110203747 prinsip kerja physical vapor deposition dc sputtering

Upload: susanti

Post on 14-Apr-2018

267 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    1/25

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Nanopartikel

    Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material,

    struktur fungsional, maupun piranti alam skala nanometer. Material berukuran

    nanometer memiliki sejumlah sifat kimia dan fisika yang lebih unggul dari

    material berukuran besar (bulk). Disamping itu material dengan ukuran nanometer

    memilki sifat yang kaya karena menghasilkan sifat yang tidak dimiliki oleh

    material ukuran besar. Sejumlah sifat tersebut dapat diubah-ubah dengan melaluipengontrolan ukuran material, pengaturan komposisi kimiawi, modifikasi

    permukaan, dan pengontrolan interaksi antar partikel. Material nanopartikel

    adalah material-material buatan manusia yang berskala nano, yaitu lebih kecil dari

    100 nm, termasuk di dalamnya adalah nanodot atau quantum dot, nanowire dan

    carbon nanotube. Selain nanopartikel juga dikembangkan material nanostruktur,

    yaitu material yang tersusun oleh beberapa material nanopartikel. Untuk

    menghasilkan material nanostruktur maka partikel-partikel penyusunnya harus

    diproteksi sehingga apabila partikel-partikel tersebut digabung menjadi materialyang berukuran besar maka sifat individualnya dipertahankan. Sifat material

    nanostruktur sangat bergantung pada (a) ukuran maupun distribusi ukuran, (b)

    komponen kimiawi unsur-unsur penyusun material tersebut, (c) keberadaan

    interface (grain boundary), dan (d) interaksi antar grain penyusun material

    nanostruktur. Quantum dot adalah material berukuran kurang dari 100 nanometer

    yang mengurung elektron secara 3-dimensi, baik arah x, y dan z. Hal ini

    dimungkinkan karena diameter dari quantum dot tersebut sebanding dengan

    panjang gelombang dari elektron. Nanowire adalah material berukuran nanometeryang dapat mengurung elektron secara 2-dimensi dan bebas bergerak di dimensi

    yang ketiga, yaitu ke depan atau ke belakang.

    Sintesis nanopartikel dapat dilakukan dalam fasa padat, cair, maupun gas.

    Proses sintesis pun dapat berlangsung secara fisika atau kimia. Proses sintesis

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    2/25

    7

    secara fisika tidak melibatkan reaksi kimia. Yang terjadi hanya pemecahan

    material besar menjadi material berukuran nanometer, atau penggabungan

    material berukuran sangat kecil, seperti kluster, menjadi partikel berukurannanometer tanpa mengubah sifat bahan. Proses sintesis secara kimia melibatkan

    reaksi kimia dari sejumlah material awal (precursor) sehingga dihasilkan material

    lain yang berukuran nanometer. Contohnya adalah pembentukan nanopartikel

    garam dengan mereaksikan asam dan basa yang bersesuaian.

    Secara umum, sintesis nanopartikel akan masuk dalam dua kelompok

    besar. Cara pertama adalah memecah partikel berukuran besar menjadi partikel

    berukuran nanometer. Pendekatan ini kadang disebut pendekatan top-down.

    Pendekatan kedua adalah memulai dari atom-atom atau molekul-molekul yangmembentuk partikel berukuran nanometer yang dikehendaki. Pendekatan ini

    disebut bottom-up. Kedua kelompok besar dalam mensintesis nanopartikel telihat

    pada gambar 2.1. (Abdullah, M. 2008)

    Gambar 2.1. Sintesis nanopartikel top-down dan bottom-up

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    3/25

    8

    2.2.Material ZnO

    Seng Oksida (Zn0) merupakan salah satu persenyawaan dari logam Zn

    yang tergolong senyawa oksida. Secara umum, Zn0 dapat dibuat denganmereaksikan logam Zn dan oksigen pada suhu tinggi. Reaksi yang terjadi adalah

    sebagai berikut :

    Zn2+ + 02+ Zn0

    Zn0 terjadi sebagai bubuk putih umumnya dikenal sebagai seng putih atau

    sebagai zincite mineral. Mineral biasanya berisi sejumlah unsur mangan dan

    lainnya dan kuning kewarna merah. Oksida seng kristal termo-kromat, berubah

    dari putih ke kuning ketika dipanaskan dan di udara beralih ke putih pada

    pendinginan. Perubahan warna seperti ini terjadi karena perbedaan temperatur,dikenal sebagai sifat termokromik. Perubahan warna seng oksida tersebut karena

    pemanasan, beberapa atom oksigen hilang dari kisi kristalnya sehingga

    meninggalkan kisi kristal dalam keadaan kelebihan muatan negatif dan ini

    menghasilkan warna yang berbeda,kelebihan muatan negatif (elektron) dapat di

    pindahkan melalui kisi kristal dengan perbedaan potensial. Jadi, seng oksida ini

    bersifat sebagai semikonduktor. Pada pendinginan, atom-atom oksigen yang

    keluar dari kisi pada pemanasan tersebut kembali lagi ke posisi semula sehingga

    diperoleh warna semula.

    ZnO mempunyai kisi kristal dengan struktur wurtzit dan memiliki lattice

    hexagonal terdiri dari Zn2+ dan 02+ ,setiap ion seng dikelilingi oleh ion 02 yang

    berbentuk tetrahedral.Struktur sangat dipengaruhi oleh pita energi dan

    dinamika (lattice) kisi.Besarnya band gap semikonduktor zinc Oxide

    adalah 3,37 eV dan besar eksitasi energi ikat 60 meV.Sifat fisika dari

    material keramik semikonduktor Zinc Oxide (ZnO) adalah memiliki band

    gap yang bagus jika dibandingkan dengan material lainnya.sifat kimia dari

    marerial keramik semikonduktor Zinc Oxide (ZnO) adalah memiliki laju

    reaksi yang cepat.

    Zinc Oxide (ZnO) sebagai material keramik semikonduktor

    merupakan bahan dengan konduktivitas yang berada diantara isolator

    (penghantar listrik yang buruk) dan konduktor (penghantar listrik yang

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    4/25

    9

    baik).Material semikonduktor bersifat sebagai isolator pada temperatur

    yang sangat rendah namun pada temperature ruangan bersifat sebagai

    konduktor. Semikonduktor sangat berguna karena sifat konduktifitasnyadapat dirubah dan dikontrol dengan memberi materi lain atau

    menambahkan ketidakmurnian (doping).Doping merupakan pengotor

    bahan semikonduktor.

    Dalam semikonduktor terdapat band gap(pita energi) dimana range

    energi dalam suatu zat padat dimana tidak ada elektron yang berada pada

    keadaan stabil. Struktur pita elektron dari padatan umumnya pita energy

    terdapat perbedaan energi dalam elektron volt diantara pita valensi dan

    pita konduksi dimana ditemukan isolator dan semikonduktor.Pada suhu yang rendah,electron dalam semikonduktorhanya

    menempati tingkat energi pada pita valensi.Jika mendapat energy yang

    cukup,maka elektron yang berada pada pita valensi dapat meloncat kepita

    konduksi. Loncatan tersebut akan meninggalkan keadaan kosong di pita

    valensi yang dikenal dengan hole.Dalam bulk material semikonduktor

    tingkat energy sangat berdekatan satu dengan yang lainnya. Sehingga

    tingkat energinya digambarkan continue,yang berarti pada daerah tersebut

    tidak ada perbedaan energi. Daerah dimana keberadaan elektron tidak

    diijinkan disebut dengan bandgap (Putri,R.2011).

    Gambar 2.2 Tingkat Energi Pada Semikomduktor

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    5/25

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    6/25

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    7/25

    12

    2.008, 2.029(69)

    Density 5676 kg/m3(67) 5606 kg/m3(69)

    Static dielectric constant 11.0(67) 8.656(69)Intrinsic carrier

    concentration < 106 /cm3(69)

    Exciton binding energy 60 meV(69)

    Electron effective mass 0.24(69)

    Hole effective mass 0.59(69)

    2.4.Metoda Sol-Gel

    Proses Sol-gel menggunakan prekursol inorganik atau logam organik. Di

    dalam air (aqueous) dan larutan organik, prekursor akan mengalami reaksi

    hidrolisis dan kondensasi. Pada umumnya prekursor yang digunakan yaitu logam

    alkoksida M (OR)n dimana R adalah senyawa alkyl. Alkoksida dilarutkan dalam

    paren alkohol dan dihidrolisis dengan penambahan air. Dari larutan prekursor

    tersebut akan terbentuk sol. Perubahan bentuk sol menjadi bentuk gel terjadi

    melalui reaksi hidrolisis dan reaksi kondensasi. Reaksi hidrolisis mengganti ligan

    alkoksida menjadi ligan hidroksil. Pada reaksi hidrolisis terjadi penempelan ion

    hidroksil pada atom logam dengan pemutusan pada salah satu ikatan logam

    alkoksida atau garam anorganik. Kemudian molekul yang telah terhidrolisis dapat

    bergabung membentuk hasil reaksi kondensasi, dimana dua logam digabungkan

    melalui rantai oksigen. Polimer-polimer besar terbentuk saat reaksi hidrolisis dan

    kondensasi berlanjut, yang akhirnya menghubungkan polimer-polimer tersebut ke

    dalam bentuk gel.Untuk mendapatkan produk oksida, ada satu tahap lanjutan pada

    proses sol-gel yaitu perubahan bentuk gel menjadi produk oksida melalui drying

    dan firing. Gel biasanya tersusun atas material amorf yang terdapat pori-pori

    berisi cairan. Cairan ini harus dihilangkan sehingga gel menjadi xerogel atau dry

    gel melalui proses drying. Selama firing, xerogel atau dry gel mengalami

    densifikasi dan perubahan bentuk struktur kristal (menjadi glass atau kristalin).

    Metode Sol-Gel dikenal sebagai salah satu metode sintesis nanopartikel

    yang cukup sederhana dan mudah. Metode ini merupakan salah satu wet

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    8/25

    13

    method karena pada prosesnya melibatkan larutan sebagai medianya. Pada

    metode Sol-Gel, sesuai dengan namanya larutan mengalami perubahan fase

    menjadi sol (koloid yang mempunyai padatan tersuspensi dalam larutannya) dankemudian menjadi gel (koloid tetapi mempunyai fraksi solid yang lebih besar dari

    pada sol).Metode sintesis menggunakan sol-gel untuk material berbasis oksida

    berbeda-beda bergantung prekursor dan bentuk produk akhir, baik itu powder,

    film, aerogel, atau serat. Struktur dan sifat fisik gel sangat bergantung pada

    beberapa hal, diantaranya :

    Pemilihan bahan baku material

    Laju hidrolisis dan kondensasi

    Modifikasi kimiawi dari sistem sol-gel

    Metode sol-gel cocok untuk preparasi thin film dan material berbentuk powder.

    Tujuan preparasi ini agar suatu material keramik dapat memiliki fungsional

    khusus (elektrik, opik, magnetik, dll). Metode sol-gel memiliki keuntungan antara

    lain:

    Untuk partikel halus, rentang ukuran 0,1 sampai beberapa micron

    Mudah dalam kontrol komposisi (kehomogenan komposisi kimia baik)

    Temperatur proses rendah

    Biaya murah

    Diagram proses tersebut dapat dilihat pada gambar

    katalis

    Larutan

    awal

    Larutan dan

    katalis

    Pemisahan padatan

    dengan larutan

    Dipanaskan pada tempeatur tertentuSelama beberapa jam kadang-kadangjuga di rebus

    Karakterisasi produk

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    9/25

    14

    2.5 .Pelapisan (coating)

    Coating atau pelapisan, pada dasarnya adalah proses untuk melapisi suatu

    bahan dasar (substrat) dengan maksud dan tujuan tertentu.Hal yang menentukansifat-sifat suatu coating adalah komposisi dari coating itu sendiri. Umumnya

    coating mengandung empat bahan dasar, yaitu binder, pigmen, solven dan aditif.

    Sangatlah penting bagi formulator untuk memahami fungsi dari bahan-bahan

    dasar ini dan mengetahui bagaimana mereka saling berinteraksi.

    1.Binder

    Binder berfungsi sebagai pengikat antara komponen coating dan juga

    bertanggung jawab terhadap gaya adhesi coating terhadap substrat. Terdapat

    banyak binder yang telah dikenal, diantaranya alkyd, vinyl, resin alam, epoxy danurethane. Hal yang perlu diketahui tentang binder adalah bagaimana mereka

    mengalami curing. Pada umumnya binder dapat mengalami curing dengan dua

    cara. Pertama adalah melalui evaporasi solven. Binder yang mengalami curing

    seperti ini disebut binder thermoplastic atau non-covertible. Kedua adalah lewat

    reaksi kimia selama atau setelah proses pengecatan. Binder ini dikenal sebagai

    binder thermosetting. Selain itu, hal yang harus dipahami dari binder adalah

    viskositas.

    2.Pigmen

    Pigmen merupakan pemberi warna dari coating. Selain berfungsi dalam

    hal estetika, pigmen juga mempengaruhi ketahanan korosi dan sifat fisika dari

    coating itu sendiri. Pigmen dapat dikelompokkan menjadi pigmen organik dan

    anorganik. Pigmen anorganik contohnya adalah titanium oksida dan besi oksida.

    Ti02 merupakan pigmen putih yang paling banyak digunakan, biasanya untuk

    coating eksterior. Ti02 mempunyai indeks refleaksi yang tinggi dan stabil

    terhadap sinar ultraviolet dari sinarmatahari yang dapat mendegradasi binder

    coating. Besi oksida merupakan pigmen merah yang digunakan untuk coating

    primer atau topcoat. Terdapat juga extender pigmen yang memberikan sedikit

    pengaruh terhadap warna dan ketahanan korosi namun banyak mempengaruhi

    sifat-sifat coating seperti densitas, aliran, hardness dan permeabilitas. Contohnya

    adalah kalsium karbonat, kaolin, talc dan brium sulfat,

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    10/25

    15

    3. Solven

    Kebanyakan coating memerlukan solven untuk melarutkan binder dan

    memodifikasi viskositas. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam penentuansolven adalah kemampuannya dalam melarutkan binder dan komponen coating

    yang lain. Prinsip kelarutan sangatlah sederhana, yaitu like dissolves like. Artinya

    solven polar akan melarutkan senyawa yang polar juga. Selain itu laju penguapan

    solven juga perlu diperhatikan. Solven yang mempunyai tekanan uap tinggi

    sehingga menguap dengan cepat disebut fast atau hot solvent, sedangkan yang

    lambat disebut slow solvent. Laju penguapan mempengaruhi sifat-sifat coating

    dan beberapa cacat dapat disebabkan karena ketidakcocokan dalam pemilihan

    solven. Jika solven menguap terlalu cepat, coating tidak cukup waktu untukmembentuk lapisan halus dan kontinu

    4. Aditif

    Aditif adalah senyawa-senyawa kimia yang biasanya ditambahkan dalam

    jumlah sedikit, namun sangat mempengaruhi sifat-sifat coating. Contoh bahan

    additive antara lain drters untuk mempercepat pengeringan di udara, anti oxidant

    untuk mencegah proses oksidasi coating selama disimpan ditempatnya,

    dispersant untuk mendispersikan pigmen dalam coating agar homogen,

    thickeners untuk menambah viskositas coating, filter untuk meningkatkan volume

    coating.Dari campuran bahan-bahan tersebut coating memiliki beberapa sifat

    tertentu, antara lain :

    1. Adhesion, yaitu daya ikat antara permukaan coating dengan substrat.

    2. Flexibility, yaitu kelenturan caoting atau kemampuan lapisan coating untuk

    tidak merobek ketika diberi rengangan.

    3. Hardness, yaitu kekerasan pada permukaan coating.

    4. Abration resistance, yaitu ketahanan terhadap abrasi.

    5. Permeability, yaitu sifat untuk melewatkan molekul atau ion pada lapisan

    coating.

    6. Ristance to microorganism, yaitu ketahanan terhadap pertumbuhan

    mikroorganisme seperti jamur dan bakteri pada permukaan coating.

    7.Ageing offaintfcCm, yaitu umur coating pada lingkungan

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    11/25

    16

    2.5.1. Spin coating (Pelapisan Putaran)

    Spin coating berasal dari dua kata yaitu spin dan coating. Bila

    diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, spin berarti putaran, dan coating

    berarti pelapisan. Maka secara singkat spin coating diartikan sebagai suatu metode

    pelapisan dengan menggunakan putaran. Spin coating merupakan prosedur yang

    digunakan untuk menerapkan film tipis seragam untuk substrat datar. Sejumlah

    bahan pelapis ditempatkan pada subtrat, yang kemudian diputar dengan kecepatan

    tinggi dalam untuk menyebarkan cairan dengan gaya sentrifugal. Sejumlah mesin

    yang digunakan untuk coating spin disebut coater spin atau spinner.

    Metode spin coating adalah suatu proses yang mudah dan umum dilakukan

    untuk pelapisan polimer atau photoresist pada wafer silicon. Setelah penetesanpelapisan pada wafer, tingkat pelapisan dikendalikan oleh gaya sentrifugal dari

    putaran yang tegak lurus dengan wafer. Pada kecepatan putaran yang randah,

    bahan pelapis menyebar pada wafer, pada kecepatan putaran yang tinggi (2.000-

    4000 rpm) akan membentuk film tipis. Metode spin coating adalah suatu cara

    yang sederhana dan efektif untuk membuat film tipis dengan variasi ketebalan

    dikendalikan parameter waktu dan kecepatan putaran juga kekentalan dan

    kerapatan dari bahan pelapis yang digunakan. Semakin tinggi kecepatan sudut

    putar, lapisan yang diperoleh akan semakin tipis. Ketebalan film ini juga

    tergantung pada konsentrasi larutan. Spin coating secara luas digunakan dalam

    microfabrication, dimana dapat digunakan untuk membuat film tipis dengan

    ketebalan dibawah 10 nm. Hal ini digunakan secara intensif dalam

    photolithography, untuk lapisan photorisest dengan tebal sekitar 1 micromete.

    Gambar 2.4.Spincoater

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    12/25

    17

    2.5.2.Proses Spincoating.

    Secara umum proses spin coating terdiri dari tiga tahap, yaitu :

    a. Tahap penetesan cairan (dispense)Pada bagian ini cairan dideposisikan di atas permukaan substrat, kemudian

    diputar dengan kecepatan tinggi. Kemudian lapisan yang telah dibuat akan

    dikeringkan sampai pelarut pada lapisan tersebut benar-benar sudah menguap.

    Proses ini dibagi menjadi dua macam, yaitu: Static dispense merupakam proses

    disposisi sederhana yang dilakukan pada larutan di atas pusat substrat dan

    dynamic dispense merupakan proses deposisi dengan kecepatan putar yang kecil

    kira-kira 500 rpm.

    Gambar 2.5.Tahap penetesan sol

    b. Tahap percepatan spin coating

    Setelah tahap penetesan cairan, larutan dipercepat dengan kecepatan yang

    relatif tinggi. Kecepatan yang digunakan pada substrat ini akan mengakibatkan

    adanya gaya sentrifugal dan turbulensi cairan. Kecepatan yang digunakan antara

    1500-6000 rpm dan tergantung pada sifat cairan terhadap substrat yang

    digunakan. Waktu yang digunakan kira-kira 10 -20 detik bahkan sampai 10

    menit.

    c. Tahap pengeringanTahap ini merupakan tahap yang sangat penting untuk menghasilkan film

    tipis. Proses ini akan menghilangkan sisa-sisa pelarut dan bahan tambahan lain

    yang ada pada bahan pelapis.Pada tahap ini terbentuk lapisan tipis murni dengan

    suatu ketebalan tetentu. Tingkat ketebalan lapisan yang terbentuk bergantung pada

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    13/25

    18

    tingkat kelembaban dasar substrat. Adanya kelembaban yang kecil menyebabkan

    ketebalan lapisan murni yang terbentuk akan menjadi semakin besar.

    2.5.3. Substrat

    Pada penumbuhan film tipis diperlukan substrat sebagai tempat untuk

    tumbuhnya film tipis. Substrat yang digunakan adalah yang memiliki parameter

    kisi dan koefisien termal yang hampir sama dengan film tipis. Fungsi substrat

    dalam pembuatan film tipis adalah

    a. Sebagai penunjang interkoneksi dan perakitan devais

    b. Sebagai isolator dan tempat pelapisan serta pembentukan pola jalur

    konduktor dan komponen pasifc. Media panas penyalur rangkaian

    d. Sebagai lapisan dielektrik untuk rangkaian-rangkaian frekuensi tinggi

    Kaca adalah bahan yang tidak padat, karena molekul-molekunya disusun secara

    acak seperti zat cair, namun kohesinya membuat bentuknya menjadi stabil.

    Karena susunannya acak seperti zat cair itulah maka kaca terlihat transparan.

    2.6.Film Tipis

    Deposisi film tipis telah menjadi subjek studi intensif selama hampir satu

    abad, banyak metode yang telah dikembangkan dan ditingkatkan. Teknik seperti

    yang telah dikembangkan dan banyak digunakan dalam industri, yang selanjutnya

    memberikan kekuatan besar untuk pendorong pengembangan lebih lanjut dan

    perbaikan teknik deposisi. Metode pertumbuhan film secara umum dapat dibagi

    menjadi dua kelompok: fase uap deposisi dan pertumbuhan berbasis cairan.

    Misalnya, penguapan, molekul epitaksi balok (MBE), sputtering, deposisi uap

    kimia (CVD), dan deposisi lapisan atom (ALD). Contoh yang terakhir

    elektrokimia deposisi, kimia deposisi solusi (CSD), Langmuir-Blodgett film dan

    rakitan monolayers (SAM). Deposisi film melibatkan proses dominan yang

    heterogen termasuk reaksi kimia yang heterogen, penguapan, absorbsi dan

    desorbsi pada pertumbuhan permukaan , dan heterogen pertumbuhan permukaan

    nukleasi. Selain itu, sebagian deposisi dan karakterisasi film yang proses. Apabila

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    14/25

    19

    lapisan tipis yang ditumbuhkan memiliki kesamaan sifat-sifat kimia, parameter

    kisi dan struktur kristal, dan struktur kristal dengan substrat maka proses

    penumbuhannya disebut proses homoepitaksi, contoh: Si di atas Si. Sehinggatidak memiliki ketidaksesuaian kisi dan regangan kisi. Sedangkan apabila lapisan

    tipis yang ditumbuhkan tidak memiliki kesamaan dalam sifat-sifat kimia,

    parameter kisi, dan struktur kristal dengan substrat maka proses penumbuhannya

    disebut Heteroepitaksi, contoh: Si di atas substrat Al2O3 sehingga memiliki

    ketidaksesuaian kisi, regangan kisi dan akan muncul cacat kristal.

    Ada beberapa teknik yang digunakan dalam penumbuhan film tipis, yaitu:

    1. reaksi fisika yaitu: Sputtering (DC atau RF) dan Pulsed Laser Deposition

    (PLD).2. Metoda Chenical Vapor Deposition (CVD) merupakan deposisi uap

    dengan reaksi kimia, yaitu: Metal Organic Chemical Vapor Deposition

    (MOCVD), Plasma Enhanced Chemical Vapor Deposition (PECVD) dan

    Low Pressure Chemical Vapor Deposition (LPCVD)

    2.7. Sifat Optik Film Tipis ZnO

    Karakterisasi sifat optik film tipis bertujuan untuk melihat spektrum

    absorbansi dan reflektansi film tipis sehingga dapat ditentukan sumber cahaya

    yang akan digunakan saat film tipis ZnO dijadikan sensor. Bahan transparan

    dengan tingkat keionikan yang tinggi, polarisasi yang terjadi akan semakin besar

    karena adanya ion-ion terdapat dalam bahan transparan yang turut andil dalam

    mempengaruhi besarnya polarisasi, sedangkan untuk bahan dengan tingkat

    keelektrolitan rendah dan nonelektrolit, polarisasi yang terjadi hanya dipengaruhi

    oleh sifat-sifat optik dari bahan.Sifat optik film tipis sangat dipengaruhi oleh

    struktur pita energi. Sifat optik film tipis ZnO terletak diantara 1,9 eV sampai 3,44

    eV dan dikenal sebagai band gap. Sifat optik film tipis ZnO dikaji berdasarkan

    transmisi optik dan koefiensi spektrum dari film tipis. Koefiesien obsorbsi ZnO

    diperoleh dengan mengkaji karakteristik spektrum transmisi film tipis ZnO,

    dengan mengukur transmisi sebagai punsi gelombang yang persamaannya sebagai

    berikut : (Ilican,dkk.2008)

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    15/25

    20

    (hv)2 =CD(hv-Eopt) (2.4)

    dan

    =(1/T)ln(1/T) (2.5)

    dengan: = koefisien absorsi optik

    t = ketebalan

    T = transmisi

    H=konstanta Plank

    V=frekuensi poton inside

    CD=Konstanta

    2.8.. Karakterisasi Nanopartikel ZnO

    2.8.1. XRD (X-Ray Diffraction

    Penentuan struktur kristal suatu padatan dapat ditentukan dengan

    menggunakan difraksi sinar- X sehingga diperoleh derajat kespesifikan dan

    ketelitian yang tinggi. Difraksi sinar- X akan terjadi jika sinar tersebut dijatuhkan

    pada sejumlah kisi,dimana jarak kisi hampir sama dengan panjang gelombang

    sinar tersebut.Pada atom-atom kristal jarak antar atom beraturan dan mendekati

    panjang gelombang sinar-X,maka Von Laue mengemukakan bahan atom-atom

    tersebut menbentuk sebuah kisi difraksi. Untuk memperoleh interferensi

    kontruktif di dalam sinar yang didifraksikan dari keseluruhan bidang dalam arah

    maka sinar dari bidang-bidang terpisah haruslah saling memperkuat,seperti

    dilukiskan pada gambar

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    16/25

    21

    Gambar 2.6. Peristiwa Difraksi Sinar- X

    Hal ini berarti perbedaan jalan untuk sinar-sinar dari bidang-bidang yang

    berdekatan haruslah kelipatan bulat dari panjang gelombangnya dan mengikuti

    aturan Bragg yaitu persamaan :

    dengan : d = jarak antar kristal

    = sudut pengukuran (sudut difraksi)

    = panjang gelombang sinarX

    n = 1 (bilangan bulat positif)

    a = nilai rata-rata parmeter kisi

    dhkl = jarak antar atom dalam kisi kristalXRD (X- Ray Diffraction) juga merupakan teknik analisis yang cepat yang

    digunakan untuk identifikasi maretial berupa srtuktur kristal ,pengaturan jarak

    antar atom dan mengetahui informasi tentang dimensi sel satuan.Kelebihan

    mengunakan XRD yaitu dapat mengidentifikasikan kandungan material yang

    belum diketahui,penafsiran data secara luas,tidak menimbulkan kerusakan pada

    2

    2

    s i n4

    .

    s i n2

    sa

    s

    ad

    nd

    h k l

    h k l

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    17/25

    22

    sampel yang diuji,digunakan untuk mengidentifikasikan fasa-fasa kristal yang

    terdapat dalam suatu material,dan dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dari

    suatu fraksi campuran.Aplikasi umumnya identifikasi suatu senyawa asing berdasarkan puncak

    kristal, studi variable temperatur, pengukuran tepat dari konstanta-konstanta kisi

    dan pemurnian dari koordinat atomic.Sampel biasanya berupa bubuk, padatan,

    film,atau pita dengan minimum bahan yang diperlihatkan hanya mg namun

    sampel dengan jumlah gram yang besar didapatkan juga keakuratan yang lebih

    baik.

    Pengukuran data difraksi menghasilkan keluaran,posisi sudut 2 dan

    intensitas pada sudut yang bersesuaian. Tinggi intensitas difraksi dipengaruhi olehfaktor-faktor berikut:

    1.Faktor polarisasi- Lorentz

    Polarisasi Lorentz berisi faktor koreksi polarisasi dan faktor koreksi

    serbuk. Untuk difraksi sinar- x, sinar datang dapat dipolarisasikan atau tidak dapat

    dipolarisasikan.Apabila sinar datang tidak terpolarisasi maka intensitas difraksi

    dinyatakan:

    I

    2.Faktor Struktur

    Pengaruh pola atau susunan atom pada intensitas difraksi dinamakan

    faktor struktur F(hkl) dan nilai koreksi intensitas dinyatakan F2. Faktor struktur

    didefenisikan sebagai rasio amplitudo terhambur oleh bidang hkl relatif terhadap

    amplitude terhambur oleh sebuah electron.Faktor struktur dinyatakan dengan

    persamaan berikut:

    F(hkl)=

    dengan fN adalah faktor hamburan atomik,f untuk atom jenis N dan adalah

    faktor fase.dengan kata lain persamaan faktor struktur dinyatakan:

    F(hkl) = .

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    18/25

    23

    dengan hkl adalah indeks miller dan xyz adalah koordinat fraksional suatu atom.

    3.Faktor Multiplisitas

    Pada beberapa pengukuran difraksi, berkas difraksi dari beberapa bidang

    kristal bersuperposisi dan menghasilkan satu puncak saja, sehingga puncak

    tersebut memiliki intensitas yang lebih tinggi apabila hanya dihasilkan dari bidang

    tunggalnya. Kenaikan intensitas ini disebut faktor pelipatan (j). Pada difraksi

    serbuk,nilai j hanya bergantung pada simetri kristal.

    4.Faktor absorbsi

    Radiasi mengalami absorbsi selama interaksi dengan kristal. Berkas

    difraksi dari kristal tidak lebih kuat dibanding dengan berkas terdifraksi oleh

    material yang bersifat tidak menyerap (non-absorbing). Dalam perhitungan

    intensitas difraksi dari kristal, faktor absorbsi dinyatakan dengan hubungan

    dengan adalah koefisien absorpsi massa.(Putri. 2011 )

    5.Faktor Suhu

    Beberapa teori dan eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh

    suhu terhadap hasil pengukuran difraksi.Gerakan atom atau molekul karena

    pengaruh suhu terjadi dalam kristal,atom bergetar terhadap posisi seimbang pada

    kisi ruangnya.Menurut teori zat padat diketahui bahwa intensitas difraksi

    dipengaruhi suhu sesuai hubungan ,dengan M = B( ),sedangkan nilai B

    adalah:

    B = [ ]

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    19/25

    24

    Dengan m adalah massa atom, h tetapan Planck, k tetapan Boltzman, X = (suhu

    karakteristik dalam kelvin) dan ) adalah fungsi Debye.

    Prinsip-prinsip diatas merupakan masukan ketika sebuah sampel diukur

    dengan Difraktometer Sinar X,yang salah satu tipenya adalah Phillips Xpert

    MPD (Multi Purpose Diffracvtometer)sytem.Skema peralatan ditunjukkan pada

    (gambar 2.7).

    Gambar 2.7 Skema Difraktometer

    Selain sebagai alat identifikasi, alat ini telah dilengkapi dengan perangkat

    lunak yang sangat membantu dalam proses analisis lebih lanjut. Artinya dari

    setiap sampel yang diukur selain diperoleh spectrum sinar X terdifraksi pada

    sudut 2 tertentu, akan bisa langsung dicocokkan (search match) dengam data

    standartnya.Setelah diperoleh kesesuaian dengan data standartnya analisis dapat

    dilanjutkan hingga diperoleh 3 karakter utama yang memberi gambaran tentang

    kondisi pengukuran,sifat-sifat kristal yaitu posisi,tinggi serta lebar dan bentuk

    puncak difraksi,yang akan memberikan informasi penting yang terangkum dalam

    Tabel (Pratapa,2004)

    Pola difraksi suatu bahan adalah khas dari setiap bahan dan membentuk

    semacam fingerprint yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahan. Jika

    terdapat suatu pola difraksi dari yang tidak diketahui dapat digunakan metodeHanawait (1936) telah membuat kartu yang berkaitan dengan pengklasifikasian

    dari fase yang teramati. Ia menggambarkan setiap pola dengan daftar harga jarak

    atom (d) dan intensitas (I).Kartu tersebut kemudian dikenal dengan sebutan

    Powder Diffraction File (PDF) yang sejak 1969 publikasikan oleh The Joint

    Committee On Powder Diffraction Standart (JCPDS).

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    20/25

    25

    Gambar 2.8.XRD (X-Ray Difraction)Tabel 2.2. Informasi yang terkandung dalam karakter tinggi,posisi serta lebar dan

    bentuk puncak difraksi

    No Karakter Informasi dari sampel Informasi dari instrumen

    1 Posisi puncak 1. Fasekristal/Identifikasi

    2. Struktur kristal

    3. Parameter kisi

    4. Regangan seragam

    1. Kesalahan 2

    2. Ketidaktepatan

    penempatan

    sampel

    2 Tinggi puncak 1. Identifikasi

    2. Komposisi

    3. Hamburan tak koheren

    4. Fasa anti

    5. Extinction

    6. Preferred orientation

    3 Lebar dan

    bentuk

    puncak

    1. Ukuran kristal

    2. Distribusi ukuran

    kristal

    3. Rengangan taak

    seragam

    4. Dislokasi,cacat kristal

    1. Duplet radiasi

    2. Divergensi aksial

    3. Kedataran

    permukaan

    sampel.

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    21/25

    26

    2.8.2. Spektrofotometer Ultra Violet-Visibel (UV-Vis)

    Spektrofotometer UV-Vis mempunyai rentang pengukuran pada panjang

    gelombang 190-1100 nm. Gugusan atom yang mengabsorpsi radiasi UV-Visadalah gugus kromofor. Ketika suatu molekul sederhana dikenakan radiasi

    elektromagnetik, molekul tersebut akan mengabsorbsi radiasi elektromagnetik

    yang energinya sesuai. Pada molekul terjadi transisi elektronik dan absorbsi

    tersebut menghasilkan garis spektrum.

    Spektrofotometer Ultraviolet-Visible (UV-Vis) digunakan untuk

    menentukan lebar celah pita energi dalam semikonduktor. Lebar celah pita energi

    semikonduktor menentukan sejumlah sifat fisis semikonduktor tersebut. Beberapa

    besaran yang bergantung pada lebar celah pita energi adalah mobilitas pembawamuatan dalam semikonduktor, kerapatan pembawa muatan, spektrum absorpsi,

    dan spektrum luminisensi. Ketika digunakan untuk membuat divais

    mikroelektronik, lebar celah pita energi menentukan tegangan cut off

    persambungan semikonduktor, arus yang mengalir dalam devais, kebergantungan

    arus pada suhu, dan sebagainya.

    Dasar pemikiran metode penggunaan UV-Vis sederhana. Jika material

    disinari dengan gelombang elektromagnetik maka foton akan diserap oleh

    elektron dalam material. Setelah menyerap foton, elektron akan berusaha

    meloncat ke tingkat energi yang lebih tinggi. Jika elektron yang menyerap foton

    mula-mula berada pada puncak pita valensi maka tingkat energi terdekat yang

    dapat diloncati electron adalah dasar pita konduksi. Jarak ke dua tingkat energi

    tersebut sama dengan lebar celah pita energi

    Gambar 2.9. Eksitasi elektron saat di sinari dengan gelombang.

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    22/25

    27

    Jika energi foton yang diberikan kurang dari lebar celah pita energi maka

    elektron tidak sanggup meloncat ke pita valensi. Elektron tetap berada pada pita

    valensi. Dalam keadaan ini dikatakan elektron tidak menyerap foton. Radiasi yangdiberikan pada material diteruskan melewati material (transmisi). Elektron baru

    akan meloncat ke pita konduksi hanya jika energi foton yang diberikan lebih besar

    daripada lebar celah pita energi. Elektron menyerap energi foton tersebut. Dalam

    hal ini dikatakan terjadi absorpsi gelombang oleh material. Ketika kita mengubah-

    ubah frekuensi gelombang elektromagnetik yang dijatuhkan ke material maka

    energi gelombang dimana mulai terjadi penyerapan oleh material bersesuaian

    dengan lebar celah pita energi material. Lebar celah pita energi semikonduktor

    umumnya lebih dari 1 eV. Energi sebesar ini bersesuaian dengan panjanggelombang dari cahaya tampak ke ultraviolet. (Mikrajuddin, 2008)

    Spektrometer UV-Vis memungkinkan kita menentukan intensitas absorpsi

    sebagai fungsi frekuensi atau panjang gelombang. Gambar 4.22 adalah contoh

    spektrum absorpsi UV-Vis partikel ZnO yang diambil dengan spektroskop UV-

    Vis. Dari kurva tersebut kita dapat menentukan koefisien absorbsi yang

    bergantung pada frekuensi dari daerah tampak hingga ultraviolet.

    Gambar 2.10. Kurva spektrum absorbsi UV-Vis)

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    23/25

    28

    Dari kurva spektrum absorbsi ZnO yang dikarakterisasi dengan menggunakan

    UV-VIS diperoleh puncak tertinggi dengan panjang gelombang sebesar 298 nm

    dengan absorbsi 0,9 dan puncak dengan panjang gelombang 301 nm memilkiabsorbs sebesar 0,5.

    Spektrum UV-Vis secara ideal diambil dari larutan encer. Apabila radiasi

    atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan berwarna maka radiasi dengan

    panjang gelombang tertentu akan diserap (absorpsi) secara selektif sedangkan

    radiasi lainnya akan diteruskan (transmisi). Instrumentasi UV-Vis seperti pada

    Gambar 2.11.

    Gambar 2.11. Instrumentasi UV-Vis

    Pengukuran larutan dengan UV-Vis spektrofotometer dilakukan pada nilai

    absorbansi. Absorbansi dengan simbol A dari larutan merupakan logaritma dari

    (1/T atau logaritma lo/l). Absorbansi yang diukur sesuai dengan hukum Lambert-

    Berr :

    A = . b . C

    Dengan : A = Absorbansi = Absorpivias molar (M-1cm-1)

    b = Tebal larutan (cm)

    C = Konsentrasi larutan (M)

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    24/25

    29

    Spektrofotometer UV-Vis terdiri dari lima komponen pokok, yaitu :

    a. Sumber radiasi : lampu hidrogen, deuterium atau wolfram.

    b. Tempat sampel/kuvet : kuarsa, kaca atau plastik dengan panjang lintasanc. Monokromator

    d. Detektor

    e. Rekorder (Sumio, 2010)

    Secara eksperimen celah pita energi dapat ditentukan dari kurva koefisien

    absorbsi terhadap frekuensi cahaya yang digunakan untuk mengeksitasi material .

    Untuk semikonduktor yang memiliki direct band gap, hubungan antara koefisien

    absorbsi dengan frekuensi cahaya dapat didekati dengan persamaan :

    2 = A ( h-Eg )

    Dimana : 2 = koefisien absorbsi

    h = frekuensi cahaya

    Eg = energi gap

    Untuk semikonduktor direct band gap dapat dibuat kurva dengan sumbu vertikal

    2 dan sumbu horizontal adalah h. Jika titik-titik pengamatan dihubungkan

    dengan garis lurus, maka perpotongan garis tersebut dengan sumbu horizontal

    menyatakan celah pita energi (Eg). Tabel 2.3 adalah lebar celah pita energi dalam

    ukuran besar (bulk) dan massa effektif elektron dan hole dalam beberapa material

    semikonduktor.

  • 7/27/2019 110203747 Prinsip Kerja Physical Vapor Deposition Dc Sputtering

    25/25

    30

    Tabel 2.3. Lebar celah pita energi dalam ukuran besar (bulk) serta massa effektif

    elektron dan hole dalam beberapa material. Data massa efektif ditampilkan dalam

    satuan massa elektron (9,1 10-31 kg)

    Material Eg dalam

    Ev

    Massa efektif

    electron

    Massa

    efektif hole

    GaAs 1,4 0,07 0,09

    GaP 2,3 0,12 0,50

    GaSb 0,7 0,20 0,39

    InAs 0,4 0,03 0,02

    InP 1,3 0,07 0,69

    InSb 0,2 0,01 0,18

    CdS 2,6 0,21 0,80

    CdSe 1,7 0,13 0,45

    CdTe 1,5 0,14 0,37

    ZnS 3,6 0,40 5,41

    ZnSe 2,7 0,10 0,60

    ZnTe 2,3 0,10 0,60

    ZnO 3,44 0,24 0,45

    PbS 0,4 0,25 0,25

    PbSe 0,3 0,33 0,34

    PbTe 0,3 0,22 0,29

    (Abdullah,2008)

    Ada beberapa istilah transisi serapan elektronik pada pengukuran dengan

    Spektrofotometer UV-Vis, diantaranya adalah pergeseran batokromik dan

    pergeseran hipsokromik. Pergeseran batokromik yaitu pergeseran serapan ke arahpanjang gelombang yang lebih tinggi. Sedangkan pergeseran hipsokromik

    merupakan pergeseran serapan ke arah panjang gelombang yang lebih pendek.

    Baik pergeseran batokromik, maupun hipsokromik dapat disebabkan oleh

    subtitusi atau pengaruh pelarut.