perbandingan arus puncak ekspirasi...

123
PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA KELOMPOK PENYANYI DI PADUAN SUARA MAHASISWA GITA SASMITA UNIVERSITAS PAMULANG DAN QORIAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN BAITUL QURRO CIPUTAT SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Disusun Oleh: RISCA YULIANI 1113104000036 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017

Upload: doantu

Post on 12-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA

KELOMPOK PENYANYI DI PADUAN SUARA MAHASISWA

GITA SASMITA UNIVERSITAS PAMULANG DAN QORIAH

DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN BAITUL QURRO

CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

(S.Kep)

Disusun Oleh:

RISCA YULIANI

1113104000036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2017

Page 2: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat
Page 3: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

iv

Page 4: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat
Page 5: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat
Page 6: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

vi

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

SCHOOL OF NURSING

STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduate Thesis, June 2017

Risca Yuliani, NIM. 1113104000036

Comparison of Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) In Group of Choir Students

Gita Sasmita in University of Pamulang and Qoriah in Pondok Pesantren Al-

Qur'an Baitul Qurro Ciputat

xx + 76 pages + 9 table + 2 diagram + 10 attachment

ABSTRACT

PEFR is influenced by several factors, one of the example is exercise. The

exercises performed by choir singers and qoriah groups are exercises that use the

diaphragm breathing technique. This study aims to determine the difference in

peak expiratory flow rate (PEFR) in the group of singers in the Student Choir Gita

Sasmita in University of Pamulang and qoriah in Pondok Pesantren Al-Qur'an

Baitul Qurro Ciputat. The research design used was quantitative using analytic

observational method with cross sectional approach with α = 0,05. The data were

collected using questionnaires and PEFR measurements using peak flow meter

tools in singers and qoriah groups, each of which amounted to 20 people.

Statistical test using t test (paired-t test). The result of the research (p = 0,031 or p

<0,05) shows that there is a significant difference in the mean value of PEFR

between the singers group in the Gita Sasmita University Student Choir of

Pamulang University and the qoriah at the Qur'an Baitul Qurro Ciputat Pondok

Pesantren. Reading the Qur'an can be used as an intervention in asthma patients in

increasing the value of PEFR.

Keywords: Peak Expirattory Flow Rate (PEFR), Singers, Qoriah

Refferences : 46 (years 1994-2017)

Page 7: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2017

Risca Yuliani, NIM: 1113104000036

Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi (APE) Pada Kelompok Penyanyi di

Paduan Suara Mahasiswa Gita Sasmita Universitas Pamulang dan Qoriah di

Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro Ciputat

xx + 76 halaman + 9 tabel + 2 bagan + 10 lampiran

ABSTRAK

APE dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah latihan. Latihan yang

dilakukan oleh kelompok penyanyi dan qoriah merupakan latihan yang

menggunakan teknik pernapasan diafragma. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan nilai arus puncak ekspirasi (APE) pada kelompok penyanyi

di Paduan Suara Mahasiswa Gita Sasmita Universitas Pamulang dan qoriah di

Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro Ciputat. Desain penelitian yang

digunakan adalah kuantitatif menggunakan metode observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional dengan α = 0,05. Pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian berupa kuesioner dan pengukuran nilai APE menggunakan

alat peak flow meter pada kelompok penyanyi dan qoriah, masing-masing

berjumlah 20 orang. Uji statistik menggunakan uji t test (paired-t test). Hasil

penelitian (p=0,031 atau p<0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan pada nilai rata-rata APE antara kelompok penyanyi di Paduan Suara

Mahasiswa Gita Sasmita Universitas Pamulang dan qoriah di Pondok Pesantren

Al-Qur’an Baitul Qurro Ciputat. Membaca Al-Qur’an dapat dijadikan intervensi

pada pasien asma dalam meningkatkan nilai APE.

Kata Kunci: Arus Puncak Ekspirasi (APE), Penyanyi, Qoriah

Daftar Bacaan: 46 (tahun 1994-2017)

Page 8: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Risca Yuliani

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 17 Juli 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Diklat Pemda, Kp Curug Wetan Rt 06 Rw 03

No. 39, Kelurahan Curug Wetan, Kecamatan Curug,

Kabupaten Tangerang 15810

HP : 0812 8429 5200

Email : [email protected]

Fakultas/ Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/

Program Studi Ilmu Keperawatan

Riwayat Pendidikan

1. SDN Bojong Nangka 2001-2007

2. SMPN 1 Legok 2007-2010

3. SMK Yuppentek 7 Tangerang 2010-2013

4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-2017

Riwayat Organisasi

1. Pengurus ROHIS SMPN 1 Legok 2008-2009

2. Anggota Karya Ilmiah Remaja SMPN 1 Legok 2008-2009

3. Wakil Ketua ROHIS SMK Yuppentek 7 Tangerang 2010-2012

Page 9: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur kepada Allah Swt dan

shalawat beriringan salam kepada Nabi Muhammad Saw, berkat rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan

Arus Puncak Ekspirasi Pada Kelompok Penyanyi di Paduan Suara Mahasiswa

Gita Sasmita Universitas Pamulang dan Qori’ah di Pondok Pesantren Al-Qur’an

Baitul Qurro Ciputat”.

Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat guna

mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta serta menerapkan dan mengembangkan teori-teori

yang penulis peroleh selama kuliah.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan, pengalaman

dan kemampuan yang dimiliki oleh penulis dalam melihat fakta, menyelesaikan

masalah yang ada, serta mengeluarkan gagasan ataupun saran-saran. Oleh karena

itu, penulis akan menerima dengan hati terbuka dan rasa terimakasih atas segala

kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari

berbagai pihak yang telah membantu penulis dengan sepenuh hati. Oleh karena itu

Page 10: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

x

penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak yang telah

membantu, dan semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan dari Allah Swt.

Rasa syukur dan ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri S.KM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., MSc, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan dan Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ratna Pelawati, S.Kp, M.Biomed selaku Dosen Pembimbing

Akademik, yang telah memberikan motivasi, arahan dan nasehat kepada

penulis selama masa akademik ini.

4. Ibu Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep, dan Ibu Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep.,

MNS selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan waktu serta

memberikan arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama

proses pembuatan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya yang tak

terhingga, serta seluruh staff dan karyawan di lingkungan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Orang tuaku, Ibu Tuti Alawiyah dan Bapak Murtawi, yang telah mendidik,

mencurahkan semua kasih sayang yang tak terhingga, mendo’akan

Page 11: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

xi

disetiap langkah penulis, memotivasi, memberikan arahan dan nasehat,

serta memberikan bantuan moril dan materil kepada penulis hingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa adikku tercinta, Ervin

Herdian dan segenap keluarga yang telah memberikan semangat dan

motivasi tanpa pamrih

7. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren Al-

Qura’an Baitul Qurro Ciputat yang telah memberikan izin dan

memberikan bantuan kepada penulis dalam melakukan penelitian.

8. Santriwan/ Santriwati Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro Ciputat,

yang telah bersedia membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Tim Paduan Suara Mahasiswa Gita Sasmita Universitas Pamulang, yang

telah bersedia membantu penulis dalam melakukan penelitian.

10. Syahrani, Deta, dan Qorina, sahabat yang telah bersama-sama berjuang,

mendo’akan, memotivasi, mencurahkan semua kasih sayang serta

memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama

proses perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

11. Arif firdaus yang selalu meluangkan waktu, dan memberikan motivasi

serta nasehat kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan

pendidikan ini.

12. Rizka, Didit, Anggit dan Fadli, sahabat kecil yang selalu memberikan

semangat dan pengalaman baru, serta memberikan bantuan moril dan

materil kepada penulis.

Page 12: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

xii

13. Teman-teman seperjuangan PSIK 2013 yang telah bersama-sama

memotivasi, mengajarkan, mendoa’akan dan berjuang melewati berbagai

kesulitan demi tercapainya cita-cita.

14. Kakak-kakak dan adik-adik keluarga PSIK yang telah menginspirasi dan

memotivasi penulis.

15. Teman-teman dan sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

yang telah memberikan bantuan kepada penulis dari awal studi hingga

dapat menyelesaikan penelitian ini.

16. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini

Page 13: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................................ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN....................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................iv

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................v

ABSTRACT........................................................................................................................vi

ABSTRAK.........................................................................................................................vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................................viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................ xvii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xviii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6

Page 14: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

xiv

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7

1. Tujuan Umum: .................................................................................................... 7

2. Tujuan Khusus: ................................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pernapasan .................................................................................................. 9

1. Definisi ................................................................................................................ 9

2. Mekanisme Pernapasan ..................................................................................... 10

3. Volume dan Kapasitas Paru .............................................................................. 16

4. Pemeriksaan fungsi pulmonal ........................................................................... 19

B. Arus Puncak Ekspirasi .......................................................................................... 20

1. Definisi .............................................................................................................. 20

2. Jenis-jenis arus puncak ekspirasi ...................................................................... 21

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai APE ................................................... 22

4. Pengukuran APE dengan peak flow meter ........................................................ 25

5. Langkah-langkah mengukur arus puncak ekspirasi .......................................... 25

6. Cara menginterpretasikan hasil pengukuran APE ............................................. 26

C. Bernyanyi .............................................................................................................. 27

1. Definisi .............................................................................................................. 27

2. Teknik vokal bernyanyi .................................................................................... 27

Page 15: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

xv

3. Sifat dan Karakter Jenis Suara Manusia ........................................................... 33

D. Membaca Al-Qur’an ............................................................................................. 33

1. Definisi .............................................................................................................. 33

2. Teknik membaca Al-qur’an .............................................................................. 34

E. Penelitian Terkait .................................................................................................. 39

F. Kerangka teori ....................................................................................................... 41

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep ................................................................................................... 42

B. Hipotesis ............................................................................................................... 43

C. Definisi Operasional ............................................................................................. 43

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian ................................................................................................... 45

B. Lokasi penelitian ................................................................................................... 45

C. Waktu penelitian ................................................................................................... 45

D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................ 45

1. Populasi penelitian ............................................................................................ 45

2. Sampel penelitian .............................................................................................. 46

E. Instrumen penelitian .............................................................................................. 47

F. Tahap penelitian .................................................................................................... 47

G. Analisa data ........................................................................................................... 52

H. Etika penelitian ..................................................................................................... 53

Page 16: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

xvi

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................................................... 56

B. Hasil Analisa Univariat ............................................................................................ 57

C. Hasil Analisa Bivariat ........................................................................................... 62

BAB VI PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden ........................................................................................ 64

B. Perbedaan Nilai APE pada Kelompok Penyanyi dan Qoriah ..................................66

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................................... 73

B. Saran ..................................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

xvii

DAFTAR SINGKATAN

APE : Arus Puncak Ekspirasi

O2 : Oksigen

CO2 : Karbondikosida

PO2 : Tekanan parsial oksigen

PCO2 : Tekanan parsial karbondioksida

ABG : Arterial Blood Gases

mmHg : milimeter air raksa

SO2 : Sulfur dioksida

NO2 : Nitrogendioksida

VT : Volume Tidal

VCI : Volume Cadangan Inspirasi

VCE : Volume Cadangan Ekspirasi

VR : Volume Residual

KI : Kapasitas Inspirasi

KFR : Kapasitas Residual Fungsional

KV : Kapasitas Vital

KTP : Kapasitas Paru Total

VEP1 : Volume Ekspirasi Paksa dalam satu detik

Page 18: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional.......................................................................44

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Normalitas APE...................................................53

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia......................57

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tinggi Badan.......58

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan.........59

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Latihan....60

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Latihan......61

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kegiatan

Olahraga.........................................................................................62

Tabel 5.7 Perbedaan APE Penyanyi dan Qoriah...........................................63

Page 19: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

xix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori...............................................................................41

Bagan 3.1 Kerangka Konsep...........................................................................43

Page 20: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Nilai Normal APE Wanita

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Lembar Permohonan Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 5 Lembar Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 6 Rekapitulasi Data Demografi dan Nilai APE Responden

Lampiran 7 Hasil Olahan SPSS Univariat Kelompok Penyanyi

Lampiran 8 Hasil Olahan SPSS Univariat Kelompok Qoriah

Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas Data

Lampiran 10 Hasil Olahan SPSS Bivariat

Page 21: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bernapas adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang

mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang

banyak mengandung karbondioksida ke luar tubuh (Syaifuddin, 2009).

Sistem pernapasan berfungsi untuk menyuplai oksigen ke jaringan dan

mengeluarkan karbondikosida. Fungsi utama dari sistem pernapasan

meliputi ventilasi paru yaitu pemasukan dan pengeluaran udara diantara

atmosfir dan alveolus paru, difusi oksigen dan karbondioksida diantara

alveolus dan darah, transport oksigen dan karbondioksida di dalam darah

dan cairan tubuh ke dan dari sel dan pengaturan respirasi dan segi-segi

respirasi lainnya (Hall, 2016). Volume paru bertambah dan berkurang saat

rongga thorak mengembang dan berkontraksi. Adanya peningkatan atau

penurunan volume rongga thorak biasanya menyebabkan perubahan

volume paru yang simultan.

Sistem pernapasan dapat diukur melalui pemeriksaan fisik dan

pemeriksan diagnostik. Pemeriksaan fisik meliputi observasi keadaan

umum, pemeriksaan tanda-tanda vital dan fokus pemeriksaan pada B1

(pernapasan) dengan pemeriksaan menyeluruh pada sistem pernapasan.

Page 22: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

2

Pemeriksaan B1 (pernapasan) dilakukan dengan cara melihat

keadaan umum sistem pernapasan dan menilai adanya tanda-tanda

keabnormalan yang terjadi pada sistem pernapasan seperti sianosis,

pemeriksaan trakhea, bentuk dada, gerakan pernapasan dan kesimetrisan

dada, ekskrusi diafragmatik, pekak hati, pekak jantung dan bunyi napas

(Muttaqin, 2008)

Pemeriksaan diagnostik sistem pernapasan diklasifikasikan dalam

dua kategori yaitu dengan metode fisiologis dan metode morfologis

(Somantri, 2007). Metode fisiologis meliputi pemeriksaan fungsi paru dan

pengukuran gas darah. Sedangkan metode morfologis dibagi menjadi

beberapa pemeriksaan yaitu rontgen thorax, pemeriksaan tomografi, CT

scan, positron emission tomography, fluoroskopi, bronkhografi, angiografi

pembuluh-pembuluh pulmonal, dan bronkhoskopi. Pemeriksaan fungsi

paru dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengukuran fungsi paru

menggunakan spirometer, dan pengukuran arus puncak ekspirasi (APE)

menggunakan alat peak flow meter (Muttaqin, 2008).

APE adalah titik aliran tertinggi yang dapat dicapai saat ekspirasi

maksimal, yang mencerminkan terjadinya perubahan ukuran jalan napas

menjadi besar (Potter & Perry, 2005). APE adalah besarnya aliran udara

maksimum yang dapat dicapai saat ekspirasi dengan usaha paksa secara

maksimal dari kapasitas paru total. Spirometer merupakan alat

pemeriksaan gold standard, namun bila spirometer tidak tersedia maka

dapat digunakan peak flow meter. Sifat peak flow meter yang mudah

Page 23: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

3

digunakan, mudah dibawa serta murah menjadikan peak flow meter ideal

sebagai ambulatory monitoring untuk menilai obstruksi saluran napas

(Maranatha, 2004 dalam Lasmana, 2010).

Pemeriksaan APE bertujuan untuk menggambarkan keadaan

saluran napas terutama saluran napas berkaliber besar. Apabila nilai APE

menurun berarti terdapat hambatan aliran udara ekspirasi di saluran napas.

Aliran udara di saluran napas sangat dipengaruhi oleh tahanan jalan napas

dan tahanan paling besar berada pada saluran napas atas, sehingga APE

merupakan indikator yang baik untuk mengetahui patensi jalan napas besar

(Dermawan, Yunus, & Antariksa, 2013).

Nilai APE dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai APE seseorang adalah usia, jenis kelamin, ras, tinggi

badan dan berat badan, kebiasaan merokok, faktor lingkungan (Yunus,

2003 dalam Novarin, Murtaqib, & Widayati, 2015) dan latihan

(Purwaningsih & Arifah, 2013).

Hasil penelitian ditemukan bahwa latihan olah napas dapat

meningkatkan nilai APE seseorang. Perubahan sistem respirasi yang

terjadi akibat olahraga diantaranya bertambahnya ventilasi semenit sebagai

akibat bertambahnya volume tidal dan frekuensi napas, terjadinya

peningkatan efisiensi ventilasi, yaitu jumlah udara yang ikut berventilasi

pada tingkat konsumsi O2 yang sama akan lebih rendah pada orang yang

terlatih. Otot rangka yang aktif mendapat O2 lebih banyak dari otot

Page 24: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

4

pernapasan, dan volume paru lebih besar pada orang yang terlatih

(Rogayah, 1998 dalam Purwaningsih & Arifah, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Saud (2010) menjelaskan bahwa

latihan olah napas dapat meningkatkan nilai APE. Penelitian dengan judul

Pengaruh Latihan Vokal Terhadap Arus Puncak Ekspirasi Pada Usia

Dewasa Muda dilakukan pada kelompok usia dewasa muda sebanyak 40

orang, dimana 20 orang mendapat latihan vokal selama 12 minggu, dan 20

orang lainnya tidak mendapat latihan vokal atau latihan pernapasan

lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang mendapat

latihan vokal mengalami peningkatan yang lebih tinggi pada nilai APE

daripada kelompok yang tidak mendapat latihan vokal, sehingga dapat

disimpulkan bahwa latihan dengan beban dalam waktu tertentu dapat

mempengaruhi nilai APE seseorang.

Penelitian lain dilakukan oleh Purwaningsih & Arifah (2013)

mengenai Pengaruh Senam Asma Terhadap Kemampuan Pernapasan.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh senam asma terhadap

kemampuan pernapasan pada peserta senam asma. Peningkatan nilai APE

ditunjukkan dengan nilai rata-rata APE responden sebelum senam sebesar

208 liter/menit sedangkan setelah senam rata-rata sebesar 304 liter/menit,

sehingga mengalami rata-rata kenaikan nilai APE antara sebelum dengan

setelah senam sebesar 95 liter/menit. Latihan (olahraga) mempunyai

hubungan timbal balik dengan respirasi. Bila seseorang melakukan senam

asma yang teratur sehingga ia menjadi seseorang yang terlatih, maka akan

Page 25: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

5

terjadi peningkatan efesiensi sistem pernapasan (Purwaningsih & Arifah,

2013).

Pernapasan bagi penyanyi dan qori/ qoriah merupakan bagian dasar

yang harus dilatih. Bernapas ketika bernyanyi dan membaca Al-qur’an

berbeda dengan bernapas saat melakukan aktivitas biasa. Gerakan

menghirup napas secara cepat dalam jumlah yang banyak, dan

mengeluarkannya secara perlahan-lahan sesuai dengan irama bisa melatih

efisiensi dan kontrol pernapasan yang lebih baik serta membuat saluran

napas lebih fleksibel (Saud, 2010).

Saat melakukan latihan vokal, seseorang juga harus melatih teknik

pernapasannya dengan benar agar menghasilkan suara yang berkualitas.

Pelantun ayat suci Al-qur’an atau Qori juga menggunakan teknik olah

napas untuk menghasilkan lantunan yang bagus. Teknik pernapasan yang

digunakan yaitu pernapasan diafragma agar menghasilkan pembacaan

ayat-ayat yang panjang dengan baik sesuai aturan yang tertulis.

Penyanyi dan qori adalah kegiatan yang memerlukan olah napas.

Pada kelompok penyanyi ditemukan peningkatan APE dibandingkan

dengan yang bukan penyanyi. Sedangkan pada kelompok Qori belum

diteliti. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Paduan Suara

Mahasiswa Universitas Pamulang, didapatkan hasil pengukuran APE

terbaik pada dua orang anggota paduan suara dengan usia 20 tahun

masing-masing adalah 240 dan 260 liter/menit.. Sedangkan hasil

Page 26: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

6

pengukuran APE terbaik di Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurra

Ciputat yang dilakukan pada tiga orang santriwati yang berusia 16 tahun,

20 tahun dan 22 tahun masing-masing adalah 220 liter/menit.

B. Rumusan Masalah

APE dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut

meliputi usia, jenis kelamin, ras, tinggi badan dan berat badan, kebiasaan

merokok, faktor lingkungan (Yunus, 2003 dalam Novarin, Murtaqib, &

Widayati, 2015) dan latihan (Purwaningsih & Arifah, 2013). Latihan

vokal yang dilakukan kepada 20 mahasiswa selama 12 minggu dapat

meningkatkan APE mahasiswa tersebut. Selain itu, senam asma yang

dilakukan kepada penderita asma yang sebagian besar berusia 46-50 tahun

terbukti dapat meningkatkan APE penderita asma tersebut.

Penyanyi dan qori adalah kegiatan yang memerlukan teknik olah

napas. Pada kelompok penyanyi ditemukan adanya peningkatan APE

dibandingkan dengan yang bukan penyanyi. Sedangkan pada kelompok

qori belum diteliti. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai Gambaran Arus Puncak Ekspirasi pada Kelompok Penyanyi dan

Qori’ah.

Page 27: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum:

Untuk mengetahui gambaran arus puncak ekspirasi pada penyanyi

dan qori’ah.

2. Tujuan Khusus:

a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia, tinggi

badan, berat badan, latihan, dan kebiasaan merokok

b. Mengidentifikasi latihan (frekuensi latihan, intensitas lamanya

latihan) pada penyanyi

c. Mengidentifikasi latihan (frekuensi latihan, intensitas lamanya

latihan) pada qoriah

d. Mengidentifikasi nilai arus puncak ekspirasi pada penyanyi dan

qoriah

e. Membandingkan nilai arus puncak ekspirasi pada penyanyi dan

qoriah

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khusunya bagi Program Studi Ilmu Keperawatan secara akademik

bermanfaat untuk menambah pengetahuan mahasiswa keperawataan

mengenai APE pada penyanyi dan qoriah. Adapun manfaat lain yaitu bagi

institusi pelayanan kesehatan hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi bagi petugas kesehatan untuk mengetahui

Page 28: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

8

gambaran APE pada penyanyi dan qoriah sehingga dapat memberikan

masukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang

memiliki masalah pada sistem pernapasannya berupa latihan-latihan dan

teknik yang dilakukan oleh penyanyi dan qoriah agar dapat memperbaiki

masalah pada sistem pernapasan pasien. Bagi peneliti selanjutnya hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk penelitian yang

akan datang mengenai aspek lain tentang APE. Manfaat yang dapat

diambil oleh masyarakat secara umum yaitu agar masyarakat mengetahui

bahwa bernyanyi dapat membuat sistem pernapasan lebih baik, sedangkan

bagi masyarakat yang beragama Islam adalah mengetahui bahwa dengan

membaca Al-Qur’an selain bernilai ibadah juga dapat bermanfaat untuk

kesehatan khusunya sistem pernapasan, sehingga masyarakat Islam dapat

lebih giat lagi untuk berlomba-lomba membaca dan mempelajari Al-

Qur’an.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini peneliti hanya membatasi pada jenis

kelamin perempuan, usia dewasa muda, pengukuran tinggi badan dan berat

badan, frekuensi latihan, dan intensitas lamanya latihan terhadap APE.

Adapun sasaran penelitian yang akan dilakukan yaitu pada kelompok

penyanyi di Paduan Suara Mahasiswa Gita Sasmita Universitas Pamulang

dan kelompok Qoriah di Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro

Ciputat.

Page 29: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pernapasan

1. Definisi

Sistem pernapasan adalah suatu pergerakan udara ke dalam paru-

paru dan pergerakan udara ke luar paru-paru (Silverthorn, 2013).

Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang

mengandung oksigen ke dalam tubuh (inspirasi) serta mengeluarkan udara

yang mengandung karbon dioksida sisa oksidasi ke luar tubuh (ekspirasi)

(Muttaqin, 2008). Fungsi utama respirasi adalah memperoleh oksigen (O2)

untuk digunakan oleh sel tubuh dan untuk mengeluarkan karbon dioksida

(CO2) yang diproduksi oleh sel (Sherwood, 2012). Proses respirasi terjadi

karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru

(Muttaqin, 2008). Sistem respirasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

traktus respirasi atas dan traktus respirasi bawah. Traktus respirasi atas

terdiri dari rongga hidung, faring dan laring. Traktus respirasi bawah

terdiri dari trakea, dua bronkus utama, cabang-cabangnya, dan paru-paru

(Applegate, 2011). Traktus bawah disebut juga sebagai bagian torasik

sistem respirasi karena letaknya tertutup dalam toraks (Silverthorn, 2013).

Page 30: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

10

2. Mekanisme Pernapasan

Mekanisme pernapasan dapat dibagi menjadi beberapa proses

fungsional utama yaitu ventilasi paru-paru, difusi oksigen dan

karbondioksida diantara alveolus dan darah, transport oksigen dan

karbondioksida di dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel dan

pengaturan respirasi dan segi-segi respirasi lainnya (Hall, 2016).

Mekanisme pernapasan merupakan proses inspirasi (inhalasi) dan

ekspirasi (ekshalasi) udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh

(Sloane, 2004).

Paru-paru dan dinding dada dalam keadaan normal memiliki

struktur yang elastis dan terdapat lapisan cairan tipis yang memisah paru-

paru dan dinding dada. Posisi paru-paru dengan mudah bergeser pada

dinding dada. Tekanan pada ruangan antara paru-paru dan dinding dada

berada di bawah tekanan atmosfer. Otot diafragma yang terletak di bagian

dalam dan luar interkostal kontraksinya bertambah dalam. Rongga toraks

menutup dan mengeras ketika udara masuk ke dalam paru-paru, di luar

muskulus interkostalis akan menekan tulang iga dan mengendalikan luas

rongga toraks yang menyokong pada saat eskpirasi sehingga bagian luar

interkostalis dari ekspirasi menekan bagian perut (Syaifuddin, 2009).

Menarik napas dalam akan menyebabkan otot-otot pernapasan

berkontraksi, tetapi pengeluaran pernapasan berada dalam proses yang

pasif. Ketika diafragma menutup, penarikan napas melalui isi rongga dada

kembali memperbesar paru-paru dan dinding badan bergerak, kemudian

Page 31: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

11

diafragma dan tulang dada menutup ke posisi semula. Aktivitas bernapas

merupakan dasar yang meliputi gerak tulang rusuk sewaktu bernapas

dalam dan volume udara bertambah (Syaifuddin, 2009).

a. Ventilasi paru

Ventilasi paru merupakan proses pemasukan dan pengeluaran udara

diantara atmosfir dan alveolus paru (Hall, 2016). Udara cenderung

mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan

rendah mengikuti gradien tekanan antara alveolus dan atmosfir yang

berbalik arah secara bergantian dan ditimbulkan oleh aktivitas siklik

otot pernapasan (Sherwood, 2012). Terdapat tiga tekanan yang

berperan penting dalam ventilasi (Sherwood, 2012) yaitu:

i) Tekanan atmosfer (barometrik) adalah tekanan yang

ditimbulkan oleh berat udara di atmosfer pada benda di

permukaan bumi. Pada ketinggian permukaan laut tekanan ini

sama dengan 760 mmHg. Tekanan atmosfer berkurang

seiring dengan penambahan ketinggian di atas permukaan

laut karena lapisan udara di atas permukaan bumi juga

semakin menipis.

ii) Tekanan intra-alveolus (tekanan intra paru) adalah tekanan di

dalam alveolus. Udara cepat mengalir menuruni gradien

tekanannya setiap tekanan intra-alveolus berbeda dari

tekanan atmosfir; udara terus mengalir sampai kedua tekanan

seimbang.

Page 32: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

12

iii) Tekanan intrapleura adalah tekanan di dalam kantung pleura.

Tekanan ini dikenal juga sebagai tekanan intra thoraks,

adalah tekanan yang ditimbulkan di luar paru di dalam

rongga thoraks. Tekanan intra pleura biasanya lebih rendah

daripada tekanan atmosfir, rerata 756 mmHg saat istirahat.

1) Inspirasi

Sebelum inspirasi dimulai tekanan intra-alveolus setara

dengan tekanan atmosfer karena tidak ada udara yang mengalir,

dan otot-otot pernapasan berada dalam keadaan lemas. Otot

inspirasi utama (otot yang berkontraksi untuk melakukan

inspirasi sewaktu bernapas normal) adalah diafragma dan otot

interkostal eksterna. Pada awitan inspirasi otot-otot ini

dirangsang untuk berkontraksi sehingga rongga thoraks

membesar. Ketika berkontraksi, diafragma turun dan

memperbesar volume rongga thoraks dengan meningkatkan

ukuran vertikal (atas ke bawah). Dinding abdomen jika

melemas menonjol keluar sewaktu inspirasi karena diafragma

yang turun menekan isi abdomen ke bawah dan ke depan.

Ketika berkontraksi, otot interkostal eksterna mengangkat iga

dan selanjutnya sternum ke atas dan ke depan. Sewaktu rongga

thoraks membesar, paru juga dipaksa mengembang untuk

mengisi rongga thoraks yang lebih besar., menyebabkan

tekanan intra-alveolus turun 1 mmHg menjadi 759 mmHg

Page 33: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

13

karena jumlah molekul udara yang sama kini menempati

volume paru yang lebih besar. Karena tekanan intra-alveolus

sekarang lebih rendah daripada tekanan atmosfir maka udara

mengalir ke dalam paru mengikuti penurunan gradien tekanan

(Sherwood, 2012). Hal ini sesuai dengan hukum boyle dimana

terjadi peningkatan volume yang menyebabkan penurunan

tekanan (Silverthorn, 2013). Udara terus masuk ke paru sampai

tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan atmosfir. Tekanan

intra pleura pun ikut turun menjadi 754 mmHg akibat ekspansi

thoraks (Sherwood, 2012). Pada akhir inspirasi otot inspirasi

akan berelaksasai kembali dan diafragma kembali ke posisi

aslinya seperti kubah.

2) Ekspirasi

Ekspirasi yang dilakukan ketika bernapas dengan

tenang merupakan suatu proses yang pasif yang dipengaruhi

oleh relaksasi otot (Sloane, 2004). Ekspirasi berlangsung bila

tekanan intra pulmonal lebih tinggi daripada tekanan atmosfir

sehingga udara bergerak ke luar paru (Muttaqin, 2008).

Sewaktu paru kembali ke ukuran aslinya, tekanan intra-

alveolus meningkat karena jumlah molekul udara yang lebih

banyak yang awalnya terkandung di dalam volume paru yang

besar pada akhir inspirasi kini termampatkan ke dalam volume

yang lebih kecil. Pada ekspirasi biasan tekanan intra-alveolus

Page 34: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

14

meningkat sekitar 1 mmHg di atas tekanan atmosfer menjadi

761 mmHg. Udara kini meninggalkan paru menuruni gradien

tekanan dari tekanan intra-alveolus yang lebih tinggi ke

tekanan atmosfer yang lebih rendah. Aliran udara keluar

berhenti apabila tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan

atmosfer (Sherwood, 2012).

b. Difusi Gas

Difusi gas adalah pergerakan molekul gas dari area bertekanan

parsial tinggi ke area bertekanan lebih rendah terlepas dari konsentrasi

gas lain dalam larutan (Sloane, 2004). Pada sistem respirasi difusi

merupakan proses terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida

pada tempat pertemuan udara dan darah (Smeltzer & Bare, 2007). Pada

proses difusi gas O2 dan CO2 atau partikel lain bergerak dari area yang

memiliki tekanan tinggi ke arah yang memiliki tekanan rendah

(Muttaqin, 2008). Di dalam alveolus PO2 lebih tinggi yaitu 100 mmHg

daripada PO2 di darah yang masuk ke paru 40 mmHg, maka O2

mberdifusi menuruni gradien tekanan parsialnya dari alveolus ke

dalam darah sampai tidak lagi terdapat gradien (Sherwood, 2012).

Sewaktu meninggalkan kapiler paru, darah memiliki PO2 sama dengan

PO2 alveolus yaitu 100 mmHg. Gradien tekanan parsial untuk CO2

memiliki arah yang berlawanan. Darah yang masuk ke kapiler paru

memiliki PCO2 46 mmHg, sementara PCO2 alveolus hanya 40 mmHg,

sehingga menyebabkan CO2 berdifusi dari darah ke dalam alveolus

Page 35: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

15

sampai PCO2 darah seimbang dengan PCO2 alveolus (Sherwood,

2012). Setelah meninggalkan paru, darah yang kini memiliki PO2 100

mmHg dan PCO2 40 mmHg kembali ke jantung kemudian dipompa ke

jaringan tubuh sebgau darah arteri sistemik (Sherwood, 2012).

Proses difusi gas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu gradien

tekanan parsial, ketebalan membran respirasi, area permukaan

membran respirasi, dan solubilitas gas dalam membran respirasi

(Sloane, 2004). Dalam proses difusi gas, organ pernapasan yang

berperan penting adalah alveoli dan darah, Adanya perbedaan tekanan

parsial dan difusi pada sistem kapiler dan cairan interstisial akan

menyebabkan pergerakan O2 dan CO2 yang kemudian akan masuk

pada zona respirasi untuk melakukan difusi respirasi (Muttaqin, 2008).

c. Transpor Gas

Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan

dari jaringan ke paru dengan bantuan darah (aliran darah) (Muttaqin,

2008). Oksigen yang diserap oleh darah di paru harus diangkut ke

jaringan untuk digunakan oleh sel, sebaliknya CO2 yang diproduksi di

tingkat sel harus diangkut ke paru untuk dikeluarkan (Sherwood,

2012). Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah

berikatan dengan hemoglobin kemudian membentuk oksihemoglobin

dan sisanya ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel sebanyak

3% (Sloane, 2004). Agar oksigen dapat disuplai ke sel-sel tubuh secara

opitmal maka diperlukan hemoglobin dalam jumlah dan fungsi yang

Page 36: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

16

optimal untuk mengangkut dari sirkulasi yang efektif ke jaringan tubuh

(Muttaqin, 2008). Setiap gram hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml

oksigen, hal ini dikarenakan hemoglobin memiliki daya afinitas

terhadap oksigen. Faktor yang mempengaruhi afinitas hemoglobin

adalah pH darah, temperatur tubuh, dan konsentrasi 2,3 difosfogliserat

(Sloane, 2004).

3. Volume dan Kapasitas Paru

Proses ventilasi yang terjadi pada sistem pernapasan dapat

diketahui melalui keadaan volume dan kapasitas paru-paru dalam

menerima maupun mengeluarkan udara pernapasan (Widiyani, 2015).

Volume paru terdiri dari volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume

cadangan ekspirasi dan volume sisa. Dari keempat volume ini apabila

dijumlahkan sama dengan volume maksimal paru yang mengembang

(Syaifuddin, 2009). Dalam peristiwa siklus paru-paru diperlukan

menyatukan dua volume atau lebih, kombinasi seperti ini disebut kapasitas

paru (Syaifuddin, 2009). Kapasitas paru terdiri dari kapasitas residual

fungsional, kapasitas inspirasi, kapasitas vital dan kapasitas paru total

(Sloane, 2004).

a. Volume paru

1) Volume alun napas (Volume tidal)

Volume udara yang masuk atau keluar paru-paru selama satu kali

bernapas. Nilai rerata pada kondisi istirahat yaitu 500 ml

(Sherwood, 2012)

Page 37: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

17

2) Volume cadangan inspirasi (VCI)

Volume udara tambahan yang dapat secara maksimal dihirup di

atas volume alun napas istirahat. VCI dicapai oleh kontraksi

maksimal diafragma, otot interkostal eksterna, dan otot inspirasi

tambahan. Nilai rerata 3000 ml (Sherwood, 2012)

3) Volume cadangan ekspirasi (VCE)

Volume udara tambahan yang dapat secara aktif dikeluarkan

dengan mengontraksikan secara maksimal otot-otot ekspirasi

melebihi udara yang secara normal dihembuskan secara pasif pada

akhir volume alun napas istirahat. Nilai rerata 1000 ml (Sherwood,

2012)

4) Volume residual

Volume udara minimal yang tertinggal di paru bahkan setelah

ekspirasi maksimal. Nilai rerata 1200 ml (Sherwood, 2012).

Volume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah

saat jeda pernapasan (Sloane, 2004).

b. Kapasitas paru

1) Kapasitas inspirasi (KI)

Kapasitas inspirasi adalah jumlah udara yang dapat diinspirasikan

dimulai pada ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai

jumla maksimum (Hall, 2016). Volume udara maksimal yang dapat

dihirup pada akhir ekspirasi tenang normal, didapatkan melalui

Page 38: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

18

penambahan volume cadangan inspirasi dan volume tidal (KI =

VCI + VT). Nilai rerata 3500 ml (Sherwood, 2012).

2) Kapasitas residual fungsional (KRF)

Jumlah udara sisa yang masih berada di paru-paru pada akhir

ekspirasi pasif. Kapasitas residual fungsional didapatkan melalui

penambahan volume cadangan ekspirasi dan volume rsidual (KRF

= VCE + VR). Nilai rerata 2200 ml (Sherwood, 2012).

3) Kapasitas vital

Volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam satu kali

bernapas setelah inspirasi maksimal. Kapasitas vital merupakan

penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi, dan volume

cadangan ekspirasi (KV = VT + VCI + VCE). KV mencerminkan

perubahan volume maksimal yang dapat terjadi pada paru

(Sherwood, 2012). Faktor yang mempegaruhi kapasitas vital paru

adalah postur tubuh, ukuran ronggs toraks, dan komplians paru.

Nilai rerata 4500 ml (Sloane, 2004).

4) Kapasitas paru total (KTP)

Volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh paru-paru, dan

sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual (KTP = KV

+ VR). Nilai reratanya adalah 5700 ml (Sherwood, 2012).

5) Volume ekspirasi paksa dalam satu detik (VEP1) adalah volume

udara yang dapat dihembuskan selama detik pertama ekspirasi

dalam suatu penentuan kapasitas vital (KV). Biasanya VEP1

Page 39: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

19

adalah sekitar 80% dari KV, yaitu dalam keadaan normal 80%

udara yang dapat dihembuskan secara paksa dari paru yang telah

mengembang maksimal dapat dihembuskan dalam satu detik.

Pengukuran ini menunjukkan laju aliran udara paru maksimal yang

dapat dicapai (Sherwood, 2012).

6) Volume respirasi menit adalah volume tidal dikalikan dengan

jumlah pernapasan per menit (Sloane, 2004).

4. Pemeriksaan fungsi pulmonal

Pemeriksaan fungsi pulmonal dilakukan untuk mengkaji fungsi

pernapasan dan untuk mendeteksi adanya keabnormalitas pada paru-paru.

Pemeriksaan fungsi pulmonal berguna dalam mengikuti perjalanan

penyakit pernapasan pada pasien dan mengkaji respon pasien terhadap

terapi yang telah diberikan (Smeltzer, 2002). Selain itu, pemeriksaan

fungsi pulmonal juga berguna untuk meneliti efek latihan pada fisiologi

pernapasan (Asih & Effendy, 2004).

Uji fungsi paru dibagi menjadi dalam dua kategori yaitu uji yang

berhubungan dengan ventilasi paru dan dinding dada, serta uji yang

berhubungan dengan pertukaran gas (S. A. Price, 2013). Uji fungsi

ventilasi termasuk pengukuran volume paru dalam keadaan statis dan

dinamis juga pengukuran tekanan. Uji yang berhubungan dengan

pertukaran gas mencakup analisis gas-gas yang terdapat dalam udara

ekspirasi dan dalam darah. Pengukuran gas darah arteri (ABG) biasanya

mencakup tekanan parsial (tegangan) oksigen arteri (PO2), karbondioksida

Page 40: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

20

arteri (PCO2), dan pH serta menggambarkan fisiologi kardiopulmonar

(Price, 2013).

Kemampuan fungsi paru-paru dikaji dengan mengukur properti

yang mempengaruhi ventilasi (statis dan dinamis) dan respirasi (difusi dan

perfusi). Penilaian fungsi paru-paru dilakukan dengan mempertimbangkan

variabel-variabel dari setiap individu yang dievaluasi termasuk usia, jenis

kelamin, berat badan, dan tinggi badan serta upaya individu dalam

melakukan setiap pemeriksaan (Asih & Effendy, 2004).

B. Arus Puncak Ekspirasi

1. Definisi

Arus Puncak Ekspirasi adalah titik aliran tertinggi yang dapat

dicapai saat ekspirasi maksimal, yang mencerminkan terjadinya perubahan

ukuran jalan napas menjadi besar (Potter & Perry, 2005). Arus puncak

ekspirasi adalah besarnya aliran udara maksimum yang dapat dicapai saat

ekspirasi dengan usaha paksa secara maksimal dari kapasitas paru total.

Nilai APE menggambarkan keadaan saluran napas terutama saluran napas

berkaliber besar yaitu jika nilainya menurun berarti terdapat hambatan

aliran udara ekspirasi di saluran napas. Aliran udara di saluran napas

sangat dipengaruhi oleh tahanan jalan napas dan tahanan paling besar

berada pada saluran napas atas, sehinga APE merupakan indikator yang

baik untuk mengetahui patensi jalan napas besar (Dermawan et al., 2013).

Variasi nilai APE sangat diperngaruhi oleh usia, tinggi badan, jenis

Page 41: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

21

kelamin, dan ras (Pangestuti & Widayati, 2015). Angka normal APE pada

pria dewasa adalah 500-700 L/menit, dan pada wanita dewasa adalah 380-

500 L/menit (Jain et al, 1998 dalam Lasmana, 2010).

Pengukuran APE dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan

alat peak flow meter, pneumotachograph (dengan grafik flow volume),

dan spirometer (Menaldi et al, 2001 dalam Lasmana, 2010). Sifat peak

flow meter yang mudah digunakan, mudah dibawa dan murah menjadikan

peak flow meter ideal sebagai ambulatory monitoring untuk menilai

obstruksi saluran pernapasan (Jain et al, 1998 dalam Lasmana, 2010)

2. Jenis-jenis arus puncak ekspirasi

Nilai arus puncak ekspirasi terdiri dari 3 jenis, yaitu (Lasmana, 2010):

a. Arus puncak ekspirasi (APE) sesaat

Nilai ini didapatkan dari nilai tiupan pada waktu yang tidak tertentu

dan kapan saja. Nilai APE ini berguna untuk:

1) Mengetahui adanya obstruksi pada saat itu

2) Mengetahui derajat obstruksi bila telah diketahui nilai standar

normalnya.

b. Arus puncak ekspirasi (APE) tertinggi

Nilai ini didapatkan dari hasil tiupan APE tertinggi setelah melakukan

evaluasi tiupan sehari 2 kali, pagi dan sore hari, pukul 06.00 dan 20.00

selama 2 minggu pada keadaan asma stabil. Nilai APE tertinggi

digunakan sebagai standar nilai APE seseorang.

Page 42: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

22

c. Arus puncak ekspirasi (APE) harian

Nilai ini didapatkan dari hasil tiupan APE selama 2 minggu. Variasi

harian ini berguna untuk mengetahui nilai tertinggi standar normal

seseorang.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai APE

Menurut (Yunus, 2003 dalam Novarin et al., 2015), nilai arus

puncak ekspirasi seseorang dapat beragam dan dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai APE adalah:

a. Faktor host

1) Umur

Faal paru sejak masa kanak-kanak bertambah atau meningkat

volumenya dan mencapai keadaan maksimal pada umur 19-21

tahun. Kekuatan otot pernapasan dan fungsi paru akan menurun

sesuai pertambahan usia, hal ini disebabkan karena terjadi

penurunan elastisitas dinding dada. Selama proses penuaan terjadi

penurunan elastisitas alveoli, penebalan kelenjar bronchial,

penurunan kapasitas paru dan peningkatan jumlah ruang rugi

(Guyton & Hall, 2014 dalam Antoro, 2015)

2) Jenis kelamin

Pengelompokkan berdasarkan jenis kelamin sangat penting

dikarenakan secara biologis berbeda antara laki-laki dan

perempuan. Fungsi paru laki-laki lebih tinggi 20%-25%

dibandingkan perempuan. Selain itu aktivitas laki-laki lebih tinggi

Page 43: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

23

dibandingkan perempuan sehingga recoil dan compliance paru

sudah terlatih (Guyton & Hall, 2014 dalam Antoro, 2015). Nilai

APE laki-laki lebih besar daripada wanita berdasarkan tabel nilai

normal APE.

3) Ras

Pada orang kulit hitam, hasil faal parunya lebih kecil bila

dibandingkan dengan orang kulit putih. Salah satu alasannya

adalah bahwa ukuran thoraks kulit hitam lebih kecil daripada orang

kulit putih.

4) Tinggi badan dan berat badan

Tinggi badan mempunyai hubungan positif dengan APE, artinya

dengan bertambahnya tinggi seseorang maka APE akan bertambah

besar. Tinggi badan sangat mempengaruhi fungsi paru, hal tersebut

dikarenakan seseorang yang memiliki tubuh tinggi maka fungsi

ventilasi parunya lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang

bertubuh pendek (Hall, 2016). Sedangkan pada perempuan berat

badan memiliki hubungan yang lebih tinggi daripada tinggi badan

(Mishra, et al. 2013)

5) Kebiasaan merokok

Merokok merupakan faktor utama yang dapat mempercepat

penurunan fungsi paru. Merokok dapat menyebabkan perubahan

struktur jalan napas maupun parenkim paru. Perubahan struktur

jalan napas besar berupa hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus.

Page 44: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

24

Sehingga dapat mempengaruhi nilai arus puncak ekspirasinya

(Hall, 2016). Menurut Smet (1994) dalam (Nasution, 2007) ada

tiga tipe perokok yang dapat dikalsifikasikan berdasarkan

banyaknya rokok yang dihisap, yaitu: perokok berat yang

menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari, perokok

sedang 5-14 batang rokok, dan perokok ringan 1-4 batang rokok

dalam sehari.

6) Olahraga/latihan

Olahraga bisa meningkatkan APE seseorang, ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan kepada atlet dan orang yang jarang

berolah raga. APE pada atlet lebih besar dibandingkan dengan

orang yang jarang melakukan olahraga (Yunus, 1997 dalam

Purwaningsih & Arifah, 2013)

b. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti polusi

udara dan lingkungan kerja. Zat yang paling banyak pengaruhnya

terhadap saluran pernapasan dan paru adalah sulfur dioksida (SO2),

nitrogen dioksida (NO2), dan ozon. Kandungan SO2, NO2 dan ozon

yang tinggi pada udara dapat menginduksi reaksi inflamasi pada paru

dan gangguan sistem imunitas pada tubuh (Budiono, dalam Novarin

2014). Udara dalam keadaan tercemar, partikel polutan ikut terinhalasi

dan sebagian akan masuk ke dalam paru. Selanjutnya sebagian

partikel mengendap di alveoli. Adanya pengendapan di alveoli dapat

Page 45: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

25

menyebabkan kemungkinan terjadinya penurunan fungsi paru

(Mengkidi, 2006)

4. Pengukuran APE dengan peak flow meter

Arus puncak ekspirasi yang diukur dengan satuan liter/menit dapat

memberi peringatan dini adanya penurunan fungsi paru dan

menggambarkan adanya penyempitan atau sumbatan saluran napas.

Tekanan akibat ekspirasi paksa menyebabkan diafragma bergerak dan

membuka area orifisium lebih luas. Nilai APE dipengaruhi oleh beberapa

ratus mililiter udara yang dimulai dari inflasi penuh dari paru dan oleh

kekuatan otot dada dan perut (Siregar, 2008).

Cara kerja peak flow meter berdasarkan azas mekanika, dimana

deras arus udara diukur dengan gerakan piston yang terdorong oleh arus

udara yang ditiupkan melalui pipa peniup. Piston akan mendorong jarum

penunjung (marker). Karena piston dikaitkan dengan sebuh pegas, maka

setelah arus berhenti oleh gaya tarik balik (recoil) piston tertarik ke

kedudukan semula dan jarum penunjuk tertinggal pada titik jangkauan

piston terjauh. Nilai APE dibaca pada titik tunjuk jarum penunjuk tersebut

(Siregar, 2008).

5. Langkah-langkah mengukur arus puncak ekspirasi

Langkah-langkah mengukur arus puncak ekspirasi menggunakan peak

flow meter adalah sebagai berikut (Adeniyi & Erhabor, 2011):

Page 46: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

26

a. Atur penanda kursor pada peak flow ke posisi nol. Jangan sentuh

penanda kursor ketika menghembuskan udara.

b. Atur posisi klien. Klien diposisikan berdiri tegak dan letakkan peak

flow meter di depan mulut dengan posisi horisontal.

c. Tarik napas dalam dan mouthpiece diletakkan di mulut dengan gigi

disekitar lubang mouthpiece dan bibir mengatup rapat.

d. Hembuskan napas melalui mouthpiece dengan kuat dan sesegera

mungkin. Bila peneliti mencurigai responden mengeluarkan sejumlah

udara yang signifikan dari hidung, pasang penjepit hidung atau minta

responden menutup hidung dengan tangan.

e. Catat angka yang tertera di penanda kursor

f. Atur penanda kursor ke posisi nol lagi dan ulangi langkah-langkah di

atas sebanyak tiga kali. Catat angka tertinggi yang dapat dicapai klien.

6. Cara menginterpretasikan hasil pengukuran APE

Hasil pengukuran APE dengan peak flow meter dicatat, kemudian

nilai arus puncak ekspirasi terbaik dibandingkan dengan nilai prediksi

APE yang tertera pada tabel normal APE sesuai dengan usia dan tinggi

badannya kemudian dikalikan 100 persen (Masnadi, 2010)

Persentase APE = Nilai APE diukur (liter/menit) X 100%

Nilai APE prediksi (liter/menit)

Hasil pencatatan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu

(Siregar, 2008):

Page 47: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

27

a. Zona hijau, apabila nilai APE 80% sampai 100% dibandingkan

dengan nilai prediksi, yang menandakan bahwa fungsi pernapasan

baik.

b. Zona kuning, apabila nilai APE 50% sampai 80% dibandingkan nilai

prediksi, menandakan bahwa mulai terjadi penyempitan saluran napas.

c. Zona merah, apabila nilai APE ≤50% dari nilai prediksi, hal ini

menunjukkan bahwa telah terjadi penyempitan pada saluran

pernapasan besar.

C. Bernyanyi

1. Definisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bernyanyi adalah

mengeluarkan suara bernada, berlagu dengan lirik atau tidak. Seni

bernyanyi adalah musik yang menggunakan media vokal atau suara

manusia, dengan kata lain vokal berperan sebagai instrumen atau alat

dalam kerja musikalnya (Poetra, 2006).

2. Teknik vokal bernyanyi

a. Pernapasan (My, 2008)

Salah satu unsur utama yang harus dikuasai dalam bernyanyi

adalah teknik pernapasan. Teknik ini merupakan dasar dari teknik olah

vokal. Dalam bernyanyi dibutuhkan cara pernapasan tersendiri yang

digunakan untuk merangkai nada, menjaga pitch control atau

keselarasan, mencapai nada panjang, dan sebagainya. Sebagai

Page 48: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

28

penyanyi, selain bernyanyi ia juga harus mampu melakukan gerakan-

gerakan atraktif seperti menari yang sangat memerlukan penguasaan

teknik pernapasan yang tinggi, maka dari itu teknik bernapas sangat

vital peranannya sehingga mutlak harus dikuasai dengan baik.

Menurut Jamalus (1988) dalam Lele (2013) ada 3 jenis pernapasan

yang sering digunakan dalam bernyanyi yaitu:

1) Pernapasan dada.

Pernapasan ini dilakukan dengan cara memasukkan udara ke dalam

paru-paru sehingga paru-paru menjadi lebih besar. Pernapasan dada

tidak baik digunakan dalam benryanyi

2) Pernapasan perut

Pernapasan ini disebabkan oleh gerakan perut yang semakin

mengembung, rongga perut membesar sehingga udara di luar

masuk memenuhi perut. Rongga dada bebas dari ketegangan. Paru-

paru, trakhea, selaput suara, alat-alat pengucapan dapat

menghasilkan suara dengan wajar, akan tetapi tidak memberikan

dorongan yang kuat.

3) Pernapasan diafragma

Diafragma terletak diantara rongga dada dan rongga perut. Pada

saat bernyanyi,otot diafragma dapat memberi dorongan yang kuat

kepada paru-paru serta dapat mengatur tenaga aliran udara melalui

trakea menggetarkan selaput suara dan keluar melalui mulut.

Page 49: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

29

4) Pernapasan bahu

Selain 3 jenis pernapasan di atas, pernapasan bahu juga merupakan

salah satu pernapasan yang digunakan dalam bernyanyi.

Pernapasan bahu adalah pernapasan yang mengambil atau

mengalihkan/ mengangkat kekuatan bahu untuk mengisi napas

pada paru-paru, sebab pusat napas adalah di paru-paru (Paramyuda

2010 dalam Lele 2013).

Dari keempat jenis pernapasan yang sering digunakan dalam

bernyanyi, pernapasan yang paling baik digunakan dalam

bernyanyi adalah pernapasan diafragma, karena pernapasan

diafragma akan menghasilkan napas yang panjang dan ringan,

santai dan suara yang diproduksikan lebih bermutu.

Teknik yang dilakukan dalam pernapasan diafragma yaitu

(My, 2008)

1) Pertama penyanyi harus melakukan pemanasan terlebih dahulu

agar pelaksanaan pelatihan dapat terfokus dan alat-alat

pernapasan yang diperlukan (paru-paru, rongga dada, rongga

perut, dan diafragma) berada dalam keadaan siap. Setelah

pemanasan barulah dimulai dengan latihan pernapasan

diafragma. Latihan menarik napas sekali dalam setiap detik

lalu ditahan dan dikeluarkan jika sudah tidak mampu lagi

menahan napas. Dalam tahap awal biasanya mampu menahan

napas pada tarikan ketiga dalam waktu tiga detik. Standar

Page 50: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

30

pernapasan diafragma adalah 8 tarikan napas dalam 8 detik.

Jika sudah mencapai standar tersebut maka dapat dikatakan

telah menguasai teknik pernapasan diafragma dengan baik.

2) Setelah itu barulah melakukan teknik menggunakan

pernapasan diafragma untuk menyanyi. Ada beberapa teknik

yang harus dilakukan. Pertama adalah mengambil napas pada

kapasitas yang maksimal (sebanyak-banyaknya) kemudian

dihembuskan pelahan-lahan dalam waktu paling lama. Tahap

kedua adalah mendengau, caranya yaitu seperti langkah

pertama namun keluarnya napas disertai dengan suara

sepanjang napas berupa gumam. Teknik ketiga adalah bermain

nada. Caranya sama seperti langkah kedua namun suara

gumam diganti dengan rangkaian nada-nada. Dimulai dari

nada yang terendah sesuai kemampuan sampai pada batas

kemampuan tertinggi. Teknik latihan ini dimaksudkan untuk

memperoleh stabilitas dan akurasi dalam bernyanyi.

b. Artikulasi

Artikulasi adalah pengucapan kata-kata pada lirik lagu dengan jelas

dan benar. Unsur-unsur pesan dalam sebuah lagu harus sampai pada

pendengarnya. Agar dapat sampai dan dipahami oleh pendengar,

seorang penyanyi harus menguasai teknik artikulasi dengan baik.

Selain itu, syarat utama bagi seorang penyanyi adalah harus menguasai

dan menghafalkan syair dan lagu dengan baik.

Page 51: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

31

Artikulasi dibagi menjadi 3 jenis yaitu Widyastuti (2007) dalam

Lele (2013):

1) Artikulasi vokal (huruf hidup)

Terdapat 5 huruf vokal yaitu a, i, u, e, dan o. Kelima huruf ini yang

membangun semua kata-kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa

asing lainnya.

2) Artikulasi konsonan (huruf mati)

Konsonan merupakan bunyi bantu untuk huruf vokal/ huruf hidup,

pengucapan satu dengan yang lainnya akan berbeda berdasarkan

pembentukan bunyinya.

3) Artikulasi vokal rangkap (diftong)

Diftong adalah bunyi dua vokal yang berurutan, keduanya berbeda

antara kualitas huruf vokal awal dan akhir. Dalam menyanyikan

diftong, vokal pertama dinyanyikan lebih lama daripada vokal

keduanya, maka vokal yang mendahului diberi tekanan sedikit

kemudian berubah menjadi rileks ke bunyi vokal yang

mengikutinya.

c. Resonansi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia resonansi adalah

dengungan (gema, getaran) suara. Resonansi adalah usaha untuk

memperindah suara dengan memfungsikan rongga-rongga udara yang

turut bervibrasi atau bergetar disekitar mulut dan tenggorokan, dan

resonansi adalah pemantulan suara ikutnya getaran nada-nada alam

Page 52: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

32

atau benda lain (Khodijat-Marzoeki, 2004 dalam Kurnianingsih, 2013).

Cara melatih resonansi yaitu bunyi ‘m’ dibunyikan dengan lembut,

bibir dikatupkan ke dalam sedangkan gigi tidak saling bersentuhan,

rongga mulut dan kerongkongan membentuk ruas seluas luasnya.

Lakukan humming untuk merasakan getaran suara (resonansi)

terutama resonansi kepala dan fokus suara (Kurnianingsih, 2013).

d. Phrasering

Phrasering adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan

benar, tetapi tetap mempunyai arti yang utuh dan mudah dimengerti.

Phrasering memudahkan penyanyi dalam memberi tanda-tanda untuk

mengatur napas dalam bernyanyi. Apabila pengambilan napas tidak

pada tempatnya, maka akan mempengaruhi pesan dari lagu yang akan

disampaikan (Lele, 2013).

e. Ekspresi

Ekspresi adalah cara yang dilakukan penyanyi untuk membawakan

lagu dengan baik dari suatu ciptaan sesuai denga jiwa lagu tersebut.

Misalnya sedih, gembira, semangat dan lain-lain (Soewito, 1996 dalam

Lele, 2013). Sedangkan menurut (Jamalus, 1988 dalam Lele, 2013)

ekspresi dalam musik adalah ungkapan pikiran dan perasaan yang

mencakup semua nuansa dari tempo, dinamik dan warna suara dari

unsur-unsur pokok musik, dalam pengelompokkan frase yang

diwujudkan oleh seniman musik/penyanyi dan disampaikan pada

pendengarnya.

Page 53: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

33

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ekspresi

merupakan suatu ungkapan perasaan dari penyanyi kepada

pendengarnya yang mecakup semua nuansa dari tempo, dinamik dan

warna suara.

3. Sifat dan Karakter Jenis Suara Manusia

Sifat dan karakter jenis suara manusia dibagi menjadi 4, yaitu

soprano, alto, tenor dan bass. Soprano dan alto merupakan jenis suara

perempuan, dimana soprano merupakan jenis suara yang berambitus tinggi

dengan karakter enerjik, sedangkan alto merupakan ambitus suara paling

rendah dengan karakter berat, dalam dan berwibawa. Tenor dan bass

adalah jenis suara laki-laki, dimana tenor merupakan jenis suara yang

berambitus (range) paling tinggi dengan karakter yang enerjik dan

primadona, sedangkan bass merupakan suara yang berambitus sangat

rendah, besar dan dalam yang biasanya berfungsi untuk mengimbangi

suara alto (Simanungkalit, 2008)

D. Membaca Al-Qur’an

1. Definisi

Al-qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah Swt

kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril. Al-qur’an

merupakan pedoman dan sumber hukum bagi umat Islam. Membacanya

dinilai sebagai ibadah, oleh karena itu Al-qur’an harus dibaca dengan

tajwid dan tartil. Tajwid menurut bahasa ialah memperindah, sedangkan

Page 54: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

34

menurut istilah adalah ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-

qur’an.

Menurut para ulama ahli tajwid, tingkatan-tingkatan tempo atau

ritme membaca Al-qur’an dibagi menjadi empat, (Ahmad & Shihabuddin,

2012):

a. At-tartil: membaca dengan pelan dan tidak terburu-buru sehingga tetap

memperhatikan tajwid dan makhraj huruf serta berusaha menghayati

maksud ayat yang sedang dibaca.

b. Al-hadr (cepat): membaca dengan cepat tetapi tetap memperhatikan

makhraj dan tajwid. Cara ini sangat sulit dilakukan. Jarang yang

mampu karena salah sedikit bisa keluar dari ketentuan yang telah

mutawatir dari Nabi Muhammad SAW.

c. At-tadwir (sedang): bacaan antara tartil dan hadr, tidak terlalu cepat dan

tidak terlalu lambat sehingga makhraj dan tajwid terbaca jelas sesuai

haknya.

d. At-tahqiq: membaca seperti tartil tetapi lebih pelan dan lebih tenang

sehingga pas untuk dipraktikkan bagi yang sedang belajar atau yang

akan mengajakan Al-qur’an.

2. Teknik membaca Al-qur’an

Teknik dalam membaca Al-qur’an sama dengan teknik dalam

bernyanyi atau teknik vokal. Qori dan Qoriah memiliki teknik pernapasan

diafragma, infitah atau artikulasi dan intonasi. Namun terdapat beberapa

perbedaan, yaitu dalam hal makhorijul huruf, syarat suci dari najis dan

Page 55: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

35

hadast, pemenggalan kata, dan tempat yang diperbolehkan membaca Al-

qur’an (Jiajulaikhaningsih, 2013).

Makhorijul huruf menurut istilah dalam ilmu tajwid yaitu tempat

atau letak keluarnya huruf-huruf hijaiyah ketika membunyikannnya.

Sedangkan maksud dari syarat suci dari najis dan hadast yaitu keadaan

suci setelah membersihkan najis yag ada di badan, pakaian dan tempat.

Sedangkan yang dimaksud dengan pemenggalan kata adalah setiap ayat

yang dibaca memiliki arti sendiri sehingga pemenggalan kata harus

diperhatikan dengan baik. Tempat yang diperbolehkan membaca Al-

qur’an yaitu masjid dan rumah, namun yang lebih dianjurkan adalah

masjid karena lebih bersih dan mulia (Jiajulaikhaningsih, 2013).

a. Artikulasi atau Infitah

Belajar infithah sangat diutamakan dalam membaca Al-qur’an. Salah

satu teknik membaca Al-qur’an dengan baik yaitu mulut harus dibuka

secara sempurna untuk menghasilkan suara yang sempurna. Ketika

membaca huruf hijaiyah yang bertanda fathah mulut harus dibuka

secara penuh, yaitu dengan membuka mulut minimal setinggi dua

baris tangan yang disusun secara vertikal.

b. Teknik pernapasan diafragma

Sama halnya seperti penyanyi, pernapasan diafragma untuk seorang

qori berperan penting dalam memproduksi suara. Pernapasan yang

bagus akan menghasilkan pembacaan ayat-ayat panjang dengan baik

sesuai aturan mizan yang tertulis. Apabila qori membaca al-qur’an

Page 56: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

36

dengan posisi atau sikap badan duduk, diusahakan tubuh dalam

kondisi tegap agar udara yang masuk ke perut mengembung dan

disimpan dalam diafragma. Membaca satu ayat al-qur’an dengan satu

waqof dianjurkan dilakukan dengan satu tarikan napas, karena jika

tidak sampai pada ujung ayat maka penggalan ayat tersebut tidak

mengandung satu artian penuh.

c. Intonasi

Intonasi dalam al-qur’an adalah nada lagu yang dihasilkan oleh

bermacam-macam jenis harokat yang bertemu dengan huruf hijaiyah.

Panjang nada dalam membaca al-qur’an bervariasi antara 1 kata, 2

kata, 3 kata hingga 6 kata. Panjang pendek bacaan al-qur’an berasal

dari bacaan mad (panjang), ghunnah (dengung), ikhfa (samar-samar),

idzhar (jelas) dan lainnya.

3. Macam lagu dalam seni baca Al-Qur’an

Untuk melagukan Al-Qur’an, para quro di Indonesia membagi lagu atas 7

macam yaitu sebagai berikut (Salim, 2004 dalam Amin, 2017):

a. Lagu bayyati

Bayyati merupakan salah satu dari tujuh macam lagu yang sangat

populer yang selalu ditempatkan pada maqom pertama dalam

tradisi melagukan Al-Qur’an oleh para qori senior di Mesir.

Maqom bayyati memiliki ciri khusus yaitu lembut, meliuk-liuk

gerak lambat dengan pergeseran nada yang tajam waktu turun naik

dan yang sering kali terjadi secara beruntun. Bayyati memiliki

Page 57: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

37

ruang lingkup yang luas, fleksibel serta mudah diterima (Munir,

1997 dalam Erizanti, 2013). Lagu bayyati umumnya digunakan

sebagai lagu pembuka dan penutup dalam tilawatil Al-qur’an.

Bayyati memiliki 4 tingkatan nada yaitu qoror (dasar), nawa

(menengah), jawab (tinggi) dan jawabul jawab (tertinggi),

sedangkan husaini dan syurri merupakan variasi khusus dari

maqom bayyati. Husaini ditempatkan pada tingkat nada setelah

nawa sebelum jawab, sedangkan syuri sebaiknya ditempatkan

setelah nada jawabul jawab.

b. Lagu nahawand

Lagu nahawand mempunyai karakteristik sedih sehingga sangat

sesuai untuk melantunkan ayat Al-qur’an yang bernuansa

kesedihan. Tingkatan nada pada maqom nahawand yaitu nawa,

jawab dan quflah mahur. Quflah mahur adalah nada akhir khusus

yang dimiliki oleh lagu nahawand. Nada suara awal pada lagu

nahawand hendaknya dimulai dari nada antara nawa dan jawab.

c. Lagu hijaz

Lagu hijaz memiliki irama yang ringan, cepat , lincah, dan

memiliki banyak variasi turun dan naik secara tajam. Lagu hijaz

dipakai setelah lagu nahawand maka awal maqom hijaz hendaknya

dimulai sama dengan akhir nada jawab nahawand sebelumnya.

Hijaz memiliki 4 tingkatan nada yaitu awal maqom, hijaz kar, hijaz

kar dan kur, dan alwan hijaz.

Page 58: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

38

d. Lagu rost

Lagu rost memiliki irama yang hidup, semangat, cepat, lincah, dan

memiliki getaran-getaran ringan. Maqom ini sedikit lebih cepat

dari lagu murrotal sehingga biasanya digunakan ketika

mengumandangkan adzan dan digunakan imam ketika mengimami

sholat. Lagu rost memiliki 4 tingkatan nada yaitu awal maqom

rost, kufllah jinjiron, syabir alarrost dan alwan rost.

e. Lagu sika

Lagu ini memiliki karakteristik ketimuran, merakyat dan mudah

dikenali. Lagu sika sangat polular bagi rakyat mesir karena

memiliki keistimewaan dan sering digunakan ketika melatunkan

ayat Al-qur’an. Lagu sika memiliki irama yang lambat serta

hidmat. Sika memiliki 3 tingkatan nada yaitu iraqi (nawa), turki

(jawab) dan variasi raml.

f. Lagu jiharkah

Lagu jiharkah memiliki irama raml atau minor, iramanya

menimbulkan perasaan yang dalam. Awal lagu jiharkah biasanya

sama dengan awal lagu sikah, dilanjutkan dengan suara minor

dengan relatif lurus kemudian diikuti oleh nada sedikit lebih tinggi

dengan menjaga gerakan-gerakan yang sama sebelumnya,

kemudian diakhiri dengan nada gerakan lurus secara wajar. Lagu

jiharkah memiliki 2 tingkatan nada yaitu nawa dan jawab.

Page 59: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

39

g. Lagu shabaa

Lagu shabaa memiliki karakter halus dan lembut, nuansa penuh

kesedihan sehingga menggugah perasaan. Gerak irama pada

maqom ini memiliki sifat yang ringan, agak mendatar, syahdu serta

mengalun perlahan-lahan. Lagu shaba memiliki 4 tingkatan nada

yaitu nada awal maqom shabaa, asyiron (nawa), ajami (jawab), dan

quflah bustanjar.

E. Penelitian Terkait

1. Saud (2010) menjelaskan hasil penelitiannya mengenai Pengaruh Latihan

Vokal terhadap Arus Puncak Ekspirasi pada Usia Dewasa Muda yang

menggunakan metode quasi experimental two groups parallel pretest-

posttest dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang, dimana 20 orang

sampel mendapat perlakuan mengikuti latihan vokal di paduan suara

Universitas Diponegoro selama bulan Maret sampai Juni, dan 20 orang

lainnya sebagai kelompok kontrol. Menunjukkan hasil bahwa nilai APE

pada kelompok latihan vokal adalah lebih tinggi secara bermakna

dibanding kelompok tanpa latihan vokal (p<0,001)

2. Purwaningsih & Arifah (2013) menjelaskan hasil penelitiannya mengenai

Pengaruh Senam Asma terhadap Kemampuan Pernapasan pada Peserta

Senam Asma di Rumah Sakit Islam Klaten, menggunakn metode quasi

eksperimen dengan desain pretest posttest dengan teknik pengambilan

sampel menggunakan total sampling dan didapatkan sampel sebanyak 31

Page 60: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

40

orang. Hasil yang didapatkan menunjukkan rata-rata APE sebelum senam

208 L/menit dan setelah senam mengalami kenaikan menjadi 304 L/menit.

3. Widiyani (2015) memaparkan hasil penelitiannya mengenai Pengaruh

Pursed Lips Breathing Exercise terhadap Arus Puncak Ekspirasi (APE)

pada Pasien Bronkitis Kronis di Poli Spesialis Paru B Rumah Sakit Paru

Kabupaten Jember, dengan menggunakan desain penelitian randomized

pretest posttest with control grup dan menggunakan teknik pengambilan

sampel dengan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak

30 orang yang terbagi menjadi 15 orang kelompok eksperimen dan 15

orang kelompok kontrol. Hasil analisis data menunjukkan terdapat

perbedaan yang signifikan arus puncak ekspirasi pada kelompok

eksperimen saat pretest dan posttest dengan nilai p value 0,000 < α

(0,005), dan terdapat perbedaan nilai arus puncak ekspirasi antara

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan nilai p value 0,000 <

α (0,005).

Page 61: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

41

F. Kerangka teori

Arus puncak ekspirasi seseorang dapat beragam dan dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai arus puncak ekspirasi

yaitu usia, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan, ras (Pangestuti &

Widayati, 2015), faktor lingkungan, kebiasaan merokok (Novarin et al., 2015)

dan latihan (Purwaningsih & Arifah, 2013).

Kerangka teori dapat digambarkan secara sederhana dalam bagan

berikut ini:

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Nilai Arus Puncak

Ekspirasi

Keterangan:

: Faktor yang diteliti

: Faktor yang tidak diteliti

(Pangestuti & Widayati, 2015), (Novarin et al., 2015) & (Purwaningsih & Arifah,

2013)

Karakteristik:

- Usia

- Tinggi badan dan berat

badan

- Latihan

- Kebiasaan merokok

- Jenis kelamin

- Ras

- Faktor lingkungan

Page 62: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

42

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak

diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil

penemuan dengan (Nursalam, 2009).

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep

satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti.

Kerangka konsep ini digunakan untuk menghubungkan atau menjelaskan

secara luas tentang suatu topik yang akan dibahas (Setiadi, 2007)

Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah usia, tinggi badan

dan berat badan, latihan yang dilakukan, dan kebiasaan merokok,

sedangkan variabel yang tidak diteliti yaitu jenis kelamin, faktor

lingkungan dan ras. Jenis kelamin tidak diteliti karena sampel sudah

homogen yaitu jenis kelamin perempuan, faktor lingkungan tidak diteliti

karena lingkungan tempat tinggal responden penelitian sama-sama tinggal

di komplek perumahan, ras tidak diteliti karena karakteristik fisik dari

responden yang diteliti sama yaitu suku bangsa Indonesia dengan ras

mongoloid malaya.

Page 63: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

43

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan nilai arus

puncak ekspirasi antara kelompok penyanyi di Paduan Suara Mahasiswa

Gita Sasmita Universitas Pamulang dan qoriah di Pondok Pesantren Al-

Qur’an Baitul Qurro Ciputat.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan

bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel.

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah

yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi,

2007)

Arus Puncak Ekspirasi

- Penyanyi

- Qori’ah

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Page 64: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

44

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

1. Usia Jumlah tahun yang dilalui seseorang

sejak lahir hingga ulang tahun terakhir

Mengisi kuesioner Kuesioner Dinyatakan dalam tahun Interval

2. Tinggi badan Jarak antara tumit dengan pucak kepala

dengan posisi badan bediri tegak

Pengukuran tinggi

badan

Stature meter Dinyatakan dalam cm Rasio

3. Berat badan Ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang

ditimbang dalam keadaan berpakaian

minimal tanpa perlengkapan apapun

Pengukuran berat

badan

Timbangan berat badan

digital

Dinyatakan dalam kg Rasio

4. Latihan Latihan yang dilakukan yang bermanfaat

pada sistem pernapasan

Mengisi kuesioner Kuesioner

1. Frekuensi latihan

0-7 kali/ minggu Rasio

2. Intensitas lama latihan 0-60 menit/ satu kali

latihan

Rasio

5. Kebiasaan

merokok

Perilaku merokok responden yang diukur

melalui jumlah batang rokok yang

dihisapnya.

Mengisi kuesioner

Kuesioner 1. Perokok berat =

>15 batang / hari

2. Perokok sedang =

5-14 batang / hari

3. Perokok ringan 1-

4 batang / hari

Ordinal

6. Arus puncak

ekspirasi

Titik aliran tertinggi yang dapat dicapai

saat ekspirasi maksimal

Pemeriksaan

dilakukan 3 kali

dan diambil nilai

tertinggi.

Peak flow meter 0-800 liter/menit Rasio

Page 65: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

45

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan

metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di 2 lokasi yang berbeda yaitu Universitas

Pamulang Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang

Selatan-Banten dan Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro Jl. Suli

Block D KH. 26, Ciputat Baru, Sawah Lama, Tangerang Selatan-Banten.

C. Waktu penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan bulan Maret 2017.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti (Wasis,

2008). Populasi merupakan subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah

kelompok Paduan Suara Mahasiswa di Universitas Pamulang dengan jenis

kelamin perempuan yang berjumlah 22 orang dan santriwati di Pondok

Pesantren Baitul Qurra Ciputat berjumlah 30 orang, dari 30 orang

santriwati yang berusia 15-21 tahun adalah 20 orang

Page 66: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

46

2. Sampel penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Sampel

terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai

subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2009).

a. Kriteria sampel

Kriteria inklusi:

1) Bersedia menjadi responden

2) Jenis kelamin perempuan

3) Usia 15-21 tahun

Kriteria eksklusi:

1) Penyanyi: ada riwayat sebagai qoriah

2) Qoriah: ada riwayat sebagai penyanyi

3) Sedang mengalami gangguan pada sistem pernapasan

4) Memiliki riwayat asma

b. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

non probability sampling yaitu sampel jenuh atau sering disebut total

sampling. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011). Jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Paduan Suara

Page 67: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

47

Mahasiswa Gita Sasmita Universitas Pamulang dan seluruh santriwati

Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro Ciputat

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Lembar kuesioner, meliputi:

a. Inisial nama, usia, tinggi badan dan berat badan, pekerjaan, dan

kebiasaan merokok

b. Latihan yang dilakukan berupa: frekuensi latihan dan intensitas

lamanya latihan dan kolom nilai APE

2. Peak flow meter

3. Alcohol swab 70% (sterilisasi)

4. Alat ukur tinggi badan (stature meter)

5. Alat ukur berat badan (timbangan digital)

F. Tahap penelitian

1. Prosedur Administrasi

a. Peneliti mengajukan surat izin penelitian dari fakultas untuk

pengambilan data dan melakukan penelitian di Paduan Suara

Mahasiswa Universitas Pamulang dan Pondok Pesantren Baitul

Qurra Ciputat

b. Peneliti melakukan kontrak dengan responden penelitian mengenai

waktu penelitian

Page 68: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

48

2. Prosedur kerja

a. Peneliti dibantu oleh beberapa orang asisten dalam melakukan

pengukuran tinggi badan, berat badan dan APE. Peneliti

menjelaskan kepada asisten mengenai tata cara pengukuran

sehingga asisten penelitian memiliki interpretasi yang sama

dengan peneliti

b. Peneliti menjelaskan kepada responden penelitian mengenai

maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan

c. Responden diminta untuk mengisi informed consent

d. Responden diminta untuk mengisi kuesioner

e. Tinggi badan responden penelitian diukur dengan berdiri tegak

dan tanpa menggunakan alas kaki

f. Berat badan responden penelitian diukur dengan berdiri tegak

di atas timbangan digital tanpa menggunakan alas kaki,

aksesoris maupun barang yang memiliki berat

g. Pengukuran APE dilakukan ketika responden penelitian telah

selesai melakukan latihan menyanyi/ qira’ah. Pengukuran

dilakukan sebanyak tiga kali berturur-turut dalam 1 hari dan

dicatat hasilnya oleh peneliti. Langkah-langkah pengukuran

APE (Adeniyi, & Erhabor, 2011):

1) Atur penanda kursor pada peak flow meter ke posisi nol.

Jangan sentuh penanda kursor ketika menghembuskan

udara.

Page 69: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

49

2) Atur posisi responden. Responden diposisikan berdiri tegak

dan letakkan peak flow meter di depan mulut dengan posisi

horisontal.

3) Responden penelitian diminta untuk tarik napas dalam dan

mouthpiece diletakkan di mulut, pastikan sekitar lubang

mouthpiece dan bibir tertutup rapat

4) Responden penelitian diminta untuk hembuskan napas

melalui mouthpiece dengan kuat dan secepat mungkin. Bila

peneliti mencurigai responden mengeluarkan sejumlah

udara yang signifikan dari hidung, pasang penjepit hidung

atau minta sampel menutup hidung dengan tangan.

5) Catat angka yang tertera di penanda kursor.

6) Atur penanda kursor ke posisi nol lagi dan ulangi langkah-

langkah di atas sebanyak tiga kali. Catat angka tertinggi

yang dapat dicapai klien.

7) Setelah pemeriksaan selesai, mouthpiece pada peak flow

meter dibersihkan dengan alcohol swab 70% guna

mencegah kontaminasi pada responden berikutnya.

8) Hasil pengukuran dicatat, kemudian nilai APE terbaik

dibandingkan dengan nilai prediksi APE yang tertera pada

tabel normal APE untuk wanita Indonesia sesuai dengan

usia dan tinggi badannya kemudian dikalikan 100 persen.

Page 70: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

50

9) Persentase APE = Nilai APE ukur (liter/menit) X 100%

Nilai APE prediksi (liter/menit).

h. Data yang telah di dapat dikumpulkan untuk selanjutnya

dilakukan pengolahan dan analisis data.

3. Prosedur Risk Management

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek

penelitian. Alat yang digunakan untuk pengukuran APE yaitu peak

flow meter. Alat ini digunakan secara bergantian dari responden

yang satu kepada responden yang lain. Untuk mengurangi resiko

penularan penyakit melalui droplet maupun melalui alat yang

digunakan, maka perlu dilakukan risk management, yaitu sebagai

berikut:

a. Sebelum melakukan prosedur kerja penelitian, peneliti menyiapkan

alat yang akan digunakan untuk penelitian, kemudian mencuci

tangan menggunakan cairan antiseptik.

b. Sebelum digunakan oleh responden, mouthpiece pada peak flow

meter dibersihkan menggunakan alcohol swab 70% untuk

mencegah adanya bakteri.

c. Selanjutnya peak flow meter telah dapat digunakan untuk

mengukur nilai APE responden. Setelah responden pertama selesai

diukur, mouthpiece dibersihkan kembali menggunakan alcohol

swab 70% untuk mencegah kontaminasi antara responden yang

satu dengan responden yang lain.

Page 71: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

51

4. Prosedur Pengolahan data

c. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali dengan teliti

kebenaran data yang diperoleh atau yang dikumpulkan. Editing

dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul.

d. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategorik. Pemberian kode

ini sangat penting apabila pengolahan dan analisa data

menggunakan computer. Peneliti memberikan kode yang sesuai

dengan kategorik yang ditentukan.

e. Entry data

Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah terkumpul

ke dalam tabel atau database komputer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana.

f. Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang

sudah dimasukkan ke dalam tabel atau database komputer agar

terlihat ada atau tidaknya kesalahan. Mungkin dapat terjadi

kesalahan pada saat memasukkan data, maka dari itu peneliti

melihat kembali missing yang berada di hasil olah data spss.

Page 72: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

52

G. Analisa data

Tujuan dilakukan analisa data adalah untuk mengolah data dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, serta untuk menguji secara

statistik kebenaran hipotesis yang telah ditetapkan (Sumantri, 2011).

Analisis penelitian ini menggunakan dua bentuk analisa data yaitu:

1. Analisis univariat

Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Sumantri, 2011). Hasil analisis

univariat ini terdiri dari distribusi frekuensi dan persentase untuk data

kategorik, sedangkan data numerik meliputi mean, min-maks dan

standar deviasi (usia, tinggi badan dan berat badan, frekuensi latihan,

lama latihan, dan arus puncak ekspirasi) pada kelompok penyanyi di

Paduan Suara Mahasiswa Gita Sasmita Universitas Pamulang dan

Qori’ah di Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro Ciputat.

2. Analisis bivariat

Analisis ini diperlukan untuk menjelaskan perbedaan variasi pada dua

kelompok dependen yaitu kelompok penyanyi dan kelompok qori’ah

dimana kriteria kedua kelompok tersebut telah dihomogenkan. Data

yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan analisis statistik

inferensial menggunakan uji beda dua kelompok yaitu uji t

berpasangan (paired-t test) untuk menguji hipotesis yang diajukan

setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas data dengan shapiro wilk

test.

Page 73: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

53

a) Uji Normalitas APE pada Kelompok Penyanyi dan Qoriah

Normalitas hasil pengukuran APE pada kelompok penyanyi dan qoriah

sesudah latihan dapat dilihat ada tabel 4.1

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Normalitas APE Setelah Latihan pada Kelompok Penyanyi

dan Qoriah

Test of Normality

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig

APE penyanyi 0,954 20 0,430

APE qoriah 0,910 20 0,064

Uji normalitas di atas menggunakan uji Shapiro Wilk. Hasil uji

yang didapat disimpulkan bahwa semua data APE sesudah latihan pada

kelompok penyanyi dan qoriah berdistribusi normal (p>0,05).

H. Etika penelitian

Dalam penelitian etika penelitian merupakan aspek yang pentng, karena

dalam sebuah penelitian keperawatan hampir 90% subjek yang

dipergunakan adalah manusia, maka dari itu peneliti harus memahami

prinsip-prinsip etika penelitian. Secara umum prinsip etika dalam

penelitian dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu (Nursalam, 2009):

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Page 74: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

54

Penelitian yang dilaksanakan dengan tidak mengakibatkan

penderitaan kepada responden khususnya apabila menggunakan

suatu intervensi atau tindakan khusus kepada responden.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi responden dalam penelitian harus dihindarkan dari

keadaan yang tidak menguntungkan. Responden diberi keyakinan

bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah

diberikan tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat

merugikan responden dalam bentuk apapun.

c. Risiko (benefits ratio)

Peneliti harus berhati-hati dalam mempertimbangkan risiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada responden pada setiap

tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self

determination)

Responden mempunyai hak untuk menentukan apakah mereka

bersedia atau tidak menjadi responden dalam penelitian. Responden

juga mempunyai hak untuk bertanya, menolak memberikan

informasi atau mengakhiri keikutsertaan mereka dalam penelitian

yang dilakukan. Selain itu, responden juga berhak untuk bebas

dalam paksaan apapun.

Page 75: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

55

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

(right to full disclosure)

Peneliti memberikan penjelasan secara rinci kepada responden

mengenai penelitian yang dilakukan, dan bertanggung jawab jika

ada suatu hal yang terjadi pada responden dalam proses penelitian.

c. Informed consent

Responden mendapatkan informasi secara lengkap mengenai

penelitian dan tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan, bebas

berpartisipasi atau menolak menjadi responden.

3. Prinsip keadilan (right to justice)

a. The right to fair treatment

Dalam penelitian, responden berhak untuk diperlakukan secara adil

baik sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya dalam

penelitian.

b. The right to privacy

Responden mempunyai hak untuk meminta kepada peneliti bahwa

data yang diberikan harus dirahasiakan, dan peneliti pun wajib

menjaga kerahasiaan informasi atau data yang diberikan oleh

responden. Kerahasiaan ini dapat dijaga salah satunya dengan tidak

menyebutkan nama (anonymity) atau dengan prosedur lainnya

Page 76: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

56

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan kepada dua kelompok yaitu kelompok

penyanyi dan kelompok qoriah. Kelompok penyanyi berasal dari Tim

Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Gita Sasmita Universitas Pamulang yang

beralamat di Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Barat, Pamulang,

Tangerang Selatan-Banten. Penelitian dilakukan pada hari Selasa tanggal 7

Maret 2017 pukul 16.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB dengan jumlah

responden 20 orang. PSM Gita Sasmita merupakan salah satu Unit

Kegiatan Mahasiswa yang begerak di bidang seni khususnya paduan suara

di Universitas Pamulang. PSM Gita Sasmita dibentuk sejak tanggal 26

Januari 2007 di bawah naungan Dr. Ir. Umi Rosilawati MM.

Penelitian pada kelompok yang kedua yaitu kelompok qoriah

dilakukan di Pondok Pesantren Baitul Qurro yang beralamat di Jl. Suli

Block D KH. 26, Ciputat Baru, Sawah Lama, Tangerang Selatan-Banten.

Penelitian dilakukan pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2017 pukul 16.30

WIB hingga pukul 17.30 WIB dengan jumlah responden 20 orang. Pondok

Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro (PPABQ) didirikan oleh Dra. Hj. Maria

Ulfah, MA pada tanggal 1 Juli 2001. Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul

Qurro merupakan lembaga pendidikan non formal yang spesifik di bidang

Page 77: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

57

Al-Qur’an bertujuan untuk menghantarkan generasi Qur’ani yang mampu

membaca Al-Qur’an dengan baik, membina dan mengembangkan bakat

santriwan/santriwati di bidang seni membaca Al-Qur’an, juga memahami

makna yang terkandung di dalamnya sehingga dapat diaplikasikan dalam

kehidupan bermasyarakat.

B. Hasil Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk memberikan gambaran dan

penjelasan mean, standar deviasi dan data minimal-maksimal dari variabel

numerik. Data-data yang dilakukan analisis univariat dalam penelitian ini

adalah: karakteristik responden yang terdiri dari usia, tinggi badan, berat

badan, olahraga, jumlah latihan dan lama latihan pada kelompok penyanyi

di Paduan Suara Mahasiswa Universitas Pamulang dan Qori’ah di Pondok

Pesantren Al-Qurr’an Baitul Qurro Ciputat.

1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Data yang diperoleh dari penelitian tentang karakteristik responden

berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Kelompok Mean Min-Maks SD 95% CI

Penyanyi 19,80 18-22 1,005 19,35-20,25

Qoriah 18,45 15-22 2,395 17,37-19,47

Berdasarkan hasil pengamatan tabel 5.1, rata-rata usia responden

kelompok penyanyi adalah 19,80 tahun dengan standar deviasi sebesar

1,005 tahun, sedangkan rata-rata usia responden kelompok qoriah adalah

Page 78: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

58

18,45 tahun dengan standar deviasi sebesar 2,395. Usia termuda pada

kelompok penyanyi adalah 18 tahun dan usia tertua adalah 22 tahun,

sedangkan usia termuda pada kelompok qoriah adalah 15 tahun dan usia

tertua adalah 22 tahun. Berdasarkan hasil estimasi interval diketahui

bahwa rata-rata usia responden penelitian pada kelompok penyanyi berada

pada rentang 19,30-20,25, sedangkan pada kelompok qoriah 17,37-19,47

tahun.

2. Karakteristik responden berdasarkan Tinggi Badan

Data karakteristik responden berdasarkan tinggi badan dapat dilihat

pada tabel 5.2

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tinggi Badan Kelompok Mean Min-Maks SD 95% CI

Penyanyi 155,90 143-166 6,577 153,12-158,71

Qoriah 153,88 146-162 4,217 152,17-155,74

Berdasarkan hasil pengamatan tabel 5.2 rata-rata tinggi badan

responden pada kelompok penyanyi adalah 155,90 cm dengan standar

deviasi sebesar 6,57, sedangkan pada kelompok qoriah adalah 153,88 cm

dengan standar deviasi sebesar 4,21. Tinggi badan minimal pada

kelompok penyanyi adalah 143 cm dan tinggi badan maksimal adalah 166

cm, sedangkan tinggi badan minimal pada kelompok qoriah adalah 146 cm

dan tinggi badan maksimal adalah 162 cm. Berdasarkan hasil estimasi

interval, diketahui bahwa rata-rata tinggi badan responden pada kelompok

Page 79: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

59

penyanyi berada pada rentang 153,12-158,71 cm, sedangkan pada

kelompok qoriah berada pada rentang 152,17-155,74 cm.

3. Karakteristik Responden berdasarkan Berat Badan

Data karakteristik responden berdasarkan berat badan dapat dilihat pada

tabel 5.3

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan Kelompok Mean Min-Maks SD 95% CI

Penyanyi 55,30 43-81 11,448 50,65-60,53

Qoriah 49,94 35-69 8,536 46,44-53,61

Hasil pengamatan tabel 5.3 rata-rata berat badan responden pada

kelompok penyanyi adalah 55,30 kg dengan standar deviasi sebesar

11,448, sedangkan pada kelompok qoriah adalah 49,94 kg dengan standar

deviasi sebesar 8,536. Berat badan minimal pada kelompok penyanyi

adalah 43 kg dan berat badan maksimal adalah 81 kg, sedangkan berat

badan minimal kelompok penyanyi adalah 35 kg dan berat badan

maksimal 69 kg. Berdasarkan hasil estimasi interval, diketaui bahwa rata-

rata berat badan pada kelompok penyanyi berada pada rentang 50,65-

60,53, sedangkan pada kelompok qoriah berada pada rentang 46,44-53,61.

4. Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Latihan

Data karakteristik responden berdasarkan jumlah latihan dapat dilihat pada

tabel 5.4

Page 80: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

60

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Latihan dalam Satu

Minggu

Kelompok Mean Min-Maks SD 95% CI

Penyanyi 3,30 2-4 0,733 3,00-3,64

Qoriah 4,60 3-7 1,046 4,18-5,00

Berdasarkan hasil pengamatan tabel 5.4 rata-rata jumlah latihan

dalam satu minggu pada responden kelompok penyanyi adalah 3,30 kali

dengan standar deviasi 0,733, sedangkan pada kelompok qoriah adalah

4,60 kali dengan standar deviasi 1,046. Jumlah latihan minimal pada

kelompok penyanyi adalah 2 kali dalam seminggu dan maksimal 4 kali

latihan dalam seminggu, sedangkan jumlah latihan minimal pada

kelompok qoriah adalah 3 kali dalam seminggu dan maksimal 7 kali dalam

seminggu. Berdasarkan hasil estimasi interval, diketahui bahwa rata-rata

jumlah latihan pada kelompok penyanyi berada pada rentang 3,00-3,64

kali, sedangkan pada kelompok qoriah berada pada rentang 4,18-5,00 kali

dalam seminggu.

5. Karaktersitik Responden berdasarkan Lama Latihan

Data karakteristik responden berdasarkan lama latihan dapat dilihat pada

tabel 5.5

Page 81: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

61

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Latihan dalam Menit

dalam Satu Minggu

Kelompok Mean Min-Maks SD 95% CI

Penyanyi 558 360-720 164,144 483,79-630,00

Qoriah 273 120-450 84,237 232,52-309,37

Berdasarkan hasil pengamatan tabel 5.5 rata-rata lama latihan pada

kelompok penyanyi dalam satu minggu adalah 558 menit dengan standar

deviasi sebesar 164,144, sedangkan rata-rata lama latihan pada kelompok

qoriah adalah 273 menit dengan standar deviasi 84,237. Lama latihan

minimal pada kelompok penyanyi adalah 360 menit dan lama latihan

maksimal 720 menit, sedangkan lama latihan minimal pada kelompok

qoriah adalah 120 menit dan maksimal 450 menit. Berdasarkan hasil

estimasi interval, diketahui bahwa rata-rata lama latihan pada kelompok

penyanyi berada pada rentang 483,79-630,00 menit, sedangkan pada

kelompok qoriah 232,52-309,37 menit.

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Kegiatan Olahraga

Data karakteristik responden berdasarkan kegiatan olahraga dapat dilihat

pada tabel 5.6

Page 82: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

62

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kegiatan Olahraga

Kelompok Olahraga

Ya % Tidak %

Penyanyi 4 20 16 80

Qoriah 2 10 18 90

Jumlah 6 30 34 170

Berdasarkan hasil pengamatan tabel 5.6 pada kelompok penyanyi

yang terdiri dari 20 responden, 4 orang rutin melakukan olahraga dan 16

orang tidak pernah melakukan olahraga secara rutin. Kelompok qoriah

yang terdiri dari 20 responden, 2 orang rutin melakukan olahraga dan 18

orang tidak pernah melakukan olahraga secara rutin.

Jumlah responden keseluruhan yang rutin melakukan olahraga

yaitu 6 orang dengan jenis olahraga yang berbeda, yaitu berupa jogging, sit

up, lompat tali dan senam.. Rata-rata APE dari keenam responden tersebut

adalah 395 L/menit. Jumlah responden yang tidak rutin melakukan

olahraga adalah 34 orang. Rata-rata APE dari responden yang tidak

melakukan olahraga adalah 342,64 L/menit.

C. Hasil Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk menjelaskan perbedaan variasi

pada dua kelompok independen yaitu kelompok penyanyi dan kelompok

qoriah. Data pada kedua kelompok dilakukan uji normalitas menggunakan

Shapiro Wilk didapatkan hasil bahwa kedua data tersebut terdistribusi

normal. Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji t (paired-t

Page 83: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

63

test) dilakukan untuk melihat beda rata-rata APE pada kelompok penyanyi

dan qoriah. Uji beda rata-rata dilakukan untuk menilai apakah terdapat

perbedaan yang signifikan pada APE kedua kelompok tersebut.

1. Perbedaan APE Setelah Latihan pada Kelompok Penyanyi di Paduan

Suara Mahasiswa Universitas Pamulang dan Qoriah di Pondok

Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro Ciputat

Perbedaan APE pada kelompok penyanyi dan qoriah dapat dilihat pada

tabel 5.7

Tabel 5.7

Perbedaan APE Penyanyi dan Qoriah Setelah Latihan Paired Differences

Kelompok Mean SD Mean SD 95% Confidence

Interval of

Difference

t Sig. (2-

tailed)

Lower Upper . (2-tailed)

Penyanyi

Qoriah

330,00

371,00

57,674

60,428

-41,000

78,60

-77,786

-4,214

-2,333

0,031

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dijelaskan bahwa rata-rata nilai APE

kelompok penyanyi adalah 330,00 L/menit dengan standar deviasi sebesar

57,674, sedangkan pada kelompok qoriah adalah 371,00 L/menit dengan

standar deviasi sebesar 60,428. Rata-rata perbedaan APE kedua kelompok

tersebut adalah -41,000 L/menit. Nilai signifikansi pada kedua kelompok

tersebut adalah 0,031. Dengan demikian diketahui bahwa p<0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-

rata APE kelompok penyanyi dan rata-rata APE pada kelompok qoriah.

Page 84: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

64

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Karakteristik usia terhadap tinggi badan dan berat badan pada

kelompok penyanyi dan qoriah tidak jauh berbeda yaitu 19,8 tahun

dengan rata-rata tinggi badan 155,90 cm dan rata-rata berat badan 55,3

kg, sedangkan kelompok qoriah 18,45 tahun dengan rata-rata tinggi

badan 153,88 cm dan rata-rata berat badan 49,94 kg. Kelompok

penyanyi memiliki rata-rata IMT 23,04 sedangkan qoriah 21,34.

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2011

tentang standar antopometri penilaian status gizi anak, rentang IMT

normal pada usia 18-19 tahun adalah 16,5 - 25,0. Hal ini menjelaskan

bahwa nilai IMT pada kelompok penyanyi dan qoriah berada dalam

rentang normal sehingga dapat dikatakan bahwa status gizi pada

kelompok penyanyi dan qoriah berada dalam kategori normal.

Rata-rata pendidikan santriwati yang menjadi responden

penelitian berada pada jenjang pendidikan SMA hal ini sejalan dengan

data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2011/2012 bahwa

usia 16-18 tahun merupakan kelompok usia SMA dan sederajat. Usia

rata-rata kelompok penyanyi adalah 19,8 tahun, hal ini sejalan dengan

data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2011/2012 bahwa

Page 85: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

65

usia 19-23 tahun merupakan kelompok usia yang berada pada jenjang

pendidikan Perguruan Tinggi dan sederajat.

Responden penelitian yang rutin melakukan kegiatan olahraga

selain latihan menyanyi atau qiraah terdapat 6 orang. Jenis olahraga

yang dilakukan berbeda-beda yaitu senam, lari, sit up dan lompat tali.

Rata-rata nilai APE dari 6 responden tersebut adalah 395 L/menit,

sedangkan rata-rata APE dari 34 responden yang tidak rutin

melakukan olahraga adalah 342,64 L/menit. Rata-rata APE responden

yang rutin melakukan olahraga lebih tinggi daripada responden yang

tidak melakukan olahraga secara rutin. Penelitian yang dilakukan oleh

Herman (2010) mengenai latihan fisik atau olahraga yang dilakukan

secara teratur dapat meningkatkan volume dan kapasitas paru. Cooper

(1983) dalam Siswanto (2014) menjelaskan bahwa orang yang rutin

melakukan latihan fisik jika melakukan kegiatan mempunyai

kemampuan untuk menghisap udara lebih banyak dalam periode waktu

yang lebih lama, juga mampu menghembuskan sisa-sisa pembakaran

lebih banyak karena otot-otot di sekeliling paru-paru terlatih untuk

melakukan kerja lebih banyak.

Jumlah rata-rata latihan pada kelompok penyanyi adalah 3,3 kali

dengan rata-rata lama latihan 558 menit dalam seminggu, didapatkan

rata-rata nilai APE 330 L/menit. Sedangkan pada kelompok qoriah

adalah 4,6 kali rata-rata lama latihan 273 menit dalam seminggu,

didapatkan rata-rata nilai APE 371 L/menit. Frekuensi latihan yang

Page 86: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

66

dilakukan oleh penyanyi lebih sedikit daripada qoriah, sedangkan

intensitas lama latihan yang dilakukan oleh penyanyi lebih besar

daripada qoriah.

Pada usia muda saat tubuh masih berkembang, latihan teratur akan

meningkatkan kemampuan pernapasan. Pada orang yang dilatih selama

beberapa bulan terjadi perbaikan pengaturan pernapasan. Secara teori

latihan fisik selama 18 minggu akan meningkatkan VO2 max (Yunus,

1997). Frekuensi latihan yang dilakukan secara teratur dalam

penelitian ini sejalan dengan penelitian Supriyantoro (2004) bahwa

senam akan memberikan hasil bila dilakukan sedikitnya 6 sampai 8

minggu. Penelitian Sahat (2011) menjelaskan bahwa senam asma yang

dilakukan selama 8 minggu berturut-turut dimana seminggu

melakukan senam 3 kali dapat meningkatkan fungsi paru sebesar 11,9

%. Sejalan dengan hasil analisis peneliti bahwa semakin sering

melakukan latihan maka peningkatan nilai APE akan semakin baik.

B. Perbedaan Nilai APE pada Kelompok Penyanyi dan Qoriah

Ada perbedaan nilai APE yang bermakna antara kelompok

penyanyi dan kelompok qoriah, dimana nilai APE pada kelompok

penyanyi lebih rendah (330 L/menit) daripada nilai APE kelompok

qoriah (371 L/menit). Nilai APE pada kelompok penyanyi bila

dibandingkan dengan nilai prediksi APE berdasarkan tabel fungsi paru

adalah 78,8 %, sedangkan kelompok qoriah adalah 90,79 %. Bila

dilihat dari karakteristik responden, kelompok penyanyi memiliki rata-

Page 87: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

67

rata usia, tinggi badan dan berat badan serta intensitas latihan yang

lebih tinggi dibandingkan kelompok qoriah. Meskipun demikian,

kelompok qoriah memiliki nilai APE yang lebih tinggi daripada

kelompok penyanyi, hal ini dikarenakan frekuensi latihan yang

dilakukan oleh kelompok qoriah lebih sering dibandingkan penyanyi.

Semakin sering saluran pernapasan dilatih, maka fungsi pernapasan

akan semakin baik.

Ketika melakukan latihan, jumlah oksigen dalam darah yang

memasuki paru-paru akan meningkat karena jumlah oksigen

bertambah dalam setiap unit darah dan aliran darah permenit yang

memasuki paru-paru meningkat. PO2 oksigen dalam darah yang masuk

ke paru-paru kapiler menurun dari 40 menjadi 25 mmHg, sehingga

PO2 gradien di alveolar-kapiler meningkat dan oksigen yang masuk ke

dalam darah dalam jumlah yang banyak. Aliran darah per menit

meningkat dari 5,5 L/menit menjadi 20-35 L/menit. Jumlah O2 yang

memasuki darah meningkat dari 250 ml/menit menjadi 4000 ml/menit.

Jumlah CO2 yang pindah dari setiap unit darah meningkat, ekskresi

CO2 meningkat dari 200 ml/menit menjadi 8000 ml/menit.

Peningkatan O2 sebanding dengan beban kerja hingga maksimum

(Barrett et. al 2012). Teori ini sejalan dengan penelitian Sahat (2011)

yang menjelaskan bahwa senam asma yang dilakukan selama 8

minggu berturut-turut dimana seminggu melakukan senam 3 kali dapat

meningkatkan fungsi paru sebesar 11,9 %.

Page 88: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

68

Rata-rata berat badan kelompok penyanyi lebih tinggi

dibandingkan kelompok qoriah. Pada penelitian (Mishra et al., 2013)

menjelaskan bahwa pada perempuan berat badan memiliki hubungan

yang lebih tinggi daripada tinggi badan terhadap APE. Dalam

penelitian ini rata-rata APE qoriah lebih tinggi meskipun rata-rata

berat badannya lebih rendah daripada penyanyi.

Penyanyi di Paduan Suara Mahasiswa Gita Sasmita dalam

melakukan latihan menyanyi dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama

melakukan pemanasan atau peregangan otot-otot yaitu kepala, tangan

dan kaki. Pemanasan ini dilakukan kurang lebih dalam waktu 15-20

menit pertama. Selanjutnya yaitu proses pengambilan nada pada

masing-masing jenis suara. Teknik pernapasan yang digunakan adalah

pernapasan diafragma. Posisi tubuh pada saat latihan yaitu berdiri.

Setelah nada didapatkan dari masing-masing jenis suara, selanjutnya

adalah latihan menyanyikan lagu. Jumlah lagu yang dinyanyikan pada

setiap latihan berkisar antara 4-6 lagu dengan genre yang berbeda-

beda.

Berbeda dengan kelompok penyanyi, kelompok qoriah di

Pondok Pesantren Al-Qur’an tidak melakukan pemanasan apapun

sebelum latihan qiraah, selain itu posisi tubuh saat latihan juga berbeda

yaitu kelompok qoriah melakukan latihan dengan posisi duduk. Teknik

pernapasan yang digunakan oleh qoriah sama dengan penyanyi yaitu

pernapasan diafragma. Menguasai pernapasan diafragma adalah hal

Page 89: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

69

penting bagi qori/qoriah karena dalam melantunkan Al-Qur’an akan

dihadapkan kepada kaidah tajwid yang mengharuskan untuk berhenti

(waqof) dan memulai bacaan (ibtida). Selain itu, teknik pernapasan

yang baik akan menghasilkan bacaan ayat Al-Qur’an sesuai dengan

wazan mad dan qoshr (keselarasan panjang dan pendek). Pada saat

latihan, qoriah melantunkan nagham yang berbeda pada setiap ayat

yang dibacanya, tingkatan nada dimulai dari tingkatan suara yang

paling rendah hingga tingkatan suara yang paling tinggi.

Hal lain yang harus dikuasai oleh qori/qoriah adalah artikulasi.

Artikulasi atau pelafalan dalam membaca Al-Qur’an juga penting

untuk menghasilkan suara yang sempurna. Selain itu, qori/qoriah juga

harus memahami makhorijul huruf yaitu tempat-tempat keluarnya

huruf pada waktu huruf dibunyikan. Membaca Al-Qur’an diwajibkan

untuk membunyikan huruf sesuai dengan makhrajnya, karena jika

terdapat kesalahan dalam pelafalan huruf maka akan menimbulkan arti

yang berbeda (Suwarno, 2016).

Posisi tubuh penyanyi pada saat latihan adalah berdiri,

sedangkan posisi tubuh qoriah adalah duduk, namun pada rata-rata

nilai APE lebih tinggi kelompok qoriah daripada penyanyi. Namun

penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang ada. Peningkatan tekanan

akibat gravitasi mempengaruhi volume sirkulasi darah efektif melalui

beberapa cara. Pertama peningkatan tekanan hidrostatik yang terjadi di

kaki ketika seseorang berdiri akan mendorong keluar dinding vena

Page 90: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

70

sehingga menyebabkan distensi. Hasilnya adalah menggumpalnya

darah di pembuluh vena. Sebagian darah yang berasal dari kapiler akan

masuk ke pembuluh vena yang melebar daripada kembali ke jantung.

Dalam waktu yang sama, peningkatan tekanan kapiler yang

disebabkan oleh gaya gravitasi menyebabkan peningkatan filtrasi

cairan dari kapiler ke ruang interstisial. Akibat menggumpalnya darah

di vena dan peningkatan filtrasi kapiler, akan mengurangi volume

sirkulasi darah efektif. Pada posisi duduk, pusat gravitasi berada pada

bagian anterior ischia dan sekitar 25 % berat badan ditransmisikan ke

bawah melalui ekstremitas bawah sehingga anggota tubuh dalam

keadaan rileks (Manembu, Rumampuk, & Danes, 2015).

Penelitian lain menyebutkan bahwa hubungan posisi secara

mekanik dengan terbatasnya gerakan dada dapat membatasi

pengembangan paru dan menyebabkan berkurangnya volume paru.

Pada orang sehat yang sadar, kapasitas vital pada posisi lateral

menurun hingga 10% dibandingkan posisi duduk. Pada orang dewasa

fungsional residual capacity (FRC) mengalami penurunan hingga 16%

apabila merubah posisi tubuh dari duduk ke posisi lateral (Rustandi,

Fatimah, & Mulyati, 2014). Penelitian Mubarok (2005) menjelaskan

bahwa nilai VC lebih besar ketika pada posisi berdiri dibandingkan

posisi duduk dan berbaring. Hal ini dikarenakan aktivitas fisik lebih

sering dilakukan pada posisi berdiri. Diafragma akan turun ketika

tubuh berada pada posisi berdiri sehingga kapasitas rongga toraks

Page 91: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

71

meningkat, sedangkan ketika berbaring seluruh abdomen menekan

diafragma yang mengakibatkan kapasitas rongga dada menurun. Pada

posisi berbaring, oleh karena adanya efek gravitasi aliran darah paru

meningkat menyebabkan kapasitas vital menurun, sedangkan pada

posisi berdiri darah akan terkumpul pada daerah ektremitas bawah

sehingga aliran darah balik vena menurun, kemudian aliran udara paru

menurun yang menyebabkan nilai VC meningkat (K. G, Pravati P.

2006)

Penelitian lain mengenai perbandingan fungsi paru ketika

berdiri dan duduk tegak di kursi yang datar pada orang sehat tanpa

obesitas tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua

posrtur itu terhadap KV, FVC, FEV atau PEF, tetapi pada perempuan

FEV1 berkurang atau lebih kecil ketika duduk. Penelitian Kera dan

Maruyama (2005) juga menemukan tidak ada perbedaan yang

signifikan pada VC antara duduk dan berdiri. Penelitian Quanjer et. al

(1993) menjelaskan bahwa pada usia dewasa menengah VC 70 ml

lebih rendah ketika duduk dibandingkan berdiri. Faktor penting dalam

respirasi biomekanik ketika berdiri, tegangan otot abdomen 30% lebih

banyak daripada duduk (van Ramshorst et al. 2011) dan tekanan intra

abdominal meningkat 20% (Cobb et al. 2005). Ketegangan otot

abdomen lebih besar pada waktu inspirasi daripada ekspirasi dan naik

bahkan lebih tinggi selama valsava manuver (van Ramshorst et al.

2011). Ketika berdiri kebutuhan dinding perut untuk mengatasi

Page 92: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

72

ketegangan dalam rangka mendorong diafragma naik menjelaskan

mengapa aktivitas otot perut lebih besar (meskipun lingkar perut lebih

rendah) daripada duduk (K. Price, Schartz, & Watson, 2014)

Hipotesis yang dapat diambil oleh peneliti adalah adanya

perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata APE penyanyi dan

qoriah dimana APE qoriah lebih tinggi daripada penyanyi dikarenakan

terdapat beberapa ketentuan yang harus dijalankan oleh seorang qoriah

dalam melantunkan Al-Qur’an berbeda dengan ketentuan seorang

penyanyi. Qoriah harus menguasai ilmu tajwid, sebab jika

memperindah bacaan Al-Qur’an namun mengabaikan tajwid maka

bacaan seperti itu menjadi haram hukumnya (Tamrin, 2016). Selain itu

setiap bacaan huruf Al-Qur’an harus sesuai dengan makhorijul

hurufnya agar bacaan sesuai dengan arti yang seharusnya. Artikulasi

yang baik sangat dibutuhkan agar menghasilkan suara yang sempurna.

Intonasi yang jelas dalam membaca Al-qur’an juga diharuskan agar

sesuai dengan wazan mad dan qoshr sehingga dapat menciptakan

keharmonisan dalam lantunan ayat Al-Qur’an.

Penelitian ini dapat diteiliti lebih dalam namun karena

keterbatasan referensi terkait penelitian yang ada sehingga diharapkan

penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut.

Page 93: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

73

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini tentang perbeandingan arus puncak ekspirasi (APE)

pada kelompok penyanyi di Paduan Suara Mahasiswa Gita Sasmita

Universitas Pamulang dan qoriah di Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul

Qurro Ciputat yang berdasarkan uraian pembahasan penelitian, maka

mendapatkan beberapa kesimpulan:

1. Gambaran usia pada kelompok penyanyi memiliki usia rata-rata adalah

19,80 tahun, sedangkan kelompok qoriah memiliki usia rata-rata adalah

18,45 tahun. Usia rata-rata penyanyi lebih tua daripada usia rata-rata

qoriah.

2. Gambaran tinggi badan rata-rata penyanyi adalah 155,90 cm dengan

berat badan rata-rata sebesar 55,30 kg, sedangkan kelompok qoriah

memiliki tinggi badan rata-rata 153,88 cm dengan berat badan rata-rata

adalah 49,94 kg. Kelompok penyanyi memiliki rata-rata tinggi badan

dan berat badan lebih tinggi daripada kelompok qoriah.

3. Gambaran rata-rata frekuensi latihan penyanyi adalah 3,30 kali dengan

rata-rata lamanya latihan 558 menit dalam seminggu, sedangkan pada

kelompok qoriah adalah 4,60 dengan rata-rata lamanya latihan sebesar

273 menit dalam seminggu. Kelompok qoriah memiliki frekuensi

Page 94: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

74

latihan lebih banyak daripada penyanyi, sedangkan durasi latihan pada

kelompok penyanyi lebih lama dibandingkan kelompok qoriah.

4. Distribusi frekuensi responden yang melakukan olahraga secara rutin

adalah 6 responden (15%) dengan nilai APE rata-rata sebesar 395

L/menit, sedangkan yang tidak melakukan olahraga secara rutin adalah

34 responden (85%) dengan nilai APE rata-rata sebesar 342,64 L/menit.

Nilai APE rata-rata responden yg melakukan olahraga secara rutin lebih

tinggi daripada responden yang tidak melakukan olahraga secara rutin.

5. Penyanyi dan qoriah memiliki beberapa perbedaan dan persamaan

dalam latihan. Kelompok penyanyi melakukan pemanasan sebelum

latihan sedangkan kelompok qoriah tidak, kelompok penyanyi

melakukan latihan dengan posisi berdiri sedangkan kelompok qoriah

dengan posisi duduk. Persamaan yang dimiliki oleh kedua kelompok ini

yaitu teknik pernapasan yang digunakan adalah pernapasan diafragma.

6. Terdapat perbedaan nilai rata-rata APE pada kelompok penyanyi di

Paduan Suara Mahasiswa Gita Sasmita Universitas Pamulang dan

qoriah di Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro Ciputat dengan

nilai p value 0,031. Nilai rata-rata APE kelompok qoriah lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok penyanyi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, maka

peneliti memeiliki beberapa saran untuk berbagai pihak sebagai berikut:

Page 95: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

75

1. Bagi Tim Paduan Suara Mahasiswa Universitas Pamulang dan Qoriah

Pondok Pesantren Baitul Qurro Ciputat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan untuk kelompok

penyanyi dan qoriah bahwasannya latihan menyanyi dan qoriah

merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi kesehatan khususnya pada

sistem pernapasan. Saran untuk kelompok penyanyi dan qoriah lebih

ditingkatkan lagi frekuensi latihannya menjadi setiap hari agar saluran

pernapasan lebih terlatih sehingga nilai APE semakin baik.

2. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perkuliahan

bahwasannya latihan menyanyi dan qiraah dapat dijadikan sebagai

terapi untuk meningkatkan APE.

3. Bagi pelayanan kesehatan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai intervensi pada

asuhan keperawatan pasien dengan masalah pada sistem pernapasan

misalnya terapi alternative pada pasien asma dalam meningkatkan nilai

APE nya.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti menyarankan pada penelitian selanjutnya adalah:

a. Penelitian dengan eksperimen pada 2 kelompok penyanyi dan

qoriah dengan metode time serries dengan melihat APE dan

pengukuran dengan menggunakan spirometer.

Page 96: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

76

b. Penelitian dengan eksperimen pada kelompok qori/qoriah

untuk melhat kekuatan otot pernapasan dan APE.

Page 97: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

DAFTAR PUSTAKA

Adeniyi, B. O., & Erhabor, G. E. (2011). The Peak Flow Meter and Its Use in

Clinical Practice. African Journal of Respiratory Medicine. Hal 5-8

Adriskanda, B. Yunus, F. Setiawan B. (1997). "Perbandingan Nilai Kapasitas

Difusi Paru antara Orang yang Terlatih dan tidak Terlatih". Jurnal

Respirologi Indonesia, 17, 76-83

Ahmad, J. A. B., & Shihabuddin, S. (2012). Cepat & Mudah Belajar Membaca

AlQuran dengan Benar. Depok: Kaysa Media.

Amin, Khoirul. (2017). "Manajemen Pembinaan Seni Baca Al-Qur'an dalam

Meningkatkan Kualitas Tilawah Santri Pondok Pesantren Darussa'adah

Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus". Skripsi. Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan

Lampung

Antoro, B. (2015). "Pengaruh Senam Asma Terstruktur Terhadap Peningkatan

Arus Puncak Ekspirasi (APE) Pada Pasien Asma". Jurnal Kesehatan, 6, 1,

69-74.

Asih, N. G. Y., & Effendy, C. (2004). Keperawatan Medikal Bedah: Klien dengan

Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: EGC.

Barrett, K., Barman, S., Boitano, S., & Brooks, H. (2012). Ganong’s Review of

Medical Physiology (24th ed.). Singapore: Mc Graww Hill.

Dermawan, R., Yunus, F., & Antariksa, B. (2013). Uji Diagnostik Rasio Tetap

Terhadap Batas Bawah Normal VEP 1 / KVP untuk Menilai Obstruksi

Saluran Napas. Jurnal Respirologi Indonesia, 33 No.4.

Hall, John E. (2016). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, thirteen

edition. Philadelphia: Elsevier

Jiajulaikhaningsih. (2013). "Teknik Vokal Dalam Seni Membaca Al Qur’an".

Skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni, Pendidikan Seni Musik, Universitas

Negeri Yogyakarta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Ikhtisar Data Pendidikan Tahun

2011/2012. Sekretariat Jenderal Pusat Data Statistik Pendidikan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Standar Antopometri

Penilaian Status Gizi Anak. Kementrian Kesehatan RI

Kurnianingsih, W. (2013). "Pembelajaran Vokaldi Purwacaraka Musik Studio

Semarang". Skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni, Sendratasik, Universitas

Page 98: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Negeri Semarang.

Lasmana, P. D. (2010). "Perbedaan Nilai Arus Puncak Ekspirasi Antara Polisi

Satlantas dengan Polisi Bagian Administrasi". Skripsi.Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Lele, A. A. U. (2013). "Upaya Meningkatkan Teknik Vokal pada Paduan Suara

Inovatif dengan Menggunakan Metode Imitasi dan Drill". Skripsi. Fakultas

Bahasa dan Seni, Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Yogyakarta.

Manembu, M., Rumampuk, J., & Danes, V. (2015). Pengaruh Posisi Duduk dan

Berdiri terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Pegawai Negeri

Sipil Kabupaten Minahasa Utara. E-Biomedik, 3.

Masnadi, N. R. (2010). "Nilai Arus Puncak Ekspirasi dan Faktor yang

Berhubungan pada Anak Asma Usia 6-7 Tahun di Kota Padang". Tesis.

Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Mengkidi, D. (2006). "Gangguan Fungsi Paru dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya pada Karyawan PT . Semen Tonasa Pangkep Sulawesi

Selatan". Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro Semarang.

Mishra, J., et al. (2013). Variations in PEFR among Males and Females With

Respect To Anthropometric Parameters. IOSR Journal of Dental and

Medical Sciences (IOSR-JDMS), 5, 1, 47-50

Mubarok, W. (2015). Perbedaan Nilai Vital Capacity, Forced Expiratory Volume

in One Second Antar Cabang Olahraga pada Atlet Usia 6-12 tahun. Skripsi.

Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro.

Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

My, Rudi. (2008). Panduan Olah Vokal. Yogyakarta: Media Pressindo.

Nasution, I. K. (2007). "Perilaku Merokok Pada Remaja". Penelitian

Dosen.Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara.

Novarin, et al. (2015). "Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Aliran

Puncak Ekspirasi Klien dengan Asma Bronkial di Poli Spesialis Paru B

Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember". e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3, 2,

311-318.

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Pangestuti, S. D., & Widayati, N. (2015). "Pengaruh Diaphragmatic Breathing

Exercise terhadap Fungsi Pernapasan ( RR dan APE ) pada Lansia di UPT

Page 99: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

PSLU Kabupaten Jember". e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3, 1, 74-81.

Poetra, adjie esa. (2006). 1001 jurus mudah menyanyi. Bandung: Mizan

publishing.

Price, K., Schartz, P., & Watson, A. (2014). The Effect Of Standing And Sitting

Postures On Breathing In Brass Players. SpingerPlus.

Price, S. A. (2013). Patofisiologi : konsep klinis proses-prose penyakit (6th ed.).

Jakarta: EGC.

Purwaningsih, I., & Arifah, S. (2013). "Pengaruh Senam Asma Terhadap

Kemampuan Pernapasan Pada Peserta Senam Asma di Rumah Sakit Islam

Klaten". Laporan Penelitian Dosen. Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat, AKPER 17 Karanganyar.

Rustandi, B., Fatimah, S., & Mulyati, T. (2014). "Pengaruh Pemberian Posisi

terhadap Nilai Tidal Volume". Jurnal Kesehatan Stikes Satriya Bhakti

Nganjuk, 2, 1.

Sahat, C., Irawaty, D., & Hastono, S. (2011). Peningkatan Kekuatan Otot

Pernapasan dan Fungsi Paru Melalui Senam Asma pada Pasien Asma. Jurnal

Keperawatan Indonesia, 14, 101–106.

Saud, F. M. (2010). "Pengaruh Latihan Vokal Terhadap Nilai Arus Puncak

Ekspirasi Pada Usia Dewasa Muda". Skipsi. Fakultas Kedokteran, Program

Pendidikan Sarjana Kedokteran, Universitas Diponegoro.

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.

Silverthorn. (2013). Human Physiologi and Integrated Approach (2nd ed.). New

Jersey: Prentice Hall Upper Saddle.

Simanungkalit, N. (2008). Teknik Vokal Paduan Suara. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Siregar, F. Z. (2008). "Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah

Latihan Fisik Pada Anak Obesitas dan Tidak Obesitas". Tesis. Bagian Ilmu

Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.

Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth (8th ed.). Jakarta: EGC.

Somantri, I. (2007). Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada

Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Page 100: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Suwarno. (2016). Tuntunan Tahsin Al-Qur’ann (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.

Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Tamrin. (2016). Pola Pembinaan Tahsin Al-Quran di Kalangan Mahasiswa

(Analisis Pola Pembinaan pada Himpunan Qari Qariah Mahasiswa Sulawesi

Tengah (HIQMAH)). Rausyan Fikr, 12, 22, 315–350.

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.

Widiyani, C. T. C. (2015). "Pengaruh Pursed Lips Breathing Exercise Terhadap

Arus Puncak Ekspirasi (Ape) Pada Pasien Bronkitis Kronis Di Poli Spesialis

Paru B Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember". Skripsi. Program Studi Ilmu

Keperawatan, Universitas Jember.

Page 101: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lampiran 1 Nilai normal APE wanita

Page 102: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lampiran 2 Informed Consent

INFORMED CONSENT

PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA KELOMPOK

PENYANYI DI PADUAN SUARA MAHASISWA UNIVERSITAS

PAMULANG DAN QORI’AH DI PONDOK PESANTREN BAITUL

QURRA CIPUTAT

Assalamu’alaikum wr. wb

Nama : Risca Yuliani

NIM : 1113104000036

Saya mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang

melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk

menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan.

Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan serta tindakan yang akan

saya lakukan yang berhubungan dengan penelitian. Untuk itu saya berharap

dengan segala kerendahan hati agar kiranya anda bersedia meluangkan waktunya

untuk mengisi kuesioner dan bersedia untuk diukur tinggi badan, berat badan serta

arus puncak ekspirasi. Penulis menjamin kerahasiaan segala informasi yang anda

berikan

Informasi dan keikutsertaan anda sangat berharga dalam penelitian ini.

Apabila anda setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, saya mohon

kesediaannya untuk menandatangani pernyataan untuk menjadi responden

penelitian.

Saya ucapkan terimakasih. Jika ada yang ingin ditanyakan terkait dengan

proses penelitian, dapat ditanyakan langsung kepada penulis.

Tangerang selatan, Maret 2017

Hormat Saya, Responden

Risca Yuliani ( )

Page 103: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian

A. Karakteristik responden

1. Insial nama :

2. Usia :

3. Tinggi badan : cm

4. Berat badan : kg

5. Pekerjaan : (kelas/semester.....)

6. Apakah anda merokok? : Ya Tidak

Jika ya, berapa banyak dalam satu hari?

C. >15 batang / hari

D. 5-14 batang / hari

E. 1-4 batang / hari

7. Apakah anda sedang mengalami gangguan pada sistem perrnapasan? Ya

Tidak

Jika ya, (flu/ batuk/ asma/ lainnya) sebutkan. . .

8. Apakah anda memiliki riwayat penyakit asma? Ya

Tidak

9. Apakah anda rutin melakukan olahraga? Ya

Tidak

Jika ya, jenis olahraga apa? . . .

Berapa kali dalam seminggu? . . .

10. Untuk penyanyi: Apakah anda memiliki riwayat sebagai qoriah? Ya

Tidak

No. Responden

Page 104: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

11. Untuk qoriah: Apakah anda memiliki riwayat sebagai penyanyi? Ya

Tidak

B. Penyanyi

1. Jumlah latihan dalam satu minggu? . . . . . kali

2. Lamanya latihan dalam satu waktu? . . . . . menit

3. Arus puncak ekspirasi (diisi oleh peneliti)

C. Qori’ah

a. Jumlah latihan dalam satu minggu? . . . . . kali

b. Lamanya latihan dalam satu waktu? . . . . . menit

c. Arus puncak ekspirasi (diisi oleh peneliti)

APE I APE II APE III

Sebelum latihan

Setelah latihan

APE I APE II APE III

Sebelum latihan

Setelah latihan

Page 105: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lampiran 4 Lembar Permohonan Izin Studi Pendahuluan

Page 106: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lampiran 5. Lembar Permohonan Izin Penelitian

Page 107: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat
Page 108: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lampiran 6. Rekapitulasi data demografi dan nilai APE responden

Penyanyi

No. Usia TB BB Olahraga Jml latihan

perminggu

Lama

latihan

perminggu

APE

post

1 21 156 43 Ya 4 720 330

2 19 161 54 Tidak 2 360 400

3 19 162 44 Tidak 4 720 260

4 20 157 45 Ya 4 720 410

5 20 164 69 Ya 4 720 400

6 18 152 51 Tidak 3 540 290

7 21 153 71 Tidak 4 720 320

8 20 143 49 Tidak 4 720 200

9 20 165 52 Tidak 4 720 340

10 21 149 81 Tidak 4 720 310

11 19 157 77 Tidak 3 360 290

12 19 150 56 Tidak 2 360 390

13 19 149 45 Tidak 2 360 300

14 19 166 60 Tidak 3 360 340

15 21 147 44 Tidak 3 360 250

16 19 163 65 Tidak 4 720 280

17 19 154 51 Tidak 3 360 350

18 20 152 48 Tidak 3 540 380

19 22 162 51 Ya 3 540 380

20 20 156 50 Tidak 3 540 380

Page 109: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Qoriah

No Usia TB BB Olahraga Jml latihan

perminggu

Lama

latihan

perminggu

APE

post

1 18 154 37 Tidak 7 420 370

2 16 158 47 Tidak 5 450 350

3 16 149 62 Tidak 5 300 320

4 21 162 52 Tidak 5 300 390

5 17 151 46 Tidak 3 120 370

6 22 152 53 Ya 5 300 500

7 16 155 48 Ya 5 300 350

8 17 146 44 Tidak 3 180 300

9 21 149 41 Tidak 3 180 330

10 20 155 69 Tidak 5 300 420

11 21 149 42 Tidak 3 180 400

12 21 156 55 Tidak 5 150 520

13 19 159 54 Tidak 5 300 410

14 15 152 35 Tidak 5 300 330

15 19 150 58 Tidak 5 300 340

16 19 153 50 Tidak 5 300 370

17 21 160 52 Tidak 3 180 400

18 20 155 52 Tidak 5 300 360

19 15 159 59 Tidak 5 300 290

20 15 154 43 Tidak 5 300 300

Page 110: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lampiran 7. Hasil Olahan SPSS Univariat Kelompok Penyanyi

Descriptives

Descriptive Statistics

Statistic Bootstrapa

Bias Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Upper

Usia

N 20 0 3 14 26

Minimum 18

Maximum 22

Mean 19,80 ,00 ,21 19,40 20,25

Std. Deviation 1,005 -,034 ,138 ,698 1,240

Tb

N 20 0 3 14 26

Minimum 143

Maximum 166 Mean 155,90 ,01 1,49 152,83 158,80

Std. Deviation 6,577 -,185 ,772 4,863 7,974

BB

N 20 0 3 14 26

Minimum 43

Maximum 81 Mean 55,30 -,11 2,51 50,45 60,87

Std. Deviation 11,448 -,498 1,848 7,050 14,143

Jml latihan

N 20 0 3 14 26

Minimum 2

Maximum 4 Mean 3,30 ,00 ,16 3,00 3,62

Std. Deviation ,733 -,022 ,091 ,507 ,869

Lama latihan per minggu

N 20 0 3 14 26

Minimum 360

Maximum 720 Mean 558,00 ,06 35,67 483,79 630,00

Std. Deviation 164,144 -4,492 11,910 133,217 179,622

APE post

N 20 0 3 14 26

Minimum 200

Maximum 410 Mean 330,00 -,10 12,50 304,21 353,73

Std. Deviation 57,674 -2,031 7,987 40,535 71,662

Valid N (listwise) N 20 0 3 14 26

Page 111: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Frequencies Statistics

Usia Tb BB Olahraga Jml latihan Lama latihan

per minggu

APE post

N Valid 20 20 20 20 20 20 20

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 19,80 155,90 55,30 3,30 558,00 330,00

Median 20,00 156,00 51,00 3,00 540,00 335,00

Mode 19 149a 51 4 720 380

Std. Deviation 1,005 6,577 11,448 ,733 164,144 57,674

Minimum 18 143 43 2 360 200

Maximum 22 166 81 4 720 410

Frequency Table Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

18 1 5,0 5,0 5,0

19 8 40,0 40,0 45,0

20 6 30,0 30,0 75,0

21 4 20,0 20,0 95,0

22 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Tb

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

143 1 5,0 5,0 5,0

147 1 5,0 5,0 10,0

149 2 10,0 10,0 20,0

150 1 5,0 5,0 25,0

152 2 10,0 10,0 35,0

153 1 5,0 5,0 40,0

154 1 5,0 5,0 45,0

156 2 10,0 10,0 55,0

157 2 10,0 10,0 65,0

161 1 5,0 5,0 70,0

162 2 10,0 10,0 80,0

163 1 5,0 5,0 85,0

164 1 5,0 5,0 90,0

165 1 5,0 5,0 95,0

166 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Page 112: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

BB

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

43 1 5,0 5,0 5,0

44 2 10,0 10,0 15,0

45 2 10,0 10,0 25,0

48 1 5,0 5,0 30,0

49 1 5,0 5,0 35,0

50 1 5,0 5,0 40,0

51 3 15,0 15,0 55,0

52 1 5,0 5,0 60,0

54 1 5,0 5,0 65,0

56 1 5,0 5,0 70,0

60 1 5,0 5,0 75,0

65 1 5,0 5,0 80,0

69 1 5,0 5,0 85,0

71 1 5,0 5,0 90,0

77 1 5,0 5,0 95,0

81 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Olahraga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

tidak 16 80,0 80,0 80,0

ya 4 20,0 20,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Jml latihan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2 3 15,0 15,0 15,0

3 8 40,0 40,0 55,0

4 9 45,0 45,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Page 113: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lama latihan per minggu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

360 7 35,0 35,0 35,0

540 4 20,0 20,0 55,0

720 9 45,0 45,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

APE post

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

200 1 5,0 5,0 5,0

250 1 5,0 5,0 10,0

260 1 5,0 5,0 15,0

280 1 5,0 5,0 20,0

290 2 10,0 10,0 30,0

300 1 5,0 5,0 35,0

310 1 5,0 5,0 40,0

320 1 5,0 5,0 45,0

330 1 5,0 5,0 50,0

340 2 10,0 10,0 60,0

350 1 5,0 5,0 65,0

380 3 15,0 15,0 80,0

390 1 5,0 5,0 85,0

400 2 10,0 10,0 95,0

410 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Page 114: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lampiran 8. Hasil Olahan SPSS Univariat Kelompok Qoriah

Descriptives

Descriptive Statistics

Statistic Bootstrapa

Bias Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Upper

Usia

N 20 0 3 14 26

Minimum 15

Maximum 22

Mean 18,45 ,00 ,53 17,43 19,44

Std. Deviation 2,395 -,073 ,219 1,873 2,722

Tb

N 20 0 3 14 26

Minimum 146

Maximum 162 Mean 153,88 ,01 ,93 152,09 155,74

Std. Deviation 4,217 -,120 ,527 3,038 5,103

BB

N 20 0 3 14 26

Minimum 35

Maximum 69 Mean 49,94 ,03 1,89 46,25 53,57

Std. Deviation 8,536 -,270 1,265 5,836 10,785

Jml latihan

N 20 0 3 14 26

Minimum 3

Maximum 7 Mean 4,60 ,00 ,23 4,13 5,11

Std. Deviation 1,046 -,041 ,176 ,616 1,338

Lama latihan per minggu

N 20 0 3 14 26

Minimum 120

Maximum 450 Mean 273,00 ,91 18,63 236,68 309,98

Std. Deviation 84,237 -3,644 13,435 53,683 105,919

APE post

N 20 0 3 14 26

Minimum 290

Maximum 520 Mean 371,00 -,71 13,20 346,67 398,32

Std. Deviation 60,428 -3,376 11,721 33,604 76,954

Valid N (listwise) N 20 0 3 14 26

Page 115: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Frequencies Statistics

Usia Tb BB Olahraga Jml latihan Lama latihan

per minggu

APE post

N Valid 20 20 20 20 20 20 20

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 18,45 153,88 49,94 4,60 273,00 371,00

Median 19,00 154,00 51,10 5,00 300,00 365,00

Mode 21 149a 52 5 300 370

Std. Deviation 2,395 4,217 8,536 1,046 84,237 60,428

Minimum 15 146 35 3 120 290

Maximum 22 162 69 7 450 520

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

15 3 15,0 15,0 15,0

16 3 15,0 15,0 30,0

17 2 10,0 10,0 40,0

18 1 5,0 5,0 45,0

19 3 15,0 15,0 60,0

20 2 10,0 10,0 70,0

21 5 25,0 25,0 95,0

22 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Tb

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

146 1 5,0 5,0 5,0

149 3 15,0 15,0 20,0

150 1 5,0 5,0 25,0

151 1 5,0 5,0 30,0

152 2 10,0 10,0 40,0

153 1 5,0 5,0 45,0

154 2 10,0 10,0 55,0

155 3 15,0 15,0 70,0

156 1 5,0 5,0 75,0

158 1 5,0 5,0 80,0

159 2 10,0 10,0 90,0

160 1 5,0 5,0 95,0

162 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Page 116: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

BB

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

35 1 5,0 5,0 5,0

37 1 5,0 5,0 10,0

41 1 5,0 5,0 15,0

42 1 5,0 5,0 20,0

43 1 5,0 5,0 25,0

44 1 5,0 5,0 30,0

46 1 5,0 5,0 35,0

47 1 5,0 5,0 40,0

48 1 5,0 5,0 45,0

50 1 5,0 5,0 50,0

52 1 5,0 5,0 55,0

52 2 10,0 10,0 65,0

53 1 5,0 5,0 70,0

54 1 5,0 5,0 75,0

55 1 5,0 5,0 80,0

58 1 5,0 5,0 85,0

59 1 5,0 5,0 90,0

62 1 5,0 5,0 95,0

69 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Olahraga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

tidak 18 90,0 90,0 90,0

ya 2 10,0 10,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Jml latihan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

3 5 25,0 25,0 25,0

5 14 70,0 70,0 95,0

7 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Page 117: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lama latihan per minggu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

120 1 5,0 5,0 5,0

150 1 5,0 5,0 10,0

180 4 20,0 20,0 30,0

300 12 60,0 60,0 90,0

420 1 5,0 5,0 95,0

450 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

APE post

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

290 1 5,0 5,0 5,0

300 2 10,0 10,0 15,0

320 1 5,0 5,0 20,0

330 2 10,0 10,0 30,0

340 1 5,0 5,0 35,0

350 2 10,0 10,0 45,0

360 1 5,0 5,0 50,0

370 3 15,0 15,0 65,0

390 1 5,0 5,0 70,0

400 2 10,0 10,0 80,0

410 1 5,0 5,0 85,0

420 1 5,0 5,0 90,0

500 1 5,0 5,0 95,0

520 1 5,0 5,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Page 118: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lampiran 9. Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

APE post ,157 20 ,200* ,954 20 ,430

APEpostqoriah ,157 20 ,200* ,910 20 ,064

PENYANYI

Page 119: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat
Page 120: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

QORIAH

Page 121: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat
Page 122: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat

Lampiran 10. Hasil Olahan SPSS Bivariat (Paired-t test)

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 APE post 330,00 20 57,674 12,896

APEpostqoriah 371,00 20 60,428 13,512

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 APE post & APEpostqoriah 20 ,115 ,630

Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1

APE post -

APEpostqor

iah

-41,000 78,600 17,575 -77,786 -4,214 -2,333 19 ,031

Page 123: PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35983...Maria Ulfah, MA selaku pimpinan Pondok Pesantren I Al-Qura’an Baitul Qurro Ciputat