perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal...

17
1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DI KELAS X SMK NEGERI TUGUMULYO Prio Setiadi 1) J. Albert Barus, M.Pd. 2) H. Mitra Fachrial, M.Pd. 3) ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar antara Model Pembelajaran Project Based Learning dan Model Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas X SMK Negeri Tugumulyo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika antara kelas yang diajar dengan pembelajaran Project Based Learning dengan kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pre-test post-test control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri Tugumulyo. Sebagai sampel adalah kelas X RPL 1 dan X RPL 3 yang diambil secara simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik tes dalam bentuk uraian. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi α = 0,05, diperoleh nilai t hiitung = 2,06 ≥ t tabel = 2,00. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan model pembelajaran Quantum Teaching (QT) di Kelas X SMK Negeri Tugumulyo tahun 2014/2015. Kata kunci : Project Based Learning (PjBL), Quantum Teaching (QT), Hasil Belajar, Pembelajaran Fisika. 1 Mahasiswa Peneliti 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pembantu

Upload: others

Post on 30-Dec-2019

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN

PROJECT BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

QUANTUM TEACHING DI KELAS X SMK NEGERI TUGUMULYO

Prio Setiadi 1)

J. Albert Barus, M.Pd. 2)

H. Mitra Fachrial, M.Pd. 3)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar antara Model Pembelajaran

Project Based Learning dan Model Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas

X SMK Negeri Tugumulyo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbedaan hasil belajar fisika antara kelas yang diajar dengan pembelajaran

Project Based Learning dengan kelas yang diajar menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching. Penelitian ini menggunakan metode

eksperimen dengan pre-test post-test control group design. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri Tugumulyo. Sebagai

sampel adalah kelas X RPL 1 dan X RPL 3 yang diambil secara simple

random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik

tes dalam bentuk uraian. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan

uji-t dengan taraf signifikansi α = 0,05, diperoleh nilai thiitung = 2,06 ≥ ttabel =

2,00. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara model

pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan model pembelajaran

Quantum Teaching (QT) di Kelas X SMK Negeri Tugumulyo tahun

2014/2015.

Kata kunci : Project Based Learning (PjBL), Quantum Teaching (QT), Hasil

Belajar, Pembelajaran Fisika.

1 Mahasiswa Peneliti

2 Pembimbing Utama

3 Pembimbing Pembantu

Page 2: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

2

Pendahuluan

Proses belajar mengajar di

sekolah merupakan suatu usaha dalam

meningkatkan kualitas pendidikan.

Pelajaran fisika merupakan salah

suatu pelajaran yang penting di

berbagai jenjang pendidikan terutama

pada jenjang menengah atas, maka

sudah sewajarnya jika pelajaran fisika

diperhatikan oleh semua pelaku

pendidikan. Salah satu permasalahan

yang ada di dalam pembelajaran fisika

di sekolah adalah rendahnya hasil

belajar siswa. Rendahnya hasil belajar

siswa pada pelajaran fisika

dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal meliputi faktor

fisiologis dan psikologis siswa seperti,

kesehatan, intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motivasi, kemampuan

kognitif serta daya nalar siswa.

Sedangkan faktor eksternal meliputi

faktor lingkungan dan instrumental

seperti: suasana lingkungan belajar,

guru, kurikulum, dan sarana belajar.

Guru sebagai tenaga pendidik

mempunyai tanggung jawab yang

besar terhadap hasil belajar yang

dicapai peserta didik. Walaupun saat

ini telah disediakan gedung sekolah,

serta sarana belajar lengkap, namun

semua akan sia-sia jika guru tidak

dapat menggunakan fasilitas tersebut

dengan baik untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru mata pelajaran fisika

bapak Indrajaya Pratama, S.Pd. di

SMK Negeri Tugumulyo pada tanggal

1 November 2014, diketahui bahwa

hasil belajar siswa pada mata pelajaran

fisika belum sesuai dengan yang

diharapkan, ini terlihat dari

nilai mid semester kelas X RPL 1 dan

X RPL 3 pada Semester I

Tahun Pelajaran 2014/2015. Pada

kelas X RPL 1 sebanyak 23 siswa dari

38 siswa atau 60,52% siswa belum

mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) dan pada Kelas X

RPL 3 sebanyak 25 siswa dari 38

siswa atau sekitar 65,79 % siswa yang

belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal yang ditetapkan oleh sekolah

yaitu 68. Peneliti menduga model

pembelajaran yang digunakan selama

ini belum efektif, karena kegiatan

pembelajaran cenderung masih

menggunakan model yang berpusat

pada guru dan pembelajarannya

cenderung ceramah, tanya jawab, dan

pemberian tugas.

Page 3: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

3

Padahal dalam kerangka

pembelajaran fisika, siswa harus

dilibatkan secara mental, fisik, dan

sosial untuk membuktikan sendiri

tentang kebenaran dari teori-teori dan

hukum-hukum fisika yang telah

dipelajarinya melalui proses ilmiah.

Jika hal ini tidak tercakup dalam

proses pembelajaran dapat dipastikan

penguasaan konsep fisika akan kurang

dan berakibat terhadap rendahnya

prestasi belajar siswa itu sendiri. Hal

inilah yang menyebabkan rendahnya

prestasi siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh

maka peneliti menawarkan tindakan

alternatif untuk mengatasi masalah

yang ada, berupa penerapan model

pembelajaran lain yang lebih

mengutamakan keaktifan siswa dan

memberi kesempatan siswa untuk

mengembangkan potensinya secara

maksimal. Model yang dimaksud

diantaranya adalah Project Based

Learning (PjBL) atau yang lebih kita

kenal dengan Pembelajaran Berbasis

Proyek dan model pembelajaran

Quantum Teaching (QT).

Menurut Thomas (dalam Wena

2013:144) “Project Based Learning

merupakan model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada guru

untuk mengelola pembelajaran di

kelas dengan melibatkan kerja

proyek”. Project Based Learning

(model pembelajaran berbasis proyek)

dapat menstimulasi motivasi, proses,

dan meningkatkan prestasi belajar

siswa menggunakan masalah-masalah

yang berkaitan dengan materi tertentu

pada situasi nyata. “Project Based

Learning dilakukan untuk

memperdalam pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh dengan

cara membuat karya atau proyek yang

terkait dengan materi ajar dan

kompetensi yang diharapkan dimiliki

oleh peserta didik” (Sani, 2013:226).

Beberapa penelitian pembelajaran

berbasis proyek telah sukses di

antaranya dilakukan oleh Suhartadi

(2001) menunjukkan bahwa model

pembelajaran berbasis proyek terbukti

dan teruji sebagai model

belajar/pembelajaran yang mampu

menumbuhkan kemandirian siswa,

khususnya untuk pembelajaran yang

memungkinkan untuk dilaksanakan

kerja proyek. Penelitian pembelajaran

berbasis proyek juga sukses dilakukan

oleh Wibawa (2012) pada salah satu

SMA di kabupaten kudus semester

Page 4: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

4

genap tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian ini menyimpulkan: (1)

Pembelajaran berbasis proyek dapat

meningkatkan hasil belajar kognitif

siswa SMA. (2) Penerapan

pembelajaran berbasis proyek dapat

meningkatkan kemampuan berfikir

kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa

model pembelajaran Project Based

Learning telah teruji secara empiris.

Menurut DePorter, dkk (2010:32)

“Quantum Teaching adalah

pengubahan belajar yang meriah,

dengan segala nuansanya.

“Pembelajaran kuantum merupakan

cara baru yang memudahkan proses

belajar, yang memadukan unsur seni

dan pencapaian yang terarah, untuk

segat mata pelajaran” (Wena,

2013:160). Beberapa penelitian

pembelajaran Quantum Teaching telah

sukses dilakukan oleh Sutrisno dan

Setyawan (2004) pada mata kuliah

Ilmu Ukur Tanah Program Studi

Pendidikan Teknik Bangunan.

Fakultas Teknik Universitas Negeri

Malang menunjukkan bahwa

pembelajaran kuantum dapat

meningkatkan: (1) hasil belajar

mahasiswa, (2) kreativitas mahasiswa,

dan (3) efektivitas pembelajaran

(Wena 2013:166). Ini menunjukkan

bahwa model pembelajaran Quantum

Teaching juga telah terbukti secara

empiris.

Berdasarkan latar belakang yang

dikemukakan di atas, peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian tentang

perbedaan hasil belajar antara Project

Based Learning dengan pembelajaran

Quantum Teaching dengan judul

“Perbedaan Hasil Belajar Antara

Model Pembelajaran Project Based

Learning dengan Model Pembelajaran

Quantum Teaching di Kelas X SMK

Negeri Tugumulyo”.

METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu

(Sugiono, 2012:2)

Berdasarkan perumusan masalah

jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian kuantitatif dengan metode

penelitian eksperimen murni. Menurut

Sukmadinata (2013:278) jika variabel

aspek yang diteliti lebih dari satu, dan

tujuannya ingin menemukan hubungan

atau perbedaan antara variabel atau

aspek tersebut maka metode

penelitiannya adalah komparatif.

Berdasarkan perumusan masalah jenis

Page 5: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

5

penelitian yang digunakan adalah

penelitian kuantitatif dengan metode

penelitian komparasi. Populasi

diartikan sebagai wilayah generelasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya (Sugiono, 2012:297).

Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa Kelas X SMK

Negeri Tugumulyo

Tabel 1: Desain Penelitian

Group Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen 𝑂1 Model Pembelajaran Project Based Learning 𝑂2

Kontrol 𝑂3 Model Pembelajaran Quantum Teaching 𝑂4

Sampel dalam penelitian ini

adalah kelas X RPL 1 dan kelas X

RPL 3. Teknik pengumpulan data

pada penelitian ini menggunakan

teknik tes hasil belajar. Tes dalam hal

ini adalah serentetan pertanyaan atau

latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau

kelompok. Tes yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes berbentuk

essay dengan pokok bahasan impuls

dan momentum yang bejumlah

sepuluh soal yang telah diuji validitas,

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran.

Uji Instrumen

Setelah perangkat tes disusun, soal

tersebut diujicobakan dan dicatat

secara cermat. Dalam hal ini soal

tersebut diuji cobakan kepada siswa

kelas XI RPL 1 SMK Negeri

Tugumulyo. Setelah itu soal-soal

dianalisis untuk mengetahui soal-soal

yang valid, reliabel, memenuhi indeks

kesukaran serta memenuhi daya

pembeda soal.

Validitas dianalisis dengan

menggunakan korelasi Product

Moment untuk melihat korelasi antara

skor soal dan total skor sebagai

berikut:

2222 ) YYnXXn

YXXYnrxy

Dengan rxy adalah indeks

korelasi, n adalah banyaknya sampel,

X adalah skor butir soal, Y adalah

skor total. Untuk menguji keberhasilan

Page 6: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

6

dari koefesien validitas, diperlukan

uji-t yang dikemukakan Sugiyono

(2012:230) dengan rumus sebagai

berikut:

t = 21

2

r

nr

Dengan t adalah nilai t-hitung,

r adalah koefesien korelasi hasil t-

hitung, n adalah jumlah responden.

Distribusi (ttabel) untuk α = 5% dan

derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah

keputusan: jika thitung > ttabel berarti

valid, sebaliknya jika thitung ≤ ttabel

berarti tidak valid.

Reliabilitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

2

2

11 11

t

i

S

S

n

nr

Dengan n adalah banyaknya butir soal

(item), 2

iS adalah jumlah varians skor

setiap soal, 2

tS adalah varians skor

total. Sementara itu, besarnya varians

skor total ditentukan dengan rumus:

n

n

XX

S

2

2

2

Dengan 2S adalah jumlah varians

butir, n adalah banyaknya sampel, X

adalah skor butir masing-masing

responden. Daya pembeda setiap butir

soal tes dapat diketahui dengan

menggunakan rumus seperti yang

dikemukakan Sukjaya dan Suherman

(Arikunto, 2013 :228) berikut:

𝐷𝑃 = 𝐽𝐵𝐴 − 𝐽𝐵𝐵

𝐽𝑆𝐴

dengan DP adalah daya pembeda, 𝐽𝐵𝐴

adalah jumlah skor pada kelompok

atas, 𝐽𝐵𝐵 adalah jumlah skor pada

kelompok bawah, 𝐽𝑆𝐴 adalah

jumlah skor ideal kelompok atas.

untuk daya pembeda menurut

Arikunto (2013:232), seperti tertera

pada tabel 2:

Tabel 2

Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

0,00 0,20 Jelek

0,21 < DP 0,40 Cukup

0,41 < DP 0,70 Baik

0,71 < DP 1,00 Baik sekali

Page 7: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

7

Tingkat kesukaran setiap butir tes

dapat diketahui dengan menggunakan

rumus Suherman dan Sukjaya

(1990:213) sebagai berikut:

BA

BA

JSJS

JBJBIK

dengan IK adalah indeks tingkat

kesukaran, JBA adalah jumlah skor

kelompok atas, JBB adalah jumlah

skor kelompok bawah, JSA adalah

jumlah skor ideal kelompok atas,

JSB adalah jumlah skor ideal kelompok

bawah.

Klasifikasi interprestasi untuk tingkat

kesukaran menurut Suherman dan

Sukjaya (1990:213), seperti tertera

pada tabel 3

Tabel 3

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Rentang Indeks Kesukaran Kriteria Indeks Kesukaran

IK = 0,00 Soal Terlalu Sukar

0,00 < IK 0,30 Soal Sukar

0,30 < IK 0,70 Soal Sedang

0,70 < IK < 1,00 Soal Mudah

0,70 < IK = 1,00 Soal Terlalu Mudah

Teknik Analisis Data

Nilai rata-rata dan simpangan baku

pretest dan posttest baik kelas

eksperimen maupun kelas kontrol

diberi perlakuan menurut Sudjana

(2005:67 dan 95) dengan rumus:

i

ii

f

xfx .

dengan x adalah nilai rata-rata

sampel, fi adalah frekuensi, xi adalah

titik tengah nilai tes.

1

)( 2

2

n

xxfS

ii

dengan S2 adalah simpangan baku, x

adalah titik tengah nilai tes, x adalah

nilai rata-rata sampel, n adalah

banyaknya siswa dalam sampel,

fi adalah frekuensi. Rumus yang

digunakan dalam uji normalitas

adalah chi kuadrat (𝜒2) dengan rumus

sebagai berikut:

Page 8: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

8

21

21

11

nns

xxt

h

h

f

ff 2

02 )(

dengan 𝜒2 adalah nilai chi-kuadrat,

f0 adalah frekuensi diperoleh

berdasarkan data, fh adalah frekuensi

yang diharapkan. Selanjutnya hitung2

dibandingkan dengan tabel2 untuk

%5 dan dengan derajat kebebasan

(dk) = k-1. Dengan k adalah panjang

kelas interval. Kriteria pengujian jika

tabelhitung22 artinya data

berdistribusi normal sedangkan

tabelhitung22 > artinya distribusi data

tidak normal (Sugiyono, 2012:172).

Uji statistik menggunakan uji varians

(F), dengan rumus:

F =𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 =

𝑆12

𝑆22

Dengan 𝑆12 adalah varian

terbesar, sedangkan 𝑆22 adalah

varians terkecil. Dengan kriteria

pengujiannya adalah jika

tabelhitung FF di mana taraf kesalahan

= 5%, maka kedua variansi kelompok

data tersebut homogen. Jika

tabelhitung FF maka kedua varians

kelompok data tersebut tidak

homogen.

Analisa t-test menggunakan rumus

analisa t-test:

dan,

S2 =

𝑛1−1 𝑆12+ 𝑛2−1 𝑆2

2

𝑛1+ 𝑛2−2

Dalam hal ini berlaku ketentuan

bahwa jika thitung ≥ ttabel, dengan

derajat kebebasan (dk) = (n1 + n2 -2)

dan α (taraf kesalahan) = 5%. Maka

Ha diterima atau Ho ditolak

(Sugiono, 2012:261).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Untuk mendapatkan instrument

yang valid dan reliabel terlebih dahulu

diadakan uji validitas dan reliabilitas.

Pada awalnya jmlah soal instrument

adalah 14 soal namun setelah diuji

validasi dan reliabilitas soal valid

hanya 10 soal,

Berdasarkan uji reliabilitas

diperoleh koefisien reliabilitas sebesar

0,83 kategori ini termasuk reliabilitas

tinggi. Data dari hasil pre-test

kelompok eksperimen dan kelompok

Page 9: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

9

kontrol sebelum dianalisis

menggunakan uji-t dilakukan uji

prasyarat apakah data yang terkumpul

memenuhi syarat atau tidak.

Uji prasyarat yang digunakan

adalah uji normalitas chi-kuadrat.

Hasil perhitungan menunjukkan

𝜒2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

= 2,56 sedangkan anilai

2

tabel dengan dk = 5 pada taraf

kesalahan α = 5% diperoleh a nilai

𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

= 11,07. Karena 𝜒2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

<

𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

maka dapat disimpulkan

bahwa data preitest kelompok

eksperimen berdistribusi normal.

Hasil perhitungan 𝜒2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

=

1,71 Hal tersebut dibandingkan

dengan tabel chi-kuadrat dengan dk =

5 pada α = 5% diperoleh nilai

𝜒2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

= 11,07 . Karena nilai 2

hitung

≤ 2

tabel , maka dapat dinyatakan bahwa

data hasil pre-test kelas kontrol

berdistribusi normal.

Tabel 3

Hasil Uji Normalitas Pre-test

Kelas 2

hitung dk 2

tabel Keterangan

Eksperimen 2,56 5 11,07 Normal

Kontrol 1,71 5 11,07 Normal

Analisis homogenitas

menggunakan uji F untuk mengetahui

apakah kelompok eksperimen dan

kelompok control memiliki varians

yang sama atau tidak.

Hasil analisis varians ternyata

diperoleh Fhitung = 1,15.

Tabel 4. Uji F

Fhitung Ftabel Keterangan

1,15 1,71 Homogen

Nilai hasil pre-test siswa setelah di

uji-t menujukkan nila thitung = 0,11

sedangkan ttabel = 1,67.

Karena thitung < ttabel maka kedua kelas

memiliki kemampuan yang hampir

sama. Dan kedua kelas tersebut dapat

dilakukan penelitian.

Kemudian kedua kelas diberikan

perlakuan Project Based Learning &

Quantum Teaching. Setelah siswa

selesai diberikan perlakuan kemudian

diberikan post-test untuk mengetahui

hasil belajar setelah diberikan

perlakuan. Berdasarkan hasil post-test

tersebut diperoleh hasil bahwa rata-

rata kelompok kontrol lebih

baik/tinggi dibandingkan dengan rata-

rata kelompok eksperimen

(81,47>78,71).

Page 10: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

10

Hasil post-test diuji prasyarat

dengan uji normalitas dan

homogenitas. Hasil uji normalitas

dapat dilihat dalam tabel 5. Dan hasil

uji homogenitas dapat dilihat pada

tabel 6. Setelah dilakukan uji prasyarat

kemudian dilakukan uji-t dua pihak

untuk mengetahui berbeda atau tidak

hasil belajar antara kedua model

tersebut. Hasil uji-t didapatkan nilai

thitung adalah 2,06 dan ttabel pada taraf

kesalahan α = 5%, adalah 2,00 karena

thitung > ttabel (2,06>2,00) maka terdapat

perbedaan hasil belajar antara model

pembelajaran Project Based Learning

dan model pembelajaran Quantum

Teaching. .

Tabel 5

Uji Normalitas data Post-Test

Kelas 2

hitung 2

tabel keterangan

Eksperimen 1,32 11,07 Normal

Kontrol 5,79 11,07 Normal

Tabel 6.

Uji Homogenitas data Post-Test

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Dk 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan

1,15 (37;37) 1,71 Homogen

Pembahasan

Hasil belajar merupakan indicator

keberhasilan suatu proses

pembelajaran. Materi yang diajarkan

adalah momentum dan impuls. Kedua

model pembelajaran yang diterapkan

keduanya sama-sama dapat digunakan

untuk pembelajaran dengan materi

impuls dan momentum.

Pembelajaran pada kelas

eksperimen yaitu kelas X RPL 3

diterapkan model pembelajaran

Project Based Learning. Keunggulan

model pembelajaran Project Based

Learning adalah (1) Membuat peserta

didik menjadi lebih aktif dan berhasil

memecahkan problem-problem yang

kompleks (2) Meningkatkan kerja

sama tim (3) Mendorong peserta

Page 11: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

11

didik untuk mengembangkan dan

mempraktikkan keterampilan

berkomunikasi. (4) Meningkatkan

keterampilan peserta didik

dalam mengelola sumber. (5)

Memberikan pengalaman kepada

peserta didik pembelajaran dan praktik

dalam mengorganisasi proyek, dan

membuat alokasi waktu dan sumber-

sumber lain seperti perlengkapan

untuk menyelesaikan tugas. (5)

Menyediakan pengalaman belajar

yang melibatkan peserta didik secara

kompleks dan dirancang untuk

berkembang sesuai dunia nyata. (7)

Melibatkan para peserta didik untuk

belajar mengambil informasi dan

menunjukkan pengetahuan yang

dimiliki, kemudian diimplementasikan

dengan dunia nyata. (8) Membuat

suasana belajar menjadi

menyenangkan, sehingga peserta didik

maupun pendidik menikmati proses

pembelajaran.

Pembelajaran Project Based

Learning mempunyai kelemahan

yaitu: (1) Memerlukan banyak waktu

untuk menyelesaikan masalah. (2)

Membutuhkan biaya yang cukup

banyak . (3) Banyaknya peralatan

yang harus disediakan. (4) Peserta

didik yang memiliki kelemahan dalam

percobaan dan pengumpulan informasi

akan mengalami kesulitan. (5)

Ada kemungkinan peserta didik yang

kurang aktif dalam kerja kelompok.

(6) Ketika topik yang diberikan

kepada masing-masing kelompok

berbeda, dikhawatirkan peserta didik

tidak bisa memahami topik secara

keseluruhan

Pada pembelajaran pertama di

kelas eksperimen, yaitu menjelaskan

materi momentum dan impuls, dan

kemudian guru membagi kelompok

siswa menjadi lima kelompok dan

perkelompok diberikan lembar kerja

proyek dan guru menjelaskan proyek

yang telah diberikan guru kepada

siswa. Pada pertemuan ke-dua siswa

membawa bahan dan peralatan untuk

menyelesaikan proyek yang telah

diberikan kepada siswa, kemudian

siswa diminta oleh guru untuk

menyiapkan alat dan bahan yang telah

dibawa siswa untuk menyelesaikan

proyek pembuatan roket air.

Kemudian siswa mulai mengerjakan

proyek pembuatan roket air, guru

mengawasi dan membantu siswa jika

siswa mengalami kesulitan. Pada

proses ini terlihat siswa lebih aktif dan

Page 12: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

12

mempunyai semangat dalam membuat

roket air. Siswa terlihat saling bekerja

sama dan saling membantu dengan

anggota timnya masing-masing ketika

mereka mengalami kesulitan mereka

akan meminta bantuan kepada guru

dalam hal ini sebagai fasilitator.

Setelah waktu yang disepakati dalam

membuat proyek roket air selesai,

maka semua siswa mengumpulkan

karya mereka disertai laporan

pembuatan roket air.

Pembelajaran pada kelas

kontrol adalah dengan menggunakan

model Quantum Teaching. Quantum

Teaching merupakan model

pembelajaran aktif yang

dikembangkan oleh Bobbi DePorter,

Mark Reardo dan Sarah Singer-

Nourie. Menurut DePorter et. al.

(2010:34) Quantum Teaching adalah

pengubahan bermacam-macam

interaksi yang ada di dalam kelas dan

disekitar momen belajar. Quantum

Teaching mempunyai keunggulan

antara lain (1) Selalu berpusat pada

apa yang masuk akal bagi siswa. (2)

Menumbuhkan dan menimbulkan

antusiasme siswa. (3) Adanya

kerjasama. (4) Menawarkan ide dan

proses cemerlang dalam bentuk yang

enak dipahami siswa. (5) Menciptakan

tingkah laku dan sikap kepercayaan

dalam diri sendiri. (6) Belajar terasa

menyenangkan. (7) Ketenangan

psikologi. (8) Motivasi dari dalam. (9)

Adanya kebebasan dalam berekspresi.

(10) Menumbuhkan idealisme, gairah

dan cinta mengajar oleh guru.

Namun Quantum Teaching

memiliki kelemahan yaitu (1) Model

ini memerlukan kesiapan dan

perencanaan yang matang disamping

memerlukan waktu yang cukup

panjang. (2) Fasilitas seperti peralatan,

tempat dan biaya yang memadai tidak

selalu tersedia dengan baik. (3)

Karena dalam metode ini ada perayaan

untuk menghormati usaha seseorang

siswa baik berupa tepuk tangan,

jentikan jari, atau nyanyian. Maka

dapat mengganggu kelas lain. (4)

Banyak memakan waktu dalam hal

persiapan. (5) Agar belajar dengan

model pembelajaran ini mendapatkan

hal yang baik diperlukan ketelitian dan

kesabaran.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

SuatuBerdasarkan hasil penelitian

data dan uji statistik di kelas X RPL 1

Page 13: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

13

dan X RPL 3 SMK Negeri Tugumulyo

Tahun Pelajaran 2014/2015. Nilai

rata-rata Pre-test kelas eksperimen

adalah 41,97 dan kelas kontrol adalah

42,92 dan nilai rata-rata post-test

eksperimen adalah 78,71 dan kelas

kontrol adalah 81,47. Hasil pengujian

hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji-t diperoleh thitung

(0,11) < ttabel (2,00) dan dinyatakan

siswa dari kedua kelompok sampel

memiliki kemampuan awal yang

sama. Untuk melihat adanya pengaruh

setelah diberikan perlakuan maka

digunakan uji-t dua pihak dan

diperoleh thitung (2,06) ttabel(2,00),

maka dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan hasil belajar antara model

Project Based learning dan

Quantum Teaching di kelas X RPL 3

dan RPL 1 SMK Negeri Tugumulyo

Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil

belajar menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching lebih

baik daripada menggunakan

pembelajaran Project Based Learning.

Saran

SuatuSehubungan dengan hasil

penelitian serta kesimpulan, maka

saran yang dapat diberikan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, diharapkan lebih

aktif dan kreatif dalam

proses belajar terutama

penguasaan materi dan dalam

menyelesaikan soal-soal yang

diberikan oleh guru serta

jangan mudah putus asa sampai

hasil belajar dapat tercapai

dengan baik.

2. Bagi sekolah, diharapkan dapat

mengoptimalkan penggunaan

sarana belajar mengajar yang

terdapat di sekolah untuk

meningkatkan hasil belajar siswa

serta memotivasi guru untuk

menerapkan pembelajaran fisika

dengan menggunakan model

pembelajaran Project Based

Learning ataupun pembelajaran

Quantum Teaching.

3. Model pembelajaran Project

Based Learning ataupun

Page 14: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

14

Quantum Teaching perlu

diterapkan pada materi yang lain

sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

4. Model pembelajaran Project

Based Learning ataupun

Quantum Teaching perlu

disosialisasikan agar dapat

digunakan sebagai alternatif

dalam pembelajaran fisika, agar

siswa lebih aktif dalam

mengikuti kegiatan

pembelajaran dan untuk

meningkatkan hasil belajar.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bueche & Hecht et. al. 2006 Fisika

Universitas Edisi Kesepuluh

Jakarta: Erlangga

Deporter, B. et. al. 2010. Quantum

Teaching Mempraktekan

Quantum Learning di Ruang-

Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar

dan Pembelajaran.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Hamalik, O. 2011. Kurikulum dan

pembelajaran. Jakarta: PT

Bumi Aksara

Jihad, A. dan Haris A. 2010 Evaluasi

Pembelajaran. Yogyakarta :

Multi Pressindo

Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan. 2014. Edisi Revisi

Buku Guru Ilmu Pengetahuan

Sosial.

Http://www.BSE.Kemendikbud.

go.id

Sani, R. A. 2013. Inovasi

Pembelajaran. Jakarta: PT

Bumi Aksara

Serwey & Jewett. 2009. Fisika untuk

sains dan teknik.

Jakarta:salemba teknika

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta

Page 15: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

15

Sudjana. 2005. Metoda Statistika.

Tarsito: Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan

Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D). Bandung: Alfabeta

Suherman dan Sukjaya 1990. Petunjuk

Praktis Pembelajaran:

Panduan Praktis bagi peserta

didik. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Sukardi, I. 2013 Model-model

pembelajaran moderen: bekal

guru Profesional. Jogjakarta :

Tunas Gumilang

Sukmadinata, N. S. 2012. Metode

Penelitian Pendidikan.

Bandung : PT Remaja Rosda

Karya

Suprijono, A. 2013. Cooperative

Learning: Teori dan Aplikasi

PAKEM. Yogyakarta: Pustaka

Insan Madani

Trianto. 2011. Mendesain model

pembelajaran Inovatif

Progresif. Jakarta: Kencana

Waridah, E. 2013. EYD Ejaan yang

Disempurnakan & Seputar

Kebahasa Indonesiaan

Bandung : Ruang Kata

Wena, M. 2013. Strategi

Pembelajaran Inovatif

Kontemporer Suatu tinjauan

Konseptual Operasional.

Jakarta : Bumi Aksara

Amanda. N. W. Y. Subagia. I. W. Dan

Tika I. N. (2014) Pengaruh

Model Pmebelajaran Berbasis

Proyek Terhadap Hasil Belajar

IPA di Tinjau dari Self Efficacy

Siswa. E-Journal Program Pasca

Sarjana Universitas Pendidikan

Ganesha Program studi IPA

Volume 4 tahun 2014.

http://pasca.undiksha.ac.id/ejour

nal/index.php/jurnal_ipa/article/

download/1106/854 (29 April

2015).

Handayani. N. L. E. K. & Perdata I. B.

K. 2014 Meningkatkan Aktivitas

dan Prestasi Belajar Siswa

Melalui Penerapan Model

Pembelajaran QT dengan

Kerangka Tandur dalam

Pembelajaran Bangun Segi

Empat Pada Siswa Kelas VII C

Pancasila Canggu Tahun

Pelajaran 2011/2012. Jurnal

Page 16: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

16

Santiaji Pendidikan, Volume 4,

Nomor 1.

http://ojs.unmas.ac.id/index.php

/JSP/article/viewFile/55/32 (30

April 2015)

Munawaroh A, Christijanti W,

Supriyanto. Penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Proyek

Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Sistem Pencernaan

SMP. Unnes Journal Of Biology

Educatiaon2 (1) (2013) (online)

http://journal.unnes.ac.id/sju/ind

ex.php/ujbe/article/download/26

19/2409

Rais. M. 2010 Model Project Based-

Learning Sebagai Upaya

Meningkatkan Prestasi

Akademik Mahasiswa.

Jurnal Pendidikan dan

Pengajaran, Jilid 43, Nomor 3.

(online)

http://download.portalgaruda.org

/article.php?article=22199&val=

1324

[20 jan 2015]

Page 17: PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Skripsi Prio.pdf · 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

17