perbandingan physical vapor deposition
DESCRIPTION
teknik mesinTRANSCRIPT
Perbandingan Physical Vapor Deposition (PVD), Chemical Vapor Deposition
(CVD) dan Diffusion Hardening
Pengerasan permukaan (surface hardening) merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk meningkatkan ketahanan aus dari material tanpa mengurangi sifat
ketangguhan dari material tersebut [1,2]. Pengerasan permukaan memiliki beberapa
keuntungan, yaitu pada baja dapat digunakan baja karbon renda dan sedang yang
murah untuk didapatkan permukaan yang keras dengan ketangguhan yang tinggi
tanpa terjadinya distorsi dan cracking. Terdapat tiga tipe perlakuan pengerasan
permukaan (Davis, 2002), dengan masing-masing tipe memiliki prinsip yang
berbeda, yaitu thermochemical diffusion/diffusion hardening, applied
energy/thermal method, dan surface coating/surface-modification method.
Metode physical vapor deposition (PVD) dan chemical vapor deposition
(CVD) termasuk ke dalam tipe surface coating yang merupakan proses
pendepositan lapisan yang keras pada permukaan material menggunakan senyawa
yang berbeda secara struktur kimia dan sifatnya.
PVD merupakan proses yang melibatkan pembentukan lapisan coating
pada permukaan material dengan prinsip deposisi atau pengendapan secara fisik
paritikel-partikel atom, ion atau molekul dari bahan pelapis/coating. Terdapat tiga
teknik untuk melakukan proses PVD, yaitu thermal evaporation, sputtering, dan
ion plating. Pada teknik thermal evaporation material akan dipanaskan dalam
kondisi yang vacuum, kemudian dengan temperatur yang cukup tinggi atom-atom
akan menguap dari sumber dan akan mengendap pada material yang akan dilapisi [2]. Pada sputtering material akan dilapisi
dengan proses penghamburan atom secara
mekanik dengan menjatuhkan kejut ion-ion
atau atom-atom yang berenergi dan
biasanya menggunakan atom Argon.
Benturan atom Argon mampu
mengeluarkan atom target yang kemudian
menuju logam yang dilapis (substrat) dan
part lain yang ada dalam chamber[2].
Sedangkan untuk proses ion plating, prinsip dasarnya sama seperti proses
evaporation. Pada proses ini sumber pelapisnya berasal dari kawat yang dijadikan
sebagai anoda, sedangkan material yang akan dilapisi akan menjadi katoda dengan
menggunakan sumber DC dengan tegangan antara -500 hingga -5000 V, sehingga
atom bergerak cepat menuju ke substrate dan menghasilkan lapisan yang lebih
rapat dan kuat[2]. Kelebihan dari proses ini adalah: proses dapat dikontrol dengan
mudah, temperatur deposisi yang rendah, hasil lapisan yang rapat dan baik.
Sedangkan kekurangannya yaitu proses vakum yang membutuhkan biaya yang
besar, ukuran komponen yang dapat dilapisi terbatas, serta laju pelapisan yang
rendah.
CVD merupakan proses yang
menghasilkan lapisan coating secara
kimiawi atau dengan reaksi kimia pada
permukaaan material yang dipanaskan [2]. Seperti terlihat pada gambar di
samping, pelapisnya berupa gas yang akan bereaksi dengan permukaan material
saat pemanasan berlangsung dan menghasilkan lapisan yang keras serta
menghasilkan produk gas yang akan dibuang melalui reactor, dengan persamaan
reaksi sebagai berikut:
MClx + H2 + 0.5N2 = MN + xHCl
MClx + CH4 = MC + xHCl
Contohnya:
TiCl4 + CH4 = TiC + 4HCl
TiCl4 + 1/2N2 + 2H2 = TiN + 4HCl
TiCl4 + NH3 + 1/2H2 = TiN + 4HCl
Kelebihan dari CVD, yaitu hasil lapisan yagn memiliki kekerasan yang
tinggi, gaya adhesi yang baik, dan kerataan hasil lapisan yang baik. Sedangkan
kekurangan dari proses ini yaitu menggunakan temperatur yang tinggi, serta
pengaruh terhadap lingkungan akibat gas yang dihasilkan. Baik PVD dan CVD
digunakan untuk menambah ketahanan aus pada baja perkakas.
Sedangkan proses pengerasan dengan prinsip difusi (diffusion hardening)
melibatkan modifikasi komposisi kimia pada permukaan material dan
membutuhkan energi panas agar proses difusi tersebut berlangsung [1]. Metode ini
menggunakan berbagai macam senyawa pengeras seperti karbon, nitrogen atau
boron dalam bentuk gas, liquid, ataupun ion yang akan berdifusi pada permukaan
material. Proses ini akan menghasilkan berbagai macam variasi profil kedalaman
dan kekerasan yang bergantung pada temperatur dan lama waktu prosesnya.
Gambar 1.1 Perbandingan antara PVD, CVD dan Diffusion Hardening[2]
Daftar Pustaka
[1] ASM Handbook Volume 4: Heat Treating. 19991: ASM International.
[2] Davis, J.R. 2002. Surface Hardening of Steels: Understanding the Basics.
USA: ASM International.
[3] Myrna, Ariati. Handouts Perlakuan Panas dan Rekayasa Permukaan:
Berbagai Proses Surface Engineering. Departemen Metalurgi dan
Material FTUI. Depok: 2013.
[4] http://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=1558 tanggal 19 Februari 2014
pukul 20:18
[5] http://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=1552 diakses tanggal 19
Februari 2014 pukul 20:25
Dalam belajar kimia, sebaiknya teman-teman pembaca
mengetahui tentang rumus kimi dan struktur, berikut
penjelasan mengenai hal tersebut.
Rumus kimia adalah rumus yang menyatakan
lambang atom dan jumlah atom unsur yang menyusun
senyawa. Rumus kimia disebut juga rumus molekul,
karena penggambaran yang nyata dari jenis dan jumlah
atom unsur penyusun senyawa yang bersangkutan.
Berbagai bentuk rumus kimia sebagai berikut:
1. Rumus kimia untuk molekul unsur
monoatomik.
Rumus kimia ini merupakan lambang atom unsur itu
sendiri.
Contoh :
Fe, Cu, He, Ne, Hg.
2. Rumus kimia untuk molekul unsur diatomik.
Rumus kimia ini merupakan penggabungan dua atom
unsur yang sejenis dan saling berikatan.
Contoh :
H2, O2, N2, Cl2, Br2, I2.
3. Rumus kimia untuk molekul unsur poliatomik.
Rumus kimia ini merupakan penggabungan lebih dari
dua atom unsur yang sejenis dan saling berikatan.
Contoh :
O3, S8, P4.
4. Rumus kimia untuk molekul senyawa ion
Merupakan rumus kimia yang dibentuk dari
penggabungan antar atom yang bermuatan listrik, yaitu
ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Ion positif
terbentuk karena terjadinya pelepasan elektron (Na+,
K+, Mg2+), sedangkan ion negatif terbentuk karena
penangkapan elektron (Cl-, S2-, SO42-).
Penulisan rumus kimia senyawa ion sebagai berikut.
- Penulisan diawali dengan ion positif (kation)
diikuti ion negatif (anion).
- Pada kation dan anion diberi indeks, sehingga
didapatkan senyawa yang bersifat netral (jumlah
muatan (+) = jumlah muatan (-)).
- Bentuk umum penulisannya sebagai berikut.
Contoh :
Na+ dengan Cl- membentuk NaCl.
Mg2+ dengan Br- membentuk MgBr2.
Fe2+ dengan SO42- membentuk FeSO4.
5. Rumus kimia untuk senyawa biner nonlogam
dengan nonlogam.
Penulisan rumus kimia ini berdasarkan kecenderungan
atom yang bermuatan positif diletakkan di depan,
sedangkan kecenderungan atom bermuatan negatif
diletakkan di belakang menurut urutan atom berikut ini.
B – Si – C – S – As – P- N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Contoh :
CO2, H2O, NH3.
6. Rumus kimia /rumus molekul senyawa organik.
Rumus ini juga menunjukkan jenis dan jumlah atom
penyusun senyawa organik yang berdasarkan gugus
fungsi masing – masing senyawa.
Contoh :
CH3COOH : asam asetat
CH4 : metana (alkana)
C2H5OH : etanol (alkohol)
7. Rumus kimia untuk senyawa anhidrat.
Anhidrat merupakan sebutan dari garam tanpa air
kristal (kehilangan molekul air kristalnya) atau H2O.
Contoh :
CaCl2 anhidrous atau CaCl2.2H2O.
CuSO4 anhidrous atau CuSO4.5H2O.
8. Rumus kimia untuk senyawa kompleks.
Penulisan rumus senyawa dan ion kompleks ditulis
dalam kurung siku [...].
Contoh :
Na2[MnCl4]
[Cu(H2O)4](NO3)2
K4[Fe(CN)6]
RUMUS EMPIRIS
Rumus empiris merupakan rumus kimia yang
menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana
(bilangan bulat terkecil) dari atom – atom penyusun
senyawa.
Contoh :
C12H22O11 (gula)
CH2O (glukosa)
C2H6O (alkohol)
CHO2 (asam oksalat)
RUMUS STRUKTUR
Rumus struktur merupakan rumus kimia yang
menggambarkan posisi atau kedudukan atom dan jenis
ikatan antar atom pada molekul.
Rumus struktur ikatan.
Rumus struktur secara singkat dituliskan :
CH3CH3
CH3COOH
RUMUS BANGUN/BENTUK MOLEKUL
Adalah rumus kimia yang menggambarkan kedudukan
atom secara geometri/ tiga dimensi dari suatu molekul.