perbedaan kontrol diri pada remaja yang … · produktifitas, dan tidak mampu mempertahankan...

53
PERBEDAAN KONTROL DIRI PADA REMAJA YANG MELAKSANAKAN PUASA SENIN KAMIS DENGAN YANG TIDAK PUASA SKRIPSI Oleh: Laila Quratul A’yun 201210230311157 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG 2016

Upload: truongnga

Post on 06-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PERBEDAAN KONTROL DIRI PADA REMAJA YANGMELAKSANAKAN PUASA SENIN KAMIS DENGAN YANG TIDAK

PUASA

SKRIPSI

Oleh:

Laila Quratul A’yun

201210230311157

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG

2016

ii

PERBEDAAN KONTROL DIRI PADA REMAJA YANGMELAKSANAKAN PUASA SENIN KAMIS DENGAN YANG TIDAK

PUASA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhamadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh:

Laila Quratul A’yun

201210230311157

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MALANG

2016

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Perbedaan kontrol diri pada remaja yang melaksanakan puasasenin kamis dengan yang tidak puasa

2. Nama Peneliti : Laila Quratul A’yun3. NIM : 2012102303111574. Fakultas : Psikologi5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhamadiyah Malang6. Waktu Penelitian : 6 januari-18 januari 2016

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 30 april 2016

Dewan PengujiKetua Penguji : Dr. Nida Hasanati, M.Si ( )Anggota Penguji : 1. Siti Maimunah, S.Psi., MA ( )

2. Diana Savitri H, S.Psi. M.Psi ( )3. Istiqomah, S.Psi. M.Si ( )

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Nida Hasanati, M.Si Siti Maimunah, S.Psi., MA

Malang,Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah Malang

Dra. Tri Dayakisni, M.Si

ii

SURAT PENYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Laila Quratul A’yunNim : 201210230311157Fakultas/Jurusan : PsikologiPerguruan Tinggi : Universitas Muhamadiyah MalangMenyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:Perbedaan Kontrol Diri Pada Remaja Yang Melaksanakan Puasa Senin Kamis Dengan YangTidak Puasa

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentukkutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebasroyalty non ekslusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan initidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 30 april 2016

Mengetahui Yang MenyatakanKetua Program Studi Materai

6000

Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si Laila Quratul A’yun

iii

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan………………………………………………………………………….ILembar Pernyataan ………………………………………………………………………….iiDaftar Isi……………………………………………………………….…………………….iiiDaftar Tabel…………………………………………………………………..……………...ivDaftar Lampiran……………………………………………………………………………...vKata Pengantar……………………………………………………………………………….viAbstrak………………………………………………………………………………………..1Latar belakang………………………………………………………………………………...2Teori…………………………………………………………………………………………..7Hipotesis Penelitian………………………………………………………………………….12Metodologi Penelitian………………………………….…………………………………….12Hasil Penelitian……………………………………………………………………………….15Diskusi………………………………………………………………………………………..17Simpulan dan Implikasi……………………………………………….………………………22

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue print skala kontrol diri………………………………………………….….14Tabel 2 Hasil analisis uji t-test…………………..……………………………………….16Tabel 3 Nilai mean kelompok puasa dan tidak puasa…………………..………………16Tabel 4 Hasil analisis aspek kontrol diri…………………………………………………17

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala kontrol diri…………………………………………………………….28Lampiran 2 Hasil uji validitas dan reliabilitas skala kontrol diri………………………...31Lampiran 3 Blue print skala kontrol diri………………………………………………….33Lampiran 4 Tabulasi data penelitian………………………………………………………35

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Puji Syukuryang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsidengan judul “Perbedaan Kontrol Diri Pada Remaja Yang Melaksanakan Puasa Senin KamisDengan Yang Tidak Puasa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologidi Universitas Muhamadiyah Malang.

Dalam Proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan danpetunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari bebagai pihak. Oleh Karena itu, dalam kesempatanini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si., selaku dekan Fakultas psikologi Universitas MuhamadiyahMalang

2. Dr. Nida Hasanati, M.Si. dan Siti Maimunah, S.Psi., MA. Selaku Pemimbing I danPembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikanbimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsiini dengan baik.

3. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si., selaku ketua program Psikologi UniversitasMuhamadiyah Malang sekaligus dosen wali penulis yang telah mendukung dan memberipengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Ayah dan Ibu, Abdul Manaf dan Nurjanah yang selalu menyelipkan nama penulis dalamsetiap do’a-do’anya serta curahan kasih sayang yang tiada tara. Hal ini merupakankekuatan terbesar bagi penulis untuk terus memiliki motivasi dalam perkuliahan danproses skripsi ini.

5. Saudara-saudariku tercinta, keluarga besar Abdul Manaf, yang terus memotivasi sehinggapenulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

6. Suamiku tercinta, Rima Imianto yang sudah hadir sebagai hadiah terindah dari AllahSWT di momen kelulusan ini.

7. PPM (Pondok Pesantren Mahasiswa) di Klasman, Landungsari, dan Jaljom, yang telahbersedia membantu dalam kelancaran penelitian.

8. Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya angkatan 2012 kelas C yang telah membantuproses kelancaran skripsi, khususnya Alvi, Mitha, Diyah, dan Rafi yang selalu membantudalam proses kelancaran skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyakmemberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusa yang sempurna, sehingga kritik dan sarandemi perbaikan karya ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharapsemoga ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 28 Januari 2016Penulis

Laila Quratul A’yun

1

PERBEDAAN KONTROL DIRI PADA REMAJA YANGMELAKSANAKAN PUASA SENIN KAMIS DENGAN YANG TIDAK

PUASA

Laila Quratul A’yunFakultas Psikologi, Universitas Muhamadiyah Malang

[email protected]

Kontrol diri merupakan kemampuan mengarahkan diri kearah yang lebih baik ketika dihadapkandengan godaan-godaan. Kontrol diri merupakan hal menarik jika dikaitkan dengan remaja danpuasa senin kamis. Umumnya pada masa ini, remaja mengalami kebingungan identitas diri danpermasalahan dalam mengontrol dirinya. Adapun puasa senin kamis merupakan puasa sunahyang dilaksanakan selama dua kali dalam satu pekan yaitu setiap hari senin dan kamis. Tujuanpenelitian ini adalah membuktikan apakah terdapat perbedaan kontrol diri terhadap remaja yangmelaksanakan puasa senin kamis dengan remaja yang tidak puasa. Penelitian ini adalah penelitiankomparatif dengan teknik analisa data independent sampel t-test, dengan instrument berupa skalakontrol diri yang diadaptasidari Tangney Baumiester (2004). Adapun subjek penelitian iniberjumlah 100 orang, yang terdiri dari 50 subjek yang melaksanakan puasa senin kamis dan 50subjek yang tidak berpuasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang melaksanakanpuasa senin kamis memiliki kontrol diri yang lebih tinggi dibanding remaja yang tidak puasa. Halini terbukti dari skor mean pada subjek yang berpuasa yaitu 64,70 sedangkan skor mean remajayang tidak puasa yaitu 58,94.

Kata kunci : Kontrol Diri, Puasa, Remaja

Self-control is the ability to direct themselves toward better when confronted with temptations.Self-control is interesting if it is associated with teens and fasting on Mondays andThursdays.Generally,at this time adolescents experience identity confusion and problems incontrolling himself . While fasting on Mondays and Thursdays are suggestions that fasting wasconducted for two times in a week ie every Monday and Thursday.The purpose of this study wasto prove whether there is a difference of self control to teens fasting on Mondays and Thursdayswith teens who do not fast. This study is a comparative study with data analysis techniquesindependent samples t -test, using instrument a scale of self-control is adapted from BaumiesterTangney (2004 ). Subject in this research is filled out by 100 subject, with 50 subject fasting onMondays and Thursdays, and 50 subject no fasting. Research shows that teens who carry outfasting on Mondays and Thursdays have higher self-control than teens who do not fast . This isevident from the mean score on the subject of fasting that is 64.70 while the mean score ofteenagers who do not fast , namely 58.94 .

Keyword:Self control, Fasting, Adolescence

2

Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Pada umumnya masaremaja terdapat pergolakan-pergolakan mulai dari fisik, psikis, dan sosial. Dalam masa remaja,penampilan anak berubah sebagai peristiwa pubertas yang disebabkan perubahan hormonal,pikiran mereka berubah menjadi abstrak dan hipotesis, perasaan mereka berubah terhadap hampirsegala hal. Menurut Magnusson, dkk (dalam Berk, 2012) di dalam diri remaja kekuatan biologis,psikologis, dan sosial bergabung bersama mempengaruhi perkembangan remaja. Sebagaimanapada awal masa remaja ditandai dengan pubertas (puberty), sebuah kumpulan peristiwa biologisyang mengarah pada badan ukuran dewasa dan kematangan sosial (Laura E. Berk,2012).Perubahan biologis bersifat universal dijumpai di seluruh budaya. Seperti, bentuk tubuhmereka berubah seperti bentuk tubuh orang dewasa, diantaranya bagi anak laki-laki terjadiperubahan seperti suara yang membesar, dada yang bidang, tumbuhnya jakun, dll. Sedangkanuntuk perempuan akan terjadi perubahan fisik seperti pangggul membesar, tumbuhnya payudara,suara yang semakin merdu, dan lain-lain. Kondisi perubahan biologis tentu memberikanpengaruh baik secara psikologis maupun sosial pada diri remaja.

Perubahan-perubahan tersebut diantaranya, mereka mulai meninggalkan cara-cara yang kekanak-kanakan, mereka mulai mengembangkan hubungan sosial yang baru, bertambahnya tanggungjawab yang lebih besar daripada sebelumnya, sehingga jika hal ini tidak terpenuhi dengan baikakan menjadikan adanya keraguan diri, memunculkan ketidakpastian, dan kekecewaan dikalangan remaja. Menurut Buchanan, dkk (dalam Berk, 2012) perubahan-perubahan yang terjadipada remaja, diantaranya disebabkan oleh kadar hormonal pubertas yang tinggi, sehinggamenyebabkan kadar murung yang lebih besar.

Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Laron, dkk (dalam Berk, 2012) bahwa remajamelaporkan tentang suasana hati mereka yang kurang gembira dibanding anak-anak dan orangdewasa. Untuk itulah sebagai remaja yang usianya lebih muda dibanding usia orang dewasamenyebabkan remaja mudah sekali untuk berubah suasana hati, seperti dari perasaan bahagiayang tiba-tiba berubah menjadi sedih yang tidak menentu, atau sebaliknya. Perubahan suasanahati ini sangat berkaitan dengan perubahan situasi. Pada umumnya saat-saat yang menyenangkanbagi remaja yaitu ketika remaja berada dalam kegiatan santai pilihan sendiri, berkumpul bersamateman-teman sebaya, melakukan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada kesenangan duniamereka sendiri. Dan kegiatan yang paling menyedihkan bagi remaja yaitu dalam situasi yangdikondisikan oleh orang dewasa, seperti dalam kegiatan sekolah, kegiatan pekerjaan, dankegiatan keagamaan. Sehingga sangat wajar jika remaja dianggap individu yang labil, sulit untukdikendalikan, dan penuh dengan egosentris.

Erikson (dalam William, dkk. 2003) menyatakan berdasarkan teori identitas bahwa ketika anak-anak menemukan dirinya tumbuh dewasa, mereka menjadi semakin sulit untuk menemukanmotivasi. Sehingga dalam kondisi tertentu hal ini dapat menyebabkan seorang remaja mengalamipatologis, seperti depresi, kecanduan, penyakit psikosomatik, perilaku menyimpang, kurangnyaproduktifitas, dan tidak mampu mempertahankan hubungan interpersonal yang stabil.

Bahkan Seorang teoritisi paling berpengaruh, G. Stanley Hall menyatakan (dalam Berk, 2012)yang mendasarkan penelitiannya pada teori Evolusi Darwin, bahwa masa remaja merupakanmasa peralihan, masa yang penuh gejolak hingga menyerupai peralihan evolusi manusia dari

3

masa yang liar menjadi manusia yang beradab. Begitu juga dengan Anna Freud (dalam Berk,2012) yang memperjelas teori ayahnya, yaitu Sigmun Freud, bahwa masa remaja dianggapsebagai “gangguan perkembangan”. Pada tahap ini remaja memang sedang menjalani masa-masayang menyenangkan sekaligus masa-masa yang sulit. Remaja dihadapkan dengan berbagaigodaan, sedangkan saat itu mereka dalam kondisi yang labil, emosi yang meletup-letup, dan rasaingin tahu yang tinggi. Masa ini merupakan tahap yang sangat penting dalam pembentukan jatidiri di masa dewasa.Keberhasilan masa dewasa sangat ditentukan bagaimana remaja menemukanidentitas dirinya.

Sebutan anak-anak untuk remaja memang terlalu menganggap mereka sebagai anak kecil, akantetapi mereka belum juga diangggap sebagai individu yang dewasa. Menurut Y. SinggihDirgagunarsa dan suaminya (dalam Fuji Astuti, 2011) menyatakan bahwa masa remajamerupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang di dalamnya terdapat prosesbelajar sebagai pembekalan menuju dewasa, adapun usia remaja yaitu mulai 12-22 tahun. Padamasa ini remaja cenderung melakukan hal-hal baru sebagai percobaan, mereka mudah untukmengikuti perilaku lingkungan sekitar, terutama yang berasal dari teman-teman sebaya. Remajasering melakukan hal-hal yang dianggap beresiko, sehingga remaja identik dengan masalah.

Farrington dan Graber menyebutkan pula (dalam Berk, 2012) pada masa remaja akan terjadimasalah-masalah tertentu, seperti gangguan makan, depresi bunuh diri, dan pelanggaran hukumlebih sering terjadi dibanding masa-masa sebelumnya. Bahkan kebanyakan orangtua yangmemiliki anak pada usia remaja, berpendapat bahwa mereka “suka mengamuk dan marah-marah”(Buchanan & Holmbeck, dalam Berk, 2012). Pada masa ini memang merupakan masa yang beratbagi setiap remaja, serta masa yang menghawatirkan bagi setiap orang tua.

Remaja yang sedang dalam tahap pencarian identitas diri, merasa bahwa orang tua kurangmampu memahami apa yang menjadi keinginan mereka, bahkan terkadang remaja melakukantindakan-tindakan menyimpang hanya bertujuan untuk mencari perhatian orang dewasa sebagaibentuk protes terhadap orangtua. Karena ingin Orang tua yang kurang memahami kondisianaknya sebagai remaja tentu akan menganggap perubahan-perubahan perilaku mereka sebagaihal yang mencemaskan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa remaja merupakan individu yangpenuh dengan ketidakstabilan. Sehingga dapat digambarkan bahwa remaja pada umumnyamemiliki kontrol diri rendah, yang ditandai dengan kecenderungan menunjukkan emosi negatif.

Menurut Petersen & Takanishi, dalam Diane E. Papalia, 2011) menyatakan bahwa remaja saat inimengalami bahaya ancaman yang lebih besar dibanding generasi dahulu. Remaja saat ini banyakyang teribat ke dalam permasalahan-permasalahan yang dianggap serius dan penuh resiko.Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di luar negeri, akan tetapi pada masyarakat Indonesiafenomena kenakalan remaja telah merajalela.

Penelitian lain oleh BNK (Badan Nasional Kampanye) (dalam John, dkk. 2013) menyatakanbahwa penyalahgunaan penggunaan narkoba di kalangan remaja semakin merajalela. Begitu pulapenelitian oleh MR. Joseph Kibet (dalam Omboto dkk, 2013) bahwa terdapat banyak anak-anakremaja yang terlibat dalam penggunaan narkoba dan perilaku kejahatan. Sebagian dari anak-anaktersebut berusia antara 15 th- 25 th, yang mana kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa. Usiatersebut memang merupakan usia yang sangat rentan terhadap godaan-godaan perilakumenyimpang. Hal ini didukung oleh sebuah penelitian (dalam Phytian, 2008), tentang perilaku

4

kontrol diri antara remaja dan orang dewasa, ditemukan bahwa “perilaku merokok, minum-minuman keras, perjudian, dan mengebut di jalan raya, penggunaan narkoba, kebanyakan terjadidi kalangan mahasiswa”.

Fenomena lain kenakalan remaja yang terjadi di kalangan mahasiswa yaitu perilaku agresi berupatawuran yang terjadi di UNM antar fakultas ekonomi dengan fakultas olahraga pada tanggal 14juni 2010. Kemudian disusul pada tanggal 25 mei 2010 yaitu tawuran antar mahasiswa FISIPOLdengan fakultas teknik (Saido dalam Guswani & Kawuryan, 2011).

Sementara itu berdasarkan hasil kajian Rapid Assesment Reponse of Injection Drudg User (RAROF IDUS) tahun 2002 kasus perilaku merokok di Sulawesi Selatan pada pelajar dan mahasiswasebesar 49,9 %, minum-minuman beralkohol 32,7%, kasus pranikah 29,5 %, diperkirakan 300orang pecandu NAPZA yang terdeteksi, sedangkan yang tidak terdeteksi bisa jauh lebih banyakdari angka tersebut (Depkes, dalam Wahihudin 2011)

Didukung berdasarkan data yang diperoleh dari bidang kemahasiswaan AkademiKebidananGriya Husada Surabaya oleh Prasetyoningsih dan Humune, pada tahun ajaran2004/2005-2007/2008 didapatkan mahasiswayang cuti akademik dikarenakan hamil sebanyakdua belas orang, diantaranya 1 orang(1,25%) pada tahun ajaran 2004/2005, 2 orang (2,5%) padatahun ajaran 2005/2006, 1orang (1,25%) pada tahun ajaran 2006/2007 dan 8 orang (10,3%) padatahun ajaran2007/2008. Dari 12 orang tersebut sebagian besar hamil pra nikah.

Menurut penjelasan Todd (2007) dalam modulnya, perkembangan otak remaja yangmenyebabkan kondisi emosi mudah terbangkitkan dan terjadinya perubahan interaksi sosial padaremaja terus dilakukan penelitian. Hipotesa kognitif dan neurobiologik terus dicari untukmenerangkan berbagai reaksi emosi suboptimal tersebut. Pada tahun 2007 review kepustakaanperkembangan otak remaja Yurgelun-Todd, otak dibentuk pada masa prenatal dankematangannya terjadi di pertengahan usia 20 tahun an. Tidak jarang orang tua merasa herandengan perilaku remaja yang impulsive, irasional, dan beresiko. Todd (2007) mengatakan bahwacara remaja berperilaku, mencari solusi, dan mengambil keputusan yang berbeda dengan orangdewasa yang mana hal ini terkait dengan kontrol diri pada remaja diakibatkan karena struktur danfungsi otak yang belum matang. Pada masa remaja koneksi sel syaraf berkembang pesat dan jugapemangkasan berlangsung untuk cara berfikir yang lebih matang. Reaksi instink yang berpusatpada amygdala, termasuk respon untuk takut dan perilaku agresif berkembang lebih duludibanding korteks frontal.Tugas korteks frontal adalah berfikir logis dan menanggapi segalasesuatu dengan beserta sebab akibat, serta memutuskan tindakan. Korteks frontal berkembangbaik pada masa dewasa. Adapun remaja sangat dipandu oleh amygdala dan hanya sedikitdipengaruhi oleh korteks frontal. Sehingga sebelum lobus korteks frontalis sempurna, maka otakemosi yang berkembang lebih dulu. Hal ini yang menyebabkan remaja bertindak berdasarkandorongan impuls, salah menginterpretasikan pertanda sosial dan emosi, mudah mengalamiberbagai kecelakaan, mudah masuk dalam perkelahian, serta mudah masuk dalam tindakanberesiko.Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya remajamemiliki kemampuan kontrol diri yang rendah. Temuan ini menunjukkan lintasan neurobiologisttersebut yang menyebabkan semua perilaku remaja hampir tanpa pertimbangan (Casey, Rebecca,and Todd, 2008).

5

Sedangkan untuk remaja pada dasarnya memiliki tugas-tugas yang perlu diperhatikan menurutHavigurst (dalam Aroma dan Suminar, 2012) adalah bertanggung jawab sebagai warga Negara,melaksanakan tanggung jawab sosial, dan berkembang dalam menjalankan nilai-nilai yang adadalam masyarakat. Tugas-tugas perkembangan remaja tersebut dapat dicapai jika remajamemiliki kemampuan kontrol diri yang tinggi.

Akan tetapi pada umumnya manusia itu bersifat egois, manusia akan cenderung mengejarkesenangan dan kenikmatan, menghindari kondisi tidak nyaman. Hal ini berdasarkan teorikepribadian dasar manusia yang diungkapkan oleh Sigmun Freud (Feist & Feist, 2010) bahwamanusia memiliki struktur kepribadian Id, Ego, dan Superego. Id yaitu berupa dorongan terhadapkesenangan, sedangkan ego yaitu berupa komponen kepribadian untuk menangani denganrealitas, adapun superego yaitu komponen kepribadian yang menilai sesuatu secara moral. Untukitulah bagi remaja harus belajar untuk melatih kontrol diri mereka. Sedangkan menurut Hurlock(1996) kontrol diri itu sendiri dipengaruhi oleh fakor eksternal maupun internal.

Faktor eksternal dapat berupa pola asuh orangtua, lingkungan teman sebaya, pendidikan disekolah, dan lain-lain. Sedangkan faktor internal muncul dari dalam individu atau kesadaran diriyang sumbernya diperoleh melalui kesadaran nilai beragama. Karena melalui kontrol diri yangberasal dari kesadaran individu, seseorang dapat mengendalikan perilakunya sesuai dengansituasi dan kondisi berdasarkan norma yang ada di masyarakat. Adapun yang dikatakan individuyang memiliki kesadaran nilai beragama ialah individu yang menjalankan ibadah sesuai ajaranserta memiliki keyakinan terhadap ajaran agama tersebut (Hurlock, 1996). Keyakinan terhadapajaran agama tersebut diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan rukun islam, salah satunya yaitupuasa.

Menurut Imam Barakat Abdullah Ba’lawiy Al-Hadad (dalam Rosyidin, 2011) menyebutkanbahwa puasa itu memiliki ruh (jiwa) dan bentuk. Bentuk dari puasa adalah menahan diri darimakan, minum, bersetubuh dengan istri, mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya mataharidengan suatu niat (ibadah). Sedangkan jiwa/ruh dari puasa ini adalah menahan diri darimelakukan perbuatan dosa dan hal-hal haram lainnya. Menurut sebuah hadist nabi yang artinya“Sesungguhnya puasa itu benteng, apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlahberbuat rafast (perbuatan keji dan munkar) dan janganlah berbuat jahil (seperti berteriak, tidaksopan)”. Sehingga puasa merupakan salah satu ibadah yang paling berat dan dapat memperbaikiakhlak, untuk itulah puasa dianggap sebagai jenis ibadah yang erat kaitannya dengan prosespembelajaran terhadap kontrol diri.

Berdasarkan penjelasan Al-quran dan Hadist (dalam El-Hamdy, 2010) dalam agama islamterdapat jenis puasa wajib dan puasa sunah. Puasa wajib adalah puasa yang dikerjakan selamasetahun sekali atau yang disebut puasa ramadhan. Sedangkan puasa sunah yaitu puasa yangsifatnya anjuran.Terdapat berbagai jenis puasa sunah, salah satunya yaitu puasa senin kamis.Dibanding puasa sunah yang lainnya, puasa senin kamis merupakan puasa yang paling mudahdilakukan, mengingat pelaksanaannya terdapat jeda waktu yang tidak terlalu jauh, yaitu dua kalidalam seminggu.

Puasa senin kamis merupakan puasa sunah yang dianjurkan oleh Nabi Muhamad, sebagaimanayang disebutkan dalam Hadist Termidzi (dalam El-Hamdy, 2010) yang artinya “dari Aisyahberkata “Nabi itu mempersungguh di dalam puasa senin dan kamis”. Dalam Hadist Termidzi pula

6

menyebutkan tentang keistimewaan lain di dalam puasa senin sebagaimana sabda Rasulullohyang artinya “Karena pada hari senin dan kamis itu amalan-amalan didatangkan pada Allah,maka aku senang pada amalan di hari itu dan aku puasa pada hari tersebut”. Puasa senin kamismembantu untuk menahan keinginan biologis, memberikan dampak positif untuk fisik danpsikologis. Selain itu melalui puasa senin kamis seseorang dapat belajar untuk mengendalikanhawa nafsu, menahan hal-hal yang negatif, seperti perilaku agresi, amarah, rasa benci,permusuhan, pikiran negatif, dan lain sebagainya. Untuk itulah puasa senin kamis merupakansarana yang baik untuk melatih kontrol diri.

Pada penelitian avakame (dalam Mugni, 2007) ketika berpuasa terjadi peningkatan HDL danapoprotein alfa 1, dan penurunan LDL ternyata sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung danpembuluh darah menunjukkan saat puasa berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusisirkadian dari suhu tubuh, hormone kortisol, melatonin, dan glisemia. Ketika puasa adrenalinakan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskanpembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial dan meningkatkan volume darahke jantung dan jumlah detak jantung, hal ini yang menyebabkan bahwa kondisi psiklogisseseorang yang berpuasa menjadi lebih tenang, teduh, dan tidak dipenuhi rasa amarah.

Akan lebih baik lagi jika kebiasaan puasa senin kamis itu dilakukan secara berturut-turut. Hal inidilandaskan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Phillippa (2010) dari UniversityCollege London yang dipublikasikan dalam European Journal of Social Psychology,menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk menciptakan habit ternyata bervariasitergantung tingkat kompleksitas/kesulitan perilaku yang diinginkan. Adapun berdasarkan grafikdalam penelitian menunjukkan dua aktifitas yang berbeda tingkatnya, yaitu minum segelas airsetiap pagi dan melakukan 50 sit-up setiap pagi. Setelah kalkulasi, ditemukan bahwa secara rata-rata diperlukan waktu 66 hari agar aktifitas tersebut bisa dilakukan secara otomatis. Berdasarkanhasil penelitian tersebut mengartikan bahwa ketika seseorang melakukan sebuah kebiasaan yangberjalan selama 66 hari atau sekitar 2 bulan secara berturut-turut, maka perilaku tersebut akancenderung konsisten atau menetap. Begitu pula dengan puasa senin kamis, bagi yang mampumelaksanakannya selama 2 bulan berturut-turut, maka perilaku tersebut cenderung menetap.

Meskipun puasa senin kamis sifatnya sunah atau anjuran, akan tetapi dijumpai pada beberapakalangan remaja khususnya di lingkungan mahasiswa juga melaksanakan puasa senin kamis.Sehingga berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui perbedaan kontrol diri pada remaja yang melaksanakan puasa senin kamis denganyang tidak melaksanakan puasa.

Sedangkan manfaat dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,antara lain manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Manfaat teoritis yaitu, dari hasilpenelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan masyarakat secara umum maupun pararemaja, tentang manfaat yang diperoleh melalui puasa senin kamis baik secara fisik danpsikologis sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap kontrol diri seseorang. Adapunmanfaat Praktis dari penelitian ini yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan oleh lembagapendidikan sebagai dasar penguatan mental rohani peserta didik. Sehingga dapat menghasilkangenerasi pemuda unggulan yang membentuk masyarakat lebih berkualitas secara moral danagama.

7

Kontrol Diri

Kontrol diri didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk menahan diri atau mengarahkandiri ke arah yang lebih baik ketika di hadapkan dengan godaan-godaan (keadaan dimana remajamampu berkata iya tetapi ia menahan diri sehingga mengatakan tidak) (Baumeister, Forster, &Vohs, 2012).

Golfried dan Merbaum (dalam Ghufron & Risnawita, 2014) mendefinisikan kontrol diri sebagaisuatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilakuyang dapat membawa individu kearah konsekuensi positif. Kontrol diri juga menggambarkankeputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telahdisusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan.

Sedangkan menurut Gottfredson dan Hirschi (dalam Phytian, 2008) kontrol diri didefinisikansebagai sejauh mana individu rentan terhadap godaan. Godaan secara umum yaitu berhubungandengan penyimpangan, bertindak sembrono. Dalam hal ini mengarah pada perilaku kriminalitasatau kejahatan. Secara empiris penelitian menunjukkan bahwa seseorang dengan pengendaliandiri yang tinggi lebih mampu mengontrol pikiran mereka, mengatur emosi mereka, danmenghambat mereka impuls dari pada orang-orang dengan pengendalian diri yang rendah(Baumeister et al., 1998). Adapun berdasarkan teori Tangney (2004) pengendalian diri dapatdidefinisikan sebagai ''kapasitas diri untuk menimpa atau mengubah seseorang kembali dalamkondisi stabil, serta menahan diri dari perilaku yang tidak diinginkan”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kontrol diri merupakan kemampuanuntuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapatmembawa kearah konsekuensi positif. Kontrol diri merupakan kemampuan atau potensi individuyang dapat dikembangkan selama proses kehidupannya, termasuk dalam menghadapi kondisiyang sedang dihadapinya. Kontrol diri merupakan kecakapan seseorang dalam membaca situasidan lingkungan dimana ia berada, kemampuan seseorang untuk merubah atau mengendalikanperilakunya sehingga sesuai dengan lingkungan. Para ahli berpendapat bahwa kontrol diri disebutsebagai potensi yang bersifat preventif dari hal-hal negatif yang berasal dari dalam diri maupunlingkungan.

Synder dan Gangestad (dalam Ghufron & Risnawita, 2014) mengatakan bahwa konsep mengenaikontrol diri merupakan jalinan yang secara utuh (integrative) yang dilakukan individu terhadaplingkungannya. Individu yang memiliki kontrol diri tinggi sangat memperhatikan cara bersikapdalam setiap situasi yang berubah-ubah. Individu cenderung akan mengubah perilakunya sesuaisituasi sosial, menampilkan sikap yang menyenangkan orang lain, lebih hangat, dan terbuka.

Sedangkan Calhoun dan Acocella (dalam Ghufron & Risnawita, 2014) menjelaskan 2 alasanyang mengharuskan individu mengontrol dirinya. Pertama, individu hidup sebagai makhluksosial, berkelompok, sehingga individu harus menyesuaikan dengan kelompok dimana ia berada,agar tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Kedua, individu hidup bermayarakat sehinga,masyarakat secara tidak langsung juga menuntut individu untuk berperilaku yang baik sesuaistandar yang baik.

8

Menurut Gottfredson dan Hirschi (dalam Phytian, 2008), kontrol diri individu dapat dilihatmelalui sejauh mana individu rentan terhadap godaan. Godaan secara umum yaitu berhubungandengan penyimpangan, bertindak sembrono. Dalam hal ini mengarah pada perilaku kriminalitasatau kejahatan. Adapun kejahatan yang dimaksud ialah “segala bentuk perilaku yang jikadilakukan maka akan mendapat sanksi sesuai peraturan Negara. Secara lebih spesifik kejahatanyaitu merupakan perilaku kriminal maupun nonkriminalyang melampaui batas-batas budaya.Sehingga kejahatan tidak dibatasi oleh pengertian perilaku-perilaku yang melanggar hukummasyarakat tertentu. Artinya dalam hal ini pengendalian diri yang rendah merupakan penyebabutama dari semua kejahatan dan perilaku menyimpang dalam kondisi apapun dan budayamanapun.

Gottfredson dan Hirschi (dalam Phytian, 2008) menyatakan bahwa remaja yang memiliki kontroldiri yang rendah memiliki ciri-ciri berikut: cenderung bertindak secara impulsif, menghindaritugas yang rumit, egois, menghadapi masalah dengan tindakan fisik, sulit mengontrol emosi yangmenyebabkan mudah frustasi, cenderung mudah terlibat dalam tindakan kriminal dan perilakuyang menyimpang. Sedangkan remaja yang memiliki kontrol diri yang tinggi akanmencerminkan beberapa ciri-ciri, diantaranya:

1. Konsisten dalam melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya meskipun menjumpaiberbagai kendala

2. Mampu bersikap sesuai peraturan dan norma yang berlaku di mana saja berada3. Menunjukkan perilaku yang stabil, tidak menunjukkan emosi negatif seperti meledak-ledak,

mampu menahan sampai waktu yang tepat untuk mengungkapkannya.

Adapun pengendalian diri melibatkan penghambatan pikiran yang tidak diinginkan, perasaan,danperilaku (Tangney et al., 2004). Banyak penelitian menegaskan bahwa pengendalian diriberkaitan erat dengan berbagai hasil yang positif, diantaranya seperti keberhasilan hubunganinterpersonal, kinerja akademik, dan penyesuaian diri (Tangney, Baumeister, & Boone, 2004).

Aspek kontrol diri

Ada lima aspek kontrol diri menurut Tangney, Baumeister, dan Boone (2004) :

1. Kedisiplinan diri (Self-discipline). Kedisiplinan individu dalam melakukan sesuatu.2. Tindakan atau aksi yang tidak impulsif (Deliberate/Non-impulsive). Kecenderungan

individu untuk melakukan tindakan yang tidak impulsif (memberikan respon kepadastimulus dengan pemikiran yang matang).

3. Pola hidup sehat (Healthy habits). Tentang pola hidup sehat individu, berkaitan denganpenggunaan minum-minuman keras.

4. Etika kerja (Work ethic). Regulasi diri pada pelayanan, suatu etika dalam melakukanaktivitas sehari-hari.

5. Konsistensi (consistency). Kemampuan individu dalam menangani sebuah ujian atau dayatahan terhadap ujian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kontrol diri individu. Individu yang memiliki kontroldiri pada situasi atau stimulus tertentu belum tentu sama dengan respon yang terjadi pada

9

individu yang lain. Sehingga secaragaris besar faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri(Hurlock,1996) diantaranya:

1. Faktor internalFaktor internal yang mempengaruhi terhadap kontrol diri adalah usia dan kematangan.Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin baik kemampuan mengontrol diriseseorang itu. Hurlock mengatakan bahwa remaja yang memiliki kematangan emosi yaituremaja tidak meledak-ledak di hadapan orang lain, akan tetapi menunggu di saat yang tepat.Menurut Hurlock (1996) kontrol diri akan berkembang setara dengan bertambahnya usia.Ketika remaja memasuki usia 14 tahun, mereka akan lebih lancar berbicara, lebih mempunyaikepercayaan diri, dan lebih mampu menahan godaan. Pada masa remaja kemampuanmengontrol diri berkembang seiring kematangan emosi.

2. Faktor eksternalLingkungan keluarga terutama orangtua sangat menentukan bagaimana kemampuan kontroldiri seseorang. Oleh sebab itu jika orang tua menerapkan sikap disiplin kepada anak sejakdini, dengan cara yang konsisten maka sikap konsistensi ini akan melekat pada diri anak,sehingga hal ini akan menjadi kontrol diri baginya.

Puasa Senin-Kamis

Menurut aspek etimologis dan terminologis (Rajab, 2011), puasa dipahami sebagai aturanyang menuntun keteguhan, kesabaran, keyakinan, dan penuh perhitungan dalampelaksanaannya.Dua aspek dalam diri manusia yang tidak pernah lepas dari pelaksanaanpuasa, yaitu aspek fisikal dan dan aspek psikologikal. Pada aspek fisikal, seorang muslimmenahan makan, minum, dan berhubungan badan dengan suami/istri.

Sedangkan secara psiklogis, seorang muslim yang berpuasa mengikuti peraturan danmengindari hal-hal yang dilarang, seperti sifat tercela, seperti berdusta, iri, dengki, suudhon(berprasangka negatif), sombong, dan lain-lain. Sifat-sifat tercela manusia berpusat padaperut dan farji (kemaluan), sedangkan dalam praktik puasa sifat-sifat tercela tersebut harusditahan dan dikendalikan (dalam Al-Syafi’i, 1973). Sehingga ketika seseorang berpuasa,akan memperjuangkan menekan nafsu tersebut. Oleh karena itu puasa juga merupakanlatihan kesabaran, keteguhan, dan metodologi pertahanan diri dari berbagai kemungkinanterjerumus dalam dosa dan kemaksiatan sehingga akan membentuk perilaku seseorang untuktetap konsisten dalam kebaikan (dalam Al-Syafi’i, 1973).

Adapun manfaat puasa secara psikologi (dalam Ancok, 1994) diantaranya yaitumeningkatkan rasa percaya diri dan membentuk konsep diri yang positif, hal ini merupakanindikasi adanya kondisi mental yang sehat, yaitu mampu menghadapi rintangan hidup yangsemakin besar. Selain itu puasa juga dapat menimbulkan rasa solidaritas dan belas kasih(dalam Tharir, 1994), hal ini merupakan implikasi yang berkesinambungan melaluimenahan lapar, menahan nafsu biologis dan seksual, menahan amarah atau emosi negatif.Rasa keprihatinan dan keinginan dalam melapangkan dan meringankan beban fakir miskinmerupakan metodologi seseorang yang berpuasa yaitu adanya rasa empati pada diri orangyang berpuasa.

10

Sedangkan pengertian puasa secara Nash Al-Qur’an dan Hadist yang dijelaskan olehWahbah (dalam Bilgis, 2007) puasa merupakan suatu rangka pembinaan iman seorangmukmin, suatu rukun dari rukun-rukun islah, merupakan ibadah yang difardhukan secaratetap dan teguh. Menurut Abdullah (dalam Bilgis, 2007) pengertian puasa secara hakiki,tidak hanya menahan makan dan minum ataupun melakukan hubungan seks antara suamidan istri, akan tetapi juga menahan segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah, baik darisegi perbuatan, perkataan, angan-angan atau pemikiran, menahan diri dari syahwat dan hal-hal maksiat. Mengutip hadis Abudawud yang dijelaskan oleh Ibid (dalam Bilgis, 2007),yaitu “dari Abi Hurairah, rasulullah bersabda betapa banyak orang yang berpuasa tapitidak memperoleh apa-apa dari puasanya selain lapar dan haus”. Berdasarkan hadistersebut menjelaskan bahwa puasa yang diwajibkan menurut surat al-Baqarah (183,sebenarnya puasa mencakup 2 jenis puasa yaitu puasa jasad (badaniah) dan puasa jiwa(bathiniah).

Adapun macam-macam puasa menurut penjelasan Al-quran dan Hadist (dalam El-Hamdy,2010) adalah sebagai berikut:

a. Puasa Fardhu atau wajib, yaitu puasa yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang telahmemenuhi syarat. Apabila ditinggalkan akan mendapatkan dosa. Meliputi; puasaRamadhan, puasa Nadzar (berniat puasa karena sesuatu), dan puasa kifarat (puasa denda)

b. Puasa Tathawwu’ atau puasa Sunah, yakni puasa yang dianjurkan untuk mengerjakannya,akan tetapi tidak berdosa apabila ditinggalkan. Meliputi; puasa Senin Kamis, puasaAsyura’, puasa enam hari pada bulan syawwal, puasa ‘Arafah, puasa Daud, dan lain-lain.

c. Puasa yang diharamkan, yakni puasa yang dilarang untuk dikerjakan. Siapa yangmengerjakannya akan berdosa. Meliputi; puasa hari raya, puasa khusus hari jum’at, puasahari tasyriq, dan lain-lain.

Manfaat Puasa Senin Kamis

Puasa senin kamis yang dilaksanakan secara rutin akan meberikan manfaat. Adapun manfaatpuasa senin kamis (dalam El-Hamdy, 2010) diantaranya:

1. Mencegah penyakit, diriwayatkan oleh Ibnu Adi tentang sabda nabi yang artinya“berpuasalah kalian, niscaya akan sehat. Dengan berpuasa maka seseorang berartimengurangi asupan makanan, sehingga system tubuhnya istirahat.

2. Merawat kesehatan jasmani dan rohani, diriwayatkan oleh Ibnu Adi (dalam El-Hamdy)bahwa Rasulullah bersabda “berpuasalah kalian niscaya kalian akan sehat”. Hal inimengartikan bahwa dengan adanya puasa seseorang yang sakit dapat menjadi sehat. Disisilain puasa senin kamis dapat menjadi upaya pencegahan dari berbagai macam penyakit.

3. Menjaga maidah (pencernaan), yaitu dengan menahan makan dan minum selama waktuyang ditentukan. Puasa senin kamis merupakan upaya yang relevan untuk menjagakesehatan sesuai yang dicontohkan oleh Nabi Muhamad SAW.

4. Mendidik sikap empati, menanamkan rasa kasih sayang kepada sesama, terutama kepadafakir miskin dan anak yatim yang hidupnya kekurangan.

5. Mendatangkan ketenangan hati, dan lain sebagainya.

11

Faktor-faktor yang mempengaruhi puasa senin kamis

Adapun faktor-faktor yang mempengarhi puasa senin kamis menurut M. Hasbi, ash-Shiddieqy (dalam Ghufron,2014), diantaranya:

1. Kedisiplinan, yaitu melaksanakan sahur dan berbuka puasa tepat waktu.2. Kepatuhan, seseorang yang mengharapkan puasanya diterima oleh Allah maka ia akan

menjaga puasa tersebut sesuai dengan adab-adab berpuasa.3. Kesabaran, membiasakan diri untuk melawan hal-hal yang menggoda, yang

menyebabkan puasanya tidak sempurna atau bahkan membatalkan puasa. Seseorangyang memiliki kesabaran akan mampu melaksanakan puasa sesuai syari’at.

4. Amanah, puasa merupakan amanah yang sulit antara manusia dengan Allah. Jikaseseorang terlatih dalam menjaga amanat pada Allah, maka terhadap amanat yang lainseseorang tersebut akan lebih menjaga.

5. Interpretasi, amalan puasa sunah dilakukan oleh seseorang yang memilikipengetahuan yang cukup

6. Faktor pendidikan orang tua khususnya, yang menanamkan pendidikan agama sejakdini sangat menentukan bagaimana pemahaman anak tentang melakukan amalan-amalan yang mendekatkan pada Allah, salah satunya amalan puasa sunah. Denganadanya anak terdidik sejak dini, anak akan terbiasa dengan amalan-amalan sunah,sehingga ketika memasuki masa remaja anak lebih memiliki pengetahuan danpemahaman yang lebih baik.

Kontrol diri pada remaja yang melaksanakan puasa senin kamis dengan yang tidakmelaksanakan puasa

Secara teoritis pengertian puasa yaitu tidak hanya sekedar menahan makan dan minumataupun melakukan hubungan seks antara suami dan istri, akan tetapi juga menahansegala sesuatu yang diharamkan oleh Allah, baik dari segi perbuatan, perkataan, angan-angan atau pemikiran, menahan diri dari syahwat dan hal-hal maksiat. Sehingga dapatdiartikan bahwa puasa merupakan sarana yang sangat tepat untuk melatih kontrol diriremaja. Di dalam aktivitas berpuasa terdapat aturan-aturan tertentu yang melibatkankontrol diri, sebagaimana yang tersebut diatas, sehingga bagi pelaku puasa senin kamisketika tidak berpuasa perilaku kontrol dirinya lebih terlatih dan bersifat terbiasa.

Karena pada masa remaja merupakan masa dimana seseorang mulai mencari jati dirinya,untuk itulah pada umumnya masyarakat menganggap bahwa remaja merupakan individuyang labil seperti, sulit mengendalikan emosi, berani melakukan hal-hal yang beresiko,cenderung mudah terpengaruh oleh pergaulan teman sekitar, dan permasalahan-permasalahan sehubungan kontrol diri. Berdasarkan kondisi remaja diatas apabila remajamemanfaatkan ibadah sunah, berupa puasa senin kamis sebagai sarana untuk melatihkontrol diri, maka remaja dapat memiliki kemampuan kontrol diri yang tinggi.

Berdasarkan penjelasan Usman (dalam Rajab, 2011) bahwa puasa yang diamalkan denganpenuh perhitungan, keimanan, dan ketakwaan, akan melahirkan kejujuran, keikhlasan,dan kesabaran yang akhirnya akan mendatangkan nikmat spiritual sebagai orang yangbertakwa dan mencapai kondisi psikologis yang bahagia dan nyaman, damai, dan

12

memiliki kesehatan mental yang paripurna. Puasa dengan dorongan keimanan, ketakwaandan penuh perhitungan merupakan puasa hakiki yang melahirkan solidaritas dan dapatpula memaklumi perasaan orang-orang fakir dan miskin. Puasa seperti ini melatih diribahwa kehidupan tidak selamanya berpunya. Rasa belas kasih dan solidaritas yang timbuldari puasa adalah implikasi dari pembinaan yang kontinuitas dengan menahan lapar, haus,Manahan nafsu biologis dan seksualitas di siang hari, dan menahan diri dari berkata-katakotor. Rasa keprihatinan dan keinginan dalam melapangkan dan meringankan bebanseorang fakir dan miskin adalah metodologi psikologi orang berpuasa yang menyentuhhati dari perasaan seorang muslim yang sedang berpuasa. Maka, seorang muslim yangberpuasa akan menghadapi hidupnya di hari itu dengan psikologis yang lebih lapang,bersikap lebih toleran dan tolong menolong, lebih mampu beradaptasi dengan alamsekitarnya, serta lebih mampu menhan berbagai interaksi dan pembicaraan sesamamanusia.

Adapun menurut Tahrir (1994), disamping rasa solidaritas yang ditimbulkan, puasa jugamempunyai kesan luhur dalam melepaskan manusia dari kebiasaan hina dan buruk.Kebiasaan buruk yang sudah dilakukan secara terus menerus sangat sulit untuk diubahtanpa melalui latihan yang kontinuitas. Seseorang yang semasa kecil biasa berdusta makasetelah dewasa perangai tersebut akan terbawa. Demikian juga dengan perbuatan buruklainnya, yang sudah menjadi kebiasaan maka akan sulit diubah. Puasa melatih diri agarterhindar dari penyakit-penyakit hati. Oleh karena itu seseorang yang memiliki kebiasaanrutin berupa puasa senin kamis, berarti secara otomatis ia juga terbiasa melatihkemampuan kontrol dirinya sehingga dalam kondisi tidak berpuasa sekalipun kebiasaantersebut dapat diteruskan sebagai implementasi dari kebiasaan ketika berpuasa seninkamis.

Pengertian diatas mengartikan bahwa puasa senin kamis yang dilakukan oleh remajaternyata memberikan efek positif terhadap kontrol diri mereka. Untuk itu peneliti inginmembuktikan apakah terdapat perbedaan kontrol diri pada remaja yang melaksanakanpuasa senin kamis dengan yang tidak melaksanakan puasa.

Hipotesis

Remaja yang melaksanakan puasa senin kamis memiliki kontrol diri yang lebih tinggidibanding remaja yang tidak melaksanakan puasa senin kamis.

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif korelasional karena peneliti inginmelihat perbedaan antara variabel yang satu dengan yang lain.

Subjek Penelitian

13

Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa Universitas Muhamadiyah Malangyang melaksanakan puasa senin kamis dengan yang tidak puasa senin kamis. Tekniksampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu carapengambilan sampel dengan penetapan sampel yang telah dipilih menjadi karakterisik-karakteristik khusus sesuai dengan tujuan penelitian atau sifat-sifat tertentu yang dapatmenjawab masalah penelitian (Kerlinger, 2004).

Subjek penelitian adalah mahasiswa Univeritas Muhamadiyah Malang, usia 18 tahunkeatas, beragama islam, dan melaksanakan puasa senin kamis minimal 2 bulan berturut-turut, serta yang tidak melaksanakan puasa senin kamis. Adapun jumlah sampel yaitu 50orang untuk kelompok puasa senin kamis, dan 50 orang yang tidak melaksanakan puasasenin kamis. Menurut Gay dan Diehl yang dikutip oleh Kuncoro (dalam Gunadhi, 2010)untuk komparatif diperlukan minimal 30 subyek per grup

Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu Variabel bebas (X) dan variabel terikat(Y). Adapun variabel yang menjadi variabel bebas (X) yaitu puasa senin kamis,sedangkan variabel terikatnya (Y) yaitu kontrol diri.

Puasa senin kamis yaitu merupakan puasa sunah yang dilaksanakan selama dua kalidalam satu pekan, yaitu setiap hari senin dan kamis. Puasa senin kamis merupakan puasayang sifatnya anjuran, yaitu jika dilaksanakan mendapatkan pahala akan tetapi jikaditinggalkan tidak akan menyebabkan dosa. Puasa senin kamis merupakan puasa yangdicontohkan dan dianjurkan oleh Nabi Muhamad. Sedangkan kontrol diri merupakankemampuan untuk mengatur, mengendalikan, mendidik pikiran, ucapan, dan perasaan,serta tindakan sesuai dengan situasi yang diharapkan oleh lingkungan.Kontrol dirimerupakan kemampuan individu yang dapat dikembangkan sepanjang kehidupan.Seseorang yang terus melatih kemampuan kontrol dirinya, maka secara berproseskemampuan tersebut akan semakin berkembang. Kontrol diri menuntut seseorang dapatbersikap sesuai dengan aturan atau norma yang ada, sehingga hal ini sangat menentukanbagaimana seorang remaja dapat diterima oleh lingkungan ataukah tidak diterima olehlingkungan.

Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data variabel kontrol diri yaitu menggunakan skala kontrol diriyang diadaptasi dari Tangney Baumiester (2004). Pengembangan skala ini berdasarkanpenelitian sebelumnya. Skala kontrol diri (Self Control Scale/ SCS) dirancang untukmelihat perbedaan kontrol diri pada umumnya yang diekspresikan melalui kontrol ataspikiran, kontrol impuls , pengendalian emosi, kebiasaan melanggar norma, dan regulasikinerja. Jumlah item murni pada skala kontrol diri yaitu berjumlah 36 item, akan tetapisetelah dilakukan try out menjadi 19 item yang mana masing-masing item mewakilibentuk kontrol diri.

14

Skala ini dengan model Skala Likert yang alternatif penilaian skala terdiri dari STS(Sangat tidak sesuai), TS (Tidak Sesuai), KS (Kurang Sesuai), S (Sesuai), STS (SangatTidak Sesuai). Dimana semakin tinggi skor total dari skala, maka semakin tinggi kontroldiri pada diri individu dan berlaku sebaliknya yaitu semakin rendah total skor dari skalamaka semakin rendah pula kontrol diri pada diri individu

Teknik Skoring alat ukur kontrol diri dengan aturan yaitu, respon jawaban yangdiberikan pada skala kontrol diri di- coding dengan skor 1-5 untuk item favorable danitem unfavorable diberi skor kebalikannya. Setelah melakukan coding seluruh itemdijumlahkan untuk memperoleh skor total. Skor tinggi menandakan bahwa subjekmemiliki kontrol diri yang tinggi, sementara skor rendah menandakan subjek memilikikontrol diri rendah.

Tabel 1 Blue Print Skala Kontrol Diri

Dimensi Indikator Nomor Item JumlahFavorable Unfavorable

Kedisiplinan diri(Self-discipline).

kedisiplinanindividu dalammelakukan sesuatu

1, 13 2*, 6*, 9*, 14, 16,28, 32

9

Deliberate/Non-impulsive

kecenderunganindividu untukmelakukan tindakanyang tidak impulsive

5*, 25* 4, 10, 11*, 12, 31,33, 21

9

Healthy habits Pola hidup sehatindividu.

26*, 27*, 15* 3, 8, 35 6

Work Ethic etika dalammelakukan aktivitassehari-hari.

30*, 36* 20, 23*, 29 5

Consistency kemampuanindividu dalammenangani sebuahtugas

7*, 17*,18*,22*, 24*, 34

19 7

Total 14 22 36

*Item yang tidak validBerdasarkan hasil try out yang dilakukan uji validitas dan reliabitas denganmenggunakan SPSS 21.0 for windows. Dari uji validitas item-item pada skala kontrol diriyang dilakukan diperoleh 17 item gugur dari 36 item yang ada, sehingga menyisakan 19item dengan indeks validitas bergerak antara 0,208-0,742. Sedangkan reliabilitas denganmenggunakan Alpha Cronbach sebesar 0,844. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumenkontrol diri yang dipakai dalam penelitian ini reliabel jika dibandingkan dengan syaratAlpha Cronbach yaitu 0,6 atau 60% (Priyatno,2011

15

Prosedur dan Analisis Data

Secara umum penelitian dilakukan dengan tiga tahap yaitu: Persiapan, pelaksanaan, dananalisa data. Tahap persiapan yaitu diawali dengan mengadaptasi dan mengelola alatinstrument penelitian berupa skala yang akan digunakan untuk mengungkap data darisampel penelitian mendatangi lingkungan populasi subjek untuk penyampaian rencanapenelitian. Berikutnya penentuan subjek penelitian dan penyebaran skala untuk ujicoba/tryout terpakai. Pengambilan data penelitian untuk try out dilakukan pada tanggal 10desember 2015. Skala kontrol diri yang telah diadaptasi diberikan kepada 100 mahasiswaUniversitas Muhamadiyah Malang, yaitu 50 subjek yang melaksanakan puasa senin kamisminimal 2 bulan berturut-turut dan 50 subjek yang tidak puasa. Pada proses try out initerdapat kesulitan untuk pencarian subjek dengan karakteristik berpuasa minimal 2 bulanberturut-turut, akan tetapi hal ini dapat teratasi.

Tahap berikutnya yaitu tahap pelaksanaan yang dilakukan setelah mendapatkan validitasdan reliabilitas.Penyebaran skala tahap kedua dilakukan pada tanggal 6 januari 2016sampai 18 januari 2016. Prosesini dilakukan dengan cara menyebarkan skala pada 3Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) di Kota Malang. Jumlah subjek pada penyebaranskala kedua berjumlah 100 subjek, yaitu 50 subjek dengan kategori yang melaksanakanpuasa senin kamis minimal 2 bulan berturut-turut, dan 50 subjek lainnya yang tidakmelaksanakan puasa.

Tahap terakhir yaitu analisa data pada tanggal 21 januari 2016 sampai 23 januari 2016dilakukan entry data dan proses analisa data menggunakan teknik independent sampel T-Test. Teknik tersebut merupakan uji komparatif atau uji beda untuk mengetahui adakahperbedaan mean atau rerata yang bermakna antara 2 kelompok bebas yang berskala datainterval/rasio. Dua kelompok bebas yang dimaksud di sini adalah dua kelompok yangtidak berpasangan, artinya sumber data berasal dari subjek yang berbeda. Adapun padaproses pengolahan data dan perhitungan-perhitungan statistik dilakukan denganmenggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 21.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diikuti oleh 100 mahasiswa di PPM (Pondok Pesantren Mahasiswa) di KotaMalang, 50 subjek yang puasa senin kamis dan 50 subjek yang tidak melaksanakan puasadengan prosentase 56% laki-laki dan 44% perempuan.

Sebelum melakukan uji korelasi, peneliti terlebih dahulu menguji kenormalan danhomogenitas data. Pengambilan keputusan hasil uji kenormalan data dengan kolmogorof– smirnov test dengan melihat nilai signifikani, menunjukkan signifikansi >0,05. Makadapat dikatakan data berdistribusi normal. Adapun uji homogenitas menunjukkan nilaisignifikansi pada levene test sebesar 0,468> 0,05. Maka dapat dikatakan data homogenatau dengan kata lain data yang dianalisis berasal dari populasi yang tidak jauh berbedavariansinya.

16

Setelah diperoleh hasil data yang normal dan homogen, maka peneliti menguji datadengan bantuan program SPSS versi 21.0 melalui uji T-Test. Adapun hasil penelitianakan dipaparkan pada table-tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Analisis Uji t-test

Tabel 3. Nilai mean kelompok puasa dan tidak puasa

Berdasarkan uji komparasi menggunakan independent sampel t-test pada tabel 3 diperolehnilait-hitung 3,708 dengan angka t-tabel 1,984. Hal ini menunjukkan t-hitung > dari t-tabel,selanjutnya pada uji-t menggunakan nilai signifikansi diperoleh nilai p=0,000<0,05. Hasil ujit-hitung dan nilai p membuktikan bahwa hipotesa yang diajukan dalam penelitian iniditerima atau dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara subjek yangmelaksanakan puasa senin kamis dengan subjek yang tidak berpuasa. Adapun berdasarkanpemaparan pada tabel 5, dimana skor mean subjek yang puasa senin kamis adalah 64,70 danskor mean subjek yang tidak berpuasa adalah 58,94. Sehingga dari hasil uji tersebutdiketahui bahwa kontrol diri subjek yang melaksanakan puasa senin kamis lebih tinggidibanding subjek yang tidak berpuasa.

Levene’s Test forEquality ofVariances

t-test for Equality of Means

Sig. T df Sig. (2-tailed)

KONTROL DIRI Equalvariancesassumed

.468 3.708 98 .000

Equalvariances notassumed

3.708 96.325 .000

KELOMPOK N Mean Std.Deviation

Sig.(2-tailed)

KONTROL DIRI PUASA 50 64.70 8.264 .000TDK_PUASA 50 58.94 7.238 .000

17

Tabel 4. Hasil analisis aspek kontrol diri

Group StatisticsKELOMPOK N Mean Std. Deviation

KEDISIPLINAN PUASA 50 30.82 4.73TDK PUASA 50 28.85 3.93

PERILAKU TIDAKIMPULSIF

PUASA 50 35.57 6.10

TDK PUASA 50 32.44 5.87POLA HIDUPSEHAT

PUASA 50 40.78 4.66

TDK PUASA 50 37.40 5.52ETIKA KERJA PUASA 50 32.00 8.01

TDK PUASA 50 27.50 7.37KONSISTENSI PUASA 50 33.10 6.53

TDK PUASA 50 28.10 7.41

Berdasarkan hasil analisis tiap aspek kontrol diri yang diuji menggunakan independent sample t-test, diperoleh hasil skor mean yang berbeda pada group puasa dengan group yang tidak puasa.Pada aspek pertama yaitu kedisiplian, untuk group berpuasa menghasilkan skor 30.82, sedangkanskor mean aspek kedisiplinan pada group yang tidak puasa yaitu 28.85. Maka berarti, tingkatkedisiplinan subjek yang berpuasa lebih tinggi dibandingkan kedisiplinan pada subjek yang tidakpuasa.

Kedua, aspek perilaku tidak impulsif. Skor mean aspek non impulsive pada group puasa yaitu35,57, sedangkan skor mean aspek non impulsive pada group yang tidak puasa yaitu 32.44. Makaberarti, sikap tidak impulsive pada subjek yang berpuasa lebih tinggi dibandingkan subjek yangtidak puasa.

Ketiga, aspek pola hidup sehat. Skor mean aspekpola hidup sehat pada group puasa yaitu 40.78,sedangkan skor mean aspek pola hidup sehatpada group yang tidak puasa yaitu 37.40. Makaberarti, pola hidup sehat pada subjek yang berpuasa lebih tinggi dibandingkan subjek yang tidakpuasa.

Keempat, aspek etika kerja. Skor mean aspeketika kerja pada group puasa yaitu, 32.00 sedangkanskor mean aspek etika kerja pada group yang tidak puasa yaitu 27.50. Maka berarti, etika kerjapada subjek yang berpuasa lebih tinggi dibandingkan subjek yang tidak puasa.

Kelima, aspek konsistensi. Skor mean aspek konsistensi pada group puasa yaitu 33.10, sedangkanskor mean aspek pada group yang tidak puasa yaitu 28.10. Maka berarti, tingkat ketahanankonsistensi menghadapi ujianpada subjek yang berpuasa lebih tinggi dibandingkan subjek yangtidak puasa.

DISKUSI

Hasil penelitian penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kontrol diri pada remaja yangmelaksanakan puasa senin kamis dengan yang tidak puasa. Hal ini terbukti dari skor mean padasubjek yang berpuasa yaitu menghasilkan angka 64,70 sedangkan skor mean untuk subjek yang

18

tidak puasa yaitu 58,94. Remaja yang melaksanakan puasa senin kamis memiliki kontrol diriyang lebih tinggi dibandingkan remaja yang tidak melaksanakan puasa.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasil penelitian Ana (2011) yangdilakukan di Pondok Pesantren Al-Manar, Tengaran menunjukkan hasil tentang kontrol diri yangsinifikan, yaitu menunjukkan bahwa ada pengaruh positif rutinitas puasa senin kamis terhadappengendalian diri santriwati Pondok Pesantren Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang.Dapatdikatakan hal ini mendukung penelitian tentang perbedaan kontrol diri remaja yangmelaksanakan puasa senin kamis dengan yang tidak melaksanakan puasa. Berarti, puasa seninkamis yang dilakukan oleh remaja memberikan dampak positif terhadap kontrol diri mereka.

Pada subjek yang tidak puasa ternyata dijumpai 12 orang atau 24% yang memiliki kontrol diriyang tinggi. Hal ini didasarkan pada teori kontrol diri menurut Hurlock (1996), yangmenyebutkan bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi kontrol diri seseorang yaitu faktorinternal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu dipengaruhi oleh usia dan kematangan,semakin bertambah usia seseorang maka semakin baik kemampuan kontrol dirinya. Sedangkanfaktor eksternal yaitu lingkungan. Lingkungan juga mempengaruhi kontrol diri seseorang,termasuk pola asuh orang tua juga merupakan bagian dari lingkungan yang membentuk kontroldiri seseorang.

Adapun faktor eksternal pada Mahasiswa PPM (Pondok Pesantren Mahasiswa), yaitu berupalingkungan pondok pesantren yang di dalamnya terdapat prosedur atau aturan-aturan yangmempengaruhi kontrol diri seorang remaja dengan keseharian yang identik dengan pendidikanagama, dimana hal itu juga mengajarkan tentang kontrol diri. Sehingga, sebagian subjek tidakberpuasa dengan kontrol diri tinggi dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa lingkunganpondok pesantren di lingkungan remaja tersebut.

Penelitian-penelitian sebelumnya pun memperoleh hasil penelitian yang positif tentang puasasenin kamis. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2010), yaitu memperolehhasil bahwa puasa senin kamis memiliki pengaruh yang positif terhadap motivasi berprestasisiswa yaitu dalam hal kejujuran saat mengerjakan tes. Hal ini berhubungan pula dengan perilakukontrol diri, dimana hasil tersebut dikatakan mendukung terhadap penelitian ini. Dapat dikatakanbahwa pada penelitian-penelitian diatas aktivitas puasa senin kamis memberikan dampak positifterhadap kontrol diri remaja.

Ditinjau secara ilmiah, puasa dapat memberikan kesehatan jasmani maupun rohani. Hal ini dapatdilihat dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan para pakar. Penelitian Cott, seorang gurubesar yang bekerja pada lembaga psikiatri Moskow (the Moskow Psychiatric Institute), mencobamenyembuhkan gangguan kejiwaan dengan berpuasa. Dalam usahanya itu, ia memberikan terapiterhadap pasien sakit jiwa dengan menggunakan puasa selama 30 hari. Cott mengadakanpenelitian eksperimen dengan membagi subjek menjadi dua kelompok sama besar, baik usiamaupun berat ringannya penyakit yang diderita. Kelompok pertama diberi pengobatan denganramuan obat-obatan. Sedangkan kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari.Dua kelompok tersebut dipantau perkembangan fisik dan mentalnya dengan tes-tes psikologis.Dari eksperimen tersebut diperoleh hasil, bahwa banyak pasien yang tidak bisa disembuhkandengan terapi medis, ternyata bisa disembuhkan dengan puasa. Selain itu kemungkinan pasien

19

tidak kambuh lagi selama 6 tahun kemudian ternyata lebih tinggi. Sebagian besar pasien tetapdalam kondisi sehat.

Hal ini didukung karenatenaga dan pengaliran darah tertumpu kepada kerja-kerja untukmemperoses makanan. Sebab itulah apabila seseorang makan hingga terlalu kenyang, maka otakakan menjadi lemah untuk berfikir dan tubuh pun akan terasa mengantuk dan malas. Tentunyahal ini juga akan berpengaruh terhadap perilakukontrol diri seseorang, termasuk perilaku ibadahsehari-hari. Sedangkan ketika berpuasa, tenagadan pengaliran darah tertumpu kepada otak.Kondisi ini menjadikan otak dapat bekerja dengan lancar dan memberi peluang kepada diriseseorang untuk melaksanakan aktivititas-aktivititas yang menggunakan mental dan fisik yanglebih terkontrol.

Mengapa disebutkan bahwa puasa identik dengan aktivitas mental dan fisik, maupun psikis.Halini dikarenakan pengertian puasa menyangkut beberapa aspek yang luas. Sebagaimana yangdisebutkan oleh Abdullah (dalam Bilgis, 2007) pengertian secara hakiki, tidak hanya menahanmakan dan minum ataupun melakukan hubungan seks antara suami dan istri, akan tetapi jugamenahan segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah, baik dari segi perbuatan, perkataan, angan-angan atau pemikiran, menahan diri dari syahwat dan hal-hal maksiat.

Menurut Imam Barakat Abdullah (dalam Rosyidin, 2011) menyebutkan bahwa puasa itumemiliki jiwa (ruh) dan bentuk. Bentuk puasa adalah menahan makan, dan bersetubuh (dengansuami) mulai tebit fajar sampai terbenamnya matahari dengan suatu niat ibadah. Sedangkanjiwa/ruh dari puasa ini adalah menahan diri dari melakukan perbuatan dosa dan perbuatan haramlainnya dan sebaliknya yaitu mengerjakan amalan sunah (anjuran) dan amalan fardhu (wajib).Dengan demikian seseorang yang berpuasa tapi tidak menahan diri dari perbuatan atau perkataanyang tercela, serta bersetubuh, maka dikatakan hanya mendapatkan rasa lapar dan haus semata.

Sedangkan menurut aspek etimologis dan terminologis (Rajab, 2011), puasa dipahami sebagaiaturan yang menuntun keteguhan, kesabaran, keyakinan, dan penuh perhitungan dalampelaksanaannya. Dua aspek dalam diri manusia yang tidak pernah lepas dari pelaksanaan puasa,yaitu aspek fisikal dan dan aspek psikologikal. Pada aspek fisikal, seorang muslim menahanmakan, minum, dan berhubungan badan dengan suami/istri.

Begitu pula seperti yang disebutkan oleh Hawari (1995), bahwa puasa sebagai pengendalian diri(self control). Secara ilmiah akan dibahas bagaimana puasa dapat mempengaruhi perilakuseseorang. Dijelaskan oleh Taruna (2010), Otak adalah bagian yang paling kompleks dari tubuhmanusia. Organ ini memiliki fungsi utama, yaitu: sebagai pusat kemampuan berpikir, intelijen,mengingat, inovasi; demikian pula sebagai pusat penafsiran terhadap fungsi panca indra, inisiatorgerakan tubuh, dan pengendali perilaku.

Menurut pakar Neuro-Linguistic Programming (Romilla & Kate, 2010) seseorang ketika puasakerja pikiran menjadi lebih lambat. Perlambatan tersebut menjadikan seseorang berfikir jernihKarena berfikir lebih dalam. Secara ilmiah, pikiran yang melambat ketika lapar ternyatamenjadikan lebih tajam baik secara insting. Bukti ilmiah ini dapat diterima karena berkaitandengan kelanjutan hidup, dimana ketika seseorang merasa lapar karena berpuasa akan membuatpikiran semakin tajam dan kreatif. Sehingga manfaat puasa dari segi neuro psychologis yaitupuasa dapat dijadikan sebagai sarana pengendalian diri dan kesabaran yang dapat melatih di

20

bagian otak pengendalian emosi atau amygdala. Ketika emosi dalam keadaan membaik makasteroid dan adrenalin yang disekresi di dalam tubuh dalam keadaan cukup dan normal. Dengandemikian emosi stabil dan daya tahan tubuh meningkat. Ketika emosi dalam kondisi stabil makasteroid akan menaikkan jumlah serotonin di dalam otak. Serotonin adalah hormon yangmendorong perasaan tenang dan gembira. Untuk itulah seseorang yang berpuasa dapat memilikikontrol diri yang lebih terkendali dibanding dengan yang tidak puasa.

Demikian pula, manfaat puasa terhadap fungsi dan kesehatan otak, dapat dijelaskan secarailmiah. Berdasarkan penelitian Berg, et al. (2012) tentang plastisitas dan neurogenesis, yaitutentang kelenturan dan perkembangan otak. Dijelaskan bahwa pada dasarnya synapsis(jaringan/koneksi otak) dapat berkembang berdasarkan, faktor lingkungan, kejiwaan, danmakanan yang dikomsumsi oleh seseorang. Adapun synapsis diotak dapat mengalami perubahanselama 24 jam yang terekspos oleh pembelajaran dan latihan melalui puasa.

Sehingga pada saat seseorang melaksanakan puasa senin kamis, secara rutin dengan berupayasecara maksimal mengatur cara makan, serta senantiasa berpikir positif, berpikir optimis, sertatawadhu dan berbuat secara ikhlas. Maka berdasarkan plastisitas, neurogenesis, dan fungsionalkompensasi jaringan otak akan diperbaharui. Sehingga struktur otak akan terbentuk networkingatau rute jaringan baru didalam otak, yang akan membentuk pribadi dan manusia yang mampumengontrol perilakunya sesuai anjuran dan latihanpuasa senin kamis yang dicontohkan oleh NabiMuhamad SAW.

Sehingga dengan adanya hal tersebut seseorang yang rutin melaksanakan puasa senin kamis akanmenjadi orang-orang yang secara biologis, psikologis, fungsional, menjadi orang yang baru.Yaitu manusia senantiasa berpikiran yang lebih baik, yang digambarkan dengan perubahanstruktur atau networking (synapses) otak yang baru, yang senantiasa berpikiran positif,optimisme, tawadhu’, serta berserah diri kepada Allah. Demikian pula akan bermanfaatmeningkatkan daya ingat, mengurangi kematian sel-sel saraf, bahkan dalam tingkatan tertentumempermuda regenerasi sel-sel saraf yang baru. Demikian pula karena terjadi penurunan zat-zatlemak seperti kolesterol, trigliserida, LDL dan terjadi peningkatan HDL, menyebabkan suasanakesehatan otak akan terhindar dari berbagai penyakit degenerative, seperti stroke, jantungkoroner, dan hipertensi otak serta menjadikan manusia dengan pikiran lebih baik.

Adapun kondisi tubuh ketika berpuasa juga dijelaskan oleh Kartawitria (dalam Media Indonesia,2010), yaitu dalam kondisi normal, tubuh mendapatkan energi dannutrisi yang berasal dari luartubuh, melalui makanan, minuman dan radiasi. Dalam diri setiap makhluk hidup terdapat prosesautolisis atau self digest, yaitu program untuk mendapatkan energi dan nutrisi yang berasaldaridalam tubuh, melalui ‘pembakaran’ sel-sel tubuh yang dikenali sebagai sumber makanan.Saat berpuasa maka program Autolisis ini aktif dan memberi manfaat yang dibutuhkan makhlukKetika Autolisis diaktifkan, maka ia segera beraksi. Pertama kali ia akan mengambil databasemengenai rancangan dasar (fitrah) manusia.

Secara keseluruhan terdapat sekitar 50 triliun sel yang menyusun tubuh kita, yang terdiri darisekitar 200 jenis sel. Autolisis berbekal data detail setiap sel tubuh; bagaimana seharusnyakondisi sehat dari setiapjenis sel, dibagian tubuh mana seharusnya sel itu berada, berapa banyakjumlah setiap jenis sel yang ideal bagi tubuh. Selanjutnya ia akan menghampiri sel-sel liaryangtidak terdapat dalam daftar Fitrah. Mengubah asam amino dan laktat menjadi gula. Bila sel-

21

sel liar sudah habis, barulah ia akan mendatangi timbunan lemak dalam tubuh dan membakar(oksidasi lemak) menjadi ketone.

Dengan demikian Autolisis akan menghilangkan sel- sel rusak, sel-sel mati, benjolanhinggatumor, dan timbunan lemak yang juga sering menjadi sarang zat-zat beracun. Sel-sel liardan lemak yang telah dihancurkan akandibawa ke hati. Saat puasa, hati tidak disibukkan olehmakanan hasilserapan dari usus. Oleh karena itu hati akan bekerja penuh menyaring racun-racunhasil autolisis. Yang selanjutnya racun akan dibuang keluar tubuh, lalu darah akan dipenuhienergi dan nutrisi yang sehat dan berkualitas tinggi. Menjamin penggantian sel mati, perbaikansel rusak, dan pembentukan sel baru, terjadi dengan kualitas prima. Tubuh kita segera memilikisel-sel baru dengan kualitas fitrah, sehat dan berfungsi baik. Ketika puasa, energi yang dihematdari sistem pencernaan, akan digunakan untuk aktivitas sistem kekebalan tubuh dan prosesberpikir oleh otak. Dengan puasa, penyakit lebih mudah disembuhkan. Ketika puasa, seseoranglebih mudah dalam menerima pelajaran maupun saat berpikir.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa fisik dan mental mengalami kenaikan tingkat saat berpuasa.Salah satu yang paling menonjol adalah kestabilan emosi, yang disebabkan oleh terbebasnyamereka dari ketergantungan pada makanan, terutama dari makanan dan minuman tertentu yangdapat memicu emosi, seperti kopi, makanan yang mengandung gula, dan lainsebagainya.Berdasarkan pembahasan diatas, tentu menjelaskan bahwa kondisi seseorang ketikaberpuasa berbeda dengan kondisi ketika tidak berpuasa, sehingga hal ini membuktikan bahwaperilaku kontrol diri seseorang yang melaksanakan puasa senin kamis secara rutin juga berbedadengan yang tidak melaksanakan puasa. Seseorang yang melaksanakan puasa lebih mampumengontrol dirinya.

Adapun pembahasan manfaat puasa secara psikologis sebagaimana penjelasan Usman (dalamRajab, 2011) bahwa puasa mempunyai muatan yang berisikan latihan kesabaran, ketekunan, danmetodologi pertahanan diri dari berbagai kemungkinan terjebak dalam dosa dan maksiat. Puasajuga merupakan pendidikan bagi hati sanubari manusia, yakni dengan berpuasa seorang muslimselalu menjadi konsisten dengan tingkah laku yang baik dan benar, tanpa pengawasan darisiapapun. Seorang muslim yang berpuasa mempunyai keyakinan bahwa ia selalu dikawal dandiawasi oleh Allah. Untuk melakukan suatu pelanggaran terhadap ketentuan puasa maka individuakan ingat bahwa ia sedang berpuasa.

Adapun menurut Ancok dan Suroso (1994), dengan puasa seseorang dapat meningkatkan rasapercaya pada dirinya, di samping melatih konsep diri yang optimistik yang merupakan indikasiadanya mental yang sehat untuk menghadapi rintangan hidup yang semaki besar. Puasamenciptakan seseorang menjadi teruji dalam menghadapi musibah dan cobaan. Puasa yangbermuara pada ketakwaan tersebut hakikatnya adalah perwujudan kebahagiaan. Kebahagiaan saatberbuka, seseorang yang berpuasa memakan hidangan setelah seharian menahan diri dari makandan minum, serta hal lain yang dapat membatalkan ibadah puasa. Kebahagiaan lain yang munculadalah kebahagiaan atas suksesnya seseorang yang berpuasa dalam menjalankan ibadah puasasehari penuh. Kebahagiaan orang yang berpuasa tidak diperoleh orang yang tidak berpuasa.

Adapun kebiasaan melaksanakan puasa senin kamis tersebut dapat menghasikan kemampuankontrol diri yang terlatih. Hal ini merupakan hasil dari pembelajaran yang dilakukan secaraberulang-ulang. ditemukan teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Salah satu

22

dari beberapa jenis teori belajar, yaitu diantaranya adalah teori behaviorisme yang dikemukakanoleh Bandura.

Menurut Bandura (Feist & Feist, 2010) sebagian besar manusia belajar melalui pengamatansecara selektif dan mengingat tingkah laku laku orang lain. Pada konsepnya, Banduramenempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self-regulation),mengatur tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan keyakinan secara kognitifdan memprediksi konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri. Kemampuan kecerdasan untukberfikir simbolik menjadi sarana yang kuat untuk mengatur lingkungan. Kemampuan mengaturstrategi tingkah laku bagaimana saja yang harus dilakukan agar mencapai tujuan jangka panjang.Terdapat beberapa proses yang dapat dipakai untuk melakukan self regulation, salah satunyaadalah faktor internal. Bandura mengemukakan beberapa bentuk faktor internal, diantaranyayaitu observasi diri (self-observation) dimana individu harus mampu memonitoringperformansinya, walau tidak sempurna karena individu cenderung menilai beberapa aspektingkah lakunya dan mengabaikan tingkah laku lainnya. Pada orang yang rutin melaksanakanpuasa senin kamis dengan bersungguh-sungguh sesuai dengan ketentuan sebagiamana yangdijelaskan diatas, maka akan terdapat proses self regulation melalui observasi diri (selfobservation). Seseorang dalam berpuasa terdapat sebuah tujuan tertentu yang ingin dicapai, yangmana untuk meraih tujuan tersebut seseorang harus mengikuti aturan-aturan di dalamnya. Dalampencapaian tujuan, secara otomatis seseorang yang melaksanakan puasa akan melakukan selfobservation. Self observation yang dilakukan yaitu untuk menilai perilakunya selama berpuasa,apakah sudah sesuai dengan ketentuan atau sejauh mana seseorang dapat mengikuti ketentuantersebut. Self observation melibatkan faktor internal individu.

Berikutnya yaitu efikasi diri, ialah bagaimana seseorang bertingkah laku dalam situasi tertentutergantung pada lingkungan dan kondisi kognitifnya, khususnya yang berhubungan dengankeyakinannya, bahwa dia mampu atau tidak untuk melakukan tindakan yang baik atau buruk,tepat atau salah, bisa atau tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan. Untuk itulah bagi seseorangyang melaksanakan puasa senin kamis secara rutin dapat menghasilkan kemampuan kontrol diriyang terlatih. Sebab ketika berpuasa, seseorang dihadapkan dengan ketentuan-ketentuan yangseharusnya dilakukan bagi pelaku puasa. Secara kognitif seseorang yang berpuasa akanmengendalikan fikirannya selalu dalam keadaan positif, jauh dari yang dilarang oleh agama,sehingga kebiasaan mengontrol diri bagi seseorang yang rutin melaksanakan puasa senin kamistersebut akan terlatih bahkan ketika tidak berpuasa sekalipun.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kontrol diri antararemaja yang melaksanakan puasa senin kamis dengan remaja yang tidak melaksanakanpuasa.Yaitu remaja yang melaksanakan puasa senin kamis memiliki kontrol diri yang lebih tinggidibanding yang tidak puasa.Adapun implikasi dalam penelitian ini yang pertama, yaitu bagi remaja seharusnya diupayakanmenggunakan puasa senin kamis sebagai sarana untuk melatih kontrol diri, terutama sebagairemaja islam yang kaya akan variasi ibadah sunah (ibadah anjuran) akan lebih baik jikadiaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga melalui kebiasaan berpuasa sunah senin

23

kamis tersebut, remaja terbiasa melatih kemampuan kontrol dirinya bahkan ketika dalam keadaantidak berpuasa sekalipun. Mengingat bahwa manfaat puasa senin kamis baik secara fisik maupunpsikis sangat menguntungkan, maka hendaknya bagi remaja Indonesia dapat belajar melatihkontrol dirinya melalui puasa senin kamis tersebut. Implikasi yang kedua, yaitu bagi penelitiselanjutnya diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan variabel lain yang dapatdikaitkan dengan puasa senin kamis terhadap kondisi psikologis remaja.

REFERENSI

Ana, F. D. (2011). Pengaruh Rutinitas Puasa Senin Kamis Pada Pengendalian Diri.Skripsi.SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Semarang

Ancok. J & Suroso F.N. (1994). Psikologi Islami. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Al-Syafi’i. (1973). Beirut: Dar al –Ma’rifah, hal 182

Aroma, I. S., & Suminar. D. R. (2012). Hubungan Antara Tingkat Kontrol Diri DenganKecenderungan Perilaku Kenakalan Remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan danPerkembangan, 1, (2), 2-4.

Astuti, F. (2011).Pengaruh Bimbingan Konseling Agama Islam Dalam Mengatsi KenakalanRemaja di SMA Negeri 3 Kota Tangerang.Skripsi.Universitas Islam Negeri SyarifHidayatulloh. Jakarta

Azwar, S. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Baumiester, Bater, & Gitter.(2012). Rendahnya kontrol diri meningkatkan pelanggarannormasosial.Journal of internet psychology.

Berg.J, et al. (2012).Plasticity in gray and white: neuroimaging changes in brain structureduring learning. Neuron Journal .(15),528–536.

Berk, E. L. (2012).Development Through The Lifespan (Edisi Kelima). Yogyakarta: PustakaPelajar

Bilgis, Y. N. (2007). Perbedaan tingkat empati pada remaja akhir ditinjau dari keaktifanmenjalankan amalan ibadah puasa ramadhan.Skripsi.UIN. Malang

Case, Rebecca, and Todd. 2008. The Adolescent Brain. 11, 24: 111-126

Creswell, J. W. (2013).Research Design (Edisi ketiga).Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Cott.A., (2004). Fasting The Ultimate Diet.Bantam; England

Damon, William., Menon Jenni., & Bronk. K. C. (2003). The Development of Purpose DuringAdolescence : Applied Developmental Science, 7, (3), 119-128

24

Diane E. P., Sally W. O.,& Ruth D. F. (2011).Human development (edisi kesembilan). Jakarta:Kencana

El-Hamdy, U.(2010). Rahasia Kedahsyatan Puasa Senin Kamis. Jakarta : PTWahyumedia.

Feist & Feist. (2010). Teori kepribadian edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika

Ghufron, M. N., Risnawita. R. (2014).Teori-Teori Psikologi.AR-RUZ MEDIA. Jogjakarta

Gunadhi, N. I. (2010). Metode Penelitian. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UniversitasIndonesia.Jakarta.

Guswani. A. P& Kawuryan, F.(2011).Perilaku Agresi pada Mahasiswa Ditinjau DariKematangan Emosi.

Hawari, D. (1995). Al-Qur'an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta: BinaBhakti Prima Yasa.

Hurlock, E. B. (1996). Psikologi Perkembangan (Suatu pendekatan sepanjang rentangkehidupan). Jakarta: Erlangga

Kerlinger, F. N. (2004). Asas-asas penelitian behavoristik (3 ed). Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Kurniawti, A. (2010). Pengaruh keaktifan puasa sunah dawud dan senin-kamis terhadap motivasiberprestasi pada siswa kelas IX-Temanggung tahun ajaran 2009-2010.Skripsi. STAIN.Salatiga

Mardiati, R. (2013). Modul Latihan Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Ramah RemajaUntuk Dokter Praktik Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta.Kemitraan UNFPA danAngsamerah Institution

Mugni, A. (2007). Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap Aterosklerosis. Tesis. UniversitasDiponegoro Semarang.

Omboto, J. O., Ondiek. G. O., Odera. O.,& Ayugi. M. E. (2013). Factors Influencing YouthCrime And Juvenile Delinquency: International Journal of Research In Social Sciences,1, (2), 2307-227

Phillipa. (2010). How Are Habits Formed: modelling habit formation in the world. EuropeanJournal of Social Psychology. Vol 40,998-1008

Phythian, K., dkk. (2008). Family Structure and Parental Behavior: Identifying the Sources ofAdolescent Self-Control :Western Criminology Review, 9, (2), 73–87

25

Prasetyoningsih. M. S & Humune. H. (2010).Gambaran factor-faktor lingkungan keluarga yangmempengaruhi penyimpangan perilaku pada mahasiswa sem VI.Studi kasus.Akademikebidanan Griya Huada. Surabaya

Priyatno, D. (2011). Buku saku analisisi atatistika data SPSS. Jakarta:PT. Usaha Nasional

Rajab, K. (2011). Psikologi Ibadah. Jakarta : Amzah

Rifa’i, A.F. (2009). Kenakalan Remaja di Kalangan Santri Putra di Asrama Diponegoro PondokPesantren Yayasan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.Skripsi. Universitas Islam Negeri(UIN).Yogyakarta

Rosyidin. (2011). Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Mental Di MTs. AL-KHOIRIYAHKedoya Selatan Jakarta Barat.Skripsi.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh.

Jakarta

Tangney,Baumiester, &Boone. (2004), “High Self-Control Predicts Adjustment, Less Pathology,Better Grades, and Interpersonal Success.”Journal of Personality”, 72 (april), 271-322.

Tharir, M. (1994). Puasa Ramadhan Pengantar Kesehatan Paripurna. Surabaya : Al-Ikhlas

Taruna.(Kardiolog, Farmakolog, Neuroscientist, Division of Interdisciplinary ofNeurosciences University of California, School of Medicine, Irvine, USA)

Wahihudin, dkk.(2011). Survey Perilaku Beresiko Terhadap Kesehatan Mahasiswa Baru FKMUniversitas Hasanuddin. Universitas Hasanuddin. Makassar

26

LAMPIRAN

27

LAMPIRAN 1

(Skala Kontrol Diri)

28

SKALA KONTROL DIRI

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Perkenalkan nama saya Laila Quratul A’yun mahasiswi fakultas psikologisemester 7 yang sedang menempuh mata kuliah skripsi. Saya membutuhkan bantuan saudara/I untuk mengisi angket

yang saya sediakan. Dibawah ini terdapat 19 pernyataan, silahkan saudara memberikan tanda silang (X) untuk

jawaban yang paling menggambarkan diri anda yang sesungguhnya. Saudara tidak perlu khawatir karena jawaban

saudara akan kami rahasiakan. Atas kesediaan saudara, saya ucapkan terimakasih.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

IDENTITAS

Nama / Inisial :

Umur :

Jenis kelamin :

Jurusan/Universitas : /

Semester :

Pertanyaan Screening (diisi terlebih dahulu)

1. Apakah anda melaksanakan rutinitas puasa senin kamis?

2. Berapa lama anda telah menjalankannya?

Pernyataan Sangat tidak

sesuai

Tidak

sesuai

Kurang

sesuai

Sesuai Sangat

sesuai

1.Saya pandai menolak godaan (dalam hal apapun)

2.Saya malas

3.Saya mengatakan hal-hal yang tidak pantas

4.Saya melakukan hal-hal tertentu yang buruk bagi

saya, jika hal itu menyenangkan bagi saya

5. Bangun di pagi hari merupakan hal yang sulit bagi

saya

6. Saya cukup sering berubah pikiran

29

7. Orang-orang menggambarkan saya sebagai

seseorang yang impulsive (cepat berubah pikiran)

8. Saya menolak hal-hal yang buruk bagi saya

9. Saya menghabiskan uang terlalu banyak (untuk

hal-hal yang tidak bermanfaat)

10. Saya mudah terbawa oleh perasaan saya

11.Saya melakukan banyak hal secara mendadak

12.Saya tidak menyimpan rahasia dengan baik

13.Kesenangan / hal-hal yang menyenangkan

kadang-kadang membuat saya lalai dari

menyelesaikan pekerjaan

14.Saya sulit berkonsentrasi

15.Kadang-kadang saya tidak bisa menahan diri dari

melakukan sesuatu, bahkan jika saya tahu itu salah.

16. Saya sering bertindak tanpa berpikir melalui

semua alternative

17. Saya terlalu mudah marah

18. Saya sering mengganggu orang lain

19.Kadang-kadang saya minum (miras) atau

menggunakan obat-obatan secara berlebihan

30

LAMPIRAN 2

(Hasil Try out)

31

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kontrol Diri

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.884 19

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

ITEM1 63.40 82.800 .439 .881

ITEM3 63.33 82.851 .368 .883

ITEM4 62.77 80.461 .554 .877

ITEM6 62.93 82.064 .496 .879

ITEM8 63.00 81.034 .339 .886

ITEM10 63.63 74.447 .720 .870

ITEM12 63.50 78.397 .554 .877

ITEM13 62.80 79.890 .618 .875

ITEM14 63.13 82.464 .380 .882

ITEM19 64.40 81.559 .369 .883

ITEM20 64.03 78.654 .577 .876

ITEM21 62.57 84.392 .336 .883

ITEM28 63.93 77.237 .671 .873

ITEM29 63.40 81.352 .364 .884

ITEM31 63.47 77.844 .642 .874

ITEM32 63.17 74.764 .746 .869

ITEM33 63.50 79.569 .481 .879

ITEM34 63.33 76.644 .557 .877

ITEM35 62.10 84.990 .400 .882

32

LAMPIRAN 3(Blue Print Skala Kontrol Diri)

33

Blue Print Skala Kontrol Diri

Dimensi Indikator Nomor Item JumlahFavorable Unfavorable

Kedisiplinandiri (Self-discipline).

Tentangkedisiplinanindividu dalammelakukansesuatu

1, 13 2*, 6*, 9*, 14,16, 28, 32

9

Deliberate/Non-impulsive

kecenderunganindividu untukmelakukantindakan yangtidak impulsive

5*, 25* 4, 10, 11*, 12,31, 33, 21

9

Healthy habits Menilai tentangpola hidup sehatindividu.

26*, 27*, 15* 3, 8, 35 6

Work Ethic Menilai regulasidiri padapelayanan suatuetika dalammelakukanaktivitas sehari-hari.

30*, 36* 20, 23*, 29 5

Consistency Menilaikemampuanindividu dalammenanganisebuah tugas

7*, 17*,18*,22*, 24*, 34

19 7

Total 14 22 36

*Item yang tidak valid

34

LAMPIRAN 4

(Tabulasi Data Penelitian)

35

Hasil Uji Independent Sampel T-Test

Test of Homogeneity of Variances

KONTROL_DIRI

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.531 1 98 .468

Tests of Normality

KELOMPOK Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

KONTROL_DIRIPUASA .150 50 .007 .955 50 .055

TDK_PUASA .078 50 .200* .981 50 .574

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Beda (Independent T-Test)

Group Statistics

KELOMPOK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

KONTROL_DIRIPUASA 50 64.70 8.264 1.169

TDK_PUASA 50 58.94 7.238 1.024

36

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-tailed)

KONTROL_DIRI

Equal variances

assumed

.531 .468 3.708 98 .000

Equal variances not

assumed

3.708 96.325 .000

37

NO SUBJEK JKITEM1

ITEM2

ITEM3

ITEM4

ITEM5

ITEM6

ITEM7

ITEM8

ITEM9

ITEM10

ITEM11

ITEM12

ITEM13

ITEM14

ITEM15

ITEM16

ITEM17

ITEM18

ITEM19

1 ENY P 2 3 5 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 5 692 L P 2 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 5 3 3 4 5 5 713 ZIYA P 2 3 5 5 4 4 4 2 3 1 4 5 3 3 4 2 5 5 5 694 NURHAM L 2 4 5 4 4 3 3 1 5 3 4 5 2 4 4 3 3 4 5 685 F L 2 5 5 4 4 3 4 2 3 3 4 5 2 4 3 2 3 5 5 686 SRI P 2 4 3 4 5 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 5 627 FAUZI L 2 5 5 5 4 2 1 1 5 1 1 1 1 2 4 5 1 5 5 568 ENT P 2 5 5 4 3 3 3 1 4 3 3 5 5 4 3 2 5 4 5 699 TELO L 2 4 4 5 5 4 4 2 5 4 3 2 4 3 4 4 4 4 5 7210 RIMA P 2 1 4 3 3 2 4 2 3 3 1 1 3 2 3 3 4 4 5 5311 SUCI P 2 3 5 5 4 4 4 2 5 3 3 5 2 4 4 3 4 5 5 7212 BOBBY L 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 8713 ALDO L 2 3 3 2 4 3 3 2 2 2 2 4 2 2 4 2 4 2 5 5314 WILDAN L 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2 4 3 4 4 2 4 4 5 5915 ALIF L 2 3 4 4 5 4 3 2 5 3 4 2 3 4 3 5 4 4 5 6916 IMAN L 2 3 2 3 5 4 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 5 6417 RERING P 2 4 3 5 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 5 5418 ARYNA P 2 4 4 5 5 4 4 1 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 5 6819 NADIYA P 2 2 1 4 5 2 3 1 4 2 4 4 2 2 2 5 2 2 5 5420 MORES L 4 3 1 4 5 3 3 1 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 5 6521 ODI L 3 2 5 5 4 3 4 1 2 1 4 2 3 5 5 5 4 5 5 6822 DEBY L 4 4 4 3 5 4 4 2 5 5 3 2 3 4 3 5 3 4 5 7223 HANA P 3 2 3 2 2 2 2 2 5 3 2 5 2 4 2 2 2 4 5 5424 DIBA P 2 3 4 4 5 2 2 2 3 2 3 5 4 3 3 2 3 4 5 6125 KYLE P 3 3 4 5 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 2 1 2 3 5 52

38

26 GIGI P 2 3 4 4 5 2 2 2 3 2 3 5 2 2 4 2 3 3 5 5827 NURI P 3 3 4 4 4 3 4 2 2 1 2 4 2 4 3 4 4 4 5 6228 TUTUS P 1 3 4 3 3 3 3 1 1 3 3 4 2 2 4 3 3 2 5 5329 EKA P 4 2 4 4 5 4 5 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 5 6530 RF P 2 4 5 4 4 4 5 1 3 3 3 5 4 4 5 5 5 3 5 7431 DN P 2 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 6432 MIFTAH L 2 5 5 5 3 4 4 2 5 2 4 5 3 3 4 5 5 5 5 7633 ADIT L 3 3 3 2 2 2 2 1 1 4 2 2 2 2 2 2 3 1 5 4434 JONI L 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 5 6735 ZULFA L 2 4 4 4 4 2 3 1 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 5 6136 INDRA L 2 2 4 2 3 2 3 3 3 1 2 3 1 1 2 2 3 4 5 4837 MEY P 2 3 4 4 3 2 3 2 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 5 5538 ROYHAN L 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 5 4 4 3 4 4 4 5 7039 KHOIR L 2 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 7140 GIBRAN L 2 3 3 4 3 4 3 1 5 3 1 4 5 4 4 4 4 4 5 6641 EGA L 1 3 4 4 5 2 2 1 3 2 4 5 3 3 4 4 3 4 5 6242 SABYLA L 2 3 4 5 4 4 4 1 4 3 2 4 3 3 3 4 5 4 5 6743 RIJAL L 3 3 5 4 4 3 3 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 3 5 7544 SOFYAN L 2 5 5 5 5 3 3 1 5 3 3 5 5 5 4 3 3 4 5 7445 ARIEF L 2 3 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 5 5 6946 HANIF L 2 4 4 4 5 3 3 2 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 5 6747 RAMA L 2 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 5 5 6748 INEZTA P 1 3 4 5 3 3 5 3 4 3 4 5 5 3 5 3 3 4 5 7149 NASRUL L 2 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 7050 OI L 2 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 7051 YU P 2 3 5 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 5 6952 DES P 2 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 5 3 3 4 5 5 7153 YO P 2 3 5 5 4 4 4 2 3 1 4 5 3 3 4 2 5 5 5 6954 ADIT L 2 4 5 4 4 3 3 1 5 3 4 5 2 4 4 3 3 4 5 68

39

55 PIO L 2 5 5 4 4 3 4 2 3 3 4 5 2 4 3 2 3 5 5 6856 EGD P 2 4 3 4 5 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 5 6257 LOLI L 2 5 5 5 4 2 1 1 5 1 1 1 1 2 4 5 1 5 5 5658 KOM P 2 5 5 4 3 3 3 1 4 3 3 5 5 4 3 2 5 4 5 6959 LILI L 2 4 4 5 5 4 4 2 5 4 3 2 4 3 4 4 4 4 5 7260 RIMA P 2 1 4 3 3 2 4 2 3 3 1 1 3 2 3 3 4 4 5 5361 PIL P 2 3 5 5 4 4 4 2 5 3 3 5 2 4 4 3 4 5 5 7262 DEA L 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 8763 SABRIN L 2 3 3 2 4 3 3 2 2 2 2 4 2 2 4 2 4 2 5 5364 WAWAN L 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2 4 3 4 4 2 4 4 5 5965 CANDRA L 2 3 4 4 5 4 3 2 5 3 4 2 3 4 3 5 4 4 5 6966 UMI L 2 3 2 3 5 4 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 5 6467 BERG P 2 4 3 5 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 5 5468 LOND P 2 4 4 5 5 4 4 1 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 5 6869 HARI P 2 2 1 4 5 2 3 1 4 2 4 4 2 2 2 5 2 2 5 5470 MUKTI L 4 3 1 4 5 3 3 1 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 5 6571 EGH L 3 2 5 5 4 3 4 1 2 1 4 2 3 5 5 5 4 5 5 6872 PUHA L 4 4 4 3 5 4 4 2 5 5 3 2 3 4 3 5 3 4 5 7273 KIKI P 3 2 3 2 2 2 2 2 5 3 2 5 2 4 2 2 2 4 5 5474 BOY P 2 3 4 4 5 2 2 2 3 2 3 5 4 3 3 2 3 4 5 6175 JIHAN P 3 3 4 5 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 2 1 2 3 5 5276 BEN P 2 3 4 4 5 2 2 2 3 2 3 5 2 2 4 2 3 3 5 5877 AZAM P 3 3 4 4 4 3 4 2 2 1 2 4 2 4 3 4 4 4 5 62

40

78 JURI P 1 3 4 3 3 3 3 1 1 3 3 4 2 2 4 3 3 2 5 5379 MINM P 4 2 4 4 5 4 5 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 5 6580 FHJ P 2 4 5 4 4 4 5 1 3 3 3 5 4 4 5 5 5 3 5 7481 DIDI P 2 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 6482 HANDI L 2 5 5 5 3 4 4 2 5 2 4 5 3 3 4 5 5 5 5 7683 JUHA L 3 3 3 2 2 2 2 1 1 4 2 2 2 2 2 2 3 1 5 4484 BIAN L 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 5 6785 TERSI L 2 4 4 4 4 2 3 1 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 5 6186 BUBU L 2 2 4 2 3 2 3 3 3 1 2 3 1 1 2 2 3 4 5 4887 MEIRA P 2 3 4 4 3 2 3 2 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 5 5588 JOY L 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 5 4 4 3 4 4 4 5 7089 SEPRA L 2 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 7190 SITI L 2 3 3 4 3 4 3 1 5 3 1 4 5 4 4 4 4 4 5 6691 DERMA L 1 3 4 4 5 2 2 1 3 2 4 5 3 3 4 4 3 4 5 6292 GANDA L 2 3 4 5 4 4 4 1 4 3 2 4 3 3 3 4 5 4 5 6793 HURU L 3 3 5 4 4 3 3 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 3 5 7594 RUDI L 2 5 5 5 5 3 3 1 5 3 3 5 5 5 4 3 3 4 5 7495 APID L 2 3 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 5 5 6996 ARIEF L 2 4 4 4 5 3 3 2 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 5 6797 GALIH L 2 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 5 5 6798 YUNDA P 1 3 4 5 3 3 5 3 4 3 4 5 5 3 5 3 3 4 5 7199 RAUL L 2 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 70100 OSTI L 2 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 70

41

Uji Beda Aspek Kontrol DiriGroup Statistics

KELOMPOK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

KEDISIPLINANPUASA 50 30.8286 4.73443 .66955

TDKPUASA 50 28.8571 3.93618 .55666

ON_IMPULSIVEPUASA 50 35.5771 6.10944 .86401

TDKPUASA 50 32.4400 5.87336 .83062

HEALTY_HABITPUASA 50 40.7810 4.66347 .65951

TDKPUASA 50 37.4000 5.52422 .78124

WORK_ETNICPUASA 50 32.0000 8.01784 1.13389

TDKPUASA 50 27.5000 7.37135 1.04247

RELIABILITYPUASA 50 33.1000 6.53796 .92461

TDKPUASA 50 28.1000 7.41551 1.04871

42

KEDISIPLINANNON-IMPULSIVE PHS

ETIKAKERJA RELIABILITY

34 38 40 40 3031 40 40 45 4030 46 40 35 3030 38 43 40 3525 40 46 40 4027 32 46 35 3032 20 46 15 3030 42 43 35 3537 36 46 30 4027 30 30 15 3532 44 40 35 4038 50 50 50 5022 34 40 20 2028 30 36 30 3534 34 43 40 3527 36 43 30 4027 30 36 25 2028 40 46 30 4028 24 40 30 2032 30 43 35 3534 36 36 45 3035 34 46 35 4525 28 30 30 3528 32 43 30 3025 30 33 20 2527 32 43 25 2528 38 40 30 2521 34 36 25 2531 40 40 25 3034 48 43 35 3030 36 36 35 3537 46 43 35 3518 24 33 20 2528 36 43 40 4031 30 43 30 2521 30 33 15 2528 30 36 20 2532 42 40 35 3535 38 40 40 35

43

35 36 36 25 3528 32 43 35 3031 42 40 25 3541 40 40 35 3535 38 50 40 3537 32 40 35 4031 34 46 30 4030 36 43 35 4037 40 36 35 3534 38 40 40 3534 38 40 40 3534 38 40 40 3031 40 40 45 4030 46 40 35 303 38 43 40 3525 40 46 40 4027 32 46 35 3032 20 46 15 3030 42 43 35 3537 36 46 30 4027 30 30 15 3532 44 40 35 4038 50 50 50 5022 34 40 20 2028 30 36 30 3534 34 43 40 3527 36 43 30 4027 30 36 25 2028 40 46 30 4028 24 40 30 2032 30 43 35 3534 36 36 45 3035 34 46 35 4525 28 30 30 3528 32 43 30 3025 30 33 20 2527 32 43 25 2528 38 40 30 2521 34 36 25 2531 40 40 25 3034 48 43 35 30

44

30 36 36 35 3537 46 43 35 3518 24 33 20 2528 36 43 40 4031 30 43 30 2521 30 33 15 2528 30 36 20 2532 42 40 35 3535 38 40 40 3535 36 36 25 3528 32 43 35 3034 42 40 25 3541 40 40 35 3535 38 50 40 3537 32 40 35 4031 34 46 30 4030 36 43 35 4037 40 36 35 3534 38 40 40 3534 38 40 40 35

45