntah dan rasa nyeri

    (Martin, 1996). Terapi aroma mempunyai

    efek positif karena diketahui bahwa aroma

    yang segar, harum merangsang sensori,

    reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi

    organ yang lainnya sehingga dapat

    menimbulkan efek kuat terhadap emosi.

    Respon bau yang dihasilkan akan

    merangsang kerja sel neurokimia otak.

    Sebagai contoh, bau yang menyenangkan

    akan menstimulasi talamus untuk

    mengeluarkan enkafelin yang berfungsi

    sebagai penghilang rasa sakit alami dan

    menghasilkan perasaan tenang. Bau seperti

    melati,kenanga dan lavender dapat

    merangsang kerja endofrin pada kelenjar

    ptituari dan menghasilkan efek afrodisiak.

    Kelenjar ptituari juga melepaskan agen kimia

    ke dalam sirkulasi darah untuk mengatur

    fungsi kelenjar lain seperti tiroid dan adrenal.

    (Jeannie, 2009)

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka

    peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    tentang perbedaan pemberian kompres hangat

    dan aromateraphy terhadap penurunan nyeri

    menstruasi (disminore).

    METODOLOGI PENELITIAN

    Jenis Penelitian ini adalah pra-

    eksperimental dengan jenis rancangan yang

    digunakan adalah one-group pra-post test

    design. Populasi penelitian iniSeluruh remaja

    putri kelas XI yang mengalami disminore di

    SMA N 1 Karangbinangun Lamongan

    sebanyak 80 siswi pada bulan Februari-Maret

    Tahun 2012, sedangkan sampel penelitian

    adalah Sebagian remaja putri remaja putri

    kelas XI yang mengalami disminore di SMA

    N 1 Karangbinangun Lamongan sebanyak 67

    siswi pada bulan Februari-Maret Tahun 2012.

    Pengumpulan data penelitian menggunakan

    thermometer air, lembar observasi dan

  • Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

    Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

    SURYA 46 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

    lembar skala nyeri. Analisis penelitian

    menggunakan uji wilcoxon signed rank test.

    HASIL .PENELITIAN

    1. Data Umum 1) Distrubusi Responden

    Karakteristik responden berdasarkan

    umur memperoleh hasil yang digambarkan

    pada tabel 1 sebagai berikut :

    Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan

    Umur Pada Siswi Kelas XI SMA

    Negeri I Karangbinangun.

    No Jenis

    kelamin

    Frekuensi %

    1.

    2.

    Laki laki

    Perempuan

    14

    18

    43,75

    45,25

    Jumlah 32 100,0

    Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan

    bahwa dari 32 responden sebagian besar

    berjenis kelamin permpuan yaitu sebanyak

    18 responden atau 45,25%, sedangakan laki

    laki sebanyak 14 pasien atau 43,75%.

    2. Data Khusus Tabel 2 Tingkat Nyeri Disminore Remaja

    Putri Sebelum Diberikan Kompres

    Hangat

    No. Tingkat

    nyeri

    Jumlah Prosentase

    1 Tidak nyeri 0 0 %

    2 Nyeri

    ringan

    5 14,70 %

    3 Nyeri

    sedang

    23 67,65 %

    4 Nyeri berat 6 17,65 %

    5 Nyeri

    sangat berat

    0 0 %

    Total 34 100 %

    Berdasarkan tabel 2 diatas

    menunjukkan sebagian besar atau (67,65 %)

    responden mengalami nyeri sedang dan tidak

    satupun atau (0 %) responden yang tidak

    nyeri dan mengalami nyeri sangat berat.

    Tabel 3 Distribusi Tingkat nyeri Disminore

    Remaja Putri Sebelum Diberikan

    Aromatherapy

    No Tingkat nyeri Juml Prosentase

    1 Tidak nyeri 0 0 %

    2 Nyeri ringan 12 36,36 %

    3 Nyeri sedang 20 60,61 %

    4 Nyeri berat 1 3,03 %

    5 Nyeri sangat

    berat

    0 0 %

    Total 33 100 %

    Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan

    lebih dari sebagian atau (60,61 %) responden

    mengalami nyeri sedang dan tidak satupun

    atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan

    mengalami nyeri sangat berat.

    Tabel 4 Distribusi Tingkat nyeri disminore

    remaja putri setelah diberikan

    kompres hangat

    No Tingkat

    nyeri

    Jumlah Prosentase

    1 Tidak nyeri 2 5,9 %

    2 Nyeri

    ringan

    19 55,9 %

    3 Nyeri

    sedang

    12 35,3 %

    4 Nyeri berat 1 2,9%

    5 Nyeri

    sangat berat

    0 0 %

    Total 34 100 %

    Berdasarkan table 4 diatas

    menunjukkan lebih dari sebagian atau

    (55,9 %) responden mengalami nyeri ringan

    dan tidak satupun atau (0 %) responden yang

    mengalami nyeri sangat berat.

  • Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

    Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

    SURYA 47 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

    Tabel 5 Distribusi Tingkat nyeri disminore

    remaja putri setelah diberikan

    aromatherapy

    No Tingkat

    nyeri

    Jumlah Prosentase

    1 Tidak nyeri 3 9,1 %

    2 Nyeri

    ringan

    23 69,7 %

    3 Nyeri

    sedang

    7 21,2 %

    4 Nyeri berat 0 0 %

    5 Nyeri

    sangat berat

    0 0 %

    Total 33 100 %

    Berdasarkan Tabel 5 diatas

    menunjukkan sebagian besar atau (69,7 %)

    responden mengalami nyeri ringan dan tidak

    satupun atau (0 %) responden yang

    mengalami nyeri berat dan nyeri sangat berat.

    Tabel 6 Perbedaan pemberian kompres

    hangat dan aromatherapy terhadap

    penurunan nyeri menstruasi

    (disminore)

    No Jenis

    Perlakuan

    Penurunan

    Nyeri

    Juml

    ah

    Prosent

    ase

    1. Kompres

    Hangat Terjadi

    penurunan

    Tidak terjadi

    Penurunan

    Total

    21

    13

    33

    61,7 %

    38,3%

    100%

    2 Aroma

    terapi Terjadi

    penurunan

    Tidak terjadi

    penurunan

    Total

    17

    16

    33

    51,5%

    48,5%

    100%

    Berdasarkan hasil analisis dengan

    bantuan SPSS 16,0 dengan menggunakan uji

    Wilcoxon Sing Rank Test didapatkan nilai p

    = 0,000 dengan = 0,05 dimana p

  • Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

    Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

    SURYA 48 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

    dan tugas yang diberikan di sekolahnya

    sehingga sebagian besar responden

    mengalami nyeri sedang, hal ini sesuai

    dengan teori Potter (2005) yang menyatakan

    Tingkat nyeri seseorang klien memfokuskan

    perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi

    persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat

    dihubungkan dengan nyeri yang meningkat,

    sedangkan upaya pengalihan (distraksi)

    dihubungkan dengan respon nyeri yang

    menurun (Gil, 1990).

    2. Tingkat Nyeri Dismenorea sebelum diberikan aromatherapy

    Berdasarkan tabel 3 menunjukkan

    lebih dari sebagian atau (60,61 %) responden

    mengalami nyeri sedang dan tidak satupun

    atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan

    mengalami nyeri sangat berat.

    Semua orang mempunyai respon

    yang berbeda dalam mengartikan tingkat

    nyeri. Mengkaji intensitas nyeri sangat

    penting walaupun bersifat subyektif.

    Seseorang yang sedang merasa nyeri

    khususnya nyeri yang hebat, ingin nyeri yang

    dirasakannya segera hilang, tujuan

    keseluruhan dalam pengobatan nyeri yaitu

    mengurangi nyeri sebesar-besarnya dengan

    kemungkinan efek samping paling kecil.

    Hal ini sesuai dengan pendapat

    Potter (2005) yaitu hubungan antara nyeri

    dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas

    sering kali meningkatkan persepsi nyeri,

    tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu

    perasaan ansietas. Individu, yang sehat secara

    emosional biasanya lebih mampu

    mentoleransi nyeri sedang hingga berat dari

    pada individu yang memiliki emosional yang

    kurang stabil. Satu lagi yaitu dukungan yang

    diberikan oleh keluarga, dimana dukungan

    dari keluarga mampu memberikan

    ketenangan pada seseorang sehingga mampu

    mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan,

    pendapat ini juga sesuai dengan teori Potter

    (2005) yang menyatakan ndividu yang

    mengalami nyeri sering kali bergantung pada

    anggota keluarga atau teman dekat untuk

    memperoleh dukungan, bantuan, atau

    perlindungan. Walaupun nyeri tetap

    dirasakan, kehadiran orang yang dicintai

    akan mengurangi kesepian dan ketakutan.

    Kehadiran orang tua sangat penting bagi

    anak-anak yang sedang mengalami nyeri.

    3. Tingkat Nyeri Dismenorea remaja putri setelah diberikan Kompres Hangat

    Berdasarkan tabel 4 menunjukkan

    lebih dari sebagian atau (55,9 %) responden

    mengalami nyeri ringan dan tidak satupun

    atau (0 %) responden yang mengalami nyeri

    sangat berat.

    Banyak cara yang dapat dilakukan

    untuk menurunkan tingkat nyeri seseorang.

    Diantaranya dengan dilakukan intervensi

    pemberian kompres hangat. Seseorang yang

    diberikan terapi kompres hangat pada daerah

    abdomen saat mengalami nyeri menstruasi

    (dismenorea) akan meningkatkan relaksasi

    otot-otot dan mengurangi nyeri akibat

    spasme atau kekakuan serta memberikan rasa

    hangat. Demikian juga panas dapat

    menyebabkan pembuluh darah meningkatkan

    aliran darah kebagian tubuh yang mengalami

    perubahan fungsi, selain itu juga panas dapat

    mengurangi ketegangan otot menjadi

    relaksasi

    Menurut Patricia A, (2005), relaksasi

    merupakan memberikan individu kontrol diri

    ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,

    stress fisik dan emosi pada nyeri. Klien dapat

    mengubah persepsi kognitif dan motivasi-

    afektif dengan melakukan relaksai dan teknik

    imajinasi. Relaksasi merupakan kebebasan

    mental dan fisik dari ketegangan dan stress.

    4. Tingkat Nyeri Dismenorea remaja putri setelah diberikan Aromaterapi

    Berdasarkan tabel 5 menunjukkan

    lebih dari sebagian atau (51,5 %) responden

    mengalami penurunan nyeri dan kurang dari

    sebagian atau (48,5 %) responden tidak

    mengalami penurunan nyeri

    Ada beberapa cara untuk menurunkan

    tingkat nyeri seseorang. Diantaranya dengan

    pemberian aromaterapi. Tingkat nyeri bisa

    berkurang dengan diberikannya aromaterapi.

    Aromaterapi bias mengurangi rasa sakit,

    meredahkan ketegangan dan kejang. Setelah

    diberikan aromaterapi sebagian besar

  • Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

    Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

    SURYA 49 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

    responden mengalami nyeri ringan. Cara

    kerja bahan aromatherapy yaitu melalui

    system sirkulasi tubuh dan system penciuman.

    Organ penciuman merupakan indera perasa

    dalam berbagai reseptor saraf yang

    berhubungan langsung dan merupakan

    saluran langsung ke otak. Bau marupakan

    suatu molekul yang mudah menguap, apabila

    masuk ke rongga hidung melalui pernafasan

    akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses

    penciuman. Melalui penghirupan sebagian

    molekul akan masuk ke paru. Molekul

    aromatic akan diserap oleh lapisan mukosa

    pada saluran pernafasan, baik pada bronkus

    atau pada cabang halusnya (bronchiole) dan

    terjadi pertukaran gas didalam alveoli,

    molekut tersebut akan diangkut oleh system

    sirkulasi darah di dalam paru. Pernafasan

    yang dalam akan meningkatkan jumlah

    bahan aromatic yang ada ke dalam tubuh.

    Respon bau yang dihasilkan akan

    merangsang kerja sel neurokimia otak

    (Guyton & Hall, 2007).

    Teknik relaksasi memberikan individu

    control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman

    atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri.

    Teknik relaksasi dapat digunakan saat

    individu dalam keadaan sakit atau sehat

    (Varney, Helen. 2006). Menurut teori Gilbert

    & Harmon (2003), Aromatherapy merupakan

    minyak essensial yang menentukan kontraksi

    uterus, mendorong kontraksi rahim,

    mengurangi rasa sakit, meredahkan

    keteganggan dan kejang, mengurangi rasa

    takut dan kecemasan, dan meningkatkan

    perasaan kesejahteraan.

    5. Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap

    Penurunan Nyeri Menstruasi

    (Disminore) Pada Siswi Kelas XI SMA

    Negeri 1 Karangbinangun

    Berdasarkan hasil analisis dengan

    bantuan SPSS 16,0 dengan menggunakan uji

    Wilcoxon Sing Rank Test didapatkan nilai p

    = 0,000 dengan = 0,05 dimana p

  • Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

    Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

    SURYA 50 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

    2) Lebih dari sebagian responden mengalami nyeri sedang sebelum diberikan dan

    aromateraphy.

    3) Lebih dari sebagian responden mengalami nyeri ringan setelah diberikan kompres

    hangat

    4) Lebih dari sebagian responden mengalami nyeri ringan setelah diberikan

    aromateraphy.

    5) Terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberian terapi kompres hangat

    dengan aromateraphy yaitu lebih banyak

    responden yang mengalami penurunan

    nyeri dismenore setelah diberikan terapi

    kompres hangat daripada dengan

    aromateraphy.

    Saran

    1) Bagi Akademis Hasil penelitian memberikan masukan

    ilmu pengetahuan khususnya dalam hal

    pemberian kompres hangat dan aromatherapy

    terhadap penurunan nyeri menstruasi

    (dismenore), sebagai sarana pembanding bagi

    dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya

    informasi tentang penanganan dismenore.

    2) Bagi Pemerintah Hasil penelitian dapat menjadi bahan

    masukan dalam meningkatkan program

    kesehatan reproduksi, sebagai masukan yang

    dapat dipergunakan untuk meningkatkan

    status kesehatan, khususnya dalam

    mengurangi tingkat nyeri dismenore.

    DAFTAR PUSTAKA

    Alexander, W. 2001. Minyak Essensial

    Aromatherapy.

    www.minyakherbal.com di Update

    pada 25 November 2011

    pukul :18.45 WIB

    Andrew, Gilly. (2009). Buku Ajar Kesehatan

    Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC

    Andriana, E. 2007. Melahirkan Tanpa Rasa

    Sakit. Jakarta : PT Bhuana Ilmu

    Populer

    Benson, Ralph C. (2008). Buku Saku Obstetri

    dan Ginekologi. Jakarta : EGC

    Blamey E. 2008. An Investigation into the

    Use of Aromatherapy in

    Intrapartum Midwife Practice. The

    Journal of Alternatife and

    Complementary Mediceine. di

    Update pada 21 November 2011

    pukul: 14.45 WIB

    Bobak. (2004). Buku ajar Keperawatan

    Maternitas. Jakarta: EGC

    Buckle, J. 2003. Clinical Aromatherapy,

    Essensial Oils in Practice. Second

    E Dition :Churchill Livingstone

    New York

    Budiarto Eko. 2002. Biostatistika untuk

    Kedokteran dan Kesehatan

    Masyarakat. Jakarta: EGC.

    Danim, Sudarwan. (2002). Metodologi

    Penelitian Kebidanan. Jakarta :

    EGC

    Danim, Sudarwan. 2002. Metode Penelitian

    untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta:

    Bumi Aksara

    Departemen of Health. 2007. pain

    managemen Aromatherapy section.

    http://www.kemh.health.wa.gov.au

    ./development/manual/section/4/82

    72.pdf di Update pada 25

    November 2011 pukul : 19.00 WIB

    Gil. (1990). Dampak Disminore (2002).

    http//www. disminore. blogspot.

    com. Diakses tanggal 10 Desember

    2011 pukul : 13.00 WIB

    Gilbert & Harmon, (2003). Manual of High

    Risk Pregnancy And Delivery.

    California

    Hadibroto, I & Alam, S. 2006. Seluk-beluk

    pengobatan alternatif dan

    kontenporer. Jakarta: PT Bhuana

    Ilmu Populer

    Hendriati, Agustin. (2006). Psikologi

    Perkembangan. Bandung: PT

    Rafika Aditama

    Hacker N and Moore (2001). Essensial

    Obstetri dan Ginekologi . Edisi

    Dua. Jakarta: Hipokrates

    http://www.minyakherbal.com/http://www.kemh.health.wa.gov.au./development/manual/section/4/8272.pdfhttp://www.kemh.health.wa.gov.au./development/manual/section/4/8272.pdfhttp://www.kemh.health.wa.gov.au./development/manual/section/4/8272.pdf

  • Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

    Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

    SURYA 51 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

    Hanifa Winkjosastro. (2002). Ilmu

    Kebidanan. Jakarta: YBP-SP

    Hanifa Winkjosastro. (2005). Ilmu

    Kandungan. Jakarta: YBP-SP

    Harunriyanto, 2008. Angka kejadian

    Dismenore. online

    www.makalah.co.id, diakses

    tanggal 21 November 2011 pukul :

    15.00

    Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar

    Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:

    Salemba Medika

    Hidayat, A.Aziz Alimul. (2007). Riset

    Keperawatan Dan Teknik

    Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba

    Medika.

    Hidayat, Musrifatul. (2008). Ketrampilan

    Dasar Praktik Klinik Untuk

    Kebidanan. Jakarta: Salemba

    Medika

    Hutasoit, A. 2002. Aromatherapy untuk

    Pemula. Jakarta: PT Gramedia

    Pustaka

    Jeannie, M. 2009. Aromatherapy.

    www.minyakherbal.com di Update

    pada 25 November 2011 pukul :

    18.45 WIB

    Long Barbara C, (1989). Perawatan Medikal

    Bedah. Ikatan Alumni Pendidikan

    Keperawatan Padjadjaran:

    Bandung

    Mackinnon, K. 2004. Aromatherapy : Art or

    Science.

    www.highlightaromatherapytoday.

    com di Update pada 25 November

    2011 pukul : 20.00 WIB

    Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta

    Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta :

    Media Aesculapius

    Manuaba, Ida Bagus Gde, 2005, Ilmu

    Kebidanan, Penyakit Kandungan

    Dan Keluarga Berencana Untuk

    Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta

    Martin,(2007). Asuhan Persalinan Normal.

    Jakarta: EGC

    Musrifatul, A.Aziz Alimul. (2006).

    Ketrampilan Dasar Praktik Klinik

    Kebidanan. Jakarta: Salemba

    Medika

    Ninik dwi A. (2005). Disminore Alias Nyeri

    Haid. http//www. nex klaten.

    blogspot. com diakses tanggal 2

    Desember 2011 pukul : 13.00

    Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan

    Metodelogi Penelitian Ilmu

    Keperawatan. Jakarta: Salemba

    Medika.

    Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan

    Metodelogi Penelitian Ilmu

    Keperawatan. Jakarta: Salemba

    Medika.

    Notoatmodjo Soekidjo. 2002. Metodologi

    Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

    Notoatmodjo Soekidjo. 2005. Metodologi

    Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

    Pangkalan ide. (2008). Dark Chocolate.

    Jakarta : Elex Media

    Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar

    Fundamental Keperawatan.

    Jakarta : EGC

    Poter patresia A alih bahasa renata

    komalasari (2006) buku ajar

    fundamental keperawatan konsep,

    proses dan praktik. Jakarta EGC

    Price, Sylvia A. (2006). Patofisiologi :

    Konsep Klinik Proses-Proses

    Penyakit. Jakarta : EGC

    Simkin, P. 2007. Kehamilan, Melahirkan &

    Bayi: Panduan Lengkap. Jakarta:

    Arcan.

    Siti Rahayu Haditono. (2002). Psikologi

    Perkembangan. Yogyakarta :

    UGM Press

    Smeltzer , Suzanne c.dan Bare, Brenda

    G.2008. Buku ajar keperawatan

    medical bedah EGC Jakarta

    http://www.makalah.co.id/http://www.minyakherbal.com/http://www.highlightaromatherapytoday.com/http://www.highlightaromatherapytoday.com/

  • Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

    Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

    SURYA 52 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

    Soekidjo, Notoadmojo. (2005). Metode

    Penelitian Kesehatan. Jakrta:

    Renika Cipta.

    Sugiyono. (2006). Statistik Untuk Penelitian.

    Bandung: Alfabeta

    Steven, P. J. M. et. All., Alih bahasa

    J.A.Toma Sowa. 2000. Ilmu

    Keperawatan. Jakarta : EGC

    Varney, Helen. (2006). Buku Ajar Asuhan

    Kebidanan. Jakarta : EGC

    Widyaningsih, 2007, Kesehatan Reproduksi

    dan Kehidupan Generasi Muda,

    Tersedia dalam : (http://www.

    kesehatan reproduksi.com) diakses

    27 November 2011 pukul : 15.15