perbandingan risiko kebangkrutan bank umum...

121
PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM SYARIAH (STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH DI ASIA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: PUTRI ACEBELI NIM. 11160850000023 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/ 1441 H

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM SYARIAH

(STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH DI ASIA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

PUTRI ACEBELI

NIM. 11160850000023

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/ 1441 H

Page 2: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

ii

Page 3: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

iii

Page 4: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

iv

Page 5: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

v

Page 6: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

vi

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Putri Acebeli

Tempat, tanggal lahir : Sungailiat, 02 Oktober 1997

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl KH Sulaiman Perum Villa Jati Mas No.52

Pangkalan Balai, Banyuasin III, Sumatra Selatan

Nomor Handphone : 081379142616

E-mail : [email protected]

Kebangsaan : Indonesia

Riwayat Pendidikan

2016-2020 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (S1)

2014-2016 : SMA Daarul Qur‟an Putri Cikarang

2012-2014 : Ponpes As-Salam Al Islami

2006-2012 : SDN Percontohan Pangkalan Balai

Pengalaman Organisasi dan Kepanitiaan

2015-2016 : Ketua Osis SMA Daarul Qur‟an Putri Cikarang

2016-2017 : Anggota Divisi Riset dan Keilmuan LisenSi

2017-2018 : Global Volunteer Marketing Manager AIESEC UIN

Jakarta

2019- Sekarang : Ketua Divisi Kewirausahaan Genbi UIN Jakarta

Kemampuan Khusus

1. Micorsoft Office (Word, Excel dan PowerPoint)

2. Bahasa (Arab,Inggris)

3. Business Analyst

4. Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing

Page 7: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

vii

COMPARISON OF RISK OF SHARIA COMMERCIAL BANKS

(A STUDY ON SHARIA COMMERCIAL BANKS IN ASIA)

ABSTRACT

This study is compare the risk of bankruptcy in Islamic Comercial Bank in Asia.

The sample used in this study is five Islamic Commercial Bank in five countries in

the Asian continent in 2014-2018. The method used in measuring bankruptcy rates

is the Altman z score bankruptcy analysis. Tests conducted in this study are the

normality test and the different test with the Kruskal-Wallis test followed by the

Mann Whitney Post Hoc Test. The results in this study indicate that the average z

score that measures the level of bankruptcy of Islamic Commercial Bank in Asia is

worth 6.6. Based on Kruskal Wallis Non parametric Test shows that there are

significant differences from the level of bankruptcy of Islamic Commercial Bank in

Asia with a value of ρ value 0.00 <Significance Value (α = 0.05).

Keywords: Bankruptcy, Altman z score, Islamic Commercial Bank

Page 8: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

viii

PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM

SYARIAH (STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH DI ASIA)

ABSTRAK

Penelitian ini membandingkan risiko kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia.

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah lima Bank Umum Syariah di lima

negara yang ada di Benua Asia pada tahun 2014-2018. Metode yang digunakan

dalam pengukuran tingkat kebangkrutan adalah analisis tingkat kebangkrutan

Altman z score. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Uji

Normalitas dan Uji Beda Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan Uji Post Hoc Mann

Whitney. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata nilai z score yang

mengukur tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia adalah senilai 6,6.

Berdasarkan Uji Non Parametrik Kruskal Wallis menunjukan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan dari tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia

dengan nilai ρ value 0,00 < Nilai Signifikansi (α = 0,05).

Kata Kunci: Kebangkrutan, Altman z score, Bank Umum Syariah

Page 9: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

ix

Kata Pengantar

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakaatuh.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah

SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia -Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini. Atas izin-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan nya.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi yang berjudul ‘’Perbandingan Risiko Kebangkrutan Bank Umum

Syariah: Studi Pada Bank Umum Syariah di Asia’’ ini peneliti ajukan untuk

memenuhi persyaratan guna meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E). Selama proses

penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat dukungan dari berbagai

pihak, baik berupa do‟a, arahan, motivasi dan bantuan serta bimbingan yang sangat

berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentunya tidak terlepas dari banyaknya

kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang

dipaparkan. Semua itu tentunya didasari oleh keterbatasan yang dimiliki penulis.

Oleh sebab itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari

segenap pembaca untuk penelitian lebih baik dikemudian hari.

Demikian skripsi ini penulis ajukan, semoga dapat bermanfaat bagi kita

semua dan dapat berkontribusi dalam perkembangan industri keuangan syariah di

Indonesia dan dunia. Atas perhatian pembaca, penulis mengucapkan terima kasih.

Wassalmu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh

Jakarta, 13 Maret 2020

Putri Acebeli

Page 10: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

x

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 10

C. Batasan Masalah .................................................................................... 10

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 11

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 13

A. Teori Terkait Variabel Penelitian............................................................ 13

1. Financial Distress ...................................................................... 13

2. Keuangan Syariah ....................................................................... 16

3. Perbankan Syariah ...................................................................... 20

4. Risiko Kebangkrutan .................................................................. 26

B. Tinjauan Kajian Terdahulu ..................................................................... 34

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 44

A. Populasi dan Sampel .............................................................................. 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 46

C. Sumber Data .......................................................................................... 46

Page 11: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

xi

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 46

E. Teknik Pengolahan Data ........................................................................ 47

1. Mengukur Tingkat Kebangkrutan ( Z-score) ............................... 47

2. Uji Normalitas ............................................................................ 50

3. Uji Kruskal-Wallis...................................................................... 51

4. Uji Uji Post Hoc Mann Whitney ................................................. 51

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 53

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 53

B. Temuan Hasil Penelitian ........................................................................ 68

1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 68

2. Hasil Analisis Kebangkrutan dengan Z Score .............................. 77

3. Uji Normalitas ............................................................................ 85

4. Hasil Uji Nonparametrik Kruskal-Wallis .................................... 87

5. Uji Post Menggunakan Uji Mann Whitney ................................. 87

C. Pembahasan ........................................................................................... 89

1. Kondisi rasio-rasio keuangan model Altman Z score pada Bank

Umum Syariah di Asia

2. Analisis Tingkat Kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia ..... 91

3. Analisis Perbedaan Tingkat Kebangkrutan Bank Umum Syariah di

Asia ............................................................................................ 92

D. KESIMPULAN ...................................................................................... 94

1. Kesimpulan ................................................................................ 94

2. Saran .......................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skor Islamic Finance Country Index (IFCI) 2019 ...................................1

Tabel 1.2 Sepuluh negara dengan perkembangan pasar keuangan syariah terpesat..3

Tabel 1.3 Aset Keuangan Syariah Global Berdasarkan Kelompok Negara (Dalam

Miliar USD) ..........................................................................................................4

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Agama (2010) ..............................5

Tabel 1.5 Kasus Kebangkrutan di Indonesia (2016-2018) ......................................7

Tabel 1.6 Daftar BPRS yang Telah dan Sedang Menjalani Proses Likuidasi

Sepanjang Tahun 2009-2019..................................................................................7

Tabel 2.1 Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................................... 34

Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel ................................................................. 45

Tabel 4.1 Total Aset Perbankan Syariah Berdasarkan Regional (Dalam Miliar

USD) ................................................................................................................... 54

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Bank Umum Syariah di Asia Periode 2014-

2018 (Dalam Ribu US Dollar) ............................................................................. 68

Tabel 4.4 Kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia dengan Z score ................. 77

Tabel 4.5 Uji Normalitas Tingkat Kebangkrutan .................................................. 85

Tabel 4.6 Hasil Uji Kruskal-Wallis ...................................................................... 87

Tabel 4.7 Uji Post Hoc Kebangkrutan dengan Mann-Whitney ............................. 88

Tabel 4.8 Rasio-Rasio Keuangan Bank Umum Syariah di Asia ............................ 89

Page 13: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Aset Industri Keuangan Syariah per Januari 2019 .................................2

Grafik 4.1 Pergerakan Modal Kerja Bank Umum Syariah di Asia Periode 2014-

2018 (Dalam Juta US Dollar) ............................................................................... 70

Grafik 4.2 Pergerakan Total Aset Bank Umum Syariah di Asia Periode 2014-2018

(Dalam Juta US Dollar) ....................................................................................... 71

Grafik 4.3 Pergerakan Laba Ditahan Bank Umum Syariah di Asia Periode 2014-

2018 (Dalam Juta US Dollar) ............................................................................... 72

Grafik 4.4 Pergerakan Earning Before Tax (EBT) Bank Umum Syariah di Asia

Periode 2014-2018 (Dalam Juta US Dollar) ......................................................... 73

Grafik 4.5 Nilai Buku Ekuitas Bank Umum Syariah di Asia Periode 2014-2018

(Dalam Juta US Dollar) ....................................................................................... 74

Grafik 4.6 Nilai Buku Total Liabilitas Bank Umum Syariah di Asia Periode 2014-

2018 (Dalam Juta US Dollar) ............................................................................... 75

Grafik 4.7 Tingkat Kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia 2014-2018 ......... 79

Grafik 4.8 Nilai Kebangkrutan Bank Syariah Mandiri 2014-2018 ........................ 80

Grafik 4.9 Nilai Kebangkrutan Bank Islam Brunei Darussalam 2014-2018 .......... 81

Grafik 4.10 Nilai Kebangkrutan Al Rajhi Bank 2014-2018 .................................. 82

Grafik 4.11 Nilai Kebangkrutan CIMB Islamic Berhad 2014-2018 ...................... 83

Grafik 4.12 Nilai Kebangkrutan Parsian Bank 2014-2018 .................................... 83

Page 14: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 43

Page 15: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Sekunder Tingkat Kebangkrutan Sebelum Diolah

Lampiran 2 : Hasil Uji Post Hoc Tingkat Kebangkrutan

Lampiran 3 : Kurs Jual untuk mata uang Rupiah, Dollar Brunei, Riyal Saudi,

Ringgit, dan Rial terhadap US Dollar 22 Februari 2020

Page 16: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga perbankan merupakan faktor penting dalam

perkembangan ekonomi. Oleh karena itu bank memegang peranan yang

sangat strategis dalam perekonomian (Sochih, 2009:82-83). Selain itu

perbankan juga memiliki peranan yang besar di era globalisasi ekonomi

dimana perbankan tidak bisa terlepas dari dunia bisnis (Hakim, 2012:23-

24).

Kinerja industri perbankan dapat menjadi salah satu indikator

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Jika industri perbankan dalam kondisi

baik maka pertumbuhan ekonomi negara tersebut juga baik. Kinerja

perbankan dapat dianalisis melalui laporan keuangan yang mencerminkan

perkembangan bank dan industri perbankan (Ikatan Akuntan Indonesia,

2012).

Perkembangan industri keuangan syariah yang mana didalamnya

mencakup perbankan syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia berhasil menempati peringkat satu

dunia dalam pengembangan keuangan syariah dengan skor 81,93.

Tabel 1.1 Skor Islamic Finance Country Index (IFCI) 2019

No Negara Index

1 Indonesia 81,93

2 Malaysia 81,05

3 Iran 79,03

4 Arab Saudi 60,65

5 Brunei Darussalam 49,99

Sumber : Islamic Finance Country Index 2019 (data diolah)

Page 17: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

2

Berdasarkan laporan dari Global Islamic Finance Report 2019,

Indonesia berhasil naik lima peringkat dan menggeser Malaysia yang

menempati posisi tersebut dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan laporan

tersebut kenaikan peringkat Indonesia pada Islamic Finance Country Index

2019 disebabkan oleh adanya dukungan pemerintah dalam pengembangan

keuangan syariah dalam negeri seperti halnya pembentukan Komite

Nasional Keuangan Syariah (KNKS), menerbitkan regulasi terkait, dan

menerbitkan layanan berbasis syariah. Selain itu sektor swasta juga

berperan besar dalam hal ini. Misalnya, Bank Syariah Mandiri yang

berhasil menjadi pemain utama dalam memberikan layanan keuangan

syariah di Indonesia.

Pesatnya pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia sejalan

dengan tingginya perkembangan aset industri keuangan syariah di

Indonesia. Tidak dapat dipungkiri perbankan syariah menempati posisi

kedua sebagai penyumbang terbesar aset industri keuangan syariah di

Indonesia.

Grafik 1.1 Aset Industri Keuangan Syariah Per Januari 2019

Sumber: Otoritas Jasa keuangan 2019 (data diolah)

Aset Industri Keuangan Syariah per Januari 2019

Sukuk Negara Perbankan Syariah

Page 18: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

3

Berdasarkan Grafik 1.1 Aset industri keuangan syariah di Indonesia

didominasi oleh sektor sukuk negara yakni sebesar Rp652.29 triliun atau

setara dengan 50.4 persen. Di posisi kedua disusul oleh perbankan syariah

sebesar Rp479.17 triliun atau setara dengan 37.1 persen. Di posisi ketiga

asuransi syariah sebesar Rp43.12 triliun atau setara dengan 3.34 persen.

Dan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun atau setara

dengan 2,89 persen.

Lebih jauh lagi perkembangan perbankan syariah tidak hanya terjadi

di Indonesia namun hal ini juga terjadi di beberapa negara di benua Asia

lainnya. Hal ini sejalan dengan laporan dari Islamic Finance Development

Report 2018 yang menunjukan terdapat sepuluh negara di kawasan Asia

yang memiliki perkembangan pasar keuangan syariah terpesat.

Tabel 1.2 Sepuluh Negara Dengan Perkembangan Pasar Keuangan

Syariah Terpesat

No Negara Poin

1 Malaysia 132

2 Bahrain 74

3 Uni Emirat Arab 71

4 Pakistan 59

5 Arab Saudi 56

6 Yordania 53

7 Oman 52

8 Kuwait 51

9 Brunei Darussalam 50

10 Indonesia 50

Sumber: Islamic Finance Development Report 2018 (data diolah)

Berdasarkan data dari Islamic Finance Development Report 2018

menunjukan Indonesia termasuk dalam salah satu negara dengan

pertumbuhan keuangan syariah terpesat di dunia. Indonesia cukup

Page 19: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

4

memuaskan berada di posisi 50 dari 131 negara yang termasuk dalam

Islamic Finance Development Index 2018. Posisi pertama ditempati oleh

Malaysia dengan skor 132 dan disusul oleh Bahrain dengan nilai 74.

Sedangkan Uni Emirat Arab dan Pakistan berada di peringkat 3 dan 4

dengan skor masing masing 71 dan 59. Sementara itu Arab Saudi harus

puas berada di posisi 5 dengan nilai 56.

Dalam perkembangan keuangan syariah di dunia, wilayah Asia

sebagai salah satu wilayah yang memiliki populasi penduduk muslim

terbesar di dunia merupakan salah satu wilayah yang memberikan

kontribusi terbesar dalam keuangan syariah dunia.

Tabel 1.3 Aset Keuangan Syariah Global Berdasarkan Kelompok Negara

(Dalam Miliar USD)

Regional Perbankan

Syariah

Sukuk Investasi

Syariah

Kontribusi

Asuransi

Total

Asia 266,1 323,2 24,2 4,1 617,6

GCC 704,8 187,9 22,7 11,7 927,1

MENA

(Kecuali

GCC)

540,2 0,3 0,1 10,3 550,9

Afrika

(Kecuali

Afrika

Selatan)

13,2 2,5 2,5 0,01 17,2

Lainnya 47,1 16,5 16,5 - 76,7

Total 1.571,3 530,4 61,5 27,7 2,190

Sumber: Islamic Financial Services Industry Stability Report 2019

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa Asia merupakan salah

satu wilayah pemberi kontribusi terbesar dalam keuangan syariah dunia.

Negara GCC memberikan kontribusi sebesar USD 927,1 untuk total aset

Page 20: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

5

keuangan syariah dan USD 704,8 miliar untuk perbankan syariah.

Selanjutnya Middle East and North Africa (MENA) memberikan kontribusi

sebesar USD 550,9 miliar untuk total aset keuangan syariah dan USD 540,2

miliar untuk perbankan syariah. Kemudian Asia berhasil memberikan

kontribusi sebesar USD 617,6 miliar untuk total aset keuangan syariah dan

USD 266,1 miliar untuk perbankan syariah.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

penduduk muslim terbesar di dunia namun menurut data dari Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) Indonesia hal ini tidak diiringi dengan perkembangan

market share perbankan syariah di Indonesia yang hanya menyentuh angka

6,01 persen pada bulan Oktober tahun 2019.

Tabel 1.4 Jumlah dan Persentase Penduduk Indonesia Menurut Agama

Tahun 2010

No Agama Jumlah Penduduk Persentase

1 Islam 207.176.162 87,18

2 Kristen 16.528.513 6,96

3 Katolik 6.907.873 2,91

4 Hindu 4.012.116 1,69

5 Budha 1.703.254 0,72

6 Kong hu cu 117.091 0,05

7 Lainnya 299.617 0,13

8 Tidak terjawab 139.582 0,06

9 Tidak Ditanyakan 757.118 0,32

Jumlah 237.641.326 100

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia

Berdasarkan Tabel 1.4 mayoritas penduduk Indonesia beragama

Islam dengan total 207,17 juta jiwa atau setara dengan 87,18 persen dari

total penduduk yang mencapai 237,64 juta jiwa pada tahun 2010.

Sementara itu, penduduk Indonesia yang beragama Kristen (Nasrani) pada

Page 21: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

6

2010 sebanyak 16,58 juta jiwa (6,96 persen) dan merupakan yang terbanyak

kedua. Selanjutnya jumlah penduduk beragama Katolik mencapai 6,9 juta

jiwa dengan persentase sebesar 2,91 persen dari total penduduk.

Dalam perbankan syariah terdapat beberapa indikator yang

mencerminkan tingkat kesehatan dari bank itu sendiri. Salah satu dari

indikator tersebut adalah melalui penilaian pada seberapa tinggi tingkat

kebangkrutan suatu bank. Kebangkrutan adalah kesulitan keuangan sangat

parah sehingga perusahaan tidak mampu menjalankan kegiatan operasinya.

Kebangkrutan diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang

menyebabkan kebangkrutan atau kesulitan keuangan likuiditas yang

menjadi awal kebangkrutan. Masalah kebangkrutan pada suatu perusahaan

termasuk bagi bank umum syariah merupakan sebuah risiko yang tidak

dapat dihindarkan, namun risiko ini dapat diminimalisasi atau dicegah

(Rudianto, 2013:56-57).

Ancaman kebangkrutan adalah hal yang tidak dapat dihindari dari

setiap industri perbankan untuk itulah diperlukan suatu indikator yang

mampu mengukur seberapa tinggi risiko kebangkrutan pada suatu bank.

Kejadian di tahun 1998 ketika krisis keuangan terjadi merupakan sejarah

yang tidak akan pernah terlupakan dalam dunia perbankan. Walaupun pada

masa itu perbankan syariah berhasil membuktikan eksistensinya dengan

mampu bertahan ditengah gejolak perekonomian namun bank syariah

sebagai lembaga keuangan tetaplah harus waspada terhadap berbagai risiko

dan ancaman yang bisa terjadi baik dari internal maupun eksternal.

Berdasarkan data dari Global Bankruptcy Report 2019 di Indonesia

sudah terjadi berbagai kasus kebangkrutan dalam kurun waktu tiga tahun

dimulai dari tahun 2016 hingga tahun 2018 yang menerpa berbagai

perusahaan maupun lembaga keuangan di Indonesia dengan jumlah

tertinggi terjadi pada tahun 2017 dimana terdapat 810 perusahaan yang

menyatakan kebangkrutannya.

Page 22: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

7

Tabel 1.5 Kasus Kebangkrutan di Indonesia (2016-2018)

Year Number of Companies Declared Bankruptcy

2016 620

2017 810

2018 610

Source : Global Bankruptcy Report 2019 (data diolah)

Berdasarkan laporan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

mengumumkan bahwa sebanyak delapan Badan Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) dari total 100 BPRS dan BPR yang terdaftar dalam LPS,

telah dan sedang menjalani proses likuidasi sepanjang tahun 2009 hingga

tahun 2019.

Tabel 1.6 Daftar BPRS yang Telah dan Sedang Menjalani Proses

Likuidasi Sepanjang Tahun 2009-2019

No Nama Bank Wilayah Tanggal CIU Posisi

1 PT BPRS

Babussalam

Garut, Jawa

Barat

01 Mei 2009 Selesai

Likuidasi

2 PT BPRS Syarif

Hidayatullah

Cirebon,

Jawa Barat

29 Juli 2011 Selesai

Likuidasi

3 PT BPRS Hidayah

Jakarta

Cengkareng,

Jakarta Barat

19 Juni 2011 Selesai

Likuidasi

4 PT BPRS Al Hidayah Pasuruan,

Jawa Timur

25 April 2016 Selesai

Lukuidasi

5 PT BPRS Shadiq

Amanah

Jawa Barat 1 September

2016

Selesai

Likuidasi

6 PT BPRS Jabal Tsur Jawa Timur 21 Januari

2019

Proses

Likuidasi

7 PT BPRS Safir

Bengkulu

Bengkulu 30 Januari

2019

Proses

Likuidasi

Page 23: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

8

8 PT BPRS Muamalat

Yotefa

Papua 15 Mei 2019 Proses

Likuidasi

Sumber : Lembaga Penjamin Simpanan

Berdasarkan Tabel 1.5 dapat diketahui bahwa di Indonesia telah

terjadi delapan kasus kebangkrutan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) dari tahun 2009 hingga Mei 2019. Sebanyak Lima BPRS telah

dilikuidasi dan sebanyak tiga BPRS yang terdiri dari PT BPRS Jabal Tsur,

PT BPRS Safir Bengkulu, dan BPRS Muamalat Yotefa masih dalam proses

likuidasi.

Kasus fenomenal lainnya adalah jatuhnya Barings Bank yang telah

berusia 23 tahun karena kelalaiannya mengelola risiko operasional.

Kejatuhan Barings Bank tersebut terjadi karena fraud yang dilakukan oleh

salah seorang karyawan yang dianggap memiliki kecerdasaan dalam

mengelola dana nasabah sehingga pihak bank memberikan wewenang

terlampau besar kepada karyawan yang memberikan kemudahan untuk

melakukan berbagai manipulasi transaksi. Akibatnya, Barings Bank harus

dijual hanya dalam kurun waktu 3 tahun kepada Bank ING (Belanda) hanya

seharga satu poundesterling per lembar saham (Wahyudi, 2013: 88-90)

Selain itu, kebangkrutan Ihlas Finance di Turki pada tahun 2000

karena gejolak nilai tukar dengan volatilitas berlebihan, membuktikan

bahwa bank syariah tetaplah sebuah business agreement yang tetaplah

rentan jika dihadapkan pada situasi krisis. Lebih dari itu industri perbankan

syariah di Indonesia tidak boleh menutup mata atas berbagai risiko yang

mungkin saja terjadi pada perbankan syariah Untuk itu diperlukan analisis

yang komprehensif untuk mengetahui lebih jauh seperti apa perbandingan

risiko kebangkrutan pada Bank Umum Syariah di Indonesia maupun Bank

Umum Syariah lainnya di Asia.

Menurut Nunung (2017:21) dalam penelitian nya tentang prediksi

kebangkrutan dengan model Altman z score pada Bank Umum Syariah di

Indonesia periode 2013-2015 mengatakan bahwa Bank Syariah Mandiri,

Page 24: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

9

BNI Syariah dan BRI Syariah memiliki nilai z score sebesar 2,90. Ini

menunjukan bahwa bank-bank tersebut berada dalam posisi jauh dari risiko

kebangkrutan meskipun tidak menutup kemungkinan nilai tersebut akan

semakin menurun jika diiringi dengan kinerja bank yang kurang maksimal.

Menurut Gamayuni (2009:4-5) terdapat berbagai model analisis

dalam memprediksikan kebangkrutan suatu perusahaan yang terdiri dari

Altman z score model, Springate’s Model, Datastream’s model, Fulmer

Model, CA score, Ohlson Model, Neural Network model, TR model, dan

Zmijewski Model. Penelitan ini menggunakan model Altman Z-Score yang

dikemukakan oleh Edward I. Altman pada tahun 1968. Model analisis ini

menggunakan rasio-rasio tertentu sebagai model prediksi dengan

menggunakan teknik Multiple Discriminant Analysis (Altman, 2000:7-8)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kusdiana (2014:85-94)

yang menganalisis model CAMEL dan Altman z score dalam memprediksi

kebangkrutan Bank Umum di Indonesia menunjukan model Altman z score

menunjukan ketepatan prediksi yang lebih tinggi dalam memprediksi

kebangkrutan Bank Umum di Indonesia. Hasil penelitian ini menjadi dasar

peneliti memilih model Altman z score sebagai analisa prediksi

kebangkrutan dalam penelitian ini.

Penelitian terkait Perbandingan Risiko Kebangkrutan Bank Umum

Syariah di Asia ini perlu dikaji lagi jauh lagi. Mengingat perbankan

termasuk didalamnya perbankan syariah merupakan urat nadi dari

perekonomian suatu negara. Selain itu semakin berkembanganya industri

keuangan syariah global yang diiringi dengan semakin tidak menentunya

gejolak perekonomian dunia mendorong perbankan syariah untuk menjaga

eksistensinya dari ancaman risiko kebangkrutan yang mungkin saja terjadi

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul ‘’ Perbandingan Risiko Kebangkrutan Bank

Umum Syariah : Studi Pada Bank Umum Syariah di Asia’’

Page 25: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

10

B. Identifikasi Masalah

Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka

dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Wilayah Asia hanya berada pada posisi kedua dalam kontribusi aset

keuangan syariah global membuat kinerja perbankan syariah di Asia

perlu dievaluasi.

2. Kinerja keuangan syariah di Indonesia yang masih berada pada

peringkat sepuluh dunia.

3. Kurangnya pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia

dibandingkan negara lain yang memiliki populasi penduduk muslim

lebih sedikit.

4. Adanya beberapa kasus kebangkrutan yang terjadi pada perbankan

syariah di dunia sehingga pengukuran tingkat kebangkrutan pada

perbankan syariah perlu dilakukan.

5. Adanya delapan kasus kebangkrutan pada Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) di Indonesia sepanjang tahun 2009 hingga tahun

2019.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan untuk menghindari perluasan topik

pada penelitian ini. Penelitian ini dibatasai pada :

1. Objek Penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Asia yang

negaranya termasuk dalam peringkat lima besar pengembangan

keuangan syariah terbaik berdasarkan Skor Islamic Finance Index

2019 yaitu, Indonesia, Iran, Malaysia, Arab Saudi dan Brunei

Darussalam.

2. Bank Umum Syariah di Asia yang menjadi objek penelitian ini

adalah bank dengan Top 5 aset tertinggi di masing-masing negara.

Page 26: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

11

3. Bank Umum Syariah yang menjadi objek penelitian ini adalah Bank

Syariah Mandiri, CIMB Islamic Berhad, Bank Islam Brunei

Darussalam (BIBD), Al Rajhi Bank, dan Parsian Bank.

4. Penelitian ini menggunakan model Altman z score dalam

memprediksi tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia.

5. Rentang Waktu Penelitian ini adalah tahun 2014-2018.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi rasio-rasio keuangan model Altman Z score

pada Bank Umum Syariah di Asia?

2. Bagaimana tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat kebangkrutan Bank Umum

Syariah di Asia?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka

penelitian ini bertujuan untuk :

a) Untuk mengetahui perbandingan kondisi rasio-rasio keuangan

model Altman Z score pada Bank Umum Syariah di Asia.

b) Untuk mengetahui tingkat kebangkrutan di Bank Umum Syariah

di Asia.

c) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat

kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia.

2. Manfaat

Manfaat dari penelitian yang dapat berguna bagi berbagai

pihak adalah sebagai berikut.

Page 27: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

12

a. Bagi Praktisi

1) Perbankan

Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi

lembaga perbankan dalam membuat berbagai kebijakan

ekonomi terutama dalam sektor perbankan. Disamping

itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan baru kepada lembaga perbankan untuk

semakin meningkatkan kinerja keuangannya agar

terbebas dari berbagai macam risiko termasuk risiko

kebangkrutan yang mungkin saja terjadi.

2) Pemerintah

Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi

pemerintah dalam membuat kebijakan perbankan

kedepannya terutama dalam penanganan risiko

kebangkrutan.

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat memberikan andil dalam pengembangan

kemajuan ilmu pengetahuan kedepannya dan juga dapat

menjadi referensi untuk penelitian berikutnya.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini tentunya dapat menambah khazanah

pengetahuan peneliti dan dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan yang didapat selama masa perkuliahan.

Page 28: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Terkait Variabel Penelitian

1. Financial Distress

a. Pengertian Financial Distress

Financial distress adalah suatu situasi dimana arus kas operasi

perusahaan tidak memadai untuk memenuhi kewajiban-kewajiban

lancar (seperti hutang dagang dan beban bunga) dan perusahaan

terpaksa melakukan tindakan perbaikan. Financial distress merupakan

masalah likuditas yang sangat parah yang tidak dapat dipecahkan tanpa

perubahan ukuran dari operasi atau struktur perusahaan. Financial

distress adalah kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan

kritis atau tidak sehat. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan

dan terjadi saat perusahaan mengalami kerugian beberapa tahun.

Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk mengukur kondisi

financial distress suatu perusahaan melalui analisis laporan keuangan

dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang ada (Hapsari,

2012:103)

Financial Distress adalah suatu konsep luas yang terdiri dari

beberapa situasi dimana suatu perusahaan mengalami masalah kesulitan

keuangan. Istilah umum untuk menggambarkan situasi tersebut adalah

kebangkrutan, kegagalan, ketidakmampuan melunasi hutang,

default/perusahaan yang melanggar peraturan dengan kreditor dan

dapat dikenakan hukuman (Nariman, 2016:142). Menurut Rodoni dan

Ali (2010:65-67) apabila ditinjau dari kondisi keuangan ada tiga

keadaan yang menyebabkan financial distress yaitu adanya faktor

ketidakcukupan modal atau kekurangan modal, besarnya beban utang

dan bunga, dan menderita kerugian.

Page 29: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

14

Suatu perusahaan dapat dikategorikan sedang mengalami financial

distress dimana jika perusahaan tersebut memiliki kinerja yang

menunjukan laba operasinya negatif, laba bersih negatif, nilai buku

ekuitas negatif, dan perusahaan yang melakukan merger (Brahmana,

2017:8-9). Selain itu fenomena lain yang menunjukan financial distress

adalah banyaknya perusahaan yang cenderung mengalami kesulitan

likuiditas, dimana ditunjukkan dengan semakin turunnya kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur (Hanifah,

2013:29).

b. Indikator Financial Distress

Perusahaan yang mengalami financial distress dapat diketahui dari

beberapa faktor yang menandainya sebagai berikut; (Dwijayanti,

2010:199)

Financial Distress terjadi dalam suatu perusahaan jika terdapat

pemberhentian tenaga kerja atau menghilangkan pembayaran

dividen.

Menggunakan Interest Coverage Ratio untuk mendefiniskan

kondisi financial distress.

Menyatakan bahwa financial distress terjadi jika arus kas

masuk lebih rendah dari arus kas keluar.

Jika Perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban yang

tercantum didalam laporan keuangannya.

Menurunya Profitabilitas perusahaan.

Arus kas lebih kecil daripada utang jangka panjang saat ini.

Jika laba bersih operasi perusahaan adalah negatif.

Jika perusahaan menghentikan operasianya atas wewenang

pemerintah dan perusahaan tersebut dipersyaratkan melakukan

perencanaan restrukturisasai.

Page 30: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

15

Perusahaan mengalami pelanggaran teknis dalam hutang dan

diprediksikan perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan

pada periode yang akan datang.

c. Penyebab Financial Distress

Terdapat tiga alasan utama mengapa perusahaan dapat mengalami

financial distress yang berujung kebangkrutan (Dwijayanti, 2010:198)

Neoclasiccal Model

Financial Distress dan kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber

daya di dalam perusahaan tidak tepat. Manajemen yang kurang

bisa mengalokasikan sumber daya (aset) yang ada di perusahaan

untuk kegiatan operasional perusahaan.

Financial Model

Pencampuran aset sudah benar tetapi struktur keuangan salah

dengan liquidity constraints. Hal ini berarti bahwa walaupun

perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka panjang tapi ia

harus bangkrut juga dalam jangka pendek.

Corporate Governance Model

Menururt model ini, kebangkrutan mempunyai campuran aset

dan struktur keuangan yang benar tetapi dikelola dengan buruk.

Ketidakefisienan ini mendorong perusahaan menjadi out of the

market sebagai konskeuensi dari masalah dalam tata kelola

perusahaan yang tak terpecahkan.

d. Dampak dan Solusi Financial Distress

Kondisi financial distress merupakan kondisi yang tidak diinginkan

oleh pihak manapun. Ketika manajemen perusahaan mengumumkan bahwa

mereka mengalami financial distress maka perekonomian terutama pasar

modal akan langsung berakasi. Jika terjadi financial distress maka investor

maupun kreditor akan cenderung berhati-hati dalam melakukan investasi

atau memberikan pinjaman pada perusahaan tersebut. Stakeholder akan

cenderung bereaksi negatif terhadap kondisi ini. Maka manajemen

Page 31: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

16

perusahaan harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi financial

distress dan mencegah kebangkrutan yang lebih besar.

Kondisi financial distress tentunya memberikan dampak yang buruk

bagi perusahaan karena berkurangnya kepercayaan investor dan kreditor

serta pihak eksternal lainnya. Oleh karena ini manajemen harus segera

mengambil tindakan untuk mengatasi financial distress tersebut.

Perusahaan yang mengalamai financial distress biasanya memiliki arus kas

negatif sehingga mereka tidak bisa membayar kewajiban pada saat jatuh

tempo. Terdapat dua solusi jika perusahaan mengalami arus kas negatif

(Pustylnick, 2012: 85), yaitu :

1) Restukturisasi Utang

Manajemen bisa melakukan restrukturisasi utang yaitu dengan

meminta perpanjangan waktu dari kreditor untuk pelunasan utang

hingga perusahaan memiliki kas yang cukup untuk melunasi hutang

tersebut.

2) Perubahan dalam Manajemen

Jika memang diperlukan perusahaan mungkin harus melakukan

penggantian manajemen dengan orang yang lebih berkompeten.

Dengan begitu mungkin saja kepercayaan stakeholder bisa kembali

pada perusahaan. Hal ini untuk menghindari larinya investor

potensial pada kondisi financial distress.

2. Keuangan Syariah

a. Pengertian Keuangan Syariah

Keuangan syariah merupakan salah satu sistem keuangan yang

diterapkan dengan mengacu pada prinsip islam dan dasar hukum Islam

sebagai pedomannya. Hal ini tidak hanya berlaku pada sistemnya saja,

tetapi juga bagi para lembaga penyelenggara keuangan serta produk-

produk yang ditawarkan (Prudential.co.id diakses pada 12 Januari

2020).

Page 32: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

17

b. Sistem Pengelolaan Keuangan Syariah

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa mengelola keuangan

syariah sebenarnya berdasar pada prinsip-prinsip Islam. Hal ini

disebabkan oleh ajaran islam yang memang mengenal konsep untuk

memelihara kekayaan agar dapat dimiliki oleh semua manusia secara

baik dan adil. Tidak hanya itu, pengelolaan keuangan syariah juga harus

bermanfaat bagi banyak orang. Secara khusus, prinsip yang diterapkan

dalam sistem keuangan seperti ini yakni mengharapkan ridha Allah

SWT, bebas dari bunga karena hal tersebut dilarang dalam Al Qur‟an

serta menerapkan prinsip bagi hasil (Prudential.co.id diakses pada 12

Januari 2020).

Sementara itu untuk mengatur keuangan syariah terdiri dari tiga

garis besar yaitu pendapatan dana, prinsip investasi, dan penggunaan

dana. Pendapatan dana harus memperhatikan beberapa hal seperti

Mudharabah, Salam, Murabahah, Istishna, Musyarakah, dan Ijarah.

Prinsip Investasi menekankan sistem bahwa fungsi uang sebagai alat

tukar bukan sebagai barang dagangan atau komoditi yang bisa

diperjualbelikan begitu saja. Prosesnya pun harus melalui lembaga

keuangan bank syariah. Penggunaan dana dianjurkan untuk

menggunakan dana dengan tujuan yang jelas dan tidak boleh melanggar

syariat islam, seperti memenuhi kebutuhan hidup, menunaikan

kewajiban zakat, wakaf, infaq dan sedekah (Prudential.co.id diakses

pada 12 Januari 2020).

c. Pengelolaan Keuangan Syariah

Pengelolaan keuangan syariah harus berdasarkan prinsip-prinsip islam

yakni :

1) Mengharap Ridha Allah

Dalam mengelola keuangan syariah selain didasarkan pada

tujuan yang jelas juga mencapai ridha Allah SWT sehingga

Page 33: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

18

langkah-langkah yang diambil benar-benar berdasarkan petunjuk

dari Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

2) Terbebas dari Riba atau Bunga

Riba menurut pengertian bahasa berarti tambahan (az-ziyadah),

berkembang (an-numuw), meningkat (al-irtifa’), dan membesar

(al-uluw). Dengan kata lain riba adalah penambahan,

perkembangan, peningkatan dan pembesaran atas pinjaman

pokok yang diterima pemberi pinjaman dari peminjam sebagai

imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari sebagian

modalnya selama periode waktu tertentu.

3) Tidak ada investasi yang haram.

4) Sektor-sektor yang dibiayai adalah halal hukumnya.

5) Pembiayaan nya menerapkan prinsip profit sharing (bagi hasil)

baik untung maupun rugi, ijarah (sewa), rahn (gadai), bai’ (jual

beli) dan sebagainya.

d. Prinsip-prinsip Keuangan Syariah

1) Kebebasan Bertransaksi

Kebebasan ini harus didasari dengan prinsip suka sama suka dan

tidak ada yang dizalami dengan didasari dengan akad yang sah

dan tidak boleh pada produk yang diharamkan. Asas suka sama

suka dalam kegiatan perniagaan dan bisnis sangat penting untuk

diperhatikan. Tidak ada pula unsur paksaan yang dapat

menimbulkan kerugian di masing-masing pihak.

2) Bebas dari Maghrib (maysir yaitu judi atau spekulatif yang

berfungsi untuk mengurangi konflik dalam sistem keuangan,

gharar yaitu penipuan atau ketidakjelasan dan riba adalah

pengambilan tambahan dengan cara yang bathil).

3) Bebas dari upaya mengendalikan, merekayasa dan memanipuasi

harga.

Page 34: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

19

4) Semua orang berhak mendapatkan informasi yang berimbang,

memadai dan akurat agar terbebas dari ketidaktahuan

bertransaksi.

5) Pihak-pihak yang bertransaksi harus mempertimbangkan

kepentingan pihak ketiga yang mungkin dapat terganggu, oleh

karenanya pihak ketiga diberikan hak atau pilihan.

6) Transaksi didasarkan atas kerjasama yang saling

menguntungkan dan solidaritas. Serta harus ada kepastian

kontrak dan manfaat untuk kedua belah pihak.

7) Setiap transaksi dilaksanakan dalam rangka memajukan

kemashalatan manusia.

8) Mengimplementasikan zakat sebagai dasar distribusi pendapatan

dan kesejahteraan yang merata (Sumitra, 2017:112).

e. Karakteristik Keuangan Syariah

Menurut Umar Chapra (2000:166) karakteristik dari Keuangan Syariah

terdiri dari:

1) Kesejahteraan ekonomi yang diperluas dengan kesempatan.

2) Keadilan sosio ekonomi dan distribusi kekayaan dan pendapatan

yang merata.

3) Stabilitas nilai mata uang sebagai alat tukar yang dapat

diandalkan, standar yang adil bagi pembayaran cicilan dan alat

penyimpanan yang stabil.

4) Mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan

perekonomian dalam suatu cara yang adil sehingga

pengembalian keuntungan dapat dijamin bagi semua pihak yang

bersangkutan.

f. Instrumen Keuangan Syariah

Dalam sistem keuangan konvensional fungsi keuangan didasarkan

pada tingkat suku bunga. Sedangkan keuangan syariah memiliki misi

Page 35: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

20

untuk mewujudkan sistem keuangan yang berlandaskan keadilan,

kemanfaatan, kebersamaan, kejujuran, kebenaran, keseimbangan,

transparansi, anti eksploitasi, dan anti kezaliman. (Syinta,2018:77).

Menurut Andri (2017:58) terdapat beberapa instrumen dalam keuangan

Syariah, diantaranya adalah :

1) Instrumen keuangan yang memelihara keadilan yang dapat

menciptakan suasana yang memungkinkan alokasi dan distribusi

sumber daya yang sesuai dengan ajaran islam.

2) Mekanisme harga yang dapat meningkatkan efisiensi dalam

pemanfaatan sumber daya.

3) Intermediasi keuangan yang didasari oleh prinsip bagi hasil dan

risiko.

3. Perbankan Syariah

a. Bank Syariah

Kata bank berasal dari kata banque dalam bahasa Prancis, dari kata

„’banco‘’ dalam bahasa Italia yang berarti peti/lemari atau bangku. Kata

peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-

benda berharga seperti peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya.

Dalam Al Qur‟an istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit. Tetapi jika

yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur,

manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan

jelas, seperti zakat, sadaqah, ghanimah (rampasan perang), bai’(jual beli),

dayn (utang dagang), maal (harta) dan sebagainya yang memiliki fungsi

yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi (Arifin,

2013:89).

Berdasarkan Undang-undang Perbankan Syariah Indonesia No.21

tahun 2008, disebutkan bahwa bank terdiri atas dua jenis, yaitu bank

konvensional dan bank syariah. Bank Konvensional adalah bank yang

menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional yang terdiri atas Bank

Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun Bank Syariah

Page 36: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

21

adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip

syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) (dahulu disebut dengan nama Bank Perkreditan

Rakyat Syariah) (Yaya, 2014:89).

Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang

dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat

dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalama rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak (Ismail, 2009:44-45).

Pengertian Bank menururt PSAK nomor 31 dalam Standar Akutansi

Keuangan adalah bank merupakan suatau lembaga yang berperan sebagai

perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan

pihak pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi

memperlancar lalu lintas pemabayaran.

Berdasarkan pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, disebutkan bahwa bank syariah wajib menjalankan fungsi

menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Bank syariah juga dapat

menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul maal yaitu

menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, dan atau

dana sosial lainnya (antara lain denda terhadap nasabah atau ta’zir) dan

menyalurkannya kepada organisasai pengelola zakat. Selain itu bank

syariah juga dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang

dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan

kehendak pemberi wakaf (wakif) (Yaya, 2014:78).

Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam

pembukaan standar akutansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Acounting

and Auditing Organization for Islamic Financial Institution), sebagai

berikut: (Tim Pengembangan Perbankan Syariah INI, 2014).

Page 37: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

22

1. Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana

nasabah.

2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang

dimiliknya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah

dapat melakukan kegiatan jasa layanan perbankan sebagaimana

lazimnya.

4. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas

keuangan syariah, bank islam juga memiliki kewajiban untuk

mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan,

mendistribusikan) zakat serta dana dana sosial lainnya.

b. Tujuan Bank Syariah

1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara

islami, khususnya muamalat yang berkaitan dengan perbankan agar

terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis usaha atau

perdagangan lain yang mengandung unsur gharar. Selain dilarang

dalam islam, jenis usaha tersebut telah menimbulkan dampak

negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat. Oleh karena itu,

masyarakat harus selalu diedukasi untuk menjauhkan diri dari

kegiatan muamalat yang bertentangan dengan syariat.

2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan

meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi agar tidak terjadi

kesenjangan yang lebar antara pemilik modal dan pihak yang

membutuhkan dana.

3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan membuka peluang

berusaha yang lebih besar, terutama kelompok miskin yang

diarahkan pada kegiatan usaha yang produktif menuju terciptanya

kemandirian usaha.

4. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya

merupakan program utama dari negara-negara yang sedang

Page 38: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

23

berkembang. Upaya bank syariah dalam mengentaskan kemiskinan

berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjolkan sifat

kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap, seperti program

pembinaan pengusaha produsen, pembinaan pedagang perantara,

program pembinaan konsumen, program pengembangan modal

kerja, dan program pengembangan usaha bersama.

5. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Aktivitas bank

syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan

adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antar

lembaga keuangan. Hal ini hanya dapat dilakukan jika perbankan

syariah memprioritaskan sektor rill dalam kegiatan bisnisnya.

6. Untuk menyelamatkan kebergantungan umat islam terhadap bank

konvesnional yang masih menerapkan sistem bunga (Sumitra,

2017:101-102).

c. Prinsip-prinsip dasar Perbankan Syariah

Dalam UU No.21 Tahun 2008 tentang bank syariah mengatur tata

kelola Perbankan Syariah diantaranya adalah; (1) Bank Syariah dan UUS

wajib menerapkan tata kelola yang baik yang mencakup prinsip

transparansi, akuntabilitas, pertanggung jawaban, profesional, dan

kewajaran dalam menjalankan kegiatan usahanya, (2) Bank Syariah dan

UUS wajib menyusun prosedur internal mengenai pelaksanaan prinsip

prinsip tata kelola perbankan yang baik dan (3) Ketentuan lebih lanjut

mengenai tata kelola yang baik diatur dengan Peraturan Bank Indonesia

(Ikit, 2010:56).

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam

peraturan Bank Indonesia Nomor 11/13/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan

Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah dan Surat Edaran Bank Indonesia (BI) Nomor 12/13/DPbs tanggal

30 April 2010 diantaranya adalah:

Page 39: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

24

1. Prisnip keterbukaan (Transparency) Transparasni mengandung

unsur pengungkapan (disclosure) dan penyajian informasi secara

tepat waktu, memadai, jelas, akurat, tanggung jawab dan dapat

diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan

masyarakat. Dalam menerapkan prinsip transaparansi bank syariah

harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara

yang mudah diakses dan dipahami oleh pihak-pihak yang

berkepentingan sehingga dapat membantu dalam memilih dan

mengambil keputusan. Pihak-pihak berkepentingan diantaranya

internal dan eksternal seperti Dewan Pengawas Syariah, Komisaris,

Direksi, Manajemen bank syariah. Sedangkan pihak eksternal dari

investor, calon investor, kreditur, masyarakat, pemerintah dan

lainnya. Prinsip keterbukaan yang diterapkan oleh bank syariah

tidak mengurangi ketentuan UU terhadap kerahasian bank untuk

menjaga kepercayaan masyarakat.

2. Prinsip Akuntabilitas (Accountability) artinya menjelaskan fungsi

dan pelaksanaan pertanggungjawaban organisasai bank sehingga

pengelolaanya berjalan secara efektif. Bank Syariah harus

menetapkan tanggung jawab yang jelas dari setiap kompenen

organisasi, selaras dengan visi, misi, sasaran usaha, dan strategi.

Setiap komponen organisasai mempunyai kompetensi sesuai dengan

tanggung jawab masing-masing. Bank harus memiliki ukuran

kinerja dari semua jajarannya berdasarkan ukuran yang disepakati

secara konsisten, sesuai dengan nilai perusahaan (corporate value),

sasaran usaha, strategi bank, serta memiliki reward and punishment

system. Dalam menerapkan prinsip akuntabilitas, bank syariah

sebagai lembaga dan pejabat yang memiliki kewenangan harus

dapat mempertanggungjawakan kinerjanya secara transparan dan

akuntabel. Untuk itu, bank syariah harus dikelola secara sehat,

terukur, dan profesional dengan memperhatikan kepentingan

pemegang saham, nasabah, dan pemangku kepentingan lain.

Page 40: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

25

3. Prinsip Pertanggungjawaban (responsibility) artinya adalah

kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat.

4. Prinsip Profesional (Professional) yaitu memiliki kompetensi,

mampu bertindak objektif dan bebas dari pengaruh atau tekanan dari

pihak manapun (independen) serta memiliki komitmen yang tinggi

untuk mengembangkan bank syariah. Profesional mengandung

unsur kemandirian dari donasi pihak lain dan berlaku objektif dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya. Dalam hubungan dengan

penerapan prinsip profesional, bank syariah harus dikelola secara

independen agar masing-masing organ perusahaan beserta seluruh

jajaran dibawahnya tidak boleh saling mendominasi dan tidak dapat

diintervensi oleh pihak manapun yang dapat mempengaruhi

obyektivitas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya.

5. Prinsip Kewajaran (Fairness) artinya keadilan dan kesetaraan dalam

memenuhi hak-hak stakeholders berdasarkan perjanjian dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Sumber Hukum Perbankan Syariah

Perbankan Syariah sebagai salah satu sistem perbankan nasional

memerlukan berbagai sarana pendukung agar dapat memberikan kontribusi

yang maksimal bagi pengembangan ekonomi nasional. Tuntutan atas

pengaturan perbankan syariah semakin meningkat dengan

mempertimbangkan volume dan pertumbuhan usaha bank syariah yang

begitu pesat. Salah satu sarana pendukung penting yaitu adanya pengaturan

yang memadai dan sesuai dengan karakteristiknya. Terkait hal tersebut,

maka pengaturan tersendiri bagi bank syariah merupakan hal mendesak

untuk dilakukan untuk menjamin terpenuhinya prinsip-prinsip syariah

(Jundiani, 2009:114-115).

Page 41: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

26

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwasanya untuk

menentukan keabsahan suatu transaksi perbankan berdasarkan prinsip

syariah tolak ukurnya mengacu pada beberapa sumber-sumber hukum yang

terdiri dari :

1. Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang No.10 Tahun 1998.

2. Undang-undang No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

3. Ketentuan perundang-undangan khususnya KUH Perdata tentang

perikatan dan undang-undang No.8 tahun 1999 tentang

perlindungan konsumen.

4. Peraturan-peraturan Bank Indonesia tentang perbankan syariah.

5. Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesaia

(Fatwa DSN-MUI) sebagaimana fatwa tersebut dikeluarkan

berdasarkan Al Qur‟an dan as-sunnah/al-hadits sebagai sumber

hukum islam.

6. Fatwa-fatwa berbagai mazhab tentang transaksi keuangan syariah

sepanjang belum ditentukan dalam fatwa Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia.

7. Putusan-putusan Pengadilan Agama Indonesia dan putusan-putusan

Badan Syariah Nasional (BASYARNAS) Majelis Ulama Indonesia.

8. Berbagai pandangan/doktrin dari para ilmuwan hukum mengenai

aspek aspek hukum berbagai produk finansial syariah (Sjahdeini,

2014:78).

3 . Risiko Kebangkrutan

a. Pengertian Risiko Dalam Perbankan

Sebagai lembaga intermediary dan seiring dengan situasi

lingkungan eksternal dan internal perbankan yang mengalami

perkembangan pesat, bank syariah akan selalu berhadapan dengan

berbagai jenis risiko dengan kompleksitas yang beragam dan melekat

pada bidang usahanya. Risiko dalam konteks perbankan merupakan

Page 42: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

27

suatu kejadaian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipated)

maupun yang tidak dapat diperkirakan (unaticipated) yang dapat

berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Risiko-

risiko tersebut tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan

dikendalikan. Oleh karena itu, sebagaimana lembaga perbankan pada

umunya bank syariah juga memerlukan serangkaian prosedur dan

metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,

memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha

atau yang biasa disebut dengan manajemen risiko (Karim, 2014:88).

Risiko merupakan suatu peristiwa yang memiliki potensi efek

negatif yang muncul dari suatu tindakan baik yang sedang dilakukan

pada masa sekarang maupun di masa mendatang (Susilo, 2015:45).

Risiko dibedakan menjadi dua yaitu risiko internal dan eksternal. Risiko

internal adalah risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri

seperti kelalaian, human error, korupsi, kesalahan kerja, kesalahan

manajemen. Sedangkan risiko eksternal merupakan risiko yang berasal

dari luar perusahaan, seperti risiko pencurian, penipuan, bencana alam

dan kondisi makro yang tidak stabil (Suganda, 2015:56).

Menurut Surat Al Hasyr Ayat 18 risiko merupakan sebuah

sunatullah, sehingga manusia tidak dapat menghindar dari risiko. Usaha

yang dapat dilakukan manusia dalam menghadapi risiko adalah

memprediksi dan mengukur terjadinya risiko yang akan dihadapi

sebagai upaya untuk mengurangi risiko tersebut. Agama Islam

menjelaskan bahwa seluruh apa yang terjadi di muka bumi ini sudah di

atur Allah SWT baik itu kematian, rizki, jodoh, kecelakaan serta takdir

Allah. Manusia hanya diberikan kesempatan oleh Allah untuk

melakukan ikhtiar dan doa. Ikhtiar yang dilakukan adalah dengan

melakukan perencanaan dan usaha yang dilakukan dalam menghadapi

peristiwa di masa yang akan datang.

Kebangkrutan adalah suatu peristiwa kegagalan atau

ketidaksanggupan yang dialami perusahaan dalam memenuhi kewajiban

Page 43: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

28

kepada debitur karena perusahaan mengalami ketidakcukupan dana

untuk menjalankan usahanya sehingga tujuan tidak tercapai (Amilia dan

Syntia, 2018:73). Sebelum terjadi adanya kebangkrutan yang dialami

oleh perusahaan, salah satunya adalah terjadinya penurunan kinerja

keuangan. Istilah kebangkrutan dapat disamakan dengan istilah

financial distress (Autecheva dalam Laila, 2017:8).

Perbankan syariah adalah lembaga investasi dan perbankan yang

beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariah. Sumber dana yang didapat

harus sesuai dengan syariah dan alokasi investasi yang dilakukan

bertujuan untuk menumbuhkan ekonomi dan sosial masyarakat. Zamir

Iqbal dan Abbas Mirakhor (2013:89) melihat risiko yang dihadapi

perbankan Islam dikelompokkan menjadi empat klasifikasi. Meliputi

pertama, risiko keuangan (financial) yang mempunyai dampak langsung

pada aset liablilitas sebuah bank. Risiko finansial ini sendiri dibedakan

menjadi tiga bagian meliputi risiko kredit, risiko pasar, dan risiko

investasi equitas (khusus untuk pembiayaan non bank). Kedua, risiko

bisnis, yaitu terkait dengan persaingan bank dan prospek dari

keberhasilan bank dalam perubahan pasar. Risiko bisnis meliputi risiko

tingkat pengembalian dan risiko penarikan. Ketiga, risiko treasury

meliputi risiko yang bersumber dari manajemen sumber daya finansial

institusi dalam term manajemen kas, manajemen ekuitas, manajemen

likuiditas jangka pendek dan manajemen aset liabilitas (MAL).

Keempat, risiko pemerintah yang meliputi risiko operasional, risiko

transparansi, risiko syariah, dan risiko reputasi.

b. Pengertian Kebangkrutan

Kebangkrutan diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan

untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang

menyebabkan kebangkrutan atau kesulitan likuiditas yang mungkin

sebagai awal kebangkrutan. Suatu perusahaan dianggap mengalami

kebangkrutan atau kegagalan keuangan karena tingkat pengembalian

Page 44: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

29

yang diperoleh perusahaan lebih kecil dari total biaya yang harus

dikeluarkannya dalam jangka panjang. Kesulitan keuangan yang

terus menerus dihadapi perusahaan karena biaya yang dikeluarkan

lebih besar dari pendapatannya akan mengancam kelangsungan usaha

perusahaan dalam jangka panjang. Akumulasi kesulitan mengelola

keuangan dalam jangka panjang akan mengakibatkan nilai aset yang

lebih kecil dibandingkan dengan kewajiban totalnya (Rudianto,

2013:44)

c. Faktor-Faktor Kebangkrutan

Faktor-faktor kebangkrutan antara lain sebagai berikut : (Munawwir,

2010:34-35)

1. Kondisi internal perusahaan adalah terlalu besarnya kredit yang

diberikan kepada debitur/langganan, manajemen yang tidak efisien

meliputi hasil penjualan yang tidak memadai, kesalahan dalam

menetapkan harga jual, pengelolaan utang piutang yang kurang

memadai, struktur biaya (produksi, administrasi, pemasaran dan

finansial) yang tinggi, tingkat investasi dalam aset tetap dan

persediaan yang melampaui batas (overinvestment), kekurangan

modal kerja, ketidakseimbangan dalam struktur permodalan, aset

tidak diasuransikan atau asuransi dengan jumlah

pertanggungjawaban yang tidak cukup untuk menutupi

kemungkinan rugi yang terjadi, sistem dan prosedur akuntansi yang

kurang memadai.

2. Kondisi eksternal yang bersifat umum. Faktor politik, ekonomi,

sosial, dan budaya serta tingkat campur tangan pemerintah dimana

perusahaan tersebut berada. Disamping itu penggunaan teknologi

yang keliru akan mengakibatkan kerugian dan akhirnya

mengakibatkan bangkrutnya perusahaan dan faktor eksternal yang

bersifat khusus adalah faktor-faktor luar yang berhubungan

langsung dengan perusahaan antara lain faktor pelanggan

Page 45: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

30

(perubahan selera atau kejenuhan konsumen yang tidak terdeteksi

oleh perusahaan mengakibatkan menurunnya penjualan dan

akhirnya merugikan perusahaan, pemasok dan faktor pesaing.

d. Indikator Kebangkrutan

Menururt Syafrida (2015:17) ada beberapa hal yang dapat

dijadikan alasan untuk menyatakan bahwa perusahaan tersebut

berada dalam kondisi kesulitan keuangan. Antara lain sebagai

berikut:

1. Terjadinya penurunan aset. Hal ini ditandai dengan semakin

rendahnya nilai total aset pada neraca, jika dilihat dari

pengukuran rasio aktivitas maka nilai perputaran aset yang

semakin rendah, demikian pula dengan perputaran piutang dan

perputaran persediaan yang semakin rendah pula.

2. Penurunan penjualan menunjukan bahwa tidak terjadi

pertumbuhan usaha, semakin rendahnya produktivitas berarti

bahwa ada permasalahan yang besar didalam penetapan strategi

penjualan. Apakah berkaitan dengan penurunan volume

penjualan maupun harga, kemampuan memasarkan, produk

yang kurang diminati, dan lain-lain.

3. Perolehan laba dan profitabilitas yang semakin rendah. Ada dual

hal penting yang dapat memicu penurunan laba yakni

pendapatan dan beban, biasanya disebabkan karena biaya

meningkat. Walaupun terjadi peningkatan pendapatan tetapi

apabila peningkatan beban tinggi maka tidak akan terjadi

peningkatan laba. Hal tersebut akan terungkap dalam rasio

profitabilitas, sebagai alat ukur kemampuan menghasilkan laba.

Jika laba menurun biasanya akan diikuti dengan penurunan rasio

profitabilitas pula.

4. Berkurangnya modal kerja. Modal kerja sebagai bagian penting

dalam kegiatan operasional perusahaan, modal kerja

Page 46: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

31

mencerminkan kemampuan perusahaan mengelola

pembiayaan perusahaan, dengan pendanaan yang dimiliki maka

diharapkan produktivitas perusahaan berjalan dengan lancar.

Semakin tinggi modal kerja maka diharapkan produktivitas

meningkat sehingga profitabilitas juga semakin tinggi.

e. Masalah Dalam Kebangkrutan

Menurut Brigham dan Gapenski (2008:2-3), dalam Safitra,

Kertahadi, dan Handayani (2013). Kebangkrutan dapat diartikan

dalam beberapa cara tergantung masalah yang dihadapi perusahaan

diantaranya adalah :

1. Kegagalan Ekonomi (Economic Failure)

Kegagalan ekonomi mengindikasikan bahwa pendapatan

perusahaan tidak mampu menutupi biaya totalnya, termasuk

biaya modal. Perusahaan yang mengalami kegagalan ekonomi

dapat terus beroperasi selama pemilik perusahaan bersedia

mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih rendah.

2. Kegagalan Usaha (Business Failure)

Istilah kegagalan usaha digunakan untuk mengelompokkan

kegiatan bisnis yang telah menghentikan operasinya kemudian

berakibat kerugian pada kreditur. Namun, tidak semua

perusahaan yang menutup usahanya dianggap gagal.

3. Insolvensi Teknis (Technical Insolvency)

Perusahaan dianggap mengalami insolvensi teknis jika tidak

mampu membayar kewajiban jangka pendek pada saat jatuh

tempo. Insolvensi teknis mengindikasikan tingkat likuiditas yang

sangat rendah dan mungkin hanya bersifat sementara. Perusahaan

juga dimungkinkan untuk meningkatkan jumlah kas dan

membayar kewajibannya sehingga masih tetap dapat bertahan.

Inslovensi dalam kebangkrutan (Insolvency in Bankruptcy) hal ini

terjadi ketika kewajiban total perusahaan melebihi nilai total

Page 47: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

32

aktivanya. Kondisi ini jauh lebih serius dari insolvensi teknis dan

cenderung mengarah kepada likuidasi.

4. Kebangkrutan Secara Resmi (Legal Bankruptcy)

Meskipun istilah bangkrut diperuntukkan bagi perusahaan yang

mengalami kegagalan usaha, perusahaan tidak akan secara resmi

dinyatakan bangkrut kecuali perusahaan mengalami

kebangkrutan berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Federal

Bankruptcy Act (Undang-undang Kebangkrutan) dan telah

dinyatakan bangkrut oleh pengadilan.

f. Manfaat Informasi Kebangkrutan

Menururt Hanafi dan Halim (2009:57) informasi

kebangkrutan dapat bermanfaat bagai beberapa pihak yang

membutuhan diantaranya adalah :

1. Pemberi Pinjaman

Informasi kebangkrutan dapat bermanfaat untuk mengambil

keputusan siapa yang akan diberi pinjaman dan kemudian

bermanfaat untuk memonitor kebijakan pinjaman yang diberikan.

2. Investor

Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan suatu perusahaan

tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya

kemungkinana bangkrut atau tidaknya suatu perusahaan yang

menjual surat berharga tersebut. Investor yang menganut strategi

aktif akan mengembangkan model prediksi kebangkrutan untuk

melihat tanda-tanda kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian

mengantisipasi kemungkinan tersebut.

3. Pihak Pemerintah

Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah mempunyai

tanggung jawab untuk mengawasi jalannya suatu usaha (misal

sektor perbankan). Selain itu pemerintah juga memiliki badan-

badan usaha (BUMN) yang harus selalu diawasi. Lembaga

Page 48: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

33

pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda

kebangkrutan lebih awal supaya tindakan-tindakan yang perlu

bisa dilakukan lebih awal.

4. Akuntan

Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi

kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai

kemampuan going concern suatu perusahaan.

5. Manajemen

Kebangkrutan berarti munculnya biaya-biaya yang berkaitan

dengan kebangkrutan dan biaya-biaya ini terbilang cukup besar.

Suatu penelitian menunjukan biaya kebangkrutan bisa mencapai

11-17 persen dari nilai perusahaan. Contoh biaya kebangkrutan

yang langsung adalah biaya akuntan dan biaya penasihat hukum.

Sedangkan contoh biaya kebangkrutan yang tidak langsung

adalah hilangnya kesempatan penjualan dan keuntungan karena

beberapa hal seperti pembatasan yang mungkin diberlakukan oleh

pengadilan. Apabila manajemen bisa memprediksi kebangkrutan

ini lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan dapat

dilakukan, misal dengan melakukan merger atau restrukturisasi

keuangan sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari.

Page 49: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

34

C. Tinjauan Kajian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tema

penelitian ini yang penulis cantumkan sebagai bahan pembanding adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tinjauan Kajian Terdahulu

No Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan

1 Analisa

perbandingan

resiko

kebangkrutan

pada bank

syariah

devisa dan

non devisa

dengan

menggunaka

n metode

Altman z

score periode

2010-2014

Hilman

Abrori

(2015)

Dari

penelitian

tersebut

berdasarkan

perhitungan

tingkat resiko

kebangkrutan

yang

dilakukan

pada BUSN

devisa dari

tahun 2010

sampai tahun

2014 dapat

disimpukan

bahwa tidak

ada bank

yang

diprediksi

akan

bangkrut.

Nilai z score

dari keempat

bank diatas

nilai cut off

Seluruh populasi

penelitian diambil

sebagai sampel

penelitian

Menggunakan

metode

pengumpulan data

melalui studi

dokumentasi dan

studi pustaka

Menggunakan

analisis

diskriminan

Menggunakan

populasi 4

bank Syariah

devisa dan 6

bank Syariah

non devisa

Laporan

keungan

periode 2010-

2012

Page 50: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

35

risiko tinggi

bangkrut

yaitu 1,88.

Walaupun

begitu

cenderung

terjadi

penurunan Z

score dari

tahun

ketahun yang

mengindikasi

kan

bertambahny

a resiko

kebangkrutan

. Rata rata z

score BUSN

devisa pada

2010 adalah

4,467,

kemudian

turun menjadi

4,384 pada

tahun 2011

dan turun lagi

sebesar

10,68% pada

tahun 2012

menjadi

4.367

Page 51: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

36

2 Pengaruh

kinerja

keuangan

terhadap

risiko Bank

Umum

Syariah di

Indonesia

(Metode

Altman z

score

Modifikasi)

Luluk

Afiqoh

dan

Nisful

Laila

(2018)

Berdasarkan

hasil

penelitian

tersebut

menunjukan

bahwa

kinerja

keuangan

yang dikur

melaului

variabel

adequacy

ratio,

financing to

deposit

ratio,leverag

e, bank size,

loan to asset

ratio dan

return on

asset

berpengaruh

signifikan

secara

simultan

terhadap

resiko

kebangkrutan

. Sedangkan

secara parsial

variabel

Menggunakan

model analisis

altman z score

Variabel

Independen

Capital

Adequacy

Ratio (CAR),

Financing To

Deposit Ratio

(FDR), Rasio

Leverage,Ban

k Size dan

Loan To aset

ratio dan

Return On

Assets

(ROA).

Variabel

dependen nya

adalah Risiko

Kebangkurtan

di Bank

Umum

Syariah di

Indonesia.

Periode yang

digunakan

pun rentang

waktu 2011-

2017

Page 52: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

37

capital

adequacy

ratio,

fianncing to

deposit ratio,

bank size

berpengaruh

negatif

signifikan

serta return

on asset

berepengaruh

positif tidak

signifikan

terhadap nilai

Altman z

score sebagai

pengukur

risiko

kebangkrutan

pada bank

umum

syariah di

Indonesia.

3 Studi

komparasi

efisiensi

kualitas aset

dan stabilitas

pada Bank

Elsa

dan

Wiwik

Utamai

(2015)

Berdasarkan

penelitian ini

diketahui

bahwa

terdapat

perbedaan

Keduanya sama

sama

menggunakan

Bank Mandiri

syariah sebagai

objek penelitian

Perbandingan

efisiensi,kuali

tas aset dan

stabilitas pada

perbankan

syariah dan

Page 53: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

38

Umum

Syariah dan

Bank Umum

Konvensional

di Indonesia

periode

2010-2014

pada efisiensi

Bank Umum

Syariah dan

Bank Umum

Konvensional

dimana hasil

penelitian ini

membuktikan

bahwa Bank

Umum

Konvensional

lebih efisien

dibandingkan

Bank Umum

Syariah serta

tidak terdapat

perbedaan

stabilitas

Bank Umum

Syariah serta

Bank Umum

konvesional

di Indonesia

periode

2010-2014.

Akan tetapi

terdapat

kecendrunga

n bahwa

Bank Umum

Syariah lebih

konvensional

di Indonesia

-Periode

penelitian

2010-2014

Menggunakan

teknik

statistik uji

beda dua rata-

rata

(Independent

sample t-test)

-Variabel

independen

efisiensi,kuali

tas aset dan

stabilitas

Page 54: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

39

stabil

dibandingkan

Bank Umum

Konvensional

4 Prediksi

kebangkrutan

dengan

Model

Altman Z

score pada

Bank Umum

Syariah di

Indonesia

periode 2013-

2015

Nunung

Elhayat

i (2017)

Dalam

penelitian ini

dikatakan

bahwa

selama

periode 2013-

2015 BNI

Syariah,

Bank Syariah

Mandiri dan

BRI Syraiah

mempunyai

nilai Z score

lebih dari

2,90.

Berdasarkan

klasifikasi

pada model

Altman z

score lebih

dari 2,90

menunjukan

bahwa bank

tersebut

berada dalam

kondisi yang

tidak

Sama sama

menggunakan

data sekundar

yakni laporan

keuangan dari

Bank-bank yang

menjadi objek

penelitian

Periode

penelitian

hanya 3 tahun

yakni dari

tahun 2013-

2015

Populasi

dalam

penelitian ini

adalah 12

Bank Syariah

yang terdapat

di Indonesia

Menggunakan

Metode

Purposive

sampling

Page 55: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

40

bangkrut.

5 Financial

Stability of

Islamic

Banks;

Empirical

Evidence

Akem

Kolawo

le

Adedun

tan dkk

(2016)

Perbankan

Syariah di

Malaysia

secara

fianansial

cenderung

stabil dan

mampu

bertahan dari

berbagai

tekanan

keuangan

Pengukuran

stabilitas

menggunakan

metode Altman z

score

Sampel yang

diambil

adalah 16

Bank Syariah

di Malaysia

periode 2008-

2012

6 Financial

Distress and

Bank Failure‟

Lesson From

Closure Ihlas

Finans in

Turkey

Salman

Syed

Ali

(2006)

Kebangkruta

n ihlas finans

di Turkey

disebabkan

oleh risiko

operasional

dalam

internal

lembaga itu

sendiri

Terdapat

beberapa

persamaaan

dalam rasio rasio

keuangan yang

menjadi

pengukuran

seperti halnya

capital adeqauacy

Ration dan

Working capital

to total assets

Tidak

menggunakan

metode

altman z

score dalam

analisa

kebangkrutan

nya.

7 Analisis

kebangkrutan

resiko

keuangan

Bank Umum

Dyah

Praptiw

i (2014)

Berdasarkan

penelitian ini

diketahui

bahwa terjadi

kebangkrutan

Menngunakan

data sekunder dari

laporan keuangan

bank

Penelitian ini

menggunakan

variable sales

to to total

assets sebagai

Page 56: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

41

Konvensional

dan Bank

Umum

Syariah‟‟

resiko

keuangan

Bank Umum

Konvensional

dan Bank

Umum

Syariah. Ini

dibuktikan Z

score untuk

Bank Umum

Konvensional

lebih kecil

atau sama

dengan 1,81

(z score

≤1,81) dan Z

score untuk

Bank Umum

Konvesnional

lebih kecil

atau sama

dengan 1,81

(z score ≤

1,81). Jadi

hipotesa yang

menyatakan

bank umum

syariah tidak

terdapat

resiko

kebangkrutan

bagian dari

variable

independent

nya.

Membanding

kan resiko

kebangkrutan

bank umum

Syariah dan

konvensional

di Indonesia

Terdapat 6

populasi

sampel yang

terdiri dari 3

bank umum

Syariah dan 3

bank umum

Page 57: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

42

tidak terbukti

kebenarannya

.

Sumber : Diolah dari berbagai referensi

Page 58: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

43

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM SYARIAH

LAPORAN KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DI ASIA

TAHUN 2014-2018

Laporan Keuangan Bank Umum Syariah di

Indonesia

Laporan Keuangan Bank Umum Syariah di

Benua Asia Lainnya

Rasio Keuangan

1. Working Capital to Total Assets

2. Retained Earning to Total Assets

3. Earning Before Interest and Taxes

to Total Assets

4. Book Value of Equity to Book Value

of Total Liabilities

Rasio Keuangan

1. Working Capital to Total Assets

2. Retained Earning to Total Assets

3. Earning Before Interest and Taxes

to Total Assets

4. Book Value of Equity to Book

Value of Total Liabilities

Membandingkan tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di Indonesia dan beberapa

negara di Asia dari hasil analisis rasio keuangan

Hasil dan Pembahasan

Z - score

Uji Normalitas

Uji Hipotesis Uji Beda

One Sample t-test Uji Binomial Uji ANOVA Uji Kruskal- Wallis

Kesimpulan dan Saran

Page 59: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam

suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2014:98).

Populasi dalam penelitian ini adalah lima Bank Umum Syariah yang

terdapat di Asia.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk

menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian

suatu objek (Sugiyono, 2016:75-76). Teknik pemilihan sampel dalam

penelitian ini adalah teknik purposive sampling yang merupakan teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2016:87). Pertimbangan dalam penentuan sampel dalam penelitian ini

adalah adalah sebagai berikut.

1. Bank Umum Syariah (BUS) di Asia yang negaranya termasuk

dalam peringkat lima besar dalam pengembangan keuangan syariah

menurut Islamic Finance Country Index (IFCI) 2019 terdapat di

Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi dan Brunei Darussalam.

2. Bank Umum Syariah dengan peringkat Top 5 berdasarkan total aset

terbesar di masing-masing negara per Desember 2018.

3. Bank Umum Syariah yang mempublikasikan Laporan Keuangan di

website resmi masing-masing selama periode penelitian.

4. Data keuangan di masing-masing Bank Umum Syariah memiliki

data yang sesuai dengan variabel penelitian.

Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka proses

pengambilan sampel dapat dilihat dalam tabel berikut :

Page 60: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

45

Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel

No Keterangan Jumlah Observasi

1 Bank Umum Syariah (BUS) di Asia yang

negaranya termasuk dalam peringkat 5 besar

dalam pengembangan keuangan syariah

menurut Islamic Finance Country Index

(IFCI) 2019 terdapat di Indonesia, Malaysia,

Iran, Arab Saudi dan Brunei Darussalam.

5 Bank Syariah

2 BUS dengan peringkat Top 5 berdasarkan

total aset terbesar di masing-masing negara

per Desember 2018.

5 Bank Syariah

3 BUS yang mempublikasikan Laporan

Keuangan di website resmi dan selama

periode penelitian.

25 Laporan Tahunan (5

Bank Syariah x 5

Tahun)

4 Data keuangan di masing-masing BUS

memiliki data yang sesuai dengan variabel

penelitian.

25 Laporan

Dari tabel tersebut, dapat diperoleh sampel yakni data keuangan

Bank Umum Syariah dengan Top 5 berdasarkan total aset yaitu sebagai

berikut :

No Nama Negara Nama Bank Umum Syariah

1 Indonesia Bank Syariah Mandiri

2 Malaysia CIMB Islamic Berhad

3 Arab Saudi Al-Rajhi Bank

4 Iran Parsian Bank

5 Brunei Darussalam Bank Islam Brunei Darussalam

Page 61: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

46

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah lima bank di lima negara di Asia

meliputi Indonesia, Malaysia, Iran, Arab Saudi dan Brunei Darussalam.

Bank Syariah yang diteliti berjumlah lima bank dengan satu bank di

Indonesia dan empat bank di negara lainnya. Penelitian ini dilakukan dalam

kurun waktu tahun 2014-2018.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari laporan keuangan bank yang menjadi objek dari penelitian

ini. Laporan keuangan tersebut diperoleh dari website resmi bank yang

bersangkutan. Data Sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk

maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi (Sugiyono,

2010:56).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat komparatif

menggunakan data panel. Data Panel adalah gabungan dari data time series

dan cross section. Data panel memiliki struktur data yang observasinya

meliputi unit sektor dan unit waktu sehingga heterogenitas dalam data panel

tidak dapat dihindari baik antar sektor maupun antar waktu (Sugiyono,

2010:29-30).

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Field Research

Penelitian ini menggunakan data panel yang diperoleh dari website

resmi masing-masing bank syariah di lima negara di Asia dalam kurun

waktu 2014-2018.

2. Library Research

Pengumpulan data diperoleh dari beberapa sumber dan literatur seperti

buku, jurnal ilmiah, artikel dan sebagainya yang memiliki hubungan

dengan penelitian ini.

Page 62: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

47

3. Internet Research

Penelitian ini juga menggunakan data dan informasi yang terpercaya

yang diperoleh dari internet untuk menunjang informasi dalam

penelitian ini.

E. Teknik Pengolahan Data

1. Mengukur Tingkat Kebangkrutan ( Z-score)

Teknik pengolahan data adalah cara mengolah data menjadi

informasi sehingga karakteristik atau sifat-sifatnya dapat dengan mudah

dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan

dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun

induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter)

berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (Arikunto, 2010:88)

Pengolahan data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

oleh orang lain (Sugiyono, 2014:110)

Sejumlah studi telah dilakukan untuk mengetahui kegunaan analisis

rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan atau kebangkrutan usaha.

Salah satu studi tentang prediksi ini adalah Multiple Discriminant Analysis

yang telah dilakukan oleh Altman. Penelitian yang dilakukan oleh Edward

I. Altman yaitu mencari kesamaan rasio keuangan yang biasa dipakai untuk

memprediksi kebangkrutan untuk semua negara studinya.

Analisis Kebangkrutan Z score adalah suatu alat yang digunakan

untuk meramalkan tingkat kebangkrutan suatu perusahaan dengan

menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian dimasukkan dalam

suatu persamaan diskriminan. Altman telah mengkombinasikan beberapa

Page 63: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

48

rasio menjadi model prediksi dengan teknik statistik yaitu analisis

diskriminan yang digunakan untuk memprediksi terjadinya kebangkrutan

perusahaan dengan istilah Z-Score.

Z-Score merupakan score yang ditentukan dari hitungan standar

yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan.

Formula Z-Score untuk memprediksi kebangkrutan dari Altman merupakan

sebuah multivariate formula yang digunakan untuk mengukur kesehatan

finansial dari sebuah perusahaan. Altman menemukan lima jenis rasio

keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara

perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut (Hanafi, 2010:23).

Altman Z-Score ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut: Z-Score = (Altman, 1968:594) Keterangan : = Modal kerja

terhadap Total Aktiva (Working Capital to Total Assets) = Laba ditahan

terhadap Total Aktiva (Retained Earnings to Total Assets) = Pendapatan

sebelum Pajak dan Bunga terhadap Total Aktiva (Earnings Before Interest

and Taxes to Total Assets) = Nilai buku ekuitas terhadap nilai buku total

liabilitas (Book Value of Equity to Book Value of Total Liability) (Hanafi,

2010:17).

Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,99

diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang

mempunyai skor Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial

bangkrut. Selanjutnya skor antara 1,81 sampai 2,99 diklasifikasikan sebagai

perusahaan pada grey area atau daerah kelabu dengan nilai “cut-off “ untuk

indeks ini adalah 2,675 (Muslich, 2010:37).

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis diskriminan yang mana ini merupakan sebuah persamaan yang

menunjukan kombinasi linear dari berbagai variabel independen.

D = b0+b1X+B2x2+B3x3+…+ BKxK

D : Skor Diskriminan

B : Koefisien diskriminan atau bobot varaiabel

X : Predictor atau variabel independen

Page 64: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

49

Analisis diskriminan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis diskriminan model Altman Z score yang dirumuskan oleh Altman

dengan rumus sebagai berikut.

Z = 6, 56 X1+3,26 X2+6,72X3+1,05X4

1. X1: Working Capital to Total Asset

Adalah perbandingan antara modal kerja bersih dengan total aktiva

yang dimiliki oleh perbankan. Variabel ini digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendek yang dimiliki perusahaan.

2. X2: Retained Earning to Total Assets

Adalah perbandingan antara saldo laba dengan total aktiva yang

dimiliki perusahan. Variabel ini digunakan untuk mendeteksi

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang

ditinjau dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba

dibandingkan dengan kecepatan earning assets.

3. X3 Earning Before Interest and Taxes to Total Assets

Adalah perbandingan antara laba sebelum biaya bunga dan pajak

dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Variabel ini digunkan

untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam

keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua

investor termasuk pemegang obligasi dan saham.

4. X4: Book Value of Equity to Book Value of Total Liability

Adalah perbandingan antara nilai buku dari ekuitas dengan nilai

total buku hutang.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif

dengan hasil pengukuran perhitungan Z-score. Data berupa laporan

keuangan yang berasal dari situs resmi bank bersangkutan diolah secara

manual untuk mendapatkan nilai dari variabel X1, X2 X3 dan X4. Setelah

Page 65: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

50

mendapatkan nilai variabel X1, X2 X3, X4, selanjutnya nilai variabel

tersebut dimasukkan pada model analisis diskriminan prediksi perusahaan

non-manufacturing dari Altman dengan bantuan perangkat lunak komputer

Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai Z-Score. Kemudian nilai dari Z

score tersebut dibandingkan dengan ketentuan yang sudah berlaku yaitu:

a. Bila Z < 1,88 maka termasuk perusahaan bangkrut/ tidak sehat.

b. Bila 1,88< Z < 2,99 maka termasuk grey area (kondisi kritis rawan).

c. Bila Z > 2,99 maka termasuk perusahaan sehat.

Dari hasil diatas dapat diketahui bank-bank yang diprediksi akan

mengalami kebangkrutan dan yang tidak akan mengalami kebangkrutan.

Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata nilai Z-score dari

kelompok bank umum syariah di Indonesia maupun dari bank syariah di

Asia untuk kemudian dibandingkan keduanya untuk mengetahui mana

kelompok bank yang memiliki risiko kebangkrutan yang lebih besar.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian data untuk melihat apakah nilai

residual terdistribusi normal atau tidak (Imam Ghazali, 2011:90). Data yang

berdistribusi normal akan memperkecil kemungkinan terjadinya bias.

Dalam penelitian ini untuk mengetahui kenormalan distribusi data

menggunakan Kolmogrov-Smirnov Test melalui program SPSS 21 for

windows.

Apabila nilai Asymp. Sig. Suatu variabel lebih besar dari level of

significant 5% (> 0,050) maka variabel tersebut terdistribusi normal,

sedangkan jika nilai Asymp. Sig. Suatu variabel lebih kecil dari level of

significant 5% (< 0,050) maka variabel tersebut tidak terdistribusi dengan

normal.

Page 66: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

51

3. Uji Kruskal Wallis

Uji Kruskal Wallis adalah salah satu peralatan statistika

nonparametrik dalam kelompok prosedur untuk sampel independen. Uji

Kruskal Wallis adalah uji yang digunakan untuk mempelajari perbedaan

rata-rata lebih dari dua kelompok. Sebagaimana uji nonparametrik lainnya

Uji Kruskal Wallis tidak memerlukan asumsi normal dan homogen pada

distribusi induknya. Uji Kruskal Wallis digunakan ketika kita ingin

membandingkan dua variabel yang diukur dari sampel yang tidak sama

(bebas) dimana kelompok yang diperbandingkan lebih dari dua (Junaidi,

2010:105)

Rumus Pengujian Uji Kruskal Wallis adalah:

Di mana

N : Jumlah Sampel

Ri : Jumlah Peringkat pada kelompok i

Ni : Jumlah sampel pada kelompok i

N = ∑ni : banyaknya seluruh kasus

k : banyaknya sampel

∑ki=1 :menunjukkan penjumlahan seluruh k sampel

(kolom-kolom) mendekati distribusi Chi square dengan db = k-

1 untuk ukuran ukuran sampel sebesar n yang cukup besar

4. Uji Post Hoc Mann Whitney

Uji Post Hoc merupakan pengujian lanjutan setelah dilakukan uji

beda. Uji Post Hoc dilakukan apabila terdapat perbedaan yang signifikan

diantara variabel independen. Apabila data berdistribusi normal uji Post

Hoc yang dilakukan adalah Uji Posy Hoc Anova. Namun apabila data tidak

berdistribusi normal maka pengujian yang dilakukan Uji Nonparametrik

Page 67: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

52

yakni menggunakan Mann Whitney U-Test. Mann Whitney U Test

merupakan pengujian untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata antara

rata-rata dua populasi yang distribusinya sama melalui dua sampel

independen yang diambil dari kedua populasi. Uji Mann Whitney

melakukan pengujian pada dua sampel independen (Two Independent

Sample Test) dengan bentuk data ordinal. Asumsi dalam Uji Mann Whitney

adalah sebagai berikut :

1. Skala data variabel terikat adalah ordinal, interval, atau rasio.

Apabila skala interval atau rasio, asumsi normalitas tidak terpenuhi

(Normalitas dapat diketahui setelah uji normalitas).

2. Data berasal dari dua kelompok.

3. Variabel independen satu dengan yang lainnya, artinya data berasal

dari kelompok yang berbeda atau tidak berpasangan.

4. Varians kedua kelompok sama atau homogen.

Page 68: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

53

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam perkembangan keuangan syariah dunia perbankan syariah

merupakan sektor terbesar dalam industri keuangan Islam yang mana

perbankan syariah mampu memberikan kontribusi sebesar 71 persen atau

setara dengan USD 1,72 triliun dari total aset industri (Global Islamic

Finance Market Report, 2019:44). Perkembangan aset keuangan syariah di

dunia juga mengalami peningkatan sebesar 8,05 persen menjadi USD 1.656

miliar selama tahun 2018 (The Banker, 2019:23). Dalam industri perbankan

syariah global menururt laporan Islamic Financial Services Industry

Stability Report (2019:13) perbankan syariah mampu memberikan

kontribusi sebesar 71,7 persen dari total komposisi sektoral dari Global IFSI

2019. Hal ini melampaui kontribusi sukuk, takaful, dan keuangan syariah

yang masing masing memberikan kontribusi sebesar 24,2 persen, 1,3

persen, dan 2,8 persen.

Sementara itu di kawasan Asia pertumbuhan perbankan dan

keuangan syariah berjalan dengan sangat cepat. Dimana benua Asia

merupakan bagian penting dari ekonomi global serta sistem keuangan

syariah dunia. Aset perbankan dan keuangan syariah di Asia juga lebih

besar dibandingkan dengan Eropa dan Amerika Utara dimana motor

utamanya adalah Malaysia yang memegang lebih dari 10 persen dari aset

perbankan syariah global (Salaam Gateway, 2018:17). Lebih jauh lagi

menurut The Banker (2019:35) aset keuangan syariah di kawasan Asia

meningkat sebesar 14,7 persen menjadi USD 341,1 miliar pada tahun 2019

dan kawasan Asia juga memberikan kontribusi sebesar 16,9 persen dalam

perkembangan industri keuangan syariah dunia (IFSB, 2019:114).

Disamping itu kawasan Asia berhasil menduduki peringkat ketiga dalam

daftar sepuluh wilayah dengan pertumbuhan aset tercepat melampaui USD

500 juta per tahun. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini

Page 69: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

54

Tabel 4.1 Total Aset Perbankan Syariah berdasarkan regional (Dalam

Miliar USD)

No Region 2018 2019

1 GCC 800 821

2 Non-GCC MENA 420 425

3 Asia 300 341

4 Sub Saharan Afrika 5 10

Sumber : The Banker’s Top Islamic Financial Institution 2019 (Data

diolah)

Berdasarkan Tabel 4.1 total aset perbankan syariah terbesar di dunia

berada pada kelompok wilayah GCC sebesar USD 821 miliar. Selanjutnya

diikuti oleh Non-GCC MENA dengan total aset USD 425 miliar dan Asia

berada pada posisi ketiga dengan total USD 341 miliar. Pertumbuhan yang

meningkat di kawasan Asia dimana didalamnya mencakup Indonesia dan

negara di kawasan Asia lainnya menjadi pertanda baik bahwa akan ada

perkembangan yang baik pada sektor ini dimasa yang akan datang.

Perkembangan perbankan syariah di Asia adalah sebagai berikut :

1. Indonesia

Perkembangan bank syariah di Indonesia tidak bisa lepas dari

sejarah terbentuknya Islamic Development Bank (IDB) yang didirikan oleh

OKI sebagai Organisasi Konferensi Islam pada tahun 1975 yang

memberikan perkembangan berkaitan dengan perbankan dan keuangan

islam. IDB juga membantu dalam mendirikan bank-bank islam di berbagai

negara serta membangun institusi untuk penelitian, penulisan dan pelatihan

di bidang perbankan dan keuangan (Nugroho, 2015:45). Bank syariah di

Indonesia sendiri sebenarnya telah mendapatkan dasar legitimasi yang kuat

dengan ketentuan deregulasi sektor perbankan pada tahun 1983. Hal ini

karena sejak saat itu diberikan keleluasaan penentuan tingkat suku bunga

hingga nol persen (peniadaan bunga sekaligus). Akan tetapi kesempatan ini

belum bisa dimanfaatkan karena tidak diperkenankan untuk membuka

Page 70: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

55

lapangan baru. Kondisi ini berlangsung hingga pemerintah mengeluarkan

Paket Kebijakan Oktober (Pakto) 1988 yang memperkenankan berdirinya

bank-bank baru (Umam, 2013:104).

Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan bank syariah pertama

yang berdiri pada tahun 1991, berdirinya bank ini diprakarsai oleh Majelis

Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan

Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.

Akte pendiriannya ditandatangani pada tanggal 1 Novemeber 1991. Pada

saat itu terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp84 miliar

(Antonio, 2010:79).

Menurut data statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia pada April 2018, saat ini terdapat

13 Bank Umum Syariah (BUS), 21 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 168

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan total aset BUS dan UUS

sebesar Rp 423.944 miliar.

a. Bank Syariah Mandiri

PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin

tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank

Syariah Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi idealisme usaha

dengan nilai-nilai spiritual. Bank Syariah Mandiri tumbuh sebagai bank

yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan

operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spiritual

inilah yang menjadi salah satu keunggulan Mandiri Syariah dalam

kiprahnya di perbankan Indonesia. Per Desember 2018 Mandiri Syariah

memiliki 765 kantor layanan di seluruh Indonesia, dengan akses lebih

dari 219.642 jaringan ATM (www.syariahmandiri.co.id).

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan

hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.

Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997,

yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik

Page 71: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

56

nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat

hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali

dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang

didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.

Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan

merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan

(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank

Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri

(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut

juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri

melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan

Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk

mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan

Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun

1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi

syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional

menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan

Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga

kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang

beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah

Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No.

23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi

bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui

SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999.

Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank

Page 72: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

57

Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama

menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan

pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai

beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1

November 1999 (www.syariahmandiri.co.id).

2. Malaysia

Sistem keuangan islam pertama kali diperkenalkan di Malaysia pada

tahun 1963 dimulai dengan didirikannya Plimirage Board atau yang dikenal

dengan Lembaga Tabung Haji. Namun Lembaga tabung haji bukanlah bank

sehingga karena itu setelah didirkannya lembaga tabung haji tersebut timbul

gerakan di Malaysia yang dipengaruhi oleh gerakan kebangkitan dari para

intelektualnya di era 1970-an untuk pendirian bank islam di

Malaysia.Terdapat banyak seruan yang dikemukakan oleh berbagai orang,

beberapa kelompok dan badan-badan pemerintah agar di Malaysia didirikan

bank islam dalam rangka memenuhi kebutuhan kaum Muslim di Malaysia

(Haron dan Azmi, 2009:218).

Dalam rangka untuk membuka jalan bagi pendirian bank islam,

telah diundangkan The Islamic Banking Acat 1983 yang berlaku mulai

tanggal 7 April 1983. Undang-undang ini menegaskan aturan-aturan yang

wajib dipatuhi oleh bank-bank islam yang akan beroperasi di Malaysia dan

kewenangan Bank Negara Malaysia dalam mengawasi dan mengatur bank-

bank islam di Malaysia. Pada saat yang sama, pemerintah malaysia juga

mengeluarkan Government Investment Act 1983 yang memberikan

wewenang kepada pemerintah Malaysia untuk menerbitkan Government

Investment Cerficates berbasis prinsip syariah (Haron dan Azmi, 2009:218).

Bank Islam pertama yang beroperasi di Malaysia adalah Bank Islam

Malaysia Berhad (BIMB) yang didirkan pada tanggal 1 Maret 1983 di

bawah Companies Act 1965 dan mulai beroperasi tanggal 1 Juli 1983. Anak

perusahaan BIMB terdiri atas Syarikat Al Ijarah Sendirian Berhad

(perusahaan leasing), Syarikat Al Wakalah Nominees Sendirian Berhad

Page 73: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

58

(yang menawarkan jasa-jasa nominess) dan Syarikat Takaful Malaysia

Sendirian Berhad yang kegiatan utamanya adalah menawarkan

perlindungan asuransi umum (general insurance) dan asuransi keluarga

(Haron dan Azmi, 2009:219).

Pada tanggal 1 Oktober 1999, status monopoli yang dinikmati

BIMB berakhir ketika pemerintah Malaysia menyetujui pendirian Bank

Islam kedua yaitu Bank Muamalat Malaysia Berhad. Bank Islam kedua

yang sepenuhnya melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah ini

didirkan sebagai hasil merger antara Bank Bumiputera Malaysia Berhad

dan Bank of Commerce (M) Berhad. Dalam pengaturan merger tersebut

aset Bank dari Bank Bumiputera berhad , Bank of Commerce (M) Berhad,

dan BBMB Kewangan Berhad digabungkan kepada Bank Muamalat

Malaysia Berhad. Bank Islam kedua ini memulai kegiatannya dengan 40

cabang dan 1.000 pegawai (Haron dan Azmi, 2009:219).

Sejalan dengan keinginan untuk memperkuat perkembangan sistem

perbankan syariah di Malaysia, pada tanggal 1 Mei 1997 Bank Negara

Malaysia mendirikan The National Shariah Advisory Council on Islamic

Banking and Takaful (NSAC). NSAC terdiri dari 10 anggota, termasuk satu

anggota internasional. Berbagai keputusan dibuat oleh dewan ini termasuk

memperbolehkan kompensasi untuk dibebankan kepada peminjam yang

gagal melunasi pembiayaan, memperbolehkan pengacara wanita dan

pengacara non muslim untuk bersaksi mengenai dokumen keuangan, dan

membolehkan jaminan kedua (second guarantee). Penggunaan istilah

perbankan bebas bunga (interest free banking) diganti dengan istilah

perbankan islam (islamic banking).

Saat ini terdapat 17 lembaga perbankan islam (9 unit usaha syariah

dari kelompok perbankan domestik, dua bank islam, enam bank islam

asing), dua international islamic banking, dan 16 bank islam yang

menjalankan usahanya melalui window oleh bank komersial, bank investasi

dan lembaga pembiayaan pembangunan (development financial institution).

Terdapat 40 produk keuangan islam yang ditawarkan bank-bank di

Page 74: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

59

Malaysia dengan menggunakan konsep seperti mudarabah, musyarakah,

murabahah ,bai’bithamam ajil (bai’muajjal), ijarah, qardh ul-hasan,

istishna, dan ijarah thaumma al-bai’ .

Di Malaysia pangsa pasar perbankan syariah dibandingkan industri

perbankan adalah 12,3% dengan nilai RM147 miliar. Target resmi dari

pangsa pasar perbankan islam ditetapkan sebesar 20% pada tahun 2010.

Pada saat ini terdapat 18 Bank Islam dan 9 takaful beroperasi di Malaysia.

Para pemain di Bank Islam meliputi 2 bank islam dalam negri, 9 perusahaan

anak yang melakukan kegiatan berdasarkan syariah, 3 bank islam milik

asing, dan 4 unit usaha syariah. Ada sebanyak 100 produk keuangan islam

(meliputi sisi aset maupun liability) yang pada saat ini ditawarkan bank

bank islam dengan menggunakan konsep islam seperti mudarabah,

musyarakah, bai’bithaman ajil (deffered payment scale), ijarah, qard,

istishna, dan ijarah thaumma bai’ (leasing and subsequent purchase)

(Haron dan Azmi, 2009:220).

b. CIMB Islamic Berhad

CIMB Islamic adalah waralaba layanan perbankan dan keuangan

Islam global dari CIMB Group. CIMB menawarkan solusi keuangan

Syariah yang inovatif dan komprehensif dalam perbankan investasi,

perbankan konsumen, manajemen aset, perbankan swasta, dan manajemen

kekayaan. CIMB berkantor pusat di Kuala Lumpur, Malaysia dan

menawarkan perbankan konsumen, perbankan grosir, produk dan layanan

manajemen aset yang mematuhi prinsip-prinsip Syariah. CIMB adalah

bagian dari grup perbankan terbesar kelima di ASEAN, dengan lebih dari

39.000 staf di 15 negara di seluruh ASEAN, Asia dan sekitarnya. Hal ini

memungkinkan CIMB untuk menyediakan berbagai macam produk dan

layanan kepada pelanggan komersial, perusahaan, dan institusi di seluruh

ASEAN, Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Utara, dan pusat keuangan

internasional utama. Produk dan operasi CIMB dikelola dengan kepatuhan

ketat pada prinsip-prinsip Syariah di bawah bimbingan Komite Syariah

Page 75: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

60

Syariah CIMB, yang terdiri dari para cendekiawan Islam terkemuka dunia

(www.cimbislamic.com).

CIMB Islamic diluncurkan oleh Tan Sri Dato 'Seri Dr Zeti Akthar

Aziz, Gubernur Bank Negara Malaysia pada tanggal 2 Juni 2003. CIMB

Islamic bergabung dengan Commerce Tijari Bank pada 6 Juni 2005. Grup

CIMB memulai latihan rebranding dan CIMB Islamic dinamai ulang dan

meluncurkan logo barunya berwarna hijau. Pada tahun yang sama, jendela

CIMB Islamic dimulai di Singapura. CIMB bermitra dengan Principal

Financial Group (PFG) untuk membangun usaha patungan dalam

pengelolaan dana syariah. Berbasis di Kuala Lumpur, CIMB-Principal

Islamic Asset Management adalah unit manajemen dana Syariah global

PFG yang memanfaatkan kredensial kuat CIMB Islamic untuk

memanfaatkan selera institusional global yang berkembang untuk investasi

yang sesuai dengan Syariah. Di Indonesia, Niaga Syariah dan Lippo Salam

bergabung menjadi CIMB Niaga Syariah (www.cimbislamic.com).

3. Arab Saudi

Arab Saudi adalah salah satu pasar terbesar perbankan dan keuangan

syariah dunia dengan kontribusi sebesar USD 1,6 triliun dari total aset

keuangan syariah dunia (Republika, 2013). Sejarah perkembangan

perbankan syariah di Arab Saudi diawali dari anggapan para ekonom di

Arab Saudi yang mengatakan bahwa tanpa mendirikan bank islam mungkin

cita-cita untuk menghilangkan bunga dari sistem perbankan hanya akan

menjadi keinginan belaka dalam dataran teori. Maka Kerajaan Arab Saudi

pada tahun 1383 H mengeluarkan kebijakan melarang sistem bunga, dan

berdasarkan piagam Saudi Arabian Monetary Agency (SAMA) Bank

Central Arab Saudi secara eksplisit melarang SAMA untuk menerima

maupun membayar bunga.

Dalam keputusan itu dinyatakan bahwa „‟SAMA‟‟ tidak akan

membayar dan menerima bunga tetapi hanya akan memberi beberapa biaya,

ongkos pelayanan diberikan kepada masyarakat dan pemerintahan supaya

Page 76: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

61

mengganti biaya yang dikeluarkan. Meskipun dengan toleransi yang telah

dilakukan SAMA, bank-bank niaga di Arab Saudi kecuali Al-Rajihin,

perilaku transaksi mereka tetap berdasarkan bunga bank. Namun pinjaman

uang oleh bank-bank niaga di Arab Saudi dengan sistem bunga, sebenarnya

mereduksi keuangan secara islam. Ciri tersebut menyebabkan orang-orang

muslim di Arab Saudi dan negara-negara muslim lainnya menahan uang

mereka untuk tidak menabung di bank niaga sebab adanya riba (bunga)

yang dilarang oleh syariah islam (Saaed, 2014:23).

Perbankan syariah memiliki potensi besar di Arab Saudi. Meskipun

bank syariah telah berkembang baru-baru ini di dunia tetapi kemajuan di

Arab Saudi sangat luar biasa. Tetapi jika kita mempertimbangkan

profitabilitas bank-bank Islam dalam bahasa Arab Saudi, itu juga besar.

Diharapkan dalam beberapa tahun setiap bank di Arab Saudi akan menjadi

perbankan yang sepenuhnya Islami. Untuk itulah para ekonom Saudi

sedang mengembangkan model ekonomi yang diadopsi oleh Malaysia dan

Uni Emirat Arab. Karena kedua negara ini telah menjadi pasar keuangan

Islam terbesar di dunia.

Meskipun Arab Saudi memiliki keunggulan kompetitif untuk

mengembangkan sistem keuangan Islam karena hukum Islamnya dan

peraturan serta lisensi mudah untuk pendirian bank syariah. Namun masih

ada kekurangan tenaga ahli dan Institusi Pendidikan Islam, dimana

kementerian pendidikan tinggi harus mengambil langkah-langkah yang

tepat untuk didirikan semakin banyak lembaga khusus keuangan Islam

(Fayaz dan Salim, 2015:117).

c. Al Rajhi Bank

Didirikan pada tahun 1957, Al Rajhi Bank adalah salah satu bank

Islam terbesar di dunia dengan total aset SR 368,2 miliar (US $ 98 miliar),

modal disetor SR 16,25 miliar (US $ 4,33 miliar) dan basis karyawan lebih

dari 9.600 rekanan. Dengan lebih dari 60 tahun pengalaman dalam kegiatan

perbankan dan perdagangan, berbagai perusahaan individu dengan nama Al

Page 77: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

62

Rajhi digabung ke dalam payung 'perusahaan perdagangan dan pertukaran

Al Rajhi' pada tahun 1978 dan pada tahun 1988 bank tersebut didirikan

sebagai Saudi perusahaan holding saham. Berakar dalam pada prinsip-

prinsip perbankan Islam, kelompok perbankan yang patuh Syariah sangat

berperan dalam menjembatani kesenjangan antara tuntutan keuangan

modern dan nilai-nilai intrinsik, sementara memelopori berbagai standar

dan pengembangan industri (www.alrajhi.com.sa).

Dengan basis yang didirikan di Riyadh, Arab Saudi, Al Rajhi Bank

memiliki banyak jaringan lebih dari 545 cabang, lebih dari 142 cabang

khusus wanita, lebih dari 5.190 ATM, 106.080 terminal POS dipasang

dengan pedagang dan basis pelanggan terbesar dari bank mana pun di

Kerajaan, di samping 232 pusat pengiriman uang di seluruh kerajaan.

Cabang pria pertama dibuka di Aldirah pada tahun 1957, dengan cabang

wanita pertama dibuka di AlShmaisi pada tahun 1979

(www.alrajhi.com.sa).

Kegiatan perbankan dan komersial Bank Al Rajhi dimulai lebih dari

lima puluh tahun yang lalu. Pada tahun 1398H sesuai dengan 1978G,

masing-masing institusi digabung dengan nama Al Rajhi Exchange and

Trade Company. Pada 1407H sesuai dengan 1987G, perusahaan berubah

menjadi Perusahaan Saham Gabungan di bawah keputusan kerajaan no.

(59) tanggal 3/11 / 1407H dan Perbankan Al-Rajhi dan Investasi

Perusahaan Gabungan Saudi diumumkan berdasarkan resolusi menteri no.

(1398) tanggal 5/4 / 1409H (www.alrajhi.com.sa).

Bank Rajhi dianggap sebagai salah satu perusahaan perbankan

saham gabungan utama dan perusahaan investasi dengan 100% modal

Saudi yang diprakarsai oleh SR 750 juta, kemudian berlipat ganda menjadi

SR 1500 juta dan hibah saham dan berpisah ke SR 2.250 juta terjadi.

Ibukota berlipat ganda lagi untuk mencapai 4.500 juta SR dan juga hibah

dan pembagian hingga SR 6.750 juta terjadi. Ibukota dua kali lipat untuk

ketiga kalinya mencapai SR 13.500 juta. Dan pada 2008, modal

ditingkatkan menjadi SR 15 miliar. Selama tahun 2014, modal bank

Page 78: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

63

meningkat menjadi SR 16,25 miliar. Bank dijalankan oleh organisasi

manajemen yang mencakup Kantor Pusat di Riyadh dan enam Departemen

Regional yang didistribusikan di wilayah berikut: Barat, Tengah, Timur,

Qassim, Salam, Al Madina , Utara dan Selatan. Bank memiliki jaringan

cabang terbesar di Kerajaan (dengan lebih dari 570 cabang, 233 pusat

pengiriman uang di samping 152 cabang wanita), jaringan ATM terbesar

(dengan lebih dari 4.794) dan POS didistribusikan ke pedagang di lebih dari

74.612 perangkat (www.alrajhi.com.sa).

4. Brunei Darussalam

Brunei menganut dual banking system, yaitu beroperasinya secara

paralel bank-bank konvensional dan bank-bank islam. Dari keseluruhan

jumlah bank di Brunei Darussalam hanya Islamic Bank of Brunei (IBB) dan

Tabung Amanah Islam Brunei (TAIB) yang menawarkan jasa-jasa

perbankan islam (Ebrahim dan Tan, 2010:49). Perbankan Islam di Brunei

dimulai tahun 1992 dengan didirikannya Perbedaan Tabung Amanah Islam

Brunei (TAIB). Bank islam yang kedua adalah Islamic Bank of Brunei

(IBB) yang didirikan pada tahun 1993. TAIB adalah suatu lembaga milik

pemerintah yang tujuan utamanya adalah menawarkan jasa-jasa keuangan

islam dan meningkatkan status sosio-ekonomi dari penduduk Brunei.

Islamic Bank of Brunei (IBB) didirikan pada tahun 1993 menggantikan

International Bank of Brunei. IBB Melaksanakan kegiatan tabungan dan

keuangan berdasarkan hukum islam. Bank-bank di Brunei melakukan

kegatannya berdasarkan Banking Act dan Finance Companies Act di bawah

Kementrian Keuangan. Brunei tidak memiliki Bank Sentral. Fungsi-fungsi

pemantauan dan supervisi langsung dilakukan di bawah Kementrian

Keuangan yang terdiri atas Brunei Currency Board, Department of

Financial Services, dan Brunei investment Agency.

Untuk memperkuat lembaga keuangan islam di Brunei, dua bank

Islam di Brunei yaitu Islamic Bank of Brunei Bhd (IBB) dan Islamic

Development Brunei Bhd (IDBB), pada tanggal 3 Juli 2006 telah bergabung

Page 79: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

64

(merged) menjadi Bank Islam yang terbesar di negara itu. Hasil

penggabungan dari dua bank tersebut dikenal sebagai Bank Islam Brunei

Darussalam Bhd (BIBD). Total aset dari kedua bank itu hampir senilai

BND770 juta pada 1993 menjadi BND5 miliar pada januari 2006. Pada

masa yang sama dana simpanan telah meningkat secara drastis menjadi

BND3 miliar sedangkan pembiayaan meningkat menjadi BND4,5 miliar

pada januari 2009 (Haron dan Azmi, 2009:93).

d. Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD)

BIBD bank terbesar Brunei dan lembaga keuangan Islam unggulan,

dibentuk pada tahun 2005 melalui merger Bank Islam Brunei dan Bank

Pembangunan Islam Brunei. Ini adalah lembaga keuangan yang diakui

secara internasional yang diatur oleh praktik terbaik global di bawah

bimbingan tim manajemen yang berpengalaman. BIBD berkomitmen untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan kami dari semua lapisan masyarakat

melalui inovasi layanan, produk dan teknologi yang berkelanjutan. Sebagai

bank Islam andalan Brunei dan penyedia layanan keuangan terbesar,

dengan sekitar 900 karyawan dan aset senilai B $ 9,5 miliar yang dikelola,

kami dengan bangga melayani lebih dari 200.000 pelanggan. Pelanggan

kami yang berharga termasuk klien ritel, perusahaan, dan internasional

(www.bibd.com).

Berkantor pusat di Bandar Seri Begawan, kami memiliki enam belas

cabang di lokasi strategis di empat distrik Brunei dan jaringan ATM

terbesar di negara ini, melayani lebih dari seperempat populasi Brunei.

Berkat kehadiran BIBD di seluruh negeri, kami memiliki pusat kontak

terbesar di Brunei bersama dengan kemampuan obrolan seluler digital, dan

menawarkan kenyamanan bagi pelanggan kami melalui solusi seperti

internet dan mobile banking. BIBD adalah satu-satunya bank di Brunei

yang melayani semua segmen dalam pasar perbankan ritel. Dengan fokus

yang kuat pada inovasi dan keunggulan, kami telah secara konsisten diakui

untuk layanan pelanggan kami yang berdedikasi dan kemampuan untuk

Page 80: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

65

memberikan nilai kepada semua pemangku kepentingan kami. Melalui

kerja keras, usaha, dan komitmen yang berkelanjutan dari karyawan kami,

kami dapat memberikan layanan yang lancar dan inovatif kepada pelanggan

kami, dan memastikan bahwa pengalaman perbankan mereka bersama kami

adalah unik dan terbaik di kelasnya (www.bibd.com).

Sejak dimulainya perjalanan transformatif kami, BIBD telah

membuat langkah besar dalam pengembangan kapabilitasnya, yang

mencakup peningkatan dalam keseluruhan penyampaian layanan dan desain

cabang yang menggambarkan kanvas visual Islam di Brunei Darussalam.

Identitas yang berbeda ini membedakan BIBD dari lembaga keuangan

lainnya di Brunei Darussalam, sambil menetapkan tolok ukur layanan yang

benar-benar “Bruneian di Hati”. Penggabungan semua upaya ini

menempatkan BIBD dalam posisi yang lebih kuat untuk memenuhi aspirasi

dan maju di arena lokal dan internasional (www.bibd.com).

5. Iran

Seperti halnya Pakistan, Iran juga mengubah seluruh sistem

keuangan nya menjadi sistem perbankan islam. Sejarah sistem perbankan

islam di Iran dimulai sesaat setelah revolusi Islam di negara tersebut pada

tahun 1979, langkah pertama yang diambil oleh penguasa baru adalah

mengambil alih semua bank komersial di Iran. Menurut Mehdi Barzagen

Perdana Mentri Iran saat itu, proses pengambilalihan tidak dapat

dihindarkan karena bank-bank tersebut tidak menghasilkan keuntungan dan

memperlihatkan tanda-tanda tidak sehat. Hal tersebut diambil untuk

melindungi hak-hak dan kekayaan negara dan untuk kemajuan ekonomi

negara. Sebagai hasil pengambilalihan dan re-organisasi bank-bank

tersebut, sistem perbankan diwakili oleh hanya enam bank komersial dan

tiga bank khusus. Sebagai tambahan pemerintah mendirikan 22 bank

provinsi (provincial banks) (Haron dan Azmi, 2009:210).

Sistem perbankan islam di Iran dilaksanakan secara bertahap,

pelaksanaanya memakan waktu enam tahun agar sistem tersebut dapat

Page 81: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

66

terlaksana secara penuh. Beberapa faktor penyebab keterlambatan

penerapan sistem tersebut adalah proses nasionalisasi sistem perbankan,

situasi politik yang tidak menentu, pembekuan aset-aset negara di luar

negeri, depresi ekonomi, dan perang. Langkah pertama yang diambil

setelah sistem perbankan islam adalah memperkenalkan biaya jasa (service

charge) ke dalam sistem perbankan pada tahun 1981 untuk menggantikan

sistem riba. Melalui sistem ini bank menetapkan 4% biaya jasa atas

pemberian pinjaman.

Untuk Simpanan, pada sisi lain nasabah penyimpanan diberikan

keuntungan minimum yang berjaminan (guaranteed minimum profit). Pada

saat yang sama peraturan perundang-undangan yang komprehensif untuk

pengislamisasian seluruh sistem perbankan telah disusun oleh sebuah

komite yang terdiri atas bankir, para akademisi, usahawan, dan ulama. Dan

pada akhirnya komite tersebut mengajukan usulan peraturan perundang-

undangan kepada the revolution council. Undang-undang tersebut

diundangkan pada Agustus 1983 sebagai the law for usury free banking

(Haron dan Azmi, 2009:211).

e. Parsian Bank

Parsian Bank didirikan pada September 2001. Izin operasi

perbankan dikeluarkan oleh Bank Sentral Republik Islam Iran dan Bank

memulai operasinya pada Januari 2002 dengan membuka empat cabang di

Teheran. Pada bulan Oktober 2004, Parsian Bank terdaftar di Bursa Efek

Teheran sebagai perusahaan yang terdaftar di 401 dan saham Bank

diperdagangkan untuk pertama kalinya pada 1.2 Desember 2004. Kegiatan-

kegiatan Parsian Bank sesuai dengan anggaran dasarnya meliputi semua

operasi perbankan, aktivitas komersial dan layanan yang diotorisasi untuk

semua bank, berdasarkan pada peraturan dan ketentuan terkait. Kantor pusat

Bank berlokasi di No.4, Zarafshan St., Farahzadi Blvd., Shahrak Ghods,

Tehran, Iran.

Page 82: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

67

Didirikan pada tahun 2001, Parsian Bank (PB) adalah dianggap

sebagai salah satu yang paling sukses di Iran bank swasta. Pada Oktober

2004, PB terdaftar pada Bursa Efek Teheran (TSE). Terlepas dari itu umur

yang relatif singkat, PB telah berhasil merambah Iran yang semakin

kompetitif pasar perbankan. Menurut Anggaran Dasarnya Asosiasi, Parsian

Bank bergerak di bidang perbankan dan perdagangan, transaksi, dan

layanan diizinkan oleh hukum dan peraturan perbankan. Hari ini dengan

14% pangsa pasar (di pasar perbankan swasta), Parsian Bank memegang

peringkat kedua Iran 18 bank swasta yang ada.

Misi Parsian Bank adalah untuk menciptakan nilai berkelanjutan

untuk penerima manfaat dan memberikan kontribusi positif menuju

pembangunan ekonomi Iran dengan mengadopsi model bisnis yang inovatif

dan penawaran layanan keuangan terintegrasi. Visi Parsian Bank adalah

menjadi pilihan terbaik bagi pelanggan di seluruh Iran dengan memberikan

kualitas tinggi dan produk dan layanan profesional.

Page 83: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

68

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriptif

Sebelum menghitung tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di

Asia, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menghitung variabel yang

digunakan. Variabel yang digunakan untuk menghitung tingkat

kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia pada penelitian ini adalah modal

kerja, total aset, laba ditahan, earning before tax (EBT), nilai buku ekuitas,

dan nilai buku total liabilitas. Hasil analisis statistik deskriptif variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Bank Umum Syariah di Asia

Periode 2014-2018 (Dalam Ribu US Dollar)

Variabel Mean Max Min Std.Dev

Modal

Kerja

115.459.830.412 86.293.402.537 10.149.940 60.033.475.27

Total Aset 146.759.388.071 97.304.148.166 4.859.318.301 72.027.190,62

Laba

Ditahan

3.524.361.017 3.707.312.058 39.219.975 2.066.985,68

EBT 2.806.260.473 2.732.218.493 7.984.847 1.594.640,9

Nilai buku

ekuitas

13.514.491.231 20.975.934.760 358.374.460 10.439.032,1

Nilai buku

total

liabilitas

97.524.245.576 70.862.098.273 604.670.701 50.067.255,14

Sumber : Website resmi masing-masing bank syariah dan data diolah

peneliti berdasarkan kurs USD dollar 22 Februari 2020

Berdasarkan Tabel 4.2 nilai standar deviasi yang digunakan dalam

penelitian ini cukup tinggi. Hal ini menunjukan nilai variabel-variabel dari

Bank Umum Syariah di Asia periode 2014-2018 bervariasi. Untuk modal

Page 84: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

69

kerja nilai rata ratanya adalah 115.459.830.412 dan untuk nilai tertingginya

86.293.402.537 dan nilai terendah sebesar 10.149.940. Untuk variabel total

aset nilai rata-ratanya adalah 146.759.388.071 dengan nilai tertinggi sebesar

97.304.148.166 dan terendah nya adalah 4.859.318.301. Kemudian untuk

variabel laba ditahan memiliki nilai rata rata sebesar 3.524.361.017 dengan

nilai tertinggi dan terendah masing masing 3.707.312.058 dan 39.219.975.

Selanjutnya untuk variabel earnings before tax (EBT) nilai rata-rata

nya adalah 2.806.260.473 dengan nilai tertinggi 2.732.218.493 dan terendah

7.984.847. Sementara itu untuk nilai buku ekuitas nilai rata ratanya adalah

sebesar 13.514.491.231 dengan nilai tertinggi dan terendah masing masing

sebesar 20.975.934.760 dan 358.374.460. Kemudian nilai buku total

liabilitas memiliki nilai rata rata sebesar 97.524.245.576 dengan nilai

tertinggi sebesar 70.862.098.273 dan terendah 604.670.701.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa, variasi nilai

modal kerja, laba ditahan, earning before tax (EBT), nilai buku ekuitas,

nilai buku total liabilitas, dan total aset pada Bank Umum Syariah di Asia

periode 2014-2018 cukup bervariasi. Hal ini dibuktikan dari tingginya nilai

standar deviasi dari masing-masing variabel. Disamping itu hal ini juga

dapat dilihat dari rentang nilai minimum dan maksimum masing-masing

variabel yang memiliki jarak yang cukup jauh. Variasi ini disebabkan oleh

perbedaan nilai mata uang yang berbeda dari masing-masing negara

meskipun telah disamakan dengan kurs mata uang Dolar Amerika.

Sedangkan untuk nilai rata-rata dari masing-masing variabel

menunjukan nilai yang masih wajar dimana tidak terdapat perbedaan dan

rentang yang siginifkan dari masing-masing variabel yang ada. Selanjutnya

berikut adalah deskripsi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam

penelitian ini.

Page 85: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

70

a. Modal Kerja

Grafik 4.1 Pergerakan Total Aset Bank Umum Syariah di Asia

Periode 2014-2018 (Dalam Juta US Dollar)

Sumber : Website resmi masing-masing bank syariah, data

diolah peneliti dengan kurs US Dollar 22 Februari 2020

Keterangan :

BSM : Bank Syariah Mandiri

BIBD : Bank Islam Brunei Darussalam

CIMB IB : CIMB Islamic Berhad

Berdasarkan Grafik 4.1 dapat dilihat bahwa pergerakan

modal kerja Bank Umum Syariah di Asia cenderung mengalami

fluktuatif setiap tahunnya. Modal Kerja tertinggi berada pada Al

Rajhi Bank yakni pada tahun 2017. Kemudian untuk modal kerja

terendah adalah pada Parsian Bank pada tahun 2016. Selanjutnya

untuk rata-rata tertinggi ditempati oleh Al Rajhi Bank dengan selisih

yang cukup jauh dengan keempat bank lainnya. Sementara itu satu

dari keempat bank tersebut yakni Parsian Bank memiliki selisih

yang cukup besar dengan ketiga bank tersebut.

Pada penjelasan diatas menjelaskan bahwa semakin besar

nya modal kerja pada suatu bank maka akan semakin

memungkinkan perbankan syariah beroperasi secara ekonomis dan

0

20000000

40000000

60000000

80000000

100000000

2014 2015 2016 2017 2018

BSM BIBD Al Rajhi CIMB IB Parsian

Page 86: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

71

terhindar dari kesulitan keuangan dan risiko kebangkrutan begitupun

sebaliknya. Namun tingginya modal kerja pada perbankan syariah

harus diimbangi juga dengan pengelolaan yang baik agar terhindar

dari berkumpulnya dana yang besar namun tidak diiringi dengan

penggunaan yang produktif serta menimbulkan pemborosan dan

operasi perbankan syariah.

b. Total Aset

Grafik 4.2 Pergerakan Total Aset Bank Umum Syariah di Asia

Periode 2014-2018 (Dalam Juta US Dollar)

Sumber : Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah

peneliti dengan kurs US Dollar 22 Februari 2020

Berdasarkan Grafik 4.2 dapat dilihat bahwa pergerakan total

aset Bank Umum Syariah di Asia cenderung meningkat setiap

tahunnya. Total aset perbankan syariah tertinggi ada pada Al Rajhi

bank tahun 2018. Sedangkan total aset terendah berada pada Bank

Syariah Mandiri tahun 2014. Kemudian untuk rata-rata tertinggi

ditempati oleh Al Rajhi Bank. Selisih antara total aset Al Rajhi

dengan keempat bank lainnya terbilang cukup jauh, namun selisih

total aset antara keempat bank tersebut tidak terlalu terpaut jauh.

0

20000000

40000000

60000000

80000000

100000000

120000000

2014 2015 2016 2017 2018

BSM BIBD Al Rajhi CIMB IB Parsian

Page 87: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

72

Total aset memiliki hubungan erat dengan Total Asset

Turnover yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi perputaran

aset maka mengindikasikan semakin baik perbankan syariah

mengelola asetnya, sebaliknya semakin rendah perputaran total aset

mengindikasikan bahwa perbankan syariah kurang dapat

mengoptimalkan asetnya.

c. Laba Ditahan

Grafik 4.3 Pergerakan Laba Ditahan Bank Umum Syariah di Asia

Periode 2014-2018 (Dalam Juta US Dollar)

Sumber : Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah

peneliti dengan kurs US Dollar 22 Februari 2020

Berdasarkan Grafik 4.3 pergerakan laba ditahan Bank

Umum Syariah di Asia cukup variatif. Laba ditahan tertinggi adalah

pada Al Rajhi Bank pada tahun 2017. Dan laba ditahan terendah

berada pada Bank Islam Brunei Darussalam pada tahun 2014.

Kemudian untuk rata-rata laba ditahan tertinggi ditempati Al Rajhi

bank dengan selisih yang tidak terlalu jauh dengan keempat bank

lainnya. Sedangkan selisih laba ditahan antara keempat bank

tersebut juga tidak terlalu jauh. Dari grafik tersebut dapat diketahui

bahwa laba ditahan Bank Umum Syariah di Asia cenderung

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000

2014 2015 2016 2017 2018

BSM BIBD Al Rajhi CIMB IB Parsian

Page 88: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

73

fluktuatif dengan kenaikan dan penurunan yang tidak terlalu

signifikan.

Berdasarkan penjelasan diatas perbedaan laba ditahan

dikarenakan perbedaan tahun berdiri nya Bank Umum Syariah di

masing-masing negara. Semakin lama suatu bank syariah berdiri

dengan nilai profitabilitas yang selalu positif maka akan semakin

tinggi pula laba ditahan yang dimiliki oleh bank syariah. Dimana

nilai keuntungan yang tinggi akan berdampak positif pada besarnya

laba ditahan yang didapat bank syariah untuk setaip tahunnya

d. Earning Before Tax (EBT)

Grafik 4.4 Pergerakan Earning Before Tax (EBT) Bank Umum

Syariah di Asia Periode 2014-2018 (Dalam Juta US Dollar)

Sumber : Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah

peneliti dengan kurs US Dollar 22 Februari 2020

Berdasarkan Grafik 4.4 peregerakan earning before tax

(EBT) Bank Umum Syariah di Asia cenderung meningkat setiap

tahunnya. Earning Before Tax (EBT) tertinggi berada pada Al Rajhi

Bank pada tahun 2018. Sedangkan Earning Before Tax (EBT)

terendah berada pada Bank Syariah Mandiri pada tahun 2014. Rata-

rata nilai Earning Before Tax (EBT) tertinggi berada pada Al Rajhi

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2014 2015 2016 2017 2018

BSM BIBD Al Rajhi CIMB IB Parsian

Page 89: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

74

Bank dengan selisih yang cukup jauh dengan keempat bank lainnya.

Sedangkan selisih antara Earning Before Tax (EBT) keempat bank

tersebut tidak cukup jauh dengan fluktuatif yang cukup beragam.

Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa pergerakan Earning

Before Tax (EBT) masing-masing Bank Umum Syariah di Asia

cukup fluktuatif

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas perbedaan jumlah

Earning Before Tax (EBT) di masing-masing Bank Umum Syariah

berbeda karena kebijakan pembayaran pajak perbankan di setiap

negara juga berbeda. Semakin tinggi Earning Before Tax (EBT)

Bank UmuM Syariah mengindikasikan semakin besar nya

pendapatan yang diterima Bank Umum Syariah tersebut.

e. Nilai Buku Ekuitas

Grafik 4.5 Nilai Buku Ekuitas Bank Umum Syariah di Asia Periode

2014-2018 (Dalam Juta US Dollar)

Sumber : Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah

peneliti dengan kurs US Dollar 22 Februari 2020

Berdasarkan Grafik 4.5 terlihat bahwa pergerakan nilai buku

ekuitas Bank Umum Syariah di Asia cukup fluktuatif terutama pada

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

2014 2015 2016 2017 2018

BSM BIBD Al Rajhi CIMB IB Parsian

Page 90: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

75

Al Rajhi Bank, CIMB Malaysia Berhad, dan Parsian Bank.

Sementara itu untuk Bank Syariah Mandiri dan Bank Islam Brunei

Darussalam terlihat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Nilai

buku ekuitas tertinggi berada pada Al Rajhi Bank pada tahun 2017.

Sedangkan nilai buku ekuitas terendah berada pada Bank Syariah

Mandiri pada tahun 2014. Rata-rata nilai ekuitas tertinggi ditempati

Al Rajhi Bank dengan selisih yang cukup signifikan dengan

keempat bank lainnya. Sedangkan selisih nilai buku ekuitas antara

keempat bank tidak terlalu menunjukan nilai yang signifikan.

Perbankan syariah akan cenderung berusaha untuk

mengoptimalkan ekuitas nya demi mencapai fleksibilitas dan

kondisi keuangan yang lebih sehat dan stabil. Semakin tinggi

ekuitas suatu perbankan syariah berarti semakin terhindar perbankan

syariah dari risiko kebangkrutan. Ekuitas memiliki hubungan yang

berkebalikan dengan total aset dimana semakin tinggi total aset

maka nilai rasio ekuitas akan semakin rendah dan semakin rendah

total aset maka semakin rendah pula nilai rasio ekuitas perbankan

syariah.

f. Nilai Buku Total Liabilitas

Grafik 4.6 Nilai Buku Total Liabilitas Bank Umum Syariah di Asia

Periode 2014-2018 (Dalam Juta US Dollar)

0

10000000

20000000

30000000

40000000

50000000

60000000

70000000

80000000

2014 2015 2016 2017 2018

BSM BIBD Al Rajhi CIMB IB Parsian

Page 91: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

76

Sumber : Website resmi masing-masing bank syariah, data diolah

peneliti dengan kurs US Dollar 22 Februari 2020

Berdasarkan Grafik 4.6 terlihat bahwa pergerakan nilai buku

total liabilitas Bank Umum Syariah di Asia cenderung fluktuatif

terutama pada Al Rajhi Bank, CIMB dan Parsian Bank. Namun di

beberapa bank seperti Bank Syariah Mandiri dan Bank Islam Brunei

Darussalam mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Nilai buku

total liabilitas tertinggi berada pada Al Rajhi Bank pada tahun 2014

dan terendah ada pada Bank Syariah Mandiri di tahun 2014. Rata-

rata nilai buku ekuitas tertinggi berada pada Al Rajhi Bank dengan

selisih yang cukup signifikan dengan keempat bank lainnya.

Total liabilitas berhubungan dengan Debt do Equity Ratio

(DER). Semakin tinggi DER menunjukan komposisi total liabilitas

yang semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri,

sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar nya beban

hutang yang harus dibayarkan perbankan syariah. Besarnya jumlah

beban yang harus dibayarkan maka secara langsung dapat

mengurangi jumlah laba yang diperoleh perbankan syariah.

Perbedaan nilai ekuitas pada perbankan syariah disebabkan

perbedaan nilai ekuitas yang diperoleh masing-masing perbankan

syariah di masing-masing negara.

Page 92: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

77

2. Hasil Analisis Kebangkrutan dengan Z-Score

Analisis kebangkrutan dalam penelitian ini menggunakan

metode Altman Z score modifikasi yang dirumuskan oleh Altman dan

menggunakan beberapa variabel yaitu working capital, total assets,

retained earnings, earning before tax, book value of equity, dan book

value of total liabilities dengan rumus sebagi berikut.

Z = 6, 56 X1+3,26X2+6,72X3+1,05X4

Perhitungan ini dilakukan menggunakan Software Ms. Excel.

Hasil dari tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.4 Kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia dengan Z

score

Bank 2014 2015 2016 2017 2018 Rata-Rata

BSM 6,58 6,55 6,64 6,40 6,57 6,55

BIBD 6,36 6,39 6,49 6,34 6,12 6,34

Al Rajhi 6,62 6,47 6,53 6,85 8,95 7,08

CIMB 5,67 6,06 5,96 5,35 5,54 5,72

Parsian 4,72 4,19 4,73 4,67 5,42 4,75

Rata-Rata 5,3 5,9 6,7 5,9 6,5 6,6

Sumber; Data Diolah Peneliti

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa seluruh Bank Umum

Syariah di Asia yang menjadi objek penelitian ini memiliki risiko

tingkat kebangkrutan yang kecil dibuktikan dengan perolehan nilai z

score yang tergolong dalam bank yang sehat. Rata-rata tingkat

kebangkrutan tertinggi pada perbankan syariah di Asia ada pada Al

Rajhi Bank dengan nilai rata-rata 7,08 dan terendah adalah pada

Parsian Bank dengan nilai rata-rata 4,75. Selanjutnya berdasarkan

Page 93: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

78

tahun nilai kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia terendah adalah

pada tahun 2014 dengan nilai 5,3 dan tertinggi adalah pada tahun 2016

dengan nilai 6,7. Sementara itu untuk rata-rata nilai kebangkrutan Bank

Umum Syariah di Asia adalah senilai 6,6.

Nilai tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia yang

melebihi dari 1,88 berdasarkan standar kebangkrutan model Altman Z

score membuktikan bahwa Bank Umum Syariah di Asia memiliki nilai

ketahanan yang baik dari risiko kebangkrutan. Nilai tertinggi berada

pada Al Rajhi Bank yang mana merupakan salah satu Bank Umum

Syariah terbesar di dunia dan memiliki aset tertinggi ini mampu

bertahan dari ancaman risiko kebangkrutan.

Sedangkan nilai terendah ditempati oleh Parsian Bank yang

berasal dari Iran. Rendahnya nilai kebangkrutan di Parsian Bank ini

disebabkan gejolak perekonomian negara tersebut yang tidak menentu

dan berpengaruh terhadap risiko kebangkrutan perbankan syariah di

negara tersebut. Di Indonesia sendiri Bank Syariah Mandiri (BSM)

yang mana merupakan salah satu Bank Syariah dengan total asset

terbesar di Indonesia berhasil membuktikan ketangguhannya dengan

perolehan rata-rata nilai risiko tingkat kebangkrutan yakni sebesar 6,55.

Hal ini menunjukan bahwasanya Bank Syariah Mandiri memiliki

kemampuan yang baik dan terbebas dari berbagai indikasi kesulitan

keuangan dan peluang risiko kebangkrutan dimasa yang akan datang.

Berikut adalah grafik tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di

Asia.

Page 94: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

79

Grafik 4.7 Tingkat Kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia

Tahun 2014-2018

Sumber; Data Diolah Peneliti

Berdasarkan Grafik 4.7 terlihat bahwa tingkat kebangkrutan

Bank Umum Syariah di Asia cukup bervariasi. Nilai z score tertinggi

berada pada Al Rajhi Bank lalu diikuti oleh Bank Syariah Mandiri

(BSM), Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD), CIMB Malaysia

Berhad, dan Parsian Bank. Rendahnya nilai kebangkrutan pada Parsian

Bank jika dibandingkan Bank Umum Syariah lainnya disebabkan

gejolak perekonomian di negara Iran yang tidak menentu sehingga

berpengaruh terhadap perkembangan Perbankan Syariah di Iran. Dari

grafik tersebut mengindikasikan bahwa secara keseluruhan tingkat

kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia berada dalam kategori tidak

bangkrut karena berhasil melampaui standar kebangkrutan dari Altman

Z score. Untuk lebih jelasnya berikut diuraikan nilai z score dari

masing-masing Bank Umum Syariah di Asia.

BSM BIBD Al Rajhi CIMB Parsian

2014 6,59 6,37 6,62 5,67 4,72

2015 6,56 6,4 6,48 6,06 4,2

2016 6,64 6,5 6,54 5,97 4,73

2017 6,41 6,34 6,86 5,35 4,67

2018 6,57 6,13 8,95 5,55 5,42

0123456789

10

2014 2015 2016 2017 2018

Page 95: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

80

a. Bank Syariah Mandiri (BSM)

Berikut adalah hasil olah data tingkat kebangkrutan dengan

Analisa z score pada Bank Syariah Mandiri.

Grafik 4.8 Nilai Kebangkrutan Bank Syariah Mandiri Tahun 2014-

2018

Sumber; Data Diolah Peneliti

Berdasarkan Grafik 4.8 terlihat bahwa nilai kebangkrutan

Bank Syariah Mandiri cukup fluktuatif selama lima tahun periode

penelitian. Pada tahun 2017 nilai kebangkrutan menyentuh level

terendah yaitu 6,40. Kemudian mengalami peningkatan kembali di

tahun 2018 menjadi 6,57. Nilai z score tertinggi berada pada tahun

2016 yakni sebesar 6,64.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa Bank

Syariah Mandiri masuk dalam kategori bank yang tidak terancam

dengan kebangkrutan dan tergolong bank yang sehat dikarenakan

nilai kebangkrutan yang berada ditas 2,99. Hal ini menunjukan Bank

Syariah Mandiri memiliki ketahanan yang kuat dari ancaman resiko

kebangkrutan.

6,25

6,3

6,35

6,4

6,45

6,5

6,55

6,6

6,65

6,7

2014 2015 2016 2017 2018

Page 96: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

81

b. Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD)

Berikut adalah hasil olah data tingkat kebangkrutan dengan

Analisa z score pada Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD).

Grafik 4.9 Nilai Kebangkrutan Bank Islam Brunei Darussalam

Tahun 2014-2018

Sumber; Data Diolah Peneliti

Berdasarkan Grafik 4.9 dapat diketahui bahwa nilai

kebangkrutan Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) mengalami

fluktuatif yang cukup signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2018

nilai kebangkrutan mengalami penurunan yang cukup signifikan

dari tahun-tahun sebelumnya yakni sebesar 6,13. Hal ini cukup jauh

jika dibandingkan nilai kebangkrutan tahun 2017 dan 2018 yang

masing-masing sebesar 6,34 dan 6,49. Namun pada tahun 2014 dan

2015 nilai kebangkrutan tidak mengalami perbedaan yang cukup

signifikan. Perbedaan nilai kebangkrutan Bank Islam Brunei

Darussalam (BIBD) dari tahun ketahun disebabkan oleh Bunei

Darussalam telah meningkatkan komitmenya untuk mereformasi

pasar keuangan nya dalam beberapa tahun terakhir hal ini berimbas

5,9

6

6,1

6,2

6,3

6,4

6,5

6,6

2014 2015 2016 2017 2018

Page 97: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

82

pada semakin baiknya kualitas Bank Islam Brunei Darussalam dan

berhasil meraup pangsa pasar sekitar 75 persen dari total aset

perbankan syariah di Brunei Darussalam.

c. Al Rajhi Bank

Berikut adalah hasil olah data tingkat kebangkrutan dengan

Analisa z score pada Al Rajhi Bank.

Grafik 4.10 Nilai Kebangkrutan Al Rajhi Bank Tahun 2014-

2018

Sumber: Data Diolah Peneliti

Berdasarkan Grafik 4.10 terlihat bahwa nilai kebangkrutan

Al Rajhi Bank mengalami fluktuatif yang tidak signifikan setiap

tahunnya. Pada tahun 2018 nilai kebangkrutan berhasil mencapai

nilai tertinggi yakni sebesar 8,95. Dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya tidak terdapat perbedaan yang cukup signfikan dengan

nilai kebangkrutan terendah yakni pada tahun 2015 yakni sebesar

6,48. Namun secara keseluruhan Al Rajhi Bank termasuk dalam

kategori bank yang sehat dengan skor z score yang berhasil

melampaui 2,99. Hal ini menunjukan bahwasanya Al Rajhi Bank

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2014 2015 2016 2017 2018

Page 98: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

83

memiliki ketahanan yang baik dan bebas dari ancaman resiko

kebangkrutan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan data tersebut tingginya nilai kebangkrutan Al

Rajhi Bank dikarenakan besarnya aset yang dimiliki oleh Al Rajhi

bank. Tingginya aset Al rajhi dipengaruhi oleh tingginya harga

minyak dunia mengingat Arab Saudi adalah salah satu negara

penghasil minyak bumi terbesar di dunia. Selain itu dominasi Arab

saudi sebesar 33 persen dalam pasar perbankan syariah global juga

turut memberikan kontribusi dalam perkembangan Al Rajhi Bank

dalam industri keuangan syariah dunia.

d. CIMB Malaysia Berhad

Berikut adalah hasil olah data tingkat kebangkrutan dengan

Analisa z score pada CIMB Malaysia Berhad.

Grafik 4.11 Nilai Kebangkrutan Al Rajhi Bank Tahun 2014-

2018

Sumber; Data Diolah Peneliti

4,8

5

5,2

5,4

5,6

5,8

6

6,2

2014 2015 2016 2017 2018

Page 99: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

84

Berdasarkan Grafik 4.11 terlihat bahwa nilai kebangkrutan

CIMB Malaysia Berhad mengalami fluktuatif setiap tahunnya. Pada

tahun 2017 mengalami penurunan yakni sebesar 5,35. Kemudian

mengalami peningkatan kembali pada tahun 2018 menjadi 5,55. Di

tahun 2015 dan 2016 adalah tahun dengan nilai kebangkrutan

tertinggi yakni sebesar 6,06 dan 5,97.

Dalam penjelasan tersebut diatas mengindikasikan bahwa

CIMB Malaysia Berhad tergolong dalam bank yang sehat dan

memiliki ketahanan yang baik dari ancaman resiko kebangkrutan

dibuktikan dengan nilai z score yang melampaui 2,99 selama

periode penelitian.

e. Parsian Bank

Berikut adalah hasil olah data tingkat kebangkrutan dengan

Analisa z score pada CIMB Malaysia Berhad.

Grafik 4.12 Nilai Kebangkrutan Al Rajhi Bank Tahun 2014-2018

Sumber; Data Diolah Peneliti

Berdasarkan Grafik 4.12 terlihat bahwa nilai kebangkrutan

Parsian Bank mengalami fluktuatif yang cukup beragam setiap

0

1

2

3

4

5

6

2014 2015 2016 2017 2018

Page 100: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

85

tahunnya. Penurunan terjadi pada tahun 2015 dan 2017 dengan nilai

masing-masing sebesar 4,20 dan 4,67. Kemudian untuk nilai

kebangkrutan tertinggi berada pada tahun 2018 yakni sebesar 5,42.

Selanjutnya di tahun 2014 dan 2016 tidak terdapat perbedaan yang

cukup signifikan dari keduanya yakni masing-masing sebesar 4,72

dan 4,73.

Dalam penjelasan tersebut diatas mengindikasikan bahwa

Parsian Bank termasuk dalam kategori bank yang sehat. Meskipun

jika dibandingkan keempat bank lainnya nilai kebangkrutan Parsian

Bank jauh lebih rendah dikarenakan rendahnya nilai total asset

secara keseluruhan dari Parsian Bank. Gejolak perekonomian yang

tidak menentu di Iran turut memberikan andil dalam perkembangan

perbankan syariah di negara itu.

3. Uji Normalitas

a. Tingkat Kebangkrutan

Setelah diketahui nilai tingkat kebangkrutan dari masing-masing

bank maka selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk menentukan

metode apa yang akan digunakan dalam uji beda. Berikut adalah

hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk menggunakan software SPSS 23.

Tabel 4.5 Uji Normalitas Tingkat Kebangkrutan

Tests of Normality

Bank Umum

Syariah

Kolmogorov

Smirnov*

Shapiro-Wik

Stat df Sig Stat df Sig

X1 BSM

BIBD

Al Rajhi

CIMB IB

Parsian

,325

,319

,443

,192

,290

5

5

5

5

5

,091

,106

,002

,200*

,195

,877

,884

,651

,959

,908

5

5

5

5

5

,296

,326

,003

,799

,457

Page 101: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

86

X2 BSM

BIBD

Al Rajhi

CIMB IB

Parsian

,372

,367

,224

,473

,281

5

5

5

5

5

,022

,026

,200*

,001

,200*

,828

,684

,912

,552

,821

5

5

5

5

5

,135

,006

,482

,000

,118

X3 BSM

BIBD

Al Rajhi

CIMB IB

Parsian

,345

,246

,229

,473

,273

5

5

5

5

5

,053

,200*

,200*

,001

,200*

,863

,956

,867

,552

,862

5

5

5

5

5

,238

,777

,254

,000

,236

X4 BSM

BIBD

Al Rajhi

CIMB IB

Parsian

,360

,243

,415

,431

,362

5

5

5

5

5

,033

,200*

,005

,003

,031

,767

,894

,636

,697

,699

5

5

5

5

5

,042

,377

,002

,009

,009

Z BSM

BIBD

Al Rajhi

CIMB IB

Parsian

,328

,277

,384

,202

,316

5

5

5

5

5

,084

,200*

0,15

,200*

,114

,863

,918

,680

.949

,897

5

5

5

5

5

,237

,516

,006

,728

,396

*This is lower bound of the true significance

a Lilliefors Significance Correction

Sumber : Data Diolah Peneliti dengan SPSS 23

Berdasarakan Tabel 4.5 menunjukan bahwa masih terdapat

nilai signifikansi Kolmogoroc Smirnov ataupun Shapiro Wilk <

Nilai Signifikansi (α = 0,05). Nilai Signifikansi Kolmogorov

Smirnov yang kurang dari 0,05 meliputi BSM, BIBD, Al Rajhi,

CIMB IB , dan Parsian. Sedangkan untuk nilai signifikas Shapiro

Wilk yang kurang dari 0,05 adalah BSM, BIBD, Al Rajhi, CIMB

IB, dan Parsian. Maka data tersebut diatas tidak berdistribusi

Page 102: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

87

normal. Oleh karena itu uji beda yang digunakan adalah Uji

Nonparametrik Kruskal Wallis.

4. Hasil Uji Beda Non Parametrik Kruskal-Wallis

a. Tingkat Kebangkrutan

Uji beda yang digunakan adalah Uji Beda Nonparametrik Kruskal-

Wallis karena setalah dilakukan uji normalitas data tidak

berdistribusi normal. Uji Kruskal-Wallis ini digunakan untuk

membandingkan lebih dari dua sampel perbankan syariah di Asia.

Tabel 4.6 Hasil Uji Kruskal-Wallis

Group X1 Group X2 Group X3 Group X4 Group Z

Chi-Square

df

Asymp. Sig

10,143

3

,017

16,825

3

,001

17,947

3

,000

11,800

3

,008

15,389

3

,002

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable : Bank_Syariah

Sumber : Data Diolah Peneliti dengan SPSS 23

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukan bahwa nilai ρ value =

0,00 < Nilai Signifikansi (α = 0,05). Maka terdapat perbedaan yang

signifikan dari tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia.

5. Uji Post Hoc menggunakan Uji Mann Whitney

Uji Post Hoc adalah uji lanjutan dari uji beda jika terdapat

perbedaan yang siginfikan antar variabel. Uji beda lanjutan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Mann Whitney U-Test. Dalam

Penelitian ini terdapat lima sampel bank, maka dari itu Uji Mann

Whitney yang digunakan berjumlah sepuluh pengujian.

a. Perbedaan Tingkat Kebangkrutan Bank Syariah Mandiri dengan

Bank Islam Brunei Darussalam.

Page 103: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

88

b. Perbedaan Tingkat Kebangkrutan Bank Syariah Mandiri dengan Al

Rajhi Bank.

c. Perbedaan Tingkat Kebangkrutan Bank Syariah Mandiri dan CIMB

Islamic Berhad.

d. Perbedaan Tingkat Kebangkrutan Bank Syariah Mandiri dan Parsian

Bank.

e. Perbedaan Tingkat Kebangkrutan Bank Islam Brunei Darussalam

dengan Al Rajhi Bank.

f. Perbedaan Tingkat Kebangkrutan Bank Islam Brunei Darussalam

dengan CIMB Islamic Berhad.

g. Perbedaan Tingkat Kebangkrutan Bank Islam Brunei Darussalam

dengan Parsian Bank.

h. Perbedaan Tingkat Kebangkrutan Al Rajhi Bank dengan CIMB

Islamic Berhad.

i. Perbedaan Tingkat Kebangkrutan Al Rajhi Bank dengan Parsian

Bank.

j. Perbedaan Tingkat Kebangkrutan CIMB Islamic Berhad dan Parsian

Bank.

Tabel 4.7 Uji Post Hoc Kebangkrutan dengan Mann Whitney

Bank Syariah Sig Keterangan

BSM X BIBD 0,016 Berbeda

BSM X Al Rajhi 0,465 Tidak Berbeda

BSM X CIMB IB 0,009 Berbeda

BSM X Parsian 0,009 Berbeda

BIBD X Al Rajhi 0,016 Berbeda

BIBD X CIMB IB 0,009 Berbeda

BIBD X Parsian 0,009 Berbeda

Al Rajhi X CIMB IB 0,009 Berbeda

Al rajhi X Parsian 0,009 Berbeda

CIMB IB X Parsian 0,016 Berbeda

Sumber : Data Diolah Peneliti dengan SPSS 22 dan Ms. Excel

Page 104: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

89

Keterangan :

BSM : Bank Syariah Mandiri

BIBD : Bank Islam Brunei Darussalam

CIMB IB : CIMB Islamic Berhad

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa sembilan dari sepuluh uji

yang dilakukan memperoleh hasil nilai signifikansi/ ρ Value < 0,05 yang

berarti terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua sampel. Namun

satu dari sepuluh uji yang dilakukan diperoleh hasil nilai signifikansi/ ρ

Value > 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara

kedua sampel, yang mana ini terdapat pada uji yang dilakukan pada Bank

Syariah Mandiri (BSM) dan Al Rajhi. Maka dari itu secara keseluruhan

dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara tingkat

kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia.

Page 105: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

90

C. Pembahasan

1. Kondisi rasio-rasio keuangan model Altman Z score pada Bank

Umum Syariah di Asia

Kondisi rasio-rasio keuangan pada Bank Umum Syariah di

Asia mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Rasio-

rasio keuangan tersebut terdiri dari modal kerja, laba ditahan,

Earning Before Tax (EBT), nilai buku ekuitas, nilai buku total

liabilitas, dan total aset. Berikut ada kondisi rasio-rasio keuangan

model Altman z score pada Bank Umum Syariah di Asia periode

2014-2018

Tabel 4.8 Rasio-Rasio Keuangan Bank Umum Syariah di Asia

(dalam juta USD)

Bank Rasio Keuangan Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

BSM Modal Kerja

Laba Ditahan

EBT

Nilai buku ekuitas

Nilai buku liabilitas

Total aset

4.284

250

7

358

604

4.859

4.494

235

27

407

717

5.108

5.110

258

31

463

815

5.722

5.523

249

34

530

912

6.381

6.294

329

59

583

1.050

7.138

BIBD Modal Kerja

Laba Ditahan

EBT

Nilai buku ekuitas

Nilai buku liabilitas

Total aset

4.790

39

77

800

4.390

5.191

4.636

42

88

830

4.207

5.037

6.088

49

101

89-

5.558

6.449

6.076

56

136

716

5.873

6.589

6.173

73

120

777

6.153

6.931

Al Rajhi Modal Kerja

Laba Ditahan

EBT

78.264

1.287

1.822

79.482

2.310

1.898

85.388

3.261

2.162

86.293

3.707

2.421

83.439

3.398

2.732

Page 106: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

91

Nilai buku ekuitas

Nilai buku liabilitas

Total aset

11.168

70.862

82.030

2.324

62.464

84.139

4.236

58.883

90.561

20.975

61.740

91.469

6.114

2.122

97.304

CIMB IB Modal Kerja

Laba Ditahan

EBT

Nilai buku ekuitas

Nilai buku liabilitas

Total aset

9.697

92

124

759

11.039

11.562

11.606

95

128

853

12.058

12.910

13.934

128

171

982

14.790

15.722

56.710

861

1.059

7.502

65.493

72.996

18.944

196

244

1.304

21.771

23.076

Parsian Modal Kerja

Laba Ditahan

EBT

Nilai buku ekuitas

Nilai buku liabilitas

Total aset

12

24

362

1.140

17.365

18.648

12

15

348

992

18.733

19.726

10

14

63

1.175

2.905

15.557

11

81

99

840

16.020

16.861

17

75

21

839

20.772

21.611

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa rasio-rasio

keuangan Bank Umum Syariah di Asia memiliki perbedaan yang

cukup signifikan. Modal kerja tertinggi terdapat pada Al Rajhi

sebesar 86.293 juta USD pada tahun 2017. Selanjutnya Laba ditahan

tertinggi juga berada pada Al Rajhi pada tahun 2017 sebesar 3.707

juta USD. Secara keseluruhan berdasarkan rasio keuangan Al Rajhi

bank memiliki jumlah terbesar di masing-masing rasio keuangan,

hal ini tentunya sebanding dengan total aset yang dimiliki Al Rajhi

yang memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan empat Bank

Umum Syariah lainnya. Kemudian untuk rasio keuangan terkecil

secara keseluruhan berada pada Parsian Bank dengan total aset

terbesar berada pada tahun 2018 sebesar 21.611 juta USD.

Rendahnya total aset yang dimiliki Parsian Bank tentunya

berpengaruh terhadap rendahnya rasio-rasio keuangan lainnya.

Page 107: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

92

2. Analisis Tingkat Kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia

Pengukuran tingkat kebangkrutan lima Bank Umum Syariah

di Asia menggunakan metode Altman z score pada Bank Syariah

Mandiri (BSM), Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD), Al Rajhi

Bank, CIMB Islamic Berhad dan Parsian Bank. Berdasarkan hasil

dari tingkat kebangkrutan menururt metode Altman z score yang

digunakan menunjukan bahwa rata-rata nilai kebangkrutan tertinggi

berada pada Al Rajhi Bank dengan nilai 7,08 sedangkan rata-rata

nilai kebangkrutan terendah berada pada Parsian Bank dengan nilai

4,75. Tingginya nilai kebangkrutan pada Al Rajhi Bank disebabkan

karena tingginya total aset yang dimiliki oleh Al Rajhi Bank diiringi

dengan perolahan keuntungan yang tinggi setiap tahunnya.

Sedangkan untuk Parsian Bank rendahnya nilai kebangkrutan pada

Parsian Bank dikarenakan gejolak perekonomian yang tidak

menentu dalam beberapa tahun terakhir sehingga berimbas pada

pertumbuhan perbankan syariah di negara itu.

Berdasarkan tahun nilai kebangkrutan tertinggi berada pada

tahun 2018 dengan nilai 8,95 sedangkan untuk nilai kebangkrutan

terendah ada pada tahun 2015 dengan nilai 4,2. Tingginya nilai

kebangkrutan pada tahun 2018 disebabkan karena pada tahun

tersebut hampir seluruh perbankan syariah yang menjadi objek

dalam penelitian ini memperleh keuntungan tertinggi di bandingkan

empat tahun sebelumnya. Sedangkan nilai terendah pada tahun 2015

disebabkan karena Parsian Bank terpukul dari kondisi perekonomian

Iran atas sanksi yang diberikan Amerika Serikat kepada Iran selama

tahun 2012 hingga 2015 sehingga membuat PDB Iran hanya bisa

mencapai 1,4 persen saja di tahun tersebut. Sementara itu, rata-rata

tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia adalah 6,09 dan

menurut Uji Nonparametrik Kruskal-Wallis bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan dari tingkat kebangkrutan Bank Umum

Syariah di Asia.

Page 108: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

93

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Salman

Syed Ali (2006:71) yang menyatakan bahwa kebangkrutan Ihlas

Finance di Turkey disebabkan oleh risiko operasional dalam internal

lembaga itu sendiri. Selain itu penelitian oleh Nunung Elhayati

(2017:123) menyatakan bahwa bahwa selama periode 2013-2015

BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri dan BRI Syraiah mempunyai

nilai Z score lebih dari 2,90, kemudian berdasarkan klasifikasi pada

model Altman z score lebih dari 2,90 menunjukan bahwa bank

tersebut berada dalam kondisi yang tidak bangkrut.

3. Analisis Perbedaan Tingkat Kebangkrutan Bank Umum

Syariah di Asia

Perbedaan tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di

Asia peneliti menggunakan Uji beda Kruskal-Wallis terhadap lima

bank syariah di lima negara yang berada dalam Benua Asia.

Berdasarkan Uji Kruskal Wallis menyatakan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan dari tingkat kebangkrutan Bank Umum

Syariah di Asia. Perbedaan yang signifikan ini disebabkan

perbedaan nilai yang cukup jauh antara nilai kebangkrutan tertinggi

dan terendah nya. Dimana Al Rajhi Bank yang memiliki tingkat

kebangkrutan tertinggi memiliki nilai rata-rata 7,09 sedangkan

Parsian Bank sebagai bank dengan tingkat kebangkrutan terendah

memiliki nilai rata-rata sebesar 4,75.

Berdasarkan Uji Post Hoc Mann Whitney diketahui bahwa

satu dari sepuluh uji yang dilakukan diperoleh hasil nilai

signifikansi/ ρ Value > 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan

yang signifikan diantara kedua sampel, yang mana ini terdapat pada

uji yang dilakukan pada BSM dan Al Rajhi. Maka dari itu secara

keseluruhan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan diantara tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di

Asia.

Page 109: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

94

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dalam menganalisis tingkat kebangkrutan

dan perbedaan rasio-rasio keuangan perbankan syariah di Asia menggunakan

metode Altman z score diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi rasio-rasio keuangan model Altman z score pada Bank

Umum Syariah di Asia secara keseluruhan memiliki perbedaan yang

signifikan. Rasio-rasio keuangan tertinggi berada pada Al Rajhi

Bank dengan pencapaian total aset terbesar pada tahun 2017 sebesar

86.293 juta USD. Sedangkan rasio-rasio keuangan terkecil berada

pada Parsian Bank dengan total aset sebesar 21.611 juta USD pada

tahun 2018.

2. Pengukuran tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia

menggunakan metode Altman Z Score diperoleh bahwa rata-rata

nilai kebangkrutan tertinggi berada pada Al Rajhi Bank dengan nilai

7,09 dan rata-rata nilai kebangkrutan terendah berada pada Parsian

Bank dengan nilai 4,75. Rata-rata tingkat kebangkrutan perbankan

syariah di Asia adalah sebesar 6,6.

3. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan Uji Kruskal-Wallis

diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat

kebangkrutan Bank Umum Syariah di Asia. Sedangkan berdasarkan

Uji Post Hoc Mann Whitney diketahui bahwa sembilan dari sepuluh

uji yang dilakukan memperoleh hasil nilai signifikansi/ ρ Value <

0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua

sampel. Namun satu dari sepuluh uji yang dilakukan diperoleh hasil

nilai signifikansi/ ρ Value > 0,05 yang berarti tidak terdapat

perbedaan yang signifikan diantara kedua sampel, yang mana ini

terdapat pada uji yang dilakukan pada BSM dan Al Rajhi. Maka dari

itu secara keseluruhan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

Page 110: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

95

yang signifikan diantara tingkat kebangkrutan Bank Umum Syariah

di Asia.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan

diatas, saran yang diberikan peneliti adalah senagai berikut :

1. Bagi Praktisi

1. Perbankan Syariah

a. Bagi Praktisi Perbankan Syariah diharapkan dapat

mempertahankan tingkat kebangkrutan perbankan syariah

melalaui kerjasama dalam peningkatan kinerja perbankan

syariah sehingga terhindar dari berbagai ancaman risiko

kebangkrutan baik dari internal maupun eksternal perbankan

syariah itu sendiri.

b. Praktisi perbankan syariah harus mampu lebih berinovasi

mengingat semakin ketatnya persaingan industri keuangan di

dunia maupun di Indonesia. Hal ini tentunya akan semakin

meningkatkan minat nasabah untuk menjadikan perbankan

syariah sebagai mediator dalam keuangan nasabah.

c. Praktisi perbankan syariah sebaiknya mampu menangkap

lebih banyak peluang dari kondisi perekonomian dunia yang

terkadang tidak menentu, sehingga nantinya perbankan

syariah mampu menjadi solusi andal dalam permasalahan

keuangan dunia mengingat sudah banyaknya bukti bahwa

perbankan syariah mampu bertahan ditengah guncangan

ketidakpastian ekonomi dunia.

d. Praktisi perbankan syariah juga seharusnya mengambil andil

dalam penyediaan SDM yang berkualitas bagi industri

perbankan syariah untuk memperoleh bibit-bibit unggul

demi kemajuan perbankan syariah di masa mendatang.

Page 111: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

96

2. Pemerintah

1) Diharapkan pemerintah sebagai pemangku kebijakan

tertinggi di suatu negara dapat memberikan

dukungan penuh terhadap pertumbuhan perbankan

syariah di suatu negara terlebih dengan negara-

negara yang memiliki minoritas penduduk muslim.

Dukungan pemerintah dapat berupa pemberian

kemudahan dalam aturan pendirian perbankan

syariah di suatu negara serta memberikan payung

hukum yang jelas terhadap industri keuangan syariah.

2) Pemerintah juga diharapakan dapat turut

berkontribusi dalam pengenalan perbankan syariah

ke masyarakat untuk semakin menarik minat

masyarakat dalam industri keuangan syariah

2. Bagi Akademisi

Bagi peneliti selanjutnya alangkah baiknya dapat melakukan

penelitian dengan metode yang berbeda misalnya dapat

menggunakan metode zmijewski. Selain itu objek penelitian pun

dapat diperluas dan lebih spesifik mislanya pada lingkup perbankan

syariah di Asia Selatan dan sebagainya. Selain itu tahun periode

penelitian juga dapat diperpanjang dimulai dari rentang lima tahun

keatas agar penelitian yang dihasilkan dapat lebih komprehensif.

3. Bagi Masyarakat Umum

Bagi masyarakat alangkah baiknya turut berkontribusi dalam

penelitian selanjutnya dengan memberikan sumbangshih pemikiran

dari semua kalangan untuk kemajuan penelitian lebih lanjut di masa

mendatang.

Page 112: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

97

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abbas, Zamir Iqbal. (2010). Pengantar Keuangan Islam Teori dan Praktik. Jakarta :

Kencana

Altman, Edward I. (2000). Predicting Financial, Distress of Companies Revisiting

The Z Score and Zeta Models, New York University, Stern School of

Business.

Ahmad, Rodoni dan Herni, Ali. (2010). Manajemen Keuangan, Jakarta: Mitra

Wacana Media.

A. Karim Adiwarman. (2014). Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan). Jakarta:

PT Raja Grafindo

Antonio, M.S. (2010). Bank Syariah: Dari Teori ke Parktek. Jakarta: Gema Insani

Press

Arifin, Z. (2013). Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alfabet

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta

Badoren. Faisal (2015). Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Prenadamedia Group

Chapra, M. Umar. (2000). Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta: Gema Insani

Press

Ghozali, Imam. (2011). Ekonomitrika Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS

17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hakim, Lukman (2012). Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Yogyakarta: Erlangga

Hanafi, Mahmud M. (2010). Manajemen Keuangan : Cetakan Kelima. Yogyakarta:

BPFE

Hani, Syafrida. (2014). Teknik Analisa Laporan Keuangan. Medan: In Media

Hasan, N.I. (2010). Perbankan Syariah (Sebuah Pengantar). Jakarta: Referensi

Heri Sudarsono. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:

Ekonisian

Hery. (2009). Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta: Bumi Aksara

Page 113: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

98

Ihsan, Dwi Nur‟aini. (2013). Analisis Laporan Keuangan Syariah. Tangerang

Selatan: UIN Press

Ikit. (2010). Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Gaya Media

Ismail. (2009). Perbankan Syariah. Bandung: Rajawali Press

Jundiani. (2009). Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. Malang:

UIN Malang Press

Karim, A. (2010). Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Rajawali

Press

Khaerul Umam, S.M. (2013). Manajemen Perbankan Syariah. Bandung : Pustaka

Setia

Margono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Munawwir, S. (2010). Analisis Laporan Keuangan Edisi Keempat. Cetakan kelima

belas. Yogyakarta: Liberty

Muslich, Mansur. (2010). Text Book Writing. Jakarta: Ar-Ruz Media

Nurhasanah. (2016). Praktikum Statistika 2 Untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta :

Salemba empat

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) (2008). Ekonomi

Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Rianto, Nur dan Yuke Rahmawati (2018). Manajemen Risiko Perbankan Syariah.

Bandung: CV Pustaka Setia

Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan

Strategis. Jakarta: Erlangga

Sjahdeini, S.R. (2014). Perbankan Syariah: produk-produk dan aspek-aspek

Hukumnya. Yogyakarta: Kencana

Soemitra, A. (2017). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Edisi Kedua.Jakarta:

Prenada Media

Suganda,A.D. (2015). Mengurangi Tingkat Risiko Dengan Manajemen Islami.

Jurnal Ekonomi Islam.Vol. 6

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2015). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Utomo, A.P. (2014). Dua Dekade Ekonomi Syariah Menuju Kiblat Ekonomi Islam

Page 114: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

99

Jakarta: Gresss Publishing

Wahyudi, Iman dkk. (2013). Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta: Salemba

Empat

Yaya, Rizal. (2014). Akutansi Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba empat

Jurnal Ilmiah

Akem Kolawole Odeduntan, A. A. (2016). Financial Stability of Islamic Banks; Empirical

Evidence. Journal of Islamic Banking and Finance, 39-46.

Ali, S. S. (2007). Financial Distress and Bank Failure: Lesson from closure of Ihlas Finans

in Turkey. Islamic Economic Studies, 10-12.

Arif Hidayat, M (2014). Prediksi Financial Distress Perusahaan Manufaktur di Indonesia.

Diponegoro Journal of Accounting, 2-3

Brahmana, R. (2017). Identifying Financial Distress Condition in Indonesia Manufacture

Industry, Journal of Accounting, 5-51

Dwijayanti, P.F. (2010). Penyebab, Dampak dan Prediksi dari Financia Distress serta

Solusi untu mengatasi Financial Distress, Jurnal Akuntansi Kontemporer, 194-203.

Elhayati,N (2017). Prediksi Kebangkrutan Dengan Model Altman Z score Pada Bank

Umum Syariah di Indonesia Periode 2013-2015, Departemen of Islamic

Economics, 1-26

Fadilla. (2019). Analisis Kebangkrutan Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2014-2017.

Jurnal Islamic Banking, 23-34.

Gallai, M. A. (2015). Islamic Bank and Financial stability: An empirical analyisi of the

gulf country. International Journal of Business and Commerce, 64-87.

Gamayuni, Rindu Rika. (2009). Berbagai Alternatif Model Prediksi Kebangkrutan. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, Vol 14 No.I

Hantono. (2018). Memprediksi Financial Distress Dengan Menggunakan Altman z score,

grover score,zmijewski score (studi kasus pada perusahaan perbankan). Jurnal

Riset Akutansi Going Concern, 168-180.

Hanifah, O. (2013). Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Financial Indicators

Terhadap Kondisi Financial Distress, Jurnal Maksi Undip, 25-53

Page 115: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

100

Hapsari, E. I. (2012). Kekuatan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi Financial

Distress Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Dinamika Manajemen, 102-103

Kartika, D. N. (2015). Potensi Kebangkrutan Pada Sektor Perbankan Syariah Untuk

Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis. Etikonomi, 113-146.

Kusdiana, Yayu. (2014). Analisis Model CAMEL dan Altman's Z score Dalam

Memprediksi Kebangkrutan Bank Umum di Indonesia. Jurnal Tepak Manajemen

Bisnis, 85-94

Luluk Afiqoh, N. L. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Resiko Kebangkrutan

Bank Umum Syariah di Indonesia (Metode Altman z score modifikasi). Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Islam, 7-9.

Nariman, A. (2016). Analisis Prediksi Kebangkrutan Dan Harga Saham Pada Perusahaan

Pertambangan Batu Bara,Jurnal Fakultas Bisnis UKDW, 141-155

Pustylnick, I. (2012). Restructing The Financial Characteristics of Projects in Financial

Distress, Global Journal of Business Research, Vol VI No 2.

Rahmadini, A.A. (2016). Analisis Kesesuaian Prediksi Kebangkrutan Model Altman Z

score Fulmer dan Springate terhadap Opini Auditor Pada Perusahaan Delisting 2015

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 145-146.

Saaed, Rashid, et.al, 2014. Impact of ServiceQuality on Customer Loyalty in Islamic

Banking Sector of Pakistan: A Mediating Role of Customer Satisfication, Journal

Basic and Applied Scientific Research. Vol 4, No 2.

Supriyanto, T. (2015). Konsep Rate of Profit dan Stabilitas Ekonomi Perbankan Syariah .

Etikonomi, 175-204.

Sochih,Moh. (2009). Analisis Tingkat Kesehatan Bank Ditinjau Dari CAMEL Untuk

Mengukur Keberhasilan Manajemen Pada BPRS Margirizki, Banguntapan,

Bantu,Yogyakarta (Studi Kasus Pada PT BPRS Margi Rizki Bahagia),

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 82-95

Syinta, Noer. (2018). Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Potensi

Kebangkrutan Bank Umum Syariah di Indonesia (Metode Altman Z Score

Modifikasi)

Dokumen Pemerintahan

Bank Indonesia. (2019). Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia 2019. Dokumen

diakses pada 20 Februari 2020 melalui www.bi.go.id

Page 116: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

101

Bank Indonesia. (2019). Ringkasan Eksekutif Masa Depan Keuangan Syariah di Indonesia

diakses pada 2 Maret 2020 melalui www.bi.go.id

Bank Indonsiea. (2019). Peraturan Bank Indonesia 2013. Dokumen diakses pada 14 Maret

2020 melalui www.bi.go.id

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). (2019). Analisis Stabilitas dan Sistem Perbankan

Triwulan I 2019. Jakarta

Otoritas Jasa Keuangan (2019). Statistik Perbankan Syariah 2019. Dokumen diakses pada

5 maret 2020 melalui www.ojk.go.id

Dokumen Website

Global Islamic Finance Report. (2019). Global Islamic Financial Report 2019.

Dokumen diakses pada 25 Februari 2020 melalui www.gifr.net

ICD-Thompson Reuters. Islamic Financial Development Report 2019. Thompson Reuters

Dokumen diakses pada 12 Maret 2020

Global Religious Futures. (2019). Global Religious Futures 2019. Dokumen diakses pada

21 Maret 2020 melalui www.globalreligiousfutures.org

Global Bankrupcity Report. (2019). Global Bankrupcity Report 2019. Dokumen diakses

pada 15 Maret 2020 melalui www.dnb.com

Islamic Financial Services Board. (2018). Islamic Financial Services Industry Stability

Report 2018. Dokumen diakses pada 17 Februari 2020 melalui www.ifsb.org

Islamic Finance Country Index. (2019). Islamic Finance Country Index 2019. Dokumen

diakses pada 17 Februari 2020 melalui www.gifr.net

The Banker. (2019). Unrivalled Coverage of Global Finance and Banking 2019. Dokumen

diakses pada 15 Maret 2020 melalui www.thebanker.com

State of The Global Islamic Economy Report. (2018). Salaam Gateway State of The

Global Islamic Economy Report 2018. Dokume diakses pada 25 Maret 2020

melalui www.salaamgateway.com

Page 117: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

102

Website

https://www.alrajhibank.com.sa/en diakses pada 02 Februari 2020

https://www.bi.go.id/id/Default.aspx diakses pada 23 Maret 2020

http://www.bibd.com.bn/personal/ diakses pada 02 Maret 2020

https://www.cimbislamic.com/en/home.html diakses pada 10 Maret

https://katadata.co.id/berita/2019/10/17/100 diakses pada 20 februari 2020

https://www.mandirisyariah.co.id/ diakses pada 08 Februari 2020

https://www.msn.com/id-id/ diakses pada 22 Maret 2020

https://www.parsian-bank.ir/ diakses pada 05 Januari 2020

https://www.prudential.co.id/ diakses pada 10 Februari 2020

Page 118: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

103

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Daftar Lampiran :

1) Data Sekunder Tingkat Kebangkrutan sebelum diolah

2) Hasil Uji Post Hoc Tingkat Kebangkrutan

3) Kurs Jual untuk mata uang Rupiah, Dollar Brunei,

Riyal Saudi, Ringgit, dan Rial terhadap US Dollar 22

Februari 2020

Page 119: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

104

Lampiran 1 : Data Sekunder Tingkat Kebangkrutan Sbeleum diolah (USD)

Bank

Syariah

Tahun Total Aset Modal

Kerja

Saldo

Laba

EBT Ekuitas Liabilitas

BSM 2014 4.859.318 4.284.904 250.085 7.984 358.374 604.670

2015 5.108.103 4.494.463 235.371 27.157 407.517 717.402

2016 5.722.356 5.110.861 258.993 31.576 463.992 815.398

2017 6.381.709 5.523.244 249.459 34.117 530.919 982.208

2018 7.138.534 6.294.409 329.432 59.213 583.559 1.050.897

BIBD 2014 5.191.584 4.790.117 39.219 77.186 800.818 4.390.765

2015 5.037.910 4.636.397 42.345 88.899 830.478 4.207.432

2016 6.449.428 6.088.288 49,369 101.502 890.493 5.558.934

2017 6.589.676 6.076.269 56.575 136.191 716.589 5.873.087

2018 6.931.044 6.173.474 73.503 120.482 777.429 6.153.615

AlRajhi 2014 82.030.949 78.264.811 1.287.319 1.822.367 11.168.851 70.862.098

2015 84.139.119 79.482.278 2.310.296 1.898.877 2.324.573 62.464.075

2016 90.561.704 85.388.823 3.261.923 2.162.528 4.236.620 58.883.115

2017 91.469.345 86.293.402 3.707.312 2.421.914 20.975.934 61.740.033

2018 97.304.148 83.439.136 3.398.231 2.732.218 6.114.570 2.122.391

CIMB 2014 11.562.384 9.967.022 92.606 124.503 759.907 11.039.102

2015 12.910.052 11.606.652 95.600 128.123 853.389 12.059.190

2016 15.772.171 13.934.709 128.550 171.427 982.142 14.790.029

2017 72.996.628 56.710.536 861.621 1.059.061 7.502.994 65.493.633

2018 23.076.963 18.944.855 196.527 244.552 1.304.748 21.771.741

Parsian 2014 18.648 12.849 24.773 362.329 1.140.767 17.565

2015 19.726 12.088 15.226 348.306 992.669 18.733

2016 15.557 10.149 14.098 63.299 1.175.252 2.905

2017 16.861 11.730 81.021 99.489 840.688 16.020

2018 21.611 17.671 75.856 21.465 839.172 20.772

Page 120: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

105

Lampiran 2 : Hasil Uji Post Hoc Tingkat Kebangkrutan

BSM dengan BIBD BSM dengan Al Rajhi

Mann-Whitney U 9.000

Wilcoxon W 24.000

Z -,731

Asymp.Sig (2-tailed) ,465

Exact Sig. {2*(1-tailed Sig.)} ,548b

BSM dengan CIMB IB BSM dengan Parsian

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp.Sig (2-tailed) ,009

Exact Sig. {2*(1-tailed Sig.)} ,008b

BIBD dengan Al Rajhi BIBD dengan CIMB IB

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp.Sig (2-tailed) ,009

Exact Sig. {2*(1-tailed Sig.)} ,009b

BIBD dengan Parsian Al Rajhi dengan CIMB IB

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp.Sig (2-tailed) ,009

Exact Sig. {2*(1-tailed Sig.)} ,008b

Al Rajhi dengan Parsian CIMB IB dengan Parsian

Mann-Whitney U 1,000

Wilcoxon W 16,000

Z -2,402

Asymp.Sig (2-tailed) ,016

Exact Sig. {2*(1-tailed Sig.)} ,016b

Mann-Whitney U 1.000

Wilcoxon W 16.000

Z -2.402

Asymp.Sig (2-tailed) ,016

Exact Sig. {2*(1-tailed Sig.)} ,016b

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp.Sig (2-tailed) ,009

Exact Sig. {2*(1-tailed Sig.)} ,009b

Mann-Whitney U 1,000

Wilcoxon W 16,000

Z -2,402

Asymp.Sig (2-tailed) ,016

Exact Sig. {2*(1-tailed Sig.)} ,016b

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp.Sig (2-tailed) ,009

Exact Sig. {2*(1-tailed Sig.)} ,008b

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 15,000

Z -2,611

Asymp.Sig (2-tailed) ,009

Exact Sig. {2*(1-tailed Sig.)} ,008b

Page 121: PERBANDINGAN RISIKO KEBANGKRUTAN BANK UMUM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51442/1/PUTRI ACEBELI.pdfDan di posisi terakhir reksa dana syariah senilai Rp37.7 triliun

106

Lampiran 3 : Kurs Jual untuk mata uang Rupiah, Dollar Brunei, Riyal Saudi,

Ringgit, dan Rial terhadap US Dollar 22 Februari 2020

Negara Kurs Jual

Indonesia 13.804

Brunei Darussalam 1,41

Arab Saudi 3,76

Malaysia 4,34

Iran 42.105