perbandingan teknologi alat tangkap bubu dasar

7
PERBANDINGANTEKNOLOGIALATTANGKAPBUBUDASAR UNTUKMENGETAHUIEFEKTIVITASPENANGKAPANIKAN DEMERSALEKONOMISPENTING DI KLUNGKUNG BALI 180 Seminar NasionalHariPanganSeduniaXXVII DukunganTeknologiUntukMeningkatkanProdukPanganHewaniDalamRangkaPemenuhanGiziMasyarakat PENDAHULUAN Kabupaten Klungkungmerupakankabupaten denganluasterkecildari 9 (sembilan)Kabupaten danKotadi Bali . Terletakdiantara 115 °21'28" - 115°37'43" BujurTimurdan 80 °27'37" - 80°49'00" LintangSelatandenganbatas-batasdi sebelahUtaraKabupatenBangli,sebelahTimur KabupatenKarangasemsebelahSelatanSamudra India dansebelahBaratKabupatenGianyardengan luaswilayah 315 km 2 . DuapertigadariKabupaten KlungkungdiKecamatanNusaPenidadengan NusaLembongan,secarakeseluruhanmempunyai panjangpantai 70kmyang merupakanpotensi perekonomianlautdenganbudidayarumputlaut danpenangkapanikanlaut (KLUNGKUNG, 2002) . Untukmeningkatkanpendapatannelayan,alat tangkap yang adaperludiberikanadopsiteknologi, salahsatunyaadalahbubu .Secaratradisionalbubu merupakanbendapasif yang terbanyakdibuat darirotanataubambu,seringmembahayakan nelayan,apalagiadanyapengaruharusdasar yang kuatmembuatikantakutmendekatinya .Analisis komparasidilakukanuntukmembedakanbubu yang dilakukansecaratradisionalyaitububurotan yang diangkutmenggunakanperahudayung,diselam padadaerahkarangtanpapemberat,menggunakan talidenganpelampung,denganteknologibubu R .THOMASMAHULETTE PusatRisetPerikananTangkap JalanPasirPutih I AncolTimur, Jakarta Utara 14430 ABSTRAK Penelitianefektivitaspenangkapanikandemersaltelahdilakukandenganmembandingkanbububambutradisional tanpaumpandenganbububesikomersial yang menggunakanumpan .Hasilpenelitianmenunjukkanbahwabububesi berpengaruhsangatnyatadalammeningkatkanjumlahmaupunberatikan yang tertangkap.Adapunvariabelpenting yang mempengaruhioperasibubudasarantara lain adalahlamanya trip, kedalamann,aruspermukaan,danfasebulan . Katakunci :Efektivitaspenangkapan,bububesidanbambu,ikandemersalekonomis darirangkabesi, yang menggunakankapal motor denganperlengkapankatrol,talidanpelampung tanda . Penggunaan alat tangkap bubu dalam penangkapanikankarangatauikandemersalcukup selektifdibandingkandenganpenggunaanalat tangkaplainnya, (RutAJAR, 2002) . Disampingitu jugapenggunaanalattangkapinisecara balk dan benarakansangatmendukung Codeofconductfor responsiblefishing, yaitupengembanganperikanan tradisionaldenganpenggunaanalattangkap yang selektifdanmemperkecilhasiltangkapan non target (MONINTJA dan BAHRUDIN, 1996) . Jenisjenis ikanpelagis yang biasanyadipergunakansebagai umpandalambubuantara lain adalahkepalaikan cakalang,ikankembungdanikanlayang .Umpan yang digunakanuntukmenarikperhatianikan biasanyaberbeda-beda,bisakarenalelehandarah dariumpanituataupuntubuhikan yang segardan masihbercahaya . Hal yang perludiketahuiadalahbahwaalat tangkapbubumempunyaispesifikasikhassesuai dengankondisilautdimanadilakukanpenangkapan . Pengoperasianbubudilautdalamseringdilakukan denganberbagaimacamcarauntukmenarik perhatianikanmisalnyadenganmeletakkanumpan ataumembuatbubusemenarikmungkin .Bentuk rancangandaribubujugamenentukansampaisejauh

Upload: wildanis-reza-raditya

Post on 12-Aug-2015

274 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Alat TAngkap, Bubu, Trap, Responsible Fisheries, bubu dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Perbandingan Teknologi Alat Tangkap Bubu Dasar

PERBANDINGAN TEKNOLOGI ALAT TANGKAP BUBU DASARUNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKANDEMERSAL EKONOMIS PENTING DI KLUNGKUNG BALI

180

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVIIDukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

PENDAHULUAN

Kabupaten Klungkung merupakan kabupatendengan luas terkecil dari 9 (sembilan) Kabupatendan Kota di Bali . Terletak diantara 115°21'28"- 115°37'43" Bujur Timur dan 80 °27'37" -80°49'00" Lintang Selatan dengan batas-batas disebelah Utara Kabupaten Bangli, sebelah TimurKabupaten Karangasem sebelah Selatan SamudraIndia dan sebelah Barat Kabupaten Gianyar denganluas wilayah 315 km2 . Dua pertiga dari KabupatenKlungkung di Kecamatan Nusa Penida denganNusa Lembongan, secara keseluruhan mempunyaipanjang pantai 70 km yang merupakan potensiperekonomian laut dengan budidaya rumput lautdan penangkapan ikan laut (KLUNGKUNG, 2002) .

Untuk meningkatkan pendapatan nelayan, alattangkap yang ada perlu diberikan adopsi teknologi,salah satunya adalah bubu. Secara tradisional bubumerupakan benda pasif yang terbanyak dibuatdari rotan atau bambu, sering membahayakannelayan, apalagi adanya pengaruh arus dasar yangkuat membuat ikan takut mendekatinya. Analisiskomparasi dilakukan untuk membedakan bubu yangdilakukan secara tradisional yaitu bubu rotan yangdiangkut menggunakan perahu dayung, diselampada daerah karang tanpa pemberat, menggunakantali dengan pelampung, dengan teknologi bubu

R. THOMAS MAHULETTE

Pusat Riset Perikanan TangkapJalan Pasir Putih I Ancol Timur, Jakarta Utara 14430

ABSTRAK

Penelitian efektivitas penangkapan ikan demersal telah dilakukan dengan membandingkan bubu bambu tradisionaltanpa umpan dengan bubu besi komersial yang menggunakan umpan . Hasil penelitian menunjukkan bahwa bubu besiberpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan jumlah maupun berat ikan yang tertangkap. Adapun variabel pentingyang mempengaruhi operasi bubu dasar antara lain adalah lamanya trip, kedalamann, arus permukaan, dan fase bulan .

Kata kunci : Efektivitas penangkapan, bubu besi dan bambu, ikan demersal ekonomis

dari rangka besi, yang menggunakan kapal motordengan perlengkapan katrol, tali dan pelampungtanda .

Penggunaan alat tangkap bubu dalampenangkapan ikan karang atau ikan demersal cukupselektif dibandingkan dengan penggunaan alattangkap lainnya, (RutAJAR, 2002). Di samping itujuga penggunaan alat tangkap ini secara balk danbenar akan sangat mendukung Code of conduct forresponsible fishing, yaitu pengembangan perikanantradisional dengan penggunaan alat tangkap yangselektif dan memperkecil hasil tangkapan nontarget (MONINTJA dan BAHRUDIN, 1996) . Jenis jenisikan pelagis yang biasanya dipergunakan sebagaiumpan dalam bubu antara lain adalah kepala ikancakalang, ikan kembung dan ikan layang . Umpanyang digunakan untuk menarik perhatian ikanbiasanya berbeda-beda, bisa karena lelehan darahdari umpan itu ataupun tubuh ikan yang segar danmasih bercahaya.

Hal yang perlu diketahui adalah bahwa alattangkap bubu mempunyai spesifikasi khas sesuaidengan kondisi laut dimana dil akukan penangkapan .Pengoperasian bubu di laut dalam sering dilakukandengan berbagai macam cara untuk menarikperhatian ikan misalnya dengan meletakkan umpanatau membuat bubu semenarik mungkin . Bentukrancangan dari bubu juga menentukan sampai sejauh

Page 2: Perbandingan Teknologi Alat Tangkap Bubu Dasar

mana kedudukan bubu akan dipengaruhi oleh arus, METODE PENELITIANupwelling, maupun tempat ikan itu berada . Bubuyang dirancang dalam percobaan ini terbuat dari besidengan dua pintu, yang dilengkapi alat pemberatbesi dengan perlengkapan tali dan pelampung .Adapun tujuan penelitian ini yaitu, 1). Mengetahuiefisiensi dan spesifikasi teknis bubu yang secaratradisional digunakan nelayan 2) . Introduksi bubudengan teknologi yang diperbaiki (bubu besi) 3) .Membandingkan rancang bangun (disain) bubuyang diintroduksi dari bubu tradisional dan bububesi yang diperbaiki 4) . Mengetahui faktor-faktoryang mempengaruhi basil tangkapan bubu besi .

Potensi sumberdaya di BaliBudidaya rumput laut dan

keramba jaring apung (KJA)

Perikanan tangkap bubu secara komparasi

Hasil kurang maksimal

Terhadap hasil tangkapan

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVIIDukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

Kelestarian sumberdaya alam

Pengembangan dan pengelolaan pariwisata

Pendapatan nelayan

Dari potensi yang ada dapat pula dilihatpengaruh positif dan negatif yang terjadi baikterhadap basil tangkapan maupun nelayan .

Pengaruh terhadap basil tangkapan berkaitandengan kelestarian sumberdaya alam baik untukpengembangan maupun pengelolaan pariwisatayang pada akhirnya berdampak pada peningkatanpendapatan nelayan . Laut belum memberikan

Bubu rotan/bambu, perahu, tali /tanpatali, pelampung, selam

Diharapkan hasil cukup Maksimal

Pengaruh positif dan negatif

yTerhadap nelayan

Sosial

Ekonomi

Gam bar 1 . Kerangka pemikiran penelitian

Kerangka pemikiran penelitian

Potensi sumberdaya alam laut yang terdapat diPulau Bali terdapat dua kegiatan yakni, budidayalaut dan perikanan tangkap . Dari kedua potensi iniyang menjadi andalan oleh nelayan di Nusa Penidaadalah perikanan tangkap yang saat ini banyakmenggunakan bubu bambu. Inovasi bubu besidiharapkan dapat menghasilkan tangkapan yanglebih baik .

Bubu besi, Kapal motor (jukung), katrol,umpan, tali, pelampung, tanda

I/

Kesejahteraan masyarakat

Peningkatan usaha nelayan

sumbangan maksimal bagi pembangunan ekonomi .Adapun pengaruh terhadap nelayan terkait dengankondisi sosial dan ekonomi, jika ekonomi baikmaka dengan sendirinya keadaan sosial akan baik .Secara skematis karangka pemikiran penelitianseperti tertera pada Gambar 1 .

1 8 1

Page 3: Perbandingan Teknologi Alat Tangkap Bubu Dasar

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bali,Kabupaten Klungkung, Kecamatan Nusa Penidaselama 6 bulan dimulai dari persiapan danpengolahan data. Data lapangan dikumpulkan padabulan Maret - Mei 2004 .

Metode penelitian

Bubu yang digunakan dalam penelitian iniberbentuk selinder yang rangkanya terbuat daribesi. Bubu tersebut dilengkapai dengan pintumasuk bagi ikan dan udang, digunakan 2 buahijeb (anakan bubu) yang dipasang di sebelah kiri

Gambar 2 . Rancangan bubu besi tipe selinder

Metode pengambilan contoh dan pengukuran

Untuk lebih membantu melengkapi data-data,maka penelitian ini dilakukan secara deskriptifdengan cara menggali data dilapangan . Data yangdikumpulkan untuk dianalisis adalah data primermelalui survei lapangan dan data sekunder dariberbagai sumber. -

Data primer

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVIIDukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

Data primer dikumpulkan secara langsungdi lokasi penelitian melalui wawancara denganresponden (interview) dan wawancara mendalam(in-depth interview) dengan informasi kunci .

1 82

dan kanan badan bubu . Ukuran ijeb adalah panjang35 cm, lebar bagian luar 35 cm dan tinggi 45 cmdengan mulut berbentuk lonjong berukuran lebar12 cm dan tinggi 24 cm .

Unit penangkapan terdiri atas : (1) . Alatpenangkapan yaitu bubu terbuat dari besi denganukuran: panjang 120 cm, lebar 70 cm dan tinggi60 cm (Gambar 2); (2) . Nelayan sebagai pelaksanakegiatan penangkapan ; (3) . Kapal merupakan saranayang dilengkapi dengan katrol untuk melancarkanproses kerja bubu; (4) . Bubu dilengkapi denganpemberat agar tidak tergoyang oleh arus, tali danpelampung berbendera yang dipersiapkan padapermukaan air laut (Gambar 3) .

Gambar 3 . Metode operasi bubu dasar skala kecil(VON BRANDT, 1984)

Data sekunder

Data sekunder dikumpulkan melalui publikasi,tulisan, atau laporan dari instansi pemerintah atauinstansi/lembaga terkait serta sumber-sumber datalain yang berhubungan dengan studi ini .

Rancangan penelitian

Untuk melihat sejauh mana bubu besi ini dapatdigunakan dengan baik dan membawa keuntunganpada nelayan berikut keadaan Iingkungan setempat,maka digunakan estimasi catch per trip per jumlahunit yang dinyatakan :

C/T/U = Ydimana :Y =jumlah tangkapan ; Catch = hasil tangkapan ;

T = lama operasi (trip) ;

Page 4: Perbandingan Teknologi Alat Tangkap Bubu Dasar

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVIIDukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

Unit = jumlah bubu (unit)Y adalah hasil upaya tangkap selama 25

hari, dengan menggunakan 5 buah bubu denganalat bantu kapal (motor tempel) . Variabel yangdiperhatikan secara teknis yang dianggap sangatberpengaruh terhadap hasil tangkapan adalah :

x, - Lama operasi (Trip) diukur dengan lamahari atau bulan

x2 = kedalaman

(meter)

lokasi bubuditempatkan

x3 = kecepatan arus diukur dalam waktu(detik)

X4 = fase bulanUntuk mengetahui pengaruh variabel Xi

terhadap Y maka dilakukakan analisis regresiberganda

Y= (x l ,x2 ,x3 ,x4 )

Y= a+b,x, +b 2 x2 +b3x3 +b4 b4dimana bi adalah koefisien regresi . Pengaruh X

terhadap Y secara individu dihitung melalui nyata/signifikan tidaknya koefisien bi, menggunakanuji t . Sementara pengaruh X terhadap Y secaramenyeluruh dihitung dengan menggunakan uji Fmenggunakan Program Minitab .

Daya tenggelam

Daya tenggelam yang dimaksud adalah dayatenggelam yang ditimbulkan baik itu dari alattangkap itu sendiri maupun daya tenggelam yangditimbulkan dari beberapa jenis pemberat yangdipasang pada alat tangkap (MARTASUGANDA 2002) .

Perhitungan besarnya daya tenggelam dari jenispemberat dan rancangan bubu dari besi dilakukanmenggunakan rumus :

S=W(1-1/C)Dimana : S = gaya tenggelam (g) ; W = berat

pemberat (g) ; C = BJ pemberat (C > 1) ; 1 = BJ air.Dengan ukuran bubu dasar yang panjangnya 120cm, lebar 70 cm dan tinggi 60, akan didapat dayatenggelam tiap-tiap bubu dengan berat jenis 10 kgadalah 22,5 g atau 22,5 kg .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efisiensi dari spesifikasi teknis bubu bambuyang digunakan nelayan

Bubu tradisional biasanya terbuat dari batangbambu atau rotan yang dipotong, selanjutnya dibagilagi sekecil mungkin sesuai dengan keinginan . DiPulau Nusa Penida pada umumnya bubu ini dibuatdari bambu, karena murah dan mudah didapat .Bubu bambu ini rata-rata berbentuk trapesium(Gambar 4), dengan menggunakan saw anakanyang merupakan mulut atau pintu masuknya ikan .Pada bagian bawah dari bubu itu terletak ruanguntuk mengambil hasil tangkapan. Bubu trapesiumdianyam dari potongan bambu dengan ukuran 1- 1,5 cm . Pada bagian dalam atau luar dari bubudiletakkan 4 buah pemberat, tergantung ukuranbesar kecilnya bubu .

Dalam operasional penangkapannya bisatunggal (umumnya bubu ukuran besar), bisa ganda(umumnya untuk bubu ukuran kecil atau sedang) .Bubu dioperasikan satu persatu, dengan pelampungtanda menghadap ke daratan, namun tali yangterpasang di daerah pantai Nusa Penida umumnyatidak kelihatan tetapi kadang-kadang menggunakanpengait untuk menariknya. Peletakan bubu yangberukuran kecil adalah pada sekitar pesisir pantaidengan kedalaman 5 - 10 m dan yang lebih besarakan diletakkan jauh dengan kedalaman mencapai15 m tetapi tetap berada di sekitar daerah terumbukarang (fringing reef) . Bubu tersebut diletakkandengan cara menyelam untuk mencari posisi yangtepat didasar laut, biasanya untuk tetap stabil, padabagian atasnya ditempatkan beberapa buah karangyang berada di sekitar bubu . Bubu yang barn dibuatmemerlukan waktu 1 bulan sampai berlumut danmenarik ikan untuk masuk .

Introduksi bubu dengan teknologi yangdiperbaiki (bubu besi)

Teknologi bubu besi ini sudah dilakukan dibeberapa negara di dunia . Menurut MARTASUGANDA(2003), teknologi penangkapan ikan denganmenggunakan bubu banyak dilakukan hampirdiseluruh dunia mulai dari skala kecil, menengahsampai dengan skala besar. Perikanan bubu skala

1 83

Page 5: Perbandingan Teknologi Alat Tangkap Bubu Dasar

kecil dan menengah umumnya ditujukan untukmenangkap kepiting, udang, keong dan ikan dasardi perairan yang tidak begitu da am, sedangkanperikanan bubu skala menengah dan besar biasanyadilakukan di lepas pantai yang ditujukan untukmenangkap ikan dasar, kepiting, atau udang padakedalaman 20 - 700 m. Desain bubu terbuat dariplastik, besi dan baja .

Komparasi rancang bangun bubu besi danbubu bambu

Dari basil penangkapan dengan bubu besidiperoleh koefisien determinasi (R2) 0,6908 yangberarti 69,08%, basil tangkapan dipengaruhi olehlamanya operasi, sedangkan sisanya 30,92%disebabkan oleh faktor lain . (Gambar 5) . KarenaFhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, dengan demikiandapat dikatakan bahwa banyak trip berpengaruhterhadap jumlah basil tangkapan dari bubu besi,Fhitung 17,83, sedangkan Ftabel (a) 1% bernilai2,845 . Persamaan regresi akan menjadi, Y =0,6846X + 6,1 dimana Y = basil tangkapan jumlahdan X = Trip .

Konstanta sebesar 6,1 menyatakan bahwa jikaada kegiatan penangkapan selama beberapa kali tripdengan umpan, maka bubu akan selalu mendapatkanbasil tangkapan . Tanda plus menunjukkan pengaruhsangat nyata dari banyaknya trip terhadap jumlahbasil tangkapan . Koefisien regresi sebesar 0,6846menyatakan bahwa semakin banyak trip akanmenambahkan jumlah basil tangkapan sebesar68,46% ikan .

Tabel 1 . Faktor-faktor determinasi hasil tangkapan bubu besi dan bubu bambu

1 84

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVIIDukungan Teknoldgi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

Sebaliknya, basil penangkapan dngan bububambu menghasilkan koefisien determinasi (R2 )0,6816 yang berarti 68,16%, basil tangkapandipengaruhi oleh perubahan dari trip, sedangkansisanya 31,84% dapat disebabkan oleh faktor lain(Gambar 6) . Karena Fhitung > Ftabel, maka Hoditolak, dengan demikian dapat dikatakan bahwabanyak trip berpengaruh terhadap jumlah basiltangkapan bubu bambu, Fhitung 2,87%, sedangkanFtabel (a) 5% bernilai 1,725 . Persamaan regresiakan menjadi, Y = 0,1377X + 3,65 dimana Y =basil tangkapan jumlah X = Trip .

Konstanta sebesar 3,65 menyatakan bahwajika ada kegiatan penangkapan selama beberapakali trip, maka bubu akan selalu mendapatkanbasil tangkapan, namun lebih kecil dari bubu besi .Koefisien regresi sebesar 0,1377 menyatakanbahwa semakin banyak trip dengan lama operasiakan menambahkan jumlah basil tangkapansebesar 13,77% ikan. Hasil analisis regresi liniermenunjukkan bahwa bubu besi lebih banyakdimasuki ikan dibandingkan dengan bubu bambu .

Hasil penelitian lapangan yang membandingkanantara bubu bambu dan bubu besi dapat dilihatpada Gambar 7. Ternyata bubu besi mempunyaipengaruh sangat nyata dan baik dalam jumlah basiltangkapan ikan maupun beratnya . Ini menunjukkan,bahwa bubu besi yang diintroduksikan mempunyaibeberapa kelebihan dibandingkan dengan bububambu yang secara tradisional digunakan olehmasyarakat setempat .

Bubu besi

Bubu bambuVariabel independen

Koefisien regresi P-Value (signifikansi) Koefisien regresi P-Value (signifikansi)Intercept 17,734 0,002 -0,65 0,704Lama operasi (X l) 0,0765 0,000* 0,00971 0,117*Kedalaman (X2) -0,00097 0,687ns -0,0169 0,156*Arus permukaan (X3) -0,982 0,002* 0,0538 0,585*Fase bulan (X4) -0,0165 0,023* 0,00138 0,611Koefisien determinasi ( RI) = 78,1 36,4P - Value

- 0,000 0,050

Page 6: Perbandingan Teknologi Alat Tangkap Bubu Dasar

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia,UTWDukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Daaam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakal

rGambar4 . Bubu bambu berbentuk trapesium

:s18 -a Ta 6-.2

5-

4 • •

4

,c94

a 3 • •t 2

1E

0 5 10 15

Trip

20 25

30

Gambar 6. Trip terhadap jumlah hasil tangkapanbubu bambu

berapa variabel penting yang mempengaruhioperasi bubu dasar

Dalam pengoperasian bubu besi terdapatbeberapa variabel penentu yang berpengaruhlangsung terhadap kinerja bubu . Beberapa variabelyang berpengaruh adalah : a. lama operasi (trip), b .kedalaman, c . kecepatan arus permukaan, dan d .fase bulan .

Dari persamaan di atas terlihat bahwa variabelyang mempunyai nilai signifikansi di atas 0,05atau faktor yang berpengaruh pada jumlah hasilpenangkapan bubu besi yaitu (X1), (X2), (X3) dan(X4), sehingga dapat dijelaskan bahwa keempatvariabel tersebut berpengaruh nyata terhadapjumlah hasil tangkapan .

Nilai t untuk koefisien variabel X2 (kedalaman),X3 (arus permukaan), X4 (fase bulan), padapersamaan diatas memiliki nilai negatif yangmenunjukkan bahwa semakin dalam pemasanganbubu dan semakin cepat perputaran arus, sertafase (umur) bulan yang berubah, maka semakinsedikit nelayan yang melaut. Nilai koefisien

Ga

6

u 5

4E

u 3

i 2mt

0a

2

4

6

8Bubu besi berat (kg)

Gambar 7 . Hubungan antara berat hasil tangkapan bububesi (kg) terhadap hasil tangkapan (kg) bububambu

e

m .

s

s

untuk XI (lama operasi/trip) yang memilikinilai positif menunjukkan bahwa semakin seringmengadakan operasi penangkapan, maka akansering tertangkap .

Nilai Fhit didapat dari uji regresi atau Ftest

17,83 dengan tingkat signifikansi 0,000 (Tabel UjiAnova). Karena probabilitas 0,000 jauh lebih kecildari 0,01, maka model regresi bisa dipakai untukmemprediksi hasil tangkapan, Ftabel untuk tingkatsignifikansi (a) 1% adalah 4,43 .

Untuk bubu bambu diperoleh persamaan :Yi = -0.652 + 0.00971 Xi - 0.0169 X2 + 0.538

X3 + 0.00138 X4 . Dari persamaan tersebut terlihatbahwa variabel yang mempunyai nilai signifikansiatas 0,05 atau faktor yang berpengaruh pada jumlahhasil penangkapan (ekor) bubu bambu yaitu (X1),(X2), (X3) dan (X4), sehingga dapat dijelaskanbahwa keempat variabel tersebut berpengaruhnyata terhadap jumlah hasil tangkapan .

Nilai t hitung koefisien variabel X2 (kedalaman)pada persamaan diatas memiliki nilai negatif yangberarti semakin dalam bubu bambu diletakkan akan

1 85

Page 7: Perbandingan Teknologi Alat Tangkap Bubu Dasar

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapatlah disimpulkanbahwa ; (1) Dari jumlah hasil tangkapan yangsemakin menurun dapat dikatakan bahwa alattangkap bubu bambu tidak efisien lagi untukdigunakan . (2) Introduksi teknologi bubu besiyang telah diperbaiki serta dilengkapi umpanmenunjukkan hasil tangkapan yang lebih baikdibandingkan dengan bubu bambu yang tanpaumpan yang ada di Pulau Nusa Penida . (3)Rancangan bubu besi dengan panjang 120 cm,lebar 70 cm dan tinggi 60 cm, dilengkapi 2 mulut/pintu memiliki kestabilan yang baik, dengan berat1 unit bubu 22,5 kg . Dibanding-kan dengan bububambu yang lebih ringan, yang hanya memiliki Imulut/pintu, sehingga menyulitkan bagi ikan untukmasuk, dan tidak stabil di laut ; bubu besi relatif lebihbaik . (4) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasiltangkapan adalah ; lama operasi (trip), kedalaman,arus permukaan dan fase bulan . Dari faktor-faktortersebut yang paling signifikan adalah lama operasidan fase bulan, baik pada bubu besi maupun padabubu bambu .

Saran

1 8 6

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVIIDukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat

berakibat pada kemungkinan hilangnya bubu . Nilaikoefisien untuk X 1 (lama operasi/trip), X3 (aruspermukaan), X4 (fase/umur bulan) yang memilikinilai positif menunjukkan bahwa semakin lamapengoperasian dan arus permukaan serta fasebulan semakin besar jumlah hasil tangkapan bububambu .

Nilai Fhit didapat dari uji regresi atau Ftest2,87% dengan tingkat signifikansi 0,050 (Tabel UjiAnova). Karena propabilitas 0,000 sama dengan0,05, maka model regresi bisa dipakai untukmemprediksi hasil tangkapan, Ftabel untuk tingkatsignifikansi (a) 5% adalah 2,87 .

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh,dapat disarankan sebagai berikut :

1 . Bubu b°si yang diintroduksikan diharapkandapat dimanfaatkan dengan baik meskipunmasih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

dengan penggunaan umpan yang berbeda .2 . Perlu penelitian lanjutan dalam desain bubu

besi yang dikembangkan dengan bentukyang bermacam-macam seperti, trapesium,bulat, persegi panjang, kotak dan lain-lain,tergantung selera dari yang membuatnya.

3 . Pemanfaatan bububesi akan lebihefektif biladilakukan dalam keadaan paceklik, denganasumsi bahwa jumlah alat tangkap tergantungdari bagaimana pengoperasiannya, sehinggadapat berguna bagi kesejahteraan nelayan .

DAFTAR PUSTAKA

KABUPATEN KLUNGKUNG DALAM ANGKA . 2002 . BadanPusat Statistik Kabupaten Klungkung . BadanPerencanaan Pembangunan Daerah KabupatenKlungkung 200 him .

MARTASUGANDA, S . 2002 . Jaring insang (Gillnet) .

Serial teknologi penangkapan ikan berwawasanlingkungan Jurusan PSP. Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan IPB . 65 him .

MONINTJA, D.R dan M. BADRUDIN . 1996. Ketentuanpelaksanaan perikanan yang bertanggung jawab(Code of conduct for responsible fisheries) . MarineResources Evolution and Planning (MREP), Marineand Coastal Ecological System and Processes(MCESP). Pusat Penelitian dan PengembanganPerikanan . 47 him .

RUMAJAR, T.P. 2002 . Pendekatan sistem untukpengembangan usaha perikanan ikan karang denganalat tangkap bubu di Perairan Tanjung ManimbayaKabupaten Donggala. Sulawesi Tengah . Tesis 79 .

him .

VON BRANDT, A. 1984 . Fishing catching methods of theword. Fishing new books Ltd . England . 418 pp .

WIDIYANTO D., SURYA, ASEP SAEFUDIN, dan SUMARDJO .

2002 . Pemberdayaan masyarakat pesisir untukmeningkatkan kesejahteraan keluarga wilayah.Kasus Desa Pakis Kabupaten Kerawang JawaBarat. CRESCENT. 51 him .