bab iv metode penelitian 4.1 desain penelitianeprints.umm.ac.id/46724/5/bab iv.pdfpada anak dengan...

14
37 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu penelitian, serta dapat memungkinkan pengontrolan yang maksimal dari berbagai faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2008). Berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental design (eksperimen semu), dengan rancangan pretes post test two group (menggunakan dua kelompok perlakuan). Subjek Pra Perlakuan Pasca-tes Kelompok A (K-A) - P1 O-A Kelompok B (K-B) - P2 O-B Keterangan Tabel : K-A : Subjek perlakuan dengan pemberian intervensi yang telah diterapkan yaitu kompres cuka. K-B : Subjek kontrol sebagai pembanding dengan dibeikan tindaan kompres air hangat. O-A : Pemberian sesudah tindakan kompres cuka hangat O-B : Pemberian sesudah tindakan kompres air hangat P1 : Tindakan kompres cuka hangat P2 : Tindakan kompres air hangat

Upload: others

Post on 17-Apr-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

37

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu

penelitian, serta dapat memungkinkan pengontrolan yang maksimal dari berbagai

faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2008).

Berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah

quasi eksperimental design (eksperimen semu), dengan rancangan pretes – post test two

group (menggunakan dua kelompok perlakuan).

Subjek Pra Perlakuan Pasca-tes

Kelompok A (K-A) - P1 O-A

Kelompok B (K-B) - P2 O-B

Keterangan Tabel :

K-A : Subjek perlakuan dengan pemberian intervensi yang telah diterapkan yaitu

kompres cuka.

K-B : Subjek kontrol sebagai pembanding dengan dibeikan tindaan kompres air

hangat.

O-A : Pemberian sesudah tindakan kompres cuka hangat

O-B : Pemberian sesudah tindakan kompres air hangat

P1 : Tindakan kompres cuka hangat

P2 : Tindakan kompres air hangat

38

4.2 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan tahapan dalam penelitian. Pada kerangka kerja

akan dijelaskan alur penelitian dari menentukan populasi sampai menentukan

kesimpulan (Nursalam, 2008).

Populasi : Semua pasien anak yang mengalami demam tifoid dengan kenaikan suhu tubuh di Puskesmas Mulyorejo Kota Malang

Teknik sampling : Simple Random Sampling

Sampel : Anak yang mengalami demam tifoid di Puskesmas Mulyorejo Kota Malang yang sesuai dengan kriteria inklusi

Kelompok intervensi 1

Sebelum dilakukan intervensi peneliti melakukan pengukuran suhu tubuh

pada anak dengan termometer

Anak diberikan intervensi berupa kompres cuka apel didaerah aksila selama 10-15

menit

Pengolahan data : editing, koding, entry data, tabulasi

Analisis data : Uji T-Test

Kesimpulan

Kompres cuka lebih efektif dibandingkan dengan kompres air hangat terhadap penurunan suhu

tubuh pada anak dengan thypoid fever

Setelah dilakukan intervensi peneliti melakukan pengukur suhu tubuh pada

anak menggunkan termometer

Kelompok intervensi 2

Sebelum dilakukan intervensi peneliti melakukan pengukuran suhu tubuh

pada anak dengan termometer

Anak diberikan intervensi berupa kompres air hangat didaerah aksila selama 30-60 menit

Setelah dilakukan intervensi peneliti melakukan pengukur suhu tubuh pada

anak menggunkan termometer

Kompres air hangat lebih efektif dibandingkan dengan kompres cuka terhadap penurunan suhu

tubuh pada anak dengan thypoid fever

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian : Efektifitas Kompres Cuka dan Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Anak dengan Typoid Fever di

Puskesmas Mulyorejo Kota Malang

39

4.3 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh

peneliti (Nursalam, 2008). Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

semua anak yang mengalami demam tifoid. Populasi dalam penelitian ini, yaitu anak

dengan demam tifoid hari pertama dan kedua dengan keluhan mengalami kenaikan

suhu tubuh (Hipertermi) yang dirawat di ruang inap Puskesmas Mulyorejo. Pemilihan

anak dengan demam tifoid pada hari pertama dan kedua dengan alasan karena pada

waktu hari pertama dan kedua suhu tubuh anak masih tinggi atau anak masih

mengalami demam. Berdasarkan data rekam medik Puskesmas Mulyorejo pada

bulan Juli dan Agustus terdapat 28 pasien yang mengalami demam tifoid.

4.3.2 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Sampel pada penelitian ini diambil dengan Simple Random Sampling

yaitu pengelompokan subjek secara acak ke dalam kelompok eksperimen atau

kelompok kontrol. Pengambilan sampel secara acak sederhana dapat dilakukan

dengan cara undian (Sugiyono, 2012).

4.3.3 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Nursalam, 2008). Sampel pada penelitian ini adalah anak yang

mengalami demam tifoid dengan keluhan mengalami kenaikan suhu tubuh dengan

ketentuan sebagai berikut:

40

Kriteria Inklusi

1. Responden yang bersedia untuk diberikan perlakuan

2. Usia responden 0-12 tahun

3. Responden yang di diagnosa suspek atau demam tifoid yang mengalami

kenaikan suhu tubuh ≥ 37.5 °C

4. Responden yang datang ke Puskesmas Mulyorejo

Kriteria Eksklusi

1. Responden yang mengalami demam yang bukan terdiagnosis typoid fever

2. Responden memiliki riwayat kejang demam

3. Responden dan keluarga tidak bersedia untuk menjadi responden

4. Responden yang mengalami luka terbuka maupun luka tertutup pada

daerah aksila.

5. Pasien yang sudah diberikan antipiretik beberapa jam sebelum dilakukan

intervensi.

Sampel merupakan bagian dari seluruh populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan diharapkan dapat

memenuhi atau mewakili dari populasi yang akan diteliti (Notoatmojo, 2012).

Dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan

(alpha) 5%, jadi sampel yang diambil mempunyai kepercayaan 95%. Untuk

menentukan sampel representatif peneliti menggunakan rumus Krecji yang diadopsi

oleh Nursalam (2008), yaitu :

Keterangan :

n : jumlah sampel

41

N : jumlah populasi

d : tingkat signifikansi (p)

Dengan menggunakan rumus diatas, bila satu bulan terdapat jumlah

pasien sebanyak 28, maka jumlah sampel :

Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 26.16 jadi

ditambahkan 10% dari total sampel untuk menjaga responden yang drop out maka

peneliti membulatkan sampel menjadi 30 responden. Dalam penelitian ini peneliti

membagi 2 kelompok untuk diberikan perlakuan yang berbeda, dengan tiap

kelompok dibagi 15 sampel, untuk kelompok pertama diberi perlakuan dengan

tindakan kompres cuka dan kelompok kedua diberi perlakuan dengan tindakan

kompres air hangat.

42

4.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik atau perilaku yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain). Variabel juga merupakan konsep

yang digunakan untuk pengukuran dan manipulasi suatu penelitian. Konsep yang

dituju didalam penelitian dapat bersifat konkret dan secara langsung bila diukur. Jenis

variable diklasifikaskan menjadi bermacam-macam tipe untuk menjelaskan

penggunaannya dalam penelitian yaitu : variabel Independen dan variabel Dependen.

(Soeparto, Putra & Haryanto, 2000 dalam Nursalam 2016).

4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel terikat merupakan jenis variabel yang

nilainya akan menentukan variabel lain. Variabel independen biasanya akan

dimanipulasi untuk menciptakan suatu dampak terhadap variabel dependen

(Nursalam, 2008). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompres cuka dan

kompres air hangat.

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel bebas adalah variabel yang nilainya

ditentukan oleh variabel lain. Variabel dependen merupakan variabel yang muncul

sebagai akibat dari manipulasi variabel-varibel lain (Nursalam, 2008). Variabel

dependen dalam penelitian yaitu suhu tubuh.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau yang berkaitan tentang apa yang di ukur oleh variabel yang

bersangkutan.

43

Tabel 4.1 Definisi Operasional

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Mulyorejo Kota Malang pada tanggal 2

Januari sampai 18 Januari 2019.

Variabel Definisi Operasional

Indikator Instrumen Skala Data

Skoring

Variabel Independen

Kompres Cuka

Tindakan kompres cuka apel dimana pasien diberikan kompres pada daerah tubuh tertentu yaitu aksila (ketiak) yang bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh

Dilakukan pada klien dengan terapi non farmakologi selama 15-20 menit pada suhu ≥ 37,5°C

SOP - -

Kompres Air Hangat

Tindakan kompres air hangat ialah salah satu tindakan kompres yang diberikan pada daerah tubuh tertentu seperti aksila(ketiak) yang bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh

Dilakukan pada klien dengan terapi non farmakologi selama 30-60 menit pada suhu ≥ 37,5°C

SOP - -

Variabel Dependen

Suhu Tubuh

Keadaan suhu tubuh dapat mengalami panas maupun dingin, hal ini diakibatkan karena pengaruh dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh

Penurunan derajat suhu tubuh

Observasi termometer

Interval Pengukuran Suhu menggunakan termometer digital

44

4.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah termometer,

instrumen ini digunakan pada kedua kelompok perlakuan sebagai alat untuk

mengukur suhu tubuh responden sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Instrumen pendukung yang digunakan untuk melakukan perlakuan pada kedua

kelompok yaitu waslap, perlak, waskom, heater (pemanas air), check list dan lebih

jelas ada di lampiran 9.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Tahapan Persiapan

1. Peneliti mengurus surat ijin studi pendahuluan dan penelitian dengan

mengajukan permohonan kepada Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah malang yang ditujukan diserahkan kepada pihak

Puskesmas Mulyorejo Kota Malang.

2. Peneliti melakukan koordinasi kepada kepala Puskesmas Mulyorejo Kota

Malang untuk menjelaskan prosedur penelitian yang dilakukan.

3. Peneliti menyiapkan perlengkan-perlengkapan yang akan digunakan untuk

melakukan kompres cuka dan kompres air hangat.

4.8.2 Tahapan Pelaksanaan

1. Penelitian ini dimulai pada tanggal 2 Januari 2019 sampai 18 Januari 2019

dengan cara random pada kedua kelompok kompres cuka (apel batu) dan

kompres air hangat.

2. peneliti melakukan pertemuan dengan kepala puskesmas dan tim kesehatan

yang terkait untuk menyampaikan maksud dan tujuan peneliti.

45

3. Peneliti bekerja sama dengan dokter yang menangani pasien demam tifoid

untuk melakukan tindakan terapi kompres cuka dan kompres air hangat.

4. Proses pencarian responden (sumber data) dilakukan dengan cara teknik

non random teknik Random Assignment sehinggga peneliti mencari responden

dengan cara menunggu responden setiap harinya di Puskesmas Mulyorejo

dan akan dilakukan post-test di hari itu juga setelah dilakukan intervensi, hal

tersebut dilakukan oleh peneliti sampai jumlah populasi dari penelitian

terpenuhi pada ke 2 kelompok.

5. Pada hari pertama peneliti, penelitian dilakukan di poli umum Puskesmas

Mulyorejo mulai pukul 07.30 WIB setiap harinya. Mencari dan mendapatkan

responden atau pasien demam tifoid dan suspek untuk dijadikan subjek

kelompok yang akan diberikan intervensi.

6. Ketika peneliti menemukan pasien sesuai kriteria inklusi yang sudah

ditetapkan, maka peneliti akan menanyakan kesedian pasien untuk menjadi

responden dan peneliti mengajukan lembar permohonan menjadi

responden (Informed Consent)

7. Setelah itu peneliti akan melakukan kontrak waktu dengan dengan pasien

tentang kesediannya menjalankan tindakan kompres cuka apel dan kompres

air hangat.

Kompres cuka apel dilakukan selama 10-15 menit, dengan

menggunakan waslap di bagian aksila (ketiak).

Kompres air hangat dilakukan 30-60 menit, kompres air hangat

menggunakan kirbat yang berisi air hangat dengan suhu 37 °C dan

diganti 2 kali setiap 25 menit, intervensinya dilakukan di daerah

aksila.

46

8. Selanjutnya peneliti melakukan° pre-test dengan mengukur suhu tubuh pasien

menggunakan termometer digital untuk mengetahui perubahan suhu tubuh

pasien di ruangan yang sudah dibawa oleh peneliti.

9. Tindakan kompres cuka dan kompres air hangat dilakukan pada pasien yang

didiagnosa suspek dan demam tifoid yang belum mengonsumsi obat.

Tindakan di awali dengan perkenalan dan membina hubungan saling percaya

antara pemberi terapi dengan responden yang akan mendapatkan terapi

kompres cuka dan kompres air hangat. Selanjutnya pemberi terapi

melakukan perlakuan kepada pasien mengikuti SOP. Dimulai dari untuk

memposisikan pasien senyaman mungkin dan rileks, peneliti melakukan

pengecekan derajat suhu tubuh awal (pre-test) menggunakan termometer, bila

derajat suhu tubuh diatas normal (≥37.5 C) maka peneliti mempersiapkan

alat dan bahan yang diperlukan untuk tindakan kompres, responden diminta

untuk membuka pakaian pada area bahu dan lengan yang di perlukan untuk

dilakukan tindakan kompres cuka dan kompres air hangat. Kompres cuka

dan kompres air hangat diganti beberapakali selama waktu yang sudah di

tentukan peneliti.

10. Setelah pasien menerima perlakuan kompres cuka dan kompres air hangat,

peneliti menjeda waktu 3 menit untuk dilakukan pengukuran suhu tubuh

menggunakan termometer. pada hari itu juga di jadikan post-test setelah

dilakukan intervensi.

11. Prinsip dari perlakuan 2 hampir sama dengan perlakuan 1 baik dari segi

tindakan pre-tes dan post-test namun berbeda pada estimasi waktu.

47

12. Setelah semua tahapan terlaksana, maka peneliti menganalis suhu demam

dari masing-masing kelompok sebelum maupun sesudah dilakukan tindakan

dan mengkaji apakah ada perbedaan penurunan suhu tubuh atau tidak.

13. Peneliti melakukan intervensi kepada 30 responden dan dibantu 3 asisten

peneliti, peneliti melakukan perannya yaitu dengan tahap pre intervensi,

intervensi, post intervensi. 3 asisten peneliti mempunyai peran dalam

membantu menyiapkan kompres cuka apel dan kompres air hangat dan

membantu dokumentasi selama kegiatan.

4.8.3 Tahapan Pengolahan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan subjek dan proses

pengumpulan data karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung para rancangan penelitian dan

teknik instrument yang digunakan (Nursalam, 2017). Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Editing merupakan suatu upaya dimana untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang telah diperoleh atau dikumpulkan. Sehingga dapat dilakukan

perbaikan data yang kurang.

2. Coding adalah cara untuk mempermudah dalam pengolahan data dan proses

selanjutnya melalui tindkan mengklarifikasi data.

3. Data Entry merupakan suatu kegiatan dimana memasukan data yang telah

dikumpulkan kedalam database, kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana atau dengan membuat kedalam table.

4. Tabulation adalah penyusunan data yang merupakan pengorganissian data

sedemikian rupa agar data tersebut dapat mempermudah dalam hal

penjumlahan untuk disajikan dan dianalisis.

48

5. Cleaning adalah kegiatan untuk mengecek kembali apakah data yang sudah di-

entry ada kesalahan atau tidak.

4.9 Analisis Data

4.9.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Tabel univariate

adalah suatu tabel yang menggambarkan penyajian data dalam bentuk distribusi

frekuensi untuk satu variabel saja (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat ini

dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil suatu penelitian yang pada umumnya dalam

analisis ini hanya menghadirkan dan presentase dari variabel yang meliputi variabel

bebas (kompres cuka dan kompres air hangat) dan variabel terikat (suhu tubuh).

Adapun analisa univariat pada penelitian adalah umur, jenis kelamin, dan suhu tubuh

(Notoatmojo, 2012).

4.9.2 Analis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis hubungan dari dua variabel yang dapat

bersifat simetris saling mempengaruhi, tidak saling mempengaruhi, dan variabel satu

mempengaruhi variabel yang lain. Analisis data ini dilakukan untuk dapat menjawab

hipotesa dari suatu penelitian. Analisis bivariat menggunakan teknik uji compare mean

(perbandingan rata-rata) adalah Uji T-Test (Paired Sample T-Test digunakan untuk

menganalisis pre-test dan post-test kedua kelompok perlakuan, dan Independent T-Test

digunakan untuk menganalisis perbandingan keefektifan diantara kedua kelompok

perlakuan).

4.10 Etika Penelitian

49

Etika penelitian yang memanfaatkan obyek manusia menjadi perihal penting

yang harus diperhatikan oleh peneliti, maka dari itu memahami prinsip-prinsip etika

penelitian sangatlah penting bagi seorang peneliti. Sebelum melakukan penelitian,

peneliti mengajukan permohonan kepada Kepala Puskesmas Mulyorejo dengan

menyerahkan surat ijin dan pengantar dari Fakultas Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang, setelah itu, dalam pelaksanaannya, peneliti selalu

menekankan beberapa prinsip etis dalam penelitian (Nursalam, 2017) diantaranya

ialah:

4.10.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden dan dijelaskan maksud

dari penelitian yang akan dilakukan bahwa peneliti tersebut tidak akan mengganggu

kesehatan responden. Peneliti juga menjelaskan kepada responden mengenai manfaat

dari terapi yang akan diberikan. Setelah itu peneliti memberikan lembar persetujuan

kepada responden yang menurut peneliti masuk dalam kriteris inklusi yang akan

diharapkan. Responden penelitian mempunyai hak untuk menyetujui atau menolak

berpatisipasi dalam penelitian, oleh karena itu peneliti harus menghormati keputusan

dari responden tersebut.

4.10.2 Tanpa Nama (Anonymity)

Anonymity adalah prinsip etika dengan tidak mencantumkan identitas

responden dalam pada lembar pengumpulan data yang berisi subjek nantinya.

Identitas subjek dapat diganti dengan memberikan inisial saja, hal ini dilakukan untuk

menjaga kerahasiaan responden (Hidayat, 2014)

4.10.3 Kerahasian (Confidentiality)

50

Semua informasi ataupun data mengenai responden harus dijaga

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya beberapa data tertentu yang dapat dilaporkan

dalam hasil penelitian (Hidayat, 2014).