perbedaan karakteristik setiap angkatan sastra kelompok 3

52
PERBEDAAN KARAKTERISTIK SETIAP ANGKATAN SASTRA

Upload: wahyu-dermawan

Post on 15-Feb-2017

186 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

PERBEDAAN KARAKTERISTIK SETIAP ANGKATAN SASTRA

Page 2: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

KELOMPOK 31.DAVIT PADANG2.FRENGKI MANIK3.HERTY BERUTU4.MAZMUR CIBRO5.ROJU LUBIS 6.SERNOVINA TUMANGGER7.SRIWIYENTI MANIK8.WAHYU DERMAWAN

XII IPA 2

Page 3: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

1. Angkatan ‘20-an atau Angkatan Balai Pustaka

Angkatan 20 disebut juga angkatan Balai Pustaka. Balai Pustaka merupakan nama badan yang didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1908. Badan tersebut sebagai penjelmaan dari Commissie voor De Volkslectuur atau Komisi Bacaan Rakyat.Commissie voor De Volkslectuur dibentuk pada tanggal 14 April 1903. Komisi ini bertugas menyediakan bahan-bahan bacaan bagi rakyat Indonesia pada saat itu. Lahirnya Balai Pustaka sangat menguntungkan kehidupan dan perkembangan sastra di tanah air baik bidang prosa, puisi, dan drama. Peristiwa- peristiwa sosial, kehidupan adat-istiadat, kehidupan agama, ataupun peristiwa kehidupan masyarakat lainnya banyak yang direkam dalam buku-buku sastra yang terbit pada masa itu.

Page 4: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

1.1    ciri-ciri Sastra angkatan 20 ( Balai Pustaka ) :1. Menggambarkan pertentangan paham antara kaum muda dan kaum tua.2. Menggambarkan persoalan adat dan kawin paksa termasuk permaduan.3. Adanya kebangsaan yang belum maju masih bersifat kedaerahan.4. Banyak menggunakan bahasa percakapan dan mengakibatkan bahasa tidak terpelihara kebakuannya.5.  Adanya kontra pertentangan antara kebangsawanan pikiran dengan kebangsawanan daerah.6.    Cerita bermain pada zamannya.7.    Corak lukisannya adalah romantis sentimentil. Angkatan 20 melukiskan segala sesuatu yang diperjungkan secara berlebih-lebihan.8.    Puisinya masih banyak berbentuk syair dan pantun.9.    Puisi bersifat dikdaktis

Page 5: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

    PUISISebagian besar angkatan 20 menyukai bentuk puisi lama (syair dan pantun), tetapi golongan muda sudah tidak menyukai lagi. Golongan muda lebih menginginkan puisi yang merupakan pancaran jiwanya sehingga mereka mulai menyindirkan nyanyian sukma dan jeritan jiwa melalui majalah Timbul, majalah PBI, majalah Jong Soematra.

1). Masih banyak berbentuk syair dan pantun.Contoh kutipan sajak puisi “ Bukan Beta Bijak Berperi” oleh Rustam EffendiBUKAN BETA BIJAK BERPERI

Bukan beta bijak berperi,pandai menggubah madahan syair,Bukan beta budak Negeri,musti menurut undangan mair,Sarat-saraf saya mungkiri,Untai rangkaian seloka lama,beta buang beta singkiri,Sebab laguku menurut sukma.

Dilihat bentuknya seperti pantun, tetapi dilihat hubungan barisnya berupa syair. Ia meniadakan tradisi sampiran dalam pantun sehingga sajak itu disebut pantun modern.

Page 6: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

1.    ANGKATAN 33 (PUJANGGA BARU)

Nama angkatan Pujangga Baru diambil dari sebuah nama majalah sastra yang terbit tahun 1933. Majalah itu bernama Pujangga Baroe. Karya-karya sastra yang lahir dalam angkatan ini mulai memancarkan jiwa yang dinamis, individualistis, dan tidak terikat dengan tradisi, serta seni harus berorientasi pada kepentingan masyarakat. Di samping itu, kebudayaan yang dianut masyarakat adalah kebudayaan dinamis. Kebudayaan tersebut merupakan gabungan antara kebudayaan barat dan kebudayaan timur sehingga sifat kebudayaan Indonesia menjadi universal.

Page 7: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

2.1. Ciri-ciri Angkatan 33 ( Pujangga Baru)

1.    Bersifat Dinamis2.    Beraliran Romantis Idialis.3.    Menggunakan bahasa individual, Sudah lebih banyak mempergunakan bahasa yang sesuai dengan pergaulan modern.4.    Mengutamakan psikologi.5.    Masalah individu manusia.6.    Bentuk puisinya lebih bebas, lebih mengenal variasi.7.    Bahasa kiasan utama puisi ialah perbandingan8.    Puisinya mengekspresikan perasaan, pelukisan alam yang indah, dan tentram.

Page 8: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

2.1 Analisis Karya Sastra Pada Angkatan 33 (Pujangga Baru)

    ROMAN

Roman “Layar Terkembang” Karya: Sutan Takdir Alisyahbana

Dalam roman ini diceritakan tentang kaum wanita yang mulai bangkit untuk memperjuangkan hak-haknya yang mempunyai wawasan luas dan bercita-cita tinggi. Hal tersebut sesuai dengan zaman pembuatan novel ini yang kala itu gelora Sumpah Pemuda masih bergema. Baik kaum pria maupun wanita aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan.

Page 9: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

1.    Beraliran Romantis Idialis.

Kutipan : Roman Layar Terkembang

Pada suatu hari keluarga Raden Wiraatmadja dikejutkan oleh hasil diagnosa dokter yang menyatakan bahwa Maria mengidap penyakit TBC. Semakin hari kesehatan gadis itu semakin melemah sekalipun ia telah menjalani perawatan itensif. Hal ini membuat Yusuf merasa sedih. Pemuda itu mendampingi kekasihnya dengan setia. Namun, penyakit TBC yang diderita Maria semakin hari semakin parah sehingga tak lama kemudian Maria pun meninggal dunia.Dalam kutipan roman layar terkembang ini sangat jelas menggambarkan aliran romantis idealis, dimana ada hal-hal yang tidak memuaskan dan keadaan yang tidak menggembirakan, karena adanya kepincangan dalam roman ini yaitu Yusuf harus menerima kenyataan bahwa ia tidak bisa bersatu dengan kekasihnya Maria karena penyakit yang dideritanya sangat parah yang pada akhirnya pergi meninggalkan Yusuf untuk selama-lamanya.

Page 10: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

2.    Masalah individu manusia.

Dalam roman ini menceritakan masalah-masalah individu manusia, dimana Tuti seorang wanita yang mulai bangkit untuk memperjuangkan hak-haknya yang mempunyai wawasan luas dan bercita-cita tinggi, Maria harus berjuang menghadapi penyakit TBC yang dialaminya, dan Yusuf kekasih Maria harus menghadapi kenyataan pahit ditinggal oleh Maria untuk selama-lamanya.

3.    Mengutamakan psikologi.

Dalam ciri ini, dalam mengarang penulis lebih mengutamakan pemikiran-pemikiran, dimana setiap manusia harus mejalani kehidupannya sendiri sesuai keinginannya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan roman “Layar Terkembang” sebagai berikut.Tuti yang mengatakan bahwa tiap-tiap manusia harus menjalankan penghidupannya sendiri, sesuai dengan deburan jantungnya, bahwa perempuanpun harus mencari bahagianya dengan jalan menghidupkan sukmanya

Page 11: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

4.    Menggunakan bahasa individual, sudah lebih banyak mempergunakan bahasa yang sesuai dengan pergaulan modern.

Kutipan : Layar Terkembang Karya S.T. Alisyahbana

“Kalau saya akan memegang agama, maka agama itu ialah yang sesuia dengan akal saya, yang terasa oleh hati saya. Agama yang lain dari itu, saya anggap seperti bedak tipis saja, yang luntur kena keringat “.

             Dari kutipan diatas, sangat jelas dalam mengarang penulis menggunakan bahasa-bahasa indivudu, bahasa yang sesuai dengan pergaulan modern sehingga mudah dimengerti, seperti kata bedak tipis, dimana ia menggambarkan agama yang tidak sesuai dengan akalnya seperti bedak tipis yang luntur kena keringat.

Page 12: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

    PUISI

1.    Bentuk puisinya lebih bebas, lebih mengenal variasi.

Penggalan puisi : “Padamu Jua” Karya Amir Hamzah

    PADAMU JUA

Habis kikisSegala cintaku hilang terbangPulang kembali pulang aku padamuSeperti dahulu

Page 13: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

2.    Puisinya mengekspresikan perasaan, pelukisan alam yang indah, dan tentram.

BERDIRI AKU – PUISI NYANYI SUNYI Karya: Amir Hamzah

Berdiri aku di senja senyapCamar melayang menepis buihMelayah bakau mengurai puncakBerjulang datang ubur terkembangAngin pulang menyeduk bumiMenepuk teluk mengempas emasLari ke gunung memuncak sunyiBerayun-ayun di atas alas.Benang raja mencelup ujungNaik marak mengerak corakElang leka sayap tergulungdimabuk wama berarak-arak.Dalam rupa maha sempumaRindu-sendu mengharu kalbuIngin datang merasa sentosaMenyecap hidup bertentu tuju

Page 14: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

Pada puisi ini penyair mengekspresi kesedihan yang ditampilkan dengan suasana sunyi. Perasaan sedih yang sangat mendalam digambarkan penyair dengan suasana sunyi pantai di sore hari. Dengan demikian penyair hanya mampu melihat keindahan alam sekitar karena kebahagiaannya dan harapan telah hilang.Kesedihan yang mendalam ini juga wujud perasaan galau penyair yang digambarkan dengan perasaannya yang dipermainkan ombak dan angin. Sehingga hanya merenungi hiduplah yang mampu dilakukannya.Sebagai orang yang memiliki agama yang kuat dalam setiap akhirnya dia hanya bisa menyerahkan semua yang dia alami ini kepada Tuhan

Page 15: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

3.    Bahasa kiasan utama adalah perbandingan Seperti halnya puisi lama pemilihan bahasa kiasan memang sangat diperlukan untuk memperindah kata-katanya sehingga makna yang diberikan bisa lebih kaya dan mendalam. Dalam puisi ”Berdiri Aku”yang menojol adalah adanya personifikasi seperti:

Melayah bakau mengurai puncak....................................................angin pulang menyejuk bumiMenepuk teluk mengempas emasLari ke gunung memuncak sunyiBerayun-ayun di atas alas............................................Naik marak menyerak corak..........................................Dalam puisi tersebut Amir Hamzah menghidupkan ombak dan angin yang bertujuan ingin menambah rasa kesunyian dan kesendirian penyair. Seperti halnya dengan mengagumi ombak yang menerpa pohon-pohon bakau serta desir angin yang mengempakkan semuanya terlihat kalau penyair benar-benar merasa sepi dan hanya mampu melihat pemandangan sekitarnya saja.Selain personifikasi yang dominan ada juga gaya metafora yang terlihat dari kalimat benang raja mencelup ujung dan dalam rupa maha sempurna. Penyair membandingkan apa yang dilihat dan dialami dengan kata ”benang raja” dan ”maha sempurna.

Page 16: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

3.ANGKATAN 45

Angkatan ’45 lahir dalam suasana lingkungan yang sangat prihatin dan serba keras, yaitu lingkungan fasisme jepang dan dilanjutkan peperangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Angkatan 45 disebut juga sebagai Angkatan Chairil Anwar  karena perjuangan Chairil Anwar dalam melahirkan angkatan ’45 ini. Pujangga baru yang semula memiliki gagasan yang berartisasi sastra Indonesia, nyatanya hanya mentok pada Belandanisasi. Dengan kata lain, tokoh-tokoh atau karya seni dan sastra yang diambil sebagai acuan dan sumber inspirasi hanya berasal dari negeri Belanda saja bukan dari penjuru barat. Untuk meluruskan persepsi tersebut muncullah angkatan ’45 sebagai penggantinya.

Page 17: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

3.1    Ciri-Ciri Sastra Angkatan 1945

1. Cenderung bersifat realistis, sinis, dan ironi.2.    Karya sastranya lebih banyak mengemukakan manusia yang universal.3.    Mengemukakan masalah kemasyarakatan sehari-hari terutama dengan latar perang kemerdekaan 4.    Bercorak bebas, tidak terikat pembagian bait, baris, atau rima. 5.    Lebih bergaya naturalisme, ekspresionisme dan beraliran realisme, sinisme dan sarkasme. 6.    Bahasanya menggunakan bahasa sehari-hari, lebih

mementingkan isi daripada bentuk. 7.    Berisi tentang individualisme. 

Page 18: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

 3.2 Analisis Karya Sastra Angkatan 1945

    PUISI

       Kutipan:  Puisi “Aku” Karya: Chairil Anwar

AKU

Kalau sampai waktukuKu mau tak seorang kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak perduliAku mau hidup seribu tahun lagi

Page 19: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

1.    Bercorak bebas, tidak terikat pembagian bait, baris, atau rima.Jelas dalam puisi tersebut sudah bebas, jumlah bait dan baris tidak ditentukan lagi, iramanya pun bebas tidak sepeti puisi lama yang berirama a-b, a-b.

2.    Sinisme dan SarkasmeDalam puisi diatas juga sangat jelas menggambarkan sindiran yang lebih kasar, seperti kutipan kalimat, “Aku ini binatang jalang, Dari kumpulannya terbuang”, penulis melukiskan dirinya seperti binatang jalang.

3.    Bahasanya menggunakan bahasa sehari-hari, lebih mementingkan isi daripada bentuk.Dalam puisi ini juga sangat jelas menggambarkan bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari, tidak mementingkan bentuk keindahan puisinya melainkan lebih mementigkan pada isi dan makna puisinya.

4.    Berisi tentang individualisme Dalam puisi ini juga pengarang lebih menggambarkan keindividuan atau seorang diri. Apabila suatu keyakinan telah terhujam dalam dirinya, ia tidak akan ambil pusing dengan orang lain, ia akan hidup seribu tahun lagi dengan keyakinannya itu. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.“Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi “

Page 20: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

    ROMAN1.    Mengemukakan masalah kemasyarakatan sehari-hari terutama dengan latar perang kemerdekaan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan roman berikut.Kutipan: “ Jalan Tak Ada Ujung” Karya: Mochtar Lubis... setiap saat ia merasa was-was ketika mendengar serdadu Inggris menyerbu.Mereka kemudian bertugas untuk mengambil senjata dan bom tangan yang disimpan di daerah Asam Reges, setelah iti disimpan di Manggarai, kemudian diselundupkan ke Karawang.....Serdadu Inggris kemudian pergi meninggalkan Indonesia setelah adanya perjanjian Linggar Jati. Dari kutipan roman diatas pengarang jelas menulis dengan menggunakan tema dengan latar perang, dimana meski dengan rasa takut guru Isa tetap menjalankan tugas untuk mengambil dan menyelundupkan senjata untuk melawan musuh.2.    Karya sastranya lebih banyak mengemukakan masalah kemanusiaan yang universal. Hal ini dapat dilihat dari kutipan roman berikut....Keadaan ekonomi keluarganya sangat kekurangan.....Istrinya kemudian selingkuh dengan teman guri Isa sendiri.Dari kutipan diatas pengarang jelas menggambarkan karangannya dengan masalah universal, dimana keadaan ekonomi guru Isa yang sangat kekurangan, ditambah dengan perselingkuhan yang dilakukan oleh istrinya dengan teman guru Isa sendiri.

Page 21: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

4. ANGKATAN 1950-1960-an

Angkatan ’50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah Asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi oleh cerita pendek dan kompulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.Pada angkatan ini muncul gerakan komunis di kalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (lekra) yang berkonsep sastra Realisme-Sosialis. Timbulnya perpecahan dan polemik yang berkepanjangan di kalangan sastrawan Indonesia pada awal tahun 1960, menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karna masuk ke dalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30SPKI di Indonesia.

Page 22: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

4.1    Ciri-Ciri Sastra Angkatan 1950-1960an1.    Cerita perang mulai berkurang.2.    Menggambarkan kehidupan sehari-sehari3.    Kehidupan pedesaan dan daerah mulai digarap 4.    Banyak mengemukakan pertentangan- pertentangan politik. 5.    Ada gambaran suasana muram karena menggambarkan hidup yang penuh penderitaan.6.    Mengungkapkan masalah-masalah social, kemiskinan, pengangguran, perbedaan kaya miskin yang besar, belum adanya pemerataan hidup.7.    Banyak mengemukakan cerita-cerita dan kepercayaan rakyat sebagai pokok-pokok sajak balada.8.    Gaya slogan dan retorik makin berkembang.

Page 23: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

4.2 Analisis Karya Sastra Angkatan 1950-1960-an

    ROMAN1.    Kehidupan pedesaan dan daerah mulai digarap .Kutipan: Novel “Robohnya Surau Kami”Karya: A.A Navis“Melangkahlah menyusuri jalan raya arah ke barat. Maka kira-kira sekitar sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jlan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Dan di depannya ada kolam ikan, yang yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi. Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui seorang tua yang biasa duduk di sana dengan segala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadah”.    Dari kutipan novel diatas, jelas menggambarkan kehidupan seorang kakek penjaga surau yang taat dalam beribadah di sebuah perkampungan.

2. Menggambarkan kehidupan sehari-sehariDalam roman ini menceritakan kehidupan sehari-hari, dimana ada seorang pembual Ajo Sidi yang menceritakan sebuah bualan tentang kakek, bahwa ada orang yang tidak masuk surga karena kerjanya hanya beribadat saja sehingga membuat kakek tertekan dan memutuskan untuk bunuh diri. Kemudian tidak sedikitpun bertanggung jawab atas peristiwa yang dibuatnya.

3. Ada gambaran suasana muram karena menggambarkan hidup yang penuh penderitaan.

Kutipan: Robohnya Surau KamiAku beri engkau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedangkan , aku menyuruh engkau semuanya beramal, kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk di sembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-memuji dan menyembahku saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka.    Dalam roman ini jelas menggambarkan suasana yang muram, kakek yang merasa tersindir dan tertekan oleh cerita Ajo Sidi yang mirip dengan kesehariannya sehingga memutuskan untuk  bunuh diri.

Page 24: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

5).  ANGKATAN 1966-1970-anNama angkatan 66 dikemukakan oleh H.B.Jassin. Angkatan 66 muncul di tengah-tengah keadaan politik bangsa Indonesia yang sedang kacau. Kekacauan politik itu terjadi karena adanya teror PKI. Akibat kekacauan politik itu, membuat keadaan bangsa Indonesia kacau dalam bidang kesenian dan kesusatraan. Akibatnya kelompok lekra di bawah PKI bersaing dengan kelompok Manikebu yang memegang sendi-sendi kesenian, kedamaian, dan pembangunan bangsa dan Pancasila.

Page 25: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

5.1     Ciri-Ciri Sastra Angaktan 1966-1970-an :

1.    Mulai dikenal gaya epik (bercerita) pada puisi (muncul puisi-puisi balada).2.    Puisinya menggambarkan kemuraman (batin) hidup yang menderita.3.    Prosanya menggambarkan masalah kemasyarakatan, misalnya tentang perekonomian yang buruk, pengangguran, dan kemiskinan.4.    Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan dalam politik pemerintahan lebih banyak mengemuka.5.    Banyak terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisi.6.    Muncul puisi mantra dan prosa surealisme (absurd) pada awal tahun 1970-an yang banyak berisi tentang kritik sosial dan kesewenang-wenangan terhadap kaum lemah.7.    Mencintai nusa, bangsa, negara dan persatuan.8.    Pembelaan terhadap pancasila.

  

Page 26: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

5.2 Analisis Karya Sastra Angkatan 1966-1970-an PUISI

Kutipan: puisi “Kami Adalah Pemilik Syah Republik Ini” Karya Taufik Ismail

KITA ADALAH PEMILIK SYAH REPUBLIK INI

Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harusBerjalan terusKarena berhenti atau mundurBerarti hanyutApakah akan kita jual keyakinan kitaDalam pengabdian tanpa hargaAkan maukah kita duduk satu mejaDengan para pembunuh tahun yang laluDalam setiap kalimat yang berakhiran:“Duli Tuanku”?Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harusBerjalan terus...................

Page 27: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

1.    Mulai dikenal gaya epik (bercerita) pada puisi (muncul puisi-puisi balada)Dalam puisi diatas penulis jelas menggambarkan gaya epik atau bercerita, muliai dari bait pertama hingga terakhir ia mengungkapkan puisi seolah-olah sedang bercerita.    2.    Puisinya menggambarkan kemuraman (batin) hidup yang menderita.Kutipan: “Kami Adalah Pemilik Syah Republik Ini” Karya: Taufik Ismail...Kita adalah manusia bermata sayu, yang ditepi jalanMengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuhKita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsaraDipukul banjir, gunung api, kutuk dan hamaDan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka...Dalam penggalan puisi ini penulis menggambarkan masyarakat yang hidup yang menderita, sengsara yang dipenuhi oleh bencana alam banjir, gunung api dan tanaman yang diserang hama.

Page 28: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

3.    Mencintai nusa, bangsa, negara dan persatuan.Dalam ciri ini penulis menggambarkan tentang kecintaannya terhadap nusa dan bangsa. Hal ini tergambar dari kutipan  puisi berikut iniKutipan: puisi “ Dari Seorang Ibu Demonstran” karya : Taufik Ismail

 DARI SEORANG IBU DEMONSTRANIbu telah merelakan kalianUntuk berangkat demonstrasiKarena kalian pergi menyempurnakanKemerdekaan negeri ini...Jelas dalam puisi ini pengarang menggambarkan kecintaan seorang Ibu terhadap nusa dan bangsa dengan merelakan anaknya untuk pergi berperang demi menyempurnakan kemerdekaan bangsa ini.

Page 29: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

6.ANGKATAN 1980 -1990-an

Karya sastra Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada angkatan ini tersebar luas di berbagai majalah dan penerbitan umum.

Page 30: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

6.1Ciri-ciri Sastra Angkatan 1980-1990-an:1.    Puisi yang dihasilkan bercorak spritualreligius. 2.    Pada sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme,3.    Para sastrawan menggunakan konsep improvisasi,4.    Karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat yang memuat kritik sosial, politik, dan budaya.5.    Menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan.6.    Bahasa yang digunakan  realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis,7.    Dalam karya sastra terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya,8.    Mulai menguat pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur,9.    Didominansi oleh roman percintaan,10.    Novel yang dihasilkan mendapat pengaruh kuat dari budaya barat, dimana tokoh utamanyamempunyai konflikdengan pemikiran timur dan mengalahkan tokoh anta gonisnya.

Page 31: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

 6.2 Analisis Karya Sastra Angkatan 1980-1990-an

    PUISI

1. Puisi yang dihasilkan bercorak spritualreligius.

Pada angkatan ini, penulis mengarang dengan bercorak spiritualreligius, dimana penulis menggambarkan dirinya sebagai sesorang yang sangat memuja agamanya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan puisi berikut.

IBADAH SEPANJANG USIAKarya: Dorothea R.H

kalimatkalimat yang kauucapkanberguguran dalam sahadatku. inilahkidung yang digumamkan!

berapa putaran dalam sembahyang langit.tengadah di bawah hujan yang menaburkanayatayat tak pernah dibaca.

Page 32: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

aku tak menemu akhir sembahyangkuyang gagap. lilinlilin tak menyaladalam ruangan tanpa cahaya. gema mazmuryang disenandungkan dari ruang mimpimubeterbangan dalam tidurgelisahku. dankotbah yang sayup, bertebaran darimulutmulut kesunyian.

telah kautabuh loncengmu? sembahyangkutakjuga menemu akhir.

Page 33: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

2.    Pada sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme.

SAJAK ORANG MABUKKarya : Ahmadun Yosi Herfanda

karena hidup penuh keterbatasankupilih api cinta abadimembara dalam dadamuallah, sambutlah hatikuyang terbakar api itu karena hidup penuh keterikatankupilih kebebasan dalam apimubakarlah seluruh dirikuo, allahkuingin debu jiwakumengalir abadi dalam darahmubertahun-tahun aku mabukbermalam-malam aku tenggelamdalam gelombang kerinduanluluh dalam apimu

    

Page 34: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

Dari sajak diatas jelas pengarang mengangkat tema ketuhanan, dimana sesorang percaya akan kebenaran agama dan Allah yang akan membawanya pada kesempurnaan batin sehingga mabuk, tenggelam dalam peribadatan kepada Allah.

Page 35: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

7. ANGKATAN REFORMASI

Munculnya angkatan ini ditandai dengan dengan maraknya karya sastra yang bertemakan seputar reformasi. Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru.

7.1 Ciri-Ciri Karya Sastra Angkatan Reformasi1.    Bertemakan sosial-politik.2.    Penuh kebebasan ekspresi dan pemikiran.3.    Menampilkan sajak-sajak peduli bangsa.4.    Religious dan nuansa sufistik.

Page 36: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

2.7. Analisis Karya Sastra Angkatan Reformasi

    PUISI

1.    Bertemakan sosial-politik.

Kutipan: puisi “Bunga dan Tembok” Karya : Widji Thukul

BUNGA DAN TEMBOK

Seumpama bungaKami adalah bunga yang takKau hendaki tumbuhEngkau lebih suka membangunRumah dan merampas tanahSeumpama bungaKami adalah bunga yang takKau kehendaki adanyaEngkau lebih suka membangun

Page 37: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

Jalan raya dan pagar besiSeumpama bungaKami adalah bunga yangDirontokkan di bumi kami sendiriJika kami bungaEngkau adalah tembok ituTapi di tubuh tembok ituTelah kami sebar biji-bijiSuatu saat kami akan tumbuh bersamaDengan keyakinan : engkau harus hancur!Dalam keyakinan kamiDi manapun – tirani harus tumbang !

Dari kutipan puisi di atas pengarang jelas menggambarkan sosial-sosial politik. Dimana ada sebuah peringatan rakyat terhadap tirani yang tanpa peduli merampas merampas hak-hak rakyat.

Page 38: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

2.    Penuh kebebasan ekspresi dan pemikiran.Dalam ciri ini penulis menggambarkan kebebasan dalam berpikir, kebebasan dalam berekspresi tanpa ada hal-hal yang menekan, tanpa ada ketakutan dari para tirani. Hal ini dapat dilihat dari kutipan puisi berikut.

    PERINGATAN     Karya: Widji Thukul    ...Bila rakyat berani mengeluhItu artinya sudah gawatDan bila omongan penguasaTidak boleh dibantahKebenaran pasti terancamApabila usul ditolak tanpa ditimbangSuara dibungkam kritik dilarang tanpa alasanDituduh subversif dan mengganggu keamananMaka hanya ada satu kata: lawan

Page 39: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

3.    Menampilkan sajak-sajak peduli bangsa.Dalam ciri ini penulis menggambarkan tentang kepedulian terhadap bangsa melalui sajak-sajak, dimana pengarang ingin menyampaikan suaranya akan penguasa yang tidak mempedulikan hak-hak mereka atas bangsa dan apabila tidak dipedulikan maka mereka akan memberontak. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sajak dibawah ini.

SAJAK SUARAKarya: Widji Thukul

suara-suara itu tak bisa dipenjarakandi sana bersemayam kemerdekaanapabila engkau memaksa diamakusiapkan untukmu: pemberontakan!sesungguhnya suara itu akan menjadi kataialah yang mengajari aku bertanyadan pada akhirnya tidak bisa tidakengkau harus menjawabnyaapabila engkau tetap bertahanaku akan memburumu seperti kutukan

Page 40: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

8. ANGKATAN 2000-an

Angkatan ini ditandai dengan oleh karya-karya yang cenderung berani an vulgar dan kebanyakan mengadopsi begitu saja moral pergaulan bebas ala remaja Amerika. Tetapi pada masa ini, muncul juga fiksi-fiksi islami.

Page 41: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

8.1     Ciri-Ciri Sastra Angkatan 2000-an

1.    Karya cenderung vulgar.2.    Mulai bermunculan fiksi-fiksi islami.3.    Muncul cyber sastra di internet.4.    Pilihan kata diambil dan bahasa sehari-hari yang disebut bahasa “kerakyat jelataan”. 5.    Mengandung revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan cenderung ke puisi konkret.6.    Penggunaan estetika baru yang disebut “antroporisme”.7.    Puisi-puisi profetik (keagamaan/religius) dengan kecenderungan menciptakan pengembaraan yang lebih konkret melalui alam, rumput atau daun-daun.8.    Puisinya menggunakan citraan alam benda.

Page 42: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

8.2 Analisis Karya Karya Sastra Pada Angkatan 2000-an

1. Muncul cyber sastra di internet. Pada angkatan ini muncul cyber sastra di internet, dimana banyak karya sastra Indonesia yang tidak dipublikasi berupa buku namun termaktub di dunia maya (Internet), baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi non-profit, maupun situs pribadi.

2.Mulai bermunculan fiksi-fiksi islami.Pada  angkatan ini penulis banyak mengarang dengan bertemakan keagamaan.tentang percintaan yang kental dengan nuansa religi, yang terjadi di sekitar Timur Tengah. Dapat kita lihat, empat orang wanita sama-sama menyukai satu orang, yaitu Fahri. Mereka mencintai Fahri karena sifat dan sikapnya yang baik, serta menjadi idaman setiap wanita. Hal ini dapat dilihat dari kutipan novel berikut.

Page 43: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

AYAT-AYAT CINTAKarya: Habuburrahman Al-... Yousuf langsung menyahut, “Benar Fahri, Maria sangat mencintaimu. Aku telah membaca diary-nya....perjodohan yang sebenarnya atas permintaan Aisha. Berikut kutipannya :“Baiklah, aku akan bicara dari hatiku yang terdalam. Fahri, dengan disaksikan semua yang hadir di sini, kukatakan aku siap menjadi pendamping hidupmu....Noura disiksa dan diseret tengah malam ke jalan oleh ayah dan kakak perempuannya. Untung tidak musim dingin. Tidak bisa dibayangkan jika ini terjadi pada puncak musim dingin.Hal itu yang membuat Fa hri ingin menolong Noura melalui Maria.... Orang yang dicintai Nurul, yang namanya selalu ia sebut dalam doa-doanya, yang membuat dirinya satu minggu ini tidak bisa tidur entah kenapa, adalah  FAHRI BIN ABDULLAH SHIDDIQ!”...

Page 44: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

Dari kutipan diatas , pengarang menggambarkan tentang percintaan yang kental dengan nuansa religi, yang terjadi di sekitar Timur Tengah. Dapat kita lihat, empat orang wanita sama-sama menyukai satu orang, yaitu Fahri. Mereka mencintai Fahri karena sifat dan sikapnya yang baik, serta menjadi idaman setiap wanita.

Page 45: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

3.    Pilihan kata diambil dan bahasa sehari-hari yang disebut bahasa “kerakyat jelataan”. Mengandung revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan cenderung ke puisi konkret.Kutipan Puisi: “Nagasari” karya: D.Zawawi Imron...membuka kulit nagasari isinya bukan pisangtapi mayat anak gembalayang berseruling setiap senja...

Dalam penggalan puisi tersebut jelas menggambarkan bahwa pilihan katanya diambil dan bahasa sehari-hari yang bebas aturan.

Page 46: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

4.    Penggunaan citraan alam benda.

Kutipan puisi:”Bulan Tertusuk Lalang” Karya: D.Zawawi Imron ...angin termangu di pohon asam bulan tertusuk lalangtapi malam yang penuh belas kasihanmenerima semesta baying-bayangdengan mesra menidurkannyadalam ranjang-ranjang nyanyianDalam penggalan  puisi ini penulis jelas menggunakan citraan alam benda.

Page 47: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

5.    Puisi-puisi profetik (keagamaan/religius) dengan kecenderungan menciptakan pengembaraan yang lebih konkret melalui alam, rumput atau daun-daun.

Kutipan: puisi “Sembahyang Rumputan” Karya: Ahmadun Y. HerfandaSEMBAHYANG RUMPUTAN

Aku, rumputan                 Tak pernah lupa sembahyang         Inna Sholati wa nusuku        Wa mahyaaya wa mammati        Lillahi Robbil ‘alaminTopan melanda padang ilalangTubuhku bergoyang-goyangTapi tetap teguh dalam sembahyang Dan akarku yang mengurat di bumiTak berhenti mengucap shalawat nabi

Dalam kutipan puisi diatas, penulis jelas menggambarkan tentang keagamaan, pengembaraan melalui alam, yakni rumput.

Page 48: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

6.    Penggunaan estetika baru yang disebut “antroporisme”. ciri ciri ini, penulis menggambarkan gaya bahasa berupa penggantian tokoh manusia sebagai “aku lirik” dengan benda-benda. Seperti dalam kutipan puisi di bawah ini.

LIPU Karya: Emha Ainun Najib

Ketika kereta satu-satunya telah bergerakPergi, engkaupun sepi. MarilahDengan gemetar: menunggu nasib hari demi hari.Ruang tambah sukar dimengertiKereta telah dipilihkan bagimuKereta semu

Page 49: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

B.    KESIMPULAN

Berdasasrkan analisis diatas dapat di simpulkan bahwa setiap karya sastra mengalami perkembangan dan perbedaan pada setiap angkatannya baik dari segi isi dan bentuknya. Angkatan 20-an (balai Pustaka) dimana karya-karya sastranya yang dihasilkan bersifat kedaerahan atau kebangsaan yang belum maju dan adanya keterikatan tradisi pada masa itu.

Angkatan pujangga baru mulai mengalami sedikit perubahan dari angkatan balai pustaka, dimana karya-karya sastra yang lahir dalam angkatan ini mulai memancarkan jiwa yang dinamis, individualistis, dan tidak terikat dengan tradisi, serta seni harus berorientasi pada kepentingan masyarakat. Di samping itu, kebudayaan yang dianut masyarakat adalah kebudayaan dinamis

Page 50: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

Angkatan 1945 mengalami perubahan dan perbedaan dengan karya-karya pada kedua angkatan diatas. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga Baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan.

Angkatan 1950-1960-an berbeda dengan karya sastra angkatan 1945, jika pada angkatan 1945 karya-karyanya tentang perjuangan melawan kemerdekaan, maka pada angkatan ini mengemukakan pertentangan-pertentangan politik karena adanyan gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Dan karya sastra pada angkatan ini didominasi oleh cerpen-cerpen dan kumpulan puisi.

Page 51: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3

Angkatan 1966-1970-an berbeda dengan karya-karya sastra angkatan 1950-1960-an, karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd.

Angkatan 1980-1990-an berbeda dengan karya-karya sastra angkatan 1966-1970-an, pada angkatan ini karya sastra di Indonesia banyak bertemakan ketuhanan dan juga munculan roman-roman  percintaan.Angkatan Reformasi, jika pada angkaytan ’80-90-an mengangkat tema-tema ketuhanan dan percintaan, lain hanlnya dengan angkatan ini. Pada angkatan ini dikenal dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi.

Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul angkatan 2000-an, pada angkatan ini berbeda juga dengan angkatan reformasi, pada angkatan ini karya-karyanya cenderung vulgar dan banyak bermunculan fiksi-fiksi islami.

Page 52: Perbedaan Karakteristik Setiap Angkatan Sastra kelompok 3