perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal...

13
1 Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) KELAS X DI SMA NEGERI SIMPANG SEMAMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: Ririn Arni Dahniar 1 , Tri Ariani, M.Pd. Si 2 , Yaspin Yolanda, M.Pd. Si 3 Email : [email protected] ABSTRACT This thesis titled "Differences in Learning Outcomes Physics Students Taught by Using Cooperative Learning Model Type Student Teams Achievement Division (STAD) and Team Games Tournament (TGT) Class X SMA Negeri Simpang Semambang in academic year 2016/2017. The purpose of this study was to determine differences in physics learning outcomes of students who are taught by using cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) and Team Games Tournament (TGT) Class X SMA Negeri Simpang Semambang in academic year 2016/2017. This research is a quantitative research methods of experimental research conducted with a comparison group design pretest-posttest control group design. As the population is all students of class X SMA Simpang Semambang the academic year 2016/2017, which consists of 106 students and a sample of X class A as an experimental class I and X B as an experimental class II. Data collection techniques make use of the testing techniques. Student test score data were analyzed using t-test. based on data analysis of post-test experimental class I and class II experiment at a level of 95% obtained thitung = 4.04 and ttabel = 2.00 for thitung > ttabel, So we can conclude that there are differences in the physics differences in learning outcomes of students who are taught by using cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) and Team Games Tournament (TGT). Keyword: Cooperative Learning, STAD, TGT, Physics Learning Outcomes PENDAHULUAN Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam yang berawal dari fenomena alam (Giancoli, 2001:2). Belajar IPA (termasuk fisika) berfungsi untuk mengembangkan sikap ilmiah siswa dan membangun

Upload: others

Post on 16-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

DAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) KELAS X

DI SMA NEGERI SIMPANG SEMAMBANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh: Ririn Arni Dahniar1, Tri Ariani, M.Pd. Si2, Yaspin Yolanda, M.Pd. Si3

Email : [email protected]

ABSTRACT

This thesis titled "Differences in Learning Outcomes Physics

Students Taught by Using Cooperative Learning Model Type Student

Teams Achievement Division (STAD) and Team Games Tournament

(TGT) Class X SMA Negeri Simpang Semambang in academic year

2016/2017. The purpose of this study was to determine differences in

physics learning outcomes of students who are taught by using

cooperative learning model Student Teams Achievement Division

(STAD) and Team Games Tournament (TGT) Class X SMA Negeri

Simpang Semambang in academic year 2016/2017. This research is

a quantitative research methods of experimental research conducted

with a comparison group design pretest-posttest control group

design. As the population is all students of class X SMA Simpang

Semambang the academic year 2016/2017, which consists of 106

students and a sample of X class A as an experimental class I and X

B as an experimental class II. Data collection techniques make use

of the testing techniques. Student test score data were analyzed using

t-test. based on data analysis of post-test experimental class I and

class II experiment at a level of 95% obtained thitung = 4.04 and ttabel

= 2.00 for thitung > ttabel, So we can conclude that there are

differences in the physics differences in learning outcomes of

students who are taught by using cooperative learning model Student

Teams Achievement Division (STAD) and Team Games Tournament

(TGT).

Keyword: Cooperative Learning, STAD, TGT, Physics Learning

Outcomes

PENDAHULUAN

Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam yang

berawal dari fenomena alam (Giancoli, 2001:2). Belajar IPA (termasuk fisika)

berfungsi untuk mengembangkan sikap ilmiah siswa dan membangun

Page 2: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

pengetahuan siswa. Sikap ilmiah yang dapat dikembangkan antara lain sikap

positif dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu yang dipelajari. Pembelajaran

fisika memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan

penyelidikan secara sistematis, memahami konsep, dan hubungan antar konsep

berdasarkan fakta dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran

fisika memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mencari,

mempertanyakan, dan mengeksplorasi pengetahuan. Ilmu fisika cukup kontributif

dalam menunjang kemajuan teknologi dan ilmu fisika memiliki peran yang cukup

besar mulai dari teknologi yang sangat sederhana sampai teknologi berdesain

sangat rumit.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal

16 Januari 2016 dengan salah seorang guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri

Simpang Semambang, diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran

berlangsung guru telah berusaha untuk menyajikan materi pembelajaran seefektif

mungkin untuk menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa untuk

memahami konsep materi pelajaran yaitu dengan cara menerangkan inti materi

pelajaran kemudian memberikan contoh-contoh soal yang bervariasi dan

selanjutnya siswa dibimbing mengerjakan soal-soal tersebut.

Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal atau

latihan-latihan yang diberikan oleh guru, ini terjadi karena siswa sering

beranggapan bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit karena

banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa yang kurang aktif

bertanya saat guru menjelaskan. Ada juga faktor dari diri siswa yang malas untuk

belajar. Berdasarkan hasil belajar diketahui bahwa rata-rata hasil belajar fisika

siswa masih sangat rendah, hal ini dilihat dari nilai semester ganjil tahun

2015/2016 di kelas X kurang dari sebagian siswa yang mencapai nilai KKM 70.

Hal tersebut membuktikan bahwa hampir sebagian siswa belum mencapai nilai

KKM.

Dalam proses pembelajaran fisika memerlukan strategi yang tepat supaya

hasil yang dicapai maksimal dan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dalam

pembelajaran fisika, kemandirian serta keaktifan siswa cenderung masih rendah.

Page 3: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

Ini disebabkan karena siswa beranggapan bahwa fisika itu rumit dan hanya

berpacu pada rumus-rumus yang membuat mereka menjadi bosan dan malas

untuk mempelajarinya. Oleh karena itu diperlukan perhatian dan perbaikan dalam

proses pembelajaran fisika di sekolah melalui pemilihan model, metode, atau

strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam belajar

sehingga bermuara pada hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan

tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran fisika secara

kooperatif merupakan salah satu alternatif solusi guru untuk memecahkan masalah

yang dihadapai. Hal ini dikarenakan pembelajaran kooperatif dapat membuat

siswa bekerja sama dan dapat saling membimbing dalam proses pembelajaran dan

mampu membuka cakrawala siswa untuk berargumentasi serta membuktikan

hipotesis yang telah dipelajari, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa

bukan pada guru (teacher centered) seperti sekarang ini. Jhonson dalam Trianto

(2009:57) menjelaskan bahwa tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah

memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan

pemahaman baik secara individu maupun kelompok. Model pembelajaran

kooperatif saat melibatkan siswa secara aktif diantaranya model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD) dan Team Games Tournament

(TGT).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa yang

Diajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) dan Team Games Tournament (TGT)

Kelas X di SMA Negeri Simpang Semambang tahun pelajaran 2016/2017”.

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada perbedaan hasil

belajar fisika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Team Games

Tournament (TGT) kelas X di SMA Negeri Simpang Semambang Tahun

Pelajaran 2016/2017?”.

Page 4: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan

hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan

Team Games Tournament (TGT) kelas X di SMA Negeri Simpang Semambang

tahun pelajaran 2016/2017.

LANDASAN TEORI

Slavin (2005:143) mendefinisikan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model

pembelajaran yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru

menggunakan pendekatan kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran

kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas

John Hopkin.

Rusman (2013:214) mendefinisikan bahwa model pembelajaran Student

Teams Achievement Division (STAD) merupakan suatu metode generik tentang

pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran kompeherensif untuk subjek

tertentu. Model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ini

mudah digunakan bagi para guru pemula karena selain mudah dipahami, model

pembelajaran ini terdapat siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

Berdasarkan penjabaran tentang model kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) di atas dapat disimpulkan bahwa tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran kooperatif

yang mana siswa-siswa dikelompokkan dalam 4-5 anggota berdasarkan tingkat

kepandaian dan jenis kelamin. Komponen utama dalam Student Teams

Achievement Division (STAD) adalah presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan

individu, dan rekognisi tim.

Rusman (2013:224) mendefinisikan bahwa model pembelajaran Team

Games Tournament (TGT) merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang menempatkan siswa-siswa dalam kelompok belajar yang

Page 5: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin,

dan suku atau ras yang berbeda. Fathurrohman (2015:55) mendefinisikan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) adalah suatu model

pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,

model ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur

permainan yang dapat memberikan semangat dan mengandung reinforcement.

Secara umum model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournament (TGT) sama dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) kecuali TGT menggunakan turnamen

akademik dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan tim lain

yang kinerja akademik sebelumnya setara dengan mereka.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) merupakan model

pembelajaran yang menitikberatkan keaktifan siswa dalam memainkan permainan

(game) yang dikemas dengan membentuk anggota-anggota tim lain untuk

memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan metetode eksperimen, berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,

maka penelitian ini menggunakan pola desain penelitian Pretest-Posttest Control

Group Design. Desain penelitian ini tes dibagi menjadi dua kelompok eksperimen

dan membedakan dua perlakuan antara kelompok eksperimen I dan kelompok

eksperimen II. Dimana kelompok eksperimen I menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan

kelompok eksperimen II menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Games Tournament (TGT). Dalam penelitian ini ada dua bentuk variabel bebas

dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement (STAD) dan Team

Games Tournament (TGT). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil

belajar fisika siswa.

Page 6: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

Populasi dalam penelitian ini adalah adalah seluruh siswa kelas X SMA

Negeri Simpang Semambang yang berjumlah 106 siswa, sedangkan sampel yang

diambil yaitu dua kelas yang diambil secara simple random sampling, sampel

pada penelitian ini adalah kelas X A sebagai kelas eksperimen I menggunakan

model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dan kelas X B sebagai kelas eksperimen II menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Teknik

pengumpulan data hasil belajar yang digunakan adalah teknik tes. Tes yang

diberikan berbentuk soal uraian sebanyak 8 butir soal yang telah memenuhi

kriteria validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Simpang Semambang tahun

pelajaran 2016/2017. Sebelum pelaksanaan penelitiaan dimulai, terlebih dahulu

melakukan uji coba instrument di kelas XI IPA 2 yang berguna untuk mengetahui

kualitas soal yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam pelaksanaan

penelitian, peneliti melakukan empat kali pertemuan yaitu dengan rincian satu kali

mengadakan tes kemampuan awal (pre-test), dua kali mengadakan pembelajaran

atau pemberian perlakuan dan satu kali mengadakan tes kemampuan akhir (post-

test). Pemberian pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

Sedangkan pemberian post-test digunakan untuk mengetahui kemampuan akhir

siswa.

Kemampuan awal siswa adalah kemampuan dalam penguasaan materi

pengukuran (panjang, massa, dan waktu) yang merupakan hasil belajar siswa

sebelum diterapkan model pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini dimulai

dengan pemberian tes awal (pre-test) pada kelas eksperimen I dan kelas

eksperimen II. Kemampuan akhir siswa adalah kemampuan dalam penguasaan

materi pengukuran (panjang, massa, dan waktu) yang merupakan hasil belajar

siswa setelah melakukan proses pembelajaran pada akhir penelitiaan ini yaitu

pertemuaan keempat pembelajaran. Adapun bagan perbedaan nilai rata-rata pre-

test dan post-test pada kelas eksprimen 1 (model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division) dan kelas eksperimen 2 (model

Page 7: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament) dapat dilihat pada

gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Bagan Perbedaan nilai rata-rata Pre-test dan Post-test

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil siswa berdistribusi

normal atau tidak.

Tabel 4.2

Uji Normalitas

Kelas 𝝌𝟐𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 dk 𝝌𝟐

𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kesimpulan

Pre-test Eksperimen I 5,71 5 11,07 Normal

Pre-test Eksperimen II 9,38 5 11,07 Normal

Post-test Eksperimen I 6,97 5 11,07 Normal

Post-test Eksperimen II 2,76 5 11,07 Normal

Dari tabel 4.2 menunjukkan nilai 𝜒2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

data tes awal (pre-test) dan tes

akhir (post-test) untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II lebih kecil dari

pada 𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

. Berdasarkan ketentuan pengujian normalitas dengan menggunakan

uji kecocokan 𝜒2 (chi-kuadrat) dapat disimpulkan bahwa tes awal (pre-test) dan

tes akhir (post-test) untuk kedua kelas berdistribusi normal pada taraf kepercayaan

dengan dk = 6 karena 𝜒2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

< 𝜒2

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pada kedua kelas

yang diteliti mempunyai varians yang homogen atau tidak.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pre - Test Post -Test

Eksperimen I

Eksperimen II

05,0

Page 8: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

Tabel 4.3

Uji Homogenitas

Kelas 𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Dk 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kesimpulan

Pre-Test 1,09 33;40 1,74 Homogen

Post-Test 1,51 33;40 1,74 Homogen

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa varians kedua data pada pre-test dan post-

test dalah homogen karena Fhitung < Ftabel pada taraf kepercayaan

dengan dk = 33;40.

Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan pada pada kelompok eksperimen I menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan kelas

eksperimen II menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournament (TGT).

Tabel 4.5

Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Tes 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Dk 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kesimpulan

Pre-test 1,201 60 2,00 thitung < ttabel, H0 diterima

Post-Test 4,04 60 2,00 thitung> ttabel Ho ditolak

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan

awal (pre-test) siswa menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas eksperimen

II mempunyai kemampuan awal yang sama karena thitung< ttabel (1,201 < 2,00),

sedangkan analisis uji-t mengenai kemampuan akhir (post-test) siswa

menunjukkan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,04 > 2,00) dengan taraf kepercayaan

𝛼 = 0,05, maka maka Ha diterima dan H0 ditolak. Maka, dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen I

yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) kelas eksperimen I yang diajarakan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament

(TGT) kelas X SMA Negeri Simpang Semambang tahun pelajaran 2016/2017.

PEMBAHASAN

05,0

Page 9: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

Proses pembelajaran kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yaitu peneliti

mempresentasikan materi yang akan didiskusikan oleh siswa, setelah peneliti

mempresentasikan materi yang akan didiskusikan maka siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok tim, anggota kelompok untuk setiap kelompok terdiri dari 5

orang siswa dan telah dibagi oleh peneliti sebelum pelajaran dimulai berdasarkan

tabel heterogenitas siswa yang diambil dari hasil nilai tes pengetahuan IPA pada

Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMA Negeri Simpang Semambang tahun ajaran

2016/2017. Jumlah siswa di dalam kelas ekperimen I terdiri dari 35 siswa, maka

peneliti membagi siswa menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa yang

masing-masing kelompok terdiri dari 1 siswa yang berkemampuan akademik

tinggi, 3 orang berkemampuan akademik sedang, dan satu orang yang

berkemampuan akademik rendah. Kemudian guru membagikan Lembar Kerja

Siswa (LKS) dan memberikan petunjuk untuk melakukan percobaan dan guru

menginstruksikan siswa untuk saling membimbing dan bergantian dalam

melakukan percobaan. Selanjutnya perwakilan anggota kelompok

mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok ke depan kelas.

Lembar Kerja Siswa (LKS) dinilai oleh peneliti dimana kelompok 1

mendapatkan nilai 78, kelompok 2 mendapatkan nilai 60, kelompok 3

mendapatkan nilai 75, kelompok 4 mendapatkan nilai 82,5, kelompok 5

mendapatkan nilai 65 kelompok 6 mendapatkan nilai 72, dan kelompok 7

mendapatkan nilai 70.

Guru mempersiapkan siswa untuk mengerjakan kuis secara individu. Setiap

masing-masing individu mendapatkan poin atas kuis yang dikerjakannya dan

kemudian poin ini akan dikumpulkan dan akan dihitung menjadi Poin

Peningkatan Kelompok (PPK). Penghargaan atas keberhasilan tim, maka setiap

tim yang memenuhi kriteria diberikan penghargaan, pada pertemuan pertama, skor

awal setiap masing-masing menggunakan skor tes kemampuan IPA pada tes

Penerimaan Siswa Baru (PSB) dan dibandingkan dengan skor perolehan saat kuis,

selisih antara nilai skor awal siswa dan skor kuis menjadi skor kemajuan individu,

skor kemajuan individu menjadi acuan bagi peneliti untuk menghitung poin yang

Page 10: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

diperoleh setiap siswa, dan hasil perhitungan poin yang dikumpulkan oleh

masing-masing anggota kelompok maka ditetapkan bahwa kelompok 1

memperoleh Poin Peningkatan Kelompok (PPK) sebesar 16 poin dan ditetapkan

sebagai kelompok hebat (Great Team), kelompok 2 memperoleh Poin

Peningkatan Kelompok (PPK) sebesar 8 poin dan ditetapkan sebagai kelompok

baik (Good Team), kelompok 3 memperoleh Poin Peningkatan Kelompok (PPK)

sebesar 12 poin dan ditetapkan sebagai kelompok baik (Good Team), kelompok 4

memperoleh Poin Peningkatan Kelompok (PPK) sebesar 20 poin dan ditetapkan

sebagai kelompok hebat (Good Team), kelompok 5 memperoleh Poin Peningkatan

Kelompok (PPK) sebesar 8 poin dan ditetapkan sebagai kelompok baik (Good

Team), kelompok 6 memperoleh Poin Peningkatan Kelompok (PPK) sebesar 10

poin dan ditetapkan sebagai kelompok baik (Good Team), dan kelompok 7

memperoleh Poin Peningkatan Kelompok (PPK) sebesar 12 poin dan ditetapkan

sebagai kelompok baik (Good Team).

Proses pembelajaran kelas eksperimen II menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) yaitu peneliti

mempresentasikan materi yang akan didiskusikan oleh siswa, setelah peneliti

mempresentasikan materi yang akan didiskusikan maka siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok tim, anggota kelompok untuk setiap kelompok terdiri dari 5

orang siswa dan telah dibagi oleh peneliti sebelum pelajaran dimulai berdasarkan

tabel heterogenitas siswa yang diambil dari hasil nilai tes pengetahuan IPA pada

Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMA Negeri Simpang Semambang tahun ajaran

2016/2017. Jumlah siswa di dalam kelas ekperimen I terdiri dari 35 siswa, maka

peneliti membagi siswa menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa yang

masing-masing kelompok terdiri dari 1 siswa yang berkemampuan akademik

tinggi, 3 orang berkemampuan akademik sedang, dan satu orang yang

berkemampuan akademik rendah. Kemudian guru membagikan bahan ajar dan

mengintruksikan siswa untuk berdiskusi sekaligus membimbing siswa berdiskusi

secara klasikal. Siswa yang berkemampuan akademik tinggi menjadi anggota

kelompoknya dan membimbing setiap anggota kelompoknya agar dapat

Page 11: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

memahami materi pengukuran. Perwakilan anggota kelompok mempresentasikan

hasil diskusi masing-masing kelompok ke depan kelas. Guru mempersiapkan

siswa untuk mengikuti games tournament.

Peneliti mengintruksikan siswa untuk menyiapkan 5 meja turnamen dan

meletakkan kartu soal dan kunci jawaban di dalam amplop sebanyak 10 buah

yang terdiri dari 10 butir soal esai dan 1 soal memiliki skor 30 poin. Setiap meja

turnamen terdiri dari 7 siswa yang memiliki kemampuan yang sama sebagai

perwakilan dari setiap kelompoknya. Setiap siswa dalam satu meja mengambil

nomor undian secara acak dimana untuk meja 1 yang terdiri dari siswa yang

memiliki kemampuan tinggi.

Hasil dari pengumpulan poin oleh setiap perwakilan anggota masing-

masing kelompok dijumlahkan dan dibagi jumlah anggota kelompok maka

didapatkan hasil yaitu kelompok 3 dengan perolehan Poin Peningkatan Kelompok

(PPK) 54 sebagai kelompok istimewa, kelompok 2 dengan perolehan Poin

Peningkatan Kelompok (PPK) 48 sebagai kelompok baik sekali, dan kelompok 4

dengan perolehan PPK 42 sebagai kelompok baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data post-test kelas eksperimen I dan kelas

eksperimen II dengan taraf kepercayaan 95% didapat thitung = 4,04 sedangkan ttabel

= 2,00, karena thitung > ttabel, H0 ditolak dan Ha diterima. berarti skor rata-rata kelas

eksperimen I tidak sama dengan skor rata-rata kelas eksperimen II. Maka, dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas

eksperimen I yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) kelas eksperimen I

yang diajarakann dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Games Tournament (TGT) kelas X SMA Negeri Simpang Semambang tahun

pelajaran 2016/2017.

Page 12: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Teori, Diagnosisi, dan

Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Budiningsih, Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif.

Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Giancoli, Douglass. 2001. Jilid Ke Dua Edisi ke 5 Fisika. Jakarta: Erlangga.

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Konstektual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.

Mulyasa. H.E. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Afabeta.

Suherman, E. dan Yaya Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.=

Page 13: PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG DIAJARKAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Ririn Arni Dahniar.pdf · banyak menggunakan rumus dan juga masih banyak siswa

1Alumni STKIP-PGRI, 2dan3 Dosen Prodi Fisika

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: KENCANA.

Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Trianto. 2009. Medesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

KENCANA

Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi

Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana

Uno dan Muhammad. 2011. Belajar dengan pendekatan PALKEM. Jakarta: Bumi

Aksara.